reviu tahun 2014 rencana strategis 2010-2014
TRANSCRIPT
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta yang terletak di Jalan Letnan Jendral
Suprapto, Jakarta Pusat diresmikan pada tanggal 26 Pebruari 1983 oleh
Menteri Kehakiman RI. Gedung Kantor Pengadilan Tinggi Jakarta terdiri dari 2
unit yaitu gedung depan 2 lantai dan gedung belakang 6 lantai, seluas 4.679,5
m2 yang berdiri di atas tanah seluas 3.845 m2 dengan status Hak Pakai atas
nama Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum berdasarkan Keputusan
Gubernur DKI Jakarta tanggal 28 April 1980 Nomor 227/27/I/HP/P/1980.
Pada tahun 2014, jumlah pegawai berdasarkan jabatan dan golongan di
Pengadilan Tinggi Jakarta sebanyak 114 (seratus dua puluh) orang dengan
rincian sebagai berikut :
Ketua/Wakil Ketua : 2 orang
Hakim Tinggi : 27 orang
Hakim Ad Hoc : 3 orang
Pansek/Wapan/Wasek : 3 orang
Hakim Yustisial : 2 Orang
Panitera Muda : 3 orang
Kepala Sub Bagian : 2 orang
Panitera Pengganti : 40 orang
Staf : 32 orang
Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jakarta pada awal terbentuknya hanya
membawahi 3 (tiga) Pengadilan Tingkat Pertama yaitu:
1. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
2. Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan Utara
3. Pengadilan Negeri Jakarta Barat dan Selatan
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 2
Dengan adanya pemekaran wilayah dan meningkatnya volume perkara, maka
dengan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: JB.1/1/3 tanggal 23 Maret
1978, 3 (tiga) Pengadilan Negeri tersebut dipecah menjadi 5 (lima) Pengadilan
Tingkat Pertama yaitu:
1. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
2. Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
3. Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
4. Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
5. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Tugas pokok Pengadilan Tinggi sebagaimana yang telah diamanatkan
dalam Pasal 51 dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Jo.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009, antara lain :
1. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan
perkara perdata di tingkat banding.
2. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili di tingkat pertama
dan terakhir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan
Negeri di daerah hukumnya.
3. Pengadilan Tinggi dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat
tentang hukum kepada instansi Pemerintah didaerahnya, apabila diminta.
4. Selain tugas dan kewenangan tersebut, Pengadilan Tinggi dapat diserahi
tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang.
5. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan tingkat pertama.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 3
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Pembahasan potensi dan permasalahan di Pengadilan Tinggi Jakarta dapat
dikelompokkan menjadi analisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness), serta analisis faktor eksternal yang
terdiri dari peluang (opportunities) dan tantangan yang dihadapi.
1. ANALISIS FAKTOR INTERNAL
a) Kekuatan (Strength)
Kekuatan-kekuatan Pengadilan Tinggi Jakarta mencakup hal-hal
yang memang sudah diatur dalam peraturan/perundang-undangan
sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian. Hal-hal tersebut
mencakup :
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta merupakan voorpost (kawal depan) di
wilayah Propinsi DKI Jakarta.
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta memiliki kekuasaan dan kewenangan
mengadili perkara baik pidana maupun perdata tingkat banding.
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta merupakan pengambil/penentu keputusan
dalam pertimbangan karier (promosi dan mutasi) pegawai se-wilayah
hukum Pengadilan Tinggi Jakarta.
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta membawahi 5 (lima) Pengadilan Negeri.
b) Kelemahan (Weakness)
Kelemahan-kelemahan yang terdapat di Pengadilan Tinggi
Jakarta dapat dirinci dalam beberapa aspek, sebagai berikut :
Aspek Proses Peradilan
Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta belum dapat diunduh/diakses
cepat oleh masyarakat melalui jaringan internet/website.
Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan
masyarakat pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Tinggi
Jakarta.
Kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan instansi eksternal dan
internal dalam proses penyelesaian administrasi perkara.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 4
Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Pengadilan Tinggi Jakarta belum mempunyai kewenangan sendiri
untuk merekrut pegawai sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh
Pengadilan Tinggi Jakarta.
Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan kerja yang dibutuhkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta.
Kurangnya tenaga administrasi pada Pengadilan Tinggi Jakarta yang
sesuai dengan kompetensinya.
Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Belum diterapkannya evaluasi penilaian kinerja.
Belum diadakannya sistem pemberian reward and punishment kepada
pegawai.
Belum ada sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi
informasi.
Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Belum maksimalnya pelaksanaan sistem manajemen perkara berbasis
teknologi informasi.
Belum ada sistem manajemen persuratan berbasis teknologi
informasi.
Belum ada sistem manajemen perpustakaan berbasis teknologi
informasi.
Aspek Sarana dan Prasarana
Anggaran yang diterima Pengadilan Tinggi Jakarta dari Mahkamah
Agung RI belum sesuai dengan kebutuhan dan rencana yang
diajukan.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 5
2. ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL
a) Peluang (Opportunities)
Peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Tinggi Jakarta untuk
melakukan reformasi/ perbaikan dapat ditinjau dengan beberapa aspek,
sebagai berikut:
Aspek Proses Peradilan
Adanya website Pengadilan Tinggi Jakarta yang memberikan
informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara.
Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Adanya tunjangan kinerja/ remunerasi sebagai motivasi dalam
peningkatan kinerja.
Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan
Pengadilan Tinggi Jakarta maupun Mahkamah Agung untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala oleh
pengawasan internal maupun eksternal dan pembinaan dari Pimpinan
Pengadilan Tinggi Jakarta.
Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan negeri di
wilayah hukum Pengadilan Tinggi Jakarta.
Dukungan dan koordinasi yang baik antar bagian di dalam lingkup
satuan kerja Pengadilan Tinggi Jakarta.
Aspek Sarana dan Prasarana
Sudah tersedianya fasilitas teknologi informasi di Pengadilan Tinggi
Jakarta berupa internet dan website Pengadilan Tinggi Jakarta.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 6
b) Tantangan yang dihadapi (Threats)
Tantangan-tantangan di Pengadilan Tinggi Jakarta yang akan
dihadapi dan harus dipikirkan jalan keluarnya (solusinya) untuk dapat
dilakukan reformasi/ perbaikan sebagaimana yang diharapkan, adalah
sebagai berikut:
Aspek Proses Peradilan
Belum tersedianya suatu alat/ media yang dapat mengukur kepuasan
pengguna jasa pengadilan, sehingga belum dapat diketahui
sejauhmana masyarakat pencari keadilan merasa puas dengan
pelayanan yang telah diberikan kepada pencari keadilan.
Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Pegawai Pengadilan Tinggi Jakarta belum sepenuhnya menguasai visi
dan misi Pengadilan Tinggi Jakarta.
Pegawai Pengadilan Tinggi Jakarta belum seluruhnya bisa menguasai
teknologi informasi.
Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Belum adanya sistem reward & punishment untuk mengontrol kinerja
aparat peradilan.
Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Ketersediaan pegawai yang terbatas, jumlah perkara yang terus
bertambah, dan padatnya kegiatan pengadilan, sehingga pengiriman
administrasi untuk perkara banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta
membutuhkan waktu lebih lama.
Terjadinya perubahan sistem administrasi perkara dari administrasi
yang dilakukan secara manual menjadi administrasi yang berbasis
teknologi informasi.
Aspek Sarana dan Prasarana
Anggaran yang diberikan Mahkamah Agung RI untuk pengadaan
sarana dan prasarana tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 7
POTENSI DAN PERMASALAHAN
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG TANTANGAN
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta
merupakan voorpost (kawal
depan) di wilayah Propinsi DKI
Jakarta.
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta
memiliki kekuasaan dan
kewenangan mengadili perkara
baik pidana maupun perdata
tingkat banding.
