resume alga merah

Upload: desti-wulandari

Post on 09-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

metodologi penelitian alga merah

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi dan letak geografis yang strategis. Tingginya keanekaragaman hayati juga dipengaruhi oleh arus lautdari Samudera Pasifik, Iklim musiman, dan tipe habitat dan ekosistem (Dahuri 2003). Salah satu biota lautnya adalah alga merah atau Rhodophyta yaitu salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini hidup di laut dan kira-kira 50 jenis di air tawar bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran, talusnya mikroskopik dan multiseluler. Warna merah yang dimiliki rumput laut ini karena mengandung pigmen fikoeritrin.Alga makro memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi di perairan Indonesia, sampai saat ini sudah ada beberapa yang dimanfaatkan menurut potensinya. Untuk saat ini, lebih dari 1000 spesies alga makro di Indonesia telah dilaporkan dan di dalamnya termasukspesies baru. Walaupun sebagian besar ganggang merah hiup di laut banyak terdapat dilaut tropika. Sebagian kecil hidup diair tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup diair payau. Ganggang merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Eucheuma spinosum ditemukan dilaut dangkal.Alga Merah (Rhodophyta) berwarna merah sampaiungu, tetapi pada juga yang lembayungatau kemerah-merahan.Kromatofora berbentuk cakram ataulembaran danmengandung klorofila, klorofilb, serta karotenoid.Akan tetapi, warnalaintertutupoleh warna merah fikoeritrinsebagaipigmen utama yang mengadakan fluoresensi.Dalam studi Etnobotani dan Etnofarmakologi di Indonesia, melaporkan adanya beberapa spesies alga yang sudah dikonsumsi sebagai makanan dan obatobatan di Indonesia, salah satu sumber daya yang ada di perairan Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan yaitu Ulva, Enteromorpha, Caulerpa. Sumber karaginan, agar, dan alginat yaitu Eucheuma, Gracilaria, Gelidium dan Sargassum, di samping itu untuk kebutuhan farmasi, kosmetik dan kertas(Gerung, 2006).Alga memiliki ciri-ciri umum yaitu: Ada yang uniseluler atau multiseluler, Tubuh alga tidak memiliki jaringan atau organ yang khusus seperti akar, batang,dan daun sejati. Oleh karena itu, alga disebut tumbuhan talus(thallophyta), Fotosintetis, karena berklorofil (terdapat dalam kloroplas), Hidup di perairan (tawar maupun asin), Memiliki pigmen tambahan, Bersifat autotrof.

PEMBAHASAN

Alga merah memiliki pigmen dominan warna merah atau fikoeritrin, selain di dalam alga ini juga terdapat pigmen lainnya seperti klorofil, fikosantin,fikobilin dan sebagainya, namun jumlahnya hanya sedikit. Alga ini banyak ditemukan di dilaut dqn sedikit di perairan air tawar. Kegunaan dari alga ini banyak dijadikan sebagai agar - agar yang kaya akan serat atau fiber serta untuk media agrikultur (marinkultur).Rhodophyceaeberwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebuttepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat, tidak larut dalam air, sering kali berlapis-lapis, jika dibubuhi iodium berwarna kemerah-merahan.Rhodophyceaeselalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.Adapun cici-ciri rhodophyta secara spesifik dipaparkan sebagai berikut : Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil, adan karotenoid, sedikit fikosianin. Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada substrat dengan benang / cakram pelekat. Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain. Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid. Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar). Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat parenkim tetapi hanya berupa plektenkim. Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.

Morfologi Alga Perkembangbiakan dapat secara aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (oogami).a) Reproduksiseksual Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus.Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif).Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen.Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.b) Reproduksi aseksual Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetrasporaakan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantanndan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudianmenghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain:Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma,dan Scicania furcellata.Baik spora maupun gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif. Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.

Ekologi Makro AlgaMakro alga memerlukan sinar matahari untuk dapat melangsungkan fotosintesis. Banyaknya sinar matahari yang masuk dalam air berhubungan erat dengan kecerahan air laut. Fotosintesis berlangsung tidak hanya dengan bantuan sinar matahari saja tetapi juga oleh zat hara sebagai makanannya. Gerakan air selain untuk mensuplai zat hara, juga membantu memudahkan rumput laut menyerap zat maknannya, membersihkan kotoran dan dan melangsungkan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Gerakan air yang baik untuk pertumbuhan rumput laut ini antar 20-40 cm/detik. Sedangkan gerakan air bergelombang tidak lebih dari 30 cm. Bila arus air lebih cepat maupun ombak yeng terlalu tinggi dapat dimungkinkan terjadi kerusakan tanaman misalnyapatah atau terlepas dari substratnya.Pertumbuhan makro alga juga dipengaruhi oleh salinitas atau kadar garam dan temperatur. Ada 2 golongan makro alga bedasarkan kisaran salinitas yaitu: Rumput laut yang stenohalin, yaitu makro alga yang hidup, dan tumbuh pada perairan dengan kisaran salinitas yang sempit artinya bahwa makro alga ini tidak mampu tumbuh pada kisaran salinitas yang bervariasi; dan rumput laut yang euryhalin yaitu rumput laut yang tumbuh pada kisaran salinitas yang luas dimana artinya bahwa makro alga ini mampu tumbuh pada kisaran salinitas yang bervariasi.

