renstra 2018 - 2023dbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/06/renstra.pdf · alur proses...
TRANSCRIPT
RENSTRA
2018 - 2023
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
Jalan Asia Afrika No. 79 40111 Telp. 022-4231602-4214135
BANDUNG
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….……………………………………….…. I-1
1.2 Landasan Hukum …………………………………………………………..…………………….…….……… I-4
1.3 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………..………….……..….. I-5
1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………………………………….…….….…. I-6
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang ............................................................................................................... II-1
Sumber Daya Manusia Dan Peralatan............................................................... II-6
2.2 Kinerja Pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
2.2.1 Sub Bidang Kebinamargaan ...................................................... II-10-14
2.2.2 Sub Bidang Jasa Konstruksi........................................................ II-14-15
2.2.3 Sub Bidang Penataan Ruang....................................................... II-15-19
2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang ……………………………………………………………………………………………………..II-19-20
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang ....................................................................................III-1-2
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Barat ...............................III-2-16
3.2.1 Visi dan Misi ................................................................................III-2-4
3.2.2 Tujuan dan Sasaran..................................................................... III-4-16
3.2.3 Program Rindu ..............................................................................III-17-18
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum .........................................III-19-22
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis III-23-28
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ....................................................................III-29-42
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang .......................................IV-1-3
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang.... IV-3-5
4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang........................ IV-5-15
BAB 5 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program dan Kegiatan .................................................................V-1-4
5.2 Pendanaan Indikatif................................................................................. V-4-5
BAB 6 INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN PADA RPJMD
6.1 Indikator Kinerja .....................................................................................VI-1-2
6.2 Penetapan Kinerja ...................................................................................VI-2-3
BAB 7 PENUTUP ...............................................................................................VII-1-2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Proses Penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Gambar 2.2 Grafik Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan
Gambar 2.3 Kebutuhan Alat Bulan Desember 2018
Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan
Gambar 3.1 Konsep Pembangunan Jawa Barat
Gambar 3.2 Rencana Wilayah Pengembangan (WP)
Gambar 3.3 Gambaran Proyeksi Jumlah Penduduk di Jawa Barat
Gambar 3.4 Tiga Koridor Lintas Jalan Jawa Barat
Gambar 3.5 Ilustrasi Disparitas Wilayah Utara vs Selatan
Gambar 3.6 Grafik Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan, Kemantapan Jalan Dan
Penanganan Jalan
Gambar 3.7 Ilustrasi Permasalahan Umur Jalan
Gambar 3.8 Hubungan Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Sumbu Muatan Terberat
Gambar 3.9 Ilustrasi Muatan Lebih
Gambar 3.10 Ilustras Permasalahan Kemacetan
DAFTAR TABEL
Tabel II-1 Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan Bulan Desember 2018
Tabel II-2 Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan Bulan Desember 2018
Tabel II-3 Data Jumlah Peralatan Jalan Pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Tabel II-4 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Terhadap Sasaran Renstra Kabupaten/Kota dan Kementerian Pekerjaan Umum
Tahun 2018
Tabel II.5 Evaluasi Kinerja Sistem Kota – kota di Jawa Barat
Tabel II.6 Evaluasi Kinerja Kawasan Andalan Jawa Barat
Tabel II-7 Capaian Kinerja Bidang Tata Ruang Kawasan
Tabel III-1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang
Tabel III.2 Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Tabel III-3 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan
Sasaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Tabel III-4 Sistem Perkotaan Provinsi
Tabel III-5 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan
Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Tabel III-6 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan
Analisis KLHS Berserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Tabel III-7 Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis
Tabel III-8 Nilai Skala Kriteria
Tabel III-9 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis
Tabel IV-1 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang
Tabel IV-2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Tabel V-1 Matrik Rencana Program Dan Kegiatan Serta Pendanaan Dinas Bina Marga Dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
Tabel VI-1 Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan
Sasaran RPJMD
I-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan,
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat harus terus menerus
melakukan perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun
dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil
yang lebih baik. Untuk itu Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat perlu membuat suatu perencanaan yang dinamakan Rencana Strategis
(Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat). Rencana
Strategis ini merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar
yang dibuat oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka mencapai tujuan
yang diinginkan.
Rencana Strategis (Renstra) merupakan proses sistematis yang
berkelanjutan dari pembuatan keputusan, dengan memanfaatkan sebanyak-
banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis segala
usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut. Pada akhirnya keputusan tersebut
harus dapat dievaluasi dan diukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi
dan sistematis.
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat sebagai salah
satu unsur pelaksana Pemerintah Daerah melaksanakan urusan-urusan
pemerintahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya di bidang
kebinamargaan dengan tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan
bidang kebinamargaan, berdasarkan azas ekonomi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Dengan demikian maka Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan yang
I-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
terbaik dalam batas-batas kewenangan, untuk mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya dalam mendukung kualitas pelayanan publik di bidang
kebinamargaan kepada masyarakat. Bentuk konkrit dari pelaksanaan perumusan
kebijakan operasional atas kewenangan desentralisasi dan pelimpahan
kewenangan adalah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.
Sesuai dengan paradigma baru pembangunan serta tuntutan bagi
penyelenggaraan pemerintahan yang makin efektif dan efisien, peran pemerintah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan lebih berfungsi sebagai pengarah dan
fasilitator. Sedangkan fungsi–fungsi pelaksanaan akan lebih banyak dijalankan
oleh sektor swasta dan masyarakat. Untuk itu pemberdayaan dan tanggung jawab
sektor swasta dan masyarakat perlu ditingkatkan.
Rencana Strategis memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang
mungkin timbul, serta mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program
dan kegiatan yang realistis.
Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dibuat
oleh Kepala Dinas Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Nomor
6 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib membuat dokumen perencanaan lima
tahunan yaitu Rencana Strategis OPD yang berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Renstra ini merupakan perencanaan tindakan dan kegiatan mendasar
untuk diimplementasikan dan mengikat seluruh komponen/jajaran Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang, untuk dijadikan rujukan dan acuan dalam
merencanakan dan melaksanakan penyelenggaraan jalan.
