resume spi acc.pdf
TRANSCRIPT
1
RESUME SEJARAH PEMIKIRAN
DAN PERADABAN ISLAM
PERADABAN ISLAM DI ANAK BENUA INDIA
Disusun Oleh :
NAMA : HUDRI
NIM : 1520420015
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Mundzirin, M.A.
KONSENTRASI GURU KELAS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
2
PERADABAN ISLAM DI ANAK BENUA INDIA A. Awal masuknya Islam di India
Sebelum masuknya Islam ke India, sekitar 6000-5000 SM bangsa Dravida datang dari
Asia Barat ke India dengan kepercayaan adanya Tuhan secara abstrak. kemudian pada abad ke
VI SM bangsa Aria dari Persia datang di India utara membawa kepercayaan adanya Tuhan
yang nyata. pada tahun 599 SM lahir Mahawir yang mempelopori lahirnya agama Jaina. Pada
tahun 557 SM lahir Gautama Budha yang mempelopori agama Budha. Menjelang masuknya
Islam agama Jaina tidak popular dan agama Budha menurun. Sedangkan agama Hindu adalah
agama yang dianut oleh rakyat dan hampir semua raja di India. Sementara di antara penganut
Hindu terjadi perebutan kekuasaan, pada saat itulah Islam masuk ke India.
1. Masa Nabi Muhammad Saw
Semenjak masa Nabi Muhammad Saw (mulai tahun 610 M) pedagang-pedagang
Arab yang sudah memeluk Islam sambil berdagang juga berda’wah. Pada masa ini
Cheraman Perumal, raja Kadangalur dari pantai Malabar telah memeluk Islam. dan
memperluas kekuasaan Islam dan menemui Nabi, namanya diganti menjadi Tajuddin.
2. Masa Dinasti Umayyah
Pada masa Umar ibn Khattab pada tahun 643-644 M, Panglima Mughira menyerang
Sind, tetapi gagal. Pada tahun itu Abdullah ibn Amar Rabbi sampai ke Mekran untuk
menyiarkan Islam dan memperluas kekuasaan Islam. Pada masa Usman bin Affan dan Ali
bin Abi Thalib, dikirim utusan ke India untuk menyelididki adat istiadat dan jalan-jalan ke
India.
Pada masa Mu’awiyah I, angkatan perang pimpinan al-Muhallab melewati Kabul
sampai ke Multan, diikuti oleh Ziad dan puteranya, Abbas, tetapi belum sampai ke tengah-
tengah Anak Benua India. Pada masa Abdul Malik (685-705 M), Hajjaj ibn Yusuf menjabat
Gubernur Jenderal di wilayah timur (al-masyriq). Pada suatu waktu terjadi perampokan
terhadap orang-orang Islam di India, wilayah kekuasaan raja Dahir. Atas izin khalifah al-
Walid, ia mengirim Muhammad ibn Qasim (usianya 17 tahun), untuk memimpin pasukan.
Dalam waktu 4 tahun lebih Sind dan Punjab dapat ditaklukkan dan dikuasai. Muhammad ibn
Qasim menjadi Gubernur yang menjalankan pemerintahan dengan rasa kemanusiaan yang
tinggi. Riwayatnya berakhir tragis akibat pertikaian politik Hajjaj dan Sulaiman.
Penggantinya Yazid al-Suksuki hanya bertahan 18 hari akibat rakyat memberontak. Habib
al-Muhallab hanya dapat menguasai daerah Alor. Setelah itu ada 9 orang gubernur tetap
berkuasa di wilayah itu sampai datangnya dinasti Ghazni.
3
3. Dinasti Ghazni
Alptgin menaklukkan Ghazni dan memperkuat kota dengan parit dan benteng. Pada
tahun 976-977, naiklah menantu dan bekas budaknya Sabktegin. Ia menaklukkan Kabul dan
Kandahar, menyerang Lahore, Delhi, Ajmir, Qanauj, Kalinjar. Sabktegin digantikan oleh
putranya Mahmud pada tahun 977 M. terkenal dengan gelar Mahmud Ghaznawi. Ia
melakukan penyerangan dan penaklukan sebanyak 17 kali dan semuanya dimenangkan.
Pada tahun 1024-1025 M ia menaklukkan Gujarat dan menghancurkan berhala Samonath
yang besar dan megah di India.
Mahmud digantikan oleh putranya Muhammad. Tetapi Muhammad tidak lama
memerintah. Lalu digantikan oleh saudaranya Mas’ud Ibn Mahmud yang memerintah dari
tahun 1031-1041 M. Mas’ud memperluas kekuasaannya dengan menaklukkan negeri Oudh
(Ayudda) dan Benaras, Sepeninggal Mas’ud tidak ada lagi pengganti yang kuat.
4. Dinasi Ghuri
Pada tahun 1186 M. Alauddin Husain ibn Husain merebut negeri Ghaznah yang
sudah lemah dan dipakainya gelar al-Malik al-Mu’azzam (Raja Besar). Ia digantikan oleh
Ghias al-Din Abul Muzaffar Muhammad ibn Sam. Setelah itu digantikan oleh saudaranya
Shihab al-Din. kemudian naiklah Alauddin Muhammad ibn Sam. Tokoh yang terkenal
dalam sejarah adalah sultan Muhammad Abdul Muzaffar ibn al-Husain al-Ghori
(Muhammad Ghuri). Ia menguasai seluruh wilayah yang dulunya dikuasai oleh Dinasti
Ghazni. Pada tahun 1192 M ia memenangkan peperangan Tarain II melawan persekutuan
raja-raja India yang dipimpin oleh Pritthiraj dan menguasai Delhi, Merat dan Agra. Pada
tahun 1193 M ditaklukkannya pula Qanauj, dan menunjuk panglima perang dan hamba
sahayanya, Aibek sebagai wakil tetap di India yang berpusat di Delhi. Aibek menaklukkan
Oudh dan Benaras. Penaklukkan berlanjut pada tahun 1195 M ke Guwaliur, 1196 M ke
Gujarat, 1201 M ke Kalinjar. Di samping ada lagi seorang hamba sahayanya, Bakhtiar
Khilji, merampas negeri Bihar dan Bangla/Benggala (Bangladesh) dari kerajaan Magadh
(Budha) pada tahun 1194 M.
B. Kesultanan Delhi: Awal Kekuasaan Dinasti Turki di India (1206-1290 M)
Setelah Muhammad Ghuri meninggal, karena tidak punya anak laki-laki maka naiklah
bekas budaknya Quthubuddin Aibek menjadi pengganti Ghuri dengan gelar sultan pada tahun
1206 M. Sejak itu berdirilah Kesultanan Delhi.
1. Awal kekuasaan Dinasti Turki di India (1206-1290 M)
Setelah Quthubuddin naik tahta, didirikannya masjid raya bernama Quwat al-Islam di
Delhi. Ia juga mendirikan Quthub Minar. Di Ajmir didirikannya pula sebuah masjid Raya
4
yang memakai namanya. Ia dikenal sangat dermawan. Ia digantikan oleh anaknya, Aram
Syah, tetapi tidak efisien dan tidak popular, maka pembesar istana mengangkat menantu
Aibek, yaitu seorang Mamluk yang telah dimerdekakan. Altamasy (Iltutmish, 1211-1236
M). Dia berjasa melanjutkan perluasan kekuasaan Islam ke sebelah utara (Malawa) dan
menyelamatkan negerinya dari serangan Mongol secara diplomatis. Ia disebut sebagai
pendiri dinasti Mamluk yang sebenarnya. Ia menunjuk anak perempuannya, Raziya sebagai
pengganti dengan alasan semua anak laki-lakinya tidak ada yang mampu.
Dalam sejarah Islam, Sultana Raziya adalah perempuan pertama yang berkuasa. Pada
tahun 1240 M terjadi pemberontakan untuk menolak sultan perempuan yang menjatuhkan
Raziya oleh Bahram Syah, putra dari Iltutmish. sama halnya seperti Rukunuddin, ia pun
tidak mampu memimpin. Pamannya, Nasiruddin Mahmud, naik pada tahun 1246 M.
Nashiruddin adalah sultan yang saleh. Ia digantikan oleh Balban. Dia pun berjasa dalam
menahan serangan bangsa Mongol yang kedua ke India dan mengusir mereka. Berkat
jasanya itu dia diakui sebagai penguasa dengan memakai gelar Sultan (1266-1257 M).
2. Dinasti Khalji
Setelah Balban wafat, penggantinya, Kaikobad, tidak cakap sebagai pemimpin.
Jalaluddin Khalji (75 tahun) naik tahta tahun 1290 M di istana kiloghiri, tidak menetap di
Delhi, karena semula rakyat tidak setuju. Berkat karakter yang kuat, adil dan ramah, dan
mampu memimpin, akhirnya rakyat mendukung.
Jalaluddin Khalji memaafkan semua lawal politiknya kecuali terhadap seorang ulama
terkemuka, Sidi Maula, yang dibunuhnya dengan diinjak gajah di muka umum karena alasan
politik. Keponakan dan menantunya, Alauddin Khalji, Gubernur Kara Manikpur dan Oudh
(Ayudda) menaklukan Deogir dan membawa harta rampasan yang banyak. Sultan datang
untuk menyampaikan ucapan selamat. Namun dalam pertemuan tersebut ia dibunuh.
Alauddin Khalji (1296-1316 M) naik dengan dukungan para bangsawan. Ia seorang
penakluk India yang sejati. Pada masanya pertama kali hampir seluruh India dapat dikuasai
termasuk wilayah yang paling jauh di Selatan, Daar Samudra (Deccan). dalam Sejarah India
ia termasuk salah satu Sultan terbesar. Penggantinya Quthubuddin Mubarak Khalji (1316-
1320 M). dan keluarganya dibunuh oleh Khusru, Gubernur Deccan, semula seorang budak
Hindu, yang merebut tahta. Lima bulan kemudian Ghazi Malik Tughlaq, Gubernur
Depalpur, menguasai Delhi dengan membunuh Khusru.
3. Dinasti Tughlaq (1320-1414 M)
Ghazi Malik menduduki tahta dengan gelar Ghiyasuddin Tughluq. beberapa wilayah
dikuasainya antara lain Bidar dan Warrangal pada tahun 1323 M, Bangla pada tahun 1324
5
M. Dalam perjalanan kembali dari Bangla, Ghiyasuddin Tughluq meninggal dunia pada
tahun 1325 M. Juna Khan terpilih sebagai pengganti Sultan tanpa ada saingan yang berarti.
Ia naik tahta dengan gelar Muhammad ibn Tughluq. Tahun 1325-1335 M adalah periode
kedamaian dan kemakmuran dan tahun 1335-1351 M terjadi kekacauan dan pemberontakan
di Bangal, Gujraj, sind, dan Deccan.
Pada tahun 1351 M ia wafat ketika negara dilanda pemberontakan. Firuz Syah,
sepupunya, naik setelah meredam pemberontakan di Sind dan Penyerangan Mongol. Selama
kepemimpinannya tidak terjadi peperangan serius dan penaklukan besar. Setelah kematian
Fairuz Syah pada tahun 1388 M penggantinya tidak ada yang mampu. Nashiruddin
Muhammad Tughluq adalah orang yang terakhir dalam Dinasti Tughluq. Utusan timur di
Debalpur dan Multan, khizir Khan, menguasai politik di Delhi pada tahun 1414 M.
4. Dinasti Sayyid (1414-1451 M)
Khizr Khan mengaku bahwa dirinya adalah turunan Nabi dan dinastinya dikenal
dengan Dinasti Sayyid. Ia alim, pemberani, dan sangat mampu memimpin. Ia meninggal
dunia pada tahun 1421 M. Mubarak Syah naik sebagai Sultan yang sangat baik. Namun ia
terbunuh pada tahun 1434 M oleh seorang bangsawan bernama Sardarul Mulk. Keponakan
Mubarak, Muhammad Syah, naik tahta. Ia membalas kematian pamannya dengan
menangkap dan membunuh Sardarul Mulk. Ia memimpin selama 12 tahun. Muhammad
Syah digantikan oleh anaknya, Alauddin Alam Syah yang merupakan raja terakhir dan
terlemah dalam Dinastinya.
5. Dinasti Ludhi (1451-1526 M)
Sultan Lodi adalah satu-satunya Sultan Delhi yang berasal dari suku bangsa Pathan.
Sultan-sultan Delhi yang lain adalah bangsa Turki. bahlul Lodi naik pada tahun 1451 M.
Aksinya yang menonjol adalah penaklukan Jaunpur. Ia bertahta selama 38 tahun dan
meninggal pada 1389 M. Nizam Khan, putera kedua Bahlul Lodi naik dengan gelar
Sikander Lodi. Ia seorang administrator ulung. Ia meninggal pada tahun 1517 M setelah
berasil memimpin selama 28 tahun. Anaknya, Ibrahim Lodi, naik tahta. Tetapi terjadi
pemberontakan dari Jalal Khan. Pada tahun 1526 M terjadi pertempuran sengit di panipazh
antara Babur dengan Ibrahim Lodi. Lodi terbunuh dan kekuasaannya beralih ke tangan
Babur, yang mendirikan Dinasti Mughal (1526-1857 M).
C. Perkembangan Peradaban Islam
1. Hubungan Dengan Pusat
6
Khalifah selain memiliki daerah kekuasaan politik, juga mempunyai kekuasaan
spiritual di negara-negara Islam di seluruh dunia yang jauh dari pusat. Sultan yang tidak
mendapat pengakuan dari khalifah dianggap tidak sah.
2. Pranata Sosial
a. Politik
Pada periode ini tidak terdapat hukum yang mengatur pergantian kepemimpinan.
Sering seorang Sultan ditentukan dengan pemilihan, tetapi kadang-kadang Sultan yang
berkuasa menentukan sendiri calon penggantinya. Pemilihan seorang Sultan juga
tergantung pada para bangsawan. Meskipun Sultan adalah penegak hukum yang utama,
namun ia tidak dapat melawan hukum yang sudah berjalan. Ia hanya bebas membuat
keputusan sendiri ketika terjadi ketidaksetujuan di kalangan para hakim.
Penguasa India harus terikat pada dukungan aktif para bangsawan. Ia juga harus
mempertahankan kerjasama dengan para ulama dan ahli hukum, mengingat pengaruh
mereka yang kuat bagi masyarakat Muslim. Para petani Hindu, kepala desa, tuan tanah
(zamindar), dan bupati (kepala distrik) tidak dapat diabaikan. Tidak ada penguasa yang
berhasil tanpa mendapat dukungan dari elemen-elemen ini. Sultan memiliki dewan
penasehat tempat ia meminta pertimbangan atas masalah-masalah penting yang berkaitan
dengan negara. Tetapi saran dari dewan tidak mengikatnya. Ia boleh menerima atau
menolaknya.
b. Pemerintahan Pusat
Pegawai tertinggi di pemerintahan pusar adalah wazir dan departemenya disebut
Diwan-e-Wazirat yang terorganisasi dengan sangat baik semasa pemerintahan kesultanan
Delhi. Dan beberapa departemen penting lainnya seperti Diwan-e-Risalat yang berurusan
dengan masalah keagamaan, Diwan-e-Arz yang menangani masalah kemiliteran, Diwan-
e-Insha, berurusan dengan hubungan kebangsaan.
Pengadilan biasanya diatur oleh kepala Qazi (qaziul quzat) yang membantu Mufti
menjelaskan hukum. Dan untuk orang Hindu perkara diputuskan oleh Penchayat. Kotwal
adalah pemelihara keamanan dan ketertiban. Kantor urusan yang lain disebut Muhtasib
utuk mengawasi perilaku masyarakat, untuk mengendalikan pasar dan untuk mengatur
timbangan dan ukuran.
c. Pemerintahan Daerah
7
Kerajaan dibagi dalam sejumlah propinsi, masing-masing dipimpin oleh seorang
Gubenur atau wali. Menurut Ziauddin Barani, ada 12 propinsi pada permulaan
pemerintahan Muhammad ibn Tughluq. Tetapi kemudian Sultan menambah jumlah
propinsi beragam antara 20 sampai 25. Gubernur bertugas mengatur administrasi sipil
dan militer di propinsiya.
d. Kondisi Sosial
Islam mengajarkan tentang persaudaraan universali. Dalam Islam, seorang budak
pada hari ini dapat menjadi raja di kemudian hari dengan syarat ia memiliki kemampuan
yang diperlukan. Masyarakat muslim tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok
meskipun terdiri atas orang-orang dari profesi yang berbeda.
Kaum muslim selama kesultanan Delhi menempati tempat terkemuka dalam
masyarakat. Para bangsawan biasanya dikelompokkan dalam Khan, Malik, dan Amir.
Ulama memiliki kehormatan yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang besar dalam
masyarakat. Para sufi juga memainkan peranan penting dalam sejarah sosial periode
kesultanan. Di samping ulama dan syeikh para sayyid juga dihormati oleh semua
golongan masyarakat.
Ketergantungan pada suaminya merupakan ciri khusus dalam kehidupan sosial di
antara umat Hindu dan Muslim di India. Mereka menikmati posisi terhormat dalam
masyarakat. Adat istiadat wanita beragam menurut kelasnya masing-masing.
