respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/pelita perkebunan/vol 28...

9
45 PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012 Pelita Perkebunan 28(1) 2012, 45-53 Naskah diterima (received) 13-Juli 2011, disetujui (accepted) 17 Nopember 2011. 1) Staf pengajar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNSYIAH, Aceh. 2) Staf Agronomi PT. Agro Harapan Lestari, Kalimantan Tengah. 3) Lab. Ilmu Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNSYIAH, Aceh. *) Alamat penulis (Corresponding Author): [email protected]. Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolat Trichoderma pada beberapa campuran media tanam The response of cocoa seedling planted in different media as affected by application of Trichoderma application Rina Sriwati 1*) , Tjut Khamzurni 1) , Ardiansyah 2) , dan Yusmaini 3) Ringkasan Trichoderma merupakan cendawan antagonis yang berpotensi sebagai biopestisida, namun aplikasinya di beberapa media perbanyakan belum banyak diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dua jenis isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap pertumbuhan bibit kakao. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri atas tujuh perlakuan dengan tiga ulangan yaitu tanah sebagai kontrol, tanah dan suspensi T. harzianum, tanah dengan T. virens, tanah dengan suspensi T. harzianum dan dedak, tanah dengan suspensi T. virens dan dedak, tanah dengan suspensi T. harzianum dan beras, dan tanah dengan suspensi T. virens dan beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanah dengan T. harzianum dan T. virens tanpa media beras maupun dedak menunjukkan respon positif terhadap persentase perkecambahan benih, tinggi tanaman dan pembentukkan jumlah daun dibandingkan dengan kontrol maupun pada media beras dan dedak. Sedangkan pada perlakuan tanah dengan T. harzianum dan T. virens dan dedak maupun beras memperlihatkan terjadinya penghambatan terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, dan jumlah daun dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan tanah tanpa media tambahan. Kata kunci : Kakao, Trichoderma harzianum , T. virens, media tanam, beras, dedak, pembibitan. Summary Trichoderma is an antagonist fungal which is potential to be used as a biopesticide, however its application in cocoa propagation medium has not been studied. The study aimed to determine the effect of two types of Trichoderma isolates application on several media on the growth response of cocoa seedling. Research was conducted at Department of Agrotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture Syah Kuala University in Completely Randomized Design (CRD) non factorial with three replication. The treatments included of soil as control, soil with suspension of T. harzianum, soil with T. virens, soil with suspension of T. harzianum and rice bran, soil with suspension of T. virens, soil with T. harzianum suspension and rice, soil with suspension of T. virens and rice. Results of the study showed that soil treatment with both suspension of T. harzianum and T. virens

Upload: truongkiet

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolat trichoderma pada beberapa campuran media tanam

45

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Pelita Perkebunan 28(1) 2012, 45-53

Naskah diterima (received) 13-Juli 2011, disetujui (accepted) 17 Nopember 2011.

1) Staf pengajar Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNSYIAH, Aceh.2) Staf Agronomi PT. Agro Harapan Lestari, Kalimantan Tengah.3) Lab. Ilmu Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNSYIAH, Aceh.*) Alamat penulis (Corresponding Author): [email protected].

Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolatTrichoderma pada beberapa campuran media tanam

The response of cocoa seedling planted in different mediaas affected by application of Trichoderma application

Rina Sriwati1*), Tjut Khamzurni1), Ardiansyah2), dan Yusmaini3)

Ringkasan

Trichoderma merupakan cendawan antagonis yang berpotensi sebagaibiopestisida, namun aplikasinya di beberapa media perbanyakan belum banyakdiketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dua jenisisolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap pertumbuhan bibit kakao.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Agroteknologi Fakultas PertanianUniversitas Syiah Kuala dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)non faktorial yang terdiri atas tujuh perlakuan dengan tiga ulangan yaitu tanahsebagai kontrol, tanah dan suspensi T. harzianum, tanah dengan T. virens, tanahdengan suspensi T. harzianum dan dedak, tanah dengan suspensi T. virens dandedak, tanah dengan suspensi T. harzianum dan beras, dan tanah dengan suspensiT. virens dan beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanah denganT. harzianum dan T. virens tanpa media beras maupun dedak menunjukkan responpositif terhadap persentase perkecambahan benih, tinggi tanaman dan pembentukkanjumlah daun dibandingkan dengan kontrol maupun pada media beras dan dedak.Sedangkan pada perlakuan tanah dengan T. harzianum dan T. virens dan dedakmaupun beras memperlihatkan terjadinya penghambatan terhadap persentaseperkecambahan, tinggi tanaman, dan jumlah daun dibandingkan dengan kontrolmaupun perlakuan tanah tanpa media tambahan.

Kata kunci : Kakao, Trichoderma harzianum , T. virens, media tanam, beras, dedak, pembibitan.

Summary

Trichoderma is an antagonist fungal which is potential to be used as abiopesticide, however its application in cocoa propagation medium has not beenstudied. The study aimed to determine the effect of two types of Trichodermaisolates application on several media on the growth response of cocoa seedling.Research was conducted at Department of Agrotechnology Laboratory, Facultyof Agriculture Syah Kuala University in Completely Randomized Design (CRD)non factorial with three replication. The treatments included of soil as control, soilwith suspension of T. harzianum, soil with T. virens, soil with suspension ofT. harzianum and rice bran, soil with suspension of T. virens, soil with T. harzianumsuspension and rice, soil with suspension of T. virens and rice. Results of the studyshowed that soil treatment with both suspension of T. harzianum and T. virens

Page 2: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

46

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Sriwati et al.

without media and rice bran showed a positive effect on the percentage of seedgermination, plant height and number of leaf formation compared with control andthe media of rice and rice bran. However, soil treatment with Trichoderma suspen-sion, rice bran and rice showed the occurrence of inhibition in germination per-centage, plant height and leaf number compared with the control and soil treat-ment without additional media.

Key words: Cocoa, Trichoderma harzianum, T. virens, planting medium, rice, bran,nursery.

PENDAHULUAN

Spesies Trichoderma tergolong jamurmikroskopik yang hidup bebas sertabermanfaat bagi tanaman dan secara umumberada di dalam ekosistem tanah dan rhizo-sphere (Harman et al., 2004a). Sriwatiet al. (2011) menemukan genus Tricho-derma dari spesies T. virens yang diisolasidari perakaran tanaman kakao. Peng-gunaan Trichodema secara luas dipelajariterhadap kemampuannya memproduksiantibiotik, sebagai parasit jamur lain, danbersaing dengan mikroorganisme peng-ganggu tanaman (Harman et al., 2004a).Sampai saat ini sifat yang dimilkinyadianggap sebagai dasar pengaruh peng-gunaan Trichoderma terhadap pertumbuhandan perkembangan tanaman (Harman,2006).

Beberapa spesies Trichoderma di-gunakan sebagai agen biokontrol untukmelawan beberapa jamur fitopatogenik(Howell, 2003) seperti T. harzianum,T. viridae, T. koningii dan T. virens.Spesies merupakan jamur saprofit tanahyang pertumbuhannya sangat cepat dantidak menyebabkan penyakit pada tanamantingkat tinggi (Trianto & Sumantri, 2003),memarasit dan menyerang berbagai jenisjamur penyebab penyakit tanaman (Chetet al., 1979; Elad et al., 1982; Papavizas& Lumsden, 1980), termasuk patogen tulartanah maupun penyakit tular air born pada

tanaman hortikultura (Harman et al.,1996). Selain itu, perannya dapat me-ningkatkan persentasi perkecambahan,tinggi tanaman, dan bobot kering sertawaktu perkecambahan yang lebih singkatpada tanaman sayuran (Chang et al., 1986;Paulitz et al., 1986), serta dapat me-ningkatkan jumlah kumpulan bunga padaVinca minor L., dan Petunia hybrid Vilm.(Chang et al., 1986).

Diantara spesies Trichoderma,T. virens dan T. atroviridae (dahuluT. harzianum) dan T. harzianum dapatmemproduksi indol-3-acetic acid (IAA) danbahan lainnya yang berhubungan denganauksin (Cleland, 1972). IAA ada kaitannyapada hampir setiap aspek pertumbuhan danperkembangan tanaman, dari embriosampai reproduksi tanaman.

Pada tanaman jagung (Zea mays),inokulasi Trichoderma mempengaruhisistem pembentukkan akar, yang ber-hubungan dengan peningkatan hasiltanaman. Pengaruh-pengaruh yang dilapor-kan termasuk produksi biomassa akardan peningkatan perkembangan rambut-rambut akar (Bjorkman et al., 1998;Harman et al., 2004b). Sistem perakaranmerupakan hal yang penting bagi aktifitastanaman, karena memberikan sumbanganterhadap efisiensi penggunaan air danmemfasilitasi penerimaan nutrisi daridalam tanah (Lopez-Bucio et al., 2005).

Page 3: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolat trichoderma pada beberapa campuran media tanam

47

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Dedak dan beras merupakan mediayang sering digunakan untuk perbanyakankoloni Trichoderma. Bahan tersebutmengandung selulosa yang sangat baikuntuk pertumbuhan koloni Trichoderma(Purwantisari et al., 2006). Penambahandedak dan beras ke dalam media tanamdiduga akan menambah jumlah koloniTrichoderma sehingga memungkinkannyatetap hidup di dalam tanah dan dapatmeningkatkan daya gunanya sebagai agenbiokontrol maupun stimulasi pertumbuhan.

Melihat beberapa peranan positif darijamur T. harzianum dan T. virens sepertiterhadap tanaman, maka perlu dilaku-kannya penelitian yang bertujuan untukmelihat peran dua isolat Trichodermatersebut terhadap pertumbuhan bibittanaman kakao pada berapa media tanam.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Labora-torium Penyakit Tumbuhan Jurusa n Hamadan Penyakit Tumbuhan Fakultas PertanianUniversitas Syiah Kuala Darussalam BandaAceh, yang berlangsung mulai bulanDesember 2009 sampai dengan Februari2010. Penelitian menggunakan RancanganAcak Lengkap (RAL) non faktorial yangterdiri dari tujuh perlakuan dengan tigaulangan yaitu: A (tanah atau Kontrol); B(tanah dan suspensi konidia T. harzianum);C (tanah dan suspensi konidia T. virens);D (tanah dan suspensi konidia T. harzia-num dan dedak); E (tanah dan suspensikonidia T. virens dan dedak); F (tanah dansuspensi konidia T. harzianum dan beras);G (tanah dan suspensi konidia T. virensdan beras). Dengan demikian maka akandiperoleh jumlah total unit percobaan yaitusebanyak 21 unit, dan masing-masing unitterdiri dari lima benih kakao.

Suspensi konidia yang dibutuhkandalam penelitian ini sebanyak 3,5 x 103

konidia/ml. Suspensi konidia yangdigunakan berasal dari konidia T. harzianumdan T. virens yang telah ditumbuhkan padamedia dedak selama tiga minggu. Mediadedak sebanyak 5 g di masukkan ke dalamgelas ukur (500 ml) dan dicampur dengan45 ml air suling. Campuran tersebut diadukselama 15 menit hingga merata. Hasiladukan kemudian diambil 1 ml suspensidan dicampur ke dalam 9 ml air sulingsampai pengenceran 10 -3. Kemudiandengan menggunakan Haemacytometer dihitung jumlah konidia yang berada padakelima kotak di Haemacytometer.

Media tumbuh yang digunakan berupacampuran top soil ditambah dedak atauberas sesuai perlakuan dengan per-bandingan volume 2 : 1. Sebelum diguna-kan, tanah tersebut diayak terlebih dahulu.Dedak, beras dan tanah disterilkan dalamaotoclaf, kemudian dicampur menjadi satudan dimasukkan ke dalam polibeg (10 x15 cm). Suspensi kedua jenis konidia Tri-choderma yang telah disiapkan dimasukkanke dalam polibeg yang berisi media tanahdan media dedak atau beras sesuaiperlakuan. Banyaknya suspensi yangdimasukkan ke dalam polibeg 2,5 ml/polibeg, selanjutnya polibeg diinkubasiselama 10 hari sebelum benih disemai.

Benih kakao yang digunakan berasaldari buah kakao yang telah matangfisiologi. Pembersihan biji dilakukan dengancara mengusap permukaan biji dengan jarisecara perlahan-lahan, sampai permukaanbenih tidak terdapat lendir. Benih kakaoditanam pada polibeg yang berisi tanah dantelah mengandung masing-masing spesiessuspensi konidia T. harzianum dengan bagiantitik tumbuh berada di bawah dan bagianyang sedikit meruncing berada diatas atau

Page 4: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

48

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Sriwati et al.

pada posisi tegak, dan ditanam 2/3 daribagian biji ke dalam tanah.

