rkpd 2013 fix

Upload: indahkwardhaniputri

Post on 08-Aug-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    1/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BREBES

    NOMOR : 036 TAHUN 2012

    TANGGAL : 1 JUNI 2012

    RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

    KABUPATEN BREBES TAHUN 2013

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

    Brebes Tahun 2013 merupakan pelaksanaan tahun transisi dari

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    Kabupaten Brebes Tahun 2008-2012, sebagaimana diamanatkan

    dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa RPJMD Transisi dapat

    dijadikan dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan

    Daerah (RKPD) sebagai program pembangunan tahunan. RPJMD

    Transisi kabupaten Brebes tahun 2008 2012 yang ditetapkan

    melalui Peraturan Daerah Nomor 2 tanggal 14 April 2008

    mengindikasikan beberapa program dan kegiatan yang akan

    dilaksanakan pada tahun 2013 sebagai tahun Transisi

    pelaksanaannya, dan Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 3

    Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    (RPJPD) Tahun 2005-2025.

    Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

    Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

    Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan

    Daerah, RKPD Kabupaten sekurangkurangnya memuat tentang

    kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah,

    rencana kerja dan pendanaanya serta prakiraan maju dengan

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 1

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik

    yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    maupun sumber sumber lain yang ditempuh dengan mendorong

    partisipasi masyarakat. Penetapan program prioritas berorientasipada pemenuhan hakhak dasar masyarakat dan pencapaian

    keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Selain itu

    dokumen RKPD yang disusun haruslah mengacu RKPD Provinsi dan

    berkaitan erat dengan RPJMD, RPJPD baik kabupaten maupun

    Provinsi serta RPJM dan RPJP Nasional.

    Dalam penyusunan RKPD Transisi Kabupaten Brebes Tahun

    2013 ini telah melalui proses yang melibatkan berbagai perwakilan/representasi stakeholders yaitu, antara lain dari unsur Perguruan

    Tinggi, LSM, Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

    Organisasi, Delegasi Kecamatan dan DPRD. Keterlibatan tersebut,

    dimulai sejak dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan

    Pembangunan (Musrenbang) Desa, Musrenbang Kecamatan, Forum

    SKPD dan Musrenbang Kabupaten Brebes. Adapun prinsip

    penyusunan RKPD adalah sebagai berikut :

    1. Proses perencanaan dilakukan melalui keterpaduan

    pendekatan diantaranya melalui participatory ,

    comprehensiveness , serta proses buttom up dan top down

    planning . Proses top down planning merupakan langkah-langkah

    penyampaian batasan umum oleh Pemerintah Pusat mengenai

    prioritas pembangunan nasional dan usulan kebutuhan dana

    kepada Kementrian /Lembaga maupun dari Pemerintah Provinsi

    dan Kabupaten/Kota. Sedangkan proses buttom up planning

    berarti Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diberi

    keleluasaan untuk merancang kegiatan-kegiatan pembangunan

    demi tercapainya sasaran pembangunan kepada Pemerintah

    Pusat.

    2. Prioritas dan sinergitas

    Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, baik

    Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota terdistribusikan

    dengan mempertimbangkan prioritas dan menciptakan sinergitas

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 2

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    2/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    antara Kabupaten, Provinsi dan Nasional melalui Forum

    Musyawarah Perencanaan Pembangunan.

    3. Mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah

    Proses penyusunan RKPD Kabupaten Brebes juga merupakan

    proses penyatuan persepsi SKPD Kabupaten tentang prioritas

    pembangunan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan

    keuangan daerah.

    4. Mempertimbangkan kondisi eksternal

    Tidak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan kondisi

    eksternal yang memberikan pengaruh cukup kuat terhadap

    proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah seperti

    kondisi politik, hukum, ekonomi, serta budaya. Kondisi ekonomi

    misalnya dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tentu

    akan mempengaruhi beberapa asumsi yang mendasari

    penyusunan kondisi perekonomian di daerah.

    Adapun kerangka berpikir dalam penyusunan RKPD tahun

    2013, secara normatif adalah Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) Transisi Ka bupaten Brebes Tahun 2008-

    2012 yang telah ditetapkan pada tanggal 14 April 2008. Acuan lain

    dalam penyusunan RKPD adalah Prioritas Pembangunan Nasional

    dan Prioritas Pembangunan Provinsi. Dari kedua prioritas tersebut,

    Kabupaten/Kota menyusun Prioritas Pembangunan Daerah tahun

    2013 yang juga didasarkan pada permasalahan daerah yang

    dihadapi tahun sebelumnya dan kemungkinan tantangan yang akandihadapi daerah pada tahun 2013. Berdasarkan prioritas

    pembangunan daerah tersebut, dijabarkan sasaran, arah kebijakan

    dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2013.

    Dengan demikian sebagaimana amanat dalam Undang-

    Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional maupun Undang-Undang Nomor 17 Tahun

    2003 tentang Keuangan Negara, RKPD merupakan pedoman bagi

    penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

    dimana kebijakan APBD ditetapkan secara bersama -sama oleh

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Pemerintah.

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 3

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    3/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Lebih lanjut, dokumen RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2013

    dilengkapi dengan Program dan Kegiatan beserta indikasi pagu

    untuk masing-masing program.

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan

    Dalam penyusunan RKPD, peraturan/perundangan yang

    digunakan sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional;

    2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan

    Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

    Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah;

    3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

    Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/K ota;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

    Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

    6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

    Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

    Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

    tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan

    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

    8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006

    tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan

    Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

    Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;

    9. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 3 Tahun 2009

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    Kabupaten Brebes Tahun 2005-2025;

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 4

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    4/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    10. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 2 Tahun 2008

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    Kabupaten Brebes Tahun 2008-2012.

    1.3. Hubungan antar Dokumen

    Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa RKPD

    memiliki hubungan/keterkaitan yang erat dengan dokumen

    perencanaan dan penganggaran, terutama RPJMD, Renstra SKPD,

    Renja SKPD, dan RAPBD. Hubungan antar dokumen tersebut

    ditunjukkan pada gambar berikut ini :

    1.4. Sistematika Dokumen RKPD

    RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2013 disusun dengan

    sistematika sebagai berikut :

    Bab I. Pendahuluan

    Memuat gambaran umum tentang penyusunan RKPD yang

    meliputi latar belakang, dasar hukum penyusunan,

    hubungan antar dokumen, sistema tika dokumen RKPD,

    serta maksud dan tujuan .

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 5

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    5/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian

    Kinerja penyelenggaraan Pemerintahan

    Memuat evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu

    menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain

    itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen

    RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sedangkan

    capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

    menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian

    kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan

    pembangunan.

    Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan

    Keuangan Daerah

    Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan

    perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup

    indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber

    pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang

    diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah

    meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan

    pembiayaan daerah .

    Bab IV. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

    Memuat secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran

    pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap

    hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian

    kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu

    strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan

    nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta

    kerangka pendanaan.

    Bab V. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah

    Memuat tentang rencana program dan kegiatan prioritas

    daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan

    tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian

    kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.

    Bab VI. Penutup

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 6

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    6/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku

    kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan

    daerah tahun 2013.

    1.5. Maksud Dan Tujuan

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes

    tahun 2013 disusun dengan maksud memberikan arah bagi seluruh

    pemangku kepentingan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan

    selama kurun waktu tahun 2013 dengan tujuan:

    1. Mewujudkan sinkronisasi rencana kegiatan antar Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (SKPD) maupun masyarakat dalam rangkamencapai tujuan pembangunan daerah;

    2. Menyediakan rujukan utama atau acuan dalam penyusunan

    Rancangan APBD;

    3. Mewujudkan sinkronisasi antara perencanaan, pelaksanaan, dan

    penganggaran kegiatan pembangunan daerah tahunan.

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 7

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    7/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    BAB II

    EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN

    PEMERINTAHAN

    Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang

    hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan

    dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan

    acuan. Sedangkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

    menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja

    penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.

    2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

    Gambaran Umum kondisi daerah Kabupaten Brebes

    memberikan gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian

    pembangunan Kabupaten Brebes secara umum. Gambaran umum

    menjadi pijakan awal penyusunan rencana pembangunan tahun

    2013 melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek

    geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan

    umum, dan daya saing daerah.

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Kabupaten Brebes berada

    pada posisi ujung barat lautdari Provinsi Jawa tengah,

    berbatasan dengan Provinsi

    Jawa Barat di sebelah barat,

    laut Jawa di sebelah utara,

    Kota dan Kabupaten Tegal di

    sebelah timur, Kabupaten

    Banyumas dan Cilacap di

    sebelah selatan. Secara

    geografis Kabupaten Brebes

    terletak antara 6 44-7 21o o

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 8

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    8/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Lintang Selatan dan antara 108 -109 11 Bujur Timur dengano o

    bentuk memanjang dari utara ke selatan sepanjang 87 km dan dari

    barat ke timur sepanjang 50 km dan memiliki garis pantai sepanjang

    65,48 km dengan luas wilayah 12 mil laut 1.178,19 km .2

    Berdasarkan topografi, luas Kabupaten Brebes yang 1.660,19

    km terbagi menjadi beberapa tipe kelerengan yakni meliputi : datar2

    (0-2%) seluas 71.414,04 ha, bergelombang (2-15%) seluas 30.641 ha,

    curam (15-40%) seluas 38.422 ha, dan sangat curam ( >40%) seluas

    25.542 ha dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 0

    2000 m. Kondisi alam dengan berbagai tingkat kemiringan lahan

    menyebabkan Kabupaten Brebes memiliki keberagaman potensisumber daya alam dari kelautan, perikanan, pertanian pangan,

    perkebunan, peternakan dan kehutanan yang mampu menopang

    kehidupan ekonomi masyarakat.

    Berdasarkan hasil laporan kependudukan Kabupaten Brebes

    akhir tahun 2011 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

    brebes berjumlah 1.742.511 jiwa yang terdiri dari 876.568 jiwa

    penduduk laki-laki dan 865.853 jiwa penduduk perempuan.

    Dibandingkan jumlah penduduk tahun sebelumnya (2010) yang

    merupakan penyesuaian hasil Sensus Penduduk sebesar 1.736.331

    jiwa, maka sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 terdapat kenaikan

    jumlah penduduk sebesar 3.915 jiwa atau sebesar 0,23%. Penduduk

    Kabupaten Brebes, sebagian besar merupakan etnis Jawa dan

    sedikit Sunda. Beberapa tahun terakhir terdapat indikasi jumlah

    etnis Batak dan Minang semakin meningkat, namun jumlah secara

    pasti belum ada datanya. Jumlah keluarga di Kabupaten Brebes

    berdasarkan data dari BKBPP Kabupaten Brebes sampai dengan

    triwulan-3 tahun 2011 sebanyak 515.061 KK, dengan mayoritas

    keluarga (lebih dari 50%) bermatapencaharian di bidang pertanian.

    Persebaran penduduk di Kabupaten Brebes tidak merata. Hal

    ini terlihat dari persentase jumlah penduduk di masing-masing

    kecamatan di mana kecamatan Bulakamba memiliki jumlahpenduduk terbanyak yaitu 162.149 jiwa atau 10 % sedangkan

    persentase jumlah penduduk terkecil berada pada kecamatan Salem

    sebanyak 57.407 jiwa atau 3 %.

