renstra simkes analisis rumah sakit
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo dituntut untuk
mempersiapkan diri secara matang
dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat dan kondisi
yang kian tidak menentu. Rumah
Sakit Prof Dr Margono Soekardjo
perlu melakukan perencanaan
strategi, sebagai langkah awal
untuk melaksanakan manajemen
strategi. Penyusunan perencanaan
strategi dituntut tidak hanya fokus
pada pangsa pasar, harus dibuat
flexible, tidak kaku, agar mampu
menyesuaikan diri dengan segala
kemungkinan yang terjadi. Renstra,
Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo merupakan perencanaan
kedepan yang ditetapkan untuk
dijadikan pegangan dan strategi
induk dari manajemen strategi,
berupa: visi, misi, tujuan strategi
dan kebijakan. Sesuai PERDA
Nomor 4 Tahun 2009, Renstra
Rumah Sakit juga merupakan
bentuk dari penjabaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018,
dalam hal ini merupakan
kewenangan urusan wajib
kesehatan yang berkait dengan
kebijakan peningkatan pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Jawa Tengah untuk
mencapai proses kesinambungan
antara program dan unit dan upaya
dan dilakukan pada periode yang
sebelumnya.
B. RENSTRA RUMAH SAKIT PROF DR MARGONO SOEKARDJO TAHUN 2013-2018
Renstra Rumah Sakit Prof Dr
Margono Soekardjo tahun 2013--
2018 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan Rumah
Sakit Prof Dr Margono Soekardjo di
segala bidang dengan menekankan
upaya peningkatan kualitas SDM
termasuk pengembangan
kemampuan ilmu dan teknologi
serta penguatan daya saing
perekonomian.
RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo yang sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang
1
menerapkan Pola Pengeloaan
Keuangan BLUD maka perlu
menyusun Rencana Strategis SKPD
sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja
Tahunan/Rencana Kegiatan
Anggaran dalam rangka
mendukung pencapaian Visi dan
Misi Gubernur Jawa Tengah tahun
2013-2018. Secara substansi
Rencana Strategi RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo merupakan
penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013-2018. Pada
RPJMD tersebut memuat antara
lain: Kebijakan Peningkatan
Pelayanan RSUD Provinsi dan RSJD
Provinsi Jawa Tengah yang terinci
dalam program sebagai berikut:
1. Program Administrasi
perkantoran yang meliputi
kegiatan Jasa Pelayanan
Perkantoran
2. Program Pelayanan Kesehatan
yang meliputi kegiatan fasilitasi
kesehatan ibu dan anak,
kegiatan peningkatan mutu
pelayanan, kegiatan
pemenuhan sarana dan
prasarana penunjang pelayanan
dan kegiatan peningkatan
fasilitas RS.
3. Program Promosi dan
Pemberdayaan meliputi
kegiatan penyelenggaran
promosi kesehatan.
4. Program Pendidikan Non
Formal dan Informal meliputi
kegiatan pendidikan
kemasyarakatan.
5. Program Peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur meliputi
kegiatan bimbingan teknis
sumber daya aparatur.
6. Program Sumber Daya
Kesehatan meliputi kegiatan
penyelenggaraan pelatihan
sumber daya kesehatan.
7. Program peningkatan sarana
prasarana aparatur meliputi
kegiatan pengadaan kendaraan
operasioanal.
8. Program peningkatan mutu
pelayanan BLUD meliputi
kegiatan pelayanan dan
penunjang pelayanan BLUD
RPJMD mengacu pula pada
Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2005-2025.
Sesuai Visi pada RPJMD yaitu
Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan
Berdikari maka sejalan dengan visi
2
dalam RENSTRA RSMS yaitu Prima
Dalam Pelayanan Sub Spesialistik
dan Pendidikan Profesi. Dengan
pelayanan yang prima maka dapat
mewujudkan masyakarat yang
sehat, sejahtera dan berdikari.
Adapun kemungkinan
ketercapaian rencana strategis ini
juga sangat besar karena di masa
kini peningkatan produktivitas
lumrah terjadi disebabkan oleh
kemudahan akses informasi
berbasis web dan juga terdapat
tolak ukur suatu progress unit unit
Rumah Sakit dengan menggunakan
Indikator Kinerja Rumah Sakit.
Akan tetapi pada praktiknya,
menciptakan know-how untuk
memberi kesempatan dan
membebaskan para pegawai untuk
menyelesaikan tugas masih
menjadi masalah tersendiri bagi
para pegawai dikarenakan para
pegawai masih miskin inovasi,
takut salah, dan terlalu tradisional
dalam mengelola tugasnya sendiri.
1. Tugas dan FungsiSesuai PERDA nomor 8
tahun 2008 maka RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo juga memiliki tugas & fungsi sebagai berikut:a. Tugas
Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan
upaya penyembuhan,
pemulihan, peningkatan,
pencegahan, pelayanan
rujukan, dan
menyelenggrakan
pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan
pengembangan serta
pengabdian masyarakat.
Fungsi
1) Perumusan kebijakan
teknis dibidang
pelayanan kesehatan;
2) Pelayanan penunjang
dalam penyelenggaraan
Pemerintah Daerah di
bidang pelayanan
kesehatan;
3) Penyusunan rencana
dan program,
monitoring, evaluasi
dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan;
4) Pelayanan medis;
5) Pelayanan penunjang
medis dan non medis;
6) Pelayanan
keperawatan;
3
7) Pelayanan rujukan;
8) Pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan;
a. Pelaksanaan penelitian
dan pengembangan
serta pengabdian
Masyarakat;
9) Pengelolaan keuangan
dan akuntansi;
10) Pengelongan urusan
kepegawaian, hukum,
hubungan masyarakat,
organlsasl dan tata
laksana, serta rumah
tangga, perlengkapan
dan umum.
Kendala kendala yang
mungkin terjadi pada tugas
pokok dan fungsi ini antara
lain sulitnya menggugah rasa
profesionalisme para pekerja
yang hanya bersifat eventual
saja, yang dapat
mengganggu tercapainya
perwujudan tugas pokok dan
fungsi dari rencana strategis
RSMS, dalam hal ini
pelayanan kepada public.
Rumah sakit yang sudah
maju pun dulunya
menempatkan kepuasan
public dan profesionalisme
kerja sebagai prioritas utama
untuk memberantas stigma
stigma negative yang kerap
kali muncul dalam unit
pelayanan kesehatan.
2. Sumber daya
Sumber daya manusia di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo secara
kuantitas telah mencukupi namun distribusi dan kualitas SDM masih belum
memenuhi standar. Dengan tenaga medis sebanyak 64 orang dan tenaga
perawat 340 masih kurang dibandingkan dengan jumlah TT 472 dengan BOR rata
rata diatas 80%, kunjungan rawat jalan diatas 300 pasien perhari serta adanya
aktifitas RS pendidikan. Sementara untuk tenaga administrasi telah mencukupi
standar kebutuhan sesuai tabel tersebut dibawah ini.
Tabel 1 : Jumlah SDM RSMS
4
NO JENIS SDM PNS NON-PNS JUMLAH PROPORSI
1 Tenaga Medis 65 13 78 5%
2 Tenaga Keperawatan 351 271 622 46%
3 Tenaga Kefarmasian 31 36 67 5%
4 Tenaga Kesmas 10 2 12 0.9%
5 Tenaga Gizi 11 4 15 1.1%
6 Tenaga Keterapian Fisik 48 25 73 5.4%
7 Tenaga Keteknisian Medis 5 2 7 0.5%
8 Tenaga Perekam Medis 15 7 22 1.6%
9 Sarjana Umum 26 16 42 3%
10 Sarjana Muda Umum 7 66 73 5.4%
11 SLTA 133 111 244 18.3%
12 SLTP 33 3 36 2.7%
13 SD 27 2 29 2.1%
Jumlah 765 564 1329 100%
Sumber : Data RSMS
Tabel 2: Jumlah Tenaga Medis
NO KATEGORI TENAGA MEDIS RSMS UNSOED JUMLAH
1. Dokter Spesialis Penyakit
Dalam
4 3 7
2. Dokter Spesialis Kesehatan
Anak
4 2 6
3. Dokter Spesialis Penyakit
Bedah
5 1 6
4. Dokter Spesialis Kebidanan
dan Peny.
