resume logika

14
RESUME LOGIKA Tentang Silogisme, Proposisi, dan Pernyataan yang Sama Disusun Oleh : KHAIRUL RASYID (18201102010043) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

Upload: chayrasyid

Post on 03-Aug-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Logika

RESUMELOGIKATentang

Silogisme, Proposisi, dan Pernyataan yang Sama

Disusun Oleh :KHAIRUL RASYID

(18201102010043)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

HUKUM PERDATA ISLAMJURUSAN SYARIAH

2011

Page 2: Resume Logika

Arti Proposisi:Proposi adalah ekspresi verbal dari putusan yang berisi pengakuan atau

pengingkaran sesuatu (predikat) terhadap sesuatu yang lain (subyek) yang dapat dinilai benar atau salah. Contoh : - Besi bila dipanaskan memuai - Bung Tomo adalah pahlawan Semua pernyataan pikiran yang mengungkapkan keinginan dan kehendak serta tidak dapat dinilai benar dan salahnya, bukanlah proposisi. Contoh : - Ambilkan aku segelas air - Semoga Tuhan selalu melindungimuProposisi menurut bentuknya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : (1) Proposisi Kategorik Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Contoh : - Budi sedang sakit - Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mahasiswa Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari : satu term subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier.

Subyek adalah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term

predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukkan banyak-nya satuan yang diikat oleh

term subyek.Contoh :

- Sebagian manusia adalah mahasiswa (1) Quantifier (2) Term subyek (3) Kopula (4) Term Predikat

- Semua mahasiswa tidak buta huruf (1) Quantifier (2) Term subyek (3) Kopula (4) Term predikat

Quantifier menunjukkan kuantitas proposisi. Dalam keadaan apapun subyek selalu mengandung jumlah satuan yang diikat.

Kopula menunjukkan kualitas proposisi.Bila ia mengiyakan disebut proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.

Dari kombinasi kuantitas dan kualitas proposisi, maka kita mengenal 6 macam proposisi, yaitu :

1. Universal positif, contoh : Semua manusia akan mati.2. Partikular positif, contoh : Sebagian manusia adalah guru3. Singular positif, contoh : Rudi adalah pemain bulu tangkis 4. Universal negatif, contoh : Semua kucing bukan burung 5. Partikular negatif, contoh : beberapa mahasiswa tidak lulus6. Singular negatif, contoh : Rina bukan gadis pemalu

(2) Proposisi Hipotetik Proposisi hipotetik adalah proposisi yang mengandung pernyataan dengan syarat.Proposisi kategorik Proposisi hipotetik - Kopulanya : adalah, - Kopulanya : apabila, bukan, tidak. jika, manakala.- Kopulanya : - Kopulanya : menghubungkan 2 menghubungkan 2 buah buah term. pernyataan (sebab-akibat).

Contoh :Jika permintaan bertambah, maka harga akan naik.

Proposisi hipotetik mempunyai 2 buah bentuk, yaitu : Bila A adalah B, maka A adalah C.

Contoh : - Bila Budi rajin, ia akan naik kelas (A) (B) (A) (C) - Jika tanaman sering diberi pupuk,

Page 3: Resume Logika

maka ia akan subur. Bila A adalah B, maka C adalah D.

Contoh : - Bila hujan turun, maka saya naik becak. (A) (B) (C) (D) - Bila permintaan bertambah, harga naik (A) (B) (C) (D)

(3) Proposisi Disyungtif Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung pernyataan pilihan.Proposisi hipotetik Proposisi disyungtif - Kopulanya : - Kopulanya : menghubungkan 2 menghubungkan 2 buah pernyataan alternatif (sebab-akibat). Contoh :- Budi ada di rumah atau di sekolah.- Jika bukan Budi yang mencuri, maka Agus.Proposisi disyungtif mempunyai 2 bentuk, yaitu : Proposisi disyungtif sempurna.

Proposisi disyungtif sempurna mempunyai alternatif kontradiktif. Rumusnya adalah : A mungkin B mungkin non B.Contoh :- Budi berbaju putih atau non putih.- Agus berbahasa Arab atau berbahasa non Arab. Proposisi disyungtif tidak sempurna.

Proposisi ini alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif. Rumusnya adalah : A mungkin B mungkin C Contoh :

- Budi di toko atau di rumah.- Budi berbaju hitam atau berbaju putih.- PSSI kalah atau menang.

