resume berbagai buku kecerdasan jamak

30
RESUME BERBAGAI BUKU: KECERDASAN JAMAK 1. Judul buku: Educational Psychology Pengarang: Anita Woolfolk (2006) Boston: Allyn & Bacon Venny Eka Meidasari (No. Reg. 7317090776) Intellegence (Kecerdasan) adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang bermakna dalam suatu setting budaya (Gardner; 1998;2003). Howard Gardner mengeluarkan teori tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk) yang meliputi: 1. Intelegensi Linguistik 2. Intelegensi matematis-Logis 3. Intelegensi Ruang-Spasial 4. Intelegensi Kinestetik-badani 5. Intelegensi Musik 6. Intelegensi Interpersonal 7. Intelegensi Intrapersonal 8. Intelegensi lingkungan/Naturalis (Perkembangan selanjutnya dari 7) 1

Upload: xiaofen

Post on 21-Jun-2015

1.505 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

RESUME BERBAGAI BUKU: KECERDASAN JAMAK

1. Judul buku: Educational Psychology Pengarang: Anita Woolfolk (2006) Boston: Allyn & Bacon

Venny Eka Meidasari (No. Reg. 7317090776)

Intellegence (Kecerdasan) adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan

dan menghasilkan produk yang bermakna dalam suatu setting budaya

(Gardner; 1998;2003).

Howard Gardner mengeluarkan teori tentang Multiple Intelligences

(Kecerdasan Majemuk) yang meliputi:

1. Intelegensi Linguistik

2. Intelegensi matematis-Logis

3. Intelegensi Ruang-Spasial

4. Intelegensi Kinestetik-badani

5. Intelegensi Musik

6. Intelegensi Interpersonal

7. Intelegensi Intrapersonal

8. Intelegensi lingkungan/Naturalis (Perkembangan selanjutnya dari 7)

1

Page 2: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

Kedelapan kecerdasan ini kemudian berkembang hingga akhirnya menjadi

sepuluh kecerdasan, yaitu:

9. Intelegensi eksistensial (Perkembangan lebih lanjut dari 8)

10. Intelegensi spiritual.

Perincian Kecerdasan Majemuk

Di dalam bukunya, Woolfolk (2006) menguraikan delapan k3cerdasan

majemuk sebagai berikut:

Jenis kecerdasan pertama, kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan

dalam mengolah kata.

Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan

pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya

Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam

dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi,

meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat

kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan

bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata dan tongue twister.

Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka

mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra.

Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat

mengartikan bahasa tulisan secara luas.

Jenis kecerdasan kedua, logis-matematis, adalah kecerdasan dalam

hal angka dan logika.

Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram

komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan

kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori

relativitasnya. Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-matematis

2

Page 3: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam

pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan

konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya

bersifat rasional.

Kecerdasan spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga, mencakup

bapikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah,

dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial.

Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis,

pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir,

pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh

seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang

dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu

mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat

menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat

sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi

dalam ruang tiga dimensi.

Kecerdasan musikal adalah jenis kecerdasan keempat. Ciri utama

kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan

menciptakan irama dan melodi.

Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau

penyanyi cerita epik Aceh, semuanya mempunyai kecerdasan ini.

Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat

menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan

yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman

tertentu.

3

Page 4: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

Kecerdasan kelima, kinestetik-jasmani, adalah kecerdasan fisik.

Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan

kete-rampilan dalam menangani benda.

Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan

kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula Charlie Chaplin, yang

memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance

sebagai "Little Tramp". Orang dengan kecerdasan fisik memiliki

keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka

juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari,

berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang

cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan

berminat atas segala sesuatu.

Kecerdasan keenam adalah kecerdasan antarpribadi. Ini adalah

kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.

Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan

tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain.

Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini,

sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang

mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas

kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma

Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli.

Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami

orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang

bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker,

perunding, dan guru yang ulung.

Kecerdasan Ketujuh adalah kecerdasan intrapribadi atau kecerdasan

dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik

dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan

4

Page 5: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya

sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli

teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka

bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang

mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus

pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka

merupakan orang yang gemar bela-ar sendiri dan lebih suka bekerja

sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)

Kecerdasan kedelapan, kecerdasan naturalis (lingkungan). Gardner

menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang

untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat

distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk

memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu

secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan

pengetahuan akan alam.

Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup

di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam,

mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang.

Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku

binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak

lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya

inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan

Darwin untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung,

ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.

Penerapan Kecerdasan Jamak

Gardner mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penerapan kecerdasan jamak, yaitu:

5

Page 6: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

1. Perhatikan pendekatan kecerdasan dalam strategi mengajar

2. tidak perlu mengajar menggunakan seluruh jenis pendekatan

kecerdasan

3. Jangan hanya menggunakan sebuah pendekatan kecerdasan untuk

semua situasi kelas

4. jangan memberikan penilaian hanya berdasarkan sebuah pendekatan

kecerdasan.

6

Page 7: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

2. Judul buku: Kecerdasan Majemuk (Terjemahan) Pengarang: Howard Garder (2003).

Batam: Interaksara.

Masda Surti Simatupang (No. Reg. 7317090758)

Dalam pandangan tradisional, kecerdasan ditetapkan secara operasional

sebagai kemampuan untuk menjawab berbagai jenis tes kecerdasan. Teori

kecerdasan majemuk, sebaliknya menjadikan majemuk konsep tradisional.

Kecerdasan menyangkut kemampuan menyelesaikan masalah atau produk

mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat

tertentu. Gardner pertaman sekali memperkenalkan tujuh kecerdasan

majemuk, yaitu kecerdasan musik, keerdasan kinestetik, kecerdasan logika-

matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan Ruang, kecerdasan antar

pribadi, dan kecerdasan intra pribadi.

KECERDASAN MUSIK

Menurut Gardner, terdapat kaitan biologis pada keerdasan tertentu.

Seseorang yang mempunyai reaksi yang kuat pada suara tertentu dan

kemajuannya yang cepat dalam memainkan instrumen, menunjukkan bahwa

dia secara biologis dipersiapkan untuk keterampilan itu, atau dapat dikatakan

bahwa orang tersebut memiliki kecerdasan musik. Bukti telah menyatakan

bahwa keterampilan musik merupakan suatu kecerdasan, yaitu bahwa bagian

tertentu dari otak berperan penting dalam persepsi dan produksi musik.

Daerah in imempunyai karakteristik terletak di belahan otak sebelah kanan.

Walaupun kepekaan tertentu kemampuan musik terhadap kerusakan otak

tergantung pada sejauh mana pelatihan dan perbedaan individual yan glain,

terdapat bukti yang jelas untuk “amusia” yaitu kehilangan kemampuan untuk

membedakan atau mengekspresikan suara musik.

KECERDASAN KINESTETIK

Keterampilan kinestetik atau gerakan badan merupakan suatu kecerdasan

karena dapat diuji. Pengendalian gerak badan terletak di korteks motoris,

dengan setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan

7

Page 8: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

yang berada di sisi berlawanan. Pada oran gyang tidak kidal, dominasi dari

gerakan itu ditemukan dalam belahan otak kiri.

KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA

Kekuatan intelektual untuk melakukan deduksi dan pengamatan

menggambarkan salah satu bentuk dari kecerdasan logika matematika. Ada

dua fakta penting mengenai kecerdasan logika-matematika. Pertama, dalam

diri orang berbakat, proses dari penyelesaian masalah sering berlangsung

sangat cepat. Contohnya, seorang ilmuwan yang sukses memikirkan banyak

variabel sekaligus dan membuat sejumlah hipotesis yang masing-masing

dievaluasi dan kemudian diterima atau ditolak secara bergantian.Kedua,

Penyelesaian suatu masalah dapat disusun sebelum penyelesaian itu

diutarakan.

KECERDASAN LINGUISTIK

Keterampilan linguistik merupakan suatu kecerdasan karena dapat dibuktikan

secara empiris. Daerah spesifik dari otak “Daerah Broca” bertanggung jawab

untuk menghasilkan kalimat yang benar secara tata bahasa. Seseoran gyang

mengalami kerusakan di daerah ini dapat memahami kata-kata dan kalimat

cukup baik tetapi mengalami kesulitan menyusun kata-kata menjadi kalimat.