Kandungan
6 3 9
5. Dokter Spesialis Mata 3 1 4
6. Dokter Spesialis THT 2 1 3
7. Dokter Spesialis Syaraf 4 5
8. Dokter Spesialis Kulit dan 3 1 4
5
Kelamin
9. Dokter Spesialis Penyakit
Jantung
1 1
10. Dokter Spesialis Bedah
Ortophedi
4 4
11. Dokter Spesialis Bedah Saraf 1 1 2
12. Dokter Spesialis Bedah Plastik 1 1
13. Dokter Spesialis Urologi 1 1
14. Dokter Spesialis Bedah
Onkologi
1 1
15. Dokter Spesialis Kesehatan
Jiwa
1 1
16. Dokter Spesialis Anestesi 3 2 5
17. Dokter Spesialis Paru 1 1 2
18. Dokter Spesialis Radiologi 2 2
19. Dokter Spesialis Rehabilitasi
Medik
1 1 2
20. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1 2
21. Dokter Spesialis Patologi
Anatomi
2 2
22. Dokter Spesialis Radiasi 1 1
23. Dokter Spesialis Forensik 1 0
24. Dokter Gigi Spesialis
Ortodontis
1 1
25. Dokter Gigi Spesialis Bedah
mulut
1 2
26. Dokter Umum 28 22
27. Dokter Gigi 3 2
JUMLAH 78 22 100Sumber : Data RSMS
RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo didukung oleh teknologi kedokteran
yang cukup modern, hal ini ditujukan dalam data sebagai berikut:
6
Tabel 3: Peralatan Canggih
No Jenis Peralatan Canggih Jumlah
1 Whole Body CT Scan 2
2 C – Arm X Ray Fluoroscopi 1
3 Siregraf 1
4 Endoscopy 2
5 Laparascopy 3
6 Haemodialisa 14
7 Blood Gas Analysis 2
8 Inkubator BBLR 25
9 Mesin Respirasi 4
10 Defibrilator 12
11 Arthroscopi 1
12 Spirometer 1
13 Audiometer 2
14 Campimeter 1
15 EEG 1
16 EMG 1
17 ECG 44
18 USG 10
19 Threadmill 2
20 Paco Emultion 1
21 Perimeter 1
22 Cobalt 60 1
23 Cusa 1
24 High Speed Drill 1
25 Bone Densinometer 1
26 MRI 1
27 Echocardigrafi 1
28 RFA 1
29 Laser Kulit 1
7
30 Body Spa 1
31 Yag Laser 1
32 Beauty Tech 1
JUMLAH 74
Sumber : Data RSMS
Dari data alat canggih tersebut diatas maka dapat dijelaskan bahwa dalam
rangka pengembangan pelayanan RSMS memiliki keunggulan dalam
menetapkan diagnose pada kasus-kasus yang dirujuk maupun tindakan operatif
dibandingkan dengan RS sekitar yang belum memiliki alat – alat representative.
Adapun permasalahannya adalah alat alat tersebut juga memerlukan reparasi
dan biaya perawatan yang tentu saja tidak murah, yang pada akhirnya menjadi
tekanan biaya kepada Rumah Sakit. Dan pada akhirnya Rumah Sakit juga harus
memantau kondisi alat alat penunjangnya tersebut untuk meminimalisir resiko
kerusakan.
3. Isu Isu Strategis
Dalam hal pelaksanaan tugas atau wewenang serta fungsinya Rumah Sakit
Prof Dr Margono Soekardjo menghadapi berbagai macam permasalahan
ataupun isu-isu strategis dalam meningkatkan pembangunan kesehatan.
Beberapa permasalahan berdasarkan capaian kinerja dan standar pelayanan
minimal maka dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Belum mantapnya sistem pelayanan kesehatan terutama menyangkut waktu
tunggu pelayanan (konsulen di Instalasi Gawat darurat, pelayanan Obat di
Instalasi Farmasi, operasi di Bedah sentral)
b. Belum optimalnya penerapan standar mutu pelayanan menyangkut jumlah
dan kompetensi SDM (pelayanan maternal perinatal, pelayanan gawat
darurat, pelayanan radiologi)
c. Tingginya angka kematian < 24 Jam (Gross Death Rate) di Instalasi gawat
darurat
8
Memasuki tahun anggaran 2013 secara nasional maupun lokal, Rumah
Sakit Prof Dr Margono Soekardjo masih dihadapkan pada berbagai masalah dan
tantangan di bidang kesehatan, diantaranya sebagai berikut:
a. Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Jaminan
Kesehatan Nasional yang dikelola oleh BPJS pada tahun 2014
b. Belum mantapnya sistem rujukan pelayanan kesehatan di Jawa Tengah
c. Belum mantapnya sistem jaminan kesehatan daerah dari aspek kepesertaan
dan system pembiayaan
d. Belum cukupnya rasio tenaga medis dibandingkan dengan jumlah
kunjungan pasien
e. Meningkatnya status sosial ekonomi masyarakat mendorong perubahan
perilaku yang mengakibatkan perubahan pola penyakit
f. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang
berkualitas yang berbasis tekhnologi kedokteran canggih
g. Tingginya kesadaran masyarakat tentang akses dan system pelayanan
kesehatan yang cepat, mudah, terjangkau dan transparan
h. Kemajuan tekhnologi informasi yang sangat cepat dan canggih mendorong
masyarakat menuntut ketersediaan akses informasi pelayanan kesehatan
melalui sistem informasi manajemen yang cepat dan akurat
i. Rendahnya minat tenaga kesehatan melakukan penelitian klinis sebagai
upaya peningkatan mutu pelayanan
Untuk mengatasi berbagai isu-isu dan juga permasalahan-permasalahan
tersebut Rumah Sakit Prof Dr Margono Soekardjo terus berupaya mengatasi
permasalahan tersebut dan juga meminimalisir kemungkinan buruk yang terjadi
akibat adanya berbagai permasalahan terutama terkait dengan perbaikan
pelayanan dan peningkatan standar mutu RS. Masalah yang terjadi sehari hari
dan repetitif biasanya membludaknya pelayanan BPJS yang dilansir dari
www.beritasatu.com yang mencapai 900 orang sehingga Rumah Sakit Prof Dr
Margono Soekardjo akhirnya menjalankan Bridging System.
4. Tujuan Dan Sasarana. Tujuan:
9
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan sub spesialistik yang berorietasi
pada standar pelayana dan kepuasan pelanggan
2) Meningkatkan kualitas pendidikan profesi, penelitian kesehatan dan
pengabdian masyarakat
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
4) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pengelolaan
keselamatan pasien
5) Meningkatkan sistem manajemen berbasis sistem informasi manajemen
yang handal untuk pengembangan organisasi
b. Sasaran
1) Tercapainya mutu pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan Klas A
2) Tercapainya mutu pendidikan sesuai standar mutu RS pendidikan
3) Tercapainya jumlah dan kompetensi SOM sesuai standar profesi
4) Meningkatnya sarana dan prasarana sesuai standar klas A
5) Meningkatnya pemanfaatan sistem inforrnasi manajemen RS
Dalam hal ini Rumah Sakit Prof Dr Margono Soekardjo memberikan
begitu banyak target dalam 5 tahun dan yang menjadi poin penting disini adalah
apakah tiap tiap capain yang telah diraih dapat secara stabil dikembangkan
dalam lingkup pelayanan, mutu, sarana prasana serta jumlah kompetensi yang
telah dicapai.
C. KINERJA PELAYANAN RUMAH SAKIT
1. KONDISI EKSTERNALa. PROFIL PASAR RSMS
RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo
merupakan RS milik
pemerintah provinsi Jawa
Tengah rujukan Klas B
Pendidikan yang berada di
Purwokerto dengan
jangkauan wilayah Jawa
Tengah bagian barat selatan
meliputi Kabupaten
Banyumas, Cilacap,
Purbalingga, Banjarnegara
serta Kebumen dan wilayah
lainnya. Mengacu data
kependudukan wilayah
tersebut dan data rujukan
pelayanan berdasarkan
wilayah maka RSUD Prof. Dr.
10
Margono Soekarjo masih
menjadi salah satu pilihan
masyarakat kabupaten
tersebut untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Hal ini diterangkan
dalam Captive Market RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo
yang memiliki basis yang
jelas tentang kunjungan dan
dengan data penunjang yang
tertera di bawah ini:
Tabel 4: Captive Market RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
2. KONDISI INTERNAL
Dalam hal internal maka
poin terpentingnya adalah
capaian kinerja yang telah
dilaksanakan oleh RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo Purwokerto
maka jenis-jenis pelayanan yang
ada diantaranya adalah:
a. Pelayanan Rawat Darurat;
b. Pelayanan Rawat Jalan;
c. Pelayanan Rawat Inap;
d. Pelayanan Rawat intensif;
e. Pelayanan Bedah Sentral;
f. Pelayanan Kebidanan;
g. Pelayanan Rehabilitasi
Medis;
h. Pelayanan Radiologi;
i. Pelayanan Farmasi RS;
j. Pelayanan Gizi RS.
k. Pelayanan Radioterapi
l. Pelayanan Patologi klinik
m. Pelayanan Patologi
anatomi
n. Pelayanan Hemodialisa
o. Pelayanan Transfusi Darah
p. Pelayanan Pendidikan dan
Pelatihan SOM .
q. Pelayanan Pengolahan
limbah RS
r. Pelayanan Pemulasaraan
Jenazah RS.
s. Pelayanan Ambulance dan
Mobil Jenazah RS
t. Pelayanan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana RS.
u. Pelayanan administrasi
( RT, Keuangan, Kendaraan
11
No Kabupaten Jumlah Penduduk Jumlah Pasien1 Banyumas 1.554.527 111.7132 Purbalingga 48.952 16.4983 Cilacap 1.642.107 13.2204 Banjarnegara 868.913 5.9965 Brebes 1.733.869 14.6866 Lain-lain 2.995.222 16.262
Dinas, Keamanan,
Manajemen, SIM, Rekam
Medis, Pemasaran,
Perpustakaan ).
