risalah rapat pembahasan rancangan undang...
TRANSCRIPT
RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Tahun Sidang : IV
Masa Persidangan : 2006 - 2007
Jenis Rapat : Rapat Kerja Pansus DPR RI
Sifat Rapat : Terbuka
Hari dan Tanggal Rapat : Sabtu, 30 Juni 2007
Waktu Rapat : 10.00 WIB – Selesai
Dengan : Pemerintah (Depkominfo)
Tempat Rapat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI Gedung Paripurna
Ketua Rapat : Muhammad Yasin Kara
Sekretaris Rapat : Dra. Damayanti
Hadir : ……. Anggota dari …… Anggota
Acara Rapat : Pembahasan materi RUU tentang ITE
Jalannya rapat sebagai berikut :
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
….skorsing sudah kita
(Ketok Palu 1X)
Assalamu’alaikum, wr,wb,
Alhamdulillah kita bisa melanjutkan rapat yang kita skorsing semalam dan sampai
semalam kita sudah sampai dengan (a) dan (b), kita akan lanjut dengan 6 (c) saya bacakan
“Bahwa perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan
kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara langsung telah mempengaruhi
lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru”. dari catatan tadi ini langsung dibahas pada tingkat
Panja dan ada beberapa usulan perubahan dari Golkar, dari Fraksi PDI P, Fraksi PAN, Fraksi
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
PBR, itu ada 4 yang memberikan DIM-nya dan saya kira kita berikan kesempatan kepada masing-
masing ini.
Fraksi Golkar silahkan.
MUSFIHIN DAHLAN (PG) :
Terima kasih Pimpinan,
Memang masih dikatakan mengenai kata perbuatan, karena ini berkaitan dengan apakah
perbuatan itu berupa tindak kejahatan atau pelanggaran. Saya kira ini terminalogi hukum yang
belum ada kejelasan dari pakar hukum yang ada disini.
Itu saja, terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Baik, menjadi catatan bagi kita dan nanti akan di jelaskan oleh Pemerintah setelah Fraksi-
fraksi. PDI P silahkan.
Fraksi PDI P silahkan.
ELVA HARTATI (PDI-P) :
Terima kasih Pimpinan,
Usul PDI Perjuangan, soal teknis saja yaitu menggantikan kata-kata perkembangan
dengan kemajuan. Kata demikian dengan berkembang dan menggantikan rangkaian kata kegiatan
kehidupan dengan rangkaian kata “Pola kegiatan dan gaya hidup” dan diantara kata bidang dan
kata yang ditambah kata kehidupan. Setelah perubahan “bahwa kemajuan teknologi informasi
yang berkembang pesat telah menyebabkan perubahan pola kegiatan dan gaya hidup manusia
dalam berbagai kehidupan yang secara langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk
perbuatan hukum baru”.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Terima kasih PDI P, selanjutnya PAN.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Terima kasih,
Bahwa substansi dari konsideran ini bisa dipahami dengan perlu mendapatkan beberapa
tambahan atau elaborasi kata-kata yang lebih tepat, misalnya berpendapat, karena konsideran ini
masih makro. Mengapa tidak istilahnya itu tidak menggunakan ICT saja sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan lebih confordgen. Sekali lagi ini tidak
ada kaitan dengan transaksi elektronik. Tetapi kita ingin memberikan payung lebih umum
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
mengenai perkembangan keseluruhan dari teknologi informasi yang sekarang lebih di kenal
dengan ICT. Decade 2007 kesini istilah konsepnya itu bukan teknologi informasi tetapi ICT.
Yang kedua saya sepakat tadi bahwa bentuk-bentuk perbuatan hukum baru itu perlu di
elaborasi dengan kata-kata yang lebih tepat dan propert.
Yang ketiga, kami menemukan soal sitematika yang agak menunjukan atau mendapatkan
pertanyaan, menimbulkan pertanyaan sehubungan dengan rujukan Pemerintah konsideeran ini
dibuat secara piramida terbalik. Kalau merujuk kepada konsideran (b), didalam konsideran (b) itu
istilah transaksi elektronik itu sudah disebut. Padahal transaksi elektronik itu konsep lebih focus
yang mau kita bicarakan disini. Dan di point (c) justru muncul perkembangan teknologi informasi,
mungkin maksudnya perbuatan hukumnya yang mau diambil disini. Tetapi kalau mau mengerucut
sebetulnya mungkin kata-kata transaksi elektronik akan lebih baik kalau tadi piramida terbalik itu
lebih konsepnya dimasukkan pada point-point yang lebih konsideran, yang lebih adil, bukan di
kondsiran-konsideran yang lebih adil bukan di konsideran lebih awal.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Terima kasih,
Terakhir dari PBR.
ADE DAUD NASUTION (PBR) :
Pimpinan terima kasih
Prinsipnya tidak ada dari DIM 6 ini yang menggeserkan makan dari substansi yang kita
inginkan. Saya hanya melihat ada beberapa pilihan-pilihan kata yang mungkin nanti akan kita
sesuaikan. Seperti perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya, barangkali ada ahli
bahasa, bisa kita gunakan kalimat yang bisa dimengerti banyak orang dan biasa-biasa saja, tidak
menggunakan kata-kata gaya bahasa baru, perkembangan teknologi informasi yang semakin
pesat atau apa dan seterusnya. Kemudian kata-kata perbuatan lain-lainnya saya kira tidak ada
yang mempengaruhi substansinya, tinggal nanti kita sesuaikan kata yang pas dari DIM ke 6 ini.
Itu saja dari kami, terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan Pemerintah.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Assalamu’alaikum, wr,wb.
Baik Bapak dan Ibu sekalian,
Nampaknya Pemerintah harus mengawali penjelasan pertanyaan ada beberapa fraksi
yang menyatakan mengenai istilah perbuatan disitu. Jadi kalau kita perhatikan, perkembangan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
teknologi informasi ini sebetulnya dua sisi dari sebuah mata pedang, ada hal yang positif ada yang
negatif. Perbuatan hukum yang positif, ada kaitan dengan bagaimana yang namanya perbuatan
hukum konversional dulu. Kalau kontrak misalnya harus dilakukan secara berhadapan, sekarang
dengan teknologi informasi perbuatan hukum itu cukup dilakukan dengan melalui inkontrak. Jadi
dengan komputer buka website kemudian setuju saling bertukar kontrak. Jadi secara face two face
itu tidak lagi dilakukan karena ada teknologi informasi disitu.
Kemudian yang namanya kredit on line atau e-comers, orang berjualan itu tidak lagi
sekarang secara fisik, ada barangnya dipajang tetapi dipajang di sebuah web site, orang membeli
untuk buku dan segala macam tinggal click dan kemudian dilakukan pembayaran. Jadi ini adalah
sebuah perbuatan hukum baru yang sifatnya positif, karena menyangkut perdagangan yang jauh
lebih banyak, karena market tidak hanya di satu tempat tetapi sedunia. Jadi ini adalah hal yang
positif.
Kemudian perbuatan hukum baru yang negatif ada kaitan dengan apa yang disebut
dengan cyber craime, perbuatan-perbuatan tadi seperti melakukan perubahan website orang lain,
mungkin website itu servernya ada di Indonesia tetapi dilakukan perubahan oleh lawan kita pada
waktu peristiwa Ambalat kita masih ingat bagaimana web site diaduk-aduk oleh hecker Indonesia
dan kemudian web site kita di aduk-aduk oleh kawan-kawan kita yang ada di Malaysia. Jadi ini
adalah perbuatan yang negatif. Jadi perbuatan hukum baru ada kaitan dengan hal-hal yang tadi
positif sekali pun juga ada hal yang negatif. Makanya dibutuhkan sebuah rejim hukum baru maka
disini disebutkan perlu dilakukan menyusun sebuah perangkat Peraturan nasional yang pada
dasarnya mengakui perbuatan hukum baru ini. Jadi istilah perbuatan adalah penjelasannya seperti
itu.
Kemudian usulan dari Fraksi-fraksi seluruhnya adalah, ada yang menambahkan,
kemudian ada juga yang minta di ubah sesuai dengan format kemarin tentang bentuk piramida
terbalik. Jadi hal-hal yang makro dan umum dulu ditaruh di depan kemudian makin mengerucut
akhirnya ke informasi dan transaksi elektronik. Dari Pemerintah barangkali, karena ini cukup
substantif perubahannya, bagaimana kalau dilakukan oleh Tim Perumus.
Demikian Bapak Pimpinan dan Bapak dan Ibu sekalian, terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Baik dan terima kasih,
Jadi ini saya kira dari Golkar dan usulan PAN yang berkaitan dengan istilah. Kalau
berkaitan dengan perbuatan Pemerintah tetap pada perbuatan. Karena perbuatan dianggap
memiliki peluang untuk disebut dengan perbuatan yang positif atau pun perbuatan yang negatif.
Sementara dalam Golkar mengajukan pergantian menjadi bentuk pelanggaran hukum. Kemudian
yang lain adalah istilah ICT, justru karena Pemerintah agar ini dimasukkan ke dalam Timmus saja.
Silahkan saya kira kita kembali kepada flour, dari Golkar barangkali.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
JOSEF A. NAE SOI (PG) :
Terima kasih Pimpinan,
Sekarang ini dari Partai Golkar, dari Fraksi kami semangat tadi setelah kami mendengar
penjelasan dari Pemerintah bahwa perbuatan melanggar hukum baru dalam arti ada perbuatan
hukum baru yang membutuhkan Undang-Undang baru. Undang-Undang yang sekarang berlaku
belum menjerat perbuatan-perbuatan yang dilakukan itu. Semangat itulah kami menyatakan bahwa
perbuatan-perbuatan baru itu tidak bisa ditangkap atau diatasi dengan hukum positif yang ada,
maka itu dibutuhkan Undang-Undang baru.
Nah oleh sebab itu, kalau misalnya kata pelanggaran hukum itu dari bahasa hukumnya
mungkin kurang pas, kami bisa sependapat dengan perbuatan hukum tetapi kami minta supaya
menambah menggunakan perangkap yang tidak diatasi oleh hukum positif itu yang ada maka ini
membutuhkan hukum yang baru. Jadi kalau misalnya dari sudut bahasa sudah tercakup didalamya
maka kita serahkan kepada Timsin dan Timus. Tetapi substansinya, semangatnya kita usulkan
seperti tadi.
Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira kita tetap dengan topik ini dahulu sebelum melanjutkan kepada ICT, kita dapat
tanggapan dari fraksi-fraksi yang lain, mungkin ada. Jadi Golkar tetap mengesankan bahwa
penting bagi kita untuk atau memberikan kedepan mengenai hukum positif yang baru berkaitan
dengan.
Silahkan Pak Ganjar.
GANJAR PRANOWO (PDI-P) :
Terima kasih Pimpinan,
Assalamu’alaikum, wr,wb,
Mungkin jangan masuk Timmus dahulu, justru sebenarnya seperti ini. Esensi dari
masukan-masukan ini sesuai tidak dengan sistematika yang tadi malam disampaikan oleh teman-
teman Pemerintah dengan piramida terbalik itu, saya sepakat konsepsi atau cara berpkir piramida
terbalik. Kalau kemudian ada tambahan-tambahan yang justru dalam putaran ini kita diskusikan
apakah yang menjadi tambahan dari Fraksi Partai Golkar, dari PDI Perjuangan, juga ada dari
teman dari PAN. Kalau itu prinsipnya-prinsipnya mencakup dan kemudian bagaimana
rumusannya, baru silahkan nanti dimasukkan pada Timmus, saya lebih cenderung begitu. Dari
Pemerintah mungkin kita minta tanggapan, apakah yang menjadi landasan dari 3 (tiga) fraksi tadi
ketika diajukan, ini masuk atau tidak. Mungkin itu putaran discus yang kita lakukan. Secara prinsip
kita, mari kita sedikit berdebat lewat putaran sebentar, tentu dari Fraksi PDI Perjuangan akan
mengikuti alur pikir dari sistematika yang ada dan praktek yang tidak akan ngotot-ngototan begitu
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
dan kalau memang ternyata dari konsepsinya kita bisa menangkap secara rasional obyektif, tentu
kami akan bisa mengikuti dari kourum ini.
Nah nanti kalau itu semua sudah Ok, dari sekian masukan itu baru bagaimana
rumusannya kita masukkan dalam tim perumus. Sehingga tawaran dari 3 fraksi menurut
Pemerintah apakah ini bisa atau tidak.
Saya kira itu saja masukkannya, terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Terima kasih,
Masih ada lagi dari PAN ?
DEDI D. MALIK (PAN)
Saya setuju dengan Fraksi PDI P bahwa didalam konsideran ini kita bukan hanya
mengulas redaksional dan substansi tetapi juga yang terkait dengan sistimatika. Kalau Pemerintah
tadi rujukan kita Pemerintah membuat piramida terbalik maka konsepnya itu dari atas makro
kebawah itu mikro sangat mikro, misalnya saya menemukan di konsideran (b) itu ujuk-ujuk sudah
menyebut pentingnya pengaturan mengenai pengelolaan informasi dan transaksi elektronik di
tingkat nasional sebagai jawaban dan sebagainya. Karena itu Fraksi Golkar di point (c) dalam
perbuatan hukum perlu juga di masukan pentingnya Peraturan baru yang terkait dengan
perbuatan-perbuatan hukum baik yang positif maupun yang negatif.
Nah kalau demikian maka tidak relevan kita secara keseluruhan menempatkan point (g)
bahwa dari seluruh berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas perlu ditetapkan
Undang-Undang tentang informasi dan transaksi elektronik. Sebetulnya inikan jawaban dari
keseluruhan konsideran-konsideran. Jadi kalau saya boleh berwacana poin (b) itu harusnya
menurut saya bahwa globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari
masyarakat ICT istilah kami yang melahirkan interaksi-interaksi baru melalui informasi dan ICT
maksudnya khususnya dalam transaksi elektronik. Jadi statement belum perlunya pengaturan
dahulu. Karena perlunya pengaturan itu di close di poin (g). Jadi kalau kita mau membuat
konsideran-konsideran itu yang makro dulu dan kalau merujuk lagi kepada konsideran piramida
terbalik maka seharusnya globalisasi itu ditempatkan di awal kalau mai piramida terbalik dari yang
makro ke mikro. Misalnya global baru kehidupan nasional. Point (a) itu kan konsideran nasional,
mau menunjukan ada dinamika di tingkat nasional. Kemudian di komprosir ke global.
Nah dengan pernyataan itu saja, menurut kami itu tidak sesuai dengan konsep atau
rujukan piramida terbalik, kira-kira begitu. Karena di poin (b) itu belum apa-apa sudah perlunya
pengaturan mengenai pengelolaan informasi dan transaksi elektronik. Jadi sebetulnya yang lain-
lain itu menjadi tidak perlu, tiba-tiba ada kesimpulan yang loncat. Padahal kita di poin (a), (b), (c),
(d), (e), (f) itu konsideran-konsideran yang menggiring keseluruhan itu kepada transaksi elektronik.
Saya kira point dari konsep besarnya di point 3 (tiga) itu adalah perbuatan-perbuatan hukum baru,
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
sebenarnya konteknya itu poin yang pentingnya itu. Tetapi dari keseluruhan tadi sistematika kami
belum menemukan konsistensi piramida terbaliknya.
Terima kasih Pimpinan.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Saya hanya mau mengingatkan bahwa Rapat Panja semalam itu kita sudah maju di DIM 6
yang menjadi DIM 5 baru. Karena DIM 4-nya, jadi dihilangkan dan kita sudah sepakat bahwa DIM
4 atau DIM 5 yang semalam itu bicarakan point (b) itu kita sudah final. Jadi kita tidak perlu lagi
kesana, mari kita maju untuk menyelesaikan Undang-Undang ini dengan pembahasan lanjut, ada
hal yang mungkin kurang ini pada piramida, tetapi kita ada timsin yang akan mengatur.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi sebelum lanjut ke PPP ini ada pemikiran bahwa untuk mengerucutkan sampai
kebawah, pada bagian awal ini memang baru pada konsideran-konsideran saja yang kemudian
sampai kepada poin (g) yang akan menutup. Bahwa berbasis pada pemikiran-pemikiran
sebelumnya maka bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itu tadi kita membuat posisi
baru.
Silahkan PPP.