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta
merupakan pengambil/ penentu
keputusan dalam pertimbangan
karier (promosi dan mutasi)
pegawai se-wilayah hukum
Pengadilan Tinggi Jakarta.
◊ Pengadilan Tinggi Jakarta membawahi 5 (lima) Pengadilan
Negeri.
◊ Aspek Proses Peradilan
1. Putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta belum dapat
diunduh/diakses cepat oleh
masyarakat melalui jaringan
internet/website.
2. Belum memiliki mekanisme
evaluasi yang dapat mengukur
kepuasan masyarakat pencari
keadilan di wilayah hukum
Pengadilan Tinggi Jakarta.
3. Kurangnya koordinasi dan
komunikasi dengan instansi
eksternal dan internal dalam
proses penyelesaian administrasi
perkara.
◊ Aspek Sumber Daya Aparatur
Peradilan
1. Pengadilan Tinggi Jakarta belum
mempunyai kewenangan sendiri
untuk merekrut pegawai sesuai
kebutuhan yang diperlukan oleh
Pengadilan Tinggi Jakarta.
2. Rekrutmen PNS yang diterima
belum sesuai dengan kapasitas
◊ Aspek Proses Peradilan
Adanya website Pengadilan Tinggi
Jakarta yang memberikan informasi
kepada masyarakat tentang alur proses
berperkara.
◊ Aspek Sumber Daya Aparatur
Peradilan
Adanya tunjangan kinerja/
remunerasi sebagai motivasi dalam
peningkatan kinerja.
Adanya sosialisasi, bimbingan teknis,
pelatihan yang dilaksanakan
Pengadilan Tinggi Jakarta maupun
Mahkamah Agung untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
◊Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Adanya kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan secara berkala oleh
pengawasan internal maupun
eksternal dan pembinaan dari
Pimpinan Pengadilan Tinggi Jakarta.
◊ Aspek Proses Peradilan
Belum tersedianya suatu
alat/ media yang dapat
mengukur kepuasan
pengguna jasa pengadilan,
sehingga belum dapat
diketahui sejauhmana
masyarakat pencari keadilan
merasa puas dengan
pelayanan yang telah
diberikan kepada pencari
keadilan.
◊ Aspek Sumber Daya
Aparatur Peradilan
Pegawai Pengadilan Tinggi
Jakarta belum sepenuhnya
menguasai visi dan misi
Pengadilan Tinggi Jakarta.
Pegawai Pengadilan Tinggi
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 8
dan kemampuan kerja yang
dibutuhkan oleh Pengadilan
Tinggi Jakarta.
3. Kurangnya tenaga administrasi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta
yang sesuai dengan
kompetensinya.
◊ Aspek Pengawasan dan
Pembinaan
1. Belum diterapkannya evaluasi
penilaian kinerja.
2. Belum diadakannya sistem
pemberian reward and
punishment kepada pegawai.
3. Belum ada sistem pengaduan
masyarakat yang berbasis
teknologi informasi.
◊ Aspek Tertib Administrasi dan
Manajemen Peradilan
1. Belum maksimalnya pelaksanaan
sistem manajemen perkara
berbasis teknologi informasi.
2. Belum ada sistem manajemen
persuratan berbasis teknologi
informasi.
3. Belum ada sistem manajemen
perpustakaan berbasis teknologi
informasi.
◊ Aspek Tertib Administrasi dan
Manajemen Peradilan
Dukungan dan koordinasi yang baik
antar pengadilan negeri di wilayah
hukum Pengadilan Tinggi Jakarta.
Dukungan dan koordinasi yang baik
antar bagian di dalam lingkup satuan
kerja Pengadilan Tinggi Jakarta.
◊ Aspek Sarana dan Prasarana
Sudah tersedianya fasilitas teknologi
informasi di Pengadilan Tinggi
Jakarta berupa internet dan website
Pengadilan Tinggi Jakarta.
Jakarta belum seluruhnya
bisa menguasai teknologi
informasi.
