resume modul 2 - praktikum petrofisika tm itb

14
I. PRINSIP PERCOBAAN Menentukan bulk volume suatu sampel core yang telah divakum dan dijenuhkan oleh air dengan menggunakan grafik simpangan vs volume besi dengan alat electric Hg picnometer serta dapat menentukan porositas batuan tersebut. II. DATA Data Pengukuran Picnometer V picnometer = 25 mL Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Wpicno (g) 27.91 27.92 27.91 Wpicno+water( g) 52.55 52.55 52.56 Data Pengukuran Dimensi Core Core 25 G Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Diameter (cm) 2.53 2.54 2.54 Tinggi (cm) 2.57 2.56 2.56 W kering (g) 27.32 27.31 27.35 Core 3D Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3 Diameter (cm) 2.54 2.55 2.54

Upload: kabidin

Post on 18-Jun-2015

568 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Metode Liquid Saturation

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

I. PRINSIP PERCOBAAN

Menentukan bulk volume suatu sampel core yang telah divakum dan dijenuhkan

oleh air dengan menggunakan grafik simpangan vs volume besi dengan alat electric

Hg picnometer serta dapat menentukan porositas batuan tersebut.

II. DATA

Data Pengukuran Picnometer

V picnometer = 25 mL

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3

Wpicno (g) 27.91 27.92 27.91

Wpicno+water(g) 52.55 52.55 52.56

Data Pengukuran Dimensi Core

Core 25 G

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3

Diameter (cm) 2.53 2.54 2.54

Tinggi (cm) 2.57 2.56 2.56

Wkering (g) 27.32 27.31 27.35

Core 3D

Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3

Diameter (cm) 2.54 2.55 2.54

Tinggi (cm) 2.55 2.54 2.55

Wkering (g) 23.32 23.32 23.34

Pengukuran dimensi bola besi

diameter 1(cm) diameter 2(cm) diameter 3(cm)

Bola 1 2.31 2.32 2.31

Bola 2 2.13 2.14 2.13

Page 2: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

Bola 3 1.55 1.56 1.55

Pengukuran berat core jenuh

W 1(g) W 2(g) W 3(g)

Core 3D 25.11 25.08 25.04

Core 25G 28.59 28.54 28.58

Pengukuran Simpangan

Bola / Core S1 S2

Bola 1 3.45;1.32;2.2 10.66;8.25;10.38

Bola 2 2.45;2.825;2.67 8.78;8.57;8.465

Bola 3 2.59;2.45;2.24 4.915;4.795;4.56

Core 3D 4.06;4.08;4.06 17.83;17.88;17.68

Core 25G 4.82;4.70;4.80 17.80;17.78;17.86

P atas = 67.2 cmHg

P bawah = 41 cmHg

III.

Page 3: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, praktikan pertama kali harus melakukan pengukuran

core kering untuk shift lain. Lalu dilakukan lah pengambilan core dari dalam tabung

Erlenmeyer. Tabung Erlenmeyer sangat sulit untuk dibuka, pertama kita harus mem-

bleed air yang ada dalam funnel dan diusahakan agar sudah ada kontak dengan udara

atmosfer agar sumbat karet dapat mudah dibuka. Lalu setelah mengambil core kita

timbang berat jenuh pada core tersebut.

Kita harus melakukan penjenuhan sampel core dengan air di mana core

telah divakum terlebih dahulu atau dikenal dengan metode liquid saturation. Selama

melakukan penjenuhan dengan air, core harus divakum terlebih dahulu dari segala

macam gas yang ada, sehingga secara kesuluruhan pori-pori dalam core akan terisi

oleh air (Sw = 1). Pada perangkat alat liquid saturation juga diperlukan air kapur,

karena alat vakum hanya menghisap gas kering tidak dengan gas lain seperti uap air

dll. Air kapur berada pada tabung Erlenmeyer lain yang bekerja mengikat gas lain

selain udara kering dari dalam core.

Pada saat penghampaan ini semua celah yang ada pada alat harus ditutup

dengan menggunakan vaseline. Proses penghampaan ini berlangsung sampai

manometer Hg menunjukkan suatu tekanan yang konstan. Proses penghampaan ini

bertujuan untuk :

1. mempermudah cairan penjenuh untuk masuk ke dalam pori-pori core.

2. agar volume pori-pori dapat dianggap sama dengan volume cairan penjenuh

dengan asumsi semua pori-pori berhubungan pada core terisi cairan penjenuh.

Page 4: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

Core yang sudah vakum ditandai dengan sudah stabilnya simpanganpada

manometer, pembacaan sekitar nilai 70. Proses penjenuhan dengan air setidaknya

dilakukan lebih dari satu malam agar, air dapat masuk ke dalam pori-pori lebih

sempurna. Dan harus diingat bahwa pada saat menjenuhkan air harus dimasukkan

secara kontinu melalui funnel agar tidak ada udara yang ikut tercampur. Serta air

harus berada di atas sampel core, gar air benar benar dapat masuk secara mudah.