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 9

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    9/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Hal ini juga dapat dilihat dari rasio jumlah penduduk terhadap

    luas wilayah yang diukur sebagai tingkat kepadatan penduduk.

    Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten adalah 1.046/km2.

    Sedangkan tingkat kepadatan penduduk per kecamatan tertinggiterdapat di Kecamatan Jatibarang (2.388/km2) dan terendah di

    Kecamatan Salem (377/km2).

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten

    Brebes

    A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Selama 5 tahun terakhir, perkembangan PDRB menurut

    lapangan usaha di Kabupaten Brebes baik berdasarkan harga

    berlaku maupun berdasarkan harga konstan tahun 2000 selalu

    mengalami pertumbuhan positip. Meskipun pertumbuhan positip

    namun masih di bawah 5 % dan masih berada di bawah

    pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang berada di atas 5 %. Pada

    Tabel di bawah ini dapat kita lihat PDRB Kabupaten Brebes dan

    pertumbuhan ekonomi.

    Tabel : PDRB Kabupaten Brebes dan Pertumbuhan konomi

    PDRB Harga Pertumbuhan PDRB Harga Pertumbuhan

    Berlaku ekonomi Konstan ekonomiTahun

    (Rp Milyar) (%) (Rp Milyar) (%)

    2006 8.402,06 14,70 4.551,20 4,71

    2007 9.550,92 13,67 4.769,15 4,79

    2008 11.134,04 16,58 4.998,53 4,81

    2009 12.532,52 12,56 5.247,90 4,99

    2010 14.629,93 16,74 5.507,40 4,94

    **) Angka sangat sementara Sampai dengan triwulan-3

    Pendapatan Pertumb Pendapatan Pertumb

    per kapita pendapatan per kapita pendptan perTahunHarga Berlaku per kapita (%) Harga konstan kapita (%)

    (Rp) (Rp)

    2006 4.478.784,97 15,98 2.323.962,35 4,31

    2007 5.044.290,37 12,63 2.409.105,81 3,66

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 10

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    10/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Pendapatan Pertumb Pendapatan Pertumb

    per kapita pendapatan per kapita pendptan perTahun

    Harga Berlaku per kapita (%) Harga konstan kapita (%)

    (Rp) (Rp)

    2008 5.785.126,55 14,69 2.512.453,36 4,29

    2009 6.565.044,47 13,48 2.661.255,91 5,92

    2010 7.586.855,67 15,56 2.801.507,87 5,27

    2011 - - - -

    Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes

    Sebagai daerah agraris dengan jumlah penduduk

    bermata pencaharian pokok pertania n, sudah sewajarnya

    dalam struktur perekonomian Kabupaten Brebes didominasi

    oleh sektor pertanian. Dari 9 lapangan usaha, sektor pertanian

    selalu memberikan kontribusi PDRB lebih dari 50 %.

    Gambaran secara keseluruhan distribusi lapangan usaha

    dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

    Tabel : Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha

    Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Brebes Tahun2005-2010

    Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010

    Pertanian 55,11 54,90 54,67 52,94 51,41 52,79

    Penggalian dan 1,21 1,22 1,22 1,17 1,24 1,22

    Pertambangan

    Industri Pengolahan 9,67 9,70 9,94 10,85 12,22 11,80

    Listrik, Gas, dan Air 0,85 0,85 0,89 0,87 0,86 0,90

    Bersih

    Bangunan 1,99 2,01 2,06 2,20 2,46 2,12

    Perdagangan, Hotel, dan 21,01 20,94 20,74 20,81 20,10 19,86

    Restoran

    Pengangkutan dan 3,58 3,69 3,65 3,87 4,07 4,03

    Komunikasi

    Keuangan, Asuransi, 2,51 2,55 2,59 2,76 2,93 2,67

    Usaha Sewa bangunan,

    Tanah dan JasaPerusahaan

    Jasa Kemasyarakatan 4,01 4,12 4,24 4,53 4,71 4,61

    Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 11

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    11/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Tabel : Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha

    Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Brebes

    Tahun 2005-2010

    Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010

    Pertanian 56.26 55,95 54,99 53,79 52,81 52,18

    Penggalian dan 1,20 1,22 1,24 1,21 1,31 1,29

    Pertambangan

    Industri Pengolahan 10,13 10,48 11,03 11,40 12,08 12,46

    Listrik, Gas, dan Air 0,84 0,84 0,87 0,88 0,88 0,98

    Bersih

    Bangunan 1,89 1,90 1,92 1,93 2,14 2,00

    Perdagangan, Hotel, dan 20,49 20,46 20,52 20,61 20,30 20,76Restoran

    Pengangkutan dan 2,54 2,53 2.63 2,73 2,91 2,84

    Komunikasi

    Keuangan, Asuransi, 2,56 2,57 2,63 2,84 2,84 2,82

    Usaha Sewa bangunan,

    Tanah dan Jasa

    Perusahaan

    Jasa Kemasyarakatan 4,10 4,06 4,18 4,60 4,74 4,66

    Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes

    Jika dilihat dari trend perkembangan kontribusi yang terjadi,

    sektor pertanian dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal

    ini bisa disebabkan oleh semakin sempitnya lahan untuk pertanian

    disamping tenaga kerja yang ada lebih memilih bekerja pada sektor

    lain yang lebih menguntungkan secara jangka panjang. Adapun

    untuk sektor yang mengalami trend meningkat adalah sektor

    industri pengolahan, sektor bangunan, dan sektor jasa

    kemasyarakatan.

    PDRB perkapita sebagai indikator yang lebih

    merepresentasikan tingkat kemakuran masyarakat dalam beberapa

    tahun juga selalu mengalami kenaikan meskipun fluktuatif. PDRB

    perkapita berdasarkan harga berlaku selama 5 tahun mengalami

    pertumbuhan rata-rata 14,58 % sedangkan berdasarkan harga

    konstan pertumbuhan rata -ratanya mencapai 4,60 %. Secara

    keseluruhan perkembangan PDRB perkapita maupun pendapatan

    perkapita selama 5 tahun baik berdasarkan harga berlaku maupun

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 12

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    12/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    berdasarkan harga konstan tahun 2000 dapat dilihat pada tabel di

    bawah ini.

    Tabel : Perkembangan PDRB dan Pendapatan PerkapitaKabupaten Brebes Berdasarkan Harga Berlaku

    (Rp 000,-)

    PDRB ATAS TAHUN

    DASAR HARGA2006 2007 2008 2009 2010

    BERLAKU

    PDRB Perkapita 4.854,26 5.492,67 6.379,72 7.162,98 8.387,61

    Pertumbuhan 14,22 13,15 16,15 12,28 17,10

    Pendapatan 4.478,78 5.044,29 5.785,13 6.56,.04 7.586,85

    Perkapita

    Pertumbuhan 15,98 12,63 14,69 13,48 15,56

    Sumber data : BPS Kabupaten Brebes

    Tabel : Perkembangan PDRB dan Pendapatan Perkapita

    Kabupaten Brebes Berdasarkan Harga Konstan

    (Rp. 000,-)

    PDRB ATAS TAHUN

    DASAR HARGA

    KONSTAN 2006 2007 2008 2009 2010

    TAHUN 2000

    PDRB Perkapita 2.629,44 2.742,70 2.864,12 2.999,44 3.157,50

    Pertumbuhan 4,28 4,31 4,43 4,72 5,27

    Pendapatan 2.323,96 2.409,11 2.512,45 2.661,25 2.801,51

    Perkapita

    Pertumbuhan 4,31 3,66 4,29 5,92 5,27

    Sumber data : BPS Kabupaten Brebes

    2. Fokus Kesejahteraan Sosial

    Tingkat kemakmuran suatu daerah dapat diukur dari tingkat

    penyerapan tenaga kerja dari angkatan kerja yang ada dalam suatu

    daerah. Semakin tinggi lapangan usaha yang tersedia dalam

    menyerap tenaga kerja yang ada dan semakin kecilnya angka

    pengangguran terbuka dapat diartikan tingkat kemakmuran daerah

    tersebut tinggi.

    Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Brebes di atas 15

    tahun pada tahun 2010 mencapai 1.238.782 jiwa yang terdiri dari

    laki-laki sebesar 618.241 jiwa (61,61 %) dan perempuan sebesar

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 13

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    13/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    620.541 jiwa (38,39 %). Jumlah angkatan kerja yang bekerja

    sebanyak 831.948 jiwa (67,16%) dan yang mencari kerja sebanyak

    22.928 jiwa (2,41%). Sementara jumlah yang lain bersedia bekerja

    jika disediakan serta sekolah dan mengurus rumah tangga.

    Tingkat penyerapan tenaga kerja berdasarkan lapangan usaha

    terlihat bahwa jumlah tenaga kerja pada lapangan usaha pertanian

    masih mendominasi tenaga kerja di Kabupaten Brebes yaitu

    mencapai 51,42 %. Lapanga n usaha yang cukup besar dalam

    menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel, dan

    restoran yaitu menduduki peringkat kedua dengan 23,30 % setelah

    pertanian. Sektor-sektor lain tingkat penyerapan tenaga kerjanyamasih dibawah 10% dengan penyerapan terkecil di sektor penggalian

    yaitu hanya sebesar 0,30 %.

    Data rumah tangga miskin dari Badan Pusat Statistik (BPS)

    Kabupaten Brebes, yang menjadi sasaran program pengentasan

    kemiskinan akan berbeda dengan data kemiskinan yang berasal dari

    BKBPP yang menda sarkan pada pentahapan tingkat kesejahteraan

    keluarga. Menurut data dari Badan Keluarga Berencana dan

    Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Brebes. Sampai dengan

    triwulan-3 tahun 2011 terdapat 278.515 keluarga pra sejahtera dan

    keluarga sejahtera 1 atau 54,01% dari total KK pada tahun 2011

    sebanyak 515.061 KK menurun dibanding tahun 2010 yang

    mencapai 55% (279.776 KK). Jumlah keluarga pra sejahtera sendiri

    sebanyak 158.014 KK (30,9%) dan jumlah keluarga sejahtera I

    sebanyak 122.501 KK (23,78 %). Kecamatan dengan jumlah

    keluarga pra sejahtera terbanyak adalah Ketanggungan dengan

    jumlah keluarga pra sejahtera sebesar 18.765 KK disusul kecamatan

    Losari dan Wanasari yang masing-masing memiliki keluarga

    prasejahtera sebanyak 17.561 KK dan 14.128 KK.

    Meskipun angka-angka tersebut mengalami kecenderungan

    menurun, namun masih merupakan pekerjaan rumah yang serius

    untuk segera diatasi agar tingkat kehidupan masyarakat semakinsejahtera dan kemiskinan dapat dientaskan mengingat bahwa

    Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten dari 15

    Kabupaten yang tin gkat kemiskinannya di atas angka kemiskinan

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 14

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    14/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Jawa Tengah. Angka kemiskinan Kabupaten Brebes tahun 2010

    sebesar 23,01% dari total jumlah penduduk sedangkan angka

    kemiskinan Jawa Tengah berkisar pada 16,11%.

