ringkasan eksekutif - bpkp.go.id 2012(1).pdf · tugas, fungsi, dan wewenang bpkp, aspek strategis...
TRANSCRIPT
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 i
RINGKASAN EKSEKUTIF
ebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi
pemerintah dalam mempertanggungjawabkan kegiatan dan anggarannya,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012.
LAKIP Tahun 2012 menyajikan informasi mengenai capaian kinerja seluruh
rangkaian kegiatan dan program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
selama tahun 2012, sebagai salah satu media yang menunjukkan kesiapan
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah menjawab pertanyaan atas pencapaian
kinerja tahun 2012. LAKIP ini juga sebagai alat kendali (pertanggungjawaban publik
(public accountability) kepada pemberi amanah) dan alat pengukuran kinerja secara
kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas
LAKIP ini disusun berdasarkan Dokumen Rencana Kinerja (Renja) Tahun 2012 yang
mengacu sepenuhnya pada Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2010 – 2014. Untuk mencapai tujuan strategis, dalam tahun
2012 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah menjalankan, delapan
sasaran strategis yang ditetapkan BPKP, sebagai tindak lanjut atas surat Menteri
PAN dan RB Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November 2012
tentang hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP.
Dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
tahun 2012 telah ditetapkan Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan
(PKP2T) dan Program Kerja Administrasi dan Umum (PKAU). Di samping RKT,
juga ditetapkan Dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2012 yang merupakan
komitmen seluruh unsur Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam
merealisasikan tanggung jawab kepada shareholders. Target dan indikator kinerja
dalam Penetapan Kinerja merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2012 menunjukkan bahwa delapan
sasaran strategis BPKP telah tercapai, dengan uraian seperti pada Tabel RE.1
S
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 ii
Tabel RE.1.
Capaian Sasaran Strategis
No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran
1. Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 145,11%
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar87,50%
Tercapai 126,49%
3. Terselenggaranya SPM pada 65% IPD danterselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Tercapai 101,70%
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan danPemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Tercapai 109,24%
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda
Tercapai 116,67%
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan InternPemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%K/L/Pemda
Tercapai 100,00%
7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
Tercapai 102,91%
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan PengambilanKeputusan bagi Pimpinan
Tercapai 100,00%
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan
peran BPKP dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian
kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling
mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 39 IKU yang telah
ditetapkan dalam Tapkin BPKP Tahun 2012. Pengukuran kemudian dilanjutkan
dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya.
Realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian tiga IKU dominan,dengan realisasi sebagai berikut:
a. IPP telah mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan, Tahun
Anggaran 2012 dengan capaian kinerja 214,29%. Realisasi kinerja IKU sebesar
171,43%, dari target kinerja sebesar 80%.
b. Jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
sebanyak 12 dari 12 IPD yang diasistensi oleh BPKP, atau realisasi kinerja IKU
sebesar 100,00% dari target sebesar 85% maka capaian indikator IKU sebesar
117,65%.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 iii
c. Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan
wajar, realisasinya 100%, dari target sebesar 82% maka capaian indikator IKU
sebesar 121,95%.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase peningkatan penerimaan negara dari hasil pengawasan”, yang
diukur dengan jumlah “Laporan Yang Dikirim ke Pusat dibandingkan dengan
Target Laporan dari Pusat”. Realisasi IKU ini adalah sebesar 172,06%, dari target
tahun 2012 sebesar 71,25%, dengan capaian sebesar 241,49%.
3. Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
a. Atas IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal”, BPKP melakukan audit kinerja Pelayanan Pemda, untuk
mendorong seluruh IPD tersebut mencantumkan SPM ke dalam dokumen
perencanaan. Capaian kinerja IKU sebesar 100%, yaitu realisasi 100% dari
target 100%.
b. Atas IKU “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI“,BPKP melakukan kegiatan sosialisasi, asistensi, assessment
penerapan Good Corporate Governance (GCG), Key Performance Indicator (KPI),
dan audit kinerja pada BUMN/BUMD/BUL untuk meningkatkan tata kelola
perusahaan. Capaian sasaran strategis terselenggaranya asistensi GCG/KPI
pada 1 BUMD yaitu PDAM Donggala dan terlaksananya audit kinerja pada 8
PDAM se-provinsi Sulawesi Tengah, capaian kinerja IKU sebesar 181,82% yang
berasal dari realisasi mencapai 100% dibandingkan dengan targetnya sebesar
55%.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi”, yang
diukur berdasarkan “Jumlah Kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi” kepada
kelompok masyarakat sasaran, dengan capaian sebesar 100% , yang berasal dari
realisasi 100%, dengan target sebesar 100%.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 iv
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008”, yang diukur berdasarkan “Jumlah K/L/Pemda Yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini WTP dibandingkan Jumlah Seluruh Premda”.
Realisasi IKU 25% atau sebanyak 3 Pemda yang memperoleh Opini WTP dari
target 16,67% atau sebanyak 12 Pemda, dengan capaian 150% .
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA”, yang diukur dari
“Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA” dibandingkan dengan
“Target Jumlah Pemda Dalam PKPT”. Realisasi IKU Tahun 2012 sebesar 25%
yaitu sebanyak 3 Pemda telah menerapkan JFA dari target IKU sebesar 25%,
dengan demikian capaian kinerja sebesar 100%. Jumlah seluruh pemda sebanyak
12, sedangkan yang menjadi target dalam PKPT sebanyak 3 Pemda atau sebesar
25%.
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan
realisasi sebagai berikut:
a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi,
diukur dengan membandingkan antara “Tingkat Realisasi Penugasan
Pengawasan” terhadap “Target Rencana Penugasan Pengawasan Yang
Ditetapkan”. Pada tahun 2012, jumlah realisasi penugasan pengawasan adalah
293 atau 93,31% dari 314 rencana penugasan pengawasan, dengan capaian
93,31% dari target sebesar 100%. Namun pada tahun 2012 Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah telah melaksanakan penugasan pengawasan di luar
yang direncanakan, khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders
sebanyak 280 penugasanpengawasan atau 89,17% dari seluruh realisasi
penugasan pengawasan tahun 2012 sebanyak 573 penugasan pengawasan.
b. IKU ‘Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP’
diukur dari Hasil Reviu Inspektorat terhadap Laporan Keuangan Perwakilan,
dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan. Pada
tahun 2012, Hasil Reviu dari Inspektorat atas Laporan Keuangan Perwakilan
BPKP Tahun Anggaran 2011, tidak ada catatan, sehingga realisasi IKU 100%
dari target 80% dengan demikian capaian IKU sebesar 125%.
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 v
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan
Capaian sasaran strategis tahun 2012 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan,
“Jumlah Sistem Informasi Yang Dimanfaatkan Secara Efektif” yang diukur
dengan “Jumlah Sistem Informasi Yang Dimanfaatkan” yaitu sebanyak 9 dari 10
jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan Perwakilan BPKP (SIM HP,
SIM RKT, SIM Monev RKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS,
SIMPEG), dengan demikian realisasi IKU 80% dari target IKU 80%, sehingga
capaian IKU sebesar 100%.
Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah pada tahun 2012 menggunakan dana sebesar Rp10.223.786.000,00 atau
96,08% dari anggaran sebesar Rp10.641.103.000,00.
Secara umum Indikator Kinerja Utama (IKU)-outcome dalam tahun 2012 telah
tercapai, sesuai dengan yang ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat
beberapa IKU-outcome yang belum mencapai target.
Untuk itu, diperlukan upaya mengoptimalkan pencapaian IKU-outcome di masa
mendatang. Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. Mengintensifkan koordinasi dengan Rendal Penugasan Pengawasan, sehingga
dapat merevisi PKPT sebelum berakhirnya tahun anggaran berjalan.
2. Meningkatkan layanan yang terkait dengan kepegawaian.
3. Memanfaatkan asset secara optimal.
4. Meningkatkan layanan yang terkait dengan penggunaan sarana dan prasarana.
5. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di bawah
100%.
Daftar Tabel
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 vi
Tabel 1.1 Posisi Pegawai per 31 Desember 2012 menurut Jenis Jabatan.......................... 7
Tabel 1.2 Posisi Pegawai per 31 Desember 2012 menurut Tingkat Pendidikan................. 7
Tabel 2.1 Kegiatan Teknis Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
dan Tabel Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah...................................................................................................
30
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah…………........ 35
Tabel 2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2011....................................................................... 37
Tabel 3.1 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2012 dengan 2011................................. 43
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Capaian Kinerja................................................................ 44
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Output.................................................................................. 44
Tabel 3.4 Capaian Output Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP.................... 73
Tabel 3.5 Rincian Output Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP................................. 73
Tabel 3.6 Capaian Output Jumlah Sarana Prasarana....................................................... 74
Tabel 3.7 Rincian Pengadaan Sarana Prasarana............................................................ 75
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
1
I. PENDAHULUAN
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama
membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan
kebijakan yang terkait.
Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan
layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika
penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2012 lebih lanjut
diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Sejak terbentuk pada tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali
penyesuaian. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Berdasarkan
Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas pemerintahan di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.
B
BAB I. PENDAHULUAN
2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga,
gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan. Menurut PP tersebut, BPKP adalah Auditor
Presiden yang bertugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Berdasarkan
PP tersebut, BPKP mempunyai tugas dan fungsi baru, yaitu melakukan:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu (Pasal 49 ayat 2), meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Pasal 59 ayat 2).
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan
kepada Menteri Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4).
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari
hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya (Pasal 54 ayat 3).
Terkait dengan peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara, Presiden
memperkuat wewenang BPKP dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Negara.
Selain itu, untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden
menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi, dengan rencana aksi sebagai berikut:
1. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;
2. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian
baru yang menekankan pada soft control;
3. Menyusun peraturan sistem pengendalian intern.
B. Aspek Strategis OrganisasiDalam memenuhi amanah rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur, pemerintah telah menetapkan target pembangunan nasional
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
3
untuk jangka waktu 20 tahun melalui UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Target tersebut kemudian dirinci
ke dalam target pembangunan jangka menengah dan jangka pendek. Target
pembangunan jangka pendek, yang berjangka waktu satu tahun, dituangkan dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian target
rencana jangka menengah pemerintah, BPKP telah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis,
program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014 berikut target output
dan outcome yang akan dicapai.
Renstra BPKP Tahun 2010-2014 telah mengalami perubahan yang signifikan
diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan
adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus
2008. Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai Auditor Presiden yang
memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran
pembina SPIP terkait erat dengan peran pengawasan intern, karena dengan
penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi
semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.
Mandat baru tersebut ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP
sebagaimana dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan
Desember 2008. BPKP harus dapat menunjukkan paradigma baru melalui unjuk
kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden sehingga peran BPKP semakin nyata
dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi. Strategi penguatan (reposisi) BPKP tahun 2010–2014 adalah:
1. Product Differences
Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas
produk BPKP harus bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral) yang
merupakan jiwa pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008. Tugas BPKP bersifat
spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara
oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden
dalam menjalankan amanah rakyat.
BAB I. PENDAHULUAN
4 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
2. Market Differences
Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik siapa
market BPKP. BPKP memiliki pasar pengawasan yang jelas, yaitu Presiden
sebagai shareholders utama dan stakeholders birokrasi lain yang terdiri dari
eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan usaha milik negara/daerah. Banyak
pihak yang sudah terbantu oleh kinerja BPKP dan membutuhkan BPKP.
3. Methodology Differences
Dengan new BPKP perlu terus dikembangkan metodologi pengawasan yang
kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat misalnya program
evaluations, policy analysis, forensic audit, performance audit, dan internal
control review.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai
berikut:
1. Pre-emptif
Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan
pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit
birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen
risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur
manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
3. Represif
Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi
perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak
diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.
Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus
penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
5
BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi
pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun
2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain:
1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;
2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);
3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement
Program);
5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
Publik;
7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;
9. Program Anti Korupsi (PAK);
10.Fraud Control Plan (FCP);
11.Management Assessment Center (MAC).
D. Struktur OrganisasiBerdasarkan Keppres Nomor 103 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005, struktur
organisasi BPKP terdiri atas, Kepala BPKP yang membawahkan satu Sekretariat
Utama, lima Deputi, empat Pusat, serta satu Inspektorat. Di samping itu, BPKP
memiliki 33 Perwakilan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP
BAB I. PENDAHULUAN
6 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
BPKP didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Posisi pegawai per 31
Desember 2012 berjumlah 6.043 orang, dengan rincian yang dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Posisi Pegawai per 31 Desember 2012
JabatanJumlah(orang)
Persen
Pejabat Struktural 442 7,75
Pejabat Fungsional Auditor 3.406 56,36
Widyaiswara 23 0,38
Pejabat Fungsional Arsiparis 85 1,41
Analis Kepegawaian 46 0,76
Pranata Komputer 65 1,08
Dokter 8 0,13
Perawat 3 0,05
Pegawai nonstruktural/nonfungsional 830 13,73
Fungsional Umum 1.135 18,78
Jumlah 6.043 100
E. Sistematika Penyajian
LAKIP BPKP Tahun 2012 melaporkan pencapaian kinerja BPKP selama tahun
2012. Capaian kinerja 2012 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan Kinerja
(Tapkin) 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri
merupakan penjabaran Renstra BPKP Tahun 2010-2014.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2012 memungkinkan
dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai
masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini,
sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP Tahun 2012 dapat
diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.
BAB I. PENDAHULUAN
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
7
Gambar 1.2.Sistematika Penyajian LAKIP BPKP Tahun 2012
Referensi Bab
PENDAHULUAN Bab I
Bab IVPENUTUP
RencanaStrategis2010-2014
PerjanjianKinerja/PenetapanKinerja 2012 Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab IIIAKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
7
II. PERENCANAAN DANPERJANJIAN KINERJA
eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama
BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra 2010–
2014. Program pada Renstra BPKP periode 2010-2014 berbeda dari Renstra
periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi
oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program BPKP
dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan
Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP,
serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP.
Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan
dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga
mulai tahun 2012 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran
strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil
Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30
November 2012. Sasaran dalam Renstra BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi
dengan menambah secara implisit jumlah anggaran dalam perspektif masing-
masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat melakukan
penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
M
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
8 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Penyusunan Renstra BPKP merupakan salah satu amanat Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN). Renstra BPKP merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam
rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan
bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta
mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.
1. Pernyataan Visi
Struktur Renstra BPKP Tahun 2010-2014 mengacu pada restrukturisasi program
dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L)
Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 11
Agustus 2010.
Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP
berisi Visi sebagai berikut:
Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus
dihadapi oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat
perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh
unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan
Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
9
kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP
semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Selanjutnya, dengan terbitnya PP
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka
BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama
dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan
Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas
KKN di Sulawesi Tengah.
b. Meningkatkan Efektifitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Instansi
Pemerintah di Sulawesi Tengah.
c. Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Sulawesi Tengah.
d. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang
Andal Bagi di Sulawesi Tengah.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
Peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Auditor Presiden
dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan Negara,
sekaligus menegaskan bahwa misi ini dilakukan untuk membantu Presiden
MISI 1
Meningkatkan Pengawasan Intern Terhadap Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang
Baik dan Bebas KKN di Sulawesi Tengah
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
10 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan
yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP
memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan
balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan
tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara
berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam misi
ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan dalam bentuk
audit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam
bentuk sosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, dan pengembangan
sistem.
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin
jelas dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi:
1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang
dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga
atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP
lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan
informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan
program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat
bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara
diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
11
selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang
dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum
tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi
kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri
Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran
pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden
merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai
dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut
merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor
Presiden/Pemerintah.
Dalam misi 1 termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu Aparat Penegak
Hukum dan Pemerintah untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang
dilakukan dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli,
dan perhitungan kerugian negara.
Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk
mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib
melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan
berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah seperti diatur dalam
PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI berada di
tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota di
lingkungan masing-masing.
MISI 2
Meningkatkan Efektifitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern
Instansi Pemerintah di Sulawesi Tengah
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
12 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan
penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh
instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP
Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari
posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu
Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2) Sosialisasi SPIP;
3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;
4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta
5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat
menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi
kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan
penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan
pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh
instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar
diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap
penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi
kepada seluruh instansi pemerintah.
Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/
kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu
mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional
dan kompeten.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
13
Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan
memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan
kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja
sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP
dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda
bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk
menugaskan secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.
Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi
memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi
masing-masing.
Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota
komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem
pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan
nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian,
Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi
Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam mengembangkan
kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem
dan prosedur mencakup:
1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor
(pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);
MISI 3
Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Sulawesi Tengah
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
14 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat
2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008);
3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;
4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;
5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;
6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;
7) Sinergi dengan APIP lain.
Misi ini merupakan aktualisasi peran Perwaklan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah di daerah sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem
dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui
suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang
dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi
Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan
keuangan negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat
mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) terkait
dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini
Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang
mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat
jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-
masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk
menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu
Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan
amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs.
Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link)
proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan
MISI 4
Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
15
sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah)
sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan
Presiden untuk memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-
masing program/agenda Pemerintah.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun
dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden
dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta
berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran
atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan,
BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi
disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda
dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit,
BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi
Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi
Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang
(balanced scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi
pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa
diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses
internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke
dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai
berikut:
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas Program Pemerintah dan
Kebendaharaan Umum Negara;
2) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan daerah yang baik;
3) Terciptanya iklim yang memudahkan pengungkapan kasus Kerugian
Keuangan Negara;
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
16 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
4) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten;
6) Terimplemetasinya sistem dukungan pengambilan keputusan
Presiden/Pemerintah.
Tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang masih
dihadapi dalam lima tahun ke depan serta untuk menjawab pernyataan misi
BPKP. Penetapan tujuan pertama yaitu “Meningkatnya kualitas akuntabilitas
Program Pemerintah dan Kebendaharaan Umum Negara” dilandasi
permasalahan masih banyaknya laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
hasil audit keuangan BPK RI yang belum memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Akuntabilitas Program Pemerintah merupakan suatu perwujudan kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran progam yang telah
ditetapkan. Berkaitan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
mempunyai tujuan agar kualitas pelaksanaan akuntabilitas Program
Pemerintah tersebut meningkat dari tahun ke tahun, demikian juga
kebendaharaan umum negara yang ditandai melalui peningkatan opini atas
LKPD yang dikeluarkan oleh BPK RI.
Penetapan tujuan kedua yaitu ”Meningkatnya tata kelola kepemerintahan
daerah yang baik”, berkaitan dengan masih rendahnya pelayanan publik
karena belum semua pemerintah daerah membuat dan menerapkan standar
pelayanan minimal (SPM). Padahal di satu sisi pemerintah telah mencanangkan
terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance). Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan etika
pengelolaan organisasi pemerintahan yang memenuhi kriteria atau
karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut mencakup:
1. Partisipasi publik;
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
17
2. Kerangka hukum yang adil;
3. Transparansi informasi;
4. Pelayanan yang responsif;
5. Orientasi pada kepentingan yang luas;
6. Kesempatan yang sama;
7. Kegiatan yang efisien dan efektif;
8. Akuntabilitas organisasi; dan
9. Visi ke depan pengembangan manusia.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai tujuan agar
akuntabilitas keuangan negara dan tata pemerintahan daerah tersebut
mengalami perbaikan melalui kegiatan quality assurance ataupun consulting and
assistance.
Penetapan tujuan ketiga yaitu “Terciptanya iklim yang memudahkan
pengungkapan kasus kerugian keuangan negara” menjadi tujuan BPKP karena
BPKP menyadari bahwa perbaikan akuntabilitas dan etika pengelolaan
keuangan negara masih memerlukan perbaikan dalam sistem dan lingkungan
yang mempengaruhinya.
Penetapan tujuan ketiga ini juga didasari dengan masih banyaknya praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) baik dari jumlah kasus yang terjadi
maupun jumlah kerugian keuangan negara yang ditimbulkan. Kondisi ini
menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk
menciptakan iklim memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan
keuangan negara, diantaranya dengan melakukan sosialisasi anti korupsi
tentang pemahaman dan kepedulian permasalahan korupsi,
mengimplementasikan Fraud Control Planning (FCP) di pemerintah daerah yang
berisiko fraud, serta melakukan penelaahan laporan dan pengaduan
masyarakat.
Ketiga tujuan di atas mendukung tercapainya keberhasilan misi BPKP yang
pertama yaitu ”Meningkatkan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan
bebas KKN di Sulawesi Tengah”.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
18 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Tujuan keempat BPKP yaitu ”Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah”, ditetapkan untuk tercapainya misi ke dua
BPKP yaitu ”Meningkatkan efektifitas Pembinaan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Sulawesi Tengah”. Untuk mewujudkan hal tersebut BPKP telah
dibekali mandat sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Dengan
adanya PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menjadi satu-satunya lembaga yang
bertanggung jawab atas Pembinaan Penyelenggaraan SPIP. Kegiatan ini
menjadi salah satu kegiatan prioritas bidang hukum dan aparatur negara dalam
RPJMN Tahun 2010-2014 dan harus diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan SPIP
yang efektif pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya efektivitas dan
efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan, keandalan laporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Dengan adanya SPIP yang semakin efektif maka diharapkan akan
berkontribusi langsung terhadap penurunan praktik korupsi di lingkungan
aparatur negara khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Penetapan tujuan ke lima yaitu ”Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan
intern pemerintah yang profesional dan kompeten”, adalah untuk mendukung
misi ke tiga yaitu ”Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten di Sulawesi Tengah”. Hal ini dilandasi dengan
pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang
baik (good governance) akan terjadi dengan dukungan SDM yang andal dan
terkelola dengan baik, yang salah satunya adalah APIP. Peningkatan kapasitas
APIP dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi
bagi auditor di lingkungan instansi pemerintah.
APIP yang profesional dan kompeten ini akan mendukung peran APIP yang
efektif yang sekurang-kurangnya harus:
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
19
1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,
dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah.
2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah.
Tujuan keenam yaitu ”Terimplementasinya sistem dukungan pengambilan
keputusan Presiden/Pemerintah” ditetapkan untuk mendukung pencapaian
misi keempat ”Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
yang Andal bagi Pemerintah di Sulawesi Tengah”.
