laporan akhir batuan metamorf 1

23
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan akhir Praktikum Kristalografi, Mineralogi, dan Petrologi mengenai “Batuan Metamorf I” ini telah selesai dibuat. Saya ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan serta motivasi agar saya terus berusaha untuk mengerjakan laporan ini dengan baik, serta kepada asisten dari Laboratorium Geologi yang telah membagi ilmunya kepada saya dan praktikan lainnya juga mengajarkan kami dengan seksama sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi saya untuk memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini berguna khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua Mahasiswa Teknik Pertambangan UNISBA. Wassallamua’laikum Wr. Wb. i

Upload: adetiyo-burhanudin-hakim

Post on 28-Jan-2016

275 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan Akhir Batuan Metamorf, Laboratorium Geologi, Universitas Islam Bandung

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi robbi yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan akhir Praktikum

Kristalografi, Mineralogi, dan Petrologi mengenai “Batuan Metamorf I” ini telah

selesai dibuat.

Saya ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya yang telah

memberikan dukungan serta motivasi agar saya terus berusaha untuk

mengerjakan laporan ini dengan baik, serta kepada asisten dari Laboratorium

Geologi yang telah membagi ilmunya kepada saya dan praktikan lainnya juga

mengajarkan kami dengan seksama sehingga saya selaku penulis dapat

menyelesaikan laporan ini.

Laporan akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu

mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi saya untuk memperbaiki

laporan ini. Semoga laporan ini berguna khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi semua Mahasiswa Teknik Pertambangan UNISBA.

Wassallamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2015

Penulis,

Adetiyo Burhanudin Hakim

i

Page 2: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 11.1 Latar Belakang........................................................................... 11.2 Maksud dan Tujuan................................................................... 1

1.2.1 Maksud........................................................................... 11.2.2 Tujuan............................................................................ 1

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 22.1 Pendahuluan.............................................................................. 2 2.2 Batuan Metamorf....................................................................... 2

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.......................................................... 83.1 Tugas ........................................................................................ 83.2 Pembahasan.............................................................................. 8

BAB IV ANALISA.......................................................................................... 12

BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 3: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batuan merupakan susunan dari mineral – mineral yang terkompakan dan

terbentuk secara alami di alam. Setiap jenis batua memiliki mineral penyusunnya

masing – masing. Terdapat empat jenis batuan yang ada di bumi ini, yaitu

Batuan Beku, Batuan Sedimen, Batuan Metamorf, dan Batuan Piroklastik.

Keempat jenis batuan tersebut berasal dari magma sebagai bahan dasarnya dan

memiliki mineral penyusun batuannya yang berbeda pula.

Batuan Metamorf merupakan jenis batuan yang terbentuk akibat adanya

faktor tekanan dan suhu. Metamorf mempunyai arti perubahan (Metamorfisme)

dimana Batuan Metamorf terbentuk akibat adanya perubahan dari batuan

asalnya menjadi suatu Batuan Metamorf. Perubahan yang dimaksud adalah

perubahan pada susunan kimia dan bentuk fisik dari batuan asalnya.

Keterbentukan Batuan Metamorf (Metamorfisme) menurut perubahan

kondisi fisiknya terbagi menjadi tiga, yaitu thermal, dynamo, dan regional. Ketiga

pembagian tersebut didasarkan pada faktor yang mempengaruhi dalam proses

keterbentukannya dan lokasi kejadian dari keterbentukan suatu Batuan

Metamorf. Batuan Metamorf yang terbentuk di alam dapat berupa skala besar

(Regional) ataupun berupa skala kecil (Lokal).

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Memahami pengertian umum mengenai Batuan Metamorf.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari laporan akhir dengan judul Batuan Metamorf I adalah:

Mengetahui tekstur Batuan Metamorf;

Mengetahui struktur Batuan Metamorf;

Mengetahui macam jenis metamorfisme; dan

Mendeskripsikan suatu sampel Batuan Metamorf.

iii

Page 4: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pendahuluan

Terdapat empat jenis batuan yang terdapat di bumi baik di permukaan

ataupun di bawah permukaan tanah, yaitu Batuan Beku, Batuan Sedimen,

Batuan Metamorf, dan Batuan Piroklastik. Batuan Metamorf merupakan jenis

batuan yang terbentuk akibat adanya faktor suhu dan tekanan. Suhu dan

tekanan yang dibutuhkan untuk membentuk suatu Batuan Metamorf sangatlah

tinggi dan terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Batuan Metamorf terbentuk

dari batuan asalnya yang dapat berupa Batuan Sedimen ataupun Batuan Beku.

