makalah riset keperawatan ikhsan agus 09082

Upload: iank-ikhsan-agus

Post on 12-Oct-2015

243 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

iank

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    1/33

    MAKALAH

    RISET KEPERAWATAN

    OLEH

    IKHSAN AGUS

    09082

    AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

    MAKASSAR

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    2/33

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin menguat, demikian

    juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga yang semakin kritis terhadap

    upaya pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan.

    Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter (bukan

    sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan

    secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu

    keperawatan.

    Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan keperawatan)

    terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat

    dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada

    pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk memastikan mutu

    terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang dimilikinya.

    Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat

    ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai ilmu

    yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar dan dalam.

    Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu keperawatan

    adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan tekanan dari dalam

    yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu memerlukan jawaban.

    Akhir-akhir ini ilmu ini menunjukkan perkembangannya dengan terbentuknya pola pembagian

    kelompok, yang terdiri dari:

    1. Ilmu keperawatan dasar

    1. Konsep dasar keperawatan

    2. Keperawatan profesional

    3. Komunikasi keperawatan

    4. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    3/33

    5. Kebutuhan dasar manusia

    6. Pendidikan keperawatan

    7. Pengantar riset keperawatan

    8. Dokumentasi keperawatan

    2. Ilmu keperawatan klinik

    1. Keperawatan anak

    2. Keperawatan maternitas

    3. Keperawatan medikal bedah

    4. Keperawatan jiwa

    5. Keperawatan gawat darurat

    3. Ilmu keperawatan komunitas

    1. Keperawatan komunitas

    2. Keperawatan keluarga

    3. Keperawatan gerontik

    4. Ilmu penunjang

    1. Imu humaniora

    2. Ilmu alam dasar

    3. Ilmu perilaku

    4. Ilmu sosial

    5. Ilmu biomedik

    6. Ilmu kesehatan masyarakat

    Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas profesional, maka upayayang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan masalah baru dalam keperawatan melalui

    proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya, ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan

    pengembangan sehingga diharapkan perawat dapat melakukan penelitian, selain itu dilihat juga

    adanya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    4/33

    penapis dan adaptasi teknologi keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian

    asuhan keperawatan.

    Untuk menjadi ilmuwan dalam bidang ilmu keperawatan, sangat diperlukan berbagai persyaratan

    antara lain prosedur ilmiah atau kegiatan ilmiahnya diakui oleh para ilmuwan lainnya, metode

    ilmiahnya dapat dipergunakan oleh ilmuwan lainnya dalam bidang ilmu yang sejenis, pendidikan

    formal yang ditempuh diakui secara akademis, memiliki kejujuran ilmiah sehingga tidak akan

    mengklaim hasil temuan orang lain dianggap miliknya, dan harus memiliki rasa ingin tahu yang

    tinggi.

    Tentu saja, ilmu keperawatan adalah impian sejak kecil bagi banyak orang. Apabila Anda

    memutuskan untuk mengubahnya menjadi karir, Anda dapat memperkirakan untuk menemui

    orang-orang yang berada dalam masa yang paling sulit atau malah paling menyenangkan dalam

    hidup mereka. Jelaslah, ilmu ini adalah karir yang serba bisa dan sangat bermanfaat.

    B.RUMUSAN MASALAH

    Mengacu pada latar belakang yang telah diajukan diatas ,maka rumusan masalah adalah

    bagaimana riset dan perkembangan keperawatan.

    C.TUJUAN

    Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan

    keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi.Untuk

    mencapai kebutuhan secara umum,dalam proses keperawatan terdapat beberapa tujuan khusussesuai dengan tahapan dari proses keperawatan,diantaranya:pertama,dapat mengidentifikasi

    berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan;kedua,dapat menentukan diagnosis

    keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan identifikasi;ketiga,dapat menentukan

    rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan;keempat,dapat

    melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan;kelima,dapat mengetahui

    perkembangan pasien dari berbagai tindakan yg telah dilakukan,untuk menentukan tingkat

    keberhasilan.serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,pelayanan yang

    diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif,mempunyai pertimbangan

    otoritas dalam segala tindakannya serta mengetahui apa yang lebih baik untuk klien dari pada

    klien sendiri, adanya perkumpulan profesi,standar pendidikan,adanya izin atau ujian masuk

    dalam jenjang karier atau profesi,serta adanya batasan dalam profesi,mempunyai status dan

    kekuatan dalam bidang keahlainnya dan pengetahuan yang telah dianggap khusus dan dalam

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    5/33

    pelayanan tidak dipebolehkan mengadakan advertensi atau mencari klien.Pada tahun 1979

    F laherty MJ menyatakan karakteristik suatu profesi sesungguhnya adalah adanya pendidikan

    khusus,kode etik,pengusaan keahlian/keterampilan,keanggotaan dalm organisasi profesi serta

    adanya pertanggungjawaban untuk tindakan,sedangkan tahun 1985 Miller menyatakan cirri

    suatu profesi adalah adanya badan pengetahuan yang diperoleh di Universitas serta orientasi

    pada ilmu pengetahuan,kompetensi dengan landasan teoritik yang jelas,keterampilan dan

    kompetensi merupakan batasan dari keahliannya .Menurut Shor tr idge tahun 1985 suatu ciri

    profesi yang utama adalah adanya kode etik yang berfungsi sebagai dasar dalam pelaksanaan

    standar,tanggungjawab tugas ,berorientasi pada pelayanan dan berdasarkan ilmu pengetahuan

    serta mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggungjawab dalam bidang keprofesian.

    BAB II

    LANDASAN MATERI

    Dasar-Dasar Riset Keperawatan

    Ilmu keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of knowledgeyang khas

    sehingga akan selalu berkembang. Perkembangan ilmu keperawatan menjadi tanggungjawab

    semua stakeholder keperawatan, diantaranya adalah para professional keperawatan, pendidik

    keperawatan, dan mahasiswa keperawatan. Salah satu bagian penting dalam proses

    pengembangan ilmu keperawatan adalah dengan adanya riset keperawatan.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    6/33

    Secara garis besar, riset keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan metode

    tertentu untuk menemukan, menganalisa, memecahkan, dan mendokumentasikan masalah

    keperawatan. Ada 2 nilai strategis mengapa riset keperawatan itu penting bagi ilmu keperawatan,

    yaitu:

    Pertama, riset keperawatan akan memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan

    dan kemajuan ilmu keperawatan;

    Kedua, riset keperawatan jika dikelola dengan prinsip proaktif, profesional, dan proporsional

    akan memberikan keuntungan dalam bentuk pertambahan nilai (revenue generating) bagi ilmu

    keperawatan.

    Riset keperawatan merupakan salah satu bentuk karya ilmiah, sehingga untuk dapat

    menguasainya, pemahaman tentang dasar-dasar pembuatan karya ilmiah sangat diharuskan. Di

    dalam karya ilmiah, ada 3 aspek filosofis yang harus dipahami, yaitu:

    Pertama, aspek ontologis. Aspek ini meliputi objek yang akan dibicarakan dalam suatu karya

    ilmiah, atau dengan kata lain aspek ontologis adalah objek kajian yang biasanya berupa tema

    atau masalah yang akan dibahas. Sebuah kerangka pemikiran latar belakang yang jelas, logis,

    runtut, dan alur pemikiran yang konsisten sangat diperlukan supaya objek kajian yang akan

    dibahas mudah dipahami;

    Kedua, aspek epistemologis. Aspek ini terkait dengan metode pemecahan masalah, baik secara

    teoritis maupun secara empiris sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara rasional empiris.Ketiga, aspek aksiologis.Aspek ini berkaitan dengan kontribusi atau nilai pemecahan masalah

    yang ditemukan dalam judul atau tema kajian. Umumnya, aspek aksiologis tidak tidak harus

    dimunculkan dalam bab tersendiri, namun biasanya dapat ditemukan dalam tujuan penelitian dan

    manfaat penelitian, yang terdiri dari nilai pengembangan akademis, kebijakan, dan pelaksanaan

    teknis.

