retensi urin pada wanita
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
Traktus urinarius bagian bawah memiliki dua fungsi utama, yaitu: sebagai
tempat untuk menampung produksi urine dan sebagai fungsi ekskresi. Secara
fisiologis, fungsi eksresi kandung kemih atau biasa disebut proses berkemih
membutuhkan koordinasi sinergis antara kontraksi kandung kemih dan relaksasi
pasase keluar, dengan kontraksi detrusor yang adekuat dan dapat dipertahankan
memungkinkan kandung kemih dapat dikosongkan secara sempurna.1
Ketidakmampuan seseorang untuk mengosongkan kandung kemih secara
sempurna dengan proses berkemih yang volunter disebut sebagai retensi urin.1,2,.
Ke!adian retensi urin dapat bersifat akut, yang biasanya ditandai dengan nyeri
hebat, maupun kronis, yang diakibatkan peningkatan !umlah urine residu terus
menerus sehingga ter!adi distensi kandung kemih, tanpa disertai rasa nyeri.1,2,
"ada laki#laki, terutama pada usia tua, ke!adian retensi urin merupakan kasus
yang sering di!umpai, dan sebagian besar disebabkan adanya obstruksi pasase
keluar urin akibat benign prostat hyperplasia $%"&'. 1, Salah satu penyebab
retensi urine adalah %"&. "ada dua buah studi kohort di amerika, insidensi retensi
urin pada usia ()#* tahun sebesar (,+ hingga ,* per 1.))) laki#laki per tahun. 2
&al ini !ustru berbanding terbalik pada wanita dengan etiologi yang !uga beragam.
Karena itu studi epidemiologi cukup sulit dilakukan, sehingga belum ada data
mengenai insidensi retensi urin pada wanita yang terdokumentasi dengan baik.1,2
Secara global, literatur mengenai retensi urin pada wanita lebih sering
ditemukan dalam bentuk laporan kasus atau seri kasus. %eragamnya etiologi dan
kurangnya data serta guideline mengenai tatalaksana retensi urine pada wanita
menyebabkan prognosis pun lebih sulit diprediksi dibandingkan pada laki#laki. 1
Karena itu makalah ini dibuat untuk membahas retensi urin pada wanita, mulai
dari etiologi hingga ke penatalaksanaan dan komplikasi.
1
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
2/27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sistem Urinaria
Sistem urinaria atau disebut !uga sebagai sistem ekskretori adalah sistem
organ yang memproduksi, menyimpan dan mengalirkan urine. "ada manusia
normal, organ ini terdiri dari gin!al beserta sistem pelvikalises, ureter, buli#buli,
dan uretra.(
Gambar 1. -natomi Saluran Kemih.$Sumber : ader, Sylvia S. 2))(. /nderstanding &uman -natomy and "hysiology, 0ifth dition'
2
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
3/27
2.1.1 Ginjal
in!al terletak pada dinding posterior abdomen $retroperitoneal',
terutama didaerah lumbal kanan dan kiri columna vertebralis.+ Kedua gin!al
pada manusia terletak di tepi dari m.psoas, karena itu men!adi sedikit oblik.
-danya hepar membuat gin!al kanan lebih rendah dibandingkan gin!al kiri.