Sebagai internal auditor, BPKP menyadari bahwa tugas-tugas quality assurance
dan pendampingan yang berorientasi kepada pimpinan organisasi dan
pemerintah, harus menjadi perhatian utama. Informasi yang relevan dan dapat
diandalkan baik informasi keuangan dan non-keuangan, yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa eksternal dan internal harus direkam dan
dikomunikasikan kepada pimpinan organisasi dan pemerintahan dalam bentuk
dan waktu yang tepat, untuk melaksanakan pengendalian intern dan tanggung
jawab operasional. Kesadaran itulah yang mendorong Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah untuk menyelenggarakan sistem dukungan
pengambilan keputusan pemerintah yang efektif. Hal tersebut dibuktikan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah melalui pemberian dukungan
konten data berupa updating profil pemda/BUMD secara periodik dalam
sebuah sistem yang dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh
Presiden/Pemerintah.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis
merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu, sasaran
strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
20 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 65% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi
pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014
adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada
perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP
dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
Indikator kinerja utama BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan
sasaran strategis BPKP. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama
bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders
eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi
stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
21
mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan
menggunakan indikator keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampinganpenyusunan laporan keuangan
% 80.00
2 Persentase IPD yang laporan keuangannyamemperoleh opini minimal WDP
% 85.00
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyekPHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 82.00
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yangdisampaikan ke Pusat
% 73.75
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaanPresiden yang disampaikan ke Pusat
% 68.00
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaanstakeholders yang dijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders
% 80.00
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi
% 66.67
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasipenerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 75.00
9 Persentase hasil pengawasan BUN yangdisampaikan ke Pusat
% 71.25
10 Persentase penghematan biaya (cost saving)dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 7.00
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD danterselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
22 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
11 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100.00
12 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 55.00
13 Persentase BUMN yang dilakukan
asistensi/evaluasi PSO
%
14 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 80.00
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan MemudahkanPengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi80%
15 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan
Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok
Masyarakat
2.00
16 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko
fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2.00
17 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDyang dilakukan kajian peraturan yang berpotensiTPK.
Instansi 1.00
18 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim
dan penyesuaian harga
% 84.00
19 Persentase pelaksanaan audit investigasi
/PKKN/PKA
% 80.00
20 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK
oleh instansi berwenang
% 80.00
21 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 75.00
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian InternPemerintahSasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda
22 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 16.67
23 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi
Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun2008
IPP/IPD 9.00
24 Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring SistemPengendalian Intern
IPP/IPD 6.00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yangProfesional dan Kompeten
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
23
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan InternPemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
25 Persentase Pemda yang dilakukan asistensipenerapan JFA
% 25.00
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasansebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
26 Persentase jumlah rencana penugasanpengawasan yang terealisasi
% 100.00
27 Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP dengan SAP
% 80.00
28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadaplayanan kepegawaian
Skala likert1-10
7.60
29 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalamDIPA
% 90.00
30 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atasPencairan Anggaran yang Diajukan sesuaiProsedur
Skala likert1-10
8.00
31 Persentase permintaan bantuan hukum yang
ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
%
32 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di
media masa
Jumlah
berita
79.00
33 Persentase Pemanfaatan asset % 100.00
34 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadaplayanan sarpras
Skala likert1-10
7.90
35 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil auditInspektorat
% 100.00
36 Jumlah masukan topik penelitian yangdisampaikan ke puslitbangwas
JumlahTopik
37 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi danatau di-assessment tata kelola APIP
InstansiAPIP
4.00
38 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditorbersertifikat
Skala likert1-10
7.50
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yangAndal bagi Presiden/Pemerintah
Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan PengambilanKeputusan bagi Pimpinan
40 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkansecara efektif
% 80.00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
6. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi
BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang
diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I
pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program
generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan
kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan
program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk
mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan
(pelayanan internal).
Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:
Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-
BPKP;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Berbeda dengan ketentuan di atas, sebanyak empat unit eselon I BPKP
menggunakan satu program teknis yang sama yaitu Program Pengawasan
Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Program ini seluruhnya terdiri
dari mata anggaran perjalanan dinas. Dengan kondisi ini, kegiatan unit eselon I
dan unit eselon II yang bersifat memberikan pelayanan eksternal menggunakan
satu program teknis yang sama. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam
rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator
kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan program menurut
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
25
Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2012 secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2.Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan
No. Kegiatan
Program 1 : Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan PembinaanPenyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1 Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Pendampingan Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan K/L/Pemda
2 Sosialisai/asistensi/bimbingan teknis Penyusunan APBD, Asistensi SAKDasistensi SIMDA kepada Pemerintah Daerah
3 Audit Keuangan PHLN
4 Audit Kinerja PPIP, BOS KITA, BOK
5 Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional
6 Audit Operasional Program Raskin
7 Audit atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1433 H/2012 M pada KantorWilayah Kementerian Agama Prov. Sulawesi Tengah
8 Sosialisasi/asistensi/bimbingan teknis BLUD
2 Sasaran strategis : Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
1 Audit Operasional Pengelolaan PNBP
2 Audit Tujuan Tertentu (cost saving)
3 Kegiatan Clearance Assets
3 Sasaran Strategis : Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG pada75% BUMN/BUMD
1 Evaluasi penyerapan Anggaran K/L Semester I
2 Audit Dana Dekon Bid Lingkungan Hidup Daerah
3 Monitoring DAK/DPPID
4 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
5 Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi
6 Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah
7 Sosialisasi/bimbingan teknis penyusunan pedoman GCG di BUMD/BLUD
8 Sosialisasi manajemen aset PDAM
9 Asistensi Penyempurnaan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM
10 Bimbingan Teknis SAK-ETAP
11 Bimbingan Teknis penyusunan Bisnis Plan PDAM
4 Sasaran Strategis : Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
1 Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)
2 Sosialisasi/Asistensi Fraud Control Plan
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
3 Audit Investigatif
4 Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
5 Pemberian Keterangan Ahli
6 Kajian Peraturan yang berindikasi KKN
7 Audit Penyesuaian Harga dan Klaim
8 Penyelesaian Hambatan Kelancaran Pembangunan
5 Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
1 Penyusunan Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP
2 Sosialisasi SPIP
3 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) SPIP
4 Pembimbingan Teknis dan Konsultasi SPIP
6 Sasaran Strategis : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yangprofesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
1 Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
7 Sasaran Strategis : Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
1 sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
2 Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah
8 Sasaran Strategis : Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagipimpinan
1 Perancangan dan Pengembangan Aplikasi Komputer
B. PERJANJIAN KINERJA 2012
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini
pengukuran indikator kinerja utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran
strategis ini di tahun 2012 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja.
Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja
antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu,
dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari
pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang
bersifat outcome.
Pada tahun 2012, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah
dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
27
memuat 45 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur
tercapainya delapan sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3.
Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2012
NOINDIKATOR KINERJAUTAMA (OUTCOME)
SATUAN TARGETINDIKATOR KINERJA
UTAMA (OUTPUT)SATUAN TARGET
Sasaran strategis 1 : Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yangmendapat pendampinganpenyusunan laporankeuangan
% 80.00 Laporan hasil bimbinganteknis/ asistensipenyusunan LKKL
Laporan 15.00
2 Persentase IPD yanglaporan keuangannyamemperoleh opiniminimal WDP
% 85.00 Laporan hasil bimbinganteknis/ asistensipenyusunan LKPD
Laporan 34.00
3 Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLNyang memperoleh opinidukungan wajar
% 82.00 Laporan hasilpengawasan atas ProyekPHLN
Laporan 33.00
4 Persentase hasilpengawasan lintas sektoryang disampaikan kePusat
% 73.75 Laporan hasilpengawasan lintas sektor
Laporan 56.00
5 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan Presiden yangdisampaikan ke Pusat
% 68.00 Laporan hasilpengawasan ataspermintaan presiden
Laporan 11.00
6 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan stakeholdersyang dijadikan bahanpengambilan keputusanoleh stakeholders
% 80.00 Laporan hasilpengawasan ataspermintaan stakeholder
Laporan 5.00
7 Persentase BUMD yangmendapat pendampinganpenyelenggaraanakuntansi
% 66.67 Laporan hasil bimbinganteknis/ asistensipenyusunan LKBUMD
Laporan 1.00
Sasaran strategis 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasilpengawasan optimalisasipenerimaannegara/daerah yangditindaklanjuti
% 75.00 Laporan hasilpengawasan ataspenerimaan negara
Laporan 5.00
9 Persentase hasilpengawasan BUN yangdisampaikan ke Pusat
% 71.25 Laporan hasilpengawasan BUN
Laporan 68.00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
28 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
10 Persentase penghematanbiaya (cost saving)dibandingkan dengan nilaiyang diaudit
% 7.00
Sasaran strategis 3 : Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
11 Persentase IPD yangmelaksanakan pelayanansesuai Standar PelayananMinimal
% 100.00 Laporan hasilpengawasan atas kinerjapelayanan publik
Laporan 11.00
12 PersentaseBUMN/D/BLU/D yangdilakukansosialisasi/asistensiGCG/KPI
% 55.00 Laporan hasilbimtek/asistensiGCG/KPI sektor korporat
Laporan 2.00
13 Persentase BUMN yangdilakukanasistensi/evaluasi PSO
%
14 Persentase BUMD yangdilakukan audit kinerja
% 80.00 Laporan hasilpengawasan atas kinerjaBUMD
Laporan 13.00
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam UpayaPencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80%
15 Kelompok Masyarakatyang mendapatkanSosialisasi Program AntiKorupsi.
Kelompok
Masyarakat
2.00 Laporan hasil sosialisasimasalah korupsi
Laporan 5.00
16 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraudyang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2.00 Laporan hasilbimtek/asistensiimplementasi FCP
Laporan 3.00
17 JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yangdilakukan kajianperaturan yang berpotensiTPK.
Instansi 1.00 Laporan hasil kajianpengawasan
Laporan 1.00
18 Persentase pelaksanaanpenugasan HKP, klaimdan penyesuaian harga
% 84.00 Laporan hasil auditinvestigasi atas HKP,Klaim dan PenyesuaianHarga
Laporan 4.00
19 Persentase pelaksanaanaudit investigasi/PKKN/PKA
% 80.00 Laporan hasil auditinvestigasi, perhitungankerugian negara, danpemberian keteranganahli atas permintaanInstansi Penyidik
Laporan 29.00
20 Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK olehinstansi berwenang
% 80.00
21 Persentase hasil telaahanpengaduan masyarakat
% 75.00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
29
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
22 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIPsesuai PP Nomor 60 Tahun2008
% 16.67 Laporan pembinaanpenyelenggaraan SPIP
Laporan 11.00
23 Jumlah Pemda Yangdilakukan AsistensiPenyelenggaraan SPIPSesuai PP No 60 Tahun2008
IPP/IPD 9.00
24 Jumlah Pemda Yangdilakukan monitoringSistem PengendalianIntern
IPP/IPD 6.00
Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional danKompeten pada 80% Pemda
25 Persentase Pemda yangdilakukan asistensipenerapan JFA
% 25.00 Jumlah sosialisasi danBimtek Penerapan JFAAPIP Daerah
Kegiatan 2.00
Sasaran Strategis 7 : Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas PengelolaanKeuangan sebesar 100%
26 Persentase jumlah rencanapenugasan pengawasanyang terealisasi
% 100.00
27 Persentase kesesuaianlaporan keuanganPerwakilan BPKP denganSAP
% 80.00
28 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanankepegawaian
Skalalikert 1-10
7.60
29 Persentase Pagu Danayang tidak Diblokir dalamDIPA
% 90.00
30 Persepsi KepuasanPegawai Perwakilan atasPencairan Anggaran yangDiajukan sesuai Prosedur
Skalalikert 1-10
8.00
31 Persentase permintaanbantuan hukum yangditindaklanjuti BiroHukum dan Humas
%
32 Jumlah publikasi kegiatanperwakilan BPKP di mediamasa
Jumlahberita
79.00
33 Persentase Pemanfaatanasset
% 100.00
34 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanan sarpras
Skalalikert 1-10
7.90
35 Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat
% 100.00
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
36 Jumlah masukan topikpenelitian yangdisampaikan kepuslitbangwas
JumlahTopik
37 Jumlah Instansi APIP yangtelah disosialisasi dan ataudi-assessment tata kelolaAPIP
InstansiAPIP
4.00 Jumlah sosialisasi danbimtek penerapantatakelola APIP Daerah
Kegiatan 7.00
Laporan EvaluasiPenerapan tata kelolaAPIP Daerah
Laporan 2.00
38 Tingkat persepsi kepuasanPemda atas auditorbersertifikat
Skalalikert 1-10
7.50
Sasaran Strategis 8 : Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
39 Jumlah Sistem Informasiyang dimanfaatkan secaraefektif
% 80.00 Laporan dukunganManajemen PerwakilanBPKP
Laporan 60.00
Laporan dukunganManajemen PerwakilanBPKP (Terkait SI)
Laporan 13.00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2012 SULAWESITENGAH TAHUN 2012
23
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja tahun 2012 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja
yang diperjanjikan tahun 2012 dan membandingkannya dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2012. Sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan
pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan
memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan tersebut
dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam
mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi
IKU dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam
dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali
faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun
2013 dan atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).
Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
tahun 2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari
berbagai Bidang/Bagian terkait.
Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU
dominan yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis
BPKP.
PPP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
24 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Capaian atas 40 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis
secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana
terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMASATUA
NTARGET
REALISASI
%CAPAI
AN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan laporankeuangan
% 80.00 171.43 214.29
2 Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
% 85.00 100.00 117.65
3 Persentase jumlah laporan keuangan
proyek PHLN yang memperoleh opinidukungan wajar
% 82.00 100.00 121.95
4 Persentase hasil pengawasan lintassektor yang disampaikan ke Pusat
% 73.75 140.00 189.83
5 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan Presiden yang disampaikanke Pusat
% 68.00 100.00 147.06
6 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan stakeholders yang dijadikan
bahan pengambilan keputusan olehstakeholders
% 80.00 100.00 125.00
7 Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraanakuntansi
% 66.67 66.67 100.00
Sasaran strategis 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar87,50%
8 Persentase hasil pengawasanoptimalisasi penerimaan negara/daerahyang ditindaklanjuti
% 75.00 100.00 133.33
9 Persentase hasil pengawasan BUN yangdisampaikan ke Pusat
% 71.25 172.06 241.49
10 Persentase penghematan biaya (costsaving) dibandingkan dengan nilai yangdiaudit
% 7.00 0.32 4.64
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
25
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMASATUA
NTARGET
REALISASI
%CAPAI
AN
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik
Sasaran strategis 3. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD danterselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
11 Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal
% 100.00 100.00 100.00
12 Persentase BUMN/D/BLU/D yangdilakukan sosialisasi/asistensiGCG/KPI
% 55.00 100.00 181.82
13 Persentase BUMN yang dilakukanasistensi/evaluasi PSO
%
14 Persentase BUMD yang dilakukan auditkinerja
% 80.00 100.00 125.00
Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan MemudahkanPengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara
Sasaran Strategis 4. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi80%
15 Kelompok Masyarakat yangmendapatkan Sosialisasi Program AntiKorupsi.
Kelompok
Masyarakat
2.00 2.00 100.00
16 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDberisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi
2,00 2,00 100.00
17 JumlahIPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUDyang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK.
Instansi
1.00 1.00 100.00
18 Persentase pelaksanaan penugasanHKP, klaim dan penyesuaian harga
% 84.00 100.00 119.05
19 Persentase pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA
% 80.00 96,46 120.61
20 Persentase TL hasil audit investigasi nonTPK oleh instansi berwenang
% 80.00 100.00 125.00
21 Persentase hasil telaahan pengaduanmasyarakat
% 75.00 75.00 100.00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
NO URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMASATUA
NTARGET
REALISASI
%CAPAI
AN
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian InternPemerintahSasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda
22 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun 2008
% 16.67 25.00 150,00
23 Jumlah Pemda Yang dilakukan AsistensiPenyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60Tahun 2008
IPP/IPD
9.00 9.00 100.00
24 Jumlah Pemda Yang dilakukanmonitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD
6.00 6.00 100.00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintahyang Profesional dan Kompeten
Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan InternPemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
25 Persentase Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA
% 25.00 25.00 100.00
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasansebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
26 Persentase jumlah rencana penugasanpengawasan yang terealisasi
% 100.00 93,31 93,31
27 Persentase kesesuaian laporan keuanganPerwakilan BPKP dengan SAP
% 80.00 100.00 125,00
28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilanterhadap layanan kepegawaian
Skalalikert1-10
7.60 7.00 92,11
29 Persentase Pagu Dana yang tidakDiblokir dalam DIPA
% 90.00 96.22 106,91
30 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilanatas Pencairan Anggaran yang Diajukansesuai Prosedur
Skalalikert1-10
8.00 8.29 103,63
31 Persentase permintaan bantuan hukumyang ditindaklanjuti Biro Hukum danHumas
%
32 Jumlah publikasi kegiatan perwakilanBPKP di media masa
Jumlah
berita
79.00 95.00 120.25
33 Persentase Pemanfaatan asset % 100.00 99.61 99.61
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
27
34 Persepsi kepuasan pegawai perwakilanterhadap layanan sarpras
Skalalikert
1-10
7.90 7.10 89.87
35 Persentase tindak lanjut rekomendasihasil audit Inspektorat
% 100.00 100.00 100.00
36 Jumlah masukan topik penelitian yangdisampaikan ke puslitbangwas
JmlhTopik
37 Jumlah Instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tatakelola APIP
Instansi
APIP
4.00 4.00 100.00
38 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atasauditor bersertifikat
Skalalikert1-10
7.50 7.60 101.33
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yangAndal bagi Presiden/PemerintahSasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan PengambilanKeputusan bagi Pimpinan
39 Jumlah Sistem Informasi yangdimanfaatkan secara efektif
% 80.00 80.00 100.00
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta
realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,
khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap
sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara
langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap
perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan
membandingkan capaian 2012 dengan target 2012, serta mengaitkannya
dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra, 2014,
sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.
Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah sebagai alat untuk mewujudkan tujuan
strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
28 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mendukung tekad BPKP dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan sebagai perwujudan
fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka
menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada
para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah sehingga dapat
melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan
sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah
laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas
laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama
lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 disajikan dalam
Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
NoINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJATH 2012
TARGETKINERJATH 2014
% CAPAIANTH 2012 THDTARGET TH
2014
1 2 3 4 5=3/4
1 Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunanlaporan keuangan
% 171.43 80.00 214.29
2 Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
% 100.00 100.00 100.00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
29
3 Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yangmemperoleh opini dukunganwajar
% 100.00 82.00 121.95
4 Persentase hasil pengawasanlintas sektor yang disampaikan kePusat
% 140.00 73.75 189,83
5 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan Presiden yangdisampaikan ke Pusat
% 100.00 68.00 147.06
6 Persentase hasil pengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahan pengambilankeputusan oleh stakeholders
% 100.00 80.00 125.00
7 Persentase BUMD yang mendapatpendampingan penyelenggaraanakuntansi
% 66.67 75.00 88.89
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa tiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 tercapai
100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase IPP Yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan
Keuangan
IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian Sasaran
Strategis 1 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah adalah “Persentase
IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan”
dengan target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah proaktif menjalin kerja sama
dalam bentuk pendampingan penyusunan laporan keuangan satuan kerja
K/L yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, untuk meningkatkan
kualitas laporan keuangan Satuan Kerja IPP, sebagai upaya untuk
mendukung K/L mendapatkan opini WTP.
Dalam tahun 2012, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 171,43% dan jika
dibandingkan dengan target kinerja sebesar 80%, maka capaian kinerja
adalah 214,29%. Tercapainya target tersebut, menunjukkan bahwa
pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara (Tujuan 1).
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp58.550.00,00 atau 102,46% dari anggaran sebesar Rp57.142.000,00 dengan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
30 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
menggunakan SDM, sebanyak 532 OH atau 79,05% dari rencana sebanyak
673 OH.
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya
Memperoleh Opini Minimal WDP
Selain IPP, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah juga berupaya
mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih
baik dengan IKU “Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh
opini minimal WDP” dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur
dari realisasi jumlah IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam tahun 2012, IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP sebanyak 12 IPD atau 100% dari 12 IPD yang diasistensi oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Bila dibandingkan antara
realisasi IKU sebesar 100% dengan target sebesar 85%, maka capaian
indikator IKU tersebut adalah sebesar 117,65%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp300.411.000,00 atau 122,80% dari anggaran sebesar Rp244.625.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 4.498 OH atau 611,14% dari rencana
sebanyak 736 OH.
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang memperoleh
Opini Dukungan Wajar
IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukungan wajar” merupakan IKU lainnya dalam
pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini
WTP dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas
proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).
Pada Tahun 2012, realisasi IKU ini adalah 100% dari target sebesar 82,00%
dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 121,95%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp377.723.000,00 atau 103,28% dari anggaran sebesar Rp365.741.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.113 OH atau 81,72% dari rencana
sebanyak 1.362 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
31
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP
mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi
dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral
dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas
program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan
berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang disampaikan ke
Pusat” diukur dengan menghitung Jumlah Laporan dikirim ke pusat
dibandingkan dengan Target Laporan Dikirim ke Pusat.
Pada Tahun 2012, realisasi IKU ini adalah 140% dari target sebesar 73,75%
dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 189,83%.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp562.004.000,00 atau 121,45% dari anggaran sebesar
Rp462.761.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.833 OH atau
95,61% dari rencana sebanyak 2.963 OH.
5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat
IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1
dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern,
melalui kegiatan pengawasan lainnya, berdasarkan penugasan dari
Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008
tentang SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah Laporan dikirim ke
pusat dibandingkan dengan Target Laporan Dikirim ke Pusat.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 100% dari target 68% dengan demikian
capaian IKU tahun 2012 sebesar 147,06%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp167.972.000,00 atau 90,71% dari anggaran sebesar Rp185.170.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 338 OH atau 99,71% dari rencana
sebanyak 339 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
32 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar
80,00%. IKU ini diukur dengan membandingkan Laporan Pengawasan atas
Permintaan Stakeholders Disampaikan Tepat Waktu (sesuai RPL dalam
KM4) dengan Jumlah Laporan Pengawasan atas Permintaan Stakeholders.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 100% dari target 80% dengan demikian
capaian IKU tahun 2012 sebesar 125%
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp158.298.000,00 atau 131,39% dari anggaran sebesar Rp120.476.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 599 OH atau 115,41% dari rencana
sebanyak 519 OH.
7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan
Akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun
2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang
wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,
dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada
umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan
Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “BUMD yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP”.
IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah BUMD yang mendapat
Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi dibandingkan dengan Jumlah
Seluruh BUMD di Wilayah Kerja Perwakilan.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 66,67% dari target sebesar 66,67% dengan
demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 100%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp114.936.000,00 atau 103,67% dari anggaran sebesar Rp110.866.000,00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
33
dengan menggunakan SDM sebanyak 867 OH atau 359,75% dari rencana
sebanyak 241 OH.
Sasaran Strategis 2:
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar
87,50%” memiliki tiga IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi
Penerimaan Negara/Daerah yang Ditindaklanjuti, tiga IKU tersebut disajikan
dalam Tabel 3.4. Dikaitkan dengan Tabel 3.1, capaian Sasaran Strategis 2 tahun
2012 tercapai (133,33%).
