reuse arif

13
BAB I PEMBAHASAN 1. Latar Belakang Penelitian: Dalam pelaksanaan hemodialisis diperlukan biaya yang cukup besar. Yang paling mahal adalah ginjal buatan/dialiser. Untuk mengurangi biaya, maka ginjal buatan/ dializer dilakukan daur ulang/reuse. Tetapi penggunaan ginjal buatan berulang tersebut kemungkinan akan menurunkan efisiensinya dan terjadinya transmisi infeksi. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan reuse dialyzer terhadap penurunan kadar ureum kreatinin. 2. Metode penelitian: Desain penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan pengukuran pretest postest di unit HD sesuai dengan kriteria inklusi. Adapun penelitian ini dengan melakukan pemeriksaan ureum pre dan post HD. 3. Tempat dan Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan di Hemodialisa RSUD Raden Mattaher Jambi dilaksanakan pada tanggal 30 Mei – 3 Agustus Tahun 2013. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Raden Mattaher yang menggunakan new dializer dilanjutkan dengan reuse dializer. 4. Populasi Penelitian 1

Upload: abdullah-arif

Post on 23-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hemodialisa reuse

TRANSCRIPT

Page 1: Reuse Arif

BAB I

PEMBAHASAN

1. Latar Belakang Penelitian:

Dalam pelaksanaan hemodialisis diperlukan biaya yang cukup besar. Yang paling

mahal adalah ginjal buatan/dialiser. Untuk mengurangi biaya, maka ginjal buatan/

dializer dilakukan daur ulang/reuse. Tetapi penggunaan ginjal buatan berulang tersebut

kemungkinan akan menurunkan efisiensinya dan terjadinya transmisi infeksi. Tujuan

Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan reuse dialyzer terhadap

penurunan kadar ureum kreatinin.

2. Metode penelitian:

Desain penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan pengukuran pretest postest

di unit HD sesuai dengan kriteria inklusi. Adapun penelitian ini dengan melakukan

pemeriksaan ureum pre dan post HD.

3. Tempat dan Waktu Penelitian :

Penelitian ini dilakukan di Hemodialisa RSUD Raden Mattaher Jambi dilaksanakan

pada tanggal 30 Mei – 3 Agustus Tahun 2013. Sampel pada penelitian ini adalah pasien

yang menjalani hemodialisis di RSUD Raden Mattaher yang menggunakan new

dializer dilanjutkan dengan reuse dializer.

4. Populasi Penelitian

Populasi Pasien pada penelitian ini adalah Pasien HD di RSUD Raden Mattaher Jambi

yang mendapatkan perlakuan berbeda pada saat reuse diekslusikan. Pasien yang

menjalani hemodialisis pada penelitian ini merupakan pasien yang mendapatkan terapi

≥ 1 tahun dengan rata – rata dialisis ≥ 4 jam/hari dan frekuensi 2x seminggu.

5. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling sebanyak

16 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan

pengambilan sampel darah kemudian dilihat hasil laboratorium darah.

1

Page 2: Reuse Arif

a. Kriteria Inklusi :

1) Semua pasien yang mendapatkan terapi ≥ 1 tahun dengan rata – rata dialisis ≥ 4

jam/hari dan frekuensi 2x seminggu.

2) Bersedia dilakukan penelitian

3) Dilakukan HD dengan dialiser reuse dan dialiser baru

4) Laki-laki dan Perempuan

b. Kriteria Eksklusi :

1) Pasien yang mendapatkan terapi < 1 tahun

2) Tidak bersedia dilakukan penelitian

3) Dilakukan HD dengan dialiser baru setiap melakukan HD

6. Bahan dan Alat Penelitian

a. Mesin Dialiser : tidak disebutkan

b. Ginjal Buatan : tidak disebutkan

c. Tipe Ginjal Buatan : tidak disebutkan

d. Cairan Dialisat : tidak disebutkan

e. Pemeriksaan Laborat : Ureum, Cretinin

f. Reuse dialiser : 7x Reuse

g. Proses Penelitian

a. Proses Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hemodialisa RSUD Raden Mattaher Jambi

dilaksanakan pada tanggal 30 Mei – 3 Agustus Tahun 2013. Penelitian ini

merupakan Eksperimen dengan rancangan Quasi Eksperimen. Sampel pada

penelitian ini adalah pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Raden Mattaher

yang menggunakan new dializer dilanjutkan dengan reuse dializer.

Pasien yang mendapatkan perlakuan berbeda pada saat reuse diekslusikan.

Pasien yang menjalani hemodialisis pada penelitian ini adalah pasien yang

mendapatkan terapi ≥ 1 tahun dengan rata – rata dialisis ≥ 4 jam/hari dan frekuensi

2x seminggu. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan consecutive

sampling sebanyak 16 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data

dilakukan dengan pengambilan sampel darah kemudian dilihat hasil laboratorium

darah.

