risalah rap at kerja -...

12
RISALAH RAP AT KERJA

Upload: truongduong

Post on 19-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

RISALAH RAP AT KERJA

Page 2: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

RISALAH RAPAT KOMISIIV DPR-RI BIDANG PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DEWAN KELAUTAN INDONESIA SERTA PERUM BULOG

Tahun Sidang

Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat ·

2011-2012

II 1 Rapat Ke~a Terbuka

1

Sifat Rapat Dengan Menteri Pertanfan, Menteri Keuangan, Menteri Hukum dan HAM, dan

Menteri Dalam Negeri. Hari/Tanggal Waktu

Rabu, 21 Nopember 2012 10.00 WIB

Tern pat Ruang Rapat Komisi IV DPR-RI Gedung Nusantara DPR-RI, Senayan-Jakarta

Acara 1. Pengantar Pimpinan Rapat; 2. Pengantar Musyawarah : Penjelasan Komisi IV DPR Rl mengenai

RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan penyampaian pandangan presiden/pemerintah mengenai RUU p3;

3. Pengesahan jadwal acara pembicaraan Tk. I Pembahasan RUU P3; 4. Pengesahan Mekanisme pembahasan; 5. Penyerahan DIM RUU oleh pemerintah ke Komisi IV DPR Rl.

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir Anggota Hadir Mitra Kerja

H.M. ROMAHURMUZIY, ST, MT Aris Subiakto, S. Sos, M.AP.

dari 51 orang Anggota Komisi IV DPR-RI Menteri Pertanian, Meneteri Keuangan, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Dalam Negeri beserta jajarannya

ANGGOTA KOMISI IV DPR-RI :

1. H.M. ROMAHURMUZIY, ST, MT 2. IR. E. HERMAN KHAERON, M.Si 3. FIRMAN SOEBAGYO, SE,MH 4. DRS. H.IBNU MULTAZAM 5. JR. H. M. All YACOB 6. DRS. JAFAR NAINGGOLAN, MM 7. H. DARIZAL BASIR 8. HJ.ITI OCTAVIAJAYABAYA, SE, MM 9. ADIYAMAN AMIR SAPUTRA, S.IP 10. SRI HIDAYATI 11. IR. DJOKO UDJIANTO 12.1R. H.M. ROSYID HIDAYAT 13. MAIMARA TANDO 14. Dr. CAPT. ANTHON SIHOMBING 15. Hj. NURLIAH, SH, MH 16. ADI SUKEMI, ST, MM 17. H. HARDISOESILO 18. HJ. NUROKHMAN AHMAD HIDAYAT MUS 19. ROBERT JOPPY KARDINAL

20. IAN SIAGIAN 21. SUDlN 22. DJUWARTO 23. DR. MUHAMMAD PRAKOSA 24.1R. MARSANTO, MS 25. DRS. I MADE URIP, M.Si 26. BAHRUDIN SYARKAWIE 27. HONING SANNY 28. HERMANTO 29. MA'MUR HASANUDDIN, MA 30. TAMSIL LINRUNG, S.PD 31. VIVA YOGA MAULADI, M. Si 32. H. SUKIMAN, S.Pd, mm 33. INDIRI CHUNDA THITA SYAHRUL, SE, MM 34. H. HENDRA S SINGKARU, SE 35. DRS. H. WAN ABU BAKAR, MS, M.Si 36. H. SYAIFULLAH TAMLIHA, S.Pi, MS 37. HJ. MIRATI DEWANINGSIH, T, ST 38. PEGGY PATRICIA PATIPPI 39. ANAKAGUNG JELANTIK SANJAYA 40. DRS. H.A. MURADY DARMANSYAH

Page 3: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

2

ANGGOTA YANG IZIN : 1. DRS. H. YUSRAN ASPAR, M.Si 6. IR. MINDO SIANIPAR 2. DR IR. MOHAMMAD JAFAR HAFSAH 7. JR. K.H. ABDUL HAKIM MM 3. HJ. TETTY KADI BAWONO 8. Hb. IR. NABIEL AL MUSAWWA, M.Si 4. DR. (He), IR.H. SISWONO YUDO HUSODO 5. I GUSTI KETUT ADHIPUTRA, SH

9. Hj. DEWI CORYATI, M.Si 10. DRS. H. ZAINUT TAUHID SMDI, M.Si 11. ABDUL WACHID

Page 4: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT/H.M. ROMAHURMUZIY, ST,MTIF.PPP Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, Yang terhormat Menteri hokum dan HAM beserta jajarannya. Yang terhormat Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya. Yang terhormat dari menteri Keuangan dan Mendagri belum dating ya, oh sudah baik. Saudara menteri Keuangan atau yang mewakili beserta jajarannya Saudara Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya.