Page 4: Resume Logika

SilogismeSilogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat  kita kembalikan ke dalam bentuk formal berikut:a. Barang siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.b. Ia melanggar peraturan “X”c. la harus dihukum.Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat ketiga).Pada contoh, kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam (premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.Akan tetapi, kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti itu.Misalnya:- Semua yang dihukum itu karena melanggar peraturan- Kita selalu mematuhi peraturan- Kita tidak perlu cemas bahwa kita akan dihukum.Pernyataan itu dapat dikembalikan menjadi:a. Semua yang melanggar peraturan harus dihukumb. Kita tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturanc. Kita tidak dihukum.Secara singkat silogisme dapat dituliskanJikaA=B dan B=C maka A=CSilogisme terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.Silogisme KatagorikSilogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).Contoh :Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor) M PAkasia adalah Tanaman (premis minor) S MAkasia membutuhkan air (konklusi) S P(S = Subjek, P = Predikat, dan M = Middle term)Hukum-hukum Silogisme KatagorikApabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:Semua yang halal dimakan menyehatkanSebagian makanan tidak menyehatkan,Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halaldimakan).Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:Semua korupsi tidak disenangi.Sebagian pejabat adalah korupsi, jadiSebagian pejabat tidak disenangi.(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.Beberapa politikus tidak jujur.Banyak cendekiawan adalah politikus, jadi:Banyak cendekiawan tidak jujur.

Page 5: Resume Logika

Jadi: Beberapa pedagang adalah kikir. Kesimpulan yang diturunkan dari premis partikular tidak pernah menghasilkan kebenaran yang pasti, oleh karena itu kesimpulan seperti:Sebagian besar pelaut dapat menganyam tali secara baiHasan adalah pelaut, jadi:Kemungkinan besar Hasan dapat menganyam tali secara baik adalah tidak sah. Sembilan puluh persen pedagang pasar Johar juju Kumar adalah pedagang pasar Johar, jadi: Sembilan puluh persen Kumar adalah jujur.1) Dari dua premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat  kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.Kerbau bukan bunga mawar.Kucing bukan bunga mawar.….. (Tidak ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)2) Paling tidak salah satu dari term penengah harus: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:Semua ikan berdarah dingin.Binatang ini berdarah dinginJadi: Binatang ini adalah ikan.(Padahal bisa juga binatang melata)3) Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, sepertiKerbau adalah binatang.Kambing bukan kerbau.Jadi: Kambing bukan binatang.(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah positif)4) Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:Bulan itu bersinar di langit.Januari adalah bulan.Jadi: Januari bersinar di langit.(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktuyang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayorberarti planet yang mengelilingi bumi).5) Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan komklsinya.Silogisme HipotetikSilogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:Jika hujan, saya naik becak.Sekarang hujan.Jadi saya naik becak.2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:Bila hujan, bumi akan basah.Sekarang bumi telah basah.Jadi hujan telah turun.3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, makakegelisahan akan timbul.Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

Page 6: Resume Logika

4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah.Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.Hukum-hukum Silogisme HipotetikMengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikanberikut:Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggiNah, peperangan terjadi.Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana)Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannyaBila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggiNah, peperangan terjadi.Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau faktor lain.Silogisme DisyungtifSilogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam artisempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtifdalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif,seperti:la lulus atau tidak lulus.Ternyata ia lulus, jadila bukan tidak lulus.Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:Hasan di rumah atau di pasar.Ternyata tidak di rumah.Jadi di pasar.Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti luas mempunyai dua tipe yaitu:1) Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain, seperti:la berada di luar atau di dalam.Ternyata tidak berada di luar.Jadi ia berada di dalam.Ia berada di luar atau di dalam.ternyata tidak berada di dalam.Jadi ia berada di luar.2) Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain, seperti:Budi di masjid atau di sekolah.la berada di masjid.Jadi ia tidak berada di sekolah.Budi di masjid atau di sekolah.la berada di sekolah.

Page 7: Resume Logika

Jadi ia tidak berada di masjid.Hukum-hukum Silogisme Disyungtif1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :Hasan berbaju putih atau tidak putih.Ternyata berbaju putih.Jadi ia bukan tidak berbaju putih.Hasan berbaju putih atau tidak putih.Ternyata ia tidak berbaju putih.Jadi ia berbaju non-putih.2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:Budi menjadi guru atau pelaut.la adalah guru.Jadi bukan pelautBudi menjadi guru atau pelaut.la adalah pelaut.Jadi bukan gurub. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah), seperti:Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.Ternyata tidak lari ke Yogya.Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).Budi menjadi guru atau pelaut.Ternyata ia bukan pelaut.Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).