Dari aspek manajemen
keuangan maka Unit kerja di
RSMS dibedakan menjadi 2
yaitu:
a. Cost Center, yaitu Unit
kerja yang mempunyai
tugas pokok
membelanjakan anggaran
sesuai Rencana Bisnis
Anggaran yang telah
ditetapkan, untuk
menyediakan segala
sumber daya yang
diperlukan untuk
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan spesialistik
b. Revenue Center, yaitu Unit
kerja yang mempunyai
tugas pokok
menyelenggarakan
kegiatan pelayanan
kesehatan rujukan sub
spesialistik yang
dibutuhkan oleh
masyarakat.
Adapun hal yang menarik
disini yang beresiko menjadi
faktor penting yang tidak
dituangkan disini adalah
manajemen promosi kesehatan,
yang dalam kaidah setiap unit
pelayanan kesehatan menjadi
bersifat essensial karena dapat
menjadi kunci sukses suatu unit
pelayan kesehatan untuk
menggugah para pasien,
keluarga pasien, dan
pengunjung untuk berperan
secara secara positif dalam
usaha penyembuhan dan
pencegahan penyakit, menurut
dalam kebijakan publik.
BAB IIPEMBAHASAN
ANALISIS RENSTRA TAHUN 2013-2018
12
A. ANALISIS VISI DAN MISIVisi: Prima dalam Pelayanan Sub
Spesialistik dan Pendidikan ProfesiMisi:1. Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan rujukan sub spesialistik
2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan
3. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan
4. Mengembangkan sarana dan prasarana yang tepat, aman dan unggul
5. Mengembangkan sistem manajemen yang handal, transparan, akuntabel, efektif dan efisien
Topik dalam visi dan misi
adalah perbedaan pertanyaan
analitis yang menyangkut keduanya.
Ketika berbicara tentang strategi
atau tujuan jangka panjang suatu
perusahaan atau organisasi, secara
umum orang akan
menghubungkannya dengan visi
dan misi organisasi. Perbedaan visi
dan misi biasanya dijelaskan dengan
perbedaan kata “Apa” (untuk visi)
dan “Mengapa” (untuk misi). Pada
Visi Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo ini ditekankan pada
pencapaian criteria yang
berorientasi pada standar mutu dan
kepuasan pelanggan yang dalam hal
pelayan kesehatan dapat menjadi
gambaran tujuan jangka panjang
Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo. Adapun apabila kita
memperhatikan secara seksama,
dan juga misi tersebut merupakan
refleksi dari apa yang telah renstra
terdahulu capai untuk kemudian
dikembangkan kembali.
B. ANALISIS SWOTPosisi RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo berdasarkan analisis SWOT dan
penetapan strategi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 5 : Analisis Faktor InternalFAKTOR KEKUATAN KELEMAHAN
SDM/ORGANISASI1. memiliki tenaga dokter spesialis yang handal dan tenaga profesional lainnya
1. kurangnya komitmen dan loyalitas pegawai terhadap RS
2. memilki predikat RS terbesar, terlengkap fasilitasnya di Jawa Tengah
2. Terbatasnya jumlah tenaga profesional
13
kawasan Barat Selatan3. memiliki predikat RS klas B Pendidikan yang terakreditasi tingkat lengkap
3. Belum optimalnya pendayagunaan SOM
4. memilki sertifikat ISO 9000-2001 sebagai jaminan Mutu Pelayanan RS
4. Belum optimalnya kemampuan manajerial para kepala unit fungsional5. masih lemahnya sistem reward dan punishment6. belum optimalnya SIMRS yang menjamin transparasi dan akuntabilitas
PROSES BISNIS 1. Belum adanya pesaing RS yang setara di Jawa Tengah Kawasana Barat-Selatan
1. pelaksanaan peraturanperundangan yang kurang fleksibel pada pelayanan RS
2. Adanya pelayanan unggulan yang tidak dimiliki oleh RS sekitar
2. banyaknya RS swasta yang memiliki keunggulan pelayanan yang spesifik
3. Tingginya cakupan dan luasnya jangkauan layanan RS
3. adanya ancaman tuntutan oleh konsumen terhadap pelayanan kesehatan
4. Tersediannya jaminan asuransi bagi masyarakat miskin
4. tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang prima
KEPUASAN PELANGGAN EKSTERNAL
1. Citra positif RSMS sebagai RS rujukan di kawasan Barat selatan
1. Mahalnya pembiayaan pelayanan di RSMS
2. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
2. Beban sebagai RS pendidikan ada FK
3. Minat masyarakat terhadap pelayanan paviliun yang tinggi
3. Tingginya jumlah pasien dari jaminan asuransi kesehatan miskin4. Animo masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang canggih dan berkualitas
14
KEUANGAN Adanya PERMENDAGRI 61 tahun 2007 tentang pedoman teknis PPK-BLUD
1. Belum adanya PERGUB sebagai dasar penetapan PPK-BLUD2. Kurang memdainya tarif asuransi kesehatantidak adanya kepastian biaya pelayanan
Tabel 6 : Analisis Faktor EksternalFaktor Peluang AncamanSDM/Organisasi 1. Adanya dukungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk PPK-BLUD RS
2. Tingginya dukungan Legislatif terhadap pengembangan pelayanan RS
3. Lingkungan geografi dan demografi yang strategis
4. Adanya pengembangan kerjasama dibidang pendidikan dan pelayanan RS
5. Adanya dukungan berbagai pihak (stake holder) terhadap RS
1. RS tidak memiliki kewenangan teritorial
2. Adanya internal kompetitor
3. Banyaknya pihak ketiga mengontrol pelayanan/manajemen kesehatan seacar tidak proporsional
Proses Bisnis 1. Belum adanya pesaing RS yang setara di Jawa Tengah kawasan Barat-Selatan
2. Adanya pelayanan unggulan yang tidak dimiliki RS sekitar
3. Tingginya cakupan dan luasnya jangkauan pelayanan RS
4. Tersedianya jaminan asuransi bagi masyarakat miskin
1. Pelaksanaan peraturan perundangan yang kurang fleksibel pada pelayanan RS
2. Banyaknya RS swasta yang memilki keunggulan pelayanan yang spesifik
3. Adanya ancaman tututan oleh konsumen terhadap pelayanan kesehatan
4. Tingginya tuntutan
15
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang prima
Kepuasan pelanggan eksternal
1. Citra positif RSMS sebagai RS rujukan di kawasan Jawa Tengan Barat- Selatan
2. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
3. Minat masyarakat terhadap pelayanan paviliun yang tinggi
4. Animo masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang canggih dan berkualitas
1. Mahalnya pembiayaan pelayanan di RSMS
2. Beban sebagai RS pendidikan ada FK
3. Tingginya jumlah pasien dengan jaminan asuransi kesehatan miskin
Keuangan Adanya PERMENDAGRI 61 tahun 2007 tentang pedoman teknis PPK-BLUD
1. Belum adanya PERGUB sebagai dasar penetapan PPK-BLUD
2. Kurang memadainya tarif asuransi kesehatan
3. Tidak adanya kepastian biaya pelayanan
Tabel 7 : Scoring Analisis Faktor Internal dan Eksternal
No Obyek Yang DianalisaKekuatan Kelemahan
1 2 3 -1
-2
-3
1
Memilki tenaga dokter spesialis yang handal dan tenaga profesional lainnya yang berpengalaman
X
2memilki predikat RS terbesar dan terlengkap di Jawa Tengah kawasan Barat Selatan
X
3Memilki predikat RS kelas B pendidikan yang terakreditasi tingkat lengkap
X
16
4Memilki sertifikat ISO 9000:20001 sebagai jaminan mutu pelayanan RS
X
5Kurangnya komitmen dan loyalitas pegawai terhadap RS X
6Terbatasnya jumlah tenaga medis/paramedis (rasio tidak seimbang)
X
7Belum optimalnya kemampuan manajerial para unit fungsional X
8belum optimalnya pendayagunaan SDM X
9Masih lemahnya sistem reward dan punishment X
10Belum optimalnya SIMRS yang menjamin transparasi dan akuntabilitas
X
11Tersedianya alat kedokteran yang canggih dan memadai X
12Adanya program pengembangan pelayanan medis spesialitik X
13adanya pelayanan paviliun yang bagus X
14
Tersedianya pelayanan penunjang medis yang semakin lengkap dan terus berkembang sebagai pendukung pelayanan spesialitik
X
15 lokasi RS yang strategis X
16Memilki sarana dan prasarana yang memadai X
17Memilki gedung baru sebagai private wing dan pusat geriatri X
18Tersedianya SOP disetiap unit kerja X
19Kurang optimalnya utilisasi alat medis dan penunjang medis X
20kurang konsistennya kepastian waktu pelayanan X
21kurang optimalnya manajemen pemeliharaan sarana prasarana dan peralatan medis
X
17
22kurang optimalnya manajemen operasional pelayanan dan pendukung
X