KECERDASAN RUANG

Menyelesaikan masalah ruang diperlukan untuk navigasi dan dalam

penggunaan sistem pencatat peta. Jenis lain ditunjukkan dalam visualisasi

benda yang dilihat dari sudut berbeda dan dalam permainan catur. Seni visual

juga memanfaatkan kecerdasan ini dalam menggunakan ruang. Otak bagiab

kanan terbukti tempat paling penting untuk pemrosesan ruang. Kerusakan di

otak kanan bagian belakang menyebabkan kerusakan kemampuan

menemukan jalan ke satu tempat, mengenali wajah atau pemandangan, atau

memperhatikan rincian yang halus.

8

Page 9: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

KECERDASAN ANTAR PRIBADI

Kecerdasan antar pribadi dibangun antara lain atas kemampuan untuk

mengenali perbedaan; secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati,

temperamen, motivasi dan kehendak. Dalam bentuk lain, kecerdasan ini

memungkinkan orang dewasa yang keterampilan membaca kehendak dan

keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan.

KECERDASAN INTRA PRIBADI

Dalam kecerdasan antar pribadi, bagian depan otak mempunyai peran sentral

dalam perubahan kepribadian. Kerusakan di sebelah bawah dari bagian depan

otak menyebabkan orang mudah tersinggung atau euforia; sementara

kerusakan di bagian yan glebih atas kemungkinan menyebabkan sikap acuh-

tak acuh, kelesuan, kelambatan, dan antipati – semacam depresi kepribadian.

9

Page 10: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

3. Judul Buku: Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, Pengarang: Martini Jamaris (2010)

Jakarta: Yayasan Penamas Murni.

Madian M. Muchlis (No. Reg. 7317090756)

Pengertian Inteligensi

Pengertian intelegensi merupakan interaksi aktif antar kemampuan yang

dibawa sejak lahir dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkugan yang

menghasilkan kemampuan individu untuk memperoleh, mengingat dan

mengunakan pengetahuan, mengerti makna dari konsep kognkrit dan konsep

abstrak, memahami hubungan-hubungan yang ada antara objek, peristiwa, ide

dan kemampuan dalam menerapkan semua hal tersebut di atas untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada hakikatnya intelegensi yang disajikan di atas adalah intelegensi yang

berkaitan dengan kecerdasan kognitif. Perkembangan terakhir dalam bidang

inteligensi menunjukkan bahwa masih ada bentuk intelegensi yang lain yaitu

emotional intelligence dan spiritual intelligence.

Teori-teori Inteligensi

Menurut Paik (http://www.personality-research.org/paik.html) menjelaskan

teori inteligensi berdasarkan nature of intelligence. Isa menjelaskan bahwa

pada hakikatnya teori inteleigensi di bagi ke dalam dua klasifikasi sebagai

berikut.

Teori inteligensi yang dibagun berdasarkan keyakinan bahwa inteligensi

seseorang berasal dari satu kemampuan umum yang disebut generala

intelligence yang dikenal sebagai factor g. Tokoh-tokoh psikologi yang

meyakini factor tersebut adalah Wysenck, Galton, Jensen dan Spearman.

Teori inteligensi yang dibagun berdasarkan keyakinan bahwa inteligensi tidak

hanya ditentukan oleh factor g, akan tetapi terdapat bebrapa jenis intelegensi

atau yang dikenal dengan istilah multiple intelligences. Tokoh psikologi yang

menyakini hal tersebut di antaranya Gardner, Sternberg dan Thurstone.

10

Page 11: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

Oleh karena makalah ini tentang multiple intelligences. Maka akan dijelaskan

teori-teori yang berkaitan dengan Kecerdasan Majmuk.

Teori Inteligensi Thurstone

Louis L. Thurstone (1887-1955) menekankan inteligensi pada tujuh

kemampuan mental utama atau primary mental abilities, yang berbeda yaitu:

Kemampuan dalam pemahaman bahasa Kemampuan berpikir logis Kemampuan dalam menditeksi kesamaan atau perbedaan dari

berbagai desain/ gambar. Kemampuan berhitung Kemampuan berpikir tentang kosa kata secara cepat Kemampuan mengingat asosiatif Kemampuan dalam menentukan bentuk benda dalam posisi yang telah

berubah.