    Untuk membedakan riset keperawatan dengan karya ilmiah yang lain, perlu diketahui jenis-jenis

    karya ilmiah. Ada 2 jenis karya ilmiah, yaitu:

    Pertama, karya ilmiah yang dipublikasikan. Publikasi ini umumnya dilakukan dalam

    pertemuan-pertemuan ilmiah atau melalui media seperti buku, jurnal, monografi, prosiding.

    Karya ilmiah yang dipublikasikan diantaranya adalah artikel ilmiah, makalah, jurnal, poster hasil

    penelitian, dan buku.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    7/33

    Kedua, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan artinya hanya dapat

    ditemukan dalam kalangan-kalangan tertentu, misalnya hanya didokumentasikan di

    perpustakaan. Karya ilmiah jenis ini seperti penelitian baik oleh dosen atau mahasiswa, laporan

    kegiatan mahasiswa, atau tugas akhir mahasiswa.

    Kita bisa melakukan riset keperawatan dengan baik jika memiliki 2 hal, yaitu:

    Pertama, penguasaan terhadap pokok-pokok metode riset keperawatan;

    Kedua, pemahaman terhadap alur penelitian.

    Kedua hal diatas dapat kita miliki dengan cara belajar dan berbagi dengan siapapun.

    I

    PENTINGNYA RISET KEPERAWATAN

    Pada masa lalu, keperawatan dilakukan berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga

    keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah. Pandangan ini telah

    menempatkan keperawatan hanya sebagai pelengkap atau bagian dari disiplin kesehatan lain

    dengan ketidakpastian tentang keperawatan sebagai suatu disiplin yang unik. Sementara sebagai

    profesi, keperawatan harus memiliki ilmu dan kiat yang dipersyaratkan untuk dapat secara

    otonom mengendalikan mutu pendidikan dan praktik keperawatan.

    Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin

    keperawatan. Karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah

    keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai

    landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan(body of knowledge). Mutu pelayanan dan asuhan keperawatan sangat tergantung pada upaya

    kegiatan riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan pengembangan teori dan ilmu

    pengetahuan keperawatan yang diterapkan dalam praktik keperawatan.

    Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali dan empiris dalam

    pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan didefinisikan

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    8/33

    sebagai proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan

    baru yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi praktik keperawatan (Burns &

    Grove, 1995).

    Dengan demikian, tujuan utama riset keperawatan adalah untuk mengemgangkan

    pengetahuan ilmiah yang mennjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan

    bertanggung gugat kepada masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk

    meningkatkan mutu asuhan tersebut. Landasan riset yang mantap akan memberikan fakta

    (evidence) tentang tindakan keperawatan yang efektif dalam meningkatkan hasil asuhan pada

    pasien. Riset keperawatan yang merupakan penelitian terapan sangat bermanfaat untuk

    menyelesaikan masalah keperawatan yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pelayanan dan

    asuhan keperawatan.

    Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu layanan dan asuhan

    keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian/peningkatan mutu yang menjamin

    mutu pelayanan/asuhan. Buku ajar ini akan diawali dengan uraian singkat tentang hubungan

    antara riset, praktik dan teori; tahapan riset keperawatan secara ringkas dan dilanjutkan dengan

    menguraikan secara terinci mengenai tahap penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan hingga

    interpretasi hasil dan penulisan laporan termasuk naskah publikasi. Mengingat cukup luasnya

    pokok bahasan riset keperawatan, maka buku ajar ini akan ditulis dalam beberapa volume.

    Dalam volume pertama pembahasan dibatasi pada kajian tentang alasan pentingnya melakukanriset keperawatan, hubungan antara riset, praktik dan teori; tahapan awal riset keperawatan yaitu

    rumusan masalah dan maksud penelitian, tinjauan kepustakaan/literatur yang relevan, menyusun

    kerangka kerja teori/konsep penelitian serta merumuskan tujuan, pertanyaan dan hipotesa

    penelitian.

    II

    KETERKAITAN ANTARA RISET KAPERAWATAN DENGAN DUNIA

    KEPERAWATAN

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    9/33

    Riset keperawatan tidak dapat dilepasakan dari elemen keperawatan lain secara

    menyeluruh. Konsep-konsep yang terkait dengan riset keperawatan digambarkan dalam satu

    rentang dari dunia empirik yang konkrit sampai filosofi keperawatan yang bersifat sangat

    abstrak, dan sebaliknya.

    Gambar

    2-1.

    Keterkaitan riset keperawatan dengan dunia keperawatan (sumber Burns & Grove, 1993)

    Pada gambar terlihat komponen keperawatan dalam rentang yang meliputi pemikiran dari

    konkrit hingga abstrak atau sebaliknya, dunia empirik (praktik keperawatan), uji realitas (riset),

    proses berfikir abstrak, ilmu, teori, pengetahuan dan fisolofi. Pemikiran tentang keperawatan

    berkembang sepanjang rentang dari konkrit keabstrak yang menunjukkan bahwa pemikiran

    tentang keperawatan dapat berkembang baik dari konkrit keabstrak maupun dari abstrak ke

    konkrit. Pemikiran yang konkrit (concrete thinking) berorientasi pada sesuatu yang dapat

    disentuh atau peristiwa yang dapat diamati dan dialami dalam kehidupan nyata. Jadi fokus

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    10/33

    pemikiran konkrit adalah kejadian langsung yang dibatasi oleh waktu dan ruang. Penyelesaian

    masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika dapat memberikan pengaruh secara langsung.

    Pemikiran abstrak menurut Burns & Grove (1993) berorientasi pada pengembangan ide

    tanpa penerapan atau hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung mencari arti, pola,

    hubungan dan implikasi yang bersifat filosofis. Tiga proses berpikir yang penting adalah

    introspeksi, intuisi dan pembenaran. Proses berpikir ini digunakan dalam praktik keperawatan,

    mengembangkan danmengevaluasi teori, mengkritik dan menggunakan teemuan ilmiah,

    merencanakan dan mengimplementasikan penelitian dan membangun ilmu pengetahuan (body of

    knowledge).

    Berbeda dengan pemikiran konkrit, pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu dan

    ruang, dalam kata lain bebas waktu dan ruang. Seringkali pemikir abstrak disebut pemimpi dan

    dianggap pemikirannya tidak menyelesaikan masalah secara langsung, tetapi sebenarnya

    pemikiran mereka sangat diperlukan untuk mengembangkan teori dan penelitian. Riset

    keperawatan membuthkan kedua keterampilan tersebut, pemikiran abstrak diperlukan untuk

    mengidentifikasi masalah yang layak diteliti, merancang penelitian dan mengintrepretasikan

    temuan, sedangkan pemikiran konkrit diperlukan untuk merencanakan dan

    mengimplementasikan langkah-langkah pengumpulan data dan analisis data.

    Ilmu dan teori adalah dua hal yang berbeda tetapi merupakan konsep yang tergantung dan

    terkait dengan proses berpikir abstrak. Ilmu adalah tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge)yang terdiri dari temuan penelitian dan teori yang telah diuji untuk suatu disiplin. Jadi, ilmu

    terdiri dari suatu proses (metode ilmiah) dan produk (kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan). Ilmu

    keperawatan secara bertahap berkembang melalui metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.

    Sedangkan teori adalah suatu cara untuk menjelaskan beberapa elemen dari dunia empirik. Teori

    dikembangkan dan diuji melalui penelitian dan setelah diuji, berkembang menjadi bagian dari

    ilmu. Bagian yang paling abstrak adalah filosofi yang berfungsi memberikan arti bagi dunia

    keperawatan dan struktur yang memungkinkan terjadinya suatu proses berpikir, mengetahui dan

    melakukan. Filosofi keperawatan, antara lain perspektif holistik dan pentingnya kualitas hidup

    sangat berpengaruh dalam penelitian yang dilakukan dan pengetahuan yang dikembangkan pada

    suatu disiplin.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian keperawatan tidak dapat

    dipisahkan dari komponen keperawatan lainnya tetapi saling mempengaruhi sehingga

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    11/33

    memungkinkan berkenbangnya ilmu pengetahuan keperawatan. Untuk lebih jelasnya pada

    bagian berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara teori, praktik dan riset keperawatan.

