kasti muhammad ikhsan hadi

71
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari system pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial penalaran dan tindakan melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Berdasarkan hal tersebuat maka untuk menunjang kebugaran dalam pendidikan jasmani di harapkan anak-anak Sekolah Dasar untuk berlatih suatu olaharga. Permainan bola kasti merupakan suatu permainan yang berhubungan dengan pendidikan jasmani. Permainan bola kasti dianggap memiliki suatu ciri khas tersendiri di dalam permainannya. Sehingga permainan ini dipandang sebagai suatu permainan keahlian individualisme, yang artinya

Upload: gantang-buana

Post on 02-Jul-2015

1.881 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari system

pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan mengembangkan aspek kesehatan,

kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan

sosial penalaran dan tindakan melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Berdasarkan

hal tersebuat maka untuk menunjang kebugaran dalam pendidikan jasmani di

harapkan anak-anak Sekolah Dasar untuk berlatih suatu olaharga. Permainan bola

kasti merupakan suatu permainan yang berhubungan dengan pendidikan jasmani.

Permainan bola kasti dianggap memiliki suatu ciri khas tersendiri di dalam

permainannya. Sehingga permainan ini dipandang sebagai suatu permainan

keahlian individualisme, yang artinya di sini, yaitu hanya bagi individu yang

menguasai serta bisa melakukan teknik-teknik yang ada di dalam permainan ini

saja yang dapat memainkannya dengan sempurna. Permainan bola kasti ini

dengan lebih indah, energik serta lebih memiliki ciri khas sportifitas tersendiri.

Di dalam bermain bola kasti, ini juga banyak teknik-teknik yang

digunakan oleh para pemain untuk mengalahkan lawannya. Dan apabila di lihat

dari segi seninya permainan bola kasti merupakan suatu permainan yang cukup

1

1

unik dan menarik untuk disaksikan, karena di dalam permainannya selalu

menampilkan trik-trik dan kebolehan-kebolehan tersendiri dari tiap individu

Untuk ini semua penulis agar permainan ini lebih di minati serta lebih

dikenali oleh masyarakat pada umumnya. Dengan mengangkat sebuah makalah

yang berjudul ”Strategi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam

Pembelajaran Permainan Bola Kasti di Sekolah Dasar ”, hal ini penulis teliti lebih

jauh agar supaya permainan bola kasti ini lebih membudaya serta memiliki

atlit-atlit penerus yang berbakat, untuk menciptakan permainan yang spektakuler

dan bergengsi di mata masyarakat dunia pada umumnya.

Untuk menciptakan ini semua, perlulah adanya suatu Strategi khusus di

dalam mengembangkan bakat dan minat. Untuk bermain dengan cara menerapkan

teknik latihan permainan bola kasti ini lebih intensif serta berkesinambungan

secara terkoordinasi oleh seorang pelatih.

Keberhasilan dari tiap individu di dalam menerapkan teknik-teknik yang

ada di dalam permainan ini tidak hanya terfokus dari cara-cara serta metode-

metode yang digunakan oleh seorang pelatih di dalam memberikan latihan. Tetapi

juga harus didasari serta di dukung oleh semangat bakat dan minat yang timbul

dari dalam diri individu masing-masing pemain tersebut.

Untuk itu penerapan teknik latihan yang di dasari oleh semangat bakat

dan minat yang di miliki oleh seorang anak asuh yang dilatih, sangatlah

memudahkan seorang pelatih di dalam pencapaian keberhasilan puncak prestasi

bagi setiap anak asuhnya.

2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat dirumuskan masalah umum

sebagai berikut: "Bagaimanakah Strategi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan Dalam Pembelajaran Permainan Bola Kasti Di Sekolah

Dasar".Kemudian masalah umum tersebut akan dijabarkan ke dalam sub-sub

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah mengembangkan dan menerapkan teknik-teknik permainan

bola kasti yang dilakukan oleh pelatih terhadap anak asuhnya ?

2. Apakah pentingnya mengembangkan serta menetapkan teknik-teknik yang

ada di dalam permainan bola kasti?

3. Unsur-unsur biomotorik apa saja yang perlu dikembangkan ?

4. Bagaimanakah seorang guru dalam memberikan motivasi dalam

mengajarakan permainan bola kasti ?

C. Tujuan Penulisan

Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada program D-II Penjaskes

dan merupakan wahana untuk melatih diri dalam membuat suatu karya yang

akan di jadikan acuan dan pedoman jika nantinya terjun langsung di dunia

pendidikan

3

D. Manfaat Penulisan.

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat

sebagai berukut:

1. Bagi siswa.

a. Dapat menumbuhkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar lebih giat

dalam pembelajaran bola kasti

b. Dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan anak sekolah dasar pada

model pembelajaran bola kasti

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan acuan dalam mengajarkan model pembelajaran renang.

b. Dapat dimanfaatkan oleh guru penjaskes sebagai informasi mengenal model

pengajaran bola kasti

3. Bagi sekolah.

a. Memberikan sumbangan pemikiran yang baik dalam usaha meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran olahraga dan

meningkartkan prestasi siswa, Khususnya pada olahraga boal kasti

b. Untuk meningkatkan kinerja atau keterampilan guru, khususnya guru

penjaskes dalam menerapkan metode pengajaran bola kasti untuk anak

sekolah dasar.

4

BAB II

STRATEGI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA KASTI DI

SEKOLAH DASAR

A. Sejarah dan Pengertian Permainan Bola Kasti

Permainan bola kasti di Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan

Belanda dulu. perkataan kasti berasal dari bahasa Belanda yang berarti permainan

yang dilakukan di atas lapangan rumput dengan menggunakan bola kecil dan alat

pemukul dari kayu. Olahraga ini termasuk jenis permainan dengan menggunakan

bola kecil atau disebut dengan Permainan Bola Kecil.