Tabel 3.4
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
INDIKATOR KINERJA UTAMAOUTCOME
SATUAN
KINERJATH 2012
TARGETKINERJATH 2014
% CAPAIAN
TH 2012 THD
TARGET TH 2014
1 2 3 4 5=3/4
Persentase hasil pengawasanoptimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti
% 100.00 75.00 133.33
Persentase hasil pengawasan BUNyang disampaikan ke Pusat
% 172.06 71.25 241.49
Persentase penghematan biaya (costsaving) dibandingkan dengan nilaiyang diaudit
% 0.32 7.00 4.64
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah
yang Ditindaklanjuti
IKU “Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan
ketercapaian Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara dengan target 87,5%. Pengawasan atas penerimaan negara antara
lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
34 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan
potensi yang diharapkan.
Kinerja IKU ini diukur berdasarkan Jumlah Tindak Lanjut
(rekomendasi/saran) dibandingkan dengan Jumlah Rekomendasi/Saran
Hasil Audit OPN/OPAD. Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 100%,
atau mencapai 133,33% dari target tahun 2012 sebesar 75%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp0,00 atau
0% dari anggaran sebesar Rp41.778.000,00 dengan menggunakan SDM
sebanyak 50 OH atau 131,58% dari rencana sebanyak 38 OH.
2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan
kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam
Renstranya, BPKP membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan
Kebendaharaan Umum Negara yang dijadikan Bahan Pengambilan
Keputusan oleh Menteri Keuangan”.
Capaian IKU ini diukur berdasarkan Jumlah Laporan Yang Dikirim ke
Pusat dibandingkan dengan Target Laporan dari Pusat.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 172,06%, atau mencapai
241,49% dari target tahun 2012 sebesar 71,25%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp386.355.000,00 atau 50,29% dari anggaran sebesar Rp768.267.000,00 dan
menggunakan SDM sebanyak 2.184 OH atau 104,60% dari rencana sebanyak
2.088 OH.
3. Persentase Penghematan Biaya (cost saving) Dibandingkan dengan Nilai
yang Diaudit
IKU “Persentase Penghematan Biaya (cost saving) Dibandingkan dengan
Nilai yang Diaudit”dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
35
intern yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam
peningkatan penerimaan negara yang berasal dari efisiensi pemanfaatan
anggaran satuan kerja.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah Nilai Rupiah Koreksi
Audit (Penghematan) dibandingkan dengan Nilai Rupiah Yang Diaudit.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 0,32%, atau mencapai 4,64%
dari target tahun 2012 sebesar 7,00%.
Penghematan biaya tahun 2012 sebesar Rp2.235.178.547,00 dari Nilai Rupiah
Yang Diaudit sebesar Rp688.144.701.791,00.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya GG
pada 75% BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah,dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga
negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata
ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah
struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk
meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
36 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban
menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah perlu mendorong pemerintah
daerah Provinsi Sulawesi Tengah untuk menerapkan SPM yang telah
ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk
menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 65% IPD dan terselenggaranya
GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang
terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang
GCG atau KPI mendapat skor baik.
Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan
target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
INDIKATOR KINERJA
UTAMA OUTCOMESATUAN
KINERJA TH
2012
TARGET
KINERJA TH 2014
% CAPAIAN TH
2012 THD
TARGET TH 2014
2 3 5 7 8=5/7
Persentase IPD yang
melaksanakan pelayanan sesuai
Standar Pelayanan Minimal
% 100.00 100.00 100.00
Persentase BUMN/D/BLU/D
yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 100.00 70.00 142.86
Persentase BUMN yangdilakukan asistensi/evaluasi
PSO
Persentase BUMD yang
dilakukan audit kinerja% 100.00 100.00 100.00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis tahun 2012
tercapai 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah
sebagai berikut:
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
37
1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelatanan
Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.
Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang
mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator
SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta
pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun
2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh
kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1
butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara
lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda
yang dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3
dengan IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai
SPM/Pelayanan Prima”.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang telah
mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 100,00%
dari target tahun 2012 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp137.106.000,00 atau 154,54% dari anggaran sebesar Rp94.202.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 976 OH atau 295,76% dari rencana
sebanyak 330 OH.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan melakukan
pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada
BUMD/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat
memperbaiki kinerja BUMD/BLUD.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
38 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa
“BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI Mendapat Skor Baik”.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD/BLUD yang
mendapat skor minimal baik atas penerapan GCG atau KPI, dibandingkan
dengan jumlah BUMD/BLUD yang dievaluasi oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah.
Realisasi Iku ini tahun 2012 adalah sebesar 100% atau mencapai 181,82%
dari target tahun 2012 sebesar 55%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp.3.520.000,00 atau 100,00% dari anggaran sebesar Rp.3.520.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 1.551 OH atau 551,96% dari rencana
sebanyak 281 OH.
3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Kinerjanya Memperoleh Minimal
Predikat Baik”, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan
intern yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dalam meningkatkan tata kelola BUMD.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang
memperoleh kinerja minimal baik dibandingkan dengan jumlah BUMD
yang kinerjanya diaudit oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Realisasi IKU tahun 2012 adalah sebesar 100% atau mencapai 125,00% dari
target tahun 2012 sebesar 80%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp86.971.000,00 atau 111,25% dari anggaran sebesar Rp78.178.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.011 OH atau 171,36% dari rencana
sebanyak 590 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
39
Sasaran Strategis 4:
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi
jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang
Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya
Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas
Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi,
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah perlu mengambil peran dalam
mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian
intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas
tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berperan
dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara,
serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi.
Sasaran “Meningkatnya Kesadarandan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Dalam Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait
langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
40 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU
lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014
disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
INDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA TH
2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN
TH 2012 THD
TARGET TH
2014
2 3 5 7 8=5/7
Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi.
KelompokMasyarakat
2.00 2.00 100.00
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2.00 2.00 100.00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/
BLU/BLUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi 1.00 1.00 100.00
Persentase pelaksanaan penugasan
HKP, klaim dan penyesuaian harga% 100.00 80.00 125.00
Persentase pelaksanaan audit
investigasi /PKKN/PKA% 96.49 80.00 120.61
Persentase TL hasil audit investigasi
non TPK oleh instansi berwenang% 100.00 80.00 125.00
Persentase hasil telaahan pengaduan
masyarakat% 75.00 75.00 100.00
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah menetapkan suatu IKU berupa peningkatan pemahaman dan
kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi.
Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas
permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian
kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum
koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,
pembinaan/quality assurance.
Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam kegiatan
Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
41
dunia pendidikan karena Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
yakin bahwa dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan
generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa
Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah
kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran,
berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi
meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman
dan edukasi, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah berharap korupsi
bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan.
Realisasi IKU tahun 2012 sebanyak 2 Kelompok masyarakat atau mencapai
100% dari target tahun 2012 sebanyak 2 Kelompok masyarakat.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp64.728.000,00 atau 86.51% dari anggaran sebesar Rp74.819.000,00 dan
dengan SDM sebanyak 161 OH atau 53.49% dari rencana sebanyak 301 OH.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas
dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good
Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri
dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,
Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar
Perilaku dan Disiplin.
IKU “Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang mengimplementasikan FCP”
dalam upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
42 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
melalui pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Realisasi IKU atas Implementasi FCP tahun 2012 adalah 2 instansi/BUMD
atau mencapai 100% dari target IKU tahun 2012 sebanyak 2 instansi/BUMD.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp0,00 atau
sebesar 0% dari anggaran sebesar Rp15.915.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 77 OH atau 18.83% dari rencana sebanyak 409 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan Kajian
Peraturan yang Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang
mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini
dimaksudkan untuk mengukur instansi/BUMN/BUMD yang
membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah terhadap hasil kajian atas
peraturan perundang-undangan yang berindikasi menjadi penyebab
terjadinya KKN.
Untuk merealisasikan IKU ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-
undangan yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan
pedoman pelaksanaan kegiatan.
Realisasi IKU ini tahun 2012 sebanyak 1 instansi membuat/mengoreksi
kebijakan atau mencapai 100% dari target IKU tahun 2012 sebanyak 1
Instansi.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp7.700.000,00 atau sebesar 82.25% dari anggaran sebesar Rp9.032.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 190 OH atau 950% dari rencana
sebanyak 20 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
43
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian
harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala
terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus
tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase
terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan
sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyelesaian tindak lanjut dari
rekomendasi yang tertuang dalam laporan audit maupun HKP atas kasus
yang bersangkutan.
Realisasi IKU ini tahun 2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target
sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 119,05%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp54.760.000,00 atau sebesar 73.86% dari anggaran sebesar Rp.74.140.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 153 OH atau 68.92% dari rencana
sebanyak 222 OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara
lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi
KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum.
Dengan demikian, “Persentase Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak
Hukum” menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran
strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyerahan/pelimpahan kasus
melalui penerbitan dan penyerahan laporan yang ditangani Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah kepada instansi penegak hukum.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
44 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 96.49% atau mencapai 120.61%
dari target tahun 2012 sebesar 80.00%
Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah melaksanakan upaya represif dengan dilakukan audit
investigasi terhadap kasus yang berindikasi KKN, audit penghitungan
kerugian keuangan negara dan pemberian keterangan ahli di persidangan,
yang diteruskan ke Instansi Penegak Hukum untuk ditindaklanjuti.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana sebesar
Rp225.359.000,00 atau 136.88% dari anggaran sebesar Rp164.645.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 2.933 OH atau 120.65% dari rencana
sebanyak 2.431 OH.
6. Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya
kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku untuk ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan
bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang
mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang
merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti
oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur
rekomendasi non tindak pidana korupsi pada suatu instansi
pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang
ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas
permasalahan/kasus yang disampaikan kepada instansi yang berwenang.
Realisasi IKU tahun 2012 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 125,00%
dari target sebesar 80,00%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
45
7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan
dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber
data bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam melaksanakan
fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat
pengaduan yang diterima secara langsung melalui Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan penelaahan untuk
ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap
Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan
investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan
dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 75.00% atau mencapai 100.00%
dari target IKU tahun 2012 sebesar 75.00%.
Kegiatan ini tidak diukur dalam penetapan kinerja dan tidak dilaporkan
sebagai realisasi PKP2T dan PKAU.
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP
sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP
diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam
rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
46 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Tabel 3.8
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
INDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA TH
2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN
TH 2012 THD
TARGET TH
2014
2 3 5 7 8=5/7
Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008
% 25.00 70.00 35.71
Jumlah Pemda Yang dilakukan
Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai
PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 9.00 14.00 64.29
Jumlah Pemda Yang dilakukan
monitoring Sistem Pengendalian
Intern
IPP/IPD 6.00 10.00 60.00
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas
pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi.
Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012
dibandingkan dengan tahun 2011 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan
dalam Tabel 3.8.
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 belum
seluruhnya tercapai (35.71%).
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat
maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP
dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase K/L/Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan menghitung
jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
47
K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili
sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP
Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK
RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda.
Dalam tahun 2012, Pemerintah Daerah yang laporan keuangan
memperoleh opini WTP adalah sebanyak 3 pemerintah daerah atau 25.00%
dari 12 pemerintah daerah.
Realisai IKU tahun 2012 adalah sebesar 25.00% atau mencapai 150.00% dari
terget tahun 2012 sebesar 16.67%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana
sebesar Rp.204.132.000,00 atau 147.66% dari anggaran sebesar
Rp138.244.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 577 OH atau
137.71% dari rencana sebanyak 419 OH.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai
PP No 60 tahun 2008
Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan
rencana/desain penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-
tahap pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat
rencana/desain adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012
sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain
Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–
687/K/D4/2012 tanggal25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud
upaya Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam rangka perbaikan
sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis
“Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan
sistem pengendalian intern pemerintah”.
