rma jayagiri - gagasan toys library
TRANSCRIPT
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 1
DRAFT
Rumah Mainan Anak Jayagiri (Gagasan: Layanan Toys Library)
oleh Ujang Rahmat
A. Pendahuluan
Belajar, bagi anak usia dini adalah bermain. Apapun yang dibelajarkan anak dikemas
dengan bentuk permainan. Tentunya, setiap kita bersepakat atas pernyataan tersebut.
Dengan demikian, upaya belajar dalam rangka menumbuhkembangkan anak, haruslah
didukung oleh sejumlah alat permainan. Persoalannya, alat permainan seperti apa yang
layak diberikan pada anak? Bagaimanakah ketersediaan alat permainan itu di lingkungan
sekitar kita?
Faktanya, pemahaman terhadap alat permainan yang layak bagi anak itu belum
dimiliki oleh semua orang tua. Dalam memilihnya, orang tua cukup berasumsi bahwa
dengan alat main yang dipilihkannya tersebut, bisa membuat anak diam dan tidak
mengganggu aktivitasnya. Jelas, ini keliru. Yang lebih fatal lagi, kasus serupa terjadi
pada satuan pendidikan anak usia dini (PAUD). Guru, sebagai ujung tombak yang
bersentuhan dengan anak, tidak menutup kemungkinan memiliki pemahaman seperti
orang tua tadi.
Sejatinya, alat permainan yang digunakan oleh anak memiliki kriteria kelayakan
tersendiri. Label ramah anak menjadi kata kunci, bahwa sebuah alat tersebut disebut
layak atau tidak. Yang dimaksud dengan ramah, setidaknya ketika dimainkan oleh anak
tidak membahayakan (mengandung zat tertentu) dan tidak melukai fisik. Selebihnya,
jenisnya pun haruslah sesuai dengan usia perkembangannya. Dengan demikian, alat
permainan yang digunakan oleh anak, bukan sekedar menghidur, melainkan memiliki
nilai untuk merangsang perkembangan otaknya.
Selanjutnya, keberadaan alat permainan yang sesuai dengan perkembangan anak
sukar didapat. Minimnya ruang untuk bermain pun menjadi salah satu faktor utamanya.
Alat permainan yang edukatif pun terasa langka diperoleh anak. Kondisi ini dimanfaatkan
oleh beberapa pihak swasta dengan menyediakan fasilitas rental mainan. Sayangnya,
selain biaya rental yang mahal (biasanya mulai dari Rp. 150.000), jenis alat yang
disewakan tersebut belumlah tentu terjamin nilai edukatifnya. Atas kondisi tersebutlah,
revitalisasi satuan PAUD menjadi kunci bagi pemerintah dalam memberikan solusinya.
Pemberdayaan SDM yang berada di satuan PAUD, terutama guru dalam mengadakan
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 2
alat permainan yang edukatif.
Lahirnya Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum PAUD,
mensyaratkan bahwa pembelajaran menggunakan metode saintifik. Konsekuensinya,
pembelajaran harus melingkupi aktivitas: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Untuk menunjang kelima aktivitas itu,
peran media pembelajaran menjadi salah satu faktor penunjangnya. Senyawa dengan
itu, Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang standar PAUD. Terutama dalam
standar pendidik, guru dituntut profesional dalam menjalankan amanahnya untuk
memenuhi standar kualifikasi dan kompetensinya. Dari aspek kompetensi, guru
diharapkan mampu mengembangan alat permainan (baca: media belajar). Dengan kata
lain, kompetensi guru dalam menghadirkan media di kelas, bukan hanya memilih,
melainkan memproduksinya. Asumsinya, media yang dikembangkan guru akan lebih
efektif dibanding membeli atau sumber lainnya. Media yang dikembangkan guru akan
lebih memperhatikan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang akan
dicapai. Selain itu, bahan yang digunakan pun lebih mengutamakan pemanfaatan
konteks lokal.