2.2. Batuan Metamorf

Batuan Metamorf merupakan jenis batuan yang terbentuk melalui proses

tekanan dan suhu yang tinggi yang berasal dari hasil trasnformasi tipe batuan

yang telah ada. Batuan Metamorf terbentuk pada kondisi lingkungan yang

memiliki suhu yang tinggi tetapi tidak melebihi titik lebur dari Batuan Metamorf itu

sendiri.

Batuan Metamorf terbentuk pada kondisi tekanan yang tinggi. Suatu batuan

yang terus menerus tertutupi oleh material diatasnya maka semakin tenggelam

menuju pusat bumi. Semakin jauh dari permukaan bumi maka tekanan semakin

besar. Maka dari itu, Batuan Metamorf merupakan batuan yang terbentuk pada

kondisi suhu dan tekanan tinggi.

1. Jenis – jenis Metamorfisme Batuan Metamorf

Batuan Metamorf Kontak.

Batuan Metamorf Kontak merupakan jenis Batuan Metamorf yang

mengalami perubahan bentuk dari batuan asal akibat dari suhu tinggi yang

berasal dari aktivitas magma. Suhu yang tinggi menyebabkan Batuan

Metamorf mengalami perubahan bentuk maupun warna batuan.

Batuan Metamorf Dinamo.

Batuan Metamorf Dinamo adalah jenis Batuan Metamorf yang mengalami

perubahan bentuk dari batuan asalnya akibat tekanan yang tinggi.

iv

Page 5: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

3

Batuan asal, akan tertekan oleh gaya endogen dalam jangka waktu yang

lama. Batuan Metamorf Dinamo banyak ditemukan di daerah patahan atau

lipatan.

Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis.

Batuan Metamorf Kontak Penumatolistis adalah jenis Batuan Metamorf

yang mengalami perubahan bentuk akibat adanya pengaruh gas - gas

pada magma.

2. Jenis - jenis Batuan Metamorf berdasarkan Malihannya

Metamorfisme tingkat rendah.

Metamorfisme tingkat tinggi.

Sumber: wingmansarrows.wordpress.comGambar 2.1

Batuan Metamorf

Pada Batuan Metamorf metamorfisme tingkat rendah, jejak

kenampakan dari batuan asal masih terlihat karena belum masuk ke

dalam kondisi lingkungan bersuhu dan tekanan tinggi. Sementara, pada

Batuan Metamorf metamorfosisme tingkat tinggi, jejak kenampakan dari

batuan asal sudah tidak terlihat karena sudah masuk ke dalam kondisi

lingkungan bersuhu dan tekanan tinggi.

3. Struktur Batuan Metamorf

Struktur Batuan Metamof terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Struktur

Foliasi dan Struktur Non Foliasi. Struktur Foliasi menunjukkan struktur dari

mineral yang terdapat pada suatu Batuan Metamorf, sementara Struktur Non –

Foliasi tidak menunjukan struktur dari mineral yang terdapat pada suatu Batuan

Metamof.

Struktur Foliasi

Struktur Skistose, merupakan struktur mineral pada Batuan Metamorf

yang banyak memperlihatkan struktur dari mineral pipih.

Page 6: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

4

Struktur Gneisik, merupakan struktur mineral pada Batuan Metamorf

yang banyak memperlihatkan mineral granular dibanding mineral pipih.

Struktur Slatycleavage, merupakan struktur yang sama dengan Struktur

Skistose tetapi mineraloginya sangat halus.

Struktur Phylitic, merupakan struktur mineral yang sama dengan

Struktur Slatycleavage, hanya struktur mineralnya mulai kasar.

Sturuktur Non – Foliasi

Struktur Hornfelsik, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang

menunjukkan butiran mineral yang seragam.

Struktur Kataklastik, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang

menunjukkan adanya pengrusakan pada batuan asal.

Struktur Milonitik, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang

menunjukkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk

lentikuler.

Struktur Pilonitik, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang

menunjukkan liniasi dari belahan permukaan dan butiran mineral lebih

kasar.