Secara skematis, alur proses penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada skema Gambar 1.1.
I-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
GAMBAR 1.1
ALUR PROSES PENYUSUNAN RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
RPJMD Prov. Jawa Barat
2018 - 2023
Visi dan Misi Pemerntah Jawa
Barat
Kebijakan dan strategi
pembangunan
RTRWN
RTRWP
Kebijakan Penataan
Ruang
Renstra DBMPR
2018 - 2023
Analisis Lingkungan
Strategis (SWOT)
Kebijakan, program, kegiatan
Visi dan Misi Pemerintah Jawa Barat
Kebijakan visi, misim
isu strategis
dan arahan kebijakan
Peraturan perundang-undangan
Sekretariat
Bidang Teknik Jalan
Bidang PemeliharaanPem
bangunan Jalan
Bidang Jasa Konstruksi
Bidang Penataan Ruang
UPTD Pengelolaan Jalan & Jembatan
Wilayah Pelayanan 1 s/d 6
UPTD Laboratorium
Bahan Konstruksi
Rumusan strategi pembangunan: - Kebijakan - Prioritas
program dan kegiatan
- Prioritas strategis
Sinkronisasi Renstra DBMPR yang akomodatif terhadap: - Renstra dan kebijakan
pembangunan nasional - Visi, misi, RPJMD
Prov. Jabar - Renstra dan kebijakan
Kebijakan Kab/Kota - Kebijakan lainnya
yang terkait.
Renstra DBMPR Prov.
Jabar 2018-2023
Visi-Misi, Kebijakan, Program, Sasaran dan
Kegiatan
Isu stretgis nasional bidang kebinamargaan
dan penataan ruang
Renstra dan PJM Kementerian/lembaga
nasional
PeraturanPerudangan terkait
Review
I-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
1.2 Landasan Hukum
Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat disusun
berdasarkan beberapa landasan hukum (azas legalitas), sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Barat;
2. Undang – undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
3. Undang – undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian,dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
7. Undang – undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
12. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah;
13. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan
Tol;
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
I-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah;
19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Jasa Konstruksi;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengendalian Kawasan Bandung Utara sebagai Kawasan Strategis Provinsi
Jawa Barat;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 24 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005 – 2025;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
24. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, perlu diatur lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas
Unit dan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.
1.3 Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat adalah sebagai pedoman bagi
seluruh personil organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun mendatang sebagai
implementasi RPJMD Tahun 2018 – 2013.
I-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
B. Tujuan
Adapun penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 ini ditujukan untuk :
1. Menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan
sesuai dengan prioritas serta kebutuhan daerah/lapangan;
2. Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama
lima tahun.
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya urusan
wajib yaitu sub urusan Bina Marga, sub urusan penataan ruang dan sub
urusan jasa konstruksi.
4. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja instansi (SKPD)
sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian Visi, Misi, tujuan,
sasaran dan kebijakan pembangunan daerah yang terdapat dalam
RPJMD.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang ini dibagi dalam
7 (tujuh) bab dengan perincian sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penyusunan Renstra, maksud dan tujuan,
landasan hukum penyusunan dan sistematika penulisan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN
RUANG
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi, capaian-capaian penting yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Perangkat Daerah
periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas
Perangkat Daerah yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD
I-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama
yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi Daerah ini.
BAB 3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, permasalahan pelayanan
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya disampai-
kan telaahan visi, misi dan program Gubernur Jawa Barat, telaahan
Renstra Kementerian Pekerjaan Umum ditinjau dari sasaran jangka
menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat. Terakhir disampaikan penentuan isu-isu strategis.
BAB 4 TUJUAN DAN SASARAN
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan
sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat.
BAB 5 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah
kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat dalam lima tahun mendatang
BAB 6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Berisi rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif.
BAB 7 KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KEBINAMARGAAN
DAN PENATAAN RUANG
Pada bagian ini dikemukakan kinerja Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai sampai dengan tahun 2023
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran RPJMD.
I-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB 8 PENUTUP
Berisi ringkasan Renstra, langkah-langkah yang akan dilaksanakan
oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dalam
mengimplementasikan Renstra serta harapan-harapan yang
diharapkan guna tercapainya visi dan misi Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Jawa Barat.
II-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN
PENATAAN RUANG
2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang
Keberadaan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran
Daerah Tahun 2016 Nomor 196 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor).
Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum dan penataan ruang, meliputi sub urusan jalan, jasa konstruksi,
dan penataan ruang yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas
dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas,
Dinas mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang, sub bidang Bina Marga, Sub Bidang Penataan Ruang, dan Sub
Bidang Jasa Konstruksi yang menjadi kewenangan Provinsi;
b. penyelenggaraan pengelolaan pekerjaan umum dan penataan ruang, sub
bidang Bina Marga, Sub Bidang Penataan Ruang, dan Sub Bidang Jasa
Konstruksi yang menjadi kewenangan provinsi;
c. penyelenggaraan administrasi Dinas;
d. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
e. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
II-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina,
mengendalikan, dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan penataan ruang, sub urusan jalan, jasa konstruksi, dan penataan ruang
yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai
dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta
melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat, adalah :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Dinas,
meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan
umum serta membantu Kepala Dinas mengkoordinasikan Bidang-Bidang.
Sekretariat membawahkan:
Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;
Subbagian Keuangan dan Aset; dan
Subbagian Kepegawaian dan Umum.
c. Bidang Teknik Jalan
Bidang Teknik Jalan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang aspek teknik jalan,
meliputi regulasi dan kerjasama, sistem jaringan dan leger jalan serta rekayasa
teknik.
Bidang Teknik Jalan membawahkan:
Seksi Rekayasa Teknik;
Seksi Sistem Jaringan dan Leger Jalan; dan
Seksi Regulasi dan Kerjasama.
d. Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan
Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang aspek pemeliharaan dan pembangunan jalan, meliputi
pemeliharaan, pembangunan serta pengawasan dan pemanfaatan.
Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan membawahkan:
II-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Seksi Pemeliharaan;
Seksi Pembangunan; dan
Seksi Pengawasan dan Pemanfaatan.
e. Bidang Jasa Konstruksi
Bidang Jasa Konstruksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan jasa
konstruksi, meliputi pengaturan jasa konstruksi, pemberdayaan jasa konstruksi
serta pengawasan, data dan informasi.
Bidang Jasa Konstruksi membawahkan:
Seksi Pengaturan Jasa Konstruksi;
Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi; dan
Seksi Pengawasan, Data dan Informasi.
f. Bidang Penataan Ruang
Bidang Penataan Ruang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan
penataan ruang, meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Bidang Penataan Ruang membawahkan:
Seksi Perencanaan Tata Ruang;
Seksi Pemanfaatan Ruang; dan
Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
Di samping itu, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
memiliki Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Jalan dan Jembatan
Wilayah Pelayanan I sampai dengan VI yang tersebar di Cianjur, Sukabumi,
Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, dan Cirebon serta Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Laboratorium Bahan Konstruksi.
Tugas pokok UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan yaitu melaksanakan
sebagian fungsi Dinas di bidang teknis operasional pelayanan pengelolaan jalan
dan jembatan serta kegiatan teknis penunjang dinas. Sedangkan fungsi UPTD
Pengelolaan Jalan dan Jembatan yaitu:
a. penyusunan petunjuk teknis pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan;
b. Penyelenggaraan pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan.
Susunan Organisasi UPTD Pengelolaan Jalan dan jembatan yaitu:
a. Kepala;
II-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pembangunan;
d. Seksi Pemeliharaan;
e. Kelompok Jabatan Fungsional;
f. Sub Unit Pelayanan.
Tugas pokok UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi yaitu melaksanakan
sebagian fungsi Dinas di bidang pengujian mutu konstruksi. Sedangkan fungsi
UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi yaitu:
a. penyelenggaraan pelayanan di bidang konstruksi, meliputi pelayanan jasa
pengujian mutu tanah, bangunan, dan jalan dan jembatan; dan
b. penyelenggaraan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan, meliputi
umum, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian.
Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi, terdiri atas:
a. Kepala;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Kelompok Jabatan Fungsional;
II-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
SEKRETARIAT
UPTD
SEKSI REKAYASA TEKNIK
SEKSI SISTEM JARINGAN DAN LEGER
JALAN
SEKSI REGULASI DAN KERJASAMA
SEKSI PEMELIHARAAN
SEKSI PEMBANGUNAN
SEKSI PENGAWASAN DAN PEMANFAATAN
SEKSI PENGATURAN JASA KONSTRUKSI
SEKSI PEMBERDAYAAN JASA KONSTRUKSI
PENGAWASAN
SEKSI PENGAWASAN, DATA DAN INFORMASI
SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG
SEKSI PEMANFAATAN RUANG
SEKSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN
PELAPORAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
DAN UMUM
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PENATAAN RUANG BIDANG TEKNIK JALAN BIDANG JASA KONSTRUKSI
KEPALA
BIDANG PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN JALAN
II-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan
pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
KEPALA
SEKSI PEMBANGUNAN
SEKSI PEMELIHARAAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JAFUNG
SUB UNIT PELAYANAN
II-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Balai Pengelolaan Jalan Bina Marga dan Penataan Ruang
SEKSI UJI TANAH DAN BANGUNAN
SEKSI UJI JALAN DAN JEMBATAN
SUB BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JAFUNG
SUB UNIT PELAYANAN
KEPALA
II-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
2.2 Sumber Daya Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Daftar Nominatif, Jumlah Sumber Daya Manusia yang ada di
Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat per
Desember 2018 sebanyak 696 orang, dengan penempatan sebagai berikut:
- Kantor pusat (Jalan Asia Afrika No. 79 Bandung) = 170 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP I = 89 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP II = 81 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP III = 127 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP IV = 54 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP V = 63 orang
- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP VI = 91 orang
- UPTD Bahan Konstruksi = 21 orang
Jika diklasifikasikan berdasarkan golongan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat terdiri dari
: 31 orang menduduki golongan IV, 257 orang golongan III, 325 orang golongan
II, dan 81 orang golongan I. Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan latar
belakang pendidikan maka jumlah Sumber Daya Manusia yang berlatar belakang
pendidikan teknik sebanyak 187 orang dari 696 orang atau hanya 26,86% dari
jumlah seluruhnya.