Permainan kasti dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 12

pemain regu yang mendapat giliran memukul disebut Regu Pemukul dan regu

yang mendapat kesempatan menjaga lapangan disebut regu lapangan atau regu

jaga. Permainan kasti dimainkan oleh regu laki-laki saia atau regu perempuan

saja, dan permainan kasti ini sangat populer dikalangan anak-anak terutama anak-

anak sekolah dasar, bahkan juga dikalangan ibu-ibu.

Permainan ini dilakukan diatas lapangan rumput atau tanah dengan

permukaan yang rata, lapangan berbentuk persegi panjang lebar dan panjangnya

berukuran 1:2 dan diatas lapangan permainan berdiri satu buah tiang hinggap

untuk pertolongan yang disebut tiang pertolongan dan dua buah tiang hinggap

5

5

yang berdiri dibagian lapangan permainan bagian belakang yang disebut Tiang

Bebas.

1. Lapangan

Ukuran lapangan pertandingan adalah

Lebar x Panjang maksimal adalah 30 meter x 65 meter

Lebar x Panjang minimal adalah 30 meter x 50 meter

Ukuran Ruang Bebas adalah 5 meter x 15 meter Ukuran Ruang Pemukul

adalah 5 meter x 30 meter Petak pelambung berukuran 1 meter x 1 meter

disebelah kiri dan kanan garis ruang pemukul Semua garis batas lapangan

dibuat dari kapur atau tali, dan pada ke empat sudut lapangan dan pertengahan

ditancapkan sebuah tiang berbendera dengan tinggi tiang adalah 1,5 meter dari

permukaan tanah. Guna kelancaran pertandingan dituar lapangan atau diluar

garis batas harus ada tanah kosong 5 meter sampai dengan 10 meter yang

disebut daerah bebas rintangan dan bebas penonton

6

Gb. Lapangan Permainan

Keterangan

A-B / G-H adalah 55 meter atau 40 meter

B-C-D/E-F-G adalah 5 meter

A-H/B-G/C-F/D-E adalah 30 meter

01 dan 02 adalah Tiang Bebas 5 meter dari garis belakang, dan 5

meter dari garis samping lapangan

03 adalah Tiang Pertolongan 5 meter dari garis tepi dan 5

meter dari garis pemukul

Tempat pemukul bola

Petak Pelambung dengan ukuran 1 meter x 1 meter

2. Tiang Hinggap

Dalam Permainan kasti terdapat 3 buah tiang hinggap, 1 buah tiang

pertolongan. dan 2 buah tiang bebas Untuk memudahkan pandangan sebaiknya

tiang hinggap dicat warna putih dan berbendera warna terang. Apabila tiang

hinggap dibuat dari besi,sebaiknya ujung dari besi bagian atas dibengkokkan

untuk menghindari bahaya cedera.

Ukuran tiang hinggap adalah 1,5 meter dari permukaan tanah.

7

3. Tiang Bendera Batas

Pada keempat sudut batas lapangan dan pertengahan garis samping

ditancapkan tiang bendera batas, jadi ada 6 buah tiang bendera batas. Tinggi

tiang batas adalah 1,5 meter dari permukaan tanah.bendera batas diusahakan

berwarna terang dan berbeda warna dengan bendera tiang hinggap.

4. Kayu Pemukul

Kayu pemukul terbuat dari bahan kayu dengan ukuran

Panjang pemukul adalah 50 cm - 60 cm

Lebar penampang adalah 5 cm

Tebal penampang adalah 3,5 cm

Panjang pegangan adalah 15 cm - 20 cm 15-20 cin

Diameter pegangan adalah 3,5 cm

Untuk pemula dapat digunakan penampang 10 cm.

5. Bola Kasti

Bola kasti terbuat dari karet atau kulit didalamnya diisi dengan serabut

ijuk dengan ukuran

8

Gb. Kayu Pemukul

Keliling bola adalah 19 cm – 21 cm

Berat bola adalah 70 gram Untuk pemain pemula atau anak-anak dapat

digunakan bola tenis, siapkan bola sebanyak-banykanya agar mendapat latihan

yang cukup

6. Bendera Wasit

Ukuran bendera adalah 20 cm x 30 cm dan warna menyala mudah

dilih dengan warna bendera batas dan bendera hinggap. Jumlah bendera

sebanyak 3 buah untuk 3 orang pembantu wasi. Kayu bendera panajang 60 cm

dengan

7. Tali

Tali untuk garis batas lapangan berukura sebear jari, warna mudah

dilihat. Panjang tali nimimal 240 meter

8. Pen Besi

Pen atau paku besi panjang 17 cm untuk menancapkan tali batas

lapangan. Pen yang digunakan minimal berjumlah 20 buah.

9

9. Nomor Dada Dan Nomor Punggung

Nomor dada dibutuhkan sebanyak 30 buah terbuat dari kain, terdiri

dari 2 macam warna Masing-masing warna berjumlah 15 buah, yaitu nomor

1-12 untuk pemain inti dan nomor 13-15 untuk pemain cadangan. Tiap nomor

dibuat dua rangkap dan bertali disetiap sudutnya.

10. Peluit Wasit

Peluit wasit sebaiknya dipilih yang mudah ditiup dan berbunyi nyaring

agar dapat didengar dengan jarak jauh.

B. Peraturan Permainan Kasti

ATURAN 1

Lapangan

Ukuran lapangan permainan kasti yang terbesar adalah 30 meter x 65 meter,

dan ukuran lapangan permainan kasti yang terkecil adalah 30 meter x 50 meter.