◊ Aspek Pengawasan dan
Pembinaan
Belum adanya sistem
reward & punishment untuk
mengontrol kinerja aparat
peradilan.
◊ Aspek Tertib Administrasi
dan Manajemen Peradilan
Ketersediaan pegawai yang
terbatas, jumlah perkara
yang terus bertambah, dan
padatnya kegiatan
pengadilan, sehingga
pengiriman administrasi
untuk perkara banding ke
Pengadilan Tinggi Jakarta
membutuhkan waktu lebih
lama.
Terjadinya perubahan
sistem administrasi perkara
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 9
◊ Aspek Sarana dan Prasarana
Anggaran yang diterima Pengadilan
Tinggi Jakarta dari Mahkamah Agung
RI belum sesuai dengan kebutuhan
dan rencana yang diajukan.
dari administrasi yang
dilakukan secara manual
menjadi administrasi yang
berbasis teknologi informasi.
◊ Aspek Sarana dan
Prasarana
Anggaran yang diberikan
Mahkamah Agung RI untuk
pengadaan sarana dan
prasarana tidak memadai
untuk memenuhi kebutuhan.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 10
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-2014 merupakan
komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang
terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban,
perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan
perundangan-undangan untuk mencapai efektivitas dan efesiensi.
Selanjutnya Rencana Strategis juga dapat dipergunakan untuk memberikan
arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok-ukur kinerja
Pengadilan Tinggi Jakarta yang diselaraskan dengan arah kebijakan dan program
Mahkamah Agung RI yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Nasional
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang
(RPNJP) 2005–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-
2014 sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program
dan kegiatan pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan dan sasaran
organisasi pada tahun 2010-2014.
A. VISI
Visi merupakan cara pandang ke depan berupa gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya
Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Tinggi Jakarta.
Visi Pengadilan Tinggi Jakarta mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI, yaitu :
“MEWUJUDKAN PENGADILAN TINGGI JAKARTA YANG AGUNG”
Penjelasan:
1. Pengadilan Tinggi Jakarta menunjukkan lembaga peradilan di lingkungan
peradilan umum sebagai pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di
Ibukota Negara yang membawahi Pengadilan Negeri Se-DKI Jakarta.
2. Kata Agung menunjukkan suatu keadaan yang mempunyai sifat
kehormatan, keluhuran, kemuliaan, dan wibawa serta martabat.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 11
B. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan
baik.
Misi Pengadilan Tinggi Jakarta adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan.
b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka
peningkatan pelayanan pada masyarakat.
c. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien.
d. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan secara efektif
dan efisien.
e. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
C. TUJUAN
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
satu sampai dengan lima tahun. Penetapan tujuan disesuaikan dengan
pernyataan visi dan misi Pengadilan Tinggi Jakarta.
Tujuan yang hendak dicapai oleh Pengadilan Tinggi Jakarta adalah sebagai
berikut :
1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan
2. Keterjangkauan pelayanan badan peradilan
3. Meningkatkan kepastian hukum
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 12
D. SASARAN STRATEGIS
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014.
Reviu terhadap Sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi
Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan penyelesaian perkara.
2. Peningkatan akseptabilitas putusan hakim.
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice).
5. Peningkatan kualitas pengawasan.
6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 13
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolok-ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan
tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1. Tujuan Sasaran dan Indikator Pengadilan Tinggi Jakarta
NO
TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN
1. Memenuhi
kebutuhan dan
kepuasan
masyarakat
pencari keadilan
1. Persentase perkara yang
tidak mengajukan upaya hukum
kasasi.
2. Persentase
perkara yang selesai dalam
jangka waktu
maksimal 3 (tiga) Bulan untuk
perkara Pidana dan Perdata,
2(dua) bulan untuk perkara
Tipikor.