%erat gin!al dewasa rata#rata 1+)gr.+,. %entuk gin!al seperti kacang dengan
warna coklat kemerah#merahan.+
Secara umum, gin!al terdiri dari tiga bagian. "ertama, Korteks, yaitu
lapisan luar gin!al di mana di dalamnya terdapat3terdiri dari korpus
renalis3alpighi $glomerulus dan kapsul %owman', tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus distalis. Kedua, medula, yang yang berisi
!aringan berbentuk setigita yang disebut piramid renalis. 4i dalamnya terdiri
dari tubulus rektus, lengkung &enle dan tubukus pengumpul $duktus
kolektivus'.5ang ketiga adalah pelvis renalis, yaitu ruang tengah gin!al yang
berlan!ut men!adi ureter.+,
Satuan fungsional gin!al disebut nefron, terdiri dari susunan tubula
yang mempunyai fungsi eksresi dan sekresi. Terdapat 6 1.))).))) nefron
dalam 1 gin!al.+ asing#masing nefron terdiri atas beberapa bagian yaitu,
glomerulus yang mempunyai fungsi filtrasi, tubulus proksimal, dan lengkung
&enle, yang mempunyai fungsi reabsorpsi, dan tubulus distal yang
mempunyai fungsi sekresi, dan tubulus kolektivus sebagai saluran ekskresi
urin ke kaliks minor.+ Seperti pada gambar 2, glomerulus dan tubulus
proksimal dan distal selalu terletak pada korteks, sedangkan lengkung &enle
dan tubulus kolektivus terletak pada medula dan memberi gambaran garis
linear pada piramid renalis.+,
3
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
4/27
Gambar 2. -natomi in!al. -. "embuluh darah gin!al dan lapisan gin!al. %. 7efron dan bagian#bagiannya. $Sumber : ader, Sylvia S. 2))(. /nderstanding &uman -natomy and
"hysiology, 0ifth dition'
4
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
5/27
2.1.2 Ureter
/reter, yang menghubungkan gin!al dengan kandung kemih adalah
saluran tubuler kecil berlapis otot dengan pan!ang sekitar 2+#)cm dan
diameter +cm.+,
4inding ureter mempunyai tiga lapisan. 8apisan paling dalam adalah
lapisan mukosa, lapisan tengah merupakan otot polos dan lapisan luar adalah
!aringan ikat fibrosa. Secara normal ureter memiliki tempat penyempitan
yaitu ureteropelvic !unction, saat bersilangan dengan arteri dan vena iliaka,
dan saat akan memasuki dinding vesika urinaria.*,9
"ada ureter terdapat gerakan peristaltik yang memungkinkan urin
untuk masuk ke vesika urinaria walaupun orang tersebut dalam keadaan
berbaring.+,
2.1. !esi"a Urinaria
esika urinaria terletak pada rongga pelvis, dibawah peritoneum
parietal dan tepat di posterior simfisis pubis. "ada pria, vesika urinaria berada
anterior dari rektum, sedangkan pada wanita, vesika urinaria berada anterior
dari vagina dan inferior terhadap uterus.+ 0ungsi vesika urinaria adalah
sebagai tempat penampungan urin sebelum dikeluarkan dari tubuh. Kapasitas
normal vesika urinaria pada dewasa adalah ())#+))m8.
esika urinaria memiliki tiga orificium, dua untuk ureter, dan satu
untuk uretra. 4iantara ketiga orificum ini terdapat suatu area yang merupakan
dasar vesika dan dilapisi mukosa yang licin. -rea ini disebut sebagai
trigonum.+
Secara keseluruhan lapisan otot dinding vesika disebut sebagai
muskulus destrusor. 4inding vesika ini terdiri atas tiga lapis yaitu dua lapis
serat otot longitudinal dan diantaranya terdapat satu lapis serat otot
sirkuler.+,,;
"ada daerah orificium uretra, terdapat susunan otot yang membentuk
dua sfingter berdekatan yaitu sfingter interna dan sfingter eksterna. Sfingter
interna berada di dalam vesika urinaria tepat pada orificium uretra, dan
5
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
6/27
merupakan lapisan otot involunter yang terdiri atas lapisan otot longitudinal
vesika serta otot sirkuler di sekitarnya. 8apisan otot involunter ini sering
disebut sebagai m. sfingter uretra internus.
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
7/27
Gambar #. "erbedaan anatomi vesica urinaria pria dan wanita$Sumber: ;. 0aller, -, Schunke, Schunke.2))(. The &uman %ody: -n
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
8/27
oleh keadaan fisik kandung kemih $berisi penuh atau tidak', dimana stimulasi ini
diterima oleh stretch receptor pada kandung kemih.9,1),11
Serat#serat otot detrusor meluas ke segala arah dan bila berkontraksi, dapat
meningkatkan tekanan dalam kandung kemih men!adi () sampai ) mm&g.