Capaian IKU ini belum dapat dibandingkan dengan tahun 2011. Jika
memerhatikan target tahun 2014 sebesar 400 K/L/Pemda, maka
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
48 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah perlu bekerja dengan lebih
keras untuk mencapainya. Upaya yang telah dilakukan dalam tahun 2012
dan dilanjutkan untuk tahun 2013 adalah berupa pendampingan
penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebanyak 9 K/L/Pemda atau mencapai
100% dari target tahun 2012 sebanyak 9 K/L/Pemda.
3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern
BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan
monitoring perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan
pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman
Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun
Anggaran 2011.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebanyak 6 K/L/Pemda yang telah
memperbaiki Sistem Pengendalian Internnya atau sebesar 100.00% dari
target sebesar 6 K/L/Pemda.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten pada 80% Kementrian/Lembaga/
Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas
intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi
adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor
sesuai dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah
kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor
manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
49
kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan
pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar
yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang
profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai
dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui
dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program
pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital
Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan
pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan,
pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki
pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”
diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan penerapan
JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang
profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) non-BPKP. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis
tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 dan dikaitkan target 2014
disajikan dalam Tabel 3.9.
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2012 tercapai
31,25%.
Tabel 3.9
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
INDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA TH
2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN
TH 2012 THD
TARGET TH
2014
2 3 5 7 8=5/7
Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA% 25.00 25.00 100.00
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
50 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yag Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai
dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan
dalam program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah
jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah,
lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan
negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas
pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor
bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional
dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)
non-BPKP. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah
K/L (APIP Pusat) dan Pemda (APIP Daerah) non-BPKP yang
mengimplementasikan JFA sampai dengan tahun berjalan.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan
fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan
yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah
sertifikasi auditor.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
51
Realisasi IKU tahun 2012 adalah sebesar 25.00% atau mencapai 100.00%
dari target tahun 2012 sebesar 25.00%.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 25.% atau mencapai 100% dibandingkan
dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2014.
Langkah strategis yang direncanakan untuk memperbaiki pencapaian
sasaran strategis ini pada tahun 2013 adalah intensifikasi fasilitasi
penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar sebesar
Rp.10.900.000,00 atau 288.21% dari anggaran sebesar Rp3.782.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 24 OH atau 100% dari rencana sebanyak 24
OH.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%
dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar
sesuai dengan peran dan tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah,
sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, perencanaan juga
terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan
penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan
disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik
sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang
terbaik pula.
Dalam kerangka keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
sebagai lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan
fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
52 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan
keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan
dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama dua belas IKU lainnya, realisasi
IKU sasaran strategis tahun 2012 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel
3.10.
Tabel 3.10Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
INDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN
TH 2012 THD
TARGET TH
2014
2 3 5 7 8=5/7
Persentase jumlah rencana penugasan
pengawasan yang terealisasi% 93.31 100.00 93.31
Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP denganSAP
% 100.00 100.00 100.00
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanan
kepegawaian
Skalalikert 1-10
7.00 7.60 92.11
Persentase Pagu Dana yang tidak
Diblokir dalam DIPA% 96.22 90.00 106.91
Persepsi Kepuasan Pegawai
Perwakilan atas Pencairan Anggaran
yang Diajukan sesuai Prosedur
Skalalikert 1-10
8.29 8.00 103.63
Persentase permintaan bantuan
hukum yang ditindaklanjuti Biro
Hukum dan Humas
%
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan
BPKP di media masaJumlahberita
95.00 79.00 120.25
Persentase Pemanfaatan asset % 99.61 100.00 99.61Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan sarprasSkala
likert 1-107.10 7.90 89.87
Persentase tindak lanjut rekomendasi
hasil audit Inspektorat% 100.00 100.00 100.00
Jumlah masukan topik penelitian yangdisampaikan ke puslitbangwas
JumlahTopik
Jumlah Instansi APIP yang telah
disosialisasi dan atau di-assessment
tata kelola APIP
InstansiAPIP
4.00 4.00 100.00
Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas
auditor bersertifikatSkala
likert 1-107.60 7.50 101.33
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
53
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan, “Realisasi Penugasan Pengawasan”
terhadap “Rencana Penugasan Pengawasan Yang Ditetapkan”.
Pada tahun 2012, realisasi penugasan pengawasan PKPT sebanyak 293 atau
93,31% dari 314 rencana penugasan pengawasan PKPT atau mencapai
93,31% dari target IKU pada tahun 2012 sebesar 100%.
Namun pada tahun 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah telah
melaksanakan penugasan pengawasan di luar yang direncanakan,
khususnya untuk memenuhi permintaan stakeholders sebanyak
280 penugasan pengawasan atau 89,17% dari 314 rencana penugasan
pengawasan tahun 2012. Dengan demikian realisasi penugasan
pengawasan baik PKPT maupun non PKPT sebanyak 573 penugasan
sehingga jika dibandingkan dengan target PKPT menjadi 182,48%
Upaya strategis yang mendukung pencapaian IKU ini adalah penyusunan
rencana dan evaluasi, berupa:
a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah dalam rangka pengendalian realisasi rencana dan evaluasi.
b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Hasil penerapan SAKIP BPKP dalam tahun 2012 pada
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah didokumentasikan dalam
bentuk:
- SOP Rencana Kinerja,
- Rencana Kinerja Tahun 2012,
- Rencana Kerja Tahun 2013,
- Tapkin Tahun 2012,
- Rencana Kegiatan Tahunan Tahun 2013,
- LAKIP tahun 2011,
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah
tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap
penyajian laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
IKU “Tingkat opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP” dibuat
untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Kinerja sasaran dinilai berdasarkan tingkat perolehan opini BPK terhadap
laporan keuangan dengan standar opini Wajar Tanpa Pengecualian dinilai
100%, Wajar Dengan Pengecualian dinilai 80%, Tidak Memberikan
Pendapat dinilai 60%, dan Tidak Wajar dinilai 40%.
BPK RI telah memberikan opini WTP atas Laporan Keuangan BPKP tahun
2011. Dengan hasil tersebut, realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100%
dan jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100%, maka capaian
kinerja adalah 100%.
Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan
pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.
Realisasi IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 100%, atau mencapai 125% dari
target tahun 2012 sebesar 80%.
Realisasi tahun 2012 sebesar 100% dan sudah memenuhi target yang akan
dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian.
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal
akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan
pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan
terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan
perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian
dan organisasi sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM, serta
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
55
penataan kelembagaan dan proses kerja internal yang dapat menunjang
tercapainya hal-hal tersebut.
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada
suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima
layanan dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan
diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode
skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan
pengelolaan kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode
penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh
unit kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola
kepegawaian dan organisasi” pada tahun 2012 adalah sebesar 7,60 dari
skala Likert 1-10. Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan
pegawai atas pelayanan pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara
lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji
berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu; (b)
Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap
aturan perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2012 adalah sebesar 7,00 dari skala Likert 1-
10 atau mencapai 92,11% dari target tahun 2012 sebesar 7,60 dari skala
likert 1-10.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2012 adalah sebesar 7.00 dari skala Likert 1-
10 atau mencapai 87,50% dari target akhir periode renstra tahun 2014
sebesar 8,00 dari skala likert 1-10.
Belum tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh:
1) Sistem penilaian sasaran kinerja individu (SKI) pegawai yang belum
diimplementasikan;
2) Beban kerja dan jabatan setiap pegawai BPKP belum sepenuhnya
ditetapkan secara proporsional dan adil sesuai dengan kompetensinya.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
56 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai
pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen
anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana
dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh
DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari
DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk
kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang
memadai/lengkap.
Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang
tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013
sebesar Rp11.058.802.000,00 dan tidak terdapat dana yang diblokir oleh
DJA.
Realisasi capaian IKU ini tahun 2012 adalah sebesar 96,22% atau mencapai
106.91 dari target tahun 2012 sebesar 90,00%. Realisasi tahun 2012 sebesar
96,22% atau mencapai 96,22% dari target akhir periode renstra tahun 2014
sebesar 100%.
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang
Diajukan Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan dengan
pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus
senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan
yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam
dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel.
Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama
dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan
pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
57
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai
dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna
anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk
membiayai kegiatan yang telah dianggarkan.
Realisasi Indikator Kinerja Utama ini tahun 2012 sebesar 8,29 dari skala
likert 1-10 atau mencapai 103,63% dari target sebesar 8,00 dari skala likert
1-10.
Realisasi sasaran tahun 2012 sebesar 8,29 dari skala likert 1-10, atau
mencapai 103,63% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,50
dari skala Likert 1-10.
Tidak tercapainya target IKU antara lain disebabkan kurangnya koordinasi
dan respon terhadap perubahan informasi dalam proses penyusunan
anggaran yang melibatkan unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah serta Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan, kurangnya
kelengkapan dokumen pengajuan SPP, dan kurangnya koordinasi dengan
unit kerja dilingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam
proses pencairan/penyediaan uang.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses
kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan
waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi
perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan
anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta
rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi
yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah yang ditentukan juga oleh
citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu alat ukur
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
58 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
yang relevan dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah.
Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengidentifikasikan dan mengevaluasi
terhadap pandangan, opini, dan persepsi publik yang bernuansa positif
terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dibandingkan
dengan jumlah seluruh opini yang terkait dengan persepsi publik terhadap
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Realisasi IKU ini tahun 2012 sebesar 95,00% atau mencapai 120,25% dari
target tahun 2012 sebesar 79,00%.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 95,00% atau mencapai 120,25% dari target
akhir periode Renstra 2014 sebesar 79,00%.
7. Persentase Pemanfaatan Asset
IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan
untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%.
Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset digunakan untuk mengukur
pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan melalui
pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi
seluruh satuan kerja.
Realisasi IKU ini tahun 2012 sebesar 99,61% atau mencapai 99,61% dari
target tahun 2012 sebesar 100,00%.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating
akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Sarpras
Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
59
sesuai dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah.
IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan
pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang
bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.
Berdasarkan hasil survai atas persepsi penerima layanan tahun 2012,
realisasi capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan
sarpras sebesar 7,10 dari skala likert 1-10 atau 89,87% dari target sebesar
7,90.
Tidak tercapainya target kinerja sasaran ini antara lain karena adanya
penggunaan aplikasi sistem perbendaharaan, aplikasi gaji dan perjalanan
dinas, serta pengadaan keperluan sehari-hari perkantoran yang didasarkan
pada skala prioritas kebutuhan pengguna.
Beberapa kendala yang mempengaruhi pencapaian IKU, yaitu:
a. Belum terintegrasinya Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD)
dengan Document Management System (DMS) dan Disposisi Elektronik
yang dikembangkan di BPKP;
b. Belum adanya remunerasi yang menarik bagi pegawai yang
berkecimpung dalam bidang pengelolaan arsip.
Realisasi IKU tahun 2012 adalah sebesar 7,10 dari skala likert 1-10, atau telah
mencapai 89,87% dari target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,90
dari skala likert 1-10.
9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara
lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap
pelaksanaan kegiatan di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil
kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian
dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional
untuk mencapai dan meningkatkan kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
60 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target
sebesar 100,00%.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah
ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit,
dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang
dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 100% atau mencapai 100% dari target IKU
tahun 2012 sebesar 100%.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 100% atau mencapai 100% dari target
akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.
10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah tidak mengelola kegiatan ini,
sehingga tidak mempunyai IKU ini.
11. Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata
kelola APIP
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka
Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor
PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA
menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa
pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup
kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality
assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,perlunya
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
61
penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya
pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas
dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan
dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil
pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern
semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM
auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik” merupakan IKU lainnya
untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 12 Instansi/APIP.
