rma jayagiri - gagasan toys library

6
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 1 DRAFT Rumah Mainan Anak Jayagiri (Gagasan: Layanan Toys Library) oleh Ujang Rahmat A. Pendahuluan Belajar, bagi anak usia dini adalah bermain. Apapun yang dibelajarkan anak dikemas dengan bentuk permainan. Tentunya, setiap kita bersepakat atas pernyataan tersebut. Dengan demikian, upaya belajar dalam rangka menumbuhkembangkan anak, haruslah didukung oleh sejumlah alat permainan. Persoalannya, alat permainan seperti apa yang layak diberikan pada anak? Bagaimanakah ketersediaan alat permainan itu di lingkungan sekitar kita? Faktanya, pemahaman terhadap alat permainan yang layak bagi anak itu belum dimiliki oleh semua orang tua. Dalam memilihnya, orang tua cukup berasumsi bahwa dengan alat main yang dipilihkannya tersebut, bisa membuat anak diam dan tidak mengganggu aktivitasnya. Jelas, ini keliru. Yang lebih fatal lagi, kasus serupa terjadi pada satuan pendidikan anak usia dini (PAUD). Guru, sebagai ujung tombak yang bersentuhan dengan anak, tidak menutup kemungkinan memiliki pemahaman seperti orang tua tadi. Sejatinya, alat permainan yang digunakan oleh anak memiliki kriteria kelayakan tersendiri. Label ramah anak menjadi kata kunci, bahwa sebuah alat tersebut disebut layak atau tidak. Yang dimaksud dengan ramah, setidaknya ketika dimainkan oleh anak tidak membahayakan (mengandung zat tertentu) dan tidak melukai fisik. Selebihnya, jenisnya pun haruslah sesuai dengan usia perkembangannya. Dengan demikian, alat permainan yang digunakan oleh anak, bukan sekedar menghidur, melainkan memiliki nilai untuk merangsang perkembangan otaknya. Selanjutnya, keberadaan alat permainan yang sesuai dengan perkembangan anak sukar didapat. Minimnya ruang untuk bermain pun menjadi salah satu faktor utamanya. Alat permainan yang edukatif pun terasa langka diperoleh anak. Kondisi ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak swasta dengan menyediakan fasilitas rental mainan. Sayangnya, selain biaya rental yang mahal (biasanya mulai dari Rp. 150.000), jenis alat yang disewakan tersebut belumlah tentu terjamin nilai edukatifnya. Atas kondisi tersebutlah, revitalisasi satuan PAUD menjadi kunci bagi pemerintah dalam memberikan solusinya. Pemberdayaan SDM yang berada di satuan PAUD, terutama guru dalam mengadakan

Upload: rahma-winasa

Post on 16-Apr-2017

29 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: RMA Jayagiri - Gagasan Toys Library

Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 1

DRAFT

Rumah Mainan Anak Jayagiri (Gagasan: Layanan Toys Library)

oleh Ujang Rahmat

A. Pendahuluan

Belajar, bagi anak usia dini adalah bermain. Apapun yang dibelajarkan anak dikemas

dengan bentuk permainan. Tentunya, setiap kita bersepakat atas pernyataan tersebut.

Dengan demikian, upaya belajar dalam rangka menumbuhkembangkan anak, haruslah

didukung oleh sejumlah alat permainan. Persoalannya, alat permainan seperti apa yang

layak diberikan pada anak? Bagaimanakah ketersediaan alat permainan itu di lingkungan

sekitar kita?

Faktanya, pemahaman terhadap alat permainan yang layak bagi anak itu belum

dimiliki oleh semua orang tua. Dalam memilihnya, orang tua cukup berasumsi bahwa

dengan alat main yang dipilihkannya tersebut, bisa membuat anak diam dan tidak

mengganggu aktivitasnya. Jelas, ini keliru. Yang lebih fatal lagi, kasus serupa terjadi

pada satuan pendidikan anak usia dini (PAUD). Guru, sebagai ujung tombak yang

bersentuhan dengan anak, tidak menutup kemungkinan memiliki pemahaman seperti

orang tua tadi.

