renstra dinas pemuda dan olah raga kota palangka raya

185
II 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS 2.1.1 Luas dan Batas Administrasi Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis Kota Palangka Raya terletak pada 113 0 30’ – 114 0 04’ Bujur Timur dan 1 0 30’ – 2 0 30’ Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau Sebelah Barat : Kabupaten Katingan Berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 secara administrasi Kota Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Peta batas wilayah Kota Palangka Raya disajikan pada gambar di bawah ini.

Upload: mellianae-merkusi

Post on 15-Apr-2017

841 views

Category:

Government & Nonprofit


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 1

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS2.1.1 Luas dan Batas Administrasi

Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota

Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis

Kota Palangka Raya terletak pada 113030’ – 114004’ Bujur Timur dan 1030’ –

2030’ Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas

Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Barat : Kabupaten Katingan

Berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 secara administrasi Kota

Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Peta batas

wilayah Kota Palangka Raya disajikan pada gambar di bawah ini.

Page 2: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 2

Gambar 2.1Peta Administrasi Kota Palangka Raya

2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan

Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2. Tabel

2.1 menyajikan pembagian luas wilayah kota Palangka Raya berdasar

Page 3: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 3

kecamatan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Rakumpit yang memiliki

luas hampir 10 kali lipat luas kecamatan Pahandut yang memiliki luas peling

kecil.Tabel 2.1

Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya 2012

No Kecamatan Kelurahan Luas (Km2) % Wil. Kota1. Pahandut

Ibu kota:Pahandut

Pahandut 9,50 0,35Panarung 23,50 0,88Langkai 10,00 0,37Tumbang Rungan 23,00 0,86Tanjung Pinang 44,00 1,64Pahandut Seberang 7,25 0,27

Luas Kecamatan Pahandut 117,25 4,382. Sabangau

Ibu kota:Kalampangan

Kereng Bangkirai 270,50 10,10Sabaru 152,25 5,68Kalampangan 46,25 1,73Kameloh Baru 53,50 2,00Bereng Bengkel 18,50 0,69Danau Tundai 42,50 1,59

Luas Kecamatan Sebangau 583,5 21,783. Jekan Raya

Ib kota:Palangka

Menteng 31,00 1,16Palangka 24,75 0,92Bukit Tunggal 237,12 8,85Petuk Katimun 59,75 2,23

Luas Kecamatan Jekan Raya 352,62 13,164. Bukit Batu

Ibukota:Tangkiling

Marang 124,00 4,63Tumbang Tuhai 44,84 1,67Banturung 56,44 2,11Tangkiling 78,64 2,94Sei Gohong 89,00 3,32Kanarakan 105,50 3,94Habaring Hurung 73,58 2,75

Luas Kecamatan Bukit Batu 572 21,365. Rakumpit

Ibukota:Mungku Baru

Petuk Bukit 283,67 10,59Pager Jaya 193,35 7,22Panjehang 39,43 1,47Gaung Baru 59,08 2,21Petuk Barunai 147,10 5,49Mungku Baru 187,25 6,99

Page 4: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 4

Bukit Sua 143,26 5,35Luas Kecamatan Rakumpit 1 053,14 39,32

(Sumber : Kantor Walikota Palangka Raya, Bagian AdministrasiPemerintahan, 2013)

Sebagian besar Kota Palangka Raya relatif datar (0–3%), di wilayah

Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu terdapat bukit berbatu dengan

kemiringan lahan > 40%. Berdasarkan peta topografi skala 1 : 250.000,

morfologi wilayah perencanaan merupakan daerah dataran rendah, dengan

ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari muka laut. Daerah morfologi

pegunungan rendah dengan ketinggian antara 30-60 meter membentang

dengan arah Utara–Selatan dan membagi lembah aliran Sungai Kahayan

dan Sungai Rungan dibagian barat, dan lembah Sungai Mangkutup dibagian

timur.

2.1.3 Geologi dan Tanah

Geologi wilayah Kota Palangka Raya termasuk di dalam peta geologi

lembar Palangka Raya skala 1: 250.000 dan lembar Banjarmasin skala 1 :

1.000.000. Hampir seluruh wilayah perencanaan ditempati oleh formasi

batuan yang relatif berumur muda, yaitu Plistosen hingga Holosen. Struktur

geologi Kota Palangka Raya sebagian besar disusun dari batuan kwarsa dan

dari endapan kuarter. Endapan kuarter ini membentuk lahan bergambut

sehingga kurang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan perkotaan.

Lahan jenis ini terletak di wilayah selatan Kota Palangka Raya, yaitu di

Kecamatan Sabangau.

Wilayah utara Kota Palangka Raya struktur batuannya terbentuk dari

endapan mineral batu kwarsa, kaolin dan granodiarit (batu gunung) yang

memiliki sifat daya tekan yang kuat dan kestabilan tanah dan batuan yang

tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar berada di Kecamatan Bukit Batu

dan merupakan kawasan pertambangan dan galian. Jenis tanah yang

terdapat di wilayah Kota Palangka Raya meliputi podsol, regosol, organosol,

Page 5: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 5

aluvial, litosol, dan podsolik merah kuning yang menyebar di sekitar bentaran

sungai dan danau.

Berdasarkan peta geologi (Tahun 2010) sebaran bahan galian di

wilayah Kota Palangka Raya, potensi bahan galian yang terdapat di setiap

formasi batuan dijelaskan oleh tabel 2.2.

Tabel 2.2Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2010

Formasi/SatuanBatuan

Penjelasan Batuan Luas Ha

Aluvium Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal,lanau dan gambut. Bahan galian industriyang diharapkan dari formasi satuan iniadalah lempung kaolinit, pasir dankerakal.

110.610,35

Formasi Dahor Terdiri dari batu pasir kuarsa,konglomerat kuarsa, batu lempung,setempat lignit dan imonit. Bahan galianindustri yang diharapkan dari formasi iniadalah batu pasir kuarsa, konglomeratkuarsa, batu lempung dan gambut.

1.862,45

Granit Terdiri dari granit, granodiorit dan diorit.Semua jenis batuan tersebut merupakanbahan galian industri C untuk keperluanindustri bangunan

171.777,20

Jumlah 284.250,00

(Sumber : Peta Geologi Lembar Palangka Raya, Direktorat Geologi diBandung, 2010)

Jenis tanah tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh

struktur batuan induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan

membentuk jenis tanah tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara

geologis akan menentukan kesuburan tanah dan kemudian berpengaruh

terhadap kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.

2.1.4 Hidrologi

Page 6: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 6

Kota Palangka Raya memiliki 3 Sungai yakni Kahayan, Rungan dan

Sabangau. Pola aliran sungai tersebut memperlihatkan pola aliran meranting

dengan stadium aliran dewasa hingga tua, yang ditandai oleh pola meander

yang sangat kuat hingga membentuk danau-danau kecil sebagai akibat

meander terpotong. Sungai Kahayan, Rungan dan Sabangau dengan anak-

anak sungainya adalah prasarana transportasi alam yang sangat penting,

karena sungai-sungai tersebut menghubungkan wilayah Kota Palangka Raya

dengan wilayah sekitarnya.

Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air

Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air

permukaan dangkal (sumur) sebagai air untuk kebutuhan hidupnya (minum,

memasak dan mencuci), dan sebagian lagi memanfaatkan air sungai

sebagai sumber air bersih. Tabel di bawah ini menjelaskan tentang

deskripsi kondisi Hidrologis Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007.Tabel 2.3

Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007

PotensiAir Tanah Luas (Ha) (%) Deskripsi

Air TanahDangkal 193.752,7

972,34

Daerah dengan quater sistemnya masihdipengaruhi oleh keberadaan jalur sungai,baik sungai utama Ranungan/Kahayan,Sebangau dan sungai-sungai lainnyayang tersebar pada daerah sekitarKahayan, baik sebagai anak2 sungaimaupun alur-alur drainase alam lainnyayang pembuangannya langsung ke sungaibesar yang terdekat.

Air TanahMenengahDatar

74.098,21

27,66Daerah dengan aquater sistemnya sangatdi pengaruhi oleh kondisi rawa gambutbaik yang dangkal maupun yangsepanjang tahun tetap basah.

Total Luas 284.250,00 100,00

(Sumber : Peta Geohidrologis lembar Palangka Raya, Dir.Jend GeologiUmum Bandung, 2007)

2.1.5 Klimatologi

Page 7: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 7

Kondisi iklim di Kota Palangka Raya menurut sistem iklim Schmid

dan Ferguson, termasuk ke dalam kelas Af (iklim tropis, tanpa musim

kemarau yang nyata atau pada bulan terkering > 32˚C). Sedangkan menurut

klasifikasi Oldeman, iklim di Kota Palangka Raya termasuk ke dalam kelas

B1 karena pada bulan basah selama 7 bulan berturut-turut sedangkan

bulan kering hanya terjadi 4 bulan.

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah kota Palangkaraya dapat dilihat pada

pola ruang wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Palangka Raya

tahun 2009-2030. Tabel 2.4 menyajikan struktur pola ruang kota

Palangkaraya dan kondisi pemanfaatan ruang saat ini. Tabel itu

menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara recana RTRW dengan

kondisi eksisting sekitar 0,1%, sebuah perbedaan yang sangat kecil.

Kekurangan kawasan ada pada peruntukan kawasan lindung dengan

kelebihan pada kawasan peruntukan lainnya. Secara makro tidak terdapat

persolan besar sebab lahan masih tersedia, namun demikian merubah suatu

kawasan tetap membutuhkan upaya yang cukup berat.

Tabel 2.4Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palangka Raya

Peruntukkan LahanEksisting (2010) Rencana (2030)

Beda%

Luas(Ha) %

Luas(Ha) %

Kawasan Lindunga. Kawasan yangMemberikan

PerlindunganBawahannya

120.834 42,51 137.807 48,40 5,89

b. Kawasan PerlindunganSetempat 11.832 4,16 18.563 6,50 2,34

c. Kawasan RTH, HutanKota

1.450 0,51 1.810

0,60 0,09d. Kawasan Cagar Budaya 281 0,10 352 0,10 0,00Kawasan Budidaya -a. Kawasan Perumahan 43.040 15,14 62.148 21,90 6,76b. Kawasan Perdagangan,Jasa 305 0,11 489 0,20 0,09

c. Kawasan Perkantoran 450 0,16 527 0,20 0,04

Page 8: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 8

d. Kawasan Industri - - 2.738 1,00 1,00e. Kawasan Pariwisata 848 0,30 13.353 4,70 4,40f. Kawasan Bandara Tjilik

Riwut 200 0,07 217 0,10 0,03

g. Kawasan Peruntukkanlainnya 105.010 36,94 46.247 16,30 (20,64)

284.250 100 284.250 100 0,10

(Sumber : Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)- Kawasan Lindung

Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap

kawasan bawahannya di Kota Palangka Raya yang meliputi : area sempadan

Sungai Rungan/Kahayan dan Sungai Sabangau, kawasan resapan air dan

atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air di daerah utara kota di

wilayah Kecamatan Rakumpit, kawasan hutan rawa gambut di

Kelurahan Kereng Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Bereng

Bengkel, kelurahan Sabaru, kelurahan Danau Tundai, kelurahan Kameloh

Baru, Kelurahan Tanjung Pinang, kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan

Marang, kelurahan Danau Tahai, Kelurahan Hambaring Hurung, kelurahan

Tangkiling, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan

Petuk Bukit, Kelurahan Pager Jaya, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan

Panjehang, dan Kelurahan Petuk Barunai.

Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kota Palangka Raya

sebagian besar terkonsentrasi di kawasan sempadan Sungai Rungan,

dan beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sunga dan danau. Perlindungan

terhadap sempadan sungai dan danau dilakukan untuk melindungi fungsi

sungai dan danau dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu, merusak

kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.

Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di wilayah Kota

Palangka Raya diarahkan pada kawasan Bukit Tangkiling dan sekitarnya

dengan cakupan luas 352 ha atau 0,1 % dari luas keseluruhan wilayah kota

Palangka Raya. Pengelolaan kawasan cagar budaya di wilayah Kota

Page 9: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 9

Palangka Raya dapat dilakukan melalui: mempertahankan keberadaannya

dan dijaga kelestariannya melalui upaya konservasi bangunan dan

lingkungan, membangun infrastruktur pendukung yang berfungsi menjaga

kelestarian kawasan, menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung

kegiatan budidaya di sekitar kawasan cagar budaya, menetapkan kegiatan-

kegiatan budidaya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya.

Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palangka Raya

dilengkapi fasilitas RTH yang dibutuhkan terdiri dari tempat bermain, taman,

lapangan olahraga. Pengaturan RTH di wilayah Kota Palangka Raya

berpedoman pada jumlah penduduk. Pada setiap unit lingkungan kecil akan

dibangun taman dan tempat bermain, sedangkan setiap 2-3 unit lingkungan

besar akan dibangun sebuah lapangan olahraga dan tempat rekreasi.

Dengan berpedoman kepada hal-hal tersebut, maka pengembangan

ruang terbuka hijau di wilayah Kota Palangka Raya adalah taman dan

lapangan olahraga melalui penataan lansekap yang lebih baik, sehingga

mempunyai daya tarik yang tinggi. Dan areal lokasinya menyebar ke setiap

unit lingkungan kelurahan dan kecamatan di wilayah Kota Palangka Raya.

Hutan Kota di wilayah Kota Palangka Raya yang akan

direncanakan, umumnya memusat di bagian kelurahan Tumbang Rungan

yakni sempadan sungai Rungan. Luasan ini direncanakan sebagai luasan

untuk RTH secara keseluruhan di wilayah Kota Palangka Raya, dengan

lokasi yang menyebar ke setiap kecamatan hingga ke setiap kelurahan.

Tabel 2.5 menyajikan jenis RTH yang ada di kota Palangkaraya.Tabel 2.5

Areal dan Lokasi RTH yang Ada di Wilayah Terbangun Kota Palangka Raya

No Jenis Ruang Terbuka Hijau Luas(Ha) (%)

1. Taman Kota di areal bundaran besar, bundaran burung danareal bundaran-bundaran simpul jalan utama kota 34 0,06

2.

Taman Kota di areal residu lahan pengembangan jalanutama kota dan taman kota yg telah direncanakansebagaimana dalam RTDTR Kawasan “perkotaan” seperti disebagian wilayah Kelurahan Palangka, Panarung danKelurahan Langkai

32 0,05

Page 10: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 10

3.Hutan Kota dan ruang yang dicanangkan sebagai RTHsebagaimana yang diusulkan pemerintah Kota Palangka Rayadi sebagian wilayah Kelurahan Tumbang Rungan

1.810 3,04

4. Areal Garis Sempadan Jalan terhadap Bangunan (GSB)pada jalan Utama Kota di Jalur Jln Tjilik Riwut 100 0,17

5. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln Yos Sudarso 180 0,306. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln George Obos 125 0,217. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln RTA Milono 185 0,31

Total 2,466 4,14

(Sumber : Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana TataRuang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)

- Kawasan BudidayaKawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,

sumber dayamanusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya

merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan

penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk

memenuhi kebutuhannya. Kawasan ini terdiri atas perumahan, perdagangan

dan jasa, perkantoran, industry, pariwisata, bandara dan peruntukan lainnya.

Tabel 2.6 menyajikan rencana kawasan Budidaya kota Palangkaraya tahun

2030.Tabel 2.6

Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2030

No KawasanEksisting 2010 Rencana 2030

Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%)1. Perumahan

a. Perumahan Kepadatan Tinggi 790 0,28 9.324 3,28

b. Perumahan Kepadatan Sedang 1.430 0,50 17.400 6,12

c. Perumahan Kepadatan Rendah 2.920 1,03 35.424 12,46

2. Perdagangan dan Jasa 385 0,14 489 0,17

3. Perkantoran 482 0,17 527 0,19

4. Industri 0 0 2.738 0,96

5. Pariwisata 12.553 4,42 13.353 4,70

6. Bandara 118 0,04 217 0,08

Page 11: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 11

7. Peruntukan lainnya - - -

a. Fasilitas Pelayanan Umum 583 0,21 694 0,24

b. Peruntukan Kegiatan Informal 403 0,14 509 0,18

c. Peruntukan Evakuasi Bencana 0 0 0 0

d. Peruntukan Militer 230 0,08 230 0,08

e. Peruntukan Pertanian 97.574 34,33 36.489 12,84

f. Peruntukan Pertambangan 8.250 2,90 8.324 2,93

Kawasan Budidaya 125.718 44,23 125.718 44,23

(Sumber : Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata RuangWilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)

- Kawasan Peruntukan PerumahanRencana pengembangan perumahan dan permukiman kota tidak

dilakukan di kawasan cagar budaya, kawasan dengan kapasitas prasarana

yang terbatas, atau tingkat pelayanan jalannya rendah. Pengembangan

kawasan peruntukan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada

sekitar wilayah pengembangan di Kecamatan Pahadut (Kelurahan

Panarung, Kelurahan Menteng) atau pusat wilayah pengembangan dengan

luas rata-rata 200 m²/unit persil rumah hunian.

Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan

kepadatan sedang di wilayah pengembangan ini adalah minimal 200 m2 per

unit persil rumah hunian. Arahan pengembangan yang diprioritaskan untuk

pengembangan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang ini, selain

tetap mengisi lahan kosong yang ada pada kawasan permukiman yang ada,

juga mengembangan kawasan permukiman baru yang seiring dengan

realisasi rencana jalur jalan lingkar luar mulai dari intensifikasi kawasan

permukiman di kelurahan Palangka hingga ke kawasan permukiman baru di

kelurahan Bukit Tunggal dan sekitarnya.

Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan

rendah diarahkan pada pinggiran kota yang direncanakan, dengan rata-rata

luas 200 m² per persil unit hunian perumahan. Wilayah pengembangan di

Kecamatan Tangkiling mencakup ( kelurahan Marang, Tumbang Tuhai,

Page 12: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 12

Banturung, Sei Gohong dan kelurahan Karakan, Petuk Bukit), Kecamatan

Rakumpit meliputi kelurahan Kanarakan, Pagar Jaya, Gaung Baru, Pajehang,

Mungku Baru, Petuk Barunai, Bukit Sua.

Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman Khas Peraiaran

Sungai (Lanting) Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat

kaitannya dengan penetapan areal sempadan sungai dan danau. Untuk

itu kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat

lingkungan kelurahan yang linier dengan jalur sungai Ranungan, Kahayan

dan sungai Sabangau masih tetap di berlakukan ketentuan lebar

sempadannya 10-50 m dari air pasang tertinggi ke daratan, atau dari

tepian sungai dengan kedalam minimal 3 m ke arah daratan yang

mencapai tingkat kedalaman kurang dari 3 minimal.

- Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa melayani kebutuhan

akan barang dan jasa yang dilakukan untuk perdagangan eceran dan grosir.

Perdagangan eceran dilakukan di Kelurahan Langkai dan Perdagangan

grosir dilakukan di Kelurahan Pahandut dan sekitarnya. Rencana

pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah sebagai

berikut:

1. Pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk

menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku,pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang;

2. Pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi

kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada di

sekitar wilayah Kota Palangka Raya, kegiatan perdagangan grosir skala

regional dilakukan ke kelurahan Palangka dan Panarung

3. Pengembangan jasa berupa jasa keuangan (bank, asuransi, keuangan

non-bank, pasar modal), jasa pelayanan (komunikasi, konsultan,

kontraktor), jasa profesi (pengacara, dokter praktek, psikolog), jasa

perdagangan (ekspor-impor dan perdagangan berjangka), serta jasa

pariwisata (agen, biro perjalanan, dan penginapan) diarahkan ke

Page 13: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 13

wilayah Kota Palangka Raya bagian selatan Kelampangan dan Kereng

Bangkirai serta sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai

dengan peruntukannya.

- Kawasan Peruntukan Perkantoran

Tumbuh dan berkembangnya kawasan perkantoran di Kota

Palangka Raya terkonsentrasi di jalur jalan utama kota yakni jalan Tjilik

Riwut dan jalan Yos Sudarso. Jalur jalan utama kota ini merupakan jalur

jalan yang melintasi pada sub kawasan di sebagian wilayah Administrasi

Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut. Jalan Tjilik Riwut merupakan jalur

jalan regional penghubung Palangka Raya ke Kota Kasongan, dan

kawasan ini merupakan kawasan baru untuk pengembangan pusat Kota

Palangka Raya bagian Barat. Sementara jalan Yos Sudarso merupakan

salah satu jalur jalan yang memiliki nilai historis yaitu jalan utama kota yang

terbentuk seiring dengan sejarah terbentuknya Kota Palangka Raya.

- Kawasan Peruntukan Industri

Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di wilayah Kota

Palangka Raya adalah sektor industri kecil dan menengah yang

berwawasan lingkungan. Kawasan Industri menengah tersebut

dikembangkan pada kelurahan Kalampangan di Kelurahan Sabangau.

Sedangkan industri kecil yang dikembangkan di pusat lingkungan pada

kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sebangau dan Kelurahan Tanjung

Pinang Kecamatan Sabangau Pengembangan kawasan kegiatan industri

direncanakan menempati kawasan di Kelampangan dan kelurahan Bereng

Bengkel dan Tanjung Pinang Kecamatan Pahandut bagian selatan.

- Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata yang dikembangkan mencakup

destinasi dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan ruang

kegiatan pariwisata baik lokal, regional dan nasional yang meliputi:

1. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian tradisional dan budaya

Dayak yang ada di wilayah Kota Palangka Raya maupun yang

Page 14: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 14

mewakili dayak pada umumnya di Kalimantan Tengah. Kawasan

peruntukan pariwisata ini berada di bagian wilayah Kelurahan Marang;

2. Pariwisata tepian sungai dan danau Ranungan dikembangkan

di kelurahan Tumbang Rungan, pariwisata yang memanfaatkan

daerah sungai mati (danau) dan tepian sungai Rungan;

3. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian alam dan lingkungan,

serta upaya penakaran hewan primate oa-oa berupa kebun binatang di

kecamatan Sabangau;

4. Pariwisata kuliner dikembangkan di daerah ikon kota Palangka Raya

pada daerah Jembatan di kelurahan Pahandut Seberang;

5. Pariwisata minat khusus (olah raga otomotif) dikembangkan di

kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau;

- Kawasan Peruntukan Bandara

Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional dan fungsi

maupun peranan yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional sebagai

Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah

didukung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan

sarana penunjang yang sudah ada. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut

kedepannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau 0,10 %

dari luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.

Pengembangan yang dilakukan adalah penambahan panjang

landasan pacu pesawat yang ada hingga panjang landasan pacu yang

sesuai bagi berbagai maskapai penerbangan lingkup nasional maupun

internasional. Dan pengembangan sarana lainnya termasuk perkantoran,

lahan parkir, dan kawasan kegiatan lainnya yang terkait dengan aktivitas di

Bandara Tjilik Riwut.

- Kawasan Peruntukan Lainnya- Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum meliputi :

1. Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum terdiri dari

fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Kawasan

pendidikan dikembangkan untuk melayani kebutuhan pendidikan

Page 15: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 15

bagi kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Rencana pengembangan kawasan peruntukan

pendidikan tinggi dikembangkan di Kelurahan Pahandut Seberang

Kecamatan Pahandut.

2. Kawasan peruntukan kesehatan dikembangkan untuk melayani

kebutuhan kesehatan dan peribadatan masyarakat Kota

Palangka Raya dan/atau Provinsi Kalimantan Tengah.

Kawasan peruntukan kesehatan ini dikembangkan di Kelurahan

Menteng dan Pelangka, Kelurahan Tangkiling, dan Kelurahan

Petuk Bukit.

3. Pengembangan kawasan peruntukan peribadatan

dikembangkan di Kelampangan, Kereng Bangkirai,

Tangkiling, Petuk Bukit dan Mungku Baru.

- Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor InformalRencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi

kegiatan sektor informal, khususnya Pedagang Kaki Lima

(PK5) di Kota Palangka Raya dilakukan dengan menetapkan

lokasi-lokasi kegiatan perdagangan informal yang tidak

mengganggu kepentingan umum sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku. Kawasan-kawasan yang ditetapkan

untuk kegiatan sektor informal adalah di Kawasan Taman dan

Kawasan Kampus UNPAR, Jalan Yos. Sudarso, dan Jalan G.

Obos.

Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi

kegiatan sektor informal perdagangan dan jasa di Kota

Palangka Raya dapat dilakukan melalui pengaturan setiap

kegiatan perdagangan dan jasa untuk menyediakan ruang

parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang, pengembangan

perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri

yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada di sekitar

Page 16: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 16

Kota Palangka Raya.

- Kawasan Peruntukan MiliterKawasan peruntukan militer ditetapkan untuk kegiatan bidang

pertahanan dan keamanan Kota Palangka Raya berada di wilayah Kelurahan

Pahandut dan Kelurahan Bukit Tunggal.

- Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian (termasuk perkebunan dan

kehutanan rakyat) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat bermukim di pinggiran Kota Palangka Raya.

Pertanian yang sedang dikembangkan sekarang adalah pertanian tanaman

pangan lahan basah di wilayah kecamatan Rakumpit. Pengembangan

perkebunan, khususnya perkebunan karet (Hutan Rakayat/Produksi) juga

saat sekarang sedang dikembangkan pada areal kurang lebih 8.200

Ha di kelurahan Pager dan Petuk Bukit Kecamatan Bukit Batu.

Pertanian untuk pengembangan komoditi Jagung dan kacang-

kacangan pada lahan + 5.700 Ha di kelurahan Kameloh Baru,

Kelampangan, Sabaru dan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau. Lahan

pertanian yang dipertahankan umumnya berada di kawasan perbatasan,

terutama di Kecamatan Rakumpit, Bukit Batu dan Sabangau. Mengingat

lapangan usaha di sektor pertanian dan perkebunan mencapai lebih dari 18

%, bahkan hingga 20 tahun mendatang lapangan usaha di sektor

pertanian (perkebunan dan kehutanan) akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga penyediaan lapangan

usaha di sektor pertanian ini jadi orientasi penggalian nilai ekonomi yang

efektif dan perlu dilakukan konversi lahan pertanian.

Upaya pengembangan kawasan peruntukan pertanian di wilayah

Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut: pengembangan lahan

pertanian untuk budidaya komoditas jagung, kacang- kacangan, mete,

manga, dan jenis komditi holtikultura lainnya; pengembangan pertanian

lahan kering dan basah untuk peningkatan ketahanan pangan; membatasi

alih fungsi lahan pertanian yang produktif untuk kegiatan budidaya yang

Page 17: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 17

sifatnya terbangun; mempertahankan jaringan prasarana irigasi di

kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

geografis; inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi

kebutuhan air baku bagi pertanian.

2.1.7 Potensi Rawan Bencana

Kejadian kebakaran akibat titik api gambut kering pada musim

kemarau dan banjir yang terjadi pada musim hujan di Kota Palangka Raya

tercatat sebagai bencana sepanjang tahun belakangan ini, dimana tanah

gambut yang dulunya tidak mudah terbakar karena selalu tergenang air, kini

sudah menjadi bagian yang sulit dihindarkan dari api. Wilayah-wilayah yang

masuk dalam klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran sangat tinggi

adalah wilayah pusat kegiatan kota di wilayah Kecamatan Pahandut. Atas

dasar gambaran lokasi-lokasi rawan bencana karena alam tersebut, maka

jalur evakuasi yang diarahkan guna menyelamatkan dari bencana tersebut

adalah jalur jalan terdekat dan ke daerah-daerah yang memiliki elevasi

tanah lebih tinggi atau ke arah utara kota (Tangkiling dan sekitarnya).

Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk

melayani kebutuhan evakuasi bencana. Bencana yang terjadi sebagaimana

yang telah dialaminya di wilayah Kota Palangka Raya adalah bencana

banjir, karena meluapnya arus air sungai Rungan atau Kahayan dan sungai

Sabangau, serta bencana kebakaran hutan atau kebakaran bangunan kota.

Untuk itu kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana direncanakan

sebagai berikut: memanfaatkan ruang bangunan/fasilitas publik dan

bangunan privat untuk kepentingan evakuasi korban bencana yang

dapat diatur oleh pemerintah kota melalui kerjasama dan atau sesuai

dengan kesepakatan, menyediakan tenda-tenda darurat pada lokasi-lokasi

yang dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu yang ada di setiap kelurahan

dan atau kecamatan.

Secara terperinci kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana

ditetapkan berdasarkan jenis bencananya adalah sebagai berikut:

1. Bencana Banjir

Page 18: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 18

Peruntukan ruang evakuasi bencana alam direncanakan pada

kawasan yang dekat dengan lokasi rawan/ lokasi Sepanjang sungai

rungan dan Sungai Kahayan (Kelurahan Kameloh Baru,

Berengbengkel, Danau Thundai, Tanjung Pinang, Pahandut, Pahandut

Sebrang, Tumbang Rungan, Petuk Katimpun, Parang, Tumbang

Tahai, Sei Gohong, Kanarakan, Petuk Bukit, Sabaru, Dan Kereng

Bangkirai), seperti banjir dievakuasi pada kawasan yang memiliki

bangunan-bangunan tinggi, seperti rumah sakit, gedung- gedung

pemerintahan dan fasilitas sosial yang berlantai dua atau lebih,

dan bangunan-bangunan fasilitas umum lainnya yang terdekat atau

yang dapat dijangkau untuk pelaksanaan evakuasi bencana banjir.

2. Bencana Kebakaran

Bencana kebakaran pada kawasan padat dapat dievakuasi pada

bangunan tempat ibadah, ruang serbaguna kantor kelurahan, dan lain-

lain yang memungkinkan untuk menampung korban. Untuk bencana

kebakaran rencana pengembangannya adalah menempatkan hidran

umum dan Pos Pemadam Kebakaran dengan pertimbangan kepadatan

penduduk; kepadatan bangunan; kondisi bangunan; proporsi

kegiatan terbangun dengan luas lahan; ketersedian air.

2.1.8 Demografi

Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang

tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah

kependudukan di Indonesia umumnya, dan di Kota Palangka Raya

khususnya. Penyebaran penduduk yang tidak merata per kecamatan akan

mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif.

Jumlah penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012 sebanyak

229.599 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 85,72

jiwa/Km2. D i b a n d i n g k a n d e n g a n k e p a d a t a n r a t a - r a t a

p e n d u d u k P r o p i n s i K a l i m a n t a n T e n g a h w i l a y a h i n i

t e r m a s u k s a n g a t t i n g g i , p a d a t a h u n 2 0 1 1

Page 19: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 19

k e p a d a t a n p e n d u d u k K a l i m a n t a n T e n g a h h a n y a

1 4 , 6 4 j i w a p e r k m 2 , d i b a n d i n g k a n k o t a P a l a n g k a

R a y a y a n g t e l a h m e n c a p a i a n g k a 8 3 , 8 8 p a d a

t a h u n y a n g s a m a . Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada

tahun 2012 meningkat dibanding tahun 2011. Peningkatan jumlah penduduk

tahun 2012 dibandingkan dengan 2011 sebesar 2,20 persen. Angka tersebut

lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk dari tahun

2011 ke 2010, yaitu sebesar 1,67 persen. Tahun 2012 rasio jenis kelamin di

Kota Palangka Raya sebesar 105, yang berarti bahwa diantara 105 orang

penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Selama 3 tahun

terakhir (2010 -2012) jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah penduduk perempuan.

Dilihat dari strukturnya, maka penduduk kota Palangkaraya

berstruktur dewasa seperti Indonesia pada umumnya. Tabel 2.7 menyajikan

struktur penduduk kota Palngkaraya dibandingkan dengan propinsi

Kalimantan Tengah. Dibandingkan dengan Propinsi, maka kota Palangka

Raya memiliki lebih banyak penduduk produktif, artinya di kota ini angka

ketergantungannya relatif lebih redah dibadingkan propinsi. Dengan tabel

tersebut dapat dihitung bahwa angka ketergantungan kota Palangka Raya

adalah 30,50 % dibandingkan dengan propinsi yang mencapai angka 33,84

%.Tabel 2.7

Proporsi Penduduk Kota Palangkaraya dan Propinsi Kalimantan Tengahberdasar Kelompok Umur Tahun 2011

Umur Kota Palangkaraya Propinsi Kalimantan TengahKurang dari 15

tahun28,05 30,94

15-64 tahun 69,48 66,15Diatas 65 tahun 2,45 2,90

Jumlah 100 100

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat

merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama

Page 20: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 20

periode 5 tahun terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup

kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial. Hasil

evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat

selama periode 2008-2013 diuraikan sebagai berikut:

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional

Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya merupakan gambaran

makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan

oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat Kota Palangka Raya

menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka

Raya juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang

berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup Kota Palangka

Raya. Karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan

merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan pertumbuhan

ekonomi kota Palangka Raya selama 5 tahun belakangan menunjukkan

kecenderungan yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan propinsi Kalimantan Tengah (lihat grafik 1).

Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena

adanya peningkatan pada kelompok usaha skunder (6,05%) dan

tersier(8,27%) terutama pada sektor usaha listrik, gas dan air serta sektor

usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.Grafik 1

Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan Propinsi KaltengTahun 2008-2012

Page 21: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 21

Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013 dan BPS Propinsi KalimantanTengah

2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan pertumbuhan masing-

masing sektor. Tabel 2.9 menyajikan pertumbuhan sektoral ekonomi Kota

Palanngkaraya. Sektor yang tumbuh dengan kecepatan sangat tinggi adaah

sektor kuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor perdagangan

hotel dan restoran. Sebagai kota yang berada di jalur lintasan kota kota lian

di Kalimantan Tengah memang kota ini memiliki potensi yang sangat besar

di sektor tersier. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa sektor tersier memiliki

peran yang sangat tinggi dalam perekonomian kota ini (lihat tabel 2.10).