Dalam penelitiannya dia menemukan ada korelasi positif antara kemampuan

yang satu dengan kemampuan yang lain artinya jika seorang mendapat skor

tinggi dalam kemampuan pemahaman bahasa maka ia akan memperoleh skor

yang tinggi pula dalam kemampuan mental yang lain.

Teori Inteligensi Guilford

JP. Guliford (1897-1987) menemukan teori kemampuan kognitif majmuk.

Melalui penelitian yang dilakukannya iamenemukan tiga komponen inteligensi

yaitu: (1) Operasi inteligensi, (2) isi inteligensi, (3) produk inteligensi.

Operasi inteligensi mencakup : Kognitif, memori, berpikir divergen, berpikir

koncergen, dan evaluasi. Isi inteligensi mencakup: figural, symbol, semantic

dan prilaku. Produk niteligensi terdiri dari : unit, klas, relasi, system,

tranformasi, dan implikasi. Struktur inteligensi ini digunakan untuk mengukur

kemampuan intelektual seseorang.

Teori Inteligensi Cattel & Horn

R.B Cattel (1965) dan J.L. Horn (1967) mengemukakan dua deminsi

inteligensi yang disebutnya dengan istilah fluid intelligence ( berkaitan dengan

mengembangkan teknik pemecahan masalah baru, berkaitan dengan

perkembagan neorologis, dan agak tidak terpegaruh oleh pendidikan dan

kebudayaan ) dan crystallized intelligence (berkaitan dengan menggemukakan

11

Page 12: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

pengalaman-pengalaman yang sebelumnya, berkaitan dengan pendidikan dan

kebudayaan, inteligensi ini menigkat secara kesenambungan)

Teori Inteligensi Strenberg

Robert Stenberg mendefinisikan inteligensi sebagai aktivitas mental yang

diarahkan pad kegiatan yang bertujaun untuk menyesuaikan diri, memilih, dan

membentuk lingkuggan yang sesuai dengan kehidupan individu.Teori ini

dikenal dengan Triarchic Theory of Intelligence, Komponen-komponen dari

teori ini adalah : Componential Subtheory, Expriential Subthieory dan

Cntextual Subtheory. Dalam teori multiple intelligences yang

dikembangkannya, Sternberg, mengkasifikasikan inteligensi ke dalam dua

klasifikasi yaitu anlitik atau akademik dan praktek atau penerapan.

Teori Inteligensi Gardner

Teori inteligensi yang dikembangkan oleh Gardner dikenal dengan istilah

Multiple Intelligences. Teori ini dikembagnkan berdasarkan keyakinan Gardner

Bahwa inteligensi terdiri dari sejumlah factor, Gardner menyakini bahwa

perhitungan secara angka tidak akurat dijadikan pedomen untuk menentukan

kemampuan manusia, oleh sebab itu untuk memperrdiksi kemampuan

manusia maka fakus perhatiannya dialialihkan dari angka kepada proses.

Teori inteligensi yang ia kembangkan berbasis skill dan kemampuan dalam

berbagai kelompok yang terdiri dari delapan kelompok jenis inteligensi yaitu:

Visual-spatial intelligence (kecerdasan visual-spatial) Verbal-linguistic Intelligence (kecrdasan verbal linguistik) Bodily-kinesthetic Intelligence (kecerdasan koorniasi gerak tubuh) Logical-mathematical Intelligence (kecerdasan matematika-logis) Interper/Tytmic Intelligence (kecerdasan music/rotmik) Intra personal intelligence (kecerdasan intra personal) Naturalistic Intelligence (kecerdasan naturalistic)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan majmuk tidak sama untuk setiap

individu. Seorang individu dapat memiliki kemampuan yang tinggi pada

sebagian dare kecerdasan majemuk, akan tetapi, tidak tinggi dalam

kecerdasan majemuk yang lainnya. Dengan teori ini gardner berusaha untuk

mengkoreksi bebrapa kekeliruan yang dilakukan oleh peikologis sebeumnya

12

Page 13: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

yang tidka mempertivbangkan factor biologis oleh sebab itu, mereka gagal

menjelaskan kemampuan tertinggi dari inteligensi yaitu kerativitas, dan

keridakpekaan para psikologis terdahulu tentang peranan lingkungan sosial

terhadap perkembagan inteligensi.

Pengukuran Potensi Inteligensi

Tes inteligensi pertama dikembangkan oleh dua orang dokter asal perancis

yang memfokuskan pada kemampuan verbal. Selanjutnya, Francis

Golton(1883) dengan keyakinannya bahwa inteligensi merupakan factor yang

dibawa sejak lahir dan diturunkan, ia memfokuskan tes inteligensinya pada

kemampuan dalam sensory discrimination (diskriminasi pancaidra), kemudian

James Mkeen Cattel mengembangkan alat tes inteligensi yang disebutnya

sebagai mental tes difokuskan pada waktu pengerjaan, makna kata,

ketajaman visual dan dikriminasi berat. Namun tes ini tidak berkembang.

Binet- Simon Intelligence Scale

Tes inteligensi ini dikembangkan oleh Binet dan Simon menekankan pada

keterampilan verbal yang memiliki tingkat kesulitan yang tyeratur. Tes ini

mengukur usia kemampuan mental. Selanjutnya istilah mental age diganti

dengan istilah intelligence quotient IQ yang dinyatakan dalam bentuk angka.

Tes ini selanjutnya dikembangkan untuk digunakan di AS di Stanford

University dan dikenal dengan sebutan Stanford-Binet Intelligence Scale.

Wechsler Intelligence Scales

Wechsler Intelligence Scales merupakan tes IQ yang dalam bebrapa hal

dianggap lebih baik dari Binet-Simon Intelligence Scale karena dapat

mencapai rentangan umur dari rentang umur anak sampai umur dewasa dan

berisi subtes-subtes yang dapat menganalisis pola skor individual. Wechsle

intelligence tests mencakup tiga jenis tes inteligensi yaitu:

Wachsler Adult Inteligence Scale (WAIS)

Wachsler Intelligence Scale for Children Revised Scale (WISC-R)

Wachsler preschool and primary scale of intelligence (WPPSI)

13

Page 14: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

Penyebaran Skor IQ dalam Kurva Normal

Lihat http://www.iqcomparisonsite.com/IQBasics.aspx. dan http://www.tushar-

mehta.com/excel/charts/normal_distribution/images/normal

Klasifikasi IQ menurut Termano

Rodirgo de La Jara (http:www.iqcomparisonsit.com / IQ Basics. Aspx) menguraikan

klasifikasi IQ menurut Terman sebagai berikut:

Skor IQ Klasifikasi

140 ke atas Genius or near genius

120 -140 Very Superior

110 – 120 Superior

90 -110 Normal or aberage intelligence

80 -90 Dullness

70 -80 Borderline deficiency

Dibawah 70 Dfinite feeble-mindedness

Kecerdasan Emosi

Konsep ini dikembangkan oleh bebrapa tokoh diantaranya Haward Gardner

(Harvard), Peter Salovey (Yale) dan John 'Jack' Mayer (New Hampshire) dan

terutama oleh Daniel Goleman pada tahun 1995. Ide dari Goleman ini

dikomunikasikan oleh Chapman (2000-2009) menurutnya Emotional

Intelligence secara kuat berkaitan dengan konsep kasih sayang, saling

memeprhatikan dan spiritual yang perlu ada di dalam lingkungan kerja serta

multiple itelligences yang dapat menukur kapasitas emosi serta nilai-nilai yang

diyankini individu yang terefleksi dalam prilakunya.

Spiritual Intelligence

Spirituality berkaitan dengan apa yang paling penting dalam pengalaman

maunsia yaitu berbagai kemampuan dan keeteramilan dalam

memverydayakan seseorang untuk hidup secara harmonis dengan nilai hidup

14

Page 15: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

yang tinggi dan bergeser dari ketidak mampuan untuk menjawab ke arah

tujuan hidup yang jelas (Bowell,2010) yang meliputi :

Hati yang terbuka dan fleksibel Enthusiasm Kesadaran terhadap pengalaman saat ini dan kehadiran Tuhan Penghargaan penerapan nilai-nilai agama. Berpedoman terhadap nilai-nilai tradisional dan keragaman etnik. Diantara tokoh-tokoh yang membicarakan SQ adalah :Zohar dan

marshall (1997) , Robert Emmons (2000) dan Frances Vaughan (2002).

