riset keperawatan 12

34
PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA OLEH: BAHRI MAHROJI NIM: 110993 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

Upload: bahri-mahroji

Post on 24-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fg

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

DI RSUP DR SARDJITO

YOGYAKARTA

OLEH:

BAHRI MAHROJI

NIM: 110993

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN 2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL PENELITAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN

BAYI BERATLAHIR RENDAH (BBLR)

DI RSUP DR SARDJITO

YOGYAKARTA

Oleh:

BAHRI MAHROJI

Nim :110993

Telah memenuhi persyaratan dan di setujui pada tanggal

……………………………..

Menyetujui

Pembimbing

Agustina Retno Hapsari.SST

NIK.004119

KATA PENGANTAR

Pertama dan utama tiada kata yang lebih indah selain puji syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga kami bisa

mempersembahkan proposal penelitian yang berjudul “Hubungan Gizi Ibu Hamil

Dengan Berat Bayi Lahir Rendah”. Proposal ini ditujukan untuk memenuhi tugas

Riset Keperawatan.

Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memperkaya

pendidikan di Akademi Kesehatan Karya Husada.Selain itu juga dapat digunakan

oleh pembaca sebagai pemicu untuk terus berpikir dan berkarya.

Pada kesempatan yang indah ini ijinkan kami menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Agustina Retno Hapsari,SST selaku dosen pembimbing

2. Sahabat karib, teman seperjuangan yang tidak bisa kami sebutkan satu

persatu

3. Semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini

4. Para Pembaca

Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu, kritik

yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan.Akhir kata, semoga

makalah ini berguna bagi kemajuan bersama.

Yogyakarta, 1 Januari 2015

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi

pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang,

karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat

janin dalam kandungan. Selanjutnya berat lahir yang normal menjadi titik

awal yang baik bagi proses tumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi

petunjuk bagi kualitas hidup selanjutnya, karena berat lahir yang normal

dapat menurunkan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa

janin yang sedang dikandung (Mutalzimah, 2007)

Menurut WHO tahun 1990 sekitar 25 juta BBLR lahir diseluruh dunia,

90% terjadi di negara berkembang. Faktor penyebab masalah kurang gizi yang

menimpa ibu saat hamil merupakan faktor yang berperan atas tingginya

kejadian BBLR di negara-negara berkembang. Salah satu cara untuk menilai

kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir

Masalah BBLR terkait dengan anemia ibu hamil (kadar Hb < 11 gr %)

dan kurang energi kronis atau KEK yang menggambarkan kekurangan pangan

dalam jumlah maupun kualitasnya (Mutalazimah, 2007). Data yang ada saat

ini memperlihatkan bahwa status kesehatan anak di Indonesia merupakan

masalah. 153.681 bayi meninggal setiap tahun. Itu berarti setiap harinya ada

412 orang bayi meninggal sama dengan dua orang bayi meninggal setiap

menit. 54% penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi.

BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500

gram tanpa memandang masa gestasi. Penelitian Wahyuni dkk di Rumah Sakit

Umum Pusat (RSUP) dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2005 didapatkan

bahwa kejadian BBLR tertinggi adalah pada ibu hamil dengan preeklampsia

berat (32,3%). Hal ini dikarenakan pada kehamilan dengan preeklampsia

terjadi spasme pembuluh darah arteriola menuju jaringan dan menimbulkan

gangguan peredaran darah retroplasenta sehingga suplai darah yang

ditransportkan ke rahim berkurang dan transfer zat gizi ke janinpun menurun,

sehingga menyebabkan terjadinya retardasi pertumbuhan intrauterin dengan

luaran bayi berat lahir rendah (Wahyuni. 2007).

Berdasarkan penilitian diatas belum pernah dilakukan penelitian tentang

hubungan status gizi ibu hamil dengan masih banyak ditemukan bayi berat

lahir rendah (BBLR) di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Oleh karena itu,

peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui adakah faktor lain penyebab

bayi berat lahir rendah (BBLR) .

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya “Apakah ada

hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSUP Dr Sardjito

yogyakarta? “.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

mengetahui hubungan status gizi ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah

di RSUP Dr Sardjito tahun 2015.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui hubungan berat badan ibu hamil terhadap kejadian

BBLR di RSUP Dr Sardjito tahun 2015.

b. Mengetahui hubungan Hb ibu hamil terhadap kejadian BBLR di RSUP

Dr Sardjito tahun 2015.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan

menambah perbendaharaan bahan bacaan bagi mahasiswa/mahasiswi

Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta untuk penelitian

selanjutnya.

2. Bagi Penulis

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

menerapkan Ilmu yang diperoleh selama penelitian.