2

Page 3: Reuse Arif

Kemudian penelitian dilakukan secara berulang pada reuse ke 7. Adapun

penelitian pada pasien HD dilakukan dengan berbagai aspek dintaranya berdasarkan

jenis kelamin, penyakit yang diderita, penggunaan obat-obatan, Quick blood, Time

Dialisis. Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium Ureum dan Kreatinin dan

RRU pada pasien dengan New dialiser dan reuse dialiser

h. Hasil:

Dari 16 orang pasien, 10 orang (62,5%) berjenis kelamin laki – laki sedangkan 6 orang

(37,5%) berjenis kelamin perempuan. Rata-rata Qb pasien adalah 198,13 ml/menit.

Pada new dializer rata-rata penurunan ureum 74% dan kreatinin 65,8%. Pada reuse

dialyzer 1 rata-rata ureum 71% dan kreatinin 65%. Pada reuse dializer 2 rata-rata ureum

66% dan kreatinin 67,2%. Pada reuse dializer 3 rata-rata ureum 62,4% dan kreatinin

51,6%. Pada reuse dializer 4 rata-rata ureum 58,7% dan kreatinin 54,9%. Pada reuse

dializer v rata-rata ureum 45,2% dan kreatinin 46,1%. Nilai RRU terjadi penurunan

pada pemakaian ke-3.

i. Analisis

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemakaian ginjal buatan berulang menurunkan

persentase penurunan ureum dan kreatinin. Selain itu nilai RRU masih efektif hingga

pemakai ke-3 (R2).

Berikut ini adalah tabel-tabel yang menunjukkan prosentase penelitian.

Tabel 1. Pasien yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %Laki – Laki 10 62,5%Perempuan 6 37,5%Jumlah 16 100%

Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki

lebih banyak yaitu berjumlah 10 orang (62.5%) dan 6 orang (37.5%) berjenis kelamin

perempuan. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Previsha (2010) di Medan

didapatkan bahwa pasien berjenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan

perempuan.

3

Page 4: Reuse Arif

Menurut United State Renal Data System (USRDS) tahun 2004 tingkat kejadian

kasus gagal ginjal lebih tinggi untuk laki – laki dengan 409 orang per juta penduduk

dibandingkan dengan perempuan sekitar 276 orang per juta penduduk.

Tabel 2. Pasien yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Usia

Umur (Tahun)

N %

21-30 3 18,831-40 2 12,541-50 4 2551-60 5 31,361-70 2 12,5Total 16 100

Usia responden yang paling banyak yaitu rentang usia 51-60 tahun berjumlah 5

orang (31,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Eko Sudarmono (2001) di

Semarang dimana pasien terbanyak berada pada kelompok umur 50 – 59 tahun

(52,38%). Menurut teori, lanjut usia merupakan salah satu faktor risiko gagal ginjal

kronik. Perubahan fungsi ginjal sejalan dengan penuaan yang normal meningkatkan

kerentanan terhadap disfungsi ginjal dan gagal ginjal.

Tabel 3. Pasien yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Penyakit ComorbidPenyakit Comorbid N %

- Satu ComorbidAsam Urat 2 12,5Diabetes 2 12,5Hipertensi 5 31,3Infeksi Ginjal 1 6,3- Dua ComorbidDiabetes dan Hipertensi 3 18,8Diabetes dan PJK 1 6,3Hipertensi dan Nefrolitiasis 1 6,3Tidak ada 1 6,3Total 16 100

Responden dengan penyakit comorbid hipertensi paling banyak yaitu 5 orang

(31,3%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Maulidawati (2011) di Semarang yakni

penderita hipertensi mempunyai resiko 3,14 kali lebih besar terkenal gagal ginjal kronik

dibandingkan yang tidak terkena hipertensi. Berdasarkan teori, Hipertensi dalam jangka

4

Page 5: Reuse Arif

waktu lama dapat mengganggu ginjal, sebab variabilitas tekanan darah berperan

penting sebagai penyebab kerusakan organ.

Tabel 4. Pasien yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Penggunaan obat-obatan

Riwayat Pengobatan

N %

Allopurinol 2 12,5Furosemid 1 6,3

Glibenklamid 4 25Kortikosteroid 2 12,5

Tidak ada 7 43,8Total 16 100

Dari 16 orang responden, sebanyak 7 orang (43,8%) tidak terdapat riwayat

penggunaan obat-obatan, 4 orang (25%) memiliki riwayat penggunaan glibenklamid, 2

orang (12,5%) masing-masing memiliki riwayat penggunaan allopurinol dan

kortikosteroid sedangkan 1 orang (6,3%) dengan furosemid.

Tabel 5. Pasien yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Quick Blood

No Qb (mL/menit)

N %

1 170 1 6,32 180 2 12,53 190 1 6,34 200 11 68,85 250 1 6,3

Total 16 100Rata-rata 198,13 ml/menit

Minimum 170 ml/menitMaximum 250 ml/menit

Pada penelitian ini didapatkan rata-rata Quick Blood responden adalah 198,13

ml/menit. Peningkatan Qb dapat meningkatkan pencapaian adekuasi hemodialisis.

Penelitian Kim,et al (2004) di Korea menunjukkan bahwa peningkatan Qb 15-20%

meningkatkan pencapaian adekuasi HD.

