retensi urin

35
Referat RETENSI URIN Pembimbing : dr. Agung P N, Sp.U

Upload: selvia-farahdina

Post on 03-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bedah

TRANSCRIPT

Page 1: retensi urin

Referat

RETENSI URIN

Pembimbing :dr. Agung P N, Sp.U

Page 2: retensi urin

Nama Kelompok

FATWA MARATUS FERINA DWI MARINDA MUFLIKHA SOFIANA PUTRI M PATRIO GONDO SUCIPTO

Page 3: retensi urin

Urin  merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasiTraktus urinarius merupakan sistem yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh

dua fungsi utama, yaitu sebagai tempat untuk menampung produksi urine dan sebagai fungsi ekskresi.

BAB I PENDAHULUAN

Page 4: retensi urin

PENDAHULUAN

Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna

Retensi urine dapat terjadisecara akut maupun kronik Urine terus berkumpul di kandung kemih, meregangkan dindingnya

sehingga timbul perasaan tegang, tidak nyaman, nyeri tekan pada simfibis pubis, gelisah, dan terjadi diaphoresis (berkeringat).

Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria Retensi urin merupakan suatu kegawatdaruratan urologi yang paling sering ditemukan.

Page 5: retensi urin

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Saluran KemihSaluran kemih terdiri dari: ginjal, pelvis renalis (pielum), ureter, buli-buli (vesika urinaria), dan

uretra

Page 6: retensi urin

Ginjal

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen (retroperitoneal), terutama didaerah lumbal kanan dan kiri columna vertebralis.

Kedudukannya dari belakang mulai ketinggian vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbal ke-3.

Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri. Bentuknya seperti kacang dengan warna coklat kemerah-merahan. Satuan fungsional ginjal disebut Nefron, terdapat ± 1.000.000 nefron

dalam 1 ginjal. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah dalam kapsula

bowman dimana pembentukan urin berasal.

Page 7: retensi urin

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks Medula Columna renalis Processus renalis

Page 8: retensi urin

Ureter

Ureter terdiri dari dua saluran berdiameter 4-7 mm.

Panjang bervariasi + 30 cm pada laki-laki dan + 1 cm lebih pendek dari wanita.

Kedua ureter menembus dinding kandung kemih pada fundusnya,

terpisah dalam jarak antara 4-5 cm, miring dari arah lateral, dari belakang atas ke medial depan bawah.

Page 9: retensi urin

Ureter terdiri dari 3 lapisan

Lapisan luar (fibrosa) Lapisan tengah yang

berotot Lapisan dalam

(lapisan mukosa)

Page 10: retensi urin

Kandung kemih (Buli-buli)

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan luar (peritonium), Tunika muskularis (lapisan otot), Tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan dalam)

Kapasitas maksimal (volume) untuk orang dewasa + 350-450 ml

Kapasitas buli-buli pada anak menurut Koff : Kapasitas buli-buli = [Umur (tahun) + 2] x 30 ml

Page 11: retensi urin

Uretra

Uretra terdiri dari uretra posterior dan uretra anterior

Uretra diperlengkapi sfingter uretra interna dan sfingter uretra eksterna

Panjang uretra wanita + 3-5 cm dengan diameter 8 mm

Panjang uretra pria dewasa + 23-25 cm

Page 12: retensi urin

Prostat

Pada laki-laki dewasa kurang lebih sebesar buah walnut.

Panjangnya sekitar 4 - 6 cm, lebar 3 - 4 cm

Tebalnya kurang lebih 2 - 3 cm

Berat sekitar 20 gram

Bagian- bagian prostat terdiri dari 50 – 70 % jaringan kelenjar

30 – 50 % adalah jaringan stroma (penyangga) dan kapsul atau muskuler.

Page 13: retensi urin

Fisiologi Miksi

Pengisian urine

tidak terjadi peningkatan tekanan

intravesika inhibisi dari aktivitas detrusor dan active compliance dari

kandung kencing

Inhibisi dari aktivitas motorik

detrusor memerlukan jaras yang utuh antara pusat miksi pons dengan medula spinalis bagian

sakral

selama pengisian memerlukan

fasilitasi aktifitas otot lurik dari sfingter uretra

Pengosongan urine

Kandung kemih secara progresif

terisi sampai tegangan di dindingnya

meningkat diatas nilai ambang

Terjadinya distensi kandung kemih mencetuskan refleks I yang menghasilkan

kontraksi kandung kemih

Refleks V yang menyebabkan

relaksasi uretra

Timbul refleks saraf yang

disebut reflek miksi (refleks berkemih)

Page 14: retensi urin

Fisiologi Miksi

Page 15: retensi urin
Page 16: retensi urin

C. RETENSI URINE

Definisi Retensi UrinRetensi Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli-buli

hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui.