Sultan mendapatkan banyak budak. Alauddin Khalji memiliki 50.000 budak dan
jumlah mereka naik menjadi 100.000 pada masa Firuz Syah Tugluq. Beberapa budak
naik ke posisi tertinggi berkat jasa dan kemampuannya. Beberapa sultan bersikap
dermawan dan alim hingga tidak ada laporan yang menentang mereka, tetapi beberapa di
antaranya sombong dan tidak bermoral.
e. Kondisi Umat hindu di bawah Kesultanan
Berdasarkan catatan-catatan dan bukti-bukti, umat Hindu tidak hanya diperlakukan
secara adil tetapi juga secara royal. Mereka diberikan kebebasan penuh dalam memilih
agama dan kepercayaan upacara-upacara keagamaan selama masa kesultanan Delhi.
Alauddin Khalji dan Muhammad ibn Tughluq mempekerjakan orang-orang Hindu dalam
pelayanan Negara.
Administrasi lokal sepenuhnya berada di tangan orang Hindu. Beban pajak
terhadap orang-orang Hindu jauh lebih ringan dibandingkan saat diperintah oleh
8
penguasa Hindu. Dalam segi budaya, semangat toleransi yang sama ditunjukan terhadap
orang-orang Hindu. Seni-bangunan, bahasa-kepustakaan, musik-lukisan, dan tradisi-
filsafat orang-orang Hindu dibolehkan berdampingan dengan muslim.
f. Kondisi Ekonomi
Sebelum Islam datang, India sudah dikenal oleh para pedagang sebagai tempat
persinggahan. Mereka membawa barang dagangan dari India berupa hasil bumi, hasil
industri tekstil seperti pakaian tenun, kain wol, dan kain sutera, hasil industri pewarna
dan tinta, industri gula, tembaga, batu dan batu bata, dan industri kertas.
3. Pengaruh Islam di India
Di India timur wilayah Bangla (Bangladesh), para penganut agama Budha memeluk
Islam karena sudah lama mereka tertindas oleh Brahmana. mereka merasa tertolong karena
adanya persamaan hak dalam Islam dan tidak ada perbedaan antara ras dan kasta. Pada masa
Umayyah dan Abbasiyah banyak orang-orang Hindu yang menerjemahkan buku-buku dari
Bahasa Sansekerta ke bahasa Arab.
Investasi dalam India dalam angka-angka terhadap dunia Arab dikenal oleh barat
sebagai angka Arab (Arabic Numerals). Penggunaan angka nol dikenal orang Arab setelah
invasi Bin Qashim. Banyak buku-buku kedokteran dan kehewanan India yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab. Selain itu juga terdapat buku-buku tentang etika, magic, kimia, ilmu
politik yang diterjemahkan dari India ke dalam bahasa Arab.
Islamlah yang pertama kali meninggikan martabat wanita. Di India wanita juga
direndahkan. Istri juga membakar diri bersama jasad suaminya. Islam mengubah adat ini dan
akhirnya hilang.
Para sultan berbahasa Turki, sedangkan para tentara berbahasa Parsi, ketika berbelanja
ke pasar masyarakat memakai bahasa prakrit dan Sanskrit yang akhirnya melahirkan bahasa
baru yaitu Urdu. kemudian bahasa itu diakui secara resmi oleh Sultan Akbar Agung (1556-
1605 M). Selain itu lahir bahasa Bangla, pada masa kekuasaan Samsuddin Ilyas Shah (1339-
1358) peranakan dari bahasa Sansekerta sebagai bahasa resmi kesultanan Bangla.
Ketika penyebaran agama Islam terjadi secara cepat, timbullah kekhawatiran di
kalangan umat Hindu bahwa ajaran agama Hindu akan lenyap. Maka timbullah gerakan
Bhakti yang dimaksudkan untuk membendung cepatnya penyebaran agama Islam. Gerakan
Bhakti ini merupakan intisari dari ajaran Islam, Hindu dan Budha. Pelopor gerakan Bhakti di
india adalah Shankarachariya (788-820 M). Gerakan ini dikembangkan oleh Ramanand,
tokoh terbesar dalam gerakan Bhakti pada abad XIV M.
D. Penutup
9
Sejak pertama kali Islam masuk ke India secara damai melalui hubungan perdagangan di
kota-kota pesisir pantai barat dan selatan. Pada saat kondisi sosial politik India sedang rapuh
dengan terjadinya penindasan kaum kasta Brahmana terhadap kasta yang lebih rendah dan
terhadap orang-orang Budha serta terjadinya perebutan kekuasaan di antara raja-raja Hindu.
Dalam kondisi yang demikian pasukan Islam di bawah pimpinan Muhammad Ibn Qasim datang
membawa harapan bagi keselamatan orang-orang tertindas. Sejak itu Islam terus berkembang
hingga terbentuknya kesultanan Delhi.