resus konjungtivitis bakterialis

12
REFLEKSI KASUS KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Stase Ilmu Kesehatan Mata Di RSUD Tidar Kota Magelang Diajukan Kepada : dr. Sri Yuni Hartati, Sp. M Disusun Oleh : Salman Alfadlah NIM : 20090310071

Upload: salman-al-fadlah

Post on 11-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

konjungtivitis

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUSKONJUNGTIVITIS BAKTERIAL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat KepaniteraanStase Ilmu Kesehatan Mata Di RSUD Tidar Kota Magelang

Diajukan Kepada :dr. Sri Yuni Hartati, Sp. M

Disusun Oleh :Salman AlfadlahNIM : 20090310071

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA2015

I. IDENTITAS PASIENNama pasien: Ny. TUmur: 38 tahunJenis kelamin: PerempuanPendidikan: Tamatan SMAPekerjaan: Pegawai swastaAgama: IslamSuku/bangsa: Jawa/IndonesiaAlamat: Krajan, Magelang

II. ANAMNESIS-Keluhan Utama:Mata sebelah kiri sering nyrocos (keluar air mata) -Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke poli mata RSUD Tidar Kota Magelang dengan keluhan mata sebelah kiri nyrocos terus. Keluhan dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai mata merah, bila disentuh nyeri dan terasa ada yang mengganjal seperti ada kotorannya, disertai jika melihat cahaya terasa silau. Pasien saat bangun tidur dipagi hari sering merasa lengket pada mata kirinya. Pasien tidak demam, tidak mengalami pandangan kabur yang mendadak, tidak melihat double, dan tidak gatal. Pasien sebelumnya tidak mengalami trauma maupun kemasukan benda asing. Pasien sudah mencoba mengobati keluhanya dengan obat tetes mata, namun keluhan belum membaik. Pasien pernah mengalami keluhan serupa 1 tahun yang lalu. Pasien di rumah tinggal dengan suami dan kedua anaknya, dimana orang rumah tidak ada yang mengalami keluhan serupa dengan pasien. Pasien mengaku tidak pernah mengalami penyakit menular seksual, dan berhubungan seksual hanya dengan suami saja, dan suami pun tidak mengalami penyakit menular seksual. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat-obatan. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Pasien seorang pegawai swasta yang kerjanya di dalam kantor ruangan berAC, tidak terpapar polusi lapangan, maupun zat kimia. Pasien seorang penderita rabun jauh, sudah memakai kaca mata selama 3 tahun dengan ukuran lensa kaca mata OD maupun OS -3, pasien tidak pernah menggunakan lensa kontak.-Riwayat Penyakit Dahulu:Keluhan serupa: + 1 tahun yang laluDiabetes mellitus: disangkalHipertensi: disangkalPenyakit jantung: disangkalAlergi: disangkal-Riwayat Penyakit Keluarga:Keluhan serupa: disangkalDiabetes mellitus: disangkalHipertensi: disangkalAlergi: disangkalIII. PEMERIKSAAN FISIKKesadaran: Compos mentisKeadaan umum: BaikTanda vital : TD: 120/80 mmHg, Nadi: 73x/menit, Respirasi: 20x/menitKesanOD: TenangOS: Terlihat nyrocos, kemerahan, nyeri jika ditekan

PEMERIKSAAN SUBYEKTIFPEMERIKSAANODOS

Visus Jauh1/601/60

RefraksiTidak dilakukanTidak dilakukan

KoreksiTidak dilakukanTidak dilakukan

Visus dekatTidak dilakukanTidak dilakukan

Proyeksi sinarBaikBaik

Persepsi warnaBaikBaik

PEMERIKSAAN OBYEKTIFPEMERIKSAANODOSPENILAIAN

Sekitar mata (supersilia)NNKedudukan alis baik, jaringan parut(-), simetris.

1. KELOPAK MATA

PasanganNEdema (+)

GerakanNNGangguan gerak(-)

Lebar rima10 mm10 mm

KulitNN

Tepi kelopakNEksudat (+) Mukopurulen

2. APARATUS LAKRIMALIS

Sekitar gland. LakrimalisNAir mata berlebihanDakrioadenitis (-)

Sekitar sakus lakrimalisNAir mata berlebihanDakriosistitis (-)

Uji flurosensi--Tidak dilakukan

Uji regurgitasi--Tidak dilakukan

3. BOLA MATA

PasanganNNSimetris

GerakanN+ ++ ++ +N+ ++ ++ +Tidak ada gangguan gerak (saraf dan otot penggerak bola mata normal)

UkuranNNMakroftalmos (-)Mikroftalmos (-)

4. TIONNPalpasi kenyal (tidak ada peningkatan dan penurunan TIO)

5. KONJUNGTIVA

Palpebra superiorHiperemi(-)Edema(-)

Hiperemi(+)Edema(+)

ForniksHiperemi(-)Edema(-)

Hiperemi(+)Edema(+)

Palpebra inferiorHiperemi(-)Edema(-)Hiperemi(+)Edema(+)

BulbiHiperemi(-)Edema(-)Hiperemi(+)Edema(+)

6. SKLERAIkterik(-)Ikterik(-)

7. KORNEA

Ukuran11 mm horizontal11 mm horizontal

KecembunganNNLebih cembung dari sklera

LimbusNNBenjolan(-)Benda asing(-)Selaput yang menutupi(-)

