review analisis rhodamin b

2
Kosmetik berasal dari kata ”kosmein” (Yunani) yang berarti ”berhias”. Kosmetika adalah bah an ata u sediaan yang dimaks udk an untuk dig una kan pada bagian lua r tub uh man usia (epide rmis , rambut , kuk u, bib ir, dan org an gen ital bag ian lua r), atau gig i dan membran mukosa mulut, terutama untuk members ihkan, me wangikan, meng ubah  penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terlihat sehingga tampak lebih menarik dan sekaligus  juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada. alah satu jenis kosmetik yang sangat sering digunakan untuk mempercantik diri yaitu lipstik. !ip stik adal ah sedi aan kos meti ka yan g dig una kan unt uk mewarnai bib ir den gan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak  boleh menyebabkan iritasi pada bibir. Komponen utama terpenting dalam lipstik salah satunya adalah pewarna. "ahan pewarna ditambahkan dalam lipstik untuk menambah daya tarik konsumen terhadap produk tersebut. #ewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada $ yaitu, pewarna alami merupakan %at warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah seperti %at warna hijau dari daun suji dan %at warna orange dari wortel. edang kan pewarna sintetis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia. #ewarna sintetis saat ini sering digunakan untuk menggantikan %at warna alami. &al ini dikarenakan warnanya lebih intens dan lebih terang. #ilihan warnanya antara lain kuning, coklat sampai merah, dan macam'macam iolet. #igmen sintetis putih seperti %inc oida dan titani um oida termasu k dalam kelompok %at pewarna kosmetik yang terpenting. #ewarna sinteti s yan g bia sa dig unakan dal am lip stik seri ng kal i tidak baik bag i kesehatan. alah satunya adalah penggunaan rhodamin " sebagai bahan pewarna pada lipstik. *hodamin " digunakan karena harganya relati+ lebih murah, warna yang dihasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami. #enggunaan rhodamin " berbahaya ketika digunakan pada makanan dan kosmetik dalam waktu lama karena akan mengakibatkan kanker dan gangguan +ungsi hati. ika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir akan pecahpecah, kering, dan gatal, bahkan kulit bibir terkelupas. -iri' ciri produk yang mengandung rhodamin " adalah warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warnanya terlihat tidak homogeny (rata), adanya gumpalan warna pada  produk, pada produk tidak mencantumkan kode, label, merek, in+ormasi kandungannya, atau identitas lengkap lainnya. Karena semakin maraknya penggunaan rhodamin pada lipstik oleh sebab itu dilakukan analisis untuk mengerahui keberadaan rhodamin pada lipstik. etode yang digunakan untuk menganalisis rhodamin " diantaranya kromatogra+i lapis tipis (K!T ) untu k uji kuali tati+ dan spektr o+otometri U/'/ is untuk uji kuan titati+. !an gka h per tama ya ng dilaku kan yai tu pre par asi sampel . ampel yan g dig unakan pad a  penelitian ini yaitu pada lipstik yang beredar di pasar an Kota anado. ampel lipstik diambil dari 0 pasar besar yang ada di Kota anado yaitu #asar Karombasan, #asar 12, dan #asar "ersehati masing'masing diambil sampel dari 0 pedagang yang berbeda. elanjutnya sampel die kst raksi dimana 3 gra m sampel (lip stik ) dimasuk kan ke dal am 4rl enmeye r kemudi an dir endam dalam 35 ml lar uta n amonia $6 (ya ng dilarutka n dalam etanol 756) selama semalaman. !arutan disari ng +iltrat nya dengan mengg unaka n kertas saring whatman no. 3. !arutan dipindahkan kedalam gelas kimia kemudian dipanaskan diatas hot plate. *esidu dari  penguapan dilarutkan dalam 35 ml air yang mengandung asam (larutan asam dibuat dengan mencampurkan 35 ml air dan 2 ml asam asetat 356). "enang wol dengan panjang 32 cm dimasukkan ke dalam larutan asam dan dididihkan hingga 35 menit, pewarna akan mewarnai  benang wol, kemudian benang wol diangkat dan dicuci dengan a8uades. Kemudian benang wol dimasukkan kedalam larutan basa yaitu 35 ml amonia 356 (yang dilarutkan dalam etanol 756) dan didihkan. "enang wol akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam

Upload: melly-octaviani

Post on 13-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review Analisis Rhodamin b

7/26/2019 Review Analisis Rhodamin b

http://slidepdf.com/reader/full/review-analisis-rhodamin-b 1/2

Kosmetik berasal dari kata ”kosmein” (Yunani) yang berarti ”berhias”. Kosmetika

adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh

manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi dan

membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah

 penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada

kondisi baik. Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan

cara merias setiap bagian tubuh yang terlihat sehingga tampak lebih menarik dan sekaligus

 juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada. alah satu jenis kosmetik yang sangat sering

digunakan untuk mempercantik diri yaitu lipstik.

!ipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan

sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak 

 boleh menyebabkan iritasi pada bibir. Komponen utama terpenting dalam lipstik salah

satunya adalah pewarna. "ahan pewarna ditambahkan dalam lipstik untuk menambah daya

tarik konsumen terhadap produk tersebut. #ewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada $

yaitu, pewarna alami merupakan %at warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah

seperti %at warna hijau dari daun suji dan %at warna orange dari wortel. edangkan pewarnasintetis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia. #ewarna sintetis saat ini

sering digunakan untuk menggantikan %at warna alami. &al ini dikarenakan warnanya lebih

intens dan lebih terang. #ilihan warnanya antara lain kuning, coklat sampai merah, dan

macam'macam iolet. #igmen sintetis putih seperti %inc oida dan titanium oida termasuk 

dalam kelompok %at pewarna kosmetik yang terpenting.

#ewarna sintetis yang biasa digunakan dalam lipstik sering kali tidak baik bagi

kesehatan. alah satunya adalah penggunaan rhodamin " sebagai bahan pewarna pada lipstik.

*hodamin " digunakan karena harganya relati+ lebih murah, warna yang dihasilkan lebih

menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami. #enggunaan

rhodamin " berbahaya ketika digunakan pada makanan dan kosmetik dalam waktu lama

karena akan mengakibatkan kanker dan gangguan +ungsi hati. ika terpapar pada bibir dapat

menyebabkan bibir akan pecahpecah, kering, dan gatal, bahkan kulit bibir terkelupas. -iri'

ciri produk yang mengandung rhodamin " adalah warnanya cerah mengkilap dan lebih

mencolok, terkadang warnanya terlihat tidak homogeny (rata), adanya gumpalan warna pada

 produk, pada produk tidak mencantumkan kode, label, merek, in+ormasi kandungannya, atau

identitas lengkap lainnya. Karena semakin maraknya penggunaan rhodamin pada lipstik oleh

sebab itu dilakukan analisis untuk mengerahui keberadaan rhodamin pada lipstik.

etode yang digunakan untuk menganalisis rhodamin " diantaranya kromatogra+i

lapis tipis (K!T) untuk uji kualitati+ dan spektro+otometri U/'/is untuk uji kuantitati+.

!angkah pertama yang dilakukan yaitu preparasi sampel. ampel yang digunakan pada

 penelitian ini yaitu pada lipstik yang beredar di pasaran Kota anado. ampel lipstik diambildari 0 pasar besar yang ada di Kota anado yaitu #asar Karombasan, #asar 12, dan #asar 

"ersehati masing'masing diambil sampel dari 0 pedagang yang berbeda. elanjutnya sampel

diekstraksi dimana 3 gram sampel (lipstik) dimasukkan ke dalam 4rlenmeyer kemudian

direndam dalam 35 ml larutan amonia $6 (yang dilarutkan dalam etanol 756) selama

semalaman. !arutan disaring +iltratnya dengan menggunakan kertas saring whatman no. 3.

!arutan dipindahkan kedalam gelas kimia kemudian dipanaskan diatas hot plate. *esidu dari

 penguapan dilarutkan dalam 35 ml air yang mengandung asam (larutan asam dibuat dengan

mencampurkan 35 ml air dan 2 ml asam asetat 356). "enang wol dengan panjang 32 cm

dimasukkan ke dalam larutan asam dan dididihkan hingga 35 menit, pewarna akan mewarnai

 benang wol, kemudian benang wol diangkat dan dicuci dengan a8uades. Kemudian benang

wol dimasukkan kedalam larutan basa yaitu 35 ml amonia 356 (yang dilarutkan dalam etanol756) dan didihkan. "enang wol akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam

Page 2: Review Analisis Rhodamin b

7/26/2019 Review Analisis Rhodamin b

http://slidepdf.com/reader/full/review-analisis-rhodamin-b 2/2

larutan basa. !arutan basa yang didapat selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan sampel

 pada analisis kromatogra+i lapis tipis.