Jumlah peralatan jalan dirasakan belum mencukupi dibandingkan dengan
panjang jalan yang ditangani. Jumlah peralatan jalan yang ada serta prediksi
kebutuhannya dapat dilihat pada tabel berikut:
II-9
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel II-1
Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan Bulan Desember 2018
GOLONGAN JENIS KELAMIN
JUMLAH
NO. UNIT KERJA IV JML
III JML
II JML
I JML
KET a b c d e a b c d a b c d a b c d L W
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 =
(4+6+8+10) 14
I DINAS PUSAT
1 KEPALA DINAS 1 1 1 1
1 SEKRETARIAT 5 1 - - 6 12 5 15 6 38 6 1 20 1 28 1 - 2 1 4 54 23 76
2 BIDANG TEKNIK JALAN 1 2 - - 3 4 2 7 - 13 1 - 5 - 6 - - - - - 14 8 22
3 BIDANG JASA KONSTRUKSI 1 1 - - 2 2 2 3 4 11 1 - 1 - 2 - - - - - 13 3 15
4 BIDANG PEMELIHARAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN
3 1 - - 4 3 4 6 3 16 - 2 12 - 14 - - - - - 27 7 34
5 BIDANG PENATAAN RUANG 1 1 - - 2 1 3 7 3 14 2 - 4 - 6 - - 1 - 1 20 3 23
JUMLAH I 11 6 - - - 17 22 16 38 16 92 10 3 42 1 56 1 - 3 1 5 128 44 170
II UPTD WIL. PEL I S/D VI
1 UPTD WIL.PEL I 2 1 - - 3 4 5 13 4 26 12 4 26 2 44 5 7 - 4 16 78 11 89
2 UPTD WIL.PEL II 3 - - - 3 5 3 9 3 20 5 25 12 3 45 7 - 5 1 13 76 5 81
3 UPTD WIL.PEL III 3 - - - 3 16 7 13 7 43 16 20 28 - 64 1 7 7 2 17 109 18 127
4 UPTD WIL.PEL IV 1 - - - 1 8 5 8 1 22 1 4 16 1 22 2 3 1 3 9 50 4 54
5 UPTD WIL.PEL V 2 - - - 2 6 3 7 1 17 5 8 24 - 37 1 1 4 1 7 54 9 63
6 UPTD WIL.PEL VI 2 - - - 2 4 7 13 1 25 13 17 13 7 50 1 1 10 2 14 81 11 91
7 UPTD LAB. BAHAN KONSTRUKSI
- - - - - - 1 4 8 13 1 1 5 - 7 - 1 - - - 20 1 21
JUMLAH II 13 1 - - - 14 43 31 67 24 165 53 79 124 13 269 17 19 27 13 76 469 59 526
JUMLAH ( I +II ) 24 7 - - - 31 65 47 105 40 257 63 82 166 14 325 18 19 30 14 81 597 103 697
II-10
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel II-2
Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan
Bulan Desember 2018
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. SD 47
2. SMP 70
3. SMA
- Teknik 94
- Non Teknik 207
4. D3
- Teknik 12
- Non Teknik 15
5. D4
- Teknik 2
- Non Teknik 1
6. S1
- Teknik 51
- Non Teknik 110
7. S2
- Teknik 28
- Non Teknik 58
8. S3
- Teknik 0
- Non Teknik 1
Total 696
Gambar 2.4
Grafik Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan
0
50
100
150
200
250
300
350
SD-SMPSMA
D3D4
S1-S2-S3
NON TEKNIK
TEKNIK
II-11
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel II-3 Data Jumlah Peralatan Jalan Pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
NO. NAMA ALAT JUMLAH
KEBUTUHAN JUMLAH
KETERSEDIAAN
JUMLAH KEKURANGAN
ALAT
1 Vibrator Roller 4 Ton Combinasi 71 53,00 18,00
2 Vibrator Rammer 71 56,00 15,00
3 Vibrator Plate Tamper 71 65,00 6,00
4 Jack Hammer 71 36,00 35,00
5 Motor Roda 3 355 41,00 314,00
6 Grass Cutter 355 129,00 226,00
7 Chain saw 71 32,00 39,00
8 Asphalt Sprayer 71 - 71,00
9 Pick Up 117 44,00 73,00
10 Concrete Mixer 45 1,00 44,00
11 Lampu Penerangan 1 Set 33 - 33,00
12 Rear Dump Truck 4 M3 104 62,00 42,00
13 Vibrator Roller < 2,5 Ton 33 26,00 7,00
14 Flatbed Truck w Crane 6 Ton 6 - 6,00
15 Trailler 8 -12 Ton 6 1,00 5,00
16 Vibrator Roller 6-10 Ton 6 5,00 1,00
17 Wheel Loader 12 8,00 4,00
18 Motor Grader 6 4,00 2,00
19 Excavator 6 - 6,00
20 Power Pack 35 - 35,00
II-12
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 2.5
Kebutuhan Alat Bulan Desember 2018
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat disajikan pada tabel 2.11 berikut ini. Sedangkan untuk
Anggaran dan Realisasi Pendanaan disajikan pada Tabel 2.11.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
KEKURANGAN ALAT
KETERSEDIAAN ALAT
II-13
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel II.4
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
NO. INDIKATOR KENERJA SESUAI TUGAS DAN
FUNGSI SATUAN
TARGET RENSTRA TAHUN KE REALISASI CAPAIAN TAHUN KE - RASIO CAPAIAN PADA TAHUN KE
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1. Tingkat aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan yang dibangun
2. Tingkat kemantapan jalan
3. Terwujudnya penyelenggaran penataan ruang yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing
II-14
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel II.5
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
NO. Uraian
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-
Rata-rata Pertumbuhan
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1. Sub Bidang Jalan
2. Sub Bidang Penataan Ruang
3. Sub Bidang Jasa Konstruksi
II-15
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang
2.4.1 Tantangan
Terdapat beberapa tantangan umum dalam pembangunan sub bidang Bina
Marga, Jasa Konstruksi, dan Penataan Ruang antara lain :
a. Tingkat urbanisasi yang relatif tinggi dan belum disertai oleh tingkat
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur.
b. Adanya disparitas regional secara ekonomi dan sangat terkait dengan tidak
meratanya ketersediaan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena belum
optimalnya peran perencanaan tata ruang untuk dijadikan acuan
pembangunan berbasis kawasan.
c. Melaksanakan amanat global yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/
SDGs
d. Keterbatasan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur
khususnya di bidang pembiayaan. Belum optimalnya partisipasi swasta dalam
hal pembiayaan pembangunan infrastrukur.
2.4.2 Peluang
Adapun peluang pengembangan bidang pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, sub bidang Bina Marga, Jasa Konstruksi, dan Penataan Ruang antara lain
antara lain sebagai berikut :
a. Amanat peraturan perundangan tentang penyelenggaraan pemerintahan
(Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang sektor Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang) yang
menguatkan kembali peran provinsi dalam otonomi daerah.
b. Adanya Peraturan Perundang-undangan tentang jalan.
II-16
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
c. Adanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor ... Tahun ..., yaitu
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat.
d. Potensi pendanaan dari berbagai sumber (APBN, CSR, Investasi Swasta).
e. Permen ATR nomor 1 tahun 2018 tentang Penyusunan RTRW Provinsi,
Kabupaten dan Kota.
f. Pendanaan melalui pembagian peran antara pusat, provinsi, kab/kota serta
tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan.
III-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas
Bina Marga dan Penataan Ruang
Berikut ini disampaikan identifikasi permasalahan yang ada berdasarkan
tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat,
sebagai berikut:
a) Peran Jaringan Jalan
Semakin meningkatnya mobilitas fisik dan sosial masyarakat, peranan jalan
juga semakin meningkat sehingga dewasa ini bukan hanya untuk mempermudah
arus transportasi, melainkan pula berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi,
budaya dan pertahanan keamanan. Pengembangan jaringan jalan dilakukan
dengan pendekatan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional
serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan.