PermukaanLicin, berkilauLicin, berkilau

MediumJernihJernih

Dinding belakangJernihJernih

Uji flurosensiTidak dilakukanTidak dilakukan

PlacidoNNReguler konsentris

8. KAMERA OKULI ANTERIOR

UkuranDalamDalam

IsiJernihJernih

9. IRIS

WarnaCoklatCoklat

PasanganSimetrisSimetris

GambaranBaikBaik

BentukNNBulat

10. PUPIL

Ukuran4 mm4 mm

BentukBulatBulatIsokor

TempatDitengahDitengah

TepiRegulerReguler

Refleks direct(+)(+)

Refleks indirect(+)(+)

11. LENSA

Ada/tidakAdaAda

KejernihanJernihJernih

LetakDitengah, belakang irisDitengah, belakang iris

Warna kekeruhanTidak adaTidak ada

12. KORPUS VITREUMJernihJernih

13. REFLEKS FUNDUS(+)(+)Cemerlang

KESIMPULAN PEMERIKSAANODOS

TenangPalpebra superior :-EdemaTepi palpebra:-Terdapat eksudat mukopurulenAppartus lakrimalis:-Produksi air mata berlebihKonjungtiva:-Hiperemis-EdemaKeluhan sudah berlangsung selama 1 minggu

IV. DIAGNOSIS-OD: Tenang-OS: Konjungtivitis e.c Bakterial V. TERAPIAntibiotik topicl spectrum luas: Gentamisin 0,3% VI. PROGNOSISVisum (Visam): BaikKesembuhan (Sanam): BaikJiwa (Vitam): BaikKosmetika (Kosmeticam): Baik

B. MASALAH YANG DIKAJI1. Bagaimana penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus tersebut?2. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus tersebut?C. TINJAUAN PUSTAKAKonjungtivitis adalah peradangan pada selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata (konjungtiva). 1. A. Penegakan DiagnosisPenegakan diagnosis konjuntivitis meliputi anamnesis, pemeriksan fisik, dan pemeriksaan penunjang.AnamnesisPada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkin saja penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh pada pasien yang lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu juga ditanyakan durasi lama penyakit, riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit sistemik, penggunaan obat-obatan. Riwayat pekerjan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit. Riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan. Dan riwayat penggunaan lensa kontak.Gejala-gejala konjungtivitis: Sensasi benda asing, yaitu sensasi tergores atau terbakar Sensasi penuh disekeliling mata Gatal FotopobiaPemeriksaan FisikTanda-tanda konjungtivitis: Hiperemia adalah tanda paling mencolok pada konjungtivitis akut, kemerahan paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus disebabkan dilatasi pembuluh konjungtiva posterior. Mata berair (epiphora) sering mencolok,diakibatkan oleh adanya sensasi benda asing, terbakar atau gatal. Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis akut. Eksudat berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bakterial dan dapat pula berserabut pada konjungtivitis alergika, yang biasanya menyebabkan saling melengketnya palpebra saat bangun tidur. Pseudoptosis adalah turunnya palpebra superior karena infiltrasi ke muskulus muller (M. Tarsalis superior) Hipertrofi papila adalah reaksi konjungtiva non spesifik yang terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus dibawahnya oleh serabut-serabut halus. Kemosis dimana terjadinya edema pada konjungtiva. Pseudomembran dan membran adalah hasil proses eksudatif. Pseudomembran dimana terjadi pengentalan di atas permukaan epitel. Pseudomembran bila diangkat, eptel tetap utuh. Membran, pengentalan terjadi meliputi seluruh epitel dan jika diangkat akan meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah. Limfadenopati periaurikuler adalah tanda penting dari konjungtivitis. Nodus periaurikuler yang besar maupun kecil, kadang sedikit nyeri tekan, muncul pada konjungtivitis herpes simplex primer, keratokonjungtivitis epidemika, konjungtivitis inklusi dan trachoma.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Lab: Pulasan: gram, giemsa, KOH Kultur Sensitivitas test1.B. PenatalaksanaanTerapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobilogiknya. Sambil menunggu hasil laboratoriumn, dokter dapat memulai terapi antimikroba spektrum luas (mis polymyxin-trimethropin). Dapat juga diberikan antibiotik spektrum luas lainnya mis gentamisin 0,3% atau kloramfenikol 1%. Pada 24 jam pertama diberikan setiap 2 jam, hari berikutnya diberikan 4x sehari selama 1 minggu. Pada malam harinya dapat diberikan salep mata untuk mencegah belekan di pagi hari dan mempercepat penyembuhan.Pada setiap konjungtivitis purulen yang pulasan gramnya menunjukan diplokokus gram negatif dugaan neisseria harus segera dimulai terapi topical dan sistemik. Jika kornea tidak terlihat, ceftriaxon 1 g diberikan dosis tunggal per intramuskular biasanya merupakan terapi sistemik yang adekuat. Jika kornea terkena dibutuhkan ceftriaxon parentral, 1-2 g per hari selama 5 hari. Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan salin agar dapat dihilangkan sekret konjungtiva. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan higine perorangan secara khusus.Perbaikan klinis pada konjungtivitis clamidia umumnya dapat dicapai dengan tetrasiklin 1-1.5 g per hari per oral dalam 4 dosis selama 3-4 minggu, doxycyline 100 mg per oral 2x sehari selama 3 minggu atau eritromisin 1 g per hari per oral dibagi dalam 4 dosis selama 3-4 minggu.

2. KomplikasiPenyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya: Ulserasi kornea Membaliknya bulu mata ke dalam (trikiasis) Membaliknya seluruh tepian palpebra (enteropion) Obstruksi ductus nasolacrimalis

DAFTAR PUSTAKA1. Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI. 20052. Perdami. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran ed-2. Jakarta: Sagung Seto. 20023. Kanski J. Clinical Opthalmology, A Systemic Approach 5th ed. Butterworth Heinemann, 2003.