AMIN BUNYAMIN (PPP) :
Memang dari awal PPP sudah mengajukan usul perubahan, percaya akan tadi draft
Pemerintah sudah memadai. Apalagi setelah mendengar alur pikir yang disampaikan bahwa ini
sudah memadai, dari konsideran yang dikemukakan oleh Pemerintah yaitu dalam, itu dari kadang
global, nasional, itukan sudah pas. Bahwa perkembangan teknologi informasi telah melahirkan
tingkah laku baru dari kehidupan manusia. Tingkah laku baru itu kadang-kadang bisa menimbulkan
perbuatan hukum baru yang tidak terjerat dengan masalah perangkat Undang-Undang yang sudah
itu. Oleh karena itu RUU kita itu perlu, nah itukan sudah. Makanya saya tidak usul perubahan.
Kalau pun ada usul, Pemerintah supaya redaksinya lebih simple lagi, lebih enak, ada ahli bahasa
untuk menulis lebih bagus.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Baik saya kira itu sudah mengerucut, dari Golkar saya kira sudah pas itu dengan poin (g)
tadi, nampaknya apa yang diharapkan sudah mengerucut keatas.
Silahkan.
JOSEF A. NAE SOI (PG) :
Teman-teman dari fraksi lain bahwa dia mulai dari deduktif ke induktif atau dari induktif ke
deduktif. Kita premik duluan baru mengambil kesimpulan terakhir. Dari kaca mata kami itu
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
menjelaskan supaya ambil kesimpulan. Tetapi kalau kita sepakat bahwa preminya kita susun dulu
baru kesimpulan terakhir maka silahkan kita berjuang bersama . Prinsipnya saya setuju, artinya
harus ada penekan bahwa perlunya Undang-Undang ini berdasarkan premi-premi a, b, c-nya tidak
perlu dijelaskan. Tetapi yang terakhir baru kunci di kesimpulan itu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira kita sudah bisa sepakati, masih ada ?
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Ini soal DIM yang kita usulkan perbaikan, memang perkembangan kita ganti kemajuan.
Memang ada beberapa point yang menjadi……
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebentar-sebentar pak, kita pada istilah perbuatan dahulu status Golkar ini.
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Kalau itu bagi kita tidak masalah, hanya tambahan saja.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Bisa disetujui ini istilah perbuatan ini ? Jadi kita tetap dengan konsep ?
DEDI D. MALIK (PAN) :
Mengapa saya merujuk kepada pandangan Golkar bahwa perbuatan hukum baru kita
sudah tahu maknanya. Kemudian perlu di close perlu ada pengaturan, mengapa ? Karena di poin
(b) perlu ada pengaturan pengelolaan transaksi elektronik. Yang menurut kami sebetulnya tidak
usah di close dahulu disini karena kita berbicara konsideran, itu pertimbangan pak.
Nah kalau kita mau bicara di close ini konsideran-konsideran dan dio close yang di (g)
saja karena itu kesimpulan dari seluruh konsideran maka tadi Golkar memahami tidak usah di buat
lagi, ditambah lagi, perlunya pengaturan baru. Tetapi ini kemudian menjadi tidak konsisten dengan
konsideran (b) mengapa ? Karena di konsideran (b) sudah di close, belum apa-apa sudah di close
perlunya pengaturan pengelolaan informasi dan transaksi elektronik.
Catatannya itu saja, jadi harusnya sebetulnya di poin-poin itu belum ada , lagi disclose,
konsideran makro saja.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi mengenai perbuatan ini bisa kita close yah ? Tetap pada konsep Pemerintah.
(Ketok Palu 1x)
Selanjutnya mengenai istilah ICT dengan istilah sebelum perkembangan dari PDI P, atau
kita masuk perkembangan dahulu dari PDI P silahkan.
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Lebih kepada logika dan pengertian bahasa saja, bagi kami kemajuan. Karena kalau kita
ikuti alur pemikiran Pemerintah yang piramida terbalik itu dari umum ke khusus maka kita mulai
kemajuan. Nah kemajuan itu, kan ini berbicara kemajuan membawa perubahna pada pola kegiatan
gaya kehidupan dan kita tidak boleh lupa konsep ini dalam budaya maya ini. Jadi kita komunikasi
itu transaksi elektronik, itukan konsepnya disana. Kemudian dari proses itu kan mesti ada
perbuatan hukum tadi . Sehingga kita lebih cenderung kemajuan, mempengaruhi pola kehidupan
yang membawa akibat pada perbuatan hukum. Jadi ada beberapa pengertian yang sampai
peruntukkan kebawah. Nah itu kita kembalikan kepada mana yang tepat kemajuan terus
perkembangan. Tetapi bagi kami tetap kemajuan sampai kepada bentuk-bentuk perbuatan
hukumnya.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi dari PDI P istilah perkembangan ini tidak pas, tetapi yang bagus disebut dengan
istilah kemajuan saja. Mungkin ada tanggapan dari Golkar dahulu.
MUSFIHIN DAHLAN (PG) :
Terima kasih,
Antara kemajuan dan perkembangan menurut saya memang agak, hampir sama tetapi
agak berbeda. Dari rasa bahasa rasanya perkembangan itu lebih tepat begitu, karena kalau
kemajuan itu, kalau dimata Pemerintah itu progress. Jadi memang agak lebih terasa
perkembangan itu, kalau kemajuan itu dia lebih. Perkembangan itu pasti membawa kemajuan,
tetapi kemajuan belum tentu membawa perkembangan, kira-kira seperti itu. Sudah tahu ahli
bahasa tetapi rasa-rasanya kan begitu. Jadi menurut saya kita lebih cenderung kepada
perkembangan
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi dari Demokrat, dari PPP silahkan.
Silahkan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
AMIN BUNYAMIN (PPP) :
Jadi biasanya sekarang ini kalau di Bogor waktu kemarin kami ikut Panja. Jadi menurut
saya kami sependapat dengan kata perkembangan, karena perkembangan ini dampaknya luas.
Sedangkan perkataan yang di usulkan kemajuan ini lebih sempit. Tetapi menurut saya
perkembangan teknologi informasi. Kata kemajuan adalah satu hal yang agak lebih sempit, karena
perkembangan ini juga didalamnya terdapat kemajuan. Biasanya kita berbicara perkembangan itu
adanya kemajuan teknologi. Saya lebih sependapat dengan perkembangan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi Perkembangan, dari PAN tadi silahkan.
USAMAH M. AL HADAR (PPP) :
Seingat saya itu ada kamus sosiologi, yang menjelaskan perkembangan itu kalau
padanannya itu change, maka change itu perubahan-perubahan yang sifatnya positif maupun
negatif dalam kehidupan masyarakat akibat, ide, teknolog, perilaku-perilaku baru. sedangkan
progress atau development adalah perubahan-perubahan yang positif saja, yang development itu
di desain sekian rupa untuk tujuan-tujuan yang positif.
Jadi pemahaman tentang development atau progress itu lebih sempit hanya positif saja.
Sedangkan change itu bisa juga revolusi adalah change begitu. Nah jadi tinggal mau memilih yang
mana dalam konteks konsideran ini. Kalau mau bicara tadi bahwa perilaku-perilaku baru itu bisa
positif dan negatif karena itu perlu diatur maka perkembangan lebih tepat. Tetapi bahwa Undang-
Undang ini asumsinya mengurus positif-positif saja, jadi kemajuan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Ada yang dari PKS ? Tidak ada.
Dari ahli bahasa barangkali kita perlu dapat masukan, ada ahli bahasanya.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Bukan inikan tadi ada sosiologi, ada deduktif, ada premi segala macam. Sebetulnya dari
awal waktu kami masih di Senayan, esensi yang paling mendasar itu adalah kalau kita bisa
menyusun kembali atau melihat kembali tentang konsiderasi yang dibuat dari piramida terbalik ini.
Sehingga saya tetap berpandangan bahwa mungkin ini yang memang harus di rapihkan ulang,
waktu di sinkronisasi ulang seperti kami pernah bicarakan di Senayan. Sehingga pilihan-pilihan
kata ini juga bisa pas dengan apa yang kita buat dalam piramida terbalik yang telah dibuat oleh
Pemerintah. Kalau pilihan-pilihannya ini sebetulnya dalam kajian ilmu tafsir ada yang disebut
dengan ilmu balaga, gaya bahasa namanya. Ilmu balaga itu adalah salah satu persyaratan yang
meloloskan sebagai ahli tafsir, saya kebetulan belajar ilmu itu. Sehingga umpama begini yah, gaya
bahasa Indonesia kita inikan disebut dengan penggunaan kata yang berlebih-lebihan. Umpamanya
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
seperti ini, berbagai bidang yang secara langsung telah, kata langsung dan telah itu memberikan
gaya bahasa yang berbeda. Kalau kita hilangkan kata telah”Berbagai bidang yang secara langsung
mempengaruhi” maka itu akan beda tanpa kata telah. Nanti itu tadi sebelum ahli bahasa maka bisa
lihat.
Karena itu saya kira sama pengertiannya dengan kalau dia dalam bentuk prilaku-prilaku
perbuatan hukum baru. Maka bukan perbuatannya tetapi prilaku. Jadi umpama kita gunakan
kalimat seperti ini “Kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara langsung
mempengaruhi lahirnya prilaku-prilaku hukum baru” dalam kaedah hukum seperti itu kalimatnya.
Nah saya tidak tahu nanti dalam gaya bahasa Indonesia yang kita lulus dengan 5 ½ , 6 ini saya
tidak mengerti. Makanya katakan sejak awal saya setuju dengan PAN pada waktu kemarin di
Senayan itu, barangkali memang konsideran ini atau pirdamida yang kita susun mulai dinamika
masyarakat kemudian fenomena globalisasi ini dari buku yang kita pegang untuk kita lihat ulang.
Tetapi sepertinya bahwa semua ini hanya kita bicara secara khusus di usulan Pemerintah di Timus
atau di Timsin. Karena kontens dengan pilihan kata, tadi Pak Dedi katakan didalam ilmu
komunikasi itu yang disebut dengan concern analisa menjadi penting. Sehingga Undang-Undang
nanti yang akan datang itu, kita tidak dinilai hanya sekedar membuat saja, ke Mahkamah Konstitusi
berubah lagu, hanya persoalan kata. Dalam sejarah pembuatan Undang-Undang itu hanya dari
pilihan kata.
Karena itu saya kira ini menjadi catatan kalau ternyata nanti ada tambahan dari ahli
bahasa maupun masuk kedalam timmus maupun timsin.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan Ahli bahasa, khusus mengenai perkembangan dan kemajuan yang berkaitan
dengan kalimat yang ada di DIM 5.
AHLI BAHASA :
Terima kasih,
Dalam kalimat memang saya bacakan maknanya, dengan kata kemajuan itu berarti hal
atau keadaan maju tentang kepandaian, pengetahuan dan sebagainya. Sedangkan kata maju
sendiri sebagai dasarnya itu yang pertama berarti berjalan atau bergerak dimuka, tampil kemuka.
Sedangkan makna yang kedua, mendesak kedepan tentang partisan, pergi atau membuat
kemedan perang. Kemudian makna yang ketiga menjadi lebih baik dari patuh, pandai dan
sebagainya. Sedangkan ke empat, bermakna lulus dalam ujian. Dan yang kelima setelah
mencapai atau berada pada tingkat peradaban yang tinggi. Kemudian yang ke enam, maju berarti
cerdas, atau berkembang pikirannya, berpikir dengan baik, itu juga berarti maju.
Kemudian tentang kata perkembangan itu hal berkembang atau, berkembang sendiri itu
yang pertama mekar terbuka atau membentang tentang barang yang berlipat atau misalnya bunga
itu berkembang. Kemudian yang kedua, menjadi besar atau menjadi luas dan menjadi banyak.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Dan yang ketiga menjadi bertambah sempurna, tentang pribadi, pikiran, pengetahuan dan
sebagainya. Dan makna yang ke empat itu menjadi banyak merata, meluas dan sebagainya, itu
makna kata berkembang.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi ketentuan ini baik kemajuan maupun berkembang ini positif saja. Sekarang kita balik
kalau begitu, ini memang pilihan yang harus kita, kalau kita berbasis pada yang masuk tadi ini
esensinya memang tetap berkembang saja, kan begitu dari Golkar, PPP, PAN. Nah sementara
PDI P tetap pada kemajuan, ini sifatnya sama saja. Karena dua-duanya memang positif. Kita
kembali kepada PDI P.
GANJAR PRANOWO (PDI-P) :
Saya mau tanya kepada Ahli bahasa, kalau dalam konteks dan konsep ini yang paling pas
pilihan bahasanya apa ?
AHLI BAHASA :
Kalau ditanya kepada saya, focus disini ke perkembangannya atau ke teknologi informasi
baru. kalau kita focus ke teknologi informasi maka kalimat ini kita khususkan kesitu bahwa
teknologi informasi yang berkembang pesat, maka kata berkembang itu bisa ditaruh di belakang.
Tetapi kalau focus kita ke perkembangan teknologi informasi bisa di belakang itu yang begitu pesat
atau yang pesat itu bisa.
GANJAR PRANOWO (PDI-P) :
Bukan itu Bu, coba Ibu membaca kalimat secara keseluruhan dari perdebatan di forum ini,
ada dua pilihan kata mau berkembang atau malah maju. Kami ini kebetulan tidak begitu ahli soal
bahasa tetapi kami punya pikiran itu sehingga dalam konteks atau kembang ini menurut Ibu dari
konteks bacaan keseluruhan yang digunakan dalam kalimat ini yang pas yang mana ?
AHLI BAHASA :
Yang pas yang berkembang.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kita tidak masuk disitu, jadi kalau didalam konteks ini yang tepat perkembangan, karena
memang perkembangan teknologi informasi yang kemudian ada dampaknya itu.
Silahkan Pak.
JOSEF A. NAE SOI (PG) :
Pimpinan,
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Setelah mendengar penjelasan dari ahli bahasa berkembang itu ada, kembang puncuk,
ada maju pesat. Bagaimana kalau disini kita masukan dua-dua saja supaya tidak bingung begitu.
Karena saya mendengar dari bahasa dua-duanya itu masuk dan bisa tidak. Supaya kita tidak
bingung, tidak confuse maka kita majukan saja perkembangan dan kemajuan sekaligus.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira ini usulan.
JOSEF A. NAE SOI (PG) :
Maksud saya seperti, kalau memang tadi ada dorong dan sebagainya, ada kembang ada
kuncup. Jadi kalau misalnya itu masih samar-samar dan prinsipnya sama, kenapa kita tidak
masukan dua-duanya perkembangan dan kemajuan begitu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Memang kembali kepada ahli bahasa, kalau perkembangan itu include didalam
kemajuannya, atau dua-duanya kita masukan.
AMIN BUNYAMIN (PPP) :
Sekarang memakai bahasanya yang baku itu, kita mempergunakan sehari-hari itu maju
atau mundur. Jadi yang pokok dikatakan perkembangan teknologi, perkembangan secara teknik
maju kedepan dan kita secara dampak dari pengertian teknologi adalah penggunaan pemanfaatan
dan juga dampak dari pada pelanggaran hukum juga berubah. Makanya berkembang.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kita Pak Cypranus.
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Terima kasih Pimpinan,
Kebetulan konsep dasar dari pemikiran Fraksi kami adalah Undang-Undang in ilex
spesialis. Karena itu kata kemajuan kita khususkan pada transaksi elektronik, inikan kita bermain
menjual maya bukan perkembangan dalam arti luas. Jadi kemajuan teknologi yang kita capai,
dimana kemajuan itu mempengaruhi pola hidup, itukan yang kita mau capai sebenarnya. Pola
hidup yang mau dipengaruhi oleh kemajuan ini. Kalau pola hidup berpengaruh berdampak pada
perubahan, sikap yang harus diatur oleh Undang-Undang, itukan yang mau kita capai. Tadi sudah
dikatakan, kalau maun umum itu kita tetap di teknologi informasi tadi malam. Tetapi setelah lex
spesialis maka kemajuan itu sudah menjadi cirri khasnya. Karena itu, bukan kita ingin
mempertahankan ini. Kalau kita memang sepakat mana yang terbaik kita mempersoalkan yang
terbaik dengan pengaturan hukumnya. Kami tetap kepada kemajuan karena in ilex spesialis and ini
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
kukuh untuk transaksi elektronik, itukan kemajuan teknologi itu yang mau kita, kemajuan itu
berdampak kepada perubahan pola kita yang harus diatur pola itu untuk perubahan kepada
pengaturan hukunya. Karena itu kita serahkan tetapi ini pilihan politik, ini bicara soal Undang-
Undang yang berdasar kepada maka atau tidak, itu pilihan kami.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi saya kira begini, PDI P melihat bahwa istilah kemajuan ini tepat, tetap karena
teknologi itu sendiri kemarin netral adanya gerakan kedepan saja. Bahwa dampak macam-macam
itu adalah persoalan pos kemajuan itu sendiri. Nah ini bisa juga terlibat sebagai suatu pemikiran.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Terima kasih Pimpinan,
Maju itu justru suatu target yang ingin dicapai yang sebelumnya melalui sebuah
pergerakan, itu maju. Ketika maju itu tidak tercapai maka yang direncanakan itu akan dianggap itu
perencanaannya kurang bagus. Berkembang kita tidak tahu bahwa berkembang mundur bisa atau
hanya berkembang itu hanya maju saja. Nah karena itu dalam konteks terkait dengan konsideran
ini, karena ini berkembangnya berimplikasi kepada yang baik dan buruk maka hukum itu hadir
untuk menyelesaikan masalah ini karena hukum ini berada dalam posisi bagaimana meluruskan
tujuan itu dan melegalisir hal-hal yang tidak di inginkan dalam perbuatan-perbuatan, karena itu
kami berpendapat bahwa kata berkembang untuk kebutuhan redaksi dalam ini memang sudah
tepat untuk kita pakai dalam konteks kepentingan bahasa dan rumusan konsideran itu.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Dari Golkar terlebih dahulu.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Baik terima kasih Pimpinan,
Yang pertama bahwa karena ini kourumnya harus kourum politik karena itu kita perlu
mendengar fraksi-fraksi yang lainnya. Sehingga tadi PDI P perlu diakomodir jangan lama-lama, itu
yang pertama.
