ringkasan materi bank bri

14
Sejarah BRI Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing- masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Visi dan Misi Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Direksi Sofyan Basir Direktur Utama / President Director A. Toni Soetirto Direktur / Director Djarot Kusumayakti Direktur / Director Sarwono Sudarto Direktur / Director Sulaiman A. Arianto Direktur / Director

Upload: nidanurfauziyyah

Post on 17-Nov-2015

140 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

deskripsi bank BRI

TRANSCRIPT

  • Sejarah BRI Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah

    Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. Visi dan Misi Visi BRI Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI

    Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

    Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

    Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

    Direksi

    Sofyan Basir Direktur Utama / President Director

    A. Toni Soetirto Direktur / Director

    Djarot Kusumayakti Direktur / Director

    Sarwono Sudarto Direktur / Director

    Sulaiman A. Arianto Direktur / Director

  • Lenny Sugihat Direktur / Director

    Randi Anto Direktur / Director

    Achmad Baiquni Direktur / Director

    Suprajarto Direktur / Director

    Asmawi Syam Direktur / Director

    Gatot Mardiwasisto Direktur / Director

    GCG & Kode Etik BRI KEBIJAKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GOOD CORPORATE GOVERNANCE POLICY) PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

    I. Latar Belakang PT BRI (Persero), Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak disektor perbankan dan telah go public, dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, telah mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance(GCG) dalam setiap aspek pengelolaan perusahaan. BRI menyadari bahwa keberlangsungan eksistensi perusahaan tidak hanya diukur dari performa keuangan, dan peningkatan keuntungan, melainkan juga melalui performa internal perusahaan yaitu etika dan Good Corporate Governance. Guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan, BRI menetapkan komitmen untuk menjalankan

    sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada pengimplementasian prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Melalui implementasi prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan diharapkan dapat memaksimalkan corporate value dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan agar Bank memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional serta mampu menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan Perseroan dapat tercapai.

    II. Tujuan Pelaksanaan Good Corporate Governance

    Pelaksanaan GCG bertujuan untuk : 1. Mendukung pencapaian visi dan misi

    Bank 2. Mendukung pencapaian tujuan Bank

    melalui peningkatan kinerja yang signifikan;

    3. Memaksimalkan nilai perusahaan 4. Memberikan keyakinan kepada

    pemegang saham dan stakeholders lainnya bahwa pengurusan dan pengawasan Bank dijalankan secara profesional

    5. Menjamin kesehatan dan kemajuan Bank secara berkesinambungan

    6. Memberikan pedoman bagi Komisaris, Direksi dan Pekerja Bank dalam melaksanakan tugasnya

    7. Mendukung pengelolaan sumber daya Bank secara lebih efisien dan efektif

    8. Mengoptimalkan hubungan risk return yang konsisten dengan strategi bisnis

    9. Mendukung terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh insan Bank yang didasari pada prinsip-prinsip GCG

    10. Mendukung penetapan kebijakan Bank yang didasari oleh prinsip-prinsip GCG

    11. Membantu terwujudnya good corporate citizen.

    III. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

    Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya Bank wajib senantiasa menganut prinsip-prinsip GCG sebagai berikut:

    a. Transparansi (Transparency) Merupakan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Pedoman Pokok Pelaksanaan

  • 1. Mempunyai kebijakan untuk mengungkapkan berbagai informasi penting yang diperlukan oleh pemangku kepentingan.

    2. Mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku, antara lain meliputi tetapi tidak terbatas pada halhal yang bertalian dengan visi, misi, nilainilai serta sasaran usaha dan strategi, kondisi keuangan, susunan dan remunerasi Komisaris dan Direksi, pemegang saham pengendali, struktur organisasi beserta pejabat eksekutif, manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi Bank.

    3. Mengambil inisiatif untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak hanya disyaratkan oleh peraturan perundangundangan, tetapi juga halhal lain yang diperlukan untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, nasabah serta pemangku kepentingan lainnya.

    4. Tidak mengurangi kewajiban melindungi informasi rahasia mengenai Bank dan nasabah sesuai dengan peraturan perundangundangan serta informasi yang dapat mempengaruhi daya saing Bank.

    5. Informasi tersebut secara tertulis dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

    b. Akuntanbilitas (Accountability) Merupakan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Pedoman Pokok Pelaksanaan

    1. Menetapkan sasaran usaha jangka panjang dan target usaha jangka pendek untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

    2. Dewan Komisaris dan Direksi menyampaikan laporan tahunan dan pertanggungjawaban keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta menjelaskan pokokpokok isinya kepada pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya.

    3. Menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada otoritas pengawas Bank dan kepada pemangku kepentingan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

    4. Menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masingmasing organ, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran dibawahnya yang selaras dengan visi, misi, nilainilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank.

    5. Memastikan bahwa masingmasing anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran pimpinan Bank harus membuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, secara periodik sesuai dengan ketentuan internal Bank.

    6. Meyakini bahwa masingmasing Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran dibawahnya mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.

    7. Memastikan adanya struktur, sistem dan standard operating procedure (SOP) yang dapat menjamin bekerjanya mekanisme check and balance dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan Bank.

    8. Memiliki ukuran kinerja dan sistem remunerasi bagi masingmasing anggota Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran dibawahnya berdasarkan ukuranukuran yang disepakati dan konsisten dengan visi, misi, nilainilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (rewardand punishment system).

    9. Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan Bank.

    10. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, masingmasing insan Bank harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah disepakati.

    c. Pertanggungjawaban (Responsibility) Merupakan kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Pedoman Pokok Pelaksanaan

    1. Insan Bank berpegang pada prinsip kehatihatian dan menjamin dilaksanakannya peraturan perundangundangan, anggaran dasar serta peraturan internal Bank.