Struktur Flaser, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang sama

dengan Struktur Kataklistik namun struktur batuan asal berbentuk lensa.

Struktur Augen, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang sama

dengan Struktur Flaser, tetapi lensa – lensanya terdiri dari butir – butir

feldspar.

Struktur Granulose, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang

sama dengan Struktur Hornfelsik, hanya butirannya lebih beragam.

Struktur Liniasi, merupakan struktur pada Batuan Metamorf yang

menunjukkan adanya mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.

4. Tekstur Batuan Metamorf

Terdapat dua jenis tekstur berdasarkan komposisi dari batuan asalnya,

yaitu Tekstur Kristaloblastik dan Tekstur Palimpset. Pembagian menjadi dua jenis

tesktur ini dilihat dari penyusun suatu Batuan Metamorf apakah masih terdapat

tekstur sisa dari batuan awal atau merupakan suatu batuan yang benar – benar

baru.

Tekstur Kristaloblastik

Page 7: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

5

Tekstur Kristaloblastik merupakan tekstur pada Batuan Metamorf yang

tidak terdapaat tekstur dari batuan asal. Untuk penamaannya

menggunakan akhiran –blastik.

Tekstur Porfiroblastik, merupakan tekstur yang sama dengan tekstur

porfiritik (Batuan Beku), hanya Kristal yang besar disebut Porfiroblast.

Tekstur Granoblastik, merupakan tekstur yang menunjukan butir

mineral yang seragam.

Tekstur Lepidoblastik, merupakan tekstur yang menunjukan susunan

mineral saling sejajar dan berarah.

Tekstur Nematoblastik, merupakan tekstur yang menunjukan adanya

mineral prismatic.

Tekstur Idioblastik, merupakan tekstur yang menunjukan mineral

berbentuk euhedral.

Tekstur Xenoblastik, merupakan tekstur yang sama dengan Tekstur

Idioblastik tetapi mineralnya berbentuk anhedaral.

Sumber: wingmansarrows.wordpress.comGambar 2.2

Tekstur KristaloblastikKeterangan:

A. Tekstur Granoblastik

B. Tekstur Granoblastik berbutir irregular

C. Tekstur Skistose

D. Tekstur Skistosity

E. Tekstur Semiskistose dengan meta batu pasir di dalam matrik mika

halus.

Page 8: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

6

F. Tekstur Semiskistose dengan klorit dan aktilonit

G. Granit Milonit

H. Ortomilonit

I. Tekstur di dalam blastomilonit.

Tekstur Palimpset

Tekstur Palimpset merupakan tekstur pada Batuan Metamorf yang terdapat

tekstur dari batuan asal yang masih bisa diamati. Untuk penamaannya

menggunakan awalan blasto-.

Tekstur Blastoporfiritik, merupakan tekstur yang menunjukan tekstur

dari batuan asal yang porfiritik.

Tekstur Blastopsefit, merupakan tekstur yang menunjukan tekstur dari

batuan asal berupa Batuan Sedimen yang ukuran butirnya lebih besar

dari pasir.

Tekstur Blastopsamit, merupakan tekstur yang sama dengan Tekstur

Blastopsamit hanya ukuran butirnya lebih sama dengan pasir.

Tekstur Blastopellit, merupakan tekstur yang menunjukan tekstur dari

batuan asal berupa Batuan Sedimen yang ukuran butirnya adalah

lemoung.

5. Contoh – contoh Batuan Metamorf

Slate

Slate merupakan Batuan Metamorf yang terbentuk melalui proses

metamorfosisme Batuan Sedimen Shale pada suhu yang rendah. Slate

memiliki struktur Foliasi, Slatycleavage dan ukuran butir yang sangat halus.

Sumber: http://upload.wikimedia.org/Foto 2.1

Batu Slate

Marmer

Page 9: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

7

Marmer merupakan contoh dari Batuan metamorphosis. Batu Marmer

terbentuk ketika Batu Gamping mendapat tekanan dari gaya endogen dan

suhu yang tinggi. Penyusun utama dari batu marmer adalah Kalsium

Karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Sumber: http://upload.wikimedia.orgFoto 2.2

Batu Marmer

Milonit

Milonit merupakan Batuan Metamorf yang terbentuk oleh rekristalisasi

dinamis mineral – mineral pokok. Butir batuan ini halu dan dapat dibelah.

