review paramita dewi.docx

147
DISUSUN OLEH PARAMITA DEWI 06101010025 DOSEN PENGASUH : Prof. Dr. H. Fuad. Abd. Rachman, M.Pd Dr. Hartono, MA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013 PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIAPage 1

Upload: paramita-dewi

Post on 14-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

DISUSUN OLEH

PARAMITA DEWI

06101010025

DOSEN PENGASUH :

Prof. Dr. H. Fuad. Abd. Rachman, M.Pd

Dr. Hartono, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYAINDRALAYA

2013

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 1

Page 2: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur atas Rahmat dan Hidayah dari Allah SWT sehingga

penyusun dapat menyelesaikan ringkasan materi ini, sebagai salah satu tugas dari mata kuliah

Penelitian Pendidikan.

Dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan Penelitian Pendidikan untuk menilai semua

aspek di dunia pendidikan serta guna memperbaiki metode pengajaran untuk guru serta

meningkatkan minat serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tingkat

keberhasilan siswa dalam pembelajaran meningkat. Dengan demikian maka tujuan pendidikan

pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya akan tercapai.

Dalam pembuatan review materi ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada

berbagai pihak yang telah membantu, pada orang tua yang selalu memberikan do’anya untuk

keberhasilan penyusun, pada bapak Prof.Dr.H.Fuad Abd. Rachman, MPd dan bapak Dr.

Hartono, MA selaku dosen pengasuh mata kuliah Penelitian Pendidikan yang telah

mengarahkan serta kepada teman sejawat yang telah memberikan masukkan dalam menyusun

ringkasan materi ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam ringkasan materi ini masih terdapat kelemahan dan

kesalahan. Oleh karena itu, kritik konstruktif serta saran-saran para pembaca sangat

diharapkan demi kesempurnaan dalam pembuatan ringkasan materi yang akan datang.

Semoga ringkasan materi ini akan bermanfaat, khususnya bagi para calon pendidik, pendidik

serta masyarakat pembaca pada umumnya.

Indralaya, 16 Juni 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 2

Page 3: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

Hakikat Penelitian Pendidikan....................................................................................1

Proposal Penelitian.....................................................................................................11

Variabel penelitian.....................................................................................................24

Tinjauan Pustaka .......................................................................................................30

Populasi dan Sampel.................................................................................................. 37

Hipotesis Penelitian....................................................................................................43

Teknik Pengumpulan, pengolahan dan Analisa Data..................................................49

Penelitian Tindakan Kelas..........................................................................................66

Penelitian Pengembangan...........................................................................................80

Daftar Pustaka............................................................................................................ iii

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 3

Page 4: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKN

A. HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN

Penelitian pendidikan merupakan upaya untuk memahami permasalahn yang dihadapi

dalam bidang pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal, serta

masalah yang bertautan dengannya : dengan mencari bukti yang muncul, dan dilakukan

dengan menempuh langkah – langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis dan logis,

sehingga ditemukan jawaban atau pemecahan terhadap masalah tersebut.

Pengetahuan dapat bersumber dari :

1. Pengalaman

2. Otoritas

3. Penalaran deduktif

4. Penalaran induktif

5. Metode ilmiah

Fungsi ilmu pengetahuan :

1. Menerangkan (explain)

2. Meramalkan (prediction)

3. Menngendalikan (control)

Ciri-ciri kebenaran ilmiah

1. Sesuai dengan akal rasio manusia

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

2. Sesuai dengan hasil

penginderaan/pengalaman empiris

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan sacara

ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru

yang bertujuan untuk mendapatkan pengertain baru dan menaikkan tingkat ilmu serta

teknologi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian seperti disebut dalam

definisi ini sesuai dengan langkah-langkah berpikir ilmiah Adapun langkah-langkah berpikir

ilmiah ialah :

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 4

Page 5: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

1. Merasakan suatu kesulitan

Terasa kesenjangan antara alat-alat untuk mencapai suatu tujuan atau terasa kesulitan

menemukan cirri-ciri atau pola dari suatu objek, atau terasa kesukaran menerangkan

sesuatu peristiwa.

2. Menegaskan persoalan

Setelah merasakan adanya kesulitan, petlu ditegaskan apa persoalan sebenarnya.

3. Menyusun hipotesis

Bila sudah dirumuskan persoalan, disusun kemungkinan pemecahan persoalan atau

menerangkan objek atau peristiwa itu.

4. Mengumpulkan data

Data adalah bahan informasi untuk proses berpikir gambling atau eksplisit.

5. Mengambil kesimpulan

Dari data-data yang sudah diolah diambil kesimpulan untuk menerima atau menolak

hipotesis yang dirumuskan pada langkah berpikir ketiga diatas.

6. Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan

Jika pemecahan persoalan itu dapat diterima maka dipertanyakan apa kegunaannya

untuk masa mendatang atau apa nilai pemecahan persoalan itu untuk kepentingan yang

akan datang.

B. RUANG LINGKUP

Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam membantu manusia

memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan atau pemecahan atas suatu masalah. Dalam

konsteks ini maka fungsi penelitian adalah membantu manusia meningkatkan kemampuannya

untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena masyarakat yang kompleks dan kait-mengait

demi kemajuan manusia atau demi eksistensi manusia itu sendiri.

Kompleksitas masalah pendidikan memang diakibatkan oleh luasnya ruang lingkup

pendidikan itu sendiri. Di dalam hal ini Tyler menyebutkan delapan wajah yang merupakan

peta konseptual pendidikan, yaitu :

1. Mata pelajaran

2. Pelajar (kegiatan dan intelengensi mereka)

3. Cara mengajar

4. Guru

5. Sekolah sebagai lambaga social

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 5

Page 6: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

6. Lingkungan rumah

7. Lingkungan kawan sebaya

8. Lingkungan masyarakat

Sehubungan dengan penelitian pendidikan dan hasilnya Tyler mengemukkan lima

fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan pada masa kini. Kelima fungsi penelitian

itu mencakup :

1. Menunjukkan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan sekolah.

2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukkan hasil pendidikan yang

telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan dan keadaan hasil-hasil

yang dicapai.

3. Membentuk suatu bdan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat dalam

penyusunan kebijakan dua pengambilan keputusan.

4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk pembaruan

pendidikan.

5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses pendidikan

serta pengoperasian usaha.

C. TUGAS DAN JENIS PENELITIAN

Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan adalah dua kegiatan terpadu erat.

maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula sebagai

berikut :

1. Mameriksa Keadaan

Tugas menyandra atau mengadakan deskripsi yaitu memaparkan dengan gambling hal-hal

yang dipermasalahkan.

2. Menerangkan kondisi yang mendasari peristiwa-peristiwa

3. Menyusun teori

Tugas ini mencari dan merumuskan hukum-hukum yang menjelaskan hubungan antara

peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada kaitannya.

4. Meramalkan

Tugas ini memberikan perkiraan-perkiraan, atau proyeksi di masa dating atas peristiwa

yang diduga bakal terjadi.

5. Melakukan pengendalian

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 6

Page 7: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Tugas ini berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa, gejala-gejala yang diperkirakan

bakal terjadi.

D. JENIS-JENIS PENELITIAN

a. Dari Segi Tujuan Umum Penelitian Pendidikan :

1. Penelitian Exploratoris

Penelitian exploratoris yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan problematic

– problematic baru dalam dunia pendidikan.

2. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan yaitu yan bertujuan untuk memperkembangkan pengetahuan

atau teori pendidikan yang sudah ada.

3. Penelitian Verifikasi

Penelitian verifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran suatu

pengtahuan atau suatu teori dalam bidang pendidikan.

b. Menurut penggunaannya

1. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research)

LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu

tujuan praktis tertentu. Penelitian ini disebut juga dengna penelitian murni atau pure

research, karena dilakukan terutama untuk menemukan prinsip – prinsip dan

generalisasi yang dibutuhkan untuk merumuskan suatu teori serta dasar pemikiran

ilmiah tentang pendidikan.

2. Penelitian terapan (applied research)

Batasan yang diberikan LIPI : Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.

Disebut juga penelitian operasional. Penelitian jenis ini dilakukan untuk memperbaiki

proses suatu atau memodofikasinya dengan menterapkan teori – teori yang ada.

3. Penelitian Tindakan.

Penelitian yang dilakukan terutama untuk mencari sesuatu dasar pengetahuan

praktis dalam rangka memperbaiki keadaan atau suatu situasi yang dilakukan secara

terbatas, biasanya situasi yang sedang berlangsung. Kriterian pelaksanaan penelitian

ini adalah :

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 7

Page 8: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

- Peneliti adalah konsumen atau pemakai hasil penelitian itu sendiri.

- Penelitian berlangsung pada situasi dimana pemecahan masalah perlu dilakukan

dan hasilnya diperlukan untuk mengubah tindakan atau perilaku peneliti, perilaku

orang lain maupun untuk menyusun suatu kerangka kerja atau frame work.

4. Penelitian Evaluasi.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan suatu

kegiatan yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan

dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu system.

5. Penelitian Assesmen.

Penelitian Assesmen yaitu, penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan

atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu treatmen tertentu selama

jangka waktu tertentu dan menurut suatu program tertentu.

c. Berdasarkan Penggunaannya

1. Penelitian murni/dasar (basic Research)

2. Penelitian Terapan (Applied Research)

d. Berdasarkan Waktu

1. Penelitian Sejarah (masa lalu)

2. Penelitian Deskriptif (masa sekarang)

3. Penelitian Eksperimen (masa depan)

e. Berdasarkan Bidang Ilmu

1. Penelitian Bidang IPA / Eksakta: fisika, kimia, biologi, pertanian, kedokteran, teknik,

dst.

2. Penelitian Bidang Sosial (sikap dan perilaku manusia): pendidikan, sosiologi,

psikologi, antropologi, hukum.

3. Penelitian Bidang bahasa

4. Penelitian bidang Agama

5. Penelitian Bidang Ekonomi

f. Menurut Metodenya

1. Penelitian histories

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 8

Page 9: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

2. Penelitian filosofis

3. penelitian observasional

4. penelitian eksperimental

g. Menurut Sifat Permasalahannya

1. Penelitian Histories

Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif

memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.

Kekhususan

- Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain..

- Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.

- Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung

melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.

- Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta

aktual dan sifat populasi tertentu.

Kekhususan

- Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah actual yang dihadapi sekarang.

- Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan

dan dianalisis.

3. Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi

dari waktu.

Kekhususan

- Memusatkan perhatian pada ubahan – ubahan dan perkembangan selama

jangka waktu tertentu.

- Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.

- Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka

sampel yang dipilih harus representative mewakili populasi penelitian.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 9

Page 10: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu ksus secara intensif dan

terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.

Kekhususan :

- Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga

hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.

- Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga

terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya,

yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus.

5. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau

lebih. Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan

prestasi anak mereka.

6. Penelitian hubungan sebab-akibat

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara factor

tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap santai

siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan

tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.

Kekhususan

- Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab

akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.

- Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa

faktor pada masa lampau.

7. Penelitian eksperimental

Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.

Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur secara

kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti keefektifan metode-

metode mengajar.

Kekhususan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 10

Page 11: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

- Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuan

eksperimental dan kelompok yang dikenai perlakuakn pembanding.

- Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen

- Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan

pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.

- Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.

8. Penelitian tindakan

Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk

mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meniliti

keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.

E. TUJUAN PENELITIAN PENDIDIKAN

Didalam penelitian pendidikan, tujuan yang akan dicapai adalah :

a. Menemukan fakta baru dan menguji fakta lama tentang pendidikan.

b. Mengadakan analisis tentang urutan, interelasi dan penjelasan tentang fakta yang

muncul dalam kerangka teoritis yang berhubungan dengan pendidikan.

c. Mengembangkan alat, konsep dan teori ilmiah baru dalam bidang pendidikan yang

memberi kemungkinan bagi studi tentang tingkah laku manusia dalam situasi

pendidikan yang valid dan reliable.

Secara khusus pelaksanaan penelitian kependidikan mempunyai tujuan yang berbeda –

beda dengan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap

komponen atau elemen penelitian lain, terutama metode, tekhnik, alat maupun generalisasi

yang diperoleh. Oleh karena itu, ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian

pendidikan akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan, karena

tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai

seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Itu sebabnya tujuan setiap kegiatan

penelitian harus mempunyai rumusan yang tegas, jelas terperinci dan operasional.

F. MANFAAT PENELITIAN PENDIDIKAN

Hasil penelitian dapat dijadikan peta yang menggambarkan tentang keadaan

pendidikan dan melukiskan tentang kemampuan sumber daya, kemungkinan pengembangan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 11

Page 12: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

serta hambatan – hambatan yang dihadapi atau mungkin ditemukan dalam penyelenggaraan

pendidikan.

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosa dalam mencari sebab

kegagalan serta masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan, sehingga dengan

mudah dapat dicari upaya untuk menanggulanginya. Hasil penelitian dapat dijadikan sarana

untuk menyusun kebijakan dalam menyusun strategi pengembangan pendidikan. Hasil

penelitian dapat melukiskan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan,

serta tenaga kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi

keberhasilan dalam bidang pendidikan.

G. LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN

Dalam penelitian dibidang mana-pun, pada umumnya langkah – langkah itu

mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi modifikasi

pelaksanaannya oleh peneliti sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, tanpa mengabaikan

prinsip – prinsip umum yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar fase – fase yang

ditempu dalam melaksanakan penelitian adalah :

a. Fase Perencanaan; kegiatan yang dilakukan dalam fase ini meliputi :

1. Merumuskan masalah.

Setelah peneliti menemukan masalah yang akan diteliti, selanjutnya membuat

perumusan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya, terutama untuk

menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti, juga agar batas – batas yang menjadi

ruang lingkup penelitian tidakbersifat kabur dan menyulitkan usaha pemecahannya.