23Kurang optimalnya pelaksanaan SOP secara konsisten X
24adanya intensive yang cukup memadai X
25sedang berkembangnya learning organization di lingkungan RS X
26 adanya kemauan untuk berubah X
27adanya kepedulian terhadap pelanggan X
28Belum adanya sistem Remunerasi yang adil dan proporsional (berbasis kinerja)
X
29Masih adanya sikap reaktif yang tidak proporsional X
30Tersedianya APBD yang memadai
X
31 tersedia dukungan APBN X
32tarif belum didasarkan pada unit cost X
33Belum adanya konsistensi biaya pelayanan X
34Kurang optimalnya sistem informasi manajemen keuangan X
35Belum adanya sistem Remunerasi
X
TOTAL SCORE 53 -41
1 2 3 -1
-2
-3
1Adanya dukungan pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk PPK-BLUD RS
X
2Tingginya dukungan Legislatif terhadap pengembangan pelayanan RS
X
3Lingkungan geografi dan demografi yang strategis X
4Adanyan pengembangan kerjasama di bidang pendidikan dan pelayanan RS
X
18
5Adanya dukungan berbagai pihak (stake holder) terhadap RS X
6RS tidak memilki kewenangan teritorial X
7 Adanya Internal Kompetitor X
8
banyaknya pihak yang mengontrol pelayanan kesehatna secata tidak proporsiona; X
9Belum adanya pesaing RS yang setara di Jawa Tengah kawasan Barat - Selatan
X
10Adanya pelayanan unggulan yang tidak dimiliki Rs sekitar X
11Tingginya cakupan dan luasnya jangkauan pelayanan RS X
12Tersedianya jaminan asuransi bagi masyarakat miskin X
13pelaksanaan peraturan perundangan yang kurang fleksibel pada pelayanan RS
X
14Banyaknya RS swasta yang memiliki keunggulan pelayanan yang spesifik
X
15adanya ancaman tuntutan oleh konsumen terhdapa pelayanan kesehatan
X X
16tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang prima
X
17citra positif RSMS sebagai RS rujukan dikawasan Barat Selatan X
18tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan X
19Minat masyarakat terhadap pelayanan paviliun yang tinggi X
20animo masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang canggih dan berkualitas
X
21mahalnya total biaya pelayanan di RSMS X
19
22rendahnya tingkat kepuasan pelanggan X
23tingginya jumlah pasien dari jaminan asuransi kesehatan miskin
X
24adanya PERMENDAGRI 61 tahun 2007 tentang pedoman teknis PPK-BLUD
X
25belum adanya PERGUB sebagai dasar penetapan PPK-BLUD X
26kurang memadainya tarif asuransi kesehatan X
27tidak adanya kepastian biaya pelayanan X
TOTAL SKORE 38 -34
Grafik dari analisis SWOT adalah sebagai berikut:
Berdasarkan analisis SWOT terhadap kondisi ekternal dan kondisi internal RS
yang dilihat dari 4 aspek, maka diperoleh posisi RS pada kuadran I pada grafik
SWOT, hal ini menunjukkan bahwa RSUO Prof. Dr. Margono Soekarjo berada
pada posisi Offensive/Aggressive yang artinya memiliki kekuatan dan peluang
20
Strength
Weaknessess
Treaths Opportunities
IOffensive/Agressive
IVDeffensive
IIILiquidation
IIReconsiliation
yang sangat besar untuk menekan kelemahan dan ancaman untuk itu RSMS
perlu terus melakukan terobosan-terobosan yang lebih strategis sehingga dapat
tetap mempertahankan pad a posisi pada kuadran I.
C. ANALISIS LINGKUNGAN GLOBAL1. Demografis
Merujuk profil kesehatan
Jawa Tengah tahun 2012,
morbiditas untuk penyakit
menular cenderung menurun
dibanding tahun 2011 seperti
Tuberculosis sebesar 60,87 per
100.000 penduduk, Demam
Berdarah 19,29 per 100.000
penduduk serta Kusta 4,57 per
100.000, namun pada kasus
HIV/AIDS dibandingkan tahun
2011 terdapat peningkatan dari
1.256 kasus menjadi 1.397.
Sementara pada penyakit non
menularprevalensi cenderung
menurun dibanding tahun 2011
seperti Jantung (2%), Kanker
(0,07%), Diabetes Melitus
(0,06%), Stroke (0,07%),
Hipertensi (2%), Asma (0,42%),
dekompensasio Kordis (0,12%).
Dari tabel jumlah penduduk dan
jumlah kunjungan di RSUD Prof.
Dr. Margono maka dapat
disimpulkan bahwa lebih dari
7% penduduk banyumas
memanfaatkan pelayanan RSMS
disusul oleh kabupaten
Purbalingga sebesar 1,9%,
kabupaten Cilacap 0,8% dan
Banjarnegara 0,6 % dan
kabupaten Brebes sebesar
0,08%. Apabila dibandingkan
dengan morbiditas provinsi
Jawa Tengah maka kurang lebih
45 % penduduk yang sakit di
Banyumas berobat di RSMS,
sementara untuk kabupaten
Purbalingga sekitar 20 %
Kabupaten Cilacap 15% dan
Banjarnegara 7,6 %.
Tabel 6: Captive Market Rumah Sakit Prof Dr Margono Soekardjo
No Kabupaten Jumlah Penduduk Jumlah Pasien1 Banyumas 1.554.527 111.7132 Purbalingga 48.952 16.4983 Cilacap 1.642.107 13.220
21
4 Banjarnegara 868.913 5.9965 Brebes 1.733.869 14.686
6 Lain-lain 2.995.222 16.262Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2012
Seperti yang diuraikan
dalam Profil Pasar RSMS pada
poin Kondisi eksternal Rumah
Sakit kita dapat melihat begitu
banyaknya penduduk yang
berdomisili di Cakupan Range
Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo antara lain
Banyumas, Purbalingga, Cilacap,
Banjarnegara, Brebes, dan lain
lain. Hal ini juga dapat
dimungkinkan penyerapan
tenaga kerja yang meliputi
daerah daerah tersebut yang
merupakan asset yang besar
untuk keberlangsungan rumah
sakit.
Tabel 7: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok UmurNo Kabupaten Kelompok Umur
0-14 15-64 65+ JUMLAH1 Banyumas 413.837 1.02006
6120.624 1.554.527
2 Purbalingga 237.402 547.270 64.280 848.952
3 Cilacap 464.859 1.060.759
116.489 1642.107
4 Banjarnegara 236.103 570535 62.275 868.913
5 Lain Lain 860.096 1.953.433
181.693 2.995.222
Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2012
Dari tabel 7 tersebut
diatas kelompok umur lebih dari
65 tahun mencapai di atas 7%
dari komposisi penduduk
berdasarkan kelompok umur di
wilayah 4 kabupaten yaitu
Banyumas , Purbalingga, Cilacap
dan Banjarnegara lebih tinggi
dari kabupaten lain di Jawa
Tengah sekitar 5-6 % dan
mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal tersebut
seiring dengan meningkatnya
umur harapan hidup penduduk
Jawa Tengah pada tahun 2012
yaitu 71 ,1 tahun dari 69,7 pada
tahun 2011 hal ini menunjukan
adanya keberhasilan program
pembangunan kesehatan,
namun demikian hal ini memilki
dampak yang cukup signifikan
terhadap masalah-masalah
kesehatan yaitu masalah
kesehatan masyarakat lanjut
usia. Penyakit-penyakit
degeneratif seperti jantung,
stroke, hipertensi, keganasan,
diabetes melitus,gagal ginjal
dan buta katarak menjadi trend
22
penyakit saat ini dan masa mendatang.
Pada Tabel 7 lebih
dijabarkan lagi tentang rentang
usia penduduk sekitar Rumah
Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo yang cenderung lebih
di dominasi rentang Remaja-
Dewasa tua yang memiliki arti
bahwa di sekitar Rumah Sakit
Prof Dr Margono Soekardjo
kondisi demografisnya lebih
mengarah ke rentang usia
produktif. Kondisi tersebut
mempengaruhi pola pelayanan
RS umumnya di Indonesia
khususnya di Jawa Tengah
untuk mampu mengelola
penyakit degeneratif yang
diderita oleh usia produktif
maupun usia lanjut.
Tabel 8: Jumlah Penduduk Menurut Jenis KelaminNo Kabupaten Laki Laki Perempuan Jumlah 1 Banyumas 778.197 776.330 1554527
2 Purbalingga 420.258 428.694 848952
3 Cilacap 824.279 817.828 1.642.107
4 Banjarnegara 436.152 432.761 868.913
5 Lain Lain 1498499 1496723 2.995.222
Sumber : Jawa Tengah dalam Angka
Dari tabel 8 dapat
dijelaskan bahwa proporsi
jumlah penduduk laki-Iaki
hampir seimbang dengan
jumlah penduduk perempuan,
namun demikian dari tahun ke
tahun menurut data statistic
jumlah perempuan di 4
Kabupaten tersebut mengalami
kenaikan yang cukup signifikan.
lronisnya tahun 2012 angka
Kematian Ibu di provinsi Jawa
Tengah kurang lebih 116,34 per
100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi 10,75 per
1000 kelahiran hidup. Kondisi
ini tidak berbeda di 4
Kabupaten tersebut. Hal ini
dimungkinkan karena
perempuan di kabupaten
tersebut terutama Purbalingga
adalah perempuan yang
berperan ganda yaitu
reproduksi dan produksi
sehingga faktor kesehatan yang
berhubungan dengan
reproduksi menjadi terabaikan.
