rika yuliawati_7211411107 mapping skripsi

Upload: rikayulia

Post on 02-Mar-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Alokasi belanja modal

TRANSCRIPT

Rika Yuliawati / 7211411107Akuntansi B 2011

Faktor Yang Mempengaruhi Belanja Modal Pemerintah DaerahNoPenulisJudulVariabel DependenMetode AnalisisHasil

1Kusnandar danDodik SiswantoroPengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja ModalBelanja ModalRegresi Linear BergandaSecara parsial DAU tidak berpengaruh terhadap alokasi belanja modal sedangkan PAD, SiLPA dan Luas Wilayah berpengaruh positif terhadap belanja modal pada = 1%. Ini mengindikasikan bahwa DAU yang dalam proporsi penerimaan daerah merupakan sumber pendapatan paling besar namun hanya digunakan untuk pengeluaran rutin, seperti untuk gaji pegawai. Sedangkan PAD walaupun kecil dalam proporsi penerimaan namun sangat perpengaruh pada alokasi belanja modal, hal ini mengindikasikan bahwa PAD merupakan sumber penting pendapatan yang akan dialokasikan dalam pembangunan infrastruktur daerah.

2Arbie Gugus WandiraPengaruh PAD, DAU, DAK, Dan DBH TerhadapPengalokasian Belanja ModalBelanja ModalRegresi Linier BergandaDAU dengan arah negatif, DAK dan DBH berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Sedangkan PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Secara simultan variabel PAD, DAU, DAK, dan DBH berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Bagi Pemerintah daerah diharapkan lebih memperhatikan proporsi DAU yang di alokasikan ke anggaran belanja modal.

3Dini ArwatidanNovita HadiatiPengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana AlokasiUmum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintah Daerah

Belanja ModalRegresi Linier BergandaSecara parsial Pendapatan Asli Daerah yang berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal, sedangkan Pertumbuhan Ekonomi dan Dana AlokasiUmum tidak berpengaruh signifikan terhadap pegalokasian anggaran belanja modal. Secara simultan Petumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal.

4ArdhiniPengaruh Rasio Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Untuk Pelayanan Publik Dalam Perspektif Teori Keagenan

Belanja ModalRegresi Linier BergandaHasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kemandirian keuangan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal, tingkat efektivitas berpengaruh positif signifikan terhadap belanja modal, Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja modal, SiLPA berpengaruh positif signifikan terhadap belanja modal.

5Darmawati,RinyJefri,andRatna SariEconomic Growth, Regional Revenue (PAD), And General Allocation Fund (DAU), Of Allocation Of Capital Expenditure

Capital ExpenditureRegresi BergandaHasil analisis secara parsial menunjukkan hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi, dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Alokasi Belanja Modal tidak signifikan tetapi hubungan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Alokasi Belanja Modal signifikan. Dan hasil analisis secara simultan diperoleh bahwa hubungan Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Alokasi Belanja Modal adalah signifikan.

6Roshaiza TahaandNanthakumar LoganathanCausality Between Tax Revenue AndGovernment Spending In MalaysiaGovernment spendingVector Auto Regression (VAR)Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak langsung dan tidak langsung terhadap belanja pemerintah, sedangkan penerimaan yang bukan dari pajak tidak berpengaruh signifikan. Analisis keuangan di Malaysia menunjukkan pajak langsung dan tidak langsung telah menjadi bagian utama dari pendapatan pemerintah dan mengurangi tarif pajak dapat menyebabkan penurunan pengeluaran pemerintah dimasa yang akan datang.

Variabel Dependen : Belanja ModalVariabel IndependenHasil Penelitian Terdahulu ( Berdasarkan Tabel Diatas )

Penelitian 1Penelitian 2Penelitian 3Penelitian 4Penelitian 5Penelitian 6

Pendapatan Asli DaerahBerpengaruh (+)Tidak BerpengaruhBerpengaruh Berpengaruh

Dana Alokasi UmumTidak berpengaruhBerpengaruh (-)Tidak berpengaruhTidak berpengaruh

Sisa Lebih Pembiayaan AnggaranBerpengaruh (+)Berpengaruh (+)

Luas WilayahBerpengaruh (+)

Dana Alokasi KhususBerpengaruh (+)

Dana Bagi HasilBerpengaruh (+)

Pertumbuhan EkonomiTidak berpengaruhTidak berpengaruh

Kemandirian DaerahTidak Berpengaruh

Efektivitas Keuangan DaerahBerpengaruh (+)

Efisiensi Keuangan DaerahTidak Berpengaruh

Direct Tax RevenuesBerpengaruh

Indirect Tax RevenuesBerpengaruh

Non Tax RevenuesTidak berpengaruh

1. Variabel Dependen : Belanja Modal

Menurut Mardiasmo (2004), anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu:a. Anggaran operasional Anggaran operasional merupakan anggaran yang digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran yang termasuk anggaran operasional antara lain belanja umum, belanja operasi dan belanja pemeliharaan. b. Anggaran modal Anggaran modal merupakan anggaran yang menunjukkan anggaran jangka panjang dan pembelajaran atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan biaya pemeliharaan.