Sejatinya, alat permainan yang digunakan oleh anak memiliki kriteria kelayakan

tersendiri. Label ramah anak menjadi kata kunci, bahwa sebuah alat tersebut disebut

layak atau tidak. Yang dimaksud dengan ramah, setidaknya ketika dimainkan oleh anak

tidak membahayakan (mengandung zat tertentu) dan tidak melukai fisik. Selebihnya,

jenisnya pun haruslah sesuai dengan usia perkembangannya. Dengan demikian, alat

permainan yang digunakan oleh anak, bukan sekedar menghidur, melainkan memiliki

nilai untuk merangsang perkembangan otaknya.

Selanjutnya, keberadaan alat permainan yang sesuai dengan perkembangan anak

sukar didapat. Minimnya ruang untuk bermain pun menjadi salah satu faktor utamanya.

Alat permainan yang edukatif pun terasa langka diperoleh anak. Kondisi ini dimanfaatkan

oleh beberapa pihak swasta dengan menyediakan fasilitas rental mainan. Sayangnya,

selain biaya rental yang mahal (biasanya mulai dari Rp. 150.000), jenis alat yang

disewakan tersebut belumlah tentu terjamin nilai edukatifnya. Atas kondisi tersebutlah,

revitalisasi satuan PAUD menjadi kunci bagi pemerintah dalam memberikan solusinya.

Pemberdayaan SDM yang berada di satuan PAUD, terutama guru dalam mengadakan

Page 2: RMA Jayagiri - Gagasan Toys Library

Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 2

alat permainan yang edukatif.

Lahirnya Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum PAUD,

mensyaratkan bahwa pembelajaran menggunakan metode saintifik. Konsekuensinya,

pembelajaran harus melingkupi aktivitas: mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Untuk menunjang kelima aktivitas itu,

peran media pembelajaran menjadi salah satu faktor penunjangnya. Senyawa dengan

itu, Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang standar PAUD. Terutama dalam

standar pendidik, guru dituntut profesional dalam menjalankan amanahnya untuk

memenuhi standar kualifikasi dan kompetensinya. Dari aspek kompetensi, guru

diharapkan mampu mengembangan alat permainan (baca: media belajar). Dengan kata

lain, kompetensi guru dalam menghadirkan media di kelas, bukan hanya memilih,

melainkan memproduksinya. Asumsinya, media yang dikembangkan guru akan lebih

efektif dibanding membeli atau sumber lainnya. Media yang dikembangkan guru akan

lebih memperhatikan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang akan

dicapai. Selain itu, bahan yang digunakan pun lebih mengutamakan pemanfaatan

konteks lokal.

Untuk mengoptimalkan layanan penyediaan alat permainan dan kemampuan guru

terhadap media tersebut, PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat pada tahun 2017 memiliki

layanan program berupa toys library. Toys library yang dinamai Rumah Mainan Anak

Jayagiri (RMA Jayagiri) ini merupakan bagian dari laman yang bisa diakses masyarakat

pada www.pkbmdaring.kemdikbud.g.id. Secara umum, terdapat tiga jenis layanan yang

disediakannya: galeri main, bengkel main, dan donasi main. Layanan main ini

dilaksanakan dalam bentuk dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).

Perpaduan antara daring dan luring ini, dipilih dengan asumsi:

1. Memperluas kesempatan belajar. Keterbatasan anggaran program pemerintah,

menjadikan tidak semua guru berkesempatan mengikuti pelatihan. Melalui bentuk

daring, semua guru PAUD memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya

terutama dalam mengembangkan media belajar.

2. Meningkatkan efisiensi. Pelaksanaan daring yang relatif fleksibel dari aspek tempat,

dapat menjadikan kemudahan bagi guru, terutama unsur biaya. Baik guru maupun

pelathnya, tidak harus berkunjung ke lokasi masing-masing.

3. Meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. Kelonggaran waktu yang berdasarkan

kesepakatan pelatih dan guru, bisa dijadikan keleluasaan dalam menjaga hasil

belajar. Pelatih memiliki kelonggaran untuk membimbing guru dalam

mengembangkan media belajar.

Page 3: RMA Jayagiri - Gagasan Toys Library

Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 3

4. Mengurangi kesenjangan digital. Melalui proses daring, guru “dipaksa” untuk mampu

menggunakan teknologi informasi. Melalui aktifitas ini, secara tidak langsung, guru

pun melek teknologi.

Namun demikian, dari sekian keunggulan daring ini terdapat tantangan yang harus

dihadapi:

1. Tidak semua guru memiliki kemampuan dalam pemanfaatan IT dalam KBM

2. Kemampuan IT yang terbatas

3. Belum cukup tersedianya komputer pada satuan PAUD sehingga harus ke warnet

untuk akses internet.

Rumah Mainan Anak Jayagiri (RMA Jayagiri) ini digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat

sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat (baca: guru PAUD) dalam

bentuk penyediaan fasilitas pinjam ragam permainan yang dapat dijadikan sebagai

media pembelajaran bagi anak usia dini. Selain mengedukasi masyarakat, RMA Jayagiri

pun memberikan layanan konsultasi dan pelatihan bagi guru dalam pengembangan

media belajar. Dengan demikian, melalui RMA Jayagiri ini dapat mengoptimalkan

layanan program pendidikan anak usia dini kepada masyarakat dengan baik.

B. Tujuan

1. Menyediakan layanan peminjaman mainan pada satuan PAUD dan masyarakat

secara umum

2. Memberikan layanan pemahaman dalam pemanfaatan media belajar melalui kegiatan

konsultasi dan pelatihan pelatihan pengembangan media.

3. Membuka layanan partisipasi masyarakat untuk berkontribusi pada RMA Jayagiri

dalam bentuk donasi mainan anak.

C. Sasaran

Yang menjadi sasaran program RMA Jayagiri adalah masyarakat dan guru PAUD di

seluruh Indonesia yang dapat mengakses http://pkbmdaring.kemdikbud.go.id.

Sementara itu, untuk layanan luringnya adalah masyarakat dan guru PAUD yang

berdomisili di sekitar Kecamatan Lembang dan sekitarnya.

Page 4: RMA Jayagiri - Gagasan Toys Library

Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 4

D. Aksi Program

Program yang dilaksanakan di RMA Jayagiri ini dikemas dalam bentuk Daring dan Luring

dengan proporsi sesuai kapasitas dan kebutuhan layanan.

1. GALERI MAIN

a. Tujuan

1) Memberikan informasi mengenai ragam, jenis, dan bentuk media belajar yang

dapat dijadikan sarana bermain untuk anak.

2) Menyediakan fasilitas pinjaman mainan bagi pada satuan PAUD dan

masyarakat secara umum

b. Bentuk Layanan

“GALERI MAIN” dikemas dalam bentuk daring dan luring

a) Daring

Unjuk Main. Laman yang menampilkan ragam jenis mainan.

Penataletakan mainan diklasifikasikan berdasarkan sentra/area: balok,

persiapan, main peran mikro, main peran makro, imtak (ibadah),

musik dan olah tubuh, seni dan kreativitas.

Ruang Pinjam. Bagian ini berupa ruang komunikasi antara

pengampu dan masyarakat untuk layanan pinjaman main.

Persyaratan minimal untuk peminjaman ini, minimal surat

permohonan peminjaman yang disertai kartu identitas.

Kreasi Main. Ruang ini yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk

meng-upload karya mainnya berupa media belajar. Spesifikasi karya

yang diberikan berupa “katalog” dengan kriteria minimal:

Nama media

Photo karya dengan resolusi standar

KI dan KD yang dikembangkan

Alat dan bahan yang digunakan

Proses produksi pembuatan

Prosedur penggunaan

Karya masyarakat dalam “kreasi main” ini, dalam beberapa periode

tertentu diseleksi untuk kemudian diapresiasi berupa reward.