Semua garis batas lapangan dibuat dari kapur atau tali, dan pada keempat sudut

lapangan dan pada pertengahan garis samping dipancangkan tiang bendera batas

dengan ukuran 1 5 meter dari permukaan tanah.

Dalam pertandingan Permainan Kasti diluar lapangan permainan harus

terdapat daerah yang dikosongkan dan bebas dari penonton dengan ukuran 0-10

m. Sebaiknya lapangan permainan menghadap utara dan selatan untuk

menghindari silau dari sinar matahari.

10

ATURAN 2

Ruang Pemukul

ukuran ruang pemukul adalah lebar 5 meter dan panjang 15 meter. Garis muka

dari ruang pemukul terbagi menjadi 3 bujur sangkar. Bujur sangkar tengah tempat

pemukul bola, sedangkan bujur sangkar lain digunakan untuk pelambung dan

penjaga belakang. Kotak pelambung berukuran 1 meter x 1 meter

ATURAN 3

Ruang Bebas

Ukuran ruang bebas adalah 5 meter x 15 meter, digunkana untuk pemain regu

pemukul.

ATURAN 4

Ruang Pertolongan

Tiang Pertolongan berdiri didalam lingkaran dengan jari-jari 1 meter. Jarak

tiang pertolongan 5 meter dari garis pemukul dan 5 meter dari garis samping

lapangan.

ATURAN 5

Tiang Bebas

Disebelah belakang lapangan dipancangkan dua buah tiang yang disebut tiang

bebas. Masing-masing berjarak 10 meter dari garis samping lapangan dan 5 meter

dari garis belakang. Keduanya berdiri di dalam lingkaran dengan jari-jari 1 meter,

tiang pertolongan dan tiang bebas terbuat dari kayu atau besi dengan ukuran 1,5

11

meter dari permukaan tanah, dan harus mudah dibedakan dengan tiang batas

lapangan

ATURAN 6

Kayu Pemukul

Kayu Pemukul terbuat dari kayu yang panjangnya 50 cm s.d. 60 cm,

Penampang berbentuk oval dengan lebar 5 cm dan tebal 3,5 cm. Tempat pegangan

panjangnya adalah 15 cm-20 cm, dan tebal pegangan adalah 3.5 cm

ATURAN 7

Bola

Bola yang digunakan dalam pertandingan adalah bola kasti, yaitu bola yang

terbuat dari karet atau kulit yang didalamnya terdapat sabut dan ijuk. Keliling bola

adalah 19-21 cm dan Berat Bola adalah 70-80 gram. Catatan bola Kasti yang baik

adalah tidak keras dan tidak terlalu kenyal, untuk pemain pemula atau anak

ATURAN 8

Lama Permainan

Lama Permainan Kasti adalah 2 x 20 menit atau 2 x 30 menit dengan waktu

istirahat antara babak pertama dan babak kedua adalah 10 menit.

ATURAN 9

Pemain

12

Tiap-tiap regu terdiri dari 12 pemain, diantaranya ditunjuk seorang Kapten

regu sebagai pemimpin regu. Setiap pemain dari masing-masing regu harus

memakai nomor dada / punggung 1-12 untuk pemain inti dan nomor 13-15 untuk

pemain cadangan inti, dan 13-15 untuk pemain cadangan.

ATURAN 10

Wasit

Wasit adalah pemimpin pertandingan, ia harus memegang teguh aturan-aturan

permainan dan harus menjaga supaya aturan-aturan permainan ditaati oleh semua

pihak dengan seksama. Wasit dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan 2 orang

pencatat nilai. Keputusan wasit tidak dapat diganggu gugat

ATURAN 11

Tempat Pemain

Sebelum pertandingan dimulai diadakan undian untuk, menentukan regu mana

yang menjadi atau mendapat kesempatan menjadi regu pemukul terlebih dahulu.

ATURAN 12

Regu Pemukul

Regu Pemukul berkumpul didalam Ruang Bebas, setelah dipanggil oleh

pencatat nilai sesuai dengan nomor urut pemain segera mengambil tempat diruang

pemukul dan siap melakukan pukulan bola.

ATURAN 13

Regu Lapangan

13

Regu lapangan adalah regu yang bertugas menjaga lapangan dan boleh berdiri

asal memperhatikan hal sebagai berikut :

a. tidak boleh berdiri didalam Ruang Bebas,

b. tidak boleh berada di dalam Ruang Pemukul, kecuali

Pelambung dan Pembantu pelambung,

c. tidak boleh berdiri dijalur Ruang pemukul ke Tiang

pertolongan.

catatan : Tugas pemain regu lapangan adalah berusaha menggagalkan usaha

pemain regu pemukul untuk mendapatkan nitai dengan cara :

a. menangkap bola pukul sebelum bola menyentuh

tanah, clan regu lapangan mendapat nilai satu.

b. melempar pelari regu lapangan dengan bola, dengan

bola tidak menyentuh tanah terlebih dahulu.

c. membakar ruang bebas dengan bola waktu ruang

bebas kosong dari pemain regu pemukul.

ATURAN 14

Pelambung

Seorang pemain dari regu lapangan menjadi pelambung yang berdiri dipetak

pelambung. Pelambung dengan satu tangan melambungkan bola dari bawah ke

pemukul sesuai dengari permintaan. Pemain pemukul, sesuai dengan syarat

lambungan.

ATURAN 15

14

Pembantu Pelambung

Pembantu pelambung menempatkan diri di belakang pemain yang sedang

memukul bola, dengan jarak sekitar 1,5 meter.

ATURAN 16

Melambung

Pelambung melambungkan bola dengan cara mengayunkan tangan dibawah

lengan kearah yang diminta oleh pemukul. Waktu melambungkan bola tidak boleh

melakukan gerak pura-pura. Bila ini terjadi berulang-ulang dan sudah

diperingatkan oleh wasit, maka wasit berhak meminta pemain yang bertugas

sebagai pelambung harus diganti, dan pemukul boleh lari keruang bebas dan

mendapatkan nilai satu.

