rheumatoid arthritis

11
RHEUMATOID ARTHRITIS A. De fi ni si Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik disertai dengan  peradangan yang simetris dan merupakan suatu penyakit autoimun. Lebih spesifik lagi, penyakit ini ditandai oleh adanya sinovitis proliferatif yang non supuratif, yang  pada saatnya akan mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan artritis kelumpuhan yang progresif. B. Ep id emiolo gi Kurang lebih 1 % populasi pada dunia terkena Rheu matoid arthritis. RA lebih sering di jump ai pa da wa ni ta de ngan pe rban di ng an wa ni ta da n pr ia se be sar 3 : 1. Perbandingan ini dapat mencapai 5 : 1 pada wanita dalam usia subur. Paling sering ditemukan pada usia antara 40 sampai 70 tahun,tetapi tidak ada usia yang immun terhadap penyakit ini. C. Etiologi - Faktor genetik  Di bu kt ik an den ga n te rd ap at ny a hu bu ng an an ta ra pro duk kompl ek s his tok omp atibilitas uta ma kelas II, khu sus nya HLA-DR 4 deng an rheumatoid arthritis seropositif. Pengemban HLA-DR 4 memiliki risiko relatif 4 : 1 untuk menderita penyakit ini. - Fa kt or ke se imba ng an ho rmon al Kecenderungan wanita untuk menderita RA yang sering dijumpai remisi pada wanita sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya keseimbangan hormonal. Tetapi pemberian esterogen eksternal ternyata tidak berpengaruh. - Faktor infeksi Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab Rheumatoid arthritis juga timbul karena umumnya onset penya kit ini terjadi secara mendadak dan timbu l denga n diserta i oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dugaan kuat

Upload: yuvens-richardo

Post on 31-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pykt kronis

TRANSCRIPT

Page 1: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 1/11

RHEUMATOID ARTHRITIS

A. Definisi

Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik disertai dengan

 peradangan yang simetris dan merupakan suatu penyakit autoimun. Lebih spesifik 

lagi, penyakit ini ditandai oleh adanya sinovitis proliferatif yang non supuratif, yang

 pada saatnya akan mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan artritis

kelumpuhan yang progresif.

B. Epidemiologi

Kurang lebih 1% populasi pada dunia terkena Rheumatoid arthritis. RA lebih sering

dijumpai pada wanita dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3 : 1.

Perbandingan ini dapat mencapai 5 : 1 pada wanita dalam usia subur. Paling sering

ditemukan pada usia antara 40 sampai 70 tahun,tetapi tidak ada usia yang immun

terhadap penyakit ini.

C. Etiologi

- Faktor genetik 

Dibuktikan dengan terdapatnya hubungan antara produk kompleks

histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR 4 dengan rheumatoid

arthritis seropositif. Pengemban HLA-DR 4 memiliki risiko relatif 4 : 1 untuk 

menderita penyakit ini.

- Faktor keseimbangan hormonal

Kecenderungan wanita untuk menderita RA yang sering dijumpai remisi pada

wanita sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya keseimbangan hormonal.

Tetapi pemberian esterogen eksternal ternyata tidak berpengaruh.

- Faktor infeksi

Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab Rheumatoid arthritis juga timbul karena

umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertaioleh gambaran inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dugaan kuat

Page 2: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 2/11

 bahwa penyakit ini sangat mungkn disebabkan oleh tercetusnya suatu proses

autoimun oleh suatu antigen tunggal atau beberapa antigen tertentu saja. Agen

infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah bakteri atau

virus.

- Heat Shock Protein (HSP)

Adalah sekelompok protein yang berukuran sedang (60-90kDa) yang dibentuk 

oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress. Walaupun telah diketahui

terdapat hubungan antara HSP dengan sel T pada pasien rheumatoid arthritis,

mekanisme hubungan ini belum diketahui dengan jelas.

D. Tanda – tanda dan gejala

- Nyeri sendi

- Pembengkakan pada sendi

- Sendi terasa lebih lunak pada saat disentuh

- Tangan bengkak dan merah

- Rheumatoid nodules

- Kelelahan

- Kaku pada pagi hari

- Demam

- Kehilangan berat badan

- Kehilangan nafsu makan

E. Pathogenesis

Page 3: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 3/11

F.

Page 4: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 4/11

G. Gambaran klinis

Kriteria dari American Rheumatism Association (ARA) yang direvisi tahun 1987,

adalah :

1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness)

Pasien merasa kaku pada persendian dan disekitarnya sejak bangun tidur sampai

sekurang – kurang 1 jam sebelum perbaikan maksimal.

2. Artritis pada 3 daerah persendian atau lebih

Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft tissue swelling) atau

lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosis). Terjadi pada sekurang – 

kurangnya 3 sendi secara bersamaan dalam observasi seorang dokter. Terdapat 14

 persendian yang memenuhi kriteria, yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang,

 pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri dan kanan.

3. Artritis pada persendian tangan

Sekurang – kurangnya terjadi pembengkakan satu persendian tangan seperti

tertera di atas.

Page 5: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 5/11

4. Artritis simetris

Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada

kedua sisi secara serentak (symmetrical polyarthritis simultaneously)

5. Nodul Reumatoid

Yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau

daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter.

6. Faktor rheumatoid serum postif 

Terdapat titer abnormal faktor reumatoid serum yang diperiksa dengan cara yang

memberikan hasil positif kurang dari 5 % kelompok kontrol.

7. Perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgen tangan

 posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkan adanya erosi

atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang

 berdekatan dengan sendi

Page 6: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 6/11

Gambar : perkembangan dari erosi tulang pada rheumatoid

Penderita dikatakan menderita rheumatoid arthritis jika memenuhi sekurang – 

kurangnya kriteria 1 – 4 yang diderita sekurang – kurangnya 6 minggu

H. Pemeriksaan fisik 

• Inspeksi

Pengamatan terhadap keadaan umum penderita

Pembengkakan yang disebabkan karena penebalan jaringan lunak atau cairan (bukan

 pembesaran tulang) paling sedikit pada satu sendi yang diamati oleh pemeriksa.

Hal-hal yang dapat diamati:

- Pembengkakan pada paling sedikit satu sendi lain yang diamati oleh pemeriksa dan masa

 bebas gejala dari kedua sendi yang terkena tidak lebih dari tiga bulan.

- Pembengkakan sendi yang simetris dan terkenanya sendi yang sama pada kedua sisi yang

timbulnya bersamaan. Bila yang terkena sendi proximal interfalangeal bilateral,

metakarpofalangeal, metatarsofalangeal bilateral, simetris mutlak tidak diperlukan. Sendi

distal interfalangeal tidak termasuk dalam kriteria.

- Nodul subkutan pada tonjolan-tonjolan tulang, permukaan extensor atau pada daerah juxta-

artikuler.

• Palpasi

Page 7: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 7/11

Perabaan dan penekanan pada daerah persendian bertujuan untuk mengetahui adanya oedem,

eritema, serta nyeri tekan.

I. Pemeriksaan Laboratorium

• Jumlah Leukosit

Untuk mengetahui adanya inflamasi pada cairan sinovia

Kriteria : 2000 sel darah putih/mm3 atau lebih tanpa kristal

Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi.

Yang pertama adalah cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung

dan mikroskop. Cara kedua adalah cara semi automatik dengan memakai alat

elektronik. Cara kedua ini lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih

mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ±

2%, sedang pada cara pertama kesalahannya sampai ± 10%.

Keburukan cara kedua adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh

reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.

Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan

lain-lain .

Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000 - 30.000/µl. Jumlah

leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 - 38.000 /µl. Setelah

itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit

 berkisar antara 4500 - 11.000/µl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang

dewasa berkisar antara 5000 - 10.0004/µ1. Jumlah leukosit meningkat setelah

melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/µl.

Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis

sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai

relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).

Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak 

dari netrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis

Page 8: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 8/11

leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu lapangan

ke lapangan lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%.

Bila pada hitung jenis leukosit, didapatkan eritrosit berinti lebih dari 10 per 100

leukosit, maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi.

• Laju endap darah

Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux,

tahap pengendapan dan tahap pemadatan.

Di laboratorium cara untuk memeriksa laju endap darah yang sering dipakai adalah cara

Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 - 20 mm/jam

dan untuk pria 0 - 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 - 15

mm/jam dan untuk pria 0 - 10 mm/jam.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju endap darah adalah faktor eritrosit, faktor 

 plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit

yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju

endap darah cepat.

Laju endap darah terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada infeksi

akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju endap

darah merupakan respons yang tidak spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan

 petunjuk adanya penyakit.

Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan

 penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis.

Laju endap darah yangcepat menunjukkan suatau lesi yang aktif, peningkatan laju endap

darah dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan laju endap

darah yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.

• Uji darah

Ujian darah yang menunjukkan erythrocyte sedimentation rate ( "sed" rate) penderitadandigunakan untuk menentukan adanya proses peradangan dalam tubuh.

Ujian darah yang lain adalah untuk mencari jenis antibodi digunakan sebagai faktor 

rheumatoid. Empat daripada lima orang dengan Artritis Reumatoid juga mempunyai sejenis

antibodi yang tidak normal,walaupun ia mungkin tidak hadir pada awal penyakit itu.

• Rheumatoid factor 

Faktor reumathoid serum positif artinya Terdapat titer abnormal faktor reumatoid yang

diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok kontrol yang

diperiksa.

Page 9: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 9/11

• Uji urin

dapat membantu menentukan jenis artritis

Jumlah hematokrit Nilai hematokrit merupakan volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebutkan

dengan % dari volume darah tersebut. Darah yang diambil dari darah vena atau kapiler.

- Test LED meningkat

- Test CRP meningkat

- Kadar albumin serum turun dan Globulin meningkat

- Anemia

- Titer RF tinggi berkaitan dengan penyakit yang lebih parah

- Leukosit normal atau meningkat sedikit

- Trombosit meningkat

 J. Photo Rontgen 

Page 10: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 10/11

Keterangan : Kanan : RA Kiri : Normal

Gambaran radiologis :

- Adanya erosi

- Ketidaksegarisan tulang

- OA sekunder  

- Osteoporosis yang luas

- Cortex menipis

- Trabecula kasar 

- Excavatio / defek kecil – kecil pada permukaan sendi

- Sering ulnair deviasi

K. Komplikasi

- Kekeringan pada mata, mulut, dan membran mukosa lainnya.

- Inflamasi pada jantung atau pada pericardium, pembesaran lien, inflamasi pleura,dan inflamasi lapisan luar mata yang dapat menyebabkan kebutaan. (jarang

terjadi)

L. Prognosis

Perjalananan penyakit rheumatoid arthritis sangat bervariasi, bergantung pada

ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50- 75% pasien

rheumatoid arthritis akan mengalami remisi selama 2 tahun. Selebihnya akan

mengalami prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumnya meninggal 10 – 15

tahun lebih cepat daripada orang tanpa rheumatoid arthritis. Penyebab kematiannya

adalah infeksi, penyakit jantung, gagal pernafasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran

cerna. Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 sendi

yang mengalami peradangan dengan manifestasi ekstraartikular dan tingkat

 pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini

karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun pertama.

Page 11: Rheumatoid Arthritis

7/16/2019 Rheumatoid Arthritis

http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 11/11