Data dari BPS menunjukkan
23
rata-rata jam kerja laki-Iaki dan perempuan hampir sama yaitu
sekitar 37-39 jam per minggu.
Alternatif Penyelesaian
Tingginya angka kematian
ibu dan bayi biasanya terjadi
karena tidak memiliki akses ke
pelayanan kesehatan yang
berkualitas,terutama pelayanan
kegawatdaruratan, terlambat
mengambil keputusan dan
terlambat mendapatkan
pelayanan kesehatan. Maka dari
itu hal tersebut menjadi dasar
alasan harus diciptakan adanya
suatu organisasi atau unit yang
menaungi kesehatan dan
keselamatan kerja di rentang
lingkup Rumah Sakit Prof Dr
Margono Soekardjo, entah itu
dari LSM atau dari pihak
pemerintah sendiri via unit
pelayanan kesehatan seperti
Rumah Sakit untuk membangun
pemahaman dasar kesehatan
dan keselamatan kerja bagi
khususnya para Wanita karena
hal tersebut diatas.
2. EkonomisAnalisis Ekonomis mencakup segmen pemberdayaan konsumen RS dan
yang dijadikan sasaran untuk meningkatkan pelayanan di masa yang akan
datang berkaca dari record pasien yang diterima di masa lalu dan masa
sekarang.
Tabel 9 : Analisis Segmen PasarTuliskan trend yang diminati pasien saat ini yang berkaitan dengan RS.
Strategi apa yang perlu dirancang RS untuk mengambil keuntungan dari trend ini?
Pelayanan pasien VIP di Paviliunakan terus diminati Abiyasa yang mengutamakan pasien, oleh karena keunggulan fasilitas yang nyaman dan tarif terjangkau
1. Perbaikan sistem pelayanan Paviliun Abiyasa yang mengutamakan kepastian pelayanan dan kenyamanan fasilitas pelayanan untuk menarik segmen pasar menegah keatas
Pelayanan pasien asuransi kesehatan terus diminati passien karena ketersediaan jenis dan fasilitas pelayanan kesehatan
1. Peningkatan sistem pelayanan administrasi peserta asuransi khusu pasien non PBI
2. Perbaikan MOU tentang tarif pelayanan pasien asuransi
Pelayanan pasien kelas III khusunya 1. Peningkatan pelayanan maskin
24
pasien maskin terus dimintai pasien, karena lokasi yang strategis dan fasilitas yang nyaman
meliputi kebijakan dan prosedur untuk kemudahan akses pelayanan kesehatan maskin (pasien PBI)
2. Perbaikan standar pelayanan dan CP untuk pengendalian biaya pelayaban
Pelayanan gawat darurat terus diminati pasien, karena lokasi strategis dan kelengkapan sarana prasarana gawat darurat
1. Meningkatkan kualitas SDM gawat darurat untuk meningkatkan mutu pelayanan kegawatdaruratan
2. Memenuhi target respon time dan waktu tunggu konsultan di IGD
Pelayanan rawat intensif sangat dibutuhkan pasien, karena memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan fasilitas yang nyaman
1. Meningkatkan jumlah SDM khususnya intensifis untuk meningkatkan mutu pelayanan ICU/ICCU/HCU/NICU/PICU
2. Mengembangkan NCCUPelayanan jantung, terus diminati pasien karena kemudahan akses pelayanan dan kelengkapan sarana penunjang diagnosa
1. Meningkatkan jumlah dan kompetensi SDM pelayanan jantung terpadu
2. Mengembangkan pelayanan jantung terpadu
Pelayanan bedah urologi, terus diminatikarena kemudahan akses pelayanan dan ketersediaan spesialis bedah urologi
1. Meningkatkan jumlah dan kompetensi SDM pelayanan urologi
2. Mengembangkan pelayanan urologi khusunya transplantasi ginjal
Hemodialisa terus diminati pasien, karena prosedur pelayanan pasien mudah dan adanya jaminan dari asuransi kesehatan
1. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan untuk kenyamanan pasien
Pelayanan maternal perinatal khususnya Persalinan resiko tinggi terus diminati pasienkarena dukungan program jampersal
1. Meningkatkan sistem pelayanan Maternal perinatal (kebijakan dan, prosedur) dengan kepastian penanganan oleh SDM yang handal dan kompeten
Pelayanan Onkologi terus diminati oleh pasien oleh Karena satu-satunya
1. Meningkatkan jumlah dan Kompetensi SDM untuk
25
pelayanan di wilayah Jawa Tengah bagian barat-selatan
kepastian pelayanan onkologi2. Mengembangkan sistem
pelayanan3. onkologi terpadu (termasuk4. radioterapi dan kemoterapi)
26
Dari tabel 9 di atas dapat
disimpulkan bahwa peluang
untuk mengembangkan
pelayanan rujukan sub
spesialistik RS, baik pelayanan
medis maupun penunjang
medis, masih banyak
kesempatan, khususnya untuk
segmen menengah ke atas
khususnya pasien dengan
penjamin asuransi non PBI dan
pasien umum sekitar 40%. Hal
lain paslen asuransi PBI
merupakan potensi yang tidak
dapat diabaikan karena 60%
pasien di RSMS adalah pasien
miskin. Demikian juga produk
layanan baru yang potensial
karena belum ada pesaingnya
perlu segera dikembangkan di
RS ini, misalnya :pelayanan
jantung, pelayanan onkologi
terpadu, pelayanan bedah
urologi dan dukungan
pelayanan haemodialisa serta
pengembangan pelayanan
pavilun abiayasa (VIP dan WIP)
untuk mendukung biaya
operasional RS.
Alternatif PenyelesaianSejauh yang dapat kita
amati, dalam analisis ekonomis
RSUD Prof. Dr, Margono
Soekarjo terlihat sudah matang
dalam menjalankan apa yang
dikehendaki dalam pangsa
pasar, hal ini ditujukan oleh
kerincian strategi yang
dijalankan yang meliputi aspek
development dan fixing. Hal
yang patut diberikan adalah
RSUD Prof. Dr, Margono
Soekarjo harus terus melakukan
survey informasi tentang
demands yang ada dalam
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
3. Analisis Persaingan dan Anggarana. Analisis Pesaing
Lokasi RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo yang
strategis di jalur
perdagangan 4 wilayah
kabupaten menjadikan RS
Margono memiliki potensi
cakupan pelayanan rujukan
kesehatan. Dengan
dukungan SDM khususnya
jumlah tenaga medis yang
mencakup 72 orang yang
terdiri dari 17 jenis
spesialistik dan Alat-
kedokteran serta canggih
27
sesuai standart klas B
Pendidikan saat
menjadikan RS Margono
menjadi RS yang terbesar
dan unggul di wilayah Jawa
Tengah Bagian Barat
Selatan.
RSUD Prof Dr.
Margono dalam
pengelolaanya perlu
melakukan kajian pesaing
dalam rangka menerapkan
manajemen ala bisnis
sejalan dengan status
kelembagaan sebagai PPK-
BLUD. Sebagai RS yang
terbesar di wilayah Jawah
Tengah Barat Selatan
sampai saat ini masih
menjadi pilihan masyarakat
di 4 Kabupaten, namun
dari aspek pelayanan RSU
Emanuel, RSU Elisabeth
dan RSUD Banyumas dapat
ditetapkan sebagai pesaing
yang harus di perhitungkan
karena spirit dan budaya
kerja yang unggul
tercermin dalam proses
pelayanan kepada
pelanggan.
Tabel 10: Kekuatan Pesaing
Pesaing Porsi PasienTrend
Kedepan
Alasan Utama pasien Membeli
dari Pesaing andaRSUD Banyumas
Segmen menengah ke bawah
Semakin kuat - Pelayanan lebih ramah dan informative
- Adanya dukungan Pemkab
- Memiliki Pelayanan Unggulan yang Menjadi Pembeda (JIwa)
RS Emmanuel Segmen menengah ke atas
- Pelayanan Lenih Nyaman
- Pelayanan Lebih Ramah
- Prosedur lebih sederhana
RS Elizabeth Segmen menengah ke
- Pelayanan Lebih Ramah
28
atas - Prosedur Lebih Sederhana
- Proses Pelayana Asertif
- Sarana Prasarana Nyaman
Sumber : Data RSMS
Tabel 11: Jumlah RS Pemerintah dan Swasta di 4 KabupatenNo Kabupaten RS Pemerintah RS Swasta1 Banyumas 4 162 Purbalingga 1 63 Cilacap 2 74 Banjarnegara 1 35 Brebes 2 5Jumlah 10 37
Dalam tabel tersebut jumlah RS pemerintah dan swasa di empat
kabupaten, tersebut telah mencukupi ratio penduduk yang dilayani, bahkan
relatif berlebih khususnya di kabupaten Banyumas, namun demikian dari
aspek kemampuan pelayanan, SDM dan peralatan Kedokteran maka RSUD
Prof. Dr, Margono Soekarjo paling unggul diantara yang lain karena
statusnya sebagai RS Klas B Pendidikan. Dari data morbiditas & kunjungan
pelayanan maka market share RSMS sekitar 47% sementara RSUD
kabupaten sekitar 30 persen dan RS. Swasta dan praktek pribadi 23 persen,
fenomena ini menunjukkan RSMS masih menjadi pilihan masyarakat 4
Kabupaten.