4engan demikian, kontraksi otot detrusor adalah langkah terpenting untuk
mengosongkan kandung kemih. Sel#sel otot polos dari otot detrusor terangkai satu
sama lain sehingga timbul aliran listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke
sel otot lainnya. =leh karena itu, potensial aksi dapat menyebar ke seluruh otot
detrusor, dari satu sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga ter!adi kontraksi
seluruh kandung kemih dengan segera. >ika kandung kemih terisi cukup dan
mengembang, sementara tekanan intravesika tetap, maka sesuai dengan hukum
8aplace, tekanan intramural otot detrusor akan meningkat.9,1),11
"eningkatan sampai titik tertentu akan merangsang stretch receptor,
sehingga timbul impuls dari medulla spinalis sakralis 2##( yang akan diteruskan
ke pusat refleks berkemih di korteks serebri lobus frontalis pada area detrusor
piramidal. "enelitian terakhir menyatakan bahwa kontrol terpenting terutama
berasal dari daerah yang disebut Pontine Micturition Centre. Sistem ini ditun!ang
oleh sistem refleks sakralis yang disebut Sacralis Micturition Centre. >ika !alur
persarafan antara pusat berkemih pontin dan sakralis dalam keadaan baik, maka
proses berkemih akan ber!alan dengan baik !uga.*,12
0ungsi kandung kemih normal memerlukan aktivitas yang terintegrasi
antara sistem saraf otonom dan somatik. >alur persarafan yang terdiri dari refleks
fungsi detrusor dan refleks sfingter uretra meluas dari lobus frontalis sampai ke
medula spinalis bagian sakral, sehingga penyebab dari gangguan fungsi berkemih
neurogenik dapat diakibatkan oleh lesi pada berbagai tingkatan !alur persarafan.*,12
"roses berkemih menghasilkan serangkaian ke!adian berupa relaksasi
ototsfingter uretra interna, kontraksi otot detrusor kandung kemih dan pembukaan
dari leher kandung kemih dan uretra.*,12 Selain saraf otonom dan somatik, proses
berkemih fisiologis !uga dipengaruhi oleh rasa tenang dan rasa takut nyeri.
"erasaan subyektif ini meli3batkan emosi yang diatur oleh sistem limbik pada
sistem saraf pusat. Tingkah laku khusus yang berhubungan dengan emosi,
8
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
9/27
dorongan motorik dan sensoris bawah sadar, serta perasaan intrinsik mengenai
rasa nyeri dan rasa tenang diatur oleh sistem saraf pusat yang dilakukan oleh
struktur sub kortikal yang terletak di daerah basal otak yang disebut sistem limbik.
Struktur sentral serebri basal dikelilingi korteks serebri yang disebut korteks
limbik. Korteks limbik berfungsi sebagai daerah asosiasi untuk pengendalian
fungsi tingkah laku tubuh dan penyimpan informasi yang menyimpan informasi
mengenai pengalaman seperti rasa tenang, rasa nyeri, nafsu makan, bau, dan
sebagainya.*
2. 'etensi Urine
2..1 De(inisi
%erdasarkan definisi kata, seseorang yang mengalami retensio urin berarti
tidak mampu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara komplit.1 evcha
dan 4rake $2)1)' mendefinisikan retensi urin sebagai ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih secara komplit melalui proses berkemih yang
volunter.1
2..2 E)i*emiolo%i
?etensi urin merupakan kasus yang cukup sering ditemui pada laki#laki
usia lan!ut, namun tergolong kasus yang !arang ditemukan pada perempuan. 1,,1(
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
10/27
retensi urin sangat bervariasi, seperti kurangnya kekuatan kontraksi otot vesika
atau tidak bisa mempertahankan kekuatan kontraksi detrusor, struktur anatomis
yang tidak adekuat, atau kelainan neurologis yang mengganggu fisiologi
miksi.,1,1( Sebuah studi tentang etiologi retensi urin pada 2)2 wanita yang
mengalami retensi urin akut menemukan bahwa ;,1@ kasus disebabkan oleh
kelainan neurologis dimana 1),9@ terkait dengan 4, kemudian ;,9@
disebabkan oleh masalah ginekologis, 22,*@ kasus disebabkan oleh gabungan
beberapa etiologi, dan 22,*@ lainnya tidak didapatkan etiologi yang mendasari.