ATURAN 17

Lambungan Betul

Lambungan betul adalah

a. bola dilambungkan antara lutut dan kepala.

b. bola dilambungkan sesuai tempat yang tunjukkan

oleh pemukul

Peringatan : Bila pemukul tidak meminta arah yang ditunjuk, maka bola yang

memenuhi syarat lambungan maka bola harus dipukul.

ATURAN 18

Lambungan Salah

Lambungan salah adalah bola yang dilambungkan tidak memenuhi syarat 17

15

lambungan salah apabila

a. terlalu tinggi dari kepala clan terlalu rendah dari

lutut.

b. terlalu melebar kekiri atau kekanan

c. tidak dilambungkan sesuai arah yang diminta

antara lutut dan kepala.

d. lambungan terlalu keras sehingga lurus

e. lambungan bola diberi putaran atau bola efek

ATURAN 19

Menolak Lambungan Bola

Bola yang betul harus dipukul. Bola yang salah dilambungkan tidak usah

dipukul, akan tetapi bila dipukul juga, maka hal ini termasuk suatu pukulan.

Apabila lambungan salah 3 kali dan tidak dipukul, maka pemukul boleh menuju

ketiang pertolongan dan tidak boleh dimatikan. Jika selamat sampai ke ruang

bebas, maka ia berhak mendapat nilai satu.

ATURAN 20

Lambungan Bola Yang Ditolak

Kalau wasit berpendapat bahwa penolakan lambungan tidak pada semestinya,

maka wasit berseru betul, Hal ini dianggap sebagai pukulan Luncas dan pemukul

harus lari ke tiang pertolongan. Tetapi tidak boleh dilempar, apabila selamat

sampai ke ruang bebas maka ia tidak mendapat nilai.

ATURAN 21

16

Jumlah Pukulan

Tiap-tiap pemain dari regu pemukul hanya berhak atas satu pukulan saja,

kecuali Pembebas, adalah pemain dari regu pemukul yang mendapat giliran

memukul disaat kawan-kawannya sedang berada di tiang pertolongan atau tiang

bebas, maka ia mendapat giliran memukul tiga kali.

Catatan :

Apabila Pembebas melakukan 3 kali pukulan salah maka terjadi pergantian bebas.

TURAN 22

Giliran Memukul

Para pemain mendapat giliran memukul menurut urutan nomor pemain yang

berada di ruang bebas. Pemain pengganti mendapat nomor urut yang digantikan.

Sesudah bertukar, regu lapangan menjadi regu Pemukul, maka yang memukul

adalah urutan nomor yang memukul terakhir. Sehabis waktu istirahat, yang

menjadi regu pemukul adalah regu lapangan pada permulaan Pertandingan dan

giliran memukul dimulai darai nomor 1 lagi.

ATURAN 23

Tempat Memukul

Pemukul berdiri didalam bujur sangkar tengah yang disebut ruang pemukul.

Tidak boleh berdiri diatas garis batas atau diluar garis batas sebelum kayu pemukul

mengenai bola. Bila pelanggaran, maka dianggap pukulan Salah.

ATURAN 24

17

Pukulan Betul

Pukulan betul apabila bola dipukul

a. bola melampai garis batas ruang pemukul, tidak

melewati garis samping sebelum bendera batas tengah, dengan terlebih dahulu

mengenai tanah, pemain atau tiang pertolongan

b. melewati garis samping sesudah bendera batas

tengah.

Penjelasan : Jadi pukulan betul adalah yang dilakukan dengan kayu pemukul,

bolanya jatuh ke dalam lapangan permainan, walau hanya beberapa senti meter

melampaui garis ruang pemukul. Bola yang jatuh diluar garis batas lapangan

samping dan melewati bendera batas tengah lapangan permainan merupakan

pukulan betul.

Apabila bola jatuh tepat diatas bendera batas tengah juga merupakan Pukulan betul.

Bola yang iatuh diluar garis batas samping sebelurn bendera tengah lapangan,

dikatakan bola betul apabila bola tersebut sebelum jatuh ketanah mengenai terlebih

dahulu Pemain yang berada dalam lapangan atau mengenai tiang Pertolongan.

ATURAN 25

Pukulan Salah

Pukulan dikatakan salah apabila 1 bola jatuh pertama. kali didalam

ruang/garis Pemukul 2 bola terpukul dengan tangan 3 bola mengenai sipemukul

sendiri mengenai pelambung atau pembantu pelambung, sedang mereka berada

18

didalam ruang Pemukul. 4 bola jatuh Pertama kali melampaui garis batas lapangan

sebelum bendera batas tengah lapangan 5 bola iatuh di ruang bebas.

penjelasan : Pukulan salah termasuk juga aturan 23, dimana sipemukul menginjak

garis atau di luar ruang pemukul. Selama pukulan salah maka yang boleh lari

hanya si pemukul sendiri, kecuali bola dihidupkan atau dimainkan oleh regu

lapangan.

ATURAN 26

Pukulan Luncas

Pukulan disebut luncas I tidak kena, kalau di dalam usaha memukul bola,

kayu pemukul tidak mengenai bola

ATURAN 27

Kayu Pemukul Keluar

Sehabis memukul bola, kayu pemukul diletakkan ditempat ruang pemukul,

Jika kayu pemukul terterjatuh keluar atau sebagaian kayu pemukul. keluar dari

garis batas ruang pemukul, maka. sipemukul tidak berhak mendapat nilai, karena

dianggap pukulan salah, kecuali sebelum menyentuh tiang pertolongan pemukul

dapat membetulkan kayu pemukul. Apabila si pemukul sudah menyentuh tiang

pertolongan dan dapat membetulkan kayu pemukul, maka ia harus lari ke tiang

bebas. untuk pukulan betul, semua pemain regu pemukul boleh lari walaupun kayu

pemukul keluar garis ruang pemukul.

