review neuroanatomi

Upload: ida-andalos-totha

Post on 14-Apr-2018

269 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    1/50

    Review Neuroanatomi

    Otak Manusia mengendalikan semua fungsi tubuh Manusia. Otak merupakan pusat

    dari keseluruhan tubuh Manusia. Jika otak Manusia sehat, maka akan mendorong kesehatan

    tubuh serta menunjang kesehatan mental Manusia. Sebaliknya, apabila otak Manusia

    terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Manusia bisa ikut terganggu.

    Semanusiainya jantung atau paru-paru Manusia berhenti bekerja selama beberapa

    menit, Manusia masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Manusia berhenti bekerja selama

    satu detik saja, maka tubuh Manusia mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang

    paling penting.

    Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas

    tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karena

    itu disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis besarnya saja sekedar

    membuat Manusia paham bagian-bagian dan fungsi otak Manusia sendiri.

    Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

    1. Cerebrum (Otak Besar)

    2. Cerebellum (Otak Kecil)

    3. Brainstem (Batang Otak)

    4. Limbic System (Sistem Limbik)

    Cerebrum (Otak Besar)

    Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama

    Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yangmembedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    2/50

    berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual.

    Kecerdasan intelektual atau IQ Manusia juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

    Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus

    yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.

    Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus

    Occipital dan Lobus Temporal.

    Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.

    Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,

    kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol

    perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.

    Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti

    tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

    Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan

    pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

    Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan

    visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek

    yang ditangkap oleh retina mata.

    Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area

    yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    3/50

    Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua

    belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh

    kabel-kabel sarafdi bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri

    tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam

    kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.

    Mengenai fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman tersendiri.

    Cerebellum (Otak Kecil)

    Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung

    leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:

    mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan

    tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang

    dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan

    mengunci pintu dan sebagainya.

    Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan

    koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak

    mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

    Brainstem (Batang Otak)

    Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian

    dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak

    ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu

    tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight

    or flight(lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

    Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu,

    batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial

    sebagai insting primitif. Contohnya manusia akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika

    orang yang tidak Manusia kenal terlalu dekat dengan manusia.

    Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    4/50

    Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari

    batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi

    dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,

    mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

    Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan

    menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol fungsi

    otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

    Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama

    dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

    Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan

    kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh para

    ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.

    Limbic System (Sistem Limbik)

    Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus

    batang otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang

    berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia

    sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik

    antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks

    limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon,

    memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,

    metabolisme dan juga memori jangka panjang.

    Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya

    adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.Misalnya Manusia lebih memperhatikan anak Manusia sendiri dibanding dengan anak orang

    yang tidak Manusia kenal. Mengapa? Karena Manusia punya hubungan emosional yang kuat

    dengan anak Manusia. Begitu juga, ketika Manusia membenci seseorang, Manusia malah

    sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Manusia punya hubungan

    emosional dengan orang yang Manusia benci.

    Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim

    disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    5/50

    menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam

    perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    6/50

    Lesi UMN dan LMN

    Upper Motoneuron

    Motoneuron adalah neuron yang mengontrol fungsi motorik. Unit motorik terdiri dari

    satu motoneuron dan sekelompok serabut otot yang diinervasi. Motoneuron yang mensuplai

    unit motorik (baik langsung maupun melalui interneuronnya) dikenal sebagai lower

    motoneuron (LMN). Sinapsis antara LMN dan serabut otot disebut neuromuscular junction.

    Sedangkan UMN adalah neuron yang mengontrol menyampaikan impuls motorik LMN,

    dimulai dari corteks motorik serebri hingga radix ventralis medula spinalis (sepenuhnya

    terdiri dari sistem saraf pusat). Secara anatomi dan fisiologi UMN dibagi menjadi susunan

    piramidal dan ekstrapiramidal.

    TRACTUS PIRAMIDALIS

    Tractus piramidalis merupakan serabut serabut saraf yang turun di dalam substansia

    alba dari berbagai pusat saraf supraspinal, dipisahkan dalam berkas-berkas yang

    disebut tractus descenden.

    Neuron supraspinal bersama traktusnya UMN

    1. Tractus corticospinalis

    a. Fungsi: Merupakan jaras yang berkaitan dengan gerakan-gerakan volunter, tertentu,

    dan terlatih, untuk gerakan cepat dan tangkas terutama pada bagian-bagian distal

    ekstremitas

    b. Asal serabut: 1/3 dari korteks motorik primer serebri (area Broadman 4), 1/3 dari

    korteks premotorik (area 6) dan area motorik suplementer, dan 1/3 dari lobus

    parietalis (area 3, 1, 2)c. Tractus corticospinalis merupakan tractus piramidalis yang terpenting

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    7/50

    d. Perjalanan serabut:

    corteks serebri

    serabut mengumpul di corona radiata, kemudian berjalan melalui crus posterius

    capsula interna (di antara nucleus caudatus dan putamen ganglia basalis)

    melalui 3/5 bagian medial basis pedunculi mesensefalon (di sini, serabut yang

    mengurus bagian servikal terletak sebelah medial sedangkan yang mengendalikan

    tungkai terletak di sebelah lateral)

    tractus memasuki pons

    saat memasuki pons, tractus terbagi menjadi banyak berkas oleh serabut

    pontoserebelaris transversal

    Masuk ke medula oblongata. Berkas membentuk kelompok di sepanjang pyramid

    medula oblongata

    Hampir semua serabut menyilang garis tengah pada decussatio pyramidum (pada

    pertemuan medula oblongata dan medula spinalis)

    Masuk ke columna alba lateralis medula spinalis tractus corticospinalis lateralis.

    Serabut berakhir di columna grisea medula spinalis regio intermediet semua segmen

    Sisa serabut yang tidak menyilang, berjalan turun di dalam columna alba

    anterior medula spinalis tractus corticospinalis anterior. Serabut-serabut ini

    akhirnya menyilang garis tengah dan berakhir pada columna grisea anterior medula

    spinalis pada segmen servikal dan torakal atas. Serat ini kemungkinan dikendalikan

    oleh area motorik suplementer dari gerakan postural bilateral. Area ini tepat berada di

    superior area premotorik.

    e. Cabang-cabang

    Tractus piramidal (tractus corticospinal) mengeluarkan banyak sekali serabut, semua

    ini menuju regio serebri yang lebih dalam dan ke batang otak, yaitu:

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    8/50

    i. Akson dari sel Betz mengirim serat-serat kolateral pendek kembali ke korteks. Sel

    Betz merupakan sel piramidal raksasa, dari korteks motorik primer, kecepatan

    penghantaran impuls 70 m/detik, 3% dari selluruh serat piramidalis. Fungsi: untuk

    menghambat aktivitas korteks yang berdekatan, sehingga akan memperjelas

    batas-batas sinyal eksitasi.

    ii. Serat-serat dengan badan besar yang berjalan ke nucleus caudatus dan putamen.

    Dari daerah ini ada jaras tambahan yang menyebar melalui beberapa neuron ke

    batang otak.

    iii. Serat-serat yang cukup banyak berjalan ke nucleus rubra tractus rubrospinalis

    iv. Sebagian serat berbelok ke substansia reticularis dan nuclei vestibular batang otak

    tractus reticulospinal dan tractus vestibulospinal menuju medula spinalis. Serat

    lainnya menuju serebellum melalui tractus reticuloserebelar dan tractus

    vestibuloserebelar.

    v. Serat dalam jumlah banyak yang bersinaps di nuclei pontin serat

    pontoserebelar.

    vi. Serat kolateral juga berakhir di nuklei olivari inferior serar olivoserebelar

    vii. Cabang berjalan menuju nucleus caudatus dan formatio reticularis. Cabang ini

    menjaga agar daerah subcortical tetap mendapat informasi mengenai aktivitas

    motorik kortikal. Begitu disiagakan, daerah subcortikal dapat mengirim impuls

    sarafnya sendiri ke neuron motorik melalui jaras desenden lain.