Secara umum, etiologi retensi urin pada wanita dibagi men!adi duakelompok besar yaitu anatomis 3 obstrusi, dan fungsional 3 neurogenik. %erbagai
etiologi yang medasari retensi urin dapat dilihat di tabel 1
Anatomis + ,bstr-"si $-n%sional + Ne-ro%eni"
"rolaps organ pelvis "enyakit neurologis $/7 3 87'
inekologik 4iabetes melitus
Post anti-incontinence procedure 0armakologis $analgesia, anestesi'
Primary bladder neck obstruction "enuaan
Striktur uretra 7yeri
eatal stenosis "enyakit infeksi 3 inflamasi4ivertikulum Sindrom 0owler
Karunkula Detrusor external sphincter dyssynergia
%atu "artus
/reterokel
%enda asing
Tumor
-bses glandula Skene
Tabel 1. tiologi retensi urin pada wanita1,,1,1(,1+
2...1 Etiolo%i Anatomis + ,bstr-"si
tiologi dari retensi urin secara anatomis dapat dilihat pada tabel 1.
Stenosis uretra merupakan penyebab retensi yang cukup sering pada wanita
postmenopause, dimana kurangnya hormon cenderung mengarah pada atrofi
urogenital. "enyebab lain dari stenosis uretral termasuk scar setelah operasi atau
instrumentasi atau fibrosis dengan inflamasi kronis.1,1+
?etensi urin sering men!adi ge!ala adanya keganasan uretra. 4engan ge!ala
lain yaitu hematuri, nyeri pelvik, ge!ala obstruktif dan iritatif, penurunan berat
10
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
11/27
badan dan malaise. "ada pemeriksaan, seringkali massa dengan konsistensi keras
dapat dipalpasi di dinding anterior vagina atau uretra. "rosedur yang dilakukan
sebagai anti#inkontinensia dapat menyebabkan retensi pada 2.+#2(@ kasus.1,1+
"enyebab retensi urin dari sisi ginekologis paling sering adalah
pembentukan cystocele yang besar. "asien dapat mengeluhkan retensi urin yang
dipengaruhi posisi. Selain itu, retensi urin !uga dapat disebabkan adanya prolaps
dinding vagina anterior, dan dapat menyebabkan oliguria, anuria, dan
hidronefrosis. "enatalaksanaan prolaps vaginal ini terutama melalui tindakan
bedah untuk mengembalikan struktur vagina serta dinding vagina anterior.1
2..2.2 Etiolo%i $-n%sional + Ne-ro%eni"
tiologi fungsional kasus retensi urin antara lain dapat berupa penyakit
serebral atau medula spinalis yang berupa kongenital, neoplastik, inflamasi,
vaskular atau traumatik seperti trauma tulang belakang, multiple sklerosis,
parkinson, sindrom kauda ekuina, dan sindrom 0owler.1,1, 1(,1+
0owler mendeksripsikan sebuah sindrom pada wanita muda, biasanyadiibawah usia ) tahun, yang secara tipikal mengalami retensi urin tanpa rasa
nyeri dengan volume residu urine A1)))m8. "ada pemeriksaan didapatkan
aktivitas abnormal dari sfingter uretra, dan menyebabkan obstruksi fungsional.
&al inilah yang disebut sebagai sindrom 0owler. 1(,1+
Sindrom kauda ekuina disebabkan oleh protusi diskus lumbalis, dan 1#
1+@ pasien mengalami fungsi kandung kemih yang abnormal akibat adanya
penekanan pada radis saraf sakralis. "rotusi paling sering ter!adi pada diskus 8(#+
dan 8+#S1. /sia pasien umumnya pada rentang +#(+ tahun. Selain ge!ala retensi
urin, pasien !uga dpat mengeluhkan nyeri punggung bawah, ischialgia, saddle
anestesia, kelemahan tungkai bawah, dan bowel dysfunction "ada pemeriksaan
didapatkan denervasi pada kandung kemih dan sfingter. Sindrom kauda
ekuina harus segera didiagnosa dan ditatalaksana, karena keterlambatan dapat
menyebabkan kerusakan neurologis yang permanen. 1(,1+
11
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
12/27
anifestasi klinis dari diabetes melitus yang kronis berupa gangguan pada
traktus urinarius bagian bawah, dan ter!adi baik pada pria maupun wanita.
