resume batuan metamorf

21
BATUAN METAMORF A. Pengertian Batuan Sedimen Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme , yang berarti “perubahan bentuk”. Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius ) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen , batuan beku , atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis , batu sabak , batu marmer , dan skist . Batuan metamorf adalah batuan dengan tekstur dan mineral yang menggambarkan kataclastik, rekristalisasi atau neokristalisasi sebagai respon terhadap kondisi yang berbeda dari pembentukan batuan tersebut dan proses diantara diagenesis dan anatexis. Batuan asal dari metamorf ini biasa berasal dari batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf itu sendiri tapi dengan derajat yang lebih rendah. Metamofisme, dapat juga terjadi pada temperature and pressures yang lebih tinggi dari 200 o C and 300 MPa. Batuan yang terkena proses metamorfisme bisa saja berada pada kedalaman jauh dari permukaan bumi seperti yang terjadi pada zona

Upload: dyah95

Post on 30-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

petrologi

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Batuan Metamorf

BATUAN METAMORF

A. Pengertian Batuan Sedimen

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok

utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe

batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang

disebut metamorfisme, yang berarti “perubahan bentuk”. Protolith yang dikenai

panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami

perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan

sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh

batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.

Batuan metamorf adalah batuan dengan tekstur dan mineral yang

menggambarkan kataclastik, rekristalisasi atau neokristalisasi sebagai respon

terhadap kondisi yang berbeda dari pembentukan batuan tersebut dan proses

diantara diagenesis dan anatexis. Batuan asal dari metamorf ini biasa berasal dari

batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf itu sendiri tapi dengan

derajat yang lebih rendah. Metamofisme, dapat juga terjadi pada temperature and

pressures yang lebih tinggi dari 200oC and 300 MPa.  Batuan yang terkena proses

metamorfisme bisa saja berada pada kedalaman jauh dari permukaan bumi seperti

yang terjadi pada zona subduksi atau collision. Batas atas dari metamorfisme

terjadi pada  pressure and temperature dimana batuan tidak mengalami fasa

melting atau peleburan. Jika telah mengalami melting maka tidak dapat lagi

disebut sebagai metamorfisme.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan

digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies

metamorf). Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang

besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk

oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk

terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi

dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai

suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.

Page 2: Resume Batuan Metamorf

Berikut merupakan contoh proses ubahan batuan menjadi batuan metamorf :

• Batugamping termetamorfosis menjadi marmer. Butiran halus kalsit pada

batugamping terekristalisasi menjadi butiran besar. Perubahan yang terjadi hanya

pada teksturnya.

• Serpih termetamorfosis menjadi mika berbutir besar. Mineral lempung pada

serpih tidak stabil pada temperatur tinggi. Perubahan yang terjadi, selain

teksturnya, juga mencakup pembentukan mineral baru.

  Proses metamorfisme  Batuan mengalami penambahan tekanan (P) atau

temperature (T) atau kenaikan P dan T secara bersamaaan sehingga mengalami

perubahan susunan mineraloginya (susunan kimianya tetap) yang berlangsung

dari fase padat ke fase padat tanpa mengalami fase cair.

Gambar 1. Mekanisme metamorfosa

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Metamorfisme

        Metamorphism terjadi sebab beberapa mineral stabil hanya di bawah kondisi

tekanan dan temperature tertentu.  Ketika terjadi perubahan tekanan dan

temperatur, terjadi reaksi kimia yang menyebabkan mineral dalam batuan 

berubah hingga mencapai kestabilan pada tekanan dan temperature tertentu. 

        Adapun Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Metamorfisme:

Temperature sepanjang Gradien Geothermal. Temperature juga dapat

meningkat terkait dengan intrusi batuan beku.

Tekanan bertambah seiring dengan bertambahnya, kemudian, kedua-

duanya pressure dan temperature akan bervariasi dalam tiap kedalaman. 

Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang dihasilkan dari segala arah.  Ada

beberapa tipe stress, disebut hydrostatic stress, atau uniform stress.  Jika

Page 3: Resume Batuan Metamorf

stress tidak sama dari segala arah, stress seperti ini disebutdifferential

stress. 

 

 

o Jika differential stress ada saat atau selama metamorphism, akan

mempengaruhi tekstur batuan yang terbentuk.

o Rounded grains bisa menjadi bentuk sejajar dalam arah maximum

stress.

o mineral yang mengkristal atau tumbuh dalam differential bidang

stress dapat mempunyai orientasi lebih.  Khususnya, pada minerals

silicate (micas: biotite dan muscovite, chlorite, talc, dan

serpentine).