Dalam Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan pada bab III
pasal 5 dinyatakan bahwa:
1 Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam
bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan
keamanan, serta dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
2 Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
3 Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.
III-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan
khusus. Jalan umum diperuntukkan untuk lalu lintas umum dalam rangka distribusi
barang dan jasa yang dibutuhkan, dan dikelompokkan menurut sistem jaringan,
fungsi, status, dan kelas. Jalan khusus tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
Sistem jaringan jalan dapat dibagi menjadi sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem
jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan
jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distibusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
Jalan umum dikelompokkan menurut fungsinya menjadi jalan arteri,
kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri-ciri pelayanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan berfungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat dan
kecepatan rata-rata rendah.
Jalan umum dikelompokkan menurut statusnya menjadi jalan nasional,
jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Jalan nasional
merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar ibukota Provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan
tol. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota Provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan-jalan strategis Provinsi. Jalan kabupaten
merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk ke
dalam jalan nasional maupun jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, serta jalan strategis kabupaten. Jalan kota
adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan
III-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
antar pusat pelayanan dalam kota, pusat pelayanan dengan persil antar persil serta
antar pusat permukiman dalam kota.
Sistem jaringan jalan yang ada pada Provinsi Jawa Barat, berdasarkan
status jalan adalah :
1. Jaringan Jalan Nasional = 1.789,200 Km
(Kepmen PU PERA No. 290/KPTS/M/2015 Tanggal 25 Mei 2015)
2. Jaringan Jalan Provinsi = 2.360,580 Km
(Kepgub Jawa Barat Tanggal 14 Oktober 2016)
3. Jaringan Jalan Kabupaten/Kota = 43.570,184 Km
(Kep. Gub Jabar No. 620/Kep.1350-Rek/2016)
III-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan
III-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
b) Perkembangan kewilayahan perkotaan dan peningkatan jumlah
penduduk
Perkembangan kewilayahan perkotaan dan peningkatan jumlah penduduk
merupakan isu sentral dalam pembangunan sub bidang jalan, jasa konstruksi
dan penataan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah. Letak Jawa Barat
yang berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta, serta keanekaragaman dan
kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, menumbuhkan berbagai
aktivitas pembangunan seperti industrialisasi atau pembangunan permukiman,
dan disisi lain ternyata turut memicu naiknya tingkat urbanisasi di
berbagai pusat kegiatan nasional dan wilayah yang ada di Jawa Barat.
Penanganan kependudukan berkonsekuensi terhadap penataan ruang Jawa
Barat, khususnya terhadap guna lahan, kondisi iklim, ketahanan pangan,
kesempatan kerja, kecukupan energi dan air baku. Meningkatnya jumlah
penduduk yang berakibat pada kebutuhan ruang dan lahan untuk kegiatan
permukiman mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang cukup besar di
Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan tingkat urbanisasi di
Indonesia adalah 68% pada tahun 2025, naik dari sekitar 48% pada tahun
2005. Di kawasan perkotaan metropolitan seperti PKN Bodebek, Bandung dan
Cirebon, fenomena urbanisasi sudah mengemuka dimana persentase jumlah
keluarga perkotaan lebih besar dari keluarga perdesaan.
Menurut prediksi United Nation Development Program (UNDP) dan BPS seperti
tergambar pada Gambar 3.1 di atas, jumlah penduduk Jawa Barat diperkirakan
akan mencapai 54,16 juta jiwa pada tahun 2029, dan diperkirakan 81,4 %
penduduk akan tinggal di perkotaan.
III-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 3.1
Gambaran Proyeksi Jumlah Penduduk di Jawa Barat
Beberapa dampak negatif yang muncul dari intensifnya urbanisasi dan
pembangunan di Jawa Barat adalah terjadinya alih fungsi lahan, berbagai
persoalan perkotaan, menurunnya kualitas lingkungan, meningkatnya risiko
bencana alam, dan berkembang luas pada indikasi munculnya kesenjangan
antar wilayah.
Dampak kumulatif dari urbanisasi adalah kesenjangan pembangunan antar
wilayah khususnya antara perkotaan dan perdesaan sebagai akibat dari
perkembangan kota yang sangat cepat dan tidak terkendali, namun di sisi
lain justru muncul indikasi menurunnya produktivitas di kawasan perdesaan.
Bila fenomena tersebut terus berlangsung dikhawatirkan kesenjangan yang
terjadi antara perkotaan dan perdesaan akan bertambah besar. Perkembangan
perkotaan di wilayah tengah, barat, dan bagian utara atau kawasan Bodebek
dan Cekungan Bandung, khususnya pada koridor Bandung-Bekasi dan
Bandung-Bogor-Depok berjalan begitu cepat, sedangkan pembangunan di
bagian timur berjalan lambat, apalagi pembangunan di bagian selatan Jawa
Barat yang terkesan sangat lamban. Demikian pula kondisi pembangunan di
berbagai wilayah perbatasan, baik perbatasan dengan provinsi lain (Jateng,
Banten, DKI Jakarta) maupun antar kabupaten di Jawa Barat, khususnya
perbatasan kota dan kabupaten, yang sering tidak sinkron dan seimbang bila
dilihat dari sarana prasarana serta infrastruktur wilayah yang harus tersedia.
III-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Minimnya sarana prasarana dan infrastruktur merupakan salah satu faktor
yang menimbulkan kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan.
c) Disparitas Wilayah Utara vs Selatan
Konsep pola jaringan jalan raya di Jawa Barat terdiri dari tiga jaringan utama
yaitu :
1. Koridor Utara : DKI Jakarta - Cikampek - Cirebon.
2. Koridor Tengah : Jasinga - Bogor - Cianjur - Bandung - Banjar.
3. Koridor Selatan : Pelabuhanratu - Sagaranten - Sindangbarang -
Pameungpeuk - Cipatujah - Kalapagenep -
Pangandaran.