Peubah yang diamati meliputiperkecambahan benih yang dilakukan pada10 hst. (hari setelah tanam) dengan caramengamati jumlah benih yang ber-kecambah yang ditandai dengan naiknyabakal biji ke permukaan tanah. Pengukurantinggi tanaman pada hari 12, 16, 20, 24,dan 28 hst. Pengukuran dimulai daripermukaan tanah sampai kepucuk apicaltanaman. Perhitungan Jumlah daun pada28 hst dengan menghitung jumlah daun yangterbentuk seluruhnya mulai dari bawahsampai di pucuk apikal tanaman. Bobotkering tanaman diukur pada 28 hst.,dengan mencabut tanaman lalu dibersihkandari tanah dan dimasukkan ke dalamamplop kertas dan dikeringkan di dalamoven selama 2 x 24 jam pada suhu 100OC,kemudian ditimbang di atas neraca digi-tal sampai mendapatkan bobot tanamanyang konstan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Respon Terhadap Perkecambahan

Berdasarkan hasil analisis keragaman;kedua spesies Trichoderma tanpa mediadedak maupun beras sangat berpengaruhterhadap persentase perkecambahan benihkakao. Persentase terendah terdapat padaperlakuan Trichoderma dengan mediadedak dan beras (perlakuan D, E, F, G)sedangkan persentase tertinggi terdapatpada perlakuan T. harzianum (B) maupunT. virens (C) (Gambar 1).

Pemberian T. harzianum dan T. virensdengan media dedak dan beras (perlakuanD, E, F, G) menunjukkan pengaruh negatifterhadap perkecambahan benih kakaodimana benih kakao hampir seluruhnya

tidak berkecambah pada 10 hst. hinggapenelitian selesai dilaksanakan. Pengaruhnegatif tersebut diduga akibat per-kembangan yang sangat cepat dari Tricho-derma di dalam media selama masainkubasi disertai produksi auksin oleh Tri-choderma dengan konsentrasi yang tinggi.Hal ini didukung oleh pernyataan Contre-ras-Cornejo et al. (2009) yang menyatakanbahwa T. harzianum dan T. virens dapatmenghasilkan indole-3-acetic acid (IAA).Menurut Arsyad & Franken-berger (1993),sintesis IAA di dalam tanah dipacu olehketersediaan prekusor spesifik (bahandasar) triptopan (L-tryptophan), Tryp-tophan (salah satu sumber N bagi mikroba)yang terdapat dalam eksudat akar danbahan organik dan dapat diubah olehmikroba tanah menjadi IAA yang ber-kaitan dalam penghambatan perkecam-bahan benih jika konsentrasinya sangattinggi (Cleland, 1972).

Pengaruh positif terdapat padaperlakuan yang diinokulasi T. harzianummaupun T. virens yang menunjukkantingkat persentasi perkecambahan benihkakao yang tinggi. Hal tersebut akibatdari penggunaan tanah top soil yangtingkat kandungan bahan organiknyarendah untuk perkembangan Trichoderma,sehingga kemampuan Trichodermadalam menghasilkan auksin hanyapada konsentrasi yang rendah sehinggamemberikan pengaruh positif bagiperkecambahan benih tanaman kakao.Menurut Srivastava (2002) konsentrasiauksin yang rendah dapat memicupertumbuhan radikula pada benih.Sebaliknya, pada perlakuan yang diino-kulasi T. harzianum atau T. virens denganmedia dedak dan beras (perlakuan D, E,F dan G) memperlihatkan terjadinyapenghambatan perkecambahan benihkakao.

Page 5: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolat trichoderma pada beberapa campuran media tanam

49

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Respon Pertumbuhan Tanaman

Hasil analisis keragaman menunjuk-kan bahwa inokulasi kedua spesies Tri-choderma dengan media tambahan (dedakdan beras) berpengaruh sangat berbedanyata terhadap tinggi tanaman bibit kakao.Inokulasi Trichoderma dengan media dedakdan beras berpengaruh negatif terhadappertumbuhan tanaman. Tanah yangmengandung koloni Trichoderma denganmedia dedak dan beras (perlakuan D, E,F dan G) memperlihatkan pertumbuhanbibit yang terhambat. Pertumbuhan yanglebih baik terlihat pada perlakuanT. harzianum dan T. virens dalam me-dia tanah saja tanpa penambah dedakmaupun beras.