Menurut Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2008 belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Suatu belanja dikategorikan sebagai Belanja Modal apabila:a. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan asset tetap atau asset lainnya yang menambah masa umur, manfaat, dan kapasitas. Dengan demikian menambah asset pemerintah.b. Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimum kapitalisasi asset tetap atau asset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah.c. Perolehan asset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.

Belanja Modal dapat dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori utama (Syaiful, 2006) yaitu Belanja Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Gedung dan Bangunan, Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan, dan Belanja Modal Fisik Lainnya. Jumlah nilai belanja yang di kapitalisasi menjadi aset tetap adalah semua belanja yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut siap digunakan atau biaya perolehan.2. Variable independena. Pendapatan Asli DaerahMenurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Hal ini sesuai dengan PP No 58 tahun 2005 yang menyatakan bahwa APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan. Setiap penyusunan APBD, alokasi belanja modal harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan PAD yang diterima. Sehingga apabila Pemda ingin meningkatkan belanja modal untuk pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, maka Pemda harus menggali PAD yang sebesar-besarnya. Dengan adanya peningkatan PAD diharapkan dapat meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah sehingga pemerintah memberikan kualitas pelayanan publik yang baik.

b. Dana Alokasi UmumMenurut Undang-Undang nomor 33 tahun 2004, DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa DAU lebih diprioritaskan untuk daerah yang mempunyai kapasitas fiskal yang rendah. DAU dihitung dengan menggunakan pendekatan celah fiskal (fiscal gap) yaitu selisih antara kebutuhan fiskal (fiscal needs) dikurangi dengan kapasitas fiskal (fiscal capacity) daerah.Dalam beberapa tahun berjalan, proporsi DAU terhadap peneriman daerah masih yang tertinggi dibanding dengan penerimaan daerah yang lain, termasuk PAD (Adi, 2006, dalam Harianto dan Adi, 2007).Adanya dana transfer DAU dari pemerintah pusat maka daerah bisa fokus untuk menggunakan PAD untuk membiyai belanja modal yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa terdapat hubungan antara pemberian DAU dengan alokasi belanja modal.

c. Dana Alokasi KhususBerdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.Tujuan DAK adalah untuk mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus ditanggung oleh pemerintah daerah. Pemanfaatan DAK diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang. Dengan diarahkannya pemanfaatan DAK untuk kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik yang direalisasikan dalam belanja modal. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara pemberian dana transfer dari pemerintah pusat (DAK) dengan alokasi anggaran pengeluaran daerah melalui belanja modal.

d. Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi, yang berarti perluasan kegiatan ekonomi, adalah satu satunya cara untuk meningkatkan penghasilan anggota masyarakat dan membuka lapangan kerja baru (Boediono, 2010:28). Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kinerja perekonomian, maka dibuat indikator makro yang diantaranya adalah produk domestik regional bruto (BPS, 2008: 3). Pembangunan ekonomi ditandai dengan meningkatnya produktivitas dan pendapatan perkapita penduduk sehingga terjadi perbaikan kesejahteraan. Dalam pemerintah daerah, pembangunan sarana dan prasarana berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi (Darwanto, 2007). Kenyataan yang terjadi dalam Pemerintah Daerah saat ini adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti dengan peningkatan belanja modal, hal tersebut dapat dilihat dari kecilnya jumlah belanja modal yang dianggarkan dengan total anggaran belanja daerah. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dan perbaikan infrastruktur untuk pelayanan kepada publik dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

e. Sisa Lebih Pembiayaan AnggaranSisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. SiLPA sebenarnya merupakan indikator efisiensi, karena SiLPA hanya akan terbentuk bila terjadi Surplus pada APBD dan sekaligus ternjadi Pembiayaan Neto yang positif, dimana komponen Penerimaan lebih besar dari komponen Pengeluaran Pembiayaan (Balai Litbang NTT, 2008). SiLPA tahun sebelumnya yang merupakan penerimaan pembiayaan digunakan untuk menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja, mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung (belanja barang dan jasa, belanja modal, dan belanja pegawai) dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) diindikasikan menjadi salah satu sumber pendanaan belanja modal untuk pelayanan publik

Berdasarkan mapping dan penjelasan diatas, maka peneliti akan mengambil judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alokasi Belanja Modal Pemerintah Daerah

Usulan kerangka berfikir

Dana Alokasi KhususPendapatan Asli DaerahDana Alokasi UmumSisa Lebih Pembiayaan AnggaranPertumbuhan EkonomiBelanja Modal

Teknik Analisis DataAnalisis data yang digunakan dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda untuk mengetahui pengaruh masing-masing varibel independen terhadap variabel dependen. Sebelumnya akan dilakukan Uji Asumsi Klasik untuk mengetahui apakah data yang tersedia terbebas dari masalah uji asumsi klasik.

Model penelitian :Y = +1X1+2X2+3X3+4X4+ 4X5+e

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data dari dokumen berupa laporan keuangan kabupaten/kota di Jawa Tengah yang berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, dan APBD 2011-2013 yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah melalui website www.djpk.depkeu.go.id