    2. Menafsirkan secara baik ketentuan perundangundangan, anggaran dasar dan peraturan internal Bank, tidak hanya dari perumusan katakata yang tercantum didalamnya, tetapi juga dari latar belakang yang mendasari dikeluarkannya peraturan dan ketentuan tersebut.

  • 3. Menghindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bank.

    4. Memelihara kelestarian alam melalui kebijakan perkreditan dan kebijakan lain yang mendukung terpeliharanya sumber daya alam.

    5. Bertindak sebagai warga korporasi yang baik melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan.

    d. Independensi (Independence) Merupakan pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Pedoman Pokok Pelaksanaan

    1. Menghindari dominasi dari pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan segala pengaruh atau tekanan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.

    2. Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar, peraturan internal Bank dan peraturan perundangundangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

    3. Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan uraian tugas serta standar operasi yang berlaku untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan.

    e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Merupakan keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pedoman Pokok Pelaksanaan

    1. Memberikan perlakuan yang wajar dan setara kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada Bank.

    2. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai prinsip keterbukaan.

    3. Dalam penerimaan pegawai dan pengembangan karir pekerja serta pelaksanaan tugas secara profesional, Bank tidak membedakan suku, agama,

    ras, golongan, jenis kelamin (gender) dan kondisi fisik.

    IV. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good

    Corporate Governance Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance dikelola melalui penerapan :

    a. Komitmen Good Corporate Governance 1. Visi dan Misi

    Perusahaan mempunyai visi yang mencerminkan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang dan misi yang memuat cara untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.

    2. Nilai-nilai Perusahaan (Core Value) Nilai-nilai Perusahaan mencakup nilai Budaya Kerja yang diterjemahkan dalam Tindakan Budaya Kerja yang menjadi landasan cara berpikir, berperilaku dan bertindak individu-individu dalam kelompok yang dipergunakan secara terus menerus. Semua insan Bank diharuskan bertindak sesuai nilai-nilai pokok tersebut dalam pelaksanaan tugas.

    3. Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi Bank yang menjabarkan struktur, tugas dan tanggung jawab, pembagian tugas, etika kerja, rapat, organisasi, dan hubungan kerja dari Dewan Komisaris dan Direksi, sebagai acuan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi Bank.

    4. Kode Etik (Code Of Conduct) Kode Etik Bank merupakan pedoman yang menjelaskan etika usaha dan tata perilaku insan Bank untuk melaksanakan praktik-praktik pengelolaan perusahaan yang baik. Kode Etik Bank menjadi standar perilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya untuk semua insan Bank dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholder). Kode Etik Bank berlaku bagi seluruh insan Bank diseluruh jenjang organisasi Bank. Penerapan Kode Etik Bank secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen dan ketentuan mendukung terciptanya budaya Perusahaan.

    5. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Perjanjian kerja bersama (PKB) mengatur syarat-syarat kerja yang merupakan hasil perundingan dan kesepakatan antara Bank dengan serikat pekerja di Bank, yang akan digunakan sebagai pedoman oleh kedua belah pihak dalam melaksanakan hubungan kerja dan sebagai rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan perjanjian kerja bersama. Kesepakatan tersebut merupakan amanat dari Undang-undang Ketenagakerjaan yang pada prinsipnya merupakan acuan dalam membina

  • hubungan industrial yang harmonis antara Bank dan seluruh pekerja.

    6. Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

    Tanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan komitmen BRI untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Bank sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Dalam fungsinya melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, BRI memiliki strategi dan program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang terintegrasi dengan strategi bisnis BRI yang memperhatikan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI dipublikasikan kepada pemangku kepentingan dalam laporan secara berkala.

    b. Struktur Governance Struktur tata kelola Bank meliputi struktur organ perusahaan utama dan pendukung serta kebijakan Bank dalam rangka pelaksanaan usaha, yaitu sbb :

    1. Organ Utama Terdiri atas :

    a. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan forum dari instansi tertinggi Organ Bank, yaitu pemegang saham. RUPS terdiri atas :

    1. RUPS Tahunan, untuk mengesahkan beberapa agenda yang wajib diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir.

    2. RUPS lainnya, dapat diselenggarakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan.

    b. Dewan Komisaris Dewan komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen. Komisaris independen ditetapkan paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris mengacu pada Anggaran dasar Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    c. Direksi Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masingmasing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, tetapi pelaksanaan tugas dari masingmasing anggota Direksi akhirnya tetap merupakan tanggung jawab bersama. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi mengacu pada

    Anggaran Dasar Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances dengan prinsip bahwa kedua organ tersebut mempunyai tugas untuk menjaga kelangsungan usaha Bank dalam jangka panjang dan mempunyai tujuan akhir untuk kemajuan dan kesehatan Bank.