    3. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga

    Dalam kehidupan sosial budaya, secara dominan terdapat 2

    (dua) suku atau etnis sebagai bagian dari penduduk yang mendiami

    wilayah Kabupaten Brebes yaitu suku jawa dan sunda yang dicirikan

    dari penggunaan dua bahasa sebagai sarana ko munikasi masing-

    masing suku. Namun demikian jumlah suku jawa lebih besar

    dibanding suku sunda yaitu hampir 80 % dari total jumlah

    penduduk. Penduduk dengan etnis sunda merupakan komunitas

    yang mendiami wilayah Kabupaten Brebes khususnya wilayah

    kecamatan yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat seperti

    Losari, Banjarharjo, Bantarkawung, dan Salem. Sedangkan

    kecamatan-kecamatan yang terdapat suku sunda lainnya yang tidak

    berbatasan dengan provinsi Jawa Barat adalah Tanjung, Larangan,

    Kersana, dan Ketanggungan.

    Di bidang olah raga, di Kabupaten Brebes terdapat satu sarana

    olah raga yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Brebes yaitu

    Gedung Sasana Adhi Karsa yang lokasinya berdampingan dengan

    Stadion Karang Birahi sebagai sarana peningkatan kuantitas dan

    kualitas bibit-bibit olah ragawan berprestasi baik di tingkat provinsi

    maupun nasional. Dalam rangka memudahkan pelaksanaan

    kegiatan keolahragaan di masyarakat telah dibentuk pula organisasi

    keolahragaan. Di Ka bupaten Brebes terdapat 43 organisasi olah raga

    yang tersebar di 17 kecamatan. Kecamatan Bumiayu merupakan

    kecamatan dengan jumlah organisasi olah raga terbanyak yaitu 10

    organisasi olah raga. Sedangkan di Kecamatan Bantarkawung

    terdapat 6 organisasi olah raga dan 4 organisasi olah raga di

    Kecamatan Paguyangan. Sementara di Kecamatan Brebes sebagai

    ibukota Kabupaten hanya terdapat 3 organisasi olah raga

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 15

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    15/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

    1. Fokus Urusan Layanan Wajib

    a. Pendidikan

    Pada tahun 2011 berdasarkan data dari Dinas Pendidikan

    tercatat angka putus sekolah untuk SD sebesar 0,38 %, angka putus

    sekolah SMP sebesar 1,22%, angka putus sekolah untuk SMA

    sebesar 1,10 %, da n angka putus sekolah untuk SMK sebesar 0,89

    %. Capaian angka kelulusan yang merupakan indikator dari

    kemajuan daya serap siswa dan kemampuan mengajar guru setiap

    tahun cukup tinggi. Secara umum angka kelulusan pada tahun

    2011 mencapai 98,70 % dimana tingkat Sekolah Dasar (SD) denganangka kelulusan mencapai 99,53 %, Madrasah Ibtidaiyah (MI)

    dengan angka kelulusan 97,41%, SMP dengan angka kelulusan

    99,22 % dan MTS dengan angka kelulusan 99,54%. Pada tingkat

    pendidikan menengah, SMA dengan angka kelulusan mencapai

    99,60 %, Madrasah Aliyah (MA) dengan angka kelulusan 96,18 %,

    dan SMK dengan angka kelulusan mencapai 99,39 %.

    Gambaran tentang jumlah murid kelompok usia pendidikan

    yang masih menempuh pendidikan baik dasar maupun menengah

    yang disebut dengan angka partisipasi sekolah yang bisa dicapai oleh

    Kabupaten Brebes tahun 2011 yang meliputi usia 6 tahun, 6 7

    tahun, 7 12 tahun, 13 15 tahun, dan 16 18 tahun. Angka

    partisipasi sekolah untuk usia 6 tahun mencapai 100,89 %, usia 6

    7 tahun terpenuhi angka pasrtisipasi sekolah 114,45 %, usia 7 12

    tahun mencapai 87,91 %, usia 13 15 tahun mencapai 63,13%, dan

    usia 16 18 tahun terpenuhi 26,87 %. Pada tahun yang sama Angka

    Partisipasi Kasar (APK) yang dapat dicapai untuk jenjang

    SD/sederajat sebesar 94,20%, jenjang SMP/sederajat sebesar

    74,90%, dan jenjang SMA/sederajat sebesar 34,42 %.

    Angka Partisipasi Murni (APM) yang menggambarkan

    perbandingan penduduk usia 7 hingga 18 tahun yang terdaftar

    sekolah pada tingkat SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlahpenduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Pada tahun 2011 ini, jenjang

    SD/Sederajat tercapai APM 89,50 %, jenjang SLTP/Sederajat

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 16

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    16/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    terpenuhi APM 65,13 %, dan jenjang SMA/Sederajat APM dapat

    dicapai 28,03 %.

    Dari sisi sumber daya manusia bidang pendidikan pada tahun

    2011 jumlah tenaga guru secara keseluruhan berjumlah 15.970

    orang baik yang berstatus PNS maupun non PNS dari berbagai

    jenjang pendidikan. Jumlah guru yang telah berstatus sebagai PNS

    dari seluruh jenjang mulai dari Taman Kanak-kanak sampai

    SMA/SMK sampai dengan tahun 2011 sebanyak 7.810 orang. Dari

    data tersebut jumlah guru yang belum berstatus PNS sebanyak

    8.610 atau sekitar 51 %. Guna mengatasi hal tersebut Pemerintah

    Kabupaten Brebes tengah berupaya meningkatkan status guruhonorer/bantu agar menjadi PNS melalui rekrutmen CPNS dengan

    prioritas tenaga kependidikan disamping mengusulkan kepada

    pemerintah pusat untuk mengangkat guru honorer/guru bantu

    menjadi PNS.

    Berdasarkan kualifikasinya, guru dengan kualifikasi minimal

    S1 untuk jenjang SD/sederajat sebanyak 2.684 orang, jenjang

    SMP/Sederajat sebanyak 1.658 orang, dan SMA/sederajat sebanyak

    2.779 orang

    b. Kesehatan

    Sektor kesehatan merupakan salah satu unsur penopang

    pembentukan kualitas sumber daya manusia. Salah satu ukuran

    umum dari derajat kesehatan yang menjadi komponen pembentuk

    indeks pembangunan manusia adalah usia harapan hidup. Usia

    harapan hidup penduduk Kabupaten Brebes setiap tahunnya

    mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 usia harapan hidup

    (UHH) penduduk Kabupaten Brebes adalah 67,37 tahun meningkat

    dibandingkan tahun 2008 yaitu 67,08 tahun. Indikator derajat

    kesehatan penting lainnya diantaranya adalah angka tingkat

    kematian bayi dan ibu, serta status gizi ibu dan balita. Sampai

    dengan triwulan-3 tahun 2010 di Kabupaten Brebes terjadi 237

    kasus kematian bayi yang menurun jika dibandingkan pada tahun

    2009 sebesar 340 kasus. Tingkat kematian ibu pada saat yang sama

    tercatat 24 kasus lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 57

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 17

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    17/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    kasus. Keadaan gizi masyarakat pada triwulan 3 terdapat 3.195

    orang kurang gizi dan 2.854 balita gizi kurang dari total jumlah

    balita 127.649 balita atau terdapat 2,24% jumlah balita kurang gizi.

    Pelayanan pemantauan kesehatan balita dimulai dari tingkatposyandu. Tingkat pelayanan posyandu terhadap balita dapat dilihat

    dari besaran rasio posyandu per satuan balita dimana diperoleh

    angka 13,44 posyandu/1.000 balita atau setiap posyandu melayani

    sekitar 74 balita.

    Pelayanan kesehatan masyarakat baik pelayanan kesehatan

    dasar maupun rujukan didukung oleh keberadaan sarana prasarana

    pelayanan kesehatan mulai dari poliklinik desa, puskesmaspembantu, puskesmas, klinik swasta, serta rumah sakit umum dan

    khusus. Sampai dengan triwulan 3 tahun 2010 di Kabupaten Brebes

    terdapat 38 Puskesmas Induk, 57 Puskesmas Pembantu, 51

    Puskesmas Keliling, dan 13 Poliklinik swasta, 1 Rumah Sakit tipe C

    milik pemerintah daerah, 3 Rumah Sakit tipe D milik swasta, dan 1

    Rumah Sakit Khusus milik swasta, 268 tempat praktek/klinik

    dokter, 1 gudang farmasi, 79 apotik, dan 1 produksi obat

    tradisional. Di tingkat desa terdapat sarana kesehatan seperti Poli

    Klinik Desa sebanyak 158 PKD dan 1716 Posyandu sebagai sarana

    untuk melaksanakan penanganan kesehatan dini di tingkat

    masyarakat desa. Jumlah posyandu terbanyak terdapat di 3

    Kecamatan yaitu di Kecamatan Brebes sebanyak 144 pos,

    Kecamatan Banjarharjo sebanyak 133 pos, dan Kecamatan Wanasari

    126 pos. Tingkat kemampuan pelayanan sarana prasarana

    kesehatan dasar diukur dari rasio puskesmas terhadap penduduk.

    Berdasarkan jumlah puskesmas induk yang ada maka setiap

    puskesmas memiliki kemampuan melayani 46.205 penduduk,

    sedangkan jika keseluruhan puskesmas dihitung (puskesmas induk

    dan pustu) maka setiap puskesmas berkemampuan melayani 18.482

    penduduk.

    Dari sisi ketersediaan SDM, pelayanan kesehatan di Kabupaten

    Brebes didukung oleh keberadaan tenaga dokter, perawa t, bidan,

    tenaga kesehatan lainnya dan bidan desa. Sampai dengan triwulan 3

    tahun 2010, Kabupaten Brebes memiliki 105 dokter umum, 22

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 18

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    18/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    dokter spesialis, 16 dokter gigi, 435 perawat, 729 bidan, 46 ahli

    kesehatan masyarakat, 73 apoteker, 46 ahli gizi, 40 analisi

    laboratorium, 13 ahli rontgen, 31 fisioterapis, dan 388 bidan desa.

    Penyebaran jumlah dokter terutama dokter spesialis tidak merata di17 kecamatan. Keberadaan dokter spesialis lebih terkonsentrasi di

    Ibu Kota Kabupaten dimana terdapat pelayanan kesehatan rujukan

    (RSUD) diikuti di kota-kota kecamatan yang ada Rumah Sakitnya

    seperti Kecamatan Wanasari dan Kecamatan Bumiayu.

    Tingkat jangkauan pelayanan tenaga kesehatan terhadap

    penduduk dapat dilihat dari rasio tenaga kesehatan terhadap

    penduduk. Berdasarkan data yang ada sampai dengan triwulan 3tahun 2010, tingkat pelayanan tenaga kesehatan terhadap 100.000

    penduduk adalah dokter umum : 5,98; dokter spesialis : 1,25; dokter

    gigi : 0,98; perawat : 24,77; bidan 63,62 dan tenaga kesehatan

    lainnya 12,42. Secara umum dari jumlah dokter yang ada maka

    beban jangkauan pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap 1

    orang tenaga kesehatan adalah 1 orang dokter umum melayani

    sekitar 16.722 orang penduduk, 1 orang dokter spesialis melayani

    79.808 orang penduduk, 1 orang dokter gigi melayani 109.737 orang

    penduduk, 1 orang perawat melayani sekitar 4.026 penduduk, 1

    orang bidan melayani kurang lebih 1.572 penduduk dan setiap 1

    orang tenaga kesehatan lainnya melayani sekitar 8.054 penduduk.