3

Yang mewakili presiden dalam pembahasan tingkat I atas RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan petani.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota DPR Rl dan hadirin yang berbahagia. Mengawali pada rapat ahari ini pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWf, Tuhan yang Maha Kuasa yang memberikan kepada kita kesempatan, kekuatan dan kesehatan sehingga kita bias melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita pada siang hari ini,

Sesuai dengan jadwal rapat DPR' Rl Masa Persidangan ke II yang cukup pendek ini Tahun 2012-2013, yang telah diputuskan dalam rapat konsultasi pengganti Bamus antara Pimpinan DPR dan Pimpinan fraksi-fraksi pada tanggal 22 Oktober 2012, dan sesuai pula dengan keputusan rapat intern Komisi IV DPR' Rl tanggal 20 Nopember 2012, atau kemarin maka pada hari ini Rabu, tangagal 21 Nopember 2012 Komisi IV DPR' Rl menyelenggarakan Rapat Kerja dengan Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri dalam Negeri atau yang mewakili yang ditugaskan Presiden dalam rangka Pembahasan Tingkat I RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Bukan kebetlan kalau disingkat PPP pak,

Sebelum dilajutkan perlu kami sampaikan bahwa sesuai dengan laporan dari secretariat komisi IV DPR Rl telah hadir 26 atau telah menandatangani daftar hadir 26 dari 51 anggota Komisi IV DPr Rl dari 7 Fraksi, dengan demikian rapt ini telah dihadiri lebih dari separuh jumlah anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat (1) forum telah tercapai dan sesuai dengan pasal 240 peraturan tata tertib DPR Rl rapat kerja ini kami buka dan kami nyatakan terbuka untuk umum.

KETOK PALU 1 X

Rapat Ke~a ini akan kita langsungkan sampai pukul 12.00 dan bila belum selesai akan kita teruskan sesuai dengan Tatib DPR Rl pasal 219 atau sesuai dengan kesepakatan kita bersama dengan acara sebagai berikut.

1. Pengantar Pimpinan Rapat: 2. Pengantar Musyawarah; yang terdiri atas penjelasan DPR Rl mengenai RUU tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan petani; yang kedua panganan Presiden atau pemerintah mengenai RUU tentang P3. Acara selanjutnya adalah

3. Pengesahan jadwal acara pembahasan; 4. Pengesahan mekanisme pembahasan ; 5. Penyerahan DIM RUU oleh Pemerintah kepada Komisi IV DPR Rl.

Apakah bias disetujui.

KETOK PALU 1 X

Hadirin yang kami hormati pembicaraan Tingkat I, RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan petani didasarkan pada Surat Presiden NO. R-59/Pres/XI/2011 tanggal 29 Nopember 2011, Perihal penunjukkan wakil pemerintah untuk pembahasan RUU tentang Perlindungan dan pemberdayaan Petani, dimana didalam Surat tersebut Presiden menugaskan Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM secara bersama-sama maupun sendiri guna mewakili presiden dalam pembahasan RUU tersebut, dan Surat Wakil Ketua DPR Rl Korkesra Nomor TU.04/10771/0PR RI/XII/2012 tangagal12 Desember 2012, perihal penugasan untuk membahasn RUU tentang Perlindungan dan pemgerdayaan Petani dalam surat dimaksud bahwa berdasarkan keputusan Rapat Bamus ADPR Rl tanggal 8 Desember 2012, disetujui penanganan RUU tentang Perlindungan dan pemberdayaan petani diserahkan kepada Komisi IV DPR Rl,

Pimpinan dan Anggota Komisi IV yang terhormat, Saudara Menteri Hukum dan HAM, beserta Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, dan

Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili yang kami hormati serta hadirin yang berbahagia.

Page 5: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

4

Upaya untuk melindungi eksistensi petani Indonesia, tidak saja didalam tataran nasional juga internasional khususnya dari gelombang ekonomi neonibral yang tengah melanda dunia, Perlindungan Petani yang dijewantahkan didalam bentuk kebijakan regulasi selayaknya tetap memperhatikan koridor kesepaktan dalam organisasi perdagangan dunia atau wro, yang telah diratifikasi dalam undang-undang No. 7 tahun 1994 tentang pengesahan agreement astheblising the word reat organization atau persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia, beberapa bentuk kebijakan yang dapat diberikan untuk melindungi kepentingan petani antara lain subsidi sarana produksi, penetapan tariff biaya masuk, dan penetapan pintu masuk barang impor.

