embriologi, neuroanatomi dan topografi

31
BAB I PENDAHULUAN Otot-otot mata dipersarafi oleh tiga saraf otak, yaitu nervus okulomotorius, nervus trokhlearis, dan nervus abdusen.Oleh karena itu maka ketiga saraf otak tersebut dinamakan nervi okulares yang di dalam pemeriksaan fisik diperiksa secara bersamaan. Nervus okulomotorius memiliki komponen, yaitu eferen somatik yang berasal dari nukleus nervus okulomotorius, eferen viseral yang berasal dari uklei Edinger-Westphal dan aferen somatik yang berasal dari propioseptor di otot-otot extraokular; sehingga fungsi keseluruhan dari nervus ini adalah mempersarafi m.rectus superior,m.rektus inferior,m.rectus medialis,m.obliqus inferior, m.levator palpebrae, m.sfingter pupilare dan m.siliaris serta propriosepsi. Komponen nervus trokhlearis adalah eferen somatik yang berasal dari nukleus nervus trokhlearis, aferen somatik yang berasal dari proprioseptor, di mana nervus ini mempersarafi m. Obliqus superior serta berfungsi sebagai propriosepsi. 1

Upload: windy-christine-sasue

Post on 24-Jul-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

BAB I

PENDAHULUAN

Otot-otot mata dipersarafi oleh tiga saraf otak, yaitu nervus okulomotorius, nervus

trokhlearis, dan nervus abdusen.Oleh karena itu maka ketiga saraf otak tersebut

dinamakan nervi okulares yang di dalam pemeriksaan fisik diperiksa secara bersamaan.

Nervus okulomotorius memiliki komponen, yaitu eferen somatik yang berasal dari

nukleus nervus okulomotorius, eferen viseral yang berasal dari uklei Edinger-Westphal

dan aferen somatik yang berasal dari propioseptor di otot-otot extraokular; sehingga

fungsi keseluruhan dari nervus ini adalah mempersarafi m.rectus superior,m.rektus

inferior,m.rectus medialis,m.obliqus inferior, m.levator palpebrae, m.sfingter pupilare

dan m.siliaris serta propriosepsi.

Komponen nervus trokhlearis adalah eferen somatik yang berasal dari nukleus

nervus trokhlearis, aferen somatik yang berasal dari proprioseptor, di mana nervus ini

mempersarafi m. Obliqus superior serta berfungsi sebagai propriosepsi.

Sedangkan, nervus abdusen terdiri atas eferen somatik yang berasal dari nukleus

nervus abdusen yang mempersarafi m. Rektus lateralis.

Pergerakan mata bersifat konjugat, yaitu keduanya biasanya menuju ke arah yang

sama pada kedua mata pada saat yang bersamaan. Gerakan konjugat bergantung pada

ketepatan koordinasi persarafan kedua mata, dan pada nuklei otot yang mempersarafi

gerakan mata pada kedua sisi.. Gerakan mata secara konjugat tersebut dikelola oleh area

8 Brodmann di lobus frontalis, yang impulsnya di batang otak dikordinasikan melalui

fasikulus longitudinalis medialis, serebelum dan alat keseimbangan.Hubungan saraf

sentral yang kompleks memungkinkan terjadinya gerakan tersebut. Selain itu, saraf

1

Page 2: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

yang mempersarafi otot-otot mata juga berperan pada beberapa refleks, antara lain:

konvergensi, akomodasi, refleks cahaya pupil dan refleks ancam visual.

Karena banyaknya gejala yang bisa ditimbulkan oleh kelainan pada nervus-nervus

tersebut, maka pada referat ini akan dibahas ketiga saraf yang berperan dalam mengurus

gerakan kedua bola mata,baik dalam pembentukannya pada saat embriologi,

neuroanatomi,serta topografinya, yaitu nervus okulomotorius, nervus trokhlearis dan

nervus abdusen.

2

Page 3: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Embriologi

Pada permulaan minggu ke-3, sistem saraf pusat tampak sebagai lempeng

penebalan ektoderm yang berbentuk seperti sandal, lempeng saraf. Lempeng ini

terletak didaerah dorsal tengah dan didepan lubang primitif. Pinggir lateral lempeng ini

segera meninggi membentuk lipatan-lipatan saraf.