Di Kawasan Jabar Bagian Tengah dan Bagian Utara, akses dari satu tempat ke
tempat lain cukup mudah. Sebaliknya dengan Jabar Bagian Selatan, masih
aksesibilitas masih sulit sehingga untuk menjangkaunya perlu lama.
Wilayah Jabar Bagian Selatan merupakan suatu lajur dataran tinggi, yang
membentang luas dari Cibareno Kab. Sukabumi hingga ke sekitar perbatasan
pantai selatan Ciamis dengan Nusakambangan (timur). Jabar Selatan meliputi
beberapa Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dibatasi oleh punggung
bukit yang memisahkan aliran air permukaan ke utara dan ke selatan. Yang
dimaksud adalah DAS Cibareno, Cimandiri-Ciletuh, Cibuni-Cilaki dan DAS
Ciputra-Pinggan. Wilayah Jabar Bagian Tengah, relatif bergunung, berdataran
tinggi, dan memiliki karakter perkembangan yang pesat dibandingkan Jabar
Selatan. Sedangkan Daerah Jabar Utara memiliki karakteristik dinamis, agraris,
dan berkembang karena industri dan mobilitas yang tinggi.
Permasalahan yang paling penting di Jabar Selatan adalah aksesibilitas
jalannya yang rendah. Secara umum, kondisi jaringan jalan di Jabar Bagian
Utara dan Tengah relatif baik, terutama untuk sistem horizontal. Sebaliknya di
Jabar Selatan, baik sistem jaringan lintas vertikal maupun horizontal, keduanya
masih belum baik, termasuk koridor Pelabuhanratu – Tegalbuleud –
Sindangbarang – Pameungpeuk – Cipatujah – Kalapagenep - Pangandaran.
Panjang jalannya relatif pendek dengan indeks aksesibilitas terkecil bila
dibandingkan dengan Jabar Tengah dan Utara.
III-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 3.2
Ilustrasi Disparitas Wilayah Utara vs Selatan
Permasalahan
Disparitas Wilayah Utara
Kondisi Umum
Membutuhkan waktu lama untuk menjangkaunya.
Sistem jaringan lintas vertikal maupun horizontal, masih belum baik.
Masih terdapat lebar jalan yang di bawah standar.
Merupakan bagian dari Jalur Selatan Pulau Jawa.
Penghubung PKN dengan PKNP Pelabuhan Ratu dan PKNP Pangandaran dan PKN Cilacap.
Merupakan jalan.
Penghubung PKNP Pelabuhan Ratu dengan hinterland-nya.
Penghubung PKNP Pangandaran dengan hinterland-nya.
Jalur Wisata.
Pemecahan
Peningkatan struktur dan pelebaran jalur vertikal.
Peningkatan struktur dan pelebaran jalur horizontal.
III-9
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
d) Sebagian besar dari jalan Provinsi sudah habis umur rencananya
Habisnya umur rencana jalan ini menyebabkan kondisi struktur sebagian jalan
tersebut sangat labil dan sangat rentan terhadap penurunan kondisi akibat
kelebihan beban maupun gangguan seperti air, erosi dan lain-lain. Umur
rencana pelayanan jalan sudah jauh terlewati atau ada yang sudah berumur
antara 7 sampai dengan 15 tahun. Kalau dilihat dari grafik di bawah ini Nilai
Konstruksi/Serviceability Index Akhir sudah berada pada batas kemantapan.
Untuk itu perlu dilakukan peningkatan jalan agar kembali pada nilai
kontruksi/Serviceability Index Awal (Po).
Idealnya setiap ruas jalan dilakukan program peningkatan setiap 5 - 10 tahun
sekali (tergantung umur rencana). Oleh karena keterbatasan dana yang
tersedia, maka saat ini ruas-ruas jalan tersebut hanya dilakukan pemeliharaan
rutin saja, dan sebagian dilakukan pemeliharaan berkala.
Gambar 3.3
Grafik Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan,
Kemantapan Jalan Dan Penanganan Jalan
Pemel. Rutin Pemel. Berkala Peningkatan
kalau ada Pemeliharaan baikRutin maupun Berkala
Batas KemantapanKonstruksi Jalan M
anta
pT
idak
Man
tap
Masa Pelayanan Jalan
Po : Nilai Konstruksi / Serviceability Index Awal (Baru)
Pt : Nilai Konstruksi / Serviceability Index Akhir (terminal, batas kemantapan)
Nilai Po dan Pt tergantung pada klasifikasi jalan ( N, P dan K ) serta LHR ( < 1000; 3000 – 10.000; dan > 10.000)
Nil
ai
Ko
nst
ruk
si J
ala
n(S
ervi
cea
bil
ity
In
dex
)
Po
Pt
Batas Kritis
III-10
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 3.4
Ilustrasi Permasalahan Umur Jalan
e) Sebagian dari ruas jalan Provinsi berada pada jalur rawan bencana
Kondisi ini terutama terdapat pada ruas-ruas jalan yang berada di Jawa Barat
Bagian Selatan. Terjadinya banjir/bencana alam, hal ini salah satunya
disebabkan oleh penebangan pohon atau pembabatan hutan secara liar,
sehingga air permukaan tidak bisa ditampung pada saluran drainase yang ada.
f) Muatan Lebih
Untuk ruas-ruas jalan tertentu, terutama ruas jalan yang termasuk akses
terhadap lokasi sumber quarry (Galian C), beban lalu lintas yang ada sering
melebihi standar Muatan Sumbu Terberat (MST) dari 2 sampai 3 kalinya.
Semakin besar muatan sumbu maka tingkat penurunan kondisi jalan makin
cepat. Kelebihan muatan pada beban as maka mengakibatkan tingkat
kerusakan sebesar 16 kalinya.
Permasalahan
Umur teknis jalan dan jembatan sebagian besar sudah terlewati.
Kondisi Umum
Sebagian besar jaringan jalan belum pernah ditingkatkan selama 10 tahun.
Masih banyak dari jembatan sudah berumur di atas 50 tahun.
Keterbatasan anggaran pemerintah.