Penetapan biaya masuk didasarkan pada harga domestic, komoditas strategis dan nasional dan local serta produksi dan kebutuhan nasional. Selain itu juga dilakukan penetapan pintu masuk barang import yang bertujuan melindungi sumber daya dan budidaya pertanian yang merupakan daerah produsen komodistas pertanian yang diusahakan petani. Penetapan pintu masuk barang import komoditas pertanian dilakukan tidak boleh berdekatan dengan sentra produksi komuditas pertanian dan dilengkapi Balai Karantina,

Selain upaya perlindungan dilakukan juga pemberdayaan dengan memfasilitasi petani agar mampu mandiri dan memiliki keuntungan dalam melakukan usaha tani, kegiatan ini diharapkan mampu memmutulasi petani agar lebih berdaya baik melalui pendidikan, penyuluhan pendampingan akses petani terhadap sumber modal dan pembiayaan maupun terhadap informasi dan teknologi berikut penegakan petani, arti penting perlindungan dan pemberdayaan petani tidak terlepas daripada amanat pancasila dan UUD Negara Rl 1945 dimana Negara bertugas untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahtgeraan umum serta mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Tentu pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mengupayakan peningkatan kapasitas petani agar menjadi petani yang mandiri dan berdaulat, ini sekedar gambaran dari mengapa kemudian komisi IV DPR Rl mengajukan iinisiatif RUU tentanga Perlindungan dan Pemberdayan Petani. Untuk memahami lebih mendalam permasalahan perlindungan dan pemberdayaan petani ini kami minta kepada lr. E. Herman Khaeron, M.Si Wakil Ketua Komisi IV DPR Rl selanjutnya untuk menyampaikan penjelasan DPR Rl tentang RUU Perlindungan dan Pemberdayaan petani, Kami Persilakan.

WAKIL KETUA KOMISIIVIIR.E. HERMAN KHAERON, M.Si/F.PD Bismiallahirahmanirohim. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selama pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang Terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya. Yang Terhormat Saudara Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya. Yang Terhormat Saudara Menteri Keuangan yang mewakili atau beserta jajaranya. Yang Terhormat Saudara Menteri Dalam negeri atau yang mewakili beserta jajaranya. Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPr Rl yang kami hormati, serta hadirin yang berbahagia. Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Pengasih dan Penyanyang karena berkat rahmat dan hidayatnya kita dapat bertemu pada Rapat Kerja hari ini dalam keadaan sehat Wal afiat guna melaksanakan salah satu tugas dan fungsi DPR Rl yaitu dalam bidang Legislasi,

Bapak lbu yang kami hormati, Sejalan dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 pembangunan pertanian diarahkan

untuk meingkatkan kesejahteraan rakyat termasuk petani, selama ini petani telah memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan pertanian dan pembangunan petani pedesaan, peran strategis sector pertanian lainnya ditunjukkan melalui perolehan devisa, penyediaan panagan dan energy, penyerapan tenaga kerja, projob, mengurani kemiskinan atau pro pur dan pelestarian pro emperaiment serta multi player efek keterkaitan out produksi, konsumsi dan investasi, oleh sebab itu sector pertanian dipandang juga sbagai sector yang mampu untuk memadukan pertumbuhan dan pemerataan atau mewujudkan ekonomi hingga sector pertanian Indonesia masih terfokus pada sector pertanian dan industry yang mengelola hasil alam, pada sector pertanian terdapat 3 sektor utama yang mengikuti, lahan, komoditas, dan petani. Ketiga komponen itu sating terkait sehingga mengenai pengaturan dari masing-masing komponen akan memberikan dampak terhadap pengaturan komponen lainya dan subyek pembangunan sector pertanian yang berada di garis terdepan adalah petani, namun demikian hasil usaha tani yang dilaukan oleh petani belum diikuti oleh peningkatan kesejahteraan petani, karena secara umum pembangunan sector pertanian masih beroreintasi pada peningkatan sector produksi, atau production oriented. Yang belum dikuti oleh pendekatan kesejahteraan petani, kurangnya perhatian terhadap petani dan menganggap sector pertanian sebagai sector marginal, turut

Page 6: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

5

menambah petani menghadapi ketidak pastian, dalam berusaha sebagai petani, usaha tani di lnodnesia memiliki fitur yang didominasi oleh factor-faktgor yang berasal dari dalam petani itu sendiri dan factor lingkungan. Selain itu petani di Indonesia menghadapi pada permasalahan teknis, seperti luas kepemilikan lahan perkapita yang rendah, kepemilikan dana yang kecil, penggunaan teknologi yang rendah, produk yang cepat rusak ancaman iklim banjir dan kekeringan, gangguan haman dan penyakit tanaman serta akses yang sangat kecil terhadap sumber dana dan informasi, kebijakan yang sudah ditetapkan pun belum berjalan secara ekfektif ditingkat lapangan, seperti pembelian harga yang ditetapkan pemerintah yang lebih rendah daripada harga pasar pada saat panen raya, serta permasalahan terkait dengan pemberlakuan biaya tariff impor yang belum efektif dalam melindungi produk petani dari komoditas pertanian impor.

