resume fraud pertemuan 2

4
Nama : Riza Rizky Fitri NIM : 2015250973 Fraud, Fraud Examination, dan Forensic Accounting Fraud menurut Albrecht (2003) adalah suatu tidakan yang dilakukan oleh individu secara sengaja dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari orang lain. Tidak ada batasan pasti dalam mengklasifikasikan suatu tindakan sebagai fraud, atau hanya keisengan, kejutan ataupun tipuan sederhana. Batasannya hanya sebatas kesadaran individu terkait hal yang dia kerjakan. Salah satu tipe fraud yang saat ini sering terjadi berbentuk tawaran investasi palsu kepada calon korban, namun nantinya saat pembagian keuntungan korban tidak menerima uang hasil dari proses operasi perusahaan namun uang tersebut merupakan uang dari korban yang lain. Tipe fraud ini dikenal dengan nama ‘Ponzi Scheme’. Cara paling mudah mengklasifikasikan tipe fraud adalah dengan membaginya atas 2; kecurangan yang melawan perusahaan (contoh:karyawan yang melakukan penyelundupan dana) dan kecurangan yang bertujuan untuk membantu perusahaan (contoh: memanipulasi laporan keuangan). ACFE sendiri menyebutnya sebagai Occupational fraud, yaitu penyalahgunaan pekerjaan oleh individu untuk meningkatkan kekayaannya sendiri. Berdasarkan definisi ini terdapat 3 tipe fraud, yaitu :

Upload: riza-rizky-fitri

Post on 06-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fraud ppak

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Fraud Pertemuan 2

Nama : Riza Rizky Fitri

NIM : 2015250973

Fraud, Fraud Examination, dan Forensic Accounting

Fraud menurut Albrecht (2003) adalah suatu tidakan yang dilakukan oleh individu secara

sengaja dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari orang lain. Tidak ada batasan pasti

dalam mengklasifikasikan suatu tindakan sebagai fraud, atau hanya keisengan, kejutan

ataupun tipuan sederhana. Batasannya hanya sebatas kesadaran individu terkait hal yang dia

kerjakan.

Salah satu tipe fraud yang saat ini sering terjadi berbentuk tawaran investasi palsu

kepada calon korban, namun nantinya saat pembagian keuntungan korban tidak menerima

uang hasil dari proses operasi perusahaan namun uang tersebut merupakan uang dari korban

yang lain. Tipe fraud ini dikenal dengan nama ‘Ponzi Scheme’.

Cara paling mudah mengklasifikasikan tipe fraud adalah dengan membaginya atas 2;

kecurangan yang melawan perusahaan (contoh:karyawan yang melakukan penyelundupan

dana) dan kecurangan yang bertujuan untuk membantu perusahaan (contoh: memanipulasi

laporan keuangan).

ACFE sendiri menyebutnya sebagai Occupational fraud, yaitu penyalahgunaan

pekerjaan oleh individu untuk meningkatkan kekayaannya sendiri. Berdasarkan definisi ini

terdapat 3 tipe fraud, yaitu :

1. Salah saji yang timbul akibat fraudulent financial reporting

2. Korupsi

3. Salah saji akibat misapproriation of assets

Klasifikasi Fraud yang ketiga membagi berdasarkan korban dari fraud itu sendiri, yaitu :

1. Fraud dimana perusahaan/organisasi menjadi korbannya

a. Employee Embezzlement

b. Vendor Fraud

c. Customer Fraud

2. Management Fraud – dimana pemegang saham dan utang menjadi korbannya

3. Investment Scams

Page 2: Resume Fraud Pertemuan 2

4. Misscellanous Fraud

Melakukan fraud dapat dituntut secara pidana ataupun perdata. Hal ini diperlukan

agar pelaku fraud merasa jera, dan kita dapat membuktikan bahwa pelaku melakukan

penipuan secara disengaja. Kasus fraud yang dituntu secara pidana digunakan untut menuntu

hukuman penjara ataupun ganti rugi. Sementara secara perdata untuk mencari suatu solusi.

Beberapa keahlian yang sangat diperlukan untuk menjadi profesional dalam melawan

kecurangan (Fraud) antara lain:

1. Kemampuan Analisis : dibutuhkan untuk analis saat pendeteksian dan

investigasi. Pemeriksa diharuskan mampu menentukan kemungkinan

kecurangan apa yang terjadi, caranya serta menindaklanjuti gejalanya.

2. Kemampuan Komunikasi : Dibutuhkan untuk menginterogasi saksi dan pelaku

serta mengkomunikasikannya kepada pihak lain yang berkepentingan.

3. Kemampuan Tekhnologi : Dapat mempersingkat waktu serta tingkat

kebenaran suatu penemuan akan lebih valid.

Tambahan keahlian yang tidak kalah pentingnya adalah :

1. Pemahaman terkait akuntansi dan bisnis

2. Pemahaman tentang hukum, baik kriminalitas dan yang terkait dengan fraud.

3. Kemampuan berbicara dan menulis dengan bahasa asing yang baik.

4. Pemahaman terkait perilaku manusia.

Pada saat ini ACFE menawarkan kesempatan bagi individu yang berniat untuk

menjadi CFE. CFE diharapkan dapat menjadi pemimpin dari organisasi anti-fraud. Beberapa

persyaratan yang diperlukan untuk menjadi CFE adalah :

1. Menjadi anggota ACFE yang sesuai perilakunya

2. Mencapai standar nilai dan tingkat profesionalitas yang ditentukan

3. Memiliki moral tinggi

4. Tunduk terhadap peraturan dan kode etik ACFE

Dapat dilihat dengan masih tingginya tingkat kecurangan semakin besar juga karir

yang terbuka terkait fraud. Beberapa karir yang dapat berhubungan dengan masalah

kecurangan ini antara lain pengacara, akuntan, auditor, konsultan serta pegawai

pemerintahan.