resin komposit

Upload: ghea

Post on 07-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

resin

TRANSCRIPT

BAHAN TAMBAL BERBASIS RESINResin sintetik berkembang sebagai bahan tambala tau restorasi karena sifatnya yang tidak mudah larut, estetis, tidak peka,terhadap dehidrasi, tidak mahal, dan relatif mudah untuk dimanipulasi. Meskipun demikian, sejak diperkanalkan pada akhir tahun 1940-1n dan awal 1950-an,bahan tersebut hanya dapat emenuhi sebagian persyaratan dari bahan restorasi yang estetis dan tahan lama untuk gig anterior. Karateristik tertentu seperti warnanya yang sama dengan warna gigi, tidak larut dalam cairan mulut,membuat bahan tersebut lebih unggul daripada semen silikat, sedangkan sifat pengerutan polimerisasi yang tinggi serta tingginya koefisien ekspansi termal menyebabkan kelemahan klinis dan kegagalan dini.Untuk memperbaiki kelemahan akibat tingginya pengerutan polimerisasi serta koefisien ekspansi termal yang tinggi,partikel bahan pengisi (pasi) ditambahkan untuk menurangi volume komponen bersifat resin.usaha pertama untuk memperbaiki bahan komposit tidak terlalu berhasil karena bahan bahan pengisi tidak berikatan secara kimia dengan matriks resin. Ikatan bahan pengisi resin yang tidak sempurna menyebabkan defek mikroskopis antara bahan partikel pengisi yang tertahan secara mekanik dengan resin sekelilingnya. Dearah-daerah tersebut menjadi berubah warna kerena terdapat kebocoran cairan, dan penampilan permukaan bahan restorasi terkadang tidak dapat diterima. Retensi yang buruk dari bahan pengisi juga menyebabkan lepasnya bahan pengisi dan ketahanan aus yang buruk.Kemajuan besar terjadi ketika bowen mengembangkan suatu jenis bahan komposit baru. Penemuan utama tersebut adalah bisfenol A-glisidil metakrilat (bis-GMA), suatu resin metakrilat dan penggunaan silane yang dapat berikatan kimia dengan resin untuk melapisi bahan pengisi. Kerena bis-GMA,memiliki berat molekul yang lebih tinggi daripada metil metakrilat,kepadatan gugus metakrilat berikatan ganda adalah lebih rendah dalam monomer bis-GMA, suatu faktor yang mengurangi pengerutan polimerisasi. Penggunaan dimetakrilat juga menyebabkan bertambahnya ikatan silang dan perbaikan sifat polimer.Pengembangan sifat matriks dan ikatan bahan pengisi dengan matriks menghasilkan baha restorasi yang jelas lebih unggul dibandingkan resin akrilik tanpa bahan pengisi (nirpasi). Sejak awa tahun 1970-an, komposit secara nyata menggantikan resin tanpa bahan pengisi untuk restorasi gigi. Sistem komposit bebasis resin dan resin dimetakrilat telah digunakan untuk aplikasi kedokteran gigi lainnya seperti bahan penutup ceruk dan fisura,bahan bonding dentin, semen perekat untuk restorasi cekat, dan bahan vinir. Komposisi umum dari berbagai komposit berbasis resin sekarang dibahas bersama dengan sifat, prosedur manipulasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi sifat klinis.