    III

    HUBUNGAN TEORI, PRAKTIK DAN RISET KEPERAWATAN

    Sebagaimana yang telah di jelaskan terdahulu, teorimerupakan serangkaian pernyataan

    teruji yang menguraikan, menjelaskan, memprediksikan dan mengendalikan fenomena tertentu

    (meleis, 1985; dan Walker & Avant, 1995). Fenomena adalah kejadian yang ditemui atau

    diamati dalam praktik keperawatan. Teori mengarah praktik dengan memberikan pernyataa yang

    dapat memprediksi dan mengendalikan fenomena yang menjadi kepedulian perawat dan

    memberikan landasan dalam pembuatan keputusan.

    Sebaliknya, praktik keperawatan sering memberikan suatu penghayatan tentang

    fenomena dan mengungkapkan kesenjangan yang terdapat dalam teori. Praktik keperawatan

    dapat memberikan ide, pengamatan dan substansi, yang diperlukan ilmuan keperawatan untuk

    merumuskan pernyataan hubungan (relational statement) yang memungkinkan berkembangnya

    suatu teori baru atau memvaliditasi dari bangunan teori yang sudah ada.

    Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan memvaliditasikemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan fenomena.

    Melalui riset perawat dapat menetapkan apakah suatu teori mampu untuk melakukan suatu

    kegiatan tersebut sehingga bermanfaat dalam membuat keputusan. Hubungan ini bersifat timbal

    balik, karena riset tidak hannya mempengaruhi pengembangan teori, tetapi teori juga

    mempengaruhi desain riset dengan menentukan variable yang perlu diteliti tentang masalah

    tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik untuk

    diintegrasikan dalam prkatik keperawatan, Dapat disimpulkan bahwa hubungan teori praktik-

    riset yang telah dijelaskan tersebut bersifat timbal balik dan saling

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    12/33

    mempengaruhi (lihat gambar 3-1).

    Untuk lebih jelasnya perliu secara ringkas diuraikan tentang karakteristik dan prioritas riset

    keperawatan yang di bahas pada bagian IV.

    Gambar 3-1. Komponen

    pengembangan disiplin

    keperawatan

    IV

    KARAKTERISTIK DAN PRIORITAS RISET KEPERAWATAN

    Krakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996), adalah :

    1. Riset keperawatan harus berfokus pada variable yang dapat meningkatkan asuhan keperawatan

    pada klien.

    2. Riset keperawatan mempunyai potensi untuk mengkontribusi pada pengembangan teori dan

    kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.

    3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai akses dan

    kendali terhadap fenomena yang diteliti.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    13/33

    4. Perawat yang tertarik terhadap penelitian harus mempunyai keingintahuan dan pertanyaan yang

    perlu dijawab secara ilmiah.

    Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri bagi tiap

    kelompok usia, sosial, kultural.

    2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan masalah kesehatan

    dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan produktifi

    tas.

    3. Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru terhadap kemampuan adaptip

    individu dan keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan akut dan kronik.

    4. Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi kelompokyang berisiko seperti

    lanjut usia (lansia), anak-anak dengan masalah kesehatan kongienital (bawaan lahir), individu

    dengan latar belakang sosial kultural yang berbeda, individu dengan ganguan jiwa, dan

    masyarakat miskin, dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan efektif.

    5. Mengklasidikasikan fenomena praktik keperawatan.

    6. Memastikan prinsip etik sebagai pegangan dalam melakukan riset keperawatan.

    7. Mengembangkan instrumentuntuk mengukur hasil intevensi keperawatan.8. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik dalam

    konteks keluarga dan gaya hidup.

    9. Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan sistem pemberian

    pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu meningkatkan mutu dan menghemat biaya yang

    dike;urakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

    10. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang luas dan

    keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan.

    11. Mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor historis dan kotemporer yang mempengaruhi

    bentuk keterlibatan keperawatan profesional dalam mengembangkan kesehatan nasional.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    14/33

    V

    METODE RISET KUANTITATIF DAN KUALITATIF

    Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif

    dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif

    yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik. Metode

    riset kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan untuk menguraikan variable,

    memeriksa hubungan antara variable dan menentukan interaksi sebab dan akibat antara variabel.

    Secara singkat dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan pengumpulan informasi

    numerik yang sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa informasi atau data

    menggunakan prosedur statistik.

    Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam pengumpulan

    naratif bersifat subjektif menggunakan posedur dengan pengendalian yang ketat. Jika riset

    kualitatif lebih sering menggunakan pendekatan deduktif, logik, dan ciri pengalaman manusia

    yang dapat diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia

    yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995). Perbandingan kedua

    metode riset kuantitatif dab kualitatif di sajikan pa da tabel 5-1.

    Tabel 5-1. Peerbandingan antara riset kuantitatif dengan riset kualitatif

    Aspek Riset Kuantitatif Riset Kualitatif

    Fokus Fokus pada sejumlah kecil dari

    konsep yang spesfik. Ringkas dan

    sempit

    Mencoba untuk lebih memahami secara

    menyeluruh suatu fenomena daripada

    memfokuskan pada konsep spesifik

    komplek dan luas.

    Konsep

    awal

    Mulai dengan ide awal tentang

    bagaimana suatu konsep saling

    terikat.

    Mempunyai sedikit ide awal; lebih

    menekankan pada pentingnya penafsiran

    orang lain tentang suatu kejadian atau

    lingkungan sekitar daripada penafsiran

    peneliti.

    Metode Menggunakan prosedur terstruktur

    dan instrumen formal untuk

    mengumpulkan data.

    Mengumpulkan informasi tanpa instrumen

    terstruktur dan formal.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    15/33

    Metode riset kuantitatif dan kualitatif berfungsi saling melengkapi karena kedua metode

    ini menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda dan berguna untuk praktik keperawatan.

    Empat jenis riset kuantitatif adalah deskriptif, kolerasi, kuansi eksperimen. Sedangkan enam

    jenis riset kualitatif menurut Burns & Grove ( 1993) adalah fenomenologik (phenomenological),

    grounded theory, etnografik (ethnographic), historis (historical), filosofis (philosophik iquiry),

    dan critical sosial theory.

    Pengetahuan dan penguasaan tentang tahapan atau langkah proses kegiatan riset sangat

    diperlukan perawat untuk dapat melakukan riset melalui suatu pengalaman belajar dengan

    melakukan tiap tahap riset secara sistematis.

    IV

    LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RISET

    Objek

    versus

    subjektif

    Menekankan pada objektifitas

    dalam pengumpulan dan analisis

    informasi.

    Menekankan pada data subjektif sebagai

    cara untuk memahami dan menafsirkan

    pengalaman manusia.

    Analisis Menganalisis informasi numerik

    dengan prosedur statik.

    Elemen dasar: angka

    Menganalisi informasi naratif berdasarkan

    keterampilan individual peneliti.

    Elemen dasar : Kata

    Penalaran

    (Reasoning)

    Mengunakan logistik dan dedukatif Menggunakan dealitik dan induktif

    Dasar

    pengetahuan

    Meneliti hubungan sebab-akibat. Meneliti pengertian/pemahaman dan

    discovery.