    2. Organ Pendukung Terdiri dari :

    a. Komite-komite Komite di bawah Dewan Komisaris, antara lain :

    1. Komite Audit 2. Komite Nominasi dan Remunerasi 3. Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

    Komite di bawah Direksi, antara lain : 1. Komite Manajemen Risiko /Risk

    Management Committee (RMC); 2. Komite Kebijakan Perkreditan (KKP); 3. Komite Kredit (KK); 4. Komite Aset dan Liabilitas / Asset-Liability

    Committee(ALCO); 5. Komite Pengarah Teknologi dan Sistem

    Informasi / IT Steering Committee (ITSC); 6. Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia;

    dan 7. Komite lainnya yang dapat ditetapkan

    kemudian b. Sekretaris Dewan Komisaris

    Sekretaris Dewan Komisaris merupakan organ Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris yang bertugas membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

    c. Sekretaris Perusahaan Bank menunjuk Sekretaris Perusahaan untuk membantu Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing terkait dengan pelaksanaan GCG serta untuk mengelola komunikasi kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) baik pihak intern maupun pihak ekstern.

    d. Satuan Kerja Manajemen Risiko Penerapan Manajemen Risiko meliputi :

    1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

    2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit

    3. Proses Manajemen Risiko dan sistem informasi Manajemen Risiko

    4. Sistem Pengendalian Internal e. Satuan Kerja Kepatuhan

    Satuan Kerja Kepatuhan merupakan Unit Kerja independen yang bertanggungjawab dalam melaksanakan Fungsi Kepatuhan di BRI.

    f. Satuan Kerja Audit Intern Audit Intern merupakan unit kerja/satuan kerja yang secara struktural berada dibawah

  • pengawasan langsung Direktur Utama, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki garis komunikasi dengan Komite Audit. Audit Intern melakukan kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki operasional Bank melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan kecukupan dan efektifitas manajemen risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola perusahaan.

    g. Audit Ekstern Pemeriksaan terhadap Bank dilakukan pula oleh eksternal Auditor yaitu Bank Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan, pemeriksa lain sesuai regulasi dan Kantor Akuntan Publik. Bank wajib menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank.

    3. Kebijakan Terdiri dari :

    a. Kebijakan Penyusunan Rencana Bank Rencana Bank terdiri dari :

    1. Rencana Jangka Panjang (RJP/corporate plan) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

    2. Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

    3. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bank untuk 1 (satu) tahun.

    b. Kebijakan Usaha Kebijakan dan peraturan internal BRI termasuk standard operating procedure (SE/SK/BPO/Juklak) harus sejalan dengan kebijakan GCG yang telah ditetapkan. Asas GCG harus tercermin dalam semua kebijakan dan peraturan internal Bank baik yang berkaitan dengan usaha Bank maupun berkaitan dengan manajemen intern Bank. Setiap pengembangan produk dan/atau aktivitas baru harus dikaji dengan seksama kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan terkait produk dan/atau aktivitas baru Bank diatur dalam ketentuan tersendiri.

    c. Kebijakan Pengawasan 1. Pengawasan Bank diimplementasikan

    dengan konsep 3 (tiga) garis pertahanan/three lines of defense yaitu:

    a. First Line of Defense b. Second Line of Defense c. Third Line of Defense 2. Kebijakan Pengawasan BRI terdiri dari : a. Kebijakan pengendalian internal

    Kebijakan pengendalian internal disusun dengan memperhatikan ruang lingkup sebagai berikut :

    i. Lingkungan pengendalian, contoh penerapan konsep three line of defense;

    ii. Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, contoh risk assessmentterhadap produk dan/atau aktivitas bisnis bank;

    iii. Aktivitas pengendalian yang dilaksanakan disetiap tingkatan struktur bank, contoh kebijakan pengawasan atasan langsung, dual control dsb;

    iv. Sistem informasi dan komunikasi, contoh informasi yang tersedia di dalam Data Ware House (DWH);

    v. Pemantauan, Evaluasi dan tindak lanjut atas aktivitas pengendalian intern, contoh kebijakan penerapan perangkat manajemen risiko.

    b. Kebijakan pengawasan internal Kebijakan pengawasan internal antara lain meliputi kebijakan Audit Intern, Strategi AntiFraud, Hukum dan Kepatuhan.

    c. Kebijakan pengawasan eksternal Pengawasan eksternal dilakukan oleh auditor eksternal dan lembaga pengawas perbankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    d. Kebijakan transparansi dan Pengungkapan

    Kebijakan internal Bank terkait transparansi dan pengungkapan tertuang dalam :

    1. Panduan transparansi dan pengungkapan (transparency and disclosure guidelines);

    2. Kebijakan Rahasia Bank; dan 3. Kebijakan tentang pelaporan baik laporan

    internal maupun eksternal termasuk laporan kepada otoritas pengatur dan pengawas Bank, yang dituangkan dalam kebijakan tersendiri menurut jenis laporan.

    Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan internal Bank dilakukan secara berkala oleh unit kerja pembuat kebijakan (policy owner) sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan Bank.

    c. Proses Governance Proses governance merupakan cara atau mekanisme yang dilakukan oleh organ perusahaan dan jajaran dibawahnya dalam melakukan fungsi dan tugasnya untuk mewujudkan komitmen dan struktur governance sehingga dapat dicapaigovernance outcome yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Proses governance terdiri dari :

    1. Rapat Umum Pemegang Saham 2. Pelaksanaan Fungsi, Tugas dan Tanggung

    jawab Dewan Komisaris dan Direksi 3. Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bank 4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) 5. Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan 6. Tata kelola teknologi informasi

    (IT governance)

  • 7. Pengelolaan Anak Perusahaan 8. Sosialisasi kebijakan Bank 9. Dokumentasi Proses

    d. Governance Outcome

    Governance Outcome merupakan manifestasi dari pelaksanaan governance Bank yang dimulai dari komitmen goaernance dan dilaksanakan melalui struktur governance dan Proses governance secara terintegrasi.