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang
profesional dan kompeten, serta tata kelola yang baik di lingkungan APIP
non-BPKP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah
melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2012 adalah
berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang
mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2012 sebanyak 4 Instansi/APIP atau mencapai 100%
dari target sebanyak 4 Instansi/APIP. Realisasi sebesar 100% adalah jumlah
unit APIP yang telah melakukan tata kelola APIP.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 4 Instansi/APIP atau mencapai 100% dari
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 4 Instansi/APIP
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2012 menggunakan dana
sebesar Rp39.690.000,00 atau 251,27% dari anggaran sebesar
Rp15.796.000,00. dengan menggunakan SDM sebanyak 285 OH atau
115,85% dari rencana sebanyak 246 OH.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
62 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKPPROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012
12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor
Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,
dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dengan
pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan
Pemerintah Daerah dan satuan kerja K/L yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah.
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas
yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat
meningkatkan mutu pengawasan.
Realisasi IKU sebesar 7,60 dari skala likert 1-10 atau mencapai 101,33% dari
target sebesar 7,50 skala Likert 1-10.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang
didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit
terpusat JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan
informasi.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 7,60 dari skala likert 1-10 atau mencapai
101,33% dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014
sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya 1 Sistem Dukungan Pengambilan Bagi Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan
terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai
Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan
mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah juga harus mampu
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
63
memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal
BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan
sasaran strategis. Realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2012 dikaitkan
dengan target 2014 disajikan dalamTabel 3.12 berikut ini:
Tabel 3.12
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
INDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA TH
2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN
TH 2012 THD
TARGET TH
2014
2 3 5 7 8=5/7
Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif% 80.00 80.00 100.00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.12, terlihat bahwa IKU dominan Sasaran Strategis pada tahun 2012
tercapai 100%. IKU dominan yang digunakan untuk mengukur capaian sasaran
adalah “Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif”. Dengan
tersedianya sistem dukungan pengambilan keputusan internal, diharapkan
pencapaian tujuan BPKP berupa “Terselenggaranya 1 sistem dukungan
pengambilan keputusan bagi Pimpinan” dapat terwujud.
Capaian IKU,”Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif”
ini, digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem
informasi yang dikembangkan oleh BPKP supaya menghasilkan/menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan BPKP. Pada tingkat
Perwakilan BPKP IKU ini diukur berdasarkan, “Jumlah Sistem Informasi Yang
Dimanfaatkan” dibandingkan dengan “Jumlah Sistem Informasi Yang Wajib
Dimanfaatkan Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA,
SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)”.
Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 80% atau mencapai 100% dibandingkan
dengan target 80%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
71
IV. PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP
Provinsi Sulawesi Tengah sebagai perwujudan BPKP di Provinsi Sulawesi
Tengah melakukan pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap kegiatan
lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas permintaan
Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern
terutama diarahkan untuk membantu Pimpinan Satuan Kerja Instansi Vertikal
Kementerian/Lembaga, Gubernur, Bupati dan Walikota dalam rangka
memperkuat efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP
disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah
diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja kedepan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah,
disamping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2012, juga
mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa
perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP
yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,
evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dan Indikator Kinerja
Utama. Terhadap Renstra BPKP 2010-2014 telah ditambahkan sasaran
strategis,IKU dan target tahunan diselaraskan dengan RPJMN. Target kinerja
jangka menengah dalam Renstra telah dirinci dalam target kinerja tahunan
dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta dimanfaatkan
untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah berorientasi hasil, bukan
BAB IV. PENUTUP
72 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator kinerja utama yang dominan.
Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas
dengan sasaran.
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme
pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan
melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun
berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal
maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan
dalam tahun 2012. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 39 IKU,
telah dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.
Realisasi tahun 2012, 7 dari delapan sasaran strategis telah mencapai target
100%, dan 9 dari 12 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan, tercapai 3, capaian100%
Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian100%
Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan, tercapai 100%
Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 100%
Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 93,31%
Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Hasil pengawasan lintas sektor yang dijadikan sebagai bahwa pengambilan
keputusan oleh stakeholder masih perlu ditingkatkan.
2. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah
100% disebabkan:
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
73
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional
instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan
Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat nyata
dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
3. Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor di bawah 100% antara lain
disebabkan fasilitasi penerapan JFA pada APIP belum dilakukan secara
intensif. Di samping itu, jumlah kelulusan sertifikasi auditor yang relative
rendah membuat APIP belum antusias menerapkan JFA.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh BPKP dalam upaya memperbaiki
kinerja antara lain:
1. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
diupayakan dengan cara:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur
penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Sub kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain:
1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang dapat
bertugas secara focus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Satuan Kerja Instansi Vertikal
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi
penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
BAB IV. PENUTUP
74 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISULAWESI TENGAH TAHUN 2012
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang
wajar.
2. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah
kelulusan sertifikasi auditor.
3. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di tahun
2012 jauh dari 100%.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi
secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga dapat memberikan
umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara
internal LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja
organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dalam pembangunan dapat lebih
dirasakan.
---o0o---
Lampiran 1/ 1 - 4
ANGGARAN REALISASI % REN-
CANA
REA-
LISASI%
1 Meningkatnya Kualitas
95% LKKL, dan 95%
LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan
keuangan
% 80.00 171.43 214.29 57,142 58,550 102.46 673 532 79.05
2 Persentase IPD yang laporan
keuangannya memperoleh opini
minimal WDP
% 85.00 100.00 117.65 244,625 300,411 122.80 736 4,498 611.14
3 Persentase jumlah laporan keuangan
proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan wajar
% 82.00 100.00 121.95 365,741 377,723 103.28 1,362 1,113 81.72
4 Persentase hasil pengawasan lintas
sektor yang disampaikan ke Pusat
% 73.75 140.00 189.83 462,761 562,004 121.45 2,963 2,833 95.61
TAR-
GET
REALI-
SASI
% CAPA-
IANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2012PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN
5 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat
% 68.00 100.00 147.06 185,170 167,972 90.71 339 338 99.71
6 Persentase hasil pengawasan atas
permintaan stakeholders yang
dijadikan bahan pengambilan
keputusan oleh stakeholders
% 80.00 100.00 125.00 120,476 158,298 131.39 519 599 115.41
7 Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan
akuntansi
% 66.67 66.67 100.00 110,866 114,936 103.67 241 867 359.75
2 Tercapainya
Optimalisasi
Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 75.00 100.00 133.33 41,788 0 0.00 38 50 131.58
9 Persentase hasil pengawasan BUN
yang disampaikan ke Pusat
% 71.25 172.06 241.49 768,267 386,355 50.29 2,088 2,184 104.60
10 Persentase penghematan biaya (cost
saving ) dibandingkan dengan nilai
yang diaudit
% 7.00 0.32 4.64 - 0 0.00 0 0 0.00
Lampiran 1/ 2 - 4
ANGGARAN REALISASI % REN-
CANA
REA-
LISASI%
TAR-
GET
REALI-
SASI
% CAPA-
IANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN
3 11 Persentase IPD yang
melaksanakan pelayanan sesuai
Standar Pelayanan Minimal
% 100.00 100.00 100.00 94,202 137,106 145.54 330 976 295.76
12 Persentase BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI
% 55.00 100.00 181.82 3,520 3,520 100.00 281 1,551 551.96
13 Persentase BUMN yang dilakukan
asistensi/evaluasi PSO
14 Persentase BUMD yang dilakukan
audit kinerja
% 80.00 100.00 125.00 78,178 86,971 111.25 590 1,011 171.36
4 15 Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program
Anti Korupsi
Kelompok
Masyarakat
2.00 2.00 100.00 74,819 64,728 86.51 301 161 53.49
16 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B
LUD berisiko fraud yang
mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi
Instansi 2.00 2.00 100.00 15,915 - 0.00 409 77 18.83
Meningkatkan
Kesadaran dan
Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan
Terselenggaranya SPM
pada 65% IPD dan
terselenggaranya GG
pada 75%
BUMN/BUMD
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi
FCP
17 Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B
LUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 1.00 1.00 100.00 9,032 7,700 85.25 20 190 950.00
18 Persentase pelaksanaan penugasan
HKP, klaim dan penyesuaian
harga
% 84.00 100.00 119.05 74,140 54,760 73.86 222 153 68.92
19 Persentase pelaksanaan audit
investigasi /PKKN/PKA
% 80.00 96.49 120.61 164,645 225,359 136.88 2,431 2,933 120.65
20 Persentase TL hasil audit
investigasi non TPK oleh instansi
berwenang
% 80.00 100.00 125.00 - 0 0.00 0 0 0.00
21 Persentase hasil telaahan
pengaduan masyarakat
% 75.00 75.00 100.00 0 0 0.00 0 0 0.00
Korupsi Menjadi 80%
Lampiran 1/ 3 - 4
ANGGARAN REALISASI % REN-
CANA
REA-
LISASI%
TAR-
GET
REALI-
SASI
% CAPA-
IANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
22 Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008
% 16.67 25.00 150.00 138,244 204,132 147.66 419 577 137.71
23 Jumlah Pemda Yang dilakukan
Asistensi Penyelenggaraan SPIP
Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 9.00 9.00 100.00 0 0 0.00 0 0 0.00
24 Jumlah Pemda Yang dilakukan
monitoring Sistem Pengendalian
Intern
IPP/IPD 6.00 6.00 100.00 0 0 0.00 0 0 0.00
6 Meningkatnya
kapasitas aparat
pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan
kompeten pada 80%
25 Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA
% 25.00 25.00 100.00 Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya-BPKP
3,782 10,900 288.21 24 24 100.00
kompeten pada 80%
K/L/Pemda
7 26 Persentase jumlah rencana
penugasan pengawasan yang
terealisasi
% 100.00 93.31 93.31 0 0 0.00 0 0 0.00
27 Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP
dengan SAP
% 80.00 100.00 125.00 0 0 0.00 0 0 0.00
28 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
kepegawaian
Skala likert 1-
10
7.60 7.00 92.11 0 0 0.00 0 0 0.00
29 Persentase Pagu Dana yang tidak
Diblokir dalam DIPA
% 90.00 96.22 106.91 0 0 0.00 0 0 0.00
30 Persepsi Kepuasan Pegawai
Perwakilan atas Pencairan
Anggaran yang Diajukan sesuai
Prosedur
Skala likert 1-
10
8.00 8.29 103.63 0 0 0.00 0 0 0.00
31 Persentase permintaan bantuan
hukum yang ditindaklanjuti Biro
Hukum dan Humas
32 Jumlah publikasi kegiatan
perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita 79.00 95.00 120.25 0 0 0.00 0 0 0.00
Meningkatnya
efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar
90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Lampiran 1/ 4 - 4
ANGGARAN REALISASI % REN-
CANA
REA-
LISASI%
TAR-
GET
REALI-
SASI
% CAPA-
IANPROGRAM
KEUANGAN SDM (OH)SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN
33 Persentase Pemanfaatan asset % 100.00 99.61 99.61 0 0 0.00 0 0 0.00
34 Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
sarpras
Skala likert 1-
10
7.90 7.10 89.87 0 0 0.00 - 0 0.00
35 Persentase tindak lanjut
rekomendasi hasil audit
Inspektorat
% 100.00 100.00 100.00 0 0 0.00 0 0 0.00
36 Jumlah masukan topik penelitian
yang disampaikan ke
puslitbangwas
37 Jumlah Instansi APIP yang telah
disosialisasi dan atau di-
assessment tata kelola APIP
Instansi APIP 4.00 4.00 100.00 15,796 39,690 251.27 246 285 115.85
38 Tingkat persepsi kepuasan Pemda
atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-
10
7.50 7.60 101.33 0 0 0.00 0 0 0.00
8 Terselenggaranya 1
sistem dukungan
39 Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif
% 80.00 80.00 100.00 Dukungan
Manajemen dan
7,611,994 7,262,671 0.00 0 0 0.00
sistem dukungan
pengambilan
keputusan bagi
pimpinan
dimanfaatkan secara efektif Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya-BPKP
JUMLAH 10,641,103 10,223,786 96.08 14,232 20,952 147.22
Lampiran 2/ 1 - 2
Rencana Realisasi % Target Realisasi %
1 Meningkatnya Kualitas
LKPP, 95% LKKL, dan
95% LKPD
1 Laporan hasil bimbingan teknis/
asistensi penyusunan LKKL
Laporan 15 24 160.00 57,142 58,550 102.46 673 532 79.05
2 Laporan hasil bimbingan teknis/
asistensi penyusunan LKPD
Laporan 34 89 261.76 244,625 300,411 122.80 736 4,498 611.14
3 Laporan hasil pengawasan atas
Proyek PHLN
Laporan 33 38 115.15 365,741 377,723 103.28 1,940 1,690 87.11
4 Laporan hasil pengawasan lintas
sektor
Laporan 56 62 110.71 462,761 562,004 121.45 2,358 2,345 99.45
5 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan presiden
Laporan 11 25 227.27 185,170 167,972 90.71 260 627 241.15
6 Laporan hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder
Laporan 5 9 180.00 120,476 158,298 131.39 250 606 54.80
7 Laporan hasil bimbingan teknis/
asistensi penyusunan LKBUMD
Laporan 1 18 1,800.00 110,866 114,936 103.67 10 528 5280.00
2 Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar
87,50%
8 Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan negara
Laporan 5 3 60.00 41,788 0 0.00 238 137 57.56
9 Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 68 117 172.06 768,267 386,355 50.29 1,485 7,414 499.26
10 Laporan hasil pengawasan atas
penerimaan negara sektor
korporat
Laporan 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00
3 Terselenggaranya SPM pada
65% IPD dan
terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
11 Laporan hasil pengawasan atas
kinerja pelayanan publik
Laporan 11 23 209.09 94,202 137,106 145.54 200 1,201 600.50
12 Laporan hasil bimtek/asistensi
GCG/KPI sektor korporat
Laporan 2 5 250.00 3,520 3,520 100.00 20 129 645.00
13 Laporan hasil pengawasan atas
kinerja PSO BUMN
Laporan 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00
14 Laporan hasil pengawasan atas
kinerja BUMD
Laporan 13 32 246.15 78,178 86,971 111.25 322 1,782 553.42
Dana (dalam ribuan)Urut
CF
LAKIPIndikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %
SDM (OH)
SASARAN STRATEGIS
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2012
No.