Pada praktikum yang dilakukan oleh kelompok lain nilai P atas kurang lebih 67. Dan

hal itu sudah bisa kita asumsikan vakum sudah sangat baik terjadi.

Setelah kita melakukan saturation dengan air, kita lakukan kalibrasi Hg

Picnometer dengn menggunakan bola-bola besi. Bola besi yang digunakan bervariasi

ukurannya. Dan bola haruslah memenuhi asumsi asumsi berikut:

1. Bentuk bundarnya sangat baik.

2. Bola tidak harus pejal, tetapi harus bisa tenggelam. Dan ketika tenggelam

ke dalam chamber bola besi volumenya dianggap volume bulk.

3. Masing-masing bola harus berbeda volumenya agar dapat diregresi.

Bola-bola tersebut akan memberikan data untuk kalibrasi Hg picnometer.

Penggunaann Hg picnometer kali ini adalah dengan air bukan dengan merkuri.

Penggunaan merkuri pada percobaan ini dikarenak karakteristik merkuri yang tidak

akan masuk ke dalam si corenya lalu juga merkuri memang sangat efektif

penggunaannya karena konduktivitasnya baik sehingga indikasi hantaran dan

pembacaan simpangan akan menjadi lebih tepat lagi namun penggunaan merkuri

tidak lagi dilakukan karena merkuri sangatlah toxik yang mana akan berbahaya bagi

praktikan maupun asisten.

Pada praktikum ini penggunaan fluida dalam Electric Hg Picnometer

adalah air. Atau dengan kata lain kita menentukan Volume bulk core dari metode

grafis (Gravimerik). Mengapa bukan menggunakan merkuri? Jawabannya sama

seperti pembahasan di atas antara lain karena merkuri sangat toksik. Dan mengapa

Page 5: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

harus menggunakan air? Hal itu bisa saja karena air memenuhi syarat syarat seperti

air itu inert, tidak bereaksi dengan fluida penjenuh (dalam hal ini air). Biasanya fluida

penguji sama jenisnya dengan fluida penjenuh, agar jika terjadi pergerakan fluida dari

dan ke dalam core, hal itu tidak mempengaruhi akurasi pengukuran.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Jika densitas fluida penguji

berbeda dengan densitas fluida penjenuh, kedua fluida ini harus dapat bercampur,

agar prinsip bejana berhubungan tetap berlaku. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi

pertukaran fluida penjenuh dengan fluida penguji dalam core, massa core jenuh harus

dapat dipastikan lebih dulu sebelum dimasukkan dalam Electric Hg picnometer.

Pada pengkalibrasian pertama tama kita harus mengukur simpangan awal

yang di dapat dari memutar regulator ke permukaan di Hg picnometer yang tidak

dimasukkan bola besi, baca simpangan itulah S1 untuk bola besi tersebut lalu putar

lagi regulatr dan masukkan bola besi 1 dan ketinggian air akan berubah pada kedua

bagian picnometer dan catat S2 untuk bola tersebut. Nilai S1 pada masing masing bola

akan berubah akibat adanya air yang mungkin akan keluar akibat masuknya bola besi.

Lalu jika kita analisis pengolahan data yang telah didapat, perbandingan

volume bulk core secara volumetric dan gravimetric tidak jauh berbeda.

Perbedaannya kurang lebih 10%. Dan di sini di dapat bahwa volume bulk dari metode

volumetric lebih besar. Dan bila diteliti lagi porositas yang di dapat adalah porsitas

effektif. Porositas efektif akan lebih besar bila kita menggunakan metode gravimetric.

Tapi dengan galat keduanya yang tidak sangat jauh kita masih bisa mengasumsikan

penggunan kedua cara tersebut masih acceptable.

Lalu dengan perhitungan porositas efektif metode volumetric, hasilnya

adalah core 3D dan 25G memiliki porosita efektif sebesar 13,73 % dan 9.743 %. Dan

dengan mengalikan 1/eff akan menghasilkan nilai porositas yang lebih besar lagi. Dan

bisa kita analisa bahwa core 3D memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi karena

memiliki porositas yang lebih besar dari core 25G.

Page 6: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

V. KESIMPULAN

Salah satu sifat bauan yang dengan mudah dapat kita pelajari dari modul ini

adalah porositas. Porositas sangta penting bagi P.E untuk menentukan

beberapa hal seperti IOIP, jenis batuan, posisi kedalaman reservoir,

menentukan kesimpulan minyak dalam reservoir itu layak diproduksi dari segi

ekonomi.