4iabetes diasosiasikan dengan demielinasi neuron segmental, degenerasi akson,
dan degenerasi sistem saraf otonom dan somatik perifer. &al ini kemudian
men!adi dasar pemikiran bahwa pasien dengan 4 mengalami retensi urin akibat
overdistensi kandung kemih yang berlangsung lama dan berkurangnya
kontraktilitas muskulus detrusor karena menurunnya sensasi dari kandung
kemih.1
?etensi urin dapat dibagi berdasarkan penyebab lokasi kerusakan saraf,yaitu : 1( 1' Supravesikal %erupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinalis
sakralis S2B( dan Th1# 81. Kerusakan ter!adi pada saraf simpatis dan
parasimpatis baik sebagian atau seluruhnya, misalnya : retensi urin karena
gangguan persarafan. 2' esikal %erupa kelemahan otot destrusor karena lama
teregang, berhubungan dengan # masa kehamilan dan proses persalinan,
misalnya : retensi urin akibat iatrogenik, cedera3inflamasi, psikis. '
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
13/27
terminologi tidak dapat berkemih spontan dalam !am setelah persalinan, telah
dilakukan penelitian analisis retrospektif yang menun!ukkan insidensi retensi
urin !enis yang tampak $overt' secara klinis dibawah ),1(@. Sementara itu,
untuk kedua !enis retensi urin, tercatat secara keseluruhan angka insidensinya
mencapai ),;@.
%eberapa hal yang dapat menyebabkan ter!adinya retensi urin post partum:9,1),11
1. Trauma
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
14/27
pengisian, penutupan sfinger menyebabkan kontinensia. "engisian kandung kemih
harus ter!adi pada tekanan yang rendah dan tidak berubah !auh selama masa
penampungan urin. /ntuk mendukung hal tersebut, tidak boleh ada kontraksi dari
detrusor. Saat vesica penuh, kontraksi detrusor dan relaksasi sfingter harus ter!adi
secara simultan. Kekuatan kontraksi detrusor !uga harus cukup dan adekuat untuk
mengosongkan kandung kemih. &al ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis
yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik.
Selama fase pengisian, impuls afferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada u!ung
ganglion dorsal spinal sakral segmen 2#( dan informasikan ke batang otak.
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
15/27
"ada pasien dengan keluhan pada saluran kemih bagian bawah, maka
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap, pemeriksaan rongga pelvis,
pemeriksaan neurologik, !umlah urin yang dikeluarkan spontan dalam 2( !am,
pemeriksaan urinalisis dan kultur urin, pengukuran volume residu urin, sangat
dibutuhkan. 0ungsi berkemih !uga harus diperiksa, dalam hal ini dapat
digunakan uroflowmetry, pemeriksaan tekanan saat berkemih, atau dengan
!oiding cystourethrography.
a. -namnesis
o Tidak bisa kencing atau kencing menetes3sedikit#sedikit
o 7yeri dan ben!olan3massa pada perut bagian bawah
o ?iwayat trauma: FstraddleF, perut bagian bawah3panggul, ruas
tulang belakang.
o "ada kasus kronis, keluhan uremia
b. "emeriksaan 0isik
•
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
16/27
c. "emeriksaan "enun!ang
1. 0oto polos abdomen dan genitalia: terlihat bayangan buli#buli
yang penuh dan membesar, atau adanya batu $opaGue' di uretra
atau orifisium internum.
2. /retrografi untuk melihat adanya striktura, kerobekan uretra,
tumor uretra.
. /ltrasonografi untuk melihat volume buli#buli, adanya batu,
adanya pembesaran kelen!ar prostat.
(. "ada retensi urin kronik, pemeriksaan yang diperlukan adalah:
• /rinalisis: untuk melihat adanya infeksi
• Sistoskopi yaitu penggunaan kamera fiberoptik pada uretra.
4engan sitoskopi dapat dilihat penyebab striktur, letaknya,
dan karakter dari striktur.
• /rodinamik adalah suatu perangkat pemeriksaan obyektif
untuk mengetahui fungsi kandung kemih dan merupakan
pemeriksaan penun!ang yang cukup akurat untuk
menentukkan !enis dan penyebab gangguan pada saluran
kemih bagian bawah, seperti inkontinensia urin $beser
kemih' atau retensi urin $ kesulitan berkemih'.
