resume askep glaukoma nasikhatus s

35
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS GLAUKOMA Disusun Oleh : Kelompok 2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

Upload: nasha-tueez

Post on 08-Aug-2015

539 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KASUS GLAUKOMA

Disusun Oleh :

Kelompok 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2013

Page 2: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

ANGGOTA KELOMPOK

Bintari Dehismiati (A11100669)

Ayu Rena Subarkah (A11100670)

Isna Vera Firdaus (A11100694 )

Nasikhatus Sangadah (A11100710)

Wening Tri K (A11100732)

Fedi Sudrajat (A11100718)

Tri Wahyu W. (A11100722)

Budiman (A11100717)

Wahid Afif A. (A11100703)

Page 3: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada

pasien dengan penyakit Glaukoma sebagai salah satu tugas semester III

pada mata kuliah Blok Indra.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini

yaitu:

1. H. Giyatmo S Kep Ners, selaku ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong

2. Herniyatun,M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua prodi S1 Keperawatan

3. Cahyu Septiwi,Skep.Ns selaku koordinator Blok Indra

4. Ibu dan ayah tersayang yang selalu memberikan dukungan moril

maupun materil serta doa yang tulus sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun

dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gombong, Januari 2013

Penulis

Page 4: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,

yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma

ditandai oleh meningkatnya tekanan intra okuler yang disertai oleh pencekungan

diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Hampir 80.000 penduduk Amerika

Serikat buta akibat glaukoma, sehingga ini menjadi penyebab utama kebutaan yang

dapat dicegah di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta

pengidap glaukoma. Glaukoma sudut terbuka primer adalah bentuk tersering,

menyebabkan pengecilan lapangan pandang bilateral progresif asimptomatik yang

timbul perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapangan

pandang yang ekstensif. Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus

pada orang Kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada

orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara. Pada semua pasien glaukoma, perlu

tidaknya terapi segera diberikan dan efektivitasnya dinilai dengan melakukan

pengukuran tekanan intraokuler (tonometri), inspeksi diskus optikus, dan penurunan

lapangan pandang secara teratur.

Penatalaksanaan glaukoma sebaiknya dilakukan oleh ahli oftalmologi, tetapi

besar masalah dan pentingnya deteksi kasus-kasus asimptomatik mengharuskan

adanya kerjasama dan bantuan dari semua petugas kesehatan. Oftalmoskopi dan

tonometri harus merupakan bagian dari pemeriksaan fisik rutin pada semua pasien

yang cukup kooperatif dan tentu saja semua pasien yang berusia lebih dari 30 tahun.

Hal ini penting pada pasien yang mempunyai riwayat glaukoma pada keluarganya.

Untuk itu penting bagi kita sebagai dokter layanan primer untuk dapat mendeteksi

secara dini glaukoma pada masyarakat agar dapat ditatalaksana sesegera mungkin.

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian glaukoma

2. Mengetahui etiologi dan manifestasi klinis glaukoma

3. Memahami klasifikasi glaukoma

4. Mengetahui komplikasi dan penatalaksanaan glaukoma

Page 5: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai syarat memenuhi tugas semester IIISebagai sumber reverensi mengenai asuhan keperawatan glaukoma

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai sumber pedoman dalam memahami penyakit glaukoma3. Bagi Dosen

Dapat menjadi referensi bagi dosen terkait dengan penyakit glaukoma

Page 6: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

BAB II

ANALISA KASUS

A.Kasus

Pasien datang ke klinik Stikes Muhammmadiyah Gombong diantar keluarga dengan

keluhan nyeri pada mata bagian kanan cenat cenut bertambah pada saat kepala lebih

rendah atau bila sujud dan rukuk, tidak begitu jelas melihat objek

disekitarnya,demam,lemas bila diraba pasien mengatakan nyeri pada mata yang sakit,

sejak satu hari yang lalu. Pasien juga mengtakkan matanya silau bila melihat cahaya 3 hari

yang lalu. Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat 17000 Hb 12mg/dl.Pada saat

dilakukan pengukuran ttv didapatkan hasil TD 120mmHg, RR 24X/menit , suhu 38 C, HR