19

ATURAN 28

Mulai Permainan

Pada tiap-tiap permulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis

istirahat, pemain dari regu pemukul tidak boleh masuk keruang pemukul sebelum

dipanggil oleh pencatat nilai. Apabila terjadi pelanggaran maka hukumannya

adalah Bertukar Bebas

ATURAN 29

Pelari

Setiap pemain sesudah memukul bola, baik pukulan betul, pukulan salah,

maupun pukulan luncas disebut pelari

ATURAN 30

Lari Sesudah Pukulan Betul

Sesudah pukulan betul, pemukul harus lari ketiang pertolongan atau langsung ke

tiang bebas dan langsung ke ruang bebas, jika seorang pelari berdiri dekat tiang

pertolongan dan bola sudah berada ditangan pelambung, maka pelari tidak

diperkenankan lari. Dalam usahanya lari pelari boleh tidak menyentuh tiang

pertolongan, tetapi tiang bebas salah satunya harus disentuh. Jika pelari setelah

menyentuh tiang pertolongan atau ditiang bebas dan keluar dari lingkaran maka ia

harus lari melanjutkan perjalanannya. Selama pelari berada diluar lingkaran maka

ia dapat dilempar bola.

ATURAN 31

Lari Sesudah Pukulan Salah Atau Luncas

20

Kalau terjadi pukulan salah atau luncas, yang boleh lari hanyalah si pemukul

sendiri, tetapi tidak boleh dimatikan dan hanya sampai ke tiang pertolongan saja,

kecuali apabila bola dimainkan oleh regu lapangan dan semua pelari boleh

mencoba melanjutkan perjalannya. Setiap Pemukul yang melakukan pukulan salah

dan pukulan luncas tidak berhak mendapatkan nilai.

ATURAN 32

Melanjutkan Lari

Semua pelari yang berada di tiang pertolongan maupun di tiang bebas, boleh

melanjutkan perjalannya apabila bola sudah dalam permainan. Pada saat bola lepas

dari tangan pelambung untuk dipukul, seorangpun tidak boleh lari sebelum nyata

bahwa hasil pukulan itu betul.

ATURAN 33

MENDAPAT NILAI

Pemain dari regu pemukul akan mendapatkan nilai

1. apabila dengan pukulan betul dan dapat kembali keruang bebas dengan

selamat tetapi bukan pukulan sendiri

2. Apabila dengan pukulan betul kemabali keruang bebas dengan selamat atas

pukulan sendiri atau juga disebut dengan istilah run.

3. Pemain dari regu lapangan akan mendapatkan nilai satu apabila dapat

menangkap bola pukulan lambung sebelum bola menyentuh tanah baik tangkap

bola dengan satu tangan maupun dua tangan

C. Cara Pelatihan dan Pengembangan

21

Inti latihan berisikan tentang teknik-teknik yang ada di Permainan Kasti

sesuai dengan pola gerak dominan permainan kasti, yaitu : lari, lempar-tangkap

bola, memukul bola, dan melambung

1. Teknik Regu Lapangan

a. Melempar bola:

1) melempar untuk memberikan operan kepada teman Passing

2) melempar bola kepada pemukul ( melambung bola

3) melempar bola kearah badan pelari

b Menangkap bola

1) menangkap bola operan dari teman

2) menangkap bola dari pukulan regu pemukul

c. Lari :

Lari untuk mengejar regu pemukul / masuk ke ruang bebas setelah terjadi

pertukaran tidak bebas.

2. Teknik Regu Pemukul

a. Memukul bola :

memukul bola dengan kayu pemukul, bola yang datang dari pelambung.

b. lari :

1) lari untuk menghindari lemparan dari regu lapangan

2) lari dari ruang pemukul ke tiang pertolongan / tiang bebas

3. Teknik lari

22

Selain teknik dasar tersebut diatas yang harus dimiliki, pemain kasti juga

harus menguasai teknik berlari, terutama lari jarak pendek dengan waktu yang

sesingkat-singkatnya bagi pemain regu pemukul maupun regu lapangan

Cara berlari supaya cepat :

a. Langkah kecil-kecil dengan mengangkat paha tinggi

agar frekwensi langkahnya lebih banyak.

b. Badan atau togok ticlak conclong seperti lari jarak

pendek dalam atletik, tetapi badan tegak agar dapat muclah melihat ke

arah lapangan lebih luas, sehingga dapat mengetahui di mana bola berada.

Dengan melihat posisi bola , pelari berusaha hinggap di tiang hinggap

sebelum bola dilemparkan

c. Siku membentuk sudut lebih besar dari 900 dengan

ayunan lengan ke depan agak masuk ke dalam untuk menjaga

keseimbangan badan.

Supaya dalam lari tidak terjadi lari terlanjur, harus dilakukan dengan cara

yang benar.

Cara mengubah arah agar dapat dilakukan dengan balk

1) Mengurangi kecepatan lari

2) Memperkecil langkah untuk menjaga keseimbangan baclan.

Macam-macam bentuk latihan lari

1) Lari ditempat dengan mengangkat paha tinggi, frekwensi makin

lama makin cepat.