Pada perkembangan selanjutnya, lipatan saraf makin meninggi, saling mendekat

digaris tengah,dan akhirnya bersatu, dengan demikian terbentuklah tabung saraf.

Penyatuan ini dimulai pada daerah leher dan berlanjut ke arah sefalik dan kaudal. Tetapi

pada ujung kranial dan kaudal mudigah, penyatuan tersebut agak tertunda, dan

neuroporus anterior dan posterior untuk sementara membentuk hubungan langsung

antara rongga tabung saraf dan rongga amnion. Penutupan neuroporus anterior terjadi

pada tingkat 18-20 somit (hari ke-25) dan neuroporus posterior kira-kira 2 hari

kemudian.

Ujung sefalik tabung saraf memperlihatkan 3 buah pelebaran, yakni gelembung

gelembung otak primer:

a. Prosenfalon atau otak depan,

b. mensefalon atau otak tengah

c. rhombencefalon atau otak belakang.

3

Page 4: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Bersamaan dengan itu, tabung saraf membentuk dua fleksura, yaitu : fleksura

servikalis pada perbatasan otak belakang dengan medulla spinalis dan fleksura

sefalika yang terletak di daerah otak tengah.

Ketika mudigah berumur 5 minggu, proensefalon terdiri atas dua bagian:

telensefalon yang dibentuk oleh bagian tengah dan dua tonjolan lateral, hemisferi

serebri primitif dan diensefalon yang ditandai oleh pembentukan gelembung

gelembung mata. Mesenfalon dipisahkan dari rhombensefalon oleh sebuah alur yang

dalam, isthmus rhombencephali.

Rhombensefalon juga terdiri dari dua bagian: metensefalon yang kelak menjadi

pons dan serebelum dan yang kedua adalah myelensefalon. Batas antara kedua bagian

ini ditandai oleh sebuah lekukan yang disebut fleksura pontin.

Saraf-saraf kranial terbentuk pada minggu ke-4 perkembangan. Semua saraf kecuali

nervus olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak, dan hanya nervus

oculomotorius (III) yang muncul diluar daerah otak belakang. Diotak belakang,

proliferasi pusat pusat di neuroepitelium membentuk delapan segmen terpisah yang

dikenal sebagai rhombomere. Pasangan-pasangan rhombomare membentuk nuklei

motorik saraf kranial IV, V,VI,VII,IX,X,XI dan XII. Pembentukan pola segmental ini

tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang terkumpul didalam somitomer dibawah

neuroepitelium yang ada diatasnya. Saraf saraf motorik untuk nuklei kranial terletak

didalam batang otak. Sedangkan ganglia sensoriknya terletak diluar otak. Dengan

demikian, organisasi saraf saraf kranial homolog dengan saraf saraf spinal, meskipun

tidak semua saraf kranial mengandung serat saraf motorik dan sensorik sekaligus.

4

Page 5: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Gambar: gambar ini memperlihatkan pola pola segmentasi di otak mesoderm yangterlihat pada hari ke 25 perkembangan. otak belakang (titik titik kasar)dibagi menjadi 8 rhombomere, dan

pasangan pasangan bangunan ini membentuksaraf saraf motorik.

Asal mula ganglia sensorik saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel sel

crista neuralis. Plakoda ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga dan empat plakoda

epibrankial yang diwakili oleh penebalan penebalan disebelah dorsal lengkung faring

(brankial) plakoda epibrankial ikut membentuk ganglia untuk saraf saraf dari lengkung

faring (V, VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel-sel

crista neuralis dan serabut serabutnya dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X.

5

Page 6: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

II.2Neuroanatomi

Tiga saraf kranial yang mempersarafi otot-otot mata, yaitu nervus okulomotorius

(N III), nervus trokhlearis (N IV) dan nervus Abdusen (NVI). Ketiga saraf otak ini

relatif panjang dari batangotak menuju orbita. Nuklei nervus okulomotorius dan nervus

trokhlearis terletak di tegmentum mesenfali, sedangkan nukleus nervus abdusen terletak

dibagian tegmentum pontis di bagian bawah dasar ventrikel keempat.

Nama Komponen Asal Fungsi

N.

Okulomotoriu

s

a. Eferen Somatik

b. Eferen viseral

(parasimpatis)

c. Aferen somatik

Nukleus n.