Alternatif Penyelesaian
Menjadi pilihan
utama dari sekian banyak
pilihan unit pelayanan
kesehatan adalah menjadi
kebanggan tersendiri bagi
RSUD Prof. Dr, Margono
Soekarjo. Dalam analogi
tabel persaingan liga,
RSUD Prof. Dr, Margono
Soekarjo menggungguli
berbagai macam RS akan
tetapi memiliki persaingan
yang ketat dengan RSUD
Banyumas. Maka dari itu
29
peluang untuk
memenangkan persaingan
adalah menambah kualitas
mutu pelayanan untuk
diproses menjadi outcome
yang dapat dirasakan
pasien, Karena RSUD
Banyumas unggul dalam
segi macam pelayanan
yang diberikan kepada
masyarakat.
D. ANALISIS ANGGARAN
Tabel 12: Anggaran Kesehatan dari APBD Jateng
NoTahun
AnggaranAPBD Kesehatan RSMS
1 2005 3.192.575191000 311.787.811000 59.806.332000
2 2006 4.001.836.661.00
0
385.865582.000 82632.543.000
3 2007 4.373.627.046.00
0
454.295.545.000 133.190.431.00
0
4 2008 5.394.313.692.00
0
599.049.407.000 170.537.403.00
0
5 2009 5.665.315.683.00
0
740.700.880.000 166.211.415.00
0
6 2010 6.062.149.998.00
0
752.824.990.000 211.809.720.00
0
7 2011 8.024.960.580.00
0
707.109.896.000 245.530.01400
0
8 2012 11.928.572.886.0
00
845.296.762.000 238.856.047.00
0
Sumber : Data RSMS
Dari tabel
tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa
anggaran kesehatan yang
dialokasikan untuk
pembangunan kesehatan
di Jawa Tengah mulai
tahun 2005 sampai dengan
2012 mengalami kenaikan
yaitu ratarata sebesar
17,5%, namun demikian
bila dilakukan analisa
proporsi antara alokasi
dana kesehatan terhadap
30
APBO pad a tahun 2005
sebesar 9,7 persen, tahun
2006 sekitar 9,6 persen dan
tahun 2007 sebesar
10,30%. Sementara untuk
alokasi di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo mulai
tahun 2005 sampai dengan
2007 terjadi kenaikan yang
signifikan pula yaitu
sebesar 27% pada tahun
2006 dan sebesar 37 %
pada tahun 2007 serta
28,4%. Kenaikan ini terjadi
karena RSUD Prof, Dr.
Margono Soekarjo
melakukan pembangunan
fisik untuk pengembangan
paviliun Abiyasa dan Pusat
Geriatri. Kemudian secara
berturut-turut mulai 2010-
2011 adalah sebagai
berikut 27,4%,15,9%,
sementara tahun 2012
menurun sebesar 3%.
Analisis proporsi alokasi
dana RSMS terhadap APBD
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah cukup besar yaitu
19 persen pad a tahun
2005, 21 pesen pada tahun
2006 dan 29 persen pada
tahun 2008. Kemudian
pada tahun 2009-2012
berturut-turut sebagai
berikut 22,4%, 28,1%,
34,7%, 28,2%.
Alternatif Penyelesaian
Bercermin
dengan tabel diatas maka
Hal ini menunjukkan
bahwa Pemeritah Provinsi
Jawa Tengah memberikan
dukungan sumber dana
yang cukup untuk
pengembangan pelayanan
di RSMS, maka perlu
pengelolaan yang efektif
dan efisien agar dengan
alokasi dana tersebut
dapat meningkatkan mutu
& cakupan pelayanan
kesehatan terhadap
masyarakat. Upaya yang
dilakukan mencoba untuk
sehemat mugkin dalam
mengalokasikan dana yang
tersedia agar dana tersebut
tepat guna dan tepat
sasaran dalam konteks
memajukan Rumah Sakit.
31
E. ANALISIS KETERSEDIAAN TENAGA MEDIS
Tabel 13: Jumlah Tenaga Medis Provinsi JatengNo Unit Kerja Jumlah Tenaga Dokter
Spesialis Umum Gigi Jumlah1 Puskesmas 9 1.867 697 2.573
2 Rumah Sakit 2501 1.831 337 4.669
3 Sarana Kesehatan Lain 27 352 66 445
TOTALRATIO THD 100.000 PENDUDUKRATIO IDEAL
25377.63
6
4.050 12.17
40
1.1003.3111
7.68720.68
Sumber : Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012
Dalam
menentukan keberhasilan
pengembangan pelayanan
kesehatan maka
ketersediaan tenaga medis
khususnya dokter spesialis
menjadi salah satu faktor
penting di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo
Purwokerto, sementara
dari tabel tersebut diatas
dapat dijelaskan bahwa
ketersediaan tenaga medis
di Provinsi Jawa Tengah
masih belum mencapai
ratio Ideal yaitu 6 per
100.000 penduduk untuk
Dokter Spesialis, 40 per
100.000 penduduk untuk
dokter umum dan 11 per
100.000 penduduk untuk
Dokter Gigi.
Alternatif PenyelesaianKetersediaan
tersebut diatas juga
dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah tentang
pengangkatan pegawai
baru yang relatif kecil
setiap tahunnya dan
banyaknya pengurangan
tenaga kesehatan karena
pensiun, sehingga secara
birokrasi pemenuhan
kebutuhan tenaga medis
akan sangat lama dan sulit
di penuhi, oleh karena itu
perlu terobosan dengan
manajemen BLUD sehingga
dapat melakukan
recruitment tenaga medis
sesuai kebutuhan
pengembangan pelayanan
di RSMS, namun demikian
32
hal tersebut tetap
bergantung pada jumlah
spesialis yang tersedia dari
beberapa center
pendidikan spesialistik di
Indonesia. Adapun hal
yang mengganggu upaya
keberhasilan tersebut ialah
kemauan para pegawai
untuk meningkatkan
kemampuannya secara
formal dengan ditujukan
oleh fakta minimnya
Spesialis di dalam tabel
diatas.