    Jika dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dalam

    mendukung Indonesia sehat, maka ketersediaan tenaga kesehatan

    terutama dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi masih jauh dari

    yang diharapkan. Idealnya 1 orang dokter umum melayani 2.500

    penduduk, 1 orang dokter spesialis melayani 16.667 penduduk, 1

    orang dokter gigi melayani 9.090 penduduk. Demikian juga dengan

    tenaga keperawatan dimana idealnya 1 orang perawat melayani 850

    penduduk. Capaian ideal yang paling tinggi di Kabupaten Brebes

    adalah tenaga bidan dimana rasio ideal 1 orang bidan melayani

    1.000 penduduk, sudah tercapai 1.572 penduduk.

    d. Ene rgi Listrik dan Pertambangan

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 19

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    19/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Kebutuhan listrik di Kabupaten Brebes dipenuhi oleh PT.

    Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pembangkit Listrik Tenaga Disel

    (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Ada 3 Jaringan

    PLN yang melayani kebutuhan listrik di Kabupaten Brebes yaitu UnitPelayanan dan Jaringan (UPJ) Brebes, Jatibarang, dan Bumiayu.

    Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Brebes meliputi Kecamatan:

    Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, dan Losari. UPJ Jatibarang

    meliputi kecamatan: Jatibarang, Ketanggun gan, Larangan,

    Banjarharjo, Songgom, Kersana, sebagian Brebes, Wanasari,

    Bulakamba, Tanjung, dan Losari. Sedangkan untuk UPJ Bumiayu

    meliputi kecamatan: Salem, Bumiayu, Bantarkawung, Paguyangan,

    Tonjong, dan Sirampog.

    Sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 jumlah pelanggan

    listrik dari PT. PLN (Persero) mencapai 285.727 pelanggan Rumah

    Tangga dan 12.315 pelanggan nonrumah tangga. Jumlah pelanggan

    rumah tangga tersebut 124.054 pelanggan dari UPJ PLN Jatibarang,

    77.169 pelanggan dari UPJ PLN Bumiayu, dan 84.504 pelanggan dari

    UPJ PLN Brebes. Sedangkan jumlah pelanggan non -rumah tangga

    sejumlah 4.469 pelanggan dari UPJ PLN Jatibarang, 3.827 pelanggan

    dari UPJ PLN Bumiayu, dan 4.019 pelanggan dari UPJ PLN Brebes.

    Kebutuhan listrik yang telah dialiri oleh PLN untuk tingkat

    desa telah mencapai 100% atau 292 desa dan 5 kelurahan. Namun

    demikian untuk tingkat pedukuhan baru tercapai 95 % karena

    banyak dukuh yang secara geografis sulit dijangkau. Untuk

    mengatasinya di beberapa daerah menggunakan listrik dari tenaga

    disel maupun tenaga surya. Sampai dengan saat ini di Kabupaten

    Brebes terdapat 2 unit PLTS ( di Desa Maribaya Kecamatan Bumiayu

    dan Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan) dan 1 unit PLTMH di

    Desa Igirklanceng Kecamatan Sirampog.

    Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak untuk

    kendaraan, di Kabupaten Brebes terdapat 27 buah Stasiun Pengisian

    Bahan Bakar Umum (SPBU). Ke 27 SPBU tersebut berlokasi di

    seluruh kecamatan di Kabupaten Brebes kecuali di kecamatan

    Salem, Bantarkawung, dan Songgom yang sampai saat ini belum

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 20

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    20/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    memiliki fasilitas SPBU. Sampai saat ini di Kabupaten Brebes belum

    pernah mengalami kejadian kelangkaan bahan bakar minyak

    terutama premium dan solar.

    Dengan adanya pengalihan bahan bakar minyak tanah untuk

    kebutuhan rumah tangga yaitu beralih ke gas elpiji, di Kabupaten

    Brebes untuk tahun 2009 telah dibagun 2 Stasiun Pengisian Bahan

    bakar Elpiji (SPBE) yaitu di Kecamatan Tonjong untuk daerah

    selatan dan Kecamatan Wanasari untuk wilayah utara. Pada tahun

    2009 Pemerintah Kabupaten Brebes telah melaksan akan program

    pemerintah pusat untuk membagikan 514.357 tabung gas elpiji 3 kg

    kepada 510.906 rumah tangga. Sedangkan untuk memenuhikebutuhan akan isi gas elpiji untuk konsumen rumah tangga di

    Kabupaten Brebes terdapat 16 agen gas LPG yang tersebar di 6

    kecamatan.

    Di Kabupaten Brebes tidak ada potensi pertambangan yang

    bisa digali selain bahan tambang untuk galian C seperti pasir dan

    batu. Sampai dengan triwulan-3, bahan galian C yang bisa

    dihasilkan para penambang yang berijin sekitar 643,24 meter kubik

    (m ). Potensi yang cukup besar untuk tambang galian C berupa3

    pasir, kerikil dan bongkah dari aluvial berasal dari sungai Pemali,

    dan sungai-sungai lain seperti sungai Cigunung, Cidadap, Ciraja,

    Cilakar dan lain-lain. Menurut kenyataan di lapangan ada bebera pa

    tempat galian liar yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak

    terpantau oleh Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral

    Kabupaten Brebes sehingga dimungkinkan hasil galian C yang

    ditambang lebih banyak dari data yang ada.

    Berdasarkan hasil penelitian kerja sama antara Pemerintah

    Kabupaten Brebes dengan PT. Gada Energi Bandung yang

    dilaksanakan pada tahun 2005, disinya lir bahwa Kabupaten Brebes

    juga terdapat potensi minyak dan gas bumi. Kondisi itu terlihat dari

    adanya rembesan minyak bumi di sungai cacaban, Desa

    Tambakserang Kecamatan Bantarkawung. Terdapatnya rembesanminyak bumi tersebut secara tegas menjelaskan bahwa di Kabupaten

    Brebes terdapat sistem petroleum yang telah mampu menghasilkan

    minyak bumi. Namun demikian hal tersebut belum diketahui secara

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 21

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    21/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    jelas bahwa rembesan tersebut apakah berkaitan dengan akumulasi

    minyak di bawah permukaan atau hanya berkaitan dengan jalur

    migrasi minyak yang terpotong.

    Jika rembesan minyak bumi tersebut berkaitan dengan

    akumulasi minyak di bawah permukaan, maka kandungan minyak

    tersebut merupakan asset daerah yang bisa dikembangkan bersama-

    sama dengan pemerintah pusat dan investor untuk menghasilkan

    penerimaan daerah yang cukup menguntungkan. Tentu saja jika

    cadangan ( reserve) yang dihasilkan cukup besar atau layak untuk

    diekspolitasi.

    e. Lingkungan Hidup dan Tata Ruang

    Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Brebes sebagai

    penopang keseimbangan ekologi perlu dipertahankan. Sampai saat

    ini kondisinya masih cukup baik. Beberapa kawasan sebagai

    pendukung terciptanya kondisi lingkungan hidup yang kondusif di

    Kabupaten Brebes terdapat kawasan lindung diantaranya 1 buah

    cagar alam dan hutan suaka alam seluas 48,50 di kecamatan

    Paguyangan, 5 lokasi hutan lindung seluas 6.252,30 ha yang

    terdapat di kecamatan Salem, Bantarkawung, Paguyangan,

    Banjarharjo, dan Ketanggungan.

    Terkait dengan kondisi geografis, dalam upaya memudahkan

    distribusi program pembangunan sesuai dengan karakter kawasan,

    wilayah Kabupaten Brebes berdasarkan struktur keruangan, dibagi

    menjadi 3 Satuan Wilayah Pembangunan (SWP). Beberapa

    kecamatan terletak di wilayah utara (Pantura) yang terdiri dari

    Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, dan Losari

    dengan pusat pengembangan di Perkotaan Brebes sebagai titik

    pertumbuhan berada pada Satuan Wilayah Pembangunan (SWP)

    Utara.

    Satuan Wilayah Pembangunan Tengah dengan pusat

    pengembangan di Perkotaan Ketanggungan sebagai titik

    pertumbuhan wilayah tengah yang terdiri dari kecamatan

    Jatibarang, Songgom, Larangan, Ketanggungan, Kersana dan

    Kecamatan Banjarharjo.

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 22

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    22/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Satuan Wilayah Pembangunan Selatan yang merupakan wilayah

    dataran tinggi dibanding daerah lainnnya di Kabupaten Brebes

    terdiri dari Kecamatan : Tonjong, Bumiayu, Sirampog, Paguyangan,

    Bantarkawung, dan Salem. Pusat pengembangan Satuan WilayahPembangunan Selatan berada di Perkotaan Bumiayu.

    Pola tata ruang di Kabupaten Brebes terdiri dari kawasan

    lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung tersebut meliputi

    kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan

    terhadap kawasan bawahannya, kawa san perlindungan setempat,

    kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan

    rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindunglainnya.

    Kawasan budidaya meliputi peruntukan hutan produksi,

    kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan,

    kawasan peruntukan peternakan, kawasan peruntukan

    pertambangan, kawasan peruntukan permukiman, kawasan

    peruntukan industri, dan kawasan peruntukan pariwisata. Di

    Kabupaten Brebes terdapat kawasan lin dung di luar kawasan hutan

    seluas 162.586,07 ha. Kawasan permukiman setiap tahun

    mengalami kenaikan sebanding dengan meningkatnya kebutuhan

    masyarakat akan tempat tinggal. Pada tahun 2011 luas kawasan

    permukiman sudah mencapai 18.927,48 ha, sementara lahan

    produktif mengalami penurunan menjadi 46.109 ha. dari tahun 2010

    seluas 46.118 ha dan lahan kritis yang ada luasnya mencapai

    11.618,60 ha.

    f. Pertanahan

    Dalam rangka upaya tertib administrasi pertanahan terutama

    sebagai pengakuan secara hukum terhadap kepemilikan tanah telah

    dilaksanakan sertifikasi tanah. Sampai dengan tahun 2011 jumlah

    sertifikat tanah untuk hak milik mencapai 1.781 bidang. Jumlah

    sertifikat tanah yang lain yaitu sertifikat hak guna bangunan

    sebanyak 266 bidang dan hak pakai sebanyak 20 bidang.

    Selama 3 tahun terakhir jumlah sertifikat tanah baik hak milik

    maupun hak guna bangunan rata-rata mengalami kenaikan. Namun

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 23

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    23/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    demikian sampai dengan triwulan 3 tahun 2011 jumlah tanah yang

    telah bersertifikat hak milik baru mencapai sekitar 35 % dari total

    tanah yang telah bersertifikat hak milik pada tahun 2010 yang

    mencapai 5.028 bidang tanah. Jumlah tanah bersertifikat hak gunabangunan pada periode yang sama telah mencapai 41 % dari total

    tanah bersertifikat hak guna bangunan tahun 2010 yang mencapai

    656 bidang tanah.

    g. Perumahan dan Permukiman

    Kebutuhan akan perumahan dan permukiman setiap tahun

    selalu mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan jumlah

    penduduk dan kemapanan ekonomi. Dengan meningkatnya

    kebutuhan akan lahan perumahan sudah barang tentu bisa

    mengurangi luasan la han lain seperti lahan pertanian. Pada tahun

    2011 sampai dengan triwulan -3 luas lahan sawah yang beralih

    fungsi untuk perumahan telah mencapai 7,22 ha.