Okulomotorius

(mesensefalon)

Nuklei Edinger Westphal

Propioseptor di otot-otot extraokular

Mempersarafi

m.rectus

superior,m.rektus

inferior,m.rectus

medialis,m.obliqus

inferior, m.levator

palpebrae

M.sfingter pupilare

m.siliaris

Propriosepsi

N. Trokhlearis a. Eferen somatik

b. Aferen somatik

Nukleus

n.trokhlearis

(mesensefalon)

Propioseptor

m.obliqus superior

Propriosepsi

N. Abdusen Eferen somatik Nukleus n. abdusens m. rectus lateralis

6

Page 7: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Nervus Okulomotorius (N III)

Area nuklear nervus okulomotorius terletak di substansia grisea periakueduktus

mensefali, ventral dari akueduktus, setinggi kolikulus superior.

Area ini memiliki dua komponenutama:

1. Nukleus parasimpatis yang terletak dimedial disebut nukleus edinger-westphal

(atau nukleus otonomik aksesorius) yang mempersarafi otot otot intraokular (m.

sfingter pupilae dan m.siliaris)

2. Kompleks yang lebih besar dan terletak lebih lateral nukleus untuk empat otot

dari enam otot otot ekstraokular (m.rektus superior, m.rektus inferior, m.rektus

medialis serta m.obliqus inferior)

7

Page 8: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Selain itu juga terdapat area nuklear kecil untuk m.rektus palpebrae.

Serabut radikuler motorik yang keluar dari area nuklear ini berjalan kearah ventral

bersama dengan serabut parasimpatis ; beberapa diantara serabut serabut saraf tersebut

menyilang garis tengah dan sebagian lagi tidak menyilang (semua serabut untuk

m.rektus superior menyilang garis tengah). Kombinasi serabut motorik dan parasimpatis

melewati nukleus ruber dan akhirnya keluar dari batang otak di fosa interpendikularis

bersama nervus okulomotorius.

Nervus okulomotorius bermula dari nukleus motorik dan otonom yang keluar dari

mesencefalon berjalan kearah posterior menembus rongga subarakhnoid sisterna

basalisdiantara a.serebralis posterior, tersusun dekat tepi tentorial, kemudian menembus

dura matermenyebrang ligamen sfenopetrosus (lokasi yang rentan terhadap herniasi)

dan masuk kedalam sinus kavernosus memasuki rongga orbita melalui fisura orbitalis

superior. Bagian parasimpatis saraf yang berasal dari nukleus otonom meninggalkan

saraf motorik setelah melewati fisura orbitalis superior dan bergabung dengan ganglion

siliare, tempat berakhirnya serabut praganglionik dan sel sel ganglion membentuk

serabut postganglionik pendek untuk mempersarafi otot otot intraokular, m.sfingter

pupil dan m.siliaris.

Serabut motorik somatik nervus okulomotorius terbagi menjadi dua cabang, cabang

superior mempersarafi m.levator palpebra dan m.rektus superior, dan cabang inferior

mempersarafi m.rekti medialis dan inferior serta m. obliquuss inferior.

8

Page 9: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Nervus Trokhlearis (N IV)

Nukleus saraf kranial keempat terletak diventral substantia grisea periakueduktus

tepat dibawah kompleks nukleus okulomotorius setinggi kolikulus inferior

(mesenfalon). Serabut radikularnyaberjalan disekitar substansia grisea sentralis dan

menyilang kesisi kontralateral didalam velum medulare superius. Nervus trokhlearis

kemudian keluar dari permukaan dorsal batang otak (satu satunya saraf kranial yang

keluar dari sini), muncul dari tektum mesensefali menuju sisterna kuadrigeminalis.

Perjalanan selanjutnya kebagian lateral mengitari pendukulus serebri menuju

permukaan ventral batang otak, sehingga saraf ini mencapai orbita melalui fisura

orbitalis superior bersama dengan nervus okulomotorius. Nervus trokhlearis kemudian

9

Page 10: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

berjalan ke m.obliqus superior yang dipersarafinya. Pergerakan mata yang dipersarafi

oleh otot otot ini antara lain pergerakan mata kebawah, rotasi interna (sikloinversi) dan

abduksi ringan.

