resume mineral pembentuk batuan

Upload: nurdin-syaeful-bahri

Post on 18-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bagian II

TRANSCRIPT

RESUMEMINERAL PEMBENTUK BATUAN II

Sifat Fisik Mineral Kita dapat mengenali mineral dari sifat fisiknya, yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah:1. Bentuk kristalnya2. Berat jenis3. Bidang belah/pecahan 4. Warna 5. Kekerasan 6. Goresan 7. Kilap8. Kemagnetan9. KelistrikanBerikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara cepat, yaitu:

1. Bentuk kristal (crystall form)Suatu mineral memiliki bentuk kristal yang khas, tetapi dalam prosesnya bila mineral tersebut mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk suatu senyawa. Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral yang padat. Ada beberapa mineral yang pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena pertumbuhannya yang sempurna. Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom yang berbeda. Dibawah merupakan bentuk bentuk kristal Isometrik dan Non-Isometrik.

Tabel 1Bentuk kristal isometrik

Tabel 2Bentuk kristal non-isometrik

2. Berat jenis (specific gravity)Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Rumus perhitungan berat jenis:Berat Jenis = (Berat di Luar Air)/(Berat di Luar Air-Berat Dalam Air)Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya.

3. Bidang belah/pecahan (fracture)Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.Pecahan dapat dibagi : ChoncoidalPecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang yang memperlihatkan gelombang melengkung dipermukaan. Contoh :- Quatrz - Obsidian - Cerrusite - Rutile - Anglesite - Zincite HaclyPecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak beraturan atau seperti tak bergerigi. Contoh :- Copper - Pltinum- Silver- Gold

EvenPecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan mendekati bidang datar. Contoh :- Muscovite - Talc- Biotite UnevenPecahan mineral yang menunjukan permukaan bidang pecahnya kasar dan tidak teratur. kebanyakan mineral mempunyai pecahan uneven.Contoh :- Calcite - Marcasite - Choromite - Orthoclas - Rutile - Rhodonite SplinteryPecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabutContoh :- Fluorite - Anhydrite - Antigoite EarthyPecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contoh :- Kaolin - Biotite - Muscovite - Talc

4. Warna (color)Warna mineral memang bukan merupakan ciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Bila suatu permukaan mineral terkena suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut.Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral disebut dengan nama Idiochromatic.Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehngga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut dengan nama Allochromatic. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti: PutihKaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2) KuningBelerang (S) EmasPirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au) HijauKlorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2) BiruAzurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18)) MerahJasper, Hematit (Fe2O3) CoklatGarnet, Limonite (Fe2O3) Abu-abuGalena (PbS) HitamBiotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

5. Kekarasan (hardness)Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Tabel 3Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)Kekerasan(Hardness)MineralRumus Kimia

1TalcMg3Si4O10(OH)2

2GypsumCaSO42H2O

3CalciteCaCO3

4FluoriteCaF2

5ApatiteCa5(PO4)3(OH,Cl,F)

6OrthoclaseKAlSi3O8

7QuartzSiO2

8TopazAl2SiO4(OH,F)2

9CorundumAl2O3

10DiamondC

6. Goresan pada bidang (streak)Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas. Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda. Gores ini diperoleh dengan cara menggorekan mineral pada permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.Contoh : - Quartz = putih / tak berwarna - Gypsum = putih / tak berwarna - Calcite = tak berwarnaMineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebh terang daripada warna mineralnya sendiri.Contoh : - Leucite = warna abu-abu / gores hitam.- Dolomite = warna kuning sampai merah jambu / gores putihMineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.Contoh : - Pyrite = warna kuning loyang / gores hitam - Copper = warna merah tembaga / gores hitam - Hematite = warna abu-abu kehitaman / gores merahPada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.Contoh : - Cinnabar = warna dan gores merah - Magnetite = warna dan gores hitam - Azurite = warna dan gores biru

7. Kilap (luster)Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam.a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam: Gelena Pirit Magnetit Kalkopirit Grafit Hematitb. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas: Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit. Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips. Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit. Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin. Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.8. KemagnetanKemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dapat di sebutkan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Paramagnetit (magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya tarik terhadap magnet. Diamagnetit (non magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya tolak terhadap magnet.

9. KelistikanKelistrikan adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan bukan penghantarkan arus atau disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

KESIMPULAN

Pada resume diatas dapat di simpulkan bahwa mineral-mineral pembentuk batuan dapat kita kenali dengan cara mengetahui dari sifat fisiknya, yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah, bentuk kristalnya, berat jenis, bidang belah/pecahan, warna, kekerasan , goresan, kilap, kemagnetan, kelistrikan. Dari ciri fisik tersebut kita dapat mengelompokan minerar berdasarkan ciri fisiknya untuk membedakan mineral satu dengan mineral yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Islahuddin, Imam, 2011, Sifat Fisik Mineralgeologist24.blogspot.com/2011/09/sifat-fisik-mineral.html (word, online)setyobudi, Prihatin, 2010, Sifat-sifat Fisik Mineralptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/ (word, online)Hertanto, Boby, 2010, Mineral dan Unsur-unsurnyageografi-geografi.blogspot.com/2012/02/sifat-fisik-mineral.html (word, online)