Habitat AlgaPenyebaran makro alga dibatasi oleh daerah litoral dan sub litoral dimana masih terdapat sinar matahari yang cukup untuk dapat berlangsungnya proses fotosintesa. Didaerah ini merupakan tempat yang cocok bagi kehidupan alga karena terdiri atas batuan. Daerah intertidal pada pantai yang berbatu-batu mempunyai sifat tertutup sesuai daerah alga merah atau alga coklat terutama alga dari genus facus alga yang sering disebut rumput laut (seaweeds). Biasanya makro alga sedikit terdapat diperairan yang dasarny berlumpur atau berpasir karena sangat terbatas benda keras yang cukup kokoh untuk tempatnya melekat. Umumnya ditemukan melekat pada terumbu karang, batuan, potongan karang, cangkang molusca, potongan kayu dan sebagainya.Penyebaran dan pertumbuhan seaweeds disuatu perairan pantai sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor salinitas, intensitas cahaya matahari, dan turbiditas dan juga tipe substrat dan kedalaman dasar laut adalah dua faktor penting yang menentukan kehadiran suatu jenisalga bersel banyak kebanyakan melekat pada batuan atau dasar yang keras diperairan dangkal. Alga ini melekat dengan menggunakan organ yang kuat memegang tetapi bukan akar dan sering kali membentuk hutan yang luas (kelp beds) tepat dibawah garis air surut atau pasang surut.

Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi. Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin (berwama biru), fikosantin (berwarna pirang), fikoeritrin (he merah). Disamping itu juga diternukan zat-zat warna santofli dan karoten.Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang surut.c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan

Klasifikasi dan Indentifikasi Alga MerahKalsifikasi dari alga merah ini adalah sebagai berikut:Devisio : RhodophytaClassis : RhodophyceaeSubclass : FlorideaeOrdo : GelidialesFamiliy : GelidiaceaeGenus : GelidiumSpesies :Gelidiumsp

b.Identifikasi Gelidium sp. merupakan salah satu spesies dari famili gelidiaceae. Spesies ini memiliki warna merah kecoklatan (pirang), bentuk tubuh seperti rumput atau semak, batang utama tegak dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch dan secondary branch. Sepanjang tubuhnya ditumbuhi bagian yang seperti duri. Di ujung cabang terdapat spical pit yang berbentuk bulat yang merupakan titik tumbuh. Alga ini memiliki holdfast yang berfungsi sebagai tempat melekat pada terumbu karang sehingga dapat beradaptasi dengan gerakan ombak pada zona pasang-surut (Anonim, 2005a).Alga ini termasuk dalam kelompok Rhodophyceae dan tergolong ke dalam carragenophyt, yaitu kelompok penghasil carragenan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pasta, bahan pembuat cream jelly, agar-agar dan roti. Selain itu Gelidium sp. memiliki kadar protein yang tinggi dan berbagai macam vitamin yang penting. Persebaran alga ini dipengaruhi oleh alam seperti substrat, salinitas, ombak, arus, dan pasang surut. Alga ini muncul di permukaan laut pada saat surut dan mengalami kekeringanAdapun alga dari devisi ini ditandai oleh sifat-sifat sebagai berikut : Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk Reproduksi seksual denga karpogonia dan spermatia Pertumbuhannya bersifat uniaksial (astu sel diujung thallus) dan multikasial (banyak sel diujung thallus). Alat perekat (Holdfast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak. Memiliki pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru) Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli seperti : merah tua, Merah muda, pirang, coklat kuning dan hijau. Memilki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch). Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran dan fulselaran.

