robert tupan lanjutan blok 14

9
Dd lanjutan untuk artritis gout Arthritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi klinik klasik AR adalah poliartritis sistemik yang terutama mengenai sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan sinovial sendi, AR juga bisa mengenai organ-organ di luar persendian seperti kulit, jantung, paru-paru dan mata. Mortalitasnya meningkat akibat adanya komplikasi kardiovaskular, infeksi, penyakit ginjal, keganasan. Menegakkan diagnosis dan memulai terapi sedini mungkin, dapat menurunkan progesifitas penyakit. Pada penelitian klinis, AR didiagnosis secara resmi dengan menggunakan tujuh kriteria dari American College of Rheumatology. Pada penderita AR stadium awal mungkin sulit menegakkan diagnosis definitif dengan menggunakan kriteria ini. Pada kunjungan awal, penderita harus ditanyakan tentang derajat nyeri durasi dari kekakuan dan kelemahan serta keterbatasan fungsional. Diagnosis AR ditegakkan bila terpenuhi 4 atau lebih kriteria. Kriteria tersebut antara lain : 1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam. 2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan. 3. Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari. 1

Upload: aginnginna

Post on 09-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Robert Tupan Lanjutan Blok 14

TRANSCRIPT

Page 1: Robert Tupan Lanjutan Blok 14

Dd lanjutan untuk artritis gout

Arthritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh

inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama.

Manifestasi klinik klasik AR adalah poliartritis sistemik yang terutama mengenai

sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan sinovial sendi, AR juga bisa

mengenai organ-organ di luar persendian seperti kulit, jantung, paru-paru dan mata.

Mortalitasnya meningkat akibat adanya komplikasi kardiovaskular, infeksi, penyakit

ginjal, keganasan. Menegakkan diagnosis dan memulai terapi sedini mungkin, dapat

menurunkan progesifitas penyakit.

Pada penelitian klinis, AR didiagnosis secara resmi dengan menggunakan

tujuh kriteria dari American College of Rheumatology. Pada penderita AR stadium

awal mungkin sulit menegakkan diagnosis definitif dengan menggunakan kriteria ini.

Pada kunjungan awal, penderita harus ditanyakan tentang derajat nyeri durasi dari

kekakuan dan kelemahan serta keterbatasan fungsional.

Diagnosis AR ditegakkan bila terpenuhi 4 atau lebih kriteria. Kriteria tersebut

antara lain :

1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam.

2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan.

3. Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari.

4. Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris).

5. Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis.

6. Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.

7. X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari

rheumatoid arthritis, dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.

Pemeriksaan Penunjang

Ditemukan suatu respons inflamasi akut yaitu LED dan CRP yang meningkat serta

hipergamaglobulinea difus. Faktor reumatoid ditemukan pada mayoritas kasus (85-

90%) walaupun mungkin pada awal penyakit tidak memberikan hasil yang positif

(70% pada onset penyakit). Foto rontgen hanya memperlihatkan pembengkakkan

jaringan lunak pada saat tersebut. Perubahan erosif sering terjadi dalam waktu 2 tahun

sejak onset dan biasanya pertama kali terjadi di kaki.

Jadi yang di periksa di laboratorium : ↑ LED, ↑ CRP, ↑ gamaglobulin, anemia, titer

RF tinggi berkaitan dengan penyakit yang lebih parah.

1

Page 2: Robert Tupan Lanjutan Blok 14

Nilai rujukan untuk RF dewasa : <1:20 titer; <1:40 penyakit inflamasi kronis; 1:20-80

positif untuk keadaan artritis reumatoid dan penyakit lain; >1:80 positif untuk artritis

reumatoid. Untuk anak biasanya tidak dilakukan. Untuk lansia hasilnya sedikit

meningkat.

Uji RF dapat ditemukan positif pada berbagai penyakit kolagen. Uji RF tidak boleh

digunakan untuk memantau tahap pengobatan lanjut RA karena temuan uji RF sering

didapati tetap positif, walaupun pemulihan klonis telah tercapai. Selain itu, juga

diperlukan waktu kira-kira 6 bulan untuk peningkatan titer yang signifikan. Untuk

mendiagnosis dan mengevaluasi RA, sering pula dilakukan uji ANA danuji aglutinasi

protein C-reaktif.

Peningkatan kadar RF dapat disebabkan oleh : Artritis reumatoid, lupus eritematosis,

dermatomiositis, skleroderma, mononukleosis infeksius, tuberkulosis, leukemia,

sarkoidosis, sirosis hati, hepatitis, sifilis, infeksi kronis, lansia.

Diperiksa secara radiologi.

Pannus (synovium invasif) merusak kartolago dan secara selektif mengerosi bagian

tulang intraartikular yang tidak dilindungi oleh kartilagi hialin.

Gambaran radiologi :

- Dini : demineralisasi ringan, efusi sendi, pembengkakan perikapsular.

- Pertengahan : erosi fokal sepanjang tepi korteks juksta-artikular, kartilago menyempit.

- Lanjut : destruksi masif tulang dan kartilago, sunluksasi, ankilosis fibrosa.

Etiologi dari artritis reumatoid ini diduga ada 4 macam :

- Faktor genetik

- Faktor lingkungan

- Faktor infeksi

- Hormon seks.

Faktor genetik dari AR tidak diketahui secara pasti. Terdapat interaksi yang kompleks

antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik berperan penting terhadap

kejadian AR, dengan angka kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60%.

Faktor lingkungan diduga di lingkungan yang dingin dapat memicu timbulnya

autoantibody.

Faktor infeksi. Beberapa virus dan bakteri diduga sebagai agen penyebab penyakit.

Organisme ini diduga menginfeksi sel host dan merubah reaktivitas atau respon sel T

sehingga mencetuskan timbulnya penyakit. Walaupun belum ditemukan agen infeksi

yang secara nyata terbukti sebagai penyebab penyakit.

2

Page 3: Robert Tupan Lanjutan Blok 14

Hormon sex. Prevalensi AR lebih besar pada perempuan dibandingkan dengan laki-

laki, sehingga di duga hormon sex berperan dalam perkembangan penyakit ini.

Gambaran klinis pada tampilan awal :

- Pembengkakan sendi, nyeri tekan, nyeri, dan kaku, biasanya sangat mengganggu di

pagi hari dan membaik seiring dengan berjalannya hari dan muncul kembali pada

malam hari.

- Persendian kecil pada tangan dan kaki cenderung terkena secara asimetris pada

awalnya, akhirnya menjadi simetris diikuti oleh sendi-sendi yang lebih besar seperti

lutut dan siku di mana efusi yang jelas dapat terlihat.

- Onsetnya seringkali bertahap dan asimetris disertai nyeri sendi yang hilang timbul,

pembengkakan dan kekakuan, sering disertai oleh lesu dan fatigue. Pemeriksaan klinis

mungkin normal pada saat onset, tapi lebih sering memperlihatkan gambaran khas

sinovitis :

o Adanya pembengkakan, hangat, dan nyeri tekan pada sendi MIP, PIP, pergelangan

tangan, dan MTP dengan distribusi yang simetris.

o Tenosinovitis adalah gambaran awal yang menonjol sering mengenai membran

tendon ekstensor pada punggung tangan. 1-3

Komplikasi

Kerusakan jangka panjang dapat diakibatkan :

- Efek samping obat, terutama akibat steroid jangka panjang

- Mielopati servikal

- Keterlibatan jantung

- Amiloidosis ( yang mengakibatkan gagal ginjal dan sindrom nefrotik )

- Penyakit paru rheumatoid.

Secara keseluruhan arthritis rheumatoid mengurangi lamanya hidup sebanyak 5-10

tahun.

Penatalaksanaan

Medika Metosa

Prinsip dari terapi dari rheumatoid arthritis adalah untuk meminimalkan gejala dan

memperbaiki prognosis.

1. Pengobatan simptomatik.

Analgesic sederhana atau obat anti inflamasi (OAINS). Obat-obat ini tidak

memiliki dampak terhadap hasil jangka panjang (kecacatan dan deformitas). OAINS

3

Page 4: Robert Tupan Lanjutan Blok 14

dengan spesifikasi relative terhadap isoform COX-2 siklooksigenase menimbulkan

komplikasi saluran pencernaan lebih sedikit, obat-obat ini direkomendasikan pada

manula dan mereka yang memiliki factor resiko terjadinya ulkus saluran pencernaan.

2. Modifikasi penyakit yang mendasari.

Obat imunomodulator lini ke dua (obat antireumatik yang memodifikasi

penyakit/ Disease Modifying AntiRheumatic Drugs [DMARD]) meliputi metotreksat,

sulfasalazin, azatioprin, garam emas injeksi, siklosporin A, dan obat antimalaria.

3. Terapi ajuvan dengan kortikosteroid.

Untuk penyakit sistemik yang berat, inflamasi intermiten yang sangat mengganggu

atau vaskulitis steroid dapat diberikan secara bertahap, misalnya 80-120 mg i.m. depot

atau 500-1000 mg i.v. metilprednisolon..

Non Medika Metosa

Beberapa terapi antara lain: terapi puasa, suplementasi asam lemak esensial,

terapi spa dan latihan. Pemberian suplemen minyak ikan (cod liver oil) bias

digunakan sebagai NSAID-sparing agents pada penderita AR. Memberikan edukasi

dan pendekatan multidisplin dalam perawatan penderita, bias memberikan manfaat

jangka pendek. Penggunaan terapi herbal, acupuncture dan splinting belum dapat

bukti yang meyakinkan.

Pseudogout (penyakit pengendapan kristal kalsium pirofosfat dihidrat) adalah

suatu penyakit yang ditandai dengan serangan artritis yang menimbulkan nyeri dan

hilang timbul, yang disebabkan oleh endapan kristal kalsium pirofosfat.

Penyakit ini biasanya terjadi pada usia lanjut, baik pria maupun wanita.

Pada akhirnya penyakit ini menyebabkan kemunduran pada sendi yang terkena.

PENYEBAB

Penyebab pseudogout tidak diketahui.

Penyakit ini bisa terjadi pada orang yang memiliki penyakit lain, seperti:

- tingginya kadar kalsium dalam darah karena tingginya kadar hormon paratiroid

(hiperparatiroidisme)

- tingginya kadar zat besi dalam jaringan (hemokromatosis)

- rendahnya kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia).

4

Page 5: Robert Tupan Lanjutan Blok 14

GEJALA

Gejalanya bervariasi.

Beberapa penderita mengalami serangan artritis yang menimbulkan nyeri,

biasanya di lutut, pergelangan tangan atau sendi-sendi lainnya yang relatif besar.

Penderita lainnya mengalami nyeri menetap dan menahun, serta kekakuan pada sendi

lengan dan tungkai, yang bisa dikelirukan sebagai artritis rematoid.

Serangan akut biasanya tidak sehebat gout.

Diantara serangan, beberapa penderita tidak merasakan nyeri, bahkan

beberapa orang yang memiliki sejumlah besar endapan kristal tidak merasakan nyeri.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan cairan sendi, yang

menunjukkan adanya kristal kalsium pirofosfat.

Pada foto rontgen akan tampak endapan berwarna putih dari kristal kalsium

pirofosfat.

PENGOBATAN

Biasanya pengobatan dapat menghentikan serangan akut dan mencegah

serangan baru tetapi tidak dapat mencegah kerusakan sendi yang terkena.

Obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen) banyak digunakan untuk

mengurangi nyeri dan peradangan.

Untuk mengurangi peradangan dan nyeri selama serangan kadang disuntikkan

kolkisin secara intravena dan untuk mencegah serangan diberikan kolkisin dosis

rendah dalam bentuk tablet.

Kadang cairan sendi yang berlebihan dibuang dan suatu larutan kristal

kortikosteroid disuntikkan langsung ke dalam sendi untuk mengurangi peradangan.

5

Page 6: Robert Tupan Lanjutan Blok 14

6