    Manfaat

    utama

    Terutama untuk uji teori. Terutama untuk mengembangkan teori.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    16/33

    Proses riset kegiatan dilakukan berdasarkan metodologi riset ilniah dengan muatan

    substansi ilmu pengetahuan keperawatan, yang terdiri atas tahapan (1) merumuskan masalah dan

    maksud riset; (2) tinjauan kepustakaan; (3) menyusun kerangka kerja teori/konsep; (4)

    merumuskan tujuan, pernyataan, dan hipotesa ; (5) menguraikan defenisi variabel riset; (6)

    membuat asumsi secara eksplisit; (7)mengindentifikasi keterbatasan riset; (8) memilih desain

    riset; (9) mengindentifikasikan popilasi dan sampel; (10) memilih metoda pengukuran dan

    menyiapkan instrumen; (11) menyusun rencana pengumpulan dan analisis data; (12)

    implementasi rencana riset; (13) mengkomunikasikan temuan riset.

    Merumuskan masalah dan maksud riset. Masalah riset adalah situasi yang membutuhkan

    penyelesaian masalah, peningkatan atau perubahan dan perbedaan yang terdapat antara keadaan

    yang sebenarnya dengan yang seharusnya. Maksud riset diterapkan didalam masalah

    Tinjauan kepustakaan. Tinjauaan kepustakaan dilakukan untukmendapatkan gambaran

    tentang apa yang diketahui mengenai situasi tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang terdapat

    dalam situasi tersebut.

    Menyusun kerangka kerja teori/konsep. Kerangka kerja teori/konsep adalah struktur logik

    dan abstrak yang bermakna dalam menuntun pengembangan studi dan memungkinkan peneliti

    untuk mengkaitkan temuan dengan tubuh pengetahuan keperawatan.

    Merumuskan tujuan, pertanyaan, dan hipotesa. Tujuan, pertanyaan dan hipotesa riset

    dirumuskan untuk menjembatani kesenjangan antara masalh riset yang dinyatakan secara abstrakdengan maksud dan deseain studi, rencana pengumpulan data serta analisis masalah.

    Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari berbagai tingkat

    keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan dalam studi. Variabel dioperasionalkan

    dengan mengindentifikasi defenisi konsepsual dan operasional.

    Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang dianggap benar,

    walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi mempengaruhi logik suatu studi.

    Mengindentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang bersifat teoritis

    maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk menyimpulkan suatu temuan.

    Memilih desain riset. Jenis desain riset mengarahkan pemilihan populasi, prosedur

    pemilihan sampel, metode pengukuran dan rencana pengumpulan dan analisis data.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    17/33

    Mengindentifikasikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua elemen yang

    memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk

    studi tertentu dan anggota sampel disebut subjek.

    Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran adalah proses

    pemberian angka kepada objek, kejadian atau situasi sesuai peraturan/petunjuk. Komponen

    pengukuran berupa instrumen yang dipilih atau disusun untuk mengkaji variabel tertentu dalam

    studi.

    Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data yaitu kegiatan

    sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan maksud riset atau tujuan spesifik,

    pertanyaan atau hipotesa studi. Perencanaan analisis masalah juga mencangkup pemilihan uji

    statik yang sesuai untuk menganalisis data.

    Implementasi rencana riset. Pada riset tertentu implementasi rencana termasuk uji coba

    instrumen.

    Mengkomunikasikan teman riset. Riset dikomunikasikan dengan mendisemisikan laporan

    riset pada antara lain, masyarakat keperawatan, profesi kesehatan lain atau bahkan jasa

    pelayanan kesehatan.

    VII

    MERUMUSKAN MASALAH DAN MAKSUD PENELITIAN

    Merumuskan masalah dan maksud penelitian merupakan langkah awal dalam proses

    penelitian. Seringkali penelitian mengalami masalah untuk mengindentifikasikan suatu masalah.

    Penelitian tidak mungkin dilakukan tanpa merumuskan masalah terlebih dahulu, oleh karena itu

    peneliti perlu memahami dan menyatakan dengan jelas dan tepat dengan menggunakan istilah

    yang sesuai ketika merumuskan masalah dalam proposal penelitian disusunnya.

    Menurut Burns dan Grove (1996), masalah penelitian adalah suatu situasi yang

    membutuhkan solusi, penigkatan dan perubahan atau kesenjangan antara kenyataan dan

    seharusnya. Slanjutnya subakir (1995) menyatakan bahwa setiap kejadian, setiap fenomena yang

    membangkitkan perhatian, menimbulkan pernyataan yang saat ini belum ada jawabannya, atau

    masih bisa dipertentangkan, dapat merupakan latar belakang masalah penelitian.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    18/33

    Sumber utama penelitian keperawatan menurut Burns dan Grove (1996), meliputi

    masalah praktik keperawatan, peneliti dan interaksi sejawat, tinjauan literatur, teori .

    PERKEMBANGAN PROSES KEPERAWATAN

    Pelaksanaan proses keperawatan sebagai alat bagi perawata dalam melaksanakan tugas,

    wewenang dan tanggung jawab pada pasien, mengalami beberapa perubahan dalam

    perkembangannya, yang diawali adanya tindakan keperawatan yang berdasarkan instruksi medisbukan lagi berdasarkan metode ilmiah keperawatan (melelui proses keperawatan).

    Dalam perkembangannya terdapat beberapa pendapat dari para ahli di antaranya:

    1. Florance Nigtingale menjelaskan keperawatan merupakan profesi yang dalam melaksanakan

    beberapa tindakn kepada pasien harus dipisahkan dari medis. Perawat dalam menentukan atau

    melaksanakan fungsinya sebagai perawat harus mengatur, menyesuaikan lingkungan yang tidak

    adekuat yang diharapkan membantu klien menjadi baik dalam memenuhi kebutuhannya.

    2. Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalammenentukan

    permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, dimana antara perawatan dan

    pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah klien.

    3. Johnson menjelaskan proses keperawatan merupakan sesuatu dalam mengkaji, mencapai

    keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk memecahkan masalah serta

    mengevaluasi.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    19/33

    4. Wiedenbach pada tahun 1963 menjelaskan proses keperawatan sebagai alat untuk memecahkan

    masalah klien, keluarga. Perawatan dilakukan melalui tiga tahap diantaranya tahap observasi,

    tahap bantuan pertolongan dan tahap validasi.

    5. Yura H. Dan Walsh pada tahun 1983 denjelaskan dalam melakukan proses keperawatan harus

    melalui empat tahap yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap

    evaluasi. Pendapat ini sama disampaikan pada tahun 1967 dari para ahli di fakultas keperawatan

    universitas katolik di Amerika.

    6. Knowles pada tahun 1967 menyampaikan proses keperawatan dapat dilakukan dengan

    menggunakan 5 Ds diantaranya discover (menemukan), delve (mengkaji), decide

    (memutuskan), do (mengerjakan), dan diskriminate (melakukan pemisahan). Pada tahun yang

    sama dari Western InterstateCommision On Higher Education (WICHE) membagi proses

    keperawatan menjadi beberapa tahap diantaranya persepsi, komunikasi, intervensi dan evaluasi.

    7. Orem menyampaikan keperawatan sebagai kegiatan yang dilakukan melalui beberapa

    pertimbangan dengan mnggunakan beberapa tahapan dalam asuhan keperawatan yaitu

    menentukan diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan,

    menganalisis dan mengintrepasikan dengan membuat keputusan, merencanakan perawatan,

    mengusahakan dalm pengturan dan pengontrolan, mengatasi masalah keterbatasan dan

    mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.

    8. Roy dalam melakukan perawatan sebaiknya menggunakan enam tahapan diantaranya: mengkajitingkah laku klien, mengkaji faktor yang mempengaruhinya, mengidentifikasi masalah,

    merumuskan tujuan, melakukan intervensi keperawatan melakukan seleksi, dan melakukan

    evaluasi. Dalam melakukan keperawatan, Roy menganjurkan adanya penentuan diagnosis

    keperawatan.

    9. Pada tahun 1982 dari National Council of State Boards of Nursing mengemikakan bahwa proses

    keperawatan dibagi menjdi lima tahap di antaranya tahap pengkajian, tahap analisis (diagnosis),

    tahap perencanaan, tahap implementasi dan tahap evaluasi.

    PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    20/33

    Secara naluri dapat dikatakan bahwa keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan

    manusia yaitu Adam dan Hawa.Keberadaannya tak pernah dipungkiri.Oleh karena itu

    perkembnagan keperawatan,temasuk keperawatan yang kita ketahui saat ini,tidak dapaat

    dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembngan sruktur dan kemajuan peradaban

    manusia.Kepercayaan terhadap animisme ,penyebaran agama-agama besar duniaserta kondisi

    social ekonomi masyarakat,seperti terjadinya perang,renaissanceserta gearakan reformasi luther

    turut mewarnai perkembangan keperawatandi dunia.

    Pada zaman purbakala(primitive cultures) manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi

    mempunyai suatu kekuatan spiritual/mistik yang dapat mempengaruhi kehidupan

    manusia.kepercayaanini disebut animisme. Mereka menyakini bahwa sakitnya seseorang

    disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib seperti batu-batu yang besar,

    gunung-gunung tinggi, pohon-pohon besar , sungai-sungai yang besar, peran perawat tidak

    berkembang.Mereka lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit yang

    dialaminya karena dukun dianggap lebih mampu untuk mencari , mengetahui dan mengatasi roh

    yang masuk ke tubuh orang sakit.

    Fenomena ini terlihat pada sejarah bangsa mesir dan cina.Pada masa ini , bangsa Mesir

    misalnya menyembnah dewa Isis , dewa yang diyakini mampu menyembuhkan penyakit .

    Demikian pula di Cina . Masyarakat menganggap penyakit disebabkan oleh syetan atau makhluk

    halus dan akan bertambah parah jika orang lain memegang orang yang sakit .Kemajuanperadaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama . penyebaran agama sangat

    mempengaruhi perkembangan peradaban manusia sehingga bedampak positif terhadap

    perkembangan keperawatan.Pada permulaan masehi,Agama Kristen mulai berkembang .Pada

    masa ini,keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan kepesatan perkembangan

    agama Kristen.Kemajuan ini terlihat jelas, pada zaman pemerintahan Lord Constantine.Ia

    mendirikan xenodhoecim atau hospes dalam bahasa latin yaitu tempat penampungan orang yang

    membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan

    perawatan .

    Kemajuna profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas dengan berdirinya rumah

    sakit terkenal di Roma yang bernama Monastic Hospital .Rumah sakit ini dilengkapi dengan

    fasilitas-fasilitas perawatan berupa bangsal-bangsal perawatan untuk merawat orang sakit serta

    bangsal-bangsal lain sebagai tempat merawat orang cacat ,miskin dan yatim piatu.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    21/33

    Seperti halnya di Eropa,pada pertengahan abad VI masehi,keperawatan juga berkembang

    di benua asia .tepatnya pada Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah seiring dengan perkembangan

    Agama Islam . Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari

    keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam.Memasuki abad VII

    Masehi,agama islam tersebar keberbagai pelosok Negara dari Afrika , Asia Tenggara sampai

    Asia Barat dan Eropa (Spanyol dan Turki).Padamasa ini , di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu

    pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene, dan obat-obatan . Hal ini menyebabkan

    keperawatan juga mengalami kemajuan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti

    pentingnya menjaga kebersihan diri(personal hygiene), kebersihan makanan, air dan lingkungan

    berkembang pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa ini adalah

    Rafidah.

    Pada permulaan abad XVI, stuktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan, dari

    orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi pada kekuasaan yaitu perang , eksplorasi

    kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Akibatnya banyak gereja dan tempat ibadah yang di

    tutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde keagamaan untuk merawat orang sakit .

    Kondisi ini berpengaruh terhadap perkembangan keperawatan .

    Disatu sisi, kenyatan ini berdampak negative. Penutupan gereja dan tempt ibadah

    menyebebkan kekurangan tenaga perawat karena sebelumnya dilakukan oleh orde-orde agama.

    Untuk memenuhi kebutuhan perawat, bekas wanita jalanan(wanita tuna susila) atau wanita yangbertobat setelah melakukan kejahatan diterima bekerja sebagai perawat.Dengan latar belakang

    inilah kemudian berkembang asumsi negative terhadap perawat dan masyarakat beranggapan

    bahwa wanita terhormat tidak akan bekerja di luar rumah . Akibat reputasi inilah , perawat di

    upah dengan gaji rendah dengan jam kerja lama pada kondisi kerja yang

    buruk(Taylor.C.,dkk.,1989).

    Disisi lain, adanya perang salib berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.

    Untuk menolong korban perang dibutuhkan tenaga sukarela yang dipekerjakan sebagai

    perawat.Meraka terdiri atas orde-orde agama,wanita-wanita yang mengikuti suami ke medan

    perang turut merawat orang sakit jika di perlukan dan tentara(pria) yang bertugas rangkap

    sebagai perawat. Pengaruh perang salib terhadap keperawatan adalah mulai dikenal konsep P3K

    (pertolongan pertama pada kecelakaan), keberadaan perawat mulai di butuhkan dalam

    ketentaraan dan timbul peluang kerja bagi perawat di bidang social.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    22/33

    Peran rumah sakit terhadap perkembangan keperawatan tidak dapat diabaikan.

    Setidaknya ada tiga rumah sakit yang berperan besar terhadap perkembangan keperawatan pada

    masa ini(zaman pertengahan). Pertama, Hotel Dieu di Lion. Meskipun pada awalnya pekerjaaan

    perawat dilakukan oleh para mantan wanita tuna susila(WTS) yang telah bertobat, rumah sakit

    ini berperan besar dalam kemajuan keperawatan. Hal ini disebabkan karena tak lama kemudian

    pekerjaan perawat digantikan oleh perawat yang terdidik melalui pebdidikan keperawatan pada

    rumah sakititu juga. Menurut beberapa literatul, peraturan-peraturan pada pendidikan

    keperawatan dirumah sakit ini hamper sama dengan peraturan pendidikan perawat sekarang.

    Kedua, Hotel Dieu di Paris. Di rumah sakit ini pekerjaan perawat dilakukan ole horde agama.

    Sesudah revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan diganti oleh orang-orang bebas

    yang tidak terikat oleh agama. Pelopor perawat yang terkenal di rumah sakit ini adalah

    Genevieve Bouquet. Ketiga, St. Thomas Hospital. Didiran pada tahun 1123 M. Dirumah sakit

    inilah Florence Nightingale memulai karirnya memperbaharui keperawatan.

    Pada pertengahan abad XVII dan memasuki abad XIX reformasi social masyarakat

    merubah peran perawat dan wanita secara umum. Pada masa ini keperawatan mulai banyak

    dipercaya orang dan contohnya adalah Florence Nightingale. Florence Nightingale lahir pada

    tahun 1820 dari keluarga yang kaya dan terhormat. Ia tumbuh dan berkembang di Inggris dan

    dengan pendidikan yang cukup. Meskipun ditentang keras oleh keluarganya, ia diterima

    mengikuti kursus pendidikan perawat pada usia 31 tahun.Pecahnya perang Krim(Crimean War), dan penunjukan dirinya oleh Inggris untuk

    menataasuhan keperawatan pada sebuah Rumah sakit Militer di Turki member peluang baginya

    untuk meraih prestasi (kalish and kalish, 1986, dikutip dari Taylor.C., 1989). Hal ini di sebabkan

    karena ia berhasil mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapi dan berhasil menapis

    anggapan negative terhadap wanita dan meningkatkan status perawat.

    PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INGGRIS

    Seusai perang Krim , Florence Nightingale kembali ke Inggris. Sejarah perkembangan

    keperawatan di Inggris sangat penting dipahami karena Inggris membuka jalan bagi kemajuan

    dan perkembangan keperawatan dimana kepeloporan Florence Ninghtingale diikuti oleh negeri-

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    23/33

    negeri lain.Pada tahun 1840 Inggris mengalami perubahan besar dalam perawatan dimana

    sekolah-sekolah perawatan mulai bermunculan, misalnya pendidikan perawat di London

    Hospital meskipun kurikulumnya belum teratur. Pada tahun 1820 perkembangan keperawatan

    mengalami kemajuan paling pesat berkat Florence mendirikan sekolah perawat modern. Konsep

    pendidikan inilah yang mempengaruhi pendidikan keperawatandi dunia ini.

