risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
RISALAH PERTEMUAN
MANAGING OUR NATION PPM MANAJEMEN
STRATEGI DAN RENCANA AKSI UNTUK KEDAULATAN PANGAN
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 5 Oktober 2013 ; pukul 09.00 – 13.00 wib
Tempat Pelaksanaan : R. Gathering PPM Manajemen – Jl Menteng Raya 9 Tugu Tani Jakarta Pusat
Narasumber :
1. Bpk Haryono – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian
2. Bpk Hadi Daryanto – Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan
3. Bpk Conrad Hendrarto – Direktur Partisipasi Masyarakat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4. Bpk Hasanuddin Murad – Bupati Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan
5. Bpk Hanan A Rozak – Bupati Tulang Bawang Provinsi Lampung
6. Bpk Akhmad B. Yasin – Kepala Dinas Pertanian & Kehutanan Kalimantan Utara
7. Bpk Golda M Purba – Kepala Bidang Pengendalian & Perlindungan Kabupaten Kubu Raya Provinsi
Kalimantan Barat
8. Bpk Anas M Fauzi – Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor
9. Bpk Aman Wirakartakusumah – Rektor Universitas Kusuma Bangsa dan Mantan Rektor IPB ; Anggota band
d’linkers
10. Bpk Hadi Susilo Arifin – Guru Besar Bidang Arsitektur Landscape Institut Pertanian Bogor
11. Bpk Arief Daryanto – Direktur Program Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor
12. Bpk Robiyanto H Susanto – Guru Besar Bidang Pemberdayaan Tanah Rawa Universitas Sriwijaya
13. Bpk Mas Dharmawan S – Direktur Perencanaan & Transformasi PT Sang Hyang Seri
14. Bpk Gunung Soetopo – Pemilik Sabila Farm Jogjakarta (pembudidaya buah naga dan buah lokal)
15. Bpk Wisnu Gardjito - Pemilik Sumber Rejeki Depok (ahli pengolahan hasil kelapa untuk ekspor)
16. Bpk Bening Dwiono – Penggiat Kelompok Tani Jawa Tengah
17. Bpk Rachmat Hidayat – Perwakilan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)
18. Bpk Sutarum Wiryono – Project Officer Asian Development Bank
19. Ibu Reni Lestari Razaki – Direktur Program Pengembangan Eksekutif PPM Manajemen
Peserta yang hadir : 79 orang (daftar hadir terlampir).
Moderator : Bpk Triono Saputro – Direktur Konsultan PPM Manajemen
Hasil Pembahasan :
1. Permasalahan
a. Indonesia belum mencapai tingkat kedaulatan pangan.
b. Politik sejak reformasi belum menyentuh pertanian. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah tidak
saling bersinergi. Perekat di antara pusat dan daerah tergantung anggaran dan teknologi.
c. Tidak adanya ketegasan dalam kebijakan secara nasional, maupun keberpihakan kepada petani
mengakibatkan masing-masing ‘bermain’ sendiri-sendiri. Tidak terintegrasi.
2. Kondisi di daerah
a. Kabupaten Tulang Bawang, Lampung : Penghasil gula nasional dan tambak udang terbesar di Asia
Tenggara. Berpotensi untuk mengembangkan ternak sapi dan unggas namun kesulitan untuk
mendapatkan bibit ternak. Kecenderungan mengganti lahan sawah menjadi perkebunan sawit dan
karet. Terjadi kelangkaan beras, diatasi dengan makan tiwul. Saat ini harga tiwul lebih mahal dari
beras. Visi dan misi serta program pembangunan Kabupaten Tulang Bawang akan disajikan juga
dalam bentuk buku ekslusif untuk pihak lain seperti : investor, pembuat kebijakan.
b. Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan : Daerah rawa namun mampu menjadi pemasok padi
terbesar di Kalimantan Selatan. Sawah yang ditanami sekitar 110.000 ha. Masalah perencanaan
dirasakan kurang tepat karena kemauan politik seringkali menjadi pendekatan solusi. Sangat
memerlukan pembagian peran antara pusat, provinsi dan kabupaten dalam membangun
Kabupaten. Peran serta berbagai pihak akan sangat membantu.
c. Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat : Program pembangunan pertanian Kubu Raya dalam
pembangunan pertanian Kalbar sangat dirasakan dan perlu didukung oleh berbagai pihak. Dengan
luas sekitar 6.984 Km2 dan jumlah penduduk 502.249 jiwa, daerah ini mempunyai potensi
pertanian padi untuk menjadi Rice Estate dan pertanian pangan, ternak dan perikanan untuk
menjadi Food Estate dalam wujud Kawasan Agroindustri dengan pendekatan Cluster. Direncanakan
Pembukaan Lahan Baru seluas 5.000 Ha dan Pengembangan Kawasan seluas sekitar 8.250 Ha di
Padu Ampat, Penataan Kawasan Pangan seluas sekitar 6.610 Ha di Lokasi Kakap Kompleks,
Pembukaan Lahan Baru sekitar 3.600 Ha di Lokasi Teluk Pakedai, dan sekitar 2.500 Ha di Lokasi
Ambawang Komplek.
d. Provinsi Kalimantan Utara : Provinsi baru dengan potensi sungai-sungainya yang belum secara
optimal dimanfaatkan. Memiliki varietas padi dan udang yang baik untuk pasar lokal dan ekspor.