    1. Manifestasi pelaksanaan GCG di Bank dapat dilihat dari, antara lain :

    Kesinambungan Usaha

    Perlindungan Nasabah

    Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    Kemanfaatan Bank bagi masyarakat dan perekonomian nasional

    V. Transparansi Pelaksanaan Good

    Corporate Governance a. Pengukuran Efektivitas Pelaksanaan Good

    Corporate Governance Pengukuran efektifitas pelaksanaan GCG di Bank dilakukan melalui metode assessment. Metode assessment pengakuran efektifitas pelaksanaan GCG di Bank, dapat dilakukan secara:

    1. Penilaian Sendiri (self assessment) 2. Penilaian GCG dari Pihak Lain (third party

    assessment) b. Laporan Pelaksanaan Good Corporate

    Governance 1. Penyusunan laporan

    pelaksanaan GCG Bank atau laporan tata kelola perusahaan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia, Bapepam-LK dan ketentuan eksternal lainnya yang mengatur penyusunan materi laporan.

    2. Laporan pelaksanaan GCG Bank dimuat dalam laporan tahunan Bank dalam bab tersendiri atau disajikan terpisah dari laporan tahunan Bank yang disampaikan bersama-sama dengan laporan Tahunan Bank paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku berakhir.

    3. Penyampaian laporan pelaksanaan GCG Bank kepada stakeholders, mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia, Bapepam-LK, dan ketentuan eksternal lainnya.

    KOMITMEN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Kode Etik BRI berlaku bagi seluruh Insan Bank diseluruh jenjang organisasi BRI. Penerapan atas kode etik BRI secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen dan ketentuan mendukung terciptanya budaya Perusahaan. Sejalan dengan upaya untuk menerapkan menejemen yang profesional dan tata kelola perusahaan yang baik, serta membangun perilaku yang sesuai standar etika Bank BRI dengan mengacu pada praktik terbaik (best practice) dan memenuhi peraturan perundangan yang berlaku, berkesinambungan dan konsisten melalui penerapan nilai-nilai Good Corporate Governance (GCG) yakni Transparency (Transparansi),Accountability (Akuntabilitas), Responsibility (Responsibilitas), Independence(Kemandirian), Fairness (Kewajaran) yang menjiwai isi Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct) dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy) BRI. KODE ETIK (Code of Conduct) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

    1. PENGERTIAN Bank PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau disingkat BRI. Dewan Komisaris Organ Bank yang terdiri dari Komisaris Utama dan anggota Komisaris termasuk Komisaris Independen yang bertugas melakukan pengawasan secara umurn dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.. Direksi Organ Bank yang terdiri dari Direktur Utama dan para Direktur yang berwerumg dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Bank untuk kepentingan Bank, sesuai dengan makzud dan tujuan Bank serta mewakili Bank, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketmfuan anggaran dasar. Good Corporate Governance (GCG) Adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independence), dan kewajaran (fairness). lnsan Bank Terdiri dari Anggota Dewan Komisaris, Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris, Anggota Dewan Direksi, Anggota Komite di bawah Direksi, pekerja tetap, pekerja kontrak serta

  • tenaga Outsourcing, berdasarkan ketentuan yang berlaku di Bank. Keluarga mencakup hubungan kekerabatan baik kandung maupun tiri sampai dengan derajat kedua baik hubungan secara vertikal maupun horizontal meliputi :

    a. Orangtua kandung/tiri/angkat; b. Saudara kandung/tiri/angkat beserta

    suami atau istrinya; c. Anak kandung tiri/angkat, d. Kakek/nenek kandung tiri/angkat e. Cucu kandung /tiri/angkat f. Saudara kandung tiri/angkat dari orang

    tua beserta suami atau istrinya; g. Suam/istri h. Mertua; i. Besan; j. Suami/istri dari anak tiri/angkat ; k. Kakek/nenek dari suami atau istri; l. Suami/istri dari cucu kandung/tiri m. Saudara tiri/angkat dari suami atau istri

    beserta suami atau istrinya. Kode Etik (Code of Conduct) Bank Pedoman yang menjelaskan etika usaha dan tata perilaku insan Bank untuk melaksanakan praktek-praktek pengelolaan perusahaan yang baik. Pekerja Tenaga kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan Bank dan terikat oleh suatu perjanjian kerja serta menerima upah di dalam hubungan kerja dengan Bank selain anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank. Pelanggaran adalah sikap, tindakan atau perbuatan yang menyimpang dari kode etik Bank. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) adalah pihak yang harus diperhatikan kepentingannya termasuk antara lain Pemegang Saham, Pemerintah atau Regulator, Nasabah, Pekerja, dan Masyarakat. Pemegang Saham (Stakeholders) pihak yang memiliki saham Bank baik dari pihak dalam negeri maupun pihak asing. Rekanan, Relasi, atau Mitra Kerja setiap pihak ketiga yang mmjadi rekan kerja Bank. Unit Kerja adalah kumpulan fungsi dalam Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang saling bersinergi berdasarkan kriteria tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yang dapat berupa Divisi, Audit Intem, Kantor Wilayah, Kantor Inspeksi, tBiro, Desk, Grup, Bagian, Kantor Cabang Khusus, Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, BRI Unit, Teras BRl, Kantor Perwakilan (Representative Office), Kantor Agency, maupun Sentra Pendidikan

    atau bentuk lainnya yang sesuai dengan budaya Bank dalam mencapai visi dan misinya. Whistleblowing System sistem yang meagelola pengaduany'penyingkapan mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak semestinya secara rahasia, anonim dan mandiri (independent) yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta insan BRI dan pihak lainya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan

    2. PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan visi Bank menjadi Bank komersial yang terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah, Bank memiliki komitmen untuk menerapkan dan mencapai standar corporate governance yang tinggi. Untuk menunjukkan komitmen tersebut, telah ditandatangani surat keputusan bersama Dewan Komisaris dan Direksi Bank No. B. 06-KOM/BRI/12/2013/ S. 65-DIR/DKP/12/2013 tanggal 16 Desember 2013 mengenai kebijakan Bank tentang Kode Etik (Code of Conduct) PT. Bank Rakyat Indonesia Persero (Tbk). Di dalam Kode Etik dipaparkan prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan dilakukan oleh setiap Insan Bank dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Ini merupakan sebuah standar perilaku yang relatif wajar, sesuai dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pedoman bagi semua Insan Bank.