Pemecahan Masalah
Peningkatan jalan secara bertahap.
Perbaikan jalan pada lokasi yang rusak berat secara modul.
Penggantian jembatan secara bertahap.
Pemantauan secara rutin terhadap jembatan yang sudah berumur di atas 50 tahun.
Dilakukan pemeliharaan rutin secara khusus.
III-11
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 3.5
Hubungan Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Sumbu Muatan Terberat
Gambar 3.6
Ilustrasi Muatan Lebih
Permasalahan
Kerusakan Dini.
Kondisi Umum
Sebagian jalan berada pada daerah rawan bencana.
Muatan melebihi (MST).
Sistem drainase jalan juga dimanfaatkan untuk sistem drainase wilayah.
Penutupan saluran oleh sampah.
Pentupan saluran oleh kegiatan ekonomi (pedagang, akses jalan dll).
Pemecahan Masalah
Perbaikan badan jalan.
Melakukan sosialisasi.
Penerapan hukum yang lebih tegas.
Perbaikan dan pemeliharaan drainase.
Memisahkan sistem drainase jalan dengan sistem drainase wilayah/
III-12
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
g) Pemanfaatan Yang Tidak Sesuai
Masih kurangnya pengertian warga masyarakat akan pentingnya bagian-
bagian jalan sehingga sering ditemui masyarakat yang membuat bangunan di
atas saluran jalan, adanya tempat berjualan pada bahu jalan, pasar tumpah,
parkir dan lain-lain.
h) Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum memadai
Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum mencukupi dibandingkan dengan
panjang jalan yang harus dipelihara. (lihat pembahasan pada bab II).
i) Pertumbuhan kendaraan tidak diikuti dengan pertambahan jalan
Pertumbuhan jumlah kendaraan akibat meningkatnya tingkat perekonomian
dan aktivitas masyarakat belum dapat diikuti dengan pertambahan jaringan
jalan. Kondisi ini mengakibatkan banyak jalan yang nilai Volume Kapasitas
Rasio (VCR) –nya di atas 0,8.
III-13
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 3.7
Ilustras Permasalahan Kemacetan
j) Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat
Aspek perencanaan tata ruang dipenuhi melalui penyusunan Rencana Tata
Ruang, baik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Rinci
Tata Ruang (RRTR). RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
mengamanatkan penyusunan 24 RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Namun, progress penyusunan
masih berupa hasil kajian, dan belum satupun yang ditetapkan dalam
peraturan daerah. Salah satu kendala penyusunan KSP adalah belum
terbitnya pedoman penyusunan KSP. Setelah pedoman penyusunan KSP
terbit pada tahun 2016, kajian RTR KSP perlu disesuaikan dengan pedoman
Permasalahan
Kemacetan Jalan.
Kondisi
Perkembangan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan perkembangan jalan.
Terjadi kemacetan pada jalur jalan yang melintasi pusat kota dan persimpangan
Terdapat banyak persimpangan dengan kereta api.
Masih terdapat lebar jalan yang di bawah standar terutama pada jalur jalan di selatan jabar.
Pemecahan
Pelebaran jalan.
Melaksanakan perkerasan pada bahu untuk solusi jangka pendek.
Pembangunan jalan lingkar.
Pembangunan Fly Over.
III-14
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
tersebut, dan perlu menyesuaikan pula dengan perubahan KSP dalam
Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
Aspek pemanfaatan ruang ditinjau dari indikasi program utama
pemanfaatan ruang yang sudah terwujud atau dilaksanakan oleh pelaksana
program. Berdasarkan peninjauan kembali RTRW Provinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2029 pada Tahun 2015, sebagian besar indikasi program
belum dilaksanakan, dan disamping itu terdapat pelaksanaan pemanfaatan
ruang (pembangunan) yang tidak tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa
Barat Tahun 2009-2029. Salah satu kendalanya adalah karena RTRW belum
menjadi acuan/ pedoman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 penyusunan
rencana pembangunan atau pelaksanaan pembangunan oleh seluruh
pemangku kepentingan.
Aspek pengendalian pemanfaatan ruang belum dipenuhi dari ketersediaan
perangkat pengendalian pemanfataan ruang sebagai acuan pelaksanaan
tertib tata ruang dan pengawasan penataan ruang. Perangkat
pengendalian terdiri dari Peraturan Zonasi, Arahan Perizinan, Pemberian
Insentif dan Disinsentif, dan Pengenaan Sanksi. Arahan perizinan telah
dipenuhi dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, sedangkan
perangkat lainnya belum secara khusus diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Selain itu pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan
ruang belum dilaksanakan secara menyeluruh mengacu pada RTRW
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
Tabel III-1 Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH 1. Umur Jalan tidak
terpenuhi Muatan Lebih
Untuk ruas-ruas jalan tertentu, terutama ruas jalan yang termasuk akses terhadap lokasi sumber quarry (Galian C), beban lalu lintas yang ada sering melebihi standar Muatan
III-15
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH Sumbu Terberat (MST) dari 2 sampai 3 kalinya. Semakin besar muatan sumbu maka tingkat penurunan kondisi jalan makin cepat. Kelebihan muatan pada beban as maka mengakibatkan tingkat kerusakan sebesar 16 kalinya.
Kurangnya kesadaran dari masyarakat.
Penegakan hukum yang masih lemah.
Sistem Drinase Suatu perkerasan jalan
sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan subgrade, lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari bahan pengikatnya.
Genangan air hujan akan melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh.
Retak rambut pada lapisan permukaan suatu perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan menjadi kerusakan yang lebih besar.
Koefisien pengaliran yang dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah sudah jauh berubah,
Intensitas curah hujan meningkat
Luas daerah pengaliran juga semakin besar karena adanya perubahan guna
III-16
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH lahan sehingga air tang tidak terserap makin besar.
Masih kurangnya pengertian warga masyarakat akan pentingnya bagian-bagian jalan sehingga sering ditemui masyarakat yang membuat bangunan di atas saluran jalan, adanya tempat berjualan pada bahu jalan, pasar tumpah, parkir dan lain-lain.