Dengan ketersediaan lahan yang masih luas untuk transmigrasi dan penggunaan lain, diharapkan
alokasi APBD untuk Pencetakan Sawah yang lebih besar. Udang dari delta Kayan diekspor ke USA
dan Jepang. Dana APBD kecil sekali dalam program pencetakan sawah (hanya 1000 hektar /
tahun), padahal mampu memproduksi beras Adan yang enak. Mengusulkan alih fungsi lahan hutan
di Nunukan menjadi lahan pangan. Terbuka untuk menjalin kerjasama meningkatkan produktivitas
tanaman pangan.
e. Kabupaten Demak, Jawa Tengah : Sudah mulai menerapkan konsep desa mandiri dengan
pendampingan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dengan dukungan dari pemerintah dan
swasta dapat dilakukan dengan baik karena adanya pendampingan dan percontohan.
f. Kabupaten Indaragiri Hilir, Riau: Potensi kelapa dalam seluas 350.000 ha misalnya dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat namun memerlukan langkah-langkah konkrit
g. Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan: Pembangunan terpadu pangan di Kabupaten Banyuasin
memberikan contoh peran serta multipihak (luas sawah 250.000 ha, surplus 350.000 ton beras di
tahun 2012).
3. Kebijakan Kementerian
a. Kementerian Pertanian : Infrastruktur pertanian harus dibangun. Agenda riset nasional adalah
pemanfaatan lahan : rawa, dan pasang surut untuk mencapai posisi swasembada pangan dan
pertanian. Penyelesaian harus secara sistematis melalui pendekatan kebijakan yang melibatkan
multi disiplin.
b. Kementerian Kehutanan : Politik sejak reformasi tidak menyentuh pertanian. Indonesia
cenderung menyelesaikan ketahanan pangan melalui kebijakan impor. Beri kesempatan Bupati
untuk menjalankan perannya meningkatkan produktivitas pangan di daerahnya. Apabila tanaman
sawit, cokelat maupun karet bisa dimiliki oleh industry, mengapa di pertanian pangan belum bisa ?
Ajak peran swasta untuk melakukan reformasi agraria.
c. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Untuk pengembangan produksi pertanian
dibutuhkan ruang, orang dan uang. Ruang disediakan oleh Bupati dengan memberikan lahannya
untuk para transmigran melalui Kemnakertrans, orang yang terlatih sesuai dengan kompetensinya
disediakan oleh Kemnakertrans, uang disediakan melalui APBN, APBD dan kemitraan dengan Badan
Usaha. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk nyata reformasi agraria. Untuk menjaga agar
transmigran tidak mengalihkan fungsi lahan dari tanaman pangan ke sawit atau lainnya, berikan
insentif berupa subsidi pupuk, bibit, dll serta kemudahan akses kredit, untuk tanaman pangan
sehingga petani tetap sejahtera. Insentif diberikan kepada petani dan investor.
4. Saran Strategis dan Rencana Aksi
a. Produksi pangan dengan inovasi dan teknologi seperti yang selalu diupayakan oleh para praktisi.
Hasil riset Centre of Innovation & Colaboration (CIC) PPM Manajemen menunjukkan kurangnya
kolaborasi para praktisi dengan pemerintah dan akademisi.
b. Data yang diterima oleh pemerintah pusat harus diverifikasi di lapangan. Sebaiknya apabila data
menjadi penentu kebijakan maka harus sesuai dengan kondisi di lapangan.
c. Kembangkan pertanian berbasis pasar. Jangan kuatir dengan potensi pasar. Masih terbuka lebar.
Kembangkan potensi yang ada dan berdayakan lahan yang selama ini tidak produktif.
d. Cadangan pangan Indonesia hanya 4 bulan, maka prioritas utama adalah optimalisasi lahan yang
ada. Untuk itu perlu peran pemerintah daerah dan political will serta goodwill dari pemerintah
pusat.
e. Perlu dikembangkan lagi KUD / BUD, dan penyuluh pertanian dengan tingkat pendidikan setara S1
yang bekerja efektif mendampingi para petani. Sulit menjadi korporasi karena fakta di lapangan
petani Indonesia hanyalah buruh tani, bukan pemilik lahan.
f. Pengolahan hasil pertanian di lokasi produksi untuk efisiensi biaya. Tanaman kelapa memiliki nilai
tambah yang tinggi apabila mampu mensuplai industry. Yang penting konsistensi kualitas dan
produksi.
5. Tindak lanjut
Masih dirasakan perlu untuk merumuskan rencana aksi dalam bentuk usulan program terintegrasi antara
perguruan tinggi, praktisi dan pemerintah daerah (disiapkan dalam waktu dekat). Penyusunan Rencana Aksi
untuk tindak lanjut ini aAkan melibatkan partisipasi dari narasumber dan audience yang hadir.