    Jadi, setiap ada sinyal motorik yang berjalan ke medula spinalis, maka ganglia

    basalis, batang otak, dan serebellum juga menerima sinyal.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    9/50

    2. Tractus reticulospinalis

    a. Fungsi: memfasilitasi atau menghambat aktivitas neuron motorik alfa dan gamma di

    columna grisea antrior memfasilitasi atau menghambat gerakan volunter atau

    aktivitas refleks.

    b. Saat ini, serabut reticulospinalis diduga termasuk serabut desenden otonomik, dengan

    demikian tractus ini merupakan jaras agar hipotalamus dapat mengatur aliran simpatisdan parasimpatis dari daerah sacralis.

    c. Di seluruh mesensefalon, pons, dan medula oblongata terdapat kelompok sel dan

    serabut saraf yang tersebar, yang bersama-sama disebut formatio reticularis. Neuron

    in mengirim akson yang sebagian besar tidak menyilang, dari pons ke medula spinalis

    tractus tericulospinalis pontine, serabut ini turun melalui columna alba anterior.

    Neuron ini juga mengirim akson (baik menyilang maupun tidak) dari medula

    oblongata ke medula spinalis tractus reticulospinalis medullaris, serabut ini turunmelalui columna alba lateral.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    10/50

    3. Tractus tectospinalis

    a. Berkaitan dengan gerakan refleks postural sebagai respon stimulus visual

    b. Serabut ini berasal dari colliculus superior mesensefalon

    c. Sebagian besar serabut menyilang garis tengah segera setelah keluar dari tempat

    asalnya dan turun melalui batang otak dekat fasciculus longitudinalis medialis. Turun

    dalam columna alba anterior dekat fissura mediana anterior medula spinalis.

    Umumnya berakhir di columna grisea anterior segmen servikalis atas.

    4. Tractus rubrospinalis

    a. Memacu aktivitas otot-otot fleksor serta menghambat aktivitas otot-otot ekstensor

    atau antigravitasi

    b. Nukleus ruber terletak dalam tegmentum mesensefalon setinggi colliculus superior.

    neuron nucleus ruber menerima impuls dari korteks cerebri dan cerebellum. Akson

    dalam neuron ini menyilang setinggi nukleus dan berjalan turun sebagai tractus

    rubrospinalis melalui pons dan medula oblongata lalu masuk ke columna alba lateralis

    medula spinalis.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    11/50

    Nucleus Merah

    Nucleus ini menerima serat dari korteks motorik primer tractus corticorubral

    Nc rubra inferior (bagian magnoseluler) melanjukan diri ke tractus rubrospinalis

    Nukleus ini juga mempunyai hubungan erat dengan serebellum

    5. Tractus vestibulospinalis

    a. Memfasilitasi otot-otot ekstensor, menghambat otot-otot fleksor, serta mengurus

    aktivitas postural yang berkaitan dengan keseimbangan (otot-otot aksial dan

    pinggang).

    b. Nukleus vestibulares terletak di pons dan medula oblongata di bawah lantai

    ventriculus quartus. Nuklei ini menerima serabut aferen dari telinga dalam dan dari

    serebellum. Akson neuron ini membetuk tractuk vestibulospinalis, tidak menyilang,

    dan melalui seluruh panjang medula spinalis dalam columna alba anterior.

    6. Tractus olivospinalis

    Mungkin berperan pada aktivitas otot. Namun masih diragukan keberadaannya.

    Sistem Ekstrapiramidal

    - Merupakan semua bagian otak dan batang otak yang ikut berperan dalam pengaturan

    motorik namun bukan merupakan bagian langsung dari sistem piramidal.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    12/50

    - Meliputi jaras-jaras yang melalui ganglia basalis, formatio reticularis batang otak,

    nuclei vestibularis, inti-inti talamik, nc.subtalamicus, dan seringkali juga nucleus

    merah.

    Oleh karena corpus striatum merupakan penerima tunggal dari serebut-serabut

    segenap neokorteks, maka lintasan sirkuit ini dinamakan sirkuit striatal. Sirkuit striatal terdiri

    dari sirkuit striatal prinsipal dan asesorik (1, 2, dan 3). Susunan ekstrapiramidal yang

    dibentuk oleh sirkuit ini terintegrasi dalam susunan motorik dan sensorik, sehingga memilikisistem input dan output.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    13/50

    Sistem inputnya terutama adalah terutama impuls asenden non-spesifik yang

    disalurkan melalui diffuse ascending reticular system atau lintasan spinotalamik multisinaptik

    dan impuls proprioseptif yang diterima oleh serebelum.

    Sistem outpunya adalah lintasan yang menyalurkan impuls ke motoneuron. Impuls

    yang telah diproses dalam sirkuit striatal dikirim ke area 4 dan 6 melalui globus palidus dan

    inti talamik, selanjutnya disampaikan ke nc.ruber, formatio reticularis, dan akhirnya ke

    motoneuron. Seperti tampak pada gambar di atas. Istilah ekstrapiramidal lebih digunakan

    dalam klinik daripada fisiologi

    Kelainan Upper Motor Neuron

    Karakteristik:

    Tidak ada wasting/atrofi

    Hal ini disebabkan karena refleks spinal masih ada hanya saja informasi dari korteks

    serebri tidak dapat disampaikan

    Peningkatan tonus otot (spasme otot)

    tipe Clasp-Knife (pisau lipat) spastisitas

    sifat spastik yang terjadi umumnya dikarenakan lesi selalu terkait dengan lesi di

    piramidal dan ekstrapiramidal

    Hal ini disebabkan karena tidak ada kesinambungan informasi dari serebri, ganglia

    basalis dan serebelum sehingga pergerakan motorik volunter terganggu dan terjadi

    refleks spinalis yang tidak terkontrol

    Kelemahan umumnya pada otot yg bekerja melawan gravitasi dan hilangnya gerakan

    halus.

    Peningkatan Refleks dan Klonus

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    14/50

    Hal ini disebabkan karena tidak ada kesinambungan informasi dari serebri, ganglia

    basalis dan serebelum sehingga pergerakan motorik volunter terganggu dan terjadi

    refleks spinalis yg tidak terkontrol

    Refleks eksteroseptif (superficial) hilang

    Rrefleks patologi (+)

    Contohnya Babinski, Gordon, Oppenheim; Mendel-Bechterew dll

    Respon ekstensor plantar

    Disused atrofi

    Macam-macam lesi berdasarkan tinggi lesi:

    1. Lesi Setinggi Kortikal

    umumnya terjadi monoparesis (jarang/membutuhkan lesi yang luas untuk terjadinyatetra-/hemi-paresis)

    bagian tubuh yang lumpuh tergantung daerah pada luas dan lokasi lesi hemispher areabrodman 4; flaksid; kontralateral.

    Dapat disebabkan oleh tumor, perdarahan serebral, stroke dll.2. Lesi setinggi Kapsula Interna

    lesi minimal pada hemisphere di kapsula interna dapat menyebabkan lesi yang luaskarena pada daerah ini, jaras motorik mengalami penyempitan/mengerucut, umumnya

    terjadi hemiparesis dapat disertai hemianasthesia dan homonymous hemianopia (visual

    loss); kontralateral; dapat mengenai jaras piramidalis Cortikonuklearis

    Pada jenis lesi ini di awal terjadinya lesi bersifat flaksid lalu menjadi spastik.3. Lesi Pedunkel

    hemiparesis/hemiplegia; kontralateral; spatik, paralisis ipsilateral saraf okulomotorius(sindrome Weber)

    4. Lesi Pons

    hemiplegia kontralateral/bilateral, spastik mengenai CN V-VII.5. Lesi Piramidal

    hemiparesisi flaksid kontralateral (jarang spastik, karena hanya mengenai jaraspiramidalis (jaras ekstrapiramidal letaknya berjauhan pada bagian lebih dorsal medula

    oblongata).