    3. TUJUAN KODE ETIK Tujuan dari diterapkannya Kode Etik ini, dalam jangka panjang adalah untuk :

    a. Menciptakan lingkungan kerja yang baik dan kondusif sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja Bank.

    b. Membina hubungan baik dengan komunitas setempat dimana Bank menjadi bagian di dalamnya sehingga dapat menunjang kesuksesan Bank dalam jangka panjang.

    c. Menjaga reputasi Bank. d. Memberikan pedoman etika bagi insan

    Bank dalam melaksanakan tugas, kewenangan, kewajiban dan tanggung jawabnya.

    e. Meningkatkan budaya sadar risiko dan budaya kepatuhan bagi semua insan Bank.

    4. KOMITMEN KODE ETIK a. Kode Etik Bank berlaku bagi seluruh insan

    Bank di seluruh jenjang organisasi Bank. Penerapan Kode Etik Bank secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen dan

  • ketentuan mendukung terciptanya budaya perusahaan.

    b. Seluruh insan Bank diwajibkan secara tertulis untuk menyatakan kepatuhannya atas kode etik ini. Pernyataan Kepatuhan yang ditandatangani merupakan salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan Bank.

    5. LANDASAN KODE ETIK

    a. Kode etik BRI mempertimbangkan Visi, Misi dan Core Values Bank karena Visi, Misi dan Core Values tersebut merupakan intisari kode etik ini.

    b. Kode Etik merupakan bagian penting dari kerangka kerja corporate governanceBank dan memberikan dasar bagi Bank untuk merumuskan kebijakan, sistem dan prosedur.

    6. ELEMEN KODE ETIK Kode Etik menjabarkan prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan dilakukan oleh setiap insan Bank dalam melaksanakan tugasnya dan praktek-praktek pengelolaan perusahaan yang baik. Ini merupakan standar perilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya untuk semua insan Bank dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan (stakeholders). Kode Etik Bank berlaku bagi seluruh insan Bank di seluruh jenjang organisasi Bank, Penerapan Kode Etik Bank secara terus menerus dan berkesinambungan dalam bentuk sikap, perbuatan, komitmen dan ketentuan mendukung terciptanya budaya Perusahaan. Kode Etik Bank dijabarkan dalam 9 (Sembilan) elemen yaitu sbb :

    a. Kepatuhan Terhadap Hukum Dan Kebiiakan Bank

    b. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

    c. Hubungan dengan Masyarakat dan Lingkungan Hidup

    d. Hubungan Perusahaan dengan Insan Bank e. Kerahasiaan Informasi Bank f. Integritas dan Akurasi Pelaporan Bank g. Benturan Kepentingan h. Kontribusi dan Aktivitas Politik i. Hadiah

    7. PERNYATAAN KEPATUHAN TERHADAP

    KODE ETIK

    Seluruh insan Bank diwajibkan secara tertulis menyatukan kepatuhannya atas Kode Etik. Pernyataan Kepatuhan yang ditandatangani merupakan salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan Bank. Ketua dan Anggota Komite Audit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1. Bpk. Bunasor Sanim - Komisaris Utama / Komisaris Independen PT. BRI (Persero) sebagai Ketua Komite Audit PT. BRI (Persero) Tbk. 2. Bpk. Adhyaksa Dault - Komisaris Independen PT. BRI (Persero) Tbk. sebagai Anggota Komite Audit PT> BRI (Persero) Tbk. 3. Bpk. Hermanto Siregar - Komisaris PT. BRI (Persero) Tbk. sebagai Anggota Komite Audit PT. BRI (Persero) Tbk. 4. Bpk. Syahrir Nasution - Anggota Non Komisaris Komite Audit PT. BRI (Persero) Tbk. 5. Bpk. Dedi Budiman Hakim - Anggota Non Komisaris Komite Audit PT. BRI (Persero) Tbk. 6. Bpk. H.C. Royke Singgih - Anggota Non Komisaris Komite Audit PT. BRI (Persero) Tbk.

    BritAma Produk tabungan beragam kemudahan dengan didukung fasilitas e-banking dan sistemreal time online yang akan memungkinkan nasabah untuk bertransaksi kapanpun dan dimanapun. Keunggulan:

    1. Transaksi real time online 2. Kemudahan bertransaksi di lebih dari

    9.500 Unit Kerja BRI dan 15.000 ATM BRI seluruh Indonesia.

    3. Aksesibilitas Kartu ATM/Debit BRI di jaringan BRI, ATM Bersama, Link, Prima,

  • Cirrus, Maestro dan MasterCard baik di dalam maupun di luar negeri

    4. Gratis cover asuransi kecelakaan diri hingga Rp 150.000.000

    5. Bunga tabungan kompetitif Fasilitas:

    1. E-banking BRI (ATM, CDM, Mini ATM, SMS Banking, Internet Banking, Mobile Banking, SMS Notifikasi, dll.)

    2. Asuransi kecelakaan diri Setiap nasabah dengan saldo minimum Rp 500.000,- berhak atas jaminan asuransi kecelakaan diri (personal accident) dengan nilai pertanggungan sebesar 250 % dari saldo terakhir atau maksimum sebesar Rp.150.000.000,-.