Lembaran-Lembaran Silika akan tumbuh dengan lembaran-lembaran yang

berorientasi perpendicular pada arah tegasan maksimum (maximum

stress). Orientasi dari lembaran silika menyebabkan batuan dapat pecah sepanjang

lembaran yang sejajar.  Struktur seperti ini disebut foliasi. 

       Fluid Phase - Setiap ruang antar butiran-butiran mineral  dalam

batuan berpotensi mengandung fluida.  Sebagian besar fluida H2O, tapi

dapat juga mengandung mineral yang terlarut.  Fase fluida penting karena

reaksi kimia yang melibatkan satu mineral padat berubah jadi mineral

padat lain dapat dipercepat oleh penghancurkan ion yang diangkut oleh

cairan itu sendiri. Seiring dengan meningkatnya tekanan metamorfisme,

ruang pori-pori di mana cairan itu berada akan berkurang.

Time – Reaksi kimia dalam metamorfisme, selama recrystallization, dan

pembentukan mineral-mineral baru berjalan sangat lambat.  Melalui

percobaan laboraturium dikatakan bahwa proses metamorfisme dengan

waktu yang lebih lama, akan menghasilkan mineral-mineral berbutir

Page 4: Resume Batuan Metamorf

besar.  Dengan demikian batuan metamorf coarse grained telah melalui

tahap metamorfisme yang lama.  Eksperimen menyatakan bahwa

waktunya dilibatkan adalah berjuta-juta tahun.

C. Tipe Metamorfisme

1)    Berdasarkan area dan volume

    Metamorfisme local, merupakan metamorfisme pada volume batuan yang

relative kecil (kurang dari 100 km²)

    Metamorfisme regional, merupakan metamorfisme yang terjadi pada

volume batuan yang relative besar (ribuan kilometer kubik)

2)   Berdasarkan agen metamorfismenya

    Metamorfisme kontak, metamorfisme dengan agen utamanya adalah

temperature yang terjadi karena intrusi batuan beku terhadap batuan

dangkal yang lebih dingin, biasa terjadi pada skala local. Kontak ini

disebut juga kontak aurele.

    Metamorfisme dinamik, merupakan metamorfisme yang terjadi karena

deviatorik stress. Tipe ini terjadi pada zona sesar dan daerah yang terkena

jadtuah meteoric. Tipe ini terjadi pada daerah yang cukup luas.

    Metamorfisme static, merupakan metamorfisme yang terjadi akibat

lithostatik yang terjadi pada kedalaman yang realtif dalam, seperti pada

fore arc basin dan palung.

    Metamorfisme dinamotermal, merupakam metamorfisme yang paling

banyak dijumpai dan terjadi akabat kombinasi tekanan dan temperature.

D. Komposisi Batuan Metamorf

Pertumbuhan dari mineral-mineral baru atau rekristalisasi dari mineral yang

ada sebelumnya sebagai akibat perubahan tekanan dan atau temperatur

menghasilkan pembentukan kristal lain yang baik, sedang atau perkembangan sisi

muka yang jelek; kristal ini dinamakan idioblastik, hypidioblastik, atau

xenoblastik. Secara umum batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral

tertentu, namun secara khusus mineral penyusun batuan metamorf dikelompokkan

menjadi dua yaitu (1) mineral stress dan (2) mineral anti stress. Mineral stress

Page 5: Resume Batuan Metamorf

adalah mineral yang stabil dalam kondisi tekanan, dapat berbentuk pipih/tabular,

prismatik dan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya/stress meliputi: mika,

tremolit-aktinolit, hornblende, serpentin, silimanit, kianit, seolit, glaukopan, klorit,

epidot, staurolit dan antolit. Sedang mineral anti stress adalah mineral yang

terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya berbentuk equidimensional, meliputi:

kuarsa, felspar, garnet, kalsit dan kordierit.

Setelah kita menentukan batuan asal mula metamorf, kita harus menamakan

batuan tersebut. Sayangnya prosedur penamaan batuan metamorf tidak sistematik

seperti pada batuan beku dan sedimen. Nama-nama batuan metamorf terutama

didasarkan pada kenampakan tekstur dan struktur. Nama yang umum sering

dimodifikasi oleh awalan yang menunjukkan kenampakan nyata atau aspek

penting dari tekstur (contoh gneis augen), satu atau lebih mineral yang ada

(contoh skis klorit), atau nama dari batuan beku yang mempunyai komposisi sama

(contoh gneis granit). Beberapa nama batuan yang didasarkan pada dominasi

mineral (contoh metakuarsit) atau berhubungan dengan facies metamorfik yang

dipunyai batuan (contoh granulit). 