23

4. Teknik Melepar Bola

a. Cara memegang bola

Dalam memegang bola, anak-anak mempunyai kebiasaan denga

menggemgan bola, padahal cara ini sangat merugikan laren abola yang

digemgam sukar untuk segera dilepaskan. Cara memgenag bola yang

benar adalah tiga jari

Pegangan tiga jari ini caranya adalah bola diletakkan pada pangkal ruas

jari tangan yaitu jari tengah, jari telunjuk, clan ibu jari sedangkan jari

kelingking

Pegangan empat jari mudah dilakukan oleh anak, caranya adalah bola

diletakkan pada pangkal ruas jari manis, sedangkan ketiga jari tersebut

bersama - sama ibu jari memegang bola, dan jari kelingking hanya

melekat dibawah jari manis. Keempat jari yang inemegang bola saling

meregang dan diantara bola dan telapak tangan masih ada rongga

5. Teknik melempar bola

a. Sikap permulaan

Berdiri menghadap arah sasaran dengan kedua kaki kangkang muka

belakang dan kaki kiri berada di depan kaki kanan. Berat badan berada di

kedua kaki. Ujung kaki kiri dan pandangan mata menghadap ke arah

lemparan sedangkan ujung jari kaki kanan menghadap kekanan disertai

baclan miring ke arah kanan. Semua otot rileks. Bola dipegang kedua

tangan didepan dada

24

b. Gerakan Pertama

Tangan kanan memegang bola dijulurkan ke belakang, baclan condong

kebelakang sehingga berat badan pindah ke kaki kanan, lutut ke dua kaki

sedikit dibengkokkan. Kaki sebelah depan atau kaki kiri pasif, ujung kaki

pada tanah, pandangan ke arah sasaran. Tangan sebelah kiri diacungkan

ke depan.

c. Gerakan Kedua

Tangan kanan diayunkan ke depan dengan kuat, kaki kanan

diluruskan bersamaan dengan baclan dan pinggang diputar ke arah depan

ke arah sasaran Berat badan dipinclahkan dari kaki kanan ke kaki kiri.

Bagian badan sebelah kiri ditarik ke belakang untuk membantu gerakan.

25

d. Gerakan terakhir

Setelah lengan diayunkan ke depan, bola dilepaskan diikuti dengan

lecutan pergelangan tangan. Diteruskan dengan gerak lanjutan kaki

kanan melangkah ke depan di muka kaki kiri dan berat badan pada kaki

kanan, sedangkan lutut kaki kiri lurus dengan ujung jari di tanah.

Pandangan tetap ke arah sasaran, ke arah teman yang diberi operan.

26

Dalam permainan kasti, lemparan digunakan untuk mernberikan

operan kepada teman dan atau digunakan untuk melempar bola ke badan

pelari. Atas dasar tinggi rendahnya lemparan, dibagi menjadi dua yaitu:

Teknik lemparan bola melambung tinggi

Gerakannya :

1) Pada gerakan pertama, sikap badan sangat condong ke belakang,

sehingga letak tangan kanan yang memegang bola sangat rendah

hingga dekat dengan tanah.

2) Pada gerakan melepaskan bola titik lepas bola dari tangan berada

di tas kepala.

Teknik lemparan datar

gerakannya:

1) Pada gerakan pertama, sikap badan ticlak condong ke

belakang.

27

2) Gerakan lengan agak mendatar, sehingga titik lepas bola dari

tangan di samping badan ( tidak melebihi kepala )

6. Teknik melambung Bola

Melambung bola berbeda pengertiannya dengan melempar bola,

Melambung bola dilakukan oleh pemain dari regu lapangan yang bertugas

sebagai pelambung kepada pemain pemukul.

a. Cara memegang bola

Telapak tangan membuat cekungan dengan jari-jari rapat dan letakkan

bola ditelapak tangan.

b. Sikap permulaan

Pelambung berdiri di dalam petak pelambung. Kedua kaki kangkang

kedepan dan kaki kiri disebelah depan. Badan menghadap pemukul dan

pandangan ke arah pemukul ke tempat permainan bola yang diminta oleh

si-pemukul.

c. Gerakan pertama

badan agak condong kedepan sedikit, lutut kedua kaki ditekuk, berat

badan pada kaki kiri. Tangan kanan memegang bola, lengan kanan di

Julurkan lurus ke belakang.

d. Gerakan kedua

Dengan lemas tangan kanan diayunkan kedepan, lutut kaki kiri diluruskan

bersamaan dengan badan diputar ke arah depan, kearah sasaran. Kaki

28

kanan melangkah ke depan. berat badan dipindahkan ke kaki kanan dan

sebagai imbangan lengan kiri ditarik kebelakang.

e. Gerakan terakhir

Setelah lengan kanan diayaunkan ke depan, bola dilepaskan ke arah

sasaran sesuai permintaan pemukul. Lutut kaki kiri lurus hanya ujung jari

di tanah. Pandangan selalu pada gerak bola. Jalannya bola harus lurus,

jangan diputar.

7. Teknik Menangkap Bola

Menangkap bola merupakan teknik yang sangat penting dan harus dikuasai

oleh pemain regu lapangan, terutama untuk memperoleh nilai tangkap bola

dari pukulan lawan. Menangkap bola dapat dilakukan

a. Lemparan dari teman

b. Pukulan dari regu pemukul

c. Penjaga belakng yang berada di belakng pemukul.

Berdasarkan tinggi rendahnya bola, maka teknik menangkap bola dibedakan

menjadi

a. menangkap bola melambung tinggi

b. menangkap bola mendatar

c. menangkap bola rendah

d. menangkap bola bergulir di tanah

e. menangkap bola disamping badan

f. menangkap bola bagi pemain penjaga belakang.

29

Posisi tangan dalam menangkap bola

1) Membentuk kantong : Kedua pangkal telapak tangan dan ibu jari

saling menempel, sedangkan jari-jari yang lain meregang selebar-lebarnya

Kedua ibu jari berada di atas.