Sumber: geohazard009.wordpress.comGambar 2.3Batu Milonit

Page 10: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1. Tugas

Deskripsikan Batuan Metamorf sebanyak enam sampel (3 foliasi dan 3 non

foliasi)

3.2. Pembahasan

Pendeskripsian Batuan Metamorf (3 foliasi dan 3 non foliasi)

1. Kode : LG/BM/2015/10.

Warna Batuan : Black.

Tekstur Batuan : Homeoblastik (Lepidoblastik).

Struktur Batuan : Foliasi.

Komposisi :

Proses Metamorfisme : Dinamo.

Nama Batuan : Indikasi Slate.

Sketsa Batuan :

Sumber: Kegiatan praktikum shift VIGambar 3.1

Batuan Metamorf LG/BM/2015/10

2. Kode : LG/BM/2015/146.

Warna Batuan : Dim Gray.

Tekstur Batuan : Homeoblastik (Lepidoblastik).

Struktur Batuan : Foliasi.

Komposisi :

Proses Metamorfisme : Dinamo.

8

Page 11: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

9

Nama Batuan : Indikasi Schist.

Sketsa Batuan :

Sumber: Kegiatan praktikum shift VIGambar 3.2

Batuan Metamorf LG/BM/2015/146

3. Kode : LG/BM/2015/136.

Warna Batuan : Dark Olive Green.

Tekstur Batuan : Heteroblastik (Lepidoblastik, Granoblastik)

Struktur Batuan : Foliasi.

Komposisi : Mineral Lempung.

Proses Metamorfisme : Dinamo.

Nama Batuan : Indikasi Slate.

Sketsa Batuan :

Sumber: Kegiatan praktikum shift VIGambar 3.3

Batuan Metamorf LG/BM/2015/136

4. Kode : LG/BM/2015/15.

Warna Batuan : Olive.

Tekstur Batuan : Homeoblastik (Granoblastik).

Struktur Batuan : Non - Foliasi.

Komposisi :

Proses Metamorfisme : Thermal.

Nama Batuan : Indikasi Serpentinite.

Page 12: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

10

Sketsa Batuan :

Sumber: Kegiatan praktikum shift VIGambar 3.4

Batuan Metamorf LG/BM/2015/15

5. Kode : LG/BM/2015/93.

Warna Batuan : Dark Khaki.

Tekstur Batuan : Homeoblastik (Granoblastik).

Struktur Batuan : Non - Foliasi.

Komposisi :

Proses Metamorfisme : Thermal.

Nama Batuan : Indikasi Eclogite.

Sketsa Batuan :

Sumber: Kegiatan praktikum shift VIGambar 3.5

Batuan Metamorf LG/BM/2015/93

6. Kode : LG/BM/2015/135.

Warna Batuan : Gray.

Tekstur Batuan : Homeoblastik (Granoblastik).

Struktur Batuan : Non - Foliasi.

Komposisi : Kuarsa

Proses Metamorfisme : Thermal.

Nama Batuan : Indikasi Eclogite.

Page 13: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

11

Sketsa Batuan :

Sumber: Kegiatan praktikum shift VIGambar 3.6

Batuan Metamorf LG/BM/2015/135

Page 14: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

BAB IV

ANALISA

Batuan Metamorf merupakan jenis batuan yang terbentuk akibat

adanya pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi. Suhu pada

pembentukan Batuan Metamorf tidak melebihi suhu lebur dari Batuan

Metamorf tersebut sebab Batuan Metamorf keterbentukannya tidak

melalui tahapan peleburan melainkan terpengaruh oleh suhu. Terdapat

tiga macam jenis metamorfisme, yaitu metamorfisme kontak (Suhu),

metamorfisme dinamo (Tekanan), dan metamorfisme regional (Suhu dan

tekanan).

Pada umumnya, Batuan Metamorf dengan metamorfisme kontak /

thermal memiliki butiran yang kasar dibandingkan dengan metamorfisme

dinamo dimana butirannya halus. Perbedaan hal tersebut akibat adanya

faktor tekanan pada proses keterbentukannya. Pada Batuan Metamorf

dengan kode LG/BM/2015/136 memiliki permukaan batuan yang halus

dimana butiran yang dihasilkan juga halus. Sementara pada Batuan

Metamorf dengan kode LG/BM/2015/93 memiliki butiran yang besar

sehingga permukaan batuannya kasar.