2. Mengadakan studi pendahuluan atau preliminary study.

Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna untuk

menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis yang

diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi pendahuluan dapat dilakukan

melalui studi documenter, yaitu mempelajari berbagai dokumen baik resmi maupun

tidak; studi kepustakaan (literature-bibliografi), yiatu mempelajari berbagai buku; dan

studi lapangan; sehingga masalah benar – benar dipahami.

3. Merumuskan Hipotesis.

Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti yang

bersifat sementara dan masih memerlukan pembuktian. Hipotesisi ini sangat penting

dalam penlitian sebab melalui hipotesis tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 12

Page 13: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

untuk dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan akhir atau generalisasi hasil

penelitian.

4. Menentukan sample penelitian.

5. Menyusun rancangan penelitian yang akan dijadikan pedoman selama melaksanakan

penelitian. Suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal – hal yang

berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan penelitian, dan memuat hal – hak sebagai

berikut :

- Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian.

- Bentuk atau jenis data yang diperlukan

- Tujuan dilakukannya penelitian.

- Kepentingan penelitian

- Dimana dilakukannya penelitian (masalah sample)

- Jangka waktu pelaksanaan penelitian

- Organisasi kegiatan dan pembiayaan

- Hipotesis yang diajukan

- Tekhnik pengumpulan dan pengolahan data.

- Pola atau sistematik laporan yang direncanakan.

6. Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau tekhnik pengumpulan data. Pada

tahap ini ditentukan jenis alat atau tekhnik pengumpulan data yang digunakan

kemudian dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian sebagai

alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

b. Fase Pelaksanaan Penelitian.

1. Pengumpulan data. Kegiatan ini didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan

dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat sekali hubungannya dengan metoda

penelitian yang digunakan, seperti metode diskriptik, sejarah. Data yang sudah

dikumpulkan pada kegiatan ini selanjutnya dijadikan dasar dalam menguji hipotesis

yang diajukan.

2. Pengolahan atau analisis data. Tekhnik pengujian disesuaikan dengan jenis data dan

metoda penelitian yang digunakan.

3. Laporan penelitian. Bentuk dan sistematik laporan penelitian dapat berupa artikel

ilmiah, laporan , skripsi, thesis atau disertasi. Hal ini disesuaikan dengan tujuan

dilakukannya penelitian sebagaimana terumuskan dalam rancangan penelitian.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 13

Page 14: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

PROPOSAL PENELITIAN

A. PENGERTIAN PROPOSAL

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah

yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam penyusunan rancangan

penelitian , perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk

mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.

Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permaslahan. Masalah merupakan

“penyimpangan” dari apa yang seharusnya terjadi , penyimpangan antara rencana dan

pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan

dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.

Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat

dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut

proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan

Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian.

Proposal merupakan usulan skripsi yang dapat disusun oleh mahasiswa paling cepat

bersamaan pada saat mengikuti Metodologi Penelitian dan mata kuliah yang cukup.

Proposal penelitian dibuat dengan maksud :

1. Memberikan pedoman kerja peneliti.

2. Meminta bantuan dana kepada sponsor.

Ada 5 hal yang harus dijelaskan dalam desain penelitian yaitu :

1. Penegasan judul dan atau pembatasan masalah

2. Alasan pemilihan judul: karena penting, menarik, dan dan belum ada yang meneliti.

3. Problematik penelitian : pertanyaan yang dicarikan jawabannya melalui penelitian.

Dirumuskan dalam dalam kalimat pertanyaan, merupakan hal yang dipertanyakan.

4. Tujuan penelitian : keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-hal yang akan

dihasilkan oleh penelitian, dirumus dalam kalimat pertanyaan merupakan jawaban

yang dicari.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 14

Page 15: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

5. Kesimpulan yang ditulis pada akhir laporan penelitian merupakan jawaban yang

diperoleh. Antara problematic, tujuan penelitian dan kesimpulan harus sinkron.

6. Kegunaan hasil penelitian: hasil apa yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu

pengetahuan merupakan follow up kesimpilan.

Di dalam pembuatan proposal ada beberapa bagian penting, yaitu:

1. Latar belakang

2. Permasalahan

3. Tujuan dan manfaat

4. Tinjauan pustaka

5. Hipotesis (jika ada)

6. Metodologi penelitian

7. Langkah-langkah penelitian / jadwal

8. Daftar pustaka

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang

terjadi pasa suatu objek penelitian. Dalam latar belakang peneliti harus melakukan analisis

masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti harus

dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dengan

menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.

Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian ini

dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

yang melandasi topik penelitian. Selanjutnya uraian bagian ini diarahkan untuk mencari

jawaban atas pertanyaan:

i. Apakah penelitian yang akan diajukan merupakan penelitian terapan (applied

research)?

ii. Jika merupakan penelitian dasar (basic research) bagaimana kaitan antara

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya?

iii. Mengapa penelitian yang sedang dilakukan merupakan replika (pengulangan) dari

penelitian sebelumnya?

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 15

Page 16: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

iv. Merupakan perluasan/pengembangan dari penelitian sebelumnya,sebutkan dalam

hal apa dan apa perlunya?

B. Identifikasi masalah

Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang

diteliti. Semua masalah dalam objek baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan

diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik

maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan

observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat

diindentifikasikan. Selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan

masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah

yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap

masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk

variabel.

Merupakan rumusan masalah dalam bentukpertanyaan yang dapat diteliti secara

jelas dan diuji melalui mengumpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang

digunakan dalam penelitian dikemukakan di bagian ini. Rumusan masalah harus spesifik

dan tidak terlalu umum.

Misalnya,

“motivasi” (terlalu umum), lebih tepat jika menggunakan “motivasi kerja” lebih

fokus),sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan

C. Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian

dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah

diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan

dilaksanakan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan

variabel satu dengan variabel yang lain.

D. Rumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti itu akan ditentukan (variabel apa saja yang akan

diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 16

Page 17: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara

spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir

dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan.

Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada sampul skripsi atau tesis,

tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan

penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan

masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A?. Maka tujuan

penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah A.

Kalau rumusan masalahnya : Apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja

pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui apakah pengaruh latihan

terhadap produktivitas kerja pegawai, dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah

dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau

tujuan penelitian dapat tercapai, dalam rumusan masalah dapat terjawa secara akurat,

maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :

a. Kegunaan untuk mengembangkan limu atau kegunaan teoritis.

b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada

pada objek yang akan diteliti.

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PNGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

Deskripsi teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan

tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara

terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusuna instrumen penelitian.

Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat

penguasa, tetapi teori yang betul-betul teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga

diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 17

Page 18: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada

variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori juga ada

lima.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel

dependen dan independen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening,

maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.

Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk paradigma

penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan

pada kerangka berfikir.

Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif

atau hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat

menggunakan kalimat : Jika begini akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka

produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dnegan

baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).

C. Hipotesis Penelitian

Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan

kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh

kepemimpinan terhadap motivasi pegawai, kerangka berfikirnya ”Jika kepemimpinan baik

maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya : Ada pengaruh yang tinggi atau

rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai.

Hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini (Indriantoro dan Supomo, 1999):

o Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.

o Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.

o Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat

dibanding dnegan hipotesis rivalnya.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 18

Page 19: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam salah satu dari berbagai bentuk hipotesis

berikut ini: Pernyataan “jika-maka” (if-then statement) atau proposisi.

III.PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode

penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan

digunakan, apakah metode survei atau eksperimen.

Metodologi Penelitian, terdiri atas:

a) Rancangan penelitian

Disusun berdasarkan karakteristik masalah atau tujuan penelitian. Misalnya untuk

penelitian korelasional, rancangan penelitian menjelaskan struktur penelitian yang

menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.

b) Obyek penelitian.

Bagian ini menjelaskan obyek penelitian beserta karakteristik, unit analisi, horizon

waktu penelitian dan metode pengambilan sampel yang digunakan.

c) Definisi operasional variabel dan pengukurannya, menguraikan tentang penentuan

construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional variable

menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat diklasifikasikan beradasarkan fungsi

variable dalam hubungan antar variable serta skala pengukuran variabel yang

digunakan.

d) Teknik pengumpulan data, berisi uraian data-data yang digunakan dan disebutkan jenis

data penelitian, data primer atau data sekunser serta bagaimana cara memperoleh data

tersebut.

e) Uji kualitas data, berisi uraian tentang metode dan batasan yang digunakan dalam uji

kualitas data penelitian yang meliputi:

a. Uji normalitas, untuk data primer dan sekunder.

b. Uji outlier, dilakukan jika data tidak terdistribusi secara normal.

c. Uji reliabilitas dan validitas, untuk data primer.

B. Populasi dan Sampel

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 19

Page 20: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan

sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data

sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai

sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari

populasi secara random sampai jumlah tertentu.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan

instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada

variavbel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima maka akan

menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja

yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis

instrumen, prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

D. Teknik Pengumpulan Data

Yang diperlukan di sini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling

tepat, sehingga betul-betul didapatkan data yang valid dan reliabel. Jangan semua

tehnik pengumpulan data (angket, observasi dan wawancara) dicantumkan kalau

sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga

tehnik pengumpulan data itu adalah : setiap tehnik pengumpulan data dicantumkan

harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif

penggunaan berbagai tehnik sangat diperlukan. Tetapi bila satu tehnik dipandang

mencukupi maka tehnik yang lain akan mejadi tidak efisien.

E. Tehnik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitaif maka tehnik analisis data ini berkenaan

dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang

diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan tehnik statistik

mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka tehnik analisis data ini

telah ditentukan. Bila penelitia tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah

penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,

maka sulit untuk membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya

dapat berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat belaku untuk populasi.

Hipotesis alternatif (alternative hypothesis).

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 20

Page 21: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

F. Interpretasi

Menarik makna dari hasil – hasil pengolahan statistic,secara bagian (hasil satu

perhitungan) dan hubungan /keterkaitan antar bagian (beberapa hasil perhitungan).

Untuk penelitian kualitatif interpretasi mencakup:melihat hubungan antar unsure,

segi, aspek, bagian,variable, atau komponen, dan menarik makna dari adanya

hubungan – hubungan tersebut.

G. Daftar Pustaka

Semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penelitian

Salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah peneliti terhadap apa yang telah

dikutipnya.

Setiap pustaka yang ada dalam dapat minimal satu kali dikutip dalam tulisan.

Sumber – sumber masalah

a. Bacaan

b. Pertemuan ilmiah (seminar, diskusi)

c. Pernyataan dari otoritas

d. Pengamatan sekilas

e. Pengalaman pribadi

f. Perasaan dan ilham

B. MASALAH PENELITIAN

1. Memilih Masalah Penelitian

a. Sumber Masalah

Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan

penelitian. Bagi orang-orang yang belum berpengalaman meneliti, menentukan atau

memilih masalah bukanlah pekerjaan mudah, dan bahkan boleh dikatan sulit. Dari

mana masalah diperoleh ? yang jelas, masalah mesti merupakan bagian dari kebutuhan

seseorang untuk dipecahkan. Orang ingin mengadakan penelitian, karena ia ingin

mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.

Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal

yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja. Masalah

juga dapat diperoleh dari membaca buku. Dapat juga masalah diberi oleh orang lain.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 21

Page 22: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Akan tetapi yang paling baik apabila dating dari dirinya sendiri karena didorong oleh

kebutuhan memperoleh jawabannya. Dengan demikian maka penelitian akan berjalan

sebaik-baiknya karena peneliti menghayati dan mendalami masalahnya.

b. Masalah dan Judul Penelitian

Penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Kegiatan ini harus betul-betul diniati.

Apabila permasalahan atau judul tidak sesuai dengan inat , maka penelitian tidak akan

bergairah melaksakannya. Faktor minat disini bersifat sangat subjektif, namaun

demikian biasanya factor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu

keahlian. Bagi peneliti yang bukan mahasiswa atau pemula, selain minat secara etis

dipersyaratkan bahwa masalah yang sedang diteliti harus sesuai dengan bidang

keahliannya. Disamping hasilnya akan lebih baik, manfaat lain adalah pertanggung

jawaban ilmiah.

Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian :

1. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya

menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk

memecahkannya..

2. Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal

selesai.

3. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan, dalam arti cukup kuat

fisiknya untuk merencanakan, menyusun alat pengumpul data, dan menyusun

laporannya.

4. Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya transportasi, alat tulis-

menulis, biaya fotokopi dan lain – lain.

c. Jenis Permasalahan

Secara garis besar permasalahan penelitian ada 3 macam :

1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehubungan

dengan jenis permasalahan ini terjadilah penelitian deskriptif (termasuk dalam

survei), penelitian histories dan filosofis.

2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema komparasi).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari permasalahan dan perbedaan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 22

Page 23: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan

perbedaan yang ada.

3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi) ada

dua problema korelasi, yaitu berikut ini:

- Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris dan

kesetiaan ingatan.

- Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar matahari dan

larisnya es mambo.

2. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul

selengkapnya, namun demikian walaupun tampaknya masalah sudah dituangkan

dalam bentuk judul, pembaca dapat menafsirkan dengan arti yang berbeda-beda

dengan maksud peneliti.

a.Penegasan Judul

Sehubungan dengan kurang lengkapnya rumusan judul penelitian, maka

mahasiswa melengkapinya dengan penegasan judul. Dengan demikian menjadi jelas

apa yang akan diteliti, dari mana data diperoleh, bagaimana mengumpulkan data,

bagaimana menganalisis data dan sebagainya. Kadang – kadang penegasan judul ini

dikemukakan sebagai pembatasan masalah.

Penegasan / pembatasan masalah / judul

a. Definisi Istilah

b. Definisi operasional

c. Judul mencerminkan masalah

d. Masalah tergambar dari judul

e. Ada kata – kata kunci (key word)

f. Sifat, tempat, waktu, instrumen penelitian sudah tergambar dari judul

g. Judul setiap waktu bisa berubah, masalah / topik tidak boleh berubah.

h. Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan / penjelasan masalah

b. Alasan Pemilihan Judul

Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain :

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 23

Page 24: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

- Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membawa pelaksanaan kerja

yang lebih efektif, misalnya, atau akan dicari pemecahan karena berbahaya

apabila tidak.

- Menarik minat peneliti karena dari pengalamanya peneliti mendapatkan

gambaran bahwa hal itu sangat menarik.

- Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah

tersbut.

Dalam mengajukan alasan ini perlu ditambahkan kata “sepanjang pengetahuan

peneliti”, karena peneliti menyadari bahwa barangkali sudah ada penelitian serupa

yang dikerjakan oleh orang lain tetapi laporannya tidak terbaca oleh peneliti.

Beberapa point yang harus diperhatikan dalam pemilihan udul

1. Masalah penelitian harus tercermin dalam judul

2. Judul harus jelas, mudah dipahami, singkat.

3. Tidak menggunakan bahasa sastra / puitik

4. Ditulis dalam kalimat berita

5. Ditulis dalam satu kalimat

6. Ditulis secara logis

7. Hindari singkatanGunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

8. Jumlah kata antara 10 – 25 kata

Penegasan/Pembatasan Masalah/Judul

1. Definisi Istilah

2. Definisi operasional

3. Judul mencerminkan masalah

4. Masalah tergambar dari judul

5. Ada kata-kata kunci (key word)

6. Sifat,tempat, waktu, instrumen penelitian sdh tergambar dari judul

7. dul setiap waktu bisa berubah, masalah/topik tidak boleh berubah.

8. Jika judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan/penjelasan masalah

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 24

Page 25: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

c. Problematik

Problematik penelitian adalah bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian.

Langkahnya disebut perumusan masalah atau perumusan problematic. Didalam langkah

ini penelitian mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari

jawabnya melalui kegiatan penelitian.

d. Tujuan Penelitian

Apakah problematik penelitian dikemukakan dalam kalimat pertanyaan, maka

tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan. Tujuan penelitian adalah rumusan

kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.

Kesalahan-kesalahn yang seringkali dilakukan oleh para mahasiswa yang kadang-kadang

menyusun skipsi atau tesis adalah rumusan-rumusansebagai berikut :

1. Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar sarjana

muda/sarjana.

2. Tujuan penelitian adalah untuk mencari data.

Ketentuan dalam Penyusunan Proposal

Beberapa ketentuan umum dalam proses penyusunan proposal adalah sebagai

berikut:

1. Proposal terdiri atas:

a. Cover depan (lihat Lampiran 5).

b. Daftar Isi

c. Bab I

d. Bab II

e. Bab III, dan

f. Daftar Referensi

Catatan: ketentuan umum untuk setiap bagian proposal mengacu pada Bab IV poin

D, Bagian Isi.

2. Proposal disusun dengan memperhatikan Buku Pedoman Format Penulisan

Karya ilmiah.

3. Penyusunan proposal harus berdasarkan jurnal ilmiah/replikasi jurnal, dengan

melakukan pengembangan (antara lain: variabel penelitian, obyek penelitian,

tahun penelitian, metode analisis data, dll.).

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 25

Page 26: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

4. Pemahaman mengenai teori/konsep harus jelas.

5. Penentuan dan kedalaman obyek penelitian dilakukan dengan cara

memperhatikan model penelitian serta metode statistik yang digunakan dalam

analisis data.

Proses Penyusunan Proposal

Alur penyusunan proposal dapat dilihat pada Gambar 1.1. Status proposal hasil

review adalah sebagai berikut:

1. Ditolak, maka mahasiswa harus menyusun proposal kembali.

2. Disetujui (OK), proposal yang telah disetujui (status OK) langsung dilanjutkan dengan

proses penyusunan skripsi, dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran

penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh Ketua

Jurusan

3. Disetujui dengan revisi, maka mahasiswa dengan proposal ini harus menghadap ke

Pembimbing teknis yang ditunjuk untuk melakukan proses bimbingan atau revisi

proposal. Bimbingan teknis ini dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan

penyusunan proposal sampai dengan mendapat status Disetujui (OK). Bimbingan

teknis proposal akan diberikan oleh Pembimbing Teknis yang ditunjuk oleh Jurusan.

Apabila bimbingan teknis sudah selesai, maka Pembimbing Teknis memberikan

persetujuan. Jika proposal telah disetujui, mahasiswa dapat melanjutkannya ke proses

penyusunan skripsi dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran penyusunan

skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 26

Page 27: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

VARIABEL PENELITIAN

A. PENGERTIAN VARIABEL

Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis

penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti hanya laki-laki

dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Sutrino Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis

kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berta badan, karena

ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel

adalah objek penelitian yang bervariasi.

B. JENIS-JENIS VARIABEL

Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatf

misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel

kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.

Lebih jauh variabel kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu

variabel diskrit dan variabel kontinum.

1. Variabel Diskrit

Variabel diskrit disebut juga sebagai variabel nominal atau variabel kategori kare

na hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakin “ya” dan “tidak”.

Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain “ya” dan “tidak”. Misalnya ya

wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: “wanita – pria” – hadir – tidak hadir, atas –

bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung, yaitu

banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan dalam

frekuensi.

2. Variabel kontinum: dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 27

Page 28: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

a. Variabel Ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya

panjang, kurang panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel “lebih kurang”

karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain.

Contoh: Ani terpandai, Siti terpandai, Reni tidak pandai.

b. Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibaning dengan

variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya: suhu

udara di luar 31oC, suhu tubuh kita 37oC, maka selisih suhu adalah 6oC.

c. Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antar-

sesamanya merupakan “sekian kali”. Contoh: berat pak Karto 70 kg, sedang

anaknya 35 kg. Maka pak Karto dua kali berat anaknya.

Kembali kepada variabel diskrit, variabel diskrit bujan hanya hasil hitungan, tetapi

juga penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan menjadi variabel diskrit.

Tinjauannya adalah karena nomor telepon tidaak menujukkan “lebih kurang”, “jarak”, atau

“sekian kali”.

Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat di ubah menjadi variabel diskrit dengan

cara mengklasifikasikannya menjadi “ya” dan “tidak”.

Cara yang ditempuh adalah:

1. Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata: diberi “ya”, rata-

rata ke bawah diberi “tidak”

2. Mangambil satu nilai diberi “ya”, dan selain nilai itu diberi “tidak”.

Contohnya: Nilai bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel internal), variabel ini

dapat dibuat diskrit dengan mengabil isalnya nilai 7 sebagai “ya”, dan selain

itu (di atas atau di bawahnya) di beri “tidak”.

Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.

Data adalah hasil pencatatan [eneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari

sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data

adalah segala data dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,

sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga

mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Demikianlah maka:

- Data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 28

Page 29: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

- Data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka berjarak atau

ukuran.

Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data dengan metode statistik, maka datanta

harus berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka.

Contoh:

Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek, jelek

sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4, cukup 3,

jlek 2, dan jelek sekali 1.

Ingat, 5, 4, 3, 2, 1 hanya simbol yang menunjukkan urutan tingkatan karena datanya berupa

data oridinal.

Demikian juga jika ingin mengubah data tersebut menjadi data diskrit karena akan diolah

dengan teknik tertentu, maka hanya di beri 2 macam simbol. Misalnya “sangat bagus” diberi

simbol 1, yang lain (tidak perlu ditingkatannya) diberi simbol 0 atau angka lain. Boleh saja

kita memberi simbol 2 untuk “sangat bagus” dan simbol 1 untuk yang lain, tetapi tidak berarti

bahwa 2 adalah dua kali 1. angka-angka tersebut ahnya simbol untuk memisahkan menjadi

dua bagi data yang ada.

C. VARIABEL SEBAGAI OBJEK PENELITIAN

Apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah bahwa susu menyebabkan badan

menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang.

Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.

Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan eksperimen.

Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan kelompok kontrol

atau kelompok pembanding adalah orang-orang yang tidak diberi minum susu. Banyaknya

susu yang diberikan kepada kelompok eksperimen ditakar dengan ukuran liter, maka

variabelnya berbentuk variabel kontinum. Sedangkan tambah-tidaknya berat badan , di ukur

dengan ukurna kilogram, variabelnya juga variabel kontinum (ratio).

Peneliti lalu ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang yang

mendapat pendapat P4. dalam hal ini maka nilai penataran P4 dan kesadaran bermasyarakat

dapat diukur, digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan sebagai variabel interval.

Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu sama-sama

melihat pengaruh sesuatu treatment, maka ada varaiabel yang mempengaruhi dan variabel

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 29

Page 30: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau

independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel

tergantung variabel terikat atau dependent variabel (Y).

Dalam penelitian I, susu merupakan variabel bebas dan berat badan merupakan variabel

akibat.

Dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel bebas dan kesadaran

bermasyarakat merupakan variabel terikat.

Sehubungan dengan variabel dalam eksperimen ini Fred. N. Kerlinger berpendapat:

All experiments have one fundamental idea behind them: to test the effect of one or more

independent variables on a dependent variable (it is possible to have more than one

dependent variable in experiment)

Dalam dua contoh penelitian di ats susu dan penataran P4 sebagai independent variabel

merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran bermasyarakat,

keduanya merupakan variabel tunggal.

Sebagai contoh eksperimen lebih dari satu variabelnya adalah sebagai berikut :

Independent variabel lebih dari satu.

Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid.

Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajar di

rumah sebagai satu variabel atau sub variabel dan lingkungan belajar di sekolah sebagai

variabel (sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat memperhatikan

lingkungan belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai variabel (sub-variabel) ketiga.

Apabila demikian, maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti sebagai sesuatu yang

mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran

p4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal. Tetapi lingkungan belajar

merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda.

Menurut pendapat Kerlinger selanjutnya tentang variabel:

It is possible, by definition, for a variable to have only one value. It is then called a constant.

We deal almost exclucively with variable that have two or mare values.

D. PENTINGNYA MEMAHAMI VARIABEL

Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap

variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 30

Page 31: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel tidak mudah, karenanya

membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.

Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut dengan kategirisasi

yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh

peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh

kesadaran bermasyarakat, jika akan memngatur apakah seseorang cukup besar atau tidak

kesadarannya bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, bukti-

buktinya.

Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan

hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian

yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori, akanmenghasilkan kesimpulan yang besar

(jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil).

Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar-besaran. Ini berarti bahwa

peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian

variabel, datanya semakin luas, dan gambaran hasil penelitian semakin menjadi teliti.

Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub-variabel adalah

disebutnya sub-variabel akibat daru variabel terikat, misalnya naik kelas; disebutnya variabel

bebas. Misalnya cita-cita orang tua guru (yang berpengaruh terhadap minat guru menjadi

guru).

Ada lagi kesalahan lagi yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab

terpengaruhinya variabel terikat. Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar, dan sebagainya.

Variable ini bukan merupakan variabel bagian dari guru tetapi mempengaruhi timbulnya

kejadian pada variable terikat. Variabel-variabel semacam ini disebut dengan intervening

variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel pengganggu, karena mengotori

pengaruh guru terhadap prestasi belajar.

Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas

permasalahan yang diteliti.

Karlinger dalam hal ini menjelaskan pendapatnya sebagai berikut:

The must define the variables they use in hyphothesis so that the hyphothesis can be tested.

They do this by using are as known as operatianal definition.

E.Memahami Variabel yang Bermakna

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 31

Page 32: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Dibagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan

penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil penelitian harus memiliki

kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Bermanfaat tidaknya hasil

penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh peneliti. Tentang

variabel ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: (1) sifat variabel, dan (2) status variabel.

a. Sifat Variabel

Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

i. Variabel Statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, misalnya jenis

kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal, dan lain-lain.andaikata hasil penelitian

menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat-akibat dari variabel-variabel tersebut,

peneliti tidak mampu mengubah atau mengusulkan untuk mengubah variabel yang

dimaksud.oleh karena itu untuk mempermudah mengingat-ingat kita sebut saja

variabel tersebut sebagai variabel tidak berdaya.

ii. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadannya berupa

pengubahan, peningkatan atau penurunan.

b. Status Variabel

Dalam membicaraka status variabel ini kita perlu melihat satu variabel dalam

hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun jika

dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih

bermakna dalam penelitian.

i. Kebiasaan hidup sehari-hari motivasi berprestasi

ii. Motivasi berprestasi etos kerja

iii. Etos kerja keberhasilan kerja

Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat

dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain

tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai menfaat yang cukup besar.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 32

Page 33: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Penelitian pendidikan tidak pernah dapat dipisahkan dengan pengetahuan

kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru

yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang telah ada. Oleh

karena itu, agar dapat mengetahui bagaimana hubungan dan di mana posisi pengetahuan yang

telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan – bahan pustaka yang relevan dengan topik

masalah yang diangkat.

