neuroanatomi dan pemeriksaan fisik ppt

27
NEUROANATOMI & PEMERIKSAAN FISIK APHASIA DAN APRAKSIA PPDS: dr. An Nisaa’ Novrizka Sari Pembimbing: dr. Sri Budhi Rianawati, Sp. S(K)

Upload: an-nisaa-novrizka

Post on 11-Jan-2016

104 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Neurologi

TRANSCRIPT

NEUROANATOMI & PEMERIKSAAN FISIK

APHASIA DAN APRAKSIA

PPDS: dr. An Nisaa’ Novrizka Sari

Pembimbing: dr. Sri Budhi Rianawati, Sp. S(K)

Hilangnya atau terganggunya fungsi berbahasa akibat adanya kerusakan pada

bagian otak khususnya di hemisfer serebral

Anatomi Pusat Bahasa pada area perisylvian dari hemisfer dominan

Right handed hemisfer kiri dominan (90-95% populasi)

MACAM AFASIA

PROSES BERBAHASA VERBAL

INPUT AUDITORI INPUT VISUAL

PUSAT BAHASA

1. Area Broca (area 44, 45)Area bahasa

motorik (inferior lobus

frontalis)

2. Area Wernicke (area 22)

Area bahasa perseptif (girus

temporal superior)

3. Fasikulus arkuata

Menghubungkan antara area broca dg area

wernicke

4. Angulus Gyrus

Terletak di lobus parietalis inferior, dekat area visual

5. Exner’s center

Terletak : di tengah gyrus

frontal

VASKULARISASI AREA PERISYLVIAN

Medial Cerebral

Artery (MCA)

Superior division

Anterior language

area

Inferior Division

Posterior language

area

TEKNIK PEMERIKSAAN AFASIA

Syarat: tidak ada penurunan kesadaran

1. Kelancaran berbahasa (fluently).

Pasien ditanya nama, alamat,

berada dimana, dsb.

2. Pemahaman berbahasa

(comprehensive) Dilihat pemahaman px dalam menjawab pertanyaan (verbal)

dan isi/kualitas bahasanya.

3. Pengulangan bahasa

(Repetition) Mempersilahkan

pasien mengulang apa yang diucapkan

pemeriksa, mulai satu kata, beberapa

kata atau kalimat

4. Pemberian nama benda

(Naming) Menyiapkan benda-benda sederhana di sekitar pemeriksa atau pasien, tanya nama benda tsb.

5. Menulis Penderita disuruh menulis kata atau kalimat. Fungsi :

mengetahui kemampuan

mengkopi dari bahasa visual ke

area bahasa

6. Membaca Biasanya px yang bisa menulis bisa juga membaca.

Penderita diperintah untuk membaca huruf,

kalimat atau paragraf

KLASIFIKASI AFASIA1. Afasia Broca (motorik)

Kelainan di anterior perisylvian areaCiri-ciri : px tidak bisa bicara lancar, px bisa mengerti bila diperintah (pemahaman baik), px dpt mengeidentifikasi benda tp tdk bisa menyebut nama benda tsb, Px tidak bisa

membaca dan menulis

2. Afasia Wernicke (sensorik)Lesi di posterosuperior lobus temporal

Ciri-ciri : Px mampu bicara lancar tp tdk paham artinya, Px tdk mendengar kata-kata, Px masih mengenal suara dan bisa

mendengar, Px tidak bisa menyebut nama, membaca dan menulis.

3. Afasia globalLesi merusak semua area bahasa perisylvian central atau merusak secara terpisah Postero-inferior frontal dan postero-superior temporal.

Ciri-ciri: Tidak lancar bicara, Tidak paham, Tidak bisa mengulang, Tidak bisa membaca

dan menulis

4. Afasia konduksiKelainan sebelah luar area bahasa

(fasiculus arcuata) Ciri: Px bisa bicara lancar, Px bisa pahamTidak mampu mengulang kata, Sering tdk bisa menyebut nama, Bisa membaca dan

menulis

5. Afasia anomik Ciri : Mampu bicara lancar,

Mengerti/memahami, Bisa mengulang kata, Bisa membaca, Tidak bisa menyebut

nama suatu benda Kelainan diluar area bahasa atau lesi dibagian bawah lobus

temporal

6. Afasia Transkortikal MotorikCiri: Px tdk lancar bicara, Px mampu

paham Px mampu mengulang kata, Px tidak bs menulis dan membaca

7. Afasia Transkortikal SensorikCiri: Px mampu bicara lancar, Px tdk paham Px mampu mengulang, Px tdk

mampu menulis dan membaca

ANALISA PEMERIKSAAN AFASIA

APRAKSIA

13

ANATOMI - AREA ASOSIASI

Definisi Apraksia : Gangguan/ ketidakmampuan untuk melakukan gerakan yang bertujuan (gerakan kompleks) yang diperintah