Oleh karena ini perlu dicari cara penyelesaian dan permasalahan sector pertanian yanga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, upaya untuk perlindungan dan pemberdayaan petani selama ini belum didukung oleh peraturan perundangan yang komprehensif, polistiks dan sistemix, sehingga kurang memberikan jaminan kepastian hokum serta keadilan bagi petani dan pelaku usaha dibidang pertanian. Bberapa undang-undanga yang sudah ada selama ini masih bersifat parsial, dan belum mengattur upaya perlindungan dan pemberdayaan petani secara jelas, tegas dan lengkap.

Undang-undang yang dimaksud antara lain adalah 1. UU No. 2 Tahun 1960 tentang bagi hasil tanah pertanian; 2. UU No. 2 Tahun 1992 tentanga Usaha Perasuransian; 3. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbangkan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10

Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 4. UU No. 29 Tahun 2000 tentang Paritias Tanaman; 5. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; 6. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Pelindungan lahan pertanian pangan dan berkelanjutan. 7. UU No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura. 8. UU tentang pangan saya kira memang ini dalam proses lembaran Negara dan pak Amir

saya kira yang hadir pada saat diundangakan di Paripurna.

Saudara Menteri, Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR Rl yang saya hormati. Berdasarkan pemikiran diatas dan untuk mewujudkan kesejahteraan petani DPR Ri

perlu membentuk undang-undang tentang perlindungan dan pemberdayaan petani yang norma­normanya melindungi dan memperdayakan petani kecil di subsector tanaman pangan hortikultura, perkebunan, peternakan. Titik penting didalam RUU ini adalah untuk mendorong pemerintah agar menciptakan aturan main antara petani dan pasar, petani dengan organisasi, produsen dengan terkait lainnya yang mampun mereduksi resiko dan biaya transkasi yang timbul akibat keterbatasan kapasitas petani, sehingga diharapkan petani kecil akan dapat memperoloeh jaminan kepasatian melakukan usaha atani dari produksi hingga akses pasar serata permodalan, serta dapat jaminian perlindungan dari setiap resiko usaha petani yang dapat terjadi pada proses kegiatan usaha tani itu sendiri. Dalam RUU ini petani akan mendapat perlindungan untuk membantu petani meneghadapi masalahn kesulitan, memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian kepastian usaha, harga komodisatas pertanian, ketersediaan lahan, kegagalan panen, praktek ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim.

Perlindungan petani dilakukan melalui : 1. Ketersediaan prasaranan pertanian, serta kemudahan untuk memperoleh sarana produksi

pertanian; 2. Kepasatian usaha yang antara lain meliputi : jaminan ganti rugi akibat gaga! panen dalam

bentuk asuransi pertanian. 3. Menciptakan kondisi harga komodistas yang menguntungkan petani, resiko dan harga

pasar. 4. Penghapusan praktek ekonomi biaya tinggi; 5. Perubahan iklim dengan membangun system peringatan dini.

Pemberdayaan petani dilakukan melalui : 1. Pendidikan dan pelatihan; 2. Penyuluh&n dan pendampingan; 3. Pengembangan system dan sarana pemasaran hasil pertanian; 4. Pengutamaan hasil pertanian dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional ; 5. Konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian; 6. Penyediaan fasilias pembiayaan dan permodalan. 7. Kemudahan akses diktek dan informasi; 8. Penguatan kelembagaan petani.

Page 7: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

6

Pada akhirnya akan terjadi perubahan dan pengembangan pola pikir petani, meningkatkan usaha tani, penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani melalui sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan petani.

Perlindungan dan pemberdayaan petani dilakukan dengan memperhatikan asas kemandirian, kedaulatan, kebersamaan, keterpaduan, keterbukaan, efesiensi, keperadilan dan berkelanjutan.

Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajaran. Saudara Menteri Pertanian yang mewakili beserta seluruh jajaran. Saudara Mentteri keuangan atau yang mewakili beserta seluruh jajarannya. Saudara Menteri dalam Negeri atau yang mewakili beserta seluruh jajarannya. Yang mewakili Presiden pemerintah dalam pembahasan tingkat I RUU tentagn

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR Rl yang kami hormati, serta hadirin yang

berbahagia. Demikianlah hal-hal yang kami sampaikan atas RUU tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani, dengan harapan semoga kedepan dengan pemberlakuan UU tentang Pelindungan dan pemberdayaan Petani nantikan akan memberikan manfaat serta berguna bagai petani dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat khususnya baik generasi sekarang maupun generasi yang akan dating.

Terima kasih Wasalamu'alaikum Wr. Wb.

Pimpinan komisi IV DPR Rl Wakil Ketua

lr. E. Herman Khaeron, M.Si A.483 Ditanda tanganii terima kasih.

KETUA RAPAT/H.M. ROMAHURMUZIY, ST,MT/F.PPP Saya ucapkan terima kasih kepada Saudara Herman Khaeron atas penjelasan yang

disampaikan dan selanjutkan kami persilakan kepada Menteri Hukum dan HAM mewakili Pemerintah untuk menyampaikan pandangannya terhadap RUU tentang Perlindungan dan Pemerdayaan Petani, kami persilakan waktunya.

PEMERINTAH/AMIR SYAMSUDIN/MENHUKUM DAN HAM Bismillahirohman nirohim. Yang saya hormati Saudara Ketua Komisi IV DPR Rl Para Wakil Ketua Komisi IV DPR Rl Para Anggota Komisi IV DPR Rl Menteri Keuangan atau yang mewakili Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili Menteri Pertanian atau yang mewakili Serta para undangan dan hadirin sekalian. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagai kita semua, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT, karena

dengan rakhmat dan hidayahnya kita dapat berkumpul di ruang siding ini dalam keadaan sehat walfiat untuk melaksanakan rapat kerja dengan Komisi IV DPR Rl. Perkenankan kami atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih kepada DPR Rl yang terhormat yang telah memberikan waktu kepada kami untuk menyampaikan pandangan pemerintah terhadap usul inisiatif DPR Rl mengenai RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Sebagai tindak lanjut surat dari Ketua DPR Rl Nemer LG.01.04/9336/DPR RI/X/2011 tanggal 28 Oktober 2011 yang mengantarkan naskah RUU tentang Perlindungan dan Pemerdayaan Petani. Presdien Rl telah menyampaikan pembalasanya melalui surat Nemer R-59/Pres/XI/2011 tanggal 29 Nopember 2011 yang memberitahukan penunjukkan Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk mewakili pemerintah dalam membahas RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dengan DPR Rl.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ..... bahwa pemerintah pada prinsipnya menyambut baik dan sangat menghargai inisiatif anggota Dewan yang terhormat yang telah berupaya menyusun RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang akan dijadikan paying hokum dalam memberikan perlindungan dan pemberdayaan petani didasarkan atas azas kemandirian, kedaulatan, kebersamaan, keterpaduan, keterbukaan, efesiensi,

Page 8: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

7

kepribadian, dan berkelanjutan. Kami juga sangat menghargai upaya keras komisi IV DPR Rl dalam pross penyusunan perlindungan dan pemberdayaan petani ini yang telah menjaring aspirasi daria berbagai pihak, seperti akademisi, kelembagaan kemaasyarakatan, organiasi profesi, pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga swadaya masyarakat. Kami yakin proses penyusunan RUU dengan melibatkan semua pemangku kepentingan tersebut, menghasilkan cakupan pengaturan RUU perlindungan dan pemberdayaan petani yang komprehensi, relevan dan sejalan dengan amanat pancasila, dan UUD Negara Rl Tahun 1945. Bahwa pembangaunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan sebesar-besarnya kesejahteraan petani yang selama ini telah memberikan kontribusi yang sangat nyata didalam pembangunan nasional, dengan diusulkannya RUU tentang Pelindungan dan pemberdayaan petani diharapkan petani penggarap, atau petani yang mempunyai lahan dan melakukan budidaya tanaman pangan pada luas lahan yang paling banyak 2 Ha, petani hortikultura, pekebun, peternak pada sekala kecil, akan menjadi mandiri dan berdaulat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan kualitas dan kelansunngan hidup yanga lebih baik. Selain itu RUU tentang Pelindungan dan Pemerdayaan Petani diharapkan juga akan mampu memperdayakan dan mempersiapkan petani dan pelaku usaha dan usaha tani lainnya pada jangka panjang secara bertahap, dapat menghadapi persaingan dipasar global, ban yak inggris .....• Dan pasar global. Dalam rangka melengkapi materi, muatan RUU tentang Pelindungan dan Pemberdayaan petani, perkenankan kami memberikan masukan sebagai berikut :

1. Usulan perubahan struktur sistimatika berupa penghapusan, penambahan dan peubahan urutan paragraph pada sub bagian dalam Bab Pasal, Ayat, dan atau huruf.

2. Perubahan redaksional untuk memperjelas subtansi yang akan diatur dan atau disesuaikan dengan peristilahan atau bahasa yang baku.