Page 8: Resume Logika

PERNYATAAN YANG SAMAA. Permasalahan Setiap pernyataan A, E, I atau O dapat ditarik permasalahan yang tersirat di dalamnya. Permasalahannya bagaimana dapat dibuat sebuah pernyataan yang memiliki makna sama dengan kalimat aslinya tetapi berbeda dalam redaksinya Proses ini dalam logika disebut penyimpulan Eduksi. Eduksi: cara mengubah suatu proposisi kepada proposisi lain tanpa mengubah makna, disamping memberi pedoman apakah dua proposisi kategorik atau lebih mempunyai makan yang sama atau berbeda B. Teknik-teknik Edukasi

a. Konversi Mengungkapkan kembali suatu proposisi lain yang semakna dengan menukar kedudukan subjek dengan predikat pernyataan aslinya: dari pernyataan tipe S P kepada P S, misal: Tidak satu pun mahasiswa adalah buta huruf Tidak satupun yang buta huruf adalah mahasiswa Pernyataan asli = konvertend Pernyataan baru = konverseBentuk A dikonversikan menjadi IKonvertend : Semua kuda adalah binatang.Konverse : Sebagian binatang adalah kuda.Bentuk I konversinya menjadi I a. Sebagian cendikiawan borosb. Sebagian yang boros adalah cendekiawan Bentuk E konversinya juga Ea. Semua yang saleh bukan pencurib. Semua pencuri bukan orang yang salehPernyataan O tidak boleh dikonversikana. Sebagian binatang bukan gajahb. Sebagian gajah bukan binatang (salah)Catatan:Konversi tidak hanya terikat semata-mata dengan kata-kata pada pernyataan asli, tetapi boleh saja menambah untuk menjaga agar makna proposisi semula tidak berubah:a. Sebagian anjing berkutub. Sebagian binatang yang berkutu adalah anjingKonversi yang janggalSebagian ayam mempunyai bulu bagusSebagian mempunyai bulu bagus ayam Pernyataan singular konversinya diperlakukan sebagai bentuk universal Positif = AHasan adalah lelaki yang sabarSebagian lelaki yang sabar adalah HasanNegatif = EFatimah adalah bukan gadis yang cerobohSebagian gadis yang ceroboh bukan Fatimah b. Obversi Cara menyatakan kembali suatu proposisi lain yang semakna dengan

mengubah kualitas pernyataan aslinya – mengkontadiksikan predikat pernyataan aslinya.

Pernyataan asli disebut =obvertend Pernyataan yang dihasilkan = obverse Bentuk A berubah menjadi E Obvertend = semua makhluk adalah fana Obverse = semua makhluk bukan non-fana Api dapat membakar Api bukan tak dapat membakar Bentuk I menjadi O

Page 9: Resume Logika

Sebagian dokter mata keranjangSebagian dokter bukan tak mata keranjangSebagian mahasiswa curangSebagian mahasiswa bukan tak curang Bentuk E menjadi A

Semua cendiakiawan tidak buta hurufSemua cendekiawan non-buta hurufSemua harimau bukan pemakan rumputSemua harimau non-pemakan rumput

Bentuk O menjadi ISebagian manusia tidak suka merokokSebagian manusia non-suka merokokSebagian cendekiawan tak pandai bicaraSebgaian cendekiawan non-pandai bicara

Kontradiksi dari term “pemberani” adalah tidak berani, bukan “penakut”. Tidak pemberani mengecualikan semua sifat pemberani , yakni sifat penakut dan sifat biasa. Jadi tidak dibenarkan membuat obversi dari pernyataan “Hasan penakut”, menjadi “Hasan bukan pemberani”. “Sebagian manusia tidak hidup hingga tua”, menjadi “Sebagian manusia mati muda”, dari pernyataan “Sebagian cendekiawan tidak dermawan”, menjadi “Sebagian cendekiawan kikir”.

Kebanyakan orang saleh tidak hidup hingga tua Kebanyakan orang saleh mati muda Pada obvertend tidak dipungkiri adanya orang saleh yang hidup hingga tua.