Yang kedua, karena tadi banyak ahli yang mengeluarkan pendapat maka saya hanya ingin
mengtrasing saja. Bahwa saya sependapat dengan, kalau memang contains yang kita bicarakan
adalah perbuatan hukumnya. Bahwa kesepakatan dengan apa yang disampaikan Saudara Dedi
memang perlu diatur perbuatan-perbuatan apa yang akan menuju kepada suatu politik sehingga
sikap itu bisa dibatasi dengan norma tertentu.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Menurut saya perbuatan hukum itu suatu tingkah laku melahirkan bermacam-macam
perbuatan, ada perbuatan budaya, kepercayaan, karena itu tetap atau tidak ada lagi bahasa lain
hanya pembuatan hukum. Nah perbuatan hukum itu tentu jangan kita baca perkembangan terus
kita bahas perkembangan. Nah menurut saya ahli bahasa yang ada mungkin tidak boleh melihat
kata perkembangan itu, terus membahas perkembangan kalimat itu ataupun kata itu, kalau tidak
maka kita akan sulit sejauh mana untuk kepentingan perbuatan hukumnya. Kita harus sampai
bahasa kepentingan perkembangan ini dalam rangka melahirkan perbuatan hukum.
Nah itu menurut saya, supaya kita jangan berlama-lama. Karena ini forumnya politik, hadir
juga pakar-pakar yang berbahasa politik, sebaiknya mengakomodir saja. Jadi menurut saya saran
kongkritnya adalah bahwa perkembangan kemajuan teknologi informasi.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi ada usulan penggabungan makin kuat kelihatannya, baik dari PDI P. Saya kira ini
sudah lebih nampaknya bersamaan paham antara PDI P dan Golkar. Jadi perkembangan dan
kemajuan di satukan dalam satu kata Perkembangan dan Kemajuan teknologi informasi yang
demikian pesat. Saya kira itu bisa diterima ?
Silahkan Pak Dedi.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Saya kira saya bisa memahami mengapa ada usulan perkembangan dan kemajuan,
karena kalau merujuk pada ekimologis didalam Bahasa Indonesia ternyata tidak ada perbedaan
konsep antara pengertian atau kata tentang kemajuan dan perkembangan, tetapi mohon maaf
kalau merujuk kepada konsep sosiologi dan politik, dimana konsep atau development itu banyak
kita temukan, itu jelas lagi perbedaannya sangat signifikan, karena itu menurut kami kalau merujuk
kepada konsideran maka yang pertama, mohon kepada PDI P konteks kalimat ini belum masuk
kepada wilayah lex spesialis karena kita belum berbicara tentang transaksi elektronik. Maaf kan
saya mengajukan ICT.
Yang kedua, konsideran ini mau menunjukan perkembangan ICT atau teknologi informasi
yang begitu pesat yang melahirkan bentuk-bentuk atau perilaku baru yang bisa positif maupun
negatif. Sehingga dibutuhkan nanti pengaturan, kira-kira begitu. Karena itu yang lebih tepat kita
menggunakan perkembangan. Jadi sesuatu yang tidak bisa dicampur adukan perkembangan
dengan kamajuan karena konsepnya sangat konseptual berbeda.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
KETUA RAPAT ( YASIN KAPA ) :
Saya kira setelah mendengarkan masukan yang cukup banyak yang sudah masuk, sudah
termasuk soal kemajuan itu. Sehingga saya pikir kita sudah sepakat bahwa kita gunakan disini
dengan istilah perkembangan. Bisa disetujui ?
(Ketok Palu 1x)
Kemudian yang terakhir mengenai menggunakan istilah teknologi informasi atau bisa
menggunakan ICT saja. Silahkan dari Golkar atau dari PAN dahulu.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Mohon maaf ini ada buku information teknologi tahun 1996, yang saya bawa kemarin
termasuk yang ini, tahun 2004 itu sudah berubah menjadi ICT, kenapa ?, karena ini kompergensi
yang sangat kuat. Maksud saya kalau kita mau bicarakan konsideran, mau bisa tentang
keseluruhan produk dari teknologi informasi ini yang secara disebut ICT, mendingan lebih tepat
dan lebih maju kita memakai konteks ICT karena itu payung terhadap transaksi elektronik.
Sedangkan teknologi informasi itu lebih spesifik, tetapi yang mencakup seluruh perkembangan
teknologi informasi yang sekarang masih konforgensi itu adalah ICT. Karena itu saya
mengusulkan, akan lebih baik kiranya kalau kita menggunakan kata ICT Perkembangan informasi
dan teknologi informasi. Dan didalam berbagai literatur itu sudah dirubah menjadi ICT, sehingga
masyarakat informasi itu lahir karena perkembangan ICT atau kemajuan ICT yang luar biasa.
Sehingga ada indikator-indikator bagaimana mengukur tentang masyarakat informasi itu. Jadi
semata-mata tadi karena keperluan akademik untuk dijadikan policy politik.
KETUA RAPAT ( YASIN KAPA ) :
Sebelumnya istilahnya dengan bahasa Indonesia itu apa ?
DEDI D. MALIK (PAN) :
Sekarang kan Depkom Info itu nanti Departemen Komunikasi dan Informasi. Tadi oleh
Pemerintah hanya dikatakan kalau boleh masuk dalam sikronisasi atau tim perumus saja, tetapi
saya kira cukup substansial maka kita angkat sebagai sesuatu yang perlu kita sepakat bersama.
Silahkan Golkar,
KETUA RAPAT ( YASIN KAPA ) :
Susunannya adalah dari teknologi informasi dan komunikasi, di tambah komunikasi. Jadi
begitu, kira-kira penjelasannya atau usulannya.
Dari Golkar silahkan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
MUSFIHIN DAHLAN (PG) :
Terima kasih Pimpinan,
Kami Fraksi Partai Golkar cukup memahami apa yang disampaikan dari PAN, karena
memang pertemuan ini yang terakhir berkembang menjadi informasi teknologi. Jadi saya kira kita
pun sekarang sudah pakai ini, perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kami dari Komisi X itu sudah
memakai terinalogi fisika. Jadi terminologi, teknologi informasi, komunikasi dan saya kira teknologi
informasi dan komunikasi dewantik. Saya kira ini tinggal kita menyesuaikan, karena memang ada
komunikasi yang terakomodir informasi selama ini. Jadi masyarakat informasi itu tidak
mengakomodir masyarakat komunikasi. Jadi saya kira disana masalahnya, kalau kami cenderung
bisa menambah terminalogi, informasi, karena ini perkembangan terakhir.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebagai suatu perkembangan yah, PDI P ?
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Terima kasih Pimpinan,
Kita sejak awal pembahasan Undang-Undang RUU ini sudah berpikir, transaksi elektronik
ini sudah termasuk komunikasi dan informasi, itukan pemikiran dasar kita sejak awal. Kita
memahami bahwa RUU informasi dan transaksi elektronik termasuk komunikasi dan informasi.
Nah kalau umpamanya kita mau memperluas, itu kan berarti perkembangan luas, itu kemajuan
terlalu luas. Kita kan sekarang lebih fokus transaksi elektronik, lex spesialis itu. Kita tetap apa,
bukan mengabaikan..................
Lebih sosialis. Kita tetap, bukan mengabaikan. Memang dari segi perkembangan ilmu,
memang perkembangan teknologi umum memang begitu. Tetapi kita mempersempit
perkembangan itu pada transaksi elektronik yang didalamnya ada pembukaan, tidak informasi.
Akhirnya kita kembali kepada Pemerintah, kira-kira yang kita mau capai apa ? Apakah atau
transaksi elektronik yang kita mau bahas ini, mau mempersempit medan kerja kita ini. Terima kasih
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Masih ada ? Dari PPP, silahkan.
USAMAH M. AL HADAR (PPP) :
Terima kasih,
Saya kira DIM Pemerintah ini buat yang tadinya teknologi informasi, sedangkan Fraksi
PAN mengusulkan adanya tambahan komunikasi. Saya menyarankan itu sebaiknya Pemerintah
menanggapi dulu apakah setuju dengan saran dari PAN, yang kita tanggapi itu adalah usulan dari
Pemerintah. Kita ingin tahu apakah sudah termasuk didalamnya komunikasi seperti yang
dijelaskan dari PDI P tadi. Saya kira sebaiknya Pemerintah menanggapi terlebih dahulu.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Iya itu tadi, dikatakan bahwa ini masuk dalam perumus saja, tidak prinsipil tadi
menurutnya, menurut Pemerintah. Namun demikian ternyata inikan dari flour PAN sendiri melihat
bahwa sebaiknya sudah ada komunikasi sebagai istilah yang sudah sangat berkembang sekali.
Fraksi Golkar juga melihat perlu itu. Oleh karena itu kita putar saja, kemudian kita kembalikan
kepada Pemerintah.
Dari Demokrat ada ? tidak ada. Fraksi PKB silahkan.
ALI MUBARAK (PKB) :
Terima kasih Pimpinan,
Saya ini disini yang dari awal kita juga berbicara menyetujui dengan istilah perkembangan.
Kalau kita lihat didalam perkembangan, disini kita berbicara kepada masalah teknologi dan
informasi. Tetapi disini kalau kita memasukan dengan communication, kalau tidak salah Undang-
Undang sendiri mengenai komunikasi. Jadi bagaimana saya berpikir disini jangan terjadi hal-hal
yang antara communication dengan teknologi informasi. Saya kira lebih tepat digunakan dengan
teknologi informasi itu tadi dan tidak perlu ditambah dengan communication. Comunication itu
adalah supaya ada Undang-Undang nya tersendiri, itu yang saya tahu. Jadi kalau digabung disini,
akhirnya menjadi dua communication and technologi information. Jadi kalau yang kena adalah
information technologi itu tadi.
Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Masih ada ?
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Terima kasih,
Saya prinsipnya tidak saja setuju tetapi sangat amat setuju dengan PDI P dan PKB.
Karena begini yang kita bicarakan dari informasi dan transaksi elektronik ini adalah faktor
konsideran yang tadi kita bicarakan atau perkembangan itu kemajuan informasi yang begitu pesat,
yang begitu berkembang. Sehingga transaksi elektronik pun juga hanya dengan menggunakan
gaya informasi teknologi informasi tadi. Bahwa ada komunikasi disitu, saya setuju dengan
perkembangan di edisi terakhir dari bukunya Little John itu tentang communication memang
dijelaskan ini, teknologi informasi dan komunikasi. Kawan-kawan yang sekolah buku Little John itu
saudara Jefrey itu edisi terakhir. Harganya kita pesan indentnya 3 bulan baru bisa dapat.
Jadi saya ingin katakan bahwa memang ini ahli komunikasi, bukan Lapindo disini. Jadi
maksud saya memang dari secara khusus kita tidak membicarakan tentang substansi komunikasi
pada Undang-Undang ini. Karena itulah saya kira memang ketika kita draft yang di usulkan oleh
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Pemerintah ini memang tepat kita menggunakan kalimat teknologi informasi dalam sebuah
transaksi elektronik. Karena itu tadi saya memberikan apresiasi dan persetujuan saya untuk
memang tidak perlu lagi diputar, langsung di ketok saja palu.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Khusus untuk Pemerintah, saya kira Pak Dirjen ini mengenai ICT, ada information
technologi, ada communication technologi tadi begitu uraiannya dan subtansinya. Apakah memang
diperlukan tambahan communication menurut Pemerintah bagaimana ?
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Baik dan terima kasih,
Betul-betul baik istilahnya, kembali ada proses impeachment mengenai apa yang menjadi
usulan Pemerintah. Kami mohon Pak Profesor Ahmad Ramli memberikan gambaran kepada kita
mengenai substansi dari Undang-Undang ini yang ada kaitan dengan teknologi informasi.
Silahkan.
KETUA RAPAT ( YASIN KAPA ) :
Silahkan Pak.
RAMLI (DEPKOMINFO) :
Terima kasih Bapak Pimpinan,
Jadi sebetulnya kalau kami melihat secara jernih Rancangan Undang-Undang ini secara
struktur seluruhnya. Undang-Undang ini sebetulnya hanya berbicara tentang teknologi informasi.
Jadi kenapa kemudian Pemerintah memasukan kata-kata pengertian hanya teknologi informasi,
karena masalah komunikasi memang kita tidak spesifik di Undang-Undang ini. Karena kalau sudah
akan masuk masalah komunikasi disitu, kita mesti bicara tentang frekuensi, kita mesti bicara
tentang alokasi-alokasi penggunaan gelombang dan seterusnya yang sebetulnya sama sekali kita
tidak singgung disini.
Oleh Karena itu dengan tidak mengurangi rasa hormat, sebetulnya ini bukan kita memihak
kepada salah satu tetapi kita melihat kepada pendapat Pemerintah yang awal sesuai dengan surat
Presiden. Kami menganggap bahwa penggunaan kata teknologi informasi itu sudah cukup dan
dalam ilmu hukum. Kita juga mengenal isitilah yang ada saat ini yaitu the low of information
technologi information, itu yang kita gunakan dan disamping itu ada hukum tentang hukum
perencana telekomunikasi. Jadi untuk tidak merubah struktur Undang-Undang ini, karena kalau
kita menggunakan ICT disamping definisi akan berubah juga banyak, juga struktur kebelakangnya
harus dirubah. Tetapi orang akan bertanya kenapa ada kata commnunication sementara alokasi
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
frekuensi tidak diatur dan seterusnya. Maka ini akan membuat Undang-Undang kita menjadi
dipertanyakan orang.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi saya kira penjelasan Pemerintah cukup rasional, jadi ada pertanyaan dulu saya kira.
Silahkan.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Transaksi inikan kita tengah berbicara tentang konsideran dan konsideran itu bersifat lex
generalis. Kalau lex generalis maka konsep itu seluas mungkin, kalau bicara tentang ICT itu bukan
hanya telekomunikasi, frekuensi itu telekomunikasi. Tetapi ketika kita proses transaksi itu
melibatkan human informant keterlibatan manusia didalamnya terlibat disitu didalam proses
transaksi itu dan kita melihat ada conpergensi itu. Maksud saya apakah transaksi elektronik itu
subset dari teknologi informasi atau subset dari ICT ? Itu pertanyaannya, mengapa subset itu
bagian kecil. Kalau dari system itukan ada subsistem-subsistem. Jadi kalau bicara transaksi
elektronik sebagai subset maka setnya itu adalah tadi yang lebih luas ICT maka tadi cenderung
ICT-nya. Karena tadi konsep teknologi informasi itu mengandung arti yang lebih spesifik. Kalau
mau spesifik sudah saja ICT langsung, tidak usah lagi teknologi informasi lex spesialis
konsiderannya. Kalau mau konsisten maul ex spesialis. Tetapi lex generalis kita ambil konsep yang
paling besar, kita mau menggambarkan apa disini, perkembangan ICT dan keseluruhan itu yang
bisa positif maupun negatif, pemahaman saya.
Kemudian kalau Pemerintah, susah lagi membuat Undang-Undang-nya harus merubah,
maka silahkan itukan soal kepentingan sekpri.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi saya kira kalau menurut saya sudah terjadi kesepahaman, kita tetap pada konsep dan
menginformasi. Bisa kita terima ?
(Ketok 1x)
Baik saya kira kita sudah menyelesaikan ayat ini bahwa perkembangan teknologi informasi
yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai
bidang yang secara langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru,
bisa diterima ?
(Ketok Palu 1x)
Selanjutnya ini yang penting bahwa ada kejelasan yang luar biasa disini, maksudnya
dalam pasal-pasal berikutnya akan sangat mempengaruhi kelancaran pembahasan. Selanjutnya di
ayat (b) DIM 7 yang sekarang menjadi DIM 6, bahwa kegiatan pemanfaatan teknologi informasi
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
perlu terus dikembangkan tanpa mengesampingan persatuan dan kesatuan nasional dan
penegakkan hukum secara adil sehingga pelanggaran-pelanggaran yang berkaitan dengan
pemanfaatan teknologi informasi dapat di hindari melalui penerapan keseragaman akses dan
Peraturan Perundang-undangan. Ada dari PDI P, silahkan PDI P.
ELVA HARTATI (PDI-P) :
Terima kasih Pimpinan,
Usulan perubahan dari PDI Perjuangan yaitu teknis, mengganti kata kegiatan dengan
kata-kata segala aspek penggunaan dan mengganti kata pelanggaran-pelanggaran dengan kata
penyalahgunaan. Diantara kata dengan dan kata pemanfaatan ditambah rangkaian kata
penggunaan dan. Setelah perubahan, bahwa segala aspek penggunaan dan pemanfaatan
teknologi informasi perlu terus dikembangkan tanpa mengesampingkan persatuan dan kesatuan
nasional dan penegakan hukum secara adil. Sehingga penyalahgunaan yang berkaitan dengan
penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dapat dihindari melalui penerapan keseragaman
azas dan Peraturan Perundang-undangan.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kemudian dari Fraksi BPD.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Saya perlu mengatakan bahwa pada ayat (d) ini sebetulnya substansinya tidak, dari
pilihan-pilihan kata ini saya kembali mengatakan bahwa tidak mempengaruhi substansi yang kita
kemukakan dari ayat (d) ini. Tepatnya memang kami berharap banyak agar ada beberapa kata
menggantikan kalimat tanpa mengesampingkan ini digantikan dengan untuk memperkokoh. Sebab
esensinya ini akan memberikan makna ketika kita menggunakan kata memperkokoh akan bisa
melengkapi beberapa makna-makna dalam substansi dari ayat dari (d), itu yang ingin kami
sampaikan.
Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Terima kasih,
Kemudian terakhir dari, silahkan Pemerintah atas usulan ini.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Baik Bapak Pimpinan dan Ibu sekalian,
Jadi setelah konsideran butir (6) yang baru saja kita lewati, masuklah kita kedua
konsideran berikutnya. Yang 7 (d) yang sekarang sedang dibahas ini bicara masalah perbuatan
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
hokum dalam arti kata melawan hukum yang negatif. Kalau masuk ke 7 (e) nanti, bapak lihat disitu
ada kaitan dengan perekonomian dan sebagainya. Maka itu adalah perbuatan yang menurut
hukum, jadi perbuatan hokum juga yang positif. Jadi yang butir 7 ini ada kaitan dengan
pelanggaran yang tadi usulan dari Fraksi PDI P menjadi penyalahgunaan diganti. Jadi saya kira ini
nanti dicari kesepakatan atau diminta ahli bahasa apakah yang tepat pelanggaran, apakah
penyalahgunaan.
Kemudian ada pengulangan dan penguatan sebelum kata pemanfaatan ditambahkan
penggunaan, jadi penggunaan dan pemanfaatan. Jadi memberikan penguatan-penguatan, jadi ini
juga nanti dilihat efektifitas dari penggunaan dua bahasa ini dengan penggunaan pemanfaatan.
Kembali barangkali ahli bahasa kita bisa minta. Jadi itu yang terkait dengan konsideran untuk DIM
nomor 7 ini.
Saya kira demikian Pimpinan.
Kemudian yang berkaitan dengan ini tambahan dari Fraksi PD itu untuk memperkokoh
setelah kata dikembangkan.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Pimpinan,
Jadi sebetulnya memperkokoh itu adalah kalimat yang positif, digunakan kalimat yang
positif saya ini bagus saja karena mengganti kata mengesampingkan. Mengesampingkan berarti
hal atau bahasa negatif begitu, tetapi dengan mengokohkan berarti menggunakan bahasa yang
positif.
Saya kira kami bisa menerima itu
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebentar yah,
BOY M.W. SAUL (PD) :
Mau mengklarifikasi dari Pemerintah,
Jadi begini, saya ingin penjelasan bahwa konsideran yang ada disini kenapa tiba-tiba
masuk dalam tanpa mengesampingkan persatuan dan kesatuan nasional. Artinya kita lagi
menyanyi pop tiba-tiba menyanyi keroncong. Jadi masuk lagi nyanyi pop tiba-tiba masuk ke nyanyi
keroncong, tidak mengenyampingkan persatuan dan kesatuan nasional. Sekarang menurut
Pemerintah apa sih sebenarnya hubungannya, tiba-tiba kita berbicara pemanfaatan teknologi, tiba-
tiba tidak mengenyampingkan persatuan dan kesatuan nasional. Kalau penegakan hukum sudah
jelas bahwa ini memang kita buat Undang-Undang dalam kerangka itu. Tetapi persatuan dan
kesatuan nasional, saya bukan anti kesatuan dan persatuan nasional tetapi tiba-tiba lagunya lagu
pop kemudian masuk keroncong, ini apa dan tolong dijelaskan. Kira-kira maksudnya bagaimana
itu. Terima kasih Pimpinan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira begini, Pemerintah sudah menjelaskan mengenai alternatif tadi. Artinya
memungkinkan saja untuk diganti sesuai dengan usulan dari F-BD. Nanti kita akan bahas secara
berurut. Yang pertama tadi kita menilai dulu dengan usulan PDI P yang meminta agar masuk pada
bahwa segala aspek kegiatan kita ganti dengan segala aspek penggunaan. Kita lemparkan dulu ini
supaya pembahasan nanti kita akan masuk dalam point pengganti.
BOY M.W. SAUL (PD) :
Jadi Pimpinan maksud saya,
Sekaligus klarifikasi, sekaligus kita tahu apa back mind-nya oleh Pemerintah didalam
kerangka memasukan kata-kata persatuan dan kesatuan nasional.
Baik, terima kasih.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi begini pak,
Kalau kita membaca kalimatnya secara utuh, mengapa kita bukan melompati tiba-tiba
sedang jazz langsung masuk dangdut bukan begitu. Tetapi kita lihat ujung kalimat adalah demi
keseragaman azas peraturan. Jadi persatuan dan kesatuan itu kita memiliki keseragaman azam,
keseragaman pengaturan azasnya seperti apa. Ini dalam kaitan memperkokoh persatuan dan
kesatuan begitu. Jadi kalimatnya harus ini, harus dibaca secara utuh begitu.
BOY M.W. SAUL (PD) :
Nah kenapa tidak menggunakan kata-kata yang tadi, demi azas keseragaman.?
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Ada, sudah tercantum disini.
BOY M.W. SAUL (PD) :
Berarti kan ada dua makna disini.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Melalui pendalaman, jadi bagian akhir dari konsideran butir 7 ini adalah melalui penerapan
keseragaman azas dan peraturan perundangan, keragaman azas.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi ini lebih kepada, kalau dari sudut substansi keinginan Pemerintah itu sama dengan
kita yaitu persoalannya adalah lebih pada bagaimana mengkalimati secara pas. Tetapi saya kira
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
balik ke urutan persoalan kita yang pertama mengenai segala aspek penggunaan yang di ajukan
oleh PDI P mengganti kegiatan. Mungkin ada tanggapan dari fraksi-fraksi, dari Golkar ada atau
setuju dengan usulan PDI P. Supaya ada indikasi persatuan itu kuat.
Silahkan.
MUSFIHIN DAHLAN (PG) :
Saya pikir kita berada dalam posisi lebih setuju dengan Pemerintah. Jadi apapun
pemanfaatan teknologi lebih luas sebetulnya dari pada kata penggunaan teknologi. Jadi saya kira
untuk kata pemanfaatan lebih mendekat.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Dari kegiatannya, jadi aspek kegiatan itu dirubah menjadi aspek penggunaan dan
pemanfaatan jadi terlihat langsung begitu. Jadi bukan kegiatannya, jadi pemanfaatan atau, Pak
Victor.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Terima kasih Pimpinan,
Saya menambahkan pada prinsipnya bahwa Fraksi Partai Golkar memandang apa yang
hendak ingin dicapai dengan Pemerintah ini sudah cukup dengan kegiatan kalau dibawah mungkin
tidak akan ada pengembangan itu.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Dari Fraksi Demokrat, PPP ?
AMIN BUNYAMIN (PPP) :
Ini kita menanggapi usul-usul dari 3 Fraksi, PDI P, kemudian PPP ini. Juga kalau tanpa
memberikan dulu konsep yang dari Pemerintah maka ini tidak akan bercerai-cerai. Oleh karena itu
kepada pihak Pemerintah dahulu saya bertanya ini. Bahwa kegiatan pemanfaatan teknologi
informasi perlu terus dikembangkan sehingga pelanggaran-pelanggaran yang berkaitan dengan
teknologi informasi dapat dihindari melalui penerapan dan peraturan perundang-undangan. Apa
sasaran sudah sampai kesana sebagaimana yang dimaksud ? Tanpa menyebutkan keroncongnya
tadi itu, ini lewat keroncongnya saja sampai inti masalah. Saya kira tidak kena itu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Nanti kita segera kita kembali.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
JEFRY MESE (PDS) :
Saya pikir concern tentang tadi disampaikan perubahan jazz, keroncong, dangdut, rock itu
sebetulnya menurut pemahaman saya lebih merupakan konsumsi pada saat raker, paling tidak
kalau ada concern itu seharusnya sudah di masuki pada saat Pansus. Saya pikir kalau itu perlu
diangkat lagi sekarang. Karena apa yang tertera disini hanya 3 Fraksi yang mengusulkan
perubahan. Kalau ada usulan-usulan perubahan tadi atau concern tentang perubahan, kata-kata
seperti dianalogikan oleh Pak Boy seperti dangdut, keroncong dan lain-lain. Semestinya sudah
tertampung dalam usulan perubahan pada saat kita sebelum memasuki Pansus. Jadi pada saat
pra Panja, saya pikir begitu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Justru pada Panja kemarin ini ini, nah karena itu saya menganjurkan supaya kita melihat
satu DIM yang di sampaikan dan kemudian kita kembali kepada keutuhan. Nah karena ini
memang mungkin saja, dimungkinkan saja ada usulan perubahan-perubahan yang dianggap
penting, jika dianggap penting kita bersepakat untuk melakukan perubahan.
Silahkan.
USAMAH M. AL HADAR (PPP) :
Terima kasih Pimpinan,
Saya kira menanggapi itu, disini Panja ditugaskan oleh Pansus. Masalah ini diputuskan
langsung dibawah Panja. Berkaitan masalah keroncong tadi, saya pikir itu bukan masalahkan jadi
mengganti. Kata mengesampingkan diganti tetap memperkokoh, itu berkaitan dengan keroncong.
Sehingga perlu dibahas disini.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kita sudah sepakat ini, silahkan pak.
SUDJUD SIRADJUDDIN (PAN) :
Baik terima kasih,
Kalau kita ikuti pembahasan tadi malam menyambung kita mau mencari insert
pandangannya PDI P pada konsideran. Tetapi DIM 3 dan DIM 4 itu yang menyangkut soal
keadilan pemerataan segala macam itu maka setelah kita perhatikan itu dan kaitkan pada DIM 7
(d) saya pikir tidak ada lagi ada kuncinya (d) dari sini. Lebih cenderung kita drop saja, karena
substansi disini sudah diakomodasi pada susupan dari PDI P tadi malam yang kita bicarakan pada
jam 10, sisipan. Dan kita akomodasi tadi malam karena ini subtansinya adalah pengaturan,
keseragaman, keadilan, distribusi segala macam. Sehingga menurut kami dari PAN, minimal saya
pribadi menyatakan bahwa mendingan dari ketua DIM 7 (d) itu kita drop saja.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan PKB.
ALI MUBARAK (PKB) :
Saya lihat, saya sependapat dengan apa yang dibicarakan oleh PAN. Karena saya lihat
mengenai dari pada DIM 7 (d) disini disebutkan bahwa kegiatan pemanfaatan teknologi informasi
perlu terus dikembangkan tanpa mengesampingkan persatuan dan kesatuan. Saya teknologinya
tanpa Undang-Undang kan berkembang dengan sendirinya. Apalagi kita bicara masalah kesatuan.
Ini dengan masalah persatuan itu tadi, lalu kita menyangkut pada masalah Undang-Undang yang
kita bicarakan adalah Undang-Undang mengenai information, mengenai teknologi tadi.
Kemudian kalau kita berbicara mengenai masalah perkembangan, saya kira tanpa DIM
dimasukkan dengan Undang-Undang maka otomatis akan berkembang sendirinya. Apalagi
dikaitkan dengan masalah persatuan kita. Jadi saya kira kalau ini di drop saja kalau kita lihat pada
yang di 8 (e) ini sudah ada di komplikasi 8 (e) itu “bahwa pemanfaatan teknologi informasi
khususnya pengelolaan informasi semuanya sudah tercantum disini. Jadi saya punya pandangan
lebih baik DIM 7 (d) di drop saja. Sehingga tidak terjadi double-double apalagi ada istilah
pemanfaatan dan sebagainya.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan PKS.
AHMAD CHUDORI (PKS) :
Saya kira menarik pendapat dari PAN dan PKB barusan untuk mendrop. Jadi memang
perlu penjelasan tambahan dari Pemerintah target dari ayat ini kemana. Apakah peran Pemerintah
untuk mendorong itu, yang itu sudah ada di ayat sebelumnya atau meminimalisir pelanggaran-
pelanggaran itu juga saya kira nanti ada yang berikutnya, jadi menarik juga. Jadi tolong di perjelas
atau di pertajam oleh Pemerintah.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebelum ke Pemerintah, silahkan.
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Memang pikiran pandangan dari PKB juga menarik, tetapi substansi yang kita kemukakan
disini memperkokoh persatuan dan kesatuan. Nah ini sekarang bagaimana kita memaksakan ini,
bahwa bagaimana pun juga kemajuan teknologi tanpa memperkokoh kesatuan dan persatuan
maka tidak bergunanya Indonesia ini, itu persoalan. Hanya bagaimana memasukan dari sebagian
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
dari keseluruhan. Saya pikir ini sangat penting, mungkin ahli bahasa itu saya waktu jadi tim
memperkukuh bukan memperkokoh, sekarang ada perubahan baru diduga memperkukuh. Saya
masih ingat bagaimana edit-editnya Pak Kyai dulu.
Persoalan inti disini kan memperkokoh persatuan dan kesatuan, jadi itu yang mau
diakomodasi oleh DIM ini. Karena itu ditambah mau dimana yang penting ada ini, karena ini prinsip
yang kita harus pertahankan juga.
Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira ini memang kita gabungkan sedikit, karena kalau begini muatannya maka
sebaiknya di hilangkan saja. Tetapi kalau usulan dari Pak Ali Mochtar tadi akan masuk supaya
jangan menjadi keroncong seperti yang dikatakan supaya tetap jazz. Yang mana Pemerintah mau
maka mungkin tetap saja pasal ini tetapi lebih pada focus pada itu. Tetapi kalau seperti yang
sekarang ini mungkin lebih bagus.
Silahkan Pemerintah sampaikan.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Setelah mendengarkan pandangan-pandangan dan juga masukan-masukan maka kami
mengusulkan begini. Mungkin supaya rasa keroncongnya terasa dan iramanya selaras dari awal
sampai akhir begitu yah jadi tiba-tiba tidak ada impruf jazz ditengahnya. Maka sarankan begini, jadi
makna memperkukuh persatuan dan kesatuan tetap ada berkaitan dengan penerapan azas-azas
yang seragam, tetap muncul. Kemudian yang ada kaitan dengan pelanggaran dan pemanfaatan,
mungkin kata pengunaan dan pemanfaatan tadi malam sudah kita tetap gunakan, itu akan
dimasukkan didalam butir 8 (i) konsideran berikutnya. Jadi 8 (i) akan memiliki muatan ada kaitan
dengan pemanfaatan teknologi informasi tetapi didalamnya memuat 2 (dua) hal yaitu pertama
terkait bagaimana pelanggaran-pelanggaran bisa kita cegah, bisa kita atur. Kemudian yang kedua
pemanfaatan yang sangat positif untuk perkembangan ekonomi juga muncul di 8 (i) ini.