    Konstibusi Florence Nightingale bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan

    bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa

    okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengindentifikasi kebutuhan

    personal pasien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan stadar manajemen rumah

    sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi pasien wanita, mengembangkan pendidikan

    keperawatan, menetapkan dua komponen keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit,

    meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dengan profesi kedokteran, dan

    menekankan kebutuhsn pendidikan berlanjut bagi perawat (Dolan, 1978, dikutip dari

    Taylor,C.1989).

    PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

    Tidakbanyak literature yang mengungkapkan perkembangan keperawatan di Indonesia.Seperti hal perkembangan keperawatan didunia pada umumnya , perkembangan di Indonesia

    juga dipengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yaitu penjajahan pemerintah colonial Belanda,

    Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia merdeka.

    Perkembangan keperawatan di Indonesia, pada hakekatnya di bedakan atas masa sebelum

    kemerdekaan dan masa sestelah kemerdekaan yang dibagi atas orde lama dan era orde baru.

    Pada masa pemerintahan colonial belanda perawat berasal dari penduduk pribumi yang

    disebut velpleger dengan dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja

    pada rumah sakit Binnen Hospitaldi Jakarta yang didirikan tahun 1799 untuk memelihara

    kesehatan staf dan tentara belanda. Usaha pemerintah kolonial belanda di bidang kesehatan pada

    masa ini antara lain: membentuk Dinas Kesehatan Tentara yang dalam bahasa Belanda di sebut

    Militiary Gezondherds Dienst dan Dinas Kesehatan Rakyat atau Burgerlijke Gezondherds dienst.

    Pendirian rumah sakit ini termasuk usaha Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Semarang

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    24/33

    dan Surabaya, ternyata tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan yang berarti karena

    tujuannya semata-mata untuk kepentingan tentara Belanda.

    Berbeda dengan ketika VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggis Raffles(1812-1816)

    sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya Kesehatan adalah milik

    manusia ia melakukan berbagai upaya memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi. Antara

    lain mengadakan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa

    serta memperhatikan kesehatan dan perawatan para tahanan.

    Setelah pemerintah kolonial kembali ketangan belanda, usaha-usaha peningkatan

    kesehatan penduduk mengalmi kemajuan. Di Jakarta, tahun 1819 didirikan beberapa rumah

    sakit.Salah satu diantaranya adalah rumah sakit Stadsverband berlokasi di Glodok Jakarta Barat.

    Pada tahun 1919 rumah sakit ini dipindahkan di Saelmba dan sekarang bernama Rumah Sakit

    Cipto Mangunkusumo(RSCM).Saat ini RSCM menjadi rumah sakit pusat rujukan nasional dan

    pendidikan nasional. Dalam kurun waktu ini (1816-1942), berdiri pula beberapa rumah sakit

    swasta milik misionaris katolik dan zending protestan.Misalnya; RS Persatuan gereja Indonesia

    (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS St. Carolus Salemba-Jakarta Pusat, RS St. Boromeus di Bandung

    dan RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan berdirinya rumah sakit di atas, didirikan

    sekolah perawat. RS PGI Cikini tahun 1960 menyelenggarakan pendidikan juru rawat tahun

    1912.

    Kekalah tentara sekutu dan kedatangan jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangankeperawatan mengalami kemunduran. Bila renaissance berakibat buruk pada perkembangan

    keperawatan di Inggris sehingga di sebut jaman kegelapan dunia keperawatan di Inggris,maka

    penjajahan jepang meruapakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia. Pekerjaan

    perawat yang pada masa Belanda dan Inggris sudah di kerjakan oleh perawat yang telah di didik,

    maka pada masa jepang tugas perawat dilakukan oleh mereka yang tidak dididik, untuk menjadi

    perawat. Demikian pula pimpinan rumah sakit yang sebelumnya orang-orang Belanda kemudian

    diambil alih oleh orang-orang Jepang. Obat-obatan sangat kurang sehingga wabah penyakit

    timbul dimana-mana. Demikian bahan-bahan balutan sangat kurang sehingga daun pisang dan

    pelepah pisang di ganakan sebagai bahan balutan.

    Pembangunan dibidang kesehatan dimulai tahun 1949. Rumah sakit dan balai pengobatan

    mulai dibangun . Pada tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan. Yaitu sekolah Guru

    perawatdan Sekolah perawat setingkat SMP. Pendidikan keperawatan Profesional Mulai

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    25/33

    didirikan pada tahun 1962 dengan didirikannya Akademi Keperawatan milik Departemen

    Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat Profesional pemula. Hampir bersamaan

    dengan ini didirikan Akper milik Depkes di Ujung Pandang , Bandung dan Palembang.Jumlah

    Akper terus bertambah dn saat ini(Desember 1996), telah berjumlah 227 buah.

    Pendir ian Fakultas Ilmu Keperawatan

    Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pada tahun 1985 merupakan

    momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai embrio dari Fakultas Ilmnu

    Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh keperawatan Indonesia antara lain, Achir

    Yani S,Hamid,DN.Sc.,mendiang Dra. Christin S Ibrahim,MN,Phd., Tien Gartinah,MN, dan

    Dewi Irawaty, MA., di bantu beberapa pakar keperawatan dari badan kesehatan Dunia (WHO).

    Tujuan pendirianya adalah menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat professional.

    Agar perawat dapat bermitra dengan dokter dan perawat dapat bekerja secara ilmiah, tidak hanya

    berdasarkan intruksi dokter, tegas Prof.Dr.Asri Rasyat, Dekan fakultas kedokteran Universitas

    Indonesia, tempat di selenggarakannya PSIK pertama di Indonesia, ketika melantik lulusan PSIK

    angkatan pertama,1988. Secara konseptual pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan bertujuan

    menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat professional, memantapkan peran dan fungsiperawat sebagai pendidik,pelaksana, pengelola peneliti dibidang keperawatan serta menghasilkan

    tenaga keperawatan professional yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan

    terutama iptek dibidang kedokteran.

    Pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan(PSIK)tidak dapat dipisahkan dari peran

    Konsorsium Ilmu kesehatan(CHS) di samping tokoh-tokoh keperawatan tersebut diatas. Dalam

    hal ini peran Prof.Dr.Marifin Husein selaku ketua Konsorsium Ilmu kesehatan. Meskipun beliau

    berprofesi sebagai dokter, beliau sangat gigih membantu pendirian PSIK sebagai cikal bakal

    Fakultas Ilmu Keperawatan(FIK-UI) yang merupakan institusi pendidikan tinggi keperawatan

    professional pertama di Indonesia, setingkat sarjana.

    Saat ini melalui surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI tahun

    1995,PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi fakultas ilmu

    keperawatan universitas Indonesia(FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu keperawatan UI, pada

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    26/33

    Universitas Padjajaran Bandung sejak beberapa tahun lalu didirikan pula program studi ilmu

    keperawatan.

    Sampai sekarang (akhir juli 1997), FIK-UI telah memiliki 46 orang dosen yang terdiri

    atas S1 sebanyak 30 orang, S2 sebanyak 14 orang dan S3 sebanyak 2 orang. Dan sampai saat ini

    meluluskan 460 orang sarjana keperawatan. Dalam rangka pengembangan staf edukatif, FIK-UI

    sedang mengirimkan beberapa staf dosen untuk mengikuti pendidikan program doctoral didalam

    maupun diluar negri dan beberapa dosen mengikuti pendidikan program magister bidang

    keperawatan pada Universitas terkenal diluar negeri seperti pada Royal Melbourne Institute of

    Technology untuk program Critical Care Nursing dan pada The Flinders University of South

    Australia untuk program Master of Nursing. (Sumber Bagian Akademik FIK-UI,Juli 1997).