2) Seperti cara diatas, tetapi kedua lengan sedikit diputar ke kiri,

sehingga tangan kanan berada di atas. Bagi pemain yang kidal posisi

tangan kiri berada di atas.

3) Posisi kedua telapak tangan menghadap kearah depan (arah

datangnya bola), ibu jari saling menempel dan jari-jari saling merenggang

dengan sedikit ditekuk kedepan.

a. Bola Tinggi

Menangkap bola tinggi, badan menghadap ke arah datangnya bola,

kedua kaki kangkang ke samping lutut sedikit ditekuk dan panda ngan

ke arah datangnya bola. Kedua lengan posisi sejajar dijulurkan ke atas

agak ke depan sesuai dengan arah datangnya bola Kedua telapak

30

tangan membentuk mangkuk. Siku sedikit ditekuk dan semua otot

rileks Tada saat bola menyentuh tangan semua jari segera ditutup

sambil menarik kedua tangan ke bawah agak ke belakang agar :

b. Bola menggulir di tanah / rendah

(1) sikap duduk berlutut rapat dan menyentuh tanah.

(2) Sikap jongkok berlutut, kaki kiri jongkok clan kaki kanan berlutut

menyentuh tanah

(3) Sikap berdiri, kedua lutut ditekuk dan badan dibengkokkan ke

depan bawah serta sikap kedua lengan lurus ke bawah.

c. Bola samping

Apabila bola datangnya dari sebelah samping maka cara menangkap

bola dapat dilakukan dengan menjulurkan kedua tangan kesamping,

dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari agak merenggang serta

telapak tangan menghadap ke arah datangnya bola.

8. Penenangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalarn penenangan adalah mengumpulkan

anak dan mengecek jumlahnya, memberikan koreksi tentang latihan Yang telah

dilakukan, mengumpulkan alat dan membersihkannya serta menyimpannya.

Tujuan utama dari penenangan adalah mengembalikan kondisi suhu tubuh seperti

sebelum melakukan latihan.

D. Pemberian Motivasi Pada Siswa Sekolah Dasar

31

Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern

(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motit” itu, maka motivasi dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-

saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan.

" Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donad

ini mengandung tiga elemen penting.

Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan

energi di dalam sistem "neurophysio1ogieal" yang ada pada organisme manusia.

Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul

dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik

manusia.

Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa afeksi seseorang. Dalam hal ini

motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang

dapat menentukan tingkah-laku manusia. Motivasi akan dirangsang karena adanya

tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi,

yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

32

kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini

adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ke tiga

elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang

kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang

ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya

tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-

sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang,

mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri

anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan

sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam

ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya

kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang

seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan

rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan

motivasi.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondi

si-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila

ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan

tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi

33

motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan "keseluruhan",

karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan

siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat

non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,

akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya

seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi

yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah

tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar

seremonial. Seorang siswa yang memiliki inteligensia cukup tinggi, gagal karena

kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.

Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja

mempersoalkan psikologis dan pola-pola kebudayaan. Hal ini menentukan bahwa

seseorang melakukan aktivitas karena didorong adanya faktor-faktor, kebutuhan

biologis, insting, dan mungkin unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya

pengaruh perkembangan budaya manusia. Dalam persoalan ini Skiner lebih

cenderung merumuskan dalam bentuk mekanisme stimulus dan respons.

34

Mekanisme hubungan stimulus dan respons inilah akan memunculkan suatu

aktivitas.

Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting

bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa itu

melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah barang tentu peran guru sangat

penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan

memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik

pula. ltulah maka para ahli psikologi pendidikan mulai memerhatikan soal

motivasi yang baik. Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa motivasi tidak pemah

dikatakan baik, apabila tujuan yang diinginkan juga tidak baik. Sebagai contoh

kalau motifyang timbul untuk suatu perbuatan belajar itu. karena rasa takut akan

hukuman, maka faktor-faktor yang kuranf enak itu dilibatkan ke dalam situasi

belajar akan menyebabkan kegiatan belajar tersebut menjadi kurang efektif dan

hasilnya kurang permanent, tahan lama, kalau dibandingkan perbuatan belaja yang

didukung oleh suatu motif yang menyenangkan. Sehingga dalam kegiatan belajar

itu kalau tidak melalui proses dengan didasari motif yang baik, atau mungkin

karena rasa takut, terpaksa atau sekadar seremonial jelas akan menghasilkan hasil

belaja yang semu, tidak otentik dan tidak tahan lama.

Memberikan motivasi kepada seseorang siswa, berarti menggerakkan siswa

untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan

menyebabkan si subjek belajar, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam

35

memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa

untuk berbuat belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada

dirinya tumbuh motivasi.

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat

diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau

arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang

sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai

hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat

merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai

dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba spontan, melainkan timbul

akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

Jadijelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau

keinginan. Oleh karena itu yang penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu

agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Kemudian dalam hubungannya

dengan kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu

proses yang mengarahkan si siswa itu melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini

sudah barang tentu peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-

usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya

melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik

diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. ltulah maka para ahli psikologi

36

pendidikan mulai memerhatikan soal motivasi yang baik. Dalam hal ini perlu

ditegaskan bahwa motivasi tidak pernah dikatakan baik, apabila tujuan yang

diinginkan juga tidak baik. Sebagai contoh kalau motif yang timbul untuk suatu

perbuatan belajar itu, karena rasa takut akan hukuman, maka faktor-faktor yang

kurang enak itu dilibatkan ke dalam situasi belajar akan menyebabkan kegiatan

belajar tersebut menjadi kurang efektif dan hasilnya kurang permanen/tahan lama,

kalau dibandingkan perbuatan belajar yang didukung oleh suatu motif yang

menyenangkan. Sehingga dalam kegiatan belajar itu kalau tidak melalui proses

dengan didasari motif yang baik, atau mungkin karena rasa takut, terpaksa atau

sekadar seremonial, jelas akan menghasilkan hasil belajar yang semu, tidak otentik

dan tidak tahan lama.