Sektor primer, pertanian dan pertambangan kurang memiliki peran di

wilayah ini. Untuk sektor pertambangan, kota ini memang kurang memiliki

sumber daya tambang, sementara itu untuk sektor pertanian perannya

semakin berkurang dan dengan pertumbuhan yang relatif lambat. Cepatnya

pertumbhan sektor lain yang tidak dibarengi oleh kecepatan pertumbuhan

sektor pertanian menjadikan sektor ini tertinggal di belakang. Lambatnya

pertumbuhan sektor pertanian terkait dengan jenis tanah yang memang

kurang mendukung (lihat analisis sektor pertanian).

Page 22: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 22

Sektor sekunder, industri pengolahan juga menunjukkan kinerja yang

makin lama makin berkurang (lihat tabel 2.10), dengan pertumbuhan yang

juga terus melambat. Melambatnya sektor industri ini terkait dengan kurang

berkembangnya usaha disektor industri terutama industry rumah tangga

yang disebabkan antara...

Tabel 2.9Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012

Lapangan Usaha (Sektor) 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian 5,58 2,45 -2,13 0,30 2,48

2. Pertambangan dan Penggalian 5,66 9,48 6,12 1,30 3,33

3. Industri Pengolahan 4,90 3,85 2,57 2,02 2,04

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,91 3,13 4,25 3,99 7,22

5. Bangunan 5,84 9,13 6,94 8,89 8,35

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,41 8,51 7,90 10,12 10,52

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,00 3,06 5,08 5,66 4,238. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 32,21 12,51 22,46 10,76 14,78

9. Jasa – jasa 5,07 4,09 7,06 7,03 7,59

T o t a l 6,09 5,55 6,95 6,99 7,55

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)Tabel 2.10

Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012 (persen)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian 6,99 6,84 6,17 5,72 5,46

2. Pertambangan dan Penggalian 1,63 1,73 1,62 1,49 1,40

3. Industri Pengolahan 5,37 5,35 4,92 4,52 4,28

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,91 2,81 2,66 2,62 2,64

5. Bangunan 6,91 7,16 6,62 6,44 6,53

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,64 16,26 15,84 16,20 16,69

7. Pengangkutan dan Komunikasi 20,63 20,05 18,85 18,08 17,708. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 6,18 6,55 8,58 9,43 9,87

Page 23: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 23

9. Jasa – jasa 33,72 33,25 34,74 35,50 35,43

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita

Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Palangka Raya

tidak dapat dilepaskan dari perkembangan besaran PDRB dan

perkembangan jumlah penduduk. Tingkat pertumbuhan pendapatan

perkapita ini menunjukkan perkembangan kemakmuran dimana masyarakat

akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih

banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Sejalan dengan pertumbuhan PDRB

yang meningkat maka pertumbuhan pendapatan perkapita pun mengalami

peningkatan (lihat atbel 2.12). Dibandingkan dengan pendapatan per kapita

rata-rata propinsi Kalteng capaian Kota Palangka Raya ini jauh lebih rendah.

Pada tahun 2011, pendapatan per kapita propinsi Kalteng berdasar harga

konstan tahun 2000 adalah Rp 8.923.910,47.. Rendahnya pendapatan

perkapita Kota Palangka Raya Tahun 2012 (Rp.5.793.423,26,-) dibandingkan

dengan pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Tengah dikarenakan adanya

penyebaran PDRB/pendapatan yang tidak merata antar Kabupaten/Kota di Propinsi

Kalimantan Tengah.

Tabel 2.11Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Rupiah)

TahunAtas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000

Pend. Reg. Perkapita (Rp)

LajuPertumbuhan

(%)Pend. Reg Per

kapita (Rp)Laju

pertumbuhan( % )

2008 10.452.485,45 14,29 5.064.939,73 0,23

2009 11.373.407,81 8,81 5.238.448,65 3,43

2010 12.743.627,89 12,05 5.412.587,59 3,32

2011 14.403.287,35 13,02 5.550.433,09 2,55

2012 16.054.403,04 11,46 5.793.423,26 4,38

Page 24: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 24

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

2.2.2 Inflasi

Inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya merupakan indikator

penting sebagai bahan analisis ekonomi karena kenaikan harga barang dan

jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan

adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) di Kota Palangka

Raya. Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan inflasi di Kota

Palangka Raya adalah perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota

Palangka Raya. Tabel 2.12 menyajikan perkembangan inflasi tahun 2008

sampai 2011 di kota Palangkaraya dan kota lain di sekitarnya.

Sejalan dengan perkembangan inflasi nasional, inflasi kota

Palangkaraya cukup fluktuatif. Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi

kota Palangkaraya relatif lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan kota

kota lian di Kalteng, kondisi inflasi Kota Palangkaraya relatif lebih rendah,

walaupaun pada tahun 2010 relatif lebih tinggi. Kota Palangka Raya yang

terletak cukup strategsi dengan jaringan transportasi yang relatif terbuka,

menjadikan inflasi di kota ini cukup terjaga.

Tabel 2.12Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013Palangkaraya 11,65 1,39 9,49 5,28 6,73 6,45

Sampit 8,89 2,85 9,53 3,60 4,69 7,25

Banjarmasin 11,62 3,86 9,06 3,98 5,96 6,98

Pontianak 11,19 4,91 8,52 4,91 6,62 9,48

Singkawang - 1,15 7,10 6,72 4,21 6,15

Samarinda 12,69 4,06 7,00 6,23 4,81 10,37

Balikpapan -0,14 3,60 7,38 6,45 6,41 8,56

Tarakan 19,85 7,21 7,92 6,43 5,99 10,35

Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30 8,38

Sumber: BPS, Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2012

Page 25: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 25

2.2.3 Pemerataan pendapatan

Adalah upaya untuk mengukur apakah pertumbuhan (pendapatan)

yang dihasilkan terbagi secara merata kepada seluruh penduduk. Untuk itu

terdapat 2 ukuran yang biasa digunakan yakni gini indeks dan ukuran

kemerataan versi bank dunia. Pemerataan pembangunan di Kota Palangka

Raya akan menciptakan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat dan pertumbuhan ekonomi tinggi serta stabilitas ekonomi yang sehat

dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi tinggi diikuti dengan tingkat pemerataan

pendapatan merupakan tujuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Palangka Raya.

Berdasar ukuran Gini Indeks maka Kota Palangkaraya memiliki

tingakt ketidak merataan sedang, sedangkan menurut kriteria Bank Dunia

kota ini berada dalam kategori ketidak merataan tinggi. Tingkat ketimpangan

pendapatan dikatakan rendah apabila nilai Indeks Gini lebih kecil dari 0,3;

ketimpangan sedang apabila Indeks Gini bernilai antara 0,3 – 0,4 dan

ketimpangan tinggi apabila nilai Indeks Gini lebih besar dari 0,4. Menurut

kriteria Bank Dunia kelompok pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok

yakni: 40 % rendah, 40 % menengah, dan 20 % tertinggi. Berdasarkan

pengelompokan tersebut ketidakmerataan sebaran pendapatan diukur dari

persentase pendapatan yang dinikmati oleh 40 % penduduk berpendapatan

rendah. Bila kelompok ini menerima kurang dari 12% dari total pengeluaran,

maka tingkat ketidakmerataan pendapatannya tinggi. Selanjutnya bila

menerima 12% - 17% maka ketidakmerataan pendapatannya sedang dan

bila diatas 17% ketidakmerataan pendapatannya rendah. Tabel 2.13

menyajikan gini Indeks Kota Palangkaraya dan proporsi penghasilan yang

diterima penduduk berpengahasilan rendah.Tabel 2.13

Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012Berdasarkan Indeks Gini

No Tahun Indeks GiniPenghasilan 40% Penduduk

Berpenghasilan RendahProvinsi Nasional

1. 2008 0,28 22,52 24,20 19,56

Page 26: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 26

2. 2009 0,32 19,77 24,02 18,96

3. 2010 0,32 20,15 22,17 18,05

4. 2011 0,31 20,86 20,25 16,85

5. 2012 0,32 20,07 20,60 16,88

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

Ketidak merataan pendapatan yang cenderung tinggi menunjukan masih

adanya kesenjangan pendapatan pada kelompok masyarakat yang diduga bahwa

pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian besar disumbangkan pada sektor-

sektor usaha padat modal. disebabkan oleh .

FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIALPembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi tiga aspek

yakni pendidikan, kesehatan dan pertanahan serta ketenga kerjaan. Indikator

kesejahteraan sosial bidang pendidikan disajikan pada tabel 2.15. Berdasar

tabel tersebut dapat dilihat bahwa baik rata-rata lama sekolah maupun angka

melek huruf terus mengalami peningkatan walaupun dengan porsi yang

cukup kecil. Mengamati angka partisipasi kasar dan murni terlihat bahwa

makin tingggi tingkat sekolahnya maka makin rendah APK dan APM, ini

sebuah kecenderungan yang biasa. Namun demikian perbedaan yang

sangat besar antara tingkat SD, SMP dan SMA, menunjukkan terdapat

permasalahan yang cukup serius di bidang pendidikan. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa tidak semua lulusan SD dan SMP melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi disebabkan antara lain adalah keadaan ekonomi

dan akses untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi keadaan

fasilitasnya masih terbatas.

Page 27: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 27

Tabel 2.15Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Pendidikan

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

Indikator Tahun2009 2010 2011 2012 2013

Angka Melek Huruf 99,48 99,48 99,52 97,55 97,55Angka rata-rata lama sekolah 10,54 10,55 10,57 10, 57 10, 56Angka Partisipasi Kasar SD 106,51 100,77 121,39 128,22 126,84Angka Partisipasi Kasar SMP 120,12 129,88 105,79 111,86 108,02Angka Partisipasi Kasar SMA 87,41 95,72 88,23 98,56 102,60Angka Partisipasi Murni SD 97,13 98,08 96,47 91,52 92,56Angka Partispasi Murni SMP 95,23 90,91 98,41 95,81 98,09Angka Partispasi murni SMA 87,56 65,69 86,21 95,50 90,36

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

Indikator kesejahteraan sosial bidang kesehatan disajikan pada tabel

2.15a. Dalam bidang kesehatan, kinerja angka kematian bayi cenderung

meningkat tetapi angka harapan hidup juga meningkat. Namun demikian

dibandingkan standar nasional atas angka kematian bayi, angka ini masih

dalam toleransi. Secara makro Kota capaian bidang kesehatan cukup baik

namun demikian dari analisis mendalam bidang kesehatan dapat dideteksi

bahwa terjadi ketidak merataan capian indikator kinerja keshatan ini (lihat

analisis urusan wajib bidang kesehatan).

Tabel 2.15aIndikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Kesehatan

Tahun 2009-2012

IndikatorTahun

2009 2010 2011 2012 2013Angka kematian bayi 1,39 4,6 10,8 10,1 13,5Angka usia harapan hidup 72,1 73 73 73 73Jumlah balita gizi buruk 2 1 1 2 2

Indikator kesejahteraan sosial bidang pertanahan dan ketenaga kerjadisajikan pada tabel 2.15.b. Dari tabel

Tabel 2.15.bIndikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan Ketenaga Kerjaan

Tahun 2009-2012

IndikatorTahun

2008 2009 2010 2011 2012

Page 28: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 28

Persentase penduduk yang memilikilahanRasio penduduk yang bekerja 2,6 1,8 2,4 2,1 2,60

2.4 FOKUS SENI DAN BUDAYAUntuk mengukur kinerja fokus kesenian digunakan indikator jumlah

grup kesenian per 1.000 penduduk, jumlah gedung kesenian per 1.000

penduduk, jumlah klub olah raga per 1.000 penduduk dan jumlah gedung

olah raga per 1.000 penduduk. Tabel 2.16 menyajikan indikator bidang seni

dan budaya di Kota Palangkaraya. Pada jumlah grup kesenian cenderung

tetap dan pada jumlah gedung kesenian cenderung menjadi lebih besar.

Meningkatnya rasio gedung kesenian terhadap jumlah penduduk disebabkan

penambahan penduduk setiap tahun lebih cepat dibandingkan

perkembangan group kesenian. Ketika telah ada fasilitas untuk berkesenian

pertanyaan, bagaiman pemanfaatannya?

Tabel 2.16Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan Budaya

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012

Uraian Tahun2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah grup kesenian per 1.000penduduk 0,35 0,38 0,40 0,39Jumlah gedung kesenian per 1.000penduduk 0,010 0,009 0,009 0,009Jumlah klub olahraga per 1.000penduduk

0,77 0,77 0,76 0,80 0,81

Jumlah gedung olah raga per 1.000penduduk

0,004 0,004 0,007 0.009 0,009

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan, Pemuda danOlahraga Kota Palangka Raya, 2013)

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUMPelayanan umum dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah,

Page 29: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 29

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.1. Urusan Wajib

Kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yaitu

bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,

penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan

hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga

sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,

penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan

bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan

persandian, ketahan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,

kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

2.3.1.1. Pendidikan

Hak untuk memperoleh pendidikan bermutu adalah hak setiap warga

negara sehingga negara berkewajiban untuk menyediakan fasilitas

pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Hal ini

telah diamanahkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Selain itu, dalam kerangka Tujuan Pembangunan Millenium

(Milllennium Development Goals/MDGs), Pemerintah Republik Indonesia

telah menetapkan bidang pendidikan sebagai salah satu tujuan utama

khususnya pada bidang pendidikan dasar.

Pada tahun 2008, program wajib belajar 9 tahun sudah dapat

dituntaskan selanjutnya tahun 2009 mencanangkan wajib belajar 12 tahun.

Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan masyarakat Kota Palangka

Raya usia 16-18 tahun semua dapat mengenyam pendidikan minimal

setingkat SMA.

Tahun 2009/2010 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga

menetapkan Kota Palangka Raya sebagai tuan rumah penerima peserta

Page 30: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 30

Indonesia-Canada Youth Exchange Program (Program Pertukaran Pemuda

Indonesia-Kanada). Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Gohong yang

diikuti oleh 19 orang pemuda dan pemudi yang berasal dari Indonesia dan

Kanada. Program pertukaran ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2011.

Guna meningkatkan mutu pendidikan di Kota Palangka Raya,

Pemerintah Kota Palangka Raya menerima bantuan dana hibah dari Bank

Dunia melalui Program BEC-TF selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mulai

tahun 2010. Pada tahun 2010 sudah terpasang school-net pada 111 sekolah

tingkat SD, SMP dan SMA negeri/swasta, sehingga anak didik dapat dengan

mudah mengakses berbagai hal terkait dunia pendidikan melalui internet.

Sejak tahun ajaran 2011/2012, dalam rangka transparansi dan guna

lebih memudahkan orang tua dan peserta didik baru telah terobosan lebih

maju khususnya dalam hal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru

(PPDB) yaitu dengan menggunakan sistem online-real time. Layanan ini

masih belum diikuti oleh semua sekolah yang ada dan baru pertama kali

dilakukan di Kota Palangka Raya, namun dalam pelaksanaannya cukup

berhasil dan hampir tidak ada mengalami kendala yang berarti. Diharapkan

sistem PPDB online ini dapat terus berlanjut di masa mendatang dan bisa

diikuti oleh semua sekolah yang ada di Kota Palangka Raya.

Kinerja bidang pendidikan diindikasikan oleh beberapa aspek, yakni

angka partisipasi sekolah, angka putus seokolah dan angka kelulusan serta

tingkat melek huruf. Namun demikian tidak semua data yang dibutuhkan

tersedia, maka analisis hanya dilakukan atas indikator pada angka partisipasi

sekolah.

Tabel 2.18Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Palangka Raya

Tahun 2009 - 2013

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 20131. APS SD/MI 107,65 101,50 121,07 121,35 129,902. APS SMP/MTs 124,33 132,39 99,70 109,08 107,013. APS SMA/MA/SMK 99,40 100,49 95,74 100,42 100,57

Page 31: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 31

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,

2013)

Kinerja pedidikan yang dicapai itu secara langsung terkait dengan

ketersediaan infrastruktur pendidikan. Dari tabel 2.20 dapat dilihat bahwa

rasio murid terhadap gedung sekolah tidak mengalami perubahan dari tahun

ke tahun, dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah rasio

murid terhadap gedung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan fasilitas

gedung sekolah semakin baik. Fasilitas ini sebagian besar disediakan oleh

pemerintah, terbukti dari ditutupnya 5 sekolah swasta di Kota Palangkaraya

karena makin besarnya daya tampung sekolah negeri.Tabel 2.20

Rasio Murid Terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota Palangka RayaTahun 2009-2013

No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1. Rasio murid per gedung sekolah SD/MISekolah Dasar 103 103 103 103 103Madrasah Ibtidaiyah 19 19 19 19 19

2. Rasio murid per gedung sekolah SMP/MTSSMP 38 38 38 38 38MTs 13 13 13 13 13

3. Rasio murid per gedung sekolah SMA/SMK/MASMA/ SMK 28 28 28 28 23MA 7 7 7 7 7

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Dilihat dari wilayah kecamatan dalam Kota Palangka Raya secara

umum Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau dan Bukit Batu adalah

kecamatan yang cukup padat dengan anak sekolah. Secara lebih detail

untuk anak SD padat di wilayah Pahandut, SMP di wilayah Pahandut dan

Sebangau dan SMA di wilayah Sebagau dan Bukit Batu.

Tabel 2.21Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah Setiap Kecamatan

di Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Kecamatan

Rasio Murid/Gedung SekolahSD/MI SMP/MTS SMA/SMK

Tahun2012

Tahun2013

Tahun2012

Tahun2013

Tahun2012

Tahun2013

Page 32: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 32

1. Pahandut 190,33 224,10 206,18 221,52 307,86 291,142. Jekan Raya 212,65 348,17 183,41 231,33 253,64 228,313. Sabangau 165,8 204,7 120,2 120,2 56,8 61,24. Bukit Batu 113,19 120,73 98,14 98,14 124 124,255. Rakumpit 32,67 58,56 35,8 35,8 134,5 129

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Berdasarkan tabel 2.22, rasio guru terhadap murid di Kecamatan

Rakumpit memiliki rasio guru SD/MI terbanyak sedangkan Kecamatan Jekan

Raya memiliki rasio guru SD/MI terkecil. Rasio guru SMP/MTs terbanyak ada

di Kecamatan Rakumpit dan rasio guru SMP/MTs terkecil berada di Kematan

Jekan Raya. Sementara Rasio guru SMA/MA terbanyak ada di Kecamatan

Sabangau dan guru SMA/MA terkecil berada di Kecamatan Rakumpit.

Adanya deviasi rasio guru terhadap murid tersebut menunjukkan bahwa

penyebaran guru di berbagai jenjang pendidikan tidak merata. Hal ini

disebabkan karena demografi yang dilalui harus melalui jalur sungai dan

sarana prasarana yang terbatas sehingga sebagian besar guru kurang minat

ditempatkan pada daerah-daerah terpencil.

Tabel 2.22Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota Palangka Raya

Tahun 2012 - 2013

No Kecamatan

Rasio Guru/MuridSD/MI SMP/MTs SMA/MA

Tahun2012

Tahun2013

Tahun2012

Tahun2013

Tahun2012

Tahun2013

1 Pahandut 818,74 1050,48 1003,09 1057,90 1118,33 1193,982 Jekan Raya 768,81 763,17 1205,90 763,17 1194,03 1221,513 Sabangau 946,92 947,73 1331,11 947,73 3309,86 2745,104 Bukit Batu 1136,28 1336,28 1863,17 1336,28 1955,65 1670,025 Rakumpit 3979,59 2903,22 3351,96 4469,27 780,67 852,71

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya,

2013)

Page 33: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 33

2.3.1.2. Kesehatan

Kinerja bidang kesehatan dapat diketahui dari 15 indikator,

diantaranya rasio fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, rumah sakit)

dibandingkan penggunanya, rasio tenaga medis terhadap penduduk dan

cakupan pelayanan kesehatan.

Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 9 Tahun 2013

menetapkan 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Menteng, Puskesmas

Panarung dan Puskesmas Pahandut sebagai pilot project tempat pengaduan

masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Melalui Keputusan Walikota

Palangka Raya Nomor 144 Tahun 2013 telah ditetapkan 4 (empat)

Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergenci Dasar) yaitu

Puskesmas Pahandut, Puskesmas Kalampangan, Puskesmas Tangkiling

dan Puskesmas Kereng Bangkirai.

Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan kawasan tanpa rokok

yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,

tempat anak bermain, tempat ibadah, fasilitas olahraga, angkutan umum,

tempat kerja, tempat umum.

Sarana kesehatan yang ada di Kota Palangka Raya diantaranya

adalah sarana pelayanan kesehatan pemerintah, sarana pelayanan

kesehatan swasta dan sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

(UKBM) yang dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan. Sarana kesehatan yang dimiliki Pemerintah Kota Palangka Raya

adalah puskesmas beserta jaringannya seperti puskesmas pembantu,

poskesdas dan polindes. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat

dalam mengakses pelayanan kesehatan hingga ke daerah terpencil. Tabel di

bawah ini dijelaskan puskesmas menurut karakteristik wilayah Kota Palangka

Raya.

Page 34: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 34

Tabel 2.23Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah

Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Nama

Puskesmas

Tipe Puskesmas Karakteristik WilayahPerawatan Non

PerawatanSangat

TerpencilTerpencil Biasa

1. Pahandut 2. Panarung 3. Bukit Hindu 4. Menteng 5 Kayon 6 Jekan Raya 7 Kalampangan 8 Kereng Bangkirai 9 Tangkiling

10 Rakumpit

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)

Tabel di atas menunjukan bahwa puskesmas non perawatan

sebagian besar terletak di dalam kota. Sedangkan puskesmas perawatan

dibangun di wilayah pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota. Puskesmas

ini terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa diakses melalui

angkutan darat. Puskesmas pembantu terdapat di hampir semua kelurahan,

kecuali di Puskesmas Kereng Bangkirai yang sebelumnya adalah

puskesmas pembantu yang fungsinya ditingkatkan karena kunjungan pasien

yang cukup tinggi. Semua kelurahan di Kota Palangka Raya telah

mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas pembantu atau

polindes atau poskedes. Tabel di bawah ini dijelaskan puskesmas dan

jaringannya di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.24Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Puskesmas Jejaring PuskesmasPustu Poskesdes Polindes Posyandu

1 Pahandut 4 - - 152 Panarung 8 1 - 273 Bukit Hindu 4 - - 144 Menteng 6 - - 85 Kayon 3 - - 13

Page 35: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 35

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)

Pemerintah Kota Palangka Raya belum memiliki rumah sakit

daerah. Alur rujukan dari puskesmas langsung ke rumah sakit type B milik

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Selain rumah sakit milik pemerintah

provinsi, di Palangka Raya juga terdapat rumah sakit milik TNI dan Polri, 1

rumah sakit swasta, 1 rumah sakit ibu dan anak. Ratio sarana kesehatan

(termasuk rumah sakit) terhadap jumlah penduduk di Kota Palangka Raya

pada tahun 2012 mencapai 33,14 atau 1 sarana pelayanan kesehatan

melayani 3.017 jiwa. Secara keseluruhan rasio Puskesmas terhadap luas

wilayah dan penduduk untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel AA.

Tabel AARasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan Penduduk

Kota Palangkaraya tahun 2013

No Kecamatan Puskesmas per 1.000Km2

Puskesmas per 100.000 penduduk

1 Pahandut 16-20 2,55

2 Jekan Raya 10-15 3,43

3 Sabangau 3,43 6,87

4 Bukit Batu Kurang dari 3 8,42

5 Rakumpit Kurang dari 3 33,3

Konsep pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah telah

terpenuhi, semua kecamatan terdapat puskesmas dan puskesmas

pembantu. Penjelasan di atas menunjukan bahwa dengan wilayah

administratif yang sangat luas, Kota Palangka Raya memerlukan cukup

banyak sarana kesehatan, terutama di Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit.

Dengan jumlah penduduk yang terkonsentasi di perkotaan, maka sarana

kesehatan di wilayah perdesaan/terpencil telah mencukupi, sedangkan

6 Jekan Raya 4 1 - 107 Kalampangan 2 - 3 88 Kereng Bangkirai - - - 99 Tangkiling 9 - 3 1710 Rakumpit 5 1 5 8

Jumlah 45 3 11 129

Page 36: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 36

daerah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya masih

memerlukan sarana kesehatan (puskesmas).

Berdasarkan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana

pelayanan kesehatan swasta, jumlah secara kumulatif sampai tahun 2012

mencapai 112 buah mencakup klinik/poliklinik, apotek, toko obat,

laboratorium klinik, dan optik. Pengawasan terhadap sarana kesehatan

swasta dilakukan secara sinergi dengan proses penerbitan ijin sarana

kesehatan swasta. Jumlah izin kegiatan dan usaha sarana kesehatan swasta

yang diproses pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya seperti tampak pada

gambar di bawah ini.

Page 37: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 37

Grafik 2.4Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Klinik RS swasta Lab. Klinik Apotik Tk.Obat Optik

17

06

48

24

510

18

58

106

10

19

66

11 883

14

75

31

10

2008 2009 2010 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Tahun 2012 jumlah klinik menurun dikarenakan satu klinik masih

dalam proses perijinan menjadi rumah sakit dan satu klinik lagi masih dalam

proses perpanjangan ijin. Dari jumlah keseluruhan rumah sakit swasta, salah

satunya masih ijin mendirikan rumah sakit. Berdasarkan pembinaan dan

pengawasan terhadap sarana pelayanan kesehatan swasta, jumlah sarana

kesehatan swasta secara kumulatif mencapai 105 buah mencakup Rumah

Bersalin, Klinik/Balai Pengobatan, Apotik, Laboratorium Swasta, dan lain-

lain.

Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan

pembangunan kesehatan pada umumnya. Masyarakat memiliki kesempatan

untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta

sumberdayanya. UKBM yang paling memasyarakat adalah posyandu.

Posyandu menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu KB, KIA, Gizi,

Imunisasi, dan penanggulangan diare. Jumlah posyandu di Kota Palangka

Raya pada tahun 2012 sebanyak 129 buah posyandu balita, dengan

perincian 49 (38%) posyandu pratama, 68 (53%) posyandu madya, 8 (6%)

posyandu purnama dan 4 (3%) posyandu mandiri.

Page 38: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 38

Selain posyandu balita, juga ada Posyandu Usia Lanjut (Posyandu

Usila) dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus

memantau kesehatan usia lanjut. Posyandu Usila ini merupakan upaya

kesehatan pengembangan di beberapa puskesmas di Kota Palangka Raya

yang mempunyai kelompok Usila binaan di wilayah kerjanya. Kegiatan

posyandu ini antara lain : penimbangan, pengukuran tekanan darah,

pemberian vitamin bagi usia lanjut (>60 tahun), dan senam bagi usia lanjut.

Hingga tahun 2012 terdapat 25 posyandu usila, stratifikasi posyandu usila

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Grafik 2.5Posyandu Balita dan Posyandu Lansia

Di Kota Palangka Raya Tahun 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan adalah

tenaga kesehatan profesi dan non-profesi serta tenaga

pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja serta

mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat.

Tenaga kesehatan profesi merupakan tenaga kesehatan yang telah

melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi di bidang

kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan non profesi adalah tenaga

kesehatan yang telah melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis

Page 39: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 39

tanpa melalui pendidikan profesi dalam bidang kesehatan. Tenaga

pendukung/penunjang kesehatan adalah setiap tenaga yang telah memiliki

ijazah pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi pendidikan di

luar kesehatan dan mengabdikan dirinya di bidang kesehatan sesuai

keahliannya serta tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan di bidang

kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung

pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan menurut jenis

kelamin di Kota Palangka Raya seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Grafik 2.5Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Kelamin

Di Kota Palangka Raya Tahun 2012

1069

4142

379

52

050

100150200250300350400

Nakes Profesi Nakes Non Profesi Tenaga Penunjang

Jum

lah

(org

)

Laki-lakiPerempu…

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Gambar di atas menunjukan sumber daya manusia kesehatan yang

bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012

menurut jenis kelamin yang berjumlah 592 orang dengan proporsi

perempuan sebesar 79,9% dan laki-laki sebesar 20,1%. Sumber daya

manusia kesehatan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka

Raya terdistribusi di Dinas Kesehatan dan puskesmas beserta jaringannya

seperti puskesmas pembantu, polindes dan poskesdes serta POPPK.

Sebanyak 84,3% tenaga kesehatan bekerja di puskesmas dan jaringannya.

Tabel di bawah ini menunjukan sumber daya manusia kesehatan menurut

unit kerja.

Page 40: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 40

Tabel 2.25Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat Kerja

Di Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Unit Kerja Jenis Kepegawaian1. Dinas Kesehatan 872. UPTD Puskesmas 4973. UPTD POPPK 8

Jumlah 592

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Besarnya jumlah sumber daya manusia kesehatan yang ada di Kota

Palangka Raya belum diimbangi dengan distribusi jenis ketenagaan

kesehatan di puskesmas, baik jumlah dan jenis. Sebagai contoh :

Puskesmas Rakumpit, belum memiliki dokter gigi maupun perawat gigi dan

tenaga analis. Puskesmas Jekan Raya belum memiliki dokter gigi dan

tenaga farmasi. Puskesmas Kereng Bangkirai belum memiliki dokter gigi dan

tenaga kesehatan masyarakat. Tabel berikut menunjukan distribusi tenaga

kesehatan menurut pendidikan.

Tabel 2.26Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Pendidikan

Kota Palangka Raya Tahun 2012

Unit Kerja JENIS KETENAGAAN Jml

Medis Keperawatan Kefarmasian Gizi Teknis Medis Kes

masTekfis

Nonkes

dr/drgSp

Dr Drg Bidan Perawat

Prwtgigi

Analis

Gigi

Elektro

I. Dinas Kes. 1 - 3 10 1 5 3 - - 1 23 - 40 87II. Puskesmas

Pahandut 5 2 16 20 3 3 2 3 1 - 2 1 8 66Panarung 3 1 26 27 2 1 1 1 1 - 2 1 2 67Menteng 1 5 2 22 25 7 1 3 2 - - 3 - 10 81Bukit Hindu 5 3 13 19 4 2 1 3 - - 4 - 3 57Kayon 1 2 1 12 14 5 2 3 2 1 - 2 - 8 53Jekan Raya 2 - 14 13 4 - 2 1 - - 3 - 3 42

Kalampangan3 1 18 9 2 2 1 1 - - 1 - 7 45

K. Bangkirai 3 - 3 2 1 1 1 - - - - - 4 15Tangkiling 3 - 13 23 2 2 2 1 - - 4 - 4 54Rakumpit - - 7 6 - 1 1 - - - 1 - 1 17UPTD

POPPK4 1 3 8

Jumlah 2 32 10 147 168 31 24 20 14 3 2 45 1 93 592

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Page 41: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 41

Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya

peningkatan kemampuan tenaga kesehatan sesuai jenis, kualifikasi dan

kebutuhan pembangunan kesehatan. Pada umumnya hasil pendidikan dan

pelatihan tenaga kesehatan masih terbatas. Kemandirian, akuntabitilitas dan

daya saing tenaga kesehatan masih lemah. Upaya yang ditempuh oleh

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam rangka meningkatkan kualitas

tenaga kesehatan adalah melalui ijin belajar/tugas belajar serta berbagai

pelatihan.

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya memberikan kesempatan

kepada tenaga baik di dinas maupun di puskesmas untuk melanjutkan

pendidikan. Pendidikan yang ditempuh merupakan respon terhadap tuntutan

untuk peningkatan kualitas sumber daya dan akselerasi pendidikan

kesehatan.

Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak

bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.

Salah satu contoh upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi

petugas adalah program khusus/ akselerasi bagi profesi perawat dan bidan

agar melanjutkan pendidikan minimal Diploma III. Namun hal ini masih belum

diimbangi dengan dukungan yang optimal dari pemerintah dimana petugas

dalam menempuh pendidikan dengan biaya mandiri/swadaya. Tabel berikut

ini menjelaskan jenis bidang studi yang ditempuh oleh tenaga kesehatan

umumnya linier dengan pendidikan sebelumnya, ataupun masih terkait

dalam lingkup kesehatan. Tabel berikut ini menjelaskan jenis bidang studi

yang ditempuh oleh SDM kesehatan.

Tabel 2.27Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM Kesehatan

di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2012

StatusBelajar

Bidang Studi

JmlD-III D-IV

S-1 S-2 SpesialisKebid.

Farm Analiskes

Gizi BidanMitraSp

Prwt

Ijin Belajar 25 2 2 3 7 5 4 48Tugas - - - - - - 8 3 5 16

Page 42: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 42

BelajarJumlah 25 2 2 3 7 - 13 7 5 64

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Selain pendidikan yang ditempuh melalui jenjang akademik,

peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan juga diupayakan

melalui waktu yang lebih singkat seperti : mengirimkan tenaga kesehatan

untuk mengikuti kursus/ pelatihan/seminar dan pendidikan berkelanjutan.

Pelatihan yang diikuti oleh tenaga kesehatan baik di dinas kesehatan

maupun di puskesmas adalah pelatihan teknis fungsional, manajemen dan

penunjang. Berikut adalah upaya peningkatan pengetahuan dan

keterampilan dalam jangka waktu pendek yang diikuti oleh tenaga

kesehatan. Tabel berikut ini menjelaskan kegiatan pelatihan sumber daya

manusia kesehatan.

Tabel 2.28Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Nama Diklat

Sasaran

Peserta

JenisDiklat

Lama Kegiatan JmlPesert

a

Akreditasi

TempatJPL Hari

1. Pelatihan KegawatdaruratanObstetri dan Neonatus bagiBidan Puskesmas KotaPalangka Raya

Bidan Teknis 40JPL

5 Hari 20orang

Baik Palangka Raya

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Pada tahapan akhir dari pembangunan kesehatan ini diharapkan

menjadi salah satu upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dalam

jangka panjang. Derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya yang

optimal, akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa indikator

penting yang menjadi acuan antara lain : Angka Kematian Bayi (AKB),

Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Umur

Harapan Hidup (UHH).

Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal

setiap 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan

indikator yang paling penting dalam menentukan status kesehatan

masyarakat karena indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar

Page 43: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 43

yang paling awal dan juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang

juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang.

Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat

10,1/1000 KH. Penyebab kematian antara lain adalah : aspiksia, BBLSR,

Placenta Previa Totalis, IUFD, kelainan bawaan, ruptur uteri. Angka

tersebut sedikit menurun dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun tahun

2011 tercatat 10,8/1.000 KH dan meningkat dibandingkan tahun 2010

tercatat 4,6/1000 KH, dan tahun 2009 tercatat 1,398/1000 KH.

Dalam rangka pencapaian MDGs, target AKB secara nasional pada

tahun 2015 sebesar 23/1000KH, maka AKB Kota Palangka Raya masih

dalam toleransi dan merupakan peringatan bagi pengelola program

kesehatan anak/bayi. Kemampuan tehnis tenaga kesehatan dalam

pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan,

disamping pemantapan supervisi dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan

Kota Palangka Raya. Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Bayi

(AKB) dari tahun 2008-2012.

Grafik 2.6Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya Tahun 2008 –

2012

1,41,39

4,6

10,8

10,1

0

2

4

6

8

10

12

2008 2009 2010 2011 2012

Per

1.0

00 K

H

Angka Kematian Bayi

AKB

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Angka Kematian Ibu didefenisikan sebagai jumlah ibu yang

meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000

kelahiran hidup. Sama halnya dengan angka kematian bayi, angka kematian

Page 44: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 44

ibu (AKI) juga merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan

status kesehatan masyarakat. Kedua indikator ini menjadi primadona dalam

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di

Kota Palangka Raya pada tahun 2012 adalah 19,1/100.000 KH, angka ini

mengalami penurunan dibanding tahun 2011 yang mencapai 122,1/100.000

KH, tahun 2010 tercatat 100/100.000 KH dan tahun 2009 yaitu

200,4/100.000 KH. Angka tersebut juga lebih baik jika dibandingkan dengan

target Angka Kematian Ibu (AKI) nasional dalam rangka pencapaian MDGs

pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH. Penurunan angka kematian ibu

mencerminkan mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin

dan melahirkan yang sudah lebih baik. Adapun penyebab kematian ibu

adalah intoksikasi obat penggugur kandungan. Berikut ini disampaikan

Gambar Angka Kematian Ibu dari tahun 2008-2012.

Grafik 2.7AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008 – 2012

40,49

200,4

100 122,1

19,11

0

50

100

150

200

250

2008 2009 2010 2011 2012

per 1

00.0

00 K

H

AKI

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya tahun 2012 mencapai

10,7/1000 KH sedikit menurun dibanding tahun 2011 mencapai 11,39/1000

KH, tahun 2010 mencapai 1,60/1000 KH, tahun 2009 mencapai 0,4445/1000

KH, tahun 2008 mencapai 0,607/1000 KH. Penyebab kematian balita pada

tahun 2012 di Kota Palangka Raya adalah akibat infeksi penyakit menular.

Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Balita dari tahun 2008-

2012.

Grafik 2.8AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008 – 2012

Page 45: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 45

0,607 0,445 1,6

11,3910,7

10

2

4

6

8

10

12

2008 2009 2010 2011 2012

Per 1

000

KH

AKABA

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

Selain ketrampilan tenaga kesehatan dan kompetensi tehnis dalam

pelayanan kesehatan anak yang berkualitas perlu mendapat perhatian, juga

penyuluhan kepada ibu balita tentang pola asuh perlu ditingkatkan,

mengingat target MDGs pada tahun 2015 AKABA harus mencapai 32/1000

KH.

Umur harapan hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf

hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup suatu

negara atau daerah yang juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika umur

harapan rendah maka taraf hidup suatu daerah tersebut juga rendah. Selain

indikator bagi taraf hidup, umur harapan hidup juga memperlihatkan derajat

kesehatan masyarakat di suatu daerah bahkan negara. Umur harapan hidup

juga merupakan salah satu indicator dalam Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).

Angka harapan hidup di Kota Palangka Raya dihitung berdasar angka

kematian penduduk secara global selama lima tahun (untuk mengetahui

jumlah penduduk yang masih hidup dalam kurun waktu tersebut),

dibandingkan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan

perhitungan umur harapan hidup masyarakat Kota Palangka Raya dari tahun

2007-2011 di atas 72 tahun. Umur Harapan Hidup Kota Palangka Raya

dijelaskan pada gambar berikut ini.

Grafik 2.9Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya Tahun 2007–2011

Page 46: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 46

72,1

73 73

71

72

73

74

2007 2009 2011

UHH

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2013)

2.3.1.3. Pekerjaan Umum

Pembangunan infrastuktur merupakan salah satu sektor

pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Palangka Raya karena ada

banyak ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan

dengan pembangunan infrastruktur itu sendiri. Penyediaan infrastruktur

dasar yang merata di seluruh wilayah Kota Palangka Raya merupakan hal

mutlak untuk mewujudkan kota yang madani, dengan pengelolaan

pembangunan fisik kota yang meliputi sistem transportasi yang memiliki

interkoneksi antar wilayah. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan, air bersih,

listrik dan telekomunikasi bagi masyarakat Kota Palangka Raya perlu

diidentifikasi dalam bentuk indikator antara lain : perkembangan

pembangunan jalan, perkembangan pembangunan jaringan irigasi,

perkembangan pembangunan infrastruktur sosial dan kebersihan.

Sarana dan Prasarana Jalan

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting

untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang

meningkat menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas

penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah. Kinerja

jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan didasarkan kepada

beberapa indikator makro yaitu berdasarkan: (1) kemantapan; (2) kondisi

dan; (3) pemanfaatan jalan yang ada.

Page 47: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 47

Kondisi umum jalan raya Kota Palangka Raya terdiri dari jaringan

jalan regional di Kalimantan Tengah yang menunjukkan ruas-ruas utama

yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan kota-kota regional ke

Barat dan Selatan. Jalur utama dari pusat kota adalah arah Sampit sampai

ke Pangkalan Bun, arah Kuala Kapuas sampai ke Kalimantan Selatan.

Dengan melihat pola jaringan jalan tersebut mengindikasikan bahwa

Palangka Raya tidak hanya melayani arus lalu lintas internal tetapi juga lintas

eksternal. Lalu lintas eksternal adalah lalu lintas yang masuk dan keluar kota

Palangka Raya.

Berdasarkan status jalan, Kota Palangka Raya memiliki 3 (tiga)

status jalan yakni: (1). Jalan Nasional di Kota Palangka Raya, dimulai dari

Kecamatan Sabangau yang berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau

sampai dengan Kecamatan Bukit Batu yang berbatasan dengan Kabupaten

Katingan dan Jalan dari simpang tiga Sie Asem menuju kearah Tumbang

Talaken Kabupaten nGunung Mas, serta jalan menuju Bandara Tjilik Riwut

dan dengan panjang ruas 134 Km (2), sedangkan panjang jalan Nasional

seluruhnya di Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1.714,83 Km yang

berarti panjang jalaqn Nasional yang melintasin Kota Palangka Raya sebesar

7,81% dari total jalan yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah.Jalan

Propinsi, jalan provinsi dimulai dari Kecamatan Pahandut sampai dengan

batas Kabupaten Pulang Pisau (arah ke Kabupaten Gunung Mas) dan dari

kecamatan Bukit Batu sampai dengan batas Kabupaten Gunung Mas serta

jalan Provinsi yang tersebar didalam Kota Palangka Raya yaitu jalan nyang

menuju kearah Kabupaten Pulang pisau tepatnya sampai batas keluar

Kelurahan Tumbang rungan dan jalan-jalan yang melintasi dalam Kota

Palangka Raya dengan panjang ruas 86,31 Km, sedangkan jalan propinsi

yang melintasi propinbsi Kalimantan Tengah sepanjang 1100 Km sehingga

jalan propinsi yang berada dikota Palangka Raya sebesar 7,85 %(3). Jalan

Kota , jalan merupakan jalan yang bukan nasional dan bukan jalan provinsi.

Jalan ini merupakan jalan yang berada didalam kota yang menghubungkan

dari kota ke kecamatan dan kelurahan sepanjang 911,83 Km. Untuk jalan

Page 48: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 48

lingkungan termasuk jalan titian yang ada dalam Kota Palangka Raya

sepanjang 500 Km.

Berdasar pada standar pelayanan minimal (SPM) bidang jalan bahwa basis

pengembangan SPM dibagi atas : kondisi jalan yang baik (tidak ada lubang),

tidak Macet (lancar sepanjang waktu), dapat digunakan sepanjang tahun

(tidak banjir waktu musim hujan). Tabel 2.29 menyajikan kondisi jalan di Kota

Palangkaraya. Secara umum jalan dalam kondisi baik terus bertambah dan

yang rusak semakin berkurang walaupun dengan pertumbuhan yang lambat.

Selama 5 tahun jalan dalam kondisi baik hanya bertambah dengan 75 km,

artinya setiap tahun hanya bertambah dengan 15 km. Itupun dengan catatan

bahwa jalan baik dari tahun 2010 ke tahun 2012 justru mengalami

penurunan. Sementara jalan kondisi rusak berat setiap tahun hanya berkurng

sekitar 4 km. Sebuah prestasi yang mungkin harus mendapatkan perhatian

yang sangat baik.

Tabel 2.29Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No. Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)2008 2009 2010 2011 2012

1. Kondisi Baik 224,74 316,36 330,91 323,33 300,332. Kondisi Sedang 167,56 146.76 167,92 151,30 175,413. Kondisi Rusak 227,24 198,09 183,09 210,00 220,204. Kondisi Rusak Berat 239,43 223,32 223,32 227,20 216,005. Jalan secara

keseluruhan (nasional,provinsi, dan /kota)

858,97 884,53 905,69 911,83 911,83

(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2013)

Secara umum kondisi jalan di Kota Palangka Raya sudah dapat

menghubungkan hampir seluruh kelurahan yang ada kecuali untuk kelurahan

yang berada di jalur Sungai Kahayan dan Rungan. Pada wilayah tertentu

kondisi jalan yang ada masih belum memadai khususnya pada waktu musim

penghujan. Wilayah-wilayah tersebut umumnya berada jauh dari pusat

pertumbuhan seperti Kecamatan Rakumpit. Kondisi jalan beraspal pada

tahun 2012 di Kota Palangka tidak terjadi peningkatan dibandingkan pada

tahun 2011 panjang jalan tetap sama sebesar 483 Km dari total jalan

Page 49: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 49

panjang jalannya (jalan nasional, provinsi dan kota) yang tersebar di 5

kecamatan. Dimana pada 2011 dan 2012 dibandingkan dengan 2 tahun

sebelumnya (2010, 2009) kondisi jalan beraspal mengalami peningkatan

yang signifikan.

Peningkatan lapis permukaan jalan juga dilaksanakan pada wilayah

permukiman yang padat penduduk. Dengan semakin baiknya kondisi jalan

semakin memicu tersebarnya kantong-kantong permukiman baru dan

perluasan permukiman yang ada, sehingga penduduk tidak terkonsentrasi

pada wilayah hamparan permukiman saja. Adanya persebaran penduduk

akibat semakin baiknya pelayanan jalan ini dapat dilihat dengan mulai

tumbuh permukiman baru mengikuti badan jalan yang telah ditingkatkan

tersebut.

Pada wilayah pusat-pusat produksi pertanian, perikanan, peternakan,

perkebunan dan kehutanan seperti Kelurahan Kalampangan, Habaring

Hurung dan sentra pertanian lainnya dilakukan peningkatan. Dengan

semakin baiknya kondisi jalan di wilayah pertanian, secara tidak langsung

memudahkan akses bagi petani untuk dapat mengangkut hasil pertaniannya

sehingga memperkecil ongkos angkut yang berdampak pada peningkatan

pendapatan.

Jumlah kendaraan di Kota Palangka Raya cenderung meningkat,

dengan penambahan jumlah jalan yang tidak terlalu cepat membuat rasio

kendraan terhadap jalan cenderung tetap (lihat tabel 2.30).

Tabel 2.30Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012

No Uraian 2009 2010 2011 20121. Panjang Jalan 884,53 905,69 911,83 911,832. Jumlah Kendaraan 67.775 93.147 120.826 90.1083. Rasio 13 : 1000 10 :

1000 7 : 100 10 :1000

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

Page 50: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 50

Jaringan Irigasi

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Kebutuhan

akan sumber daya air untuk pengairan di Kota Palangka Raya disuplai air

dari tadah hujan. Ketika musim hujan air melimpah namun pada musim

kemarau petani kesulitan mendapatkan air. Untuk itu perlu manajemen

pengelolaan air yang baik agar pada musim penghujan air tidak meluap dan

mengganggu lahan pertanian, sementara pada musim kemarau petani tidak

kekurangan air.

Untuk mengatasi permasalahan di atas Pemerintah kota telah

berupaya membangun prasarana dan sarana dan jaringan irigasi yang

tersebar di wilayah sentra pertanian seperti di Kelurahan Kalampangan,

Habaring Hurung, Sei Gohong, Kameloh Baru dan sebagian Kelurahan di

sepanjang Sungai Kahayan misalnya Kelurahan Tanjung Pinang, Sabangau,

Petuk Katimpun serta Sungai Rungan seperti Kelurahan Petuk Bukit, Gaung

Baru, Mungku Baru. Jaringan irigasi ini merupakan satu kesatuan sistem

pengairan yang terintegrasi yang dibagi berdasarkan saluran primer,

sekunder dan tersier. Agar operasi dan pemeliharaan dapat berjalan dengan

baik, kegiatan pengelolaan dibagi berdasarkan kewenangan masing-masing

yang terdiri dari pemerintah provinsi untuk saluran primer, Pemerintah Kota

Palangka Raya untuk saluran sekunder dan masyarakat melalui P3A

mengelola saluran tersier. Data tentang jaringan irigasi yang tersedia

disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.31Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012

No Jaringan Irigasi Panjang Jaringan2008 2009 2010 2011 2012

1. Jaringan primer - - - - -2. Jaringan Sekunder 9.100 4.047 8.578 7.060 20.3203. Jaringan Tersier - - - - -

4. Luas lahanbudidaya

1.000 500 378 586 1.300

5. Rasio 9,10 8,09 22,70 12,05 15,63

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)

Page 51: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 51

Dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang sangat rendah jaringan

irigasinya adalah wilayah Pahandut dan Jekan Raya dan wilayah dengan

jaringan cukup panjang adalah wilayah Bukit Batu dan Sebagau.

Tabel 2.32Rasio Jaringan Irigasi menurut Kecamatan

Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi Total PanjangJaringan

Irigasi (Meter)

LuasLahan

Budidaya(Ha)

RasioPrimer(Meter)

Sekunder(Meter)

Tersier(Meter)

1 2 3 4 5 (6=3+4+5) 7 (8=6/7)1 Kecamatan Sabangau 14.500 26.014 40.514 1.482 27,332 Kecamatan Pahandut 12.656 12.656 273 463 Kecamatan Jekan Raya 13.151 13.151 289 45,504 Kecamatan Bukit Batu 13.511 13.511 894 15,115 Kecamatan Rakumpit 5.617 5.617 168 33,43

T O T A L 14.500 70.949 85.449 3.115 27,43

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)

Jaringan irigasi di Kota Palangka Raya sangat penting untuk

membantu menangani banjir yang bersifat rutin. Namun jaringan irigasi yang

ada belum sepenuhnya terintegrasi dengan konsep penangan banjir itu,

akibatnya penanganan banjir masih bersifat sporadis. Hal ini disebabkan

Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya Bidang Pengairan belum

mempunyai masterplan sistem drainase dan data base pendukung bidang

pengairan sebagai bahan mengambil kebijakan dalam pengelolaan dan

pengembangan penanggulangan banjir dan pengelolaan jaringan irigasi yang

terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya. Namun demikian sudah banyak

lokasi-lokasi yang telah tertangani dengan dibangunnya saluran drainase

khususnya di wilayah perkotaan misalnya di Kelurahan Bukit Tunggal.

Sarana dan Prasaran Sosial

Sarana dan prasarana sosial dalam analisa ini meliputi pembahasan

mengenai ketersediaan tempat ibadah, tempat pemakaman. Bidang ini untuk

menunjukkan kinerja dan bukti pelayanan umum yang diberikan oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di

bidang sarana dan prasarana sosial. Ketersediaan tempat ibadah beserta

rasionya per penduduk dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

Page 52: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 52

Tabel 2.34Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Bangunan tempat IbadahTahun 2012

Jumlah(unit)

Jumlahpemeluk Rasio

1. Masjid/Musholla/langgar 137 216.884 1:1.5832. Gereja 128 92.443 1:7223. Pura 6 4.950 1:8254. Vihara 4 528 1:1325 Lain-lain - 2.094 -

Jumlah 275 316.899 1.152

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)

Tempat ibadah baik masjid/musholla/langgar, gereja, pura, vihara

dan tempat ibadah lainnya untuk penduduk sudah mencapai proporsi yang

layak. Berdasarkan standar rasio rumah ibadah per jumlah penduduk

diisyaratkan bahwa 1 rumah ibadah dapat mencakup 2.500 orang dan

kondisi rumah ibadah pada umumnya sudah terkelola dengan baik

khususnya rumah ibadah yang berada ditengah permukiman penduduk.

Upaya meningkatkan sarana ibadah tersebut Pemerintah Kota Palangka

Raya telah memberikan bantuan berupa dana pembangunan atau rehabilitas

sarana ibadah. Bantuan ini diberikan cuma-Cuma, tidak terus menerus dan

mengikat dengan besaran yang bervariasi disesuaikan dengan keadaan

kerusakan dan kemampuan dana. Diharapkan dengan bantuan ini kondisi

rumah ibadah menjadi lebih baik dan layak.

Dilihat dari persebarannya, maka ketersediaan tempat ibadah belum

cukup merata. Persebaran yang kurang merata itu terkait dengan jumlah

pemeluk yang mungkin juga tidak merata. Jekan Raya adalah wilayah

dengan rasio yang cukup tinggi sedangkan wilayah Bukit Batu adalah

wilayah dengan rasio yang cukup rendah.

Tabel 2.35Rasio Tempat Ibadah

Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2012

KecamatanMasjid/Mushala/Lang

garGereja Pura Vihara

Page 53: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 53

Pahandut 1:1818 1:959 - -

Jekan Raya 1:1660 1:842 1:2902 1:257

Sabangau 1:1744 1:397 1: 242 1:4

Bukit Batu 1:725 1:317 1:141 1:6

Rakumpit 1:414 1:208 - -

Jumlah 1:1.583 1:722 1:825 1:132

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)

Untuk ketersediaan tempat pemakaman umum, Pemerintah Kota

Palangka Raya masih menghadapi permasalahan yang terkait dengan

pemerataan tempat pemakaman bagi seluruh masyarakat dimana terdapat 2

lokasi tempat pemakaman umum yaitu terdapat di Jl. Tjilik Riwut Km 2 dan

Km 12 yang masuk wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya. Tetapi

bagi masyarakat Kota Palangka Raya yang berada di Kecamatan Sabangau,

Bukit Batu, dan Rakumpit hampir di setiap kelurahan terdapat tempat

pemakaman yang merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Tabel di

bawah ini menyajikan data tempat pemakaman yang ada di wilayah Kota

Palangka Raya.

Tabel 2.36Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk

Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

TahunTempat Pemakaman Umum Rasio terhadap

pendudukJumlah Luas(Ha)

DayaTampung

2008 2 76,77 35.000 1:40,472009 2 76,77 34.560 1:39,392010 2 76,77 34.120 1:8,072011 2 76,77 33.670 1:8,422012 2 76,77 33.230 1:6,04

(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya, 2013)

Terlihat bahwa rasio jumlah penduduk terhadap tempat pemakaman

umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dilihat

berdasarkan daya tampung maka angka tersebut sudah mencukupi untuk 5

(lima) tahun yang akan datang, namun berdasarkan tingkat penyebarannya,

lokasi pemakaman yang ada masih belum merata. Sebagian wilayah

Page 54: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 54

permukiman sudah memiliki rasio yang berlebih tetapi beberapa wilayah lain

masih kurang.

Untuk mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk 5 tahun

kedepan perlu dipersiapkan lokasi-lokasi pemakaman baru yang sesuai

dengan proporsi jumlah penduduk, tingkat dan jangkauan pelayanan yang

ada disetiap wilayah.

Sarana kebersihan (drainase dan tempat sampah)

Sistem drainase Kota Palangka Raya mengacu pada saluran primer

yang sudah ada. Dalam rangka perawatan atau normalisasi sistem drainase

Kota Palangka Raya dilakukan rehabilitasi saluran, pembangunan saluran

baru, pembersihan saluran secara rutin. Berdasarkan arah aliran saluran

primer yang sudah, maka sistem drainase Kota Palangka Raya dapat dibagi

menjadi 4 blok yang terdiri dari Blok I meliputi Kelurahan Bukit Tunggal, Blok

II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian Kelurahan Menteng, Blok III

meliputi Kelurahan Menteng dan Blok IV meliputi Kelurahan Langkai,

Panarung dan Pahandut.

Blok I yang berada di Kelurahan Bukit Tunggal prioritas drainase

berada di jalan Hiu Putih, Rajawali, Badak, Tingang, Garuda dan daerah

banjir disekitarnya. Pada Blok II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian

Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan Beliang, Bukit Hindu,

Sangga Buana, Argo Puro, Yos Sudarso, Galaksi dan daerah banjir Sundoro.

Pada Blok III meliputi Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan

G.Obos, T. Tilung, Nyai Embang dan daerah banjir sekitar T. Tilung. Berikut

ini tabel yang menjelaskan jaringan drainase Kota Palangka Raya.

Secara keseluruhan panjang jaringan drainase kota Palangkaraya

dari tahun ke tahun terus menerus menurun (lihat tabel 2.33).

Tabel 2.33Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No Kota Panjang Jaringan2008 2009 2010 2011 2012

1. Palangka Raya 11.520 16.954 6.489 2.689 2.689

Page 55: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 55

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)

Sebagai sebuah kota dengan penduduk yang bertambah dengan

cepat, maka sampah juga akan bertambah dengan cepat. Tabel 2.37

menyajikan informasi sekitar sampah di Kota Palangkaraya. Jumlah produksi

sampah per penduduk di Kota Palangkaraya cukup tinggi, dan dari tahun ke

tahun terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan jumlah sampah per

penduduk memang konsekuwensi dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Namun demikian pertumbuhan produksi sampah itu tidak diikuti oleh

kemampuan untuk mengelola sampah. Jika tahun 2009 kapsitas daya

tampung TPS masih diatas jumlah produksi, namun tahun tahun 2009 telah

terlampau dan semakin tahun deviasinya semakn besar. Daya tampung yang

semakin berkurang itu di sebabkan karena jumlah TPS yang tersedia tersu

juga mengalami penurunan. Akibat langsung yang ditimbulkan tentu adalah

proporsi sampah yang tidak tertangani semakin meningkat.

Tabel 2.37Informasi Pengelolaan Sampah

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012

No UraianTahun

2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Penduduk 200.998 220.962 224.663 229.5992. Jumlah Produksi sampah (ton) 500 552 562 693

3. Produksi sampah per penduduk(kg) 2,48 2,49 2,50 3,01

4. Daya tampung TPS (ton) 540 540 477 477Rasio daya tampung TPS perpenduduk (kg) 2,68 2,44 2,12 2,07

Persentase sampah yang taktertangani 31,20 33,88 35,77 31,94

(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya,2013)

Dilihat dari persebarannya, kecamatan Jekan Raya adalah kecamatan

yang memiliki tempat sampah terbanyak, bahkan sangat banyak. Sementara itu

Page 56: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 56

kecamatan Rakumpit tidak memiliki TPS (lihat tabel 2.38). Rentang kendali

pelayanan yang sangat jauh ini menyebabkan pada wilayah tersebut

kegiatan pengangkutan sampah belum tertangani. Kondisi dan jarak jalan

yang ada juga menjadi masalah tersendiri, yang berakibat terbatasnya

pelayanan persampahan di Kecamatan tersebut.

Tabel 2.38Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terhadap Jumlah Penduduk Menurut

Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2012

No KecamatanJumlah

Penduduk(Jiwa)

TPS

RasioJumlah(Unit)

Jumlah DayaTampung

(Ton)(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)1 Kecamatan Pahandut

277.300

19 57

0,00152Kecamatan JekanRaya 117 351

3 Kecamatan Sabangau 6 18Total 1+2+3 142 426

4 Kecamatan Bukit Batu28.049

2 60,00025 Kecamatan Rakumpit 0 0

Total 4+5 2 6

(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota PalangkaRaya, 2013)

Dari sisi pengelolaan akhir di TPA, masih menggunakan open

dumping padahal sarana prasarana yang digunakan sudah sesuai dengan

standar sanitary landfill. Disamping itu, kegiatan persampahan juga

terkendala pada masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah dan

mereduksi sampah serta membuang sampah sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan yaitu mulai jam 4 sore sampai jam 4 pagi sehingga kegiatan

pengelolaan angkutan sampah dapat berjalan dengan maksimal, dengan

pada pagi hari mulai beraktifitas sampai pada siang hari tidak ada lagi

sampah yang menumpuk di Bak Penampung Sampah/TPS (Tempat

Penampungan Sampah).

Badan sungai atau badan jalan yang digunakan untuk PKL

Fasilitas sosial ekonomi yang sangat penting adalah pasar. Pasar

pemerintah yang rutin beroperasi saat ini adalah Pasar Kahayan, Pasar

Page 57: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 57

Datah Manuah, blok mini Pasar Besar, Pasar Kalimantan Urban

Development Project (KUDP) dan Pasar Kameloh dengan pengelolaan yang

bersifat tradisional modern. Tabel 2.41 menyajikan kondisi pasar di Kota

Palangkaraya.

Tabel 2. 41

Tabel Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya

NO NAMA PASAR ALAMAT

KondisiBerfungsi

(BH)Tdk Berfungsi

(BH) Kecamatan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1. Blok Mini PasarBesar

Jl. Jawa-Halmahera 65 65 65 65 65 --- - - Pahandut

2. Pasar Kameloh Jl. A. Yani 85 85 85 85 85 18 18 18 18 18 Pahandut

3. Pasar Kahayan Jl. Tjilik RiwutKm 1,5 433 433 433 433 433 159 159 159 159 159 Jekan Raya

4.

TradisonalModernBlok PertokoanPasar Kahayan

Jl. Tjilik RiwutKm 1,5

Jekan Raya

a. Bertingkat 46 20 23b. TidakBertingkat 145 30 32

c. Blok TokoBuah 20 10 12

d. Blok Babi 18 18 18

e. Los PKL 5 20 22

5.KalimantanUrbanDevelopmentProject (KUDP)

Jl. Tjilik RiwutKm 1,5

118 118 118 118 118 - - Jekan Raya

6.

Pasar DatahManuah

Jl. YosSudarso

Jekan Raya

1. a. Bertingkat --- 50 50 50 50b. Blok

Sayur danIkan

--- 64 64 64 64

c. Blok Babi --- 16 16 16 162. BlokSementara 65 65 65 65 65 15 15 15 15

7.PasarTangkiling

Tangkiling

Bukit Batu

a. Toko 10 10 10 10 10 10 ---b. LapakMingguan 46 46 46 46 46 46 ---

8.

PasarMingguanBanturung- Toko

Banturung 9 9 9 9 9 4 4 4 4 4 Bukit Batu

- Lapak/ - - - - - 6 6 6 6 6

9. Pasar Takaras Betuk Barunai 5 5 5 5 5 Rakumpit

10. Pasar Burung TemanggungTilung 36 36 36 36 36 Jekan Raya

11. Pasar Kalampangan Sebangau

Page 58: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 58

Kalampangan

a. DibangunPemkot 16 16 16 16

b.Disperindagkop 26 26 26 26

c. LKKKelurahan 85 85 85 85 85 --- --- --- ---

(Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya )

2.3.1.4. Perumahan

Analisis atas perumahan meliputi kondisi lingkungan dan fasilitas

dasar di perumahan.Perumahan yang ada di Kota Palangka Raya

diidentifikasi berdasarkan atas stok permukiman yang tersedia, kepadatan

rumah, kondisi fisik rumah. Di bawah ini disajikan tabel jumlah stok

perumahan berdasarkan fungsi rumah di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.41Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah

di Kota Palangka Raya Tahun 2010

No Fungsi Rumah Jumlah (unit)1 . Rumah Tinggal 62.5262 . Rumah Campur 5.451

Total 67.977

(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan danKawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033,2013)

Di Kota Palangka Raya setiap kecamatan mempunyai karakteristik

perumahan yang berbeda dengan tingkat kepadatan tinggi sampai rendah

dan permanen-semi permanen dengan kondisi baik sampai buruk. Di

Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya secara umum memiliki kondidi

perumahan yang sedang sampai baik. Sementara untuk tiga kecamatan

yang lain kepadatannya cukup rendah tetapi dengan kondisi yang kurang

baik.

Perumahan yang berkembang cenderung memiliki tipologi

perumahan dengan jenis perumahan kampung kota, sebagian besar

penduduk merupakan penduduk asli kota yang telah berdomisili sejak awal

pembangunan Kota Palangka Raya. Pada beberapa bagian Kecamatan

Pahandut terdapat perumahan yang termasuk dalam tipologi perumahan

Page 59: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 59

pinggir sungai, dibangun di sepanjang rawa pinggiran Sungai Kahayan, yang

terletak pada pinggiran Kelurahan Pahandut dan Pahandut Seberang. Di

bawah ini disajikan tabel tingkat kepadatan permukiman Kota Palangka

Raya.

Tabel 2.42Tingkat Kepadatan Permukiman Kota Palangka Raya

No Kecamatan Tingkat kepadatan Kondisi rumah1 . Pahandut Sedang Rumah dengan kategori permanen

dengan kondisi baik2 . Jekan raya Tinggi Rumah dengan kategori permanen

dengan kondisi sedang3. Sebagau Rendah Rumah masih dalam kategori non

permanen dengan kondisi relatifsedang

Bukit Batu Rendah Rumah masih dalam kategori nonpermanen dengan kondisi buruk

Rakumpit Rendah Rumah dengan kategori nonpermanen dengan kondisi buruk

(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan danKawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033,2013)

Kecamatan Jekan Raya merupakan perumahan dengan tingkat

kepadatan tinggi, bangunan permanen dengan kondisi sedang. Kecamatan

Jekan Raya memiliki beberapa tipologi perumahan yang beragam, antara

lain perumahan kampung kota, developer, sekitar kawasan pendidikan dan

perkantoran, dan perumahan pinggir kota. Hal ini ini dikarenakan

penggunaan lahan pada Kecamatan Jekan Raya yang beragam, antara lain

kawasan perkantoran dan pendidikan yang dikelilingi oleh perumahan

penduduk.

Kecamatan Sabangau, Bukit Batu dan Rakumpit perumahan yang

berkembang saat ini merupakan perumahan dengan tingkat kepadatan

rendah, Bangunan non permanen dengan kondisi relatif sedang sampai

dengan buruk. Kecamatan Sabangau merupakan salah satu arah

pembangunan kota Palangka Raya, namun sejauh ini kondisi perumahan

yang ada di kecamatan sebangau dapat dikatakan beragam, walaupun

dalam jumlah yang relatif tidak begitu besar. Tipologi perumahan yang

Page 60: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 60

banyak ditemukan di kecamatan ini merupakan perumahan developer yang

persebarannya di Kelurahan Kereng Bangkirai, selain pada Kelurahan

Kereng Bangkirai jenis perumahan penduduk adalah perumahan pinggir kota

yang dapat di kategorikan juga sebagai perumahan kampung desa.

Kecamatan Bukit Batu terpusat pada Kelurahan Tangkiling yang

tipologi merupakan perumahan kampung kota dan pada kelurahan lain jenis

perumahan cenderung termasung dalam tipologi perumahan kampung desa.

Sedangkan Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan yang sebagian

besarnya terdiri atas kumpulan desa-desa yang kondisi perumahannya

bersifat non permanen dan termasuk dalam tipologi perumahan kampung

desa Dibawah ini disajikan tabel kondisi perumahan di Kota Palangka Raya.

Perumahan dengan kondisi yang bervariasi tersebut tetap harus

memiliki fasiliast dasar perumahan yang cukup. Tabel BB menyajikan

fasiliast perumahan yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya.

Tabel BBTabel Indikator Perumahan Kota Palangkaraya

Indikator Tahun2010 2011 2012

Persentase rumah tangga pengguna airbersih terhadap total rumah tangga

19

Persentase rumah tangga pengguna listrikterhadap total rumah tanggaPersentase rumah tangga pengguna yangmemiliki sanitasi terhadap total rumahtanggaPersentase luas pemukiman kumuhterhadap luas pemukimanPersentase rumah layak huni terhadaptotal seluruh rumah

-

2.3.1.5. Penataan Ruang

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Perencanaan tata ruang terkait dengan upaya untuk menentukan struktur

Page 61: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 61

ruang dan pola ruang termasuk penetapan rencana tata ruang. Pemanfaatan

ruang terkait dengan upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang

sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan

program. Terakhir, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk

mewujudkan tertib tata ruang. Salah satu cakupan penting dalam penataan

ruang wilayah adalah penentuan dan penataan ruang terbuka hijau.

Penataan di Kota Palangka Raya dilakukan berdasarkan pada

Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata Ruang

Kota (RDTRK), Kota Palangka Raya dibagi dalam beberapa zoning kawasan

yang menunjukan fungsi pemanfaatan ruang antara lain : kawasan

perkantoran pemerintah; kawasan pelayanan kesehatan, kawasan

perkantoran dan jasa, kawasan kegiatan olah raga, kawasan kegiatan utilitas

kota, kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perumahan,

kawasan terbuka hijau, kawasan pendidikan, kawasan tanah cadangan,

kawasan lapangan terbang.