    6. Lesi pada dekusasi piramidalis

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    15/50

    hemiplegi krusiata (menyilang), dimana kelumpuhan terjadi pada lengan kanan dankaki kiri atau sebaliknya.

    7. Lasi Medula Spinalis

    mengenai traktus cortikospinalis lateralis Jaras ekstrapiramidal (letaknya berdekatandi kornu anterior) hemiparesisi/monoparesisi (tergantung ketinggian lesi di Medul

    Spinalis), ipsilateral, spastik.

    Temuan Klinis:

    Monoparesis Kontralateral

    Lesi pada korteks serebri

    Tidak semua bagian korteks yang rusak (misalnya hanya pada bagian kaki saja)

    sedangkan bagian lain (misal: kepala, tangan) masih memberikan impuls motorik.

    Hemiparesis Kontralateral

    Lesi pada KAPSULA INTERNA

    Semua informasi dari korteks presentral sudah diblok

    Monoparesis Ipsilateral

    Lesi pada medulla spinalis sebelum bersinaps di kornu anterior, tetapi di bawah level

    Servikal (Pleksus Brakialis)

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    16/50

    Hemiparesis Ipsilateral

    Lesi di medulla spinalis sebelum bersinaps dengan LMN di kornu anterior, tetapi di

    atas atau tepat di level Servikal (Pleksus Brakialis)

    Paraparesis

    Lesi pada medulla spinalis di bawah level servikal (kedua sisi medulla spinalis, kiri

    dan kanan)

    Tetraparesis/Quadriparesis

    Lesi pada medulla spinalis di atas level servikal (kedua sisi medulla spinalis, kiri dan

    kanan) atau pada medulla oblongata

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    17/50

    Lower Motor Neuron

    Kelumpuhan LMN

    Kelumpuhan LMN timbul akibat kerusakan pada final common path, motor end plate

    dan otot.

    Tanda

    Kelemahan atau paralisis

    Hipotonia

    Kehilangan refleks tendon

    Normal pada abdominal dan tendon refleks.

    Kelumpuhan LMN di uraikan menurut komponen-komponen LMN:

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    18/50

    Kelumpuhan LMN akibat lesi di motorneuron

    1. Sindrom lesi di kornu anterius

    Contohnya: pada poliomielitis anterior akut.

    Gejala awal berupa gejala infeksi umum: demam, lesu, sakit kepala, berkeringat

    banyak, anoreksia, sakit kerongkongan, muntah, diare, dan nyeri otot.

    Tahap kelumpuhan bermula pada akhir tahap nyeri muskular. Anggota gerak yang

    mengalami kelumpuhan adalah ekstremitas. Korban poliomyelitis anterior akut adalah

    terutama terjadi pada anak-anak.

    2. Sindrom lesi yang selektif merusak motorneuron dan jaras kortikospinalis

    Karena sebab yang belum diketahui, motorneuron trunkus serebri dan medullaspinalis dalam kombinasi dengan serabut-serabut kortikobulbar/kortikospinal dapat

    bergenerasi. Beberapa patogenesis yang mungkin telah dikemukakan:

    a. Poliomielitis kronik

    b. Penyakit herediter

    c. Slow viral infection

    d. Akibat toksin yang berlokasi di substansia grisea sentralis.

    Menimbulkan kelumpuhan yang disertai tanda LMN dan UMN secara berbauran.

    Namun pada tahap lanjut hanya tanda LMN saja yang tertinggal. Di batang otak, inti-

    inti saraf otak motorik terkena proses degeneratif itu juga, sehingga lidah dan otot-

    otot penelan lumpuh secara bilateral. Atrofi dan fasikulasi tampak pada lidah dengan

    jelas. Namun bisa ditemukan refleks maseter meninggi.

    3. Sindrom lesi yang merusak motorneuron dan fusikulus anterolateralis.

    Biasanya disebabkan oleh penyumbatan a.spinalis anterior. Penyumbatan ini

    mengakibatkan lesi vaskular (infark) pada satu sampai beberapa segmen, sehingga

    menimbulkan:

    a. Kelumpuhan LMN bilateral pada otot-otot yang disarafi oleh motorneuron yang

    terkena lesi

    b. Hilangnya perasaan akan nyeri, suhu dan perabaan pada bagian tubuh secara

    bilateral dari tingkat lesi ke bawah

    c. Masih utuhnya kemampuan untuk merasakan rangsangan gerak, getar, sikap dan

    posisi bagian tubuh.

    Kelumpuhan LMN akibat lesi di radiks ventralis

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    19/50

    1. Kelumpuhan akibat kerusakan pada seluruh radiks ventralis

    Kelumpuhan LMN yang disebabkan oleh kerusakan pada radiks ventralis

    dicirikan oleh adanya fibrilasi. Sebenarnya foramen elekromiografik itu

    mengungkapkan keadaan otot yang mengalami denervasi.

    Kelumpuhan LMN paling sering dijumpai pada otot-otot anggota gerak, berikut

    kelompok otot di sekitar persendian bahu dan pinggul.

    2. Kelumpuhan akibat kerusakan pada radiks ventralis setempat.

    Kelumpuhan LMN yang terjadi akibat kerusakan radiks ventralis dari satu atau

    dua segmen saja, tidak akan mempunyai arti, jika yang dilanda otot yang menyusun

    muskulatur toraks atau abdomen. Lain halnya jika otot anggota gerak yang terkena

    kelumpuhan, kecanggungan gerakan voluntar.

    Proses patologik yang mengganggu radiks ventralis (dan dorsalis) setempat, pada

    umumnya lebih jelas (dan juga lebih dini) diungkapkan oleh gangguan terhadap

    radiks dorsalisnya. Lesi yang mengganggu satu radiks menimbulkan gejala motorik

    dan sensorik yang khas. Kelebihan dan defisit sensoriknya atau nyerinya kedua-

    duanya menunjukkan sifat radikular, yang berarti, yang terkena kelainan adalah

    kawasan satu dermatoma atau satu miotoma saja. Misalnya, penekanan pada radiks

    ventralis C.5 dan C.6 menimbulkan atrofia dan kelemahan tenaga otot-otot yang

    berasal dari miotoma C.5 dan C.6, yang menyusun otot-otot bahu (m.supraspinatus,

    m.teres mayor, m.deltoideus, m.infraspinatus, m.subskapularis, dan m.teres mayor).

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    20/50

    Kelumpuhan akibat kerusakan pada pleksus brakialis

    Di tingkat torakal dan lumbal atas saraf spinal langsung berlanjut sebagai saraf

    perifer. Tetapi di tingkat intumesensia servikalis dan lumbosakralis saraf spinal

    menghubungi satu dengan yang lain melalui percabangan anastomosis masing-masing,

    sehingga membentuk anyaman, yang dinamakan pleksus servikalis dan pleksus brakialis.

    Kelumpuhan akibat lesi di pleksus brakialis dapat disebabkan oleh lesi yang merusak

    secara menyeluruh atau setempat. Proses degeneratif herediter, toksik, neoplamatik atau

    infeksi dapat merusak secara menyeluruh. Lesi yang menduduki sebagian dari pleksus

    brakialis biasanya berupa trauma, penekanan, dan penarikan setempat.