BAHAN TAMBAL KOMPOSITIstilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan 2 atau lebih bahan berbeda dengan sifat sifat yang unggul lebih baik daripada bahan itu sendiri. Contoh bahan komposit alamiah adalah email gigi dan dentin, matriks terdiri atas kolagen . dala kedua komposit ini partikel-partikel bahan pengisi terdiri atas Kristal hidroksiapatit. Perbedaan sifat kedua jaringan ini sebagian dikaitkan dengan perbedaan rasio bahan matriks dan bahan pengisi. Perkembangan bahan restorasi kedokteran gigi (komposit) dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan berah warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi dan akrilat. Percobaan-percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul bis-GMA. Molekul tersebut memenuhi persyaratan matriks resin suatu komposit gigi. Dengan penemuan ini,bahan komposit dengan cepat menggantikan semen silikat dan resin akrilik untuk restorasi estetik gigi anterior.Bahan komposit modern mengandung sejumah komponen kandungan utama adalah matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disampng kedua komponen bahan tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) dierlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga activator-inisiator diperlukan untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambalan lain meningkatkan stabilitas warna (penyirap sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini(bahan penghambat seperti hidroquinon). Komposit harus pula mengandung pigmen untuk memperoleh warna yang cocok dengan struktur gigiMatriks resin. Kebanyakan bahan komposit kodokteran gigi menggunakan monomer yang merupakan diakrilat aromatic atau alipastik. Bis-GMA, urethane dimetakrilat (UEDMA), dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah dimetakrilat yang umum digunakan dalam komposit gigi Monomer dengan berat molekul tinggi,,khususnya bis-GMA amatlah kental pada temperature ruang. Penggunaan monomer pengental penting untuk memperoleh tingkat pengisi yang tinggi dan menghasilkan konsistensi pasta yang dapat diguakan secara klinis. Pengecer dapat berupa monomer metakrilat tetapi biasanya adalah monomer dimetakrilat, seperti TEGDMA. Pengurangan viskositas bila TEGDMA ditambahkan dengan bis-GMA adalah bermakna. Suatu campuran 75% berat bis-GMA dan 25% berat TEGDMA memiliki viskositas 4300 cP (centipoise), sedangkan viskositas dengan campuran 50/50 adalah 200 cP. Sayangnya, penambahan TEGDMA atau dimetakrilat dengan berat molekul rendah meningkatkan pengerutan polimerisasi, suatu faktor yang membatasi jumlah dimetakrilat berat molekul rendah ang dapat digunakan dalam komposit. Monomer dimetakrilat memungkikan ikatan silang ekstensif terjadi antar rantai. Ini menghasilkan suatu matriks yang lebih tahan terhadap degradasi oleh pelarut.Meskipun sifat mekanik resin bis-GMA lebih unggul dibandingkan resin akrilik,bahan tersebut tidak dapat mengikat struktur gigi lebih efektif. Karena itu, oengerutan polimerisasi dan perubahan dimensi termal resin masih merupakan pertimbangkan penting termasuk untuk resin yang diisi.Selain monomer,bahan tambalan lain ditambahkan dalam matriks resin termasuk sistem activator-inisiator, penghambat, penyerap sinar ultra violet, pigmen dan pembuat opak. Komponen-komponen itu terdapat dalam konsentrasi kecil.Partikel bahan pengisi. Dimasukkannya partikel bahan pengisi kedalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan denan matriks. Bila tidak, partikel bahan pengisi dapat melemahkan bahan. Karena pentingnya bahan pengisi yang berikatan kuat jelas terlihat bahwa penggunaan bahan pengisi tambahan sangatlah diperlukan untuk keberhasilan suatu bahan komposit.Jelasnya,karena resin dalam komposit jumlahnya sedikit,pengerutan polimerisasi menjadi berkurang dibandingkan dengan resin nirpasi. Meskipun pengerutan bervariasi dari produk satu ke yang lain,nilainya sekitar 3% vol dalam 24 ja. Penyerapan air dan koefisien ekspansi termal dari komposit juga lebih keil dibandingkan dengan resin tanpa bahan pengisi. Sifat mekanis seperti kekuatan kompresi, kekuatan Tarik, dan modulus elastisitas membaik,begitu juga ketahanan aus. Semua perbaikan ini terjadi dengan peningkatan volume fraksi bahan pengisiPartikel pengisi umumnya dihasilkan dari penggilingan atau pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel yang berkisar dari 0,1-100m. partikel silica dengan ukuran koloidal (kira-kira 0,04m ),secara kolektif disebut bahan pengisi mikro, dan diperoleh daribproses pirolitik atau presipitasi/pengendapan. Selama proses pirlitik,atom-atom silicon terdapat dalam senyawa dengan berat molekul rendah,seperti SiCl4, yang secara tipikal terpolimerisasi dengan pembakaran SiCl4 dalam atmosfer O2 dan H2. Selama proses ini, melokul makro yang engandung SiO2 dibentuk, karea itulah partikel ini disebut partikel silica pirogenik (terbentuk pada pembakaran). Molekul makro ini berukuran koloidal dan membentuk partikel pengisiKomposit sering digolongkan berdasarkan ukuran rata-rata komponen pengisi utama.selain jumlah volume ppengisi, ukuran, penyebaran ukuran, dan indeks refraksi, radioopaksitas, dan kekerasan adalah faktor yang juga penting dalam menemukan sifat dan aplikasi klinis dari komposit.Untuk memastikan bahan pengisi dalam jumlah maksimal ke dalam matriks resin,diperlukan penyebaran ukuran partikel. Terlihat jelas bahwa bila digunakan ukuran partikel tunggal, meskipun dengan pemadatan yang rapat, syatu celah dapat terjadi antar partikel (bayangkan mengisi sebuah kotak dengan kelereng). Partikel lebih kecil dapat mengisi celah ini dan dengan memperlama proses, penyebaran partikel yang kontinu dapat menampung muatan bahan pengisi maksial. Kebanyakan komposit mengandung beberapa silica koloid. Partikel pengisi anorganik umumnya membentuk 30 dan 70% vol atau 50-85% berat komposit.Jumlah pengisi yang dapat dimasukkan ke dalam matriks resin umumnya dipengaruhi oleh daerah permukaan pengisi. Partikel silica koloidal mempunyai daera permukaan total cukup besar berkisar dari 50 sampai 300 m2/g. karena itu, partikel bahan pengisi yang sedikit sekalipun mempunyai daerah permukaan total yang besar yang dapat membentuk ikatan kutub dengan moleekul monomer dan menebalkan resin. Bahan pengisi mikro, karena daerah permukaannya yang besar, seringkali ditambahkan dalam formula komposit dalam jumlah kurang dari 5% berat untuk memodifikasi kekentalan pasta, kerenanya mengurangi resiko sedimentasi partikel dasar. Bahan pengisi mikro juga meningkatkan kepadatan bahan pengisi. Seperti dibahas untuk komposit dengan bahan pengisi mikro, silica koloidal adalah bahan pengisi anorganik satu-satunya.Untuk memastikan estetik dari restorasi komposit, ketransparanan bahan pengisi harus serupa dengan struktur gigi. Untuk memastikan translusensi yang baik, indeks refraksi bahan pengisi harus serupa dengan resin. Untuk bis-GMA dan TEGDMA, indeks refraksi adalah sekitar 1,55 sampai 1,46, sementara campuran 2 komponen dengan proporsi yang sama per berat,memberikan indeks refraksi sekitar 1,5. Kebanyakan kaca dan quartz yang digunakan sebagai bahan pengisi memiliki indeks rekraksi sekitar 1,5 yang cukup untuk mendapat translusensi yang baik.Quartz telah digunakan secara luas sebagai bahan pengisi, khususnya pada komposit generasi I. Quartz memiliki keunggulan sebagai bahan kimia yang lembam tetapi juga sangat keras, sehingga sulit untuk digiling menjadi partikel halus. Karenanya komposit yang mengandung quartz ebih sulit dipoles dan dapat menyebabkan abrasi pada gigi atau restorasi antagonisnya.Radiopak bahan pengisi disebabkan sejumlah kaca dan porselen yang mengandung logam berat seperti Barium (Ba), Strontium (Sr) dan Zirconium (Zr). Partikel kaca tersebut memiliki indeks refraksi sekitar 1,5 untuk menyamai resin. Kaca pengisi yang paling sering dipakai adalah kaca bariu. Meskipun bahan pengisi ini memberikan warna radiopak, bahan ini tidak selembam bahan quartz pada medium berair. Perbedaan komposisi media penyimpanan (air dan saliva) mempengaruhi mudah tidaknya tepi bahan tambal terkelupas,sehingga sulit memperkirakan efek klinis dari pemaparan saliva.

PENGERASAN /CURINGKomposit pertama yang dikeraskan ole proses polimerisasi teraktivasi kimia, kadang-kadang disebut sebagai cold curing (juga disebut chemical curing atau self curing). Cold curing diawali dengan pengadukan kedua pasta. Selama proses pengadukan,adalah hampir tidak mungkin mencegah masuknya gelembung udara ke dalam adukan. Gelembung udara ini mengandung oksigen yang menyebabkan penghambatan oksigen selama polimerisasi. Masalah lain dengan cold curing adalah bahwa operator tidak memiliki pengendalian waktu kerja setela bahan diaduk. Jadi, memasukkan bahan dan pembentukan kontur restorasi harus diselesaikan begitu tahap inisiasi selesai. Jadi, proses polimerisasi terus menerus terganggu sampai operator telah menyelesaikan proses pembentukan kontur restorasi.Untuk mengatasi masalah ini, baha bahan yang tidak memerlukan pengadukan mulai dikembangkan. Tujuan inidiapai dengan menggunakan sumber sinar untuk mengaktifkan sistem inisiator. Dengan mempertimbangkan kekurangan resin cold curing, adalah jelas bahwa bahan-bahan dengan pengerasan sinar memiliki