ringkasan materi larutan

3
A. Pengertian Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuhbahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi : a.Larutan langsung (direct), adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. b.Larutan tidak langsung (indirect), adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia, bukan peristiwa fisika. Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi : a.Larutan mikromolekuler, adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikrounit yang terdiri atas molekul ion, seperti alcohol. b.Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion, dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid. c.Larutan makromolekuler, adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA. Jika suatu zat A dilarutkan ke dalam air atau pelarut lain, akan terjadi bermacam-macam tipe larutan, yaitu larutan encer, pekat, jenuh, dan lewat jenuh. Menurut FI IV, bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menjadi : a. Berdasarkan cara pemberiannya, larutan dibagi menjadi dua, yaitu : 1.Larutan oral, adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Sediaan larutan oral yaitu : a. Sirop, mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. b. Eliksir, mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). 2.Larutan topical, larutan yang mengandung air, tetapi sering kali mangandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal

Upload: nurhayatinasridboba

Post on 09-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Materi Larutan

A. Pengertian

Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuhbahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi :a. Larutan langsung (direct), adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika, bukan

peristiwa kimia.b. Larutan tidak langsung (indirect), adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia,

bukan peristiwa fisika.

Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi :a. Larutan mikromolekuler, adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikrounit

yang terdiri atas molekul ion, seperti alcohol.b. Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat

(misel) baik dalam bentuk molekul atau ion, dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.c. Larutan makromolekuler, adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan

mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA.

Jika suatu zat A dilarutkan ke dalam air atau pelarut lain, akan terjadi bermacam-macam tipe larutan, yaitu larutan encer, pekat, jenuh, dan lewat jenuh.

Menurut FI IV, bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menjadi :a. Berdasarkan cara pemberiannya, larutan dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Sediaan larutan oral yaitu : a. Sirop, mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. b. Eliksir, mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut).

2. Larutan topical, larutan yang mengandung air, tetapi sering kali mangandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Sediaan larutan topical yaitu : a. Losio (larutan atau suspense) yang digunakan secara topikal.b. Larutan otik, mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi

penggunaan telinga luar, misalnya larutan otik benzokain.b. Berdasarkan system pelarut dan zat terlarut, larutan dapat dibagi menjadi :

1. Spirit, mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap.2. Tingtur, mengndung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa

kimia.3. Air aromatik, larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa

aromatic, atau bahan mudah menguap lainnya.

Page 2: Ringkasan Materi Larutan

Untuk mendapatkan suatu larutan, dibutuhkan pelarut (solven) dan zat terlarut (solute). Perbandingan antara zat terlarut dan pelarut disebut konsentrasi larutan tersebut, yang dinyatakan dalam persen (%). Pelarut yang biasa digunakan antara lain air, spiritus, gliserin, eter, minyak, paraffin, dan kloroform.

B. Faktor – Faktor yang Memperngaruhi Larutan

Interaksi yang terjadi antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut dengan zat terlarut. Beberapa factor yang mempengaruhi kelarutan antara lain :a. Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut, aturan yang terkenal yaitu like dissolves like, diperoleh

molekul polar akan lartu dalam media yang polar, dan molekul nonpolar akan larut dalam media nonpolar pula.

b. Co-solvency, suatu persitiwa terjadinya kenaikan kelarutan karena panambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut.

c. Sifat kelarutan, zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar pelarut membutuhkan banyak pelarut.

d. Temperatur, dimana beberapa zat padat umumnya bertambah larutjika temperaturnya dinaikkan (eksoterm), dan beberapa zat lainnya jika temperaturnya dinaikkan menjadi tidak larut (endoterm).

e. Salting out dan salting in, dimana salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kealrutan lebih besar dibandingkan zat untamanya, sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama. Dan salting in adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kealrutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya, sehingga menyebabkan penurunan kenaikan zat utama.

f. Pembentukan kompleks, peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut dan zat yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.

g. Common ion effect (efek ion bersama), dimana obat yang tidak larut dibuat suspense, karena ada keseimbangan antara partikel padat dengan larutan jenuhnya.

h. Hidrotopi, peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak larut atau sukar larut dengan penambahan senyawa lain, namun bukan zat surfaktan (surface activate agent, SAA).

i. Ukuran partikel, Efek ukuran partikel zat terlarut terhadap sifat kelarutannya terjadi hanya jika partikel mempunyai ukuran dalam micron dan akan terlihat kenaikan kira-kira 10% dalam kelarutannya. Kecepatan melarutnya suatu zat dipengaruhi oleh ukuran partikel, suhu, dan pengadukan.

j. Ukuran dan bentuk molekul, sifat-sifat dapat melarutkan pada air sebagian besar disebabkan oleh ukuran molekulnya yang kecil. Bentuk molekul yang terlarut juga merupakan factor dalam meneliti kelarutan.

c. Keuntungan dan Kerugian Bentuk Larutan

Skip

Page 3: Ringkasan Materi Larutan

d. Macam-Macam Sediaan Larutan Obat

Macam-macam sediaan