    Pada sindrom pleksus brakialis akibat proses difus di seluruh pleksus brakialisterdapat kelumpuhan LMN dengan fibrilasi dan nyeri spontan, yang dapat bergandengan

    dengan hipalgesia atau dengan parastesia. Walaupun terdapat manifestasi yang

    menyeluruh pada lengan dan bahu, pada umumnya gejala-gejala abnormal yang berat

    terdapat diarea sensorik dan motorik C.5 dan C.6 saja. Saraf perifer yang terutama disusun

    oleh serabut-serabut radiks ventralis dan dorsalis C.5 dan C.6 itu ialah, n.frenikus,

    n.torakalis longus, m.supraklavikularis, n.skapularis dorsalis dan n.ulnaris.

    Kelumpuhan akibat lesi di pleksus lumbosakralis

    Anyaman pleksus lumboskralis lebih sederhana daripada anyaman pleksus brakialis.

    Oleh karena semua saraf perifer bagia tungkai merupakan lanjutan langsungnya.

    Kelumpuhan akibat lesi setempat di pleksus lumbosakralis sukar dibedakan dari

    kelumpuhan akibat lesi di bagian proksimal n.femoralis, n.obturatorius, dan n.iskiadikus.

    Manifestasi sensorik akibat lesi di pleksus lumbosakralis lebih menonjol ketimbang

    manifestasi motoriknya.

    Kelumpuhan akibat lesi di fasikulus

    Lesi di fasikulus lateralis dapat terjadi akibat dislokasi tulang humerus ke lateral dan

    menimbulkan kelumpuhan LMN pada otot-otot biseps brakial, korakobrakial, dan lain-

    lain otot yang dipersarafi oleh n.medianus, kecuali otot-otot intrinsik tangan.

    Kerusakan pada fasikulus posterior jarang terjadi. Jika karena sebab yang tidak dapat

    dipastikan lesi itu toh terjadi, maka kelumpuhan LMN dan defisit sensorik dapat

    dijumpai pada kawasan n.radialis.

    Lesi pada fasikulus medialis disebabkan oleh dislokasi humerus ke arah subkorakoid,

    sehingga menimbulkan kelumpuhan LMN dan defisit sensorik di kawasan dan sensorik

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    21/50

    n.ulnaris. Paralisis LMN akibat lesi di pleksus dan fasikulus tidak banyak berbeda

    dengan kelumpuhan yang terjadi akibat lesi di n.radialis, n.ulnaris dan n.medianus

    Kelumpuhan akibat lesi di saraf perifer

    A. Kelumpuhan akibat lesi di saraf perifer yang berinduk pada pleksus brakialis1. N. torakalis longus

    Kerusakan pada n.torakalis longus menimbulkan gejala winging. Ini disebabkan

    oleh kelumpuhan m.seratus anterior, yang bertugas untuk mengikat scapula pada

    dinding belakang toraks, apabila lengan melakukan gerakan mendorong melawan

    suatu tahanan.

    2. N. aksilaris

    Lesi pada n.aksilaris jarang dijumpai, kecuali jika terpotong alat tajam, yang

    sekaligus merusak otot-otot deltoid dan teres mayor. Pasiennya mengeluh tentang

    kelemahan otot deltoid yang cepat menjadi atrofik. Kontur bahu mendatar dan

    lengan tidak dapat diabduksikan dan dieksorotasikan. Defisit sensorik mungkin

    dirasakan di daerah kecil di bagian lateral dari lengan.

    3. N. radialis

    N. radialis sering mengalami trauma pada 1/3 bagian bawahnya. Dalam hal itum.triseps dan m.brakioradialis ridak terkena kelumpuhan, sedangkan otot-otot

    lainnya yang dipersarafi n.radialis menjadi lumpuh. Lesi yang sering merusak bagian

    atas n.radialis adalah fraktur tulang humerus. Terutama bagian n.radialis yang melilit

    di bagian dorsomedial tulang humerus ke bagian ventrolateralnya.

    Pada kelumpuhan n.radialis baik akibat lesi di bagian atas maupun di bagian

    bawahnya, yang paling jelas adalah kelumpuhan yang diperlihatkan oleh tangan.

    Karena otot-otot ekstensor karpi radialis dan ulnaris lumpuh, maka tangan tidak

    dapat melakukan gerakan dorsofleksi pada sendi pergelangan tangan. Lagipula,

    karena otot-otot ekstensor segenap jari (m.ekstensor digitorum, m.ekstensor digiti

    kuinti, m.ekstensor polisis longus/brevis, dan m.ekstensor indiksis proprius) lumpuh,

    maka semua jari tangan tidak dapat diluruskan atau dikembangkan. Keadaan ini

    dikenal sebagai drop fingers dan drop hand(seluruh tangan dan jari-jarinya bersikap

    menjulai).

    4. N. muskulokutaneus

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    22/50

    Kelumpuhan akibat lesi pada n.muskulokutaneus sering terjadi secara

    bergandengan dengan kelumpuhan malam minggu. Dalah hal itu,

    n.muskulokutaneus ditindihi oleh kepala (wanita) yang jatuh tertidur dalam pelukan

    pacaranya, yang setelah mabuk alcohol tertidur duduk di kursi dengan lengannya

    bersandar di atas sandaran kursi. Oleh karena sebagian dari m.biseps lumpuh, namun

    m.brakioradialis tidak terkena kelumpuhan, maka lengan masih bisa ditekukkan

    dipersendian siku, meskipun tidak sekuat sebagaimana mestinya.

    5. N. medianus

    N.medianus sering terjepit atau tertekan dalam perjalanannya melalui

    m.pronator teres, siku, dan retinakulum pergelangan tangan. Pada luka di

    pergelangan tangan, n.medianus dapat terpotong bersama dengan n.ulnaris. Hal itu

    sering terjadi pada kecelakaan dimana tangan menerobos kaca. Kelumpuhan yang

    menyusulnya melanda ketiga jari sisi radial, sehingga ibu jari, jari telunjuk dan jari

    tengah tidak dapat difleksikan, baik di sendi metakarpofalangeal, maupun di sendi

    interfalangeal. Ibu jari tidak dapat melakukan oposisi dan abduksi. Atrofi otot-otot

    tenar akan cepat menyusul kelumpuhan tersebut.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    23/50

    6. N. ulnaris

    Lesi pada n.ulnaris dapat terjadi karena fraktur atau dislokasi siku. Oleh karena

    kubitus valgus atau osteofit n.ulnaris dapat tergeser, sehingga pindah dari belakang

    kondilus humeri ke depannya. Sering jumpa kita jumpai neuritis n.ulnaris karena

    kuman Hansen. Pada tahap dininya dirasakan nyeri sepanjang jari kelingking, namun

    pada tahap lanjutnya terdapat anesthesia dan clawhand.

    B. Kelumpuhan akibat lesi di saraf perifer yang berinduk pada pleksus lumbosakralis.

    1. N. femoralis

    Kelumpuhan yang timbul akibat lesi di n.femoralis tampak jelas pada

    m.kuadriseps femoris. Karena itu lutut tidak dapat diluruskan dan atrofia cepat

    tampak padanya. Lesi pada n.femoralis dapat terjadi akibat abses psoas, karena tepat

    setinggi m.psoas, n.femoralis berinduk pada pleksus lumbosakralis. Pada bagian-

    bagian yang lebih bawah letaknya dapat terjadi kerusakan karena neoplasma di

    pelvis, fraktur dari pelvis atau femur, dan dislokasi sendi panggul. Diabetes mellitus

    dapat mengakibatkan neuropati n.femoralis.

    2. N. obturatorius

    Kelumpuhan akibat lesi di n.obturatorius dapat diungkapkan pada waktu

    penderita tidur telentang dengan kedua tungkai tertekuk di sendi lutut. Tungkai

    dengan kelumpuhanm.aduktor longus/brevis dan m.grasilis tidak dapat

    mempertahankan sikap itu, sehingga jatuh ke samping.