Pengaturan bangunan meliputi pengaturan kepadatan bangunan dan

luas terbangun. Pengaturan kepadatan bangunan merupakan rumusan

kebijakan perbandingan luas lahan yang dimanfaatkan bagi bangunan

dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan bangunan dirinci

menjadi :

1. Kawasan bangunan berkepadatan tinggi, mempunyai rata-rata

kepadatan bangunan sebanyak 40 bangunan setiap hektar.

2. Kawasan bangunan berkepadatan sedang, mempunyai rata-rata

bangunan sebanyak 24 bangunan setiap hektar.

3. Kawasan bangunan berkepadatan rendah, mempunyai rata-rata

kepadatan bangunan sebanyak 11 bangunan setiap hektar.

Pengaturan luas kawasan terbangun untuk setiap petaknya berkisar

antara 30 % - 70 %. Selain itu Rencana Detail Tata Ruang Kota Palangka

Raya, juga mengatur tentang arahan garis sempadan jalan terhadap

bangunan dan pagar, yaitu jarak garis sempadan as jalan terhadap

bangunan, di mana besarannya disesuaikan dengan fungsi jaringan jalan

dimaksud. Pengaturan lainnya yang terdapat dalam Rencana Detail Tata

Page 62: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 62

Ruang Kota, mencakup pula pada aspek rencana ketinggian bangunan.

Namun dalam perjalanan waktu, berbagai aturan yang telah tercantum dalam

Rencana Detail Tata Ruang Kota, banyak yang tidak diikuti dan menjadi

pedoman dalam pelaksanaannya, di mana kondisi tersebut berakibat saat ini

pada beberapa ruas jalan ditemukan adanya bangunan yang secara fisik

melanggar GSB, KLB dan KDB.

Dalam penyusunan RPJMD terdaat indikator untuk aspek tata ruang

yakni raung terbuka hijau, bangunan ber IMB dan ruang Publik. Tabel 2.24

menyajikan informasi mengenai indikator tat ruang.

Di Kota Palangka Raya luas ruang terbuka hijau masih sangat

rendah bila dibandingkan dengan dengan keseluruhan luas wilayah dengan

kecenderungan meningkat yang sangat kecil.

Tabel 2.44Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Luas Wilayah

Kota Palangka Raya Tahun 2012

No UraianLuas

2009 2010 2011 2012 2013

1. Persentase Ruang TerbukaHijau terhadap total wilayah 0,0086 0,009 0,009 0,0095 0,0095

2. Jumlah bangunan ber IMBterhadap total bangunan (unit) 1.799 2.122 1.576 1.480 2.351

3. Ruang publik yang telahberubah peruntukannya NA NA NA NA NA

(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Rayasetelah diolah, 2013)

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota

Palangka Raya telah menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada

tahun 2012 berkisar pada angka 2.255 izin. Bagi masyarakat awam,

pembangunan bangunan di tanah sendiri seharusnya tidak memerlukan izin

kepada pemerintah. Rendahnya kesadaran ini terkait dengan masih

kurangnya upaya sosialisasi atau edukasi mengenai pentingnya memiliki izin

mendirikan bangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Page 63: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 63

Sedangkan data Dampak dari keadaan ini adalah sulitnya mendeteksi

ketaatan terhadap dokumen tataruang yang telah ada.

2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan

Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan perencanaan

pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) yang dijadikan Peraturan

Daerah No. 06 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, telah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung seperti

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-

2013 yang diatur menjadi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009, RKPD,

Renstra SKPD, dan RENJA SKPD. Berdasarkan evaluasi terhadap RPJMD

periode 2008-2013 terdapat beberapa persoalan terkait dengan perencanaan

di wilayah Kota Palangka Raya diantaranya adalah koordinasi dan

sinkronisasi antar SKPD yang cukup lemah.

Kondisi ini bermula dari lemahnya pemahaman masing-masing

SKPD terhadap pentingnya perencanaan yang bersifat komprehensif,

sehingga dokumen RPJMD menjadi semacam kumpulan dari Renstra, bukan

sebuah perencanaan komprehensif atas tujuan dari Kota Palangka Raya.

Lemahnya pemahanam itu berdampak sangat luas baik pada perencanaan

tahunan maupun masing-masing SKPD. Dari evaluasi RPJMD tersebut

didapati ketidak terkaitan antara SKPD yang satu dengan SKPD yang lain,

ketidaktepatan tujuan dan program dari masing-masing SKPD dan adanya

persoalan yang tidak tercover oleh SKPD manapun.

2.3.1.7. Perhubungan2011 2012 2013

Jumlah arus pemumpang angkutanumumDarat (terminal antar kota) 12.351 24.649 11377Pelabuhan laut - - -Pelabuhan udara Berangkat Datang Transit

304 077302 0816059

---

---

Page 64: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 64

Rasio ijin trayek terhadap jumlahpenduduk

0,191 0,187 0,176

Jumlah uji KIR kendaraan per tahun 7703 10388 10400Lama pelayanan uji KIR kendaraan (hari) 30

menit30menit

30menit

Biaya uji KIR kendaraan :A. Mobil Penumpang Umum1. Roda 42. Roda 3

B. Bus1. Kurang dari 12 Kursi2. 13 sampai 25 Kursi3. lebih dari 26 Kursi

C. Mobil Barang1. JBB 3,5 Ton2. JBB 3,5 sampai 8 Ton3. JBB 8 sampai 14 Ton4. JBB 14 Ton

D. Kereta Gandeng

E. Kereta Tempelan

F. Kendaraan Khusus

35.00020.000

50.00060.000100.000

50.00060.000100.000150.000

100.000

100.000

100.000

35.00020.000

50.00060.000100.000

50.00060.000100.000150.000

100.000

100.000

100.000

35.00020.000

50.00060.000100.000

50.00060.000100.000150.000

100.000

100.000

100.000

Jumlah fasilitas perhubungan Terminal angkutan umum 6 4 4 Pelabuhan laut - - - Dermaga 14 14 14

Rasio rambu terhadap jumlah rambuyang seharusnya ada (1500 rambu)

0,114 0,114 0,114

Fasilitas angkutan kota (halte) 13 10 10

- Angkutan Umum

Angkutan umum yang beropersaioal di Kota Palangka Raya terdiri

dari Bus AKAP/AKDP, angkotan kota, taksi kota, taksi bandara, taksi agro

dan angkutan perintis. Angkutan umum tersebut berkembang pesat karena

telah terbukanya dan semakin baiknya akses jalan kabupaten sekitar

misalnya Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Barito Utara, Barito

Page 65: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 65

Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan daerah lainnya yang

ada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi lain.

Perusahaan Bus AKAP pada tahun 2012 mulai berkembang dengan

jumlah sebanyak 7 perusahaan dan Bus AKAP sebanyak 8 perusahaan.

Selain antar kabupaten, pemerintah juga memperhatikan armada angkutan

pedesaaan, angkutan kota, taksi argo dan taksi bandara yang melayani

kelurahan-kelurahan, jalur kota, bandara, hotel, jasa dan perdagangan yang

ada di wilayah Kota Palangka Raya. Namun demikian jumlah penumpang

sepi dikarenakan masyarakat Kota Palangka Raya lebih banyak

memanfaatkan kendaraan pribadi dengan kemudahan kredit yang

ditawarkan pembiayaan yang telah berkembang pesat di Kota Palangka

Raya.

Perkembangan angkutan dan jumlah penumpang oleh Pemerintah

Kota Palangka Raya telah diantisipasi dengan keberadaan tiga terminal yaitu

terminal AKAP WA GARA, Terminal Mihing Manasa dan Terminal Beringin

Pahandut Seberang. Meski demikian pemanfaatan ketiga terminal tersebut

kurang optimal hal ini beberapa sarana dan prasarana pendukung perlu

penambahan.

Selain itu, di Kota Palangka Raya berkembang travel liar (kendaraan

pribadi) mangkal di jalan-jalan strategis yang ada di Kota Palangka Raya

misalnya Jl. Yos Sudarso, Jl. Pierre Tendean, Jl. Tjlik Riwut, RTA. Milono

dan jalan strategis lainnya. Berkembangnya taksi liar (kendaraan pribadi)

tersebut karena kurangnya kesadaran dari pemilik untuk mengurus ijin

operasional dan kemudahan untuk memperoleh kredit kendaraan serta

kurangnya pembinaan dan pengawasan oleh pihak teknis terkait misalnya

dari Organda. Maka perlu dilakukan penertiban agar taksi-taksi liar tersebut

ada ijin operasional dan memanfaatkan terminal yang ada di Kota Palangka

Raya. Sebenarnya Pemerintah Kota Palangka Raya melakukan program-

program untuk memudahkan dengan menggratiskan pengurusan perijinan

sebagai persyaratan ijin di dinas terkait Propinsi.

Lalu lintas di Kota Palang Raya didukung 13 (tiga belas) halte yang

menyebar di jalan-jalan strategis misalnya di jalan Tjilik Riwut, RTA Milono,

Page 66: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 66

S.Parman, G. Obos, Rajawali, Tingang dan jalan strategis lainnya.

Sedangkan fasilitas rambu lalu lintas yang merupakan tanda petunjuk lalu

lintas sudah menyebar di seluruh wilayah Kota Palangka Raya dari

Kecamatan Rakumpit sampai dengan Kecamatan Sabangau. Fasilitas rambu

lalu lintas yang ada lebih banyak terpasang di jenis jalan nasional, propinsi

dan kota sedangkan di jalan-jalan lingkungan, gang dan jalan kecil kurang

banyak terpasang. Berikut ini disampaikan fasilitas rambu-rambu di Kota

Palangka Raya tahun 2013.

Tabel 2.45Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Jenis Jalan Kondisi JumlahBaik Tidak Baik1. Nasional 116 13 1292. Propinsi 117 28 1453. Kota 86 4 90

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Fasilitas traffic light telah terpasang sebanyak 6 (enam) buah di

persimpangan jalan nasional, propinsi dan kota dan warning light telah

terpasang sebanyak 3 (tiga) di persimpangan jenis jalan nasional yaitu

sepanjang Jalan Tjilik Riwut. Pemasangan sarana tersebut karena jalan

tersebut merupakan jalan yang ramai, padat dan berada di persimpangan.

Traffic light dan warning light yang di wilayah Kota Palangka Raya dari sisi

ketinggian tidak kondisi ideal dimana persyaratan kondisi ideal ketinggian

harus di atas 3 meter dari permukaan jalan. Kondisi traffic light dan warning

light tersebut dikarena adanya penambahan tinggi jalan dengan aspal.

Berikut ini disampaikan traffic light dan warning light Kota Palangka Raya

tahun 2013.

Tabel 2.46Traffic Light dan Warning light Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Lokasi KeteranganTraffic Light Warning Light1. Jalan Garuda Jalan Tjilik Riwut Km 4 Ketinggian ideal

harus di atas 3meter dari

2. Jalan Antang Jalan Tjilik Riwut Km 53. Jalan DI Panjaitan Jalan Tjilik Riwut Km 28

Page 67: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 67

4. Jalan Irian permukaanjalan5. Jalan Tambun Bungai

6. Jalan RTA. Milono

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Jumlah penumpang dari tahun 2008 sampai dengan 2012

mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Jumlah

penumpang bis mengalami peningkatan, kemungkinan besar hal ini

disebabkan karena semakin terbukanya akses infrastruktur jalan nasional

dan kabupaten atau kota sebagai akses penghubung antar kabupaten/kota

kondisi dalam provinsi. Sedangkan jumlah penumpang ASDP dari tahun

2008-2012 mengalami penurunan hal ini disebakan karena akses darat di

Kota Palangka Raya melalui terbuka, infrastruktur jalan kota jalan lingkungan

antar kecamatan, kelurahan sudah banyak dilakukan pembangunan. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Palangka

Raya tahun 2008-2012 yang terus meningkat.

Tabel 2.47Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah penumpangBis 7.724 12.351 24.649 39.632

2. Kendaraan Bermotor 259.777 283.912 414.165 310.721

3. Jumlah penumpangASDP 14.994 14.259 14.027 10.755

4. Jumlah penumpangKlotok 10982 10900 10042 9947

5. Jumlah penumpangSpeed boat

4012 3359 3985 808

6. Total JumlahPenumpang 22.718 14.259 14.027 50.387

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Palangka Raya umum

wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam hal

penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga

dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan

Page 68: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 68

umum. Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Terpadu Kota

Palangka Raya mempunyai data hanya tahun 2012 dimana izin trayek yang

telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya sampai dengan

tahun 2012 sebanyak 89 izin.

Jumlah izin trayek hingga tahun 2012 tidak terlalu banyak ini

menunjukkan peran angkutan publik di Kota Palangka Raya yang belum

signifikan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Ini dikarenakan

mengingkat luas dan kondisi wilayah dengan penyebaran yang tidak merata

serta tipologi mobilitas masyarakat yang masih minim, menyebabkan masih

banyak daerah yang belum terlayani oleh angkutan umum yang rutin

beroperasi.

Wilayah-wilayah tersebut umumnya merupakan wilayah yang jauh dari

akses jalan nasional atau jalan propinsi. Mengingat masih ada wilayah

kecamatan yang belum terakses angkutan umum lewat darat, sehingga

masyarakat umumnya menggunakan sarana sungai seperti di wilayah

Kecamatan Rakumpit.

3. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum

Seluruh angkutan umum diwajib memiliki sertifikat pengujian

kendaraan bermotor (uji Kir). Berdasarkan data yang ada di UPTD Pengujian

Kendaraan Bermotor dari tahun 2008-2013, pengujian kendaraan masih

menggunakan sistem manual. Sesuai dengan PP No. 55 Tahun 2012

tentang Kendaraan diamanahkan Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan

Bermotor harus memiliki peralatan uji. Dengan melihat keadaan tersebut

maka Kota Palangka Raya akan memaksimalkan sarana, prasarana serta

alat uji agar uji kendaraan yang dulunya menggunakan manual akan diganti

dengan peralatan uji otomatis. Tabel di bawah ini menyajikan persentase

kendaraan, lama uji dan biaya serta peralatan melakukan Uji Kir.

Tabel 2.48Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012Mobil penumpang umum 634 538 485 577 608

Page 69: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 69

Mobil bus 130 192 147 116 135Mobil barang 3.324 4.227 5.021 7.009 9.639Kereta tempelan - - 2 1 6Kereta Gandengan - - - - -Jumlah 4.088 4.957 5.655 7.703 10.388

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Tabel 2.49Lama Waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012Semua JenisKendaraan

30 menit 30 menit 30 menit 30 menit 30 menit

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Tabel 2.50Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012Mobil penumpang umum 30.000 30.000 30.000 35.000 35.000Mobil bus 40.000 40.000 40.000 60.000 60.000Mobil barang 45.000 45.000 45.000 60.000 60.000Kereta tempelan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000Kereta gandengan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Tabel 2.51Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012Peralatan Uji Kir Manual Manual Manual Manual Manual

(Sumber: Hasil Analisis Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi KotaPalangka Raya, 2013)

Jumlah kendaraan dari berbagai jenis yang ada yang melakukan uji

Kir mengalami peningkatan dari 4.0888 di tahun 2008 menjadi 10.388 di

tahun 2012. Ini artinya terjadi pningkatan kinerja uji Kir terhadap kendaraan.

Salah satu upayakan yang dilakukan adalah memberikan pelayanan

semaksimal mungkin khususnya wilayah-wilayah yang jauh dari Kota dan

Page 70: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 70

wilayah yang mempunyai aksesibilitas yang masih minim karena kondisi

jalan yang belum mantap. Selain itu, waktu lama pengujian kelayakan

angkutan umum (Uji Kir) yang tidak terlalu lama sekitar ± 30 menit/unit

kendaraan dan biaya yang murah.

4. Jumlah Pelabuhan /Udara/Terminal Bis

Kota Palangka Raya telah memiliki 1 terminal bis antar propinsi WA.

GARA dan memiliki satu pelabuhan udara Tjilik Riwut yang lumayan

representatif. Hal ini cukup dimengerti karena Kota Palangka Raya

merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pusat pemerintahan

yang menghubungkan Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Kalimantan

Tengah.

Kota Palangka Raya memiliki pada tahun 2008-2009 sebanyak 18

pelabuhan/terminal sedangkan pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan

sebanyak 16 pelabuhan/dermaga/terminal. Untuk terminal mengalami

penurunan karena direncanakan semua penumpang darat akan difokuskan

pada terminal AKAP WA. GARA.

Tabel 2.52Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1Dermaga Sungai 14 14 14 14 16Terminal 3 3 1 1 1Jumlah 18 18 16 16 16

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Sedangkan dermaga sungai terjadi peningkatan jumlah karena telah

operasionalnya dermaga di Bereng bengkel dan dan Marang.Dermaga

tersebut tersebar dibeberapa lokasi dari Kecamatan Sabangau sampai

dengan Rakumpit. Dermaga sungai yang ada umumnya merupakan

dermaga untuk melayani bongkar muat barang dan penumpang. Dermaga ini

digunakan untuk kepentingan umum adalah dermaga Klotok dan Speedboat.

Page 71: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 71

Namun demikian ada beberapa kondisi dermaga kurang maksimal, baik dari

sisi pelayanan maupun kondisi fisik bangunan yang jauh dari standar bagi

kenyamanan dan keselamatan penumpang karena tidak dilengkapi dengan

sarana penunjang yang layak. Walaupun dengan fasilitas pendukung yang

sangat minim, masyarakat masih menggunakan klotok sebagai sarana

utama untuk menyeberang ke atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena

masyarakat Kota Palangka Raya yang tinggal di pinggiran sungai masih

banyak menggunakan transportasi sungai untuk kehidupan dan

perdagangan mengangkut kebutuhan sehari-hari.

Kota Palangka Raya merupakan ibukota Propinsi Kalimantan

Tengah, kota yang berkembang cepat sebagai kota transit, perdagangan,

jasa, juga penghubung kabupaten-kabupaten yang ada di Kalimantan

Tengah. Di bidang perpakiran, pihak Pemerintah Kota Palangka Raya telah

melakukan upaya dalam bentuk restribusi tempat parkir untuk menggali

potensi pendapatan asli daerah. Penertiban parkir dilakukan dengan

melibatkan instansi terkait telah dilakukan secara rutinitas untuk penertiban.

Perpakiran ini perlu dilakukan langkah-langkah terobosan dalam

manajemen misalnya menata lahan parkir di beberapa jalan strategis dan

pusat perdagangan yang ramai misalnya di Jalan Yos Sudarso dan Pasar

Besar dan jalan ramai lainnya. Sebenarnya untuk pusat pertokoan modern di

beberapa tempat telah melakukan digitalisasi atau penggunaan teknologi

sedangkan untuk fasilititas umum masih menggunakan manual sehingga

perlu dilakukan pembenaan dengan menggunakan sistem informasi

digitalisasi. Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia perlu dilakukan

peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan sebuah kebutuhan

melalui bimbingan teknis bagi petugas parkir, pegawai dan aparat lainnya

sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

2.3.1.7. Lingkungan Hidup

Ada beberapa macam bidang yang mencakup analisa penguatan

kualitas lingkungan hidup yakni pelestarian pengendalian, pencegahan,

pengawasan lingkungan.

Page 72: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 72

Pencemaran Status Mutu Air

Kota Palangka Raya terdiri dari beberapa sungai, anak sungai,

danau maka tidak lepas dari permasalahan pencemaran air yang diakibatkan

oleh aktivitas rumah tangga penduduk yang mendiami di pinggiran sungai.

Untuk mengendalikan pencemaran telah dilakukan uji pencemaran air di

beberapa titik sampel yang ada di Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.

Sampel diambil dari air permukaan, air tengah sedangkan air dasar sungai

belum dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Titik tersebut diambil

dengan memperhatikan keterwakilan atau representatif titik sampel dari hulu

sampai dengan hilir misalnya di Dermaga Takaras, Pelabuhan Tangkiling,

Jembatan Kahayan, Pelabuhan Rambang, Terusan Tuwan, Bereng Bengkel

dan Kameloh Baru. Tabel di bawah ini menyajikan kondisi penanganan atau

uji pencemaran air.

Tabel 2.59Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 20121. Uji pencemaran air 2 Uji 3 Uji 2 Uji 3 Uji 2 Uji

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.59Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1. DermagaTakaras

5,4 2,1 4,9 4,6 0,3 1,2 1,8 2,4 2,5 - 2,3 1,0

2. PelabuhanTangkiling

5,5 3,5 5,1 5,0 0,3 0,5 1,8 2,9 2,1 - - 0,9

3. KelurahanMarang

1,8 - 5,3 3,3 0,3 0,3 2,4 2,4 2,8 - - 0,9

4. TerusanTuwan

4,6 1,8 5,5 4,1 4,1 1,0 2,1 2,1 3,2 3,8 2,1 3,0

5. PelabuhanRambang

5 2,9 5 8,5 8,5 0,9 2,1 3,0 3,4 3,5 3,4 2,2

6. JembatanKahayan

5,7 1,8 5 3,4 3,4 0,6 2,1 3,0 3,5 3,5 3,5 1,0

Page 73: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 73

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Dari sungai dan rawa yang dimiliki Kota Palangka Raya, hanya

terdapat 6 lokasi pengambilan sampel yang kualitasnya dipantau. Hasil

pemantauan status mutu air dan pencemaran status mutu air di sungai Kota

Palangka Raya masih dalam ambang pengendalian, artinya air sungai yang

ada masih dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan minum dengan

memasak kembali. Kondisi air masih dalam batas ambang baku mutu.

Penanganan Pencemaran air, tanah dan udara

Pengelolaan air limbah sampai saat ini belum sepenuhnya mampu

ditangani oleh Pemerintah Kota Palangka Raya terutama dalam sarana dan

prasarana. Penanganan air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat

secara swadaya untuk membuat septiktank yang sederhana dan cubluk.

Akan tetapi penduduk Kota Palangka Raya tidak semuanya memiliki

septicktank dan cubluk, mereka membuang air limbah langsung kedalam

badan air Sungai Kahayan, Sungai Rungan-Manuhing dan Sungai

Sabangau.

Penggunaan kawasan sungai sebagai tempat pembuangan tinja

masih tinggi terutama yang tinggal di bentaran sungai. Secara umum

masyarakat Kota Palangka Raya yang mempunyai akses terhadap jamban

keluarga, jamban umum atau jamban bersama dilengkapi dengan bangunan

pengolah seperti cubluk dan tangki septic masih belum berkembang, kalupun

tersedia hanya terbatas di kawasan pusat perdagangan.

Untuk memulai keterlibatan Pemerintah dalam penanganan air

limbah di Kota Palangka Raya hanya terbatas pada tempat-tempat umum

seperti penyediaan WC umum. Pada beberapa tempat telah dibangun MCK

Plus, akan tetapi tempatnya tidak melalui studi dan sosialisasi yang baik

sehingga pembangunan air limbah tersebut tidak berjalan optimal. Oleh

karena itu diperlukan suatu studi yang dapat memberikan informasi tentang

pembangunan pengelolaan limbah secara komunal, seperti pembangunan

Page 74: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 74

MCK Plus, memperbaiki IPLT dan pembangunan IPAL. Cakupan layanan

Pengolahan limbah tinja di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) saat ini

sekitar 146.000 jiwa penduduk dengan jumlah volume tinja yang diolah 248,5

m3/minggu.

Pencemaran udara menjadi masalah yang penting juga dikarenakan

setiap tahun di Kota Palangka Raya pada musim kemarau terjadi kebakaran

lahan yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan untuk

membersihkan lahannya dan juga diakibatkan oleh asap dari cerobong

pabrik. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya melakukan

pemadaman di titik kebakaran api dengan kerjasama instansi terkait

sedangkan pencemaran asap dari pabrik dengan melihat dampaknya

selanjutnya dilakukan rekomendasi pabrik untuk mengurangi pencemaran

tersebut. Tahun 2011-2012 tidak banyak pencemaran udara yang terjadi di

Kota Palangka Raya. Berikutnya disampaikan ISPU yang terjadi di Kota

Palangka Raya tahun 2008-2012 dan kebakaran hutan-lahan tahun 2009-

2012.

Tabel 2.53ISPU di Kota Palangka Raya tahun 2008-2012

No Kategori 2010 2011 20121. Tidak ada Nilai 152 47 42. Baik 195 249 3213. Sedang 18 58 324. Tidak sehat - 11 95. Sangat Tidak sehat - - -6. Berbahaya - - -

Jumlah 365 365 366

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.54Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012

No Kecamatan Luas Lahan (Ha)2009 2010 2011 2012

1. Sabangau 114 - 56,4 -2. Pahandut 242 - 15,5 22,053. Jekan Raya 357,5 - 271 72,724. Bukit Batu 11 - 16,1 215. Rakumpit 11,5 - - 5

Page 75: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 75

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Kasus lingkungan akan ditangani jika ada laporan dari masyarakat

sebagai contoh misalnya pencemaran tanah dan akan dilakukan pengecekan

lapangan jika ada laporan dari masyarakat tetapi di Kota Palangka Raya

jarang terjadi. Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, dalam rangka

menangani permintaan uji laboratorium oleh pihak pemrakarsa baik

perorangan, perusahaan, pabrik telah memberlakukan Perda Kota Palangka

Raya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah. Hal ini bertujuan mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara

serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Dalam rangka pelestarian lingkungan sudah dilakukan langkah

kongkret misalnya dalam bentuk Adiwiyata yang dilakukan di sekolah dari

jenjang SD sampai dengan SMA yang ada di Kota Palangka Raya. Pada

tahun 2012 telah membina sekolah sebanyak 13 sekolah yang ada di Kota

Palangka Raya. Pembinaan ini meliputi sejak dini memanfaatkan lingkungan

bersih dengan memilah sampah lewat pembelajaran sekolah, kurikulum,

tenaga pengajar.

Pengelolaan sampah

Penanganan sampah selama ini hanya terbatas atau terkonsentrasi

pada Kecamatan Pahandut, Jekan Raya dan sebagian kecil Kecamatan

Sabangau sedangkan Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit belum

tertangani dan volume sampah relatif kecil. Sampah yang terdapat di

Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya ini banyak ditemukan berserakan dan

meluber di luar dari bak sampah atau kontainer yang berada di jalan-jalan

strategis dan lingkungan. Hal ini menimbulkan tidak bagusnya

pemandangan, kebersihan lingkungan.

Sedangkan Rakumpit, sampah masih dianggap belum menjadi

permasalahan terkait dengan luas wilayahnya, dengan demikian pencatatan

tentang jumlah sampah yang diproduksipun belum tersedia. Indikasi ini harus

menjadi perhatian mengingat sampah yang saat ini diproduksi semakin lama

Page 76: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 76

semakin menuju pada sampah plastik yang memiliki daya rusak tinggi bagi

lingkungan.

Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.

Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Palangka Raya

berasal dari air tanah dalam dan air permukaan. Pemenuhan kebutuhan air

bersih untuk rumah tangga di Kota Palangka Raya sebagian besar

bergantung pada air hujan, air sungai dan sumur bor serta tentunya air

ledeng atau PDAM.

Penyediaan kebutuhan sarana air bersih di Kota Palangka Raya

terbatas hanya pada daerah perkotaan terutama pada pusat kota (Kelurahan

Pahandut, Langkai, dan Kelurahan Palangka). Pelayanan sarana air bersih

untuk masa mendatang diharapkan akan lebih luas lagi cakupannya,

sehingga lebih banyak penduduk yang dapat menikmati pelayanan air bersih.

Pelayanan jaringan air bersih yang disediakan baru menjangkau sebagian

kecil kebutuhan penduduk. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,

sebagian besar penduduk masih memanfaatkan sumur galian, pompa dan

sungai.

Pengembangan sumber daya air baku kota Palangka Raya agar

dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Palangka Raya. Pola

pengembangan air bersih direncanakan dengan sistim jaringan pipa,

terutama untuk penggunaan atau perbaikan jaringan pipa yang sudah ada

dan pengadaan jaringan baru.

Tabel 2.58Jumlah Kelompok Pengguna/Pelanggan Air Bersih

Tahun 2009-2012

NoUraian Tahun

2009 2010 2011 20121. Sosial 287 292 292 2952. Rumah Tangga 14.531 14.656 15.235 15.0263. Pemerintah 174 176 185 2024. Niaga Kecil 1057 1183 1335 14925. Niaga Besar 37 40 40 41

Page 77: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 77

Jumlah 16.086 16.347 17.087 17.056

(Sumber : PDAM Kota Palangka Raya, 2013)

Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal dan KasusLingkungan Hidup

Jumlah perusahaan di Kota Palangka Raya tidak banyak misalnya

perusahaan karet, perhotelan dan usaha lainnya yang telah melakukan wajib

amdal. Perusahaan tersebut yang kegiatannya diawasi, pengawasan

terhadap perusahaan yang telah melakukan amdal wajib dilakukan

mengingat hal ini dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.

Sedangkan dari jumlah kasus lingkungan yang telah ditangani oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya dilakukan jika ada laporan dari masyarakat

untuk ditindaklanjuti dengan melihat langsung dan menganalisis kondisi

lapangan. Pemerintah Kota Palangka Raya memberikan rekomendasi

terhadap kasus tersebut.

Penghijauan di kawasan rawan longsor

Penegakan hukum lingkungan

2.3.1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya

melayani dokumen kependudukan terdiri (1). Dokumen kependudukan dan

(2). Surat Keterangan Kependudukan. Selain pelayanan administrasi

kependudukan tersebut diatas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Palangka Raya juga melayani: (1). Pelayanan pengolahan data

kependudukan. (2). Pelayanan perpindahan penduduk masal (3).

Penyusunan daftar penduduk potensial pemilih pemilu.

Mengingat luas wilayah dan kondisi geografis sehingga untuk

memperpendek jarak pelayanan bagi penduduk yang berada di wilayah yang

jauh dari pusat pemerintahan, Pemerintah Kota Palangka Raya telah

mengambil kebijakan terkait pembuatan KTP dapat dilaksanakan di 5 (lima)

Kantor Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya.

Dalam rangka pelayanan yang dilakukan, kinerja kependudukan

dapat dikatakan perlu adanya perbaikan baik pelayanan, sumberdaya

Page 78: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 78

manusia, sarana dan prasarana sehingga pelayanan KTP, akte kelahiran,

akte nikah, KTP Nasional berbasis NIK yang ada di Kota Palangka Raya

dapat berlangsung optimal. Lemahnya kinerja ini juga disebabkan karena

masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen

kependudukan. Kota Palangka Raya pada tahun 2009-2013 belum

mempunyai database kependudukan sehingga untuk tahun mendatang perlu

dilakukan kegiatan database kependudukan dalam rangka memperkuat

sistem informasi dan data kependudukan yang akurat.

Tabel 2.60Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun 2013

No. Indikator KinerjaCapaian (Persen)

2009 2010 2011 2012 20131. Rasio penduduk ber KTP 81 95 34 42 442. Rasio bayi berakte

kelahiran77 47 37 27 25

3. Rasio pasangan beraktenikah

26 26 30 19 13

4. Kepemilikan KTP 87 95 34 30 445. Kepemilikan akta kelahiran

per 1000 penduduk64 96 46 12 12

6. Ketersediaan databasekependudukan skalaprovinsi

7. Penerapan KTP Nasionalberbasis NIK

0 0 52 59 61

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka RayaTahun, 2013)

2.3.1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Pemberdayaan PerempuanTabel

Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangkaraya

2011 2012 2013Prosentase Perempuan yang aktif dilembaga pemerintahan

62,45 % 62,73 % 62,45 %

Jumlah Perempuan yang aktif di lembaga NA NA NA

Page 79: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 79

swastaJumlah kejadian KDRT NA 37 45Tenaga kerja dibawah umur NA NA -TPAK perempuan ( %) 36,85 33,37 NAUpaya perlindungan terhadap perempuandan anak

NA NA 48

dilaporkan kepada Pihak Kepolisian Republik Indonesia khususnya

pada Polres Kota Palangka Raya. Kejadian Kekerasan dalam Rumah

Tangga (KDRT) di Kota Palangka Raya sebagian besar disebabkan

pemukulan.

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Jumlah peserta keluarga berencana Aktif yang menggunakan

metode kontrasepsi jangka pendek (pil, suntik, kondom) selalu meningkat

dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Salah satu faktor meningkatnya

peserta program KB adalah dengan penambahan jumlah pelayanan

posyandu dan penyuluh keluarga berencana yang aktif dalam melakukan

sosialisasi dan memberikan pemahaman arti pentingnya program keluarga

berencana.

Tabel 2.61Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2012

No. Indikator KinerjaCapaian

2009 2010 2011 20121. Rata-rata jumlah anak per

keluarga3,016 3,016 3,016 2,016

2. Rasio akseptor KB - 78,3 76,8 78,33. Cakupan peserta KB aktif 25.602 26.233 26.966 35.3854. Keluarga Pra Sejahtera dan

Keluarga Sejahtera I- 12.044 10.698 11.305

(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana KotaPalangka Raya, 2013)

Page 80: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 80

2.3. 1.13. Sosial

Pelayanan sosial merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan

untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar

mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya

mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui

tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber

yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.

Tabel 2.62Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013

No. Indikator KinerjaCapaian

2010 2011 2012 20131. Sarana sosial seperti panti asuhan,

panti jompo dan panti rehabilitasi2 2 2 2

2. PMKS yang memperoleh bantuansocial

2.461 1.976 2.089 1.839

3. Penanganan penyandang masalahkesejahteraan social

2.886 3.215 3.725 4.596

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial di Kota

Palangka Raya selama periode 2009-2013 dapat diamati terhadap PMKS

yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

2.3.1.14. Ketenagakerjaan

Peningkatan jumlah penduduk Kota Palangka Raya berdampak

pada jumlah angkatan kerja yang juga mengalami peningkatan.