Jadi rasa atau warna didalam konsideran 7 (d) itu terkait dengan memperkokoh,
memperkukuh istilahnya persatuan dan kesatuan melalui penerapan, keseragaman azas-azas
didalam peraturan perundangan,itu satu. Kemudian yang konsideran berikutnya berkaitan dengan
muatan pelanggaran yang sifatnya negatif dan juga meningkatkan pemanfaatan teknologi
informasi dalam konteks kegiatan perekonomian dan sebagainya. Jadi dipisahkan begitu antara
konsideran butir 7 (d) dengan 8 (e). Mungkin Profesor Ramli akan menambahkan juga, silahkan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan Prof.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Terima kasih Bapak Pimpinan,
Sebetulnya kami menganggap bahwa memasukan unsur persatuan …………………
……kami berpikiran bahwa kalau seandainya azas ini di simpan disini kemudian ada
pelanggaran-pelanggaran terjadi. Maka pengambilan atau hakiki itu punya landasan yang cukup,
kalau terjadi pemanfaatan untuk memecah perhatian.
Oleh karena itu seperti yang disampaikan Partai tadi, kami mengusulkan untuk DIM yang
(d) ini, cukup kita mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus terus dikembangkan
untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa melalui keseragaman azas dan Peraturan
Perundang-undangan serta kepastian hukum.
Sedangkan yang lain-lain soal pelanggaran masih kita gabung dengan pemanfaatan yang
ada di point (e). Kalau seandainya itu bisa, maka dua-duanya akan tercakup tetapi tidak
menyeberang dari dangdut ke keroncong.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Satu lagi yang perlu diperjelas juga bahwa kegiatan, usulan PDI P itu dirubah menjadi
segala aspek penggunaan, itu juga perlu.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Mungkin lebih bagus dengan kita menggunakan istilah pemanfaatan, karena pemanfaatan
itu kita memang sudah gunakan dari awal. Jadi cukup misalnya bahwa pemanfaatan teknologi
informasi, itu ada kegiatan didalamnya ada aspek apapun.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Interupsi Pimpinan,
Kalimat saja, menurut saya seharusnya kalimat pertama itu konsep netra. Jadi misalnya
bahwa pemanfaatan teknologi informasi bla-bla, maka perlu dilakukan langkah-langkah kongkrit
untuk mengharapkan pemanfaatan lagi yang pertama lonase.
Yang kedua, kalimat awal itu sebenarnya mau menunjukan penggunaan teknologi
informasi baik yang positif maupun negatif tadi. Jadi penggunaan bisa di gunakan ke arah yang
positif dan negative karena itu perlu di desain, nah inilah konsep pemanfaatan atau pengaturan
disini di kalimat berikutnya. Ini kalimat terlalu panjang tetapi intinya adalah yang pertama bahwa
penggunaan teknologi atau segala bentuk penggunaan teknologi informasi khususnya pengelolaan
informasi dan transaksi elektronik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perdagangan
dan perekonomian nasional, inikan konsepnya terang karena sangat penting maka perlu diatur
pemanfaatan yaitu di desain sedemikian rupa. Jadi kalimatnya menurut saya yang sangat clear
adalah penggunaan lali di ujungnya adalah pemanfaatan. Karena ketika kita menyaksikan ada
penggunaan teknologi informasi yang demikian maka kita harus memanfaatkan yang ini sesuai
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
dengan kesatuan dan lain sebagian yaitu tadi. Kira-kira begitu, jadi konteks kalimatnya mohon
dilihat lagi oleh ahli bahasa.
Saya kira itu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Ini menjadi perlu diperjelas, jadi yang di arahkan disini yang pertama di buka lagi kembali,
tidak hanya pemanfaatan tetapi penggunaan dalam arti macam-macam tentunya, bisa bermanfaat,
bisa juga kegiatan yang mungkin tidak bermanfaat yang seperti penggunaan kegiatannya.
Yang kedua, ini lebih di positifkan, jadi tidak di pergunakan tanpa mengenyampingkan.
Tetapi langsung mengarah pada untuk memperkokoh seperti usulan dari Pak Ali. Memperkukuh ini
juga salah memperkukuh bahasa yang betul. Sehingga mungkin usulannya kalau bisa di
Pemerintah. Mungkin usulannya yang mungkin bisa adalah menyempurnakan usulan dari BPD
yang kira-kira bunyinya “Bahwa penggunaan teknologi informasi, mungkin kegiatan pemanfaatan
itu di hilangkan menjadi penggunaan teknologi informasi perlu terus dikembangkan untuk
memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional dan menegaskan hukum secara adil,
menegakkan hukum secara hukum. Sehingga pelanggaran yang berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi informasi dapat di hindarkan melalui penerapan keseragaman azas dan Peraturan
Perundang-undangan. Kalau bisa di terima usulan ini, saya kira ini cukup bagus.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Pimpinan,
Supaya tidak meleset dari apa yang dibuatkan, yah itu yang saya mau katakan. Nanti
minta tolong di telaah baik-baik penggunaan kata-kata ini. Mengukuhkan, karena saya di Bandung
jadi kekeh begitu saja. Di tengoklah ini baik-baik kukuh dan kokoh itu. Kalau pemberian gelar itu
pengukuhan, yang kita bicarakan ini menyangkut sesuatu yang tidak bisa lagi tawar menawar kata
SBY dengan tari RMS kemarin itu. RMS itu sebetulnya orang Ambon memberikan sebuah
penghargaan tarian RMS itu Raden Mas Susilo. Jadi maksud saya, menurut saya karena kita
bicara tentang masalah persatuan dan kesatuan nasional, logika apa yang bisa dimasukkan
dengan penggunaan kata kukuh itu, coba nanti di cek ulang.
Kemudian yang kedua, saya juga meskipun kami tidak mengusulkan dalam draft ini tetapi
coba dilihat penggunaan kata ini. Tetapi kata-kata teknologi informasi perlu terus, perlu itu menjadi
sesuatu yang tidak, boleh ada, boleh tidak. Padahal ini menjadi sesuatu yang, harus absolut, pasti
terjadi, tidak boleh tidak. Jadi minta tolong supaya ada catatan kita ini, perlu tidak kata-kata perlu
atau dihapus supaya tidak menimbulkan penafsiran lain atau meaning lain dari pengertian kata ini.
Saya kira juga bisa kita paham baik-baiklah ini, meskipun bahasa Indonesia kita dulu sekolah 5,5,
tetapi saya kira bolehlah sudah ada perkembangan bisa kita ikuti.
Pimpinan mengerti apa yang saya maksud.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kembali kepada Pemerintah tentu menyempurnakan kalaimat-kalimat supaya ada
usulannya nanti, sebelum ke Pemerintah.
Silahkan.
USAMAH M. AL HADAR (PPP) :
Sebaiknya begini Pimpinan,
Tadi Pemerintah sudah menyampaikan bahwa point (d) 7 ini dibagi dua. Jadi yang kita
bahas sekarang ini ditetapkan dahulu, apakah usulan Pemerintah itu disetujui oleh teman-teman
fraksi. Karena DIM Pemerintah mengatakan bahwa (d)) ini berkaitan dengan memperkukuh
dikaitkan dengan keseragaman dan selebihnya masuk ke point (e). Ini kita tetapkan dahulu, baru
kita bahas, mana yang kira-kira mau di sinkronisasi. Tawarkan dahulu kepada teman-teman,
karena Pemerintah sudah menawarkan kepada kita.
Terima kasih.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Pimpinan Golkar,
Sebelum di tawarkan ke Pemerintah, saya juga menanyakan kepada Pemerintah.
Streaching khusus untuk pokok pikiran dari konsideran nomor 7 ini apa ? Apakah perbuatan
melawan hukum atau keutuhan nasionalnya karena tidak boleh satu pokok pikiran itu di tempatkan
dalam satu konsideran, harus dibagi, karena itu penting sekali kita mau tahu, apakah perbuatan
melawan hukum yang perlu mendapatkan streaching serius didalam konsideran ini ataukah
keutuhan nasionalnya yang di pentingkan. Jadi jangan sampai dua-dua mau dalam satu
konsideran yaitu tidak boleh menurut Undang-Undang Nomor 10 itu tidak boleh, harus dipisahkan.
Karena itu streaching benar, apakah ini benar maksudnya untuk perbuatan melawan hukum
sebagaimana yang diamanatkan pada Pasal (c) bahwa ada perbuatan-perbuatan hukum baru.
Setelah itu perbuatan hukum baru itu apabila ada pelanggaran, itu mau di streaching disini,
perbuatan apa namanya, perbuatan melawan hukum ada disini, itu yang perlu kita dapat dahulu.
Sebelum kita bahas tentang redaksional yang aneh-aneh tadi.
Karena itu menurut saya perlu kita serius dahulu, ini Pemerintah streachingnya itu ada
pada perbuatan melawan hukum atau pada keutuhan nasional.
Terima kasih
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira kembali kepada Pemerintah,
Jadi apa ayat ini untuk anjuran atau mengarah kepada perbuatan melawan hukumnya.
Silahkan Pak Dirjen
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi gagasan semula adalah bagaimana yang namanya memperkukuh kesatuan dan
persatuan itu mampu meredam pelanggaran-pelanggaran sehingga kita harus menerapkan
Peraturan berdasarkan azas keseragaman body. Jadi nah apakah ini mengaitkan tiga kata kunci
tadi pak, jadi memperkukuh persatuan dan kesatuan dalam rangka mengatasi masalah
pelanggaran dengan menerapkan peraturan yang agak seragam. Ini korelatif atau tidak begitu,
sebab yang dimaksud butir 7 (d) ini seperti halnya sudah saya jelaskan tadi pada waktu
menjelaskan konsideran sebelumnya ini ada kaitan dengan perbuatan hukum yang negatif.
Perbuatan hukum baru yang negatif.
Kemudian di butir 8 “perbuatan hukum yang positif karena ada kaitan dengan dampak
peningkatan perekonomian nasional begitu. Jadi sebetulnya tolong ini mungkin di analisis, apakah
mengaitkan tiga kata kunci ini betul-betul nuansanya Dangdut, Jazz atau satu nafas semuanya.
Jadi kata kuncinya adalah satu memperkukuh persatuan dan kesatuan. Sehingga berbagai
pelanggaran bisa diatasi dengan menerapkan azas-azas yang seragam. Nah ini korelatif atau
tidak, jadi kami mohon pandangan ini justru dari fraksi-fraksi.
Terima kasih Pimpinan.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Interupsi Pimpinan,
Saya mau serius, artinya jelas apa yang tadi disampaikan Bapak Ali Mochtar Ngabalin,
pasti begitu rasanya. Apakah ini perbuatan melawan hukumnya ataukah keutuhan nasional. Kalau
berbicara keutuhan nasional kita tidak bahas tentang perbuatan melawan hukum karena perbuatan
melawan hukum tentu redaksionalnya berbeda. Kalau kita bicara tentang keutuhan nasional, maka
redaksionalnya juga akan berbeda. Karena itu tidak boleh kita berpikir tentang keutuhan masalah,
tetapi kita juga harus bicara tentang perbuatan melawan hukum. Karena itu dua hal yang berbeda,
tidak ada korelasi untuk kita masukan kedalam pokok pikiran seperti ini karena itu saya harapkan
Pemerintah spesifikasinya jelas, ini untuk kepentingan perbuatan melawan hukum terhadap
perbuatan-perbuatan yang dimaksud pada poin (e) tadi. Sehingga kita bisa membuat redaksi yang
tepat untuk pokok pikiran dari Pemerintah ini.
Terima kasih.
SULAEMAN EFENDI (PG) :
Pimpinan, ada penambahan sedikit saja. Jadi saya kira dari pihak Pemerintah sudah
mengeluarkan pendapat-pendapat, sekarang apakah salah kalau minta, kita beri waktu
kesempatan kepada pihak Pemerintah untuk membuat rumusan baru dari publik yang sudah
memberikan rumusan bab itu nanti dikemukakan kembali kepada forum ini sehingga nanti akan
lebih mudah untuk menelaah apa yang menjadi pokok pikiran. Sekarang dengan secara lisan
seperti ini saja maka saya kira tidak akan selesai. Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira ini usulan yang sangat sempatik, ini memang harus diakui ada perlu konstruksi
kalimat yang lebih baik, nafas kita sudah paham. Bahwa ini sebenarnya lebih pada bagaimana
meletakkan aspek kekokohan hidup berbangsa didalamnya seperti penjelasan Pemerintah tadinya.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Pemerintah pokok pikirannya bukan keutuhan katanya, Pemerintah kepada perbuatan
melawan hukum.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Ada penjelasan tambahan atau mau merumuskan dahulu dengan kesepakatan bahwa
yang streaching ini kita perjelas.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Pada prinsipnya kami setuju untuk meminta waktu merumuskan, karena prinsipnya DIM
yang 7 dan 8 ini itu mengatur sedikitnya 4 kontain. Yang pertama, adalah soal persatuan dan
kesatuan pentingnya, kemudian tentang keseragaman azas dan kepastian hukum melalui
peraturan perundang-undangan. Kemudian mengatur soal perbuatan melanggar hukum dan
perbuatan menurut hukum. Jadi perbuatan hukum itu terbagi dua, melanggar hukum dan menurut
hukum. Kalau tadi ada usulan yang sangat simpatik ini maka kami akan mencoba meramu untuk
yang DIM 7 itu hanya streaching kepada persatuan dan kesatuan. Sedangkan nanti yang DIM 8
kita akan bicara tentang perbuatan menurut hukum dan perbuatan melanggar hukum. Itu saya kira
saya akan mengerucut, saya kira 10 menit.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kita berikan kesempatan yah ?
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Ini sekalian disamakan dahulu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Ini jam 12.00 WIB yah, dua usulan simpatik. Kita masuk kembali pukul 1, jadi bukan 10
menit kita berikan. Maka kita berikan 1 jam untuk mari kosntruk, nanti termasuk didalamnya makan
siang. Kita skorsing ?
(Ketok Palu 3X)
(Skorsing dicabut)
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Bismillahirohmanirrohim
Kita cabut kembali skorsing kita,
Assalamu’alaikum, wr,wb.
Tadi kita sudah sampai pada tahap dimana Pemerintah kembali membuat rumusan
mengenai ayat (d) ini. Makin jelas ini urusannya dengan Mochtar, nah saya persilahkan kepada
Pemerintah untuk menyampaikan rumusannya.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Baik Bapak Pimpinan,
Bapak dan Ibu sekalian,
Kami internal Pemerintah sudah mencoba membagi dua DIM 7 ini dengan dua kalimat
seperti ini. Dimana kalimat yang kedua ini adalah gabungan dengan DIM yang ke 8. Jadi kalimat
yang pertama, sesuai dengan tadi diskusi kita. Yang pertama adalah bahwa “pemanfaatan
teknologi informasi harus terus dikembangkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan
nasional melalui penerapan keseragaman azas Peraturan Perundangan”. Jadi ini adalah korelasi
antara pemanfaatan teknologi informasi, memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional serta
penerapan keseragaman azas, ini adalah yang pertama.
Kemudian kalimat yang kedua, yang kaitannya dengan mengatasi pelanggaran-
pelanggaran itu digabungkan dengan DIM yang berikutnya DIM ke 8. Jadi menghemat kalimat ini
sebetulnya, jadi DIM ke 8 menjadi “ bahwa pemanfaatan teknologi informasi khususnya
pengelolaan informasi dan transaksi elektronik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka menghadapi globalisasi sehingga perlu
diperlakukan langkah-langkah kongkrit, agar dapat mendukung pertumbuhan perekonomian
nasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat serta mengatasi berbagai bentuk
pelanggarannya melalui peraturan perundangan dan kepastian hukum”. Jadi inilah dua kalimat
yang mudah-mudahan DIM yang ke 8 kalimatnya menjadi lebih efektif karena ada tambahan kaitan
dengan bagaimana mengatasi masalah pelanggaran.
Demikian Bapak Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Terima kasih,
Saya kira ini ada 2 (dua) rumusan, mungkin bagus kita bahas satu persatu. Karena ini
memang saya kira memerlukan tinjauan lebih hati-hati dari masing-masing fraksi. Nah untuk itu
kepada masing-masing fraksi diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap
rumusan yang menjadi modifikasi rumusan atas dua ayat (d) dan (e), itu pada DIM 7 dan DIM 8.
Apa bisa langsung ditanggapi sekarang ini atau diperlukan oleh masing-masing Anggota untuk
membicarakan atau bagaimana atau sudah bisa langsung masukan.
