riset akuntansi dalam paradigma kritis

49
Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis Gugus Irianto & Ari Kamayanti

Upload: denim

Post on 12-Jan-2016

147 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis. Gugus Irianto & Ari Kamayanti. Sistematika Presentasi. Pendahuluan Keragaman Pendekatan dalam Paradigma Kritis Contoh Riset Akuntansi pada Paradigma Kritis Brawijaya School of Thought-Critical Accounting Studies (BST-CAS). Bagian 1. Pendahuluan. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Riset Akuntansi dalam

Paradigma Kritis

Gugus Irianto & Ari Kamayanti

Page 2: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Sistematika Presentasi

Pendahuluan

Keragaman Pendekatan dalam Paradigma Kritis

Contoh Riset Akuntansi pada Paradigma Kritis

Brawijaya School of Thought-Critical Accounting Studies (BST-CAS)

Page 3: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagian 1

Pendahuluan

Page 4: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Paradigma=Perspektif?

Paradigma adalah bagaimana memandang dunia (world view) dari perspektif sosial-sains

Bagaimana dengan paradigma kritis? Ini yang menjadi fokus diskusi kita

Page 5: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Apakah paradigma kita?

Saat kita bangun tidur pagi ini dan membaca koran atau melihat berita di TV (misalnya tentang kekerasan), apa yang kita rasakan?

Page 6: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagaimana pandangan tentang realitas sosial ini?

realita sosial

Kalau kita berpikir bahwa semua memang seharusnya seperti itu, bahwa kekerasan pasti selalu ada, tidak ada yang bisa dilakukan maka kita memahami bahwa realitas sosial sudah pada “keteraturannya”

Page 7: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagaimana Paradigma Kritis?Paradigma kritis memahami bahwa realitas sosial itu:

Hasil konstruksi dan rekonstruksi secara kontinu

Memerlukan perubahan radikal

Penuh dengan konflik struktural

Di bawah berbagai model dominasi

Terdapat kontradiksi

Terjajah sehingga membutuhkan emansipasi

Memiliki potensi untuk berubah

Page 8: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Tujuan Riset Kritis

Riset kritis senantiasa mencoba menghasilkan sesuatu yang lebih baik, atau minimal ada pembaruan, dari situasi tertentu, dan bukan menjustifikasi status quo.

Page 9: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagian 2

Keragaman Pendekatan dalam Paradigma Kritis

Page 10: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

MAZHAB FRANKFURT

DAN

TEORI KRITIS

Page 11: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Friedrich Pollock (Ekonom) Max Horkheimer (Filsuf, Sosiolog, Psikolog)Karl Wittfogel (Sejarawan)Theodor W Adorno (Filsuf, Sosiolog, Musikolog) Leo Lowenthal (Sosiolog), Walter Benjamin (Kritikus Sastra)Herbert Marcuse (Filsuf) Franz Neumann (Ahli Hukum)Erick Fromm (Psikolog Sosial)Otto Kircheimer (ahli Politik)Jürgen Habermas

Tokoh-tokoh Frankfurt School

Page 12: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Immanuel KantMenguji kesahihan (Mempertanyakan)

klaim [kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [dan kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio semata.

Transendental

Kritik dalam arti Kantian

Page 13: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

HegelKritik atas epistemologi KantNegasi atau DialektikaFilsafat idealismeMenguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim

[kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [dan kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio semata – melalui proses negasi (dan atau) dialektika.

Kritik dalam arti Hegelian

Page 14: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Marx Kritik dalam konteks materialisme sejarah Mengemansipasikan diri dari penindasan dan alieanasi

yang dihasikan oleh hubungan kekuasaan di masyarakat Teori dan praxis emansipatoris Relasi dalam masyarakat – berkelas Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim [kebenaran]

suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [dan kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio semata – melalui proses emansipasi dan diletakkan dalam konteks materialisme sejarah. Teori dan praxis dibangun seiring.

Kritik dalam arti Marxian

Page 15: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Sigmund Freud Psikoanalisis Manusia terkungkung (tidak bebas secara psikis) Kritik merupakan refleksi, bagi individu atau masyarakat,

atas konflik psikis yang menghasilkan represi dan ketidakbebasan internal, dan melalui refleksi –individu atau masyarakat– akan membebaskan diri dari kekuatan asing yang mengacaukan kesadarannya. Dari ketidaksadaran menuju kesadaran.

Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim [kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [dan kepentingan] [dan] yang didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio semata, melalui proses refleksi.

Kritik dalam arti Freudian

Page 16: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim [kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [tanpa kepentingan, bebas nilai, mekanistik] [dan] yang didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio semata – melalui proses: Transenden Penegasian, Dialektikal Emansipatoris, Konteks Kesejarahan, Keselarasan

Teori – praxis Reflektif Spirit Pembaruan, Keseimbangan dan

comprehensiveness [holistic] (values-rasio-intuisi, pengetahuan – kehidupan, teori – praxis)

Refleksi dari Kritik Mazab Frankfurt

Page 17: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Dimensi praxis: Hubungan kerja Hubungan komunikasi Hubungan kekuasaan

Kerja dan komunikasi menentukan warna kehidupan manusia

Komunikasi dan konsensus versus konflik dalam Marxian

Menguji kesahihan (Mempertanyakan) klaim [kebenaran] suatu pengetahuan [yang di klaim] tanpa prasangka [tanpa kepentingan, bebas nilai] [dan] yang didasarkan [atau dibangun berdasar] pada rasio semata, melalui proses komunikasi dan konsensus.

Teori Kritis versi Harbermas

Page 18: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Ahistoris - Teori Tradisional mengandaikan bahwa pengetahuan manusia itu ahistoris, tidak menyejarah

Bersifat netral – teori tdidak dapat mempengaruhi objeknya, dan objek merupakan sesuatu yang tidak berubah, beku, dan mati.

Teori terpisah dari praxis – proses penelitian dapat dipisahkan dari tindakan etis, pengetahuan dapat dipisahkan dari kepentingan

Kritik Horkheimer atas “Teori Tradisional”

Page 19: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Dengan metode dialektis, teori kritis memiliki karakter (Horkheimer)

1. Teori kritis bersifat historis

2. Teori kritis itu bersifat kritis terhadap dirinya sendiri,

3.Teori kritis memiliki kecurigaan kritis terhadap masyarakat aktual.

4. Teori kritis itu merupakan teori dengan maksud praktis

Page 20: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

BURRELL DAN MORGAN (1979)

DAN

PARADIGMA KRITIS

Page 21: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Burrell dan Morgan, 1979 membagi paradigma kritis sesuai dimensi ilmu sosial

Page 22: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Pandangan Radikal Humanis:

Senada dengan padangan interpretif, radikal humanis bersumber dari pemikiran bahwa manusia “menciptakan” dunianya.

Namun jika interpretivisme “memahami” proses ini, radikal humanis mengkritisi proses ini sebagai proses ALIENASI manusia.

Page 23: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Kata kunci radikal humanis:“Consciousness”, “Radical Change”

“Seek to reveal society for what it is, to unmask its essence and mode of operation and to lay the foundations for human emancipation through deep seated social change”- Burrell and Morgan (1979:284)

Page 24: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Keragaman radikal humanis

Page 25: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Tokoh penting Radikal Humanis dan karakter mereka:

Page 26: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Pandangan Radikal Strukturalis:Dunia sosial lebih cenderung bersifat material dibandingkan spiritualMasyarakat dalam keadaan krisis atau terdominasi sesuatu yang khas dari masyarakat industriMasyarakat terdiri dari elemen-elemen yang berkontradiksi.Konflik adalah cara memperoleh emansipasi/ pembebasan dari struktur dunia sosial.

Page 27: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Tokoh penting dibalik Radikal Strukturalis

Karl Marx (1818-1883)

Beralih dari radikal humanis ke radikal strukturalis tahun 1850an.

Page 28: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Marx’s Model of Society

Sub-StrukturMode of

Production

Means of

Production

Relation of

Production

Kapitalisme,

Feudalisme,

Komunisme

Teknologi, modal,

Tanah, buruh

Produsen- non-produsen

Pemilik- non-pemilik

Sistem Kelas

Super- Struktur

Faktor-Faktor Non Ekonomi

(Agama, Seni, Sastra, dll)

Page 29: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Perkembangan Paradigma Radikal Strukturalis

FIRST LINE (Russian Social Theory Bukharin dan Kropotkin )Reinterpretasi atas Political economy MarxSocial EvolutionSECOND LINE (Contemporary Mediterranean Marxism Althusser, Colletti)Perkembangan dari Hegel- berdiri diantara radikal humanis dan Orthodox Marxis- ingin “melembutkan” Marxis yang vulgarTHIRD LINE (Conflict Theory Radical Weberianism)Melihat kapitalisme sebagai suatu cara merubah masyarakat. Pro kapitalisme.