10

Page 11: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Nervus Abdusens (N VI)

Nukleus nervus kranialis keenam terletak di kaudal tegmentum pontis, tepat

dibawah dasar ventrikel keempat. serabut radikular saraf kranial ketujuh (nervus

fasialis) melingkari nukleus nervus abdusens di lokasi ini. Serabut radikular nervus

abdusens berjalan ke pons dan keluar dari batang otak ditaut pontomedularis. Nervus

abdusens kemudian berjalan sepanjang permukaan ventrak pons dilateral a.basilaris,

menembus dura, dan bergabung dengan saraf lain ke otot otot mata disinus kavernosus.

Didalam sinus, nervus kranial III, IV, VI memiliki hubungan spasial yang erat dengan

cabang pertama dan kedua nervus trigeminus, serta a.karotis interna.selain itu nervus

disinus kavernosus terletak sangat dekat dengan bagian lateral dan superior sinus

sfenoidalis dan sinus ethmoidalis.

II.3 Topografi

Persarafan Volunter dan Reflektoris Otot Mata

Kooperasi yang sangat tepat dari keterpaduan gerakan masing masing otot mata

kesegala arah diatur oleh fasikulus longitudinalis medualis yang berjalan sejajar garis

tengah dari tegmentunm otak tengah kebawah sampai medula spinalis servikal.

Disamping menghubungkan semua nukleus saraf motorik mata satu sama lain, fasikulus

ini juga menerima impuls dari medula spinalis, nukleus n.VII, dan formatio retikularis

yang mengontrol pusat penglihatan pons dan mesensefalik, dan dari korteks serebri

ganglia basal.

Mata dapat digerakan secara volunter dan secara reflektoris. Semua gerakan

volunter mata selalu dibarengi dengan gerakan reflektoris yang disebut refleks fiksasi

untuk mempertahankan objek tetap di retina. Serabut aferen refleks ini berjalan dari

11

Page 12: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

retina bersama dengan jaras visual menuju ke korteks area 17 dan selanjutnya ke area 18

dan 19. Serabut aferennya kemungkinan dimulai dari area ini dan sementara bergabung

dengan radiasio optika menuju kepusat okulomotor mesensefalik dan pons kontralateral,

serta bergabung dengan nukleus motorik mata yang bersangkutan.

Gerakan mata volunter dibangkitkan pada area 8 yang terletak digirus

pascasentral, area 6 dan 9. Stimulasi daerah ini akan menyebabkan deviasi konjungat

kearah berlawanan. Sebaliknya, destruksi area 8 ini akan menyebabkan deviasi kearah

lesi. Keadaan ini terbalik untuk lesi lesi didaerah pons. Destruksi korteks penglihatan

frontal, kadang kadang masih memungkinkan gerakan mata melalui aksi reflektoris. Hal

ini berbeda untuk kasus dengan kerusakan didaerah kortikal oksipital dimana gerakan

reflektoris menghilang. Pasien mampu menggerakan matanya secara volunter kesegala

arah namun tidak dapat mengejar objek yang bergerak.

Reaksi konvergensi, akomodasi dan konstriksi pupil untuk memperoleh

penglihatan yang baik dari suatu objek yang dekat dapat dibangkitkan dengan fiksasi

mata secara volunter. Namun hal ini juga dapat dilakukan berdasarkan reaksi reflektoris

terhadap suatu objek yang dekat dapat dibangkitkan dengan fiksasi mata secara volunter

namun hal ini juga dapat dilakukan berdasarkan reaksi reflektoris terhadap suatu objek

yang datang dari jauh dan mendekat. Impuls aferennya berjalan dari retina sampai

dikorteks kalkarina. Dari sini impuls aferen akan dihantarkan menuju kenukleus

parasimpatis perlia (yang terletak dekat nukleus Edinger Westphal) yang diteruskan ke

m.rektus medialis (untuk konvergensi mata), ke nukleus Edinger Westphal (untuk

kegangliom siliaris dan menimbulkan akomodasi serta kontraksi pupil.

