ringkasan materi kuliah lkpj dan lakip

6
RINGKASAN MATERI KULIAH LKPJ DAN LAKIP/AKIP OLEH : ZULFAKAR Guna mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan dengan mempraktekkan prinsip-prinsip good governance yang merupakan merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public goods and service. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, nyata sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,bersih dan bertanggung jawab. (Sedarmayanti. 2003:2) LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ) Dalam rangka memenuhi fungsi akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, berdasarkan pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada masyarakat melalui DPRD, sebagai lembaga perwakilan dan representasi rakyat di daerah. Pertanggungjawaban dimaksud dapat berupa pertanggungjawaban akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah. 1

Upload: randy-dillon

Post on 19-Jan-2016

73 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Materi Kuliah Lkpj Dan Lakip

RINGKASAN MATERI KULIAH

LKPJ DAN LAKIP/AKIP

OLEH : ZULFAKAR

Guna mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi

penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan dengan mempraktekkan prinsip-prinsip

good governance yang merupakan merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam

melaksanakan penyediaan public goods and service. Terselenggaranya good governance

merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan

cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, nyata sehingga penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,bersih dan

bertanggung jawab. (Sedarmayanti. 2003:2)

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)

Dalam rangka memenuhi fungsi akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah,

berdasarkan pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, kepala daerah mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada masyarakat melalui DPRD, sebagai lembaga perwakilan

dan representasi rakyat di daerah. Pertanggungjawaban dimaksud dapat berupa

pertanggungjawaban akhir tahun anggaran dan akhir masa jabatan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Seperti diketahui bersama, bahwa menurut Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007,

khususnya pada Bab III pasal 17 ayat (1) menyatakan “LKPJ akhir tahun anggaran disampaikan

kepada DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir’. Jadi paling lambat

bulan Maret. Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 4

Januari 2007 telah menetapkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mekanisme dan

tata cara penyusunan dan penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

yaitu berupa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung

jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat.

1

Page 2: Ringkasan Materi Kuliah Lkpj Dan Lakip

2

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Indonesia secara eksplisit mulai mengimplementasikan konsep akuntabilitas melalui

Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

dengan dilatarbelakangi keinginan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang

lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab disamping untuk mengetahui

kemampuan instansi pemerintahan dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

Dengan adanya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah

didorong untuk terus meningkatkan kinerjanya. Selanjutnya dalam akuntabilitas tersebut

dikembangkan pula informasi kinerja yang evaluasinya dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) agar dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan

instansi pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuannya. Pemberlakuan AKIP ini juga

tidak lepas dari nilai kemanfaatan yang diharapkan, antara lain:

1. Mempertajam penetapan prioritas program-program pembangunan nasional dan daerah

2. Meminimalisasi duplikasi pembiayaan kegiatan rutin dan pembangunan sekaligus dapat

meningkatkan kinerja secara terukur dan berkelanjutan

3. Tersedianya mekanisme pancatatan pemanfaatan sumber daya nasional dalam pelaksanaan

seluruh program dan kegiatan nasional dan daerah yang lebih akurat

4. Mempercepat dan meningkatkan keakurasian dalam penyusunan revisi, perhitungan APBN

sesuai dengan amanat UU Keuangan Negara

5. Mencegah penggunaan dana APBN/APBD untuk kegiatan yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik

6. Tersedianya sarana dan metode kerja baru dalam pengendalian sistem manajemen (built ini

control system) yang lebih handal

7. Dapat mengurangi jenis dan jumlah laporan yang harus disiapkan pejabat di setiap instansi

pemerintah, sehingga waktu kerja pemimpin dapat difikuskan untuk peningkatan kinerja

instansi sesuai dengan harapan pemerintah.

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN AKIP

Sebagai tindak lanjut dari Inpres No.7 Tahun 1999, Kepala Lembaga Administrasi

Negara (LAN) mengeluarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor

2

Page 3: Ringkasan Materi Kuliah Lkpj Dan Lakip

3

589/IX/6/99 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Empat tahun

kemudian pedoman tersebut diperbaiki dengan keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara

Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

Berdasarkan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

yang ditetapkan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara, pelaksanaan AKIP harus

berdasarkan antara lain pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan.

2. Berdasarkan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara

konsisten dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

3. Menunjukkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh.

5. Jujur, objektif, transparan, dan akurat.

6. Menyajikan keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan.

Sjahruddin Rasul (2004) menyatakan bahwa siklus akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah pada dasarnya berlandaskan pada konsep manajemen berbasis kinerja. Adapun

tahapan dalam siklus manajemen berbasis kinerja adalah sebagai berikut:

1. Penetapan perencanaan stratejik yang meliputi penetapan visi dan misi organisasi dan

strategic performance objectives.

2. Penetapan ukuran-ukuran kinerja atas perencanaan stratejik yang telah ditetapkan yang diikuti

dengan pelaksanaan kegiatan organisasi.

3. Pengumpulan data kinerja (termasuk proses pengukuran kinerja), menganalisisnya, mereviu,

dan melaporkan data tersebut.

4. Manajemen organisasi menggunakan data yang dilaporkan tersebut untuk mendorong

perbaikan kinerja, seperti melakukan perubahanperubahan dan koreksi-koreksi dan/atau

melakukan penyelarasan (fine-tuning) atas kegiatan organisasi. Begitu perubahan, koreksi,

dan penyelarasan yang dibutuhkan telah ditetapkan, maka siklus akan berulang lagi.

3

Page 4: Ringkasan Materi Kuliah Lkpj Dan Lakip

4

Refrensi :

Sedarmayanti. 2003. Good Govenance (Kepemerintahan yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pernerintah

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Ncgara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011

Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/ 1X/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

4