Lampiran 2/ 2 - 2
Rencana Realisasi % Target Realisasi %
Dana (dalam ribuan)Urut
CF
LAKIPIndikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %
SDM (OH)
SASARAN STRATEGISNo.
4 15 Laporan hasil sosialisasi masalah
korupsi
Laporan 5 6 120.00 74,819 64,728 86.51 110 156 141.82
16 Laporan hasil bimtek/asistensi
implementasi FCP
Laporan 3 2 66.67 15,915 0 0.00 110 78 70.91
17 Laporan hasil kajian
pengawasan
Laporan 1 1 100.00 9,032 7,700 85.25 60 16 26.67
18 Laporan hasil audit investigasi
atas HKP, Klaim dan
Penyesuaian Harga
Laporan 4 3 75.00 74,140 54,760 73.86 150 309 206.00
19 Laporan hasil audit investigasi,
perhitungan kerugian negara,
dan pemberian keterangan ahli
atas permintaan Instansi
Penyidik
Laporan 29 42 144.83 164,645 225,359 136.88 1,515 990 65.35
20 Laporan hasil audit investigasi
atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0.00
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
21 Laporan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan 11 26 236.36 138,244 204,132 147.66 220 974 442.73
6 Meningkatnya kapasitas
aparat pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan kompeten
pada 80% K/L/Pemda
22 Jumlah sosialisasi dan Bimtek
Penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 2 2 100.00 3,782 10,900 288.21 40 33 82.50
7 Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan
sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
23 Laporan dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP
Laporan 60 87 145.00 6,936,994 6,591,031 95.01 110 4,157 3779.09
24 Jumlah sosialisasi dan bimtek
penerapan tatakelola APIP
Daerah
Kegiatan 7 8 114.29 15,796 13,905 88.03 160 126 78.75
25 Laporan Evaluasi Penerapan tata
kelola APIP Daerah
Laporan 2 3 150.00 0 25,785 100.00 40 78 195.00
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan
keputusan bagi pimpinan
26 Laporan dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP (Terkait SI)
Laporan 13 13 100.00 675,000 671,640 0.00 70 35 50.00
Jumlah 391 638 163.17 10,641,103 10,223,786 96.08 11,077 28,441 256.76
Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Lampiran 3/ 1 - 4
1 2 3 4 5 6=5-4 7 8=5/7
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95%
LKKL, dan 95% LKPD
Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan laporan keuangan
% 171.43 80.00 214.29
Persentase IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP
% 100.00 100.00 100.00
Persentase jumlah laporan keuangan proyek
PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
% 100.00 82.00 121.95
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang
disampaikan ke Pusat
% 140.00 73.75 189.83
Persentase hasil pengawasan atas permintaan
Presiden yang disampaikan ke Pusat
% 100.00 68.00 147.06
Persentase hasil pengawasan atas permintaan
stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan
keputusan oleh stakeholders
% 100.00 80.00 125.00
Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 66.67 75.00 88.89
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 87,50%
Persentase hasil pengawasan optimalisasi
penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 100.00 75.00 133.33
Persentase hasil pengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat
% 172.06 71.25 241.49
Persentase penghematan biaya (cost saving)
dibandingkan dengan nilai yang diaudit
% 0.32 7.00 4.64
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2012 DENGAN TARGET TAHUN 2014
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH
SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
KINERJA
TH 2011
KENAIKAN/
PENURUNAN
Lampiran 3/ 2 - 4
SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
KINERJA
TH 2011
KENAIKAN/
PENURUNAN
3 Terselenggaranya SPM pada 65% IPD
dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100.00 100.00 100.00
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 100.00 70.00 142.86
Persentase BUMN yang dilakukan
asistensi/evaluasi PSO
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja % 100.00 100.00 100.00
4 Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan
Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok
Masyarakat
2 2 100.00
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko
fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 2 2 100.00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi
TPK
Instansi 1 1 100.00
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim
dan penyesuaian harga
% 100.00 80.00 125.00
Persentase pelaksanaan audit investigasi
/PKKN/PKA
% 96.49 80.00 120.61
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK
oleh instansi berwenang
% 100.00 80.00 125.00
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat % 75.00 75.00 100.00
Lampiran 3/ 3 - 4
SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
KINERJA
TH 2011
KENAIKAN/
PENURUNAN
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP
di 70% K/L Pemda Sebesar
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
% 25.00 70.00 35.71
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi
Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun
2008
IPP/IPD 9 14 64.29
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem
Pengendalian Intern
IPP/IPD 6 10 60.00
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA
% 25.00 25.00 100.00
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Persentase jumlah rencana penugasan
pengawasan yang terealisasi
% 93.31 100.00 93.31
Persentase kesesuaian laporan keuangan
Perwakilan BPKP dengan SAP
% 100.00 100.00 100.00
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan kepegawaian
Skala likert 1-
10
7.00 7.60 92.11
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam
DIPA
% 96.22 90.00 106.91
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas
Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai
Prosedur
Skala likert 1-
10
8.29 8.00 103.63
Persentase permintaan bantuan hukum yang
ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di
media masa
Jumlah
berita
95 79 120.25
Persentase Pemanfaatan asset % 99.61 100.00 99.61
Lampiran 3/ 4 - 4
SASARAN STRATEGISINDIKATOR KINERJA UTAMA
OUTCOMESATUAN
KINERJA
TH 2012
TARGET
KINERJA TH
2014
% CAPAIAN TH
2012 THD TARGET
TH 2014
KINERJA
TH 2011
KENAIKAN/
PENURUNAN
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan sarpras
Skala likert 1-
10
7.10 7.90 89.87
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit
Inspektorat
% 100.00 100.00 100.00
Jumlah masukan topik penelitian yang
disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan
atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi
APIP
4 4 100.00
Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor
bersertifikat
Skala likert 1-
10
7.60 7.50 101.33
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan
pengambilan keputusan bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan
secara efektif
% 80.00 80.00 100.00
Lampiran 4/ 1 - 2
No
1 2 3 4 5 6 = 4 - 5 7 8 = 4 / 7
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKKL
Laporan 24 52 -28 14 171.43
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKPD
Laporan 89 5 84 9 988.89
Laporan hasil pengawasan atas Proyek
PHLN
Laporan 38 59 -21 14 271.43
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 62 35 27 58 106.90
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
presiden
Laporan 25 49 -24 21 119.05
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder
Laporan 9 92 -83 2 450.00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKBUMD
Laporan 18 7 11 10 180.00
2 Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan
negara
Laporan 3 4 -1 2 150.00
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 117 64 53 54 216.67
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan
negara sektor korporat
Laporan 0 0 0 0 0.00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja
pelayanan publik
Laporan 23 25 -2 16 143.75
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI
sektor korporat
Laporan 5 32 -27 4 125.00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO
BUMN
Laporan 0 0 0 0 0.00
Laporan hasil pengawasan atas kinerja
BUMD
Laporan 32 50 -18 11 290.91
Terselenggaranya SPM pada 65%
IPD dan terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
Realisasi2012
Target2014
Meningkatnya Kualitas LKPP, 95%
LKKL, dan 95% LKPD
1
3
SASARAN STRATEGISRealisasi
2011
PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2012 DENGAN TARGET OUTPUT 2014
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2012
Realisasi 2012dibandingkan
Target 2014 (%)
Kenaikan/PenurunanRealisasi
Indikator Kinerja Output Satuan
Lampiran 4/ 2 - 2
No
1 2 3 4 5 6 = 4 - 5 7 8 = 4 / 7
Realisasi2012
Target2014
Meningkatnya Kualitas LKPP, 95%1
SASARAN STRATEGISRealisasi
2011
Realisasi 2012dibandingkan
Target 2014 (%)
Kenaikan/PenurunanRealisasi
Indikator Kinerja Output Satuan
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 20 -14 6 100.00
Laporan hasil bimtek/asistensi
implementasi FCP
Laporan 2 22 -20 4 50.00
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 5 -4 1 100.00
Laporan hasil audit investigasi atas HKP,
Klaim dan Penyesuaian Harga
Laporan 3 3 0 4 75.00
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan
kerugian negara, dan pemberian keterangan
ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 42 1 41 56 75.00
Laporan hasil audit investigasi atas
permintaan Instansi lainnya
Laporan 0 0 0 4 0.00
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP di 70% K/L/Pemda
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Laporan 26 32 -6 31 83.87
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan
JFA APIP Daerah
Kegiatan 2 4 -2 2.00 100.00
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan
BPKP
Laporan 87 0 87 60.00 145.00
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan
tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 8 0 8 15.00 53.33
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola
APIP Daerah
Laporan 3 0 3 3.00 100.00
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan keputusan
bagi pimpinan
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan
BPKP (Terkait SI)
Laporan 13 0 13 20 65.00
Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan sebesar
90% dan kualitas pengelolaaan
keuangan sebesar 100%.
4
7
Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%