    Data perumahan pada tahun 2010 berdasarkan

    klasifikasi/tipenya di Kabupaten Brebes menurut Badan

    Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan sebanyak 23.845

    unit untuk klasifikasi A, 106.271 unit untuk klasifikasi B, dan

    89.277 unit untuk klasifikasi C. Klasifikasi rumah itu ditentukan

    berdasarkan konstruksi serta kualitas rumah yang dibangun.

    Sedangkan berda sarkan tipe lainnya pada tahun yang sama di

    Kabupaten Brebes juga terdapat 214.631 unit bangunan rumah

    permanen dan 104.518 unit bangunan rumah nonpermanen.

    h. Pengembangan UMKM

    Koperasi sebagai wadah/kumpulan orang-orang untuk

    melakukan usaha yang mengutamakan kepentingan anggota dan

    berada di bawah kementerian Koperasi dan UKM perlu mendapat

    perhatian yang lebih serius dalam ra ngka ikut serta membantu

    peningkatan perekonomian masyarakat. Hal ini mengingat dalambeberapa tahun terakhir keberadaan kopera si sebagai soko guru

    perekonomian rakyat belum berperan sebagaimana diharapkan.

    Koperasi yang ada di Kabupaten Brebes terdiri dari KUD dan non

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 24

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    24/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    KUD, semuanya berjumlah 328 unit. Jumlah KUD 26 unit dan non

    KUD 302 unit. Jumlah koperasi non KUD terdiri dari 4 unit koperasi

    sekunder dan 324 unit koperasi primer yang terdiri dari berbagai

    jenis usaha diantaranya Koperasi Simpan Pinjam (KSP), KoperasiSerba Usaha (KSU), Koperasi Konsumen, dan Koperasi Produsen.

    Dari seluruh koperasi yang ada, terdapat koperasi a ktif sebanyak

    233 unit dan koperasi tidak aktif sebanyak 95 unit.

    i. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

    Situasi dan kondisi politik di Kabupaten Brebes terutama pada

    penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menyangkut hubunganantara eksekutif dan legislatif berjalan kondusif serta terjalin

    harmonis. Hal ini ditunjukkan melalui pelaksanaan tugas dan peran

    masing-masing lembaga secara sinergi dalam upaya menciptakan

    kesejahteraan masyarakat Kabupaten Brebes. Sinergisitas

    pelaksanaan tugas sangat penting artinya agar tidak terjadi

    overlapping dimana fungsi pelaksana berada pada eksekutif dan

    fungsi kontrol berada pada legislatif.

    Terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan, pada tahun

    2011 ini telah terjadi pergantian Bupati dari Bapak H. Indra

    Kusuma, S.Sos kepada Bapak Agung Widyantoro, S.H., M.Si. Bapak

    H. Agung Widyantoro, S.H., M.Si. dilantik sebagai Bupati Brebes oleh

    Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 10 Mei 2011 menggantikan

    Bapak H. Indra Kusuma, S.Sos. untuk melanjutkan tugas-tugas

    pemerintahan dan pembangunan sampai dengan tahun 2012. Bapak

    H. Agung Widyantoro, S.H., M.Si. merupakan Wakil Bupati pasangan

    Bupati Bapak Indra Kusuma, S.Sos untuk masa jabatan 2007-2012.

    Dalam menjalankan tugasnya sebagai Bupati, beliau

    menyampaikan bahwa pembangunan di Kabupaten Brebes harus

    tetap berjalan mulai dari program pembangunan yang bertumpu

    pada kesejahteraan yang menyangkut bidang ekonomi, kesehatan,

    pendidikan, sosial politik, ketenagakerjaan, budaya harus terusdigalakkan. Beliau juga berharap perlunya kerjasama yang baik

    antara tiga pilar pembangunan yaitu pemerintah, swasta, dan peran

    serta seluruh elemen masyarakat.

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 25

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    25/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Dukungan lembaga legislatif dalam penyelenggaraan

    pemerintahan di Kabupaten Brebes juga sangat dibutuhkan dalam

    upaya menciptakan chek and balance agar hasil-hasil pembangunan

    dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Brebes secaraadil dan merata. Dukungan lembaga legislatif itu ditunjukan melalui

    anggota-anggota DPRD hasil pemilu tahun 2009 yang menetapkan

    50 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Anggota

    DPRD yang berjumlah 50 orang tersebut sebanyak 13 orang berasal

    dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), 7 orang berasal

    dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 7 orang berasal dari Partai

    GOLKAR, 6 orang dari Partai Demokrat, 5 orang berasal dari Partai

    Keadilan Sejahtera (PKS), 4 orang berasal dari Partai Amanat

    Nasional (PAN), 4 orang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 2

    orang berasal dari Partai Hanura, dan masing-masing 1 orang dari

    Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK).

    Dinamika kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Brebes juga

    diwarnai dengan kebeberadaan organisasi yang turut serta

    membantu memberikan mediasi program-program pemerintah

    kepada masyarakat dan juga sebaliknya sebaga i penyambung

    aspirasi nonparlemen dari masyarakat kepada pemerintah.

    Sebagaimana tahun sebelumnya, jumlah organisasi kemasyarakatan

    yang ada di Kabupaten Brebes berdasarkan profesi ada 33 organisasi

    sedangkan organisasi berdasarkan agama ada 19 organisasi.

    Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat ( Non Government

    Organization) lokal sebagai lembaga advokasi bagi masyarakat dalam

    menyampaikan aspirasi, pendapat, kritik dan solusi untuk

    mengatasi permasalahan daerah berjumlah 62 LSM.

    Guna mendukung situasi dan kondisi kemasyarakatan yang

    lebih kondusif serta memberikan informasi yang berimbang dalam

    segala hal, peran media cetak maupun elektronik sangat

    dibutuhkan. Media massa sebagai sarana informasi yang beredar di

    Kabupaten Brebes pada tahun 2011 baik lokal maupun nasional

    berjumlah 34 media massa lokal dan 58 media massa nasional.

    Dengan media massa, masyarakat bisa memperoleh informasi dan

    sebaliknya bagi pemerintah dapat memberikan informasi mengenai

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 26

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    26/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    kebijakan-kebijakan yang ditempuh. Media massa juga diharapkan

    sebagai madia perekat masyarakat sehingga terjalin kehidupan yang

    harmonis, rukun dan damai.

    j. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

    Daerah, Kepegawaian dan Persandian

    Secara administratif Pemerintah Kabupaten Brebes terdiri dari

    17 kecamatan, 292 Desa dan 5 Kelurahan dengan perincian jumlah

    desa di setiap kecamatan adalah : kecamatan Salem 21 desa,

    kecamatan Bantarkawung 18 desa, kecamatan Bumiayu 15 desa,

    kecamatan Paguyangan 12 desa, kecamatan Sirampog 13 desa,kecamatan Tonjong 14 desa, kecamatan Larangan 11 desa,

    kecamatan Ketanggungan 21 desa, kecamatan Banjarharjo 25 desa,

    kecamatan Losari 22 desa, kecamatan Tanjung 18 desa, kecamatan

    Kersana 13 desa, kecamatan Bulakamba 19 desa, kecamatan

    Wanasari 20 desa, kecamatan Songgom 10 desa, kecamatan

    Jatibarang 22 desa dan kecamatan Brebes terdiri dari 17 desa dan 5

    kelurahan.

    Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Brebes didukung

    oleh keberadaan aparatur pemerintah sebanyak 13.449 orang

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari golongan I hingga IV.

    Berdasarkan komposisi golongan nampak bahwa pegawai golongan

    IV menduduki porsi terbesar (38,27 %) diikuti oleh golongan III

    (35,28 %), golongan II (23,66 %) dan paling rendah golongan I (2,79

    %). Kondisi ini terjadi karena selama beberapa tahun terakhir

    Pemerintah Kabupaten Brebes tidak lagi melaksanakan rekrut

    pegawai dengan kualifikasi SLTA kebawah. Dengan komposisi

    pegawai tersebut diharapkan ada korelasi positif terhadap kinerja

    penyelenggaraan pemerintahan khususnya pada pelayanan publik

    yang semakin baik.

    Tingkat pelayanan pegawai terhadap penduduk dapat dilihat

    dari rasio PNS terhadap penduduk. Pada tahun 2011, denganmenggunakan data penduduk hasil registrasi sampai dengan bulan

    Agustus 2011, rasio PNS terhadap 1000 penduduk adalah 7,73.

    Dengan kata lain setiap 1000 penduduk dilayani oleh 7,73 PNS atau

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 27

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    27/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    setiap 1 PNS melayani 129 penduduk. Kajian rasio ideal pegawai

    terhadap penduduk memang belum ada, namun jumlah PNS saat ini

    dianggap lebih dari cukup dan menjadi beban anggaran yang cukup

    berat, sehingga pemerintah pusat menerapkan kebijakanmoratorium pegawai dengan meniadakan rekrutmen CPNS selama 2

    tahun (2011 2012) kecuali untuk tenaga pendidikan dan

    kesehatan.

    Tidak terkecuali Pemerintah Kabupaten Brebes, termasuk

    daerah yang terkena kebijakan moratorium pengangkatan CPNS

    baru, karena anggaran belanja pegawai cukup tinggi yaitu lebih dari

    50%. Padahal jumlah PNS yang pensiun di Kabupaten Brebes rata-rata per tahunnya lebih dari 300 orang, oleh karena itu dengan

    kebijakan moratorium pegawai diperlukan upaya peningkatan

    kualitas pegawai untuk mempertahankan kinerja pegawai dalam

    menjalankan pelayanan publik.

    Sampai dengan triwulan-3 dari jumlah 13.449 PNS terdapat 633

    orang pejabat struktural terdiri dari 25 pejabat eselon II, 139 pejabat

    eselon III, 489 pejabat eselon IV dan 9.066 pejabat fungsional

    meliputi guru, penilik sekolah, dokter, pustakawan, bidan, perawat

    dan lain-lain. Jumlah tenaga fungsional tertinggi adalah guru

    sebanyak 7.810 ora ng, diikuti bidan sebanyak 331 orang, disusul

    perawat sebanyak 287 orang, dan pengawas sekolah sebanyak 138

    orang. Sedangkan tenaga fungsional lainnya berjumlah kurang dari

    100 orang.

    Pada tataran pemerintahan desa, sebagai unsur pelaksana

    pemerintahan juga perlu didukung oleh SDM yang memadai. Dari

    292 desa, terdapat kepala desa yang berpendidikan Strata 2

    sebanyak 4 orang, Strata -1 : 37 orang, lulusan diploma : 28 orang,

    lulusan SLTA : 134 orang, lulusan SLTP 82 orang. Sedangkan untuk

    jabatan sekretaris desa terdiri dari berpendidikan S1/diploma : 14

    orang, lulusan SLTA sebanyak 134 orang, lulusan SLTP sebanyak

    62 orang dan masih terdapat 35 orang yang berpendidikan SD.

