laporan batuan metamorf

18
GNEISS Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment. Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan- lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah

Upload: skat3r63

Post on 07-Aug-2015

238 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Batuan Metamorf

GNEISS

Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.

Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granitWarna : Abu-abuUkuran butir : Medium – Coarse grainedStruktur : Foliated (Gneissic)Komposis : Kuarsa, feldspar, amphibole, mikaDerajat metamorfisme : TinggiCiri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan

lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

Page 2: Laporan Batuan Metamorf

MARMER

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.

Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostoneWarna : BervariasiUkuran butir : Medium – Coarse GrainedStruktur : Non foliasiKomposisi : Kalsit atau DolomitDerajat metamorfisme : Rendah – TinggiCiri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

Page 3: Laporan Batuan Metamorf

Shicst

Skist adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basaltWarna : Hitam, hijau, unguUkuran butir : Fine – Medium CoarseStruktur : Foliated (Schistose)Komposisi : Mika, grafit, hornblendeDerajat metamorfisme : Intermediate – TinggiCiri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat

kristal garnet

Page 4: Laporan Batuan Metamorf

Slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone

Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah

Ukuran butir : Very fine grained

Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)

Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite

Derajat metamorfisme : Rendah

Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

Page 5: Laporan Batuan Metamorf

Phyllite

Phyllite adalah jenis batuan metamorf foliated terutama terdiri dari kuarsa, serisit mika, dan klorit; batu itu merupakan gradasi dalam derajat metamorfosis antara batu tulis dan sekis mika. Menit kristal grafit, serisit, klorit atau memberikan kemilau, halus kadang-kadang emas pada permukaan belahan dada (atau schistosity). Phyllite terbentuk dari metamorfosis lanjutan dari batu tulis.

Para protolith (atau batuan induk) untuk phyllite merupakan serpih atau pelite. Mineral penyusunnya plat lebih besar daripada yang di batu tulis tetapi tidak terlihat dengan mata telanjang. Phyllites dikatakan memiliki "tekstur phyllitic" dan biasanya diklasifikasikan sebagai memiliki nilai rendah dalam fasies metamorf regional.

Phyllite memiliki fissility baik (kecenderungan untuk membagi ke dalam lembar) dan akan membentuk bawah rendah kondisi metamorf kelas. Phyllites biasanya hitam ke abu-abu kehijauan atau abu-abu terang. Foliation ini biasanya berkerut atau bergelombang dalam penampilan.

Page 6: Laporan Batuan Metamorf

Amphibolite

Amphibolite adalah batuan metamorf dengan komposisi kaya amphibole

dan plagioclase. Mica, quartz, garnet dan epidote juga dapat hadir. Amphibolite

hasil dari metamorfisme basalt, gabbro dan batuan lain yang kaya besi dan

magnesium. Beberapa amphibolite memperlihatkan perkembangan foliasi ketika

mica atau mineral pipih lainnya cukup melimpah.

Page 7: Laporan Batuan Metamorf

Hornfels

Hornfels adalah batuan metamorf tidak terfoliasi berbutir halus yang

sangat keras dan padat. Butirannya biasanya mikroskopik dan sangat menyatu

(welded) menjadi mozaik yang teratur. Mineral pipih seperti mica memiliki

orientasi acak dan muncul mineral temperatur tinggi. Hornfels biasanya

berwarna gelap dan kelihatannya seperti basalt, rijang gelap (flint) atau

batugamping berbutir halus. Batuan ini hasil dari metamorfisme disekitar intrusi

batuan beku yang mengalami rekristalisasi sebagian atau keseluruhan pada

batuan disekelilingnya. Batuan asalnya biasanya adalah shale walaupun lava,

schist dan batuan lain bisa saja berubah menjadi hornfels.

Page 8: Laporan Batuan Metamorf

Serpentinite

Batuan serpentinite termasuk pada batuan malihan. Berasal dari perut

bumi di bawah lantai dasar samudera. Batu ini malihan dari batu ultra basa hasil

pembekuan magma pada kerak samudra. Sedangkan batu ultrabasa sendiri

batuan asalnya dari peridotite dan dunite, banyak mengandung mineral olivine

yang menyebabkan berwarna hijau. Batu-batu ini berubah ketika bersentuhan

dengan air laut . Kemudian batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera,

kemudian masuk zona subduksi, terjadi proses penunjaman disertai

metamorfosa kedua menjadi batu serpentinite, dan terakhir muncul ke luar

perut bumi disertai retak-retak dikarenakan tekanan.

Page 9: Laporan Batuan Metamorf

Eclogites

Eclogites adalah batu , di bawah tekanan dan temperatur eclogite cetak di

metamorf itu. Kajian eclogites berguna dalam paleogeografi rekonstruksi. Jika

eclogites dengan basal (= MORB pertengahan laut Ridge Basalt) kimia terjadi, ini

menunjukkan bahwa kerak samudera di Paläosubduktionszone dan dikirim pada

kedalaman besar tertelan. Tentang dating batuan dapat juga perkiraan tentang

sejarah awal lempeng tektonik di Bumi lakukan. Dia sehingga terpadat dari

semua batu silikat , yang pada permukaan terbuka , sangat kuat dan tahan cuaca.

Karena distribusi terbatas masih jarang dimanfaatkan. Eclogites dengan basal

komposisi kimia yang terdiri dari hijau clinopyroxene ( omphazitreich : (Ca, Na)

(Mg, Al) Si O 2 6) dan merah garnet ( pyropreich ). Selain itu, banyak kuarsa ,

kyanite , rutil , titanite dan pirit mengandung.. Eclogites dengan granit kimia

sering mengandung aluminium-kaya mika putih (phengite). Karakteristik semua

jenis eclogites adalah kurangnya plagioklas ( feldspar ), yang setelah albite reaksi

= jadeite + kuarsa yang ditambang di booster. Pada tekanan yang sangat tinggi

( tinggi tekanan metamorfosa-ultra ) juga dapat coesite , modifikasi tekanan

tinggi kuarsa , dan berlian dimasukkan. Ditemukan di sadang, Kebumen.

Page 10: Laporan Batuan Metamorf

Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh

rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan

ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah

seperti schistose.

Asal : Metamorfisme dinamik

Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Ukuran butir : Fine grained

Struktur : Non foliasi

Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuanDerajat

metamorfisme : Tinggi

Ciri khas : Dapat dibelah-belah