    3. N. iskiadikus

    N.iskiadikus dapat terusak oleh fraktur tulang pelvis, tulang femur, atau kolum

    femuris atau pun suntikan yang tidak tepat. Penekanan/penarikan terhadap

    n.iskiadikus oleh neoplasma di pelvis atau osteofit di spina iskiadika, atau pun

    perandangan yang melanda n.iskiadikus dapat menimbulkan nyeri yang terasa

    menjalar sepanjang perjalanan n.iskiadikus berikut selanjutnya (n.tibialis dan

    n.peroneus).

    Lesi pada n.peroneus sering terjadi karena fraktur kaput tulang fibula. Di dekat

    kaput fibulae itu n.peroneus bisa terjerat oleh jaringan pengikat. Kelumpuhan yang

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    24/50

    timbul terutama melanda m.peroneus dan untuk sebagian kecil m.tibialis anterior.

    Gambaran drop foot sangat menonjol.

    Lesi pada n.tibialis jarang terjadi. Karena peluru atau tusukan n.tibialis bisa

    putus. M.gastroknemius, m.soleus, m.popliteus, m.plantaris, m.tibialis posterior

    berikut m.fleksor digitorum longusdan m.fleksor haluksis longus lumpuh dan

    kemudian menjadi atrofik. Karena itu kaki menunjukkan sikap yang khas, yaitu

    sikap talipes kalkaneovalfus, pada mana kaki menapak terutama dengan tumit dan

    bagian samping kaki saja, tanpa dengan telapak kakinya.

    Kelumpuhan akibat lesi pada motor end plate

    Misalnya pada penyakit miastenia gravis, yaitu kelemahan otot yang berbahaya, telah

    ditemukan adanya antibodi yang menduduki reseptor asetilkolin dari motor end plate,

    sehingga ia tidak dapat menggalakkan serabut-serabut otot skeletal. Antibodi ini dikenal

    sebagai anti-acetylcholine receptor antibody yang terbukti dibuat oleh kelenjar timus yang

    dihasilkan oleh proses imunologik. Menurut konsep lama, membrane postsinaptik dari

    sinaps itu menjadi atrofik akibat reaksi imunologi. Karena itu penyerapan asetilkolin

    sangat menurun. Lagi pula jarak antar membran ujung terminal akson motorneuron dan

    membrane motor end plaet menjadi lebih panjang sehingga cholinesterase mendapatkesempatan lebih besar untuk menghancurkan lebih banyak asetilkolin sehingga potensial

    aksi postsinaptik yang dicetuskannya menjadi lebih kecil. Konsep ini tampak sesuai

    dengan sifat khas kelemahan otot pada miestenia gravis. Kontaksi otot skeletal pertama-

    tama berlangsnung normal, namun berangsur-angsur melemah dan berakhir dengan

    kelumpuhan total. Setelah istrahat, kontraksi otot pulih kembali untuk kemudian melemah

    dan lumpuh lagi. Kelemahan yang bergelombang ibni dikenal sebagai kelemahan

    miastenik.

    Otot-otot yang paling sering dilanda kelemahan miastenik adalah otot-otot ocular dan

    penelan. Otot-otot anggota gerak dan pernapasan dapat terkena juga pada fase lanjut dari

    miastenia gravis.

    Membrane motor end plate yang menghadap celah sinaptik

    Kelumpuhan akibat lesi di otot. (kelumpuhan miogenik)

    Lesi di otot dapat berupa kerusakan structural pada serabut otot atau selnya yang

    disebabkan oleh infeksi, intoksikasi eksogenik/endogenik dan degenerasi herediter.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    25/50

    Klasifikasi penyakit otot yang kini dianut adalah sebagai beikut ;

    a. Distrofia muskulorum. Segala macam penyakit otot yang disebabkan oleh faktor

    patologik kromosomal dinamakan distrifia otot.

    Factor patologik kromosomal mungkin mengganggu kegiatan enzim-enzim yang

    berperan dalam metabolism otot. Enzim yang menghasilkan gaya besar untuk

    memungkinkan serabut otot berkontraksi ialah Creatine phosphokinase (CPK) dan

    adenosine triphosphatase (ATP). Pada penderita distrofia muskulorum terdapat CPK

    serum dalam jumlah besar.

    b. Miopati. Penyakit-penyakit otot yang tidak herediter dan tidak disebabkan oleh proses

    infeksi dinamakan miopati.

    Kelainan morfologii yang terlihat pada kasus-kasus miopati berbeda-beda. Ada

    yang memperlihatkan penimbunan mitokondria pada garis Z, vakuolisasi, penimbunan

    glikogen dan banyak yang tidak memperlihatkan kelainan struktural.

    Kita kenal miopati yang timbul pada tahap tertentu berbagai penyakit endokrin,

    seperti tirotoksikosis, sindrom Cushing, penyakit Addison dan akromegalia.

    Akibat gangguan metabolik dapat berkembang miopati, misalnya, pada steatore,hipoglikemik kronik, mioglobinuria idiopatika, osteomalasia dan penimbunan glikogen.

    Miopati iatrogenik dapat terjadi akibat penggunaan obat kortikostreoid yang

    berlebihan.

    c. Miositis, ialah segala macam penyakit otot yang disebabkan oleh infeksi baik secara

    langsung maupun tak langsung.

    Miositis yang paling sering dijumpai adalah miositis reumatika atau polimiositis.

    Oleh karena reumatik merupakan gangguan autoimun maka miositis dianggap sebagai

    manifestasi proses autoimun juga. Demikian halnya dengan anggapan mengenai

    miopati yang timbul pada penderita-penderita neoplasma ganas.

    Miosistis infeksiosa adalah radang otot yang timbul bersama-sama dengan infeksi

    virus umum. Nyeri otot dan kelemasan merupakan gejala utamanya. Infeksi banal

    jarang berkomplikasi pada otot. Penyakit paralisis yang dapat menimbulkan miositis

    ialah trikinosis spiralis.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    26/50

    Perbedaan Kelumpuhan UMN dan LMN

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    27/50

    Stroke Infark

    Definisi

    Reduksi atau penurunan darah ke bagian manapun pada otak dapat menyebabkan

    iskemia, kehilangan fungsi yang reversible, dan kemudian apabila reduksi aliran darah

    ini berat dan lama, akan terjadi infark dengan kematian sel ireversibel

    Etiologi

    Thrombosis arteri atau vena pada SSP dapat disebabkan 1 trias Virchow:

    a. Abnormalitas dinding pembuluh darah, umumnya penyakit degenerative, dapat juga

    karena inflamasi (vaskulitis), atau trauma (diseksi).

    b. Abnormalitas darah, misalnya polisitemia.

    c. Gangguan aliran darah.

    Embolisme dapat merupakan komplikasi dari penyakit degenerative arteri SSP, atau

    dapat juga berasal dari jantung:

    a. Penyakit katup jantung

    b. Fibrilasi atrium

    c. Infark miokard yang baru terjadi

    Dua mekanisme patogenetik yang menyebabkan stroke iskemik:

    1. Thrombosis dengan cara mengoklusi large cerebral arteries (terutama arteri

    carotis interna, cereblar medial, atau basilar), arteri arteri kecil (lacunar stroke),

    vena-vena cereblar, atau sinus venosus. Gejala khasnya berkembang dari menit

    hingga berjam-jam, dan seringkali didahului oleh TIA.

    2. Embolisme menyebabkan stroke saat arteri cereblar teroklusi oleh embolus, bisa

    berasal dari jantung, arkus aorta, atau large cerebral arteries. Karakteristik gejalanya

    adalah menyebabkan defisit neurologis yang onsetnya maksimal.