3. Bagi Lahan atau Tempat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi petugas dan

pasien di RSUP Dr Sardjito tentang seberapa besar penting gizi ibu hamil

terhadap bayi berat lahir rendah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIZI IBU HAMIL

Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar

15 % dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini

dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume

darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang

dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar

40 % dan sisanya 60 % digunakan untuk pertumbuhan ibunya.

Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan

sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil

meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan

yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :

a. Pertumbuhan dan perkembangan janin

b. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati

c. Sumber tenaga

d. Mengatur suhu tubuh

e. Cadangan makanan

Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan

makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi

disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam

keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi

ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan. Dalam hal

ini jumlah makanan yang dikonsumsi bukan sebanyak dua porsi melainkan

hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi.

Untuk menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan (Huliana,

2008).

1. Macam-macam cara menilai status gizi kesehatan

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu :

1) Secara Klinis

Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah

pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian

dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nyata. Hal ini dapat dilihat

pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral.

2) Secara Biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan specimen

yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam

jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine,

tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Salah satu

ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan

haemoglobin sebagai indeks dari anemia.

3) Secara Biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status

gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk

melihat tanda dan gejala kurang gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan

rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.

4) Secara antropometri

Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Penilaian secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri

digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi

(Supariasa dkk, 2008).

2. Penilaian Status Gizi Pada Ibu Hamil

1) Berat Badan

Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan selama

kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk

memprediksikan berat badan lahir rendah bayi. Wanita dengan berat badan

rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil

atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung

melahirkan bayi BBLR.

Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat mempengaruhi

massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang

status gizi jelek sebelum hamil maka kenaikan berat badan pada saat hamil

akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir ( Lubis,2007)

Kenaikan tersebut meliputi kenaikan komponen janin yaitu

pertumbuhan janin, plasenta dan cairan amnion. Pertambahan berat badan

ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin (Amiruddin,

2007). Pada akhir kehamilan kenaikan berat hendaknya 12,5-18 kg untuk

ibu yang kurus. Sementara untuk yang memiliki berat ideal cukup10-12 kg

sedangkan untuk ibu yang tergolong gemuk cukup naik < 10 kg (Kasdu,

2007).

2) Haemoglobin (Hb)

Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yg bertugas mengangkut

oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Untuk level normalnya

untuk wanita sekitar 12-16 g per 100 ml sedang untuk pria sekitar 14-18 g

per 100 ml. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan

penurunan jumlah Hb. Haemoglobin merupakan parameter yang

digunakan untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia merupakan

masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada ibu hamil. Kurang

lebih 50 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Konsekuensi dari

anemia pada ibu hamil adalah tingginya risiko melahirkan bayi BBLR

(www. Tempo.co.id)

Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan

oleh bertambahnya plasma darah, yg merupakan proses pengenceran darah

(haemodillution). Pengukuran kadar haemoglobin dilakukan sebelum usia

kehamilan 20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu (Jabir, 2007).

B. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah merupakan bayi (neonatus)

yang lahir memiliki berat badan < 2500gr (Hidayat, 2005).

BBLR dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Prematur murni

Neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai dengan masa kehamilan atau disebut neonatus

kurang bulan. Ciri-ciri bayi prematur :

a. Berat badan < 2500 gr g. Pergerakan kurang & lemah

b. Panjang badan < 45cm h. Kepala > besar daripada badan

c. Lingkar kepala < 33cm i. Tangisan lemah

d. Lingkar dada < 30cm j. Pernafasan belum teratur& sering

e. Masa gestasi < 37 minggu mengalami serangan apnue

f. Kulit tipis & transparan k. Reflek menghisap, menelan belum

Sempurna

2. Dismatur

Merupakan bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan. Dikatakan dismatur apabila bayi memiliki

ciri-ciri pada paterm seperti pada prematuritas. Term dan part term akan

djumpai kulit selubung kernik kaseosa, tipis atau tidak ada, kulit pucat atau

bernoda mekonium, kering tampak tipis. Jaringan lemak dibawah kulit tipis,

bayi tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan

(hidayat,2005)

C. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Keterangan:

: :Variabel Independen (Bebas)

: Variabel Dependen (Terikat)

: Variabel Pengganggu

STATUS GIZI IBU HAMIL

BBLR

IBU HAMIL DENGAN PREKLAMSIA

Bab III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian deskripsi dan pendekatan yang di gunakan adalah

cross sectional. Penelitian diskripsi yang mendiskripsikan atau memberi

gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data sampel atau pepulasi

sebagaimana adanya, tampa melakukan analisa dan kesimpulan yang berlaku

untuk umum. Kuantitatif yaitu data yang ada disajikan dengan menggunakan

angka-angka. Pendekatan cross sectional adalah pengumpulan data penelitian

yang di lakukan secara bersama-sama atau sekaligus(Notoatmodjo, 2010)

B. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan di lakukan di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta, dengan alasan

mudah mendapat responden, mudah di jangkau, dan banyak ibu yang

mempunyai riwayat anak BBLR

2. Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan bulan Maret 2015

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah 20 ibu post partum dengan BBLR di

RSUP dr.Sardjito Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel yang diambil peneliti adalah 20 ibu post partum dengan BBLR

di RSUP dr.Sardjito Yogyakarta pada bulan maret 2015. Tehnik sampling

yang digunakan adalah accidental sampling yaitu penentuan sampel secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan sumber data

(Sugiyono, 2005).