4. Judul buku: Psikologi Kognitif Pengarang: Robert J. Sternberg (2008), edisi keempat,

15

Page 16: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

penerbit:Pustaka Pelajar

Siti Jubaedah (No. Reg. 7317090769)

Sternberg: Teori Triarkis Intelegensi

Meskipun Gardner menekankan pemisahan berbagai aspek inteligensi,

namun Robert J. Sternberg lebih cenderung menekankan tataran di mana

mereka bekerja bersama-sama di dalam teori triarkis tentang inteligensi

(Sternberg). Menurut teori triarkis inteligensi, kecerdasan manusia

mencakup tiga aspek, yaitu hubungan dengan (1) dunia internal,

(2)pengalaman, dan (3)dunia eksternal individu.

Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Dunia Internal

Bagian teori ini menekankan pemrosesan informasi. Pemrosesan

informasi bias dilihat berdasarkan tiga jenis komponen yang berbeda. Pertama

adalah meta komponen- yaitu proses-proses eksekutif yang lebih tinggi

tingkatannya (seperti metakognisi) yang digunakan untuk merencanakan,

memonitor dan mengevaluasi pemecahan masalah. Kedua adalah komponen-

komponen performa-yaitu proses-proses di tataran yang lebih rendah yang

digunakan untuk mengimplementasikan komponen akuisisi pengetahuan-

yaitu proses-proses yang digunakan untuk mempelajari cara menyelesaikan

masalah. Ketiga komponen ini saling bergantung satu sama lain.

Contohnya ketika kita diminta menuliskan sebuah makalah, kita akan

menggunakan metakomponen yang lebih tinggi tingkatannya untuk mengambil

putusan, yaitu menentukan sebuah topik, merencanakan makalah, memonitor

penulisan, dan mengevaluasi seberapa baiknya produk akhir kita berhasil

mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kita akan menggunakan komponen akuisisi

pengetahuan dalam riset untuk mempelajari topik tersebut. Kita akan

menggunakan komponen performa bagi penulisan aktual. Dalam praktiknya,

tiga jenis komponentidak berfungsi secara terisolasi. Sebelum benar-benar

menulis makalah, pertama-tama kita harus menentukan sebuah topik.

Kemudian kita harus melakukan sejumlah riset. Dengan cara yang sama,

rencana kita untuk menulis makalah bisa berubah saat mengumpulkan

informasi baru. Bisa jadi tidak ada cukup informasi untuk aspek-aspek tertentu

16

Page 17: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

dari topik yang sudah dipilih. Kelangkaan informasi ini bias mendorong kita

mengubah titik berat penulisan. Rencana kita juga bias berubah jika aspek-

aspek tertentu tulisan berjalan lebih mulus ketimbang aspek lain.

Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Pengalaman

Teori triarkis mengenai inteligensi juga menekankan bagaimana

pengalaman terdahulu bias berinteraksi dengan semua jenis komponen

pemrosesan informasi. Artinya, masing-masing dari kita menghadapi tugas-

tugas dan situasi-situasi yang dengannya kita memiliki berbagai tingkat

pengalaman. Tugas-tugas ini biasanya mulai dari tugas baru sepenuhnya di

mana kita tidak memiliki pengalaman sedikitpun, sampai tugas yang sangat

kita kenal di mana, yang kita kuasai memiliki sebuah pengalaman luas dan

mendalam. Ketika sebuah tugas semakin dikenal akrab, banyak aspek tugas

menjadi otomatis. Mereka hanya memerlukan sedikit upaya sadar untuk

menentukan langkah berikutnya dan bagaimana mengimplementasikan

langkah selanjutnya. Sebuah tugas yang baru menuntut inteligensi yang

berbeda dari tugas yang di dalamnya prosedur-prosedur otomatis

dikembangkan.

Menurut teori triarkis, tugas-tugas yang relative baru-seperti

mengunjungi luar negeri, menguasai topik baru, atau menguasai sebuah

bahasa asing- menuntut lebih banyak inteligensi seseorang. Sebuah tugas

yang sepenuhnya tidak dikenal bisa menuntut begitu banyak sampai-sampai

individu jadi kewalahan. Sebagai contoh, ketika kita sedang mengunjungi luar

negeri, mungkin kita tidak akan mendapatkan keuntungan dari mengikuti

sebuah kursus dengan pokok soal abstrak yang tidak dikenal dan diajarkan

dalam bahasa yang tidak kita mengerti. Tugas-tugas yang paling menstimulasi

intelektual adalah tugas-tugas yang sangat menantang dan menuntut, namun

tidak sampai membuat partisipan kewalahan.