Tabel 2.63Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Pengangguran

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012

Karakteristik Tahun2009 2010 2011 2012

Angka partisipasi angkatan kerja 87.692 99.736 110.326 94.054Angka sengketa pengusaha-pekerjaper tahun

- - - -

Tingkat partisipasi angkatan kerja 60,34 62,51 67,02 57,79

Page 81: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 81

Pencari kerja yang ditempatkan 1.581 1.546 390 408Tingkat pengangguran terbuka 9,17 8,48 3,82 6,38Keselamatan dan perlindungan - - - -Perselisihan buruh dan pengusahaterhadap kebijakan pemerintahdaerah

- - - -

(Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya, 2013)

Menurunnya jumlah tenaga kerja di perusahaan dan jumlah pencari kerja

mengindikasikan dua hal penyebab yaitu meningkatnya jumlah

wirausahawan, data yang ditunjukkan di atas tidak menggambarkan kondisi

yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan tidak semua para pencari kerja

mendaftarkan dirinya di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Palangka Raya sehingga jumlah mereka tidak dapat terdeteksi secara baik.

2.3.1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kinerja Pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 pada masing-

masing indikator sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 2.64Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

No Indikator 2009 2010 2011 2012 20131. Persentase koperasi

aktif95,77 65,71 65,71 87,40 87,78

2. Jumlah UKM nonBPR/LKM UKM

8.988 9.985 10.005 10.374 10.374

3. Jumlah BPR/LKM 9 9 11 11 114. Usaha Mikro dan Kecil 8.997 9.994 10.016 10.385 10.385

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Tabel di atas menunjukkan jumlah koperasi aktif dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi Sebagai badan usaha yang

penting dan jumlah koperasi yang aktif banyak maka perlu dilakukan

pengembangan koperasi baik di sisi masyarakat maupun pembina. Dampak

dari aktifnya koperasi ini maka pemahaman pola-pola pembinaan koperasi

oleh pemerintah selama ini sudah bisa dirasakan sesuai dengan kebutuhan

dan kepentingan anggota. Program-program yang dibiayai oleh pemerintah

Page 82: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 82

telah sesuai sasaran atau bisa dinikmati oleh warga koperasi seluruhnya.

Contohnya penyaluran dana bergulir oleh pemerintah melalui koperasi.

Pemerintah melalui perbankan menyalurkan dana bergulir pada

koperasi untuk memperkuat permodalan koperasi, terutama unit simpan

pinjam. Selanjutnya, koperasi juga harus diberi kesempatan yang seluas-

luasnya untuk menciptakan jalinan kerjasama melalui jaringan usaha

koperasi, menggalang solidaritas serta melakukan joint venture antar

koperasi dan dengan non koperasi.

Usaha mikro dan kecil juga ditopang dengan semakin banyaknya

jumlah BPR yang berkembang di Kota Palangka Raya. Jumlah BPR dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari 9-11

BPR.

2.3.1.16. Penanaman Modal

Jumlah investor, nilai investasi, rasio daya serap tenaga kerjaDukungan dalam peningkatan penanaman modal di Kota Palangka

Raya terlihat dari kemudahan prosedur administrasi dalam mengurus

investasi melalui pelayanan perizinan satu atap melalui Badan Pelayanan

Perizinan dan Penanaman Modal Terpadu. Rencana penanaman modal

asing sampai dengan tahun 2012 menunjukkan peningkatan tetapi untuk

rencana penanaman modal dalam negeri di Kota Palangka Raya tidak ada

peningkatan alias stagnan/tetap.

Peningkatan investasi yang terjadi pada rencana PMA ada pada

sektor jasa lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya pergeseran sektor usaha

yang terjadi di Kota Palangka Raya dan berakibat pada meningkatnya

penanaman modal, khususnya dari investasi luar negeri (asing). Untuk

rencana PMDN belum terlihat rencana penambahan investasinya di Kota

Palangka Raya ini selama tahun 2012, investasi ini hanya meneruskan

investasi yang sedang berjalan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.

Page 83: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 83

Tabel 2.65Rencana PMDN yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota Palangka

Raya Tahun 2011-2012

Sektor / SubSektor

2011 2012 2013Jumlahinvestas

i

Nilai(Rp.Juta)

Jumlahinvestas

i

NilaiRp. (Juta)

Jumlahinvesta

si

NilaiRp. (Juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,003. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,004.Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 0 0,006. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,007. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 0 0,008. JasaAngkutan 1 6.250,00 1 6.250,00 1 6.250,00

9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 0 0,00

10. Jasa Lainnya 5 136.388,63 5 136.388,63 5 136.388,63

11. Industri KaretRemah 0 0,00 0 0,00

1 65.000

Jumlah 6 142.638,63 6 142.638,63

7 207.638.63

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)

Page 84: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 84

Tabel 2.66

Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota PalangkaRaya Tahun 2011-2012

Sektor / SubSektor

2011 2012 2013Jumlahinvestas

i

Nilai(000 US $)

Jumlahinvestas

i

Nilai(000 US $)

Jumlahinvestas

i

NilaiRp. (Juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,003. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,004.Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 2 666,946. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,007. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 1 600,008. JasaAngkutan 1 0,00 0 0,00 0 0,00

9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 1 400,00

10. Jasa Lainnya 0 0,00 0 0,00 2247.293,59

Rp. 104.312,57

11. Industri KaretRemah 0 0,00 0 0,00

0 0,00

Jumlah 0 0,00 0 0,0026 48.960,53

Rp. 104.312,57

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)

Tabel 2.66Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota

Palangka Raya (Ribu US$) 2009-2013

Tahun JumlahInvestasi

Rencana Realisasi %

2009 11 34.098,03 1.206,00 3,54

2010 21 38.900,53 606,00 1,56

Page 85: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 85

2011 25 43.900,53 1.424,94 3,25

2012 26 47.700,53 1.495,31 3,13

2013 26 48.900,53Rp. 104.312,57

1.450.17Rp.166.030,16

2,96159,16

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2013)

Tabel 2.67Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

di Kota Palangka Raya (Juta Rp.) 2009-2012

Tahun JumlahInvestasi

Rencana Realisasi %

2009 10 453.745,11 320.376,70 70,61

2010 4 132.738,63 29.894,00 22,52

2011 5 142.638,63 993,48 0,70

2012 5 142.638,63 384.126,74 269,30

2013 7 207.638,63 384.126,74 185

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)

Berdasarkan data yang berasal dari Badan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Kalimantan Tengah dalam Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya

2012 Tenaga kerja yang direncanakan untuk mengerjakan investasi PMA di

kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 3.212 orang tenaga kerja

indonesia dan 84 orang tenaga kerja asing, tidak sesuai dengan realisasi

yang terjadi didalam pengerjaan investasi tersebut yaitu tenaga kerja

indonesia hanya 255 orang dan tenaga kerja asingnya 12 orang saja.

2.3.1.17. Kebudayaan

Melalui Perpres No. 92 tahun 2011 fungsi kebudayaan diintegrasikan

dengan pendidikan. Berikut diuraikan kinerja kebudayaan di Kota Palangka

Raya.

- Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya

Seni dan budaya Kota Palangka Raya pun tidak terlepas dari

kebudayaan suku Dayak. Dalam tiga tahun terakhir ini telah diselenggarakan

Page 86: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 86

festival seni dan budaya diantaranya experimentasi seni tari tradisional

Dayak, rekaman Karungut dan musik tradisional, ukiran dan seni patung

khas Dayak, Tatto Dayak, anyaman rotan dan purun, benang bintik, mandau

talawang, festival kesenian daerah dan luar daerah, tiwah, kuntau, pagelaran

dialog seni. Experimentasi seni yang dilaksanakan tersebut sebagai upaya

untuk memunculkan, mengembangkan daya dan kreativitas dari seniman,

sanggar, budayawan yang ada di Kota Palangka Raya dan sebagai ajang

pameran pembangunan kepada masyarakat. Rekaman karungut yang

merupakan lagu dan musik asli Suku Dayak dilakukan dalam rangka

memberdayakan rekaman pemusik lokal baik perorangan maupun kelompok

dan perakam lokal. Rekaman karungut tersebut saat ini telah dilakukan

pendistribusian hasil rekaman dalam jumlah yang terbatas ke masyarakat,

hotel, pertemuan, pameran regional ataupun nasional.

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Dialog Seni dengan

menghadirkan tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, ahli

kebubudayaan baik dari lokal maupun nasional. Tema dalam dialog Budaya

tersebut disesuaikan dengan kondisi kelokalan sebagai bentuk kepedulian

dan perhatian Pemerintah secara menyeluruh terhadap pembangunan dan

pelestarian Seni Budaya yang ada di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.68Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2010-

2013

No Uraian 2010 2011 2012 20131. Experimentasi Seni 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi

2. Rekaman karungutdan MusikTradisional

1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman

3. Festival Keseniandalam dan

1 festival 1 festival 1 festival 1 festival

4. Festival Kesenianluar Daerah

1 festival 1 festival 1 festival 1 festival

5. Pagelaran DialogSeni

1 dialog 1 dialog 1 dialog 1 dialog

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)

Page 87: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 87

Walaupun pagelaran atau festival seni dan budaya dari frekuensi

tidak terlalu banyak namun pelaksanaan festival seni di Kota Palangka Raya

telah berjalan dengan baik bahkan melewati target yang ditetapkan.

Alangkah baiknya jika festival seni dan budaya dapat dilaksanakan dengan

frekuensi yang lebih sering karena dapat memberikan ruang bagi kearifan

lokal sehingga akan memperkuat ciri khas bangsa Indonesia di tengah

gempuran kebudayaan asing.

Di sisi lain, pelaksanaan festival seni dan budaya tentunya akan

terkait dengan perkembangan ekonomi. Festival seni dan budaya dapat

menunjang kegiatan pariwisata sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi

masyarakat. Pada tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Palangka Raya melaksanakan Festival Budaya Isen Mulang dan menyeleksi

Pemilihan Putra Putri Pariwisata yang merupakan agenda tahunan dan

bertujuan untuk mencari bibit-bibit siswa berprestasi bidang pariwisata,

kebudayaa, kesenian, baik pelajar di tingkat Sekolah Dasar/MI, SMP/MTs

hingga SMA/MA serta SMK maupun generasi muda.

- Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya

Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di Kota

Palangka Raya sangat terbatas. Terkait dengan hal ini maka perlu

diupayakan peningkatan jumlah sarana penyelenggaraan festival seni dan

budaya sehingga masyarakat umum khususnya generasi muda, budayawan,

seniman dapat lebih terintegrasi dengan kebudayaan lokal. Pada tahun

2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada bengkel kesenian, keberadaan

bengkel kesenian ini diharapkan sebagai sarana sebagai tempat praktek bagi

generasi muda, budayawan, seniman mengaktualisasi seni dan budaya lokal

sehingga degradasi seni dan budaya di era globalisasi dapat terkendali.

Pada tahun 2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada dewan

kesenian. Dewan kesenian ini nantinya dapat memperkuat kelembagaan

seni dan budaya yang ada di Kota Palangka Raya. Kelembagaan

Tabel 2.69Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013

Page 88: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 88

No Uraian 2010 2011 2012 20131. Bengkel kesenian - - - -2. Dewan Kesenian - - - -3. Sanggar 14 set 14 set 14 set 14 set

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)

- Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

Cagar budaya yang dilindungi di Kota Palangka Raya adalah

Sandung Ngabeh Soekah, Tugu Tiang Pancang Pembangunan Pertama

Provinsi Kalimantan Tengah, Rumah Tradisional Tjilik Riwut, Sandung Bawih

Kuwuh Mungku Baru, Rumah Tradisional Sei Gohong. Kondisi cagar budaya

tersebut dalam kondisi terawat dan baik kecuali Rumah Tradisional Sei

Gohong yang perlu ada perbaikan. Sandung, tugu dan rumah tradisional

tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang agama

Hindu Kaharingan yang merupakan agama nenek moyang Suku Dayak dan

nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa ini.

2.3.1.18. Kepemudaan dan Olahraga

Organisasi kepemudaan di Kota Palangka Raya ada yang

merupakan organisasi Nasional, organisasi regional dan organisasi

kedaerahan. Ini tentunya dapat menunjang peran pemuda dalam proses

pembangunan di Kota Palangka Raya. Disamping itu, menggambarkan

kapasitas pemerintah kota dalam memberdayakan masyarakat untuk

berperan serta dalam pembangunan dan dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Tabel 2.70Organisasi Pemuda dan Sarana Olahraga Kota Palangka Raya Tahun 2010-

2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 20131. Jumlah organisasi pemuda 9 15 20 25 302. Jumlah organisasi olahraga 20 35 45 55 633. Jumlah kegiatan

kepemudaan8 8 9 10 12

4. Jumlah kegiatan olahraga 9 11 12 15 145. Gelanggang / balai remaja

(selain milik swasta)2 4 7 12 15

Page 89: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 89

6. Lapangan olahraga 20 30 45 55 60(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya kesadaran masyarakat

Kota Palangka Raya untuk melakukan olahraga dan menjaga kesehatan.

2.3.1.20. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan

politik dalam negeri di Kota Palangka Raya selama periode 2009-2013 pada

masing-masing indikator disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.71Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Tahun 2009-2013

No IndikatorTahun (Persen)

2009 2010 2011 20121. Kegiatan pembinaan terhadap

LSM, Ormas dan OKP100 100 100 100

2. Kegiatan pembinaan politik daerah 100 100 100 100

(Sumber: Badan Kesbangpol Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel di atas menggambarkan bahwa peran serta masyarakat dalam

pembangunan semakin meningkat seperti kegiatan pembinaan terhadap

LSM, Organisasi Masyarakat dan OKP. Selama tiga tahun yaitu 2009 hingga

tahun 2012 kegiatan pembinaan sebanyak 100%. Hal tersebut ditunjukkan

dengan semakin baiknya hubungan antara pemerintah dengan LSM, Ormas

dan OKP serta partai politik.

2.3.1.21. Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah

terkait dengan perangkat daerah di Kota Palangka Raya selama periode

2009-2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.72Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah

No IndikatorTahun

2009 2010 2011 2012 20131. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 9,55 8,69 8,32 8,06 8.71

Page 90: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 90

No IndikatorTahun

2009 2010 2011 2012 201310.000 penduduk

2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000Penduduk 39,80 40,73 40,06 39,19 47,04

3 Rasio Pos Siskamling per jumlahdesa/kelurahan 23,33 23,33 20,00 20,00 31,00

4. Pertumbuhan ekonomi6,09 5,55 6,95 6,99 7,55

5. Kemiskinan 4,76 5,24 4,69 4,24 -6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan

dan adiministrasi pemerintah 1 1 1 1 1

7. Penegakan PERDA 12 Perda 12Perda

12Perda

12Perda

12Perda

8. Cakupan patroli petugas Satpol PP 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec

9. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3(ketertiban, ketentraman,keindahan) di Kabupaten

4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali

10. Petugas Perlindungan Masyarakat(Linmas) di Kabupaten

800orang

900Orang

900Orang

1.080Orang

1.150Orang

11. Cakupan pelayanan bencanakebakaran kabupaten

12. Tingkat waktu tanggap (response timerate) daerah layanan WilayahManajemen Kebakaran (WMK)

13. Cakupan sarana prasaranaperkantoran pemerintahan desa yangbaik

14. Sistim Informasi Manajemen Pemda

15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

(Sumber: Dari berbagai sumber setelah diolah, 2013)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio satpol PP terus

menurun, artinya cakupan pelayanan oleh petugas menjadi semakin kurang

baik. Hal ini berdampak kurang berdampak baik dalam membantu mengatasi

masalah keamanan masyarakat.

Selain polisi pamong praja, perlindungan masyarakat (Linmas) juga

berperan aktif dalam peningkatan upaya menjaga keamanan masyarakat.

Selama lima tahun terakhir, tercatat terjadi penambahan jumlah Linmas

sebanyak 180 orang. Bentuk pengamanan lain adalah berupa keberadaan

Page 91: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 91

pos sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang berada di setiap

desa/kelurahan. Selama tiga tahun yaitu 2011-2013, jumlah siskamling yang

ada sampai pada tahun 2013 yang pembangunannya difasilitasi oleh

pemerintah kota palangka raya sebanyak 27 unit diluar siskampling yang

dibangun masyarakat secara swadaya. Idealnya siskamling harus ada

disetiap RT (Jumlah RT di Kota Palangka Raya sebanyak 666 RT).

Kualitas pelayanan pemerintahan dan perizinan dapat ditunjukkan

oleh kesediaan sistem informasi pelayanan perizinan dan administrasi

pemerintah dan jumlah penegakan perda. Pada tahun 2013, sistem informasi

pelayanan perizinan dan administrasi pemerintah telah dibentuk dan

dioperasikan. Pada tahun 2013, penegakan perda telah dilakukan sebagai

upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan perda.

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penegakan perda dan

pelanggaran K3 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) masih kurang dapat

dilihat dari jumlah pelanggaran perda dan pelanggaran K3 (Ketertiban,

ketentraman, keindahan) yang terus meningkat.

2.3.1.21. Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan Utama

Regulasi katahanan pangan dan ketersediaan pangan utamaDalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun 2010–2012

ketersediaan pangan antara 25.319,88 ton/tahun dalam bentuk beras. Dari

aspek jumlah menunjukkan bahwa pangan yang ada telah mencukupi

kebutuhan masyarakat Kota Palangka Raya yang memerlukan antara

pangan dalam bentuk beras sebesar 23.018,07-23.765,59 ton/tahun. Dengan

demikian kalau dilihat dari kebutuhan dan ketersediaan beras yang ada

masih ada kelebihan beras sebesar antara 2301,81- 2376,56 ton/tahun.

Melihat kondisi yang demikian itu maka Kota Palangka Raya tidak

kekurangan beras, tetapi beras yang beredar justru sebagian besar bukan

berasal dari Kota Palangka Raya atau didatangkan dari luar misalnya dari

Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kalimantan Selatan bahkan dari Pulau

Jawa.

Page 92: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 92

Kondisi ini disebabkan karena produksi di Kota Palangka Raya

belum mampu mencukupi kebutuhan pangan utama masyarakat. Kontradiktif

dengan luasnya Kota Palangka Raya, kurangnya produksi beras tersebut

disebabkan karena untuk menanam padi dan memeliharanya memerlukan

biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh oleh

petani.

Sebagai kota yang berkembang cepat, tentu memiliki jumlah

penduduk yang terus bertambah dengan areal pertanian yang pemanfaatan

untuk sektor lain misalnya jasa, perdagangan tentu berakibat makin

sempitnya sempitnya lahan pertanian. Sebuah tantangan ke depan

diharapkan Kota Palangka Raya mampu secara mandiri memproduksi beras.

Berikut ini dijelaskan produksi padi dan jumlah jiwa yang ada di Kota

Palangka Raya selama 3 tahun terakhir dari 2010–2012 dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.73Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2012

Tahun JumlahJiwa

KebutuhanPangan(Ton)

Produksi(kg)

KetersediaanPangan

BerdasarkanProduksi (kg)

KetersediaanPangan dariLuar Daerah

(ton)

KetersediaanPangan

(ton)

2010 220.962 23.765,59 275,26 154,75 25.987,4 26.142,152011 224.663 23.018,07 439,27 246,96 25.072,92 25.319,882012 231.959 23.659,82 12,00 6,75 26.019,05 26.025,80

(Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan KotaPalangka Raya, 2013)

2.3.1.22. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya melalui

LKK/LPM, PKK, LSM, posyandu serta karang taruna. Aspek penting dalam

suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun

sendiri oleh masyarakat dan mampu menjawab kebutuhan dasar

masyarakat.

Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) merupakan Lembaga

yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan sebagai wujud partisipasi

masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

Page 93: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 93

masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian. Selama 5 (lima)

tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 LKK yang di Kota Palangka

Raya tetap sama jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah

30 (tiga puluh) dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang

merupakan mitra kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan

pembangunan. Demikian juga, PPK di Kota Palangka Raya selama 5 (lima)

tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 PPK yang tetap sama

jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah 30 (tiga puluh)

dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang merupakan mitra

kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Ditambah

dengan PKK Kecamatan sebanyak 5 (lima) serta PPK kota sebanyak 1

(satu).

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah Organisasi/Lembaga

yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia

secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak dibidang

kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud

partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian

secara swadaya.

LSM dapat pula mengembangkan programnya sendiri dan bersinergi

dengan program pemerintah. Besarnya jumlah LSM aktif akan

menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Besarnya posyandu yang aktif juga menunjukkan ketersediaan

fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk

meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan

bidang kesehatan ibu, balita di Kota Palangka Raya. Untuk mengetahui

secara detail keberadaan peran LKK, PKK, LSM dan posyandu dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.74Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka Raya Tahun 2010-2012

Page 94: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 94

No Pemberdayaan Masyarakat 2009 2010 2011 2012 20131. Rata-rata jumlah kelompok binaan

lembaga pemberdayaanmasyarakat (LPM)

30 30 30 30 30

2. Rata-rata jumlah kelompok binaanPKK

30 30 30 30 30

3. Jumlah LSM 285 296 308 314 3174. LPM Berprestasi - - - - -5. PKK aktif 30 30 30 30 306. Posyandu aktif 105 120 120 124 124

(Sumber : Berbagai Sumber setelah diolah, 2013)

2.3.1.23. Statistik dan Kearsipan

Pengelolaan arsip secara baukPeningkatan sdm pengelola arsip

Page 95: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 95

Sejalan dengan tugas penyediaan data, Badan Statistik Kota

Palangka Raya telah bekerja sama dengan instansi terkait telah menerbitkan

dokumen resmi yang harus tersedia pada suatu wilayah. Dokumen dalam

Angka sebagai dokumen data resmi tersedia di Kota Palangka Raya secara

lengkap misal Selayang Pandang Kota Palangka Raya, Kota Palangka Raya

Dalam Angka, Kecamatan Pahandut Dalam Angka, Kecamatan Sabangau

Dalam Angka, Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya dan PDRB Kota

Palangka Raya dan sebagainya. Sejalan dengan kelengkapan yang

diharuskan ada dalam sebuah dokumen, Kota Palangka Raya dalam Angka

telah memenuhi standar isi yang ditetapkan.

Namun demikian masih terdapat data detail yang memang tidak

tersedia dalam Statistik tetapi tersedia di SKPD yang mengampu. Aspek

penting lain dari data statistik adalah terjadinya perbedaan data yang ada di

SKPD dengan yang ada di dokumen Statistik. Hal ini terjadi akibat dari

metode pengumpulan data yang berbeda. Perbedaan itu muncul diakibatkan

dari tujuan pengumpulan yang memang berbeda. Statistik memiliki standar

metodologi yang telah baku demi mendapatkan data yang dapat

diperbandingkan secara regional maupun nasional. Sementara itu data di

SKPD lebih berkaitan dengan tujuan pengambilan kebijakan yang mendesak

dan detail.

2.3.1.24. Komunikasi dan Informatika

- Komunikasi dan Informasi

Layanan komunikasi dan informasi merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan intelektual masyarakat dan diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal perkembangan teknologi yang

semakin pesat, Keberadaan layanan komunikasi dan informasi ini dapat

mendukung kemajuan usaha diberbagai sektor bagi masyarakat Kota

Palangka Raya.

Page 96: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 96

No Indikator Tahun2010

Tahun2011

Tahun2012

Tahun2013

1 Jumlah jaringan teleponseluler/ dibandingkan teleponstasioner

350/7 370/8 406/10 470/12

2 Rasio wartel terhadappenduduk

1/90 1/90 2/100 2/96

3 Rasio surat kabar nasionalterhadap surat kabar lokal

4/5 4/7 4/9 5/10

4 Rasio penyiaran radio lokalterhadap jaringan televisi yangmasuk ke daerah

16/4 16/5 23/04 20/15

5 Ada tidaknya website milikpemerintah

1 1 1 1

6 Jumlah pameran/ ekspo yangdilakukan setiap tahun

0 0 0 0

3. Jaringan Komunikasi

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif dan

efisien kepada masyarakat dalam program pembinaan, pengembangan dan

pemberdayaan layanan jasa akses telekomunikasi sangat diperlukan

keterlibatan berbagai unsur seperti pemerintah, kalangan pengusaha,

maupun masyarakat. Perkembangan jaringan komunikasi di Kota Palangka

Raya terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang tinggi ini dengan

banyaknya jaringan komunikasi yang dibedakan menjadi seluler dan telepon

stationer. Jumlah operator jaringan seluler (telpon genggam) di Kota

Palangka Raya sebanyak 7 operator sedangkan operator jaringan telepon

stationer sebanyak 1 operator. Di Kota Palangka Raya jaringan komunikasi

yang ada diantaranya AXIS, 3 (Tri), Indosat, StarOne, Telkomsel, XL, Flexy.

Jaringan komunikasi seluler tersebut tidak semua dapat dimanfaatkan di 5

(lima) kecamatan di Kota Palangka Raya hanya jaringan Indosat (Mentari)

dan Telkomsel (HALO, SimPATI dan AS) yang dapat dimanfaatkan di 4

kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau, Bukit Batu) dan

Kecamatan Rakumpit sebagian wilayah yang terjangkau oleh operator.

Page 97: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 97

Sedangkan jaringan komunikasi dalam bentuk telepon dengan

operator dari Telkom Indonesia yang dapat dimanfaatkan di 2 (dua)

kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya). Dengan banyaknya

jaringan komunikasi di Kota Palangka Raya membuka peluang usaha dari

berbagai sektor baik dari sektor Perbankan, Pertanian, perdagangan,

perindustrian, jasa karena memberikan kemudahan dalam melakukan

interkasi di masyarakat, kita bisa tepat berkomunikasi tanpa harus

memperhitungkan ruang dan waktu. Berikut ini data menara telekomunikasi

di Kota Palangka Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.75Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Operator Jumlah Menara1. PT. Telkomsel 592. PT. Indosat 183. PT. XL Axiata 94. PT. Hutchinson Cp Tel.

(Three)17

5. PT. Telkom (Flexy) , 86. PT. Indosat-StarOne DMA 97. PT. Mobile 8 (fren) -

Jumlah 120

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Perkembangan menara telekomunikasi tersebut diatas oleh

Pemerintah Kota Palangaka Raya dilakukan restribusi pengendalian menara

komunikasi sesuai dengan Perda Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun

2011 yang bertujuan untuk menggali pendapatan asli daerah guna

pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.

Restribusi dilakukan terhadap orang pribadi atau badan yang menggunakan

atau menikmati pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi sebesar 2

% (dua persen) dari nilai jual obyek pajak bangunan yang digunakan sebagai

dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan terhadap bangunan menara

telekomunikasi seluler.

Page 98: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 98

4. Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk

Angka rasio warnet/wartel per 1000 penduduk pada tahun 2012 di

Kota Palangka Raya sebesar 0,45 dengan jumlah wartel/warnet sebanyak

100 buah. Di setiap kecamatan tidak merata, berdasarkan rasio

warnet/wartel per 1000 penduduk di Kecamatan Pahandut, Bukit Batu dan

Jekan Raya lebih mudah mendapatkan layanan Wartel/Warnet dibandingkan

dengan Kecamatan Sabangau dan Rakumpit. Sejalan dengan banyaknya

jaringan telekomunikasi di Kota Palangka Raya maka akan membuka

peluang usaha bagi para wirausahawan dengan memanfaatkan jaringan

komunikasi. Namun demikian, wartel atau warnet yang berkembang di Kota

Palangka Raya didominasi oleh game online ini dikawatirkan berdampak

negatif terhadap penggunanya yang kebanyakan usia remaja. Berikut ini

rasio warnet/wartel per 1000 penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.76Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Wartel JumlahPenduduk

Rasio Wartelterhadap 1000

Penduduk1. Pahandut 60 78.504 0,762. Jekan Raya 30 116.478 0,263. Sabangau 1 14.546 0,074. Bukit Batu 9 12.132 0,745. Rakumpit - 3.003 0,00

Jumlah 100 224.663 0,45

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota PalangkaRaya, 2013)

5. Surat Kabar Nasional/Lokal

Surat kabar yang ada beredar dibedakan media nasional dan lokal di

kalangan masyarakat Kota Palangka Raya. Media nasional yang beredar

diantaranya Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Banjarmasin Post

sedangkan media lokaleng diantaranya Palangka Pos, Kalteng Pos,

Tabengan, Palangka Raya Ekspress, Megapos, Radar Palangka, Borneo

News, Fattala, Media Kalimantan. Kesemuanya itu memberikan informasi

yang terjadi di dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dapat memilih

Page 99: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 99

dengan bijak informasi yang dibutuhkan untuk keperluan informasi baik

bisnis maupun sosial.

6. Penyiaran Televisi Nasional dan Lokal

Tedapat 11 stasiun televisi nasional yang salurannya dapat

ditangkap di Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya TVRI, TV

ONE, MetroTV, RCTI, SCTV, Trans TV, MNCTV, Global TV, ANTV, Trans 7,

Fiesta TV, Sindo TV. Stasiun televisi lokal yang salurannya dapat ditangkap

melalui antena di Kota Palangka Raya melalui diantaranya Borneo TV,

Camar TV, Kalaweit Media, Duta Televisi Kalteng, Kalimantan Citra Televisi,

TVRI Kalteng. Sedangkan untuk stasiun televisi kabel yang salurannya dapat

ditangkap di Kota Palangka Raya sebanyak tiga saluran diantaranya oleh

PT. Citra Ilham Mandiri, PT. Provision Mandiri Netlink, PT. Permata Citra

Kahayan.

7. Penyiaran Radio Nasional dan Lokal

Tedapat 4 stasiun radio nasional yang salurannya dapat ditangkap di

Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya RRI PRO I Palangka Raya

FM 89.2 MHz, RRI PRO II Palangka Raya FM 92.4 MHz, RRI PRO III

Palangka Raya FM 95.1 MHz, RRI PRO IV Palangka Raya FM 95.9 MHz.

Sedangkan untuk stasiun radio lokal yang salurannya dapat ditangkap di

Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya Radio Sangkakala, Radio

Garantung, Radio Suara Duhup Haduhup (sarita), Radio Kidung Shaloom,

Radio Dian Mandiri Barigas, Radio Evella Cahnnel, Radio Swara PKBI,

Radio Kalaweit, Radio Kalteng Pos, Radio Cinderanada Awigra, Radio

Cahaya Niki Sae, Radio Swara Navaria, Radio Borneo Citra Vokalia, Radio

Duta Swara Indah, Radio Ozonindo, Radio Wahana Suara Ewanglion (LPK).

8. Web Site Milik Pemerintah

Web Site yang dimilik oleh Pemerintah Kota Palangka Raya

diantaranya :

- www.palangkaraya.go.id

- bappeda.palangkaraya.go.id

Page 100: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 100

- www.blh.palangkaraya.go.id

- www.kppt.palangkaraya.go.id.

- www.dinkes.palangkaraya.go.id

- www.kemenagkota.palangkaraya.go.id

- www.lpse.palangkaraya.go.id

Dengan adanya web site milik pemerintah dapat dengan mudah memberikan

informasi yang cepat kepada masyarakat tanpa dibatasi dengan ruang dan

waktu, namun informasi yang disampaikan tersebut tentunya harus Up to

date.

- Jumlah Pameran atau Expo

Dimulai dari peringatan HUT Koperasi dan Hari Jadi Kota Palangka

Raya dan Pemerintah Kota Palangka Raya yang dilaksanakan di beberapa

tempat yang berbeda Lapangan Mantikei, Gedung Tambun Bungai, Gedung

KONI berkembang menjadi Palangka Raya Fair yang merupakan agenda

tahunan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kegiatan Pameran ini bertujuan

memberikan informasi hasil pembangunan, pengembangan ekonomi

kerakyatan untuk peluang investasi atau permodalan bagi pengembangan

UMKM, sarana promosi agribisnis dan industri, menarik investor untuk

menamkan investasi di Kota Palangka Raya.

Pada tahun 2013 Kota Palangka Raya melaksanakan Palangka

Raya Fair dengan mengundang pelaku usaha yang ada di Palangka Raya

dengan konsep menggunakan stand untuk pelaku usaha dan pasar rakyat

untuk masyarakat umum. Akan tetapi total pameran yang dilaksanakan di

Kota Palangka Raya hanya sebanyak 1 kegiatan dan angka ini terus sama

dari tahun 2010 hingga tahun 2013.

Diharapkan pada saat mendatang jumlah peserta pameran dapat

bertambah dengan mengundang pelaku usaha dari luar daerah dan instansi

teknis provinsi atau nasional. Diharapkan mampu menggerakkan roda

ekonomi masyarakat melalui pemberian ruang bagi usaha mikro, kecil dan

menengah dalam memasarkan produknya melalui penjualan produk maupun

transaksi bisnis.

Page 101: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 101

2.3.1.25. Perpustakaan

Jumlah perpustakaan yang berada di Kota Palangka Raya pada

tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada

Tahun 2009-2013 jumlah perpustakaan masing-masing sebanyak 3 (tiga), 9

(sembilan), 23 (duapuluh tiga), 30 (tiga puluh), 49 (empat puluh sembilan)

perpustakaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah perpustakaan maka

koleksi buku yang tersedia juga ditambah dan selalu meningkat setiap tahun.

Dengan adanya penambahan perpustakaan dan koleksi buku maka

disertai dengan peningkatan pengunjung perpustakaan umum kota dimana

pada tahun 2009 jumlah pengunjung 242 orang, tahun 2010 jumlah

pengunjung 300 orang, tahun 2011 jumlah pengunjung 406 orang, tahun

2012 jumlah pengunjung 613 orang, tahun 2013 jumlah pengunjung

sebanyak 286 orang atau menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,

dikarenakan perhitungan untuk tahun 2013 dicatat pada semester pertama

saja. Berikut ini disajikan jumlah perpustakaan, pengunjung dan koleksi buku

di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.77Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku di Kota Palangka Raya

Tahun 2009 – 2013No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

(Semester1)

1. Pengelolaan Arsip SecaraBaku (Lembar) - - - 400 700

2. Jumlah Perpustakaan 3 9 23 30 49

3.