Dengan Kriteria :

a) Bersedia menjadi responden.

b) Hadir saat menjadi responden

D. Variable Penelitian

Variable adalah yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

dimilki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu (Notoatmodjo,2010). Variable yang diteliti dalam penelitian ini terdiri

dari 2 variabel, yaitu 1 variabel independen (bebas) dan 1 variabel dependen

(terikat).

1. Variable independen (bebas)

variable yang menjadi sebab timbulnya variable dependen

(Sugiyono, 2005). Sebagai variable independen (bebas) dalam penelitian

ini adalah status gizi ibu hamil. Adapun parameter gizi ibu hamil sebagai

berikut:

a. Berat badan adalah salah satu parameter yang menggambarkan

status gizi ibu hamil dengan melihat pertambahan berat badan selama

kehamilan.

1. Tinggi (12,5-18)

2. Normal (10-12)

3. Rendah ( <10)

Alat ukur : Lembar check list

Skala ukur : Ordinal

b. Haemoglobin adalah komponen darah yang bertugas mengangkut

oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan yang

memberikan warna merah pada darah.

1. Tidak Anemia (>11)

2. Anemia (<11)

Alat ukur : Lembar check list

Skala ukur : Nominal

2. Variable dependen (terikat) adalah variable yang menjadi akibat karena

adanya variable bebas (Sugiyono, 2005). Sebagai variable dependen

(terikat) dalam penelitian ini adalah BBLR. Adapun parameter BBLR

(Bayi Berat Lahir Rendah) sebagai berikut:

a. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) adalah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram dan cukup umur . Bayi

berat lahir rendah dibedakan dalam :

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500

2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir <1500

3. Bayi berat lahir extreme rendah (BBLER), berat lahir <1000 Alat

Ukur : lembar check list

Skala ukur : Ordinal

3. Variabel Pengganggu adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan varaibel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur,

dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh

variabel bebas dan variable moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.

Sebagai variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan

preklamsia.

E. Definisi Operasional

NO VARIABEL ALAT UKUR SKALA

1 Status Gizi Lembar Checklist Ordinal

2 BBLR Kuesioner Ordinal

F. Jenis dan Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan data primer

dengan memberikan kuisioner yang telah di sediakan kepada responden

G. Pengolahan data dan analisa data

A. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang telah

terkumpul bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam pengumpulan data

tersebut data tersebut akan di periksa kembali.

2. Coding

Memberikan kode angka pada alat penelitian untuk memudahkan

dalam analisa data sesuai dengan petujuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data di masukan ke dalam distribusi frekuensi

B. Analisa data

Dilakukan dengan pengukuran terhadap masing-masing responden

lalu, di tampilkan dalam tabel distribusi frekuensi , analisa dilanjutkan

dengan teori pustaka yang ada. Tehnik analisa data digunakan untuk

melihat bagaimana pengetahuan dan tindakan ibu hamil terhadap status

gizinya yang berpengaruh terhadap BBLR.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A.Aziz. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta:

Salemba Medika.

Amiruddin, R. 2007. Status Gizi Ibu Hamil, Rokok, dan Efeknya.

(http://www.ridwanamiruddin.wordpress.co m )

Hasan R, Alatas H. 2006. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta.Bagian Ilmu

Kesehatan Anak . Jakarta: FK-UI.

Huliana, M. 2008. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta; Puspa Swara.

Jabir, A. 2007. Hb Pada Ibu Hamil. ( http://www.siasoft.com/news.php ) .

Kasdu, D. 2006. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta; EGC

Lubis, Z. 2007. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang

Dilahirkan.(http://www.journal.unair.ac.i d ).

Mutalazimah. 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Kadar Hemoglobin Ibu

Hamil Dengan Berat bayi Lahir Rendah di RSUD Dr.

MoewardiSurakarta. (http://www.eprints.ums.ac.id).

Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siswono. 2007. Membentuk Anak Cerdas sejak Hamil. (http://www.Gizi.net).

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta

Supariasa, I dkk. 2008. Penilaian Status Gizi. Jakarta; EGC.

Wahyuni A dan Rachmawati FN. Hubungan preeklampsia berat pada ibu hamil

terhadap BBLR di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005.

2007. Mutiara Medika

LAMPIRAN

FORMAT HASIL PEMERIKSAAN BERAT BADAN DAN HB

No NamaHasil Pemeriksaan

Berat Badan Hb