rkpd 2013 fix
TRANSCRIPT
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
1/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BREBES
NOMOR : 036 TAHUN 2012
TANGGAL : 1 JUNI 2012
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
KABUPATEN BREBES TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Brebes Tahun 2013 merupakan pelaksanaan tahun transisi dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Brebes Tahun 2008-2012, sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa RPJMD Transisi dapat
dijadikan dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) sebagai program pembangunan tahunan. RPJMD
Transisi kabupaten Brebes tahun 2008 2012 yang ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Nomor 2 tanggal 14 April 2008
mengindikasikan beberapa program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2013 sebagai tahun Transisi
pelaksanaannya, dan Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 3
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Tahun 2005-2025.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, RKPD Kabupaten sekurangkurangnya memuat tentang
kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah,
rencana kerja dan pendanaanya serta prakiraan maju dengan
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 1
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
maupun sumber sumber lain yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat. Penetapan program prioritas berorientasipada pemenuhan hakhak dasar masyarakat dan pencapaian
keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Selain itu
dokumen RKPD yang disusun haruslah mengacu RKPD Provinsi dan
berkaitan erat dengan RPJMD, RPJPD baik kabupaten maupun
Provinsi serta RPJM dan RPJP Nasional.
Dalam penyusunan RKPD Transisi Kabupaten Brebes Tahun
2013 ini telah melalui proses yang melibatkan berbagai perwakilan/representasi stakeholders yaitu, antara lain dari unsur Perguruan
Tinggi, LSM, Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
Organisasi, Delegasi Kecamatan dan DPRD. Keterlibatan tersebut,
dimulai sejak dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Desa, Musrenbang Kecamatan, Forum
SKPD dan Musrenbang Kabupaten Brebes. Adapun prinsip
penyusunan RKPD adalah sebagai berikut :
1. Proses perencanaan dilakukan melalui keterpaduan
pendekatan diantaranya melalui participatory ,
comprehensiveness , serta proses buttom up dan top down
planning . Proses top down planning merupakan langkah-langkah
penyampaian batasan umum oleh Pemerintah Pusat mengenai
prioritas pembangunan nasional dan usulan kebutuhan dana
kepada Kementrian /Lembaga maupun dari Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Sedangkan proses buttom up planning
berarti Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diberi
keleluasaan untuk merancang kegiatan-kegiatan pembangunan
demi tercapainya sasaran pembangunan kepada Pemerintah
Pusat.
2. Prioritas dan sinergitas
Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, baik
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terdistribusikan
dengan mempertimbangkan prioritas dan menciptakan sinergitas
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 2
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
2/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
antara Kabupaten, Provinsi dan Nasional melalui Forum
Musyawarah Perencanaan Pembangunan.
3. Mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah
Proses penyusunan RKPD Kabupaten Brebes juga merupakan
proses penyatuan persepsi SKPD Kabupaten tentang prioritas
pembangunan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah.
4. Mempertimbangkan kondisi eksternal
Tidak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan kondisi
eksternal yang memberikan pengaruh cukup kuat terhadap
proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah seperti
kondisi politik, hukum, ekonomi, serta budaya. Kondisi ekonomi
misalnya dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tentu
akan mempengaruhi beberapa asumsi yang mendasari
penyusunan kondisi perekonomian di daerah.
Adapun kerangka berpikir dalam penyusunan RKPD tahun
2013, secara normatif adalah Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Transisi Ka bupaten Brebes Tahun 2008-
2012 yang telah ditetapkan pada tanggal 14 April 2008. Acuan lain
dalam penyusunan RKPD adalah Prioritas Pembangunan Nasional
dan Prioritas Pembangunan Provinsi. Dari kedua prioritas tersebut,
Kabupaten/Kota menyusun Prioritas Pembangunan Daerah tahun
2013 yang juga didasarkan pada permasalahan daerah yang
dihadapi tahun sebelumnya dan kemungkinan tantangan yang akandihadapi daerah pada tahun 2013. Berdasarkan prioritas
pembangunan daerah tersebut, dijabarkan sasaran, arah kebijakan
dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2013.
Dengan demikian sebagaimana amanat dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional maupun Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, RKPD merupakan pedoman bagi
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
dimana kebijakan APBD ditetapkan secara bersama -sama oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah.
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 3
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
3/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Lebih lanjut, dokumen RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2013
dilengkapi dengan Program dan Kegiatan beserta indikasi pagu
untuk masing-masing program.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dalam penyusunan RKPD, peraturan/perundangan yang
digunakan sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/K ota;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Brebes Tahun 2005-2025;
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 4
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
4/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
10. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 2 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Brebes Tahun 2008-2012.
1.3. Hubungan antar Dokumen
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa RKPD
memiliki hubungan/keterkaitan yang erat dengan dokumen
perencanaan dan penganggaran, terutama RPJMD, Renstra SKPD,
Renja SKPD, dan RAPBD. Hubungan antar dokumen tersebut
ditunjukkan pada gambar berikut ini :
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2013 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Memuat gambaran umum tentang penyusunan RKPD yang
meliputi latar belakang, dasar hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen, sistema tika dokumen RKPD,
serta maksud dan tujuan .
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 5
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
5/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian
Kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
Memuat evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain
itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen
RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sedangkan
capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian
kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan
pembangunan.
Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan
Keuangan Daerah
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan
perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup
indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber
pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang
diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah
meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah .
Bab IV. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
Memuat secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap
hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian
kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu
strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan
nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan.
Bab V. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Memuat tentang rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan
tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian
kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.
Bab VI. Penutup
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 6
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
6/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan
daerah tahun 2013.
1.5. Maksud Dan Tujuan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes
tahun 2013 disusun dengan maksud memberikan arah bagi seluruh
pemangku kepentingan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
selama kurun waktu tahun 2013 dengan tujuan:
1. Mewujudkan sinkronisasi rencana kegiatan antar Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) maupun masyarakat dalam rangkamencapai tujuan pembangunan daerah;
2. Menyediakan rujukan utama atau acuan dalam penyusunan
Rancangan APBD;
3. Mewujudkan sinkronisasi antara perencanaan, pelaksanaan, dan
penganggaran kegiatan pembangunan daerah tahunan.
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 7
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
7/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN
PEMERINTAHAN
Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang
hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan
dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan
acuan. Sedangkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan
menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambaran Umum kondisi daerah Kabupaten Brebes
memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian
pembangunan Kabupaten Brebes secara umum. Gambaran umum
menjadi pijakan awal penyusunan rencana pembangunan tahun
2013 melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek
geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah.
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Kabupaten Brebes berada
pada posisi ujung barat lautdari Provinsi Jawa tengah,
berbatasan dengan Provinsi
Jawa Barat di sebelah barat,
laut Jawa di sebelah utara,
Kota dan Kabupaten Tegal di
sebelah timur, Kabupaten
Banyumas dan Cilacap di
sebelah selatan. Secara
geografis Kabupaten Brebes
terletak antara 6 44-7 21o o
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 8
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
8/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Lintang Selatan dan antara 108 -109 11 Bujur Timur dengano o
bentuk memanjang dari utara ke selatan sepanjang 87 km dan dari
barat ke timur sepanjang 50 km dan memiliki garis pantai sepanjang
65,48 km dengan luas wilayah 12 mil laut 1.178,19 km .2
Berdasarkan topografi, luas Kabupaten Brebes yang 1.660,19
km terbagi menjadi beberapa tipe kelerengan yakni meliputi : datar2
(0-2%) seluas 71.414,04 ha, bergelombang (2-15%) seluas 30.641 ha,
curam (15-40%) seluas 38.422 ha, dan sangat curam ( >40%) seluas
25.542 ha dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 0
2000 m. Kondisi alam dengan berbagai tingkat kemiringan lahan
menyebabkan Kabupaten Brebes memiliki keberagaman potensisumber daya alam dari kelautan, perikanan, pertanian pangan,
perkebunan, peternakan dan kehutanan yang mampu menopang
kehidupan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan hasil laporan kependudukan Kabupaten Brebes
akhir tahun 2011 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
brebes berjumlah 1.742.511 jiwa yang terdiri dari 876.568 jiwa
penduduk laki-laki dan 865.853 jiwa penduduk perempuan.
Dibandingkan jumlah penduduk tahun sebelumnya (2010) yang
merupakan penyesuaian hasil Sensus Penduduk sebesar 1.736.331
jiwa, maka sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 terdapat kenaikan
jumlah penduduk sebesar 3.915 jiwa atau sebesar 0,23%. Penduduk
Kabupaten Brebes, sebagian besar merupakan etnis Jawa dan
sedikit Sunda. Beberapa tahun terakhir terdapat indikasi jumlah
etnis Batak dan Minang semakin meningkat, namun jumlah secara
pasti belum ada datanya. Jumlah keluarga di Kabupaten Brebes
berdasarkan data dari BKBPP Kabupaten Brebes sampai dengan
triwulan-3 tahun 2011 sebanyak 515.061 KK, dengan mayoritas
keluarga (lebih dari 50%) bermatapencaharian di bidang pertanian.
Persebaran penduduk di Kabupaten Brebes tidak merata. Hal
ini terlihat dari persentase jumlah penduduk di masing-masing
kecamatan di mana kecamatan Bulakamba memiliki jumlahpenduduk terbanyak yaitu 162.149 jiwa atau 10 % sedangkan
persentase jumlah penduduk terkecil berada pada kecamatan Salem
sebanyak 57.407 jiwa atau 3 %.
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 9
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
9/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Hal ini juga dapat dilihat dari rasio jumlah penduduk terhadap
luas wilayah yang diukur sebagai tingkat kepadatan penduduk.
Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten adalah 1.046/km2.
Sedangkan tingkat kepadatan penduduk per kecamatan tertinggiterdapat di Kecamatan Jatibarang (2.388/km2) dan terendah di
Kecamatan Salem (377/km2).
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten
Brebes
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Selama 5 tahun terakhir, perkembangan PDRB menurut
lapangan usaha di Kabupaten Brebes baik berdasarkan harga
berlaku maupun berdasarkan harga konstan tahun 2000 selalu
mengalami pertumbuhan positip. Meskipun pertumbuhan positip
namun masih di bawah 5 % dan masih berada di bawah
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang berada di atas 5 %. Pada
Tabel di bawah ini dapat kita lihat PDRB Kabupaten Brebes dan
pertumbuhan ekonomi.