Pesan Main. Aktivitas pada “pesan main” ini satuan PAUD atau

masyarakat berminat untuk memiliki permainan yang ditampilkan.

Sumbernya bisa 2: 1) adanya unit produksi media di PKBM Melati

Jayagiri; 2) Satuan PAUD atau masyarakat yang meng-upload karyana

Page 5: RMA Jayagiri - Gagasan Toys Library

Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 5

pada ruang “kreasi main”.

b) Luring

Ada satu ruangan yang khusus di-setting untuk menampilkan ragam

jenis permainan berdasarkan klasifikasi sentra/area.

Volume/ jumlah yang disediakan disesuaikan dengan rancangan:

untuk bermain di tempat dan layanan fasilitas pinjam.

Ada petugas khusus, yang berperan menjaga, merawat mainan, dan

melayani masyarakat untuk pinjaman mainan.

2. BENGKEL MAIN

a. Tujuan

1) Memberikan layanan kepada masyarakat mengenai jenis dan fungsi

permainan dalam bentuk konsultasi.

2) Memberikan layanan kepada guru PAUD dalam meningkatkan kompetensi

pengembangan media belajar bagi anak usia dini.

b. Bentuk Layanan

“BENGKEL MAIN” dikemas dalam bentuk daring dan luring

a) Daring

Konsultasi Main. Aktifitas pengampu dengan masyarakat yang

mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan permainan. Dalam

beberapa waktu tertentu, pengampu mungkin saja membuka diskusi

dengan topik tertentu. Topik tersebut dieksplor kepada masyarakat untuk

didiskusikan. Dalam sesi ini, pengampu bisa berperan sebagai

“moderator”.

Latih Main. Aktivitas latih main ini bisa diselenggarakan secara periodik.

Materi yang dijadikan pelatihan bisa dikembangkan berdasarkan aktivitas

dari “konsultasi main”. Melalui video conference, mentor bisa melatihkan

materi pelatihan, terutama proses pembuatan dan penggunaan media.

b) Luring

Petugas yang “menjaga” ruang permainan di PKBM Melati Jayagiri

memungkinkan berperan sebagai pengampu untuk melayani aktivitas

konsultasi dan pelatihan.

Page 6: RMA Jayagiri - Gagasan Toys Library

Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 6

3. DONASI MAIN

a. Tujuan

Memberikan layanan ruang partisifasi kepada masyarakat untuk mendonasikan

permainan, baik secara daring maupun luring.

b. Bentuk Layanan

“DONASI MAIN” dikemas dalam bentuk daring dan luring

a) Daring

Masyarakat berpartisifasi dengan bentuk menyumbangkan ide pengem-

bangan media dalam bentuk softfile yang di-upload pada ruang “galeri main”.

b) Luring

Masyarakat atau Satuan PAUD datang langsung ke PKBM Melati Jayagiri untuk

menyumbangkan alat permainan anak yang dapat dipergunakan masyarakat

secara umum.

E. Pelaksana

Sumber daya manusia atau personel yang dibutuhkan di RMA Jayagiri ini, minimal:

1. Pengampu, sebanyak 2 orang (daring dan luring)

2. Mentor, sebanyak 2 orang (daring dan luring)

F. Anggaran Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk operasional RMA Jayagiri ini, setidaknya untuk:

1. Pengadaan alat permainan yang akan ditempatkan pada salah satu ruang di PKBM

Melati Jayagiri

2. Handycam dan Kamera, untuk sarana pendokumentasian dalam input material web

3. Komputer/PC atau laptop dengan jaringan internet, terutama untuk layanan daring.

4. Operasional perawatan alat permainan

5. Honor pengampu dan mentor, atau sdm terkait lainnya.