Tinjauan kepustakaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan cakrawala nya

dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan kepustakaan sering juga disebut rasional

penelitian karenamemberikan landasan rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu

dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Ulasan kepustakaann ini tidak

hanya sekedar untuk menghasilkan anotasi atau catatn bibliografi tentang masalah yang

diangkat (Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).

Tinjauan terhadap bahan kepustakaan yang berkaitan dengan toipik penelitian tersebut

juga bukan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah penelitian yang diangkat belum

pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Tujuan utama dari penulisan ulasan kepustakaan adalah

untuk mengorganisasikan penemuan – penemuan penelitian yang pernah dilakukan sehingga

pembaca akan memahami mengapa masalah yang diangkat mempunyai nilaipenting serta

menunjukkan bagaimana masalah tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian dan pengethauan

yang lebih luas )McMillan dan Schumacher, 1989; Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).

Dengan mengetahui hasil – hasil penting dari penelitian yang ernah dilakukan, peneliti

dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya akan dapat sihubungkan

dengan hasil penentuan penelitian lain dan bagaimana kombinasi penemuan tersebut dan

penemuannya dapat membantu memberikan gambaran atau potret pengrahuan yang lebih utuh

dan komplit tentang bidang tersebut. Ulasan kepustakaan juga dapat dipandang sebagai

kontribusi terhadap penyusunan teori penelitian.

Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya kerangka

teori yang dijadaikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka teori dalam bidang

tersebut mungkinterjadi karena kompleksnya hubungan – hubungan yang ada dalam masalah

yang harus dikaji. Untukmenyusun kerangka tersebut, peneliti dapat melakukan dengan cara

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 33

Page 34: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

menyusun hasil – hasil penelitian yang telah ada, menunjukkan bagaimana hasil – hasil

tersebut saling berhubunhan sehingga memberikan suatu organisasi pengetahuan yang telah

ada.

Dengan cara ini peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di mana masalah

penelitiannya akan dapat mengisi kekuramgan dalam pengetahuan yang ada. Hal ini akan

memberikan alasan logis maanfaat dari masalah yang diangkat dan menunjukkan bagaimna ia

dapat membantu melengkapi hasil pneleitian lain untuk memperluas pengetahuan dalama

bidangnya. Lebih lanjut kepustakaan tersebut berguna untuk menunjukkan signifikansi

masalah, mengembangkan desaian mendahului serta rekomendasi untuk penelitian lebih

lankut. Secara rinci hal tersebut dijelaskan :

a. Menentukan dan membatsi permasalahan penelitian

b. Meletakkan penelitian pada prespektif sejarah dan asosiaonal.Menghindari replikasi yang

tidak disengaja dan tidak perlu

c. Memilih metodologi yang tepat

d. Menghubungkan penemuan dengan pengtahuan yang ada usulan untuk penelitian lebih

lanjut.

Kepustakaan adalah bahan – bahan yangh secara nyata relevan dengan permasalahan

sepeti hasil penelitian yang pernah dilakukan yang menyelidiki pertanyaan yang serupa atau

variabel yang sama; rujukan terhadap teori dan pengujian empiris terhadap teori; dan kajian

dari bidang lain, seperti penelitian sosiologi tentang interaksi kelompok kecil, penelitian

psikologi tentang perkembangan intelektual pada anak.

Banyak sedikitnya kepustakaan ini bergantung pada topik dan tujuan penelitian.

Dalam topik yang sudah banyak dilakukan penelitian, ulasan kepustakaan biasanya berisi

sumber hasil penelitian yang secara langsung berhubungan dengan penelitian yang diangkat

yakni menyelidiki masalah yang serupa.

B. SUMBER TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya ulasan kepustakaan dalam penelitian harus didasarkan pada sumber asli

yang ditulis oleh peneliti atau penemu teori itu sendiri secara langsungn. Nmaun demikian,

karya – karya yang dibuat oleh penulis yang secara tidak langsung. Nmaun demikian, karya –

karya yang dibuat oleh yang secara tidak langsung melakukan penelitian atau membuat teori

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 34

Page 35: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

juga dapat dijadikan sumber informasi yang sangat berharga. Ada tiga macam kategori ulasan

kepustakaan yang telah diklasifkasikan, antara lain :

a. Sumber Primer

Sumber primer adalah hasil – hasil penelitian atau tulisan – tulisan karya peneliti atau

teoritis yang orisinil. Sumber ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan yang

dibuat oleh individu yang melakukan pengamatan atau menyaksikan kejadian atau oleh

individu yang mengemukakan teori yangn pertama kali. Dalam penelitian pendidikan, ini

berarti deskripsi penyelidikan oleh peneliti sendiri atau dskripsi teori oleh penemunya.

Sumber ini berisi teks laporan hasil penelitian atau teori secara penuh atau lengkap, detil, dan

teknis. Oleh karena itu, ia dapat memberika informasi yang detil tentang penelitian, teori dan

metodologi yang digunakan untuk menyelidiki masalah.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipubl;ikasikan oleh penulis

yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berprastisipasi dalam kenyataan yang

ia deskripsikam atau bahan penemu teori. Sumber ini berisi tentang hasil sintesis bahan –

bahan yang berasal dari sumber utama, baik secara empiris maupun teoritis. Disamping itu,

sumber ini juga mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber primer ke

dalam satu kesatuan kerangka kerja sehingga memberikan ulasan secara ringkas tentang

perkembangan penelitian dalam topik tertentu. Kebanyakan sumber sekunder ini memuat

dafgtar pustka yang menjadi sumber pengambilan bahan – bahan yang dijadikan sehingga

daftar ini juga dapat dipergunakan untuk menemukan sumber primernya.

c. Sumber Preliminer

Sumber preliminer adalah bahan – bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu

sesorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer atau sekunder. Dengan kata lain,

sumber preliminer berisi informasi tentang sumber primer dan sekunder. Sumber ini sangat

bermaanfaat untuk menunjukkan jenis – jenis tertentu yang diperlukan dalam beberapa ulasan

kepustakaan untuk mencari subjek tertentu. Dengan demikian, peneliti akan menghemat

waktu, biaya, dan tenaga karena sumber preliminer informai tentang dimana artikel – artikel,

buku – buku, laporan – laporan, dan dokumen – dokumen lain tentang suatu subjek tertentu

dapat ditemukan dalam sumber primer atau sekunder. Ada dua macam sumber preliminer

yakni abstraks dan indeks. Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan

pustaka primer atau sekunder yakni penulis, judul, dan tempat pnerbitan. Sedangkan, abstrak

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 35

Page 36: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

berisi rangkuman singkat tentang laporan penelitian baik yang diterbitkan maupun yang tidak

diterbitkan beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala.

C. LANGKAH – LANGKAH DALAM MEMBUAT TINJAUAN

PUSTAKA

Beberapa langkah yang dapat ditempuh peneliti dalam membuat tinjauan pustaka,

yaitu:

1. Analisis Pernyataan Masalah

Pernyataan masalah berisi konsep – konsep atau variabel yang membentuk petunjuk

tentang topik kepustakaan, misalnya pembeajran, sikap, evaluasi, dan interaksi belajar

mengajar. Kata kunci ini dapat memudahkan untuk mencari bahan – bahan pustaka yang

sesuai dengan masalah.

2. Mencari dan membaca sumber sekunder

Bacaan bahan – bahan yang ada dalam sumber kedu akan memberikan ulasan dan

pandangan sekaligus tentang topik dan kan membentu peneliti untuk membatasi masalah

sehinga lebih cepat.

3. Memilih sumber preliminer yang sesuai

Sumber priliminer baik berupa indeks maupun abstrak akan membentu peneliti

untuk mendapatkan informasi di mana sumber primer dapat diperoleh.

4. Membaca sumer primer yang terkait

Setelah mendapatkan sumber primer, peneliti membaca dan mencatat hasil analisis

singkat terhadap sumber primer yang sesuai dan relevan dengan masalah penelitiannya

disertai catatan bibliografinya secara lengkap.

5. Mengorganisasi catatan

Hasil catatan yang dibuat pada langkah kekempat dapat diklasifikasikan

berdasarkan beberapa cara, misalnya krono;ogi, kesamaan wawasan terhadap

permasalahan, dan metodologi dan kemudian disusun berdasarkan ide umum yang dapat

meliputinya.

6. Menulis ulasan

Dalam membuat ulasan peneliti hanya mengutip hasil penelitian teori dan praktek

yang relevan dengan masalah penelitian. Banyak sedikitnya ulasan serta kedalamannya

sangat tergantung pada jenis penelitian serta banyaknya penelitian yang pernah dilakukan.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 36

Page 37: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

D. PENYAJIAN ULASAN KEPUSTAKAAN

Tujuan utama ulasan kepustakaan dalam penelitian kuantitatif adalah untuk membuat

landasan pengetahuan bagi penetahuan yang akan diperoleh dari penelitian yang direncanakan

atau dilakukan. Karena tujuan utama penelitian kuantitatif adalah untuk menguji teori, ulasan

tersebut harus mencerminkan pemahaman peneliti terhadap perkembangan terakhir dari topik

dan pengetahuan yang menjadi konsep penelitiannya. Lebih lanjut, ulasan tersebut harus

dapat menunjukkan dengan jelas bagaimana hubungan kepustakaan yang dipilih untuk diulas

dengan masalah penelitiannya. Berdasarkan hasil ulasan tersebut, kemudian masalah

dirumuskan secara spesifik, baik dalam bentuk hipotesi, pertanyaan, atau pernyataan tujuan

penelitian, yang penyajiannya diletakkan setelah ulasan. Untuk memberikan potret yang utuh

tentang pengetahuan bidang kajian yang menjadi konsen, ulasan kepustakaan dapat

diorganisasikan dalam tiga bagian, yaitu :

1. Pendahuluan

Bagian ini mempunyai maksud untuk mengenalkan kepada pembaca tentang

tujuan damn cakupan ulasan kepustakaan. Tujuan dan cakupan tersebut harus dinyatakan

dengan jelas sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikut alur penyajian bagian

berikutnya. Tujuan tersebut mungkin hanya sebagai ulasan preliminer atau pengantar

untuk menyatakan masalah atau mengembangkan proposal. Ulasan yang demikian ini

biasanya diunakan dalam penelitian ekspolarasi, dimana sulit ditemukan sumber pustaka

atau laporan peneliti tentang topikyang diangkat sehingga belum ada pijakan teoritis yang

kuat.

2. Ulasan kritis

Seringkali pengetahuan dari hasil penelitian yang lalu itu bertentangan satu sama

lain. Karena tidak semua pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang lalu dapat

memberikan landasan yang utuh dan menyakinan , peneliti harus secara kritis

mengevaluasi terlebih dahulu bahan pustaka yang diperolehnya untuk memutuskan hasil

penelitian mana yang dapat diterima sebagai landasan. Evaluasi atau kritik terhadap bahan

pustaka tersebut merupakan inti dari ulasan kepustakaan. Karena berfungsi sebagai

penjelas pengetahuan yang telah ada, kritik tersebut harus membahas kelebihan dan

kelemahan kepustakaan yang diulas.

Hasil kritik atau ulasan tersebut harsu disajikan secara logis dalam kaitannya

dengan pemelihan dan nilai maanfaat dari masalah penelitian. Menyajikan ulasan secara

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 37

Page 38: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

dengan cara meringkas masing – masing bahan pustaka atau penelitian yang lalu tidak

memberikan ulasan kepustakaan yang informatif. Hasil penelitian hendaknya

diklasifikasikan sesuai dengan isinya, dibandingkan dan dipertentangkan satu sama lain

dalam hal kontribusinya terhadap pengetahuan atau kegagalannya untuk memberikan

kontribusi, disamping kritik terhadap desain dan metodoligi yang digunakan.

Penyajian berdasarkan variabel atau perlakuan eksperimen dilakukan dengan

membahas bahan kepustakaan yang berkenaan dengan masing – masing variabel. Ulasan

terhadap kepustakaan tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih mendlam tentang

karakteristik masing – maisng variabel dalam kaitannya dengan faktor – faktor lain.

Cara penyajian yang dimulai dari ulasan kepustakaan yang sifatnya umum

kemudian mengarah ke kepustakaan paling relevan. Dlam hal ini, pertama – tama peneliti

menyajikan prinsip – prinsip secara umum yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

dengan memberikan dasar – dasar prespektif, sepeti pendapat para pakar, asumsi fisofolis,

secara teori. Selanjutnya ulasan kepustakaan membahas dasar – dasar empiris yang

berupa hasil penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dengan cara membandingkan

dan mempertentangkan satu sama lain.

3. Kesimpulan

Dalam bagian kesimpulan ini, peneliti perlu merangkum ulasan kepustakaan

sebagaimana yang diuraikan pada bagian seelumnya dan menyatakan pengethauan topik

penelitiannya. Ia juga prlu mengidentifikasi kekurangan yang ada., yang mungkin timbul

karena kesulitan – kesulitan metodologis, terbatasnya penelitian dalam topik yang menjadi

konsen, atau bervariasinya hasil – hasil penelitian sehingga tidak memberikan kesimpulan

yang jelas. Dengan demikian, kesimpulan tersebut memberikan suatu landasan untuk

menyatakan pernyataan khusus, pertanyaan, atau hipotesis penelitiannya.