90X/menit. Mata yang kanan terlihat lebih menonjol dan membesar dari yang kiri

kesimpulan sementara hasil pemeriksaan fisik pasien mengalami peningkatan tekanan

intra okuli 25mmHg, diagnosa sementara pasien menderita glaucoma. Terapi yang

diberikan Miotik tiap menit 1 tetes selama 5 menit kemudian 1 tetes tiap jam selama 6

jam, Carbonic anhidrase inhibitor/azetazolamid @250 mg 2 tab sekaligus kemudian tiap 4

jam 1 tab sampai 24 jam , morfin 10 mg injeksi.

B.Identifikasi kata sulit

1. Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intra okuler.

2. TIO (Tekanan intra okular ) adalah peningkatan yang disebabkan akibat perubahan

yang menghambat peredaran normal aquous humor. Tekanan normal aquous homor

adalah 15-20 mmHg.

Peningkatan TIO disebabkan oleh :

a. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliarry

b. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau celah pupil

C.Identifikasi masalah

1. Apa pengertian dari glaukoma?

2. Bagaimana penyebab dari glaukoma ?

3. Apa saja manifestasi klinis dari glaukoma ?

4. Sebutkan klasifikasi dari glaukoma ?

5. Mengapa pada glaukoma bola matanya menjadi menonjol ?

6. Bagaiman mekanisme nyeri pada glaukoma ?

7. Bagaimana prognosa dari glaukoma ?

Page 7: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

8. Apa komplikasi yang terjadi pada penyakit glaukoma ?

9. Bagaimana patofisiologi dari glaukoma ?

10. Pengobatan apa yang bisa dilakukan pada penyakit glaukoma ?

11. Sebutkan terapi bedah pada penyakit glaukoma !

D.Brainstorming

1. Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intraokuler.

2. Penyebab dari glaukoma adalah peningkatan TIO, hepertensi dan diabetes melitus

3. Manifestasi klinis dari glaukoma adalah

a. Peningkatan TIO

b. Kemampuan penglihatan menurun

c. Fotofobia

d. Edema pada kornea

e. Bola mata menonjol

4. Klasifikasi glaukoma adalah

a. Glaukoma primer

b. Glaukoma sekunder

c. Glaukoma kongenital

d. Glaukoma absolut

5. Pada glaukoma bola matanya bisa mennonjol karena terjadi peningkatan TIO yang

dapat menggeser bola mata ke depan.

6. Mekanisme nyeri pada glaukoma adalah ketika terjadi trauma mata ,hipertensi, atau

diabees melitus maka akan menimbulkan penyumbatan pada daerah trabekuler

sehingga terjadi hambatan aliran aquous humor yang mengakibatkan TIO meningkat

dan terjadi nyeri

7. Prognosa dari glaukoma adalah jika penatalaksanaan dari glaukoma cepat dan

langsung ditangani, maka prognosa menjadi baik begitu juga selanjutnya

8. Komplikasi glaukoma adalah kebutaan , terjadi atrofi papil saraf optik dan fungsi

mata menurun.

9. Patofisiologi glaukoma adalah Aqueus humor secara kontinu diproduksi oleh badan

silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrient pada

lensa. Aqueua humor mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil,

bilikmatadepan, trabekuler mesh work dan kanal schlem.  Tekana  intraokuler

(TIO)  dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara

Page 8: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan. Peningaktan TIO akan

menekan aliran darah kesyaraf optic dan retina sehingga dapat merusak serabut syaraf

optic menjadi iskemik dan mati.  Selanjutnya menyebabkan kesrusakan jaringan yang

dimulai dari perifir menuju ke fovea sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan lapang

pandang yang dimulai dari daerah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal.