Tabel 6. Pasien yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Time Dyalisis

Time Dyalisis (dalam jam) N %4.00 8 504.30 8 50

Total 16 100

5

Page 6: Reuse Arif

Dari penelitian ini diketahui bahwa responden yang mendapatkan terapi

hemodialisis selama 4 jam sama banyak dengan yang mendapatkan terapi 4.30 jam

yaitu 8 orang (50%). Menurut Konsensus Pernefri (2003) untuk mencapai adekuasi

hemodialisis diperlukan dosis 10-12 jam perminggu yang dapat dicapai dengan

frekuensi hemodialisis 2 kali/minggu dengan lama waktu 5 jam atau 3 kali/minggu

dengan lama waktu 4 jam. Tetapi beberapa RS memberlakukan kebijakan yang

berbeda-beda.

Tabel 7. Rata-rata Penurunan Ureum dan Kreatinin

Dializer Penurunan Ureum (%)

Penurunan Kreatinin (%)

New Dializer 74 65,8Reuse 1 71 65Reuse 2 66 57,2Reuse 3 62,4 51,6Reuse 4 58,7 54,9Reuse 5 45,2 46,1

Tabel 8. Rata-rata RRU pada New Dializer dan Reuse Dializer

Dializer RRU (%)New Dializer 73,7

Reuse 1 70,8Reuse 2 65,6Reuse 3 62Reuse 4 58,3Reuse 5 44,9

Dari hasil penelitian ini dengan melihat keefektifitas RRU ≥ 65%. RRU masih

efektif hingga pemakaian ke-3 (R2). Pemakaian reuse dializer juga menurunkan

persentase penurunan ureum dan kreatinin.

Kesimpulan: Pemakaian Ginjal buatan berulang akan menurunkan persentase

penurunan ureum dan kreatinin. Nilai RRU menurun pada pemakaian dializer ke-3 (R2)

6

Page 7: Reuse Arif

BAB II

ANALISIS

1. Kelebihan Karya Ilmiah

Penelitian ini merupakan Eksperimen dengan rancangan Quasi Eksperimen selama 4

bulan dengan menggunakan new dialiser dan reuse dialise, dan pengambilan sampel

dilakukan dengan consecutive sampling.

2. Kekurangan Karya Ilmiah

a. Sampel penelitian lebih sedikit dari pada penelitian sebelumnya,

b. Mesin HD, Ginjal Buatan, Tipe Ginjal Buatan, Cairan Dialisat tidak disebutkan

c. Waktu penelitian relatif pendek dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

d. Tidak dicantumkan nilai Ureum creatinin pada reuse ke (6-7-8).

e. Tidak dicantumkan nilai (priming volume) pada ginjal buatan sebelum

digunakan dan diukur dahulu isi kompartemen darah tersebut

f. Tidak dicantumkan teknik reuse dialiser yang dipakai pada penelitian ini

g. Penelitian ini hanya melihat efisiensi dialiser dari segi kl iren urea-n dan URR

saja tanpa melihat faktor yang lain misalnya infeksi nasokomial.

7

Page 8: Reuse Arif

BAB III

IMPLIKASI KEPERAWATAN

1. Bagi Rumah Sakit :

Dapat diberikan pelayanan hemodialisis yang aman dan efektif, meskipun dengan

penggunaan ginjal buatan secara berulang, Karena nilai URR masih efektif

hingga pemakaian ke -3 (R2), Frekuensi pemakaian ginjal buatan (dialiser)

berulang yang masih baik adalah 3 kali Dapat dihemat pembiayaan hemodialisis

sehingga dapat mencakup lebih banyak penderita GGK, serta dapat diketahui

hal - hal yang kurang mendukung proses hemodialisis dengan ginjal buatan

pakai berulang ini.

2. Bagi Perawat :

Sebagai usulan kepada perawat/petugas reuse untuk melakukan reuse dialiser

sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).

3. Bagi Penderita :

Setelah diketahui hasil penelitian ini diharapkan penderita akan mendapat

pelayanan yang aman dengan penggunaan ginjal buatan yang dipakai secara

berulang.

4. Bagi Peserta Pelatihan :

a. Menambah ilmu pengetahuan tentang pentingnya Hemodialisa pada penderita

GGK dikarenakan sebagai salah satu terapi pengganti ginjal yang mengalami

kerusakan/ penurunan fungsi, selain CAPD maupun Cangkok Ginjal.

b. Memberikan gambaran tentang pentingnya penelitian hemodialisa pada

umumnya dan Dialiser pada khususnya.

c. Sebagai usulan kepada petugas kesehatan yang akan melakukan penelitian

mengenai Dialiser Reuse dengan mempertimbangkan berbagai Aspek

sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.

5. Bagi Pembimbing

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang kelemahan dan kelebihan

dialiser reuse melalui Analisis Jurnal Pengaruh Reuse Dializer Terhadap

Penurunan Ureum Kreatinin Pada Penderita GGK

8

Page 9: Reuse Arif

9