respon petani terhadap program pengembangan …
TRANSCRIPT
i
RESPON PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGANINFRASTRUKTUR PEDESAAN DI DESA TONDONGKURA
KECAMATAN TONDONG TALLASAKABUPATEN PANGKEP
MUHAMMAD IMRAN105960187015
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2019
ii
RESPON PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGANINFRASTRUKTUR PEDESAAN DI DESA TONDONGKURA
KECAMATAN TONDONG TALLASAKABUPATEN PANGKEP
MUHAMMAD IMRAN105960187015
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2019
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Respon Petani terhadap Program PengembanganInfrastruktur Pedesaan di Desa Tondongkura KecamatanTondong Tallasa Kabupaten Pangkep
Nama : Muhammad Imran
Stanbuk : 105960187015
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing 1 pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Hj.Ratnawati Tahir. M.Si. Sitti Arwati S.P.,M.Si.NIDN. 0012046603 NIDN. 0901057903
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program studi Agribisnis
Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Sri Mardiyati,S.P., M.P.NIDN. 0912066901 NIDN. 0921037003
iv
PENGESAHAN KOMISIS PENGUJI
Judul : Respon Petani Terhadap Program PengembanganInfrastruktur Pedesaan di Desa Tondongkura KecamatanTondong Tallasa Kabupaten Pangkep
Nama : Muhammad Imran
Stanbuk : 105960187015
Konsentrasi : Penyuluhan
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si (………………………….)Ketua Sidang
2. Sitti Arwati, S.P., M.Si (………………………….)Sekretaris
3. Dr. Ir. Irwan Mado, M.P (………………………….)Anggota
4. Rahmawati, S.Pi., M.Si (………………………….)Anggota
Tanggal Lulus : 09 januari 2020
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) Pertanian yang
berjudul Respon Petani Terhadap Penengembangan Infrastruktur Pedesaan Di Desa
Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari
hasil karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh dalam skripsi ini bukan hasil
karya saya (skripsi yang dibuat orang lain), maka saya bersedia menerima sanksi
cabut gelar akademik yang saya sandang, dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Makassar, Agustus 2019
Muhammad Imran105960187015
vi
ABSTRAK
MUHAMMAD IMRAN 105960187115. Respon Petani Terhadap PenengembanganInfrastruktur Pedesaan di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa KabupatenPangkep. Dibimbing oleh RATNAWATI TAHIR dan SITTI ARWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Petani Terhadap ProgramPengembangan Infrastruktur Pedesaan.
Penentuan sampel melalui sampel yang berjumlah 18 orang diambil darisetiap kelompok tani sebanyak 3 orang yaitu ketua kelompok dan sekretaris dan 1orang anggota diambil secara acak. Pengambilan data melalui observasi danwawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif yang menggunakan rumusSkala Likert
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa programpengembangan infrastruktur ada 3 yaitu jalan desa, jalan tani dan irigasi. Adapunrespon petani terhadap program pengembangan infrastruktur pedesaan secara umumpositif, dengan rincian responden dengan memberikan respon sangat setuju sebanyak88.89% dan respon setuju sebanyak 11.11%. Respon yang memberikan alasan sangatsetuju karena program pengembangan infrastruktur pedesaan mampu meningkatkanhasil pertanian dan mampu melancarkan aksebilitas sarana pertanian. Respondenyang memberikan alasan setuju karena dengan adanya program pengembanganinfrastruktur pedesaan maka harga jual lahan pertanian yang ada di DesaTondongkura semakin tinggi.
Kata Kunci : Respon Petani, Infrastruktur Pedesaan, Jalan Desa, Jalan Tani, Irigasi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat dan salam tak lupa
penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Respon
Petani Terhadap Peningkatan Infrastruktur Pedesaan di Desa Tondongkura
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memeperoleh Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi in tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si, selaku pembimbing I dan Sitti Arwati,
S.P.,M.Si, selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselsaikan.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S. Pi., M.P, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
3. Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua Orangtua Ayahanda Pasbah dan Ibu Darmi dan segenap keluarga yang
senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.
6. Kepada pihak pemerintah Desa Tondongkura yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang
penulis tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua piahak yang terkait
dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah
senantiasa tercurahkan kepadanya. Amin.
Makassar, Agustus 2019
Muhammad Imran
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
RIWAYAT MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ........... iv
ABSTAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
2.1 Petani ............................................................................................... 7
x
2.2 Kelompok Tani .............................................................................. 8
2.3 Respon Petani .................................................................................. 10
2.4 Infrastruktur Pedesaan .................................................................... 12
2.5 Sistem Infrastruktur ......................................................................... 15
2.6 Kebijakan dan Program Nasional Pembangunan InfrstrukturPedesaan........................................................................................... 16
2.7 Kerangka Pikir .................................................................................. 17
III. METODE PENELITIAN......................................................................... 19
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 19
3.2 Populasi dan Sampel........................................................................ 19
3.3 Jenis dan Sumber ............................................................................. 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 20
3.5 Analisis Data..................................................................................... 21
3.6 Definisi Operasional ......................................................................... 21
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................... 24
4.1 Letak Geografis................................................................................. 24
4.2 Kondisi Demografis .......................................................................... 25
4.3 Kondisi Pertanian.............................................................................. 27
4.4 Kondisi Jalan Infrastruktur di Desa Tondongkura............................ 28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 30
5.1 Identifikasi Responden...................................................................... 30
xi
5.2 Program Peningkatan Infrastruktur di Desa Tondongkura KecamatanTondong Tallasa Kabupaten Pangkep ............................................. 35
5.3 Respon Petani Terhadap Program Peningkatan InfrastrukturPedesaan di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong TallasaKabupaten Pangkep ......................................................................... 38
VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 43
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 43
6.2 Saran ................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kuisioner Penelitian
Identifikasi Responden
Respon Petani dalam Pengembangan Infrastruktur
Respon Petani terhadap Peningkatan Infrastruktur Pedesaan
Dokumentasi Penelitian
xii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Pikir ........................................................................................... 17
xiii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Jumlah Penduduk Desa Tondongkura................................................... 26
2. Penduduk Menurut Tingkat Pendiidikan .............................................. 26
3. Sumber Daya Alam Desa Tondongkura ............................................... 28
4. Pangang Jalan yang ada di Desa Tondongkura..................................... 29
5. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan Usia................................... 31
6. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......... 32
7. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan TanggunganKeluarga ............................................................................................... 33
8. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan PengalamanBerusaha Tani........................................................................................ 34
9. Setuju Tentang Adanya Infrastruktur Pedesaan.................................... 37
10. Respon terhadap Peningkatan Infrastruktur .......................................... 38
11. Respon terhadap Peningkatan Infrastruktur Jalan Desa........................ 38
12. Respon terhadap Peningkatan Infrastruktur Jalan Tani ........................ 39
13. Respon terhadap Peningkatan Infrastruktur Irigasi............................... 40
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuisioner Penelitian................................................................................. 45
2. Identifikasi Responden............................................................................. 47
3. Respon Petani dalam Pengembangan Infrastruktur ................................. 48
4. Respon Petani terhadap Peningkatan Infrastruktur Pedesaan .................. 49
5. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 50
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan yang
bertujuan untuk selalu memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan manusia terutama
petani, baik perorangan maupun masyarakat pada umumnya. Menurut Haryono
(2011) pembangunan merupakan suatu proses konsep perubahan sosial yang
berlansung terus-menerus menuju kearah perkembangan dan kemajuan serta
memerlukan masukan-masukan yang menyeluruh dan berkesinambungan dan
merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk
mencapai tujuan Negara.
Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah untuk menciptakan kemajuan di
bidang sosial dan ekonomi secara berkesinambungan, tanpa mengabaikan persamaan
hak dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan bagi masyarakat Indonesia secara
keseluruhan. Beberapa komponen penting dari aspek pembangunan antara lain
mencakup:
a. Pembangunan ekonomi, menitikberatkan pada usaha peningkatan pendapatan
masyarakat dalam berbagai kegiatan ekonomi potensial, meningkatkan
produktifitas pertanian dan non pertanian, memperbaiki efisiensi dan
meningkatkan pertumbuhan industri dan sektor-sektor pelayanan public secara
meluas.
2
b. Pembangunan lingkungan bertujuan untuk memelihara keseimbangan ekologi
untuk menciptakan kondisi alamia linhkungan yang ramah dan bersahabat.
c. Pembangunan kelembagaan yakni mendorong partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan, memeperbaiki tata kerja administratif, desentralisasi dan
mobilisasi sumber daya, penguatan lembaga.
d. Pembangunan fisik dan sosial diantaranya adalah memeperbaiki serta
meningkatkan kualitas pendidikan, serta mengembangkan keahlian tenaga kerja
dan memeperbaiki fasilitas pelayanan dan insrastruktur (Adisasmita, 2013:35).
Pembangunan infrastruktur merupakan dalam pembangunan fisik dan sudah
sejak lama diketahui bahwa keberadaan infrastruktur yang baik memiliki peran yang
sangat pentig dalam menunjang pemenuhan hak dasar masyarakat sehingga dapat
dikatakan bahwa infrastruktur merupakan modal yang sangat dibutuhkan masyarakat
dalam mendukung kegiatan di berbagai bidang. Wilayah yang memiliki kelengkapan
infrastruktur akan berdamak pada tingkat kesejahteraan sosial dalam pertumbuhan
ekinomi masyarakat. Sebaliknya, kebradaan infrastruktur yang kurang berfungsi
dengan baik meningatkan timbulnya permasalahan sosial seperti penolakan
masyrakat dari masyarakat terhadap terhadap infrastruktur yang telah dibangun.
Keberadaan infrastuktur fisik yang baik seperti halnya jalan, jembatan,
sarana komunikasi, sarana listrik, sarana irigasi dan sarana transportasi juga sering
dikaitkan sebagai pemicu perkembangan pembangunan diberbagai bidang pada suatu
kawasan. Namun saat ini pembangunan infrastruktur yang dilakukan masih
mengalami kendala oleh terbatasnya akses masyarakat pedesaan terhadap
3
pengambilan kebijakan pembangunan yang akan dilakukan di desanya, hal ini
disebabkan oleh minimnya kordinasi atau hubungan antara pemerintah dangan
masyarakat yang ada di Desa terkait dengan masalah pembangunan yang akan
dilakukan.
Paradigma pembangunan nasional bergeser dari pendekatan top down
kearah pendekatan yang lebih mengutamakan peran aktif masyarakat, salah satunya
melalui pogram pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat
merupakan usaha untuk memperkuat peran dan respon masyarakat agar mampu
meningkatkan kapasitas diri dan masyarakat dalam proses pembangunan, termasuk
untuk mengatasi kemiskinan.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah pembangunan yang kompleks
sebuah penelitian yang dilakukan oleh KEPAS (Kelompok Penelitian Agroekosistem)
dan PSE (Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian) mengidentifikasi sekurang-
kurangnya ada dua masalah utama penyebab suatu daerah menjadi miskin yaitu:
sumber daya alam seperti lahan kurang subur, daerah marginal dan daerah kritis
termasuk di dalamnya perikanan laut dan lahan yang dimanfaatkan secara optimal
(rendahnya teknologi dan modal) dan aksebilitas daerah yang rendah, terutama karena
sarana dan prasaran transportasi.
Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum berupaya melakukan langkah nyata penuntasan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyrakat di desa-desa tertinggal melalui program penigkatan
infrastruktur pedesaan (PPIP). Sasaran utama PPIP adalah pembangunan prasarana
4
desa untuk meningkatkan akses masyrakat desa pada pemenuhan kebutuhan yang
akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa serta memperbesar
kesejahteraan dalam desa (Siagian, 2013).
Sasaran dengan kondisi kemiskinan tersebut maka program PPIP bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan akses masyarakat
miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar pedesaan yang mencakup prasarana
transportasi pedesaan dan irigasi pedesaan.
Melalui program PPIP ini di harapkan ada respon yang baik dari masyarakat
khususnya petani. Sasaran program PPIP adalah perbaikan infrastruktur termasuk di
Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep yaitu: jalan
desa, jalan tani dan irigasi.
Tahun 2016 Desa Tondongkura mendapat perbaikan jalan beton sepanjang
7 km pemerintah kabupaten Pangkep menarget 20 km perbaikan jalan beton di
kecamatan Tondong Tallasa termasuk di desa Tondongkura. Penduduk setempat
sangat mengharapkan agar pelaksanaan proyek ini dapat dilaksankan dengan baik dan
dituingkatkan kualitasnya demi kepentingan masyarakat.
Jalan tani di Desa Tondongkura sekarang ini belum memadai namun jalan
tani yang di kerja oleh PNPM sekarang ini telah di hentikan jadi jalan tani yang ada
di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep, sekarang ini
belum sepenuhnya dikerja.
5
Respon petani terhadap pembangunan infrastruktur yang ada di Desa
Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep sekarang ini terdapat
program pembangunan infastruktur brlum terlalu jelas sehingga penulisan sebagai
mahasiswa ingin melakukan suatu penelitian yang terkait tentang pembangunan
infrastruktur pedesaan yang ada di Desa Tondongkura, kaitannya dengan sikap atau
respon petani terhadap program peningkatan infastruktur yang ada di Desa
Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan program pengembangan infrastruktur pedesaan
(PPIP) di bidang pertanian di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa
Kabupaten Pangkep?
2. Bagimana respon petani terhadap program pengembangan infrastruktur pedesaan
di bidang pertanian di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pelaksanaan pengembangan infrastruktur di bidang pertanian di Desa
Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa kabupaten Pangkep.
6
2. Respon petani terhadap program pengembangan pengembangan infrastruktur di
bidang pertanian di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep.
Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat menjadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
2. Sebagai informasi bagi peneliti dan peneliti lainnya bagaimana respon petani
terhadap program pengembangan infrastruktur di bidang pertanian di Desa
Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa kabupaten Pangkep.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Petani
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman seperti padi, bunga, buah dan lain-lain, dengan harapan untuk
memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya
kepada orang lain. (Christopher, 2011).
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia. Dalam arti
sempit pertanian diartikan sebagai kegiatan budidaya tanaman.
Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola tanama
hewan, dan ikan serta lingkungannya agar memberikan hasil yang maksimal.
Pertanian dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman
hewan dan ikan serta factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
Berdasarkan sejarah perkembangannya pertanian dapat diklasifikasikan
menjadi 4 golongan yaitu
1. Pemburu dan pengumpul
2. Pertanian primitif
3. Pertanian tradisional
8
4. Pertanian progresif (modern)
2.2. Kelompok Tani
Kelompok tani adalah beberapa beberapa orang petani atau peternak yang
menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam tujuan,
motif, dan minat (hariadi, 2014). Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat
keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagzi wadah komunikasi antar petani.
Kelompok tani didefinisikan sebagai sebuah kelembagaan ditingkat petani
yang dibentuk untuk mengorganisasikan para petani dalam menjalankan usaha
taninya (hermanto dan swastika, 2011).
Keputusan tersebut dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan untuk memontor
atau mengevaluasi kinerja kelompok tani. Kinerja tersebut yang akan menentukan
tingkat kemampuan kelompok.
Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal dipedesaan yang
ditumbuh kembangkan dari, oleh, dan untuk petani, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Saling kenal akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.
2. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani.
3. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepaktan bersama.
Dalam upaya menuju pembangunan pertanian yang lebih maju, peran
kelembagaan pertanian perlu di dorong untuk memberikan kontribusi terhadap hal
tersebut. Kelembagaan pertanian mejadi suatu penggerak utama untuk mencapai
9
tujuan pertanian. Kelompok tani menjadi salah satu kelembagaan pertanian yang
berperan penting dan menjadi ujung tombak karena kelompok tani merupakan pelaku
utama dalam pembangunan pertanian.
Ada kecenderungan pemerintah daerah kurang memberikan pehatian
terhadap kelembagaan pertanian khususnya kelompok tani. Padahal kelompok tani
merupakan aset yang berharga dalam rangka menuju pembangunan pertanian yang
majumeningkat bahwa disebagian besar daerah, pertanian menjadi basis sektor
pembangunan.
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antara anggota
mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab
segala kegiatan dan permasalahan dalam berusahatani dimaksimalkan oleh kelompok
secara bersamaan. Melihat potensitensi tersebut maka kelompok tani perlu di bina
dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat di kembangkan secara optimal dan
mendukung pembangunan pertanian.
Beberapa hal yang timbul sebagai dampak tidak adanya kelompok tani
antara lain:
1. Kegiatan penyuluhan oleh PPL tidak dapat dilaksanakan.
2. Petani tidak mendapatkan bantuan dan pemerintah sebagai akibat tdak adanya
kelembagaan pertanian yang dapat mengelola bantuan dengan baik, khususnya
kelompok tani.
3. Pola dan teknik pelaksanaan usaha tani berjalan dengan baik sehingga
10
menimbulkan masalah-masalah dalam usahatani. Misalnya kesulitan air serta
serangan hama.
2.3. Respon Petani
Respon adalah setiap tingkah laku yang pada hakekatnya merupakan
tanggapan dan reaksi yang di timbulkan oleh stimulus. Setiap respon manusia
didahului oleh stimulus. Stimulus atau rangsang adalah macam perubahan apa saja
baik yang bersipat mekanis, physis, ataupun kimiawi yang mengenai alat indra. Hal
penting dalam stimulus adalah unsur ”perubahannya”. (Mahmud, 2014).
Menurut Mulyana (2012) model stimulus-respon menekankan keutamaan
peristiwa eksternal, tindakan manusia dilihat sebagai respon terhadap ransangan yang
terjadi di dunia luar. Tindakan manusia adalah hubungan stimulus respon yang
mengabaikan gagasan mengenai tujuan manusia dan mengasumsikan perilaku
manusia yang otomatis sebagai refleks yang dipicu ransangan dari luar.
Menurut Shiffiman dan Laslie (2015) bagaimana suatu individu-individu
beraksi terhadap isyarat, dan bagaimana mereka berperilaku merupakan respon.
Belajar bahkan dapat terjadi jika respon tidak jelas. Suatu respon tidak ter kait oleh
kebutuhan-kebutuhan yang sudah menjadi kebiasaan.
Tanggapan atau respon menurut Mardikanto (2011) merupakan segala
sesuatu yang dapat di perbuat oleh seorang individu setelah ia merasakan adanya
ransangan. Di dalam kehidupan sehari-hari respon seseorang ada yang dapat diamati
dan diketahui oleh orang lain (covert response) tetapi ada kalanya cukup dirasakan
11
dalam diri yang bersangkutan sendiri tanpa dapat diamati atau diketahui atau
dideteksi oleh orang lain (covert response). Tanggapan yang diberikan seorang
terhadap sesuatu ransangan yang sama, dapat berbeda-beda, dan sebaliknya
tanggapan seseorang terhadap ransangan yang berbeda dapat sama sehubungan
dengan pengertian diatas dalam teori psikologi belajar mengajar diketahui bahwa
seseorang yang dapat dikatakan telah memberkan tanggapan terhadap ransangan,
yaitu setelah mengalami proses sebagai berikut:
1. Adanya penyimpanan ransangan (oleh orang lain) yang membuat seseorang dapat
merasakannya melalui panca indranya.
2. Seseorang menyadari dan merasakan adanya ransangan.
3. Ransangan yang dirasakan (diterima) itu diterjemahkan sendiri oleh penerimanya.
4. Individu (penerima) tersebut kemudian memberikan tanggapan sesuai dengan
pemahamannya terhadap ransangan yang telah diterima dan di terjemahkannya
sendiri.
Respon hanya akan timbul apabila suatu individu dihadapkan pada suatu
stimulasi yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon evaluative berarti
bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sebagai sikap itu timbulnya didasari
oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulasi
dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan tidak-menyenangkan,
yang kemudian mengkristal sebagai potensi reakasi terhadap objek sikap. Respon
seseorag dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, apabila respon
positif maka orang yang bersangkutan cenderung akan menyukai atau mendekati
12
objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.
2.4. Infrastruktur Pedesaan
Pengertian infrastruktur, Grigg Kodoatie, (2015) infrastruktur merupakan
system fisik yang menyediakan trasnsportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung
dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi, pengertian ini merujuk
pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur dalam sebuah sistem
adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan)yang tidak terpisahkan
satu sama lain. Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan
sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan.
Ketersedian infrastruktur memberikan dampak terhadap terhadap sistem sosial dan
sistem ekonomi yang ada di masyarakat. Oleh karenanya, infrastruktur perlu
dipahami sebagai dasar-dasar dalam m engambil kebijakan (Kodoatie, 2015).
Pengembangan infrastruktur adalah suatu usaha atau suatu proses perubahan
daerah yang lebih baik melalui upaya yang terencana untuk membangun prasarana
atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
ppembangunan. Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi penopang
kegiatan-kegiatan yang ada dalam ruang. Infrastruktur merupakan wadah sekaligus
katalisator dalam sebuah pembangunan. Ketersediaan infrastruktur meningkatkan
akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan
produktivitas yang menuju pada perkembangan ekonomi suatu kawasan atau
13
wilayah. Sistem rekayasa dan manajemen infrastruktur berpengaruh terhadap sistem
tata guna lahan yang pada akhirnya membangun suatu kegiatan seperti, infrastruktur
pedesaan.
Program pengembangan infrastruktur pedesaan bersifat pembangunan
berbasis masyrakat dimana masyarakat terlebih dalam perencanaan pelaksanaan dan
pengawasan . jenis kegiatan yang dilakukan, ditentukan berdasarkan rembung desa.
Proses rembung mengharuskan konsultan untuk berperan dalam memberikan
masukan kepada masyarakat mengenai besarnya manfaat infrastruktur yang akan
dibangun. Masyarakat kemudian menentukan jenis kegiatan yang dilakukan
didesanya seperti pembangunan jalan desa, irigasi desa, sarana air bersih dan sanitasi
desa atau kombinasi dari ketiganya (Departemen PU, 2006).
Program pengembangan infrastruktur pedesaan menurut waksitho (2010)
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan
akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar pedesaan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan ini diharapkan kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya pedesaan semakin berkembang.
Menurut Suhardjo (2014) dalam beberapa dekade terakhir mulai terjadi
perubahan-perubahan definisi kawasan pedesaan. Hal tersebut dikarenakan mulai
berubahanya tipologi kawasan pedesaan dan perkembangan kawasan pedesaan dalam
beberapa waktu terakhir. Terutama setelah era globalisasi yang masuk ke pedesaan,
telah terjadi interaksi dan negosiasi sosial budaya masyarakat pedesaan terhadap
modernitas dan budaya luar. paham dikotomi perdesaan dan kawasan perkotaan mulai
14
ditinggalkan dengan tidak relevannya pemahaman tersebut dengan melai biasanya
pedesaan-perkotaan. Dalam devenisi klasik, secara ekonomi kawasaan pedesaan di
kategorikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian sedangkan
kawasan perkotaan dikategorikan sebagai wilayah dengan kegiatan utama disektor
jasa dan perdagangan.
Pembangunan infrastruktur pedesaan mempunyai cakupan fungsional dan
kemasyarakatan yang tinggi, artinya bahwa infrastruktur pedesaan yang dibangun
harus dibangun dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat. Jika
masyarakat di suatu desa pola sosial budayanya adalah masyarakat pertanian maka
infrastruktur yang mendukung sektor pertanian sebagai kegiatan utama masyarakat
pedesaan.
Pembangunan infrastruktur pedesaan akan semakin efektif dalam
mendorong pembangunan masyarakat dan wilayah pedesaan manakala diikuti dengan
kegiatan penguatan kelembagaan masyarakat, peningkatan perekonomian rakyat
untuk mendorong kesejahteraan dan peningkatan aspek pengorganisasian masyarakat.
Termasuk mulai memperhatikan program infrstruktur lingkungan di masyrakat seprti
pengolahan limbah, perlindungan sumber air dan sejenisnya.
Sedangkan untuk menjelaskan kawasan pedesaan yang biasa akibat
mempunyai kemiripan dengan sifat korta, kawasan tersebut sebagai kawasan desa-
kota atau kawasan perdesaan yang mempunyai ciri kota, yang biasanya terdapat
dikawasan frunge area. Sedangkan dalam kamus tata ruang 2008, desa-kota
didefinisikan sebagai desa yang mata pencahariannya mirip dengan di kota. Temasuk
15
gaya hidup dan gaya perumahannya. Menggunakan pendekatan batasan fungsional,
kawasan tersebut dicirikan dengan kawasan fisik (perumahan) dan sosial budaya
(mata pencahariaan dan gaya hidup).
Adapun infrastruktur pedesaan diantaranya:
a. Jalan Desa
Jalan Desa merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian area darat termasuk bangunan lengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada di pedesaan.
Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang
tidak termasuk jalan kanupaten di dalam kawasan pedesaan, dan merupakan jalan
umum yang menghubungkan kawasan atau antara pemukiman di dalam desa.
b. Jalan tani
Jalan tani merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian untuk
memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi
menuju lahan pertanian, dan mengangkut hasil produksi pertanian dari lahan
menuju tempat penyimpanan, tempat pengolahan atau pasar.
Dengan adanya jalan tani dapat mendorong kelancaran distribusi pada
kawasan pertanian dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai jual
lahan di sekitarnya yang dapat di jangkau oleh transportasi.
c. Irigasi
Irigasi adalah suatu sistem untuk mengaliri suatu lahan dengan cara
membendung sungai yang ada di desa Tondongkura, dengan bertambahnya petani
16
yang memiliki sawah tadah hujan mereka hanya mengandalkan irigasi tradisional
untuk mengaliri sawahnya. Petani berharap agar pihak terkait mau membantu
petani melakukan penambahan saluran irigasi, agar para petani yang ada di desa
Tondongkura dapat meningkatkan hasil panennya setiap tahun.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada bidang lahanuntuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian
tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratursesuai kebutuhan tanaman pada
saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk menukung pertumbuhan
tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan normal.
2.5 Sistem Infrastruktur
Menurut Grigg (Nurmadinah, 2012), sistem infrastruktur merupakan
pendukung fungsi-fungsi sistem sosiaol dan soistem ekonomi dalam kehidupan
sehari-harimasyarakta. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilistas-
fasikitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, isntalasi yang dibangun dan
yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakata.
Infrastruktur dinyatakan pula sebagai fisik yang dirancang dalam sistem pelayanan
public yang penting terbagi dalam 7 kategori utama. Namun dalam penetapan
kategori infrastruktur ini terdapat beberapa perbeedaan anatar program pembangunan
prasarana kota terpadu (P3KT) dengan Grigg (1998), Hudson (1997), Kodoatie
(2003) maupun Supirin (2003) dan Nurmadinah (2012). Pengkategorian dalam
program pembangunan prasarana kota terpadu (P3KT) tidak mnyertai bangunan
17
gedung dan fasilitas rekreasi, serta memisahkan pengelolaan air bersih dengan air
kotor, air limbah dan drainase pada satu kategori dan menyertai serta memasukkan
bangunan gedung dan fasilitas rekreasi pada kategori terpish (Nurmadimah, 2012:20).
2.6. Kebijakan dan Program Nasional Pembangunan Infrstruktur Pedesaan
Arah kebijakan dan srategi pembangunan kawasan pedesaan nasional
dijabarkan dalam Undang-undang No 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Nasional (RPJPN), serta Peraturan presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014.
Merupakan RPJMN tahap dua dari rangkaian RPJMN yang di tetapkan dalam
RPJPN. RPJMN disusun dalam empat tahapan yaitu RPJMN I (2005-2009), RPJMN
II(2010-2014), RPJMN III (2015-2019), serta RPJMN IV (2020-2024). Pentahapan
tersebut sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden Negara Republik Indonesia
yang dipilih lansung oleh rakyat. RPJMN memuat srategi pembangunan nasional,
kebijakan umum, program kementrian/lembaga dan lintas kementrian/lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup
gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam
rangka kerja. RPJMN I dan RPJMN II di tetapkan dalam rangka melaksanakan misi
pembangunan yang merata dan berkeadilan. Dalam tahap ini pembangunan pedesaan
(tolliver, 2011) meliputi:
1. Pengembangan agroindustri pada rakyat.
18
2. Peningkatan kapasitas SDM.
3. Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di pedesaan
dan kota-kota kecil.
4. Peningkatan akses informasi, lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan
teknologo.
5. Pengembangan potensi sosial budaya lokal.
6. Intervasi harga dan kebijakan propertanian.
Adapun sarana pembangunan pedesaan dalam RPJMN 2010-2014 adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas dan peran pemerintah desa serta kelembagaan masyarakat.
2. Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan dan perlindungan masyarakat
adat.
3. Peningkatan ekonomi pedesaan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana pedesaan, serta
5. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
2.7. Kerangka Pikir
Pembangunan infrastruktur bertujuan untuk meningatkan perekonomian di
pedesaan. Dalam pelaksaan pembanguna lebih bergerak kearah pendekatan
partisipatif yang mengutamakan peran aktif masyarakat sehingga pemerintah
19
membuat program program peningkatan perekonomian masyarakat salah satunya
adalah program pengembangan infrastruktur pedesaan (PPIP).
Mekanisme penyelenggaraan PPIP menerapkan pendekatan pembangunan
berkelanjutan berbasis masyarakat melalui pelibatan masyrakat secara penuh dalam
seluruh proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksaan sampai pengawasan
program yang di selenggarakan. Program tersebut terdiri dari tiga program yaitu jalan
desa, jalan tani, irigasi. Yang di serahkan kepada kelompok tani yang direspon
lansung oleh petani demi tercapainya pengembangan infrasteruktur.
Skema kerangka pikir respon petani terhadap program peningkatan
infrastruktur pedesaan di desa tondongkura kecamatan tondong tallasa kabupaten
pangkep dapat dilihat pada gambar berikut:
20
Gambar I: Skema Kerangka Berfikir Respon Petani Terhadap Program PeningkatanInfrastruktur Pedesaan di Desa Tondongkura Kecamatan TondongTallasa Kabupaten Pangkep.
Program PeningkatanInfrastruktur Pedesaan
(PPIP)
Program Infrastruktur1. Jalan Desa2. Jalan Tani3. Irigasi
Kelompok Tani
Respon Petani
PengembanganInfrastruktur
21
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong
Tallasa Kabupaten Pangkep pada bulan Juli- September 2019. Lokasi tersebut dipilih
menjadi lokasi penelitian dengan dasar pertimbangan bahwa desa Tondongkura
merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Pangkep yang sedang
melaksanakan program dari pemerintah yaitu program pengembangan infrastruktur
pedesaan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang ada di Desa
Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep yang terlibat dalam
program pengembangan infrastruktur pedesaan yang berjumlah 6 kelompok tani
dalam satu kelompok tani beranggotakan 25 orang jadi jumlah populasi sebanyak 150
orang. Sehingga yang dijadikan sampel dengan secara sengaja yaitu 3 orang di setiap
kelompok tani yaitu ketua kelompok tani, sekertaris dan pengambilan 1 orang
anggota secara acak jadi jumlah keseluruhan responden adalah 18 orang (Sugiono,
2005).
22
3.3 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantititaf.
1. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari wawancara berupa tanggapan
yang diberikan oleh informan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai
program pengembangan infrastruktur Desa.
2. Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung atau data yang berupa angka-
angka meliputi umur responden.
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data Sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi secara langsung
dengan melihat keadaan riil dilapangan dan wawancara langsung kepada
petani di Desa Tondong Kura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang
berkaitan dengan judul penelitian berupa data yang diperoleh dari sumber
instansi terkait.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik-teknik atau cara-cara yang dapat di
gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, di antaranya:
a. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
23
terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas
mengenai objek yang akan diteliti.
b. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer melalui
wawancara langsung kepada informan yaitu petani yang ada di Desa Tond
ongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep berdasarkan daftar
petanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c. Dokumentasi
Yaitu kegiatan pencatatan dan pengambilan gambar yang diperlukan
baik dari informan.
3.5 Analisis Data
Skala liket merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persrpsi sorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala liket, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi inicator
variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
(Sugiyono, 2013).
24
Jawaban dari setiap instrumen skala likert mempunyai gradasi dari sangan
positif sampai negatif, yang dapat berupa kata-kata dengan perolehan skor antara lain:
Tabel 3.1 Skor penilain skala likertNo Kriteria Skor
1. Sangat Setuju (SS) 42. Setuju (S) 33. Tidak Setuju (TS) 24. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.6 Definisi Operasional
a. Program infrastruktur adalah program perbaikan pembangunan infrastruktur
di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
b. Infrastruktur pedesaan terdiri atas: jalan desa, jalan tani, irigasi yang ada di
desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
c. Respon petani adalah sikap petani terhadap pembangunan infrastruktur di
Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
d. Jalan tani merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian untuk
memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian, pengangkutan sarana
produksi menuju lahan pertanian dan mengangkut hasil pertanian yang ada di
Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
e. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan atau antar
pemukiman masyarakat yang ada di dalam desa, serta jalan lingkungan.
25
f. Irigasi merupakan penyediaan air untuk menunjang pertanian yang ada di
Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
g. Petani merupakan seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan menumbuhkan
memelihara tanaman.
h. Kelompok tani merupakan beberapa orang petani atau peternak yang
menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam
tujuan, motif, dan minat.
i. Pengembangan infrastruktur adalah salah satu program pemerintah untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
26
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis
1. Letak Wilayah
Desa Tondongkura memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar, serta
daerah administratif, Desa Tondongkura jika dibandingkan dengan desa lainnya yang
terdapat di Kecamatan Tondong Tallasa adalah menjadi salah satu desa yang
memiliki wilayah administratif yang tergolong kecil. Namun demikian, dengan tidak
terlalu besarnya wilayah yang harus dikembangkan oleh pemerintahan Desa
Tondongkura maka hal itu dirasa akan cukup memabantu dalam meningkatkan
potensi yang terdapat di Desa Tondongkura pada masa ke masa.
Secara geografis Desa Tondongkura merupakan salah satu desa di Kecamatan
Tondong Tallasa yang mempunyai luas wilayah mencapai 1.900 ha, Desa
Tondongkura berada pada ketinggian ± 250-450 mdl dan curah hujan ± 700 - 1500
mm, rata-rata suhu udara 28º - 32ºC. Bentuk wilayah berbukit bukit, Desa
Tondongkura terletak di tengah-tengah diantara empat desa yaitu:
Sebelah Utara : Desa Tondong Bua Kec. Tellu Limpoe Kab. Bone
Sebelah Timur : Desa Lanne Kec. Tondong Tallasa Kab. Pangkep
Sebelah Selatan : Desa Bonto Birao Kec. Tondong Tallasa Kab. Pangkep
Sebelah Barat : Desa Bantimurung Kec. Tondong Tallasa Kab.Pangkep.
2. Luas Wilayah
Desa Tondongkura dengan luas wilayah ± 1.900 ha yang terdiri dari
27
a. Tanah sawah : 362 ha
b. Tanah pekarangan : 100 ha
c. Tanah kebun : 439 ha
d. Lain-lain : 999 ha
3. Sumber Daya Alam
a. Pertanian
b. Peternakan
c. Perkebunan
d. Lahan Tanah
4. Karakteristik Desa
Desa Tondongkura merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris
dengan mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok
tanam terutama disektor pertanian dan perkebunan. Karakteristik wilayah yang
berada di daerah lembah dan pegunungan menjadikan Desa Tondongkura sedikit
berbeda. Potensi perkebunan kacang tanah tergolong besar diantara desa-desa
yang ada di Kecamatan Tondong Tallasa. Sedangkan mata pencaharian lainnya
adalah sektor industri kecil seperti pandai besi dan pemanfaatan hasil olahan
pertanian dan perkebunan.
4.2. Kondisi Demografis
1.Keadaan Peduduk
Berdasarkan pemutahiran data pada tahun 2019 jumlah penduduk Desa
28
Tondongkura terdiri dari 1.913 Jiwa degan rincian pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa TondongkuraNo Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)1. L 931 49,8932. P 935 50,107
Jumlah 1.866 100Sumber: Kantor Desa Tondongkura, 2019
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Tondongkura dengan
jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 935 dengan persentase 49,893% orang
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki yaitu sebanyak 931 orang dengan jumlah
persentase50,107%.
2. Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 2. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Sumber: Kantor Desa Tondongkura, 2019
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)1 Strata 2 5 0,262 D 4 / Strata 1 123 6,423 D 3 / Sarjan Muda 25 1,304 D 1 / D 2 27 1,415 SMA Sederajat 394 20,66 SMP Sederajat 346 18,087 SD Sederajat 488 25,518 Belum Tamat SD 228 11,919 Belum Sekolah 155 8,1010 Tidak Sekolah 122 6,37
Jumlah 1913 100
29
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Tondongkura
tergolong masih rendah yang dapat dilihat bahwa sebanyak 488 orang berpendidikan
akhir hanya di tingkat SD dengan jumlah persentase 25,51% dan sebanyak 122 orang
tidak sekolah dengan persentase 6,37%.
4.3. Kondisi Pertanian
Desa Tondongkura merupakan salah satu dari 6 desa yang berada di
Kecamatan Tondong Tallasa. Luas wilayah Desa Tondongkura secara keseluruhan
adalah seluas 1.900 Ha. Desa Tondongkura berada di ketinggian 250 meter di atas
permukaan laut. Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa secara topografi
merupakan perbukitan/pegunungan. Wilayah Desa Tondongkura yang beriklim tropik
basah memiliki curah hujan sebesar curah hujan ± 700 - 1500 mm per tahun. Desa
Tondongkura memiliki intensitas curah hujan sedang sehingga suhu udara tinggi dan
kategori ini cukup untuk dapat mendukung kegiatan masyarakat dalam bidang
pertanian.
Potensi di bidang pertanian dan perkebunan merupakan potensi unggulan
yang terdapat di Desa Tondongkura. Komoditas kacang tanah, jahe, tanaman
hortikultura sangat dominan didukung oleh lahan yang subur, iklim yang baik serta
kemampuan petani dalam bidang pertanian yang memadai. Adanya beberapa sumber
air di Desa Tondongkura menjadikan sumber pengairan utama bagi masyarakat petani
disekitar Desa Tondongkura sehingga pada saat musim kemarau dapat menjadi
sumber cadangan air yang cukup potensial untuk dimanfaatkan. Iklim di Desa
30
Tondongkura terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim
hujan terjadi pada bulan november hingga mei, Musim kemarau umumnya terjadi
pada bulan juni sampai oktober.
Potensi sumber daya alam yang banyak terdapat di Desa Tondongkura adalah
berupa kayu, bambu, batu gunung, dan pasir yang merupakan bahan dasar dalam
pembangunan infrastruktur bangunan dan lain-lain. Selain itu masih banyak sumber
daya alam yang masih bisa digali dan dikembangkan, yang diantaranya terdapat di
Tabel 3.
Tabel 3. Sumber Daya Alam Desa TondongkuraNo Jenis Sumber Daya Alam Jumlah (ha)1. Tanah Desa 42. Batu Alam 203. Hutan Bambu 2004. Batu Permata 105. Kayu 5806. Pasir 27. Lahan Pekarangan 1008. Tanah Sawah 3629. Tanah Perkebunan 43910. Tanah Hibah Masyarakat 1011. Palawija 12012. Hutan Rakyat 25313. Hutan Lindung 12014. Lainnya 10
Sumber: Kantor Desa Tondongkura, 2019
Tabel 3 menunjukkan bahwa sumber daya alam terluas di Desa Tondongkura
adalah sumber daya kayu dengan luas 580 ha sedangkan sumber daya terkecil yaitu
sumber daya pasir dengan luas 2 ha.
31
4.4 Kondisi Infrastruktur Jalan di Desa Tondongkura
jalan merupakan sarana transportasi yang menjadi kebutuhan vital masyrakat
karena beberapa dalam seluruh kegiatan masyarakat baik kegiatan perekonomian,
pertanian, dan kegiatan sosial. Data mengenai panjang jalan yng ada di desa tondong
kura dapat dilihatada Tabel 4.
Tabel 4. Panjang Jalan Yang Ada di Desa TondongkuraNo Jalan Panjang (km)
1 Kabupaten 10
2 Desa 25
Sumber: Kantor Desa Tondongkura 2019
Infrastruktur yang ada di desa tondongkura terdiri dari jalan kabupaten
sepanjang 10 km dan Jalan desa sepanjang 50 km. kondisi yang ada 10 km jalan
beton yang jadi penghubung antar desa, sedangkan penghubung antara dusun satu
dengan dusun yang lain sebanyak 15 km merupakan jalan aspal dan pengerasan.
Infrastruktur jalan ada belum cukup memadai dalam memenuhi kebutuhan masyrakat
dalam sarana trasportasi.
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identifikasi Responden
Responden adalah anggota kelompok tani yang terlibat dalam peningkatan
infrastruktur pedesaan dan sekaligus menggambarkan kondisi atau keadaan serta
status orang tersebut. Identifikasi seseorang petani penting untuk diketahui, karena
petani seabagi sumber yang berhubungan dengan beberapa unsur diantaranya
meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha tani, dan jumlah tanggungan
keluarga. Responden di Desa Tondongkura memiliki perbedaan, baik itu umur,
jenjang pendidikan yang ditempuh ataupun pengalaman berusaha tani selama mereka
hidup.
5.2.1 Umur Responden
Umur petani dapat mempengaruhi fisik dalam bekerja dan cara berfikirnya
karena semakin tua umur petani maka kemampuan kerjanya semakin menurun beda
dengan yang muda yang mempunyai fisik yang kuat dan mampu mencari pekerjaan
yang yang dapat menambah penghasilannya. Petani muda juga lebih memahami hal-
hal baru dan sangat antusias mencari informasi dalam berusaha tani. Secara rinci
deskripsi umur responden pada wilayah pengamatan disajikan pada Tabel 5.
33
Tabel 5. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan Usia di Desa TondongkuraKecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
No Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 22 - 32 5 27.78
2 33 - 43 0 0
3 44 - 54 9 50
4 55 - 65 4 22.22
Jumlah 18 100
Sumber : Data Setelah Diolah, 2019.
Tabel 5 menujukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah pada
usia lebih dari 44 - 54 tahun yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 50 % dan
yang paling sedikit adalah pada usia 33 – 43 tahun.
Usia petani akan mempengaruhi kemampuan pisik dan respon terhadap hal-
hal yang baru dalam menjalankan usaha taninya. Semakin muda petani biasanya
mempunyai semangat dan rasa ingin tahu apa yang belem diketahui sehingga
sehingga mereka akan berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi
berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tua ataupun mudahnya petani tdak
menjamin tinggi atau rendahnya perasaan individu yang berupa setuju atau tidaknya
terhadap tujuan, manfaat dan keunggulan program. Kondisi di lapangan menujukkan
bahwa respon petani terhadap program PPIP tergolong positif. Namun semakin
mudahnya umur tidak menjamin respon selalu positif hal ini dikarenakan pernyataan
setuju dan perasaan yang positif timbul karena hasil progran yang bisa dilihat secara
nyata dan dirasakan manfaatnya secara lansung.
34
5.2.2 Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang di tempuh responden pada
bangku pendidikan sekolah formal. Tingkat pendidikan juga memepengaruhi pola
pikir petani dalam mengambil keputusan dimana petani dengan tingkat pendidikan
relatif tinggi dapat bertindak lebih dinamis dalam pengolahan ushataninya. Secara
umum tingkat pendidikan kerja sehingga berpengaruh pula pada peningkatan
pendapatan.
Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan yang dimiliki petani responden
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di DesaTondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD 2 11.11
2 SMP 5 27.78
3 SMA 11 61.11
Jumlah 18 100
Sumber : Data Setelah Diolah, 2019.
Tabel 6 menunujukkan bahwa pendidikan responden yang terbanyak adalah
pada tingkat SMA sebanyak 11 orang dengan persentase 61.11%. berarti petani sudah
mempunyai keterampilan dalam mengelolah usahatani dan mempunyai pola pikir
yang rasional . Dan tingkat SMP sebanyak 5 orang dengan persentase 27.78%
sedangkan pedidikan responden paling sedikit adalah SD sebanyak 2 orang dengan
persentase 11.11%.
35
Pendidikan formal mempengaruhi reson atau tanggapan petani terhadap
sesuatu hal semakin tinggitingkat pendidikan petani maka akan semakin maju pola
pikir dan sikap petani tersebut dalam menanggapi hal-hal baru.
Tinggi rendahnya pendidikan yang ditempuh petani di bangku sekolah
berpengaruh terhadap sikap individu yang berupa sikap setuju atau tidaknya petani
terhadap tujuan, manfaat dan keunggulan program. Pendidikan petani tergolong
sedang dan dan respon tergolong positif. Tingkat pendididikan mempengaruhi
keterbukaan cara berpikir dengan pendidikan yang sedangpetani memberikan respon
positif yang mempunyai tujuan manfaat dan keunggulan program karena mereka
telah benar-benar merasakan wujud nyata hasil dan manfaat program PPIP.
5.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden
Kepala keluarga adalah orang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan
dan kejadian dalam rumah tangga serta berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan
dari semua anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Keluarga adalah
semua orang yang tinggal baik didalam rumah maupun diluar rumah menjadi
tanggung jawab kepala rumah tangga. Jumlah tanggungan keluarga yang ada dalam
satu rumah dapat mendorong efektifitas dan produktifitas pengelolaan usaha tani
sehingga peluang untuk memngembangkan usahanya lebih besar karena kebutuhan
keluarga selalu meningkat. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah tanggungan
keluarga reponsen dapat dilihat pada Tabel 7.
36
Tabel 7. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga DiDesa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
No Tanggungan keluarga (orang) Jumlah (orang) Presentase (%)
1. 1 – 3 5 27.78
2. 4 – 5 13 72.22
Total 18 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah jumlah
tanggungan keluarga 4 – 5 orang sebanyak 13 jiwa dengan persentase 72.22% yang
berarti jumlah tenaga kerja yang tersedia banyak namun dilain pihak merupakan
beban keluarga dan yang paling sedikit adalah jumlah tanggungan keluarga mulai dari
1 – 3 orang yaitu 5 jiwa 27.78% yang berarti jumlah tenaga kerja dalam keluarga
kurang.
5.2.4 Pengalaman Berusahatani Petani Responden
Pengalaman dalam berusahatani erat kaitannya dengan tingkat keterampilan
seorang petani dalam berusahatani karena biasanya petani yang berpengalaman
ditunjang oleh pendidikan yang cukup akan lebih terampil dalam mengelola
usahataninya. Pengalaman berusahatani responden di daerah penelitian berkisar antar
7 – 45 tahun yang nampak jelas pengalaman berusahatni responden pada Tabel 8.
37
Tabel 8. Klarifikasi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani DiDesa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
No Pengalaman Usahatani(Tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)
1. 1 – 10 3 16.67
2. 11 – 20 3 16.67
3. 21 – 30 9 50
4. 31 – 40 2 11.11
5. 41 – 50 1 5.55
Total 18 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah
jumlah pengalaman usahatani 21 – 30 tahun sebanyak 9 orang dengan persentase
50%, untuk yang pengalaman usahataninya 1 – 10 dan 11 -20 tahun yaitu masing-
masing sebanyak 3 orang dengan persentase 16.67%, sedangkan responden yang
pengalam usahatani adalah 31 – 40 sebanyak 2 dengan persentase 11.11%dan
pengalaman usaha tani lebih dari 41 tahun hanya 1 orang dengan persentase 5.55%.
Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden sudah berpengalaman dalam
berusahatani bahkan ada yang baru berumur muda sudah mulai bertani dan besar di
pertanian.
5.2 Program Peningkatan Infrastruktur di Desa Tondong Kura KecaamatanTondong Tallasa Kabupaten Pangkep
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa
harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, untuk mencapai suatu
sasaran yang sama. Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada
38
dibawah unit administrasi yang sama, program juga sering berkaitan dengan
perencanaan, persiapan, dan desain atau rancangan. Sedangkan pengembangan adalah
fungsi operasional kedua dari manajemen personalia, pengemabangan perlu
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan agar pengembangan dapat
dilakukan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan.
Dan peningkatan adalah proses, cara perbuatan untuk menaikkan sesuatau atau usaha
kegiatan untuk memajukan sesuatu kesuatu arah yang lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Konsep dasar program peningkatan infrastruktur pedesaan adalah program
yang ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur pedesaan. Program ini
merupakan langkah nyata pengatasan kemiskinan di desa-desa tertinggal yang
mendapatkan program PPIP adalah Desa Tondongkur.
Pemilihan jenis infrastruktur di lokasi dilakukan dengan memperhatikan
pengembangan-pengembangan antara lain: infrastruktur yang mendukung
aksesibilitas, berupa jalan desa dan jalan tani, infrastruktur yang mendukung produksi
pangan, berupa irigasi pedesaan. Infastruktur yang di bangun di Desa Tondongkura
yaitu sebagai berikut:
1. Jalan desa yang dibangun di Desa Tondongkura sepanjang 50 km. jalan utama
sepanjang 10 km dengan lebar 3 m merupakan jalan beton yang jadi penghubung
antar desa, sedangkan penghubung antara dusun satu dengan dusun yang lain
sebanyak 15 km dengan lebar 2,5 m merupakan jalan aspal dan pengerasan, yang
39
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masya rakat akan sarana transportasi.
Keberadaan infrastruktur ini sangat memperlancar kegiatan masyarakat dalam
kegiatan perekonomian maupun kegiatan sosial.
2. Jalan Tani yang dibangun di Desa Tondongkura sebanyak 4 jalan tani yang
masing-masing panjangnya 200 meter dengan lebar 2 meter, jalan tani ini
bertujuan untuk memperlancar kegiatan bertani masyarakat yang ada di Desa
Tondongkura.
3. Irigasi yang dibangun di Desa Tondongkura berada di dua tempat yaitu di daerah
persawahan gollaa sepanjang 2 km dan di daerah pabbicarae sepangjang 3 km.
pembangunan infrastruktur ini sangan membantu petani dalam meningkatkan
hasil panen.
Adapun program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur yaitu
pengembangan dan peningkatan tarap hidup masyarakat. Dalam peningkatan
perumbuhan dan penataan lingkungan pencapaiannya belum maksimal dan masih
membutuhkan dana yang masih banyak dan semua masyarakat terlibat dalam
penyediaan infrastruktur yang ada di Desa Tondongkura. Untuk mewujudkan
pembangunan pertanian masih banyak yang harus di benahi oleh pemrintah.
40
5.3 Respon Petani Terhadap Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan DiDesa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
Mekanisme pelaksanaan program peningkatan infrastruktur pedesaan di
Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep adalah
prosgram yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa atau
petani melalui perbaikan akses jalan tani, jalan Desa dan pengadaan irigasi di
persawahan. Program ini merupakan langkah nyata yang dilakukan pemerintah.
Sehingga program diperlukan respon baik dari petani. Adapun respon petani terhadap
program peningkatan infrastruktur pedesaan dapat dilihat pada Tabel berikut:
5.3.1 Respon Tentang Adanya Program Infrastruktur Pedesaan
Tabel 9. Respon Petani Terhadap Adanya Program Infrastruktur Pedesaan di DesaTondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep?
No Kategori Skor Jumlah Persen (%)
1 Sangat setuju 4 16 88.89
2 Setuju 3 2 11.11
3 Tidak setuju 2 0 0
4 Sangat tidak setuju 1 0 0
jumlah 18 100
Tabel 9 menunjukkan bahwa respon petani dalam program infrastruktur
pedesaan tergolong kategori respon sangat setuju dengan presentase 88,89%.
Sedangkan untuk jawaban kategori respon setuju yaitu 11,11% hal ini dikarenakan
masyarakat merasa terbantu dengan adanya program tersebut yang dapat
41
meningkatkan hasil perekonomian dan mempermudah masyarakat dalam kegiatan
berusahatani seperti berkebun, menanam padi, kacang dan jagung. Petani juga
menganggap bahawa dengan adanya program ini sangat tepat, memiliki banyak
keunggulan dan manfaat yang dapat dilihat dan dirasakan secara nyata.
5.3.2 Respon Terhadap Program Pengembangan Infrastruktur
Tabel 10. Respon Petani Terhadap Program Pengembangan Infrastruktur Pedesaan?No Kategori Skor Jumlah Persen (%)
1 Sangat setuju 4 18 100
2 Setuju 3 0 0
3 Tidak setuju 2 0 0
4 Sangat tidak setuju 1 0 0
Jumlah 18 100
Tabel 10 menunjukkan bahwa respon petani terhadap program infrastruktur
pedesaan tergolong dalam kategori sangat setuju dengan persentase 100% karena
semua petani memberi jawaban sangat setuju terhadap program peningkatan
infrastruktur tersebut. Hal ini dikarenakan petani merasa sangat terbantu dalam sarana
transportasi dan menciptakan lapangan kerja yang dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
42
5.3.3 Respon Petani Terhadap Program Infrastruktur Jalan Desa
Tabel 11. Respon Petani Terhadap Program Infrastruktur Jalan Desa di DesaTondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
No Kategori Skor Jumlah Persen (%)
1 Sangat setuju 4 18 100
2 Setuju 3 0 0
3 Tidak setuju 2 0 0
4 Sangat tidak setuju 1 0 0
Jumlah 18 100
Tabel 11 menunjukkan bahwa respon petani terhadap program infrastruktur
jalan desa tergolong dalam kategori sangat setuju dengan persentase 100% karena
semua petani memberi jawaban sangat setuju terhadap program peningkatan
infrastruktur tersebut. Hal ini dikarenakan petani merasa sangat terbantu dengan
adanya akses jalan desa yang dapat memperlancar kegiatan sehari-hari baik kegiatan
perekonomian maupun kegiatan sosial, memperlancar hubungan dan komunikasi
dengan tempat lain, mempermudah pengiriman sarana produksi, mempermudah hasil
peroduksi ke pasar, meningkatkan jasa pelayanan sosial seperti kesehatan,pendidikan
dan penyuluhan. Dengan adanya program pemerintah terkait dengan penyediaan
imfrastruktur khususnya di wilayah pedesaan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan aksebilitas sarana sosial dapat berjalan dengan lancar dan secara tidak lansung
telah meningkatkan kegiatan perekonomian dan kesejahteran masyarakat di pedesaan.
43
5.3.4 Respon Petani Terhadap Program Infrastruktur Jalan Tani
Tabel 12. Respon Petani Terhadap Program Infrastrukrur Jalan Tani di DesaTondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
No Kategori Skor Jumlah Persen (%)
1 Sangat setuju 4 18 100
2 Setuju 3 0 0
3 Tidak setuju 2 0 0
4 Sangat tidak setuju 1 0 0
Jumlah 18 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa respon petani terhadap program infrastruktur
jalan tani tergolong dalam kategori sangat setuju dengan persentase 100% karena
semua petani memberi jawaban sangat setuju terhadap program peningkatan
infrastruktur tersebut. Hal ini dikarenakan petani merasa sangat terbantu dengan
adanya akses jalan tani yang dapat memperlancar kegiatan bertani, berkebun dan
beternak. Dan mempermudah dalam melakukan pengangkutan hasil pertanian pada
saat hasil panen tiba, dengan adanya jalan tani hasil panen mereka bisa diangkut
dengan sarana transportasi seperti mobil dan juga motor sehingga lebih mudah dan
cepat. Dulunya hanya memikul hasil panen mereka dari sawah sampai kerumah, kini
para petani yang ada di Desa Tondongkura tidak lagi memikul hasil panen mereka
tetapi mereka menggunakan motor dan mobil yang bisa mengangkut hasil panen
mereka menuju ke rumah tanpa meenggunakan banyak biaya.
44
5.3.5 Respon Petani Terhadap Program Infrastruktur Irigasi
Tabel 13. Respon Petani Terhadap Program Infrastrukrur Irigasi di DesaTondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
No Kategori Skor Jumlah Persen (%)
1 Sangat setuju 4 18 100
2 Setuju 3 0 0
3 Tidak setuju 2 0 0
4 Sangat tidak setuju 1 0 0
Jumlah 18 100
Tabel 13 menunjukkan bahwa respon petani terhadap program infrastruktur
irigasi tergolong dalam kategori sangat setuju dengan persentase 100% karena semua
petani memberi jawaban sangat setuju terhadap program peningkatan infrastruktur
tersebut. Hal ini dikarenakan petani merasa sangat terbantu dalam memperlancar
akses pengairan ke sawah. Yang dulunya petani hanya mengandalkan pompa air dan
mengandalakan air yang telah digunakan petani yang berada di dekat sawah mereka,
dengan adanya infrastruktur ini petani tdak menggunakan lagi pompa air dan tidak
mengandalkan lagi air yang ada di sawah sebelah karena saluran irigasi ini sangan
membantu petani dalam pengairan ke persawahan dan hasil berusahatani merekapun
meningkat dari tahun tahun yang lalu.dan harga penjualan lahan pertanian pun
bertambah, dan yang dulunya adalah lahan yang kering sekarang menjadi tanah atau
lahan yang layak garap dan menjadikan tanah tersebut dapat ditanami dengan
berbagai jenis tanaman yang bernilai tinggi.
45
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Desa Tondongkura
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep di peroleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Implementasi program infrastruktur pedesaan berupa perbaikan infrastruktur jalan
desa, jalan tani, irigasi yang telah dibangun oleh pemerintah dan dapat membantu
kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat.
2. Respon petani, terhadap program infrastruktur pada umumnya memberikan
respon setuju atau positif. Responden yang memberikan respon sangat setuju
sebanyak 16 orang dengan persentase (88.89%) karena petani menganggap tujuan
program ini sangat tepat dan memiliki keumggulan serta manfaat dan respon
setuju sebanyak 2 orang dengan persentase (11.11%) karena keterbatasan
pengetahuan petani untuk dapat menguraikan secara luas tentang program
infrastruktur.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut:
1. Bagi petani, sebaiknya perlu lebih responsif dan lebih aktif berpartisifasi dalam
kegiatan pemeliharaan infrastruktur sehingga hasil program dapat dimanfaatkan
secara terus menerus karena terpelihara dengan baik.
46
2. Bagi pemerintah, dapat terus melanjutkan program untuk daerah-daerah
miskindan tertinggal lainnya dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan
sebelumnya, sehingga kebutuhan masrakat akan infrastruktur dapat terpenuhi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Adiasamita, Rahardjo. 2013. Teori-teori Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Christoper, Martin. (2011). Logistics and Supply Chain Management. Fourt Edition.Prentice Hall. London.
Departemen Pekerjaan Umum, 2006. “Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan”. Badan Penerbit Pekerjaan Umum
Hariadi, 2014. Kelompok Tani Yang Efektif. Bogor.
Hartomo dan Swatsika. 2011. Penguatan Kelompok Tani : Langkah AwalPeningkatan Kesejahteraan Petani. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume9 No. 4. Desember 2011 : 371-390.
Kodotie, Robert J. 2015. Pengantar Manajeman Infrastruktur. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Mahmud, 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarata: Depdikbud.
Mardikanto, 2011. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.
Mulyana, 2012. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masayarakat. Bandung:PT Rafika. Aditama.
Nurmadinah, F, 2012. Analisis Pemilihan Proyek Pengembangan Infrastruk . TesisUnivesitas Indonesia.
Shiffiman Laslie, 2015. Consumer Behaavior, International Edition. New Jersey:Pretince Hall, Inc.
Siagian, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.
Sugiono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif R& Alfabeta: Bandung.
Sugiyono, 2013. Metodo Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:ALFABETA
Suhardjo, 2014. Geografi Pedesaan Sebuah Antologi. Yogyakarta:Ide As.
48
Waksitho, 2010. Dinamika Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, Yayasan Obor danGramedia. Jakarta.
49
LAMPIRAN
50
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama : …………….
Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki
Umur : ……………. Tahun
Pendidikan : SD/SMP/SMA/SEDERAJAT
Pengalaman Berusaha Tani : ……………. Tahun
Jumlah Tanggungan Keluarga : ……………. Orang
B. Pertanyaan Pengembangan
1. Apakah bapak ibu mengetahui bahwa ada program pengembangan terhadap
pembangunan infrastruktur pedesaan di Desa Tondongkura?........
2. Apa saja yang di programkan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur
pedesaan?......
3. Apakah program infrastruktur desa mampu meningkatkan penataanlingkungan ?...............
4. Apakah program infrastruktur meningkatkan pertumbuhan ekonomi ?....................
5. Bagaimana ketersediaan dan kondisi infrastruktur yang ada di desa ?..................
6. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam penyediaan infrastruktur desa ?.....................
7. Apakah program infrastruktur desa bisa mewujudkan pembangunanpertanian? ……………………..
C. Respon Petani
1. Apakah bapak setuju tentang adanya program peningkatan infrastrukturpedesaan ?a. Sangat setuju
51
b. Setujuc. Tidak setujud. Sangat tifak setuju
2. Bagaimana respon bapak terhadap program pengembangan infrastrukturpedesaan ?a. Sangat setujub. Setujuc. Tidak setujud. Sangat tidak setuju
3. Apakah bapak setuju dengan adanya infrastruktur jalan desa ?a. Sangat setujub. Setujuc. Tidak setujud. Sangat tidak setuju
4. Apakah bapak dengan adanya program infrastruktur jalan tani ?a. Sangat setujub. Setujuc. Tidak setujud. Sangat tidak setuju
5. Apakah bapak setuju dengan adanya program infrastruktur irigasi ?a. Sangat setujub. Setujuc. Tidak setujud. Sangat tidak setuju
52
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian
53
Lampiran 3. Identifikasi Responden
No NamaUmur
(tahun) PendidikanPengalamanBerusahatani
(Tahun)
JumlahTanggungan
Keluarga(Orang)
1 Pasbah 51 SMA 23 42 Muh Imran 22 SMA 7 23 Takwa 52 SMA 24 34 Muh Darwis 45 SMA 27 45 Yahya 29 SMA 19 46 Dg Bali 63 SMP 25 57 Sahril 31 SMA 20 38 Burhan 53 SMP 25 49 Supardi 52 SD 23 410 M. Dg Tinri 49 SMA 20 411 Abd Munir 32 SMA 10 512 Husain 59 SMA 22 513 Dg Senre 55 SMA 22 414 Dg Lewa 50 SMA 27 515 Herman 27 SMA 10 416 Dg Binru 64 SMP 45 317 Ridwan 49 SD 37 418 Ahyar 50 SMP 33 3
54
Lampiran 4. Respon Petani Dalam Pengembangan Ifrastruktur Di DesaTodongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
NoPertanyaan Pengembangan
InfrasrukturRespon Petani
1
Apakah bapak ibu mengetahui bahwa ada
program pengembangan terhadap
pembangunan infrastruktur pedesaan di
Desa Tondongkura
iya
2Apa saja yang di programkan pemerintah
dalam pengembangan infrastruktur
pedesaan
Pengembangan atau peningkatan
tarap hidup masyarakat bertambah
3Apakah program infrastruktur desa
mampu meningkatkan penataan
lingkungan
Belum sepenuhnya dan masih
perlu di tingkatkan
4Apakah program infrastruktur
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Meningkatkan tapi pencapaiannya
belum maksimal
5Bagaimana ketersediaan dan kondisi
infrastruktur yang ada di desa
Masih banyak dana yang di
perlukan
6Apakah masyarakat terlibat aktif dalam
penyediaan infrastruktur desa
Ya masyrakat terlibat
7Apakah program infrastruktur desa bisa
mewujudkan pembangunan pertanian
Bisa, namun masih banyak yang
perlu di perbaiki
55
Lampiran 5. Respon Petani Terhadap Program Pengembangan InfrastrukturPedesaan Di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong TallasaKabupaten Pangkep
NoAktivitas Pengembangan
Infrastruktur Pedesaan
Respon Jumlah
(Orang)SS S TS STS
1.
Apakah bapak setuju tentang adanya
proram peningkatan infrastruktur
pedesaan
16 2 0 0 18
2.
Bagaimana respon bapak terhadap
program peningkatan infrastruktur
pedesaan
18 0 0 0 18
3.Apakah bapak setuju dengan adanya
infrastruktur jalan desa18 0 0 0 18
4.Apakah bapak setuju dengan adanya
infrastruktur jalan tani18 0 0 0 18
5.Apakah bapak dengan adanya
infrastruktur irigasi18 0 0 0 18
Keterangan:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
56
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Wawancara Bersama Ketua Kelompok Tani Bonto Panno
Gambar 2. Wawancara Bersama Ketua Kelpmpok Tani Maccini Baji
57
Gambar 3. Wawancara Bersama Ketua Kelompok Tani Pabbicarae
Gambar 4. Inrastruktur Jalan Desa
58
Gambar 5. Infastruktur Jalan Tani
Gambar 6. Infrastruktur Irigasi
59
60
61
62
63
64
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tondongkura tanggal 02 November 1997
dari ayah Pasbah dan ibu Darmi. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui
penulis yaitu SD Negeri 22 Tondongkura Tahun 2009 Penulis
melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya yaitu di SMP
Negeri 2 Tondong Tallasa lulus tahun 2012 dan melajutkan ke sekolah menengah atas
di MAN Pangkep dan lulus tahun 2015. Pada tahun 2015, penulis lulus seleksi masuk
diperguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah magang di PT. Esaputli Prakarsa
Utama Penulis juga pernah melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Desa Pattappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Penulis juga membuat tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan
menulis skripsi yang berjudul “Respon Petani Terhadap Program Pengembangan
Infrastruktur Pedesaan di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep”.
.