F. ANALISIS STRATEGI DAN KEBIJAKANMengacu pad a analisis SWOT(Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancanam) maka perlu dianalisis dengan pola dasar asumsi strategis, dengan berpedoman pada visi yaitu Prima dalam Pelayanan Sub Spesialistik dan Pendidikan Profesi maka dibawah ini disusun strategi- strategi yang dapat dijabarkan dalam tabel berikut.Tabel : Analisis Asumsi Strategi
PELUANGKEUATAN KELEMAHAN
Asumsi strategi SO Asumsi stategi WO
1. Optimalkan tenaga medis yang handal dan profesional untuk mengembangkan pelayanan-pelayanan unggulan
1. Tingkatkan komitmen SDM dengan PPK- BLUD sehingga RS dapat menerapkan sistem pentarifan dan remunerasi yang lebih adil dan proporsional
2. optimalkan ketersediaaan dana APBD maupun APBN dalam pemgelolaan pelayanan kesehatan
2. Dibangunnya sistem remunerasi dengan mengoptimalkan SIMRS untuk menerapkan budaya reward dan puninishment
3. Optimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana serta lokasi yang strategis sebagai pendukung pelayanan unggulan
3. Atasi kualitas SDM yang belum memadai dengan diklat atas dukungan dana APBD
4. Optimalkan alat kedokteran yang canggih sebagai pendukung pelayanan unggulan
4. Atasi budaya reaktif yang tidak proporsional dan ketidakkonsistenan menjalankan SOP dengan pemantapan budaya learning organization
33
5. optimalkan dukungan pemerintah provinsi, legislatif dan stake holder dalam rangka PPK-BLUD sesuai PERMENDAGRI 61 tahun 2007
5. Atasi kurang optimalnya manajemen pemeliharaan dan utilisasi alat dengan modal kemauan untuk melakukan perubahan
6. Akulturasi budaya learning organization untuk memantapkan kepedulian terhadap pelanggan
7. Optimalkan manajemen jaminan mutu untuk mempertahankan citra positif RS sehinggan minat masyarakat terhadapa pelayanan RS (paviliun maupun private) semakin meningkat
8. Optimalkan pelayanan unggulan untuk memperluass cakupan pelayanan kesehatan
ANCAMAN Asumsi Strategi ST Asumsi Strategi WT
1. Pertahankan predikat akreditasi dan ISO untuk menghadapi kontrol pelayanan kesehtan yang tidak proporsionaldan ancaman tuntutan pelanggan terhadap pelayanan RS serta meningkatkan kepuasan pelanggan
1. Tingkatkan komitmen dan kualitas SDM dengan tingginya ancaman tuntutan pelayanan kesehehatan oleh pelanggan
2. Optimalan pengembangan program pelayanan unggulan untuk menekan internal maupun eksternal kompetitor disekitar RSMS
2. Tingkatkan efisiensi pelayanan untuk pasien dengan jaminan asuransi kesehatan miskin
3. Pertahankan citra RS yang positif dengan pemantapan learning organization
3. Atasi peraturan yang tidak fleksibel dengan penerapan PPK-BLUD
4. Optimalkan pelaksanaan SOP untuk kepastian biaya pasien
4. Perbaiki sistem pentarifan untuk pasien miskin
Tabel : Asumsi Strategis
NOASUMSI STRATEGI URAIAN STRATEGI
1 Kekuatan dan 1. Optimalkan tenaga 1. Pengembangan kualitas
34
Peluang (SO) medis yang handal dan profesional untuk mengembangkan pelayanan-pelayanan unggulan
dan kuantitas SDM untuk meningkatkan kapasitas
2. Optimalkan pelayanan ungguklan untuk memperluas cakupan pelayanan kesehatan
2. Pengembangan pelayanan unggulan dengan pemanfaatan teknologi kedokteran
3. Optimalkan alat kedokteran yang canggih sebagai pendukung pelayanan unggulan
3. Peningkatan manajemen sarana dan prasarana RS
4. optimalkan pemanfaatan sarana dan prasaranan serta lokassi yang strategis sebagai pendukung proses pelayanan
4. Pengembangan manajemen mutu RS
5. Optimalkan manajemen jaminan mutu untuk mempertahankan citra positif RS sehingga minat masyarakat terhadap pelayanan RS (paviliunmaupun privat) semakin meningkat
5. Pengembangan promosi dan kerjasama dengan pihak ketiga
6. Optimalkan ketersediaan dana APBD maupun APBN dalam pengelolaan pelayanan kesehatan
6. Pengembangan sistem perencanaan anggaran PPK - BLUD
7. optimalkan dukungan pemerintah provinsi, legislatif dan stake holder dalam rangka PPK-BLUD sesuai PERMENDAGRI 61 tahun 2007
7. Pengembangan budaya organisasi pembelajar
8. Akulturasi budaya learning organization untuk memantapkan kepedulian terhadap
35
pelanggan2 Kekuatan dan
Ancaman (ST)1. Pertahan predikat akreditasi dan ISO untuk menghadapai kontrol pelayanan kesehtan yang tidak proporsional dan ancaman tuntutan pelanggan terhadap pelayanan RS serta mneningkatkan kepuasan pelanggan
1. Pengembangan manajemen mutu RS
2. Optimalkan pengembangan program pelayanan unggulan untuk menekan internal maupun eksternal kompetitor RSMS
2. Pengembangan pelayanan unggulan
3. Pertahankan citra RS yang positif dengan pemantapan Learning organisatiaon
3. Pengembangan promosi RS
4. Optimalkan pelaksanaan SOP untuk kepastian biaya pasien
4. Pengembangan sistem remunerasi5. Pengembangan manajemen keuangan6. Pengembangan SIMRS
3 Kelemahan dan Peluang (WO)
1. Tingkatkan komitmen SDM dengan PPK-BLUD sehingga RS dapat menerapakan sistem pentarifan dan remunerasi yang lebih adil dan proporsiona;
1. Pemantapan PPK -BLUD RSMS
2. Dibangunnya sistem remunerassi dengan mengoptimalkan SIMRS untuk menerapakan budaya reward dan punishment
2. Peningkatan kesejahteraan karyawan
3. Atasi kualitas SDM yang belum memadai dengan diklat atas dukungan dana APBD
3. Pengembangan manajemen karir
36
4. Atasi budaya reaktif yang tidak proporsional dan ketidakkonsistenan menjalankan SOP dengan pemantapan budaya learning organisation
4. Peningkatan kompetensi SDM
5. Atasi kurang optimalnya manajemen pemelihraan dan utilisasi alat dengan modal keamuan untuk melakukan perubahan
5. Pengembangan manajemen organisasi
6. Peningkatan maanjemen logistik7. Peningkatan manjemen Operasional
4 Kelemahan dan Acaman (WT)
1. Tingkatkan komitmen dan kualitas SDM dengan tingginya ancaman tuntutan pelayanan kesehatan dan pelanggan
1. Pengembangan budaya organisasi pembelajar
2. Tingkatkan efisiensi pelayanan untuk pasien dengan jaminan asuransi kesehatan miskin
2. pengembangan pelayanan maskin
3. Atasi peraturan yang tidak fleksibel dengan penerapan PPK-BLUD
3. Pemantapan manajemen operasional PPK-BLUD
4. Perbaiki sistem pentarifan untuk pasien miskin
Alternatif Penyelesaian
pengamat menemukan
dsalam Analisis Asumsi,
beberapa asumsi yang mungkin
tidak dapat dilaksanakan serta
merta dalam kurun waktu lima
tahun seperti pada renstra ini
kemukakan. Seperti dalam
contoh dibangunnya sistem
remunerasi dengan
mengoptimalkan SIMRS untuk
menerapakan budaya reward
dan punishment. Dalam
37
penerapannya hal-hal yang
sederhana sangat susah untuk
menjadi inti dari decision
making support, karena masih
adanya sistem penilaian
obyektifitas dari sebagian
kalangan serta dalam
memperbaiki penarifan kepada
pasien miskin menjadi isu yang
ada di setiap renstra rumah
sakit dengan kondisi yang
belum optimal karena berbagai
kondisi seperti politis dan
pengaruh kebijakan yang
berdasarkan wewenang.
G. STRATEGI Mengacu pada misi dan
nilai-nilai dalam pencapaian visi
maka dipilih strategi sebagai
faktor kunci keberhasilan
sebagai berikut:
1. Pengembangan Peiayanan
Unggulan dengan
pemanfaatan teknologi
kedokteran
2. Pengembangan manajemen
mutu Rumah Sakit
3. Pengembangan promosi dan
kerjasama dengan pihak
ketiga meliputi pelayanan
dan pendidikan
4. Pengembangan mutu
pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
5. Pengembangan kuantitas
dan kualitas Sumber Daya
Manusia sesual standar
profesi
6. Pengembangan sarana dan
prasarana Rumah Sakit
sesual standar Rumah Sakit
Klas A.
7. Pengembangan manajemen
organisasi meliputi
manaJemen keuangan dan
manajemen perencanaan
berbasis SIMRS
8. Peningkatan kesejahteraan
pegawai dengan penerapan
system remunerasi yang adil
& proporsional.
Selain strategi operasional
tersebut diatas maka perlu di
dukung dengan strategi
competitiveness yaitu sistem
pentarifan yang atraktif dengan
mengacu unit cost, dengan
komitmen pada proses
pelayanan tetap melakukan
efisiensi agar biaya pasien tidak
38
terlalu tinggi.Kenaikan tarif
bervariasi dari 150%-300%
dengan komposisi Jasa
Pelayanan dan Jasa Sarana 50%-
50% untuk pelayanan medis
dan pelayanan penunjang
dengan komposisi 40%-60%.
Kenaikan tarif tertinggi pad a
Klas VIP dan VVIP. Sementara
untuk tariff Asuransi Kesehatan
Sosial maupun Komersial
dihitung berdasarkan unit Cost
serta mengacu pada
Kepmenkes tentang Tarif
Pelayanan Asuransi Kesehatan.
Untuk masyarakat miskin tetap
dengan menggunakan tarif
sesuai ketentuan Pedoman
Pelaksanaan Jamkesmas dari
Menkes RI. Sistem pentarifan
tersebut akan diterapkan mulai
tahun 2009.Dari strategi yang
disusun tersebut terdapat
indikator dan tahapan target
sebagai ukuran pencapainnya'
(terdapat dalam bagian
lampiran RENSTRA).
H. KEBIJAKANMengacu pada analisis
asumsi strategis dan strategi
untuk mencapai Visi RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo yang
merupakan penjabaran dari Visi
dan Misi Provinsi Jawa Tengah
dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) tahun 2013-2018
Peningkatan Pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi
dan Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi, maka disusun
kebijakan RSMS sebagai
berikut:
1. Pemanfaatan tekhnologi
kedokteran canggih untuk
ketepatan diagnose dan
terapi.
2. Penerapan manajemen
jaminan mutu pelayanan
berstandar nasional.
3. Peningkatan kerjasama
dengan pihak ketiga tentang
pelayanan kesehatan yang
berbasis asuransi.
4. Pemanfaatan media dan
institusi sebagai sarana
promosi.