Persilahkan Golkar.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
JOSEF A. NAE SOI (PG) :
Baik Pimpinan,
Saya mau paparkan, dari Fraksi kami mencoba mengambil substansi dari DIM 8. Nah DIM
8 ini substansinya ada 3, yang pertama adalah membicarakan mengenai peranan dari pengelolaan
informasi dan transaksi elektronik. Kemudian yang kedua pengelolaan itu untuk mendukung
kegiatan perekonomian dan yang ketiga tujuannya untuk apa. Jadi ada 3 (tiga) sebenarnya itu, ada
peranan, ada dukungan, dan ada tujuan, jadi ada 3 (tiga). Apakah dari 3 (tiga) itu bisa dijadikan
satu ataukah di pisah lagi. Kita berbicara dulu tentang peranan, baru kemudian bicara mengenai
banyak dukungan dan kemudian mengenai tujuan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kemudian DIM 7 sendiri bagaimana Pak ?
JOSEF A. NAE SOI (PG) :
DIM ke 7 Bapak, karena intinya adalah memperkukuh persatuan dan kesatuan saya kita
tidak ada masalah, ini hanya 8 saja. Karena kalimatnya ada 3 substansi, apakah kita bisa lebih
mengeloborasi lagi supaya ketiga bisa masuk dalam 1 (satu) DIM ataukah bisa dipisahkan lagi.
Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Fraksi PDI P silahkan.
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Terima kasih Pimpinan,
Mungkin ini hanya sekedar meninjau kembali, ayat 7 kan kita menambahkan penggunaan
pemanfaatan. Memang disitu tidak diakomodir untuk bisa di pertimbangkan lagi. Kemudian yang
kedua DIM 8, dari segi teknis bahasa itu terlalu panjang kalimatnya. Saya pikir ahli bahasa ini,
biasanya satu kalimat subyek, predikat dan keterangan itu paling tinggi 15 kata. Kalau kita lihat
usulan dan semakin panjang kalimatnya maka semakin menimbulkan kebingungan tetapi juga
dalam penafsiran. Saya setuju dengan Golkar, kita lihat dahulu topik-topik atau subyek-subyek
yang di ungkapkan disana kemudian keterangannya. Maka dari situ kita bisa melihat membagi
kalimat itu dalam 2 (dua) kalimat.
Kalau tadi disebutkan memang di DIM 8 Fraksi kami mengusulkan beberapa hal yang
mungkin bisa diakomodir, kita mengusulkan beberapa perubahan-perubahan dan mungkin kami
dalam akan dilakukan, perubahan kali itu apa. Untuk bisa diakomodir dalam DIM 8 ini, itu belum
masuk substansi fraksi kami, baru teknis kalimatnya supaya mudah nanti kita membahasakannya.
Kalimatnya itu terlalu panjang dan membingungkan kita.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi ada bagusnya memang supaya lebih terangan kita pada DIM 7 dahulu sebelum kita
meloncat ke DIM 8.
Silahkan Demokrat, ada dari Partai Demokrat terhadap DIM 7 ?
BOY M.W. SAUL (PD) :
Dari Fraksi Demokrat DIM 7 sudah oke.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
DIM 8-nya nanti saja. Fraksi PPP ?
AMIN BUNYAMIN (PPP) :
Fraksi PPP setuju..
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Fraksi PAN ?
DEDI D. MALIK (PAN) :
Substansi dari DIM 7 ini bagaimana memanfaatkan teknologi untuk NKRI. Nah mungkin
kalau melihat realitas yang berkembang sekarang ini, kasus yang seperti pernah terjadi atau
sedang terjadi soal RMS dalam artian itu. Jadi harus ada satu elaborasi, misalnya sebelum
memperkukuh itu menjaga, memelihara dan memperkukuh,karena kesatuan NKRI ini dalam
konteks proses dan belum final. Jadi menjaga memelihara dan memperkukuh persatuan dan
kesatuan nasional. Nah ini yang saya belum paham melalui penerapan keseragaman azas dan
perundang-undangan. Azas apakah yang dimaksud, apakah azas hukum ?
Jadi saya jujur, kalimatnya ini apa, mau menjelaskan apakah ini melalui penerapan
keseragaman azas itu.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi ada soal azas, kemudian PKB, cukup ? PKS ?
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Maksud saya seperti ini, diperjelas nanti. Apakah nanti kita tetapkan menjadi Undang-
Undang nanti dalam penjelasan bisa kita tambahkan, penjelasan yang dimaksud dengan
memperkukuh dalam konteks persatuan dan kesatuan nasional.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Kemudian yang kedua, apa yang mungkin bisa di elaborasi sedikit oleh Pemerintah dalam
hal ini terkait dengan pilihan kata melalui penerapan keseragaman azas dan peraturan perundang-
undangan, hubungannya dengan memperkukuh persatuan dan kesatuan.
Jadi dalam konteks ini saya kira, saya ingin mengatakan bahwa penggunaan kata harus
dan terus itu saya tidak terlalu sependapat dengan Pemerintah, untuk menggunakan pilihan kata
itu. Bahwa pemanfatan teknologi informasi harus terus, apa itu maksudnya, harus dikembangkan.
Jadi maksud saya nanti bisa dipertegas sehingga penggunaan kalimat yang tidak redanden atau
pleonasme atau kita membutuhkan penekanan tetapi tidak tepat dalam kalimat-kalimat ini, itu yang
saya kira ada 2 (dua) hal itu yang mungkin nanti bisa mendapatkan elaborasi dari Pemerintah.
Sehingga kita punya tanggung jawab bersama pada DIM 7 (d) ini.
Itu saja yang saya mau sampaikan Pimpinan.
Leonasme inikan seperti, Pak Kyai katakan tadi sebetulnya kalau orang naik itu yah ke
atas dan tidak perlu katakan naik ke atas. Kalau pemanfaatan teknologi informasi harus, maka kita
sebutkan teknologi informasi terus dikembangkan, harus terus dikembangkan. Jadi itu menjadi
sesuatu yang absolute, sehingga penggunaan kalimat kita tidak terlalu mubajir. Jadi penggunaan
yang tidak pas-pas itu nanti bisa bersahabat dengan syetan. Jadi saya kira perjelas begitu karena
saya lebih dekat dengan PDS, karena PDS ini kan nyata-nyata salib, sedangkan bulan bintang
nyatanya bulan dan bintang, jadi memang harus dekat supaya seperti ini nyaman.
JEFREY MESE (PDS) :
Jadi saya juga ingin memperkukuh ataupun concern dari pada Saudara Ali Mochtar
Ngabali dan juga concern dari Fraksi PAN. Karena menurut saya ada masukan atau pun
katakanlah semacam enquery terhadap kata-kata yang tadi disebutkan melalui penerapan
keseragaman azas. Walaupun secara substansi menurut saya tidak ada yang terlalu sulit untuk
bisa diterima. Tetapi mungkin Pemerintah bisa memberikan sedikit elaborasi. Jadi ini sifatnya
pengukuhan atas concern Fraksi PAN dan Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira ini beberapa catatan dari Fraksi-fraksi perlu direspon oleh Pemerintah, yang
pertama adalah adanya tambahan mengenai menjaga dan memelihara dalam berkaitan dengan
itu. Kemudian azas, ini azas apa ini ? Kemudian soal harus terus, kalau tidak terpenuhi maka itu
didalamnya ada pelanggaran hukumnya. Jadi kalau tidak berkembang, artinya terdapat
pelanggaran terhadap perkembangan. Nah yang saya kira ini di khawatirkan oleh Pak A-12,
silahkan Pak Dijen.
Baik mungkin masih bisa disempurnakan supaya kita mendapat ……….
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi mungkin sebagai sebuah latar belakang, jadi kita semua sangat paham bahwa kalau
kita ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang sejahtera.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Maaf ada satu lagi, ada keinginan PDI P agar tetap istilah penggunaan, jadi kegiatan
diganti menjadi penggunaan pemanfaatan. Artinya ini tolong direspon
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi istilah penggunaan dan pemanfaatan sebetulnya mirip satu sama lain. Jadi jangan
sampai kemudian kita redanden istilahnya. Jadi pemanfaatan untuk mengcover secara
keseluruhan. Jadi posisi kita adalah tetap menggunakan kata-kata pemanfaatan, jadi pemanfaatan
teknologi informasi. Nah pemanfaatan teknologi informasi ini sekarang sudah menjadi sebuah
keharusan bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia. Makanya ada sebuah forum namanya work
summed on the information. Seluruh Anggota PBB pernah berkumpul pada tahun 2003 - 2005
yang lalu, yang intinya adalah bahwa semua bangsa di dunia harus mampu mewujudkan
masyarakat informasi, karena informasi adalah sesuatu yang mampu meningkatkan kualitas hidup
dari bangsa tersebut, itu disepakati bahkan dalam Konstitusi kita mungkin di Pasal 28. Jadi itu
menjadi kunci, makanya pengertian harus itu adalah menjadi sebuah kewajiban. Sebab bangsa
yang maju adalah bangsa yang memiliki yang namanya pemanfaatan teknologi informasi yang
betul-betul optimal. Jadi pengertian harus terus ditingkatkan adalah sebuah keharusan bagi kita.
Kalau tidak, bukan kita sangsi tetapi kita akan ketinggalan dari bangsa-bangsa yang lain. Jadi
harus adalah sebuah penekanan.
Jadi yang terkait dengan memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional, tadi ada usulan
satu paket kalimat sebetulnya, menjaga, memelihara dan memperkukuh, saya kira paket itu akan
memperkuat. Jadi saya kira kami tidak keberatan kalau ada kalimat-kalimat tambahan tentang
menjaga, memelihara dan memperkukuh.
Khusus mengenai keseragaman azas saya mohon Pak Ramli untuk menjelaskan,
silahkan.
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Jadi sebetulnya karena saya ini merupakan suatu rejim hukum baru, maka yang kita
gunakan azasnya adalah azas-azas yang termasuk leg informatika. Apa yang dimaksud dengan
leg informatika itu sebetulnya ada dalam beberapa modelow yang saat ini ada, misalnya untuk
transaksi elektronik terdapat dalam incitra modelow and elektronik e-comers. Kemudian untuk hal-
hal yang terkait dengan penyalahgunaan komputer terdapat dalam conversion on cyber cryme
yang digagas oleh masyarakat Eropa.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Oleh karena itu disini kita akan mencoba menyatukan azas-azas itu. Karena kalau kita
menggunakan azas-azas hukum konservasi, misalnya KUHP yang menangani maka terlalu
banyak orang yang lolos nanti. Oleh karena itu di Undang-Undang ini kita coba seragamkan
dengan azas baru. Sehingga kalau ada orang yang melakukan tindakan baru menginterpensi saja
dia sudah akan kena sedangkan KUHP tidak, harus mendapat ijin dulu, orang mati baru kena.
Sedangkan ini tidak, baru mengintervensi data mati belum, tetapi dia sudah dianggap telah
melakukan satu tindakan kriminal. Jadi disini kita ingin menekankan, bahwa yang ingin ada yang
keseragaman ini adalah azas-azas baru yang terdapat dalam leg informatika tadi.
Kemudian untuk kata harus sebetulnya di Undang-Undang Nomor 10 ada juga dibedakan
antara harus dan wajib. Kalau wajib itu memang di haruskan, di ikuti dengan sangsi dibelakangnya
dengan wajib. Tetapi kata kalau kata harus tidak perlu. Jadi kata harus disini sebenarnya sudah
tepat.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Waktu Menteri Sekretaris Negara itu masih Ketua Majelis Suro saya, rujukan kami kepada
Undang-Undang Nomor 10 tentang ratifikasi Undang-Undang konversional tentang pembiayaan
teroris di Komisi I kami bahas itu. Saya ingat betul penggunaan kata terus, kata terus itu, ahli
bahasa kita waktu itu menjelaskan sebuah proses dari sebuah perubahan atau perkembangan.
Kemudian terus juga itu bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tempat a,
ke b, dia terus-terus dan terus.
Jadi karena itu saya ingin megatakan bahwa kalau kita memilih kata harus maka terus
harus dihapuskan. Sebab makna terus itu adalah makna yang include didalam perkembangan,
menjelaskan terhadap sebuah proses. Maka saya katakan tadi, ketika kita menggunakan kata
bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus terus dikembangkan, itu penggunaan kalimat yang
tidak benar dalam pemahaman saya dan juga kita tetapkan dalam gratifikasi Undang-Undang
waktu itu. Maka saya di usulkan untuk terus dan tidak boleh digunakan (d) hapus berdasarkan
demi untuk NKRI juga begitu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi kalau merujuk kepada penjelasan Pemerintah maka memang istilah harus itu tetap
ada, tetapi mungkin saja terusnya tidak perlu ada, yang kedua menjaga, memelihara itu mungkin
masuk. Sedangkan yang ketiga mengenai azas, ini perlu masuk dalam penjelasan, ini kita
tawarkan begitu.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
DEDI D. MALIK (PAN) :
Jadi tolong menjadi catatan menjaga dan memelihara. Yang kedua tentang harus, kalau
itu terkait dengan proses boleh saja, sepanjang tidak melanggar aturan Undang-Undang Nomor 10
dan Undang-Undang lainnya. Yang ketiga, meskipun Pemerintah menjelaskan keseragaman azas
yang dimaksud itu adalah Undang-Undang yang terkait dengan teknologi informasi tadi. Tetapi
kata-kata nya itu tadi menjelaskan apa-apa, karena dan juga adalah peraturan perundang-
undangan, bukan peraturan yang leg spesialis, umum.
Karena itu saya sesuai dengan konteks kalimat saya ingin menawarkan melalui system
perundang-undangan yang mengakomodasi system keamanan dan ketahanan nasional. Jadi
karena tadi kalimatnya itu NKRI maka seluruh kebijakan misalnya tentang satelit dan lain
sebagainya harus mempertimbangkan system keamanan dan ketahanan nasional kita dan isu
penting tentang telekomunikasi dewasa ini dengan banyaknya operator yang dominant dan asing
di Indonesia. Maka system keamanan kita itu terancam begitu. Jadi dalam konteks kalimat ini,
karena kaitannya teknologi informasi dengan NKRI maka saya kira system Perundang-undangan
yang tadi lebih tepat adalah sesuai dengan Perundang-undangan yang mengakomodasi system
keamanan dan ketahanan nasional kita.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi ini menjadi rumusan alternatif.
Silahkan.
SULAEMAN EFENDI (PG) :
Saya terus terang saja, saya harap sekali istilah atau kata terus itu jangan dihapuskan.
Sebab kalau kita hanya menggunakan harus dikembangkan tanpa ada suatu kelanjutan. Tetapi
dengan ada kata terus istilah kata tersebut berarti ada kewajiban untuk melanjutkan. Maka itu saya
harapkan kata terus itu tetap ada.
Demikian.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebenarnya kan kalau kita perhatikan kalimat ini supaya menjadi pembicaraan kita
bersama itu harus terus dikembangkan, jadi jangan terpotong disitu, harus terus dikembangkan.
Jadi untuknya apa nanti itu lalu di ikuti menjaga, memelihara dan memperkukuh kalau yang
pertama adalah memperkukuh. Yang mana kita mau cermati, tetapi memang disamping itu masih
ada persoalan yang perlu mendapat respon dari PDI P. Kalau ini saya kira secara substansi sudah
masuk, tetapi berkaitan dengan usulan PDI P, saya kira pasti perlu mendapat respon PDI P
mengenai pengguna.
Silahkan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
CYPRIANUS AOER (PDI-P) :
Setelah mendengar penjelasan Pemerintah memang pemanfaatan itu sudah termasuk ke
pengguna. Hanya memang kalau kita lihat draft awal DIM 7, sebetulnya itukan kegiatan
pemanfaatan. Kalau kita masuk pemanfaatan di kembangkan atau pemanfaatnya di kembangkan
dan bukan teknologinya yang dikembangkan. Kita kan bicara azas manfaat, kegiatan dia
dikembangkan tetapi sekarang kegiatan dihilangkan lalu pemanfaatan juga tidak. Kalau kita
berpikir disini pemanfaatan teknologi informasi itu yang dikembangkan, manfaatnya saja yang
dikembangkan dan bukan subyek terminaloginya. Sekarang sering terjadi maka, kan sudah lain
lagi pengertiannya atau pemanfaatnya dikembangkan untuk mempekukuh. Karena itu kami
mengganti kegiatan menjadi penggunaan dan pemanfaatan, gunanya itu yang dikembangkan
penggunaannya.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira perlu mendapat respon dengan ini, saya kira sangat substansial saya kira.