10. Pengobatan glaukoma adalah dengan pemberian

a. Miotik

b. Karbonik antihidrasi inhibitor

c. Obat hiperosmotik

d. Gliserin dan morfin

11. Terapi bedah pada glaukoma adalah

a. Bedah laser

b. Bedah konvensional

1) Bedah iridektomy perifer

2) Bedah trubekulektomy

E.Tinjauan Teori

1. Anatomi dan Fisiologi

Korpus siliaris secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang

ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris

terdiri dari suatu zona anterior yang berombak-ombak, pars plana dan zona datar, pars

plikata. Prosesus siliaris berasal dari kapiler-kapiler dan vena yang bermuara ke vena-

vena korteks.Prosesus siliaris dan epitel siliaris berfungsi sebagai pembentuk akuos

humor.

a. Komposisi Humor Akuos

Humor Akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan

posterior mata. Volumnya sekitar 250 ml/menit. Tekanannya sedikit lebih

tinggi dari plasma. Komposisi serupa dengan plasma tetapi cairan ini memiliki

komposisi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea, dan

glukosa yang lebih rendah.

b. Pembentukan Akuos

Humor akuos diproduksi oleh korpus silisre. Ultrafitrat plasma yang

dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan

prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera anterior ke

jalinan trabekular di sudut kamera anterior. Selama periode ini terjadi

Page 9: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah dari iris.Peradangan

atau trauma intraokuler menyebabkan peningkatan konsentrasi protein (humor

akuos plasmoid) dan sangat mirip serum darah.

c. Aliran Keluar Humor Akuos

Organ yang berperan pada outflow akuos pada sudut COA disebut trabekulum

(trabecular meshwork). Struktur seperti ayakan yang terdiri dari tiga bagian

yakni: uveal meshwork, korneoskleral dan meshworkendothelial meshwork

(juxta canalicullar). Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan

kolagen dan elastis yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk

suatu saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati

kanalis schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan

trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan

drainase akuos humor juga meningkat. Sejumlah kecil akuos humor keluar

dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran

uvoskleral). Glaukoma akan terjadi apabila cairan mata di dalam bola mata

alirannya tidak seimbang antara produksi akuos dan aliran akuos keluar bola

mata (outflow).

2. Definisi

Gaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan

tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau

pencekungan papil syaraf optic sehingga terjadi atrop isyaraf optik, penyempitan

lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan (Martinelli, 1991).

Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan

tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996)

Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa

peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optic dengan defek lapang

pandangan mata.(SidartaIlyas,2000).

3. Etiologi

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary

Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil

Faktor Resiko

a. Trauma mata

b. Hipertensi

c. Diabetes Melitus

Page 10: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

4. Manifestasi Klinis

a. Nyeri merupakan tanda khas pada serangan akut yang terjadi secara mendadak

dan sangat nyeri pada mata di sekitar daerah inervasi cabang nervus kranial v

b. Mual, muntah dan lemas hal ini sering berhubungan dengan nyeri

c. Penurunan visus secara cepat dan progresif , hiperemis, fotofobia,

d. TIO meningkat 50-100 mmHg

e. Edema kornea

f. Bola mata menonjol

5. Klasifikasi

Glaukoma dibedakan menjadi ada beberapa macam yaitu:

a. Glaukoma sudut terbuka /simplek (kronis)

Adalah sebagian besar glaukoma (90% - 95%), yang meliputi kedua belah mata,

disebut sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka kejaringan

trabekuler. Sudut bilik depan terbuka normal, pengaliran dihambat karena adanya

perubahan degeratif jaringan trebuekuler, saluran schelem dan saluran yang

berdekatan. adanya hambatan aliran AqH tidak secepat produksi, bila

berlangsung secara terus menerus, maka menyebabkan degenerasi syaraf optik, sel

gangglion, atropi iris dan siliare. Gejala yang timbul awal biasanya tidak ada

kelainan biasanya diketahui dengan adanya peningkatan TIO dan sudut ruang

anterior normal seperti: mata terasa berat, pening, pengelihatan kabur, halo di

sekitar cahaya, kelainan lapang pandang , membesarnya titik buta.