Page 30: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

First Line: Russian Social Theory

Bukharin’s Historical

Materialism:Definisi: Teori umum masyarakat

dan hukum-hukum evolusinya.

Ingin menggulingkan kapitalisme

melalui konflik, tetapi yakin

bahwa akan muncul harmoni sosial.

Kesadaran manusia tergantung

pada kekuatan produksi.

Tanpa kekuatan produksi

tidak ada masyarakat.

Anarchistic Communism:Pelopornya adalah Peter Kropotkin.

Prinsip hirarki merupakan

penyimpangan dari fitrah manusia

yang sebenarnya kooperatif dan

solider.

Kapitalisme adalah suatu hal yang

buruk, dan dengan pelepasannya

akan membentuk era kehidupan sosial

yang lebih baik.

Page 31: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Second Line: Contemporary Mediterranean Marxism

Althusserian Sociology:

Konsep Totalitas.

Walaupun praktik ekonomi

masih paling penting tapi

tetap dipengaruhi praktik

politik, ideologi dan teori.

Dari 4 prinsip ini yang

Dominan yang disebutnya

“Structure in Dominance”.

Perlu “multi-causal theory of history”

Colletti Sociology:

Teori Alienation Hegel dan

Teori Contradiction Marx

dapat dilihat sebagai satu

teori.

Anti Historis.

perkembangan manusia

telah terhalangi oleh

kapitalisme.

Page 32: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Third Line: Conflict Theory (Radical Weberianism)

Menganalisa hubungan sosial dalam masyarakat kapitalis.

Selalu ada dominasi tidak hanya pada masyarakat kapitalismenghentikan kapitalisme tidak akan menghilangkan dominasi.

Page 33: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

4 Ide umum yang ada pada paradigma radikal strukturalis

1. Totalitas formasi sosial yang menyeluruh

2. Struktur realitas konkrit, tidak seperti ‘kesadaran’

3. Kontradiksi struktur berkontradiksi satu sama lain

4. Krisis melihat perubahan sebagai suatu proses pergantian suatu struktur dengan struktur lain melalui krisis.

Page 34: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Perbandingan antara Radikal Humanis dengan Radikal Strukturalis

Kontradiksi adalah pusat dari perubahan masyarakat melalui krisis. Kontradiksi terjadi karena adanya “surplus value”

Radikal Strukturalis:

“Structures”

“Contradictions”

“Crisis”

Radikal Humanis:

“Consciousness”

“Alienation”

“Critique”

Page 35: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Sumber: Lowe (2004)

Page 36: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

04/21/23 36

Methodology Discourse

Habermasian critical theoryFoucauldian approach

Symbolic interactionism and ethnomethodology Political economic (including Marxian) approaches

Giddens’s structuration theoryGramsci’s concept of hegemonyDerrida’s deconstructionism

Social constructionistsCritical structuralist

Technoscientists’ approachesIslamic (or others) theoretical foundations

Latour’s deconstrionist

Theoretical

Foundations/ Approaches/ Developments

(Lodh & Gaffikin, 1997; Irianto, 2004)

Page 37: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagian 3

Contoh Riset Akuntansi pada Paradigma Kritis

Page 38: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

04/21/23 gugus irianto 38

Features of Critical Accounting Studies

Producing enlighment, inherently emancipatory, cognitive content (they are forms of knowledge), reflective (Geuss, 1981) – pencerahan, emansipasi, membangun/mengkonstruksi pengetahuan/melakukan perubahan, dan reflektif “to uncover the way in which human practices, culture and relations contain within themselves elements of alienation, domination and exploitation. (Catchpowle et al. 2004) – mengungkap praktik-praktik alienasi, dominasi, eksploitasi, hegemoni dll.

to develop a more self-reflexive and contextualised accounting literature which recognises the interconnections between society, history, organisations and accounting theory and practice. (Lodh and Gaffikin, 1997, p. 433)

Page 39: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

04/21/23 39

Features of Critical Studies (cont.)

