review

3
1 Marena Thalita Rahma (121810301031) Electrochemical Detection Of Non- Esterified Fatty Acid By Layer-By-Layer Assembled Enzyme Electrodes Diabetes tipe dua (T2D) adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. T2D ditunjukkan dengan tingkat resistensi yang lebih tinggi (IR) dan laju pembuangan glukosa yang rendah (GDR). Penentuan kadar glukosa dalam darah dapat ditentukan dengan pengukuran NEFA (non-estirified fatty acid) dalam plasma darah. Kadar NEFA orang yang sehat adalah sekitar 0,1-0,8 mmol/L. konsentrasi atau kadar NEFA yang ada digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan T2D sebelum kemunculan resistensi (IR) dan kerusakan sekresi insulin. NEFA pada awalnya dilakukan pada tahun 1950 dengan metode titrasi titrasi kolorimetri asam lemak menggunakan indikator pH atau spektrofotometer atau radiasi kimia kompleks asam lemak dengan ion logam bivalen seperti Cu 2+, Ni 2+ , atau Co 2+ . Selain itu, metode lain yang dikembangkan adalah pengukuran perbedaan spektrometri seperti kromatografi cair, spektro masa (MS), dan fourier transformasi inframerah selama beberapa decade. Penggunaan sensor elektrokimia sebagai detector NEFA pertama dilaporkan oleh Karube et al yang didasarkan pada reaksi denganA- Koa Sintase (ACS) dan Asil-Koa Oksidase (ACOD) yang dikatalisis oleh enzim yang termobilisasi dengan jebakan (Entrapment) dalam resin photo-cross-linkable poly(vinyl alcohol).

Upload: marena-thalita

Post on 14-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

layer by layer

TRANSCRIPT

Marena Thalita Rahma (121810301031)2

Electrochemical Detection Of Non-Esterified Fatty Acid By Layer-By-Layer Assembled Enzyme Electrodes

Diabetes tipe dua (T2D) adalah salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. T2D ditunjukkan dengan tingkat resistensi yang lebih tinggi (IR) dan laju pembuangan glukosa yang rendah (GDR). Penentuan kadar glukosa dalam darah dapat ditentukan dengan pengukuran NEFA (non-estirified fatty acid) dalam plasma darah. Kadar NEFA orang yang sehat adalah sekitar 0,1-0,8 mmol/L. konsentrasi atau kadar NEFA yang ada digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan T2D sebelum kemunculan resistensi (IR) dan kerusakan sekresi insulin. NEFA pada awalnya dilakukan pada tahun 1950 dengan metode titrasi titrasi kolorimetri asam lemak menggunakan indikator pH atau spektrofotometer atau radiasi kimia kompleks asam lemak dengan ion logam bivalen seperti Cu2+, Ni2+, atau Co2+. Selain itu, metode lain yang dikembangkan adalah pengukuran perbedaan spektrometri seperti kromatografi cair, spektro masa (MS), dan fourier transformasi inframerah selama beberapa decade. Penggunaan sensor elektrokimia sebagai detector NEFA pertama dilaporkan oleh Karube et al yang didasarkan pada reaksi denganA-Koa Sintase (ACS) dan Asil-Koa Oksidase (ACOD) yang dikatalisis oleh enzim yang termobilisasi dengan jebakan (Entrapment) dalam resin photo-cross-linkable poly(vinyl alcohol). Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pembuatan elektroda enzim yang berbasis LBL (Layer-by-layer) yang terdiri dari dua enzim yaitu ACS dan ACOD pada C-SPE sebagai gabungan PDA-MWCNT. Metode ini dilakukan untuk pengukuran kadar NEFA glukosa dalam darah secara elektrokimia yaitu pengukuran arus yang dihasilkan oleh produksi peroksida (H2O2) dari reaksi enzim. Kelebihan Elektroda enzim ini adalah : 1. Hubungan yang baik antara konsentrasi NEFA dan arus oksidasi menjanjikan bahwa elektroda ini dapat diguanakan memenejemen diabetes atau kadar glukosa dalam darah. 2. Elektroda enzim yang terdiri dari empat lapis (LBL) memiliki respon yang baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan elektroda enzim satu lapis. 3. Sangat reptoducible dan cepat 4. Teknik LBL yang dilakukan sederhana, fleksibel, dan multifunctionalities dalam pilm sehingga stabil dan dapat memminimalisir gangguan. 5. Metode yang ditemukan ini (sensor platform multipleks) berpotensi untuk dijadikan penandan metabolisme lain secara biologis .Kekurangan : 1. Harga yang mahal 2. Pembentukan matriks kalibrasi belum ditingkatkan sehingga pengukuran NEFA belum dapat dilakukan pada semua penderita T2D.3. Masih dilakukan secara laboratorium.4. PDA yang digunakan nonkonduktif sehingga menjadi pembatas