Anatomi Alga Merah Struktur anatomi thallus untuk tiap jenis alga makroskopis berbeda-beda. Ada thallus yang memiliki percabangan dan ada pula yang tidak. Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi thallus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berselang-seling), dan verticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama). Menurut Aslan (1998) dalam Widayanti (2008), sifat substansi thallus juga beraneka ragam, ada yang lunak seperti gelatin (gellatinous), mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous), dan berserabut (spongious). Gambar berikut menyajikan berbagai bentuk thallus dan tipe percabangannya.

a. Ulvac. Vaucheria spb. Codium sp

Gambar 2.1 Bentuk thallus pada alga: a) Bentuk pipih pada Ulva, b) Bentuk silinder pada Codium sp, dan c) Bentuk tabung pada Vaucheria (Bold dan Wynne, 1985 dalam Jelantik, 2003).

Gambar 2.2 Berbagai bentuk percabangan thallus pada alga1) Tidak bercabang, 2) Dichotomus, 3) Pinnate alternate, 4) Pinnate distichous, 5) Tetratichous, 6) Verticillate, 7) Polystichous, 8) Pectinate, 9) Monopodial, 10) Sympodial (Aslan, 1998)

Sebagian besar alga mempunyai dinding sel yang jelas, tetapi beberapa marga dan sel-sel reproduktif tertentu tidak mempunyai dinding sel. Materi penyusun dinding sel alga adalah: selulosa, xilan, manan, polisakarida yang mengandung sulfat asam alginate, protein, silikon, dioksida, dan CaCO3. Dinding sel alga tidak dibentuk oleh satu senyawa, tetapi merupakan matriks dari satu materi yang bergantian dengan materi yang lainnya atau terbentuk dari lapisan-lapisan berbagai materi yang berbeda. Semua golongan alga mengandung klorofil dan beberapa karotenoid. Dalam pigmen karotenoid termasuk karoten dan xantofil. Di samping pigmen tersebut di atas yang larut dalam pelarut organik, ada pula pigmen yang larut dalam air, yaitu fikobiliprotein, atau fikobilin. Pigmen ini terdapat dalam alga biru dan alga merah.Walaupun alga tidak memiliki organ batang, akar, daun, dan bunga, namun bentuknya berkisar dari tumbuhan yang bersel tunggal (mikroskopik) sampai yang bersel banyak (makroskopik) yang sangat kompleks yang panjangnya mencapai 70 meter. Karena demikian besarnya kisaran bentuk alga, maka Gupta (1981) dalam Dewi (2006) membedakan bentuk alga sebagai berikut1. Bersel tunggal Bersel tunggal yang dapat bergerakContohnya: Chlamidomonas Bersel tunggal yang tidak dapat bergerakContohnya: Chlorella, Synecoccus2. Thallus bersel banyakDibagi menjadi 5 bentuk sebagai berikut: Koloni Koloni yang dapat bergerak, contohnya Volvox, Pandorina Koloni yang kokoid yang tidak dapat bergerak, contohnya Hydrodiction, Pediastrum AgregatContohnya Palmella, Gloeocapsa Filament Filamen yang bercabang, contohnya Ulothrix, Spirogyra Filamen yang bercabang, contohnya Cladophora Filamen yang heterotrikos, contohnya Chaelophora, Ectocarpus, Stigeoelonium Parenkim semu, contohnya Nemaliun SiponContohnya Briopsis, Vancheria Thallus ParenkimContohnya Ulva, Porphyra, Panctaria

Keragaman alga makroskopis relatif rendah dengan jumlah spesies sekitar 8.000 spesies. Walaupun alga makroskopis diketahui menyebar secara luas mulai dari perairan kutub sampai pada perairan tropis baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan, namun masing-masing spesies alga makroskopis memiliki daerah sebaran tertentu pada laut-laut di seluruh dunia (Luning, 1990).

Kandungan Senyawa dalam Alga MerahAlga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.Alga (ganggang) merah atau red algae dipandang paling ampuh menangkal radikal bebas.Asta Xanthine, zat aktif yang terdapat pada alga merah, mempunyai kandungan anti-oksidan 6.000 kali lebih banyak dibandingkan vitamin C dan 1.000 kali vitamin E. Karena itu, selain mempunyai kemampuan menangkal radikal bebas secara alami, alga merah juga berfungsi sebagaianti-agingatau mencegah penuaan.Alga merah juga bisa digunakan untuk memperlancar sirkulasi darah, memperbaiki sel-sel yang rusak, dan memproduksi insulin dalam darah.Untuk menghasilkan zatHematococcus pluviallisyang terdapat padaAstaxanthine, alga merah perlu proses yang panjang. Awalnya, alga merah tidak bewarna merah, tetapi hijau. Alga merah yang awalnya bewarna hijau dimasukkan ke dalam sebuah tabung yang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Karena mendapat sinar matahari yang cukup, tumbuhan berklorofil tersebut berubah warna menjadi merah.