    3. Diikutsertakan pada program undian Untung Beliung BritAma

    4. Fasilitas Transaksi Otomatis, meliputi: a. Automatic Fund Transfer (AFT) Fasilitas untuk mentransfer dana dari Tabungan BRI BritAma ke rekening lainnya di BRI pada tanggal tertentu yang ditetapkan nasabah.

    b. Account Sweep Fasilitas untuk mentransfer dana dari Tabungan BRI BritAma ke rekening lainnya secara otomatis, yang sebelumnya telah di set up sesuai dengan batasan saldo minimal dan maksimal yang ditetapkan nasabah

    c. Automatic Grab Fund (AGF) Fasilitas untuk menarik (mendebet) dana Tabungan BRI BritAma secara otomatis oleh satu rekening tertentu, misalnya untuk angsuran pembayaran rekening pinjaman Bank. 5. Biaya Administrasi Rp 12.000,- Persyaratan:

    1. Mengisi form aplikasi pembukaan rekening

    2. Identitas diri: WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP)* WNA : Paspor dan KIMS/KITAP/KITAS * Pembukaan rekening dapat dilakukan di Kantor BRI yang terdapat di wilayah domisili KTP. Pembukaan rekening di luar wilayah domisili KTP harus disertai dengan Surat Keterangan Domisili

    3. Setoran awal sebesar Rp 250.000,- Simpedes Simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan dengan mata uang rupiah, yang dapat dilayani di Kantor Cabang Khusus BRI / Kanca BRI / KCP BRI / BRI Unit / Teras BRI, yang jumlah penyetoran dan pengambilannya tidak diabatasi baik frekuensi maupun jumlahnya, sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku. Keunggulan

    Jaringan yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan terhubung secara On Line

    Peluang besar untuk memenangkan hadiah, total Milyaran Rupiah

    Dilengkapi dengan BRI Card (Kartu BRI) yang berfungsi sebagai Kartu ATM dan Kartu Debit dengan fitur transaksi yang lengkap.

    Pembukaan Rekening Tabungan Simpedes BRI yang mudah dan praktis, di seluruh unit kerja BRI.

    Jumlah dan frekuensi setor dan ambil tidak dibatasi, sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku

    Fasilitas

    Transfer Otomatis Antar Rekening 1. Automatic Fund Transfer (AFT)

    Fasilitas untuk mentransfer dana dari rekening Simpedes ke rekening simpanan di BRI, baik di Unit Kerja sendiri ataupun di Unit Kerja lain, setiap tanggal tertentu dengan nominal transfer tertentu yang bersifat tetap (secara rutin).

    2. Account Sweep Fasilitas untuk mentransfer dana dari satu rekening ke rekening lainnya di Unit Kerja sendiri ataupun di Unit Kerja lain secara otomatis yang sebelumnya di set up saldo minimal atau saldo maksimalnya. Transfer otomatis terjadi apabila batas saldo minimal atau maksimal tersebut terlampaui. Fasilitas ini dapat digunakan untuk keperluan Simpedes mem-back up giro secara otomatis.

    3. Automatic Grab Fund (AGF) Fasilitas transfer otomatis untuk menarik (mendebet) dana secara otomatis oleh satu rekening dari rekening lainnya, baik di Unit Kerja sendiri maupun Unit Kerja lain. Inisiatif pendebetan berasal dari rekening yang akan mendebet, dengan nominal transaksi yang bersifat tetap. Fasilitas ini dapat digunakan untuk pembayaran angsuran pinjaman secara otomatis, dimana rekening pinjaman akan secara otomatis mendebet rekening Simpedes untuk membayar angsurannya.

    Aksesibilitas BRI Card

    Jaringan BRI Card

  • Persyaratan

    Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening

    Setoran awal sebesar Rp 100.000,-

    Perorangan 1. Melengkapi identitas diri 2. WNI : KTP / SIM / Paspor 3. WNA : KITAS atau KITAP

    Non Perorangan 1. Melengkapi identitas perusahaan 2. Anggaran Dasar 3. SIUP, SITU, dsb

    Simpedes TKI Tabungan yang diperuntukkan bagi para TKI untuk mempermudah transaksi mereka termasuk untuk penyaluran / penampungan gaji TKI. Keunggulan

    Setoran awal hanya Rp 50.000,-

    Periode dormant lebih lama (tenggat waktu tabungan pasif)

    Persyaratan

    Mengisi formulir pembukaan rekening

    Melampirkan copy identitas diri (KTP / SIM / Paspor) disertai surat rekomendasi dari PPTKIS.

    Tabungan Haji Bila wukuf di Arafah merupakan niat suci anda, Insya Allah niat tersebut akan terwujud melalui Tabungan Haji dari Bank BRI yang kami persembahkan khusus bagi pemenuhan biaya perjalanan Haji. Keunggulan:

    1. Gratis perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri

    2. Terkoneksi secara online dengan SISKOHAT DEPAG

    3. Penyetoran dapat dilakukan baik melalui menu transfer di e-banking BRI maupun di Kantor BRI seluruh Indonesia.

    Fasilitas: 1. Bebas biaya administrasi 2. Manfaat asuransi jiwa dan kecelakaan diri

    dengan nilai pertanggungan sebesar 120% dari saldo rekening Tabungan Haji

    3. Pemberian souvenir berupa perlengkapan ibadah haji

    Persyaratan: 1. Mengisi form aplikasi pembukaan

    rekening 2. Identitas diri:

    WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP)* WNA : Paspor dan KIMS/KITAP/KITAS * Pembukaan rekening dapat dilakukan di Kantor BRI yang terdapat di wilayah domisili KTP. Pembukaan rekening di luar wilayah domisili KTP harus disertai dengan Surat Keterangan Domisili