E. EVALUASI ULASAN KEPUSTAKAAN

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ulasan terhadap hasil –hasil penelitian yang lalu

atau kepustakaan lain mempunmyai peranan penting karena memberikan landasan teoritis dan

empiris bagi suatu penelitian. Ulasan kepustakan sangat dipengaruhi oleh masalah, pertanyaan

khusus atau hipotesis, serta signifikasi penelitinya. Untuk mengetahui apakah cukup memadai

dijadikan sebagai landasan teoretis dan empiris, ulasa kepustakaanya yang disajikan dalam

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 38

Page 39: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

proposal atau laporan perlu dievalusi. Evalusi tersebut tidak didasarkan oleh panjang

pendeknya ulasan atau banyak sedikitnya sumber pustaka yang digunakan.

Akan tetapi, ia didasarkan pada apakah ulasan yang disajikan memberikan sumbangan

untuk memperluas pemahaman tentang status pengetahuan yang berkaitan dengan masalah,

disamping memberikan landasan rasional tentang perlunya penelitian masalah yang menjadi

konsen. Lebih lanjut, McMillan dan Schacher juga mengajukan beberapa pertanyaan untuk

masing – maisng kriteria untuk membantu pembaca proposal atau laporan penelitian dalam

menentukan kualitas ulasan kepustakaan yang disajikan oleh peneliti.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 39

Page 40: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

A. POPULASI

Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.

Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan heterogenitas

populasi.

- Karakteristik sempit / sedikit

Generalisasi lebih luas, lebih heterogen

- Karakteristik luas / banyak

Generalisasi lebih sempit,lebih homogen

B. SAMPEL

Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasandana, tenaga dan waktu,maka

penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambildari populasi harus betul – betul representative (mewakili). Persyaratan yang harus

dipenuhi sample yang akan digunakan,yaitu:

1. Representative; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan karakteristik

populasi.

2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.

3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.

Agar smapel yang dipakai dapat memenuhi persyaratan diatas maka sangatlah

diperlukan beberapa tahapan atau langkah – langkah dalam pengambilan sampel,diantaranya:

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 40

Page 41: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi

2. Penegasan sifat dan ciri populasi

3. Tentukan besarnya sample

4. Tentukan teknik samplingnya

Menentukan Anggota Sampel

Terdapat dua tekniksampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random

sampling,atau cara pengambilan sampel secara acak.

Pengambilan sampel secararandom / acak dapat dilakukan dengan bilangan

random,computer, maupun dengan undian.bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka

setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi

mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas

peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor

satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya

menjadi tidak sama lagi. Missal nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang

berikutnya menjadi 1 : (100 – 1) = 1 / 99. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil

tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak sah dan dikembalikan

lagi.

Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.jumlah sampel yang

100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila

jumlah populasi 1000 dan hasil penenlitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut

tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi

tersebutyaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang

kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi

populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian ?

jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan yang

dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 41

Page 42: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan

sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel

yang diperlukan.

Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang

dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%. Rumus

untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai

berikut :

s = λ2 . N . P . Qd2 ( N − 1) + λ2 . P . Q

λ2 dengan dk = 1, taraf kesaahan 1 %, 5 %, 10 % .P = Q = 0,5 . d = 0 , 05 s = jumlah sampel

Teknik Sampling

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dijadikan sampel.

a. Simpel Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

- Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian

- Penggunaan tabel bilangan random

- Sistematik random

b. Disproportionate Stratified Random Sampling

- Strata berdasarkan usia

- Strata berdasarkan jenjang pendidikan

- Strata berdasarkan jenis kelamin

- Strata berdasarkan status perkawinan

- Strata berdasarkan status social ekonomi

- Strata berdasarkan asal sekolah

- Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 42

Page 43: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

c. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsure yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional.

d. Clusteriarea Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan

diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini sering digunakan melalui dua

tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya

menentukan orang – orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

Sampling berdasarkan pada kelompok masyarakat :

- Berdasarkan profesi / pekerjaan

- Berdasarkan tempat tinggal

- Berdasarkan tempat pekerjaan

- Berdasarkan area / wilayah / daerah

2. Non Probability Sampling

Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang / kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk diplih

menjadi sampel.

a. Quota Sampling

Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri – ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.

b. Accidental Sampling

Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu

siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data.

- Pengambilan sampel seketemunya saja

- Tidak representative

- Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti

- Mudah dilakukan

- Sulit untuk diambil generalisasi

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 43

Page 44: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

- Digunakan untuk menemukan suatu issu / hal – hal yang menjadi topic

pembicaraan msyarakat

c. Purposive Sampling

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok

digunakan untuk penenlitian kualitatif.

- Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu

- Memiliki ciri – ciri yang essensial dari populasi

- Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah; sampelnya dari

orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.

- Tidak terikat dengan jumlah sampel

d. Snow Ball Sampling

Snow ball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula – mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang

lama –lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,pertama – tama dipilih satu

atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman – temannya untuk

dijadikan sampel.

- Dimulai dari kelompok kecil

- Masing –masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)

untuk dijadikan sampel,

- Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya

sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan

- Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang

- Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang akrab

e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi

relative kecil,kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 44

Page 45: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

f. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi

yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor

1 sampai dengan nomor 100.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor

ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang

diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, danseterusnya sampai 100.

Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu ditempuh dalam memilih teknik sampling

yang akan digunakan,yaitu:

1. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan – kesan umum dalam waktu singkat

2. Pengetahuan tentang populasi

3. Kesediaan seseorang untuk dijadikan sample

4. Jumlah biaya yang tersedia

5. Besarnya target fasilitas yang tersedia

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 45

Page 46: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

HIPOTESIS PENELITIAN

A. PENGERTIAN HIPOTESIS

Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam

proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan

kenyataan yang ada atau fakta atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.

Hipotesis dikatakan sebagai dugaan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji

dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesi juga juga penting perananya karena dapat

menunjukkan harapan dari sipeneliti yang direfleksikan dalam hubungan ubahan atau variabel

dalam permasalahan penelitian. Oleh karena itu hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti

terjun ke lapangan mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum

peneliti ke lapangan (Ary, dkk, 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu :

a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan yang

cukup dalam kaitannya dengan permasalahan

b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data

dan proses interprestasinya.

Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik mempunyai

beberapa tujuan penting. Diantara tujuan tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel yang dapat diuji

kebenarannya.

3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi.

Syarat-syarat hipotesis

1. Hipotesis harus menghubungkan atau membandingkan dua atau lebih variabel.

2. Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan.

3. Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya

4. Hipotesis harus didukung oleh teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil

penelitian yang relevan.

5. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 46

Page 47: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangatlah penting. Bila hipotesis

dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk

analisis. Hipotesis dalam posisinya sebagai salah satu unsure penelitian dapat dimisalkan

seperti kompas bagi nakhoda kapal. Kompas dapat dipergunakan sebagai penentu arah dalam

perjalanan ditengah lautan sehingga mencapai pelabuhan yang dituju. Dengan hipotesis,

peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah atas dasar pernyataan hipotesis yang

telah dibuat sebelumnya.

Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis penelitian

pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan

dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis

penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian yang hendak

dilakukan. Dilihat dari posisinya hipotesis penelitian biasanya ditempatkan dalam bab kedua,

yaitu studi kepustakaan setelah landasan teori dan atau setelah kerangka berfikir tersusun.

Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika. Karena

memang fungsinya yang utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu

tindakan selanjutnya di lapangan. Berikut ini diberikan beberapa contoh hipotesis penelitian

a. Ada korelasi positif dan signifikan antara usaha peningkatan belajar di sekolah dengan

hasil pencapaian belajar siswa.

b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya kepemimpinan dalam

organisasi terhadap produktivitas lembaga.

c. Ada hubungan yang negative dan tidak signifikan antar besarnya gaji yang diterima para

guru dengan keinginan bekerja sambilan di luar lembaga tempat bekerja.

B. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS PENELITIAN

1. Hipotesis Teoritis (Hipotesis didalam menjawab rumusan permasalahan)

2. Hipotesis Statistik

a. Hipotesis nol ( Ho )

- Hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel.

- Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti

- Asas praduga tak bersalah

- Kebalikannya adalah Ha yang diuji adalah Ho

- Jika Ho ditolak, maka Ha diterima, dan sebaliknya.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 47

Page 48: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

b. Hipotesis alternatif ( Ha )

- Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara variabel X dan Y, atau dengan

adanya perbedaan antara dua kelompok

- Rumusan hipotesis kerja :

a. Jika ........ maka...........

b. Ada perbedaan antara .......... dan ........

3. Hipotesis Mayor

X1

X2 y (Variabel terikat)

X3

4. Hipotesis Minor (Hipotesis yang pecahan, yang farsial, yang kecil)

X1 – y

X2 – y

X3 – y

Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri, tidak membuat

perbandingan atau hubungan.

Contoh : - Seberapa tinggi daya tahan lampu merk A ?

- Seberapa baik gaya kepemimpinan di Lembaga X ?

1. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dengan nilai dalam

satu variable atau lebih pada sample yang berbeda

Contoh : Adakah perbedaan daya tahan lampu merk A dan merk B ?

2. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang

hubungan antara 2 variabel atau lebih

Contoh : Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja ?

Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan

data sampel. Dimana ada 2 cara menaksirkan taraf kesalahan dalam pengujian hipotesis,

yaitu :

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 48

Page 49: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

1. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu

nilai data simple.

2. Interval estimate (convidence interval) adalah suatu taksiran parameter populasi

berdasarkan nilai interval data sample.

Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point estimate) akan

mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan

interval estimate.

Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Dalam menaksirkan parameter populasi berdasarkan data sample, kemungkinan akan

terdapat dua kesalahan, yaitu :

- Kesalahan Tipe 1 merupakan kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar

(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alpha (α).

- Kesalahan Tipe 2 merupakan suatu kesalahan bila menerima hipotesis yang salah

(seharusnya ditolak). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dalam beta (β).

C. LAMBANG HIPOTESIS STATISTIK

1. Hipotesis yang mengandung pengertian yang sama/tidak sama

Ho : θ1 = θ2 Ho : θ1 <= θ2 Ho : θ1 >= θ2

Ha : θ1 = θ2 Ha : θ1 <= θ2 Ha : θ1 >= θ2

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 = μ2 (Uji yang tidak memiliki arah, 2 ekor, 2 ujung)

Ho : μ1 <= μ2

Ha : μ1 >= μ2 (Memiliki 1 arah, 1 ekor, 1 ujung)

Keterangan :

θ : besaran untuk populasi (parameter) (rata-rata, simpangan baku, variasi)

2. Hipotesis yang menyatakan Hubungan

Ho : μ1 xy = 0 Ho : μ1 xy <= 0 Ho : μ1 xy >= 0

Ha : μ1 xy = 0 Ha : μ1 xy > 0 Ha : μ1 xy < 0

Penerimaan dan penolakan hipotesis

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 49

Page 50: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Setelah diuji, hipotesis mempunyai dua kemungkinan: Diterima atau ditolak.

Jika diterima, maka hipotesis berubah menjadi tesis. Penyebab gagal ditolaknya Ho,

yaitu :

1. Dari landasan teori

2. Kesalahan sampling, misalnya:

- Kesalahan instrument penelitian

- Kesalahan perhitungan

- Kesalahan rancangan penelitian

- Pengaruh variable luar

Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan

1 Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti ( pada

akhir penelitian )

2 Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda – tanda bahwa data yang trerkumpul

tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian berlangsung )

Penelitian Tanpa Hipotesis

1. Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . Padahal hipotesis hanya

dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau

lebih.

2. Penelitian Evaluatif

3. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu sukar

ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.

4. Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak)

5. Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi dibandingkan penelitian tanpa

hipotesis

Anggapan Dasar / Asumsi Dasar

1. Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar

didalam memunculkan hipotesis

2. Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis

3. Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian

4. Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 50

Page 51: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Contoh Penggunaan Asumsi Dasar

• Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar siswa

• Asumsi Dasarnya:

1. Setiap guru punya penampilan yg berbeda

2. Prestasi belajar siswa bervariasi

3. Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor

Penelitian Tanpa Hipotesis

Penelitian yang tidak menggunakan hipotetsis adalah penlitian deskriptif, karena pada

penelitian deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . sedangkan hipotesis hanya dibuat

jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 51

Page 52: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS

DATA

A. DATA PRIMER DAN DATA SEKUNDER

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya

dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti

mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari

harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, kita sudah

mendapatkan strategi dan  prosedur yang akan kita gunakan dalam mencari data di lapangan.

Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita pergunakan untuk

penelitian kita. Yang pertama ialah data sekunder dan yang kedua ialah data primer.

1. Data Primer

Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia

dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara

sumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian

atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.

Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu. Secara

prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulan data secara pasif dan

pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode tersebut ialah: yang pertama

meliputi observasi karaktersitik-karakteristik elemen-elemen yang sedang dipelajari dilakukan

oleh manusia atau mesin; sedang yang kedua meliputi pencarian responden yang dilakukan

oleh manusia ataupun non-manusia.

Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu:

kerahasiaan,  struktur dan metode koleksi. Pertama, kerahasiaan mencakup mengenai apakah

tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak. Merahasiakan tujuan penelitian

dilakukan untuk tujuan agar para responden tidak memberikan jawaban-jawaban yang bias

dari apa yang kita harapkan. Kedua, struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau

pencarian data dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara

terstruktur jika peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner

dengan pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu

dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 52

Page 53: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur. Ketiga, metode

koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data.