1. Peningkatan penyelesaian
perkara
a. Persentase sisa perkara tahun sebelumnya.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. PerkaraTipikor
a. Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dibagi sisaperkara yang
akandiselesaikandikalikan 100%. Keterangan:
1. PerkaraPidana,
2. PerkaraPerdata 3. PerkaraTipikor
b. Persentase perkara masuk yang diselesaikan.
1. Pidana 2. Perdata
3. Tipikor
b. Perbandinganperkara yang diselesaikan dibagi dengan perkara yang akan
diselesaikan (sisatahun lalu dan perkara yang masuk) dikalikan 100%.
Keterangan: 1. PerkaraPidana,
2. PerkaraPerdata
3. PerkaraTipikor
c. Persentase perkara yang selesai
dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) Bulan untuk perkara
Pidana dan Perdata, 2(dua) bulan untuk perkara Tipikor.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
c. Perbandingan perkara yang diselesaikan
dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) Bulan untuk perkara Pidana dan Perdata dibagi
dengan jumlah perkara Pidana dan Perdata yang diputus dikalikan 100%.
Dan perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) bulan
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 14
3. Perkara Tipikor untuk perkara Tipikor dibagi dengan jumlah
perkara Tipikor yang putus dikalikan 100%. Keterangan:
1. PerkaraPidana,
2. PerkaraPerdata 3. PerkaraTipikor
2. Peningkatan
akseptabilitas
putusan hakim
Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum Kasasi
Perbandingan antara perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum kasasi dengan
perkara yang sudah putus.
3. Peningkatan
efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase berkas banding
yang dinyatakan lengkap.
b. Persentase berkas yang di
distribusikan kepada Majelis Hakim.
c. Ratio Majelis Hakim terhadap
perkara.
a. Perbandingan antara berkas yang diajukan
banding yang lengkap (terdiri dari Bundel A dan Bundel B) dengan jumlah berkas yang
diajukan banding. b. Perbandingan antara berkas perkara yang
diterima di kepaniteraan dengan berkas perkara yang di distribusikan ke Majelis
Hakim.
c. Perbandingan Ratio Majelis Hakim dibandingkan dengan perkara masuk.
2. Keterjangkauan pelayanan badan
peradilan
Persentase proses penyelesaian
perkara yang dipublikasikan
4. Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
peradilan (Acces
to justice).
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan.
b. Persentase proses penyelesaian perkara yang
dipublikasikan.
a. Perbandingan perkara prodeo yang diselesaikan dengan perkara prodeo yang
masuk. b. Perbandingan jumlah proses perkara yang
sudah diminutasi dan dapat dilihat di website Pengadilan Tinggi Jakarta dengan
perkara yang sudah diminutasi.
3. Meningkatkan
kepastian Hukum
Persentase
pengaduan masyarakat yang
ditindaklanjuti.
5.Peningkatan
kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan
masyarakat yang ditindaklanjuti.
b. Persentase temuan hasil
pemeriksaan eksternal yang
a. Perbandingan jumlah pengaduan yang
ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur peradilan (teknis dan non teknis) dengan
jumlah pengaduan yang dilaporkan. b. Perbandingan jumlah temuan yang
ditindaklanjuti mengenai perilaku aparatur
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 15
ditindaklanjuti peradilan (teknis dan non-teknis) dengan
jumlah temuan yang dilaporkan.
6.Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat Pengadaan
Barang/Jasa.
b. Persentase pegawai yang lulus diklat Pranata
Komputer.
a. Perbandingan antara Pegawai yang lulus / bersertifikat Diklat Pengadaan Barang dan
Jasa dengan jumlah pegawai yang mengikuti Diklat Pengadaan Barang/Jasa.
b. Perbandingan antara pegawai yang lulus/bersertifikat Pranata Komputer
dengan Jumlah Pegawai yang mengikuti
Diklat Pranata Komputer.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 16
E. PROGRAM DAN KEGIATAN
Program merupakan kumpulan kegiatan untuk mencapai sasaran dengan
menggunakan target selama kurun waktu tertentu.
