rheumatoid arthritis
DESCRIPTION
pykt kronisTRANSCRIPT
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 1/11
RHEUMATOID ARTHRITIS
A. Definisi
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik disertai dengan
peradangan yang simetris dan merupakan suatu penyakit autoimun. Lebih spesifik
lagi, penyakit ini ditandai oleh adanya sinovitis proliferatif yang non supuratif, yang
pada saatnya akan mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan artritis
kelumpuhan yang progresif.
B. Epidemiologi
Kurang lebih 1% populasi pada dunia terkena Rheumatoid arthritis. RA lebih sering
dijumpai pada wanita dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3 : 1.
Perbandingan ini dapat mencapai 5 : 1 pada wanita dalam usia subur. Paling sering
ditemukan pada usia antara 40 sampai 70 tahun,tetapi tidak ada usia yang immun
terhadap penyakit ini.
C. Etiologi
- Faktor genetik
Dibuktikan dengan terdapatnya hubungan antara produk kompleks
histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR 4 dengan rheumatoid
arthritis seropositif. Pengemban HLA-DR 4 memiliki risiko relatif 4 : 1 untuk
menderita penyakit ini.
- Faktor keseimbangan hormonal
Kecenderungan wanita untuk menderita RA yang sering dijumpai remisi pada
wanita sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya keseimbangan hormonal.
Tetapi pemberian esterogen eksternal ternyata tidak berpengaruh.
- Faktor infeksi
Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab Rheumatoid arthritis juga timbul karena
umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertaioleh gambaran inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dugaan kuat
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 2/11
bahwa penyakit ini sangat mungkn disebabkan oleh tercetusnya suatu proses
autoimun oleh suatu antigen tunggal atau beberapa antigen tertentu saja. Agen
infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah bakteri atau
virus.
- Heat Shock Protein (HSP)
Adalah sekelompok protein yang berukuran sedang (60-90kDa) yang dibentuk
oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress. Walaupun telah diketahui
terdapat hubungan antara HSP dengan sel T pada pasien rheumatoid arthritis,
mekanisme hubungan ini belum diketahui dengan jelas.
D. Tanda – tanda dan gejala
- Nyeri sendi
- Pembengkakan pada sendi
- Sendi terasa lebih lunak pada saat disentuh
- Tangan bengkak dan merah
- Rheumatoid nodules
- Kelelahan
- Kaku pada pagi hari
- Demam
- Kehilangan berat badan
- Kehilangan nafsu makan
E. Pathogenesis
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 3/11
F.
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 4/11
G. Gambaran klinis
Kriteria dari American Rheumatism Association (ARA) yang direvisi tahun 1987,
adalah :
1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
Pasien merasa kaku pada persendian dan disekitarnya sejak bangun tidur sampai
sekurang – kurang 1 jam sebelum perbaikan maksimal.
2. Artritis pada 3 daerah persendian atau lebih
Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft tissue swelling) atau
lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosis). Terjadi pada sekurang –
kurangnya 3 sendi secara bersamaan dalam observasi seorang dokter. Terdapat 14
persendian yang memenuhi kriteria, yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang,
pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri dan kanan.
3. Artritis pada persendian tangan
Sekurang – kurangnya terjadi pembengkakan satu persendian tangan seperti
tertera di atas.
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 5/11
4. Artritis simetris
Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada
kedua sisi secara serentak (symmetrical polyarthritis simultaneously)
5. Nodul Reumatoid
Yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau
daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter.
6. Faktor rheumatoid serum postif
Terdapat titer abnormal faktor reumatoid serum yang diperiksa dengan cara yang
memberikan hasil positif kurang dari 5 % kelompok kontrol.
7. Perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgen tangan
posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkan adanya erosi
atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang
berdekatan dengan sendi
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 6/11
Gambar : perkembangan dari erosi tulang pada rheumatoid
Penderita dikatakan menderita rheumatoid arthritis jika memenuhi sekurang –
kurangnya kriteria 1 – 4 yang diderita sekurang – kurangnya 6 minggu
H. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
Pengamatan terhadap keadaan umum penderita
Pembengkakan yang disebabkan karena penebalan jaringan lunak atau cairan (bukan
pembesaran tulang) paling sedikit pada satu sendi yang diamati oleh pemeriksa.
Hal-hal yang dapat diamati:
- Pembengkakan pada paling sedikit satu sendi lain yang diamati oleh pemeriksa dan masa
bebas gejala dari kedua sendi yang terkena tidak lebih dari tiga bulan.
- Pembengkakan sendi yang simetris dan terkenanya sendi yang sama pada kedua sisi yang
timbulnya bersamaan. Bila yang terkena sendi proximal interfalangeal bilateral,
metakarpofalangeal, metatarsofalangeal bilateral, simetris mutlak tidak diperlukan. Sendi
distal interfalangeal tidak termasuk dalam kriteria.