EpidemiologiDi klinik 50 % dijumpai pada penderita

BPH berusia 60-69 tahun dengan gejala-gejala bladder outlet obstruction

Page 17: retensi urin

Etiologi

Non Obstruktif : Kerusakan pusat miksi di medula spinalis S2-S4 setinggi Th12-L1, kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis, gangguan koordinasi detrusor-sfingter (dis-sinergi) akibat cedera tulang belakang, kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit neurologis, divertikel yang besar, kelainan elektrolit (muntah-diare)

Obstruktif : pembesaran prostat (kanker, prostatitis), tumor pada leher vesika, fimosis, stenosis meatus uretra, tumor penis, striktur uretra, trauma uretra, batu uretra, sklerosis leher kandung kemih (bladder neck sclerosis).

Page 18: retensi urin

Klasifikasi

Retensi urine akut

Retensi urine kronik

Page 19: retensi urin

Patofisiologi

Proses berkemih melibatkan 2 proses yang berbeda yaitu pengisian dan penyimpanan urine dan pengosongan kandung kemih

Aktivitas otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan pengeluaran urin dikontrol oleh sistem saraf otonom dan somatik.

Selama fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih.

Penyimpanan urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal uretra.

Page 20: retensi urin

Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot detrusor dan relaksasi saluran kemih. sistem saraf parasimpatis yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik.

Selama fase pengisian, impuls afferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion dorsal spinal sakral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak. Impuls saraf dari batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal.

Selama fase pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan dan timbul kontraksi otot detrusor.

Impuls berjalan sepanjang nervus pudendus untuk merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine dengan resistensi saluran yang minimal.

Page 21: retensi urin

Retensi ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot detrusor-sphincter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema.

Selain itu proses berkemih juga dipengaruhi oleh otot-otot detrusor buli dan kelancaran saluran uretra. Bila terjadi kelemahan otot detrusor buli-buli dan atau penyumbatan pada uretra maka akan terjadi gangguan pada proses berkemih.

Page 22: retensi urin

Gambaran Klinis

A. Anamnesis

Tidak bisa kencing atau kencing menetes /sedikit-sedikit

Nyeri dan benjolan/massa pada perut bagian bawah

Riwayat trauma: straddle, perut bagian bawah/panggul, ruas tulang belakang.

Pada kasus kronis, keluhan uremia

Page 23: retensi urin

Anamnesis penyakit genitourinaria untuk menyingkirkan diagnosis : Nyeri :

nyeri ginjal :akibat regangan kapsul ginjal yang terjadi akibat pielonefritis akut → edema obstruksi saluran kemih → hidronefrosis atau tumor ginjal.

nyeri kolik : akibat spasme otot polos ureter karena gerakan peristaltiknya terhambat oleh batu atau bekuan darah. Dapat disertai keluhan mual dan muntah.

nyeri vesika : di daerah suprasimfisis. Terjadi akibat overdistensi buli-buli yang mengalami retensi urin atau terdapat inflamasi pada buli-buli.

Page 24: retensi urin

nyeri prostat : dirasakan pada abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosakral, atau nyeri rektum. Sering diikuti dengan keluhan miksi berupa frekuensi, disuria, retensi urin.

nyeri testis : primer atau reffered pain. Nyeri tumpul di sekitar testis dapat disebabkan karena verikokel, hidrokel, maupun tumor testis.

nyeri penis : saat tidak ereksi (nyeri di MUE) → refered pain dari inflamasi pada mukosa buli-buli atau uretra, Parafimosis dan peradangan pada preputium maupun glans penis → nyeri pada ujung penis. Nyeri saat ereksi → penyakit Peyronie atau Priapismus.

Page 25: retensi urin

Keluhan miksi :

Gejala LUTS : BPH, kelemahan otot detrusor, ISK, prostatitis, batu saluran kemih, keganasan prostat dan buli-buli, penyakit neurologik (multipel sklerosis, spinal cord injury, cauda equina syndrome).