Penghambatan pertumbuhan tanamandiduga terjadi akibat akumulasi auksindi dalam media. Trichoderma berkembangdengan cepat pada media dedak dan

beras yang merupakan nutrisi bagiperkembangannya dan juga sebagaiprekusor spesifik triptopan yang dapatdiubah oleh Trichoderma menjadi IAA.Oleh karena itu, konsentrasi auksin yangdihasilkan Trichoderma sangat tinggisehingga mengakibatkan penghambatanpertumbuhan tanaman. Hal ini sesuaidengan yang dikemukakan oleh Cleland(1972) bahwa pemberian auksin dalamkonsentrasi yang tinggi dapat bersifatmenghambat pertumbuhan tanaman. Selainitu, Glick (1995) dan Mayak et al. (1997)menyatakan bahwa produksi IAA yangberlebihan akan memacu pembentukkanhormon etilen yang dalam konsentrasitinggi akan menghambat perkembanganatau pemanjangan akar, sehingga meng-ganggu penyerapan air dan unsur hara daridalam tanah (Okon & Kapulnik, 1986;Abbas & Okon, 1993). Pada perlakuanyang diinokulasi T. harzianum tanpa media

Gambar 1. Rata-rata perkecambahan benih kakao pada 10 hari setelah tanam. Angka-angka yang diikutioleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05.

Figure 1 The average germination of cocoa seeds at 10 days afer inocilation. The figures that followedby the same letter were not significantly different based on LSD at the 0.05 level.

PerlakuanTreatment

Ben

i be

rkec

amba

han,

%G

erm

inat

ed b

ean,

%

A B C D E F G

120

100

60

40

80

20

0

bc

bcde

cd

a

a

a

Page 6: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

50

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Sriwati et al.

menunjukkan pertumbuhan awal (12 hst.)tinggi bibit kakao yang lebih baik. Haltersebut terjadi akibat kandungan bahanorganik yang cukup ditanah top soil disertaidengan perkembangan Trichoderma yangoptimal sehingga auksin yang dihasilkanTrichoderma dengan konsentrasi rendah,dan memberikan pengaruh positif terhadaptinggi bibit kakao (Srivastava, 2002).

Hasil pengamatan terhadap jumlahdaun pada 28 hst. akibat pemberian Tri-choderma pada berbagai media menunjuk-kan bahwa perlakuan Trichoderma denganmedia dedak dan beras (perlakuan D, E,F, G) mempengaruhi pembentukan jumlah

daun pada bibit kakao (Gambar 3). Hasilanalisis ragam menunjukkan bahwapemberian Trichoderma dengan mediadedak dan beras sangat berbeda nyataterhadap rata-rata jumlah daun danmemperlihatkan kecenderungan bibitmembentuk daun yang lebih sedikitdibandingkan dengan perlakuan yang hanyadiinokulasi T. harzianum dan T. virensmaupun kontrol.

Penghambatan pembentukan jumlahdaun diduga akumulasi auksin konsentrasitinggi dapat menghambat pembentukkantunas-tunas tanaman, serta dapat meng-hambat pemanjangan akar (Srivastava,

Gambar 2. Rata-rata tinggi tanaman kakao pada 12, 16, 20, 24, 28 hari setelah tanam. Angka-angka yangdiikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05.

Figure 2. The average height of cocoa at 12, 16, 20, 24, 28 days after planting. The figures that followedby the same letter were not significantly different based on LSD at the 0.05 level.

b

bc

bc

bc

bc

c

d

c

c

c

b

cd

bc

bc

bc

b

b

b

b

b

aa a

aa

a aa

aa

aa a a a

A = Tanah (kontrol)

B = Tanah + T. harzianum

C = Tanah + T. virens

D = Tanah + T. harzianum + dedak

E = Tanah + T.virens + dedak

F = Tanah + T.harzianum + beras

G = Tanah + T. virens + beras

Waktu pengamatan, hst.Observation, dap.

Tin

ggi

tana

man

, cm

Pla

nt h

eigh

, cm

12 hst. 16 hst. 20 hst. 24 hst. 28 hst.