"emeriksaan urodinamika simpel meliputi:
"roflowmetry, Cystometrography dan pengukuran volume
residual urin. 4engan memasukan kateter berisi transduser
untuk mengukur tekanan ke dalam kandung kemih dan
rektum dan kateter tersebut ddihubungkan dengan komputer.
Kemudian memasukan cairan steril ke dalam kandung
kemih. Selama fase pengisian tersebut komputer akanmemberikan informasi mengenai tekanan kandung kemih,
dan rektum, refleks kandungan kemih dan kapasitas
kandungan kemih.
Setelah kandung kemih penuh, semua perlengkapan
dilepas dan dilan!utkan dengan pemeriksaan uroflowmetry,
dimana pasien berkemih dan ditampung pada sebuah alat
khusus untuk mengukur la!u pancaran urine. 4an terakhir
sisa urin yang masih tersisa di kandung kemih diukur
16
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
17/27
volumennya. ?angkaian pemeriksaan ini relatif tidak lama,
hanya memerlukan waktu 6 ) menit.
Hystometrography. Tes dengan sinar#I ini untuk
memeriksa kandung kemih dan uretra setelah penyuntikan
cairan kontras khusus melalui kateter pada kandung kemih.
Hairan kontras berisi sifat#sifat khusus yang dapat dilihat
melalui sinar#I yang diambil pada orang dalam berbagai
posisi. Sinar#I !uga diambil pada akhir tes selama urinasi.
Khusus untuk retensi urin post partum, -uckland 4istric &ealth %oard
pada tahun 2)1( mengeluarkan revisi algoritme penatalaksanaan kasus tersebut.
5ang dapat dilihat pada gambar + dan gambar 4alam algoritme ini
penatalaksanaan dibedakan untuk kedua !enis retensi, o!ert dan co!ert , dimana
masing#masing algoritme membagi prinsip diagnosa dan tatalaksana men!adi
tiga tahap yaitu identifikasi, penilaian volume $untuk tipe o!ert ' atau timed
!oiding $untuk tipe co!ert ', dan percobaan berkemih.1*
17
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
18/27
Gambar /. -lgoritme tatalaksana retensi urin post partum tipe overt$Sumber : -uckland 4istrict &ealth %oard. 2)1(. %ladder Hare "ostpartum and anagement of
/rinary ?etention'
18
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
19/27
Gambar 0. -lgoritme tatalaksana retensi urin post partum tipe covert$Sumber : -uckland 4istrict &ealth %oard. 2)1(. %ladder Hare "ostpartum and anagement of
/rinary ?etention'
2..0 Penatala"sanaan1111102
%ila diagnosis retensi urin sudah ditegakkan secara benar,
penatalaksanaan ditetapkan berdasarkan masalah yang berkaitan dengan
penyebab retensi urin. Tu!uan utama penatalaksanaan retensi urin adalah
untuk mengalirkan urin yang tertampung dalam kandung kemih keluar agar
tidak ter!adi komplikasi selan!utnya
1. Kateterisasi
Kateterisasi /retra adalah memasukkan kateter ke dalam buli#buli
melalui uretra. Syarat#syarat:
• 4ilakukan dengan prinsip aseptik
• 4igunakan kateter nelaton3se!enis yang tidak terlalu besar !enis foley
• 4iusahakan tidak nyeri agar tidak ter!adi spasme dari sfingter.
• 4iusahakan dengan sistem tertutup bila dipasang kateter tetap.
19
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
20/27
• 4iberikan antibiotika profilaksis sebelum pemasangan kateter 1 J sa!a
$biasanya tidak diperlukan antibiotika sama sekali'. Kateter tetapdipertahankan sesingkat mungkin, hanya sepan!ang masih dibutuhkan.
Gambar . Kateterisasi$Sumber: 4mochowski, ??. 2))). /rine ?etention in Comen. 4alam : ?. -. -ppel $editor'.
Hurrent Hlinical /rology: oiding 4ysfinction: 4iagnosis and Treatment'
Teknik kateterisasi:
• Kateter 0oley steril, untuk orang dewasa ukuran 1#1* 0.