Kromatogra+i lapis tipis (K!T) adalah metode kromatogra+i cair yang paling

sederhana diantara kromatogra+i lainnya. 9engan memakai kromtogra+i lapis tipis, pemisahan

senyawa yang amat berbeda seperti senyawa organic alam dan senyawa organic sintetik,

kompleks anorganik'organik, dan bahkan ion anorganik, dapat dilakukan dalam beberapamenit dengan alat yang harganya tidak terlalu mahal. :nalisis ini menggunakan lempeng

K!T berukuran $5 $5 cm diakti+kan dengan cara dipanaskan dalam oen pada suhu 3555-

selama 05 menit. ampel ditotolkan pada lempeng K!T dengan menggunakan pipa kapiler 

 pada jarak $ cm dari bagian bawah plat, jarak antara noda adalah 3,2 cm. Kemudian dibiarkan

 beberapa saat hingga mengering. !empeng K!T yang telah mengandung cuplikan

dimasukkan ke dalam chamber yang lebih terdahulu telah dijenuhkan dengan +ase gerak 

 berupa nbutanol; etil asetat ; amonia (35;1;2). 9ibiarkan hingga lempeng terelusi sempurna,

kemudian lempeng K!T diangkat dan dikeringkan. 9iamati warna secara isual dan dibawah

sinar U/, jika secara isual noda berwarna merah jambu dan dibawah sinar U/ $21 nm dan

0<< nm ber+luoresensi kuning atau orange, hal ini menunjukkan adanya rhodamin ".

Uji selanjutnya yaitu penetapan kadar rhodamin " menggunakan spektro+otometri.Tahapan pertama yaitu pembuatan larutan baku untuk pembuatan linieritas kura kalibrasi.

!arutan baku rhodamin " dibuat dengan konsentrasi $55 ppm. 9ari larutan baku ini dibuat

larutan baku dengan konsentrasi 5,2= 3= 3,2= $= 2= <= 7,2 ppm. #elarut yang digunakan larutan

&-l 5,3 >. #enetapan kadar rhodamin " dilakukan dengan spektro+otometri cahaya tampak 

 pada panjang gelombang 155'?55 nm. edangkan untuk menghitung kadar rhodamin "

dalam sampel dihitung dengan menggunakan kura kalibrasi dengan persamaan regresi; y @

a A b.

&asil identi+ikasi pewarna rhodamin " pada lipstik dengan metode kromatogra+i lapis

tipis, pada larutan baku rhodamin " menghasilkan warna noda merah jambu secara isual dan

di bawah sinar U/ $21 nm dan 0<< nm ber+luoresensi kuning atau orange, dengan tinggi

 bercak pada lempeng yaitu 3< cm dan tinggi eluen 37 cm dan nilai *+ 5,B1. Untuk ke B

sampel lipstik tidak menunjukkan bercak yang sama dengan bercak baku rhodamin " serta

tidak menunjukkan adanya noda pada lempeng K!T. #enentuan panjang gelombang

maksimum larutan baku rhodamin " dengan konsentrasi 0 ppm diperoleh panjang gelombang

22? nm. regresi kura kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y @ 5.3$72 C 5.55?3

dengan koe+isien korelasi (r) sebesar 5,B?3. 9ari B sampel yang dianalisis tidak teridenti+ikasi

adanya %at warna rhodamin " untuk sampel 0 dari pasar karombasan, sampel $ dan sampel 0

dari pasar bersehati telah mencantumkan nomor batch sesuai dengan Keputusan Kepala

"adan #D *epublik Endonesia >o. &K. 55. 52. 1. 3712 tentang Kosmetik dan Kode

kosmetik. Untuk < sampel yang lain tidak mencantumkan nomor batch pada kemasan produk 

tersebut. 9ari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada B sampel lipstik yang beredar di pasar Kota anado tidak teridenti+ikasi adanya %at warna *hodamin " yang

diidenti+ikasi dengan Kromatogra+i !apis Tipis (K!T) dan pektro+otometri U/'/is.