replacement sapi perah

6
Amos Tebai H2B 607 001 Hendrik Suryo Kuncoro H2B 607 002 Jenne ferlon H2B 607 004 Taufik Triwibowo H2B 607 007 Vabio Testi Ginting H2B 607 008 Wachid Porda Widayanto H2B 607 009 Wahyu Arif Wibisono H2B 607 010 Novandia Bennyka H2A 309 001 Adityo Wisnu Baskoro H2A 309 002

Upload: rasputin

Post on 20-Jun-2015

375 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Replacement Sapi Perah

Amos Tebai H2B 607 001Hendrik Suryo Kuncoro H2B 607 002Jenne ferlon H2B 607 004Taufik Triwibowo H2B 607 007Vabio Testi Ginting H2B 607 008

Wachid Porda Widayanto H2B 607 009Wahyu Arif Wibisono H2B 607 010Novandia Bennyka H2A 309 001Adityo Wisnu Baskoro H2A 309 002Yogasmoro Setyo N H2A 309 003Sigit Hari Prasetyo H2A 309 004Veronica Linda Prastiwi H2A 309 005

Daryanto H2A 309 006

Page 2: Replacement Sapi Perah

PENYIAPAN REPLACEMENT SAPI PERAH

Manajemen pemeliharaan pedet Calon pengganti ( replacement ) induk

maupun sebagai pemacek30% dari populasi induk

Page 3: Replacement Sapi Perah

MANAJEMEN PEDET

1.penanganan kelahiran2.pemberian identitas3.pola pemberian pakan4.pemantauan terhadap pertumbuhan dan pertambahan bobot badan5.pencegahan dan penanganan terhadap penyakit6.kebersihan dan fasilitas kandang hingga pedet berumur 8 bulan, sangat mempengaruhi keberhasilan tercapainya pedet sebagai calon bibit unggul pada usaha ternak perah optimalkan calon replacement.

Page 4: Replacement Sapi Perah

Kendala replacement sapi perahKualitas bibit yang masih rendah karena 

banyak bibit yang sudah tua sehingga perlu adanya peremajaan bibit sapi perah

Pengetahuan peternak belum baik tentang pentingnya replacement

Kualitas pakan yang masih rendah dan belum optimalnya penggunaan pakan lokal.

Penerapan teknologi yang belum merata disemua peternak

Page 5: Replacement Sapi Perah

Cara replacementreplacement per tahun berkisar 20-25% dari jumlah

sapi betina dewasa. memilih sapi-sapi betina dewasa sebanyak 55% dari

jumlah sapi betina yang ada. Kemudian betina-betina yang terseleksi ini dipakai untuk menghasilkan anak-anak sapi betina sebagai replacement stock, sedangkan anak-anak sapi yang tidak baik harus dikeluarkan dari peternakan.

Culling dari hewan-hewan yang tidak diternakkan lagi dari suatu peternakan sapi perah di Indonesia umumnya atas dasar sterilitas atau kemajiran. Cara yang dilakukan ini adalah tidak tepat, karena sterilitas bukanlah suatu sifat yang banyak dipengaruhi oleh sifat herediter (menurun), tetapi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (pakan, tatalaksana, penyakit, iklim dan lan-lain).

Page 6: Replacement Sapi Perah