“lay a foundation for an exploration, in an interdisciplinary research context, of questions concerning the conditions which make possible the reproduction and transformation of society, the meaning of culture, and the relation between the individual, society and nature. While there are differences in the way they formulate questions, the critical theorists believe that through an examination of contemporary social and political issues they could contribute to a critique of ideology and to the development of an non-authoritarian and non-bureaucratic politics (Held, 1980, p. 16)

Page 40: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Ciri-ciri Riset Akuntansi Kritis

Penggunaan bahasa yang kritis untuk menunjukkan kegalauan atas realita yang ada dengan tujuan emansipasi/ pembebasan/ pencerahan.

Mari kita lihat beberapa abstrak berikut (perhatikan kata/kalimat yang ditebali):

Page 41: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Chwastiac and Young, 2003 “The Silence in Annual Reports”

In this paper, we show how annual reports rely upon the silencing of injustices in order to make profit appear to be an unproblematic measure of success. In particular, we examine the ways in which corporations silence the negative impact of their activities upon the earth, the hell of war and the beauty of peace, the spiritual, human and social impoverishment arising from excessive consumption, and the dehumanization of workers. Only by breaking silence and counter-posing corporate values with alternatives can we hope to free humankind from the limitations of profit maximization and promote a world in which peace, happiness, respect for diversity, etc., take precedence to capital accumulation.

Page 42: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Reiter, 1997“The Ethics of Care and New Paradigms for Accounting Practice”

The way we think about issues is shaped by the underlying concepts and metaphors we employ. In this paper, I talk about a set of beliefs called the ethics of care which can be contrasted with beliefs based on rights and separative thinking. The rights or separative model has dominated Western thought since the Enlightenment and the ethics of care were developed as a feminist critique seeking to rebalance our basic thought structure. I use the ideals of the ethics of care to analyse and critique the current US accounting profession’s responses to concerns about auditor independence.

Page 43: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Mayper et. al., 2005“The Impact of Accounting Education onEthical Values: An Institutional Perspective”

The accounting scandals at the beginning of the 21st century led to public distrust and demands for reform. Were these scandals unexpected? From an old institutional economics (OIE) perspective, which originated with the work of Thorstein Veblen in the 1890s, these failures and the moral lapses should not be a surprise. OIE theorists, like critical theorists, generally, contend that corporate hegemony, i.e., the domination of business values in all areas of human life, has eroded moral sensitivities. All institutions, including our once-autonomous educational institutions, have become mechanisms for promoting economic interests.

Page 44: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagian 4

Brawijaya School of Thought- Critical Accounting Studies

(BST-CAS)

Page 45: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Brawijaya School of Thought – critical accounting studies (BST-CAS) – refleksi

Sejak digulirkannya Multiparadigma sebagai pilihan paradigma riset di lingkungan PMA (Program Magister Akuntansi) dan PDIA (Program Doktor Ilmu Akuntansi), maka cita-cita mendasar yang menjadi cita-cita kami adalah mewujudkan Brawijaya (UB?) school of thought “setara” dengan school of thought dari Frankfurt Institute of Social Science di Jerman pada awal abad ke 20.

Page 46: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Ciri-ciri BST-CASTanpa meniscayakan fitur/karakteristik teori kritis yang telah berkembang sebelumnya, fitur/karakteristik utama dari BST-CAS diantaranya sbb.:

Pertama, perubahan atau transformasi yang menjadi ciri utama dan pertama adalah kesadaran diri bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Konsekwensinya, riset akuntansi kritis dalam BST-CAS dikembangkan bermuara dan berdasar pada nilai-nilai (values) yang mampu mendekatkan diri kepada Tuhan YME, dan bukan riset yang dilepaskan dari konteks nilai tersebut (lihat hasil-hasil riset dari beberapa disertasi …)

Page 47: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Ciri-ciri BST-CAS (lanjutan)

Kedua, BST-CAS mengedepankan riset yang dilandasi pada kesadaran kemanusiaan dan kesadaran lingkungan – kealaman.

Ketiga, BST-CAS mengedepankan riset yang diupayakan untuk pencapaian harmoni walaupun riset akuntansi kritis secara umum dicirikan pada pemahaman akan eksistensi konflik kepentingan dalam masyarakat dan organisasi.

Page 48: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

Bagaimana dengan pemikiran rekan-

rekan partisipan pada forum ini?

Page 49: Riset Akuntansi dalam Paradigma Kritis

49