12.5

2.0

17.5

1.5

1.25

1.0

7.5

5.0

2.5

0

Page 7: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolat trichoderma pada beberapa campuran media tanam

51

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Gambar 3. Rata-rata jumlah daun tanaman kakao pada 28 hari setelah tanam. Angka-angka yang diikutioleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05.

Figure 3. The average number of leaves of cocoa plants at 28 days after planting. The figures that followedsame letter were not significantly different based on LSD at the 0.05 level.

120

100

80

60

40

20

0

PerlakuanTreatment

bc

e

de

cd

a

a

ab

Jum

lah

dau

nN

umbe

r of

lea

f

A B C D E F G

1,2

1.0

0,8

0,6

0,4

0,2

0

Gambar 4. Rata-rata bobot kering tanaman kakao pada 29 hari setelah tanam. Angka-angka yang diikutioleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 0,05.

Figure 4. Average dry weight of cocoa in 29 days after planting. The figures that followed by the sameletter were not significantly different based on LSD at the 0.05 level.

A B C D E F G

PerlakuanTreatment

1,26

A

B

C

D

E

F

G

a

a

a

a

a

a

Bob

ot k

erin

g, g

Dry

wei

ght,

g

a

Page 8: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

52

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

Sriwati et al.

2002) sehingga mempengaruhi pengambil-an air dan unsur hara yang berfungsi untukmembantu terbentuknya daun-daun muda(flush) pada bibit kakao.

Hasil analisis ragam terhadap bobotkering kakao pada 29 hst. menunjukkanbahwa tidak ada pengaruh yang nyataterhadap bobot kering (Gambar 4). Seluruhperlakuan belum mampu memberikanpengaruh yang nyata terhadap lajupeningkatan bobot kering yang diaktuali-sasikan dengan pernyataan bobot kering.

Pada 28 hst. perlakuan pemberian Tri-choderma belum mampu memicu lajubobot kering tanaman. Tanaman kakaoadalah tanaman tahunan yang diduga akanmenunjukkan perbedaan respon bobotkering pada saat tanaman tersebut aktifmembentuk organ-organ vegetatif. Perlumenambah waktu pengamatan hingga bibitberumur tiga bulan atau siap ditanam dilapangan agar dapat menunjukkan pengaruhpemberian Trichoderma terhadap responbobot kering tanaman.

KESIMPULAN

Pemberian suspensi konidia Tricho-derma harzianum dan T. virens dalam mediatambahan dedak dan beras ke dalam tanahmemiliki respon yang negatif terhadappersentase perkecambahan, tinggi tanaman,bobot kering, dan jumlah daun pada bibitkakao, sedangkan pemberian suspensiTrichoderma tanpa media tambahanmenunjukkan respon positif terhadap per-tumbuhan bibit kakao. Pemberian suspensikonidia T. harzianum tanpa media berasdan dedak memperlihatkan respon positifterhadap persentase perkecambahan, tinggitanaman, bobot kering dan jumlah daun.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Z. & Y. Okon (1993). Plant growthpromotion by Azotobacterpaspall inthe rhizospir. Soil Biology & Bio-chemistry, 25, 1075-1083.

Arshad, M. & W.T. Frankenberger (1993).Microbial production of plant growthregulators. p. 307-347. In: F.B. Meet-ing. Jr. (Ed). Soil microbial eco-logy application in agricultural andenvironmental management. MercelDekker. Inc. New York.

Bjorkman, T.; L.M. Blanchard & G.E.Harman (1998). Growth enhancementof shrunken-2 sweet corn when colo-nized with Trichoderma harzianum1295-22: effect of environmentalstress Journal of the AmericanSociety for Horticultural Science,123, 35–40.

Chang, Y.C.; Y.C. Chang; R. Baker; O.Kleifeld & I. Chet (1986). Increasedgrowth of plants in the presence ofthe biological control agen Tricho-dermaharzianum. Plant Disease, 70,145-148.

Chet, I.; Y. Hadar; J. Katan & Y. Henis(1979). Biological control of soil bornplant pathogen by Trichoderma-harzianum. CABI, UK.

Cleland, R. (1972). The dosage response curvefor auxin-induced cellelo-ngation:a re-evaluation. Planta, 104, 1–9.

Contreras-Cornejo, H.A.; L. Marcias-Rodrigues; C. Cortes-Penagos & J.Lopez-Bucio (2009). Trichoder-maviresns, a Plant Benefecial Fun-gus, Enhances Boimass Productionand promotes Lateral Root GrowthThrough an Auxin-Dependent Mecha-nism in Arabidopsis. Plant Physio-logy, 149, 1579-1592.

Elad, Y.; I. Chet & Y. Henis (1982). De-gradation of plant pathogemc fungi

Page 9: Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua …iccri.net/download/Pelita Perkebunan/Vol 28 No 1 April 2012/Respon... · isolat Trichoderma pada beberapa media tanam terhadap

Respon pertumbuhan bibit kakao akibat pemberian dua isolat trichoderma pada beberapa campuran media tanam

53

PELITA PERKEBUNAN, Volume 28, Nomor 1, Edisi April 2012

by Trichoderrna harzianum. Cana-dian Journal of Microbio1ogy, 28,719-725.

Glick, B.R. (1995). The enhancement of plantgrowth by free-living bacteria. Ca-nadian Journal Microbiology, 4, 109-117.

Harman, G.E.; C.R. Howell; A.Viterbo; I.Chet & M. Lorito (2004a). Tricho-derma species: opportunistic, aviru-lent plant symbionts. Natural ReviewsMicrobiology, 2, 43–56.

Harman, G.E.; R. Petzoldt; A. Comis & J.Chen (2004b). Interaction betweenTrichoderma harzianum strain T-22and maize inbred line Mo17 andeffects of these interactions on dis-ease caused by Phytium ultimum andColletotrichum graminicola. Phytopa-thology, 94, 147–153.

Harman, G.E. (2006). Overview of mecha-nisms & (and?) uses of Trichodermaspp. Phytopathology, 96, 190–194.

Howell, C.R. (2003). Mechanisms employedby Trichoderma species in the bio-logical control of plant diseases: thehistory and evolution of current con-cepts. Plant Disease, 87, 4–10.

López-Bucio, J.; A. Cruz-Ramírez; A. Pérez-Torres; J.G. Ramírez-Pimentel; L.Sánchez-Calderón & L. Herrera-Estrella (2005). Root architecture.p. 181–206. In: C. Turnbull (ed.).Plant Architecture and Its Manipu-lation. Blackwell Annu Rev Series.Blackwell Scientific, Oxford.

Mayak, S.; T. Tirosh & B.R. Glick (1997).The influence of growth promotingrhizobacterium Pseudomonas putidiaGR12-2. p. 313–315. In: A. Ogoshiet al. (Eds.). Plant Growth Promot-

ing Rhizobacteria, Present Status andFuture Prospects. Proceedings of theFourth International Workshop onPGPR.Japan-OECD Joint Workshop.Sapporo, Japan. October 5-10. 1997.

Okon, Y. & Y. Kapulnik (1986). Develop-ment and function of Azospirilluminoculated roots. Plant and Soil, 90,3-16.

Papavizas, G.C. & R.D. Lumsden (1980).Biological control of soil-borne fun-gal propagules. Annual Review ofPhyto-pathology, 18, 389-413.

Paulitz, T.; M. Windham & R. Baker (1986).Biological control of soilborn fungalpropagules. Annual Review of Phyto-pathology, 18, 389–413.

Purwantisari, S.; A. Priyatmojojo & B.Raharjo (2009). Produksi BiofungisidaBerbahan baku Mikroba AntagonisIndigenous untuk PengendalianPenyakit Lodoh Tanaman Kentang DiSentra-sentra Penanaman Kentang diJawa Tengah. FMIPA UniversitasDiponegoro Semarang.

Srivastava, L.M. (2003). Plant Growth andDevelopment, Hormones and Envi-ronment. Academic Press.Orlando.

Sriwati, R.T.; T. Chamzurni & Sukarman(2011). Deteksi dan identifikasicendawan endofit Trichoderma yangberasosiasi pada tanaman kakao.Jurnal Agrista, 15, 15-20.

Trianto & G. Sumantri (2003). Pengem-bangan Trichoderma harzianumuntuk Pengendalian OPT PangandanHortikultura. Lab. PHPT WilayahSemarang.

**********