Untuk mengoptimalkan layanan penyediaan alat permainan dan kemampuan guru
terhadap media tersebut, PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat pada tahun 2017 memiliki
layanan program berupa toys library. Toys library yang dinamai Rumah Mainan Anak
Jayagiri (RMA Jayagiri) ini merupakan bagian dari laman yang bisa diakses masyarakat
pada www.pkbmdaring.kemdikbud.g.id. Secara umum, terdapat tiga jenis layanan yang
disediakannya: galeri main, bengkel main, dan donasi main. Layanan main ini
dilaksanakan dalam bentuk dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Perpaduan antara daring dan luring ini, dipilih dengan asumsi:
1. Memperluas kesempatan belajar. Keterbatasan anggaran program pemerintah,
menjadikan tidak semua guru berkesempatan mengikuti pelatihan. Melalui bentuk
daring, semua guru PAUD memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya
terutama dalam mengembangkan media belajar.
2. Meningkatkan efisiensi. Pelaksanaan daring yang relatif fleksibel dari aspek tempat,
dapat menjadikan kemudahan bagi guru, terutama unsur biaya. Baik guru maupun
pelathnya, tidak harus berkunjung ke lokasi masing-masing.
3. Meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. Kelonggaran waktu yang berdasarkan
kesepakatan pelatih dan guru, bisa dijadikan keleluasaan dalam menjaga hasil
belajar. Pelatih memiliki kelonggaran untuk membimbing guru dalam
mengembangkan media belajar.
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 3
4. Mengurangi kesenjangan digital. Melalui proses daring, guru “dipaksa” untuk mampu
menggunakan teknologi informasi. Melalui aktifitas ini, secara tidak langsung, guru
pun melek teknologi.
Namun demikian, dari sekian keunggulan daring ini terdapat tantangan yang harus
dihadapi:
1. Tidak semua guru memiliki kemampuan dalam pemanfaatan IT dalam KBM
2. Kemampuan IT yang terbatas
3. Belum cukup tersedianya komputer pada satuan PAUD sehingga harus ke warnet
untuk akses internet.
Rumah Mainan Anak Jayagiri (RMA Jayagiri) ini digagas PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat (baca: guru PAUD) dalam
bentuk penyediaan fasilitas pinjam ragam permainan yang dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bagi anak usia dini. Selain mengedukasi masyarakat, RMA Jayagiri
pun memberikan layanan konsultasi dan pelatihan bagi guru dalam pengembangan
media belajar. Dengan demikian, melalui RMA Jayagiri ini dapat mengoptimalkan
layanan program pendidikan anak usia dini kepada masyarakat dengan baik.
B. Tujuan
1. Menyediakan layanan peminjaman mainan pada satuan PAUD dan masyarakat
secara umum
2. Memberikan layanan pemahaman dalam pemanfaatan media belajar melalui kegiatan
konsultasi dan pelatihan pelatihan pengembangan media.
3. Membuka layanan partisipasi masyarakat untuk berkontribusi pada RMA Jayagiri
dalam bentuk donasi mainan anak.
C. Sasaran
Yang menjadi sasaran program RMA Jayagiri adalah masyarakat dan guru PAUD di
seluruh Indonesia yang dapat mengakses http://pkbmdaring.kemdikbud.go.id.
Sementara itu, untuk layanan luringnya adalah masyarakat dan guru PAUD yang
berdomisili di sekitar Kecamatan Lembang dan sekitarnya.
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 4
D. Aksi Program
Program yang dilaksanakan di RMA Jayagiri ini dikemas dalam bentuk Daring dan Luring
dengan proporsi sesuai kapasitas dan kebutuhan layanan.
1. GALERI MAIN
a. Tujuan
1) Memberikan informasi mengenai ragam, jenis, dan bentuk media belajar yang
dapat dijadikan sarana bermain untuk anak.
2) Menyediakan fasilitas pinjaman mainan bagi pada satuan PAUD dan
masyarakat secara umum
b. Bentuk Layanan
“GALERI MAIN” dikemas dalam bentuk daring dan luring
a) Daring
Unjuk Main. Laman yang menampilkan ragam jenis mainan.
Penataletakan mainan diklasifikasikan berdasarkan sentra/area: balok,
persiapan, main peran mikro, main peran makro, imtak (ibadah),
musik dan olah tubuh, seni dan kreativitas.
Ruang Pinjam. Bagian ini berupa ruang komunikasi antara
pengampu dan masyarakat untuk layanan pinjaman main.