Tetapi penekanannya adalah kebanyakan orang saleh tidak hidup hanya setengah umur. Ini berarti bahwa kebanyakan orang saleh mati, tepat setengah usia atau lewat setengah usia lebih sedikit. Sedangkan mati muda bermakna mati sebelum setengah usia atau lebih ke bawah lagi. Jadi “tidak hidup hingga tua “ tidak sama maknanya dengan “mati muda”. Maka obversi dari pernyataan di atas adalah:

Hasan adalah tidak berani Hasan adalah non-pemberani Kebanyakan orang saleh tidak hidup hingga tua Kebanyakan orang saleh non-hidup hingga tua Ketelitian makna harus lebih diutamakan dari sekedar keluwesan ucapan atau

kesedapan dalam pendengaran. Lebih enak didengar “ kebanyakan orang saleh mati muda”.

c. Kontraposisi Cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang

semakna, dengan menukar kedudukan subjek dan predikat pernyataan asli dan mengkontradiksikan masing-masingnya.

Pernyataan asli = kontraponend Pernyataan yang dihasilkan = kontrapositif Jadi kita beralih dari permasalahan tipe

S P kepada permasalahan tipe: tak-P tak S Bentuk A menjadi A Bentuk I tidak dapat dikontraposisikan Bentuk E, menjadi O Bentuk O, menjadi O Dapat dibuat langsung kontrapositifnya.

Semua patriot adalah pemberaniSemua yang non-pemberani adalah non-patriotSemua perjudian tidak diizinkanSebagian yang non-diizinkan adalah bukan non-perjudian Sebagian politikus tidak berpendidikan tinggiSebagian yang non-berpendidikan tinggi adalah bukan non-politikus

Page 10: Resume Logika

d. Inversi Cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang

semakna dengan mengkontradiksikan subjek dan predikat pernyataan aslinya. Jadi kita beralih dari permasalah tipe S P menjadi tipe tak-S tak P

Teknik yang digunakan adalah tehnik obversi dan konversi secara bergantian dan berulang-ulang sehingga mendapatkan proposisi dimaksud. I dan O tidak dapat kita tarik proposisi inversinya. Yang dapat diinversikan hanya A dan E saja.

Bila bentuk aslinya A maka proposisi yang dihasilkan I bila E yang dihasilkan O

Bila bentuk aslinya A maka proses inversinya mulai dengan obversi, bila E harus dimulai dengan konversi.

Pernyataan asli = invertend Pernyataan hasil = inverse Bentuk A

Invertend = Semua emas adalah logamObverse = Semua emas adalah bukan non logamKonverse = Semua yang non logam bukan emasObserve = Semua yang non-logam adalah non-emasKonverse = Sebagian yang non emas adalah non logam (proposisi inverse)

Bentuk EInvertend = Semua kambing bukan burungKonverse = Semua burung bukan kambingObverse = Semua burung dalah non-kambingKoverse = Sebagian yang non-kambing adalah burungObserve = Sebagian yang non-kambing adalah bukan non-burung (proposisi inversi)

Inversi dapat dibuat secara langsungSemua mahasiswa pandai baca tulisSebagian yang non-mahasiswa adalah non-pandai baca tulisSemua pendengki tidak bahagiaSebagian yang non-pendengki bukan tak bahagia

Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan teknik inversi yang salah Contoh:

Kita wajib patuh kepada pemerintah Kita tidak wajib patuh kepada selain pemerintah Kepada anak kecil tidak boleh semena-mena Kepada orang dewasa boleh semena-mena Semarang adalah kota yang panas Selain Semarang adalah kota yang dingin Semua penipuan tidak diizinkan Selain penipuan diizinkan

Semua pengungkapan kembali suatu proposisi melalui teknik inversi dengan langsung mengkontradiksikan term subjek dan predikat pernyataan aslinya benar apabila predikat dari pernyataan tersebut hanya berlaku bagi subjeknya

Contoh: Yang telah berumur 21 tahun boleh memlih Yang belum berumur 21 tahun tidak boleh memilih Ilmu yang membicarakan cara membuat penyimpulan yang benar adalah ilmu

logika Ilmu yang tidak membicarakan cara membuat penyimpulan yang benar bukan

ilmu Logika Yang belum membayar tidak boleh masuk Yang sudah membayar boleh masuk Orang Islam adalah yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad Bukan orang Islam adalah orang yang tidak mengikuti ajaran Nabi

Muhammad