b. Glaukoma sudut tertutup/sudut sempit (akut)

Adalah terganggunya aliran akibat tertutupnya atau terjadinya penyempitan sudut

antara iris dan kornea, serangan intermiten, tekanan normal bila sudut terbuka,

kedaruratan mata akut. Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara

anatomis menyempit sehingga iris terdorong kedepan, menempel kejaringan

trabekuler dan menghambat humor aquaeos mengalir kesaluran schelemm.

Dimana terjadinya penyempitan sudut dan perubahan iris ke anterior,

mengakibatkan terjadi penekanan kornea dan menutup sudut mata, AqH tidak bisa

mengakir keluar, bilik mata depan menjadi dangkal. Gejala yang timbul dari

penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya IOP, adalah: nyeri selama beberapa

jam dan hilang kalau tidur sebentar, TIO >75 mmHg, halo disekitar cahaya,

headache, mual, muntah, bradikardi, pengelihatan kabur dan berkabut serta odema

Page 11: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

pada kornea. Bila terjadi penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil dan jika

tidak ditangani bisa terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.

c. Glaukoma Kongenital

Adalah perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhdap

kelainan mata systemik jarang (0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya

pembesaran mata, lakrimasi, fotofobia blepharospme.

d. Glaukoma sekunder

Adalah glaukoma yang terjadi dari peradangan mata, perubahan pembuluh darah,

trauma. Dengan gejala yang hampir mirip dengan sudut terbuka dan sudut tertutup

tergantung pada penyebab.

6. Patofisiologi

Aqueus humor secara continue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus

ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrient pada lensa. Aqueua humor

mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh

work dankanalschlem.  Tekana  intraokuler (TIO)  dipertahankandalambatas 10-21

mmHg tergantung keseimbangan antara produksi dan pengeluaran (aliran) AqH di

bilikmatadepan.

Peningaktan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optic dan retina

sehingga dapat merusak serabut syaraf optic menjadi iskemik dan mati.  Selanjutnya

menyebabkan kesrusakan jaringan yang dimulai dari perifir menuju ke fovea sentralis.

Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari daerah nasal atas

dan sisa terakhir pada temporal.

7. Komplikasi

Kebutaan, atrofi papil saraf optik

8. Pemeriksaan Diagnostik

a. Tonometri digunakan untuk pemeriksaan TIO, tonometri yang sering digunakan

adalah appalansi yang menggunakan lamp (celah lampu) dimana sebagian

kecildaerah kornea diratakan untuk mengimbangi beban alat ukur ysng mengukur

tekanan, selain itu ada juga metode langsung yang kurang akurat yang lebih

murah, dan mudah adalah schiotz tonometer dengan cara tonometer ditempatkan

lansung diatas kornea yang sebelumnya mata terlebih dahulu dianastesi.

b. Gonioskopi digunakan untuk melihat secara langsung ruang anterior untuk

membedakan antara glaukoma sudut tertutut dengan glaukoma sudut terbuka

Page 12: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

c. Oftalmoskopi digunakan untuk melihat gambaran bagain mata secara langsung

diskus optik dan struktur mata internal

d. Pengukuran Lapang pandang

e. Pemeriksaan laborat (LED,Leukosit) untuk mengetahui adanya infeksi.

9. Penatalaksanaan

Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek / Kronik

1) Obat-obat miotik

Golongan kolinergik (pilokarpin 1 – 4 % 5 kali / hari), karbakol (0,75–3 %)

Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25 %).

2) Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)

Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2x / hari)

Epinerprin 0,5 – 2 % 1 – 2 x / hari

3) Carbonucan hidrase intibitor

Asetazolamid (diamol 125 – 250 mg 4 x / hari)

Diklorfenamid (metazolamid)

4) Laser trabeculoplasty dimana suatu laser zat organ disorotkan langsung

kejaringan trabekuler untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran

dari humor Aguos dan iridektomi.

5) Tindakan bedah trabeculectomy.

6) Penyuluhan dan konseling

Pasien yang baru didiagnosa perlu bantuan dalam mengerti ( memahami ) dan

belajar hidup dengan penyakitnya. Perawat hendaknya menjelaskan kepada

pasien bahwa penglihatannya yang hilang tidak dapat dipulihkan secara

sempurna namun kehilangan yang berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut

tetap kehilangan yang berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut tetap dapat

beraktifitas bila pengobatannya terus menerus.

Page 13: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

I.Pathway

KortikosteroidjangkapanjangMiopiaTrauma mata

Obstruksijaringan peningkatantekananTrabekuler Vitreus

Hambatanpengaliran pergerakan iris kedepanCairanhumoraqueous

TIO meningkat Glaukoma TIO MeningkatIskemik

NyeriMemepetkan saraf

optik

Retina bergeser

Aliran darah ke optikus menurun

Membentuk bintik buta pada lapang pandang

Kebutaan

G.persepsi sensoryG. Body Image

Page 14: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

Identitas

Nama : Tn. T

Umur : 43 tahun

Alamat : Kebumen

Keluhan Utama : Nyeri pada mata sebelah kanan

Riwayat Penyakit

1) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada mata kanan cenat cenut, bertambah

pada saat kpela lebih rendah, tidak begitu jelas melihat objek disekitarnya, dengan

lemas , bila diraba pasien mengatakan nyeri pada mata yang sakit. Leukosit 17000 ,

Hb 12 mg/dl, TD 120mmHg, RR 24 x/menit, SUHU 38 C, HR 90 , TIO 25 mmHg

2) Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini

3) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti ini

B. Pengkajian Pola Virginia Handerson

1. Pola Pernafasan

Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak mengalami

kesulitan dalam bernafas.

Saat dikaji : tidak mengeluh sesak nafas.

2. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari

Saat dikaji : Saat dirawat di rumah sakit, makan 3 kali sehari dengan menu yang

disediakan oleh rumah sakit, minum 8 gelas sehari. Pasien mampu

mengahabiskan menu yang disediakan.

3. Kebutuhan Eliminasi

Sebelum sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning

dan BAK lancar , warna jernih kekuningan

Saat dikaji :BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning

dan BAK lancar , warna jernih kekuningan

Page 15: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

4. Gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan

Saat dikaji : Pasien tampak keseimbangannya terganggu karena

penglihatannya kabur

5. Kebutuhan Istirahat dan tidur

Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari

Saat dikaji : Malam hari kadang terbangun karena suara gaduh

6. Personal Hygiene

Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri.

Saat dikaji : Pasien mandi dengan di seka oleh istrinya pagi dan sore, serta gosok

gigi.

7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama keluarga dan istrinya

Saat dikaji : Pasien mengeluh mata kanannya terasa nyeri ( P :nyeri saat posisi

kepala lebih rendah dari tubuh, Q: cenat cenut, R: bagian mata sebelah kanan, S :

skala 6, T hilang timbul 5 menitan

8. Kebutuhan berpakaian

Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian sendiri.

Saat dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh anaknya.

9. Kebutuhan Spiritual

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu

Saat dikaji :Pasien masih bisa sholat 5 waktu dalam keadaan berbaring,dan

dibimbing keluarga agar selalu berdoa untuk kesembuhannya.

10. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan

Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa berkomunikasi dengan

bahasa jawa.

Saat dikaji :Pasien mau berkomunikasi dengan perawat dengan ditemani anaknya

11. Temparatur tubuh

Sebelum sakit : Pasien menggunakan pakaian tebal jika merasa dingin, dan

menggunakan yg tipis jika merasa kepanasan.

