makalah lalin monica a dewi.docx

13
TUGAS KULIAH PERENCANAAN JALAN DAN LALU LINTAS TAMBANG ASPEK KESELAMATAN JALAN ANGKUT MONICA ALVIRIANA DEWI H1C110067

Upload: chaa-michanarchy

Post on 22-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

TUGAS KULIAHPERENCANAAN JALAN DAN LALU LINTAS TAMBANG

ASPEK KESELAMATAN JALAN ANGKUT

MONICA ALVIRIANA DEWIH1C110067

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU2014PENDAHULUAN

Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yangvital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya.Jalan tambangberfungsi sebagai penghubunglokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area pengolahan bahangalian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan.Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaanyang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface)yang jarang sekali dilapisi oleh aspalatau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatanmekanis, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), trackloaderdan sebagainya.

PEMBAHASAN

Aspek-aspek teknis yang telah diuraikan sebelumnya, di samping diarahkan untuk meraih umur layanan jalan sesuai yang direncanakan, juga harus memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengemudi. Beberapa aspek keselamatan sepanjang jalan angkut yang akan diuraikan meliputi :1. jarak pandang yang aman,2. rambu-rambu pada jalan angkut,3. lampu penerangan, dan 4. jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan.

1. Jarak Pandang yang Aman

Jarak pandang yang aman (safe sight distance) diperlukan oleh pengemudi (operator) untuk melihat ke depan secara bebas pada suatu tikungan. Jika pengemudi melihat suatu penghalang yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan antisipasi untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. Jarak pandang minimum sama dengan sama dengan jarak berhenti. Jarak pandang terdiri dari Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jarak Pandang Mendahului (Jd).Jarak Pandang Henti adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan. Ketinggian mata pengemudi berkisar antara 4,00 4,90 m, sedangkan tinggi penghalang yang dapat menimbulkan kecelakaan berkisar antara 0,15 0,20 m diukur dari permukaan jalan. Jarak Pandang Henti berkaitan erat dengan kecepatan laju kendaraan, gesekan ban dengan jalan, waktu tanggap dan gravitasi dan dapat diformulasikan sebagai berikut : Jarak pandang henti untuk jalan datar

Jarak pandang henti untuk jalan dengan kemiringan tertentu

dimana :VR = kecepatan rencana, km/jamT = waktu tanggap, ditetapkan 2,50 detikFp= koefisien gesek memanjang antara ban dengan perkerasan jalan, menurut AASHTO = 0,28 0,45; menurut Bina Marga = 0,35 0,55L= kemiringan jalan, %

Tabel : Jarak Pandang Henti (Jh) MinimumVR, km/jam120100806050403020

Jh min, m2501751207555402716

Jarak pandang lengkung horizontal

Jarak pandang pengemudi pada lengkung horizontal (di tikungan) adalah pandangan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan (daerah bebas samping). Daerah bebas samping adalah ruang untuk menjamin kebebasan pandang di tikungan sehingga Jh terpenuhi. Dengan demikian, daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudah-an pandangan di tikungan dengan membebaskan objek-objek penghalang sejauh E meter diukur dari garis tengah lajur dalam sampai objek penghalang pandangan.

Gambar : Daerah Bebas Samping Tikungan (untuk Jh < Lt)

Gambar : Daerah Samping Tikungan (untuk Jh > Lt)

Daerah bebas samping dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Jika Jh < Lt :

Jika Jh > Lt :

dimana :R = jari-jari tikungan, mR = jari-jari sumbu lajur dalam, mJh = jarak pandang henti, mLt = panjang tikungan, m

Jarak pandang lengkung vertikal

Lengkung vertikal direncanakan untuk mengubah secara bertahap perubahan dari dua macam kemiringan arah memanjang jalan pada setiap lokasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan Jarak Pandang Henti yang cukup demi keamanan dan kenyamanan. Lengkung vertikal terdiri dari dua jenis, yaitu (1) Lengkung Cembung dan (2) Lengkung Cekung.

Lengkung vertikal cembung

Sketsa lengkung vertikal cembung dapat diilihat pada gambar dibawah. Sementara pada Tabel dibawah, diperlihatkan ketentuan tinggi untuk lengkung cembung menurut Bina Marga (1997).

Tabel : Ketentuan Tinggi untuk Jarak Pandanguntuk Jarak PandangTinggi Mata(h1), mTinggi Objek(h2), m

Henti (Jh)1,050,15

Mendahului (Jd)1,051,05

Gambar : Sketsa Lengkung Vertikal Cembung

Dengan menggunakan gambar di atas, dapat ditentukan panjang lengkung parabola pada lengkung vertikal cembung sebagai berikut : Jika Jh < L :

Jika Jh > L :

dimana :L = panjang lengkung parabola, mA = perbedaan kemiringan dua titik pengamatan, mJh = jarak pandang henti, m

Lengkung vertikal cekung

Tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk menentukan panjang lengkung cekung vertikal (L), akan tetapi ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan, yaitu: Jarak sinar lampu besar kendaraan Kenyamanan pengemudi Ketentuan drainase Penampilan secara umum

Gambar : Sketsa Lengkung Vertikal Cekung

Untuk memperhitungkan jarak berhenti dari kendaraan yang sedang bergerak dan secara tiba-tiba dihentikan dapat digunakan grafik pada gambar berikut.

Gambar : Kecepatan vs Jarak Berhenti pada Variasi Kemiringan

2. Rambu-Rambu pada Jalan

Untuk lebih menjamin menjamin keamanan sehubungan dengan di-operasikannya suatu jalan angkut, maka perlu kiranya dipasang rambu-rambu sepanjang jalan angkut tersebut terutama pada tempat-tempat yang berbahaya. Rambu-rambu dipasang untuk keselamatan: Pengemudi dan kendaraan itu sendiri; Binatang yang ada di sekitar jalan angkut; Masyarakat setempat yang biasa menggunakan jalan tambang; Kendaraan lain yang mungkin lewat pada jalan tersebut; Tanda adanya perempatan, pertigaan, persilangan dengan jalan umum, misalnya rel keret api, dsb.

Lampu penerangan jalan

Lampu penerangan perlu dipasang apabila jalan angkut akan digunakan pada malam hari. Pemasangan bisa dilakukan berdasarkan jarak maupun tingkat bahayanya. Lampu-lampu tersebut dipasang antara lain pada: Tikungan (belokan), Perempatan atau pertigaan jalan, Jembatan, Tanjakan maupun turunan yang cukup tajamJalur pengelak untuk menghindari kecelakaan

Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karena kendaraan slip, rem blong atau sebab lain, maka pada jalur angkut perlu dibuat jalur pengelak (runaway precaution). Ditinjau dari daerah datar sepanjang jalur memanjang yang tersedia, terdapat dua cara membuat jalur pengelak. Untuk daerah yang sempit, misalnya jalan dibuat antara tebing dan jurang, maka dibuat lajur khusus untuk mengelakkan kendaraan seperti terlihat pada gambar berikut. Sedangkan gambar berikutnya adalah bentuk jalur pengelak untuk daerah yang luas.

Gambar : Jalur Pengelak untuk Daerah yang Sempit

Gambar : Jaluk Pengelak untuk Daerah yang Luas

KESIMPULAN

Perhitungan untuk merancang jalan tambang tetap memperhatikan aspek keselamatan kerja pengangkutan, yaitu dengan memasang rambu-rambu dan jalur pengelak. Rambu-rambu lalulintas di jalan umum sebagian dapat diterapkan di sepanjang jalan tambang, namun ada pula rambu-rambu yang bersifat khas lokasi tambang, misalnya Dahulukan Alat-alat Berat , Keep Right (Jalan disebelah kanan), Gunakan Retarder, atau rambu lain yang disesuaikan dengan situasi tambang setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Suwandhi, A. 2004. Perencanaan Jalan Tambang. Unisba : Bandung