Tabel : PDRB Kabupaten Brebes dan Pertumbuhan konomi
PDRB Harga Pertumbuhan PDRB Harga Pertumbuhan
Berlaku ekonomi Konstan ekonomiTahun
(Rp Milyar) (%) (Rp Milyar) (%)
2006 8.402,06 14,70 4.551,20 4,71
2007 9.550,92 13,67 4.769,15 4,79
2008 11.134,04 16,58 4.998,53 4,81
2009 12.532,52 12,56 5.247,90 4,99
2010 14.629,93 16,74 5.507,40 4,94
**) Angka sangat sementara Sampai dengan triwulan-3
Pendapatan Pertumb Pendapatan Pertumb
per kapita pendapatan per kapita pendptan perTahunHarga Berlaku per kapita (%) Harga konstan kapita (%)
(Rp) (Rp)
2006 4.478.784,97 15,98 2.323.962,35 4,31
2007 5.044.290,37 12,63 2.409.105,81 3,66
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 10
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
10/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Pendapatan Pertumb Pendapatan Pertumb
per kapita pendapatan per kapita pendptan perTahun
Harga Berlaku per kapita (%) Harga konstan kapita (%)
(Rp) (Rp)
2008 5.785.126,55 14,69 2.512.453,36 4,29
2009 6.565.044,47 13,48 2.661.255,91 5,92
2010 7.586.855,67 15,56 2.801.507,87 5,27
2011 - - - -
Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes
Sebagai daerah agraris dengan jumlah penduduk
bermata pencaharian pokok pertania n, sudah sewajarnya
dalam struktur perekonomian Kabupaten Brebes didominasi
oleh sektor pertanian. Dari 9 lapangan usaha, sektor pertanian
selalu memberikan kontribusi PDRB lebih dari 50 %.
Gambaran secara keseluruhan distribusi lapangan usaha
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel : Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Brebes Tahun2005-2010
Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 55,11 54,90 54,67 52,94 51,41 52,79
Penggalian dan 1,21 1,22 1,22 1,17 1,24 1,22
Pertambangan
Industri Pengolahan 9,67 9,70 9,94 10,85 12,22 11,80
Listrik, Gas, dan Air 0,85 0,85 0,89 0,87 0,86 0,90
Bersih
Bangunan 1,99 2,01 2,06 2,20 2,46 2,12
Perdagangan, Hotel, dan 21,01 20,94 20,74 20,81 20,10 19,86
Restoran
Pengangkutan dan 3,58 3,69 3,65 3,87 4,07 4,03
Komunikasi
Keuangan, Asuransi, 2,51 2,55 2,59 2,76 2,93 2,67
Usaha Sewa bangunan,
Tanah dan JasaPerusahaan
Jasa Kemasyarakatan 4,01 4,12 4,24 4,53 4,71 4,61
Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 11
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
11/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Tabel : Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Brebes
Tahun 2005-2010
Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 56.26 55,95 54,99 53,79 52,81 52,18
Penggalian dan 1,20 1,22 1,24 1,21 1,31 1,29
Pertambangan
Industri Pengolahan 10,13 10,48 11,03 11,40 12,08 12,46
Listrik, Gas, dan Air 0,84 0,84 0,87 0,88 0,88 0,98
Bersih
Bangunan 1,89 1,90 1,92 1,93 2,14 2,00
Perdagangan, Hotel, dan 20,49 20,46 20,52 20,61 20,30 20,76Restoran
Pengangkutan dan 2,54 2,53 2.63 2,73 2,91 2,84
Komunikasi
Keuangan, Asuransi, 2,56 2,57 2,63 2,84 2,84 2,82
Usaha Sewa bangunan,
Tanah dan Jasa
Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan 4,10 4,06 4,18 4,60 4,74 4,66
Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes
Jika dilihat dari trend perkembangan kontribusi yang terjadi,
sektor pertanian dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal
ini bisa disebabkan oleh semakin sempitnya lahan untuk pertanian
disamping tenaga kerja yang ada lebih memilih bekerja pada sektor
lain yang lebih menguntungkan secara jangka panjang. Adapun
untuk sektor yang mengalami trend meningkat adalah sektor
industri pengolahan, sektor bangunan, dan sektor jasa
kemasyarakatan.
PDRB perkapita sebagai indikator yang lebih
merepresentasikan tingkat kemakuran masyarakat dalam beberapa
tahun juga selalu mengalami kenaikan meskipun fluktuatif. PDRB
perkapita berdasarkan harga berlaku selama 5 tahun mengalami
pertumbuhan rata-rata 14,58 % sedangkan berdasarkan harga
konstan pertumbuhan rata -ratanya mencapai 4,60 %. Secara
keseluruhan perkembangan PDRB perkapita maupun pendapatan
perkapita selama 5 tahun baik berdasarkan harga berlaku maupun
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 12
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
12/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
berdasarkan harga konstan tahun 2000 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel : Perkembangan PDRB dan Pendapatan PerkapitaKabupaten Brebes Berdasarkan Harga Berlaku
(Rp 000,-)
PDRB ATAS TAHUN
DASAR HARGA2006 2007 2008 2009 2010
BERLAKU
PDRB Perkapita 4.854,26 5.492,67 6.379,72 7.162,98 8.387,61
Pertumbuhan 14,22 13,15 16,15 12,28 17,10
Pendapatan 4.478,78 5.044,29 5.785,13 6.56,.04 7.586,85
Perkapita
Pertumbuhan 15,98 12,63 14,69 13,48 15,56
Sumber data : BPS Kabupaten Brebes
Tabel : Perkembangan PDRB dan Pendapatan Perkapita
Kabupaten Brebes Berdasarkan Harga Konstan
(Rp. 000,-)
PDRB ATAS TAHUN
DASAR HARGA
KONSTAN 2006 2007 2008 2009 2010
TAHUN 2000
PDRB Perkapita 2.629,44 2.742,70 2.864,12 2.999,44 3.157,50
Pertumbuhan 4,28 4,31 4,43 4,72 5,27
Pendapatan 2.323,96 2.409,11 2.512,45 2.661,25 2.801,51
Perkapita
Pertumbuhan 4,31 3,66 4,29 5,92 5,27
Sumber data : BPS Kabupaten Brebes
2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Tingkat kemakmuran suatu daerah dapat diukur dari tingkat
penyerapan tenaga kerja dari angkatan kerja yang ada dalam suatu
daerah. Semakin tinggi lapangan usaha yang tersedia dalam
menyerap tenaga kerja yang ada dan semakin kecilnya angka
pengangguran terbuka dapat diartikan tingkat kemakmuran daerah
tersebut tinggi.
Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Brebes di atas 15
tahun pada tahun 2010 mencapai 1.238.782 jiwa yang terdiri dari
laki-laki sebesar 618.241 jiwa (61,61 %) dan perempuan sebesar
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 13
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
13/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
620.541 jiwa (38,39 %). Jumlah angkatan kerja yang bekerja
sebanyak 831.948 jiwa (67,16%) dan yang mencari kerja sebanyak
22.928 jiwa (2,41%). Sementara jumlah yang lain bersedia bekerja
jika disediakan serta sekolah dan mengurus rumah tangga.
Tingkat penyerapan tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha
terlihat bahwa jumlah tenaga kerja pada lapangan usaha pertanian
masih mendominasi tenaga kerja di Kabupaten Brebes yaitu
mencapai 51,42 %. Lapanga n usaha yang cukup besar dalam
menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel, dan
restoran yaitu menduduki peringkat kedua dengan 23,30 % setelah
pertanian. Sektor-sektor lain tingkat penyerapan tenaga kerjanyamasih dibawah 10% dengan penyerapan terkecil di sektor penggalian
yaitu hanya sebesar 0,30 %.
Data rumah tangga miskin dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Brebes, yang menjadi sasaran program pengentasan
kemiskinan akan berbeda dengan data kemiskinan yang berasal dari
BKBPP yang menda sarkan pada pentahapan tingkat kesejahteraan
keluarga. Menurut data dari Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Brebes. Sampai dengan
triwulan-3 tahun 2011 terdapat 278.515 keluarga pra sejahtera dan
keluarga sejahtera 1 atau 54,01% dari total KK pada tahun 2011
sebanyak 515.061 KK menurun dibanding tahun 2010 yang
mencapai 55% (279.776 KK). Jumlah keluarga pra sejahtera sendiri
sebanyak 158.014 KK (30,9%) dan jumlah keluarga sejahtera I
sebanyak 122.501 KK (23,78 %). Kecamatan dengan jumlah
keluarga pra sejahtera terbanyak adalah Ketanggungan dengan
jumlah keluarga pra sejahtera sebesar 18.765 KK disusul kecamatan
Losari dan Wanasari yang masing-masing memiliki keluarga
prasejahtera sebanyak 17.561 KK dan 14.128 KK.
Meskipun angka-angka tersebut mengalami kecenderungan
menurun, namun masih merupakan pekerjaan rumah yang serius
untuk segera diatasi agar tingkat kehidupan masyarakat semakinsejahtera dan kemiskinan dapat dientaskan mengingat bahwa
Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten dari 15
Kabupaten yang tin gkat kemiskinannya di atas angka kemiskinan
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 14
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
14/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Jawa Tengah. Angka kemiskinan Kabupaten Brebes tahun 2010
sebesar 23,01% dari total jumlah penduduk sedangkan angka
kemiskinan Jawa Tengah berkisar pada 16,11%.
3. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga
Dalam kehidupan sosial budaya, secara dominan terdapat 2
(dua) suku atau etnis sebagai bagian dari penduduk yang mendiami
wilayah Kabupaten Brebes yaitu suku jawa dan sunda yang dicirikan
dari penggunaan dua bahasa sebagai sarana ko munikasi masing-
masing suku. Namun demikian jumlah suku jawa lebih besar
dibanding suku sunda yaitu hampir 80 % dari total jumlah
penduduk. Penduduk dengan etnis sunda merupakan komunitas
yang mendiami wilayah Kabupaten Brebes khususnya wilayah
kecamatan yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat seperti
Losari, Banjarharjo, Bantarkawung, dan Salem. Sedangkan
kecamatan-kecamatan yang terdapat suku sunda lainnya yang tidak
berbatasan dengan provinsi Jawa Barat adalah Tanjung, Larangan,
Kersana, dan Ketanggungan.