    Menurut Dra. Junaiti Sahar, Skp, M.App.Sc., Pembantu dekan II FIK-UI, dalam waktu

    dekat ini akan didirikan enam PSIK baru yaitu pada Universitas Airlangga, Universitas

    Diponegoro,Universitas Gajah Mada,Univesitas Hasanudin,Universitas Andalas dan Universitas

    Sumatera utara. Dngan demikian di Indonesia sampai tahun 2000, diperkirakan terdapat delapan

    pendidikan tinggi keperawatan setingkat sarjana. Pada tahun 1998, di FIK-UI akan di buka

    program Magister Keperawatan dan keperawatan dasar (hasil wawancara pertelepon,29 Juli

    1997).

    Perkembangan Organisasi Profesi KeperawatanKetika ada pertanyaan, apakah keperawatan merupakan suatu profesi?, maka salah satu

    pertimbangan kita untuk menjawab pertanyaan ini adalah meneliti ada atau tidaknya organisasi

    profesi. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki organisasi profesi yang sangat bermanfaat

    dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan pendidikan keperawatan, membuat legislasi

    dan membahas berbagai fenomena yang terjadi atau berhubungan dengan profesi keperawatan.

    Organisasi profesi adalah organisasi yang terdiri dari para praktisi yang menetapkan diri

    sebagai ahli yang mampu dan bergabung bersama melaksanakan fungsi sosial yangtidak dapat

    dilakukan sendiri-sendiri, serta merupakan asosiasi yang bersifat sukarela. Organisasi profesi

    bertujuan untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang kokoh diantara anggotanya, peningkatan

    mutu dan kesejahteraan anggotanya disertai peningkatan mutu pelayanan, serta terjalinnya

    hubungan kerjasama yang baik dengan organisasi profesi lain(Internasional Council of Nurse

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    27/33

    dikutip dari report on The Regulation of Nursing,1985). Dibawah ini diuraikan profil beberapa

    organisasi keperawatan.

    I nternasional Council of Nurse merupakan organisasi profesional wanita pertama di

    dunia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 dimotori oleh Mrs.Bedford Fenwick.

    ICN merupakan federasi perhimpunan perawat nasional di seluruh dunia. Tujuan pendirian ICN

    adalah memperkokoh silaturahmi para perawat dari seluruh dunia, member kesempatan bertemu

    bagi perawat di selurh dunia untuk membicarakan berbagai masalah tentang keperawatan,

    menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,

    pendidikan keperawatan berdasarkan dank ode etik profesi keperawatan.

    Kode etik keperawatan menurut ICN(1973) menegaskan bahwa keperawatan menjunjung

    tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi manusia. Keperawtan tidak dibatasi oleh perbedaan

    kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama dan status

    sosial(Taylor.C.,dkk.1989). ICN mengadakan kongres setiap empat tahun sekali.Kongres

    pertama diadakan di London 1900. Dan kongres terakhir, pada akhir tahun 1996 di adakan di

    Bandar Sri Begawan,Brunai Darussalam.

    American Nurses Associati on adalah organisasi profesi perawat (registered nurses) di

    Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi

    perawat dari Negara-negara bagian. ANA berperan dalam menetapkan standar praktek

    keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan , sertamenampilkan profil keperawatan professional dengan pemberlakuan legislasi keperawatan.

    Canadian Nurses Associati on adalah asosiasi perawat nasional (registered nurses) di

    Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan ANA yaitu membuat standar praktek

    keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek keperawatan, dan meningkatkan

    kesejahteraan perawat. CAN juga berperan aktif peningkatan mutu pendidikan keperawatan,

    pemberian ijin bagi praktek keperawatan mandiri.

    National League for Nursing(NLN)adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang

    yang berkaitan dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten

    perawat(pekarya) dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan membantu pengembangan

    dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    28/33

    Br it ish Nurses Association adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada

    tahun 1887 oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh

    perawat di Inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.

    Persatuan Perawat Nasional I ndonesia(PPNI )adalah perhimpunan seluruh perawat di

    Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1974. Sebagai fusi dari beberapa organisasi

    keperawatan yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali perubahan bentuk dan nama

    organisasi. Embrio PPNI adalah perkumpulan kaum Verpleger Boemibatera(PKVB) tahun 1921.

    Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati masyarakat berkenan dengan tugas mulia yang

    dilakukan dalam merawat orang sakit.

    KECENDERUNGAN DAN ARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI

    INDONESIA

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang termasuk bidang kesehatan,

    peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi

    manusia mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan

    tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkulitas.

    Seiring dengan fenomena ini terjadi pergeseran-pergeseran serta transformasi dalam

    pelayanan kesehatan dan keperawatan. Sifat pelayanan keperawatan mengalami perubahan daripelayanan facasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan

    professional yang berpijak pada pengusaan iptek keperawatan.Juga terjadi fragmentasi /

    spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.

    Fokus peran dan fungsi perawatpun bergeser dari penekanan pada aspek kuratif kepada

    peran yang lebih berfokus pada prefentif dan promortif tanpa meningkalkan peran kueratif dan

    rehabilitative. Kenyataan ini merupaka jawaban atas tuntutan masyarakat terhadap pelayanan

    berkualitas, disamping sebagai konsekuensi terhadap kecenderungan perubahan pola penyakit

    infeksi kepada penyakit degenerative.

    Kondisi rill ini menuntu upaya kongkrit yang optimal dalam memantapkan profesi

    keperawatan. Upaya dimaksud adalah profesionalisasi keperawatan. Profesionalisasi adalah

    suatu proses dimana suatu pekerjaan dihadapkan pada suatu control khsusu yang disebut

    profesi(Aydenolotte,1988 dalam Chaska,1990 dikutip dari Yeni Rustina,1996). Proses ini

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    29/33

    meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses

    keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan. Selain itu diperlukan upaya

    antisipasi organisasi profesi menyongsong era globalisasi.

    Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

    Sehubungan dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang

    professional. Adanya pergeseran system pelayanan dan pendidikaan keperawatan serta usaha

    memantapkan keperawatan sebagai profesi, maka pembenahan system pendidikan keperawatan

    mutlak dilakukan. Perawat yang bermutu dengan kemampuan professional diharapkan mampu

    bersaingdalam skla nasinal maupun internasional.

    Oleh karena itu, pengembangan pendidikan keperawatanprofesional dengan landasan

    yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan serta kerangka

    konsep pendidikan. Pengembangan pendidikan terutama berpedoman pada kebijakan pendidikan

    tinggi, khususnya UU No. 2 tahun 1989 dan PP No. 30 tahun 1990 serta undang-undang

    kesehatan No. 23 tahun 1992. Pegembangan pendidikan keperawatan professional

    diselengarakan dalam berbagai jenjang dan jenis sesuai kebutuhan masyarakat (Pokja

    Keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1994)

    Wawasan keilmuan

    Ilmu keperawatan sebagai bagian integral ilmu kesehatan mencakupilmu biomedik, imusosial, ilmu perilaku, ilmu keperawatan dasar dan ilmu keperawatan klinik. Wawasan ilmu

    keperawatan meliputi ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan

    dasar manusia, bentuk upaya pemenuhan tersebut dengan memanfaatkan berbagai sumber yang

    tersedia. Objek studi ilmu keperawatan adalah penyimpangan tidak terpenuhinya kebutuhan bio-

    psiko-sosiokultural-spiritual sepanjang siklus hidup manusia mulai dari tingkat individu sampai

    tingkat masyarakat.

    Orientasi pendidikan

    Pendidikan keperawatan berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Hal ini berarti kurikulum pendidikan dan pengalaman belajar diupayakan dengan mengikuti

    kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala sumber yang

    memungkinkan pengusaan iptek.