• 4esinfeksi dengan desinfektans yang efektif, tidak mengiritasi kulit
genitalia $tidak mengandung alkohol'
• -nestesi topikal pada penderita yang peka dengan !elly Jylocaine 2#
(@ yang dimasukkan dengan semperit 2)cc serta Fnipple uretraF
diu!ungnya. >elly tersebut sekaligus berperan sebagai pelicin. $"ada
batu atau striktura uretra, akan dirasakan hambatan pada saat
memasukkan !elly tersebut'
• Kateter yang diolesi !elly K#5 steril dimasukkan kedalam uretra. "ada
penderita wanita biasanya tidak ada masalah. "ada penderita pria,
kateter dimasukkan dengan halus sampai urin mengalir $selalu dicatat
!umlah dan warna3aspek urin', kemudian balon dikembangkan sebesar
+#1) ml.
20
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
21/27
• %ila diputuskan untuk menetap, kateter dihubungkan dengan kantong
penampung steril dan dipertahankan sebagai sistem tertutup.• Kateter di fiksasi dengan plester pada kulit paha proksimal atau
didaerah inguinal dan diusahakan agar penis mengarah kelateral, hal
ini untuk mencegah ter!adinya nekrosis akibat tekanan pada bagian
ventral uretra di daerah penoskrotal.
2. Sistostomi s-)ra)-bi"
Suatu tindakan pembedahan untuk mengalirkan kencing melaluilubang yang dibuat di supra pubik untuk mengatasi retensi urin dan
menghindari komplikasi. acam sistostomi: trokar dan sistostomi terbuka.
a. Sistostomi Tro"ar
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
22/27
Gambar 4. >enis Sistostomi Trokar.$Sumber : ard!ito, C. ?etensi /rin "ermasalahan dan "enatalaksanaannya'
8angkah#langkah Sistostomi Trokar:
1. 4esinfeksi lapangan operasi.
2. empersempit lapangan operasi dengan kain steril.
.
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
23/27
Gambar 1. elepaskan obturator dan slot kateter setengah lingkaran ditinggalkan$Sumber : ard!ito, C. ?etensi /rin "ermasalahan dan "enatalaksanaannya'
9. Kateter 0oley dimasukkan melalui penuntun slot kateter setengah
lingkaran, kemudian balon dikembangkan dengan memakai
aGuadest 1) cc. Setelah balon dipastikan berada di buli#buli, slot
kateter setengah lingkaran dikeluarkan dari buli#buli dan kateter
dihubungkan dengan kantong penampung urin $urinbag '.
1). Kateter difiksasikan pada kulit dengan benang sutra dan luka
operasi ditutup dengan kain kasa steril.
>ika tidak tersedia alat trokar dari Hampbell, dapat pula
digunakan alat trokar konvensional, hanya sa!a pada langkah ke#*,
karena alat ini tidak dilengkapi dengan slot kateter setengah lingkaran
maka kateter yang digunakan adalah 7 tube nomer 12 0. Kateter ini
setelah dimasukkan ke dalam buli#buli pangkalnya harus dipotong
untuk mengeluarkan alat trokar dari buli#buli.
b. Sistostomi Terb-"a
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
24/27
• >ika terdapat !aringan sikatriks3bekas operasi di daerah
suprasimfisis, pasca trauma di daerah panggul yang mencideraiuretra atau buli#buli, dan adanya bekuan darah pada buli#buli
yang tidak mungkin dilakukan tindakan per uretra.
8angkah#langkah Sistostomi Terbuka:
1. 4esinfeksi seluruh lapangan operasi.
2. empersempit daerah operasi dengan kain steril.
.
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
25/27
1. 4itinggalkan drain redon kemudian luka operasi di!ahit lapis
demi lapis. %alon kateter dikembangkan dengan aGuadest 1) cc
dan difiksasikan ke kulit dengan benang sutra.
Pen6-lit
%eberapa penyulit yang mungkin ter!adi pada saat tindakan
maupun setelah pemasangan kateter sistotomi adalah:
1.%ila tusukan terlalu mengarah ke kaudal dapat mencederai prostat.
2.encederai rongga3organ peritoneum.
.enimbulkan perdarahan.