Persyaratan minimal untuk peminjaman ini, minimal surat
permohonan peminjaman yang disertai kartu identitas.
Kreasi Main. Ruang ini yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
meng-upload karya mainnya berupa media belajar. Spesifikasi karya
yang diberikan berupa “katalog” dengan kriteria minimal:
Nama media
Photo karya dengan resolusi standar
KI dan KD yang dikembangkan
Alat dan bahan yang digunakan
Proses produksi pembuatan
Prosedur penggunaan
Karya masyarakat dalam “kreasi main” ini, dalam beberapa periode
tertentu diseleksi untuk kemudian diapresiasi berupa reward.
Pesan Main. Aktivitas pada “pesan main” ini satuan PAUD atau
masyarakat berminat untuk memiliki permainan yang ditampilkan.
Sumbernya bisa 2: 1) adanya unit produksi media di PKBM Melati
Jayagiri; 2) Satuan PAUD atau masyarakat yang meng-upload karyana
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 5
pada ruang “kreasi main”.
b) Luring
Ada satu ruangan yang khusus di-setting untuk menampilkan ragam
jenis permainan berdasarkan klasifikasi sentra/area.
Volume/ jumlah yang disediakan disesuaikan dengan rancangan:
untuk bermain di tempat dan layanan fasilitas pinjam.
Ada petugas khusus, yang berperan menjaga, merawat mainan, dan
melayani masyarakat untuk pinjaman mainan.
2. BENGKEL MAIN
a. Tujuan
1) Memberikan layanan kepada masyarakat mengenai jenis dan fungsi
permainan dalam bentuk konsultasi.
2) Memberikan layanan kepada guru PAUD dalam meningkatkan kompetensi
pengembangan media belajar bagi anak usia dini.
b. Bentuk Layanan
“BENGKEL MAIN” dikemas dalam bentuk daring dan luring
a) Daring
Konsultasi Main. Aktifitas pengampu dengan masyarakat yang
mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan permainan. Dalam
beberapa waktu tertentu, pengampu mungkin saja membuka diskusi
dengan topik tertentu. Topik tersebut dieksplor kepada masyarakat untuk
didiskusikan. Dalam sesi ini, pengampu bisa berperan sebagai
“moderator”.
Latih Main. Aktivitas latih main ini bisa diselenggarakan secara periodik.
Materi yang dijadikan pelatihan bisa dikembangkan berdasarkan aktivitas
dari “konsultasi main”. Melalui video conference, mentor bisa melatihkan
materi pelatihan, terutama proses pembuatan dan penggunaan media.
b) Luring
Petugas yang “menjaga” ruang permainan di PKBM Melati Jayagiri
memungkinkan berperan sebagai pengampu untuk melayani aktivitas
konsultasi dan pelatihan.
Rumah Mainan Anak Jayagiri: Sebuah Gagasan Toys Library 6
3. DONASI MAIN
a. Tujuan
Memberikan layanan ruang partisifasi kepada masyarakat untuk mendonasikan
permainan, baik secara daring maupun luring.
b. Bentuk Layanan
“DONASI MAIN” dikemas dalam bentuk daring dan luring
a) Daring
Masyarakat berpartisifasi dengan bentuk menyumbangkan ide pengem-
bangan media dalam bentuk softfile yang di-upload pada ruang “galeri main”.
b) Luring
Masyarakat atau Satuan PAUD datang langsung ke PKBM Melati Jayagiri untuk
menyumbangkan alat permainan anak yang dapat dipergunakan masyarakat
secara umum.
E. Pelaksana
Sumber daya manusia atau personel yang dibutuhkan di RMA Jayagiri ini, minimal:
1. Pengampu, sebanyak 2 orang (daring dan luring)
2. Mentor, sebanyak 2 orang (daring dan luring)
F. Anggaran Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk operasional RMA Jayagiri ini, setidaknya untuk:
1. Pengadaan alat permainan yang akan ditempatkan pada salah satu ruang di PKBM
Melati Jayagiri
2. Handycam dan Kamera, untuk sarana pendokumentasian dalam input material web
3. Komputer/PC atau laptop dengan jaringan internet, terutama untuk layanan daring.
4. Operasional perawatan alat permainan
5. Honor pengampu dan mentor, atau sdm terkait lainnya.