6. Masukan dari audience :
a. Perpendek jalur rantai produksi ke konsumen untuk menekan harga pokok produksi.
b. Keberpihakan pada petani bukan pada pengusaha besar / simpatisan. Misal dalam menetapkan
harga jual komoditas pangan.
c. Dukungan optimal dari pemerintah daerah dan terjalinnya sinergi dengan pemerintah pusat.
d. Pembenahan infrastruktur penting, perlu disinergikan dengan peran kementerian Pekerjaan
Umum.
e. Segera buat rencana aksi nyata yang mengintegrasikan / kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi /
lembaga litbang, dan investor dalam mengoptimalkan hasil riset dan menghasilkan kebijakan.
Jakarta, 8 Oktober 2013
Wita Hartanto
Corporate Marketing Manager
PPM Manajemen
Email : [email protected]
DAFTAR HADIR
No. Nama Jabatan / Perusahaan
1 A. Manaf Kepala Dinas PU Barito Kuala
2 Abdul Wakris PT. Parita Celes
3 Akhdiyat Sabari Kabid. SDA Barito Kuala
4 Anas M. Fauzi IPB
5 Anna Dosen Gizi IPB
6 Arief D. IPB
7 Arwiyoto Purwono Direktur Sonokembang
8 Bambang S. IPB
9 Bani Saksono Analis Neraca
10 Bening Dwiyono
11 Budi I. Setiawan IPB
12 Conrad H. Direktur Partisipasi Masyarakat Kementrian Transmigrasi
13 Dadang Suyanto PT. RSB
14 Dewi Anggraeni Direktur Sonokembang
15 Diah Lubis
16 Diana Hestiwati STP
17 Dinarini
18 Dolly PPM
19 Dwi B. Utami PU
20 Dwi Purnomo IT Team Pemprov Kalimantan Utara
21 Elly Sabilafarm
22 Erizal Jamal Kementerian Pertanian
23 Fathmi Pemprov. Kalimantan Utara
24 Fitria Rin Wahyudinnir Humas&Protokol Pemprov. Kalimantan Utara
25 Fredrick Ellia Ka. Bappeda Kalimantan Utara
26 Golda M. Purba KABID. Pengendalian & Perlindungan-Kubu Raya Prov.Kalimantan Barat
27 Gunung Soetopo Sabila Farm
28 H. AB. Yasin Kepala Dinas Pertanian Pemprov. Kalimantan Utara
29 H. Alfian Noor Barito Kuala Kalimantan Selatan
30 H. Edy Rosadi Barito Kuala Kalimantan Selatan
31 Hadi D.
32 Hadi Susilo Arifin IPB
33 Hanan A. Rozak Pemkab. Tulang Bawang
34 Haryono Kementerian Pertanian
35 Hasanudin Murad, SH Bupati Barito Kuala
36 hasil Sembiring
37 Henny Titiek
38 Hikmawati Persira
No. Nama Jabatan / Perusahaan
40 Ida Maria LH. Dept. Head of Nutrition PT. Sierad Produce,Tbk.
41 Imam Soeseno IPB
42 Lilis Nuraida IPB
43 Maimunah SP Dinas Pertanian dan Kehutanan
44 Majestika Dinas Peternakan Bengkulu
45 Mas Dharmawan Suryadi Direktur Perencanaan dan Transformasi PT. Sang Hyang Seri
46 Maya Filani Persira
47 Melissa rani HR Consultant Uniex
48 Mujilun Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Utara
49 Mukhtar SUCOFINDO
50 Neneng SM Teguh IPB
51 Noldi T.
52 Obed DT Dinas Pertanian dan kehutanan Kalimantan Utara
53 Osmud Manurung Gedung Lina 508
54 Pangeran Alex S. HR Consultant
55 Purkan SH Kadis.Perhutanan dan Perkebunana Pemda Barito Kuala
56 Rachmat Hidayat GAPMMI
57 Riswan Efendi Tarigan Universitas Binus
58 Rita Londong PT. Parita Celes
59 Robiyanto Universitas Sriwijaya
60 Rudy Thahjo
61 S. Rochmayanti
62 Singgih Penamas
63 Suhendro IPB
64 Sutarum Wiryono Asian Development Bank
65 Suwandi Ka. Badan Ketahanan Pangan Pemda barito Kuala
66 Teti hendrawati
67 Toto Suwito PT. RAP Bioenergi
68 Un SA PT. ITCI
69 Wahyu D Peneliti Madya LIPI
70 Wisnu CS The Green Coco Island
71 Zani Yulia
72 Zulkipli YN Kadis. Pertanian Pemda Barito Kuala
73 Wita Hartanto PPM Manajemen
74 Neviwarti PPM Manajemen
75 Marlina Febrianti PPM Manajemen
76 Jamilda Hanum PPM Manajemen
77 Dewi Fitrina PPM Manajemen
78 Alif Perdana PPM Manajemen
79 Arif Rahman PPM Manajemen