Program dan kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Tinggi Jakarta untuk mencapai sasaran selama kurun tahun 2010 –
2014 adalah :
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Program peningkatan manajemen peradilan umum merupakan
program untuk mencapai sasaran strategis :
1. Peningkatan penyelesaian perkara.
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan penyelesaian
perkara adalah:
◊ Penyelesaian perkara Pidana, Perdata dan Tipikor.
◊ Penyelesaian sisa perkara Pidana, Perdata dan Tipikor.
◊ Penyelesaian perkara Pidana, Perdata dalam jangka waktu maksimal 3
(tiga) bulan, dan 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor Surat Edaran
KMA Nomor 2 Tahun 2014.
2. Peningkatan Akseptabilitas Putusan Hakim
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan akseptabilitas
putusan hakim adalah:
◊ Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum.
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian perkara adalah:
◊ Persentase berkas yang diajukan bandig yang disampaikan secara
lengkap.
◊ Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
Hakim.
◊ Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice).
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 17
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap peradilan adalah:
◊ Persentase perkara Prodeo yang diselesaikan.
◊ Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan.
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya.
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya dibuat untuk mencapai sasaran strategis :
1. Peningkatan kualitas pengawasan
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas
pengawasan adalah :
◊ Menindaklanjuti pengaduan masyarakat secara berkualitas.
◊Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan eksternal secara
berkualitas.
2. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia adalah:
◊ Mengikutsertakan Pegawai dalam Diklat Pengadaan Barang/Jasa.
◊ Mengikutsertakan Pegawai dalam Diklat Pranata Komputer.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana aparatur peradilan
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur peradilan
bertujuan untuk mencapai sasaran strategis:
1. Peningkatan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice).
Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran peningkatan aksesbilitas
masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) adalah:
◊ Publikasi perkara yang telah diputus.
◊ Penyediaan sarana dan prasarana pengolah data dan komunikasi
pelayanan publik.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 18
Beberapa kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk melaksanakan
program dan kegiatan tersebut adalah:
1. Kebijakan peningkatan penyelesaian putusan perkara.
2. Kebijakan pengembangan sistem informasi berbasis IT untuk
meningkatkan pelayanan publik.
3. Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas pengawasan.
4. Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Aparatur
peradilan.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 18
Tabel 2
Sasaran, Indikator Kinerja Utam, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Pengadilan Tinggi Jakarta
SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
STRATEGI
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
4 5 11 12 13
1.Peningkatan
penyelesaian perkara
a. Persentase sisa perkara tahun
sebelumnya. 1. Perkara Pidana
2. Perkara Perdata 3. PerkaraTipikor
b. Persentase perkara masuk yang diselesaikan
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
c. Persentase perkara yang selesai dalam jangka waktu maksimal 3 (tiga) Bulan
untuk Perkara Pidana dan Perdata, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor.
1. Perkara Pidana 2. Perkara Perdata
3. Perkara Tipikor
Peningkatan
Penyelesaian putusan perkara
Peningkatan
manajemen peradilan umum
1.Penyelesaian sisa
perkara pidana, perdata dan tipikor.
2.Penyelesaian perkara pidana,
perdata dan tipikor.
3.Penyelesaian perkara pidana,
perdata dan tipikor dalam waktu 3
(tiga) bulan.
Rp. 516.950.000 (630 Berkas Perkara Tingkat Banding).
2. Peningkatan akseptabilitas putusan
hakim.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi
3. Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas banding yang
dinyatakan lengkap. b. Persentase berkas yang didistribusikan
ke Majelis Hakim. c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara.
Peningkatan
Manajemen Peradilan Umum
1.Penyampaian
berkas perkara banding secara
lengkap. 2.Register dan
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 19
Pendistribusian
berkas perkara ke Majelis Hakim tepat
waktu.
4. Peningkatan
aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan
(Acces to justice).
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
b. Persentase proses penyelesaian perkara yang dipublikasikan.
Pengembangan Sistem Informasi
berbasis IT untuk meningkatkan
Pelayanan Publik
Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur peradilan.