3. Perubahan rumusan yang pada prinsipnya tetap memelihara semengat yang dikehendaki oleh RUU ini tetapi dengan mempertimbangkan factor : a. Keselarasan dengan produk hokum nasional maupun dengan perjanjian

internasional yang ada; b. Kemampuan pemerintah, pemerintah daerah dan petani untuk menanggung

implitakasi teknisteks, ekonomi, fiscal, social budaya; c. Potensi prospek dan perlindungan dan pemberdayaan petani.

Untuk proses selanjutnya kami tugaskan Saudara Kepala Badan dan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, selaku ketua tim penyusun daftar inventarisasi masalah untuk mewakili pemerintah dalam pembahasan lebih lanjut didampingi dengan kepala biro hokum informasi public kementerian pertanian serta para pejabat terkait dari kementerian keuangan, kementerian dalam negeri dan kementerian hokum dan HAM dan kementerian Sekretariat negera, demikian pandangan umum kami sampaikan dan sekaligus kami akan DIM RUU serta perlindungan tentang perlindungan dan pemeberdayaan petani, untuk mohon kiranya RUU untuk mendapatkan prioritas penyelesaiannya dalam forum DPR Rl yang terhormat,

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan dan kekuatan kepada kita semua, dalam melaksanakan tugas konstitusional ini.

Wabillatofik walhidayah. Wassalamu'alaikum Wr. Wb

KETUA RAPAT/H.M. ROMAHURMUZIY, ST,MT/F.PPP Pak menteri nanti isitirahat setelah kita selesaikan acara ini jadwal pembahasan RUU

ini, Terima kasih kepada pemerintah atas penyampaian terhadap RUU tentang Perlindungan dan pemberdayaan Petani. Dan selanjautnya adalah pengesahan jadwal pembahasan RUU perlindungan dan pemberdayaan petani. Pada masa siding I ini kebetulan waktunya sangat pendek sampai dengan tanggal 15 desember 2012 ini, akan kita jadwal kita sebagai berikut pada hari ini kita mengadakan rapat kerja, kemudian pada tanggal22 dan 23 komisi IV DPR Rl diberikan waktu mempelajari DIM dari pemerintah, dan kemudian senin pada tanggal 26 nopember 2012 pukul 1 0 pagi kita rapat kerja dengan pemerintah dalam pembahasan DIM dan pembentukan panitia kerja, dan sejauh ini karena keterbatasan waktu Komisi IV pada masa siding ini juga masih ada RUU care offerdarimasa siding sebelumnya yang belum selesai, yaitu RUU P3L, pemberantasan pembalakan liar, dan kita juga telah menyusun RUU Nakeswan, jadi untuk masa siding ini jadwal hanya tinggal senin raker, sedangkan arapat-rapat panja akan kita gelar pasa masa siding Ill yang dimulai pada tanggal 7 Januari 2013, pada masa sidanga Ill nanti kita akan melakukan bberapa agenda karena waktunya belum bias kita plot hari ini karena rapat bamus tentang masa siding Ill kappa dimulainya dan akan berakhir belum dilaksanakan, namun item-item kegiatan yang akan kita laksanakan pada masa siding Ill tahun 2012-2013 yang dimulai pada januari 2013 nanti adalah kunjungan kerja kepada perguruan-perguruan tinggi untuk FGD bersama fakultas pertanian, fakultas hokum bersama dinas-dinas terkait, kemudian rapat panja untuk pembahasan DIM yang akan dilanjutkan dengan pembentgukan

Page 9: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

8

timus dan timsin, harapan kita nanti pada masa siding Ill akan kita agendakan rapat kerja dengan pemerintah untuk pengambilan keputusan tentang RUU ini, karena masa siding Ill ini akan berlansung cukup panjang, sementara ini jadwal, yang ada sehingga kita, harapkan kita focus kepada legislasi sehingga kita bias undang kan pada akhir masa siding ke Ill, dalam rancangan jadwal yang sementara ini masih berlaku masa siding iii ini, akan berlangsung sampai dengan tanggal 13 April 2013 jadi cukup panjang punya januari, Februrari, maret, sampai dengan April, Saya kira ini yang bias aya bacakan, uuntuk rancangan jadwal pembahasan pad a tingkat I, RUU Perlindungan dan Pembberdayaan Petani tentu kami menunggu tanggapan, darai anggota tentang rancangan jadwal acara ini, bias kita sepakati, baik.

KETOK PALU 1 X

Terima kasih atas persetujuannya dan tentu kami akan menanyakan kepada pemerintah bias disetujui, nah baik, terima kasih pak.