    Untuk lebih meningkatkan kinerja aparat desa dalam upaya

    peningkatan pelayanan publik di tingkat paling ba wah, sejak 2009

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 28

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    28/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    Pemerintah Kabupaten Brebes mulai mengisi jabatan Sekretaris

    Desa dengan mengangkat Sekdes menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

    Susunan organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes dari

    waktu ke waktu mengalami perubahan sejalan dengan dina mika

    penyelenggaraan pemerintahan. Sejak berlakunya PP No 41 Tahun

    2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, susunan organisasi dan

    tata kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes terus

    menerus dievaluasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan

    tugas-tugas pemerintahan, dalam rangka menuju organisasi yang

    tepat ukuran dan tepat fungsi. Susunan organisasi Pemerintah

    Kabupaten Brebes sampai dengan triwulan III tahun 2011 terincisebagai berikut :

    a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk

    berdasarkan Peraturan Pemerintah ada 4 SKPD dalam bentuk

    Badan, 15 SKPD dalam bentuk Dinas, 4 SKPD berbentuk Kantor,

    1 Inspektorat, 3 Asisten dan 9 Bagian pada Sekretariat Daerah, 1

    Satuan Polisi Pamong Praja, 1 Rumah Sakit Umum Daerah

    (RSUD).

    b. SKPD yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)

    adalah Kantor Pelayanan dan Perijinan Terpadu (KPPT), dan

    Sekretariat badan Narkotika Kabupaten (BNK).

    c. SKPD yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati yaitu

    Sekretaris Dewan Pengurus KORPRI, Badan Penyuluhan.

    Instansi vertikal yang ada di Kabupaten Brebes sebagai

    pelaksana tugas-tugas pemerintahan pusat diantaranya Pengadilan

    Negeri, Kejaksaan Negeri, Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS),

    Kepolisian Resort (POLRES), Komando Distrik Militer (KODIM),

    Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan kantor Kementerian Agama,

    Pengadilan Agama, Badan Pertanahan Nasional, dan Badan Pusat

    Statistik.

    Pemerintah Kabupaten Brebes sebagai daerah otonom

    melaksanakan asas desentralisasi berdasarkan urusan yang menjadi

    kewenangan daerah Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku, yaitu 26 urusan wajib dan 8

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 29

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    29/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    urusan pilihan. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Brebes juga

    melaksanakan tugas Pemerintah Pusat melalui asas tugas

    pembantuan. Jumlah tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah

    Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Brebes bervariasi dari tahun ketahun. Pada tahun 2011, jumlah tugas pembantuan berasal dari 5

    Kementerian meliputi bidang kesehatan, ketenagakerjaan, pekerjaan

    umum, ketahanan pangan, pertanian, kelautan dan perikanan yang

    secara teknis dilaksanakan oleh 9 SKPD.

    2. Fokus Urusan Layanan Pilihan

    a. Pertanian

    Dari luasan lahan sawah irigasi yang ada pada tahun 2011,

    seluas 80.946 ha dapat menghasilkan gabah sampai dengan

    triwulan-3 tahun 2011, mencapai 550.706,04 ton (91,41%) dari total

    produksi yang dicapai pada tahun 2010 yaitu 602.417,44 ton.

    Pencapaian produksi gabah tersebut lebih tinggi dibanding dengan

    luas areal produksi lahan padi yang baru mencapai 86,51 % (80.946

    ha) luas areal produksi gabah pada tahun 2011 dari 93.567 ha luas

    areal produksi gabah pada tahun 2010. Dari total produksi gabah

    550.706,04 ton menghasilkan produksi beras sebesar 299.319,75

    ton sedangkan yang dikonsumsi mencapai 153.508,73 ton sehingga

    mengalami surplus 145.811,02 ton beras.

    Tidak seperti pada periode sebelumnya, produksi jagung tahun

    2011 mengalami penurunan sebesar 86.526,16 (51,62 %) dari

    178.835,58 ton pada tahun 2010 menjadi 92.308,84 ton pada tahun

    2011 hampir sebanding dengan penurunan luas areal produksi

    sekitar 47,36 % dari 25.066 ha pada tahun 2010 menjadi 13.194 ha

    pada tahun 2011. Jumlah konsumsi jagung di Kabupaten Brebes

    hanya mencapai 22.150,46 ton (24 %) dari total produksi 92.308,84

    ton sehingga terdapat surplus jagung sebesar 70.158,38 ton atau 76

    % dari total produksi.

    Sama seperti tahun-tahun sebelumnya bahwa jumlah produksi

    kedele selalu lebih kecil dibanding dengan konsumsinya baik untuk

    konsumsi rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 30

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    30/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    disebabkan karena kebutuhan akan kedele di Kabupaten Brebes

    sangat besar sementara baik lahan maupun minat petani untuk

    menanam kedele di Kabupaten Brebes sangat kecil. Jumlah

    konsumsi untuk produk kedele melebihi jumlah produksi yaitu14.756,42 ton atau 227,36 % dari total produksi kedelai sebanyak

    6.791,08 ton. Dengan demikian untuk memenuhi hampir 63 % dari

    kebutuhan kedele di Kabupaten Brebes harus melakukan impor dari

    daerah lain.

    Sedangkan untuk produksi umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar,

    dan kentang) terjadi sebaliknya tidak seperti tahun sebelumnya.

    Pada periode tahun 2011 (triwulan-3) jumlah konsumsinya lebihkecil dibanding dengan jumlah produksi. Sampai dengan triwulan -3

    tahun 2011 konsumsi produk umbi-umbian di Kabupaten Brebes

    hanya mencapai 11.270,89 ton dari total produksi umbi-umbian

    sebesar 59.581,60 ton dari luas areal produksi seluas 3.788 ha.

    Dengan demikian pada periode triwulan-3 tahun 2011 di Kabupaten

    Brebes mengalami surplus produk umbi-umbian sebesar 48.310,71

    ton.

    b. Peternakan

    Sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 jumlah populasi sapi

    potong mencapai 28.916 ekor dengan rata -rata kepemilikan 2 ekor

    setiap peternak. Populasi ternak sapi potong ini hampir ada di

    seluruh kecamatan Kabupaten Brebes. Kecamatan Ketanggungan

    dan Bantarkawung merupakan wilayah yang memiliki populasi

    ternak sapi potong terbesar yaitu masing-masing 7.579 ekor dan

    7.359 ekor. Kecamatan dengan populasi di atas 1.000 ekor berada di

    kecamatan Larangan (4.743 ekor), Banjarharjo (3.246 ekor),

    Paguyangan (1.943 ekor), dan Salem (1.032 ekor).

    Kebutuhan akan daging sapi ini sepenuhnya dapat dipenuhi

    oleh Kabupaten Brebes. Hal ini terlihat dari jumlah pemotongan

    setiap tahun hanya berkisar pada 2.626 ekor atau hanya berkisar

    9,08 % dari total populasi yang ada. Sementara itu jumlah

    pemotongan pada tahun 2010 mencapai 12,91 % dari total populasi.

    Disamping sapi potong, Kabupaten Brebes juga memiliki potensi

    ternak kerbau dan sapi perah. Populasi ternak kerbau sampai

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 31

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    31/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    dengan triwulan 3 tahun 2011 adalah sebanyak 9.030 ekor.

    Sedangkan untuk sapi perah, populasinya belum terlalu banya k dan

    usaha sapi perah belum berkembang dengan baik, namun

    diharapkan kedepan usaha sapi perah akan semakin diminati olehpetani Brebes untuk bisa memenuhi kebutuhan air susu

    masyarakat. Pada tahun 2011 jumlah populasi sapi perah

    mengalami peningkatan sekitar 18 % yaitu mencapai 40 ekor dari

    34 ekor pada tahun 2010. Dari total jumlah 40 ekor, baru mampu

    menghasilkan produksi susu hanya 6,403 liter susu. Produksi susu

    ini hanya dihasilkan oleh sapi-sapi perah yang populasinya ada di

    Kecamatan Wanasari dan Jatibarang. Sementara populasi sapi yang

    berada di Kecamatan Paguyangan, Larangan, Losari, dan Songgom

    belum memproduksi susu karena usia yang masih muda.

    Usaha ternak kecil (kambing dan domba) merupakan usaha

    yang sangat diminati petani di Kabupaten Brebes sebagai, usaha

    pokok, cabang usaha maupun usaha sampingan karena ternak

    kambing dan domba merupakan pemasok daging utama bagi warung

    makan/restoran sate yang cukup banyak jumlahnya dan hampir ada

    di setiap wilayah kecamatan. Populasi kambing sampai dengan

    triwulan-3 tahun 2011, sebanyak 105.968 ekor sedangkan populasi

    domba sampai dengan triwulan-3 tahun 2011 sebanyak 158.961

    ekor.

    Masyarakat yang umumnya mengandalkan usaha peternakan

    sebagai usaha utama adalah pada usaha ternak unggas seperti itik

    dan ayam ras (ayam pedaging dan ayam petelur). Usaha ternak

    ayam pedaging ini hampir ada di seluruh kecamatan di Kabupaten

    Brebes sedangkan untuk peternak ayam petelur sebagian besar

    berada di kecamatan-kecamatan wilayah selatan Kabupaten Brebes

    seperti Bantarkawung, Bumiayu, Paguyangan, Sirampog, dan

    Tonjong dengan kecamatan Paguyangan yang memiliki peternakan

    ayam petelur terbanyak. Kecamatan wilayah utara yang memiliki

    peternakan ayam petelur adalah di kecamatan Wanasari dan untuk

    wilayah tengah ada di kecamatan Songgom meskipun populasi hanya

    sebagian kecil saja.

    Jumlah populasi ayam petelur pada tahun 2011 mencapai

    1.633.792 ekor dengan 343 peternak sehingga rata -rata kepemilikan

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 32

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    32/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    peternak mencapai 4.761 ekor/kk. Produksi telur yang mampu

    dihasilkan mencapai 1.039 ton satu tahun. Populasi ayam pedaging

    pada periode yang sama mencapai 1.368.029 ekor dengan jumlah

    peternak mencapai 208. Dalam satu tahun dari populasi ayampedaging yang ada mampu menghasilkan lebih dari 5.000 ton

    daging. Namun demikian sampai dengan triwulan-3 2011

    produksinya baru mencapai 2.599 ton atau baru mencapai 46 %

    dibanding produksi daging pada tahun 2010.

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan telur itik yang selama ini

    sudah menjadi brand atau trade mark Kabupaten Brebes dengan

    telur asin-nya pada tahun 2011 (triwulan-3) jumlah populasi itik

    mencapai 575.909 ekor naik hampir 3 % dibanding populasi pada

    tahun 2010 yang hanya 560.832 ekor. Sebagaimana ayam pedaging,

    populasi ternak itik juga ada di seluruh kecamatan di Kabupaten

    Brebes dan kecamatan Brebes dengan populasi ternak itik terbanyak

    mencapai 104.231 ekor atau 18 % dari total jumlah populasi yang

    ada.