    Kerangka konsep

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    30/33

    Sebagai pendidikan professional, pendidikan keperawatan harus dilandasi dengan kerangka

    konsep yang kokoh yang memiliki karakteristik pendidikan akademik-profesional yaitu

    pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, penyelesaian masalah secara ilmiah,

    pembinaan sikap dan tingkah laku professional, belajar aktif mandiri serta pendidikan

    dilingkungan masyarakat.

    Kecenderungan Perkembangan Pelayanan Keperawatan

    Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu memberikan dampak pada sistem

    pelayanan keperawatan. Oleh karena itu terjadi pergeseran dalam pelayanan keperawatan.

    Pertama, perubahan sifat pelayanan dari facosional menjadi professional. Dalam hal ini

    terjadi pergeseran orientasi pelayanan keperawatan dari pelayanan yang hanya didasarkan

    keterampilan semata menjadi pelayanan yang didasari ilmu pengetahuan dan teknologi

    keperawatan.

    Kedua, terjadi pergeseran fokus asuhan keperawatan dari peran kuratif yang didominasi

    dokter menjadi peran preventif dan promotif yang mandiri tanpa melupakan peran kuratif dan

    rehabilitasi. Hal ini sejalan dengan kecenderungan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi

    menjadi penyakit degeratif.

    Ketiga, Kecenderungan terjadi fragmentasi pelayanan keperawatan. Fragmentasi atauspesialisasi pelayanan keperawatan berkembang menjadi bidang pelayanan keperawatan medikal

    bedah, keperawatan anak, keperawatan kebidanan, keperawatan jiwa, keperawatan komunitas

    dan keperawatan usia lanjut.

    Untuk itu diperluka metodologi dalam pemberian asuhan keperawatan agar pelayanan

    keperawatan efesien, efektif serta berkualitas. Metode ini adalah proses keperawatan sebagai

    bentuk pendekatan ilmiah yang terdiri dari pengkajian,diagnose keperawatan, perencanaan,

    implementasi dan evaluasi keperawatan.

    Disamping itu pelayanan keperawatann harus dilandasi penguasaan iptek serta kiat

    keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan dengan berorientasi pada wawasan ilmu

    keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu

    dibutuhkan sumber daya manusia dibidang keperawatan yang berkualitas.

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    31/33

    Peran Organisasi Profesi

    Organisasi profesi dimaksud adalah PPNI. Sebagai organisasi profesi PPNI berperan

    dalam pembinaan anggota profesi, pengembangan iptek keperawatan serta menjamin pelayanan

    keperawatan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pendirian PPNI adalah

    menciptakan persatuan dan kesatuan sesame perawat, peningkatan kulitas dan kesejahteran

    perawat serta menjalin kerjasama dengan profesi lain.

    Peran PPNI sebagai organisasi profesi keperawatan

    Pertama, peran pembinaan anggota profesi. Preran ini dilakukan dengan cara

    menentukan kualifikasi anggota, menetapkan legislasi dan kode etik, serta mengembangkan karir

    dan kesejahteraan anggota(Kelly,1981). Kualifikasi anggota profesi didasarkan pada keahlian,

    otonomi dan komitmen terhadap profesi serta tanggungjawab terhadap masyarakat(Strause,

    1963). Legislasi adalah suatu ketetapan atau ketentuan hokum yang mengatur hak dan kewajiban

    seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan(Licberman, 1970).

    Legislasi berperan sebagai dasar hokum untuk melindungi masyrakat dan anggota profesi

    dari praktek keperawatan yang tidak berkualitas. Sedangkan kode etik berperan sebagai pedoman

    tentang baik buruknya suatu tindakan yang berhubungan dengan praktek.

    Pengembangan karir merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan bakat dankemampuan sesuai dengan prestai kerja. Kesejahteraan anggota berupa imbalan jasa yang

    proposional, lingkungan kerja yang kondusif serta adanya peluang untuk mengembangkan diri.

    Kedua, peran dalam mengembangkan iptek keperawatan. Peran ini dilakukan melalui

    penelitian yang meningkatkan profesionalisme keperawatan.

    Ketiga, peran dalam menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dapat

    dipertanggungjawabkan. Peran ini meliputi perumusan standar, registrasi dan pemberian lisensi

    bagi profesi. Standar dalam pelayanan merupakan peraturan yang menjadi patokan boleh

    tidaknya dilakukan praktek. Sedangkan standar dalam pendidikan berguna sebagai alat akreditasi

    mutu pendidikan. Registrasi merupakan pencacatan secara resmi nama seseorang berdasarkan

    hasil penelitian dari aspek profesi dan hokum yang memungkinkannya melakukan praktek

    keprofesian yang dilakukan oleh anggota profesi setelah memperoleh sertifikasi tentang

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    32/33

    kemampuan dan keahliannya. Sedangkan lisensi adalah pemberian ijin resmi untuk melakukan

    praktek bagi seseorang yang telah terdaftar sebagai anggota profesi.

    Masalah yang dihadapi oleh PPNI

    Selain masalah pelayanan dan pendidikan keperawatan seperti yang telah diurain

    diatas,terdapat beberapa masalah lain yang tak kalah pentingnya yang dihadapi oleh PPNI.

    Pertama, rendahnya penguasaan iptek keperawatan karena kemampuan dan kualitas tenaga

    keperawatan masih terbatas. Hal ini disebabkan oleh beregamnya latar belakang pendidikan

    perawat serta belum ada kualifikasi tenaga keperawatan yang secara jelas terutama dari segi

    peran dan fungsi perawat.

    Akibatnya, tidak sedikit perawat yang memiliki persepsi dan pola piker yang berbeda tentang

    berbagai fenomena dalam profesi keperawatan termasuk pentingnya pengusaan iptek

    keperawatan. Lebih jauh kondisi membuat sebagian perawat enggan berbenah diri dan bahkan

    cenderung menolak perubahan.Kedua, belum diberlakukannya legislasi, registrasi dan lisensi

    serta praktek mandiri dalam keperawatan.

    Ketiga, adanya fenomena nurses migration karena faktor ekonomi dan sosial serta implikasi

    dari iklim perdagangan bebas. Migrasi perawat dapat terjadi tiga bentuk yaitu perpindahan

    perawat dari suatu rumah sakit ke rumah sakit lain didalam negeri. Pengiriman perawa Indonesia

    bekerja diluar negeri serta masuknya perawat asing di Indonesia.

    Antisipasi PPNI menyongsong era globali sasi

    Antisipasi PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyrakat akan pelayanan keperawatan

    yang berkualitas dan membenahi berbagai fenomena diatas adalah dengan melakukan berbagai

    upaya antara lain:

    Pertama, membenahi system pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan

    masyarakat(community oriented nursing education serta pelayanan kesehatan utama dengan

    landasan yang kokoh yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka

    konsep pendidikan keperawatan professional yang berfokus pada pengusaan iptek keperawatan.

    Kedua, membenahi system pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan selalu

    berusaha memberikan asuhan keperawatan yang professional yaitu dengan mengunakan

    pendekatan proses keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam rangka

  • 5/21/2018 Makalah Riset Keperawatan Ikhsan Agus 09082

    33/33

    menopang keterlaksanaan asuhan keperawatan professional diperlukan sumber daya manusia

    yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemampuan tenaga keperawatan secara

    kualitatif dan kuantitatif.

    Ketiga, membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan

    peran dan fungsinya. Mengantisipasi era globalisasi, PPNI bertanggungjawab terhadap kemajuan

    dan eksitensi profesi keperawatan yaitu terselenggaranya pendidikan atau pelayanan

    keperawatan yang berkualitas serta memperhatikan kesejahteraan anggota organisasi profesi.

    Oleh karena itu perlu realisasikan pemberlakuan standar pelayanan profesi dan pendidikan

    keperawatan, legislasi, registrasi, dan lisensi bagi anggota profesi serta mewujudkan praktek

    keperawatan mandiri. Hal ini sangat penting artinya dalam menyongsong era globalisasi

    terutama dalam mengantisipasi fenomena nurses migration.