Metamorfisme regional dari batulumpur melibatkan perubahan keduanya

baik tekanan dan temperatur secara awal menghasilkan rekristalisasi dan

modifikasi dari mineral lempung yang ada. Ukuran butiran secara mikroskopik

tetap, tetapi arah yang baru dari orientasi mungkin dapat berkembang sebagai

hasil dari gaya stres. Resultan batuan berbutir halus yang mempunyai belahan

batuan yang baik sekali dinamakan slate. Bilamana metamorfisme berlanjut sering

menghasilkan orientasi dari mineral-mineral pipih pada batuan dan penambahan

ukuran butir dari klorit dan mika. Hasil dari batuan yang berbutir halus ini

dinamakan phylit, sama seperti slate tetapi mempunyai kilap sutera pada belahan

permukaannya. Pengujian dengan menggunakan lensa tangan secara teliti

kadangkala memperlihatkan pecahan porpiroblast yang kecil licin mencerminkan

permukaan belahannya.

Pada tingkat metamorfisme yang lebih tinggi, kristal tampak tanpa lensa.

Disini biasanya kita menjumpai mineral-mineral yang pipih dan memanjang yang

terorientasi kuat membentuk skistosity yang menyolok. Batuan ini dinamakan

skis, masih bisa dibelah menjadi lembaran-lembaran. Umumnya berkembang

Page 6: Resume Batuan Metamorf

porpiroblast; hal ini sering dapat diidentikkan dengan sifat khas mineral

metamorfik seperti garnet, staurolit, atau kordierit. Masih pada metamorfisme

tingkat tinggi disini skistosity menjadi kurang jelas; batuan terdiri dari kumpulan

butiran sedang sampai kasar dari tekstur dan mineralogi yang berbeda

menunjukkan tekstur gnessik dan batuannya dinamakan gneis. Kumpulan yang

terdiri dari lapisan yang relatif kaya kuarsa dan feldspar, kemungkinan kumpulan

tersebut terdiri dari mineral yang mengandung feromagnesium (mika, piroksin,

dan ampibol). Komposisi mineralogi sering sama dengan batuan beku, tetapi

tekstur gnessik biasanya menunjukkan asal metamorfisme; dalam kumpulan yang

cukup orientasi sering ada. Penambahan metamorfisme dapat mengubah gneis

menjadi migmatit. Dalam kasus ini, kumpulan berwarna terang menyerupai

batuan beku tertentu, dan perlapisan kaya feromagnesium mempunyai aspek

metamorfik tertentu.

Jenis batuan metamorf lain penamaannya hanya berdasarkan pada komposisi

mineral, seperti: Marmer disusun hampir semuanya dari kalsit atau dolomit;

secara tipikal bertekstur granoblastik. Kuarsit adalah batuan metamorfik

bertekstur granobastik dengan komposisi utama adalah kuarsa, dibentuk oleh

rekristalisasi dari batupasir atau chert/rijang. Secara umum jenis batuan

metamorfik yang lain adalah sebagai berikut:

• Amphibolit: Batuan yang berbutir sedang sampai kasar komposisi utamanya

adalah ampibol (biasanya hornblende) dan plagioklas.

• Eclogit: Batuan yang berbutir sedang komposisi utama adalah piroksin klino

ompasit tanpa plagioklas felspar (sodium dan diopsit kaya alumina) dan garnet

kaya pyrop. Eclogit mempunyai komposisi kimia seperti basal, tetapi

mengandung fase yang lebih berat. Beberapa eclogit berasal dari batuan beku.

• Granulit: Batuan yang berbutir merata terdiri dari mineral (terutama kuarsa,

felspar, sedikit garnet dan piroksin) mempunyai tekstur granoblastik.

Perkembangan struktur gnessiknya lemah mungkin terdiri dari lensa-lensa datar

kuarsa dan/atau felspar.

• Hornfels: Berbutir halus, batuan metamorfisme thermal terdiri dari butiran-

butiran yang equidimensional dalam orientasi acak. Beberapa porphiroblast atau

sisa fenokris mungkin ada. Butiran-butiran kasar yang sama disebut granofels.

Page 7: Resume Batuan Metamorf

• Milonit: Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh

pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi

protomilonit, milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen yang

tersisa. Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan sutera,

rekristralisasi mika, batuannya disebut philonit.