Metode Pengumpulan Data Primer secara Pasif

Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan oleh manusia atau mesin. Jika

dilakukan oleh manusia dapat berbentuk 1) terstruktur dan bersifat rahasia, 2) terstruktur

dan bersifat terbuka, 3) tidak terstruktur dan bersifat rahasia, dan 4) tidak Metode

pengumpulan data yang dilaksanakan oleh manusia:

a. Terstruktur dan Bersifat Rahasia

Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur

atau resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang

dilakukan.

b. Terstruktur dan Bersifat Terbuka

Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara  terstruktur

atau  tingkat keformalannya tinggi dan responden biasanya diberi informasi mengenai

tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuannya ialah agar responden memberikan jawaban

yang sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan

bias hasil penelitian dikarenakan tidak cocoknya data yang diperoleh.

c. Tidak Terstruktur dan Bersifat Rahasia

Metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak

terstruktur atau kurang resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan

penelitian yang dilakukan. Perbedaan dengan metode pertama ialah terletak pada sifat

keformalan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Hal ini akan berdampak secara

psikologis memberikan keleluasaan pada responden dalam memberikan jawaban-jawaban

pertanyaan yang diberikan.

d. Tidak Terstruktur dan Bersifat Terbuka

metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak

terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak peneliti memberikan informasi secara terbuka

mengenai tujuan penelitiannya sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah

penelitiannya dan ini kan mempengaruhi repsonden dalam memberikan jawaban setiap

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Metode Pengumpulan Data Primer secara Aktif

Metode pengumpulan data primer secara aktif meliputi beberapa diantaranya:

a) wawancara secara langsung dengan repsonden.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 53

Page 54: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

b) wawancara dengan responden melalui telepon.

c) wawancara dengan menggunakan surat.

d) wawancara dengan menggunakan surat elektronik.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan

mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber

asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena

sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi

perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah; maka data primer harus

secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang kita

jadikan responden dalam penelitian kita.

Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Data Sekunder

Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut  kita tidak

boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan

tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:

a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita tentukan sebelumnya.

b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada kualitas dan

kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan

menggunakannya.

Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer; oleh karena itu

kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder sebagai satu-satunya

sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian kita.

Kegunaan Data Sekunder

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman Masalah.

Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami

masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan penelitian

dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data

administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami

persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai

masalah penelitian.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 54

Page 55: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

b. Penjelasan Masalah.

Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih

operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita

dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal

ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan

diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-

pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti.

c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak

Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa

alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa

alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.

Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian

masalah akan menjadi jauh lebih mudah.

d. Solusi Masalah:

Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan

dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi

permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan

mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.

Memilih Metode Pengambilan Data

Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan, oleh karena

itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat dilakukan yaitu:

a. Pencarian Secara Manual

Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak

mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, kita

masih perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa menjadi

sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia dalam

suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang paling

efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang

sesuai dengan persoalan yang akan diteliti.

b. Pencarian Secara Online

Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang

menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 55

Page 56: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis

maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan

pengguna lainnya dalam mencari data.

Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya

ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan

komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat mengakses

secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c) Kesesuaian:

peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai dengan mudah dan

cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat dalam memperoleh  informasi

yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya.

Kriteria dalam Mengevaluasi Data Sekunder

Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut:

a. Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu? Apakah data dapat

kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah

kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk penelitian kita.

b. Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian berhubungan

dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.

c. Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat

mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya?

Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk

mengumpulkan data tersebut.

d. Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut? Jika biaya jauh

lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dapat dilakjukan dengan interview (wawancara), kuisoner

(angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

1. Interview (Wawancara)

a. Pengertian

Esterberg (2002) mendifinisikan interview berikut a meeting of two person to

exchange information ang idea through question andb responses, resulting in

communication and joint construction of meaning about a particular topic’, Wawancara

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 56

Page 57: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

topik tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahuii hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit / kecil.

b. Langkah – Langkah Wawancara

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah

dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatis,

yaitu

1) menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2) menyiapkan pokok – pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3) mengawali atau membuka alur wawancara.

4) melangsungkan alur wawancara.

5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasikan tidak lanjutr hasil wawancara yang telah diperoleh.

c. Jenis – Jenis Pertanyaan dalam Wawancara

Patton dalam Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang

saling berkaitan yaitu :

1) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang telah

dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam hidupnya, baik dalam

kehidupan pada waktu masih kanak – kanak, selama disekolah, dimasyarakat,

ditempat kertja dan lain – lain.

2) Pertaanyaan yang berkaitan dengan pendapat

Peneliti pertanyaan yang dilontarkan kepada informan berkenaan dengan

pendapatnya tentang data tersebut.

Contoh : Bagaimana pendapat anada terhadap kebijakan kenaikan harga bahan

bakar minyak (BBM).

3) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 57

Page 58: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan se4seorang

menggunakan pertanyaan yang tidak langsung. Awal percakapan biasa namun

lama kelamaan digunakan untuk mengungkapkan perasaan.

Contoh : Bagaimana rasanya menjadi relawan di Aceh ?

4) Pertanyaan tentang pengetahuan

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu

kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui .

Contohnya : Berapa bangunan rumah penduduk dan bangunan pemerintah yang

rusak.

5) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera

Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena

bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa.

d. Alat – Alat Wawancara

1) Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.

Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, nmotebook yang dapat digunakan

untuk membantu mencatat data hasil wawancara.

2) Tape recorder : berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.

Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu tahu kenapa informan apakah

dibolehkan atau tidak.

3) Camera : untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan

informan / sumber data. Dengan adany67a foto ini, maka dapat meningkatkan

keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul – betul melakukan

pengumpulan data.

Kelebihan Wawancara

- Kontak langsung antara interview dan interviewer lebih akrab.

- Informasi lebih mendalam.

- Tidak terlalu formal.

- Tuna netra dan buta huruf juga bias menjadi korespondennya.

Kelemahan Wawancara

- Jumlah Responden terbatas.

- Responden grogi menjawab.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 58

Page 59: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

- Masalah bahasa.

- Penyesuaian diri dengan responden

2. Kuesioner (Angket)

Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuisoner digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang

luas. Kuisoner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atrau internet.

Uma Sekaran (1992) mengemukaakan beberapa prinsip dalam penulisan angket

sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

1) Prinsip Penulisan Angket

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor, yaitu :

a. Isi dan tujuan pertanyaan

Yang dimaksud adalah apakah isi pertanyaan yersebut merupakan bentuk

pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus

disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur

variabel yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisoner harus sesuai dengan

kemampuan berbahasa responden atau harus memperhatikan jenjang pendidikan

responden, keadeaan sosial budaya, dan frame of refenrence dari responden.

c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat

menggunkan kalimat positif atau negatif.

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk

menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal.

Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat dan juga

memudahkan peneliti dalam melakuakn analisis data terhadap seluruh angket yang

telah terkumpul.

d. Pertanyaan tidak mendua.

Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua sehingga menyulitkan

responden untuk memberikan jawaban.

e. Tidak menanyakan yang lupa.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 59

Page 60: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Sebaiknya tidak menanyakan hal – hal yang sekiranya responden sudah lupa,

atau pertanyaan yang memerlukan jawaban yang berfikir berat.

f. Pertanyaan tidak menggiring.

Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang

baik saja atau ke yang jelek saja.

g. Panjang pertanyaan

Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30

pertanyaan.

2) Prinsip Pengukuran

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian,

yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

3) Penampilan Fisik

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpuil data akan mempeengaruhi respon

atau keseriusan responden daalam mengisi angket.

Kelebihan Angket :

- Sederhana

- Jangkauan luas

- Tidak begitu ketat waktu

- Jumlah responden bisa banyak

- Tidak grogi dalam menjawab

Kelemahan Angket :

- Asal jawab

- Buta huruf tidak bisa menjawab

- Terlalu formalistic

- Ikut-ikutan dalam menjawab

- Tunanetra tidak bisa menjawab

3. Obsevasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kueisoner yakni observasi tidak

ternatas pada orang tetapi juga objek – objek alam yang lain.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 60

Page 61: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi

digunakan bila penelitian berkenaaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Jenis-Jenis observasi

a. Dari segi proses pelaksanaan pengunpulan data, observasi dibedakan menjadi :

1. Observasi berperan serta.

Observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2. Observasi tidak berperan serta

Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas

orang – orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non partisipan peneliti

tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

b. Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi :

1. Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis , tentang apa yang akan diamati kapan dan dimana tempatnya. Jadi

observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang

variabel apa yang akan diamati.

2. Observasi Tidak Terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi . Hal ini dilakukan karena peneliti

tidak tahu secara pasti tentang apa yang diamati.

Manfaat Observasi

Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai berikut :

1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konbteks data dalam

keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau

menyeluruh.

2. Dengan observasi makan akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan

peneliti menggunakan pendekatan induktif .

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 61

Page 62: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

3. Peneliti dapat melihat hal – hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya

orang yang berada dalam lingkungan itu.

4. Peneliti dapat menemukan hal – hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh

responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat

merugikan nama lembaga.

5. Peneliti dapat menemukan hal – hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti

memperoleh gambaran yang lebih komprehensif

6. Peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan –

kesan pribadi, dan merasakan suasana sosial yang diteliti.

Kelebihan Observasi

- Data diperoleh secara langsung, sehingga lebih bersifat obyektif dalam melukiskan

aspek-aspek kepribadian seseorang menurut keadaan yang sebenarnya.

- Data hasil observasi mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu

sehingga dalam pengolahannya tidak berat sebelah (hanya satu aspek saja).

Kelemahan atau Kesulitan Observasi

- Guru dituntut kemampuan, ketrampilan dan pengalaman yang mendalam sehingga

mampu membedakan antara yang tersurat dengan yang tersirat. Ini sulit dilakukan oleh

seorang guru/dosen yang belum berpengalaman.

- Kepribadian dari obserber atau evaluator sering mewarnai atau mempengaruhi hasil

evaluasi.

- Data yang diperoleh dari observasi baru merupakan kulit luarnya saja, karena itu

biasanya kegiatan observasi harus diiringi dengan wawancara.

- Obserber tahu kalau ia diamati

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang.

- Berbentuk tulisan : catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,

kebijakan.

- Berbentuk gambar : foto, gambar hidup, sketsa, dll.

- Berbentuk karya : karya seni, patung, film, dll.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 62

Page 63: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Kelebihan Dokumentasi

- Mudah diperoleh.

- Tidak memerlukan biaya tinggi.

- Bisa dilakukan kapan saja

Kelemahan Dokumentasi

- Kadang-kadang datanya tidak akurat lagi.

- Data dibuat-buat dan sulit menemui pihak-pihak yang menyimpan dokumen tersebut.

- Informasinya kurang lengkap.

C. TEKNIK DAN METODE ANALISIS DATA

Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari

individu-individu dari suatu populasi.  Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. 

Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi.  Dengan

demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk

mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.

Statistika, sebagai cabang ilmu yang memberikan berbagai macam teknik dan metode

analisis, telah menyediakan berbagai metode yang memiliki kegunaan yang berbeda-beda. 

Pengetahuan tentang kegunaan dari berbagai teknik ini perlu dimiliki untuk menghindari

penggunaan yang tidak tepat.  Dua macam analisis mungkin kegunaan yang sama tapi

membutuhkan tipe data yang berbeda.

Secara umum, seperti halnya kegiatan-kegiatan yang lain, harus ada persiapan untuk

berlanjut ke tahap berikutnya.  Setiap metode analisis harus diawali dengan tahapan

persediaan data. Tahapan persiapan data ini dilakuakn dengan tujuan:

1. Mengetahui karakteristik umum dari data yang dimiliki, misalnya peubah apa saja yang

dimiliki, tipe-tipe data dari setiap peubah dan sebagainya.  Pengetahuan ini dibutuhkan

untuk menentukan metode apa yang nanti bisa digunakan.

2. Menyaring data yang akan digunakan dalam analisis.  Sebelum dilakukan analisis lebih

jauh, kita harus bisa menyaring data yang ada.  Mungkin saja tidak semua data yang

digunakan, tapi hanya sebagian.  Misalkan hanya untuk yang berjenis kelamin laki-laki,

atau hanya data dari kelompok yang berpendidikan SMA, dan sebagainya.  Atau mungkin

suatu saat kita hanya akan menganalisis sebagian pertanyaan saja dalam kuesioner, misal

pertanyaan berhubungan dengan keadaan demografi responden.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 63

Page 64: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada data.  Bukan hal yang jarang terjadi jika

terdapat kesalahan pada data yang kita miliki.  Misalnya pada peubah jenis kelamin yang

harusnya hanya laki-laki atau perempuan, tertulis pria.  Kesalahan ini dalam analisis akan

berujung pada ditemukannya tiga kelompok jenis kelamin.  Sehingga pada tahapan

persiapan data, harus dipastikan kesalah-kesalah ini tidak terjadi.

Semakin besar atau semakin banyak data yang dimiliki, maka waktu yang diperlukan

pada tahapan persiapan data ini akan semakin lama.  Antisipasi yang bisa dilakukan untuk

mempersingkat atau mempermudah tahapan ini antara lain:

1. Menyiapkan program pemasukan data yang baik.  Pada saat penelitian dilakukan,

seyogyanya kita membuat suatu sistem pemasukan data (entry data) yang memiliki

kemampuan untuk memeriksa kemungkinan-kemungkinan kesalahan.