KETOK PALU 1 X

Saya kira dengan demikian kita akan masuk pada agenda selanjutnya yaitu penyerahan, mekanisme pembahasan, tingkat I RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan petani Masa Sidang I Tahun 20012-2013 saya akan bacakan walaupun ini sudah sering kita ikuti.

Mekanisme atau tata cara pembahasan Tingkat I RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Masa Persidangan I Tahun Sidang 2012-2013.

1. U mum a. Mekanisme atau tata cara rapat pembahasan, berfungsi sebagai pedoman

umum dalam pembahasan materi muatan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani;

b. Materi bahasan adalah persandingan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang diajukan oleh DPR-RI dengan DIM yang diusulkan oleh Pemerintah.

2. Jenis-jenis rapat dalam Pembicaraan Tingkat I (Tatib DPR Pasal 138 ayat (1)) a. Rapat Kerja; b. Rapat Panitia Kerja (Panja); c. Rapat Tim Perumus/Tim Kecil; dan/atau d. Rapat Tim Sinkronisasi

3. Pimpinan dan Keanggotaan Rapat a. Rapat Kerja (Raker)

1) Rapat Kerja dipimpin oleh Pimpinan Komisi IV DPR-RI, dan Pemerintah oleh Menteri yang mewakili Presiden;

2) Keanggotaan Rapat Kerja adalah seluruh Anggota Komisi IV DPR-RI dan pihak Pemerintah.

b. Rapat Panitia Kerja (Panja) 1) Rapat Panja dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Komisi IV DPR- Rl

dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Panja paling banyak separuh (50%) dari jumlah Anggota Komisi IV DPR-RI yang dibentuk oleh Komisi IV DPR Rl.

c. Rapat Tim Perumus (Timus) 1) Rapat Tim Perumus dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Panitia

Kerja dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Tim Perumus paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Panitia Kerja.

d. Rapat Tim Kecil (Timcil)

Page 10: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

9

1) Rapat Tim Kecil dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Panitia Kerja dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Tim Kecil paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Panitia Kerja.

e. Rapat Tim Sinkronisasi (Timsin) 1) Rapat Tim Sinkronisasi dipimpin oleh salah seorang Pimpinan Panitia

Kerja dengan Menteri yang diwakili oleh Pejabat Eselon I yang membidangi materi RUU yang sedang dibahas;

2) Keanggotaan Tim Sinkronisasi paling banyak 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Panitia Kerja.

4. Tugas a. Rapat Kerja (Raker)

1) Menyepakati jadwal acara rapat Pembahasan/Pembicaraan Tingkat I pembahasan RUU serta waktu penyusunan dan penyerahan DIM (Tatib DPR Pasal 139)

2) Membahas semua materi RUU sesuai dengan DIM (Tatib DPR Pasal 142 ayat (1 )) (a) DIM dari Pemerintah menyatakan rumusan "tetap", langsung

disetujui sesuai rumusan; (b) Apabila dalam DIM terdapat strip (-) dianggap tetap (Tatib DPR

Pasal142 ayat (3)) (c) Apabila dalam Rapat Kerja substansi belum disetujui, dibahas

lebih lanjut dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) (d) Penyempurnaan yang bersifat "redaksional", langsung diserahkan

kepada Tim Perumus; (e) Dalam Rapat Kerja dapat dibahas substansi di luar DIM, apabila

diajukan oleh Anggota atau Menteri dan substansi yang diajukan mempunyai keterkaitan dengan materi yang sedang dibahas serta mendapat persetujuan rapat.

(f) Pembahasan RUU dalam Rapat Kerja lebih lanjut diserahkan kepada Panitia Kerja (Tatib DPR Pasal142 ayat (5)).

b. Rapat Panitia Kerja (Panja) (Tatib Pasal 144) 1) Membahas substansi RUU atau materi lain yang diputuskan dalam

Rapat Kerja; 2) Membahas substansi RUU berdasarkan DIM; 3) Dapat membentuk Tim Perumus/Tim Kecil, dan/atau Tim Sinkronisasi; 4) Panitia Kerja bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada

Rapat Kerja.

c. Rapat Tim Perumus (Timus) (Pasal145 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan materi RUU sesuai dengan keputusan Rapat Kerja dan

Rapat Panitia Kerja (Panja); 2) Tim Perumus bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada

Rapat Panitia Kerja.

d. Rapat Tim Kecil (Timcil) (Tatib DPR Pasal 146 ayat (1) dan ayat (3) 1) Merumuskan materi RUU konsideran menimbang dan penjelasan

umum atau sesuai dengan keputusan Rapat Kerja dan Rapat Panitia Kerja;

2) Tim Kecil bertanggung jawab dan melaporkan hasil kerjanya pada Rapat Panitia Kerja

Page 11: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

10

e. Rapat Tim Sinkronisasi (Timsin) 1) Menyelaraskan rumusan RUU dengan memperhatikan keputusan

Rapat Kerja, Rapat Panitia Kerja, dan hasil rumusan Tim Perumus; 2) Hasil Tim Sinkronisasi dilaporkan dalam Rapat Panitia Kerja untuk

selanjutnya diambil keputusan.