    Penyebab tersering stroke adalah penyakit degenerative arterial, baik arterosklerosis

    pada pembuluh darah besar (dengan tromboemboli) maupun penyakit pembuluh darah kecil

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    28/50

    (lipohialinosis). Kemungkinan berkembangnya penyakit degenerative arteri yang signifikan

    meningkat pada beberapa factor resiko vascular.

    Faktor Resiko Vaskular

    1. Usia

    2. Riwayat penyakit vascular/atheroma dalam keluarga

    3. Hipertensi

    4. Diabetes mellitus

    5. Merokok

    6. Hiperkolesterolemia

    7. Alcohol

    8. Kontrasepsi oral

    9. Fibrinogen plasma

    Patofisiologi

    Insufisiensi hemodinamik

    Autoregulasi cerebrovaskular secara normal mampu mempertahankan aliran darah

    cerebral (CBF) konstan sebesar 50-69 ml/100 g jaringan otak/ menit sepanjang tekanan arteri

    rata-rata (mean arterial pressure - MAP) tetap berada dalam kisaran 50-150 mmHg. Apabila

    MAP turun hingga di bawah 50 mmHg, dan pada tingkat patologis tertentu (mis. Iskemia),

    maka autoregulasi akan jatuh dan CBF menurun. Stenosis vascular atau oklusi akan

    menginduksi terjadinya kompensasi berupa vasodilatasi downstream, yang meningkatkan

    volume darah cereblar dan CBF. Deficit neurologis mayor terjadi hanya jika CBF jatuh di

    bawah threshold iskemi kritis (20ml/100g/menit).

    Hipoperfusi

    Jika CBF yang adekuat tidak dikembalikan, terjadi disfungsi neurologis. Apabila

    terjadi lebih lama, depresi berat CBF hingga di bawah threshold infark (8-10ml/100g/menit)

    menyebabkan hilangnya proses metabolic selular yang progresif dan ireversibel, diikuti oleh

    kerusakan structural/nekrosis.

    Ischemic Penumbra, ialah area jaringan yang mengelilingi zona infark dimana CBF berada di

    antara threshold iskemi dan infark. Area ini beresiko, namun berpotensial kembali sembuh.Semakin lama terjadi iskemi, maka semakin besar kemungkinan terjadinya infark.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    29/50

    Manifestasi Klinis

    Kehilangan fungsi yang terjadi tergantung dari area jaringan otak yang terlibat dalam

    proses iskemik.

    1. Menunjukkan iskemia pada arteri cerebral medial:

    - Kehilangan fungsi pada kontralateral wajah dan lengan

    - Kehilangan rasa pada kontralateral wajah dan lengan

    - Dysphasia

    - Dyslexia, dysgraphia, dyscalculia

    2. Menunjukkan iskemia pada arteri cerebral anterior:

    - Kehilangan fungsi dan/atau rasa pada kontralateral tungkai

    3. Menunjukkan iskemia pada arteri cereblar posterior:

    - Contralateral homonymous hemianopia

    4. Menunjukkan oklusi pada arteri carotis interna:

    - Keterlibatan wajah, lengan, dan tungkai dengan atau tanpa homonymous

    hemianopia

    5. Menunjukkan iskemia pada arteri ophthalmicus:

    - Monocular loss of vision

    6. Menunjukkan iskemia pada arteri vertebrobasiler (sirkulasi posterior):- Double vision (nervus cranialis III, IV, dan VI dan koneksinya)

    - Kelumpuhan facial (nervus cranialis V)

    - Kelemahan facial (nervus cranialis VII)

    - Vertigo (nervus cranialis VIII)

    - Dysphagia (nervus cranialis IX, dan X)

    - Dysarthria

    - Ataxia

    - Kehilangan fungsi atau rasa pada kedua lengan dan tungkai

    - Tanda-tanda lesi batang otak (vertigo, diplopia, perubahan kesadaran).

    7. Menunjukkan iskemia pada pembuluh darah kecil (stroke lacunar):

    - Stroke murni/ kehilangan murni fungsi dari kontralateral lengan dan tungkai

    - Stroke murni/ kehilangan murni rasa dari kontralateral lengan dan tungkai

    - Infark lakunar multiple dapat menyebabkan deficit neurologis multiple termasuk

    gangguan kognitif (demensia multi infark) dan gangguan pola berjalan yang

    karakteristiknya seperti langkah-langkah kecil dan kesulitan untuk mulai berjalan.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    30/50

    Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis

    Stroke merupakan diagnosis klinis. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk:

    a. Mencari penyebab

    b. Mencegah rekurensi dan, pada pasien yang berat, mengidentifikasi factor-faktor yang

    dapat menyebabkan perburukan fungsi SSP.

    Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan pada pasien stroke:

    a. Darah lengkap dan LED

    b. Ureum, elektrolit, glukosa, dan lipid

    c. Rontgen dada dan EKG

    d. CT scan kepala terutama dilakukan apabila diagnosis klinis sudah jelas, tetapi

    pemeriksaan ini berguna untuk membedakan infark serebri atau perdarahan, yang

    berguna dalam menentukan tatalaksana awal. Pemeriksaan ini juga menyingkirkan

    diagnosis banding yang penting seperti tumor intracranial atau hematoma subdural.

    Komplikasi dan Prognosis

    Pasien yang mengalami gejala berat seperti imobilisasi dengan hemiplegia berat,

    rentan terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan kematian lebih awal, yaitu:

    - Pneumonia, septikrmia (akibat ulkus dekubitus atau infeksi saluran kemih)

    - Deep vein thrombosis dan emboli paru.

    - Infark miokard, aritmia jantung, dan gagal jantung.

    - Ketidakseimbangan cairan.

    Sekitar 10% pasien dengan infark serebri meninggal pada 30 hari pertama. Hingga 50%

    pasien yang bertahan akan membutuhkan bantuan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

    Factor-faktor yang berkontribusi pada disabilitas (ketidakmampuan) jangka panjang a.l:- Ulkus dekubitus

    - Epilepsy

    - Jatuh berulang dan fraktur

    - Spastisitas, dengan nyeri kontraktur dan kekakuan sendi bahu.

    - Depresi

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    31/50

    Terapi

    Hingga saat ini belum ada terapi medikamentosa yang pasti efektif untuk memulihkan

    stroke.

    Medical support

    - Untuk mengoptimalkan perfusi serebral

    - Menurunkan tekanan darah jika terdapat hipertensi maligna atau iskemi miokard

    yang bersamaan atau jika TD > 185/110 mmHg dan jika diantisipasi untuk

    pemberian trombolitik 1 adrenergik blocker.

    - Glukosa serum harus di monitor dan dijaga < 6,1 mmol/L (110 mg/dL)

    menggunakan infus insulin.

    - Pencegahan terjadinya komplikasi

    Terapi trombolitik, misalnya dengan activator plasminogen jaringan (tissue

    plasminogen activator tPA) telah terbukti memperbaiki outcome jika diberikan

    dalam 3 jam onset gejala. Dapat diberikan secara intra vena.

    Antitrombosis

    - Inhibisi Platelet aspirin, satu-satunya agen yang telah terbukti efektif untuk

    terapi akut stroke iskemik. Aspirin diberikan 300mg per hari.

    - Penggunaan heparin serta antikoagulan lainnya tidak direkomendasikan karena

    resiko perdarahan intracranial dan ekstrakranial dan pengobatan ini tidak

    menunjukkan manfaat yang signifikan terhadap stroke iskemik.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    32/50

    Skema Tatalaksana

    Stroke,TI

    A

    ABCs;

    glukosa

    Obtain

    brain

    imaging

    Stroke

    iskemik/TIA

    85%

    Stroke

    hemoragik 15%

    Consider

    trombolisis/

    trombectomy

    Establish

    cause

    Atrial

    fibtillation

    17%

    Carotid

    disease

    4%

    others

    64%

    Consider BP

    lowering

    Establish

    cause

    Aneuris

    m

    SAH 4%

    Hipertensi

    ICH, 7%

    others ,

    4%

    Conside

    r

    warfarin

    Consider

    CEA / stent

    Treat

    specific

    cause

    Clip or coil Conside

    r

    surgery

    Treat

    specific

    cause

    Deep venous thrombosis prophylaxis

    Physical, occupational, speech

    therapy

    Evaluate for rehab, discharge

    planningSecondary prevention based on

    disease

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    33/50

    Stroke Hemorrhage

    Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah

    yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70

    persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.