Saat dikaji : Pasien merasa demam , memakai baju tipis karena merasa panas

12. Kebutuhan bekerja

Sebelum sakit : Pasien adalah seorang pedagang

Saat dikaji : Pasien hanya berbaring ditempat tidur.

Page 16: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

13. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Sebelum sakit : Pasien tidak biasa bermaian ataupun rekreasi

Saat dikaji : Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya tetangganya sering

menjenguk di RS untuk menghibur.

14. Kebutuhan Belajar

Sebelum Sakit : Pasien tidak tahu tentang penyakit glaukoma yang dideritanya

Saat dikaji : Pasien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya karena

penjelasan perawat.

C.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : compos mentis,TD 120mmHg, RR 24x/menit, suhu 38 C

2. Kepala

a. Bentuk kepala: mesosephal

b. Rambut : hitam, tidak mudah dicabut,

c. Mata : Bulu mata tidak mudah dicabut, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak

anemis, palpebra dekstra udem dan spasme, oedem pada kornea

dekstra.

d. Hidung : Bersih, tidak ada polip hidung, tidak ada septum deviasi.

e. Telinga : Besih, tidak ada serumen, reflek suara baik.

f. Mulut : Gigi kekuningan, lengkap, tidak ada stomatitis.

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

2. Dada

a. Paru

Inspeksi : Pengembangan paru kanan kiri simetris

Palpasi :Vokal premitus kiri kana sama

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler

a. Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordisteraba pada interkosta 5-6

Perkusi : Pekak, tidak ditemukan adanya pembesaran jantung.

Auskultasi : tidak terdengar bunyi murmur

b. Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising usus 9 kali per menit

Page 17: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

Perkusi : tympani

Palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan lien

c. Ektremitas: tidak ada oedem pada kedua ekstremitas atas dan bawah.

D.Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Leukosit : 17.000

b. Hb : 12 mg/Hg

2. Terapi

a. Miotik : 5 tetes 5 menit & 6 tetes 6 jam

b. Carbonic anhidrase inhibitor /azetazolamid : @ 250 mg 2 tablet & 4 jam 1 tablet

smpai 24 jam

c. Morfin : 10 mg / injeksi

E. Analisa Data

Tanggal Data Fokus Etiologi Problem

10

Januari

2013

DS:

Pasien mengatakan nyeri pada

mata bagian kanan

DO:

TIO 25 mmHg, mata kanan

pasien terlihat menonjol

Agen cidera biologis

(peningkatan TIO)

Nyeri akut

10

Januari

2013

DS:

a. Pasien mengatakan tidak

begitu jelas melihat objek

disekitarnya

b. Pasien mengatakan matanya

silau bila melihat cahaya

DO:

Pasien tampak menunjukan

ekspresi kesulitan untuk melihat

Perubahan penerimaan

sensorik

Gangguan

persepsi

sensorik

(melihat)

10

Januari

DS: Proses infeksi Hiperthermi

Page 18: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

2013 Pasien mengatakan demam

DO:

Suhu 38o C

F. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (peningkatan TIO)

b. Gangguan persepsi sensorik (melihat) b.d perubahan penerimaan sensorik

c. Hiperthermi b.d proses infeksi

G. Intervensi

No Tanggal

Jam

Diagnosa NOC NIC Ttd

1 10

Januari

2013

Nyeri akut b.d

agen cidera

biologis

(peningkatan

TIO)

(00132)

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 X 24 jam

gangguan rasa nyaman

dapat teratasi dengan

kriteria hasil:

Pain Level (2102)

a. Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

c. Mampu mengenali

Managemen nyeri

(1400)

a. Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor

presipitasi

b. Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

c. Bantu pasien dan

keluarga untuk

mencari dan

menemukan

Page 19: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

nyeri (skala, intensitas,

frekuensi dan tanda

nyeri)

d. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

e. Tanda vital dalam

rentang normal

dukungan

d. Kontrol

lingkungan yang

dapat

mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

e. Kurangi faktor

presipitasi nyeri

f. Kaji tipe dan

sumber nyeri untuk

menentukan

intervensi

g. Ajarkan tentang

teknik non

farmakologi: napas

dala, relaksasi,

distraksi, kompres

hangat/ dingin

h. Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

i. Tingkatkan

istirahat

j. Berikan informasi

tentang nyeri

seperti penyebab

nyeri, berapa lama

nyeri akan

berkurang dan

antisipasi

ketidaknyamanan

Page 20: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

dari prosedur

k. Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah pemberian

analgesik pertama

kali

2 10

Januari

2013

Gangguan

persepsi

sensorik

(melihat) b.d

perubahan

penerimaan

sensorik

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 X 24 jam

gangguan rasa nyaman

dapat teratasi dengan

kriteria hasil:

Sensory Function : Vision

(2404)

a. Peningkatan

ketajaman

penglihatan (kanan

kiri)

b. Lapang pandang

normal

c. Pandangan tidak

kabur

d. Pandangan tidak

silau

e. Penglihatan tidak

terganggu

Neurologic

Monitoring (2620)

a. Monitor TTV

b. Monitor ukuran

pupil, ketajaman,

kesimetrisan dan

reaksi

c. Monitor adanya

diplopia,

pandangan kabur,

nyeri kepala

d. Monitor level

kebingungan dan

orientasi

e. Monitor tonus

otot pergerakan

f. Catat perubahan

pasien dalam

merespon

stimulus

3 10

Januari

2013

Hiperthermi b.d

proses infeksi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 X 24 jam

gangguan rasa nyaman

dapat teratasi dengan

Termoregulation

( 3900)

a. Monitor suhu

sesering mungkin

b. Monitor warna dan

Page 21: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

kriteria hasil:

Thermoregulation (0800)

a. Suhu tubuh dalam

rentang normal

b. Nadi dan RR dalam

rentang normal

c. Tidak ada perubahan

warna kulit dan tidak

ada pusing,

d. Merasa nyaman

suhu kulit

c. Monitor tekanan

darah, nadi dan RR

d. Berikan anti

piretik:

e. Berikan cairan

intravena

f. Kompres pasien

pada lipat paha dan

aksila

g. Tingkatkan

sirkulasi udara

h. Tingkatkan intake

cairan dan nutrisi

i. Monitor TD, nadi,

suhu, dan RR

j. Monitor hidrasi

seperti turgor kulit,

kelembaban

membran mukosa)

BAB IV

Page 22: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

PENUTUP

A.Kesimpulan

Gaukoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan

intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan papil

syaraf optic sehingga terjadi atrop isyaraf optik, penyempitan lapang pandang dan

penurunan tajam pengelihatan. Penyakit ini ditandai dengan nyeri, peningkatan tekanan

intraokular, dan penurunan ketajaman penglihatan. Diagnosa yang timbul pada otitis

media supuratif kronik adalah

a. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (peningkatan TIO)

b. Gangguan persepsi sensorik (melihat) b.d perubahan penerimaan sensorik

c. Hiperthermi b.d proses infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Resume Askep Glaukoma Nasikhatus s

Bulechek, Gloria M. dkk. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). USA : Mosby

Elsevier

Ester,Monica. 2009. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta :

EGC

Ilyas, Ramatjamdra dan Sidarta Ilyas. 1991. Klasifikasi dan Diagnosis Banding Penyakit-

Penyakit Mata. Jakarta : FKUI

Ilyas,Sidarta.dkk.2002.Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa

Kedokteran.Jakarta : Sagung Seto

Moorhead, Sue. dkk.2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA : Mosby Elsevier

Radjamin, Tarmin. 1993. Ilmu Penyakit Mata. Surabaya : Airlangga University Press

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC