result control

4
KONDISI YANG MENENTUKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN HASIL Meski merupakan bentuk pengendalian yang penting di dalam banyak organisasi, pengendalian hasil tidak selalu dapat digunakan secara efektif. Pengendalian hasil bekerja dengan baik hanya ketika seluruh kondisi berikut ada di dalam perusahaan : 1. Organisasi dapat menentukan hasil apa yang diinginkan di dalam wilayah yang dapat dikendalikan 2. Karyawan yang tindakannya dikendalikan memiliki pengaruh yang signifkan terhadap hasil yang mereka pertanggungjawabkan dan 3. Organisasi dapat mengukur efektivitas hasil. Pengetahuan akan hasil yang diinginkan Untuk dapat menggunakan pengendalian hasil, perusahaan harus mengetahui hasil apa yang diinginkan dalam wilayah yang mereka harapkan dapat dikendalikan, dan mereka juga harus mengkomunikasikan efektivitas hasil tersebut kepada karyawan perusahaan. Seperti telah disinggung sebelumnya, orang mungkin berpendapat bahwa (salah satu) tujuan utama pada organisasi laba adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Akan tetapi, tidak berarti hanya sekedar berdasarkan hal tersebut, karena tujuan secara keseluruhan harus dipahami, hasil yang diinginkan juga harus diketahui oleh semua yang berada di tingkat menengah atau di tingkat bawah dalam organisasi. Pemilahan tujuan organisasi secara keseluruhan ke dalam harapan harapan yang spesifik bagi seluruh karyawan yang lebih rendah dalam hierarki sering kali sulit. Setiap bagian yang berbeda dalam organisasi akan menghadapi pengorbanan yang berbeda. Sebagai contoh, manajer pembelian menciptakan nilai dengan pengadaan kualitas yang baik, biaya rendah karena bahan baku yang tepat waktu. Ada tiga area hasil (kualitas, biaya dan penjadwalan) yang sering kali berlawanan satu sama lain dan tujuan organisasi secara keseluruhan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham yang tidak banyak memberi petunjuk dalam pembuatan pengorbanan. Pentingnya hasil dari masing-masing bagian mungkin bervariasi sepanjang waktu dan antarbagian dalam organisasi. Hal ini berasal dari perbedaan kebutuhan dan strategi yang dimiliki. Sebagai contoh,

Upload: utamidwarantiariadi

Post on 16-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Paper

TRANSCRIPT

Page 1: Result Control

KONDISI YANG MENENTUKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN HASIL

Meski merupakan bentuk pengendalian yang penting di dalam banyak organisasi, pengendalian hasil tidak selalu dapat digunakan secara efektif. Pengendalian hasil bekerja dengan baik hanya ketika seluruh kondisi berikut ada di dalam perusahaan :

1. Organisasi dapat menentukan hasil apa yang diinginkan di dalam wilayah yang dapat dikendalikan

2. Karyawan yang tindakannya dikendalikan memiliki pengaruh yang signifkan terhadap hasil yang mereka pertanggungjawabkan dan

3. Organisasi dapat mengukur efektivitas hasil.

Pengetahuan akan hasil yang diinginkan

Untuk dapat menggunakan pengendalian hasil, perusahaan harus mengetahui hasil apa yang diinginkan dalam wilayah yang mereka harapkan dapat dikendalikan, dan mereka juga harus mengkomunikasikan efektivitas hasil tersebut kepada karyawan perusahaan.

Seperti telah disinggung sebelumnya, orang mungkin berpendapat bahwa (salah satu) tujuan utama pada organisasi laba adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Akan tetapi, tidak berarti hanya sekedar berdasarkan hal tersebut, karena tujuan secara keseluruhan harus dipahami, hasil yang diinginkan juga harus diketahui oleh semua yang berada di tingkat menengah atau di tingkat bawah dalam organisasi. Pemilahan tujuan organisasi secara keseluruhan ke dalam harapan harapan yang spesifik bagi seluruh karyawan yang lebih rendah dalam hierarki sering kali sulit. Setiap bagian yang berbeda dalam organisasi akan menghadapi pengorbanan yang berbeda.

Sebagai contoh, manajer pembelian menciptakan nilai dengan pengadaan kualitas yang baik, biaya rendah karena bahan baku yang tepat waktu. Ada tiga area hasil (kualitas, biaya dan penjadwalan) yang sering kali berlawanan satu sama lain dan tujuan organisasi secara keseluruhan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham yang tidak banyak memberi petunjuk dalam pembuatan pengorbanan. Pentingnya hasil dari masing-masing bagian mungkin bervariasi sepanjang waktu dan antarbagian dalam organisasi. Hal ini berasal dari perbedaan kebutuhan dan strategi yang dimiliki. Sebagai contoh, perusahaan yang kekurangan uang tunai mungkin ingin meminimalkan jumlah persediaan yang ada dengan lebih mempertimbangkan untuk membuat penjadwalan sebagai pertimbangan yang lebih dominan. Sebuah perusahaan denngan strategi cost leadership akan menekankan pada pertimbangan biaya. Sebuah perusahaan yang mengejar kesan kualitas produk yang unik atau strategi diferensiasi mungkin akan menekankan pada pemenuhan atau melampaui spesifikasi material yang dibeli. Sehingga untuk memastikan tindakan manajer dalam melakukan pembelian yang benar, mana yang lebih penting dari ketiga area tersebut harus dibuat jelas.