Di bidang olah raga, di Kabupaten Brebes terdapat satu sarana
olah raga yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Brebes yaitu
Gedung Sasana Adhi Karsa yang lokasinya berdampingan dengan
Stadion Karang Birahi sebagai sarana peningkatan kuantitas dan
kualitas bibit-bibit olah ragawan berprestasi baik di tingkat provinsi
maupun nasional. Dalam rangka memudahkan pelaksanaan
kegiatan keolahragaan di masyarakat telah dibentuk pula organisasi
keolahragaan. Di Ka bupaten Brebes terdapat 43 organisasi olah raga
yang tersebar di 17 kecamatan. Kecamatan Bumiayu merupakan
kecamatan dengan jumlah organisasi olah raga terbanyak yaitu 10
organisasi olah raga. Sedangkan di Kecamatan Bantarkawung
terdapat 6 organisasi olah raga dan 4 organisasi olah raga di
Kecamatan Paguyangan. Sementara di Kecamatan Brebes sebagai
ibukota Kabupaten hanya terdapat 3 organisasi olah raga
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 15
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
15/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
1. Fokus Urusan Layanan Wajib
a. Pendidikan
Pada tahun 2011 berdasarkan data dari Dinas Pendidikan
tercatat angka putus sekolah untuk SD sebesar 0,38 %, angka putus
sekolah SMP sebesar 1,22%, angka putus sekolah untuk SMA
sebesar 1,10 %, da n angka putus sekolah untuk SMK sebesar 0,89
%. Capaian angka kelulusan yang merupakan indikator dari
kemajuan daya serap siswa dan kemampuan mengajar guru setiap
tahun cukup tinggi. Secara umum angka kelulusan pada tahun
2011 mencapai 98,70 % dimana tingkat Sekolah Dasar (SD) denganangka kelulusan mencapai 99,53 %, Madrasah Ibtidaiyah (MI)
dengan angka kelulusan 97,41%, SMP dengan angka kelulusan
99,22 % dan MTS dengan angka kelulusan 99,54%. Pada tingkat
pendidikan menengah, SMA dengan angka kelulusan mencapai
99,60 %, Madrasah Aliyah (MA) dengan angka kelulusan 96,18 %,
dan SMK dengan angka kelulusan mencapai 99,39 %.
Gambaran tentang jumlah murid kelompok usia pendidikan
yang masih menempuh pendidikan baik dasar maupun menengah
yang disebut dengan angka partisipasi sekolah yang bisa dicapai oleh
Kabupaten Brebes tahun 2011 yang meliputi usia 6 tahun, 6 7
tahun, 7 12 tahun, 13 15 tahun, dan 16 18 tahun. Angka
partisipasi sekolah untuk usia 6 tahun mencapai 100,89 %, usia 6
7 tahun terpenuhi angka pasrtisipasi sekolah 114,45 %, usia 7 12
tahun mencapai 87,91 %, usia 13 15 tahun mencapai 63,13%, dan
usia 16 18 tahun terpenuhi 26,87 %. Pada tahun yang sama Angka
Partisipasi Kasar (APK) yang dapat dicapai untuk jenjang
SD/sederajat sebesar 94,20%, jenjang SMP/sederajat sebesar
74,90%, dan jenjang SMA/sederajat sebesar 34,42 %.
Angka Partisipasi Murni (APM) yang menggambarkan
perbandingan penduduk usia 7 hingga 18 tahun yang terdaftar
sekolah pada tingkat SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlahpenduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Pada tahun 2011 ini, jenjang
SD/Sederajat tercapai APM 89,50 %, jenjang SLTP/Sederajat
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 16
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
16/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
terpenuhi APM 65,13 %, dan jenjang SMA/Sederajat APM dapat
dicapai 28,03 %.
Dari sisi sumber daya manusia bidang pendidikan pada tahun
2011 jumlah tenaga guru secara keseluruhan berjumlah 15.970
orang baik yang berstatus PNS maupun non PNS dari berbagai
jenjang pendidikan. Jumlah guru yang telah berstatus sebagai PNS
dari seluruh jenjang mulai dari Taman Kanak-kanak sampai
SMA/SMK sampai dengan tahun 2011 sebanyak 7.810 orang. Dari
data tersebut jumlah guru yang belum berstatus PNS sebanyak
8.610 atau sekitar 51 %. Guna mengatasi hal tersebut Pemerintah
Kabupaten Brebes tengah berupaya meningkatkan status guruhonorer/bantu agar menjadi PNS melalui rekrutmen CPNS dengan
prioritas tenaga kependidikan disamping mengusulkan kepada
pemerintah pusat untuk mengangkat guru honorer/guru bantu
menjadi PNS.
Berdasarkan kualifikasinya, guru dengan kualifikasi minimal
S1 untuk jenjang SD/sederajat sebanyak 2.684 orang, jenjang
SMP/Sederajat sebanyak 1.658 orang, dan SMA/sederajat sebanyak
2.779 orang
b. Kesehatan
Sektor kesehatan merupakan salah satu unsur penopang
pembentukan kualitas sumber daya manusia. Salah satu ukuran
umum dari derajat kesehatan yang menjadi komponen pembentuk
indeks pembangunan manusia adalah usia harapan hidup. Usia
harapan hidup penduduk Kabupaten Brebes setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 usia harapan hidup
(UHH) penduduk Kabupaten Brebes adalah 67,37 tahun meningkat
dibandingkan tahun 2008 yaitu 67,08 tahun. Indikator derajat
kesehatan penting lainnya diantaranya adalah angka tingkat
kematian bayi dan ibu, serta status gizi ibu dan balita. Sampai
dengan triwulan-3 tahun 2010 di Kabupaten Brebes terjadi 237
kasus kematian bayi yang menurun jika dibandingkan pada tahun
2009 sebesar 340 kasus. Tingkat kematian ibu pada saat yang sama
tercatat 24 kasus lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 57
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 17
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
17/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
kasus. Keadaan gizi masyarakat pada triwulan 3 terdapat 3.195
orang kurang gizi dan 2.854 balita gizi kurang dari total jumlah
balita 127.649 balita atau terdapat 2,24% jumlah balita kurang gizi.
Pelayanan pemantauan kesehatan balita dimulai dari tingkatposyandu. Tingkat pelayanan posyandu terhadap balita dapat dilihat
dari besaran rasio posyandu per satuan balita dimana diperoleh
angka 13,44 posyandu/1.000 balita atau setiap posyandu melayani
sekitar 74 balita.
Pelayanan kesehatan masyarakat baik pelayanan kesehatan
dasar maupun rujukan didukung oleh keberadaan sarana prasarana
pelayanan kesehatan mulai dari poliklinik desa, puskesmaspembantu, puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit umum dan
khusus. Sampai dengan triwulan 3 tahun 2010 di Kabupaten Brebes
terdapat 38 Puskesmas Induk, 57 Puskesmas Pembantu, 51
Puskesmas Keliling, dan 13 Poliklinik swasta, 1 Rumah Sakit tipe C
milik pemerintah daerah, 3 Rumah Sakit tipe D milik swasta, dan 1
Rumah Sakit Khusus milik swasta, 268 tempat praktek/klinik
dokter, 1 gudang farmasi, 79 apotik, dan 1 produksi obat
tradisional. Di tingkat desa terdapat sarana kesehatan seperti Poli
Klinik Desa sebanyak 158 PKD dan 1716 Posyandu sebagai sarana
untuk melaksanakan penanganan kesehatan dini di tingkat
masyarakat desa. Jumlah posyandu terbanyak terdapat di 3
Kecamatan yaitu di Kecamatan Brebes sebanyak 144 pos,
Kecamatan Banjarharjo sebanyak 133 pos, dan Kecamatan Wanasari
126 pos. Tingkat kemampuan pelayanan sarana prasarana
kesehatan dasar diukur dari rasio puskesmas terhadap penduduk.
Berdasarkan jumlah puskesmas induk yang ada maka setiap
puskesmas memiliki kemampuan melayani 46.205 penduduk,
sedangkan jika keseluruhan puskesmas dihitung (puskesmas induk
dan pustu) maka setiap puskesmas berkemampuan melayani 18.482
penduduk.
Dari sisi ketersediaan SDM, pelayanan kesehatan di Kabupaten
Brebes didukung oleh keberadaan tenaga dokter, perawa t, bidan,
tenaga kesehatan lainnya dan bidan desa. Sampai dengan triwulan 3
tahun 2010, Kabupaten Brebes memiliki 105 dokter umum, 22
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 18
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
18/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
dokter spesialis, 16 dokter gigi, 435 perawat, 729 bidan, 46 ahli
kesehatan masyarakat, 73 apoteker, 46 ahli gizi, 40 analisi
laboratorium, 13 ahli rontgen, 31 fisioterapis, dan 388 bidan desa.
Penyebaran jumlah dokter terutama dokter spesialis tidak merata di17 kecamatan. Keberadaan dokter spesialis lebih terkonsentrasi di
Ibu Kota Kabupaten dimana terdapat pelayanan kesehatan rujukan
(RSUD) diikuti di kota-kota kecamatan yang ada Rumah Sakitnya
seperti Kecamatan Wanasari dan Kecamatan Bumiayu.
Tingkat jangkauan pelayanan tenaga kesehatan terhadap
penduduk dapat dilihat dari rasio tenaga kesehatan terhadap
penduduk. Berdasarkan data yang ada sampai dengan triwulan 3tahun 2010, tingkat pelayanan tenaga kesehatan terhadap 100.000
penduduk adalah dokter umum : 5,98; dokter spesialis : 1,25; dokter
gigi : 0,98; perawat : 24,77; bidan 63,62 dan tenaga kesehatan
lainnya 12,42. Secara umum dari jumlah dokter yang ada maka
beban jangkauan pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap 1
orang tenaga kesehatan adalah 1 orang dokter umum melayani
sekitar 16.722 orang penduduk, 1 orang dokter spesialis melayani
79.808 orang penduduk, 1 orang dokter gigi melayani 109.737 orang
penduduk, 1 orang perawat melayani sekitar 4.026 penduduk, 1
orang bidan melayani kurang lebih 1.572 penduduk dan setiap 1
orang tenaga kesehatan lainnya melayani sekitar 8.054 penduduk.
Jika dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dalam
mendukung Indonesia sehat, maka ketersediaan tenaga kesehatan
terutama dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi masih jauh dari
yang diharapkan. Idealnya 1 orang dokter umum melayani 2.500
penduduk, 1 orang dokter spesialis melayani 16.667 penduduk, 1
orang dokter gigi melayani 9.090 penduduk. Demikian juga dengan
tenaga keperawatan dimana idealnya 1 orang perawat melayani 850
penduduk. Capaian ideal yang paling tinggi di Kabupaten Brebes
adalah tenaga bidan dimana rasio ideal 1 orang bidan melayani
1.000 penduduk, sudah tercapai 1.572 penduduk.
d. Ene rgi Listrik dan Pertambangan
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 19
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
19/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Kebutuhan listrik di Kabupaten Brebes dipenuhi oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pembangkit Listrik Tenaga Disel
(PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Ada 3 Jaringan
PLN yang melayani kebutuhan listrik di Kabupaten Brebes yaitu UnitPelayanan dan Jaringan (UPJ) Brebes, Jatibarang, dan Bumiayu.