2. Melakukan pengkodean terhadap data-data dari pertanyaan-pertanyaan yang terbuka. 

Sebelum dilakukan pemasukan data, sedapat mungkin dilakukan pengkodean terhadap

jawaban-jawaban pertanyaan terbuka.  Hal ini di samping menghindari pengkodean

berbeda-beda dari setiap para petugas yang memasukkan data, juga mempermudah pada

tahap analisis.

3. Melakukan briefing kepada petugas pengentry data.

D. TEKNIK PENYAJIAN DATA

Sebelum kita masuk ke berbagai macam metode dan teknik analisis, ada baiknya kita

mempelajari teknik-teknik penyajian data.  Teknik-teknik ini diperlukan untuk memberikan

gambaran umum informasi yang terkandung data.  Di samping itu, teknik penyajian ini

dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian.

Penyajian data yang umum digunakan adalah:

o Tabel

o Grafik

Penyajian dalam bentuk tabel memiliki beberapa jenis:

1. Tabel Ringkasan Data

Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok.  Misalkan jika kita

memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 64

Page 65: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya.  Dari tabel ini

ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan.  Bentuk

tabelnya mungkin sebagai berikut:

Pendidikan Kepala

Keluarga

Pendapatan Keluarga

(juta per bulan)

Tidak Sekolah 0.5

SD 0.8

SMP 0.9

SMA 1.1

Diploma 1.3

S1/S2/S3 1.8

Dalam penyajian menggunakan tabel ringkasan ini, mungkin informasi akan lebih lengkap

jika tidak hanya menampilkan rata-rata (ukuran pemusatan data) saja.

2. Tabel Frekuensi

Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada berbagai

kelompok.

3. Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang

Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih

peubah.

Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi

menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika dibandingkan

dengan grafik.  Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih menarik untuk dilihat juga

mempermudah seseorang dalam membandingkan.

1.   Diagram Batang

Diagram ini berupa batang-batang yang menggambarkan nilai dari masing-masing

kategori.  Diagram ini bisa diterapkan pada tabel ringkasan maupun tabel frekuensi dan

tabel kontigensi. 

2.   Diagram Lingkaran (Pie Chart)

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 65

Page 66: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Diagram ini berupa lingkaran yang terbagi-bagi dalam beberapa bagian.  Masing-

masing bagian merupakan representasi dari berbagai kelompok, dan luas dari bagian itu

berdasarkan frekuensi masing-masing kelompok

3.   Scatter Plot

Plot ini merupakan grafik yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua

buah peubah numerik.  Misalkan kita ingin tahu hubungan antara usia ibu ketika menikah

dengan jarak antara menikah dan kelahiran anak pertama.  Dari plot ini kita bisa melihat

apakah pasangan yang menikah pada usia lebih tua memiliki anak setelah menikah lebih

lama dibandingkan pasangan yang usia ibu ketika menikah masih lebih muda. 

4. Time Series Plot

Plot ini digunakan untuk melihat perkembangan nilai suatu peubah dari waktu ke

waktu.  Misalkan kita ingin membuat gambaran perkembangan peserta KB Mandiri dari

tahun 1980 sampai 2000.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Dari berbagai macam teknik analisis data bisa dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok sesuai dengan kegunaannya.  Pengelompokan ini adalah sebagai berikut :

1.   Teknik Analisis untuk Menguji Hipotesis tentang Nilai Tengah Populasi.  Yang termasuk

di dalamnya adalah Uji t-student, Uji Tanda (Sign Test) dan Uji Peringkat Bertanda

Wilcoxon (Wilcoxon Rank Test), Uji Proporsi

2.   Teknik Analisis untuk Membandingkan Nilai Tengah Dua atau Lebih Populasi.  Yang

termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, ANOVA (Analysis of Variance), Uji Mann-

Whitney-Wilcoxon dan Uji Kruskal-Wallis, Uji Beda Proporsi

3.   Teknik Analisis untuk Melihat Hubungan Dua atau Lebih Peubah.  Yang termasuk di

dalamnya adalah Korelasi Pearson, Korelasi Peringkat Spearman, Regresi Linear, Regresi

Logistik, Tabel Kontingensi (Uji Khi-Kuadrat), ANOVA.

4.   Teknik Analisis untuk Melakukan Pendugaan.  Yang termasuk didalamnya adalah segala

bentuk analisis regresi.

F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Pada bagian ini akan dibicarakan 3 (tiga) hal pokok, yaitu cara mengolah data,

menganlisa dan menentukan teknik analisa statistiknya.

1. Pengolahan Data

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 66

Page 67: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap sebagai

berikut:

a) Editing Data: Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi,

keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses

klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah

terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti

melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau

konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga dapat menimbulkan

bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah

terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil

analisa. Konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran

yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara

lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan

dalam penelitian tersebut.

b) Pengembangan Variabel: Yang dimaksud dengan pengembangan variable ialah

spesifikasi semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data

yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variable yang diperlukan 

sudah termasuk dalam data. Jika belum ini berarti data yang terkumpul belum lengkap

atau belum mencakup semua variable yang sedang diteliti.

c) Pengkodean Data: Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan

data  kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk

dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa

berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan

lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak

yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data

tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software SPSS?

Contoh pemberian kode data ialah, misalnya pertanyaan di bawah ini yang

menggunakan jawaban “ya” dan “tidak” dapat diberi kode 1 untuk “ya” dan 2 untuk

”tidak”

Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini?

Jawaban: a. ya              b. tidak

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 67

Page 68: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka

jawaban “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, ”setuju” dan “setuju sekali”

dapat diberi kode 1,2,3,4 dan 5 untuk masing-masing jawaban.

Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara  mengenai tariff telepon saat ini?

Jawaban: a. sangat tidak setuju  b. tidak setuju c. netral d. setuju  e. setuju sekali

Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan sebesar

Rp. 3,500.000;00 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per bulan; pengkodean

tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric.

d) Cek Kesalahan: Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan

kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah

diselesikan tanpa kesalahan yang serius.

e) Membuat Struktur Data: Peneliti membat struktur data yang mencakup semua data

yang dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer.

Penyimpanan data kedalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data disimpan

dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya? 2)apakah ada

data yang hilang / rusak dan belum dihitung? 3)  bagaimana caranya mengatasi data

yang hilang atau rusak? 4) sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap?

f) Cek Preanalisa Komputer: struktur data yang sudah final kemudian dipersiapkan

untuk analisa komputer dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan preanalisa

komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data.

g) Tabulasi: Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan

cara tertentu. Tabulasi juga  dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif

variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang. Di

bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi silang:

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 68

Page 69: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

PENELITIAN TIDAKAN KELAS

A. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus

pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi

dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas.

Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau metedologi

tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan tertentu,

yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang

sma dari seorang guru.

B. MAKNA ” KELAS” DALAM PTK

Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain

sebagai berikut :

1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti

proses pembelajran dikelas/ lapangan/ laboraturium/ bengkel, ketika sedang asyik

mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari , ataun sedang megikuti kerja bakti di luar

sekolah.

2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang

membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke

rumah siswa.

3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang

ditugaskan kepada siswa.

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan

tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa atau keduanya.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 69

Page 70: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

5. Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan

unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru , dan siswa

itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa

di rumahnya.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa

dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan

sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang

digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika

guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan

papan tulis, penetaan peralatan milik siswa dan sebagainya.

C. MASALAH YANG DIKAJI MELALUI PTK

Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang

belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut :

1. Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan

pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain.

2. Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan,

dan evaluasi program pembelajaran.

3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik

memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri.

4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur

pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya

penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan

strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).

5. Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan pola

berfikir ilmiah dalam diri siswa.

6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media, perpustakaan dan

sumber belajar di dalam/luar kelas.

7. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah evaluasi

awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument asesmen berbasis kompetensi,

atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 70

Page 71: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi pokok;

interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan belajar.

D. TUJUAN PTK

Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjaidi di dalam kelas

dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan

tindakan yang dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di

sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan

pendidikan di dalam dan di luar kelas.

3. Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap

proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan apembelajran secara

berkelanjutan (sustainable)

E. LUARAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau

perbaikan mutu proses dan hasil pemebelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar

dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang

digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.

6. peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

F. CIRI KHUSUS PENELITAN TINDAKAN

Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu

dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 71

Page 72: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakakan dalam rangkaian

siklus kegiatan.

Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut :

1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan

masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari ahsil penelitian

terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan actual yang terjadi dalm

pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada masalah praktis bukan

problem teoritis atau bersifat bebas konteks.

3. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal

yang terjadi d idalam kelas.

4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lainnya)

dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan

keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan(action).Kerja sama (kolaborasi)

anatar guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali mengkaji permasalahan

nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan,

melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekan data, evaluasi dan

reflaksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyususn laporan akhir.

5. PTK dilakukan hanya apabila ada :

i. Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan.

ii. Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru.

iii. Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan.

iv. Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah masalah.

G. MENYUSUN USULAN PTK

Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya

disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu

mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah

pertamam dari kerja penelitian.

Pada umumnya usulan PTK terdiri atas:

1. Judul PTK

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 72

Page 73: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

2. Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan

masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian

(terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses,

masukan atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan ).

3. Bab kajian atau Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang

menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.

4. Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rencana dan prosedur

penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur

pelaksanaan tindkan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur reflekdi hasil

penelitian).

5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana

pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan

penelitian dan kelayakan pembiayaan).

6. Isi usulan penelitian

Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian tindakan

kelas adalah sebagai berikut:

a. Judul Penelitian

Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya

ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk

tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya di bawah judul

dituliskan pula subjudul. Subjud ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci

tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lain-

lain. Berikut ini beberapa contoh judul PTK:

1. Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika melalui

penerapan model pembelajaran generatif.

2. Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika.

3. Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata pelajaran Fisika

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep.

4. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Fisika melalui

penerapan Cooperative Learning.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 73

Page 74: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

b. Pendahuluan

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk

itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang

penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:

1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di

sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari pengamatan dan kajian

(diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah,

maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.

2. Masalah yang akan diteliti merupkan sebuah masalah penting dan mendesak untuk

dipecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat, dari sgi ketersediaan waktu, biaya, dan

daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.

3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab

dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi)

bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

c. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara

pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.

1. Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan

penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi,

dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya

menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan

dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator

keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya.

2. Pemecahan Masalah: Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk

memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab

masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara

pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab permasalahan dalam

bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

3. Tujuan Penelitian: Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin

dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakakn. Tujuan umum

dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian

keberhasilannya.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 74

Page 75: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

4. Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas

pendidikan dan /atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi siswa, guru,

maupun komponen pendidikan disekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan

dihasilkan dari penelitian ini. Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-

hal diatas, disarankan untuk terlebih dahulu menetapkan pokok-pokok pikirannya.

d. Kajian pustaka

Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan

yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan, dan

bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan

penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyususn kerangka berpikir atau konsep

yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis

tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan.

e. Rencana dan Prosedur Penelitian.

Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas.

Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan

penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus

sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun

harus diingat jugas jadwalkegiatan belajar di sekolah.

H. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

1. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga ,yaitu:

a.PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan

siswa dalam berbagai tindakan.

b. Kegiatan refleksi (perenungan,pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan

pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap dan valid guna

melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.

c.Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan

segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 75

Page 76: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Apabila masalah belum terselesaikan

Prinsip PTK:

”tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang,

tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru

dan seterusnya”.

2. Siklus Kegiatan PTK

PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat

tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang digambarkan sebagai

berikut

1. Siklus Kegiatan PTK

Permasalahan

Siklus I

Siklus II

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 76

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaann tindakan I

Refleksi IPengamatan /pengumpulan data

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi IIPengamatan /pengumpulan data II

Page 77: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

3. Rincian kegiatan PTK

a. Perencanaan

Pada tahapan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti

masalah apa yang akan diteliti.

b) Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut dilakukan,

yang akan melatarbelakangi PTK.

c) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat

pernyataan.

d) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa

hipotesis tindakan.

e) Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan

indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang

dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

f) Membuat secara rinci rancangan tindakan.

b. Tindakan

Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan tindakan

tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario tindakan yang akan

dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu

menjelaskan tentang :

a) Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan,

b) Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

c) Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.

d) Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara

menggunakannya

e) Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan

disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

c. Pengamatan atau observasi

Pada tahap ini, peneliti ( atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b. rubrik,c. lembar observasi, dan catatan yang dipakai untuk memeperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperrti aktifitas sisiswa di dalam kelas selama peemberian tindakan berlangsung.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 77

Page 78: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Data yang telah dihibungkan hendaknya di cek untuk mengetahui keabsahannya.

Data yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah penggunaan

maupun dalam penarikan kesimpulan.

Untuk hal berbagai teknik.analisis statistika dapat digunakan.

No Indikator keberhasilan

PTK

Rincian atau sub indikator keberhasilan :

Siswa mampu….

1 Semakin efektifnya waktu

belajar oleh mahasiswa

menggunakan waktu konsultasi dengan dosen secara

teratur.

Menyelesaikan tugas tepat waktu

Menggunakan waktu secar efektif dan efisien untuk

mengerjakan tugas

Menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu

2 Semakin efektifnya kegiatan

belajar mahasiswa dengan

pihak lain

belajar/diskusi dengan teman tentang tugas yang

diberikan.

Belajar/diskusi dengan orang lain yang memilki

kecakapaan sesuai dengan tugas yang telah

diberikan

Belajar melalui media pembelajaran lain

(internet,perpustakan dan lain-lain) dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan.