Jumlah PengunjungPerpustakaan UmumDaerah Kota PalangkaRaya

242 300 406 613 286

4. Jumlah Pengunjung MobilPerpustakaan Keliling - 10200 20494 19739 9773

5.

Koleksi Buku yangtersedia di PerpustakaanUmum Daerah KotaPalangka Raya (JumlahJudul)

727 990 3264 4159 5973

6.Koleksi Buku yangtersedia di PerpustakaanUmum Daerah Kota

3041 3998 9002 12499 17704

Page 102: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 102

Palangka Raya (JumlahBuku)

(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota PalangkaRaya, 2013)

2.3.2. Urusan Pilihan2.3.2.1. Pertanian Tanaman PanganProduktivitas tanaman panganKontribusi pertanian terhdap PDRBBina kelompok tani

- Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun

perekonomian. Dengan dikembangkannya kegiatan pertanian di wilayah

Kota Palangka Raya maka akan lancar pula kegiatan jasa dan bisnis yang

berbasis agribisnis. Pertanian yang maju akan terlihat pada meningkatnya

produktivitas pertanian. Di sisi lain, meningkatnya produktivitas pertanian

akan menjadi penyangga ketahanan pangan di Kota Palangka Raya.

Permasalahan produktivitas pertanian bersumber dari kualitas lahan. Di Kota

Pangkaraya hampir tidak dapat menghasilkan padi sawah, sehingga untuk

tanaman pangan bertumpu pada padi ladang dan palawija. Tabel 2.78

menyajikan luas produksi dan produktivitas padi ladang dan palawija.Tabel

Produksi dan Produktivitas Padi Ladang dan Palawijadi Kota Palangkaraya

Tahun Padi Ladang PalawijaLuastanam(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(ton/Ha)

Luastanam(Ha)

Produksi(Ton)

Produktivitas(ton/Ha)

2008 320 609 1,9 81 117,30 1,452009 300 598 1,99 89 121,10 1,362010 176 275 1,56 81 126,00 1,562011 218 439 2,01 100 136,00 1,362012 6 12 2,00 1 1 1

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

Penurunan produksi padi sawah dan ladang serta palawija tersebut

sangat dipengaruhi oleh penurunan luas panen tiap komoditi. Hal ini

disebabkan lahan di Kota Palangka Raya kebanyakan gambut, rawa,

Page 103: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 103

berpasir sehingga petani tidak menanam komoditi tersebut karena biaya

produksi yang besar mulai dari penanaman, pasca panen dan pemasaran.

Bahan pangan lain yang mulai berkembang di kota Palangkaraya

adalah buah-buahan (lihat tabel 2.81) dan sayur-sayuran (lihat tabel 2.82).

Pada saat musim panen buah-buahan banyak sekali atau overproduksi.

Tetapi buah-buahan yang ada tersebut di Kota Palangka Raya belum

memasuki industriasi yang bersifat komersil atau pengolahan. Produksi

buah-buahan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.81Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)

Jenis Buah-buahan Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Sawo 27,87 35,32 39,13 45,41 59Pepaya 62,58 62,52 84,80 114,85 177Pisang 718,19 757,89 999,00 1.012,00 907,00Nenas 633,41 434,01 873,00 980,82 1.121,00Salak 8,00 12,33 10,94 10,95 10,00Nangka 694,36 696,21 941,00 939,41 1.187Rambutan 108,07 118,13 138,6 147,61 272,00Duku/Langsat 79,65 83,00 121,40 133,24 87,00Cempedak 278,02 286,87 406,30 463,05 504,00Jeruk 32,54 60,51 90.40 110,33 184,00Durian 34,55 121,78 175,70 213,02 303,00Jambu 65,47 83,76 92,70 115,13 131,00Alpukat 10,20 15,55 15,80 13,65 13,00Buah-buahanlainnya 279,00 298,00 387,00 406,50 410,00

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

Sayur-sayuran tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar

di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.82Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)

Jenis Buah-buahan Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Tomat 117,70 92,00 247,00 23,15 447,00Lombok 209,80 231,00 317,00 357,75 587,00Terong 509,72 687,10 709,00 747,21 907,00Sawi 1.120,10 1.136,55 1.1558,00 1.496,50 1.190,00

Page 104: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 104

Kacang-kacangan 1.628,42 1.648,00 2.265,00 2.378,5 1.941,00Ketimun 410,06 410,06 570,70 581,72 904,00Bayam 524,65 546,55 729,90 816,08 1.016,00Kangkung 874,60 972,05 1.216,00 1.224,15 922,00Lainnya 869,83 880,00 1.100,00 1.155,00 972,00

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

Kesulitan petani umumnya adalah memperoleh akses permodalan

dari sektor perbankan karena status kepemilikan lahan petani yang masih

belum bersertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan

untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan. Selain itu juga

keterbatasan akses permodalan disebabkan oleh kurangnya informasi

tentang permodalan melalui perbankan. Namun pemerintah Kota Palangka

Raya berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada kelompok petani

yang berada di ini. Pelayanan ini dapat terlihat pada upaya untuk membantu

kelompok petani.

Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan

jumlah kelompok petani dan regu proteksi tanaman yaitu pada tahun 2008

terdapat 149 kelompok petani dan regu proteksi tanaman berkembang

selama 5 (lima) tahun menjadi 181 kelompok petani dan regu proteksi

tanaman pada tahun 2012. Sebagaian kelompok petani dan regu proteksi

tanaman tersebut mendapatkan bantuan atau hibah dalam bentuk jasa,

modal, barang dari Pemerintah Kota, Provinsi atau Pusat. Kelompok Tani

dan Regu Proteksi Tanaman di Kota Palangka Raya bisa dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2.83Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota Palangka Raya 2008-2012

Jenis Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Kelompok Tani 149 157 144 180 181Regu ProteksiTanaman 149 157 144 180 181

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

Page 105: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 105

Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah kota terhadap petani

cukup tinggi terutama petani yang masih memiliki modal yang terbatas.

Pengembangan teknologi tepat guna bagi pertanian tentunya banyak

dilaksanakan diberbagai institusi baik instansi teknis pemerintah dan

penelitian pengembangan (litbang). Namun yang tidak kalah pentingnya

adalah bagaimana mentransfer dan mensosialisasikan berbagai inovasi

kepada para petani. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya

manusia pelaku usahatani yaitu petani itu sendiri. Rendahnya kualitas

sumber daya manusia ditandai oleh tingkat pendidikan dan keterampilan

yang rendah sehingga dapat mempengaruhi tingkat keberdayaan petani

pada khususnya.

3.3.2.2. Kehutanan dan Perkebunan- Kehutanan

Sumber daya kehutanan merupakan potensi yang sangat strategis

untuk wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar

bagi perkembangan daerah Kota Palangka Raya, yang diindikasikan dengan

peranan kehutanan dan perkebunan dalam memberikan kontribusi bagi

daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan

tenaga kerja, dan sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan

yang memungkinkan untuk diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka

Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.

Kota Palangka Raya berupaya mengembalikan dan meningkatkan

kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan

indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota

ditetapkan suatu kawasan hutan seluas ±1.635 ha yang terletak di belakang

pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota

melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010 tanggal

17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota yang terbesar di dunia.

Kawasan tersebut terbagi dalam wilayah pengembangan

berdasarkan zonasi-zonasi berdasarkan jenis tumbuhan dan vegetasi antara

Page 106: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 106

lain: Zonasi Vegetasi Alami merupakan kawasan yang tetap dipertahankan

menjadi lokasi dengan vegetasi/tumbuhan alami dan khas rawa gambut,

Zonasi Vegetasi Non Alami (perkayaan) dengan jenis Anggrek lokal

Kalimantan Tengah dan tanaman adaptif lainnya. Zonasi ini akan

ditempatkan pada kawasan yang kurang memiliki vegetasi alami.

Untuk memberikan manfaat secara maksimal, maka kawasan Hutan

Kota akan dibangun dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain

halaman parkir, bangunan pusat informasi kawasan, rest room, ruang

pertemuan, bungalow, jalan titian, tapal batas, pelabuhan kecil, dan

sebagainya. Selain itu pada kawasan ini akan dikembangkan sarana

pengembangan perikanan air tawar yang sekaligus menjadi sarana rekreasi,

akuarium air tawar yang berisi berbagai jenis ikan air tawar serta didukung

dengan prasarana wisata air seperti perahu dan sarana permainan lainnya.

Hutan Kota dapat dimanfaatkan untuk ienelitian dan pengembangan meliputi

penelitian dasar dan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan

penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.

- Perkebunan

Terdapat beberapa tanaman perkebunan penting di kota

Palangkaraya, yaitu karet, kopi, kelapa sawit dan kelapa serta jambu mete.

Luas areal kelapa sawit meningkat dengan sangat cepat sedangkan untuk

komoditi lain relatif tidak mengalami perubahan (lihat tabel 2.88).

Meningkatnya kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal

di bidang perkebunan, jenis tanaman perkebunan karet luas arealnya dari

tahun ke tahun terus meningkat. Untuk perkebunan terdapat 4 (empat)

perusahaan perkebunan besar swasta kelapa sawit dengan luas lokasi

secara keseluruhan berjumlah sekitar 55.800 Ha, dimana 2 (dua)

perusahaan masih berstatus arahan lokasi, 1 (satu) perusahaan sedang

dalam proses pengajuan permohonan arahan lokasi, dan 1 (satu) lagi dalam

proses permohonan persetujuan prinsip perkebunan kelapa sawit.

Dilihat dari produktivitasnya maka karet adalah tanaman perkebunan

yang memiliki potensi sangat baik. Sebagai tanaman tradisional rakyat karet

Page 107: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 107

memang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Karet tidak diragukan

adalah tanaman tradisional yang telah menjadi bagian dari masyarakat. Dari

perspektif lingkungan karet juga lebih baik. Secara ekonomi karet juga lebih

tahan terhadap gejolak pasar. Namun sangat disayangkan bahwa karet

belum dimanfaatkan secara baik, belum ada upaya yang sungguh sungguh

untuk meningkatkan nilai tambahnya.

Tabel 2.88Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya 2008-2012

JenisTanama

n

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Luas(Ha)

Produksi (Ton)

Luas(Ha)

Produksi (Ton)

Luas(Ha)

Produksi(Ton)

Luas(Ha)

Produksi (Ton)

Luas(Ha)

Produksi(Ton)

Karet 4.308,8 371,7 1.700,21 365,73 4.249,8 1.003,7 4.391 802,9 4.483,5 2.931,1

Kopi 2,20 0,2 2,20 - 2,20 0,2 2,20 - - -

Kelapa 193,30 31,16 193,40 40,85 193,50 63,60 193,70 59,80 193,70 65,60

JambuMete

27,40 3,43 27,40 1,96 27,40 4,50 22,20 3,50 14,20 2,00

Coklat 1,00 - - - 1,00 - - -

KelapaSawit

69,00 - 110,90 - 168,40 - 168,40 13,55 732,40 151,00

(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palangka Raya, 2013)

3.3.2.3. Perikanan dan Peternakan

Produksi perikanan di Kota Palangka Raya berasal dari perikanan

darat (rawa, danau, sungai) dan budidaya perikanan dengan

menggunakan kolam, karamba dan jaring apung. Produksi ikan yang

dihasilkan kota Palangkaraya cukup fluktuatif (lihat tabel 2.84), sehingga nilai

produksinyapun fluktuatif. Produksi yang fluktuatif terkait dengan belum

dikelolanya usaha budidaya perikanan secara optimal dan sebagian besar

masih ketergantungan dengan hasil tangkapan dari perairan umum

sehingga produkksinya ditentukan oleh lamanya musim kering /kemarau

setiap tahun.

Tabel 2.84Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka Raya Tahun 2008-

2013

Uraian Tahun

Page 108: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 108

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Produksi Ikan(ton) 1.892,2 1.847,65 1.868,4 1.968,51 1.344,90 2.219,75

Nilai Produksi(juta) 37.844 36.953 46.710 49.212,75 40.347 66.592,5

KonsumsiIkan(kg/kap/th)

25 28 29 36 36 40

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

- Peternakan

Pembangunan sub sektor peternakan yang dilaksanakan merupakan

upaya mewujudkan peternakan yang tangguh dan profesional, diarahkan

pada usaha peningkatan populasi dan produksi ternak, serta hasil ikutannya

yang merupakan sumber protein hewani sehingga dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Di pinggiran Kota dikembangkan ternak

berupa babi, ayam buras dan bebek sedangkan di Kelurahan di luar Kota

Palangka Raya dikembangkan ternak sapi potong, kambing dan ayam buras.

Perkembangan ternak besar, sapi dan kerbau terlihat menunjukkan

penurunan sedangkan ternak kecil sperti unggas menunjukan peningkatan

yang cukup signifikan. Sapi dan kerbau sesungguhnya cukup potensial untuk

dikembangkan di Kota Palangkaraya mengingat luasnya lahan, namun

demikian ternak sapai dan kerbau membutuhkan modal besar dan tidak

mudah dijadikan uang kas. Itulah sebabnya maka peternak lebih memilik

ternak kecil yang modalnya cukup fleksibel dan mudah dijadikan uang kas.

Potensi ini sangat baik untuk ditangkap oleh pemerintah daerah jika hendak

menjadikan Palangkaraya sebagai lumbung ternak besar.

Tabel 2.85Populasi Ternak Kota Palangka Raya tahun 2008-2012

Jenis Ternak Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Sapi 3.236 3.300 3.369 1.707 1.919Kerbau 49 60 42 37 37

Page 109: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 109

Kambing 1.703 1.890 1.909 2.308 2.308Domba - - - - -Babi 11.313 7.888 12.124 13.080 13.080Kuda - - 3 3 -

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

Tabel 2.86Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

Jenis Ternak Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Ayam RasPetelor

- - 1 000 9.000 27.000

Ayam Kampung 140.774 147.813 153.641 172.454 172.577Ayam Broiler 988.449 1.008.218 1.066.450 1.110.109 1.262.993Itik 2.841 3.567 3.954 4.202 4.554Kelinci - - 19 189 189

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

2.3.2.6. Energi dan Sumber Daya Mineral

Usaha tambang perorangan maupun badan usaha pada tahun 2012

yang aktif berproduksi atau memiliki ijin adalah sebanyak 14 (empat belas)

usaha pertambangan terdiri dari eksplorasi Batu Bara, eksploitasi dan

eksplorasi pasir (golongan C), produksi Zirkon. Eksploitasi pasir dilakukan

untuk memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material bangunan

untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya,

Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau serta daerah sekitarnya.

Selain potensi di atas terdapat jenis mineral lainnya yaitu: pasir

kuarsa, kaolin, emas dan batu bara. Endapan batubara yang terdapat di

wilayah Kecamatan Rakumpit yang tersebar di setiap Kelurahan. Di

Kelurahan Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan batubara dengan ketebalan

0,5 m dan sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan Gaung Baru dan Sei

Raung tebal batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m,

dan singkapan lainnya tidak diketahui ketebalannya karena terdapat di dasar

Page 110: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 110

anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar hingga

sekitar 40 miring ke arah Timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam

hingga kecoklatan, dan setempat masih terlihat adanya struktur sisa

tanaman berupa ranting atau kayu.

Pemanfaatan pertambangan di Kota Palangka Raya berorientasi

pada kelestarian alam, memperhatikan kerusakan hutan, keanekaragaman

hayati dan pencemaran lingkungan, meningkatkan peluang usaha

pertambangan skala kecil di wilayah terpencil, meningkatkan manfaat

pertambangan dan nilai tambah dan menerapkan good mining practice di

lokasi tambang yang sudah ada. Terdapat pertambangan yang tanpa ijin

beroperasi di Kota Palangka Raya. Dengan demikian perusahaan yang ada

kurang memiliki kesadaran tentang hukum, terutama untuk mengurus ijin

pertambangan.

Pada aspek energi, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik

dibedakan menjadi 2 bagian yaitu energi PLN dan Non PLN.

Tabel 2.89Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik PLN Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2013

No Jangkauan PelayananEnergi Listrik 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah keluarga yangmenggunakan listrik PLN 158.135 238.743 366.389 -

2. Jumlah keluarga yangmenggunakan listrik NonPLN

214 294 287 213 285

(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

Sedangkan sarana pelayanan bahan bakar di Kota Palangka Raya

dibedakan menjadi 3 yaitu SPBU, Depo/Agen Minyak Tanah, UPPDN

Pertamina. Dari ketiga sarana pelayanan bahan bakar tersebut jumlahnya

selalu meningkat dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir.

Barangkali ini disebabkan karena permintaan bahan bakar yang meningkat

baik dipergunakan atau konsumsi rumah tangga, alat transportasi,

perdagangan, perhotelan, industri bahkan untuk fasilitas-fasilitas lainnya.

Page 111: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 111

Tabel di bawah ini disampaikan secara rinci sarana pelayanan bahan bakar

dan konsumsi bahan bakar di Kota Palangka Raya dari tahun 2009-2013.

Tabel 2.90Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Sarana Pelayanan BahanBakar 2009 2010 2011 2012 2013

1. SPBU 6 6 7 9 102. Depo/Agen Minyak Tanah 702 751 928 970 9703. UPPDN Pertamina 1.942 2.859 2.704 2.717 2.903(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.91Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Konsumsi BahanBakar 2009 2010 2011 2012 2013

1. Bensin (liter) 64.325 64.339 64.911 65.668 65.7052. Minyak Tanah (liter) 13.203 13.210 13.216 13.247 13.4503. Solar (liter) 21.087 21.458 21.864 22.024 26.4254. Elpiji 12 kg 188.679 202.731 213.442 230.860 102.0605. Elpiji 12 kg 5.672 9.114 11.935 2.851(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

2.3.2.4. Kepariwisataan

Obyek Wisata di Palangka Raya berorientasi pada alam dan cagar

budaya misalnya Taman Nasional Sebangau, Kapal Wisata Susur Sungai,

Pulau Kaja, Danau Tundai, Makam Kubah Kuning, Tajahan Tjilik Riwut,

Desa Wisata Sei Gohong, Arboretum Nyaru menteng dan Taman Wisata

Bukit Tangkiling, Batu Banama, Kum-Kum, Bukit Carmel, Fantacy Beach,

Hutan Ulin Mungku Baru, Sandung Bawi Kuwu, Tugu Tiang Pancang

Pembangunan Pertama Kota Palangka Raya, Jembatan Kahayan, Betang

Mandala Wisata, Sandung Ngabe Sukah, Museum Balanga, Kalawa Water

Park, Pengrajin Anyaman Rotan, Sirkuit Sabaru. Kesemua obyek wisata

perlu penanganan, pengelolaan dan manajemen yang baik agar wisatawan

domestik dan nondomestik tertarik dan menikmati obyek wisata tersebut.

Pembangunan sarana dan prasarana terhadap obyek-obyek wisata

di Kota Palangka Raya telah dilakukan dalam bentuk pintu gerbang, perahu

Page 112: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 112

wisata, Gazebo, cafe dan lainnya. Namun, sarana dan prasarana tersebut

belum maksimal dikarenakan pendapatan asli daerah yang diperoleh dari

kepariwisataan masih kecil dan sedikit sekali peran dari swasta atau investor

dari dalam dan luar daerah untuk mengembangkan obyek wisata di Kota

Palangka Raya.

Dari sisi infrastruktur, Kota Palangka Raya sebenarnya telah siap

untuk menerima wisatawan lokal atau domestik dan nondomestik dibuktikan

dengan adanya Bandara Tjilik Riwut yang telah mengalami perbaikan dari

landasan pacu, sampai dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Di lain

pihak, perkembangan jasa perdagangan baik hotel, bank swasta dan

pemerintah, supermaket, pertokoan besar dan kecil di Kota Palangka Raya

dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang pesat.

Tabel 2.92Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 20131. Kunjungan wisata 94.927 95.394 95.794 99.3372. Kontribusi sektor pariwisata

terhadap PDRB14,85 11,34 13,51 11,53

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013

2.3.2.5. Perdangan

2.3.2.6. Perindustrian

Jumlah industri yang berada di Kota Palangka Raya pada tahun

2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun.

Tabel 2.87Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2012No Uraian 2009 2010 2011 20121. Kontribusi sektor

Industri terhadapPDRB

82.115.690.000 84.227.500.000 85.928.900.000 86.829.812.000

2. Kontribusi industrirumah tanggaterhadap PDRBsektor Industri

1.2311.735.400 2.105.687.500 3.437.156.000 341.490.600

3. Pertumbuhan Industri 713 883 955 988

Page 113: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 113

(Unit Usaha)4. Cakupan bina

kelompok pengrajin5 dari 9

kelompok5 dari 9

kelompok6 dari 9

kelompok7 dari 9

kelompok

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota PalangkaRaya, 2013)

Dalam rangka pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kota Palangka Raya melakukan pembinaan kepada kelompok

pengrajin dengan jumlah yang terbatas dan setiap tahun melakukan

penambahan jumlah pembinaan kelompok pengrajin. Pada tahun 2009

sebanyak 5 kelompok, tahun 2010 sebanyak 5 kelompok, dan tahun 2011

sebanyak 6 kelompok, serta tahun 2012 sebanyak 7 kelompok.

2.3.2.7. Ketransmigrasian

Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Palangka Raya telah

merencanakan program transmigrasi dan masyarakat setempat menyambut

baik program tersebut hal ini dibuktikan dengan merelakan tanahnya untuk

program tranmigrasi di Kecamatan Rakumpit. Namun sampai sekarang

program tersebut belum berjalan.

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan

dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan atau kota

lainnya yang berdekatan, persaingan dalam lingkup nasional, atau

persaingan dalam lingkup internasional. Sebagaimana yang diuraikan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada

pasal 2 ayat (3), disebutkan bahwa daya saing merupakan kombinasi antara

faktor ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik, sumber daya manusia

dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan daerah

untuk bersaing dengan daerah lain.

Isu penguatan daya saing daerah dalam mendukung otonomi

daerah, menjadi isu yang strategis bagi daerah. Permasalahan yang krusial

dalam membangun daya saing daerah adalah bagaimana daerah dapat

Page 114: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 114

mengungkit sumber daya yang dimilikinya (baik yang bersifat

tangible/intangible) untuk dapat dikembangkan menjadi distinctive capability

yang mengarahkan pada suatu kompetensi inti dan dengan sendirinya

diharapkan daerah memiliki suatu daya saing yang bersifat unik. Kunci dari

proses membangun daya saing ini adalah pada identifikasi sumber daya dan

mengungkit sumber daya baru jika daerah tidak memiliki sumber daya yang

dapat diungkit menjadi daya saing daerah.

Beranjak dari pemahaman di atas, sebagaimana yang telah

diuraikan pada aspek-aspek sebelumnya, bahwa Kota Palangka Raya

memiliki potensi daya saing daerah yang cukup tinggi karena memiliki

keberadaan sumber daya alam (natural resources) melimpah seperti

pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta kehutanan. Dengan

ditunjang oleh posisi strategis Kota Palangka Raya yang secara geografi

berada pada jalur lintas transportasi Kalimantan. Posisnya itu menjadikan

Palangka Raya menjadi jalur penghubung antar Kabupaten dalam Propinsi

Kota Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Palangka Raya

merupakan kota berdimensi jasa dan industri serta sebagai pintu gerbang

Propinsi Kalimantan Tengah dengan keunggulan infrastruktur khususnya

dibidang transportasi udara, infrastruktur yang pada akhirnya semakin

memperkuat daya saing Kota Palangka Raya dalam hal aksesibilitas

informasi dan transportasi.

Daya saing daerah di Kota Palangka Raya dapat dicermati dari

kemampuan ekonomi daerah. Kemampuan ekonomi daerah ini sendiri dapat

dianalisa dari empat (4) aspek penting. Aspek yang pertama adalah

kemampuan ekonomi daerah, aspek kedua infrastruktur, aspek ke tiga iklim

investasi dan aspek ke empat sumber daya manusia.

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Fokus Kemampuan Ekonomi Kota Palangka Raya dapat dilihat dari

indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita ( dan nilai tukar

petani serta produktivitas total daerah. Pengeluaran rumah tangga yang

terdiri dari pengeluaran makanan (pangan) dan bukan makanan (non

Page 115: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 115

pangan) dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan

kebutuhan rumah tangganya meliputi perkotaan dan perdesaan. Dari tabel

2.93 dapat dilihat bahwa pengeluaran pengeluaran rumah tangga di atas Rp

500.000 per bulan lebih banyak dibandingkan dengan Propinsi Kalteng dan

makin tinggi pengeluaran makin tinggi pula proporsi rumah tangganya.

Angka ini setidaknya mengindikasikan bahwa, Kota Palangka Raya memiliki

daya saing yang tinggi sehingga mengakibatkan wilayahnya mampu

mengoptimalkan kegiatan bisnis dan ekonomi. Di sisi lain, pengeluaran yang

tinggi menandakan permintaan yang tinggi dan hal ini berdampak pada

kemauan investasi yang juga rendah. Secara tidak langsung, hal ini

berdampak pada tingginya daya saing Kota Palangka Raya bila

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi Kalimantan

Tengah.Tabel 2.93

Pengeluaran Rumah Tangga per BulanKota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011

No Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan

(Rp)

PersentasePenduduk KotaPalangka Raya

PersentasePenduduk ProvinsiKalimantan Tengah

1. Di bawah 100.000 - -2. 100.000-149.999 - 0,373. 150.000 – 199.999 0,66 1,714. 200.000-299.999 2,65 12,815. 300.000-499.999 28,35 33,026. 500.000-749.999 27,20 25,317. 750.000-999.999 15,81 13,998. Diatas 1.000.000 25,34 12,79

Jumlah 100 100

(Sumber: Hasil Survey Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2011)

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur

Tataruang:o RTRWo Luas wilayah produktif, industri, banjir dsto

Fokus infrastruktur bisa digambarkan dari sarana dan prasarana

perhubungan, aspek tataruang dan aspek pendukung seperti bank,

pertokoan, perhotelan serta lingkungan hidup. Ketimpangan pengembangan

Page 116: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 116

wilayah yang terjadi antara bagian Utara (Kecamatan Rakumpit dan Bukit

Batu), Selatan (Kecamatan Sabangau) yang relatif tertinggal terhadap bagian

Tengah Kota Palangka Raya (Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut),

diantaranya disebabkan oleh keterkaitan yang rendah antara satu kawasan

dengan kawasan lainnya serta keterisolasian wilayah akibat minimnya

dukungan transportasi (darat).

Masih terkonsentrasinya kegiatan ekonomi hanya di Kecamatan

Pahandut dan Jekan Raya, yang kurang memberikan dampak pemerataan

pada wilayah lainnya. Hal ini tercermin dari ada beberapa wilayah yang

belum tersambung langsung melalui jalan darat dengan Kota Palangka

Raya, keterbatasan sambungan listrik, telepon, air bersih.

Masih kurangnya perhatian terhadap sektor distribusi akibat

pelayanan dan kapasitas prasarana dan sarana outlet terutama pelabuhan

yang kurang memadai sehingga mengakibatkan ketergantungan

pengangkutan dan distribusi barang masih berorientasi keluar daerah yaitu

Banjarmasin dan Sampit (lihat juga analisis Perhubungan dan PU).

Sarana pengembangan daya saing didukung pula oleh keberadaan

institusi pendukung seperti perbankan. Jumlah bank tercatat 11 unit kantor

bank yang terpusat di dalam Kota Palangka Raya. Bank yang beroperasi

diantaranya adalah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah, Bank Nasional

Indonesia, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Tabungan Negara,

Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank BTPN dan Bank Rakyat

Indonesia. Dana perbankan (tabungan) yang tersedia di Kota Palangka Raya

pada tahun 2011 sejumlah Rp. 4.105 milyar yang tersedia pada bank swasta

nasional dan bank pemerintah. Berikut ini disampaikan tabel bank

pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya.Tabel 2.94

Bank pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2011

No

Bank Pemerintah / Swasta Bank Pembangunan

KantorCabang

Cab.Pembantu

KantorKas/

KantorUnit

KantorPusat dan

CabangPembantu

KantorKas/

KantorUnit

Jumlah

2008 10 6 -- 5 4 25

Page 117: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 117

2009 10 6 1 5 4 262010 10 8 1 5 4 282011 12 11 2 5 4 34

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2013)

Pada tahun 2012 jumlah restoran, rumah makan, cafe yang

beroperasi di Palangka Raya sebanyak 141 rumah makan yang kebanyakan

lebih banyak terpusat pada 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut

dan Jekan Raya, sedangkan di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan

Sabangau, Bukit Batu, Rakumpit tidak terlalu banyak Restoran, rumah

makan, cafe. Restoran, rumah makan, cafe tersebut menghidangkan

berbagai macam menu/ masakan internasional, european food, steak,

masakan nasional/nusantara, masakan cepat saji, masakan daerah (banjar,

jawa, sulawesi, padang, batak, sunda dan berbagai daerah lainnya),

masakan khas Kalimantan Tengah (Dayak), chinese food.

Pada tahun 2012, jumlah hotel dan penginapan sebanyak 48 buah

yang terdiri dari 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 5 (lima) yaitu

Swiss-Belhotel Danum, 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 4 (empat)

yaitu Aquarius Boutique Hotel, 2 (dua) hotel merupakan hotel berbintang 3

(tiga) yaitu Hotel Luwansa dan Rungan Sari Resort dan 4 (empat) hotel

merupakan hotel berbintang 2 (dua) Hotel Batu Suli, Hotel Dandang Tingang,

Hotel Amaris, Grand Global Hotel serta hotel yang lain merupakan hotel

berkelas melati yang berjumlah 40 hotel. Pada tahun 2013 dimungkin terjadi

penambahan jumlah hotel dan penginapan yang dibangun di tempat atau

jalan strategis di Kota Palangka Raya. Hal ini seiring dengan perkembangan

perekonomian yang semakin membaik di Kota Palangka Raya maka tingkat

kebutuhan akan hotel dan penginapan juga meningkat.

Untuk pengembangan investasi daerah, kota Palngkaray juga telah

memiliki dokumen RTRW yang menjadi dasar penetapan berbagai kawasan

strategsi yang siap dikembangkan.

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Iklim investasi terutama didukung oleh faktor keamanan dan

peraturan tentang perijinan dan perpajakan. Pada aspek keamanan, rasio

Page 118: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 118

tindak kriminal menunjukkan kondisi keamanan di Kota Palangka Raya

relatif tidak mengalami fluktuasi, sebagaimana uraikan pada tabel di bawah

ini.

Tabel 2.95Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

Uraian Tahun2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Kriminal 45 38 22 20 15JumlahPenduduk

191.014 200.998 220.962 224.663 229.599

Rasio 0,00024 0,00019 0,000099 0,000089 0,000065

(Sumber: Kantor Kepolisian Resort Kota Palangka Raya, 2013)

Kondisi keamanan di Kota Palangka Raya pada tahun 2008-2012

tidak mengalami fluktuasi yang signifikan. Jumlah tindakan kriminalitas

tersebut akan berkorelasi dengan angka ekonomi atau kesejahteraan

masyarakat Kota Palangka Raya. Rendahnya kesejahteraan ekonomi

menjadi salah satu faktor pendorong bagi terjadinya tindak kejahatan. Angka

kriminalitas di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 2012 yang kecil atau

tidak besar berdampak secara positif pada iklim investasi di Kota Palangka

Raya. Kecil angka kriminalitas di Kota Palangka Raya tentunya akan

mempengaruhi keputusan para investor untuk menanamkan modalnya di

wilayah tersebut. Ini dikarenakan kondisi keamanan akan berpengaruh pada

kegiatan ekonomi dan bisnis dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat

kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Palangka Raya.

Jumlah demonstrasi sebagai pendeteksi keamanan yang lain

menunjukkan bahwa keamanan di Kota Palangka Raya relatif baik. Hanya

terdapat beberapa demonstrasi kecil selama 5 tahun. Aksi demontrasi yang

terjadi umumnya dilakukan oleh perwakilan kelompok masyarakat yang

menentang kebijakan pemerintah atau oleh buruh yang tidak puas dengan

perlakukan majikannya. Namun demikian, demonstrasi yang terjadi tidak

sampai merugikan banyak pihak karena dilakukan secara terkendali dan

tidak sampai terjadi secara anarkis dan berlebihan. Berbagai aksi unjuk rasa

yang selama ini di Kota Palangka Raya relatif dapat berjalan dengan tertib

Page 119: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 119

sehingga tidak sampai menimbulkan berbagai kerugian sebagaimana terjadi

pada berbagai peristiwa demonstrasi yang terjadi di kota-kota besar di

Indonesia.

Pada aspek perijinan, Kota Palangka Raya telah memulai pelayanan

perijinan yang lebih baik yakni melalui perijinan satu atap. Perijinan yang

dipermudah itu diikuti dengan beban yang relatif ringan bagi pelaku usaha di

Kota Palangka Raya dengan sedikitnya pungutan pajak dan retribusi.

Terdapat 11 (sebelas) macam Pajak yaitu Pajak Hotel, Restoran, Hiburan,

Reklame, Penerangan Jalan Umum, Parkir, Air Tanah, Sarang Burung

Walet, Mineral Bukan Logam dan Batuan, dan Bumi Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan serta BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Bangunan) di Kota Palangka Raya. Sedangkan restribusi terdapat 3 (tiga)

macam yaitu restribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu.

