review jurnal biokimia

2
RESUME JURNAL EKSTRAKSI DNA DARI SPERMA PADA KONDOM DAN KAIN YANG TERSIMPAN SAMPAI DUA BELAS HARI Vandus Jehuda JURNAL SIMBIOSIS I (1) : 28- 39 Dewasa ini kriminalitas di Indonesia semakin marak, seperti kasus pencurian, pembunuhan, dan pemerkosaan. Terjadinya kriminalitas ini dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi dan degredasi moral. Pada skala Internasional, Indonesia menduduki peringkat ke 62 mengenai kasus pemerkosaan dengan jumlah 0,00567 per 1000 orang atau 5-6 per satu juta orang. Pada kasus pemerkosaan sering ditemukan darah dan sperma, baik di bagian tubuh korban, terutama vagina atau di media (tanah, lantai, pakaian, kondom, dan lain-lain) yang ada di tempat kejadian perkara (TKP). Darah dan sperma ini bisa dijadikan barang bukti untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pihak berwajib. Dari bukti tersebut bisa dilakukan analisa DNA. Analisa DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Ekstraksi DNA secara umum memiliki tahapan-tahapan yang meliputi isolasi dari jaringan, pelisisan dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi serta presipitasi atau pemadatan. Ekstraksi DNA dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti: metode fenol-kloroform, metode membran dialisis, metode chilex, dan metode boom. Salah satu metode ekstraksi yang sering digunakan adalah metode fenolkloroform. Bahan sumber DNA yang ada di TKP umumnya memiliki kualitas dan kuantitas yang rendah. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan amplifikasi yaitu suatu penerapan bioteknologi untuk memperbanyak DNA hingga ratusan bahkan ribuan kali. Amplifikasi dapat dilakukan dengan berbagaimetode, salah satunya dengan metode PCR (polymerase chain reaction). Sampel sperma yang didapat dari kondom dan kain yang sudah disimpan selama 3, 6, 9,12 hari dan DNA segar diekstraksi dimasukkan ke dalam tabung 1,5 mL, diberi buffer lisis dengan komposisi NaCl 10 mM, EDTA 100mM, Tris-Cl 100 mM, dan Urea 4 M. Sampel sperma selanjutnya diekstraksi menggunakan metode fenol-kloroform dan presipitasi etanol dengan. DNA hasil ekstraksi diresuspensi pada Tris EDTA (TE) 80% sebanyak 50 μL. DNA hasil ekstraksi diuji kualitasnya dengan cara dielektroforesis pada gel agarosa 1% selama 30 menit dengan tegangan 110 volt dan visualisasi dengan ethidium RESTIANA RULY - 13248

Upload: restiana-ruly-p

Post on 27-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

contoh review jurnal

TRANSCRIPT

RESUME JURNALEKSTRAKSI DNA DARI SPERMA PADA KONDOM DAN KAIN

YANG TERSIMPAN SAMPAI DUA BELAS HARIVandus Jehuda

JURNAL SIMBIOSIS I (1) : 28- 39Dewasa ini kriminalitas di Indonesia semakin marak, seperti kasus pencurian, pembunuhan, dan pemerkosaan. Terjadinya kriminalitas ini dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi dan degredasi moral. Pada skala Internasional, Indonesia menduduki peringkat ke 62 mengenai kasus pemerkosaan dengan jumlah 0,00567 per 1000 orang atau 5-6 per satu juta orang. Pada kasus pemerkosaan sering ditemukan darah dan sperma, baik di bagian tubuh korban, terutama vagina atau di media (tanah, lantai, pakaian, kondom, dan lain-lain) yang ada di tempat kejadian perkara (TKP). Darah dan sperma ini bisa dijadikan barang bukti untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pihak berwajib. Dari bukti tersebut bisa dilakukan analisa DNA. Analisa DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Ekstraksi DNA secara umum memiliki tahapan-tahapan yang meliputi isolasi dari jaringan, pelisisan dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi serta presipitasi atau pemadatan. Ekstraksi DNA dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti: metode fenol-kloroform, metode membran dialisis, metode chilex, dan metode boom. Salah satu metode ekstraksi yang sering digunakan adalah metode fenolkloroform. Bahan sumber DNA yang ada di TKP umumnya memiliki kualitas dan kuantitas yang rendah. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan amplifikasi yaitu suatu penerapan bioteknologi untuk memperbanyak DNA hingga ratusan bahkan ribuan kali. Amplifikasi dapat dilakukan dengan berbagaimetode, salah satunya dengan metode PCR (polymerase chain reaction). Sampel sperma yang didapat dari kondom dan kain yang sudah disimpan selama 3, 6, 9,12 hari dan DNA segar diekstraksi dimasukkan ke dalam tabung 1,5 mL, diberi buffer lisis dengan komposisi NaCl 10 mM, EDTA 100mM, Tris-Cl 100 mM, dan Urea 4 M. Sampel sperma selanjutnya diekstraksi menggunakan metode fenol-kloroform dan presipitasi etanol dengan. DNA hasil ekstraksi diresuspensi pada Tris EDTA (TE) 80% sebanyak 50 L. DNA hasil ekstraksi diuji kualitasnya dengan cara dielektroforesis pada gel agarosa 1% selama 30 menit dengan tegangan 110 volt dan visualisasi dengan ethidium bromida (EtBr) selama 15 menit. Pengamatan DNA dilakukan di bawah lampu UV. DNA hasil ektraksi diamplifikasi pada mesin PCR (Applied Biosystems 2720 Thermal Cycler) dengan menggunakan primer TH01. Reaksi PCR terdiri atas PCR mastermix 9,5 L, DNA template sampel 2 L, dan primer mikrosatelit yang sudah dicampur antara forward dan reverse sebanyak 1 L, dengan volume total 12.5 L. Proses denaturasi dengansuhu 95o C selama 45 detik, penempelan primer pada suhu antaran 56o C selama 60 detik, dan pemanjangan DNA dengan suhu 72o. DNA kemudian dielektroforesis pada gel poliakrilamid (PAGE) 6% selama 90 menit dengan tegangan 110 volt dan visualisasi DNA dengan pewarnaan perak nitrat. Jarak migrasi pita-pita DNA pada gel diukur dan hasil pengukuran dianalogkan pada kertas semilog untuk menetapkan panjang DNA hasil amplifikasi. Dari proses ini didapatkan semua DNA dapat terlihat kecuali pada sampel DNA segar. Hal ini dimungkinkan karena kurang telitinya peneliti ataukarena faktor kain yang sempat menyentuh tanah dan diduga terkena magnesium yang menyebabkan spermatozoa mengeluarkan enzim endonuklease yang menyebabkan hancurnya nukleus di kepala spermatozoa.RESTIANA RULY - 13248