(."emakaian kateter yang terlalu lama dan perawatan yang kurang
baik akan menimbulkan infeksi, ekskrutasi kateter, timbul batu
saluran kemih, degenerasi maligna mukosa buli#buli, dan ter!adi
refluks vesiko#ureter.
Selain untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih, prinsp
penatalaksanaan retensi urin pada wanita !uga harus berdasarkan etiologi,
agar retensi tidak ter!adi kembali.
2.. Kom)li"asi12
Komplikasi yang dapat ter!adi dari retensi urin antara lain:
1. Tegangan dari dinding buli#buli terus meningkat sampai tercapai batas
toleransi dan setelah batas ini dilewati, otot buli#buli akan mengalami
dilatasi sehingga kapasitas buli#buli melebihi kapasitas maksimumnya,
maka kemampuan elastisitas vesica urinaria menurun.
2. -kibat residu urin yang tidak keluar secara tuntas akan menimbulkan
kecenderungan untuk terbentuknya batu kandung kemih akibat
kristalisasi dari urin.
. ?etensi urin yang berkepan!angan, ter!adi peningkatan tekanan intra
vesika yang menyebabkan ter!adinya refluJ, yang dapat menyebabkan
ter!adinya infeksi saluran kemih bagian atas $sistitis, pielonefritis,
urosepsis'.
(. %ila keadaan ini dibiarkan berlan!ut, tekanan yang meningkat didalam
lumen akan menghambat aliran urin dari gin!al dan ureter sehingga
25
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
26/27
ter!adi hidroureter dan hidronefrosis dan lambat laun ter!adi gagal
gin!al.
BAB III
KESI7PULAN
?etensi urin merupakan kasus yang cukup sering ditemui pada laki#lakiusia lan!ut, namun tergolong kasus yang !arang ditemukan pada perempuan. &al
ini didukung sebuah studi di Skandinavia yang menemukan bahwa insidensi
retensi urin akut pada wanita sebesar ; per 1)).))) populasi per tahun, dan rasio
laki#laki terhadap perempuan sebesar 1:1.
"ada wanita, penyebab retensi urin sangat bervariasi, Secara umum,
etiologi retensi urin pada wanita dibagi men!adi dua kelompok besar yaitu
anatomis 3 obstruksi, dan fungsional 3 neurogenik. tiologi anatomis3obstruksi
antara lain prolaps organ pelvis, ginekologik, post anti-incontinence procedure,
primary bladder neck obstruction, striktur uretra, meatal stenosis, divertikulum,
karunkula, batu, ureterokel, benda asing, tumor, dan abses glandula Skene.
Sedangkan etiologi fungsional 3 neurogenik antara lain penyakit neurologis $/7
3 87', diabetes melitus, farmakologis $analgesia, anestesi', penuaan, nyeri,
penyakit infeksi 3 inflamasi, sindrom 0owler, detrusor external sphincter
dyssynergia# partus. ?etensi urin post partum sendiri dibagi men!adi dua tipe yaitu
covert, dan overt dengan penyebab yang paling sering yaitu trauma, cramp pada
sfingter uretra, hipotonia, posisi supinasi pada masa intrapartum.
Sama seperti pasien lain dengan keluhan pada saluran kemih bagian bawah
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap, pemeriksaan rongga pelvis,
pemeriksaan neurologik, !umlah urin yang dikeluarkan spontan dalam 2( !am,
pemeriksaan urinalisis dan kultur urin, pengukuran volume residu urin, sangat
dibutuhkan 0ungsi berkemih !uga harus diperiksa, dalam hal ini dapat digunakan
26
-
8/17/2019 retensi urin pada wanita
27/27
uroflowmetry, pemeriksaan tekanan saat berkemih, atau dengan !oiding
cystourethrography
"enatalaksanaan retensi yang utama adalah mengalirkan urin yang
tertampung dalam kandung kemih keluar. /ntuk itu dapat dilakukan kateterisasi
ataupun sistostomi suprapubik. Sistostomi suprapubik sendiri dibagi men!adi 2
!enis yaitu sistostomi trokar dan sistostomi terbuka. Selain untuk mengeluarkan
urin dari kandung kemih, prinsp penatalaksanaan retensi urin pada wanita !uga
harus berdasarkan etiologi, agar retensi tidak ter!adi kembali.
27