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Brebes meliputi Kecamatan:
Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, dan Losari. UPJ Jatibarang
meliputi kecamatan: Jatibarang, Ketanggun gan, Larangan,
Banjarharjo, Songgom, Kersana, sebagian Brebes, Wanasari,
Bulakamba, Tanjung, dan Losari. Sedangkan untuk UPJ Bumiayu
meliputi kecamatan: Salem, Bumiayu, Bantarkawung, Paguyangan,
Tonjong, dan Sirampog.
Sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 jumlah pelanggan
listrik dari PT. PLN (Persero) mencapai 285.727 pelanggan Rumah
Tangga dan 12.315 pelanggan nonrumah tangga. Jumlah pelanggan
rumah tangga tersebut 124.054 pelanggan dari UPJ PLN Jatibarang,
77.169 pelanggan dari UPJ PLN Bumiayu, dan 84.504 pelanggan dari
UPJ PLN Brebes. Sedangkan jumlah pelanggan non -rumah tangga
sejumlah 4.469 pelanggan dari UPJ PLN Jatibarang, 3.827 pelanggan
dari UPJ PLN Bumiayu, dan 4.019 pelanggan dari UPJ PLN Brebes.
Kebutuhan listrik yang telah dialiri oleh PLN untuk tingkat
desa telah mencapai 100% atau 292 desa dan 5 kelurahan. Namun
demikian untuk tingkat pedukuhan baru tercapai 95 % karena
banyak dukuh yang secara geografis sulit dijangkau. Untuk
mengatasinya di beberapa daerah menggunakan listrik dari tenaga
disel maupun tenaga surya. Sampai dengan saat ini di Kabupaten
Brebes terdapat 2 unit PLTS ( di Desa Maribaya Kecamatan Bumiayu
dan Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan) dan 1 unit PLTMH di
Desa Igirklanceng Kecamatan Sirampog.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak untuk
kendaraan, di Kabupaten Brebes terdapat 27 buah Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU). Ke 27 SPBU tersebut berlokasi di
seluruh kecamatan di Kabupaten Brebes kecuali di kecamatan
Salem, Bantarkawung, dan Songgom yang sampai saat ini belum
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 20
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
20/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
memiliki fasilitas SPBU. Sampai saat ini di Kabupaten Brebes belum
pernah mengalami kejadian kelangkaan bahan bakar minyak
terutama premium dan solar.
Dengan adanya pengalihan bahan bakar minyak tanah untuk
kebutuhan rumah tangga yaitu beralih ke gas elpiji, di Kabupaten
Brebes untuk tahun 2009 telah dibagun 2 Stasiun Pengisian Bahan
bakar Elpiji (SPBE) yaitu di Kecamatan Tonjong untuk daerah
selatan dan Kecamatan Wanasari untuk wilayah utara. Pada tahun
2009 Pemerintah Kabupaten Brebes telah melaksan akan program
pemerintah pusat untuk membagikan 514.357 tabung gas elpiji 3 kg
kepada 510.906 rumah tangga. Sedangkan untuk memenuhikebutuhan akan isi gas elpiji untuk konsumen rumah tangga di
Kabupaten Brebes terdapat 16 agen gas LPG yang tersebar di 6
kecamatan.
Di Kabupaten Brebes tidak ada potensi pertambangan yang
bisa digali selain bahan tambang untuk galian C seperti pasir dan
batu. Sampai dengan triwulan-3, bahan galian C yang bisa
dihasilkan para penambang yang berijin sekitar 643,24 meter kubik
(m ). Potensi yang cukup besar untuk tambang galian C berupa3
pasir, kerikil dan bongkah dari aluvial berasal dari sungai Pemali,
dan sungai-sungai lain seperti sungai Cigunung, Cidadap, Ciraja,
Cilakar dan lain-lain. Menurut kenyataan di lapangan ada bebera pa
tempat galian liar yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak
terpantau oleh Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Brebes sehingga dimungkinkan hasil galian C yang
ditambang lebih banyak dari data yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian kerja sama antara Pemerintah
Kabupaten Brebes dengan PT. Gada Energi Bandung yang
dilaksanakan pada tahun 2005, disinya lir bahwa Kabupaten Brebes
juga terdapat potensi minyak dan gas bumi. Kondisi itu terlihat dari
adanya rembesan minyak bumi di sungai cacaban, Desa
Tambakserang Kecamatan Bantarkawung. Terdapatnya rembesanminyak bumi tersebut secara tegas menjelaskan bahwa di Kabupaten
Brebes terdapat sistem petroleum yang telah mampu menghasilkan
minyak bumi. Namun demikian hal tersebut belum diketahui secara
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 21
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
21/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
jelas bahwa rembesan tersebut apakah berkaitan dengan akumulasi
minyak di bawah permukaan atau hanya berkaitan dengan jalur
migrasi minyak yang terpotong.
Jika rembesan minyak bumi tersebut berkaitan dengan
akumulasi minyak di bawah permukaan, maka kandungan minyak
tersebut merupakan asset daerah yang bisa dikembangkan bersama-
sama dengan pemerintah pusat dan investor untuk menghasilkan
penerimaan daerah yang cukup menguntungkan. Tentu saja jika
cadangan ( reserve) yang dihasilkan cukup besar atau layak untuk
diekspolitasi.
e. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang
Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Brebes sebagai
penopang keseimbangan ekologi perlu dipertahankan. Sampai saat
ini kondisinya masih cukup baik. Beberapa kawasan sebagai
pendukung terciptanya kondisi lingkungan hidup yang kondusif di
Kabupaten Brebes terdapat kawasan lindung diantaranya 1 buah
cagar alam dan hutan suaka alam seluas 48,50 di kecamatan
Paguyangan, 5 lokasi hutan lindung seluas 6.252,30 ha yang
terdapat di kecamatan Salem, Bantarkawung, Paguyangan,
Banjarharjo, dan Ketanggungan.
Terkait dengan kondisi geografis, dalam upaya memudahkan
distribusi program pembangunan sesuai dengan karakter kawasan,
wilayah Kabupaten Brebes berdasarkan struktur keruangan, dibagi
menjadi 3 Satuan Wilayah Pembangunan (SWP). Beberapa
kecamatan terletak di wilayah utara (Pantura) yang terdiri dari
Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, dan Losari
dengan pusat pengembangan di Perkotaan Brebes sebagai titik
pertumbuhan berada pada Satuan Wilayah Pembangunan (SWP)
Utara.
Satuan Wilayah Pembangunan Tengah dengan pusat
pengembangan di Perkotaan Ketanggungan sebagai titik
pertumbuhan wilayah tengah yang terdiri dari kecamatan
Jatibarang, Songgom, Larangan, Ketanggungan, Kersana dan
Kecamatan Banjarharjo.
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 22
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
22/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Satuan Wilayah Pembangunan Selatan yang merupakan wilayah
dataran tinggi dibanding daerah lainnnya di Kabupaten Brebes
terdiri dari Kecamatan : Tonjong, Bumiayu, Sirampog, Paguyangan,
Bantarkawung, dan Salem. Pusat pengembangan Satuan WilayahPembangunan Selatan berada di Perkotaan Bumiayu.
Pola tata ruang di Kabupaten Brebes terdiri dari kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung tersebut meliputi
kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya, kawa san perlindungan setempat,
kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan
rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindunglainnya.
Kawasan budidaya meliputi peruntukan hutan produksi,
kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan,
kawasan peruntukan peternakan, kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan peruntukan permukiman, kawasan
peruntukan industri, dan kawasan peruntukan pariwisata. Di
Kabupaten Brebes terdapat kawasan lin dung di luar kawasan hutan
seluas 162.586,07 ha. Kawasan permukiman setiap tahun
mengalami kenaikan sebanding dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan tempat tinggal. Pada tahun 2011 luas kawasan
permukiman sudah mencapai 18.927,48 ha, sementara lahan
produktif mengalami penurunan menjadi 46.109 ha. dari tahun 2010
seluas 46.118 ha dan lahan kritis yang ada luasnya mencapai
11.618,60 ha.
f. Pertanahan
Dalam rangka upaya tertib administrasi pertanahan terutama
sebagai pengakuan secara hukum terhadap kepemilikan tanah telah
dilaksanakan sertifikasi tanah. Sampai dengan tahun 2011 jumlah
sertifikat tanah untuk hak milik mencapai 1.781 bidang. Jumlah
sertifikat tanah yang lain yaitu sertifikat hak guna bangunan
sebanyak 266 bidang dan hak pakai sebanyak 20 bidang.
Selama 3 tahun terakhir jumlah sertifikat tanah baik hak milik
maupun hak guna bangunan rata-rata mengalami kenaikan. Namun
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 23
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
23/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
demikian sampai dengan triwulan 3 tahun 2011 jumlah tanah yang
telah bersertifikat hak milik baru mencapai sekitar 35 % dari total
tanah yang telah bersertifikat hak milik pada tahun 2010 yang
mencapai 5.028 bidang tanah. Jumlah tanah bersertifikat hak gunabangunan pada periode yang sama telah mencapai 41 % dari total
tanah bersertifikat hak guna bangunan tahun 2010 yang mencapai
656 bidang tanah.
g. Perumahan dan Permukiman
Kebutuhan akan perumahan dan permukiman setiap tahun
selalu mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk dan kemapanan ekonomi. Dengan meningkatnya
kebutuhan akan lahan perumahan sudah barang tentu bisa
mengurangi luasan la han lain seperti lahan pertanian. Pada tahun
2011 sampai dengan triwulan -3 luas lahan sawah yang beralih
fungsi untuk perumahan telah mencapai 7,22 ha.
Data perumahan pada tahun 2010 berdasarkan
klasifikasi/tipenya di Kabupaten Brebes menurut Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan sebanyak 23.845
unit untuk klasifikasi A, 106.271 unit untuk klasifikasi B, dan
89.277 unit untuk klasifikasi C. Klasifikasi rumah itu ditentukan
berdasarkan konstruksi serta kualitas rumah yang dibangun.