5. Pengambilan Keputusan (Pasal 148) 1. Pengambilan keputusan RUU dalam Rapat Kerja dilaksanakan

berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. 2. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari

separuh jumlah anggota rapat yang terdiri atas lebih dari separuh unsur fraksi.

3. Apabila dalam Rapat Panitia Kerja tidak dicapai kesepakatan atas suatu atau beberapa rumusan RUU, permasalahan dilaporkan dalam Rapat Kerja untuk selanjutnya diambil keputusan.

4. Apabila dalam rapat kerja tidak tercapai kesepakatan atau suatu atau beberapa rumusan rancangan undang-undang, pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat paripurna setelah terlebih dahulu dilakukan pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu).

6. Lain - Lain a. Fraksi dan Pemerintah diberi kesempatan untuk menyampaikan

pendapatnya 2 (dua) putaran, apabila dalam 2 (dua) putaran belum mendapat persetujuan/kesepakatan, maka : - Rapat Kerja memutuskan, dibahas lebih lanjut oleh Panitia Kerja

(Panja) apabila sifatnya substansi dan apabila sifatnya redaksional pembahasan lebih lanjut oleh Tim Perumus;

b. Selama pembahasan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, didampingi atau dihadiri oleh Legal Drafter atau ahli Perundang­undangan dari Sekretariat Jenderal DPR-RI dan dari Pemerintah serta ahli Bahasa dan Sekretariat Negara untuk mendapatkan masukan terhadap RUU yang sedang dibahas.

Demikian makenisme dan tata cara pembahasan Tingkat I RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, dan selanjutkan perlu kami pertanyaan apakah mekanisme ini bias disetujui. Pemerintah setuju pak.

KETOK PALU 1 X

Saya kira normative saja, dan selanjutkan saya kira penyerahan DIM, dari pemerintah kepada Komisi IV DPR Rl kami persilakan Pak Menteri untuk mengambil tempat.

Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya Saudara menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajaranya Saudara menteri Keuangan atau yang mewakili beserta jajarannya Saudara menteri dalam negeri atau yang mewakili beserta jajaranya. Yang mewakili pemerintah didalam pembahasan tingkat I, RUU tentang Perlindungan

dan Pemberdayaan petani rekan-rekan pimpinan dan anggota Komisi IV DPR Rl yang terhormat. Serta hadirian yang berbahagia.

Demikian rapat kerja pada hari ini, dan sebelum menutup rapat ke~a hari ini kami persilakan kepada pemerintah untuk menyampaikan kata akhirnya. Silakan.

PEMERINTAH/AMIER SYARRIFUDIN/MENHUKUM DAN HAM Saya kira apa yang disampaikan oleh penjelasan tadi, pemeirntah sudah mewakili

seluruh hal-hal yang ingin kami kemukakan dan insya Allah dengan adanya penjadwalan yang sudah dibacakan oleh pimpinan tadi kami berharap mudah-mudahan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani masa persidanganll tahun 2012-2013 mudah­mudahan dapat berjalan dengan lancer. ltu saja saya kira terima kasih.

Page 12: RISALAH RAP AT KERJA - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20180322-013942-4376.pdf · anggota komisi IV dan sesuai dengan tata tertib DPR Rl Pasal 245 ayat

11

KETUA RAPAT/H.M. ROMAHURMUZIY, ST,MT/F.PPP Terima kasih Pak Menteri tadi sempat kita dengar penjelasan pak menteri kaya orang

baca puisi pak, enak didengar pak, Terima kasih saya kira atas kehadiranya pak Menteri Hukum dan HAM dan para

mewakili menteri yang telah ditujukan oleh pemerintah untuk pembahasan RUU tingkat I rekan­rekan anggota dan pimpinan Komisi IV DPR Rl dengan demikian bias kita akhiri rapat kerja kita hari ini. Dengan ucapkan hamdalah. Alkhamdulillahirobil alamin. Terima kasih atas kehadirannya Wawallahumataufiklaqolamutorik wasalamu'alaikum Wr. Wb. Rapat Kerja dinyatakan ditutup

KETOK PALU 3 X

RAPAT KERJA DITUTUP PADA PUKUL 11.20

An. Ketua Rapat Sekretaris,

Aris Subiakto. S.Sos.M.AP NIP. 19590324 198203 1 003