Apakah yang dikembangkan itu adalah pemanfaatannya atau teknologinya. Ini saya kira dari
teknologi disini.
AHMAD CHUDORI (PKS) :
Saya ini agak rancu-rancu ini,
Saya buka-buka DIM sebelumnya yang sudah kita bahas tadi itu kalimat awalnya bahwa
perkembangan teknologi informasi dan seterusnya. Nah disini di usulan baru kita melanjutkan
bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus terus dikembangkan. Kalau di DIM sebelumnya, itu
seolah-olah teknologi informasi berkembang dengan sendirinya. Sedangkan di usulan baru ini
seolah-olah kita mewajibkan untuk mengembangkan teknologi itu, padahal sebelumnya kita sudah
sepakat dia berkembang sendiri. Mungkin kalau mau, usulan saya, kalau kita masukan disini
disetarakan yang sebelumnya. Misalnya perkembangan teknologi informasi harus
dimanfaatkannya dan seterusnya. Jadi kita memanfaatkan teknologi informasi itu untuk apa ?
Untuk memperkukuh, caranya bagaimana ? Dengan keseragaman dan segala macam yang nanti
kita sepakati bersama, jadi seperti itu usulan saya. Jadi perkembangan yang sudah terjadi dengan
sendirinya itu maka itulah yang kita manfaatkan.
Yang kedua nanti soal azas dan seterusnya kita bicarakan terpisah.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebelum ke fraksi-fraksi saya kira memang Pemerintah perlu memberikan clearing
mengenai ini. Ini yang perkembangannya dimanfaatkan atau pemanfaatannya yang
dikembangkan. Dalam Undang-Undang ini posisi yang kita penting atur itu yang mana ? Silahkan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Prof. RAMLI (DEPKOMINFO) :
Terima kasih Pak,
Ini sebetulnya point (b) obyeknya adalah teknologi informasi. Jadi yang harus diberikan
pengembangannya adalah teknologi informasi itu sendiri. Kami berpikir malah begini, seandainya
kata pemanfaatan malah menjadi jelas sekali. Jadi dengan demikian bahwa teknologi informasi
harus terus di kembangkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan dan seterusnya. Jadi ini
kenapa pemanfaatan malah membuat pengertian kita menjadi dua tadi, mana yang di manfaatkan
dan seterusnya.
Kemudian yang dibelakangnya dari usulan PAN tadi juga saya pikir komitmennya sama
bahwa kita ingin ada keamanan dan pertahanan dan seterusnya. Tetapi sebetulnya yang paling
penting kata-kata keseragaman azas, peraturan perundang-undangan, kemudian mengakomodasi
system keamanan dan pertahanan berdasarkan perundang-undangan itu bisa diganti juga dengan
satu kata saja kalau dari legal drafting yaitu dengan kata-kata kepastian hukum. Jadi kalau mau
dengan menggunakan kata yang tadi, ini usulan kami saja seandainya bisa disepakati untuk jalan
tengah. Bahwa teknologi informasi harus terus dikembangkan untuk memperkukuh persatuan dan
kesatuan nasional berdasarkan kepastian hukum”. Itu sebenarnya sudah cukup, itu sudah
mengcover seluruhnya dari mulai keseragaman azas, peraturan perundang-undangan dan lain-
lain. Seandainya ini bisa diterima maka ini akan lebih simple.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Pimpinan,
Mungkin harus di telaah ulang.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebentar, supaya jangan langsung hilang maka dibuat usulan Pemerintah yang baru
dijadikan alternatif baru saja. Jadi yang sebelumnya itu juga tidak berarti bahwa itu harus hilang, ini
perkembangan pemikiran sangat penting.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Kalau yang terakhir dikemukakan oleh Pemerintah dari DIM 7 huruf (d) ini pertanyaan
yang mendasar itu adalah apa relevansinya dengan spesialis dengan Rancangan Undang-Undang
yang dibicarakan ini kalau itu terkait dengan masalah informasi dan transaksi elektronik,karena
disini sangsi kalimat DIM 7 yang tadi di kemukakan oleh Pemerintah hampir tidak ada
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
hubungannya dengan RUU yang kita bicarakan. Dimana kita letakkan bahwa teknologi informasi
harus terus dikembangkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan berarti kepastian hukum,
apakah kita bicara tentang bela Negara dengan menggunakan teknologi informasi ini, terus
relevansinya dengan RUU yang kita baca ini, masukan apa. Jadi disitu saya lihat ada kerancuan
kita menggunakan bahasa Indonesia yang tercinta ini, bahasa ku yang bagus ini. Sebab coba lihat,
karena ada disitu juga menyangkut kepastian hukum, apa hubungannya dengan kepastian hukum
terhadap itu.
Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Ini pandangan-pandangan kritis yang masuk untuk menyempurnakan kalimat terutama
dengan ini. Jadi bahwa teknologi informasi harus terus dikembangkan untuk menjaga, memelihara
dan memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional berdasarkan kepastian hukum dibidang
informasi dan transaksi elektronik melalui keseragaman azas dan Peraturan Perundang-undangan,
ini usulan yang masuk.
AMIN BUNYAMIN (PPP) :
Kalau saya melihatnya ini, bahkan yang pertama lebih bagus. Soalnya seperti inikan
Undang-Undang itu pada dasarnya perintah, harus begini jangan begini. Yang diperintah yang
dilarangnya siapa, pabrik teknologi informasi, polisi atau rakyat. Kalau harus mengembangkan
teknologi informasi bukan ke rakyat dan ke polisi tetapi ke publik. Yang diperintah itukan rakyat,
polisi bergerak penegak hukum, jadi manfaat yang harus dikembangkan disini. Jadi pemanfaatan
teknologi informasi harus terus, kata harus terus bahasa itu baku. Jadi kalau misalnya sudah baku
maka popular, dimasyarakat bisa mengerti. Kalau kita rubah-rubah dengan bahasa yang lebih sulit
dan tidak mengerti.
Kalau dalam bahasa salah yang popular lebih bagus dari pada orang tidak mengerti.
Contohya seperti ini Polisi lewat aturan disini, ”Awas anda memasuki berhenti berlalu lintas, bukan
berarti diluar sana tidak boleh tertib bukan begitu. Kalau kata-kata dirubah dengan kata-kata yang
benar, disini dari sebuah tempat di Indonesia, harus tertib lalu lintas, wah ini buat Undang-Undang
di jalan, ini salah lagi. Jadi itu sudah jelas, sudah baku dan orang dimengerti itu. Jadi pemanfaatan
teknologi informasi, pemanfaatan benar. Jadi kalau bila pemanfaatan maka penggunaannya
termasuk didalam, bagaimana kita memanfaatkan kalau tidak digunakan. Jadi pemanfaatan
teknologi informasi harus terus dikembangkan dan itu sudah benar, jadi jangan di hasut lagi nanti
lebih pusing lagi.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi nampaknya ini sudah menjadi, ini penjelasan dari PPP ini sungguh membuat lebih
jelas lagi. Bahwa memang kita tidak sedang mengurus pabrik kita sedang mengurus orang-orang
memanfaatkan. Sehingga kalau ada orang yang melakukan pemanfaatan maka harus utuh
kekukuhan. Saya kira ini sudah bisa diterima ?
AHMAD CHUDORI (PKS) :
Mau tanya saja sebentar,
Saya mau Tanya, teknologi informasi ini diwajibkan untuk dikembangkan begitu dengan
kalimat ini,
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Yang keduanya itu pemanfaatan yang harus.
AHMAD CHUDORI (PKS) :
Kalau pemanfaatannya kan kalimatnya tidak seperti itu. pemanfaatan harus terus
dikembangkan. Kalau menurut saya perkembangan teknologi informasi biarkan saja berkembang
terus, yang harus kita atur kan bagaimana, kearah mana pemanfaatannya itu jadi biarkan saja
berkembang, teknologi kita juga tidak bisa menyusul tetapi harus dimanfaatkan. Jadi menurut saya
dengan pengalaman saya yang sederhana, yang lebih mudah itu perkembangan teknologi
informasi harus dimanfaatkan untuk dan seterusnya, itu lebih mudah saya memahaminya.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Perkembangan teknologi informasi harus dimanfaatkan untuk, jadi ini usulan baru. jadi
perkembangan teknologi harus dimanfaatkan untuk menjaga, memelihara dan memperkukuh
persatuan dan kesatuan. Jadi ada perkembangan, ada cara pemanfaatannya. Saya kira menjadi
semakin sempurna ini.
Silahkan Pak Dedi.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Yang pertama mohon di review konsideran-konsideran sebelumya, bahwa kata
perkembangan kalau tidak salah itu sudah dicantumkan…..
DEDI D. MALIK (PAN) :
Bahwa kata perkembangan, kalau tidak salah itu sudah dicantumkan, satu diatas.
Perdebatan kita tadi mengenai konsideran ini terkait dengan dua kata, penggunaan atau
pemanfaatan. Dari konsep Pemerintah karena wacana yang berkembang di fraksi-fraksi ini tadi
konsep atau kata pemanfaatan itu terus menjadi kata kunci maka Pemerintah menggunakan itu.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Tetapi ada kalanya ketika dipakai dalam satu konteks kalimat itu menjadi kurang tepat, mengapa ?
Misalnya kalau kita perhatikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus di kembangkan untuk
menjaga. Nah kata-kata dikembangkan untuk menjaga, memelihara dan memperkukuh itu,
bagaimana teknologi supaya bermanfaat. Jadi yang cocok menurut saya bukan pemanfaatan
dikalimat awal itu. Bahwa pengunaan teknologi informasi, karena pengunaan konsep netral.
Sedangkan pemanfaatan kan sudah desain positif begitukan. Pemanfaatan itu dimana ada
teknologi yang netral, bisa negatif positif itu jadi bermanfaat kan begitu. Jadi kalau penggunaan
konsepnya netral dan bukan perkembangan lagi menurut saya. Karena perkembangan sudah di
atas, sudah diberikan konsiderannya diatas. Tetapi dalam konteks kalimat ini penggunaan lebih
tepat sebagaimana di usulkan oleh PDI P dan untuk menunjukan kemanfaatan itu yaitu konsep kita
kunci, kita close dengan dikembangkan untuk menjaga, memelihara dan memperkukuh persatuan
dan kesatuan, itu sudah bermanfaat. Jawaban atas bermanfaatnya itu.
Nah kemudian yang terkait dengan kepastian saya ingin memberikan pertimbangan,
mohon perhatian. Bahwa kata tadi Pak Ngabali itu cerdas, ini teknologi informasi informasi ini
masih lex generalis. Kalau mau di leg spesialiskan maka penggunaan teknologi informasi
khususnya transaksi elektronik. Khususnya transaksi elektronik begitu harus dikembangkan itu
supaya jelas, mahkluk ini apa, teknologi informasi yang terkait dengan transaksi elektronik
maksudnya begitu. Sehingga jadi kalimatnya itu substansinya lex spesialis. Nah karena in ilex
spesialis saya kira ini terlalu lebar lagi kalau bicara kepastian hukum atau sesuai dengan azas
begitu. Karena dalam pemahaman saya yang sekarang ini yang terjadi Dephum misalnya
membuat peraturan saham 49% untuk saham telekomunikasi, kenapa ? Karena sekarang ini
banyak operator yang memiliki saham lebih dari 50% dan orang menganggap ini akan
mengganggu system keamanan nasional kita karena satelit-satelit itu dikuasai oleh asing, karena
itu konteks tadi karena supaya ada keterkaitan antara kalimat awal dengan akhir itu adalah system
keamanan dan pertahanan nasional, itu lebih clear menurut saya ketimbang dari kepastian hukum.
Karena Undang-Undang telekomunikasi yang sekarang itu tidak menjamin kepastian hukum dan
system keamanan dan pertahanan nasional, tidak ada pembatasan saham di Undang-Undang
telekomunikasi sekarang.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Pimpinan,
Coba diperjelas ini masalah di Komisi I coba jangan dibawa-bawa.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Tidak ini relevan, karena kita bicara Undang-Undang ICT, Undang-Undang teknologi
informasi. Kenapa sekarang ini orang pada takut, kenapa ini diserang terus menerus, kenapa kita
Departemen Keuangan meskipun Undang-Undang telekomunikasi belum memberikan batasan
tentang kepemilikan saham, sekarang Departemen Keuangan atas nama Undang-Undang
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Penanaman modal sekarang mau dibuat aturan 49%, karena apa ? Satelit-satelit asing itu dan
operator-operator itu sudah dominan menguasai telekomunikasi kita. Karena ini terkait dengan
konteks keamanan dan persatuan kesatuan, konteksnya disitu.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebentar, kita coba
BOY M.W. SAUL (PD) :
Supaya ini nyambung terus, jangan sampai masuk ke jazz atau keroncong lagi. Jadi
begini, kita kan tadi hanya ingin menampung dan konsisten terhadap pemanfaatan teknologi, mari
kita back to nature saja. Kita mau saja kepada yang semula, yang mengumpulkan bahwa semua
DIM 7 itu sudah oke, semua fraksi hampir semua sudah oke, tetapi kan ada kembang-kembang
pembahasannya bunga-bunganya ditambah-tambah dan akhirnya ini menjadi sesuatu yang di
haruskan untuk di terima didalam untuk pengembangan itu di DIM-nya tadi pasal yang tadi. Jadi
sebaiknya kita hanya memanfaatkan dan kita konsisten kata pemanfaatan dari PDI P maupun dari
Golkar itu saja.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Tetapi kalau dari PDI P itu penggunaan.
BOY M.W. SAUL (PD) :
Nah kalau itu penggunaan kita gunakan secara bersama-sama. Jadi kita kembali lagi
kepada DIM 7 tadi yang belum dikembangkan seperti ini, itu saya kira sudah paling tepat itu.
Hanya sekarang tentunya kita harus juga menampung apa yang disampaikan dari Bung Mochtar
ini bahwa ada redanden dengan sama harus terus dan segala macam, mari kita berikan kepada
ahli bahasa. Sehingga selesai sudahlah, begini karena kalau kita terus-terus begini kapan kita
dimanfaatkan dan kapan kita memanfaatkan, kita ini tidak jelas semuanya pemanfaatannya. Jadi
coba tolong dijelaskan DIM 7 itu betul-betul kita kembali saja kepada kita hanya tinggal masukan
penggunaan dan segala macam kemudian redanden harus terus. Terima kasih Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira kita sudah berkembang dengan konsep yang sudah kita tegaskan kepada
Pemerintah untuk melakukan ini. Dengan demikian memang saya kira berkembang rumusan yang
cukup banyak ini, ada dari PAN, ada dari PKS, kemudian ada rumusan alternatif Pemerintah
sendiri yang saya kira bisa memberikan.
Nah saya kira yang paling menonjol, kalau soal pemanfaatan dan penggunaan tadi kita
sudah hampir ada kesepahaman bahwa itu bisa, salah satu digunakan. Dengan demikian PAN
masih menekankan bahwa penggunaan itu lebih netral sehingga lebih cocok untuk konsideran.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
Namun untuk yang menjadi permasalahan adalah supaya kita lihat dimana kita akan berputar
mengenai, ini masih menjadi permasalahan. Apakah secara khusus kita masih membicarakan,
misalnya mengakomodasi system keamanan atau cukup kita bicara mengatakan azas hukum
seperti apa yang dikatakan Pemerintah, terseragaman azas dan peraturan perundang-undangan.
Sebab itu juga sebenarnya peraturan perundang-undangan mengakomodir artinya
otomatis setelah mengatur system keamanan dan peraturan. Nah kalau ini dikandaskan betul-
betul, artinya Undang-Undang ini lalu kemudian mencoba freshing point bahwa ini ada kaitan
dengan problem-problem keamanan nasional. Nah ini perlu mendapat pertimbangan dari kita.
Sebelumnya saya kira ada restu dari Pemerintah dulu ?