Sedangkan berda sarkan tipe lainnya pada tahun yang sama di
Kabupaten Brebes juga terdapat 214.631 unit bangunan rumah
permanen dan 104.518 unit bangunan rumah nonpermanen.
h. Pengembangan UMKM
Koperasi sebagai wadah/kumpulan orang-orang untuk
melakukan usaha yang mengutamakan kepentingan anggota dan
berada di bawah kementerian Koperasi dan UKM perlu mendapat
perhatian yang lebih serius dalam ra ngka ikut serta membantu
peningkatan perekonomian masyarakat. Hal ini mengingat dalambeberapa tahun terakhir keberadaan kopera si sebagai soko guru
perekonomian rakyat belum berperan sebagaimana diharapkan.
Koperasi yang ada di Kabupaten Brebes terdiri dari KUD dan non
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 24
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
24/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
KUD, semuanya berjumlah 328 unit. Jumlah KUD 26 unit dan non
KUD 302 unit. Jumlah koperasi non KUD terdiri dari 4 unit koperasi
sekunder dan 324 unit koperasi primer yang terdiri dari berbagai
jenis usaha diantaranya Koperasi Simpan Pinjam (KSP), KoperasiSerba Usaha (KSU), Koperasi Konsumen, dan Koperasi Produsen.
Dari seluruh koperasi yang ada, terdapat koperasi a ktif sebanyak
233 unit dan koperasi tidak aktif sebanyak 95 unit.
i. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Situasi dan kondisi politik di Kabupaten Brebes terutama pada
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut hubunganantara eksekutif dan legislatif berjalan kondusif serta terjalin
harmonis. Hal ini ditunjukkan melalui pelaksanaan tugas dan peran
masing-masing lembaga secara sinergi dalam upaya menciptakan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Brebes. Sinergisitas
pelaksanaan tugas sangat penting artinya agar tidak terjadi
overlapping dimana fungsi pelaksana berada pada eksekutif dan
fungsi kontrol berada pada legislatif.
Terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan, pada tahun
2011 ini telah terjadi pergantian Bupati dari Bapak H. Indra
Kusuma, S.Sos kepada Bapak Agung Widyantoro, S.H., M.Si. Bapak
H. Agung Widyantoro, S.H., M.Si. dilantik sebagai Bupati Brebes oleh
Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 10 Mei 2011 menggantikan
Bapak H. Indra Kusuma, S.Sos. untuk melanjutkan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan sampai dengan tahun 2012. Bapak
H. Agung Widyantoro, S.H., M.Si. merupakan Wakil Bupati pasangan
Bupati Bapak Indra Kusuma, S.Sos untuk masa jabatan 2007-2012.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Bupati, beliau
menyampaikan bahwa pembangunan di Kabupaten Brebes harus
tetap berjalan mulai dari program pembangunan yang bertumpu
pada kesejahteraan yang menyangkut bidang ekonomi, kesehatan,
pendidikan, sosial politik, ketenagakerjaan, budaya harus terusdigalakkan. Beliau juga berharap perlunya kerjasama yang baik
antara tiga pilar pembangunan yaitu pemerintah, swasta, dan peran
serta seluruh elemen masyarakat.
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 25
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
25/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Dukungan lembaga legislatif dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Brebes juga sangat dibutuhkan dalam
upaya menciptakan chek and balance agar hasil-hasil pembangunan
dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Brebes secaraadil dan merata. Dukungan lembaga legislatif itu ditunjukan melalui
anggota-anggota DPRD hasil pemilu tahun 2009 yang menetapkan
50 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Anggota
DPRD yang berjumlah 50 orang tersebut sebanyak 13 orang berasal
dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), 7 orang berasal
dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 7 orang berasal dari Partai
GOLKAR, 6 orang dari Partai Demokrat, 5 orang berasal dari Partai
Keadilan Sejahtera (PKS), 4 orang berasal dari Partai Amanat
Nasional (PAN), 4 orang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 2
orang berasal dari Partai Hanura, dan masing-masing 1 orang dari
Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK).
Dinamika kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Brebes juga
diwarnai dengan kebeberadaan organisasi yang turut serta
membantu memberikan mediasi program-program pemerintah
kepada masyarakat dan juga sebaliknya sebaga i penyambung
aspirasi nonparlemen dari masyarakat kepada pemerintah.
Sebagaimana tahun sebelumnya, jumlah organisasi kemasyarakatan
yang ada di Kabupaten Brebes berdasarkan profesi ada 33 organisasi
sedangkan organisasi berdasarkan agama ada 19 organisasi.
Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat ( Non Government
Organization) lokal sebagai lembaga advokasi bagi masyarakat dalam
menyampaikan aspirasi, pendapat, kritik dan solusi untuk
mengatasi permasalahan daerah berjumlah 62 LSM.
Guna mendukung situasi dan kondisi kemasyarakatan yang
lebih kondusif serta memberikan informasi yang berimbang dalam
segala hal, peran media cetak maupun elektronik sangat
dibutuhkan. Media massa sebagai sarana informasi yang beredar di
Kabupaten Brebes pada tahun 2011 baik lokal maupun nasional
berjumlah 34 media massa lokal dan 58 media massa nasional.
Dengan media massa, masyarakat bisa memperoleh informasi dan
sebaliknya bagi pemerintah dapat memberikan informasi mengenai
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 26
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
26/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
kebijakan-kebijakan yang ditempuh. Media massa juga diharapkan
sebagai madia perekat masyarakat sehingga terjalin kehidupan yang
harmonis, rukun dan damai.
j. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Secara administratif Pemerintah Kabupaten Brebes terdiri dari
17 kecamatan, 292 Desa dan 5 Kelurahan dengan perincian jumlah
desa di setiap kecamatan adalah : kecamatan Salem 21 desa,
kecamatan Bantarkawung 18 desa, kecamatan Bumiayu 15 desa,
kecamatan Paguyangan 12 desa, kecamatan Sirampog 13 desa,kecamatan Tonjong 14 desa, kecamatan Larangan 11 desa,
kecamatan Ketanggungan 21 desa, kecamatan Banjarharjo 25 desa,
kecamatan Losari 22 desa, kecamatan Tanjung 18 desa, kecamatan
Kersana 13 desa, kecamatan Bulakamba 19 desa, kecamatan
Wanasari 20 desa, kecamatan Songgom 10 desa, kecamatan
Jatibarang 22 desa dan kecamatan Brebes terdiri dari 17 desa dan 5
kelurahan.
Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Brebes didukung
oleh keberadaan aparatur pemerintah sebanyak 13.449 orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari golongan I hingga IV.
Berdasarkan komposisi golongan nampak bahwa pegawai golongan
IV menduduki porsi terbesar (38,27 %) diikuti oleh golongan III
(35,28 %), golongan II (23,66 %) dan paling rendah golongan I (2,79
%). Kondisi ini terjadi karena selama beberapa tahun terakhir
Pemerintah Kabupaten Brebes tidak lagi melaksanakan rekrut
pegawai dengan kualifikasi SLTA kebawah. Dengan komposisi
pegawai tersebut diharapkan ada korelasi positif terhadap kinerja
penyelenggaraan pemerintahan khususnya pada pelayanan publik
yang semakin baik.
Tingkat pelayanan pegawai terhadap penduduk dapat dilihat
dari rasio PNS terhadap penduduk. Pada tahun 2011, denganmenggunakan data penduduk hasil registrasi sampai dengan bulan
Agustus 2011, rasio PNS terhadap 1000 penduduk adalah 7,73.
Dengan kata lain setiap 1000 penduduk dilayani oleh 7,73 PNS atau
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 27
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
27/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
setiap 1 PNS melayani 129 penduduk. Kajian rasio ideal pegawai
terhadap penduduk memang belum ada, namun jumlah PNS saat ini
dianggap lebih dari cukup dan menjadi beban anggaran yang cukup
berat, sehingga pemerintah pusat menerapkan kebijakanmoratorium pegawai dengan meniadakan rekrutmen CPNS selama 2
tahun (2011 2012) kecuali untuk tenaga pendidikan dan
kesehatan.
Tidak terkecuali Pemerintah Kabupaten Brebes, termasuk
daerah yang terkena kebijakan moratorium pengangkatan CPNS
baru, karena anggaran belanja pegawai cukup tinggi yaitu lebih dari
50%. Padahal jumlah PNS yang pensiun di Kabupaten Brebes rata-rata per tahunnya lebih dari 300 orang, oleh karena itu dengan
kebijakan moratorium pegawai diperlukan upaya peningkatan
kualitas pegawai untuk mempertahankan kinerja pegawai dalam
menjalankan pelayanan publik.
Sampai dengan triwulan-3 dari jumlah 13.449 PNS terdapat 633
orang pejabat struktural terdiri dari 25 pejabat eselon II, 139 pejabat
eselon III, 489 pejabat eselon IV dan 9.066 pejabat fungsional
meliputi guru, penilik sekolah, dokter, pustakawan, bidan, perawat
dan lain-lain. Jumlah tenaga fungsional tertinggi adalah guru
sebanyak 7.810 ora ng, diikuti bidan sebanyak 331 orang, disusul
perawat sebanyak 287 orang, dan pengawas sekolah sebanyak 138
orang. Sedangkan tenaga fungsional lainnya berjumlah kurang dari
100 orang.
Pada tataran pemerintahan desa, sebagai unsur pelaksana
pemerintahan juga perlu didukung oleh SDM yang memadai. Dari
292 desa, terdapat kepala desa yang berpendidikan Strata 2
sebanyak 4 orang, Strata -1 : 37 orang, lulusan diploma : 28 orang,
lulusan SLTA : 134 orang, lulusan SLTP 82 orang. Sedangkan untuk
jabatan sekretaris desa terdiri dari berpendidikan S1/diploma : 14
orang, lulusan SLTA sebanyak 134 orang, lulusan SLTP sebanyak
62 orang dan masih terdapat 35 orang yang berpendidikan SD.
Untuk lebih meningkatkan kinerja aparat desa dalam upaya
peningkatan pelayanan publik di tingkat paling ba wah, sejak 2009
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 28
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
28/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
Pemerintah Kabupaten Brebes mulai mengisi jabatan Sekretaris
Desa dengan mengangkat Sekdes menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Susunan organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes dari
waktu ke waktu mengalami perubahan sejalan dengan dina mika
penyelenggaraan pemerintahan. Sejak berlakunya PP No 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, susunan organisasi dan
tata kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes terus
menerus dievaluasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan, dalam rangka menuju organisasi yang
tepat ukuran dan tepat fungsi. Susunan organisasi Pemerintah
Kabupaten Brebes sampai dengan triwulan III tahun 2011 terincisebagai berikut :
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah ada 4 SKPD dalam bentuk
Badan, 15 SKPD dalam bentuk Dinas, 4 SKPD berbentuk Kantor,
1 Inspektorat, 3 Asisten dan 9 Bagian pada Sekretariat Daerah, 1
Satuan Polisi Pamong Praja, 1 Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD).
b. SKPD yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
adalah Kantor Pelayanan dan Perijinan Terpadu (KPPT), dan
Sekretariat badan Narkotika Kabupaten (BNK).
c. SKPD yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati yaitu
Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI, Badan Penyuluhan.
Instansi vertikal yang ada di Kabupaten Brebes sebagai
pelaksana tugas-tugas pemerintahan pusat diantaranya Pengadilan
Negeri, Kejaksaan Negeri, Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS),
Kepolisian Resort (POLRES), Komando Distrik Militer (KODIM),
Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan kantor Kementerian Agama,
Pengadilan Agama, Badan Pertanahan Nasional, dan Badan Pusat
Statistik.
Pemerintah Kabupaten Brebes sebagai daerah otonom
melaksanakan asas desentralisasi berdasarkan urusan yang menjadi
kewenangan daerah Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu 26 urusan wajib dan 8
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 29
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
29/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
urusan pilihan. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Brebes juga
melaksanakan tugas Pemerintah Pusat melalui asas tugas
pembantuan. Jumlah tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Brebes bervariasi dari tahun ketahun. Pada tahun 2011, jumlah tugas pembantuan berasal dari 5
Kementerian meliputi bidang kesehatan, ketenagakerjaan, pekerjaan
umum, ketahanan pangan, pertanian, kelautan dan perikanan yang
secara teknis dilaksanakan oleh 9 SKPD.
2. Fokus Urusan Layanan Pilihan
a. Pertanian
Dari luasan lahan sawah irigasi yang ada pada tahun 2011,
seluas 80.946 ha dapat menghasilkan gabah sampai dengan
triwulan-3 tahun 2011, mencapai 550.706,04 ton (91,41%) dari total
produksi yang dicapai pada tahun 2010 yaitu 602.417,44 ton.
Pencapaian produksi gabah tersebut lebih tinggi dibanding dengan
luas areal produksi lahan padi yang baru mencapai 86,51 % (80.946
ha) luas areal produksi gabah pada tahun 2011 dari 93.567 ha luas
areal produksi gabah pada tahun 2010. Dari total produksi gabah
550.706,04 ton menghasilkan produksi beras sebesar 299.319,75
ton sedangkan yang dikonsumsi mencapai 153.508,73 ton sehingga
mengalami surplus 145.811,02 ton beras.
Tidak seperti pada periode sebelumnya, produksi jagung tahun
2011 mengalami penurunan sebesar 86.526,16 (51,62 %) dari
178.835,58 ton pada tahun 2010 menjadi 92.308,84 ton pada tahun
2011 hampir sebanding dengan penurunan luas areal produksi
sekitar 47,36 % dari 25.066 ha pada tahun 2010 menjadi 13.194 ha
pada tahun 2011. Jumlah konsumsi jagung di Kabupaten Brebes
hanya mencapai 22.150,46 ton (24 %) dari total produksi 92.308,84
ton sehingga terdapat surplus jagung sebesar 70.158,38 ton atau 76
% dari total produksi.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya bahwa jumlah produksi
kedele selalu lebih kecil dibanding dengan konsumsinya baik untuk
konsumsi rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 30
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
30/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
disebabkan karena kebutuhan akan kedele di Kabupaten Brebes
sangat besar sementara baik lahan maupun minat petani untuk
menanam kedele di Kabupaten Brebes sangat kecil. Jumlah
konsumsi untuk produk kedele melebihi jumlah produksi yaitu14.756,42 ton atau 227,36 % dari total produksi kedelai sebanyak
6.791,08 ton. Dengan demikian untuk memenuhi hampir 63 % dari
kebutuhan kedele di Kabupaten Brebes harus melakukan impor dari
daerah lain.
Sedangkan untuk produksi umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar,
dan kentang) terjadi sebaliknya tidak seperti tahun sebelumnya.
Pada periode tahun 2011 (triwulan-3) jumlah konsumsinya lebihkecil dibanding dengan jumlah produksi. Sampai dengan triwulan -3
tahun 2011 konsumsi produk umbi-umbian di Kabupaten Brebes
hanya mencapai 11.270,89 ton dari total produksi umbi-umbian
sebesar 59.581,60 ton dari luas areal produksi seluas 3.788 ha.
Dengan demikian pada periode triwulan-3 tahun 2011 di Kabupaten
Brebes mengalami surplus produk umbi-umbian sebesar 48.310,71
ton.
b. Peternakan
Sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 jumlah populasi sapi
potong mencapai 28.916 ekor dengan rata -rata kepemilikan 2 ekor
setiap peternak. Populasi ternak sapi potong ini hampir ada di
seluruh kecamatan Kabupaten Brebes. Kecamatan Ketanggungan
dan Bantarkawung merupakan wilayah yang memiliki populasi
ternak sapi potong terbesar yaitu masing-masing 7.579 ekor dan
7.359 ekor. Kecamatan dengan populasi di atas 1.000 ekor berada di
kecamatan Larangan (4.743 ekor), Banjarharjo (3.246 ekor),
Paguyangan (1.943 ekor), dan Salem (1.032 ekor).
Kebutuhan akan daging sapi ini sepenuhnya dapat dipenuhi
oleh Kabupaten Brebes. Hal ini terlihat dari jumlah pemotongan
setiap tahun hanya berkisar pada 2.626 ekor atau hanya berkisar
9,08 % dari total populasi yang ada. Sementara itu jumlah
pemotongan pada tahun 2010 mencapai 12,91 % dari total populasi.
Disamping sapi potong, Kabupaten Brebes juga memiliki potensi
ternak kerbau dan sapi perah. Populasi ternak kerbau sampai
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 31
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
31/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
dengan triwulan 3 tahun 2011 adalah sebanyak 9.030 ekor.
Sedangkan untuk sapi perah, populasinya belum terlalu banya k dan
usaha sapi perah belum berkembang dengan baik, namun
diharapkan kedepan usaha sapi perah akan semakin diminati olehpetani Brebes untuk bisa memenuhi kebutuhan air susu
masyarakat. Pada tahun 2011 jumlah populasi sapi perah
mengalami peningkatan sekitar 18 % yaitu mencapai 40 ekor dari
34 ekor pada tahun 2010. Dari total jumlah 40 ekor, baru mampu
menghasilkan produksi susu hanya 6,403 liter susu. Produksi susu
ini hanya dihasilkan oleh sapi-sapi perah yang populasinya ada di
Kecamatan Wanasari dan Jatibarang. Sementara populasi sapi yang
berada di Kecamatan Paguyangan, Larangan, Losari, dan Songgom
belum memproduksi susu karena usia yang masih muda.
Usaha ternak kecil (kambing dan domba) merupakan usaha
yang sangat diminati petani di Kabupaten Brebes sebagai, usaha
pokok, cabang usaha maupun usaha sampingan karena ternak
kambing dan domba merupakan pemasok daging utama bagi warung
makan/restoran sate yang cukup banyak jumlahnya dan hampir ada
di setiap wilayah kecamatan. Populasi kambing sampai dengan
triwulan-3 tahun 2011, sebanyak 105.968 ekor sedangkan populasi
domba sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 sebanyak 158.961
ekor.
Masyarakat yang umumnya mengandalkan usaha peternakan
sebagai usaha utama adalah pada usaha ternak unggas seperti itik
dan ayam ras (ayam pedaging dan ayam petelur). Usaha ternak
ayam pedaging ini hampir ada di seluruh kecamatan di Kabupaten
Brebes sedangkan untuk peternak ayam petelur sebagian besar
berada di kecamatan-kecamatan wilayah selatan Kabupaten Brebes
seperti Bantarkawung, Bumiayu, Paguyangan, Sirampog, dan
Tonjong dengan kecamatan Paguyangan yang memiliki peternakan
ayam petelur terbanyak. Kecamatan wilayah utara yang memiliki
peternakan ayam petelur adalah di kecamatan Wanasari dan untuk
wilayah tengah ada di kecamatan Songgom meskipun populasi hanya
sebagian kecil saja.
Jumlah populasi ayam petelur pada tahun 2011 mencapai
1.633.792 ekor dengan 343 peternak sehingga rata -rata kepemilikan
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 32
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
32/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
peternak mencapai 4.761 ekor/kk. Produksi telur yang mampu
dihasilkan mencapai 1.039 ton satu tahun. Populasi ayam pedaging
pada periode yang sama mencapai 1.368.029 ekor dengan jumlah
peternak mencapai 208. Dalam satu tahun dari populasi ayampedaging yang ada mampu menghasilkan lebih dari 5.000 ton
daging. Namun demikian sampai dengan triwulan-3 2011
produksinya baru mencapai 2.599 ton atau baru mencapai 46 %
dibanding produksi daging pada tahun 2010.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan telur itik yang selama ini
sudah menjadi brand atau trade mark Kabupaten Brebes dengan
telur asin-nya pada tahun 2011 (triwulan-3) jumlah populasi itik
mencapai 575.909 ekor naik hampir 3 % dibanding populasi pada
tahun 2010 yang hanya 560.832 ekor. Sebagaimana ayam pedaging,
populasi ternak itik juga ada di seluruh kecamatan di Kabupaten
Brebes dan kecamatan Brebes dengan populasi ternak itik terbanyak
mencapai 104.231 ekor atau 18 % dari total jumlah populasi yang
ada.
Sebagian besar usaha peternakan itik merupakan usaha utama
yang diusahakan secara menetap maupun melalui pengembalaan. Di
Kabupaten Brebes jumlah peternak itik mencapai 2.087 orang
sehingga rata-rata kepemilikian sekitar 276 ekor setiap peternak.
Dari populasi itik yang ada mampu menghasilkan lebih dari 50 juta
butir telur atau setara dengan 3.798 ton telur dalam setahun.
Bahkan pada periode sebelumnya yaitu pada tahun 2010 produksi
telur itik mencapai 65.859.046 butir. Disamping unggas
sebagaimana disebutkan di atas di Kabupaten Brebes juga terdapat
populasi itik manila, burung puyuh, burung dara, dan angsa namun
jumlahnya sangat sedikit dan belum diusahakan secara komersial
oleh para peternak. Meskipun peternak burung puyuh melakukan
usaha komersial melalui produksi telurnya namun hasil secara
ekonomis belum mencapai pendapatan yang menguntungkan.
c. Kehutanan
Dari total luas Kabupaten Brebes 166.019 ha sebagian
diantaranya yaitu 59.171,60 ha merupakan hutan. Luas hutan
tersebut terdiri dari 6.252,30 ha merupakan hutan lindung, 48,50
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 33
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
33/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
merupakan hutan suaka alam, 38.484,30 ha merupakan hutan
produksi tetap, dan 14.386,50 ha merupakan hutan rakyat.
Dari sektor kehutanan dapat menghasilkan produk kehutanan
non HPH berupa kayu bulat 21.440,71 m dan kayu gergajian 20,563
m . Sedangkan komoditas hasil hutan ikutan yang dapat dihasilkan3
adalah 6,94 m ton gondorukem, 1,37 m ton terpentin, dan 5,71 m3 3 3
ton damar. Hasil-hasil hutan ikutan seperti gondorukem dan
terpentin berasal dari kecamatan Paguyangan, sedangkan penghasil
damar adalah kecamatan Salem, Bantarkawung, dan Paguyangan.
Untuk mengolah hasil-hasil hutan ikutan agar menjadi produk
ekspor, di kecamatan Paguyangan terdapat pabrik pengolah
gondorukem. Pabrik tersebut merupakan Badan Usaha Milik
Nasional (BUMN) yang produknya di ekspor ke mancanegara seperti
Kanada, Amerika Serikat dan China. Sedangkan bahan bakunya
(raw material) tidak hanya berasal dari Kabupaten Brebes tetapi juga
dari beberapa Kabupaten di Jawa Tengah.
Kontribusi Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) baik Pekalongan
Barat yang berada di Slawi maupun di Balapulang Kabupaten Tegal
terhadap Pemerintah Kabupaten Brebes adalah terkelolanya lahan-
lahan kritis yang telah direboisasi. Sampai dengan triwulan-3 tahun
2011 terdapat 988,70 ha lahan reboisasi sementara pada tahun
2010 telah tereboisasi lahan seluas 1.360,40 ha khususnya pada
wilayah hutan.
d. Perkebunan
Sampai dengan triwulan-3 Tahun 20111, terdapat lahan untuk
tanaman tebu seluas 3.071,64 hekta r dengan produksi sekitar
11.180 ton tebu sedangkan lahan untuk tanaman teh termasuk
milik PTP Kaligua seluas 640 hektar dengan produksi mencapai
41,86 ton daun teh serta lahan untuk tanaman kelapa seluas 4.131
hektar yang menghasilkan 2.921 ton kelapa.
Pengelolaan perkebunan tebu pada saat ini dilakukan oleh
pabrik gula dengan menyewa lahan petani dan juga dilakukan oleh
para petani dengan membuat kelompok petani tebu dan h asil
tebunya dijual kepada pabrik gula. Sejak tahun 2007 pabrik gula
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 34
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
34/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
yang masih beroperasi melaksanakan proses penggilingan tebu
hanya PG Jatibarang sedangkan PG yang lain telah dimerger.
Sebelumnya di Kabupaten Brebes terdapat 3 (tiga) pabrik gula yaitu
PG Jatibarang, PG Banjaratma (Bulakamba), dan PG Tersana Baru diKersana. PG Banjaratma merupakan PG yang terakhir mengalami
kebangkrutan karena kurangnya lahan tebu sebagai akibat
enggannya para petani menyewakan lahan yang disebabkan
murahnya sewa lahan tanah untuk penanaman tebu.
Komoditas perkebunan di wilayah selatan yang diusahakan oleh
petani adalah kopi, kakao, lada, vanili, cengkeh, nilam, dan lain-lain.
Produksi komoditi perkebunan tersebut sangat kecil dan biasanya
ditanam oleh masyarakat yang memanfaatkan lahan
kebun/pekarangan baik milik sendiri maupun di sela-sela tanaman
keras di lahan milik Perum Perhutani dan usaha inipun sebagian
besar merupakan usaha sampingan sebagai tambahan pendapatan
disamping usaha utama sebagai petani di sawah.
e. Kelautan dan Perikanan
Wilayah utara Kabupaten Brebes merupakan wilayah laut. Luas
laut yang menjadi kewenangan Kabupaten Brebes berdasarkan Zona
Eksklusif Ekonomi (ZEE) 12 mil laut adalah 1.178,19 km .2
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Brebes yang memiliki wilayah
laut adalah kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan
Brebes. Sebagai daerah yang memilki wilayah laut, Kabupaten
Brebes menghasilkan perikanan laut dengan jumlah tangkapan
2.506,57 ton. Jumlah perikanan tangkap mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai 2.169,72
ton.
Jumlah penghasil perikanan tangkap berasal dari kecamatan
Bulakamba mencapai 70,98 % (1.779,09 ton) dari total jumlah
tangkapan. Kecamatan lain yang menghasilkan perikanan tangkap
yaitu Tanjung (689,63 ton), Wanasari (13,44 ton), dan Brebes (17,92
ton), sedangkan untuk kecamatan Losari dalam tahun 2011 hanya
menghasilkan ikan tangkapan sebesar 6,50 ton. Terjadinya kenaikan
hasil tangkapan pada tahun 2011 diakibatkan telah berangsur
pulihnya cuaca ekstrem yang telah terjadi beberapa tahun
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 35
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
35/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
sebelumnya sehingga jumlah tangkapan periode sebelumnya
mengalami penurunan.
Dibandingkan dengan hasil perikanan laut, produksi perikanan
darat hasilnya lebih melimpah di Kabupaten Brebes. Dari luaspembudidayaan tambak 12.748,16 ha telah menghasilkan 14.768,21
ton ikan. Produksi ikan yang berasal dari budidaya kolam seluas
114,39 ha mencapai 178,95 ton dan dari budidaya 10 unit keramba
seluas 0,166 ha sampai dengan triwulan -3 belum menghasilkan
produksi. Produksi ikan budidaya keramba dihasilkan oleh
kecamatan-kecamatan yang memiliki waduk yaitu kecamatan
Banjarharjo dengan waduk Malahayu dan kecamatan Paguyangan
dengan waduk Penjalin. Jumlah produksi ikan lainnya yaitu hasil
dari perairan umum (rawa, danau, sungai) seluas 827 ha baru
mencapai 520,41 ton dengan jumlah rumah tangga produksi
sebanyak 691 kepala keluarga.
Potensi perikanan lain yang berasal dari budidaya ikan dan
biota air tawar telah menghasilkan 530,72 ton dan untuk budidaya
ikan dan biota air payau telah mencapai 14.766,21. Adapun
produksi keduanya untuk tahun 2010 masing-masing mencapai
771,52 ton dan 32.654,81 ton. Hal ini merupakan potensi yang perlu
terus dikembangkan mengingat bahwa ikan merupakan salah satu
jenis makanan bergizi yang rendah kadar resikonya terhadap
penyakit berbahaya.
Budidaya rumput laut merupakan potensi yang juga cukup
menjanjikan untuk ikut mendulang pendapatan bagi penduduk
khusus di daerah pantai selain sebagai nelayan. Produksi rumput
laut pada tahun 2010 telah mencapai 8.134,65 ton dengan nilai
produksi sebesar Rp 4,067 milyar. Produksi rumput laut secara
ekonomis ini dihasilkan oleh 3 kecamatan pantura yaitu : Brebes,
Losari, dan Bulakamba. Kecamatan Brebes merupakan kecamatan
dengan produksi rumput laut terbesar diantara 2 kecamatan lainnya
mencapai 92,81 % ( 7.549,80 ton) dari total produksi Kabupaten
Brebes sedangkan produksi rumput laut di kecamatan Bulakamba
berkisar 7,17 % (583,54 ton) dan produksi rumput laut untuk
kecamatan Losari sebesar 0,02 % (1,31 ton).
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 36
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
36/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
f. Pariwisata
Potensi wisata di Kabupaten Brebes belum berkembang secara
optimal sebagai sumber PAD, meskipun sebenarnya dari segi lokasi
geografis sangat mendukung. Wilayah Brebes bagian utaramerupakan daerah pantai sehingga dapat dikembangkan wisata
bahari dan menuju ke wilayah selatan merupakan daerah dataran
tinggi sehingga dimungkinkan dikembangkan wisata alam
pegunungan. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Brebes terdiri
dari 6 buah wisata alam dan 3 buah wisata buatan. Jumlah
wisatawan domestik yang berkunjung ke obyek wisata dari tahun ke
tahun selalu menunjukan peningkatan. Pada tahun 2011 (triwulan-
3) jumlah wisatawan domestik sudah mencapai 137.522 orang.
Potensi wisata di Kabupaten Brebes sangat memungkinkan
untuk dikembangkan sebagai bagian dari pendulang PAD jika upaya
yang dilakukan sungguh-sungguh. Hal ini terlihat dari beberapa
tempat wisata yang ada di Kabupaten Brebes yang jumlah
pendapatannya setiap tahun mengalami kecenderungan naik.
Beberapa tempat wisata tersebut diantaranya adalah obyek wisata
kolam renang Tirta Kencana yang ada di Kecamatan Brebes, obyek
wisata Tirta Husada Paguyangan, obyek wisata Cipanas
Bantarkawung, obyek wisata Pantai Randusanga Indah di
Kecamatan Brebes, obyek wisata Waduk Malahayu di Banjarharjo,
dan obyek wisata Waduk Penjalin di Paguyangan.
g. Industri
Industri yang ada di Kabupaten Brebes dikelompokkan
menjadi industri logam, mesin, elektronika dan aneka (LMEA) serta
industri kimia agro dan hasil hutan (KAH). Masing-masing dibedakan
menjadi industri formal dan non formal, serta digolongkan
berdasarkan asset menjadi skala besar, menengah, kecil dan rumah
tangga. Jumlah industri kecil di Kabupaten Brebes selalu mengalami
kenaikan baik dari sisi jumlah pengusaha, unit usaha, permodalan
maupun tenaga kerja yang diserap. Pada saat ini jumlah usaha
mencapai 1.566 unit usaha dengan kumulatif nilai produksi
mencapai 144.615,40 juta serta mampu menyerap tenaga kerja
hingga 3.936 orang. Dari sekitar 7 jenis industri kecil per jenis
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 37
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
37/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
kerajinan, industri kecil makanan merupakan industri kecil yang
paling banyak dengan jumlah usaha mencapai 523 unit. Selama 5
tahun jumlah unit usaha industri kecil mengalami kenaikan rata-
rata hampir mencapai 10 %.