Jika area yang dipilih salah atau jika area yang dipilih benar tapi salah dalam melakukan penilaian, kombinasi pengukuran hasil tidak lagi selaras dengan tujuan organisasi yang diharapkan. Penggunaan rangkaian pengukuran hasil yang tidak selaras mungkin akan memotivasi karyawan untuk melakukan tindakan yang salah. Pada rangkaian sebelumnya, misalnya petunjuk pertimbangan biaya yang buruk mungkin akan merusak reputasi kualitas yang dihasilkan perusahaan.

Page 2: Result Control

Kemampuan untuk memengaruhi hasil yang diinginkan (Pengendalian)

Kondisi kedua yang dibutuhkan untuk pengendalian hasil menjadi efektif adalah bahwa karyawan memiliki perilaku yang dikendalikan seharusnya dapat memberi pengaruh pada hasil secara material dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Prinsip pengendalian adalah salah satu prinsip utama akuntansi pertanggungjawaban. Berikut beberapa ungkapan yang mewakili bahwa prinsip ini telah teruji :

Hampir merupakan sebuah pembuktian dengan sendirinya proposisi bahwa dalam menilai kinerja dari manajemen divisi, tidak ada perhitungan yang harus diambil dari materi di luar kendali divisi

Seorang manajer biasanya tidak bertanggung jawab terhadap hasil yang tidak menguntungkan atau dikreditkan dengan hal yang menguntungkan jika secara jelas hal tersebut tidak ada di bawah kendalinya.

Dasar pemikiran utama di balik prinsip pengendalian adalah pengukuran hasil berdaya guna hanya pada batasan jika informasi mengenai tindakan yang diinginkan atau keputusan yang akan diambil telah tersedia. Jika bagian hasil secara total tidak dapat dikendalikan, pengukuran hasil tidak mengungkapkan apapun mengenai tindakan apa atau keputusan apa yang akan diambil. Sebagian pengendalian mempersulit dalam pengambilan keputusan dari hasil pengukuran, meskipun tindakan atau keputusan yang diambil tidak bagus.

Pada sebagian besar situasi organisasi, terdapat sejumlah faktor yang tidak terkendali atau sebagian faktor yang tidak terkendali berpengaruh terhadap pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Pengaruh yang tidak terkendali tersebut menghambat usaha penggunaan pengukuran hasil dalam tujuan pengendalian. Sebagai konsekuensinya hal tersebut menjadi sulit dalam menentukan apakah pencapaian hasil disebabkan oleh tindakan atau keputusan yang diambil, atau lebih tepatnya untuk faktor yang tidak terkendali. Tindakan dan keputusan yang bagus tidak selalu memberikan hasil yang bagus. Tindakan atau keputusan yang buruk akan sama-sama mengaburkan.

Dalam situasi ketika banyak pengaruh besar yang tidak terkontrol mempengaruhi ketersediaan pengukuran hasil, pengendalian hasil menjadi tidak efektif. Manajer tidak dapat terlepas dari tanggung jawabnya untuk merespons faktor lingkungan yang relevan, tetapi jika faktor tersebut sulit untuk dipisahkan dari pengukuran hasil, pengendalian hasil tidak memberikan informasi yang baik untuk mengevaluasi kinerja atau untuk memotivasi perilaku yang baik.

Kemampuan untuk mengukur efektivitas hasil yang dapat dikendalikan

Kemampuan untuk mengukur efektivitas hasil yang dapat dikendalikan adalah kendala terakhir yang membatasi kemungkinan dari pengendalian hasil. Sering kali, hasil yang dapat dikendalikan dari keinginan organisasi dan karyawan terkait dapat berpengaruh yang tidak dapat diukur secara efektif. Pada hampir semua situasi, ada sesuatu yang dapat diukur, tetapi terkadang bidang hasil utama tidak dapat diukur secara efektif.

Kriteria penting yang seharusnya digunakan untuk menilai efektivitas pengukuran hasil adalah kemampuan untuk membangkitkan perilaku yang diinginkan. Jika pengukuran menimbulkan perilaku

Page 3: Result Control

yang benar dalam situasi tertentu, yaitu jika pengukuran dapat dikatakan selaras dengan hasil yang diinginkan, maka ini menjadi pengukuran pengendalian yang bagus. Jika pengukuran tidak demikian, maka pengukuran akan menjadi buruk meskipun pengukuran dilakukan secara akurat, merefleksikan kuantitas yang diwakili, demikian pula meskipun jika pengukuran hanya memiliki kesalahan kecil.

Untuk membangkitkan perilaku yang benar, sebagai tambahan agar menjadi selaras dan terkendali, pengendalian hasil harus tepat, objektif, tepat waktu, dan dapat dipahami. Dan bahkan ketika sebuah pengukuran memiliki semua kualitas tersebut, pengukuran juga harus menggunakan biaya secara efisien yaitu biaya pengembangan dan penggunaan pengukuran seharusnya juga diperhatikan.

KESIMPULAN

Sebagaimana telah dipaparkan, dapat dilihat betapa pentingnya pengendalian, pengendalian hasil, yang digunakan pada berbagai tingkatan dalam organisasi. Pengendalian hasil adalah sebuah bentuk pengendalian tidak langsung karena tidak secara eksplisit fokus pada tindakan atau keputusan yang dilakukan oleh karyawan. Akan tetapi, secara tidak langsung memberikan beberapa keunggulan penting. Pengendalian hasil sering kali tetap bisa efektif ketika tidak ada kejelasan tentang perilaku apa yang paling diinginkan. Selain itu, pengendalian hasil dapat menghasilkan penngendalian yang baik jika memberikan keleluasaan kepada karyawan untuk berperilaku disertai dengan pengendalian otonomi yang tinggi. Banyak orang, khususnya yang berada pada hierarki organisasi yang lebih tinggi, menilai dengan otonomi yang tinggi dan meresponnya dengan baik.