~rotoardibandungpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/galamedia...bantara lain galian jalan...

2
o Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat Sabtu 0 Minggu 456 7 18 19 20 21 22 8 9 10 11 12 13 14 15 23 24 25 ~ 27 28 29 30 31 OPeb _Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes \ ~rotoardiBandung Tidak Nyaman Oleh TIANA RATNAWATI Raya, Haryoto Kunto menulis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pepohonan yang akan dijadikan peneduh jalanan. Buahnya tidak boleh be- sar, karena bisa menimpa manu- sia atau kendaraan yang lewat di bawahnya. Daun yang bergugu- ran tidak boleh terlau banyak se- hingga menyumbat selokan dan mengotori jalan. Syarat lainnya, masih dalam buku yang sama, batang kayu, ranting, dan cabang pohon peneduh harus kuat liat serta tidak mudah patah diterpa angin kencang. Sedangkan pe- tumbuhan akarnya, tak boleh ter- lampau cepat dan menjalar kian kemari sehingga merusak "berm" (tanggul) pinggiran jalan. Syarat seperti itu sebenarnya sndah dipenuhi di beberapa ruas jalan utama, seperti dijalan Ir. H. Juanda di daerah Dago, Dipe- nogoro, Padjadjaran, dan Jln. Pasteur. Sayangnya, pohon-po- hon itu sebagianbesar sudah dite- bang dan diganti. Pohon pengganti ini berbeda dengan pendahulunya. Bebera- pa syarat tidak tepenuhi. Salah satunya pohon berakar panjang dan menjalar keluar. Sering kita temukan trotoar yang terbelah atau terangkat akar pohon se- hingga ada rongga menganga yang mampu menenggelamkan tubuh seorang anak balita. Disep- anjangjalan Suci (Surapati-Cic- aheum) banyak kitajumpai po- hon Kersen dan Flamboyan. Po- hon-pohon ini memang cepat K · EMACETAN kini su- dah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Bandung. Ada banyak fak- tor penyebabnya antara lainjum- lah kendaraan yang terus bertam- bah, kondisijalan yang buruk, dan pengendara yang tidak disi- plin. Bahkan pejalan kaki pun di- tuding sebagai salah satu penye- bab semrawutnya lalu lintas Ko- ta Bandung. Kalau kita perha- tikan, banyak pejalan kaki memil- ih berlenggang kaki dijalanan raya ketimbang di trotoar. Mere- ka berdesak-desakan dengan kendaraan. Hak dan kewajiban pejalan ka- ki sebenarnya telah diatur dalam pasal 131 dan 132 UU No. 22 Tahun 2009 ten tang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal tgi menyebutkan, pejalan kaki ber- hak atas ketersediaan fasilitas .pendukung berupa trotoar. Pasal 132 menuntut kepatuhan pejalan kaki untuk berjalan di bagian jalan yang memang diperun- tukkan bagi pejalan kaki. Pasal inijuga mengamanatkan pejalan kaki menyeberang ditempat yang sudah disediakan. Sayangnya trotoar di Bandung tidak ramah pada pejalan kaki. Kondisinya rusak, berlubang, bahkan sulit dilalui karena dipenuhi pedagang kaki lima (PKL)yang membuat orangtidak nyaman berjalan, J alanan trotoar yang tidak lu- rus dan terpotong-potongjuga membuat pejalan enggan ber- jalan di trotoar. Kondisi ini san- gat menyiksa bagi kaum manula dan ibu hamil. Pejalan harus naik turun karena trotoar yang po- sisinya lebih tinggi dari badan jalarr, dipotong oleh pemilik rumah yang memilikikendaraan. Begitu pun di gedung perkan- toran, hotel, dan pusat -pusat per- belaniaan umumnya trotoar dipo- tong agar kendaraan bisa keluar masukdenganlancar. Trotoarpa- da akhirnya lebih sebagai hiasan asal ada saja ketimbang untuk kenyamanan para pedestrian. Trotoar bukan saja tidak nya- man melainkan tidak aman bagi penjalan kaki. Kecelakaan akibat trotoar yang bolong sudah ser- ingkali terjadi dan diberitakan. Beberapa waktu lalu media mas- sa sempatmengabarkantentang anak balitayangterperosok ditro- toar yang bolong, sang ibu yang tengah hamil tak kuasa menarik lengan sang buah hati. Arus de- ras di bawah trotoar meng- hanyutkan sang balita, baru dua hari kemudian jenazahnya dite- mukan. Tragis! Mengapa tidak nyaman dan aman? Ada beberapa penyeba- bantara lain galian jalan untuk pemasangan kabel, saluran air bersih, saluran air kotor, dll. Bongkarpasang pun terus berlan- jut ketikapihak BinaMargamem- perlebar jalan. Pembongkaran berulang-ulang menyebabkan struktur tanah rusak, kualitas ba- han yang buruk dan pengerjaan yang asal-asalan, membuat tro- toar mudah rusak. Pemilihanjenis pohon pene- duh jalan yang tidak tepat pun bisa jadi salah satu penyebab rusaknya trotoar. Dalambuku Se- merbak Bunga di Bandung -- KrgHumas Onpad 2011 J

Upload: trinhxuyen

Post on 26-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

o Selasa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat • Sabtu 0 Minggu456 7

18 19 20 21 228 9 10 11 12 13 14 1523 24 25 ~ 27 28 29 30 31

OPeb _Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

\

~rotoardiBandungTidak Nyaman

OlehTIANA RATNAWATI

Raya, Haryoto Kunto menulis,ada beberapa persyaratan yangharus dipenuhi oleh pepohonanyang akan dijadikan peneduhjalanan. Buahnya tidak boleh be-sar, karena bisa menimpa manu-sia atau kendaraan yang lewat dibawahnya. Daun yang bergugu-ran tidak boleh terlau banyak se-hingga menyumbat selokan danmengotori jalan. Syarat lainnya,masih dalam buku yang sama,batang kayu, ranting, dan cabangpohon peneduh harus kuat liatserta tidak mudah patah diterpaangin kencang. Sedangkan pe-tumbuhan akarnya, tak boleh ter-lampau cepat dan menjalar kiankemari sehinggamerusak "berm"(tanggul) pinggiran jalan.

Syarat seperti itu sebenarnyasndah dipenuhi dibeberapa ruasjalan utama, seperti dijalan Ir. H.Juanda di daerah Dago, Dipe-nogoro, Padjadjaran, dan Jln.Pasteur. Sayangnya, pohon-po-hon itu sebagianbesar sudah dite-bang dan diganti.

Pohon pengganti ini berbedadengan pendahulunya. Bebera-pa syarat tidak tepenuhi. Salahsatunya pohon berakar panjangdan menjalar keluar. Sering kitatemukan trotoar yang terbelahatau terangkat akar pohon se-hingga ada rongga mengangayang mampu menenggelamkantubuh seorang anak balita.Disep-anjangjalan Suci (Surapati-Cic-aheum) banyak kitajumpai po-hon Kersen dan Flamboyan. Po-hon-pohon ini memang cepat

K·EMACETAN kini su-dah menjadi bagian darikehidupan sehari-hari

warga Bandung. Ada banyak fak-tor penyebabnya antara lainjum-lah kendaraan yang terus bertam-bah, kondisijalan yang buruk,dan pengendara yang tidak disi-plin. Bahkan pejalan kaki pun di-tuding sebagai salah satu penye-bab semrawutnya lalu lintas Ko-ta Bandung. Kalau kita perha-tikan, banyak pejalan kakimemil-ih berlenggang kaki dijalananraya ketimbang di trotoar. Mere-ka berdesak-desakan dengankendaraan.

Hak dan kewajiban pejalan ka-ki sebenarnya telah diatur dalampasal 131 dan 132 UU No. 22Tahun 2009 ten tang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan. Pasal tgimenyebutkan, pejalan kaki ber-hak atas ketersediaan fasilitas.pendukung berupa trotoar. Pasal132menuntut kepatuhan pejalankaki untuk berjalan di bagianjalan yang memang diperun-tukkan bagi pejalan kaki. Pasalinijuga mengamanatkan pejalankaki menyeberang di tempat yangsudah disediakan.

Sayangnya trotoar di Bandungtidak ramah pada pejalan kaki.Kondisinya rusak, berlubang,bahkan sulit dilalui karenadipenuhi pedagang kaki lima(PKL)yang membuat orangtidaknyaman berjalan,

Jalanan trotoar yang tidak lu-rus dan terpotong-potongjugamembuat pejalan enggan ber-jalan di trotoar. Kondisi ini san-gat menyiksa bagi kaum manuladan ibu hamil. Pejalan harus naik

turun karena trotoar yang po-sisinya lebih tinggi dari badanjalarr, dipotong oleh pemilikrumah yang memilikikendaraan.Begitu pun di gedung perkan-toran, hotel, dan pusat -pusat per-belaniaan umumnya trotoar dipo-tong agar kendaraan bisa keluarmasukdenganlancar. Trotoarpa-da akhirnya lebih sebagai hiasanasal ada saja ketimbang untukkenyamanan para pedestrian.

Trotoar bukan saja tidak nya-man melainkan tidak aman bagipenjalan kaki. Kecelakaan akibattrotoar yang bolong sudah ser-ingkali terjadi dan diberitakan.Beberapa waktu lalu media mas-sa sempatmengabarkantentanganak balitayangterperosok di tro-toar yang bolong, sang ibu yangtengah hamil tak kuasa menariklengan sang buah hati. Arus de-ras di bawah trotoar meng-hanyutkan sang balita, baru duahari kemudian jenazahnya dite-mukan. Tragis!

Mengapa tidak nyaman danaman? Ada beberapa penyeba-bantara lain galian jalan untukpemasangan kabel, saluran airbersih, saluran air kotor, dll.Bongkarpasang pun terus berlan-jut ketikapihak BinaMargamem-perlebar jalan. Pembongkaranberulang-ulang menyebabkanstruktur tanah rusak, kualitas ba-han yang buruk dan pengerjaanyang asal-asalan, membuat tro-toar mudah rusak.

Pemilihanjenis pohon pene-duh jalan yang tidak tepat punbisa jadi salah satu penyebabrusaknya trotoar. Dalambuku Se-merbak Bunga di Bandung

--Krg Humas Onpad 2011

J

pertumbuhannya, mudah di-rawat, dan sangat rindang. Ma-langnya, akar pohon menjalardan sampah daunnya sangat ba-nyak, sehingga menyumbat salu-ran pembuangan air hujan.Berbagai upaya perbaikan su-

dah dicoba oleh Pemkot Ban-dung, tapi hasilnya belum mak-simal, Dalam sebuah situs inter-net, Haryo Winarso, peneliti se-nior Laboratorium DesainUrban,Depaetemen Planologi ITB,me-nuturkan bahwaketidakselarasan ..trotoar dengan lingkungan terja-di karena penataan kota yangtidak utuh. Perubahan fungsikawasan seharusnya diikuti den-gan perubahan fasilitas umum.Contoh sekitarjalan Riaudan Da-go, semula daerah pemukiman,sekarang kawasan perdagangan.Desain trotoar jadi tidak selaras.dengan lingkungan. Untukkawa-san peDlukim~ trotoar 1-

1,5meter sudabenkup. TaeLun-tukkawasan per&g\ngan!Wingsedikit berlebar 3 meter telahmemadai.Tahun 1990 Dirjen Bina Mar-

ga sudah menentukan lebar efek-tif trotoar adalah 1,2meter. Jalanselebar inihanya cukup untuk pe-jalan kaki.padahal sulit rasanyakita temukan trotoar tanpa ke-hadiran pedagang kaki lima. Dibeberapa taman dan pusat per-belanjaan dibangun trotoar den-gan desain yang indah dan nya-man. Kenyamanan berjalan-jalandi sinibiasanya tidak berlangsunglama, pejalan kaki lagi-lagiberebutan dengan pedagang ka-ki lima. Tambah lagi, ada tamanta~i di~gari, untuk kita berjalan-

jalan menikmatinya hams men-geluarkan sejumlah uang, meskiada pula yang tanpa pintu masuk.Semakin berkuranglah hak pe-jalankaki.Di beberapa negara, misalnya

Arnerika, Jepang dan negara-ne-gara Eropa, aturan mengenai tro-toar juga mempertimbangkanpara difabel (different ability),dalam istilah bahasa Indonesiasering disebut cacat atau tuna.Trotoar yang terpotong jalanhams diberi jalan landai pad aujungjalannya. Inimemudahkanpara pegguna kursi roda lalu-lalang.Peraturan ini tidak hanya

memberi keuntungan bagi paradifabel, ujungjalan landaijugamemudahkan kaum ibuberjalan-jalan sambil membawa keretabayi, para manula, ibu hamil,anak-anak, bahkan para pelan-congygng membawa tas besarberoda. DiIndonesia, Yogyakar-ta sudah mulai menerapkan ga-gasan cemerlang tersebut di se-bagian sudut kota, begitujuga be-berapa pusat perbelajaan mewahdiJakarta.Jika Yogyakarta dan Jakarta,

mungkinjuga kota lain, sudahmembangun trotoaryang nya-man, maka pejabat KotaBandungbaiknyajuga memikirkan trotoaryang ramah, nyaman dan amanbagi pedestrian. Dengan begitu,para pejalan kaki tidak memberisumbangan kemacetan dan Ko-ta Bandung yang berslogan kotajasa yang bermartabat.(penulisadalah alumni AntropologiUniversitas Pa«ljadjaran, mu:rumah tangga)**