    3. Setoran awal Rp 50.000,- atau USD 50 TabunganKu TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keunggulan

    Gratis biaya administrasi bulanan

    Setoran awal minimum Rp. 20.000,- dan setoran selanjutnya minimum Rp. 10.000,-

    Bunga dihitung secara harian

    Gratis biaya penggantian buku apabila rusak/hilang

    Pembukaan rekening TabunganKu yang mudah dan praktis di seluruh unit kerja BRI

    Persyaratan

    Hanya untuk Warga Negara Indonesia dan perorangan

    Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening

    Melengkapi identitas diri: KTP/SIM/Passpor

    Deposito BRI Rupiah Deposito BRI memberikan kenyamanan dan keamanan dalam investasi dana Anda Keunggulan

    Keleluasaan dalam memilih jangka waktu Deposito BRI, mulai dari 1,2,3,6,12,18, dan 24 bulan

    Bebas biaya administrasi

    Pencairan sebagian nominal Deposito BRI tanpa merubah nomor rekening

    Pencairan Deposito BRI di unit kerja lainnya

    Suku bunga kompetitif

    Fasilitas

    Perpanjangan Deposito BRI dapat dilakukan secara otomatis (automatic roll-over)

  • Penempatan Deposito BRI dapat dilakukan secara:

    a. Tunai b. Pemindahbukuan dari rekening lain di BRI c. Transfer/kliring dari rekening Bank lain

    Pencairan Deposito BRI pada saat jatuh tempo dapat dilakukan secara:

    a. Tunai b. Dipindahbukukan ke rekening lain di BRI c. Ditransfer/kliring ke rekening Bank lain

    Pada saat jatuh tempo, Nasabah leluasa untuk menikmati bunga secara:

    a. Dipindahbukukan ke rekening lain di BRI b. Dikliringkan ke rekening Bank lain c. Menambah ke pokok Deposito pada saat

    perpanjangan (add-on) d. Kombinasi dari point b dan c tersebut di

    atas Persyaratan

    Setoran minimal Rp 2.500.000

    Mengisi formulir pembukaan Deposito BRI Rupiah

    Perorangan o Melampirkan fotokopi kartu

    identitas (KTP/SIM/Paspor dan KITAS/KITAP)

    Non perorangan o Melampirkan fotokopi Akte

    Pendirian/Anggaran Dasar, Ijin Usaha, NPWP dan dokumen identitas pengurus serta asli Surat Kuasa

    * Ketentuan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan bisnis GiroBRI Rupiah Giro dari Bank BRI yang mempermudah transaksi bisnis dan keuangan Anda. Keunggulan

    Real Time Online.

    Dapat bertransaksi secara online di lebih dari 7000 unit kerja on-line yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Kemudahan bertransaksi setiap saat dengan mempergunakan Cek dan Bilyet Giro BRI.

    Fasilitas

    Fasilitas transfer otomatis (standing instruction).

    Automatic Fund Transfer (AFT). Fasilitas untuk mentransfer dana dari GiroBRI ke rekening lainnya di BRI, pada tanggal tertentu yang ditetapkan oleh nasabah.

    Account Sweep. Fasilitas untuk mentransfer dana dari GiroBRI ke rekening lainnya secara otomatis sesuai dengan batasan saldo minimal dan maksimal yang ditetapkan nasabah.

    Automatic Grab Fund (AGF). Fasilitas untuk menarik (mendebet) dana GiroBRI secara otomatis oleh satu rekening tertentu, misalnya untuk angsuran pembayaran rekening pinjaman.

    Persyaratan

    Mengisi aplikasi pembukaan GiroBRI Rupiah.

    Setoran awal minimum Rp. 1.000.000,- Perorangan:

    Melampirkan fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/Paspor dan KITAS/KITAP) dan NPWP (bila ada).

    Non Perorangan:

    Melampirkan fotokopi Akte Pendirian/Anggaran Dasar, Ijin usaha, NPWP dan dokumen identitas pengurus serta asli Surat Kuasa.

    1. Pengertian Valas

    Valas kependekan dari valuta asing, yaitu mata uang asing yang digunakan sbagai alat pembayaran. Valas dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama foreign exchange (Forex). Valas dapat dijadikan suatu bentuk investasi dan diperdagangkan secara umum.

    2. Pengertian Trading Valas

  • Trading artinya perdagangan, jadi trading valas adalah menjalankan perdagangan atau transaksi jual beli valas. Sedangkan orang yang melakukan trading valas disebut trader. Trading valas dapat dilakukan dengan penyerahan bentuk fisik maupun non fisik. Trading dengan menyerahkan bentuk fisik misalnya, saat Anda membeli atau menjual mata uang asing money changer, di mana Anda benar-benar mendapat uang secara fisik. Non fisik artinya, Anda tidak akan mendapatkan uang secara fisik jika Anda membeli dan tidak menyerahkan uang secara fisiik (menjual). Anda hanya mendapatkan konfirmasi mengenai data transaksi yang tercatat dalam akun, jadi Anda hanya melakukan pernyataan beli atau jual saja. Tujuan perdagangan valas non fisik ini mencari keuntungan dari selisih harga pada saat membeli atau menjual mata uang, yang selanjutnya uang fisik dapat diterima saat Anda melakukan penarikan dana dari akun Anda (withdrawl). Perdagangan valas non fisik ini dapat Anda ikuti di perusahaan broker Forex Online, misalnya Marketiva.com, LiteForex.com, Finexo.com. Instaforex.com, dan e-Toro. Selain Forex online, Anda dapat juga mengikuti di perushaan broker Forex yang ada di Indonesia dengan melakukan pendaftaran dan deposit langsung di perusahaannya. 3. Mata Uang yang Dipergangkan Valas diperdagangkan dalam bentuk pasangan mata uang, misalnya EUR dengan USD (EUR/USD) artinya pasangan nilai tukar EUR terhadap USD. Sebagai contoh nilai EUR/USD sebesar 1.3250 artinya 1 EUR sama dengan 1.3250 USD. Jika Anda membeli mata uang EUR/USD artinya Anda dapat membeli EUR dengan menjual USD atau menjual EUR untuk mendapatkan USD. Mata uang yang diperdagangkan di bursa valas adalah mata uang yang memiliki daya jual tinggi yang biasanya dari negara-negara maju di dunia sperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Swiss, Australia dsb. Pasangan mata uang tersebut antara lain EUR/USD, GBP/USD, AUD/USD,