1. Publikasi perkara yang telah
diselesaikan. 2. Penyediaan
sarana dan
prasarana pengolah data
dan komunikasi pelayanan publik.
5. Peningkatan kualitas pengawasan
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti.
b. Persentase temuan hasil pemeriksaan
eksternal yang ditindaklanjuti
Peningkatan Kualitas dan
kuantitas pengawasan
Program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya.
1. Menindaklanjuti pengaduan
masyarakat secara berkualitas.
2. Menindaklanjuti temuan hasil
pemeriksaan eksternal secara
berkualitas.
6. Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia
a. Persentase pegawai yang lulus diklat
Pengadaan Barang/Jasa.
b. Persentase pegawai yang lulus diklat
Pranata Komputer.
Peningkatan
kualitas dan kuantitas Sumber
Daya Aparatur Peadilan
Program Peningkatan
manajemen peradilan umum dan dukungan
manajemen pelaksanaan tugas
teknis lainnya.
1. Mengikutsertakan
Pegawai dalam Diklat Pengadaan
Barang/Jasa. 2. Mengikutsertakan
pegawai dalam Diklat Pranata
Komputer.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 20
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN TINGGI JAKARTA
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, Pengadilan Tinggi Jakarta menetapkan arah kebijakan dan strategi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas penyelesaian perkara
Hal-hal yang mendukung kebijakan meningkatkan kualitas penyelesaian
perkara adalah:
◊ Meningkatkan kualitas putusan
◊ Mempercepat penyelesaian perkara dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan untuk
perkara Pidana dan perdata, 2 (dua) bulan untuk perkara Tipikor (Surat
Edaran KMA Nomor 2 Tahun 2014).
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja Sumber Daya Aparatur Peradilan.
Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem
manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat
pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses
peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan
kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur
peradilan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung arah kebijakan dan strategi
peningkatan kinerja :
◊ Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian
hakim dan pegawai.
◊ Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi
sesuai dengan kompetensi.
◊ Pengawasan eksternal dan internal yang berkualitas.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 21
◊ Memahami dan melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai
bidangnya.
◊ Perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan teknologi informasi yang
memadai untuk meningkatkan kinerja.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Dalam upaya mendukung kebijakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
◊ Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak
dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.
◊ Memiliki mekanisme penanganan pengaduan.
◊ Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan
publik.
◊ Mengembangkan Sistem Informasi yang terintegrasi dengan fungsi-fungsi
manajemen peradilan.
Renstra Pengadilan Tinggi Jakarta 2010-2014 | 22
BAB IV PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-2014
adalah dokumen perencanaan yang disusun secara sistematis, terarah, dan
menyeluruh terhadap perubahan dengan mengacu kepada tugas pokok dan
fungsinya sebagai lembaga peradilan. Rencana strategis ini menggambarkan
permasalahan, kelemahan, peluang, tantangan, sasaran, program dan kebijakan
yang akan dijalankan selama kurun waktu tahun 2010-2014 yang diharapkan
mampu membawa arah Pengadilan Tinggi Jakarta untuk mencapai visi dan
misinya.
Reviu Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 2010-2014
diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun
yang bersifat eksternal. Rencana Strategis ini merupakan upaya untuk
menggambarkan peta permasalahan, titik-titik lemah, peluang tantangan,
program yang ditetapkan, dan langkah-langkah strategi yang akan dijalankan
selama kurun waktu lima tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan outcome
yang diharapkan.
Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta harus terus disempurnakan
dari waktu ke waktu. Dengan demikian Reviu Rencana Strategis ini bersifat
terbuka dari kemungkinan perubahan. Melalui Rencana Strategis ini diharapkan
dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam melakukan pengukuran
tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.
Pada akhirnya dengan rencana strategis ini diharapkan Pengadilan Tinggi
Jakarta memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah,
tujuan dan sasaran program selama lima tahun yaitu 2010-2014, sehingga visi
dan misi Pengadilan Tinggi Jakarta dapat terwujud dengan baik.