Kecamatan Brebes merupakan kecamatan di mana baik
jumlah unit usaha, tenaga kerja maupun nilai produksi untuk
industri kecil menempati urutan pertama atau dengan jumlah
terbanyak diantara 16 kecamatan lainnya
Berbeda dengan usaha industri kecil, pada sektor usaha besar
dalam kurun waktu 4 tahun mengalami stagnasi baik dalam jumlah
unit usahanya maupun jumlah pengusaha. Hal ini dapat diartikan
bahwa untuk mengembangkan usaha besar ataupun industri besar,
Kabupaten Brebes belum menjadi pilihan bagi para investor lokal
maupun luar untuk menanamkan investasinya.
h. Perdagangan
Usaha perdagangan yang ada di Kabupaten Brebes, yang
tertinggi masih pada level perdagangan menengah. Jumlah unit
usaha perdagangan di Kabupaten Brebes sampai dengan triwulan -3
tahun 2011 telah mencapai 6.035 unit usaha dan mampu menyerap
tenaga kerja sekitar 14.549 orang. Sarana perdagangan yang tersedia
untuk menunjang berlangsungnya usaha perdagangan meliputi
pasar tradisonal/pasar lokal, pasar swalayan, dan mal/plaza.Sampai dengan saat ini Kabupaten Brebes belum memiliki pasar
regional, hipermarket maupun pasar grosir. Namun demikian
perkembangan jumlah pasar swalayan/supermarket sangat pesat
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 38
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
38/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
yaitu mencapai 64 buah pada triwulan -3 tahun 2011 atau
bertambah sebanyak 7 unit dibanding tahun 2010 yang hanya
mencapai 57 unit. Jumlah plaza yang ada di Kabupaten Brebes
sebanyak 3 unit.Pesatnya perkembangan jumlah pasar swalayan maupun plaza
perlu dikaji kembali dengan regulasi yang komprehensif mengingat di
beberapa daerah mengalami banyak masalah seperti semakin
terjepitnya usaha para pedagang kecil. Hal ini dimaksudkan agar
iklim usaha berjalan secara kondusif dimana masing-masing pelaku
usaha mampu berusaha secara nyaman serta mampu menikmati
keuntungan yang layak dan mampu memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan ekonomi dari sektor perdagangan.
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
1. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
Sarana dan prasarana transportasi yang ada di Kabupaten
Brebes terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi dan jalan
kabupaten. Kondisi masing-masing jalan tersebut masih cukup baik
dalam rangka memperlancar arus lalu lintas penumpang, barang
dan jasa baik antar pulau, antar provinsi maupun antar kota. Sejak
diresmikan dan dioperasionalkan TOL Kanci Pejagan pada tahun
2010 telah sedikit membantu menguraikan kemacetan khusunya
yang melewati jalur Kabupaten Brebes khususnya pada saat arus
mudik maupun arus balik lebaran.
Kondisi jalan yang ada di Kabupaten Brebes secara umum
masih perlu perhatian semua pihak baik pusat, pemerintah provinsimaupun pemerintah kabupaten sendiri agar kondisi jalan tersebut
mampu menjadi sarana transportasi dan penggerak roda ekonomi
dan sosial. Sebagian besar kondisi jalan yang ada dari semua status
jalan dalam keadaan rusak ringan atau sepajang 357,79 km (39,35
%). Kondisi jalan yang masih baik hanya berkisar 264,04 km ( 29,04
%) dan yang masih dalam kondisi sedang sepanjang 135,62 km
(14,92 %)
Total panjang jalan di kabupaten Brebes mencapai 909,17 km
yang terdiri dari panjang jalan nasional 66,84 km, jalan provinsi
sepanjang 167,49 km dan status jalan kabupaten sepanjan g 674,84
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 39
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
39/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
km. Total panjang jalan tersebut jika di berdasarkan jumlah
kendaraan yang ada di Kabupaten Brebes baik kendaraan roda 2
maupun roda 4 sebanyak 72.399 unit, maka rasio panjang jalan per
jumlah kendaraan yang ada di Kabupaten Brebes berkisar 0,01.Hampir 75 % dari seluruh panjang jalan di Kabupaten Brebes
adalah jalan kabupaten yaitu sepanjang 674,84 km. Sepanjang
168,71 atau 25 % dalam kondisi baik, 67,48 km atau 10 % dalam
kondisi sedang serta 303,68 km (45 %) dalam keadaan rusak ringan.
Sedangkan menurut fungsinya sepanjang 61,17 km merupakan jalan
arteri dan sepanjang 613,67 merupakan jalan kolektor.
Kondisi jalan Kabupaten yang ber- hotmix pada tahun 2011
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun
2010. Pada tahun 2010 dari sepanjang 87,00 km atau hanya sekitar
12,89 % menjadi 665,04 km atau 98,55 % dari total panjang jalan
kabupaten. Secara keseluruhan jalan yang sudah hotmix 893,72 km
yang terdiri dari 665,04 km jalan kabupaten dan 167,49 km jalan
provinsi. Sedangkan kondisi jalan beraspal masih seperti tahun lalu
sepanjang 903,52 km Selama beberapa tahun jumlah dan panjang
jembatan masih tetap yaitu jumlah 280 buah dengan total panjang
3.235,50 m.
Untuk mendukung pengaturan sarana transportasi darat
khususnya jasa penumpang orang, di Kabupaten Brebes terdapat 3
terminal kelas B yang berada di kecamatan Bumiayu, Ketanggungan
dan Tanjung. Dari ketiga terminal tersebut terminal Bumiayu
merupakan terminal terbesar di Kabupaten Brebes yang dibangun di
lintasan jalur lingkar selatan Bumiayu. Sebagai upaya mengatur
penggunaan kendaraan terutama muatan barang dengan tonase
yang melampaui beban jalan, di Kecamatan Tanjung terdapat sarana
jembatan timbang. Jembatan timbang tersebut untuk mengatur
kendaraan-kendaraan muatan yang melalui jalan negara baik dari
arah barat maupun timur.
Disamping itu, untuk mengatur lalu lintas kendaraan yang
mengangkut barang Kabupaten Brebes juga telah membangun
terminal bongkar muat barang di Kecamatan Brebes yang sampai
saat penggunaannya masih belum optimal. Perlu kebijakan dan
regulasi tegas terhadap kendaraan-kendaraan yang khusus
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 40
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
40/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
mengangkut barang agar pembangunan terminal barang yang telah
menghabiskan dana ratusan juta dapat dimanfaatkan dan mampu
memberikan multiplyer effect khususnya bagi perbaikan
perekonomian masyarakat sekitar.Dalam bidang usaha sektor transportasi khususnya jasa
angkutan penumpang orang, di Kabupaten Brebes sampai dengan
triwulan-3 tahun 2011 terdapat jumlah bus AKAP mencapai 350
armada dan beberapa angkutan antar kota dalam provinsi. Jumlah
kendaraan milik pribadi yang ada di Kabupaten Brebes dalam
periode yang sama untuk roda empat mencapai 4.892 unit dan
67.507 kendaraan roda dua.
2. Fokus Iklim Berinvestasi
Perkembangan industri dan perdagangan baik industri dan
perdagangan kecil, menengah maupun besar atau pun industri
rumah tangga membutuhkan dukungan finansial yang cukup untuk
menjamin keberlanjutannya. Dukungan dana tersebut diperlukan
sebagai tambahan modal disamping modal sendiri yang jumlahnya
terbatas. Cara yang paling mudah dan aman untuk memperoleh
dukungan dana yaitu melalui lembaga keuangan baik perbankan
maupun non-perbankan. Dengan dukungan lembaga keuangan
perbankan maupun nonperbankan diharapkan mampu memberikan
dukungan bagi pergerakan ekonomi secara keseluruhan.
Untuk mendukung penyediaan modal bagi para pelaku usaha
yang membutuhkan modal lancar , di Kabupaten Brebes terdapat
beberapa perbankan baik milik pemerintah, pemerintah daerah
maupun nonpemerintah (swasta). Jumlah bank milik pemerintah
yang ada di Kabupaten Brebes sebanyak 47 bank yang terdiri dari 2
BRI Cabang, 2 BRI Kantor Cabang Pembantu, dan 42 BRI Unit.
Lokasi BRI Cabang ada di Kota Brebes dan Bumiayu, BRI KCP
berada di kecamatan Jatibarang dan Ketanggungan serta 42 BRI
Unit tersebar di 17 kecamatan.Termasuk bank milik pemerintah di
antaranya yaitu BNI dan bank Mandiri.
Disamping perbankan milik pemerintah, lembaga perbankan
daerah ( bank milik pemerintah daerah) juga sangat berperan
R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 41
-
8/23/2019 RKPD 2013 Fix
41/115
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
dalam memenuhi kebutuhan permodalan bagi masyarakat
diantaranya adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah
atau yang dikenal dengan nama Bank Jateng, Perusahaan Daerah
Bank Pasar Brebes dan Perusahaan Daerah Bank Kredit Kecamatan(PD BKK) yang keberadaannya di tingkat kecamatan. Untuk level
Cabang, Bank Jateng baru ada 1 yaitu di Kota Brebes, di level Kantor
Cabang Pembantu (KCP) terdapat 2 bank yaitu di kecamatan
Ketanggungan dan Bumiayu sedangkan untuk level Kantor Kas
berada di kecamatan Brebes dan Jatibarang. Bank milik Pemerintah
Kabupaten Brebes yaitu B ank Pasar Brebes Puspa Kencana hanya
ada 1 dan berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten Brebes. Sedangkan
untuk PD BKK terdapat 2 buah yaitu PD BKK Brebes yang terdiri
dari 13 unit dan PD BKK Banjarharjo yang terdiri dari 4 unit.
Beberapa perbankan swasta nasional yang juga ikut berperan
dalam penyediaan dukungan permodalan di Kabupaten Brebes
diantaranya Bank BCA, bank Danamon, bank Mega, dan Bank
BTPN. Keberadaan bank-bank swasta tersebut semakin banyak
memberikan alternatif bagi masyarakat khususnya pelaku dunia
usaha dalam memperoleh permodalan yang cepat dan mudah
sehingga membantu menciptakan iklim yang kondusif dalam
melakukan aktivitas usaha. Terlebih lag