12

Page 13: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Gerakan Mata Konjugat

Pemosisian dan penstabilan bayangan objek tepat di fovea kedua mata pada

waktu yang bersamaan memerlukan aktivitas otot otot mata yang terkoordinasi secara

tepat. Otot otot agonis dan antagonis kedua mata selalu dipersarafi secara simultan

(hukum hering, dan setiap kontraksi otot agonis disertai oleh relaksasi otot antagonisnya

(hukum sherrington). Gerakan konjugat kedua mata kearah yang sama disebut gerakan

versive (dari bahas latin, “mengubah”), sedangkan gerakan kedua mata dengan arah

berlawanan disebut gerakan vergence (baik konvergensi ataupun divergensi). Gerakan

sebuah mata disebut duksi atau torsio (gerakan rotatoris).

13

Page 14: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Tatapan Horizontal dan vertikal

Tatapan konjugat horizontal

Nukeus relay sentral sistem okulomotorius terdapat di paramedian pontine reticular

formation (PPRF atau “pusat tatapan pontis), yang terletak didekat nukleus nervus

abdusens. PPRF merupakan tempat berasalnya semua hubungan neural yang

berpartisipasi pada tatapan konjugat horizontal, kususnya serabut yang menghubungkan

nukleus abdusens ipsilateral dengan bagian nukleus okulomotorius kontralateral yang

mempersarafi m.rektus medialis. Serabut serabut ini berjalan didalam fasikulus

longitudinalis medialis (FLM), sebuah jaras substansia alba yang berjalan naik dan

turun dari atau kekedua sisi batang otak didekat garis tengah. FLM, yang terbentang

dari mesensefalon hingga ke medula spinalis servikalis, berperan untuk menghubungkan

tiap tiap nuklei yang mempersarafi otot otot mata. Struktur ini juga menghantarkan

impuls dari dan kemedula spinalis servikalis (otot-otot servikal anterior dan posterior),

nuklei vestibulare, ganglia basalia, dan korteks serebri.

Gangguan tatapam konjugat Horizontal, Jika fasikulus longitudinalis medialis rusak

pada sisi kiri (sebagai contoh), m.rektus medialis kiri pasien tidak lagi teraktivasi saat

melakukan tatapan konjugat kekanan, sehingga mata kiri tertinggal, mata kiri tersebut

dapat bergerak lebih medial dari garis tengah. Pada saat yang sama terlihat nistagmus

monokular pada mata kanan, yang pergerakannya kekanan (abduksi) dipersarafi oleh

nervus abdusen kanan. Kombinasi temuan ini disebut oftalmoplegia intranuklear (INO).

Penting untuk disadari bahwa INO tidak melibatkan kelumpuhan saraf saraf nuklear

maupun perifer pada otot mata: pada pasien yang dibahas m.rektus medialis kiri akan

berkontraksi secara normal pada konvergensi kedua mata.

Seperti yang telah disebutkan, FLM terletak didekat garis tengah; bahkan kedua

fasikulus longitudinalis medialis terletak sangat berdekatan satu sama lain, dan

14

Page 15: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

kerusakan biasanya bilateral. Dengan demikian, temuan oftalmoplegia intranuklear

diatas biasanya terlihat pada saat melakukan tatapan kesalah satu arah: mata yang

adduksi tidak dapat lebih medial dari garis tengah, sedangkan mata yang abduksi

(utama) mengalami nistagmus. Semua gerakan mata lainnya intak, dan refleks cahaya

pupil juga intak.

Sklerosis multiple merupakan penyebab tersering oftalmoplegia intranuklear.

Penyebab lainnya meliputi ensefalitis dan pada pasien lansia sering ditemukan

gangguan vaskular.

Tatapan konjugat vertikal

Pusat tatapan vertikal terletak dibagian rostrodorsal formasio retikularis

mesenfalidan terdiri dari berbagai nuklei khusus: nukleus prestitialis didinding belakang

ventrikel ketiga untuk tatapan keatas; nukleus komisura posterior untuk tatapan

kebawah; dan nukleus interstisialis cajal dan nukleis darkschewitsch untuk gerakan

konjugat rotatorik.

Pusat tatapan konjugat lain

Gerakan tatapan vertikal juga dapat dibentuk oleh neuron yang terletak dibatas

anterior kolikuli superior. Gangguan yang mengenai area ini menyebabkan paresis

tatapan keatas (sindrom parinaud).