Perbedaan ukuran butir tersebut karena pada Batuan Metamorf

dengan kode LG/BM/2015/136 terbentuk secara dinamo (tekanan) dan

Batuan Metamorf dengan kode LG/BM/2015/93 terbentuk secara thermal

(suhu). Penekanan yang terjadi terhadap batuan asalnya menyebebakan

mineral pada batuan asal menjadi pipih dan mengecilkan ukuran butirnya

serta menghasilkan suatu kesejajaran mineral. Umumnya, Batuan

Metamorf yang terbentuk akibat pengaruh tekanan memiliki bentuk fisik

yang pipih dan terdapat struktur foliasi (Kesejajaran mineral) pada Batuan

Metamorf tersebut. Batuan Metamorf dengan kode LG/BM/2015/93

memiliki ukuran butir yang besar karena dipengaruhi oleh suhu (thermal).

Pada Batuan Metamorf yang terbentuk secara thermal memiliki ukuran

butir yang besar sebab tidak mengalami tekanan pada batuan asalnya

12

Page 15: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

dan tidak memiliki struktur foliasi, melainkan struktur non – foliasi (Tidak

ada kesejajaran mineral).

Batuan Metamorf metamorfisme kontak terjadi pada daerah intrusi

magma (zona skarn), metamorfisme dinamo terjadi pada daerah

perlipatan (tekanan), dan metamorfisme regional terjadi pada daerah

subduksi (tekanan dan suhu).

BAB V

KESIMPULAN

Tekstur pada suatu batuan merupakan kenampakan fisik yang

dapat dilihat secara langsung oleh mata (Megaskopis). Terdapat tiga jenis

tesktur pada Batuan Metamorf, yaitu lepidoblastik, nematoblastik, dan

granoblastik. Lepidoblastik dan nematoblastik adalah tekstur yang dimiliki

oleh Batuan Metamorf yang memiliki kesejajaran mineral. Lepidoblastik

merupakan tekstur yang menunjukan kesejajaran mineral, mineral pipih

dan nematoblastik merupakan tekstur yang menunjukan kesejajaran

mineral, mineral tabular. Granoblastik merupakan tekstur Batuan

Metamorf yang menunjukan kesamaan ukuran butir pada batuan

tersebut. Tekstur yang dimiliki oleh suatu Batuan Metamorf tergantung

pada struktur batuan dan proses keterbentukan batuan tersebut.

Struktru pada Batuan Metamorf terdapat dua jenis, yaitu struktur

foliasi dan non – foliasi. Struktur foliasi menunjukan kesejajaran mineral

pada suatu Batuan Metamorf sementara struktur non – foliasi

menunjukan tidak adanya kesejajaran mineral. Kesejajaran mineral

tersebut disebabkan adanya tekanan pada batuan asal, sehingga mineral

yang ada menjadi sejajar.

Proses keterbentukan Batuan Metamorf (Metamorfisme) terbagi

menjadi tiga, yaitu metamorfsime kontak, metamorfisme dinamo, dan

metamorfisme regional. Metamorfisme kontak disebabkan adanya

pengaruh suhu, dinamo disebabkan adanya pengaruh tekanan, dan

regional disebabkan adanya pengaruh tekanan dan suhu.

13

Page 16: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

Pada pendeskripsian Batuan Metamorf, terdapat poin utama dalam

pendeskripsiannya, yaitu tekstur dan struktur. Penamaan suatu Batuan

Metamorf utamanya tergantung pada struktur Batuan Metamorf tersebut

dan komposisi mineral dari batuan tersebut. Karena Batuan Metamorf

dengan struktur foliasi dan non foliasi berbeda baik pada kenampakan

mineralnya dan tekstur yang dimilikinya.

14

Page 17: Laporan Akhir Batuan Metamorf 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. “Batuan Metamorf”.

https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-

metamorf/. Diakses pada 15 Desember 2015 pukul 8.04 WIB

Anonymus. 2015. “Batuan Metamorf”.

https://dedisasmito.wordpress.com/bahan-ajar-2/litosfer/batuan-beku-2/.

Diakses pada 15 Desember 2015 pukul 8.07 WIB

Wikipedia. 2015. “Batuan Metamorf”.

https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_metamorf. Diakses pada 15

Desember 2015 pukul 8.09 WIB