- Nodul subkutan pada tonjolan-tonjolan tulang, permukaan extensor atau pada daerah juxta-
artikuler.
• Palpasi
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 7/11
Perabaan dan penekanan pada daerah persendian bertujuan untuk mengetahui adanya oedem,
eritema, serta nyeri tekan.
I. Pemeriksaan Laboratorium
• Jumlah Leukosit
Untuk mengetahui adanya inflamasi pada cairan sinovia
Kriteria : 2000 sel darah putih/mm3 atau lebih tanpa kristal
Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi.
Yang pertama adalah cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung
dan mikroskop. Cara kedua adalah cara semi automatik dengan memakai alat
elektronik. Cara kedua ini lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih
mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ±
2%, sedang pada cara pertama kesalahannya sampai ± 10%.
Keburukan cara kedua adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh
reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan
lain-lain .
Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000 - 30.000/µl. Jumlah
leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 - 38.000 /µl. Setelah
itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit
berkisar antara 4500 - 11.000/µl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang
dewasa berkisar antara 5000 - 10.0004/µ1. Jumlah leukosit meningkat setelah
melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/µl.
Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai
relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).
Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak
dari netrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 8/11
leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu lapangan
ke lapangan lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%.
Bila pada hitung jenis leukosit, didapatkan eritrosit berinti lebih dari 10 per 100
leukosit, maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi.
• Laju endap darah
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux,
tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
Di laboratorium cara untuk memeriksa laju endap darah yang sering dipakai adalah cara
Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 - 20 mm/jam
dan untuk pria 0 - 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 - 15
mm/jam dan untuk pria 0 - 10 mm/jam.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju endap darah adalah faktor eritrosit, faktor
plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit
yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju
endap darah cepat.
Laju endap darah terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada infeksi
akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju endap
darah merupakan respons yang tidak spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan
petunjuk adanya penyakit.
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan
penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis.
Laju endap darah yangcepat menunjukkan suatau lesi yang aktif, peningkatan laju endap
darah dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan laju endap
darah yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.
• Uji darah
Ujian darah yang menunjukkan erythrocyte sedimentation rate ( "sed" rate) penderitadandigunakan untuk menentukan adanya proses peradangan dalam tubuh.
Ujian darah yang lain adalah untuk mencari jenis antibodi digunakan sebagai faktor
rheumatoid. Empat daripada lima orang dengan Artritis Reumatoid juga mempunyai sejenis
antibodi yang tidak normal,walaupun ia mungkin tidak hadir pada awal penyakit itu.
• Rheumatoid factor
Faktor reumathoid serum positif artinya Terdapat titer abnormal faktor reumatoid yang
diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok kontrol yang
diperiksa.
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 9/11
• Uji urin
dapat membantu menentukan jenis artritis
•
Jumlah hematokrit Nilai hematokrit merupakan volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebutkan
dengan % dari volume darah tersebut. Darah yang diambil dari darah vena atau kapiler.
- Test LED meningkat
- Test CRP meningkat
- Kadar albumin serum turun dan Globulin meningkat
- Anemia
- Titer RF tinggi berkaitan dengan penyakit yang lebih parah
- Leukosit normal atau meningkat sedikit
- Trombosit meningkat
J. Photo Rontgen
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 10/11
Keterangan : Kanan : RA Kiri : Normal
Gambaran radiologis :
- Adanya erosi
- Ketidaksegarisan tulang
- OA sekunder
- Osteoporosis yang luas
- Cortex menipis
- Trabecula kasar
- Excavatio / defek kecil – kecil pada permukaan sendi
- Sering ulnair deviasi
K. Komplikasi
- Kekeringan pada mata, mulut, dan membran mukosa lainnya.
- Inflamasi pada jantung atau pada pericardium, pembesaran lien, inflamasi pleura,dan inflamasi lapisan luar mata yang dapat menyebabkan kebutaan. (jarang
terjadi)
L. Prognosis
Perjalananan penyakit rheumatoid arthritis sangat bervariasi, bergantung pada
ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50- 75% pasien
rheumatoid arthritis akan mengalami remisi selama 2 tahun. Selebihnya akan
mengalami prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumnya meninggal 10 – 15
tahun lebih cepat daripada orang tanpa rheumatoid arthritis. Penyebab kematiannya
adalah infeksi, penyakit jantung, gagal pernafasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran
cerna. Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 sendi
yang mengalami peradangan dengan manifestasi ekstraartikular dan tingkat
pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini
karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun pertama.
7/16/2019 Rheumatoid Arthritis
http://slidepdf.com/reader/full/rheumatoid-arthritis-5634fa9900014 11/11