    Sebagian besar usaha peternakan itik merupakan usaha utama

    yang diusahakan secara menetap maupun melalui pengembalaan. Di

    Kabupaten Brebes jumlah peternak itik mencapai 2.087 orang

    sehingga rata-rata kepemilikian sekitar 276 ekor setiap peternak.

    Dari populasi itik yang ada mampu menghasilkan lebih dari 50 juta

    butir telur atau setara dengan 3.798 ton telur dalam setahun.

    Bahkan pada periode sebelumnya yaitu pada tahun 2010 produksi

    telur itik mencapai 65.859.046 butir. Disamping unggas

    sebagaimana disebutkan di atas di Kabupaten Brebes juga terdapat

    populasi itik manila, burung puyuh, burung dara, dan angsa namun

    jumlahnya sangat sedikit dan belum diusahakan secara komersial

    oleh para peternak. Meskipun peternak burung puyuh melakukan

    usaha komersial melalui produksi telurnya namun hasil secara

    ekonomis belum mencapai pendapatan yang menguntungkan.

    c. Kehutanan

    Dari total luas Kabupaten Brebes 166.019 ha sebagian

    diantaranya yaitu 59.171,60 ha merupakan hutan. Luas hutan

    tersebut terdiri dari 6.252,30 ha merupakan hutan lindung, 48,50

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 33

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    33/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    merupakan hutan suaka alam, 38.484,30 ha merupakan hutan

    produksi tetap, dan 14.386,50 ha merupakan hutan rakyat.

    Dari sektor kehutanan dapat menghasilkan produk kehutanan

    non HPH berupa kayu bulat 21.440,71 m dan kayu gergajian 20,563

    m . Sedangkan komoditas hasil hutan ikutan yang dapat dihasilkan3

    adalah 6,94 m ton gondorukem, 1,37 m ton terpentin, dan 5,71 m3 3 3

    ton damar. Hasil-hasil hutan ikutan seperti gondorukem dan

    terpentin berasal dari kecamatan Paguyangan, sedangkan penghasil

    damar adalah kecamatan Salem, Bantarkawung, dan Paguyangan.

    Untuk mengolah hasil-hasil hutan ikutan agar menjadi produk

    ekspor, di kecamatan Paguyangan terdapat pabrik pengolah

    gondorukem. Pabrik tersebut merupakan Badan Usaha Milik

    Nasional (BUMN) yang produknya di ekspor ke mancanegara seperti

    Kanada, Amerika Serikat dan China. Sedangkan bahan bakunya

    (raw material) tidak hanya berasal dari Kabupaten Brebes tetapi juga

    dari beberapa Kabupaten di Jawa Tengah.

    Kontribusi Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) baik Pekalongan

    Barat yang berada di Slawi maupun di Balapulang Kabupaten Tegal

    terhadap Pemerintah Kabupaten Brebes adalah terkelolanya lahan-

    lahan kritis yang telah direboisasi. Sampai dengan triwulan-3 tahun

    2011 terdapat 988,70 ha lahan reboisasi sementara pada tahun

    2010 telah tereboisasi lahan seluas 1.360,40 ha khususnya pada

    wilayah hutan.

    d. Perkebunan

    Sampai dengan triwulan-3 Tahun 20111, terdapat lahan untuk

    tanaman tebu seluas 3.071,64 hekta r dengan produksi sekitar

    11.180 ton tebu sedangkan lahan untuk tanaman teh termasuk

    milik PTP Kaligua seluas 640 hektar dengan produksi mencapai

    41,86 ton daun teh serta lahan untuk tanaman kelapa seluas 4.131

    hektar yang menghasilkan 2.921 ton kelapa.

    Pengelolaan perkebunan tebu pada saat ini dilakukan oleh

    pabrik gula dengan menyewa lahan petani dan juga dilakukan oleh

    para petani dengan membuat kelompok petani tebu dan h asil

    tebunya dijual kepada pabrik gula. Sejak tahun 2007 pabrik gula

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 34

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    34/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    yang masih beroperasi melaksanakan proses penggilingan tebu

    hanya PG Jatibarang sedangkan PG yang lain telah dimerger.

    Sebelumnya di Kabupaten Brebes terdapat 3 (tiga) pabrik gula yaitu

    PG Jatibarang, PG Banjaratma (Bulakamba), dan PG Tersana Baru diKersana. PG Banjaratma merupakan PG yang terakhir mengalami

    kebangkrutan karena kurangnya lahan tebu sebagai akibat

    enggannya para petani menyewakan lahan yang disebabkan

    murahnya sewa lahan tanah untuk penanaman tebu.

    Komoditas perkebunan di wilayah selatan yang diusahakan oleh

    petani adalah kopi, kakao, lada, vanili, cengkeh, nilam, dan lain-lain.

    Produksi komoditi perkebunan tersebut sangat kecil dan biasanya

    ditanam oleh masyarakat yang memanfaatkan lahan

    kebun/pekarangan baik milik sendiri maupun di sela-sela tanaman

    keras di lahan milik Perum Perhutani dan usaha inipun sebagian

    besar merupakan usaha sampingan sebagai tambahan pendapatan

    disamping usaha utama sebagai petani di sawah.

    e. Kelautan dan Perikanan

    Wilayah utara Kabupaten Brebes merupakan wilayah laut. Luas

    laut yang menjadi kewenangan Kabupaten Brebes berdasarkan Zona

    Eksklusif Ekonomi (ZEE) 12 mil laut adalah 1.178,19 km .2

    Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Brebes yang memiliki wilayah

    laut adalah kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan

    Brebes. Sebagai daerah yang memilki wilayah laut, Kabupaten

    Brebes menghasilkan perikanan laut dengan jumlah tangkapan

    2.506,57 ton. Jumlah perikanan tangkap mengalami kenaikan jika

    dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai 2.169,72

    ton.

    Jumlah penghasil perikanan tangkap berasal dari kecamatan

    Bulakamba mencapai 70,98 % (1.779,09 ton) dari total jumlah

    tangkapan. Kecamatan lain yang menghasilkan perikanan tangkap

    yaitu Tanjung (689,63 ton), Wanasari (13,44 ton), dan Brebes (17,92

    ton), sedangkan untuk kecamatan Losari dalam tahun 2011 hanya

    menghasilkan ikan tangkapan sebesar 6,50 ton. Terjadinya kenaikan

    hasil tangkapan pada tahun 2011 diakibatkan telah berangsur

    pulihnya cuaca ekstrem yang telah terjadi beberapa tahun

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 35

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    35/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    sebelumnya sehingga jumlah tangkapan periode sebelumnya

    mengalami penurunan.

    Dibandingkan dengan hasil perikanan laut, produksi perikanan

    darat hasilnya lebih melimpah di Kabupaten Brebes. Dari luaspembudidayaan tambak 12.748,16 ha telah menghasilkan 14.768,21

    ton ikan. Produksi ikan yang berasal dari budidaya kolam seluas

    114,39 ha mencapai 178,95 ton dan dari budidaya 10 unit keramba

    seluas 0,166 ha sampai dengan triwulan -3 belum menghasilkan

    produksi. Produksi ikan budidaya keramba dihasilkan oleh

    kecamatan-kecamatan yang memiliki waduk yaitu kecamatan

    Banjarharjo dengan waduk Malahayu dan kecamatan Paguyangan

    dengan waduk Penjalin. Jumlah produksi ikan lainnya yaitu hasil

    dari perairan umum (rawa, danau, sungai) seluas 827 ha baru

    mencapai 520,41 ton dengan jumlah rumah tangga produksi

    sebanyak 691 kepala keluarga.

    Potensi perikanan lain yang berasal dari budidaya ikan dan

    biota air tawar telah menghasilkan 530,72 ton dan untuk budidaya

    ikan dan biota air payau telah mencapai 14.766,21. Adapun

    produksi keduanya untuk tahun 2010 masing-masing mencapai

    771,52 ton dan 32.654,81 ton. Hal ini merupakan potensi yang perlu

    terus dikembangkan mengingat bahwa ikan merupakan salah satu

    jenis makanan bergizi yang rendah kadar resikonya terhadap

    penyakit berbahaya.

    Budidaya rumput laut merupakan potensi yang juga cukup

    menjanjikan untuk ikut mendulang pendapatan bagi penduduk

    khusus di daerah pantai selain sebagai nelayan. Produksi rumput

    laut pada tahun 2010 telah mencapai 8.134,65 ton dengan nilai

    produksi sebesar Rp 4,067 milyar. Produksi rumput laut secara

    ekonomis ini dihasilkan oleh 3 kecamatan pantura yaitu : Brebes,

    Losari, dan Bulakamba. Kecamatan Brebes merupakan kecamatan

    dengan produksi rumput laut terbesar diantara 2 kecamatan lainnya

    mencapai 92,81 % ( 7.549,80 ton) dari total produksi Kabupaten

    Brebes sedangkan produksi rumput laut di kecamatan Bulakamba

    berkisar 7,17 % (583,54 ton) dan produksi rumput laut untuk

    kecamatan Losari sebesar 0,02 % (1,31 ton).

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 36

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    36/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    f. Pariwisata

    Potensi wisata di Kabupaten Brebes belum berkembang secara

    optimal sebagai sumber PAD, meskipun sebenarnya dari segi lokasi

    geografis sangat mendukung. Wilayah Brebes bagian utaramerupakan daerah pantai sehingga dapat dikembangkan wisata

    bahari dan menuju ke wilayah selatan merupakan daerah dataran

    tinggi sehingga dimungkinkan dikembangkan wisata alam

    pegunungan. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Brebes terdiri

    dari 6 buah wisata alam dan 3 buah wisata buatan. Jumlah

    wisatawan domestik yang berkunjung ke obyek wisata dari tahun ke

    tahun selalu menunjukan peningkatan. Pada tahun 2011 (triwulan-

    3) jumlah wisatawan domestik sudah mencapai 137.522 orang.

    Potensi wisata di Kabupaten Brebes sangat memungkinkan

    untuk dikembangkan sebagai bagian dari pendulang PAD jika upaya

    yang dilakukan sungguh-sungguh. Hal ini terlihat dari beberapa

    tempat wisata yang ada di Kabupaten Brebes yang jumlah

    pendapatannya setiap tahun mengalami kecenderungan naik.

    Beberapa tempat wisata tersebut diantaranya adalah obyek wisata

    kolam renang Tirta Kencana yang ada di Kecamatan Brebes, obyek

    wisata Tirta Husada Paguyangan, obyek wisata Cipanas

    Bantarkawung, obyek wisata Pantai Randusanga Indah di

    Kecamatan Brebes, obyek wisata Waduk Malahayu di Banjarharjo,

    dan obyek wisata Waduk Penjalin di Paguyangan.

    g. Industri

    Industri yang ada di Kabupaten Brebes dikelompokkan

    menjadi industri logam, mesin, elektronika dan aneka (LMEA) serta

    industri kimia agro dan hasil hutan (KAH). Masing-masing dibedakan

    menjadi industri formal dan non formal, serta digolongkan

    berdasarkan asset menjadi skala besar, menengah, kecil dan rumah

    tangga. Jumlah industri kecil di Kabupaten Brebes selalu mengalami

    kenaikan baik dari sisi jumlah pengusaha, unit usaha, permodalan

    maupun tenaga kerja yang diserap. Pada saat ini jumlah usaha

    mencapai 1.566 unit usaha dengan kumulatif nilai produksi

    mencapai 144.615,40 juta serta mampu menyerap tenaga kerja

    hingga 3.936 orang. Dari sekitar 7 jenis industri kecil per jenis

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 37

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    37/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    kerajinan, industri kecil makanan merupakan industri kecil yang

    paling banyak dengan jumlah usaha mencapai 523 unit. Selama 5

    tahun jumlah unit usaha industri kecil mengalami kenaikan rata-

    rata hampir mencapai 10 %.