• Serpentinit: Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari

kelompok serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan karbonat.

Serpentinit dihasilkan dari alterasi mineral silikat feromagnesium yang terlebih

dahulu ada, seperti olivin dan piroksen.

• Skarn: Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral

kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena

perubahan komposisi batuan penutup (country rock) pada kontak batuan beku.

D. Klasifikasi Batuan Metamorf                                

1. Berdasarkan komposisi kimia

Klasifikasi ini ditinjau dari unsur – unsur kimia yang terkandung dalam

batuan metamorf yang mencirikan batuan asal, terbagi dalam 5 kelompok :

Calcic metamorphic rock

Batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur Al,

umumnya terdiri atas batulempung dan serpih. Sebagai contoh : batusabak,

pilit

Quartz feldspatic rock

Batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kwarsa

dan feldspar. Batuan asal umumnya terdiri dari batupasir, batuan beku

basa, sebagai contoh : gneiss.

Calcareous metamorphic rock

Batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Sebagai

contoh : marmer.

Basic Metamorphic rock

Batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semi basa dan

menengah, serta tuffa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan

kandungan unsur-unsur K, Al, Fe, Mg.

Page 8: Resume Batuan Metamorf

Magnesia Metamorphic rock.

Batuan metamorf  yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur Mg, 

sebagai contoh : serpentinit, skiss klorit.

2. Berdasarkan asosiasi di lapangan

Dipakai kriteria lapangan dan asosiasi mineral serta tekstur yang

berhubungan dengan nature, dan penyebab tekanan serta temperatur.

Misalkan pada suatu zona sesar didapatkan batuan metamorf dengan struktur

kataklastik maka dari sini  kita dapat memperkirakan jenis metamorfosenya.

3. Berdasarkan Komposisi Mineral

Didasarkan pada fasies metamorfose , sehingga setiap batuan metamorf

akan mempunyai komposisi mineral spesifik. Hal ini disebabkan karena bila

batuan asal mempunyai komposisi mineral yang khas , maka akan

menghasilkan batuan metamorf dengan komposisi mineral yang khas pula.

E. Pembagian Batuan Metamorf

1. Berdasarkan Tingkat Metamorfosa (Malihan)

Berdasarkan tingkat malihannya, batuan metamorf dibagi menjadi dua yaitu :

a. Metamorfisme tingkat rendah (low-grade metamorphism)

Pada batuan metamorf tingkat rendah jejak kenampakan batuan asal masih

bisa diamati dan penamaannya menggunakan awalan meta (-sedimen, -beku).

b. Metamorfisme tingkat tinggi (high-grade metamorphism)

Pada batuan metamorf tingkat tinggi jejak batuan asal sudah tidak nampak,

malihan tertinggi membentuk migmatit (batuan yang sebagian bertekstur

malihan dan sebagian lagi bertekstur beku atau igneous).

2. Berdasarkan Jenis Metamorfosa

Bucher & Frey (1994), mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan

geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Metamorfosa Regional / Dinamothermal

Page 9: Resume Batuan Metamorf

Metamorfosa regional/dinamothermal merupakan metamorfosa yang

terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga,

yaitu metamorfosa orogenik, burial dan dasar samudera (Ocean-floor).

Metamorfosa Orogenik

Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses

deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang

dihasilkan mempunyai butiran mineral yang teroreintasi dan membentuk sabuk

yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa

memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun.

Metamorfosa Burial

Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada

daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat.

Proses yang terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi antara mineral dengan

fluida.

Metamorfosa dasar Samudera (Ocean-Floor)

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di

sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf

yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya

pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan

dan air laut tersebut.

b. Metamorfosa Lokal

Metamorfosa lokal merupakan proses metamorfosa yang terjadi pada daerah

yang sempit berkisar antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa

ini dapat dibedakan menjadi :

Metamorfosa Kontak

Metamorfosa kontak terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di

sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi

karena pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta kadang

oleh deformasi akibat gerakan magma. Zona metamorfosa kontak disebut

contact aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antar

Page 10: Resume Batuan Metamorf

mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian/penambahan

material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir halus.

Pirometamorfosa / Metamorfosa optalic / Kaustik / Thermal

Metamorfosa ini adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang

menunjukkan efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan

magma pada kondisi volkanik atau quasi volkanik, contohnya pada xenolith

atau pada zona dike.