    NZD/USD, USD/CHF, USD/JPY, USD/CAD, USD/CHF, AUD/CAD, AUD/JPY. CHF, JPY dan sebagainya. Pasangan mata uang dibedakan menjadi : a. Direct Adalah pasangan mata uang terhadap USD (/USD), misalnya EUR/USD, GBP/USD b. Indirect Adalah pasangan mata uang USD dengan mata uang lainnya. (USD/), misalnya : USD/CHF, USD/ JPY, USD/CAD, USD/CHF. c. Cross rate Adalah pasangan mata uuang yang tidak dibandingkan dengan USD, misalnya AUD/JPY, CHF/JPY, dan AUD/CAD. 4. Pelaku Perdagangan Valas Dalam perdagangan valas, tak lepas dari para pelaku yang aktif melakukan jual beli valas. Para pelaku tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : a. Perushaan Perushaan menggunakan pasar untuk berinvestasi b. Masyarakt atau perorangan Mereka melakukan transaksi valas untuk menukar dengan mata uang lain, dengan tujuan investasi, mencari keuuntungan atau untuk menambah penghasilan. c. Bank umum dan Non Bank Bank dan institusi keuangan, adalah peserta yang paling aktif di pasar forex. Mereka berurusan dengan lembaga keuangan lainnya untuk meminta nilai tukar asing mereka dan mereka dapat membeli mata uang yang mereka butuhkan di pasar forex. Selain bank sentral dan pemerintah, salah satu pelaku terbesar dalam transaksi forex adalah bank. Interbank market adalah pasar di mana bank2 besar bertransaksi di antara mereka dan menentukan harga mata uang menjadi seperti yg terlihat oleh trader individual seperti kita di layar komputer.

    Bank, pada umumnya, bertindak sebagai dealer yang buy/sell mata uang pada harga bid/ask-nya. Salah satu cara bank-bank ini mendapat uang adalah menjual mata uang dengan harga lebih tinggi daripada yang dia beli kepada nasabahnya. Karena pasar forex tidak terpusat alias

    http://www.marketiva.com/index.ncre?page=landing-three-ways-ind&gid=44343http://liteforex.com/http://liteforex.com/http://liteforex.com/http://finexo.com/http://instaforex.com/

  • decentralized, maka hal yang wajar melihat bank satu dengan bank lainnya punya sedikit perbedaan dalam nilai tukarnya d. Broker (Perantara) yaitu perorangan atauu perusahaan yang tugasnya menjadi perantara aktivitas transaksi valas. Broker adalah perusahaan dengan link perangkat lunak komputer atau saluran telepon kepada bank-bank di seluruh dunia. Ini adalah pekerjaan dari broker forex untuk mengetahui bank apa yang memiliki tingkat tertinggi untuk membeli mata uang dan bank apa yang memiliki tingkat terendah untuk menjual mata uang.

    Dengan menggunakan broker memungkinkan bagi bank untuk menemukan kesepakatan terbaik yang tersedia di dunia. Perusahaan pialang Forex, namun ini tidak berhubungan dengan uang sendiri tetapi hanya biaya komisi untuk jasa mereka. e. Pemerintah Pemerintah, adalah pelaku forex yang paling berpengaruh, disamping bank sentral. Di banyak negara, bank sentral merupakan kepanjangan tangan pemerintah dan menjalankan kebijakannya bersama-sama dengan pemerintah. tetapi, beberapa pemerintah merasa semakin independen. Sebuah bank sentral semakin efektif dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan perekonomian. Terlepas dari seberapa indipendennya sebuah bank sentral, perwakilan pemerintah biasanya secara teratur berkonsultasi dengan perwakilan bank sentral untuk mendiskusikan kebijakan moneter. Jadi, pemerintah dan bank sentral biasanya sudah satu paket dalam hal kebijakan moneter. Bank sentral ini seringkali mengintervensi pasar demi tujuan ekonomi tertentu negaranya.

    f. Bank Central Bank Central menggunakan pasar valas untuk memperoleh cadangan devisa dan juga mempengaruhi harga di mana mata uangnya diperdagangkan. Tujuannya mungkin semat-mata untuk mendongkrak nilai mata uuang sendiri. g. Spekulator dan arbitrase Mereka melakukan transaksi valas untuk memperoleh keuntungan. Arbitrase adalah bentuk spekulasi dalam perdagangan valas di mana

    mereka membeli suuatu valas di suatu pusat keuangan kemudian menjualnya kembali di pusat keuangan lainnya untuk memperoleh keuuntungan. Sedangkan spekulator mencari seluruh keuntungan dari perubahan-perubahan harga secara simultan. Spekulator dan arbitrase dalam jumlah besar biasanya dilakukan oleh trader