3 Semakin efektifnya kegiatan

PBM yang dilakukan oleh

mahasiswa.

belajar dalam kelompok

mengembangkan data dan bahan secara mandiri

mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan

yang lain

mengkonstruksi, konstibusi, dan melakuakn

sintesis informasi.

Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri

sendiri

Bekerja secara mandiri

4 Meningkatnya kemampuan

melakukan penilaian

terhadap diri sendiri

Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu

penyelesaian tugas yang telah ditetapkan

Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas

tugas yang telah dikerjakan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 78

Page 79: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

d. Refleksi

Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan atas

tindakan yang dilakukan

Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Proses penysusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin

mencatat apa saja yang telah dilakukan. Pada umumnya keranbgka penulisan KTI yang

berupa hasil penelitian adalah sebagai berikut

Ciri khusus Kerangka penulisan

KTI merupakan hasil laporan hasil penelitian

Kegiatan penelitian yang umum dilakukan oleh

guru adalah bidang pembelajaran di kelas atau

disekolahnya

Jenis kegiatan yang dilakukan umumnya adalah :

1. penelitian tindakan kelas

2. penelitian dibidang eksperimen dalam

pembelajaran

KTI laporan hasil penelitian umumnya terdiri

dari tiga bagian utama, yaitu :

Bagian pendahuluan, terdiri dari :

Halaman, judul, lembarr persetujuan, kata

pengan tar, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar dab daftar lampiaran serta abstrak

atau ringkasan.

Bagian isi :

1. Bab I pendahuluan atau permasalahn,

yang berisi latarbelakang masalah,

rumusan masalah, tujuan kegunaan, dan

lain-lain.

2. Bab 2 kajian Teori atau

pekmbahasan pustakaan

3. Bab 3 Metode penelitian

4. Bab 4 hasil penelitian dan diskusi hasil

penenlitian

5. Bab 5 kesimpilan dan saran.

Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :

Abstrak

Pendahuluan

Kajian pustaka

Pelaksanaan penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan

Kesimpilan dan saran

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 79

Page 80: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

MENILAI LAPORAN PTK

Sebelum dikirim untuk di evaluasi KTI hendaknya :

Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada KTI

telah tersaji dengan bail dan benar.

Telah didiskusikan terlebih dahulu

Menggunakan pedoman KTI yang berlaku

Secara umum KTI yang baik adalah yang APIK

J. Kelebihan dan Kekurangan PTK

PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1) tumbuhnya rasa memiliki

melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat

interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK; (3) dalam kerja sama ada saling

merangsang untuk berubah; dan (4) meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis

dan dialogis dalam PTK (silakan lihat Passow, Miles, dan Draper, 1985).

PTK Anda juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan

dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyakberurusan dengan hal-

hal praktis, (2) rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk

terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin ; (3) konsepsi

proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan

tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi

tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.

K. Persyaratan Keberhasilan PTK

Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (Hodgkinson, 1988): (1)

kesediaan untuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadai untuk menemukan

sesuatu yang baru; (3) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia

untuk melakukan percobaan; (5) kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat;

dan (6)pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian.

L. Penelitian Tindakan Kolaboratif

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 80

Page 81: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang

dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999).

Beberapa butir penting tentang PTK kolaboratif Kemmis dan McTaggart (1988: 5; Hill &

Kerber, 1967, disitir oleh Cohen & Manion, 1985, dalam Burns, 1999: 31): (1) penelitian

tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh

sekelompok peneliti melalui kerja sama dan kerja bersama, (2) penelitian kelompok tersebut

dapat dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara

kritis melalui refleksi demokratik dan dialogis; (3) optimalisasi fungsi PTK kolaboratif

dengan mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan semua orang yang terlibat dalam

situasi terkait; (4) pengaruh langsung hasil PTK pada Anda sebagai guru dan murid-murid

Anda serta sekaligus pada situasi dan kondisi yang ada.

Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan

dengan: mahasiswa; sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari

lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru

dan pendidik guru, antara guru dan peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin

ilmu yang berbeda (misalnya antara guru bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di

negara lain (Wallace, 1998).

M. Prinsip-prinsip penelitian tindakan kolaboratif

Tiga tahap PTK kolaboratif adalah: prakarsa, pelaksanaan, dan diseminasi (Burns,

1999: 207-208). Butir-butir tentang prakarsa yang perlu dipertimbangkan dalam PTK Anda

(Burns, 1999: 207):

1. Sejauh dapat dilakukan, agenda PTK tindakan hendaknya ditarik dari kebutuhan

kebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh semua pihak Anda

sendiri, sejawat, kepala sekolah, murid-murid, dan/atau orangtua murid) yang terlibat

dalam konteks pembelajaran/kependidikan di kelas/sekolah Anda;

2. PTK Anda hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan

keterlibatan Anda sebagai guru dan sejawat;

3. PTK Anda hendaknya terpusat pada masalah-masalah pembelajaran kelas Anda, yang

ditemukan dalam kenyataan sehari-hari. Namun demikian, hasil PTK Anda dapat juga

memberikan masukan untuk pengembangan teori pembelajaran bidang studi Anda;

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 81

Page 82: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

4. Metodologi PTK Anda hendaknya ditentukan dengan mempertimbangkan persoalan

pembelajaran kelas Anda yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan murid-murid

sebagai sasaran penelitian.

5. PTK Anda hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif.

Tujuan, metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Anda negosiasikan

dengan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama penelitian Anda, sejawat,

murid-murid, dan kepala sekolah (yang mungkin diperlukan dukungan kebijakannya).

6. PTK Anda hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh

wawasan dan pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti

ilmu jiwa, antropologi, dan sosiologi serta budaya. Jadi Anda dapat mencari masukan

dari teman-teman guru atau dosen LPTK yang relevan.

Dalam PTK, butir-butir pelaksanaan di bawah harus dipertimbangkan (Burns, 1999:

207-208):

1. Anda sebagai pelaku PTK hendaknya berupaya memperoleh keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Upayakan mendapatkan dari

pemimpin dukungan dan bantuan secara terus menerus dalam tahap-tahap

pelaksanaan, diseminasi, dan tindak-lanjut penelitiannya.

2. PTK Anda selayaknya dilakukan dalam kelas sendiri.

3. PTK Anda akan berjalan dengan baik jika terkait dengan program peningkatan guru

dan pengembangan materi di sekolah atau wilayah sendiri.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 82

Page 83: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

PENELITIAN PENGEMBANGAN

A. PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN

Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk

memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan

pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian

untuk memecahkan masalah.

Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut

format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis

berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan

penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban

terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan

temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan

B. FORMAT PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN

1.   LATAR BELAKANG MASALAH

Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam

masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi

kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak

yang ditimbulkanoleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi

kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor

penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta

rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.

2.   RUMUSAN MASALAH

Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada

bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan.

Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat, jelas,

dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti

dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan alternatif

pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu yang dipilih sebagai cara

pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 83

Page 84: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

3.   TUJUAN PENGEMBANGAN

Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan dengan

menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke

pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.

4.    SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHARAPKAN

Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik

produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua

identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lain-

nya.

Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks,

alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-

masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang

berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi yang

berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya

dapat ditemukan komponen yang sama.

5.   PENTINGNYA PENGEMBANGAN

Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan

mengungkapkan upaya pencapaian kondisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan

mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal.

Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada

perlu dan mendesak untuk dipecahkan.

Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan masalah

dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengkaitan ini dimaksudkan untuk

menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-benar dapat

memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain yang konteksnya lebih luas.

6.   ASUMSI DAN KETERBATASAN PENGEMBANGAN

Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan

karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur

pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahih, pandangan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 84

Page 85: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan

menggunakan produk yang akan dikembangkan.

Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih

luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini

disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi

pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.

7.   DEFINISI ISTILAH

Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam

pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan

dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu

diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai

produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin

operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh

pembaca atau pemakai.

8.   SISTEMATIKA PENULISAN

Paparan pada bagian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian

keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi, baik untuk Bagian I, yang memuat kajian analitis,

atau-pun Bagian II, yang memuat produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan.

9.   LANDASAN TEORI

Bab ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai

konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah

yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun

berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan

upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini diharapkan

menjadi landasan teoretik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara

pengembangan produk tersebut dipilih

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 85

Page 86: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam

pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan

pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan.

Di samping itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang

kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh

oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian,

upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.

10.  METODE PENGEMBANGAN

Metode Pengembangan hendaknya memuat butir-butir :

(1) model pengembangan,

(2) prosedur pengembangan, dan

(3) uji coba produk.

Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan :

(a) desain uji coba,

(b) subjek uji coba,

(c) jenis data,

(d) instrumen pengumpulan data, dan

(e) teknik analisis data.

a.  Model Pengembangan

Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model

teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan

langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah

model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan

dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan

pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan

hubungan perubahan antar peristiwa.

Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan

sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari

model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, komponen-

komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 86

Page 87: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap

mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu

diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam

pengembangan produk.

b. Prosedur Pengembangan

Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembangan

dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan.

Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka prosedur pengembangannya

tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model

pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara

langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai ke

produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.

c. Uji coba produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai

dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang

dihasilkan.

Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subyek uji coba,

jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. 

1)  Desain Uji Coba

Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga

tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan

pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji

perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji

lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba

itu.

Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian

kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah

ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau

lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara

lengkap.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 87

Page 88: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

2)   Subjek Uji Coba

Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara

pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk

, ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang

ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untuk skripsi), S2

(untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan

harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam

kaitannya dengan produk yang dikembangkan.

Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah

menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.  

3)  Jenis Data

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai

dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang

dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data

secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan,

pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau

hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada

pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya

tarik, atau ketiganya.

Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang

efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan

atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan

dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.

Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan

pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain

tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi

dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar

kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai

produk.

4)  Instrumen Pengumpulan Data

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 88

Page 89: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti

yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah

ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai

keshahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri,

maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.

5)  Teknik Analisis Data

Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganali-sis data uji coba

dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan

sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut

belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.

 

11. DAFTAR RUJUKAN

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam

teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk

dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang

disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan.

Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

1.    nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar

akademik,

2. tahun penerbitan

3.    judul, termasuk subjudul

4.    kota tempat penerbitan, dan

5.    nama penerbit.

Metode Pengembangan

Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu :

(1) Model pengembangan,

(2) Prosedur pengembangan, dan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 89

Page 90: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

(3) Uji coba produk.

Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

1. Model pengembangan

Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan

dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan

model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan

langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah

model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen produk, menganalisis

komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan

dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir yang

didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.

Dalam model pengembangan, peneliti memperhatikan 3 hal:

a. Menggambarkan Struktur Model yang digunakan secara singkat, sebagai dasar

pengembangan produk.

b. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka perlu

dijelaskan alasan memilih model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan

serta kelemahan model dibanding model aslinya.

c. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai

komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan

2. Prosedur penelitian pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh

peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model

pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam

prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam

pengembangan.

3. Jenis Data

Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan keefektifan, efisiensi,

dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan dikumpulkan harus disesuaikan

dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan dan tujuan

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 90

Page 91: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya data tentang

pemecahan masalah yang terkait dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang daya tarik

produk yang dihasilkan.

Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain penelitian dan subyek uji coba

tertentu. Data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap subyek ahli isi, kelompok

kecil, atau ketiganya. Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain ketepatan substansi,

ketepatan metode, ketapatan desain produk, dsb.

4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Dalam pengumpulan data dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data atau

pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan

responden penelitian.

a. Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner.

b. Analisis konseptual

c. Revisi I

d. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai

pengguna produk.

e. Revisi II

f. Uji Coba Lapangan (field testing)

g. Telaah Uji Lapangan

h. Revisi III

i. Produk Akhir dan Diseminasi

5 . Subyek Uji Coba.

Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih

sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam

memilih sampel.

a. Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup dan

tahapan penelitian pengembangan.

b. Sampel hendaknya representatif, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan,

terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk, dan sasaran pemakai

produk.

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 91

Page 92: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

c. Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal (preliminary field test)

menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan

produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem.

Sebagai contoh Prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall (1983)

mengembangkan pembelajaran mini (mini course) melalui 10 langkah:

1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan informasi (kajian

pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam

pembelajaran, dan merangkum permasalahan

2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan,

penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert

judgement

3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran,

penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi.

4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan

6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi,

wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.

5. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil

uji lapangan awal

6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80

subyek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sebelum dan sesudah

proses pembelajaran.

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran

hasil uji lapangan utama.

8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-

200 subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner.

9. Melakukan refisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan

10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan

produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk

sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.

Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall, dapat dilakukan dengan

lebih sederhana melibatkan 5 langkah utama:

1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan

2. Mengembangkan produk awal

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 92

Page 93: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

3. Validasi ahli dan revisi

4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk

5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

6. Uji Coba Model atau Produk

Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian

pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba

model atau produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan

atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat

mencapai sasaran dan tujuan.

Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu :

- kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan

- kriteria penampilan (presentation criteria).

Ujicoba dilakukan 3 kali:

(1) Uji-ahli

(2) Uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk;

(3) Uji-lapangan (field Testing)

Dengan uji coba kualitas model atau produk yang dikembangkan betul-betul teruji

secara empiris

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 93

Page 94: REVIEW PARAMITA DEWI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2001. Metoda Statistika.Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2008. Metoda Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif).

Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA Page 94