37

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan:

1. Pembelajaran Permainan bola kasti pada siswa sekolah dasar merupakan

langkah awal untuk meningkatkan minat dan bakat siswa dalam mengenal

lebih jauh permainan tersebut.

2. Pembelajaran permainan bola kasti pada Sekolah Dasar untuk mengetahui dan

mengenal permainan tersebut sesuai kemampuan siswa.

3. Pembelajaran permainan bola kasti pada Sekolah Dasar adalah sebagai

langkah untuk melakukan dan mempraktekkan teknik-teknik permainan

tersebut.

4. Pembelajaran peraturan permainan bola kasti pada SD merupakan langkah

untuk mengetahui serta mempraktekkan peraturan dalam permainan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan uraian di atas penulis mengharapkan:

1. Guru Olahraga memiliki buku-buku yang memuat Sejarah Permainan serta

keahlian tentang permainan tersebut.

2. Sebagai Guru Olahraga dituntut untuk lebih aktif, kreatif dan menyenangkan

dalam menyampaikan pelajaran.

38

38

3. Guru Olahraga harus memiliki kemampuan memperagakan teknik permainan,

bila perlu mendatangkan orang yang memang mahir bermain bola kasti untuk

dijadikan contoh bagi siswa.

4. Peraturan yang telah diajarkan dan dipelajari selalu dijadikan pegangan atau

acuan dalam bermain bola kasti.

39

DAFTAR PUSTAKA

Engkos Kosasih, 2002. Olahraga dan Kesehatan, Jakarta Pusat . Tiga Serangkai

Engkos Kosasih, Teknik dan Program Latihan, Jakarta 1984

Kosasih, Engkos. 1993. Pendidikan Jasmani. Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Sakir, M. Genikarsa, 1989. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Klaten: PT. Intan Pariwara, Anggota IKAPI nomor 006.

SR, Selamet, 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Solo : PT. Tiga Serangkai.

Setyobroto. S. Prof (1989), "Psikologi Olahraga." P.T. Anem Kosong Anem, Jakarta.

Syarifuddin, Aip, Drs, M.P, 1972. Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

LE J. Maspaitella. 1990. Teknik-Teknik Dasar Permainan Bola Kecil, Jakarta. PT Intan Pariwara

Yunus. M. Drs, SE. 1992.Pembelajaran Bola Kasti Untuk Sekolah Dasar. Depdikbud RI. Dikti, Jakarta

40

STRATEGI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN

BOLA KASTI DI SEKOLAH DASAR

KARYA ILMIAH

OLEH

MUHAMMAD IKHSAN HADI NIM. 410700159

JURUSAN : PENJASKESPROGRAM STUDI : DIPLOMA DUA (D-II)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAK

41

2009STRATEGI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN

BOLA KASTI DI SEKOLAH DASAR

KARYA ILMIAH

OLEH

MUHAMMAD IKHSAN HADI NIM. 410700159

Makalah Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaiakan Studi pada Program Diploma Dua (D-II) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAK2009

42

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Makalah Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pada tanggal Desember 2009

Ketua Jurusan / Program Study D - IIPenjaskes STKIP-PGRI Pontianak

Drs. M. Nasrun . S.Pd, M.Pd.

NIP. 308 950 18

Dosen Pembimbing

Nursandi Mulato, S.PdNIP : 132 314 757

Disahkan Oleh

Ketua STKIP-PGRI Pontianak

Prof. DR. H. Samion. AR, M. Pd

43

NIP. 308 870 10

44

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas Rahmat dan Hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat

waktunya. Adapun judul Makalah ini yaitu " Strategi Guru Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan dalam Pembelajaran Permainan Bola Kasti di Sekolah

Dasar” Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir pada

Program Studi Diploma Dua (D-II) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan

dukungan serta motivasi dari berbagai pihak dan perkenanlah penulis dalam

kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. SAMION AR, M.Pd selaku Ketua STKIP-PGRI Pontianak.

2. Bapak Drs. M.Nasrun, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Penjaskes.

3. Bapak Nursandi Mulato, S.Pd, selaku Dosen pengasuh mata kuliah Penulisan

Karya Ilmiah.

4. Orang Tua tercinta yang memberi perhatian dan dukungan serta do'a dalam

menyelesaikan Tugas Akhir Studi pada Program Diploma Dua (D-II) Penjaskes

1. Rekan-rekan sesama mahasiswa STKIP-PGRI Pontianak pada umumnya dan

rekan-rekan mahasiswa jurusan Penjaskes pada khususnya.

45

i

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam Penulisan karya

ilmiahini mendapat berkah dan imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak

kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya. Semoga

tulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis maupun

bagi pembaca serta dapat menjadi acuan dan pedoman dalam proses pembelajaran

penjaskes khususnya dalam Permainan bola kasti.

Pontianak, Desember 2009

Penulis

46

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR ………………..……………………………………………

DAFTAR ISI …………………………….………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………….

B. Rumusan Masalah ………………….…………………………………….

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………….

D. Ruang Lingkup Penulisan ………………………………………………

BAB II MOTIVASI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN

BOLA KASTI DI SEKOLAH DASAR

A. Sejarah dan Pengertian Permainan Bola Kasti…………………………..

B. Peraturan permainan bola kasti…………………….......................

C. Cara Pelatihan dan Pengembangan ……………………………

D. Pemberian Motivasi Pada Siswa Sekolah Dasar.................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….

B. Saran ………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..

47

i

iii

1

3

3

4

5

10

21

32

35

35

37

iii

48