Metamorfosa Kataklastik / Dislokasi / Kinematik / Dinamik

Metamorfosa kataklastik terjadi pada daerah yang mengalami deformasi

intensif, seperti pada patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis

yang mengakibatkan penggerusan dan granulasi batuan. Batuan yang

dihasilkan bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai fault breccia, fault gauge,

atau milonit.

Metamorfosa Hidrotermal / Metasomatisme

Metamorfosa hidrothermal terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas

yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga

menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga

dipengaruhi oleh adanya confining pressure.

Metamorfosa Impact

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah

meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai

dengan terbentuknya mineral coesite dan stishovite.

Metamorfosa Retrogade / Diaropteris

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya penurunan temperatur sehingga

kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan

mineral stabil pada temperatur yang lebih rendah.

3. Berdasarkan Fasies Metamorfosa

Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola, 1915 (Bucher & Frey,

1994). Eskola mengemukakan bahwa kumpulan mineral pada batuan metamorf

merupakan karakteristik genetik yang sangat penting sehingga terdapat

Page 11: Resume Batuan Metamorf

hubungan antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada tingkat

metamorfosa tertentu. Dengan kata lain sebuah fasies metamorfik merupakan

kelompok batuan yang termetamorfosa pada kondisi yang sama yang dicirikan

oleh kumpulan mineral yang tetap. Tiap fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan

dan temperatur tertentu serta dicirikan oleh hubungan teratur antara komposisi

kimia dan mineralogi dalam batuan.

E. Struktur  dan Tekstur Batuan Metamorf

            Struktur merupakan bentuk dari handspecimen atau masa batuan yang

lebih besar. Struktur dibedakand ari teksture berdasarkan skalanya diman teksture

merupakan bentuk mikroskopis yang sidudun oleh ukuran, bentuk, orientasi, dan

hubungan butirnya. Pada batuan metamorf struktur terjadi karena proses

deformasi.

STRUKTUR

Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi

menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi.

Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun

batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak memperlihatkan adanya

penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.

Struktur Foliasi

a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih

(biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.

b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular,

jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.

c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran

mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).

d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan

kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

Struktur Non Foliasi

a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral

relatif seragam.

Page 12: Resume Batuan Metamorf

b. Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran

terhadap batuan asal.

c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi

mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.

d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan

permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar

dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.

e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk

lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.

f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-

butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.

g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai

ukuran beragam.

h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk

jarus atau fibrous.

TEKSTUR

1. Tekstur foliasi

Adanya kesejajaran orientasi mineral yang memperlihatkan adanya

perlapisan dan kenampakan kelurusan. Contoh tekstur ini, yaitu:

Tekstur slaty

Butirannya sangat halus (< 0,1 mm), kelurusan pada orientasi planardan

subplanar, pecahannya berlembar. Contoh batuannya adalah slate.

Tekstur phylitic

Berbutir sangat halus sampai halus (<0,5 mm), contoh batuannya adalah

phylite.

 Tekstur schistose

Berbutir halus sampai sangat kasar (>1 mm), contoh batuannya adalah

schist.

Tekstur gneissose

Berbutir halus sampai sangat kasar, memperlihatkan perlapisan karena

adanya perbedaan mineralogi.

Page 13: Resume Batuan Metamorf

Tekstur foliasi porphyroblastik

Berbutir sangat halus sampai sangat kasar dengan ukuran kristal yang

besar (porphyroblastik) tertanam didalam matriks berfoliasi berukuran

halus

Tektur mylonite.

2. Tekstur diablastik

Tekstur yang dicirikan dengan tidak adanya kesejajaran buturan,

berorientasi radial sampai acak, contoh tekstur ini adalah:

Tekstur sheaf

Tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang berdabang.

Tekstur spherolublastik

Tekstur yang memperlihatkan kelompok butiran yang radial.

Tekstur fibroblastic

Tekstur diablastik yang berukuran sama

3. Tekstur grano blastik

Tekstur homogranular

Tekstur yang memperlihatkan ukuran butir yang hamper sama.

Tekstur heterogranular

Tekstur yang memperlihatkan ukuran butir yang tidak seragam.

 Tekstur heterogranoblastik

Tekstur yang dicirikan oleh kumpulam mineral yang sama taapi dengan

ukuran yang beragam.

Tekstur tekstur nodularblastik

Tekstur yang memiliki nodular yang tersusun oleh mineral kecil dengan

satu atau dua mineral dalam matrik yang memiliki komposisi berbeda.

http://adnorthya.blogspot.com/2011/12/batuan-metamorf.html