No Indikator Tahun2011 2012 2013

1 Jumlah kejadian kriminal 28 8 142 Jumlah demo yang terjadi 409 229 2173 Lama proses perijinan 7 Hari 7 Hari 8 Hari4 Perda pendukung investasi 11 11 11

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia- Rasio Tingkat Pendidikan Penduduk

Kemampuan atau kualitas tenaga kerja di Kota Palangka Raya

sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya,

artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota

Palangka Raya maka semakin baik kualitas tenaga kerja Kota Palangka

Raya. Data terakhir yang dijadikan acuan bagi penghitungan rasio tingkat

pendidikan penduduk adalah data pada tahun 2012, dimana telah di

verifikasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya,

sebagaimana hasil penerapan KTP elektronik (e-KTP). Jumlah lulusan

S1/S2/S3 pada tahun 2012 adalah sebanyak 31.315 orang dengan jumlah

Page 120: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 120

penduduk sebanyak 229.599, sehingga diperoleh rasio lulusan sebesar

254,64 atau dapat diartikan bahwa pada setiap 10.000 penduduk di Kota

Palangka Raya terdapat 1363,9 orang yang berpendidikan S1/S2/S3 (Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya, 2013).

- Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan sebagai salah satu indikator demografi yang

penting, dimana semakin tinggi persentase rasio ketergantungan

menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk

yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur

besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia

produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Rasio ketergantungan

digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan ekonomi

suatu daerah apakah tergolong maju atau sedang berkembang.

Rasio ketergantungan ini hasil dari perbandingan jumlah penduduk

usia <15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 – 64

tahun. Sedangkan rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dengan

demikian, semakin besar beban yang ditanggung, maka semakin kecil

peluang menyisihkan pendapatan.

Tabel 2.96Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

URAIANTahun

2008 2009 2010 2011 2012Jumlah Penduduk Usia <15 thn 54.905 59.999 61.352 64.473 63.657Jumlah Penduduk Usia > 64 5.117 5.772 5.453 5.745 5. 715Jumlah Penduduk 15 s/d 64 130.992 135.277 154.157 154.445 160. 227Rasio Ketergantungan 49 49 43 45 43

(Sumber: BPS Kota Palangka Raya 2013)

Demografi penduduk Kota Palangka Raya, sejak tahun 2008

sampai 2012 mengalami fluktuasi nilai rasio ketergantungan yang artinya

mengalami fluktuasi beban penduduk yang ditanggung. Pada tahun tahun

Page 121: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

II 121

2008 dan 2009 tidak mengalami fluktuasi yang signifikan selanjutnya pada

tahun 2010 dengan nilai rasio ketergantungan 43 dan naik lagi pada tahun

2011 nilai rasio ketergantungan 45. Pada tahun 2012 dengan nilai rasio

ketergantungan sebesar 43 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk

di Kota Palangka Raya (dianggap produktif), mempunyai tanggungan

sebanyak 43 orang (dianggap belum dan tidak produktif).

Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia, Kota Palangka Raya

pada tahun 2012 mencapai nilai sebesar 79,30 mengalami peningkatan

tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 78,78 atau bahkan lebih besar

dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan

Tengah yang pada tahun 2012 sebesar 75,46. Kota Palangka Raya

menempati peringkat ke-satu dari 14 (empat belas) kota/kabupaten se-

Provinsi Kalimantan Tengah.

Page 122: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya

Misi Pertama

Visi:

Misi 1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia yangberkualitasTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan lembagapendidikan yangberstandar nasional daninternasionalTerwujudnya lembaga pendidikandasar dan menengah yangberstandar nasional daninternasional

Meningkatkan Angka PartisipasiPendidikan Anak UsiaDini,Pendidikan Dasar danPendidikan MenengahPeningkatan Angka PartisipasiPendidikan Anak Usia Dini,pendidikan dasar dan pendidikanmenengahPenyediaan sarana dan prasaranaPendidikan Anak UsiaDini,Pendidikan Dasar danPendidikan Menengah Peningkatan Sarana danPrasarana Sekolah

Pemenuhan jumlah, kualifikasi,dan kompetensi guru Peningkatan jumlah,kualifikasi dan kompetensiguru melalui pendidikan danpelatihan serta bimtek.Menyelenggarakan PendidikanLuar Biasa (Inklusif) untuk anak- Peningkatan pemerataan danperluasan akses terhadap

Page 123: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

anak penyandang disabilitas(cacat). pendidikan untuk semua anakberkebutuhan khusus, meliputisarana dan prasaranapendidikan. Peningkatan mutu daya saingpendidikan untuk semua anakberkebutuhan khusus, meliputikualitas dan kuantitas tenagapendidik dan tenagakependidikan. Peningkatan kompetensi pesertadidik sesuai dengankebutuhannya.Meningkatnya kualitas dankuantitas pendidikan non formal,budaya pembelajaran danperpustakaan.

Meningkatkan mutu pendidikanmenengah yang berbasiskompetensi sesuai potensi daerah Peningkatan Kelembagaan SekolahMenengah Kejuruan sesuaikeunggulan daerahMengembangkan budaya bacamasyarakat Peningkatan budaya baca melaluiprogram pengembangan budayabaca dan pembinaan perpustakaanTerwujudnya perluasan danpemerataan kesempatan belajarpada Pendidikan Dasar danMenengah (SD, SMP, SMA) yangbebas biaya untuk mencegah siswadari keluarga tidak mampu supayatidak putus sekolah

Pemerataan pelayananpendidikan Peningkatan jaminanpenyelenggaran beasiswa daerahMenata sistem pembiayaanpendidikan yang adil, efektif,efisien, transparan danakuntabel.Peningkatan penganggaranpendidikan sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku

Tersedianya infrastruktur dasardan sarana pendidikan Meningkatkan infrastruktur dasardan penunjang untuk aksesibilitaske sarana pendidikan Pengembangan pembangunanInfrastruktur dasar penunjangpendidikanMenyediakan materi danperalatan pendidikan terkini ,berupa materi cetak sepertibuku pelajaran maupun yangberbasis teknologi informasiPengembangan materi danperalatan pendidikan terkini ,berupa materi cetak seperti bukupelajaran maupun yang berbasisteknologi informasi dankomunikasi

Page 124: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

dan komunikasiPenurunan jumlah pendudukyang buta aksara Menyelenggarakanpemberantasan buta aksara Penyelenggaraan programpemberantasan buta aksaraPenurunan kesenjanganpartisipasi pendidikan antarkelompok masyarakat, sepertimasyarakat miskin, masyarakatdi wilayah pedesaan danterpencil.

Meningkatkan pastisipasi anakdidik lulus sekolah untukmelanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnyaPeningkatan pendidikan usia dini,dasar dan menengah secarakomprehensif

Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat Terwujudnya kualitas pelayanankesehatan yang terjangkau olehmasyarakat Meningkatkan upaya kesehatanmasyarakat, Peningkatan Program UpayaKesehatan MasyarakatMeningkatkan pelayanankesehatan yang terjangkau,bermutu dan berkeadilan, sertadengan pengutamaan pada upayapromotif dan prefentif Peningkatan penyelenggaraanjaminan kesehatan daerah Peningkatan penyelenggaraanpencegahan dan pengendalianpenyakitMenurunnya angka kematian(AKB,AKI, AKABA) menjadi AKB:7/1000KH ; AKI: 15/100.000KH,AKABA : 8/1000KH pada tahun2018

Meningkatkan Akses danjangkauan Pelayanan kesehatan Distribusi Nakes sesui proporsike daerah terpencil Sistem Insentive bagi nakes Peningkatan Peran sertamasyarakatMeningkatkan Mutu PelayananKesehatan Peningkatan Kapasitas SDMKesehatan Pnyediaan tenaga kesehatansesuai dengan standarkompetensi Peningkatan Pengawasan thdstandart yankes di puskesmasdan yankes swasta Peningkatan sarana kesehatan

Page 125: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

sesuai standart Peningkatan obat danperbekalan kesehatanMeningkatan PembiayaanPelayanan Kesehatan Ketersediaan anggaranpemeliharaan kesehatan Sistem Jaminan KesehatanTerpaduMeningkatkan PelayananKegawatdaruratan Optimalisasi PONED Peningkatan sistem rujukan

Menurunnya angka kesakitanpenyakit menular dan tidakmenular Meningkatkan upaya promotif danpreventif penyakit menular dantidak menular Penguatan SKD KLB Penguatan Imunisasi Penyebarluasan informasi Perbaikan kualitaslingkunganMeningkatkan upayapenanggulangan penyakit menulardan tidak menular Penanggulangan penyakitberbasis surveilanceepidemiologi Kemitraan sektorPemerintah, Swasta danmasyarakat Kecukupan logistik danperbekalan kesehatantermasuk prasaranapenanggulangan penyakit.Terpenuhinya Kebutuhan TenagaMedis dan Bidan Memenuhi kebutuhan tenagamedis dan bidan Terpenuhinya kebutuhan tenagamedis dan bidan

Page 126: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Menurunnya angka gizi burukmenjadi 0 (nol) pada tahun 2018 Pemantauan Status Gizimasyarakat Peningkatan peran sertamasyarakat Revitalisasi Posyandu Peningkatan sistemkewaspadaan diniPenanggulangan gizi buruk Peningkatan sistem tatalaksana penanggulangan Penyuluhan gizi mayarakat Diversivikasi bahan pangandan penggunaan bahanpangan lokalMeningkatkan kualitasSDM yang dapatmenunjangpengembanganpariwisata, jasa daninvestasi di daerah

Meningkatnya kompetensipenduduk usia kerja sesuai potensidaerah Meningkatkan kompetensi usiakerja Peningkatan pelatihan danketrampilan tenaga kerjaMengendalikan lajupertumbuhan penduduk Terkendalinya laju pertumbuhanpenduduk • Revitalisasi program KB • Mengendalikan pertumbuhanpenduduk dan meningkatkankesadaran keluarga berencanaMenurunkan jumlahpenduduk miskin Menurunnya jumlah pendudukmiskin Optimalisasi penanggulangankemiskinan terpadu Peningkatan penanggulangankemiskinan secara terpadu danberkelanjutanMenurunkan jumlahdaerah rawan pangan Meningkatnya pengetahuanmasyarakat akan pentingnyamengkonsumsi pangan sesuaidengan AKG

• Meningkatkan keterampilandan pengetahuan Masyarakattentang pangan dan gizi • Peningkatan keterampilan danpengetahuan Masyarakat tentangpangan dan gizi• Meningkatkan KualitasKesehatan dan gizi balita • Peningkatan Kualitas Kesehatandan gizi balitaMeratanya ketersediaan bahanpangan • Meningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkpertanian • Peningkatan Kualitas danKuantitas hasil produkpertanian

Page 127: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

• Meningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkpeternakan • Peningkatan kualitas dankuantitas hasil produkpeternakan• Meningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkperikanan • Peningkatkan Kualitas danKuantitas hasil produkperikanan• Pencegahan danpemberantasan hama danpenyakit tanaman dan ternak • Penurunan gangguan hama danpenyakit

Meningkatnya aksesibilitasmasyarakat terhadap bahanpangan • Meningkatkan industripengolahan produk pangan • Peningkatan industripengolahan produk pangan• Menjalin hubungan kerjasamapemasaran produk pertaniandan produk olahan pangan • Pembuatan MOU kerjasamadibidang pemasaran hasilproduk panganMenjaga stabilitas harga danpasokan bahan pangan Peningkatan ketahanan danstabilitas harga pangan daerahMenurunkan tingkatpermasalahan sosial Meningkatnya kualitas dankuantitas penyuluh kesejahteraansocial Meningkatkan kompetensi pekerjasosial dan tenaga kerjakesejahteraan sosial Peningkatan ProgramPemberdayaan Sosial danPenanggulangan KemiskinanMeningkatnya akses kualitaskehidupan serta upaya-upayaperlindungan, peningkatan bagipenyandang masalahkesejahteraan social Meningkatkan perlindungandan jaminan sosial masyarakat Meningkatkan bantuan sosialkepada Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial

Peningkatan ProgramPerlindungan dan Jaminan Sosial Peningkatan ProgramPendidikan, Pelatihan, penelitiandan PengembanganKesejahteraan SosialMeningkatnya sarana danprasarana bagi penyandangmasalah kesejahteraan sosial Meningkatnya sarana danprasarana penanggulanganpermasalahan social Peningkatan Program Pelayanandan Rehabilitasi KesejahteraanSosial

Page 128: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Tabel 6.2

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya

Misi Kedua

Visi:

Misi 2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota tujuan wisata dan jasa untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakatTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkanpengembanganekonomi kreatifuntuk mendukungperdagangan, jasadan pariwisataMeningkatnya Kualitas dankuantitas sarana dan prasaranaobyek wisata, Seni dan Budaya Mengembangkan industri pariwisatadengan mendorong perbaikan danpeningkatan kualitas jaringan prasaranadan sarana pendukung pariwisata

Peningkatan jumlah kunjunganwisatawan yang diperolehmelalui pemasaran pariwisataKota Palangka Raya melaluievent promosi/pameran didalam dan di luar negeriMeningkatkan hubungan /membangun kemitraan dengansemua pemangku kepentingan.

Page 129: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Meningkatkan pengembangan destinasipariwisata Peningkatan jumlah ODTW(Obyek Daya Tarik Wisata)Peningkatan PengelolaanODTWPengembangan produkunggulanMeningkatnya kualitas dankreatifitas SDM pariwisata danUKM Peningkatan kualitas dan kreatifitas SDMseni, budaya dan pariwisata Penyiapan sumber dayamanusia yang memilikikompetensiMeningkatnya kelancarnyadistribusi barang dan jasa danpenggunaan produk dalam negeri Peningkatan kelancarnya distribusibarang dan jasa dan penggunaan produkdalam negeri Pengembangan produk wisatasecara kreatif dan inovatifditunjang dengan pemasaranyang baik,Meningkatkanlapangan kerja Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja. Meningkatkan tumbuhnya industri kecildan menengah Penguatan modalpengembangan industri kecildan menengah dan jasaberbasis pariwisataMenurunkan angkaketergantungan. Meningkatkan perluasan lapangan kerjaMeningkatkan kompetensi penduduk usiaproduktif Peningkatan fasilitasipenduduk usia kerjaterhadap lapangan kerja Peningkatan pelatihan danpengembangan usia kerjaMeningkatkanpertumbuhan sektorindustri dan jasaberbasis pariwisatayang ramahlingkungan

Meningkatnya pertumbuhanekonomi Meningkatkan kualitas dan kuantitas IKMdan mutu produk IKM Peningkatan pertumbuhanekonomiMeningkatnya distribusipendapatan antar sektor antargolongan penduduk Mengurangi kesenjangan pembangunandaerah Meningkatnya aksesibilitasbarang dan jasaMeningkatnya kontribusi hasilindustri kecil dan jasa berbasis Meningkatkan unit usaha Industri Kecildan Menengah Meningkatnya ProgramRevitalisasi dan Penumbuhan

Page 130: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

pariwisata yang ramah lingkunganterhadap perekonomian daerah Industri Kecil MenengahMeningkatkan danmenciptakanjaringan pasarproduk unggulan

Meningkatnya kontribusi sektorperdagangan dan jasa terhadapperekonomian daerah Meningkatkan kerjasama dengansektor swasta untuk peningkatanperekonomian daerah Peningkatan ProgramPengembanganKewirausahaan dankeunggulan kompetitifusaha kecil menengah Peningkatan ProgramEfisiensi PerdaganganDalam Negeri Peningkatan ProgramPerlindungan Konsumendan PengamananPerdaganganMeningkatkan ikliminvestasi yangkondusif Meningkatnya jumlah investasi Meningkatkan kerjasama investasi didaerah Meningkatnya ProgramPeningkatan Iklim Investasidan Realisasi Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatan Daya SaingPenanaman Modal Meningkatnya ProgramPengawasan danPengendalian Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatan Promosi danKerjasama Investasi Meningkatnya ProgramPelayanan Perizinan NonInvestasi

Page 131: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Terbentuknya iklim yang kondusifbagi penanaman modal untukkegiatan pembangunan sesuaidengan potensi sumberdaya alamserta pola tata ruang daerah Memberdayakan koperasi dan UsahaMikro Kecil dan Menengah sertaMengembangkan kewirausahaan Meningkatnya ProgramRevitalisasi danPenumbuhan Industri KecilMenengah

Peningkatan ProgramPeningkatan KualitasKelembagaan Koperasi

Tabel 6.3

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya

Misi Ketiga

Visi:

Misi 3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yangberkelanjutanTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan ketersediaaninfrastuktur dasarpendidikan dan kesehatan Tersedianya infrastruktur dasarpendidikan dan kesehatan Memenuhi kebutuhaninfrastruktur dasar untukmeningkatkan aksesibilitasmasyarakat terhadap pelayanandasar Peningkatan pembangunan danpemeliharaan jalan daerah Peningkatan pembangunansarana dan prasaranapendidikan dan kesehatanMeningkatkan pemerataan Meningkatnya pemerataan Memenuhi kebutuhan Peningkatan pembangunan

Page 132: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

sarana dan prasaranapendukung pertumbuhanekonomi dan industri sarana dan prasaranapendukung pertumbuhanekonomi dan industri berbasispariwisata dan jasainfrastruktur untuk meningkatkanperekonomian masyarakatberbasispariwisata dan jasa infrastuktur penunjangperekonomian daerah

Meningkat MutuLingkungan Meningkatnya ketaatanterhadap pemanfaatan tataruang wilayah Meningkatkan/ Mempertahankanluas ruang terbuka hijau dan ruangpublik lainnya Optimalnya Program PengelolaanRuang Terbuka HijauMeningkatkan kualitas air sesuaidengan standar baku mutulingkungan air bersih • Meningkatkan kinerjapenyediaan air bersih danpengolahan air limbah • Peningkatan kinerjapenyediaan air bersih danpengolahan air limbahMeningkatkan penegakanhukum lingkungan • Peningkatan kapasitas dankualitas SDM

• Penegakan Hukum sesuaidengan Peraturan Perundang-undangan yang belaku• Peningkatan pencegahan,pengendalian dan pengawasankerusakan lingkungan• Meningkatkan koordinasiperencanaan, monitoring,evaluasi dan pengendaliankebersihan lingkungan• Meningkatkan partisipasimasyarakat dalam menjagakebersihan lingkungan dankualitas lingkunganBerkurangnya kerusakan hutan Meningkatkan kegiatanperlindungan hutan Meningkatnyapenyelenggaraan pengendaliandan pemanfaatan kawasanhutan Pengendalian kebakaran hutandan lahanMeningkatkan inventarisasi dandokumentasi sumber daya hutan Meningkatnya ProgramInventarisasi dan PemetaanSumber Daya hutanTerwujudnya konservasi daerah Meningkatkan fungsi DAS Optimalnya Program peningkatan

Page 133: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

aliran sungai fungsi dan daya dukung daerahaliran sungai (DAS)Menyusun struktur, pemanfaatan,dan pengelolaan DAS Terlaksananya ProgramPengelolaan SumberdayaPerairan (sungai)Meningkatkan pengelolaansampah yang tertangani hingga100% Meningkatkan kinerja pengelolaanpersampahan Optimalnya ProgramPengembangan KinerjaPengelolaan Persampahan Terwujudnya Masterplanpengelolaan sampah Peningkatan Sarana danprasarana penanganan sampahMenurunnya tingkatpencemaran Meningkatkan pengendalian LH Optimalnya ProgramPengendalian pencemaran danperusakan lingkungan hidupPenurunan ISPU (Indeks StandarPencemaran Udara) • Peningkatan Sarana danPrasarana Pencegahan danPengendaliaan Kebakaranhutan• Peningkatan peduli lingkunganhidupMeningkatnya kemampuantanggap bencana Meningkatkan penyelenggaraantanggap bencana dan identifikasidini terhadap bencana Tewujudnya pelaksanaan kegiatanpenanggulangan bencana danearly warning systemMeningkatkan peranmasyarakat dalamkonservasi lingkungan Meningkatnya pemanfaatanlahan kritis untuk konservasi Meningkatkan pemanfaatan lahanhak milik dan hutan rakyat dengankonservasi lahan yang bernilaiekonomiOptimalnya program rehabilitasilahan

Meningkatnya pemberdayaanmasyarakat dalam konservasilingkungan Mendorong lahirnya gerakankonservasi dan kearifan lokalterhadap pengelolaan sumber dayaalam Terwujudnya peningkatankesadaran masyarakatterhadap pengelolaanlingkungan hidup

Page 134: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Meningkatnya kepatuhanmasyarakat terhadap regulasitentang konservasi danlingkungan hidup Meningkatnya pelaksanaanProgram Peningkatan Kualitasdan Akses Informasi SumberDaya dan Lingkungan Hidup Meningkatnya pelaksanaanProgram Pengawasan danPemantauan LingkunganHidup

Tabel 6.4

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya

Misi Keempat

Visi:Misi 4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah KebijakanMewujudkan akuntabilitasdan transparansi dalampenyelenggaraanpemerintahanMeningkatnya mutu pelayananpublik kepada masyarakat Meningkatkan kualitas SDMAparatur pelayanan publik Prioritas Ketersediaan SDMberkualitas

Meningkatkan sarana danprasarana pelayanan Prioritas ketersediaan sarana danprasarana unit pelayanan terpadu

Page 135: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Memberikan wawasan kepadamasyarakat tentangprosedur/mekanismepelayananPrioritas pelayanan publik yangoptimal

Terwujudnya akuntabilitas yangbaik dalam penyelenggaraanpemerintahan Meningkatkan kinerjaperangkat daerah Penilaian akuntabilitas kinerja danpengelolaan keuangan daerah yangbaikMeningkatkan efektifitas danproduktifitas kelembagaan Penataan kelembagaan daerahMeningkatkan penyelenggaraane gov dalam pemerintahan Terselenggaranya aplikasi e govdalam penyelenggaraanpemerintahahMenciptakan regulasi yangmendukung ikliminvestasi berbasispendidikan, pariwisatadan jasaTerwujudnya regulasi dankepastian hukum yangmendukung iklim usaha berbasispendidikan, pariwisata dan jasa

Menciptakan regulasi dankepastian hukum yangmendukung iklim usaha Terwujudnya regulasi perijinandan regulasi investasi yang efisienMemberikan pelayanankepada masyarakat secaramaksimal berdasarkanSPM dan SOP

Terwujudnya standar pelayananminimal dan standar operasionalprosedur satuan kerja perangkatdaerah dalam pelayanan kepadamasyarakatMenyusun standar pelayananminimal dan standaroperasional prosedur satuankerja perangkat daerah

Terwujudnya standar pelayananminimal dan standar operasionalprosedurdi setiap SKPD

Tabel 6.5

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangkaraya

Misi Kelima

Visi:

Misi 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai dengan menjunjung tinggi filosofi Huma

Page 136: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

BetangTujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan partisipasimasyarakat dalampembangunan Meningkatnya pemberdayaanmasyarakat dan desa Mengembangkan danMemberdayakan masyarakatpedesaan Optimalnya ProgramPeningkatan Pemberdayaan danPartisipasi Masyarakat dalamPembangunanPengarustamaan gender dalampembangunan Meningkatkan Indekskesetaraan gender Optimalnya Program KesetaraanGender dan PemberdayaanPerempuanMeningkatnya peran pemudadalam pembangunan Meningkatkan pembinaan danpelibatan pemuda dalampembangunan Optimalnya pembinaanorganisasi kepemudaanMeningkatkan kehidupan sosialdan budayadengan menjunjungtinggi filosofi Huma betang Meningkatnya partisipasimasyarakat dalampengamalandanpelestarian nilaiseni dan budaya daerahMeningkatkan sarana kesenianserta pembinaan danperlindungan seni budayadaerah

Meningkatnya pelestarian senidan budaya melalui ProgramPengembangan Nilai-NilaiBudaya, Seni dan PerfilmanMeningkatan jumlah Benda,Situs dan Kawasan CagarBudaya Yang Dilestarikan Meningkatnyapengembangan kemitraandan Pengelolaan KekayaanBudayaMeningkatnya prestasi seni,budaya, dan olah raga. Menyelenggarakan ajangpeningkatan prestasi seni,budaya, dan olah raga. Meningkatnya penyelenggaraanpembinaan dan perlombaanbidang seni, budaya, dan olahraga.

Page 137: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Tabel 7.1 Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka Raya

No Sasaran Strategi ArahKebijakan

IndikatorKinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja ProgramPembangunan

Daerah

BidangUrusan

SKPDPenanggungjawabKondisi

AwalKondi

siAkhir1 Terwujudnya lembagapendidikandasar danmenengahyangberstandarnasional daninternasional

MeningkatkanAngkaPartisipasiPendidikanAnak Usia Dini,PendidikanDasar danPendidikanMenengah

TerwujudnyaPeningkatanAngkaPartisipasiPendidikanAnak Usia Dini,pendidikandasar danpendidikanmenengah

APK PAUD 98,33 99,00 1. ProgramPendidikanAnak UsiaDiniPendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

APK SD/MI 126,84 100 2. ProgramPendidikanDasar (WajibBelajar 9Tahun)Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

Page 138: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

APK SMP/MTs 108,02 100 3. ProgramPendidikanMenengah Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRagaAPKSMA/SMK/MA 102,60 100APM PAUD 94 95,50APM SD/MI 92,56 97,45APM SMP/MTs 98,09 99,50APMSMA/SMK/MA 90,36 95,55APS SD/MI 129,90 100APS SMP/MTs 107,01 100APSSMA/SMK/MA 100,57 100

Penyediaansarana danprasaranaPendidikanAnak Usia Dini,PendidikanDasar dan MeningkatnyaPemenuhanSarana danPrasaranasekolah

Rasioketersediaansekolah SD/MIper pendudukusia sekolah (per1000 penduduk)7,23 8,50 1. Programpemenuhansarana danprasaranasekolah

Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

Page 139: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

PendidikanMenengah RasioketersediaansekolahSMP/MTs perpenduduk usiasekolah (per1000 penduduk)

5,6 7,50

RasioketersediaansekolahSMA/SMK/MAper pendudukusia sekolah (per1000 penduduk)

4,23 6,50

SekolahpendidikanSD/MI kondisibangunan baik831 ruangkelas 900Ruangkelas

SekolahpendidikanSMP/MTs kondisibangunan baik330 ruangkelas 380ruangkelas

SekolahpendidikanSMA/SMK/MAkondisi bangunan380 ruangkelas 430ruangkelas

Page 140: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

baikPemenuhanjumlah,kualifikasi, dankompetensiguru Meningkatnyapenyesuaianjumlah danpemberdayaan guru

Persentase guruberkualifikasiS1/DIV 90,17 100 ProgramPeningkatanMutu Pendidikdan TenagaKependidikanPendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

Peningkatankualifikasidankompetensiguru melaluipendidikandan pelatihanserta bimtek.

Rasio guru permurid PAUD 14,27 15,00

Rasio guru permurid SD/MI 8,82 10,00Rasio guru permurid SMP/MTs 12,04 13,50Rasio guru permuridSMA/SMK/MA 12,28 14,00

Menyelenggarakan PendidikanInklusif untukanak-anakpenyandangPeningkatanpemerataan danperluasan aksesterhadappendidikan

Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus (ABK) : KebutuhanpendidikanProgramPendidikanInklusif Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

Page 141: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

disabilitas(cacat). untuk semuaanakberkebutuhankhusus,meliputi saranadan prasaranapendidikan.

1. TK/RA2. SD/MI3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB

62 siswa511 siswa39 siswa29 siswa254 siswa

anakberkebutuhankhususterlayani.Peningkatanmutu dayasaingpendidikanuntuk semuaanakberkebutuhankhusus,meliputikualitas dankuantitastenaga pendidikdan tenagakependidikan.

Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus (ABK) :1. TK/RA2. SD/MI3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB

62 siswa511 siswa39 siswa29 siswa254 siswa

Kebutuhanpendidikananakberkebutuhankhususterlayani.

ProgramPendidikanInklusif Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

Peningkatankompetensipeserta didiksesuai dengankebutuhannya.Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus (ABK) :1. TK/RA2. SD/MI 62 siswa511 siswa

Kebutuhanpendidikananakberkebutuhan

ProgramPendidikanInklusif Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

Page 142: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB39 siswa29 siswa254 siswa

khususterlayani.2 Peningkatankualitas dankuantitaspendidikannon formal,budayapembelajaran danperpustakaan.

Meningkatkanmutupendidikanmenengah yangberbasiskompetensisesuai potensidaerah

PeningkatanProgramPembentukanSekolahMenengahKejuruan sesuaikeunggulandaerah

Jumlah SMKberdasarkanjenisnya 17Sekolah 25sekolah ProgramPendidikanNon Formal Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

4. ProgramPendidikanMenengah Pendidikan DinasPendidikan, Pemudadan OlahRagaMengembangkan budaya bacamasyarakat Peningkatanbudaya bacamelaluiprogrampengembanganbudaya bacadan pembinaanperpustakaan

Jumlahpengunjungperpustakaan pertahun1320orang 4752orang Programpengembangan budaya bacadanpembinaanperpustakaan

Perpustakaan

3 Terwujudnya perluasandan Pemerataanpelayananpendidikan Peningkatanjaminanpenyelenggaran Angka putussekolah SD/MI 0,07 % 0,05% 5. ProgramPendidikanAnak Usia

Page 143: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

pemerataankesempatanbelajar padaPendidikanDasar danMenengah(SD, SMP,SMA) yangbebas biayauntukmencegahsiswa darikeluargatidak mampusupaya tidakputussekolah

beasiswadaerah Angka putussekolahSMP/MTsAngka putussekolahSMA/SMK/MA

0,11 %0,40 %

0,9%0,30%

Dini

Menata sistempembiayaanpendidikanyang adil,efektif, efisien,transparan danakuntabel.

Ketersediaanpenganggaranpendidikansesuaiperaturanperundang-undangan yangberlaku

APBD I,APBD II,DAK Pusat,DAKKaltengHaratiAPBDI,APBDII, DAKPusat,DAKKaltengHarati

6. ProgramPendidikanDasar (WajibBelajar 9Tahun)

7. ProgramPendidikanMenengah

Page 144: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

4 TerciptanyalingkunganyangkondusifterhadappendidikanMeningkatkaninfrastrukturdasar danpenunjanguntukaksesibilitas kesaranapendidikan

KetersediaanpembangunanInfrastrukturdasarpenunjangpendidikanPanjang jalanpenghubung kesaranapendidikan yangterbangun

MasihbelummencakupseluruhwilayahDiharapkansemuajalanmenujusaranapendidikandapatterpenuhi

ProgrampembangunanInfrastrukturdasarPekerjaanUmum

Menyediakanmateri danperalatanpendidikanterkini , berupamateri cetakseperti bukupelajaranmaupun yangberbasisteknologiinformasi dankomunikasi

Ketersediaanmateri danperalatanpendidikanterkini , berupamateri cetakseperti bukupelajaranmaupun yangberbasisteknologiinformasi dankomunikasi

Bukusudahterpenuhitetapimateriperalatanpendidikan yangberbasisteknologiinformasidankomunikasi belumseluruhnya tercapai

Diharapkanuntuktahunkedepannyasemuamateriperalatanpendidikanberbasisteknologi

Page 145: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

dankomunikasidapatmenyentuhselurhkawasanterpencil5 Penurunanjumlahpendudukyang butaaksaraMenyelenggaraanpemberantasanbuta aksara

Penyelenggaraan programpemberantasanbuta aksaraAngka melekhuruf 97,55 98,75 Programpemberantasanbuta aksara

6 Penurunankesenjanganpartisipasipendidikanantarkelompokmasyarakat,sepertimasyarakatmiskin,masyarakatdi wilayahpedesaandanterpencil.