Inkontinesia urin

Iritatif Obstruktif

Urgensi Hesistansi

Frekuensi Pancaran lemah

Nokturia Intermitensi

disuria Terminal dribbling

Page 26: retensi urin

Pemeriksaan fisik

Inspeksi •Penderita Gelisah•Benjolan/massa pada perut bagian bawah

Palpasi •Teraba benjolan kistik-kenyal pada perutbagian bawah•Nyeri tekan pangkal penis

Perkusi •Terdapat keredupan pada perkusi

Page 27: retensi urin

Dari palpasi dan perkusi dapat ditetapkan batas atas buli-buli yang penuh, dikaitkan dengan jarak antara simfisis-umbilikus. Tergantung penyebabnya :

teraba batu di uretra anterior sampai dengan meatus eksternum.

teraba keras (indurasi) dari uretra pada striktura yang panjang

teraba pembesaran kelenjar prostat pada pemeriksaan colok dubur.

teraba kelenjar prostat letaknya tinggi bila terdapat ruptur total uretra posterior

Page 28: retensi urin

Pemeriksaan genitalia Inspeksi : kelainan pada penis atau uretra seperti mikropenis, makropenis, hipospadia,

kodae, episadia, stenosis pad MUE, fimosis/parafimosis, fistel uretrokutan, dan ulkus atau tumor penis.

Palpasi :

Teraba jaringan keras di ventral penis (spongiofibrosis) → Striktur uretra anterior

Jaringan keras yang teraba pada korpus kavernosum penis mungkin suatu penyakit pyrone.

Page 29: retensi urin

Pemeriksaan penunjang Foto polos abdomen dan genitalia

terlihat bayangan buli-buli yang penuh dan membesar.

adanya batu (opaque) di uretra atau orifisium internum.

Uretrografi untuk melihat adanya striktura, kerobekan uretra, tumor uretra.

Ultrasonografi untuk melihat volume buli-buli, adanya batu, adanya pembesaran kelenjar prostat.

Page 30: retensi urin

Penangnan

Kateterisasi Sistotomi terbuka

Page 31: retensi urin

Komplikasi

Peningkatan tekanan lumen buli buliHidroureter dan hidronefrosis

menyebabkan gagal ginjalOverflow inkontineceurosepsis

Page 32: retensi urin

Prognosis

Prognosis pada penderita dengan retensi urin akut akan bonam jika retensi urin ditangani secara cepat.

Page 33: retensi urin

BAB III KESIMPULAN

Retensi Urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui.

Penyebab retensi urin :Kelemahan otot detrusor,Hambatan / obstruksi uretra , Inkoordinasi antara Detrusor-Uretra , lain: kecemasan, konsumsi obat tertentu, Penyebab berdasarkan lokasi : vesikal, supravesikal, infravesikal

Penanganan retensio urin dengan mengevakuasi urin dari kandung kemih. Urin dapat dikeluarkan dengan cara kateterisasi atau sistostomi. Dapat dilakukan sistostomi jika kateterisasi gagal.

Page 34: retensi urin

DAFTAR PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Saluran Kemih.http// www.scribd.com/doc/38991454/Anatomi-Fisiologi-Ginjal

Ganong.Review of medical Phisiologi. USA. McGraw-Hill companies. 2003.

Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi ke-6. Jakarta: EGC.  

Iskandar Japardi. 2008. Manifestasi Neurologis Gangguan Miksi. Fakultas Kedokteran Bagian Bedah. Universitas Sumatera Utara

 Moore KL. 2001. Anatomi klinik dasar. Jakarta: EGC.

Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi ke-6. Jakarta: EGC.

 Purnomo B.B . 2003. ‘Dasar-dasar Urologi’. SMF Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. CV.Infomedika : Jakarta. 227-233.

 Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia, edisi ke-6. Jakarta: EGC.

 Schwartz, Seymour I. 2009.Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Ed 6. EGC Jakarta.

 Suyono S, 2007, Buku Ajar Ilmur Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

 Widjoseno Gardjito, 2010. Retensi Urin Permasalahan dan Penatalaksanaannya. Lab/UPFIlmu Bedah FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Page 35: retensi urin

TERIMA KASIH