Impuls yang berasal dari lobus oksipitalis juga berjalan kepusat tatapan pontis

kontralateral (nukleus para-abdusen)untuk menginisiasi gerakan tatapan konjugat

lateral. Stimulasi eksperimental pada area oksipital 18 dan 19 diketahui dapat

mencetuskan gerakan tatapan konjugat yang umumnya lateral, meskipun kadang kadang

keatas atau kebawah (gerakan tatapan lateral pasti merupakan tipe yang paling penting

pada manusia, karena lebih sering dilakukan dibanding dengan dua jenis lainnya)

15

Page 16: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Gerakan mata volunter diinisiasi oleh neuron dilapangan pandang frontal diarea

brodman 8, disebelah anterior girus presentralis. Akibat yang paling sering pada

stimulasi atau iritasi area ini misalnya pada kejang epileptik, adalah gerakan tatapan

konjugat lateral kesisi kontralateral (deviation conjunge) gerakan mata ini kadang kadng

disertai memutar kepala kesisi kontralateral.

Jaras dari lapang pandang frontal ke nuklei batang otak yang mempersarafi gerakan

mata belum sepenuhnya diketahui. Saat ini diduga bahwa serabut serabut jaras ini

berjalan dikapsula interna dan pedinkulus serebri bersama dengan traktus

kortikonuklearis, tetapi kemudian tidak langsung berakhir dinuklei yang mempersarafi

pergerakan mata, melainkan mencapai tempat tersebut melalui berbagai “stasiun”

termasuk kolikulus superior, interneuron formasio retikularis dan fasikulus

longitudinalis medialis.

Semua gerakan volunter dipengaruhi oleh lengkung refleks, bukan hanya visual,

tetapi juga auditorik, vestibular dan propioseptif (dari otot-otot servikal dan leher

ketraktus spinotektalis dan fasikulus longitudinalis medialis).

16

Page 17: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

17

Page 18: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Gerakan Refleks tatapan konjugat

Reflek fiksasi, bila kita megarahkan pandangan kita ke sebuah objek secara

volunter, kita melakukannya dengan gerakan mata yang sangat cepat, tiba tiba dan tepat,

yang disebut sakadik. Namun sebagian besar gerakan mata terjadi secara refleks: ketika

suatu objek masuk kedalam lapangan pandang kita, perhatian dan tatapan kita secara

otomatis tertuju pada benda itu. Jika objek bergerak, mata mengikuti objek secara

volunter sehingga bayangan tetap jatuh di fovea, bagian retina yang memiliki

penglihatan tertajam. Hal ini terjadi tanpa memperhatikan apakah pengamat atau objek

sedang bergerak (atau keduanya bergerak). Dengan demikian semua gerakan mata

volunter memiliki komponen refleks ivolunter. Proses refleks yang memperthankan

gambaran visual suatu objek disebut refleks fiksasi.

Lengkung aferen refleks fiksasi terbentang dari retina disepanjang jaras visual ke

korteks visual (area 17), impuls selanjutnya dikirimkan kearea 18 dan 19. Lengkung

eferen kembali dari area tersebut kepusat tatapan dipons dan mesenfalon kontralateral.

Pusat tatapan kemudian berproyeksi ke nuklei nervus kranialis yang mempersarafi

pergerakan mata untuk melengkapi lengkung reflek. Beberapa saraf eferen

kemungkinan langsung berjalan kepusat tatapan dibatang otak.

Konvergensi dan Akomodasi

Reflek reflek ini dicetuskan dengan melihat objek yang digerakan mendekati

pengamatan didalam lapangan pandang. Refleksyang disebut juga sebagai respon dekta

sebetulnya terdiri dari tiga proses yang terjadi secara simultan:

Konvergensi: m.rektus medialis kedua mata teraktivasi sehingga tiap tiap aksi

optikal terus menunjuk langsung ke objek yang sedang diamati. Kondisi ini

mempertahankan bayangan objek tetap berada di fovea masing masing mata.

18

Page 19: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

Akomodasi: kontraksi m.siliaris mengendurkan struktur penggantungan lensa.