    Kecamatan Brebes merupakan kecamatan di mana baik

    jumlah unit usaha, tenaga kerja maupun nilai produksi untuk

    industri kecil menempati urutan pertama atau dengan jumlah

    terbanyak diantara 16 kecamatan lainnya

    Berbeda dengan usaha industri kecil, pada sektor usaha besar

    dalam kurun waktu 4 tahun mengalami stagnasi baik dalam jumlah

    unit usahanya maupun jumlah pengusaha. Hal ini dapat diartikan

    bahwa untuk mengembangkan usaha besar ataupun industri besar,

    Kabupaten Brebes belum menjadi pilihan bagi para investor lokal

    maupun luar untuk menanamkan investasinya.

    h. Perdagangan

    Usaha perdagangan yang ada di Kabupaten Brebes, yang

    tertinggi masih pada level perdagangan menengah. Jumlah unit

    usaha perdagangan di Kabupaten Brebes sampai dengan triwulan -3

    tahun 2011 telah mencapai 6.035 unit usaha dan mampu menyerap

    tenaga kerja sekitar 14.549 orang. Sarana perdagangan yang tersedia

    untuk menunjang berlangsungnya usaha perdagangan meliputi

    pasar tradisonal/pasar lokal, pasar swalayan, dan mal/plaza.Sampai dengan saat ini Kabupaten Brebes belum memiliki pasar

    regional, hipermarket maupun pasar grosir. Namun demikian

    perkembangan jumlah pasar swalayan/supermarket sangat pesat

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 38

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    38/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    yaitu mencapai 64 buah pada triwulan -3 tahun 2011 atau

    bertambah sebanyak 7 unit dibanding tahun 2010 yang hanya

    mencapai 57 unit. Jumlah plaza yang ada di Kabupaten Brebes

    sebanyak 3 unit.Pesatnya perkembangan jumlah pasar swalayan maupun plaza

    perlu dikaji kembali dengan regulasi yang komprehensif mengingat di

    beberapa daerah mengalami banyak masalah seperti semakin

    terjepitnya usaha para pedagang kecil. Hal ini dimaksudkan agar

    iklim usaha berjalan secara kondusif dimana masing-masing pelaku

    usaha mampu berusaha secara nyaman serta mampu menikmati

    keuntungan yang layak dan mampu memberikan kontribusi bagi

    pertumbuhan ekonomi dari sektor perdagangan.

    2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

    1. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur

    Sarana dan prasarana transportasi yang ada di Kabupaten

    Brebes terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

    kabupaten. Kondisi masing-masing jalan tersebut masih cukup baik

    dalam rangka memperlancar arus lalu lintas penumpang, barang

    dan jasa baik antar pulau, antar provinsi maupun antar kota. Sejak

    diresmikan dan dioperasionalkan TOL Kanci Pejagan pada tahun

    2010 telah sedikit membantu menguraikan kemacetan khusunya

    yang melewati jalur Kabupaten Brebes khususnya pada saat arus

    mudik maupun arus balik lebaran.

    Kondisi jalan yang ada di Kabupaten Brebes secara umum

    masih perlu perhatian semua pihak baik pusat, pemerintah provinsimaupun pemerintah kabupaten sendiri agar kondisi jalan tersebut

    mampu menjadi sarana transportasi dan penggerak roda ekonomi

    dan sosial. Sebagian besar kondisi jalan yang ada dari semua status

    jalan dalam keadaan rusak ringan atau sepajang 357,79 km (39,35

    %). Kondisi jalan yang masih baik hanya berkisar 264,04 km ( 29,04

    %) dan yang masih dalam kondisi sedang sepanjang 135,62 km

    (14,92 %)

    Total panjang jalan di kabupaten Brebes mencapai 909,17 km

    yang terdiri dari panjang jalan nasional 66,84 km, jalan provinsi

    sepanjang 167,49 km dan status jalan kabupaten sepanjan g 674,84

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 39

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    39/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    km. Total panjang jalan tersebut jika di berdasarkan jumlah

    kendaraan yang ada di Kabupaten Brebes baik kendaraan roda 2

    maupun roda 4 sebanyak 72.399 unit, maka rasio panjang jalan per

    jumlah kendaraan yang ada di Kabupaten Brebes berkisar 0,01.Hampir 75 % dari seluruh panjang jalan di Kabupaten Brebes

    adalah jalan kabupaten yaitu sepanjang 674,84 km. Sepanjang

    168,71 atau 25 % dalam kondisi baik, 67,48 km atau 10 % dalam

    kondisi sedang serta 303,68 km (45 %) dalam keadaan rusak ringan.

    Sedangkan menurut fungsinya sepanjang 61,17 km merupakan jalan

    arteri dan sepanjang 613,67 merupakan jalan kolektor.

    Kondisi jalan Kabupaten yang ber- hotmix pada tahun 2011

    mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun

    2010. Pada tahun 2010 dari sepanjang 87,00 km atau hanya sekitar

    12,89 % menjadi 665,04 km atau 98,55 % dari total panjang jalan

    kabupaten. Secara keseluruhan jalan yang sudah hotmix 893,72 km

    yang terdiri dari 665,04 km jalan kabupaten dan 167,49 km jalan

    provinsi. Sedangkan kondisi jalan beraspal masih seperti tahun lalu

    sepanjang 903,52 km Selama beberapa tahun jumlah dan panjang

    jembatan masih tetap yaitu jumlah 280 buah dengan total panjang

    3.235,50 m.

    Untuk mendukung pengaturan sarana transportasi darat

    khususnya jasa penumpang orang, di Kabupaten Brebes terdapat 3

    terminal kelas B yang berada di kecamatan Bumiayu, Ketanggungan

    dan Tanjung. Dari ketiga terminal tersebut terminal Bumiayu

    merupakan terminal terbesar di Kabupaten Brebes yang dibangun di

    lintasan jalur lingkar selatan Bumiayu. Sebagai upaya mengatur

    penggunaan kendaraan terutama muatan barang dengan tonase

    yang melampaui beban jalan, di Kecamatan Tanjung terdapat sarana

    jembatan timbang. Jembatan timbang tersebut untuk mengatur

    kendaraan-kendaraan muatan yang melalui jalan negara baik dari

    arah barat maupun timur.

    Disamping itu, untuk mengatur lalu lintas kendaraan yang

    mengangkut barang Kabupaten Brebes juga telah membangun

    terminal bongkar muat barang di Kecamatan Brebes yang sampai

    saat penggunaannya masih belum optimal. Perlu kebijakan dan

    regulasi tegas terhadap kendaraan-kendaraan yang khusus

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 40

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    40/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    mengangkut barang agar pembangunan terminal barang yang telah

    menghabiskan dana ratusan juta dapat dimanfaatkan dan mampu

    memberikan multiplyer effect khususnya bagi perbaikan

    perekonomian masyarakat sekitar.Dalam bidang usaha sektor transportasi khususnya jasa

    angkutan penumpang orang, di Kabupaten Brebes sampai dengan

    triwulan-3 tahun 2011 terdapat jumlah bus AKAP mencapai 350

    armada dan beberapa angkutan antar kota dalam provinsi. Jumlah

    kendaraan milik pribadi yang ada di Kabupaten Brebes dalam

    periode yang sama untuk roda empat mencapai 4.892 unit dan

    67.507 kendaraan roda dua.

    2. Fokus Iklim Berinvestasi

    Perkembangan industri dan perdagangan baik industri dan

    perdagangan kecil, menengah maupun besar atau pun industri

    rumah tangga membutuhkan dukungan finansial yang cukup untuk

    menjamin keberlanjutannya. Dukungan dana tersebut diperlukan

    sebagai tambahan modal disamping modal sendiri yang jumlahnya

    terbatas. Cara yang paling mudah dan aman untuk memperoleh

    dukungan dana yaitu melalui lembaga keuangan baik perbankan

    maupun non-perbankan. Dengan dukungan lembaga keuangan

    perbankan maupun nonperbankan diharapkan mampu memberikan

    dukungan bagi pergerakan ekonomi secara keseluruhan.

    Untuk mendukung penyediaan modal bagi para pelaku usaha

    yang membutuhkan modal lancar , di Kabupaten Brebes terdapat

    beberapa perbankan baik milik pemerintah, pemerintah daerah

    maupun nonpemerintah (swasta). Jumlah bank milik pemerintah

    yang ada di Kabupaten Brebes sebanyak 47 bank yang terdiri dari 2

    BRI Cabang, 2 BRI Kantor Cabang Pembantu, dan 42 BRI Unit.

    Lokasi BRI Cabang ada di Kota Brebes dan Bumiayu, BRI KCP

    berada di kecamatan Jatibarang dan Ketanggungan serta 42 BRI

    Unit tersebar di 17 kecamatan.Termasuk bank milik pemerintah di

    antaranya yaitu BNI dan bank Mandiri.

    Disamping perbankan milik pemerintah, lembaga perbankan

    daerah ( bank milik pemerintah daerah) juga sangat berperan

    R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h T a h u n 2 0 1 3 41

  • 8/23/2019 RKPD 2013 Fix

    41/115

    PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

    dalam memenuhi kebutuhan permodalan bagi masyarakat

    diantaranya adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah

    atau yang dikenal dengan nama Bank Jateng, Perusahaan Daerah

    Bank Pasar Brebes dan Perusahaan Daerah Bank Kredit Kecamatan(PD BKK) yang keberadaannya di tingkat kecamatan. Untuk level

    Cabang, Bank Jateng baru ada 1 yaitu di Kota Brebes, di level Kantor

    Cabang Pembantu (KCP) terdapat 2 bank yaitu di kecamatan

    Ketanggungan dan Bumiayu sedangkan untuk level Kantor Kas

    berada di kecamatan Brebes dan Jatibarang. Bank milik Pemerintah

    Kabupaten Brebes yaitu B ank Pasar Brebes Puspa Kencana hanya

    ada 1 dan berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten Brebes. Sedangkan

    untuk PD BKK terdapat 2 buah yaitu PD BKK Brebes yang terdiri

    dari 13 unit dan PD BKK Banjarharjo yang terdiri dari 4 unit.

    Beberapa perbankan swasta nasional yang juga ikut berperan

    dalam penyediaan dukungan permodalan di Kabupaten Brebes

    diantaranya Bank BCA, bank Danamon, bank Mega, dan Bank

    BTPN. Keberadaan bank-bank swasta tersebut semakin banyak

    memberikan alternatif bagi masyarakat khususnya pelaku dunia

    usaha dalam memperoleh permodalan yang cepat dan mudah

    sehingga membantu menciptakan iklim yang kondusif dalam

    melakukan aktivitas usaha. Terlebih lag