ALI MUBARAK (PKB) :
Pandangan saya begini, seperti apa yang diutarakan huruf (d) itu sebetulnya sudah
mencakup keseluruhannya. Kalau kita lihat disegi pemanfaatan teknologi informasi harus terus
dikembangkan, untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan nasional ini
sudah muncul kepada hukum keseluruhannya. Kalau kita mesti dikembangkan lagi pada masalah
transaksi elektronik maka ini akan berkembang lebih jauh lagi. Saya kira usul Pemerintah ini sudah
cukup bagus untuk persatuan nasional melalui pemerataan keseragaman dan peraturan
perundang-undangan. Jadi itu sudah mencukup seluruhnya. Jadi kalau kita kembali dikembangkan
maka ini akan berkembang-berkembang tidak akan selesai sampai sore. Jadi saya pikir usul
Pemerintah sudah cukup.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan Pak Victor dari Golkar.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Ada dua hal yang pertama saya mengusulkan kalau memang kita masih deadlock saya
pikir perlu di skors untuk Pimpinan dan fraksi-fraksi serta Pemerintah mungkin ada tim kecil untuk
membicarakan ini secara khusus, itu yang pertama. Kemudian yang kedua, saya sepakat tadi
dengan saudara FKB bahwa DIM nomor 7 itu menurut saya mendekati kesempurnaan dari
kepentingan bahasa maupun tujuan karena itu harapan dari saya pribadi saya inginkan mungkin
keseragaman saja dihilangkan. Jadi bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus terus
dikembangkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional melalui peraturan
perundang-undangan. Yaitu penerapan, tetap penerapan melalui peraturan perundang-undangan.
karena untuk menegakkan itu yah peraturan perundang-undangan maka kita bentuk Undang-
Undang ini. Untuk bagaimana menegakkan azas manfaat dan azas persatuan itu, menurut saya
seperti. Jadi menurut saya DIM nomor 7 sudah baik dan perlu dilakukan loby-loby kecil kira-kira
pimpinan supaya bisa searah dua berpikirnya. Terima kasih Pimpinan.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Silahkan PAN.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Yang pertama saya kira kalau ini lama kemudian ditafsirkan menjadi kesana kemari.
Tetapi ini dalam rangka mencari rumusan yang terbaik untuk bangsa, kita inikan duduk disini untuk
mencari yang terbaik, bukan mau menghancurkan atau mau membuat macam-macam. Jadi tolong
dijadikan catatan kalau kita ngotot-ngototan disini itu kena prinsip. Karena pemikiran-pemikiran kita
harus semua dihargai secara equal dan bukan ngotot-ngototan. Mungkin kalau di Paripurna saya
kira layak yang mayoritas itu mohon maaf, itu membuat policy politik, kaki lima maka nasibnya
harus turut. Tetapi kekuatan logika di dalam perundang-undangan, ini kekuatan berbeda, jadi
tolong juga ini dipertimbangkan dulu.
Jadi maksud saya kalau, saya ikut saja tadikan ngotot-ngototan, saya belum memberikan
nota dari tadi, yang penting ICT itu bagi saya nota. Tetapi kesepakatan forum memutuskan
demikian maka yah sudah. Tadi maksud saya adalah kalau tadi konsepnya itu sudah ada lex
spesialis, kenapa sih di ujungnya juga tidak lex spesialis. Kalau Perundang-undangan itukan
umum, itu menurut saya begitu dan harus di close dengan tadi. Karena ini tadi NKRI, kan lebih
awalnya NKRI maka tadi harus ada menurut saya system pertahanan keamanan itu harus ada.
Supaya menjadi lebih lex spesialis, konsepnya lebih kongkrit bisa dipahami. Kalau Perundang-
undangan itu hanya bagus dibaca kan tetapi tidak memberikan penekanan menurut tafsir saya.
Jadi Perundang-undangan itu bentuk tidak salah tetapi tidak memberikan penekanan terhadap
kalimat awal yang sebetulnya kita ingin mengclose NKRI itu harus dijaga, dipelihara dengan
memperkukuh. Yang sekarang ini masih terancam kita oleh luar maupun dari dalam, ini perjalanan
bangsa kehidupan bangsa, tidak main-main.
Terima kasih.
VICTOR BUNGTILU (PG) :
Saya mau klarifikasi bahwa ide dasar tadi memberikan agar kita skors itu agar kita
menyamakan persepsi dalam lingkungannya yang lebih. Jadi jangan diterjemahkan yang tidak-
tidak. Saya pikir perlu juga, tidak ada satu orang pun duduk di tempat ini membuang waktunya
untuk kepentingan sesaat, saya pikir itu.
Yang kedua, bahwa setiap konsideran dipikirkan menjadi pokok pikiran untuk melahirkan
hal baru. Nah karena itu dalam kalimat peraturan perundang-undangan adalah akan melahirkan
aturan-aturan lain untuk mengatur dalam rangka mengkokohkan atau mengkukuhkan bangsa
bernegara ini. Nah ini menurut saya tidak ada keliru disitu. Tetapi kalau memang dianggap ada
juga perkeliruan, nah itu yang tadi saya harapkan kita bentuk suatu loby-loby untuk mencapai itu,
karena ini bagaimana pun ini adalah suatu lembaga politik dan Pemerintah, karena untuk
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
mencapai itu pasti ada suatu lembaga yang namanya lembaga lobby, kemudian bagaimana tadi itu
sudah begitu. Karena itulah saran saya dan terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira clear yah ? Pemerintah silahkan. Sebelum Pemerintah dan silahkan.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Terima kasih Pimpinan,
Saya ingin mengatakan bahwa sebetulnya beberapa pokok-pokok usulan kongkrit yang….
……tadi disampaikan oleh teman-teman dari PDI P ditambah dengan Golkar kemudian
dielaborasi oleh Saudara saya Anggota yang terhormat Bung Dedi Jamaludin Malik. Tadi ada A
151 Pak Boy, substansi dari DIM yang sejak awal diusulkan kemudian kami mengusulkan
beberapa perubahan dari kokoh ke kukuh kemudian PDI P masuk ini. Sebetulnya tadi jauh lebih
pas dan tepat, saya kenapa perlu memberikan stressing ketika penambahan persatuan dan
kesatuan nasional melalui Perundang-undangan yang diakomodasi lewat usulan Pak Dedi di
system pertahanan dan pertahanan ini kan. Sebetulnya ini masuk didalam konsideran yang kita
buat dalam piramida terbalik diatas dari fenomena global, dinamika masyarakat, turun kepada
penggunaan teknologi informasi. Jadi ketika kita masuk dalam pembahasan teknologi informasi itu,
mungkin menurut saya tidak pas lagi untuk masuk dalam mengakomodasi system keamanan dan
pertahanan itu.
Makanya tadi saya sedikit memberikan usulan, karena ini kan begini logika kekuatan dan
kekuatan logika disini dalam membuat Undang-Undang kan 2 (dua) itu. Makanya kalau kita bisa
mereview kembali dari usulan PDI P kemudian tadi ditambahkan oleh teman-teman Golkar dan
elaborasinya dari Bung Dedi tadi. Barangkali memang kita harus menggunakan kalimat, usulan
yang disampaikan oleh Pemerintah. Bahwa seluruh aspek penggunaan dan pemanfaatan teknologi
informasi, tadi kan kata harus. Harus dikembangkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan
melalui perundang-undangan, karena yang kita bicarakan tadi itu saya tekankan berkali-kali adalah
menyangkut transaksi elektronik.
Jadi mungkin saya setuju dengan Om Boy dengan Bung Dedi untuk barangkali memang
kita harus kembali kepada usulan semula, tinggal ada beberapa yang perlu dilengkapi terkait
dengan usulan PDI P dan Golkar. Jadi tidak masuk kepada usulan terakhir yang disampaikan oleh
Pemerintah, yang tadi Profesor Ramli kemukakan dan saya katakan hampir tidak ada
hubungannya dengan pembahasan kita mengenai transaksi elektronik.
Nah kalau boleh saya mengusulkan sebelum Pemerintah itu adalah dari saya
mengusulkan nanti ditambah “ bahwa seluruh aspek penggunaan tadi kita pakai kata dari PDI P
dan Pemanfaatan teknologi informasi harus di kembangkan untuk memperkukuh, baru ditambah
tadi persatuan dan kesatuan seperti yang di usulkan oleh Pemerintah sejal awal itu. Kalau usulan
ini memungkinkan untuk bisa di telaah kembali. Saya kira kita tidak butuh waktu banyak lagi untuk
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
bisa memperdebatkan. Karena substansinya sudah masuk, tinggal persoalan bunga-bunga dari
kata-kata yang kita pakai ini. Itu usulan kongkrit saya Pimpinan.
Terima kasih atas segala perhatian,
Assalamu’alaikum, wr,wb.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Tunggu dulu ini BPD tidak melanjutkan dengan melalui penerapan ?
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Jadi mengkukuhkan persatuan dan kesatuan nasional dan penegakan hukum dan
seterusnya. Karena begini pak, …………………………
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Langsung saja dengan kalimat sempurnanya supaya pas.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Jadi persatuan dan kesatuan nasional dan penegakkan hukum secara adil. Maksud saya
nanti ada 2 (dua) usulan PDI P yang penting untuk dikasih masukan. Karena tadi ada catatan dari
kata 2 (dua) ini dengan Victor punya pikiran ini dengan Victor bapak punya ketua disana itu.
Sempurnakan kalimat ini. Penegakkan hukum secara adil dan merata, ini usulan dari PDI P
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Kita kembali kepada Pemerintah saya kira, silahkan Pemerintah.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Sebelum diberikan kepada Pemerintah, perkenankan saya sedikit saja untuk memperkuat
argument bahwa menurut saya. Dengan Perundang-undangan yang ada saja itu tidak cukup,
kenapa ? Karena perkembangan masyarkat itu melalui Perundang-undangan yang ada. Jadi
perkembangan masyakarat jauh lebih cepat majunya dari pada Perundang-undangan. Apa
buktinya ? Saya punya argument tadi itu Undang-Undang telekomunikasi. Jadi kalau hanya di
close dengan peraturan perundang-undangan ternyata banyak Undang-Undang kita yang masih
bolong-bolong dan itu membutuhkan clousul lain yaitu tadi political will,karena itu saya meng close-
nya itu dengan system mengakomodasi, system pertahanan dan keamanan nasional. Dengan
alasan tadi Perundang-undangan yang ada saja tidak cukup, mengingat perkembangan
masyarakat atau perkembangan teknologi jauh lebih cepat berkembangnya ketimbang Undang-
Undang. Jadi karena itu dengan Perundang-undangan saja tidak cukup dengan argument tadi
yang saya sampaikan.
Terima kasih.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira Pemerintah silahkan, banyak sekali pemikiran yang masuk menyangkut soal ini.
CAHYANA (DEPKOMINFO) :
Jadi pada prinsipnya kami sangat menghargai bagaimana kalimat-kalimat yang sifatnya
pokok itu kemudian menjadi beranak pinak, tujuannya kan memperkaya juga sebetulnya. Jadi
bagus saja bunga-bunga itu oleh seluruh Anggota Fraksi, tolong kami ingin kembali kepada usulan
semula saja, bisa ditayangkan DIM 7 ini. Jadi yang kita bicarakan disini adalah masalah
pemanfaatannya, kemudian harus terus itu adalah satu kesatuan. Jadi Bapak Ali Ngabalih ini satu
kesatuan. Kemudian yang memperkukuh kita lengkapi kalimatnya menjadi menjaga, memelihara
dan memperkukuh. Kemudian persatuan dan kesatuan nasional ini, sebetulnya didalamnya sudah
ada unsur-unsur pertahanan, keamanan dan sebagainya karena persatuan nasional itu hanya
akan bisa diwujudkan kalau kita mengakomodasi.
Jadi kalimat tambahan dari Fraksi PAN tadi tentang system keamanan pertahanan
nasional sebetulnya sudah ada didalam persatuan dan kesatuan. Jadi dengan kalimat yang simple
butir DIM 7 ini kami ingin tetap konsisten dengan usulan DIM yang pertama.
Demikian bapak Pimpinan.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira ini sudah bisa kita ambil keputusan yah ?
DEDI D. MALIK (PAN) :
Jangan dulu,………………………..
Kalau kalimatnya bahwa pemanfaatan teknologi informasi harus terus dikembangkan
untuk menjaga, memelihara dan memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional titik saja disitu.
Paham apa yang disampaikan oleh Pemerintah, karena terus dikembangkan itu dalam konteks
dalam hal ini adalah Perundang-undangan. Saya kira clear, jadi setuju apa yang disampaikan oleh
Pemerintah. Tetapi ketika dicantumkan ada kalimat melalui penerapan, keseragaman azas dan
Peraturan Perundang-undangan. Kesatuan dan persatuan yang tadi sifatnya itu didalam hukum itu
lex spesialis itu menjadi lex generalis dengan kata-kata keseragaman azas dan Peraturan
Perundang-undangan. Maksud saya kalimat itu sudah khusus tetapi di close dengan kalimat yang
umum. Jadi kalau mau kalimat yang khusus di berikan juga, dijelaskan dengan kalimat yang
khusus. Persatuan dan kesatuan nasional itu apa ? Melalui system keamanan dan pertahanan,
kan kira-kira cukup. Jadi menurut saya itu sejalan, tetapi saya sepakat kalau titik itu di persatuan
kesatuan nasional. Titik disitu fine, clear, tidak ada lagi multi tafsir menurut saya. Tetapi kalau mau
ditambah melalui tadi kata-kata yang tadinya sudah khusus itu harus di close dengan yang khusus
lagi,misalnya keseragaman azas dan peraturan perundang-undangan dan tadi mengakomodasi
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
system pertahanan dan keamanan nasional atau tadi supaya kita sepakat, supaya cepat titik di
nasional saja.
Terima kasih.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Pak Ali Mochtar.
ALI MOCTHAR NGABALIN (BPD) :
Saya lagi-lagi menekankan pada DIM 7 (d) ini tidak ada substansi yang terkait kalimat ini
dengan transaksi elektronik, coba dilihat baik-baik. Makanya saya selalu mengatakan bahwa
usulan PDI P tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi ini terkait dengan
transaksi elektronik itu perlu dikasih masuk, supaya di mengerti apa ayat ini, kalimat ini, kalau
tidak apa yang kita mau pahami dari situ. Kita tidak bicara tentang masalah pertahanan, kita tidak
bicara mengenai masalah bela Negara, toh disini teknologi informasi itu sendiri. Tetapi
pemanfaatan teknologi ini untuk kepentingan transaksi elektronik. Sehingga apa yang tadi di
usulkan oleh Kang Dedi ini terkait dengan persatuan dan kesatuan dari sebuah satu system, saya
setuju itu dengan berbicara tentang persatuan dan kesatuan. Itu tidak ada di tempat lain, di Komisi
kami tadi bicara itu masalah. System pertahanan, nanti di fax di punya komisi itu baru ada
keamanan, kami polisi yang tidak beres itu.
Jangan maksud saya di ayat ini, diberikan masuk di celah-celah mana. Makanya saya
setuju dengan, khususnya transaksi elektronik. Kata PDI P mengatakan bahwa diantara kata
dengan dan kata pemanfaatan ditambah rangkaian kata penggunaan. Penggunaan teknologi
informasi untuk kepentingan transaksi elektronik. Kalau tidak maka kita tidak menemukan, apa itu
ayat 7 dan bikin apa.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Saya kira perlu kita sepakat bahwa ini harus terkait langsung, saya kira itu. Jadi
penggunaan teknologi informasi dalam kaitannya dengan transaksi elektronik. Kita sepakat dengan
itu dan point itu harus disempurnakan.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Pimpinan,
Inikan tadi itu kita, frame kita mendasarkan pada piramida terbaru konsiderannya itu. jadi
problematik, sebetulnya di konsideran-konsideran itu kan kita mau menggambarkan konteks
global dulu, umum dulu. Lalu di (e) di close transaksi elektronik.
ARSIP D
AN DOKUMENTASI
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Sebentar,
Jadi menurut Pak Dedi ini di point (e) terakhir sudah di close bahwa ini adalah transaksi
elektronik.
DEDI D. MALIK (PAN) :
Jadi maksud saya tadi inikan kita belum sepakat kita merujuk kepada tadi piramida terbalik
itu belum sampai dan sistematika, kemudian juga didalam pembahasan juga tidak konsisten kita.
Misalnya kalau Pak Ali Ngabalin itu betul, artinya ini teknologi informasi apa mahluk ini, yaitu yang
dimaksud transaksi elektronik. Maka kan masuk akal kalau khususnya transaksi elektronik, tetapi
yang menjadi masalah ketika merujuk kepada piramida terbalik itu, karena konsiderannya umum-
umum semua, iya kan pak ? Tetapi di close kemudian di konsideran terakhir yaitu semua yang
dikembangkan itu dibicarakan itu adalah pentingnya transaksi elektronik. Nah kembali kemudian
kepada pilihan, apakah setiap konsideran itu mau yang global tetapi diberikan koma khususnya
transaksi elektronik. Nah berarti setiap konsideran itu harus memuat transaksi elektronik disetiap
konsideran kalau mau konsisten.
YASIN KARA (KETUA RAPAT) :
Jadi begini Pak Mochtar saya kira perlu ditahan penjelasannya. Penjelasannya adalah
bahwa ……………..
ARSIP D
AN DOKUMENTASI