BEDSIDE TESTING OF PRAXIS

14

Limbs Ask the patients to:-Mime the use of pen, comb, and toothbrush-Imitate the examner’s use of the same object-Use the actual objects

Praxis Test

OrofacialAsk the patient to:-Whistle -Put tongue out-Blow out cheeks-Cough

Serial actionsAsk the patient to:- Mime putting the address on a letter seal it put a stamp on it

Syarat pemeriksaan:

1. Motorik intak2. Sensorik intak3. Pasien sadar,

kooperatif

JENIS-JENIS APRAKSIA

15

1. Apraksia ideasional2. Apraksia ideomotor3. Apraksia bucofacial

4. Apraksia simpatetik5. Apraksia kinetik ekstremitas

( limb kinetic )

6. Apraksia konstruksional7. Apraksia konseptual 8. Dressing apraxia

16

1. APRAKSIA IDEOMOTOR

Definisi: diskoneksi antara pusat bahasa/visus yang memahami perintah dan area motorik

Lesi parietal hemisfer dominan

Tidak mampu utk menirukan bagaimana cara menggunakan/mengimplementasikan secara bersama (palu, sikat gigi, sisir) atau bagaimana cara menendang atau melempar bola

Contoh : Tes menyisir rambut

cara menyisir rambut dengan memakai jari-jari tidak dengan sisir

Tidak dapat melaksanakan perintah yg diperintahkan tetapi mampu untuk menirukannya

2. APRAKSIA IDEASIONAL Ketidakmampuan untuk merencanakan

serangkaian gerakan kompleks (tidak paham tujuan gerakan) (defect on motor planning)

Ketidakmampuan mengerjakan/mengkoordinasikan serangkaian gerakan pada urutan tertentu

Tes : mengirim surat tapi tidak bisa urut-urutannya

Lesi : left posterior temporoparietal junction 17

3. APRAKSIA BUCOFACIAL

Lesi pada kedua hemisfer Px tidak dapat melakukan gerakan kompleks

diperintah yang melibatkan bibir, mulut dan muka, tanpa ada kelemahan dari mulut, bibir dan mukaGerakan spontan (+)

Tes: bersiul, batuk, mengeluarkan lidah, mengerutkan bibir

18

4. APRAKSIA SIMPATETIK

19

Ketidakmampuan penderita melakukan gerakan motorik kompleks pada anggota gerak yang normal ( non paretic limb)adanya lesi hemisfer unilateral dominankarena : serat penghubung area bahasa hemisfer kiri dengan area motorik hemisfer kanan tergangguPenderita mengerti perintah & tdk ada kelemahan pd tangan kiri tp tidak bisa melakukan karena hemisfer kanan tidak menerima perintah

Tes : px diperintah melambaikan tangan yang sehat ( pd px hemiplegi / hemiparese)

Interpretasi: px tidak

bs melambaikan tangan walaupun

tidak ada kelemahan motorik

5. APRAKSIA LIMB KINETIC

Kesulitan dengan kontrol motorik halus Disfungsi primer pada jalur motorik, lesi

ringan pada traktus kortikospinalis Bentuk sederhana Jarang ditemukan

20

6. APRAKSIA KONSTRUKSIONAL

Terjadi pada lesi lobus parietal non dominan

Gangguan pada kemampuan pemahaman spatial relationship (hubungan antar ruang)

Terganggunya ketrampilan visuospasial

Test pemeriksaan :

sederhana gambar segiempat

menggambar 2/3 dimensi ex: rumah dg atap dan cerobong asap

21

7. APRAKSIA KONSEPTUAL

Gangguan pada pengetahuan/knowledge tentang bagaimana menggunakan, memilih suatu benda / alat dengan benar

Tidak dapat recall tipe spesifikasi alat dan kegunaannya

Tidak mampu untuk mendeskripsikan fungsi suatu alat(mechanical knowledge)

Lesi : lobus parietal caudalex: ask to demonstrate the use of screwdriver either

pantomimic or using tools, the patient may pantomime a hammering movement or use screwdriver as a hammer

22

23

8. DRESSING APRAXIA

Kehilangan kemampuan berpakaian dengan benar

(pendapat lain : bagian dr neglect syndrome)

Lesi lobus parietal non dominan

Tes : memakai baju

TERIMAKASIH

SEMOGA BERMANFAAT

25

Annisa 2013

Kleist K: Gehirnpathologie. In: Handbuch der ärztlichen Erfahrungen im Weltkrieg 1914/18, vol. IV, Barth, Leipzig, 1922−1934 dalam Baehr, Mathias. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology 2005: 376

M1 - Pars SphenoidIntra cerebral Haemorrhage

artery (a. Lenticulostriata)

M2 - Pars Sylvii M3 - Pars Cortical