    Perdarahan Intraserebrum (Parenkimosa) Hipertensif

    Perdarahan intraserebrum ke dalam jaringan otak (parenkim) paling sering terjadi

    akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arterikecil yang menembus jauh ke jaringan otak. Hal ini menyebabkan defisit neurologik fokal

    yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam.

    Hemiparesis di sisi yang berlawanan dari letak perdarahan adalah tanda khas pertama

    terlibatnya kapsula interna.

    Infark serebrum setelah embolus di suatu arteri otak mungkin terjadi akibat

    perdarahan bukan embolus itu sendiri. Apabila embolus telah lenyap dibersihkan dari arteri,

    dinding permbuluh setelah tempat oklusi mengalami perlemahan setelah beberapa hari

    pertama setelah oklusi sehingga terjadi kebocoran dan perdarahan di tempat ini.

    Perdarahan Subarachnoid

    Pada perdarahan ini, ada dua kausa utama; ruptur suatu aneurisma vaskular dan truma

    kepala. Penyulit yang dapat menyebabkan iskemia adalah

    - Vasospasme reaktif disertai infark

    - Ruptur berulang

    - Hiponatremia

    - Hidrosefalus

    Patogenesis

    Stroke hemoragik

    1. Causa hipertensi

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    34/50

    Perdarahan intraserebrum ke dalam jaringan otak (parenkim) paling sering terjadi

    akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi. Perdarahan intraserebrum lokasinya

    berdekatan dengan arteri-arteri dalam, basal ganglia dan kapsula interna sering menerima

    beban terbesar tekena dan iskemia yang disebabkan oleh stroke tipe ini.

    Ganglia basal memodulasi fungsi motorik volunteer dan bahwa semua serat

    aferen dan eferen di separuh korteks mengalami pemdatan untuk masuk dan keluar dari

    kapsula interna.

    Perdarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan deficit neurologi fokal

    yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2

    jam. Hemiparesis dari sisi yang berlawanan dari letak perdarahan merupakan tanda khas

    pertama pada keterlibatan kapsula interna.

    2. Causa Aneurisma

    Perdarahan terjadi karena pecah aneurisma sakular (berry), yang sebagian besar

    terletak pada sirkulus willisi yang menyebabkan perdarahan subaraknoid. Kerana

    perdarahan dapat massif dan ekstravasasi darah ke dalam ruang subarachnoid lapisan

    meningen dapat berlangsung cepat, maka nangka kematian sangat tinggi. Penyebab

    tingginya angka kematian ini adalah bahwa empat penyulit utama dapat menyebabkaniskemia otak serta morbiditas dan mortalitas tipe lambat yang dapat etrjadi lama setelah

    perdarahan terkendali. Penyulit-penyulit tersebut adalah

    - Vasospasme reaktif disertai infark

    - Rupture ulang

    - Hiponatremia

    - Hidrosefalus

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    35/50

    3. Causa Avm (Arteriovena Malformasi)

    Arteriovena Malformasi adalah jaringan kapiler yang mengalami malformasi

    konggenital dan merupakan penyebab pendarahan subaraknoid yang lebih jarang

    dijumpai. Pada AVM, pembuluh melebar sehingga darah mengalir di antara arteri

    bertekanan tinggi dan system vena bertekanan rendah. Akhirnya, dinding venula melemah

    dan darah dapat keluar dengan cepat ke jaringan otak. Pasda sebagian besar pasien,

    perdarahan terutama terjadi di intra parenkim dengan perembesan ke dalam ruang

    subaraknoid.

    4. Causa Koagulasi

    Kekurangan faktor koagulasi / platelet sehingga memudahkan terjadinya

    pendarahan.

    Gambaran Stroke Hemoragik (intracerebral dan subaraknoid)

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    36/50

    Gambar perbandingan macam-macam Stroke

    Manifestasi Klinis

    Gejala klinis stroke hemoragik dan non hemoragik menurut WHO, Strokehemoragik dibagi atas:

    1. Perdarahan intraserebral (PIS)

    Gejala prodromal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi.

    Serangan seringkali siang hari, saat aktivitas, atau emosi/marah.Sifat nyeri kepala hebat

    sekali.Mual dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan. Hemiparesis/hemiplegi

    biasa terjadi sejak permulaan serangan.Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk

    koma.

    2. Perdarahan Subarachnoid (PAS)

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    37/50

    Gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut.Kesadaran sering terganggu

    dan sangat bervariasi.Ada gejala/tanda rangsang meningeal.Edema papil dapat terjadi bila

    ada perdarahan subhialoid karena pecahnya aneurisma pada a.komunikans anterior atau

    a.karotis interna

    Perbedaan perdarahan Intra Serebral(PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)

    Gejala PIS PSA

    Timbulnya

    Nyeri Kepala

    Kesadaran

    Kejang

    Tanda rangsangan Meningeal.

    Hemiparese

    Gangguan saraf otak

    Dalam 1 jam

    Hebat

    Menurun

    Umum

    +/-

    ++

    +

    1-2 menit

    Sangat hebat

    Menurun sementara

    Sering fokal

    +++

    +/-

    +++

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    38/50

    Diagnosis

    1. Anamnesis seputargejala-gejala penanda stroke.

    2. Pemeriksaan fisikdengan pemeriksaan fungsi syaraf.

    3. Pemeriksaan penunjang

    Penatalaksanaan Umum pada Stroke

    Cairan dan balans elektrolit harus dipertahankan. Hiponatremia menyebabkan edema

    otak.

    Saluran pernafasan harus bebas dari kuncup semenit yang baik harus dipertahankan.

    Cegah timbulnya dekubitus dengan bolak balik badan tiap 2-3 jam.

    Kejang-kejang harus cepat diatasi

    Tes Laboratorium

    Darah

    untuk mendeteksi adanya masalah lain yang menghambat proses

    pemulihan seperti penyakit ginjal, penyakit hati, diabetes, infeksi atau

    dehidrasi

    Head CT Scan. stroke non hemorhargi terlihat adanya infark sedangkan pada stroke

    haemorhargi terlihat perdarahan

    Pemeriksaan

    lumbal pungsi

    Diperiksa kimia sitologi, mikrobiologi, virologi . Disamping itu dilihat

    pula tetesan cairan cerebrospinal saat keluar baik kecepatannya,

    kejernihannya, warna dan tekanan yang menggambarkan proses terjadi

    di intra spinal.

    Pada stroke non hemorargi akan ditemukan tekanan normal dari cairan

    cerebrospinal jernih. Pemeriksaan pungsi cisternal dilakukan bila tidak

    mungkin dilakukan pungsi lumbal. Prosedur ini dilakukan dengan

    supervisi neurolog yang telah berpengalaman.

    Elektrokardiograf

    i (EKG)

    Untuk mengetahui keadaan jantung dimana jantung berperan dalam

    suplai darah ke otak. d. Elektro Encephalo Grafi Elektro Encephalo

    Grafi mengidentifikasi masalah berdasarkan gelombang otak,

    menunjukkan area lokasi secara spesifik.

    Angiografi

    cerebral

    membantu secara spesifik dalam mencari penyebab stroke seperti

    perdarahan atau obstruksi arteri, memperlihatkan secara tepat letak

    oklusi atau ruptur.

    Magnetik

    Resonansi

    Imagine (MRI)

    Menunjukkan darah yang mengalami infark, haemorhargi, Malformasi

    Arterior Vena (MAV). Pemeriksaan ini lebih canggih dibanding CT

    Scan.

    Ultrasonografi

    dopler

    Mengidentifikasi penyakit Malformasi Arterior Vena .

    (Harsono,1996).

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    39/50

    Jangan beri infus glukosa oleh karena timbul asidosis laktat da memperburuk keadaan.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    40/50

    Tekanan darah:

    Pada orang sehat, aliran darah ke otak (ADO) dipertahankan konstan oleh

    autoregulasi antara 55 dan 125 mmHg [ tekanan arterial sistemik rata-rata = tekanan diastolik

    + (sistolik - diastolik)/ 3 ]. Kapasitas mengatur ADO ini berkurang pada usia lanjut.

    Pada penderita hipertensi menahun autoregulasi berawal pada tekanan darah sistemik

    yang lebih tinggi (bergeser ke kanan) dan di bawah tekanan darah ini terdapat hubungan

    langsung antara ADO dan tekanan arterial rata-rata.

    Pada PIS dengan tekanan darah sangat tinggi (tekanan sistolik> 200 mm Hg, tekanan

    diastolik> 120 mm Hg) harus diturunkan sedini mungkin, untuk membatasi pembentukan

    edema vasogenik akibat robeknya sawar darah-otak pada daerah iskemia sekitar perdarahan.Di Inggris obat tekanan darah yang digunakan adalah vasodilator oral yang bekerja cepat dan

    singkat, seperti nifedipin sublingual atau melalui pipa nasogastrik bila terdapat kesukaran

    menelan. Natrium nitroprusid tak digunakan lagi karena ia menaikkan ADO dan tekanan

    intrakranial sehingga menambah edema otak. Sekarang digunakan ACE-inhibitor

    (angiotensin convertingenzyme inhibitor) atau penghambat reseptor alfa, oleh karena batas

    bawah dan autoregulasi kembali ke kiri.

    PSA temasuk kedaruratan medik. Timbulnya mendadak sekali, biasanya dengan sakit

    kepala hebat sekali (thunderclap), disertai hilangnya kesadaran sebentar, mual, muntah dan

    defisit neurologik fokal atau kaku kuduk. Diagnosis dalam 24 jam setelah serangan adalah

    dengan CT-scan tanpa kontras pada 92% kasus. Bila CT-scan negatif dapat dilakukan pungsi

    lumbal. MRI kurang diminati. Angiografi selektip adalah pilihan pertama untuk

    mendiagnosis aneurisma. MRA (magnetic resonance angiography) dan CT-scan dengan

    kontras kurang disenangi. TCD (transcranial doppler ultrasonography) dilakukan untuk

    mendiagnosis vasospasme, akan tetapi ahli bedah lebih percaya pada angiografi serebral.

    Penatalaksanaan PSA Aneurismal

    Istirahat total.

    Pengobatan antifibrinolitik (tranexamic acid atau epsilon aminocaproic acid) hanya

    diberikan pada penderita tanpavasospasme atau persiapan operasi. Antifibrinolitik dapat

    menimbulkan defisit neurologik fokal.

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    41/50

    Untuk mencegah vasospasme dapat diberikan nimodipin per oral atau pro infus, atau

    tirilazad mesylate dalam 72 jam dan diteruskan selama 8-10 hari, setelah 3 bulan angka

    kematian berkurang 43 persen, dan vasospasme 28%.

    Angioplasti transluminal dianjurkan pada bila pengobatan konvensional tak berhasil.

    Antikonvulsan diberikan sebagai profilaksis karena pada pecah ulang sering diikuti oleh

    kejang.

    Pada hidrosefalus akut (obstruktif) dianjurkan ventrikulostomi.

    Ventriculo-peritoneal shuntsementara atau permanen dilakukan pada hidrosefalus kronis

    (komunikans).

    Penyulit hiponatremia dapat diberikan fludrokortison atau infus cairan isotonik. Perlu

    dipantau tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru-paru (pulmonary capillary wedgepressure), balans cairan dan berat badan.

    Operasi aneurisma dilakukan kurang dari 3 hari sebelum timbulnya vasospasme.

    Penatalaksanaan PIS Primer

    Pengobatan Medikal

    Tekanan darah diturunkan bila tekanan sistolik> 200 mm/ Hg, penurunan tekanan

    darah tak boleh melebihi 40 persen, agar autoregulasi aliran darah ke otak (ADO) takterganggu. Sebaiknya dipilih obat ACE inhibitor atau penghambat reseptor alfa,

    karena kurve autoregulasi bergeser ke kiri lagi dan penurunan tekanan darah tak

    mempengaruhi ADO.

    Obat-obat antifibrinolisis diberikan hanya pada PIS karena aneurisma yang pecah,

    dengan catatan dapat menimbulkan infark otak.

    Hiperventilasi dan obat-obat hiperosmolar seperti mannitol dianjurkan untuk

    mengobati edema otak. Pemberian mannitol sebaiknya diberikan setelah 4-6 jam padawaktu hematoma menggumpal.

    Kortikosteroid dan barbiturat tak dianjurkan.

    Obat antikonvulsan diberikan sebagai profilaksis, bila PIS terletak di korteks atau

    subkortikal.

    Tindakan Bedah

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    42/50

    Aspirasi stereotaksik memberi hasil fungsional Iebih baik untuk perdarahan ringan atau

    sedang (stadium II dan III). Pada perdarahan besar (stadium IVa = semikoma tanpa

    herniasi) tindakan langsung lebih baik dari pada aspirasi stereotaksi.

    Pengobatan AVM (arterio-venous malformation) intrakranial dengan cara bedah mikroatau bedah radiologis dengan pisau gamma (gamma knife radiosurgery) pada AVM

    dengan diameter kurang dari 3 cm.

    Perbaikan gejala setelah pemberian oksigen hiperbarik adalah indikasi untuk operasi.

    Demikian juga bila pada pemberian mannitol atau gliserol terdapat perbaikan SSEP

    (somatosensoric evoked potential) dan BAEP (brainstem auditory evoked potential)

    merupakan indikasi untuk operasi.

    Dianjurkan dioperasi secepat mungkin, kurang dari enam jam. Bila tak dapat dioperasisedini mungkin, dianjurkan operasi pada hari ke 5-15 saat badai vegetatif mulai mereda.

    Komplikasi

    Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalami komplikasi, komplikasi

    ini dapat dikelompokan berdasarkan:

    1. Berhubungan dengan immobilisasi; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,

    konstipasi dan thromboflebitis.

    2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,

    deformitas dan terjatuh

    3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsi dansakit kepala.

    4. Hidrocephalus

    Prognosis

    Prognosis pada penyakit ini adalah sesuai dengan tingkat keparahan infark yang

    terjadi pada pasien. Semakin sering pasien terserang TIA akan semakin banyak kemungkinan

    terjadinya infark jaringan sehingga mempunyai prognosis buruk.

    Prognosis PIS tergantung pada tingkat kesadaran (pada koma atau stupor, angka

    kematian 70-100%); tempat lesi (perdarahan pons, talamus, mesensefalon prognosis buruk);

    volume perdarahan (volume perdarahan z 30 ml 5% meninggal, 30-50 ml 35% meninggal

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    43/50

    dan > 50 ml diikuti oleh 85% kematian); penampang hematoma (penampang

  • 7/30/2019 Review Neuroanatomi

    44/50

    TIA

    TIA (Transient Ischemic Attack)

    DEFINISI

    Transient ischemic attack (TIA) didefinisikan saat terdapatnya gejala dan tanda dari

    deficit neurologis yang sembuh secara komplit dalam waktu kurang dari 24 jam (biasanya