Metode liquid saturation pada core sebelumnay harus dilakukan pemvakuman

core terhadap udara udara yang ada, sehingga bisa dianggap setelah

pemvakuman Sw = 1 dan air dianggap telah mengisi semua pori secara

sempurna dan tidak terhitung isolated pore.

Pada perhitungan porositas kita menggunakan metode gravimetric ataupun

volumetric. Metode volumetric menghasilkan porositas yang lebih kecil

daripada menggunakan meetode gravimetric.

VI. DAFTAR PUSTAKA.

Amyx, James W.. Petroleum Reservoir Engineering. McGraw Hill Book Company. New York:

1980.

VII. KESAN DAN PESAN

Test awalnya terlalu lama kayaknya bang, apa mungkin emang materinya banyak

dan test awalnya proseduralnya poll sekali bang dan kakak. Test akhirnya ga susah

banget, makasih :) Tapi jadi linglung banget ga ada materi buat bahan belajar test

awal karena ga ada tepeee..

Pesannya misalnya kalau udah modul tentang porositas yang lain materi materi

yang udah pernah di tanyakan pas test awal lain diusahaiin jangan ditanya lagi tapi

kasih aja hal yang baru biar ilmu makin banyak (tapi jangan susah susah hehehehe)

salut buat asisten asisten ini seru kok…

Page 7: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

VIII. JP DAN BONUS

1. Jelaskan bagaimana lingkungan pengendapan memengaruhi porositas!

Bila kita meninjau suatu lingkungan di mana lingkungan into sedimentasinyta

makin ke dasar makin besar ukur butirnya dan mengecil di atas maka porositasnya

yang paling kecil akan berada di atas batuan tersebut dan semakin tinggi seiring

dengan ke bawah daerah endapan. Namun bila kita meninjau daerah pengendapan

yang mana ukuran butirnya membesar ke atas (bars) maka prositas tertingginya

ada di posisi top daerah pengendapannya dan porositas semakin mengecil

semakin ke bawah daerah sedimantasi bar.

2. Jelaskan driving mechanism dalam reservoir!

a. Solution gas drive (atau depletion drive) reservoir.

Bila si reservoirnya berada pada bubble point yang ada pada tahap produksi,

tekanan akan turun di bawah buble point pressure dan gas akan keluar dari oil.

Awalnya gas ini mungkin merupakan fase kontinu bergerak, sampai beberapa

saturasi minimal - Ekuilibrium, atau saturasi kritis gas tercapai. Urutan yang

sebenarnya nilai-nilai saturasi kritis dalam beberapa keraguan, tetapi ada

banyak bukti untuk mendukung pandangan bahwa mungkin nilai sangat

rendah - dari urutan dari 1% sampai 7% dari pori volume. Setelah saturasi gas

kritis telah didirikan, gas tersebut akan bergerak dan akan mengalir di bawah

gradien potensial apa saja yang dapat didirikan di reservoir - ke arah sumur

produksi jika mengalir atau viskos gradien dominan - memisahkan secara

vertical jika gradien gravitasi dominan. Segregasi akan dipengaruhi oleh

variasi permeabilitas berlapis-lapis tetapi diketahui terjadi bahkan di bawah

ternyata kondisi tidak menguntungkan.

b. Gas Cap Expansion drive reservoir

Page 8: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

Kehadiran gas cap di reservoir awal kondisi berfungsi untuk menghambat

penurunan reservoir tekanan minyak yang dihasilkan. Tekanan pada minyak

gas asli kontak adalah dengan definisi bubblepoint tekanan karena harus

minyak jenuh. Itu persamaan keseimbangan materi harus dirumuskan oleh

mempertimbangkan perluasan awal cap gas serta pembebasan larutan gas dari

minyak sebagai penurunan tekanan. Pemulihan yang efisien minyak akan

tergantung pada menjaga gas sebanyak mungkin dalam waduk untuk

bertindak sebagai energi ekspansi -- penyelesaian interval dan lokasi sumur

minyak.

c. Water Drive Resrvoirs.

Penginjeksian air akan sangat baik terutama jika dia saturated oleh airnya

besar, lalu penurunan tekanan pada oil zone akan mengakibatkan penurunan

tekanan di aquifier.

3. Tempat makan yang enak

1. Bakmi akung – buah batu oke banget

2. Wale – Rancak Kendal – baso gitu ka

3. DS (double steak) – Jalan Jawa

4. Sate Anggrek di jalan anggrek

5. Mie tek tek – jalan condong

Page 9: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB

1 2 3 4 5 6 7012345678

f(x) = 1.13643939572085 x + 0.120188355013102

delta s vs. v bola besi

delta s vs. v bola besiLinear (delta s vs. v bola besi)

Page 10: Resume Modul 2 - Praktikum Petrofisika TM iTB