Bagaimana Inteligensi berkorelasi dengan Dunia Eksternal

Teori triarkis juga mengusulkan bahwa berbagai komponen inteligensi

yang dialikasikan kepada pengalaman menjalankan tiga fungsi di konteks

dunia nyata. Fungsi pertama adalah pengadaptasian diri kita dengan

lingkungan sekitar. Fungsi kedua adalah pembentukanlingkungan untuk

17

Page 18: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

menciptakan lingkungan baru. Fungsi ketiga adalah memilih lingkungan baru.

Kita menggunakan adaptasi ketika mempelajari lika-liku de sebuah lingkungan

baru dan berusaha memahami bagaimana caranya untuk berhasil. Contoh,

ketika kita pertama kali menginjakkan kaki di sebuah kampus, kita lalu

berusaha menggunakan aturan-aturan ini untuk berhasil di lingkungan baru,

kita juga mulai membentuk lingkungan sendiri. Mungkin kita akan

memutuskan jurusan apa yang akan diambil nantinya dan aktivitas apa yang

akan dilakukan selama kuliah, bahkan kita bias membentuk perilaku individu-

individu di sekitar kita. Namun jika kita tidak sanggup beradaptasi atau

membentuk lingkungan agar cocok dengan kita, mungkin kita akan memilih

lingkungan lain.

Menurut teori triarkis, manusia bisa mengaplikasikan inteligensi mereka

di banyak jenis persoalan. Contoh, beberapa orang mungkin lebih cerdas

untuk menyelesaikan masalah-masalah akademik yang abstrak, yang lain

mungkin lebih cerdas untuk menghadapi masalah-masalah praktis yang

konkret. Seorang pribadi yang cerdas tidak harus sempurna di semua

aspek.Sebaliknya, individu yang cerdas mengetahui kekuatannya dan bisa

mengompensasi atau memperbaiki kelemahan mereka. Contoh, seseorang

yang kuat di bidang psikologi, namun tidak di bidang fisika mungkin memilih

sebagai proyek fisikanya penciptaan tes kecerdasan fisika. Intinya adalah

memanfaatkan sebagian besar kekuatan anda dan menemukan cara-cara

untuk memperbaiki atau minimal nyaman dengan kelemahan anda. Sternberg

sudah melakukan studi yang komprehensif untuk mengetes validitas teori

triarkis dan manfaatnya di dalam perbaikan performa tugas. Sternberg

memprediksi bahwa pencocokan intruksi dan penilaian siswa dengan

kemampuan mereka akan mengarah pada peningkatan performa.

5. Judul buku: Educational Psychology: Windows on Classrooms Pengarang: Paul Eggen dan Don Kauchak (2007)

18

Page 19: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

New Jersey: Pearson prentice Hall.

Robihim (No. Reg. )

PERBEDAAN GRUP & INDIVIDU

KECERDASAN

Para ahli membagi kecerdasan dalam 3 garis besar:

1) Kemampuan memperoleh pengetahuan

2) Kapasitas berfikir dan alasan abstrak

3) Kemampuan memecahkan beberapa masalah

(Louis, Subotnik, Breland, & Lewis, 2000; Sattler, 2001)

KECERDASAN : Satu atau Beberapa Sifat

Ada beberapa pengukuran kecerdasan, seperti kemampuan verbal dan

alasan abstrak, yaitu korelasi yang tinggi, dimana beberapa peneliti sekarang

percaya bahwa kecerdasan menjadi satu sifat. Sebagai contoh, Charles

Spearman (1927) menggambarkannya seperti “g” atau kecerdasan umum.

Sejak teori-teori berkembang menjadi sebuah konsep, dan beberapa percaya

bahwa kecerdasan didukung oleh beberapa dimensi.

Teori Kecerdasan Jamak Dr. Howard Gardner

Howard Gardner (1983,1999b) menganalisis tampilan orang dalam wilayah

yang berbeda dan menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah ketenangan yang

berhubungan dengan delapan wilayah yang berbeda. Dia juga

mempertimbangkan Sembilan, yang disebut Kecerdasan Eksistensial, dimana

pada kenyataannya dalam kemampuar personal memikirkan tentang beberapa

pertanyaan dasar kehidupan, seperti, “Siapa kami?” dan “Dari mana kami

berasal?” (Gardner, 1999c)

Teori Kecerdasan Stemberg Triarchic

19

Page 20: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

Robert Sternberg (Sternbers, 2000, 2003a, 2003b; Sternberg & Grigorenko,

2000), ahli beberapa sifat lainnya, menggambarkan 3 Jenis atau tipe

kecerdasan :

❑ Dimensi Analitik, atau Komponensial. Aspek kecerdasan ini digunakan saat

berfikir dan memecahkan masalah dan kemirifan batasan tradisional

kecerdasan. (Sternberg, 1988, 2003)

❑Dimensi Kreatif, atau Pengalaman. Dimensi ini temasuk kemampuan

menangani berbagai situasi dengan efektif dan kemampuan memecahkan

masalah-masalah terdekat secara efisien. Sternberg percaya bahwa

kecerdasan individu dengan cepat bergerak dari pemeblajaran sadar ke

dalam situasi yang tidak dekat untuk menunjukkan secara otomatis seperti

mereka menjadi lebih dekat ( Sternberg, 1998a. 199bb)

❑ Dimensi Praktek atau Kontekstual. Gambaran Kecerdasan adalah sebuah

kemampuan efektif untuk menangani denan tugas-tugas harian.

Kecerdasan Prilaku termasuk mengadaptasikan kepada lingkungan,

mengganti lingkungan baru jika adaptasi tidak efektif, atau menyeleski

lingkungan yang lebih baik itu penting (Grigorenko & Sternberg, 2001). Hal

ini mengingatkan kita , pentingnya kontak prilaku kecerdasan (Barab &

Plucker, 2002)

Kecerdasan: Alami versus Pengasuhan

Kecerdasan alamiah diturunkan secara genetis, pengasuhan kecedasan

didukung oleh pengaruh lingkungan. Beberapa ahli percaya bahwa

kecerdasan dipengaruhi oleh dua faktor. (Coll, Bearer, & Learner, 2004;Petril

& Wilkerson, 2000; Shepard, 2001). Gambaran ini menjelaskan bahwa gen

seseorang memiliki potensi untuk cerdas, dan stimulus lingkungan membuat

menjadi materi yang paling baik.

Kemampuan Grup

20

Page 21: Resume Berbagai Buku Kecerdasan Jamak

Tipe kemampuan grup di Sekolah Dasar ada dalam tiga bentuk, Grup antara

kelas, Grup dalam kelas & Joplin plan.

~ Grup antara kelas, yaitu: membagi siswa secara pasti kedalam level, seperti

tinggi, sedang, dan bawah, contoh: Sebuah sekolah dengan 75 orang siswa

membagi mereka ke dalam 3 level dalam satu kelas dengan prestasi siswa

yang prestasinya tinggi, sedang dan prestari rendah.

~ Grup dalam kelas, yaitu: membagi siswa ke dalam kelas dalam subgrup

didasarkan pada nilai membaca atau matematika, contoh: Guru di level 4

memiliki 3 grup pembaca berdasarkan kemampuan membaca.

~ Joplin plan, yaitu: membentuk grup kembali melintasi perbedaan level,

contoh: Guru dari level yang berbeda,menempatkan siswa dalam kelas

membaca yang sama.

Kemampuan Grup: Hasil Penelitian

Kritik mengenai beberapa masalah :

~ Grup dalam kelas membuat catatan masalah karena perbedaan bahasan

dan tugas yang dibutuhkan, jadi memonitor siswa cukup mengalami

kesulitan (Good & Brophy, 2003; Oakes, 1992)

~ Terjadinya penempatan yang tidak sesuai, dimana pengawasan menjadi

permanen. Anggota dari budaya minoritas mengalami tekanan berat dalam

kelas dengan kemampuan tinggi, dan berlebihan dalam kelas dengan level

rendah (Davenport et.al.,1998; Mickelson & Heath, 1999; Oakes, 1992)

~ Anggota dengan grup level rendah terstigma dengan julukan label rendah

(Oakes & Well, 2002)

~ Siswa dalam grup yang homogeny prestasinya lebih rendah daripada siswa

heterogen dengan kemampuan sama (Good & Brophy, 2003).

21