Meningkatkanpastisipasi anakdidik lulussekolah untukmelanjutkanpendidikan kejenjangselanjutnya

Peningkatanprogrampendidikan usiadini, dasar danmenengahsecarakomprehensif

Angkamelanjutkan(AM) dari SD/MIke SMP/MTs168,68 180 ProgramPendidikan AnakUsia Dini

Page 146: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Angkamelanjutkan(AM) dariSMP/MTs keSMA/SMK/MA357,73 450 ProgramPendidikanDasar (WajibBelajar 9 Tahun)

ProgramPendidikanMenengah7 Terwujudnya kualitaspelayanankesehatanyangterjangkauolehmasyarakat

Meningkatkanupayakesehatanmasyarakat,PeningkatanProgram UpayaKesehatanMasyarakat

Program UpayaKesehatanMasyarakat

Meningkatkanpelayanankesehatan yangterjangkau,bermutu danberkeadilan,serta denganpengutamaanpada upayapromotif danprefentif

Peningkatanpenyelenggaraan jaminankesehatandaerahProgramPeningkatanJangkauanPelayananKesehatan

Peningkatanpenyelenggaraan pencegahan

Page 147: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

danpengendalianpenyakit8 Menurunnyaangkakematian(AKB,AKI,AKABA)menjadiAKB:7/1000KH ;AKI:15/100.000KH, AKABA :8/1000KHpada tahun2018

MeningkatkanAkses danjangkauanPelayanankesehatanDistribusiNakes sesuiproporsi kedaerahterpencil

Angka KematianBayi per-1000KH

SistemInsentive baginakes Angka KematianBalita per-1000KHPeningkatanPeran sertamasyarakat .Angka KematianIbu per-100.000KHMeningkatkanMutu PelayananKesehatan PeningkatanKapasitas SDMKesehatanPenyediaantenagakesehatansesuai denganstandar

Page 148: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

kompetensiPeningkatanPengawasanthd standartyankes dipuskesmas danyankes swastaPeningkatansaranakesehatansesuai standartPeningkatanobat danperbekalankesehatanMeningkatanPembiayaanPelayananKesehatanKetersediaananggaranpemeliharaankesehatanSistem JaminanKesehatanTerpaduMeningkatkanPelayananKegawatdaruratanOptimalisasiPONEDPeningkatansistem rujukan8 Menurunnyaangkakesakitanpenyakit

Meningkatkanupaya promotifdan preventifpenyakitPenguatan SKDKLB a. AngkaKesakitan DBDper 100.000penduduk

ProgramPengendaliandanpemberantasan

Page 149: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

menular dantidakmenular menular dantidak menular penyakitPenguatanImunisasi b. Prevalensi TBBTA Positif per100.000pendudukPenyebarluasaninformasi c. AngkaKesakitanMalaria per1000pendudukPerbaikankualitaslingkungan Prevalensipenderita AIDSper- 1000pendudukMeningkatkanupayapenanggulangan penyakitmenular dantidak menularPenanggulangan penyakitberbasissurveilanceepidemiologiKemitraansektorPemerintah,Swasta danmasyarakatKecukupanlogistik danperbekalan

Page 150: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

kesehatantermasukprasaranapenanggulangan penyakit9 Terpenuhinya KebutuhanTenagaMedis danBidanMemenuhikebutuhantenaga medisdan bidan

Terpenuhinyakebutuhantenaga medisdan bidanRasio tenagamedis per100.000penduduk10 Menurunnyaangka giziburukmenjadi 0(nol) padatahun 2018

PemantauanStatus Gizimasyarakat Peningkatanperan sertamasyarakat Jumlah penderitagizi burukRevitalisasiPosyanduPeningkatansistemkewaspadaandiniPenanggulangan gizi buruk Peningkatansistem tatalaksanapenanggulanganPenyuluhan gizimayarakatDiversivikasibahan pangan

Page 151: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

danpenggunaanbahan panganlokal11 Meningkatnyakompetensipendudukusia kerjasesuaipotensidaerah

Meningkatkankompetensiusia kerja Peningkatanpelatihan danketrampilantenaga kerja12 Terkendalinya lajupertumbuhan penduduk

Revitalisasiprogram KB Mengendalikanpertumbuhanpenduduk danmeningkatkankesadarankeluargaberencana13 MenurunnyajumlahpendudukmiskinOptimalisasipenanggulangan kemiskinanterpadu

Peningkatanpenanggulangan kemiskinansecara terpadudanberkelanjutan14 Meningkatnyapengetahuanmasyarakatakanpentingnyamengkonsu

MeningkatkanketerampilandanpengetahuanMasyarakattentang pangandan gizi

PeningkatanketerampilandanpengetahuanMasyarakattentang pangandan gizi

Page 152: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

msi pangansesuaidengan AKG MeningkatkanKualitasKesehatan dangizi balitaPeningkatanKualitasKesehatan dangizi balita15 Meratanyaketersediaanbahanpangan

MeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukpertanianPeningkatanKualitas danKuantitas hasilprodukpertanianMeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukpeternakanPeningkatankualitas dankuantitas hasilprodukpeternakanMeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukperikananPeningkatkanKualitas danKuantitas hasilprodukperikananPencegahandanpemberantasanhama danpenyakittanaman danternak

Penurunangangguan hamadan penyakit

Page 153: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

16 Meningkatnyaaksesibilitasmasyarakatterhadapbahanpangan

Meningkatkanindustripengolahanproduk panganPeningkatanindustripengolahanproduk pangan

Menjalinhubungankerjasamapemasaranprodukpertanian danproduk olahanpangan

PembuatanMOU kerjasamadibidangpemasaranhasil produkpanganMenjagastabilitas hargadan pasokanbahan pangan

Peningkatanketahanan danstabilitas hargapangan daerah17 Meningkatnya kualitasdankuantitaspenyuluhkesejahteraan social

Meningkatkankompetensipekerja sosialdan tenagakerjakesejahteraansosial

PeningkatanProgramPemberdayaanSosial danPenanggulangan Kemiskinan18 Meningkatnya akseskualitaskehidupanserta upaya-

Meningkatkanperlindungandan jaminansosialmasyarakatPeningkatanProgramPerlindungandan JaminanSosial

Page 154: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

upayaperlindungan,peningkatanbagipenyandangmasalahkesejahteraan social Meningkatkanbantuan sosialkepadaPenyandangMasalahKesejahteraanSosial

PeningkatanProgramPendidikan,Pelatihan,penelitian danPengembanganKesejahteraanSosial19 Meningkatnya sarana danprasaranabagipenyandangmasalahkesejahteraan sosial

Meningkatnyasarana danprasaranapenanggulangan permasalahansocialPeningkatanProgramPelayanan danRehabilitasiKesejahteraanSosial

20 Meningkatnya Kualitasdankuantitassarana danprasaranaobyekwisata, Seni

Mengembangkan industripariwisatadenganmendorongperbaikan danpeningkatankualitas

Peningkatanjumlahkunjunganwisatawan yangdiperolehmelaluipemasaranpariwisata Kota

JumlahKunjunganWisata 1. ProgramPengembanganNilaiBudayaKebudayaan DISBUDPAR

Page 155: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

dan Budaya jaringanprasarana dansaranapendukungpariwisataPalangka Rayamelalui eventpromosi/pameran di dalam dandi luar negeriMeningkatkanhubungan /membangunkemitraandengan semuapemangkukepentingan.

Rasio Jalanpenghubung danfasilitaspendukung1. ProgramPengembanganNilaiBudaya

Kebudayaan DISBUDPAR

MeningkatkanpengembangandestinasipariwisataPeningkatanjumlah ODTW(Obyek DayaTarik Wisata)

Jumlah Obyekwisata yangdikembangkandan dilestarikanProgrampengembangandestinasipariwisata

Pariwisata DISBUDPAR

PeningkatanPengelolaanODTW Kontribusi SektorPariwisataterhadap PDRB ProgrampengelolaankeragamanbudayaKebudayaan DISBUDPAR

Pengembanganprodukunggulan Jumlah gedungseni dan budaya ProgramPengembanganKerjasamaPengelolaanKebudayaan DISBUDPAR

Page 156: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

KekayaanBudayaJumlah benda,situs dankawasan cagarbudaya yangdilestarikan

ProgrampengembanganpemasaranpariwisataPariwisata DISBUDPAR

Jumlah KajianSeni DISBUDPARJumlah FasilitasiSeni DISBUDPARJumlah Gelar SeniJumlah MisiKesenianJumlahOrganisasiJumlah promosi

Page 157: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Jumlah grupkesenian21 Meningkatnya kualitasdankreatifitasSDMpariwisatadan UKM

Peningkatankualitas dankreatifitas SDMseni, budayadan pariwisataPenyiapansumber dayamanusia yangmemilikikompetensi

JumlahSumberdayaManusiaKesenianProgrampengembangankemitraan Pariwisata DISBUDPAR

Jumlah SDMpariwisata22 Meningkatnyakelancarnyadistribusibarang danjasa danpenggunaanprodukdalam negeri

Peningkatankelancarnyadistribusibarang dan jasadanpenggunaanproduk dalamnegeri

Pengembanganproduk wisatasecara kreatifdan inovatifditunjangdenganpemasaranyang baik,

Jumlah binakelompokpedagang/usahainformalProgrampengembanganperluasanperdagangandalam negeri

Perdagangan DISPERINDAG

23 Meningkatnyaketersediaanlapangankerja.Meningkatkantumbuhnyaindustri kecildan menengah

Penguatanmodalpengembanganindustri kecildan menengahdan jasaberbasispariwisata

Page 158: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

24 Menurunkanangkaketergantungan.Meningkatkanperluasanlapangan kerjaMeningkatkankompetensipenduduk usiaproduktif

Peningkatanfasilitasipenduduk usiakerja terhadaplapangan kerjaPeningkatanpelatihan danpengembanganusia kerja25 Meningkatnyapertumbuhan ekonomi

Meningkatkankualitas dankuantitas IKMdan mutuproduk IKMPeningkatanpertumbuhanekonomi

26 Meningkatnya distribusipendapatanantar sektorantargolonganpenduduk

MengurangikesenjanganpembangunandaerahMeningkatnyaaksesibilitasbarang dan jasa

27 Meningkatnya kontribusihasil industrikecil dan jasaberbasispariwisatayang ramah

Meningkatkanunit usahaIndustriKecil danMenengahMeningkatnyaProgramRevitalisasi danPenumbuhanIndustri KecilMenengah

Page 159: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

lingkunganterhadapperekonomian daerah28 Meningkatnya kontribusisektorperdagangandan jasaterhadapperekonomian daerah

Meningkatkankerjasamadengan sektorswasta untukpeningkatanperekonomiandaerah

PeningkatanProgramPengembanganKewirausahaandan keunggulankompetitifusaha kecilmenengahPeningkatanProgramEfisiensiPerdaganganDalam NegeriPeningkatanProgramPerlindunganKonsumen danPengamananPerdagangan29 Meningkatnya jumlahinvestasi Meningkatkankerjasamainvestasi didaerah Meningkatnya ProgramPeningkatanIklimInvestasidanRealisasi

Page 160: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatanDaya SaingPenanamanModal Meningkatnya ProgramPengawasandanPengendalian Investasi Meningkatnya ProgramPeningkatanPromosi danKerjasamaInvestasiMeningkatnyaProgramPelayananPerizinan NonInvestasi30 Terbentuknya iklim yangkondusifbagi

Memberdayakankoperasi danUsaha Mikro Meningkatnya ProgramRevitalisasidan

Page 161: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

penanamanmodal untukkegiatanpembangunan sesuaidenganpotensisumberdayaalam sertapola tataruang daerah

Kecil danMenengahsertaMengembangkankewirausahaan

Penumbuhan IndustriKecilMenengah

PeningkatanProgramPeningkatanKualitasKelembagaan Koperasi31 TersedianyainfrastrukturdasarpendidikandankesehatanMemenuhikebutuhaninfrastrukturdasar untukmeningkatkanaksesibilitasmasyarakatterhadappelayanandasar

Peningkatanpembangunandanpemeliharaanjalan daerah

Peningkatanpembangunansarana danprasarana

Page 162: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

pendidikan dankesehatan32 Meningkatnyapemerataansarana danprasaranapendukungpertumbuhan ekonomidan industriberbasispariwisatadan jasa

Memenuhikebutuhaninfrastrukturuntukmeningkatkanperekonomianmasyarakatberbasispariwisata danjasa

Peningkatanpembangunaninfrastukturpenunjangperekonomiandaerah

33 Meningkatnya ketaatanterhadappemanfaatantata ruangwilayahMeningkatkan/Mempertahankan luas ruangterbuka hijaudan ruangpublik lainnya

OptimalnyaProgramPengelolaanRuang TerbukaHijau34 Meningkatkan kualitas airsesuaidenganstandar bakumutulingkunganair bersih

• Meningkatkan kinerjapenyediaanair bersihdanpengolahanair limbah

• Peningkatankinerjapenyediaanair bersihdanpengolahanair limbah35 Meningkatkan penegakanhukum Peningkatankapasitas dankualitas SDM • Meningkatkan partisipasimasyarakat

Page 163: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

lingkungan dalammenjagakebersihanlingkungandan kualitaslingkungan• Meningkatkan koordinasiperencanaan,monitoring,evaluasi danpengendalian kebersihanlingkunganPenegakanHukum sesuaidenganPeraturanPerundang-undangan yangbelaku

• Peningkatanpencegahan,pengendalian danpengawasankerusakanlingkungan36 Berkurangnya kerusakanhutan MeningkatkankegiatanperlindunganhutanMeningkatnyapenyelenggaraan pengendaliandanpemanfaatankawasan hutanPengendaliankebakaranhutan dan lahan

Page 164: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Meningkatkaninventarisasidandokumentasisumber dayahutanMeningkatnyaProgramInventarisasidan PemetaanSumber Dayahutan37 Terwujudnya konservasidaerah aliransungai

Meningkatkanfungsi DAS OptimalnyaProgrampeningkatanfungsi dan dayadukung daerahaliran sungai(DAS)Menyusunstruktur,pemanfaatan,danpengelolaanDAS Terlaksananya ProgramPengelolaanSumberdayaPerairan(sungai)38 Meningkatkanpengelolaansampah yangtertanganihingga 100%

Meningkatkankinerjapengelolaanpersampahan OptimalnyaProgramPengembangan KinerjaPengelolaanPersampahan TerwujudnyaMasterplanpengelolaan

Page 165: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

sampah PeningkatanSarana danprasaranapenanganansampah39 Menurunnyatingkatpencemaran MeningkatkanpengendalianLH OptimalnyaProgramPengendalianpencemarandan perusakanlingkunganhidupPenurunanISPU (IndeksStandarPencemaranUdara)• PeningkatanSarana danPrasaranaPencegahandanPengendaliaan Kebakaranhutan• Peningkatanpedulilingkunganhidup40 Meningkatnyakemampuantanggap

Meningkatkanpenyelenggaraan tanggapbencana danTewujudnyapelaksanaankegiatanpenanggulanga

Page 166: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

bencana identifikasi diniterhadapbencana n bencana danearly warningsystem41 Meningkatnyapemanfaatanlahan kritisuntukkonservasiMeningkatkanpemanfaatanlahan hak milikdan hutanrakyat dengankonservasilahan yangbernilaiekonomi

Optimalnyaprogramrehabilitasilahan

42 Meningkatnyapemberdayaanmasyarakatdalamkonservasilingkungan

Mendoronglahirnyagerakankonservasi dankearifan lokalterhadappengelolaansumber dayaalam

• Terwujudnyapeningkatankesadaranmasyarakatterhadappengelolaanlingkungan Meningkatnyakepatuhanmasyarakatterhadapregulasitentangkonservasidanlingkunganhidup

Page 167: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

MeningkatnyapelaksanaanProgramPeningkatanKualitas danAksesInformasiSumberDaya danLingkunganHidup MeningkatnyapelaksanaanProgramPengawasandanPemantauanLingkunganHidup43 Meningkatnya mutupelayananpublikkepadamasyarakat

Meningkatkankualitas SDMAparaturpelayananpublikPrioritasKetersediaanSDMberkualitas

Meningkatkansarana danprasaranapelayananPrioritasketersediaansarana danprasarana unit

Page 168: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

pelayananterpaduMemberikanwawasankepadamasyarakattentangprosedur/mekanismepelayanan

Prioritaspelayananpublik yangoptimal

44 Terwujudnyaakuntabilitasyang baikdalampenyelenggaraanpemerintahan

MeningkatkankinerjaperangkatdaerahPenilaianakuntabilitaskinerja danpengelolaankeuangandaerah yangbaik

Meningkatkanefektifitas danproduktifitaskelembagaanPenataankelembagaandaerahMeningkatkanpenyelenggaraan e gov dalampemerintahanTerselenggaranya aplikasi egov dalampenyelenggaraan pemerintahah45 Terwujudnya regulasidankepastian

Menciptakanregulasi dankepastianhukum yangTerwujudnyaregulasiperijinandan regulasi

Page 169: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

hukum yangmendukungiklim usahaberbasispendidikan,pariwisatadan jasa

mendukungiklim usaha investasi yangefisien

46 Terwujudnya standarpelayananminimal danstandaroperasionalprosedursatuan kerjaperangkatdaerahdalampelayanankepadamasyarakat

Menyusunstandarpelayananminimal danstandaroperasionalprosedursatuan kerjaperangkatdaerah

Terwujudnyastandarpelayananminimal danstandaroperasionalprosedurdisetiap SKPD

47 Meningkatnyapemberdayaanmasyarakatdan desaMengembangkan danMemberdayakan masyarakatpedesaan

OptimalnyaProgramPeningkatanPemberdayaandan PartisipasiMasyarakatdalamPembangunan48 Pengarustamaan genderdalampembangunaMeningkatkanIndekskesetaraangender

OptimalnyaProgramKesetaraanGender dan

Page 170: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

n PemberdayaanPerempuan49 Meningkatnya peranpemudadalampembangunanMeningkatkanpembinaan danpelibatan(diganti dengan“peran serta”)pemuda dalampembangunan

OptimalnyapembinaanorganisasikepemudaanTerwujudnyaperan pemudadalampembangunan

90% 100% 1. PeningkatanSarana danPrasaranaOlah Raga2. ProgramKepemudaan dan OlahRaga3. PembinaanGenerasiMuda danOlah Raga

Kepemudaan dan OlahRaga DinasPendidikan, Pemudadan OlahRaga

50 Meningkatnya partisipasimasyarakatdalampengamalandanpelestarian nilai senidan budayadaerah

Meningkatkansaranakesenian sertapembinaan danperlindunganseni budayadaerah

Meningkatnyapelestarian senidan budayamelaluiProgramPengembanganNilai-NilaiBudaya, Senidan PerfilmanMeningkatanjumlah Benda,Situs danKawasan CagarBudaya YangDilestarikanMeningkatnyapengembangankemitraan danPengelolaanKekayaanBudaya51 Meningkatnya prestasi Menyelenggarakan ajang Meningkatnyapenyelenggaraa

Page 171: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

seni, budaya,dan olahraga. peningkatanprestasi seni,budaya, danolah raga.n pembinaandanperlombaanbidang seni,budaya, danolah raga.

Page 172: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program prioritas yang disertaiKebutuhan Pendanaan Kota Palangkaraya

Kode Bidang UrusanPemerintahandan ProgramPrioritasPembangunan

Indikator KinerjaProgram (Outcome)

KondisiKinerjaAwal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPDPenang

gungJawab

Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerjapada akhir periode

RPJMDtarget Rp. target Rp. target Rp. target Rp. target Rp. target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)1 Urusan Wajib1 01 Pendidikan1 0

101

ProgramPendidikan AnakUsia Dini

APK PAUD

APM PAUD

98,3394,00 98,45

94,55

250 JT

250 JT

98,60

94,75

500 JT

500 JT

98,70

94,90

750 JT

750 JT

98,80

95,25

1 M

1 M

98,90

95,47

2 M

2 M

99,00

95,50

4,5 M

4,5 M

1 01

02

ProgramPendidikan Dasar(Wajib Belajar 9Tahun)

APK SD/MI 126,84 100 500 JT

500 JT

300 JT

300 JT300 JT300 JT

100 700 JT

700 JT

500 JT

500 JT500 JT500 JT

100 1 M

1 M

750 JT

750 JT750 JT750 JT

100 1,5 M

1,5 M

1,5 M

1,5 M1,5 M1,5 M

100 2 M

2 M

3 M

3 M3 M3 M

100 5,7 M

3,9 M

6,050 M

6,050 M6,050 M6,050 M

APK SMP/MTs 108,02 100 100 100 100 100 100 APM SD/MI 92,56 93,6 94,45 95,38 96,57 96,99 97,45

APM SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 99,35 99,50 APS SD.MI 129,90 100 100 100 100 100 100 APS SMP/MTs 107,01 100 100 100 100 100 100

Page 173: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Rasio guru persiswa pada jenjangSD/MI

8,82 9,25 500 JT 9,55 900 JT 9,73 2 M 9,85 3 M 9,97 4 M 10,00 10,4 M

Rasio guru persiswa pada jenjangSMP/MTs

12,04 12,16 500 JT 12,34 900 JT 12,68 2 M 12,88 3 M 13,29 4 M 13,50 10,4 M

1 01

03

Programpendidikanmenengah

APK SMA/SMK/MA 102,60 100 500 JT 100 700 JT 100 1 M 100 1,5 M 100 2 M 100 5,7 M

APMSMA/SMK/MA

90,36 91,76 500 JT 92,89 900 JT 93,98 2 M 94,79 3 M 95,15 4 M 95,55 10,4 M

APS SMA/SMK/MA 100,57 100 500 JT 100 900 JT 100 2 M 100 3 M 100 4 M 100 10,4 M

Rasio guru persiswa pada jenjangSMA/SMK/MA

12,28 12,45 300 JT 12,78 400 JT 13,10 500 JT 13,59 600JT

13,87 700JT

14,00 2,5 M

1 01

04

ProgramPeningkatan MutuPendidik danTenagaKependidikan

Persentase guruberkualifikasiS1/DIV

90,17 92,5 500 JT 94,7 800 JT 96,8 1 M 98,67 1,5 M 99,5 2 M 100 5,8 M

Persentase guruyang telahmengikuti ujikompetensi guru

50,14 52,45 500 JT 54,36 800 JT 56,5 1M 58,7 1,5 M 59,56 2 M 60 5,8 M

Jumlah guru yangtelah mengikutiprogram guru,kepala sekolah,dan pengawasberprestasi

30 40 500 JT 50 800 JT 60 1M 70 1,5 M 80 2 M 90 5,8 M

1 01

05

Programpembinaan danpengembanganaparatur

Jumlah guru PNSmelalui perekrutanCPNS

220 orang 0 orang 125orang

125orang

125orang

125orang

720 orang

Page 174: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

ProgramPendidikan Inklusif

Jumlah AnakBerkebutuhanKhusus

Jumlah AnakBerkebutuhan Khusus(ABK) :1. TK/RA2. SD/MI3. SMP/MTs4. SMA/MA/SMK5. SLB

62siswa511siswa39siswa29siswa254siswa

Page 175: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

BAB IXPENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Tabel 9.1Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap

Capian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

No Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja Kondisikinerjasasaran

awalRPJMD

Target Capian Setiap tahun Kondisi kinerjaakhir RPJMD

Th 0 Th 1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKATFokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1 Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi KeuanganDaerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1 Jumlah Perda yang mendukung investasi1.2 Pertumbuhan PDRB1.3 PDRB per kapita1.4 Angka kemiskinan

Fokus Kesejahteraan Masyarakat1 Pendidikan

1.1 Angka Melek Huruf 97,55 97,76 97,90 98,35 98,58 98,69 98,751.2 Angka Partisipasi murni

1.5.1 Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A 92,56 93,60 94,45 95,38 96,57 96,99 97,45

1.5.2 Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 99,35 99,501.5.3 Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 90,36 91,76 92,89 93,98 94,79 95,15 95,55

Page 176: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

1.6 Angka Partisipasi kasar1.6.1 Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A 126,84 100 100 100 100 100 1001.6.2 Angka partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 108,02 100 100 100 100 100 1001.6.3 Angka partisipasi Kasar(APK) SMA/SMK/MA/Paket C 102,60 100 100 100 100 100 1001.6.4 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (Program Pendidikan Inklusif)

2 Kesehatan2.2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup2.3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan2.4 Angka kematian neonates (0-28 hari) per 1000 kelahiran hidup2.5 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup2.6 Persentase balita gizi buruk2.7 Persentase balita gizi kurang2.8 Persentase anak balita yang pendek (stunting)2.9 Persentase rumah sehat

2.10 Persentase penduduk yang menggunakan air bersih2.11 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat2.12 Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat

kesehatan2.13 Persentase tempat-tempat umum yang sehat2.14 pneumonia (angka pnemuan penderita)

2.15 Diare (cakupan pelayanan kasus)

2.16 TB Paru (Angka Penemuan Penderita)

2.17 Malaria (API)

2.18 Kusta (Prevalensi)

2.19 Demam Berdarah Dengue Yang di Tangan

2.20 Persentase penduduk berakses air minum2.21 Persentase rumah yang bersanitasi

3 Pertanahan3.1 Persentase penduduk yang memiliki lahan

Page 177: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

3.2 Persentase luas lahan yang bersertifikat4 Ketenagakerjaan

4.1 Jumlah tenaga kerja yang terserapFokus Seni Budaya dan Olahraga

1 Kebudayaan1.1 Jumlah kelompok seni dan budaya masyarakat 91 96 111 116 121 126 1261.2 Presentase jumlah kelompok seni dan budaya yang dibina 30 40 45 50 55 60 601.3 Jumlah kompetisi/perlombaan seni dan budaya dalam satu tahun 1 1 1 1 1 1 61.4 Jumlah prestasi seni dan budaya dalam satu tahun2 Pemuda dan Olahraga

2.1 Jumlah organisasi pemuda yang dibina 0,004 0,004 0,004 0,005 0,006 0,007 0,0082.2 Prestasi pemuda pelajar tingkat regional, nasional dan

internasional90 orang 90

0rang90

orang90

orang90

orang90

orang540 orang

ASPEK PELAYANAN UMUMFokus Layanan Urusan Wajib

1 Pendidikan1.2 Angka Partisipasi Kasar PAUD 98,33 98,45 98,60 98,70 98,80 98,90 991.3 Angka Partisipasi Kasar SD/MI 126,84 100 100 100 100 100 1001.4 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs 108,02 100 100 100 100 100 1001.5 Angka Partipasi Kasar SMA/SMK/MA 102,60 100 100 100 100 100 1001.6 Angka Partisipasi Murni SD/MI 92,56 93,60 94,45 95,38 96,57 96,99 97,45

1.7 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 99,35 99,501.8 Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA 90,36 91,76 92,89 93,98 94,79 95,15 95,55

1.11 Angka Pendidikan yang ditamatkan SD/MI 100 100 100 100 100 100 1001.12 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs 56,10 65,5 70,8 80,8 90,75 99,85 1001.13 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMA/MI/SMKA 98 98,2 98,4 99,3 99,7 99,9 1001.14 Rata-rata lama sekolah 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80

Page 178: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

1.15 Rasio guru terhadap murid SMA 12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 13,87 141.16 Rasio guru terhadap murid SMP 12,04 12,16 12,34 12,68 12,88 13,29 13,501.17 Rasio guru terhadap murid SD/MI 8,82 9,25 9,55 9,73 9,85 9,97 101.18 Rasio guru terhadap murid PAUD 14,27 14,30 14,45 14,55 14,75 14,96 151.20 Angka melek huruf 97,55 97,76 97,90 98,35 98,58 98,69 98,751.21 Rasio ketersediaan sekolah penduduk usia sekolah (per 1000

penduduk)SD/MI 7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,35 8,50SMP/MTs 5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,3 7,50SMA/SMK/MA 4,23 4,56 4,87 5,5 5,8 6,3 6,50

1.22 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 234 240 245 250 255 280 3001.26 Persentase guru berkualifikasi S1/DIV 90,17 92,5 94,7 96,8 98,67 99,5 1001.27 Persentase guru yang telah mengikuti uji kompetensi guru 50,14 52,45 54,36 56,5 58,7 59,56 601.28 Jumlah guru yang telah mengikuti program guru, kepala sekolah, dan pengawas

berprestasi30 40 50 60 70 80 90

1.32 Angka kelulusan SD/MI 100 100 100 100 100 100 1001.33 Angka kelulusan SMP/MTs 98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 99,98 1001.34 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 99,30 1001.35 Jumlah SMK berdasarkan jenisnya 17 18 20 22 23 24 251.6.4 Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (Program Pendidikan Inklusif)

2. Kesehatan2.2. Angka usia harapan hidup2.3 Presentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan telah

dilaksanakan epidemologi <24 jam2.4 Rasio posyandu per 1000 balita2.5 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 100.000 penduduk2.6 Rasio rumah sakit per 100.000 penduduk2.7 Cakupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat

miskin2.8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan bagi usia lanjut (USILA)

Page 179: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

2.9 Presentase desa yang melaksanakan PHBS (Perilaku hidup bersihdan sehat)

2.10 Presentase jumlah desa siaga aktif2.11 Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk2.12 Rasio dokter per 100.000 penduduk2.13 Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk2.14 Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk2.15 Rasio dokter perawat per 100.000 penduduk2.16 Rasio dokter bidan per 100.000 penduduk

3. Pekerjaan Umum3.1. Panjang jaringan jalan dalam kondisi baik3.2. Panjang jalan dilalui roda 43.3. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik3.4. Jalan desa dengan kondisi baik3.6. Cakupan jaringan irigasi3.7 Cakupan infrastruktur dasar (jalan menuju akses pendidikan dan

kesehatan)3.8 Jumlah sarana dan prasarana yang dibangun untuk pendukung

perekonomianJembatanIrigasi

4. Perumahan4.1. Peningkatan jumlah Rumah tangga pengguna air bersih setiap

tahun4.2. Porsentase Rumah tangga pengguna listrik4.3. Peningkatan jumlah Rumah tangga ber-Sanitasi setiap tahun4.4 Persentase Rumah layak huni5. Penataan Ruang

5.1. Presentase ketaatan terhadap tata ruang

Page 180: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

5.2. Luas lahan DAS yang dilestarikan6. Perencanaan Pembangunan

6.1. Partisipasi masyarakat dalam musrenbang7. Perhubungan

7.1. Jumlah angkutan darat7.2. Rasio ijin trayek7.3 Pemasangan Rambu-rambu7.4 Jumlah arus penumpang angkutan umum7.5 Jumlah uji KIR angkutan umum7.6 Jumlah pelabuhan laut/terminal7.7 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)8. Lingkungan Hidup

8.1 Persentase penanganan sampah8.2 Jumlah TPA8.3 Jumlah titik pemantauan pencemaran status mutu air

8.4 Jumlah kelompok/gerakan masyarakat sadar konservasi9. Pertanahan

9.1. Persentase luas lahan bersertifikat9.2. Persentase penyelesaian kasus tanah negara10. Kependudukan dan Catatan Sipil

10.1. Rasio penduduk berKTP10.2. Rasio bayi berakte kelahiran10.3 Persentase Kepemilikan KTP10.4 Persentase Kepemilikan berakte kelahiran11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

11.1. Indeks kesetaraan gender12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

12.1. Peningkatan porsentase peserta KB per tahun

Page 181: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

12.3. Rata-rata jumlah anak per keluargaLaju Pertumbuhan pendudukJumlah keluarga yang terlayani oleh kader catur bina/kaderposyanduPresentase keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1

13. Sosial13.1. Jumlah PMKS13.2. Peningkatan jumlah kegiatan penanganan PMKS13.3. Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial13.4 Jumlah sarana dan prasarana bagi penyandang masalah

kesejahteraan sosial14. Ketenagakerjaan

14.1 Jumlah tenaga kerja yang telah ditingkatkan produktifitas dankompetensinya

14.2 Jumlah tenaga kerja yang terserap15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

15.1 Jumlah UMKM yang mendapatkan bantuan dari pemerintahdaerah

15.2 Jumlah Usaha Kecil Mikro yang menjadi Usaha Kecil MenengahBidang Perikanan

15.3 Jumlah Usaha Tani/perikanan (koperasi)15.4 Persentase koperasi aktif16. Penanaman Modal

16.1. Jumlah investasi PMA/PMDN16.2. Jumlah nilai investasi PMA/PMDN17. Kebudayaan

17.1. Jumlah kelompok seni dan budaya masyarakat17.2. Presentase jumlah kelompok seni dan budaya yang dibina17.3 Jumlah kompetisi/perlombaan seni dan budaya dalam satu tahun

Page 182: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

17.4 Jumlah prestasi seni dan budaya dalam satu tahun18. Kepemudaan dan Olahraga

18.1. Jumlah organisasi pemuda yang dibina 0,004 0,004 0,004 0,005 0,006 0,007 0,00818.2. Prestasi pemuda pelajar tingkat regional, nasional dan

internasional90 orang 90

0rang90

orang90

orang90

orang90

orang540 orang

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri19.1. Angka kriminalitas19.2 Jumlah demo20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian20.1. Presentase jumlah SDM aparatur yang berkompetensi(%)20.2. Nilai indeks kepuasan masyarakat20.3 Nilai pelaporan kinerja dan keuangan20.4 Hasil Opini BPK20.6 Jumlah SKPD yang memiliki SPM20.7. Jumlah unit pelayanan terpadu20.8 Jumlah SKPD yang memiliki SOP21. Ketahanan Pangan

21.1. Ketersediaan pangan utama dan bahan makanan pokok(Kg/Kab/Tahun)

21.2. Skor PPH (%)22.3 Persentase konsumsi ikan(Kg/kapita/tahun)22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

22.1. Presentase partisipasi masyarakat dalam pembangunan23. Statistik

23.1. Tersedianya buku kabupaten dalam angka

23.2 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah ditetapkandengan Perda

Page 183: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

23.3 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah ditetapkandengan Perda/Perkada

23.4 Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah ditetapkandengan Perkada

23.5 Penjabaran Program RPJMD dalam RKPD

24. Kearsipan24.1. Pengelolaan arsip secara baku24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan25. Komunikasi dan Informatika

25.3. Jumlah aplikasi e-gov dalam penyelenggaraan pemerintahan26. Perpustakaan

26.1. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahunFokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian1.1 Produktivitas bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (padi

2012) (Ton/Ha)1.2 Produktivitas perikanan (ptensi/produksi) (%)1.3 Populasi ternak (ekor)1.4 Produktivitas peternakan (Kg)

Telur

Daging Sapi

Kambing

Ayam Kampung

Page 184: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

Ayam Pedaging1.5 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB (juta

rupiah)1.6 Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB (juta rupiah)1.7 Prosentase penanganan gangguan hama dan penyakit ternak2 Kehutanan

2.1 Luas areal hutan yang mengalami ilegal logging2.2 Jumlah luas hutan gundul/perambahan2.3 Luas lahan kritis yang dihijaukan2.4 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB3 Energi dan Sumber Daya Mineral

3.1 Jumlah pertambangan tanpa ijin4 Pariwisata

4.1 Jumlah ODTW5 Kelautan dan Perikanan

5.1 Produksi perikanan (Ton)5.2 Persentase konsumsi ikan (Kg/Kapita/Tahun)5.3 Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB6 Perdagangan

6.1 Cakupan bina kelompok pedagangKontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

7 Perindustrian7.1 Jumlah industri pendukung pariwisata7.2 Cakupan bina kelompok usaha industri8 Bencana Alam

Peningkatan porsentase bencana yang tertangani dalam satutahunASPEK DAYA SAING DAERAHFokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Page 185: Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya

1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi KeuanganDaerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1 Jumlah PADJumlah porsentase pertumbuhan ekonomi

2 Pertanian2.1 Nilai tukar petani2.2 Jalan Usaha Tani (km)

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur1 Perhubungan

1.1 Jumlah dermaga/Jetty (unit)2 Penataan Ruang

2.1 Presentase ketaatan terhadap tata ruang4 Lingkungan Hidup

4.1 Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih5 Komunikasi dan Informatika

5.1 Rasio ketersediaan daya listrik5.2 Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

Fokus Iklim Berinvestasi1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian1.3 Lama proses perijinan1.4 Jumlah perijinan sesuai klasifikasi usaha1.5 Jumlah perda yang mendukung investasi

Fokus Sumber Daya ManusiaKetenagakerjaan

1.1 Rasio ketergantungan