5. Peningkatkan kerjasama
dengan institusi pendidikan
39
yang menJamln mutu Rumah
Sakit Pendidikan.
6. Pemanfaatan lembaga
pendidikan yang
tersertifikasi sebagai sarana
peningkatan.
7. Penyediaan Sarana
Prasarana Rumah Sakit yang
unggul, aman dan efisien.
8. Penerapan manaJemen
operasional berbasis
kepuasan pelanggan internal
dan eksternal.
Alternatif Penyelesaian
Materi Peningkatan
Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi dan Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi
sebenarnya adalah gerakan
diversi oleh RSMS dikarenakan
pelayanan tersebut tidak
tersedia pada unit pelayanan di
RSMS, dan pada akhirnya
dilimpahkan menjadi trigger
development pada sector
sector yang lain.
Pengembangan pengembangan
yang didasari oleh kompetisi
sebenarnya hal yang bagus
dalam membuat suatu
organisasi tersebut lebih unggul
dari pada yang lain, akan tetapi
hal hal yang belum terpikirkan
sebelumnya, seharusnya lebih
dieksplorasi kembali untuk
membuat afeksi eksentrik yang
secara tidak langsung menjadi
strategi yang efektif nan unik
untuk membuat sasaran yang
dikemukakan diatas cepat
tercapai.
I. PROBABILITAS KETERLAKSANAAN RENSTRA TAHUN 2013-2018
Kemungkinan tercapainya renstra RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo 2013 -2015
sangatlah besar, hal ini terlihat dari jumlah anggaran yang diberikan oleh
pemerintah kepada RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, dan terdapatkan
kenaikan anggaran setiap tahunnya membuat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
dapat secara leluasa menggunakan anggaran untuk menutupi kelemahan dan
40
memperkuat unit unit yang menjadi andalan pada Rumah Sakit. Faktor-faktor
pendukung renstra ini tercapai salah satunya dan yang paling mendasari adalah
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo merupakan salah satu pioner unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah Jawa Tengah bagian Barat-Selatan. Hal tersebut
semakin mempermudah pengembangan RS ke arah yang ingin dituju, mengingat
garis besar dari renstra 2013-2018 RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo adalah
untuk memonopoli pelayanan kesehatan yang ada di wilayah cakupannya.
BAB IIIPENUTUP
41
A. Kesimpulan
Peningkatan pelayanan publik
dalam bidang kesehatan Rumah
Sakit Prof Dr Margono Soekardjo
membebankan target kepada
para praktisan yang tergabung
dalam Rumah Sakit Prof Dr
Margono Soekardjo, seperti
terus bersaing untuk
mendapatkan podium tertinggi
dalam pelayanan bidang
kesehatan wilayah Jawa Tengah
bagian barat selatan. Di dalam
RPJMD periode 2013-2018 telah
banyak diuraikan tentang
keunggulan Rumah Sakit dalam
Renstra yang berwujud profil
yang dalam kenyataannya masih
terdapat kelemahan yang terjadi
adalah pada RS Pemerintah
semacam ini adalah
ketidakmampuan untuk
mengoptimalkan potensi-
potensinya serta tidak
sepenuhnya memanfaatkan
peluang-peluang besar yang
dipunyainya. Bahkan terkesan RS
Pemerintah layaknya unit
pelayanan kesehatan yang serba
kekura
ngan. Kekurangan dana,
kekurangan tenaga, kekurangan
peralatan, kekurangan
kepedulian, kekurangan
perhatian, dan berbagai
kekurangan-kekurangan lainnya.
Dan anehnya lagi, masyarakat
dan personil pemerintah serta
personil legislatif sendiri malah
selalu menyalahkan dan
menghujat layanan kesehatan RS
Pemerintah, layaknya RS
Pemerintah bukan milik mereka
dan mereka tidak mempunyai
tanggung jawab dalam
memajukan RS tersebut.
Padahal, RS Swasta bisa
melaksanakan pelayanan
kesehatan dan menggaji
karyawannya hanya dari
pembayaran pasien, sedangkan
manajemennya tidak
jauh berbeda. Persepsi
masyarakat belum banyak
berubah hingga era JKN/BPJS
sekarang ini. Masyarakat lebih
memilih RS swasta yang melayani
pasien BPJS dibandingkan dengan
RS pemerintah. Hal tersebut
selalu dilandasi pemikiran bahwa
pelayanan di RS swasta pasti akan
lebih baik, cepat dan
professional. Menyikapi hal
tersebut, semestinya RS Prof Dr
Margono Soekardjo segera
berbenah diri agar dapat bersaing
dengan RS Swasta dan RS
Pesaing lainnya. Apalagi dengan
dukungan anggaran dari APBD
dan APBN yang pasti dikucurkan
oleh pemerintah dapat
menjadikan RS Prof Dr Margono
Soekardjo menjadi yang terbaik
dan menjadi kebanggaan
masyarakat. Dengan demikian
tidak ada lagi keluhan keluhan
seperti kekurangan tempat tidur,
kekurangan peralatan medis,
kekurangan dana, kekurangan
tenaga ahli, dan jangan sampai
kekurangan pasien.
B. SARANAdapun saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Gunakan pendekatan Ekstentris
kepada masyarakat apabila RS
ingin lebih memiliki drawback
positif sekalipun hal tersebut
tidak berdampak secara langsung
pada Income. Contohnya :
Penggunaan tas obat yang lebih
menarik dan wadah kumpulan
obat yang diberikan kepada
pasien dibentuk sedemikian rupa
untuk mencuri atensi dari
persaingan yang pelik.
2. Hambatan- hambatan yang
muncul seperti biaya ketrampilan
pegawai semakin tinggi, semakin
banyak pegawai yang tidak
meneruskan ke bidang
profesional dan pelatihan yang
menunjang untuk produksi RS
dikarenakan masalah biaya dan
sedikitnya waktu untuk mengikuti
karena terdapat beban kerja.
Sebaiknya pemerintah memberi
kebijakan bagaimana agar kedua-
duanya bisa berjalan dengan baik
contohnya memberikan subsidi
dan kebijakan untuk diberikan
kepada pegawai yang sedang
mengikuti pelatihan/meneruskan
jenjang yang lebih tinggi.
3. RS Prof Dr Margono Soekardjo
sebagai RS Pemerintah yang
mempunyai akses dan link
dengan RS Pemerintah lainnya,
hendaknya lebih menggunakan
keuntungan ini untuk menjalin
kerjasama dengan RS lain yang
mempunyai Grade lebih tinggi
sehinga memudahkan dalam proses rujukan.
C. HASIL ANALISIS
Walaupun disparitas antara
renstra dan kenyataan tidak terlalu
besar, pengamat berpikir tentang
kriteria pendukung pengembangan
Rumah Sakit yang dapat lagi
menambah keinginan, Rumah Sakit
Prof Dr Margono Soekardjo
menjadi monopoli tunggal dalam
pelayanan kesehatan di wilayah
Jawa Tengah bagian barat-selatan
seperti dalam garis besar Renstra-
nya, antara lain adalah penggunaan
technical broadcasting service di
dalam Rumah Sakit untuk
menyuguhkan klien tentang system
system dan bagaimana pelayanan
Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo secara keseluruhan,
dengan menonjolkan sisi tersebut,
kualitas teknologi Rumah Sakit
Prof Dr Margono Soekardjo dapat
menjadi salah satu factor yang
membentuk image barand yang
tinggi antar para pesaing.
Berkaitan dengan Health and
Millenium Development Goals dari
WHO, pada goal 6 yaitu memerangi
HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit
lainnya sepertinya tidak
dimasukkan kepada Renstra
Rumah Sakit Prof Dr Margono
Soekardjo padahal dalam
kenyataannya, hal tersebut bernilai
essensial ketika kita membicarakan
tentang ranah pelayanan
kesehatan public. Dengan masih
adanya wabah wabah dan penyakit
menular yang dapat mengancam
suatu komunitas wilayah,
diharapkan hal tersebut
dimasukkan pada renstra di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.
Erlangga:Jakarta.
David, Fred R. 2011. Strategic Management : Concepts and Cases. 13th Edition. New
Jersey : Prentice Hall.
Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Buku Kedokteran EGC:Jakarta.
Sumber Lain:
https://publikasi.kominfo.go.id/handle/54323613/82 ttg Perpres No.5 Tahun 2010
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014. Diakses pada
tanggal 14 Oktober 2015.
http://www.beritasatu.com/kesra/182907-rsud-margono-soekarjo-jalankan-bridging-
system-untuk-pasien-bpjs-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.
https://www.academia.edu/9531848/INDIKATOR_KINERJA_RUMAH_SAKIT oleh Hanna
Permana Subanegara. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2015.
http://ppid.jatengprov.go.id/download/details/rencana-strategis-rsud-prof.-dr.-
margono-soekarjo-tahun-2013-2018. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015
http://www.cgma.org/Resources/Tools/essential-tools/Pages/strategic-planning-
tools.aspx. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.
http://www.who.int/hdp/publications/mdg_en.pdf diakses pada 20 oktober pukul 23.00