Karena ini bersifar elastis secara intrinsik, lensa kemudian mencembung

sehingga memiliki kekuatan refraksi yang lebih tinggi. Proses ini

mempertahankan bayangan retina suatu objek tetap dalam fokus saat benda

digerakkan mendekati mata. Sebaliknya apabila benda digerakan menjauhi mata

atau pandangan seseorang diarahkan ketitik yang lebih jauh, relaksasi m.siliaris

memungkinkan struktur penggantung menarik lensa kembali kebentuk yang

lebih datar, menurunkan kekuatan refraksinya dan sekali lagi mengembalikan

bayangan visual kefokus yang tajam.

Kontraksi pupil: pupil berkonstriksi untuk mempertahankan bayangan retina

objek yang dekat setajam mungkin

Ketiga proses ini dapat diaktifkan secara volunter dengan melakukan fiksasi pada objek

dekat dan juga terjadi sebagai reflek ketika objek yang jauh bergerak mendekati

pengamat.

Dasar anatomis konvergensi dan akomodasi, impuls aferen berjalan dari retina

kekorteks visual, dan impuls eferen dari korteks visual ke area pretektalis dan kemudian

ke nukleus parasimpatis perlia, yang terletak dibagian medial dan ventral nukleus

Edinger-Westhpal (nukleus otonom aksesorius). Dari nukleus perlia kedua sisi, impuls

berjalan kearea nuklear m. rektus medialis (untuk konvergensi okular) dan kedua

nukleus Edinger-Westhpal yang kemudian berlanjut ke ganglion siliare dan m.siliaris

(untuk akomodasi) dan ke m.sfingter medialis (untuk konstriksi pupil).

19

Page 20: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

BAB III

KESIMPULAN

Yang berperan dalam mengurus gerakan kedua bola mata adalah nervus

okulomotorius, nervus trokhlearis dan nervus abdusen. Secara embriologi, Saraf saraf

kranial terbentuk pada minggu ke-4 perkembangan. Semua saraf kecuali nervus

olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak, dan hanya nervus oculomotorius

(III) yang muncul diluar daerah otak belakang. Diotak belakang, proliferasi pusat pusat

di neuroepitelium membentuk delapan segmen terpisah yang dikenal sebagai

rhombomere. Pasangan pasangan rhombomare membentuk nuklei motorik saraf kranial

IV, V,VI,VII,IX,X,XI dan XII. Pembentukan pola segmental ini tampaknya diarahkan

oleh mesoderm yang terkumpul didalam somitomer dibawah neuroepitelium yang ada

diatasnya. Saraf saraf motorik untuk nuklei kranial terletak didalam batang otak.

Sedangkan ganglia sensoriknya terletak diluar otak. Dengan demikian, organisasi saraf

saraf kranial homolog dengan saraf saraf spinal, meskipun tidak semua saraf kranial

mengandung serat saraf motorik dan sensorik sekaligus.Asal mula ganglia sensorik

saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel sel crista neuralis. Plakoda ektoderm

mencakup plakoda hidung, telinga dan empat plakoda epibrankial yang diwakili oleh

penebalan penebalan disebelah dorsal lengkung faring (brankial) plakoda epibrankial

ikut membentuk ganglia untuk saraf saraf dari lengkung faring (V, VII, IX, dan X).

Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel sel neuralis dan serabut serabutnya

dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X.

Nervus okulomotorius bersifat motorik murni dan berfungsi mengangkat kelopak

mata atas, menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial, untuk konstriksi pupil

serta akomodasi mata. Nervus trokhlearisbersifat motorik murni dan mempersarafi

20

Page 21: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

musculus obliqus superior yang berfungsi untuk menggerakkan mata ke arah bawah

dalam dan abduksi (lateral). Nervus abdusen bersifat motorik murni dan mempersarafi

musculus rectus lateralis sehingga berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke lateral.

Kelainan pada salah satu nervus ini dapat menyebabkan gangguan pergerakan bola

mata.

21

Page 22: Embriologi, Neuroanatomi Dan Topografi

DAFTAR PUSTAKA

Baehr M., Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologis DUUS : Anatomi,

Fisiologi, Tanda dan Gejala Ed. 4. Jakarta: EGC.2010. Hal 110-142.

Sadler W.T. Embriologi Kedokteran LANGMAN Ed.7. Jakarta : EGC. 1997.

Hal : 375 – 405.

Mahar Mardjono, Priguna Sidharta.Neurologi Klinis Dasar . Jakarta: Dian

Rakyat. 2008. Hal : 126 - 148

22