Bencana Alam Kondisi ini terutama terdapat
pada ruas-ruas jalan yang berada di Jawa Barat Bagian Selatan. Terjadinya banjir/ bencana alam, hal ini salah satunya disebabkan oleh penebangan pohon atau pembabatan hutan secara liar, sehingga air permukaan tidak bisa ditampung pada saluran drainase yang ada.
Sebagian besar dari jalan Provinsi sudah habis umur rencananya
Habisnya umur rencana jalan ini menyebabkan kondisi struktur sebagian jalan tersebut sangat labil dan sangat rentan terhadap penurunan kondisi akibat kelebihan beban maupun gangguan seperti air, erosi dan lain-lain. Umur rencana pelayanan jalan sudah jauh terlewati atau ada yang sudah berumur antara 7 sampai dengan 15 tahun. Kalau dilihat dari grafik di bawah ini Nilai Konstruksi/Serviceability Index Akhir sudah berada pada batas kemantapan. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan jalan agar kembali pada nilai kontruksi/Serviceability Index Awal (Po).
Idealnya setiap ruas jalan dilakukan program peningkatan
III-17
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH setiap 5 - 10 tahun sekali (tergantung umur rencana). Oleh karena keterbatasan dana yang tersedia, maka saat ini ruas-ruas jalan tersebut hanya dilakukan pemeliharaan rutin saja, dan sebagian dilakukan pemeliharaan berkala.
2. Pengelolaan jaringan jalan belum optimal
Peralatan masih kurang
Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum mencukupi dibandingkan dengan panjang jalan yang harus dipelihara
Kapasitas SDM masih lemah
SDM yang ada di Dinas Bina Marga dan penataan ruang secara kualitas dan jumlah masih kurang.
Jumlah PNS yang pensiun lebih banyak dari penerimaan PNS.
Jumlah tenaga teknik lebih sedikit dari jumlah tenaga non teknis.
Lemahnya peran penyedia jasa
Sikap tanggungjawab dan profesionalisme penyedia jasa masih kurang.
Belum ada insentif dan disintensif bagi penyedia jasa.
Proses lelang yang ada belum sepenuhnya akan mendapatkan penyedia jasa yang baik.
Rentang kendali yang cukup luas
Cakupan luas wilayah Jawa Barat sebesar 3.710.061,32 hektar, dengan 27 kabupaten/kota serta panjang jalan yang dikelola 2.360,58 Km menyebabkan rentang kendali yang sangat luas dan besar. Renntang kendali ini akan mempengaruhi kelancaran dan percepatan penanganan serta efisiensi dan efektifitas proses pengelolaan jaringan jalan di Jawa Barat,
III-18
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH Saat ini terdapat 6 UPTD. Untuk memperkecil rentang kendali tersebut idealnya dibutuhkan 9 UPTD.
3. Sistem jaringan jalan belum optimal
Disparitas antara utara dan selatan
Di Kawasan Jabar Bagian Tengah dan Bagian Utara, akses dari satu tempat ke tempat lain cukup mudah. Sebaliknya dengan Jabar Bagian Selatan, masih aksesibilitas masih sulit sehingga untuk menjangkaunya perlu lama.
4. Jaringan jalan belum bisa menggerakkan ekonomi secara siknifikan
5. Peran jasa konstruksi belum optimal dalam mendukung pembangunan
Belum optimalnya sistem informasi jasa konstruksi.
Jumlah SDM jasa konstruksi lebih besar dari kemampuan untuk melakukan pelatihan dan sertifikasi jasa konstruksi.
Kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder belum berjalan dengan baik.
5. Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat
Sumber Daya Manusia dan kelembagaan
Kurangnya kapasitas SDM pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang di bidang penataan ruang.
Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam penataan ruang
Kurangnya pemahaman stakeholders terhadap penyelenggaraan penataan ruang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
III-19
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH Aspek
perencanaan tata ruang, belum terpenuhinya penyusunan Rencana Tata Ruang, baik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR).
RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 mengamanatkan penyusunan 24 RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Namun, progress penyusunan masih berupa hasil kajian, dan belum satupun yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Salah satu kendala penyusunan KSP adalah belum terbitnya pedoman penyusunan KSP. Setelah pedoman penyusunan KSP terbit pada tahun 2016, kajian RTR KSP perlu disesuaikan dengan pedoman tersebut, dan perlu menyesuaikan pula dengan perubahan KSP dalam Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
Sebagian besar indikasi program belum dilaksanakan, dan disamping itu terdapat pelaksanaan pemanfaatan ruang (pembangunan) yang tidak tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
Kendalanya adalah karena RTRW belum menjadi acuan/ pedoman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 penyusunan rencana pembangunan atau pelaksanaan pembangunan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Aspek pengendalian pemanfaatan ruang belum dipenuhi dari ketersediaan perangkat pengendalian pemanfataan ruang sebagai acuan
Perangkat pengendalian terdiri dari Peraturan Zonasi, Arahan Perizinan, Pemberian Insentif dan Disinsentif, dan Pengenaan Sanksi. Arahan perizinan telah dipenuhi dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, sedangkan perangkat lainnya belum secara khusus diatur dalam peraturan perundang-undangan. Selain
III-20
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH pelaksanaan tertib tata ruang dan pengawasan penataan ruang
itu pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan ruang belum dilaksanakan secara menyeluruh mengacu pada RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Barat
3.2.1 Visi dan Misi
Visi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023
merupakan penjabaran dari visi gubernur dan wakil gubernur terpilih serta menjadi
dasar perumusan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat. Pernyataan visi Provinsi
Jawa Barat periode 2018-2023 menjadi arah bagi pembangunan sampai dengan 5
(lima) tahun mendatang. Berbagai kebijakan pembangunan jangka menengah Jawa
Barat sampai dengan Tahun 2023 difokuskan untuk mewujudkan visi. Adapun visi
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah:
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi”
Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna sebagai
berikut:
Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin.
Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung
dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup,
dan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan
pemerintahan, antarwilayah, dan antarpelaku pembangunan untuk memanfaatkan
potensi dan peluang serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.
Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan
beberapa misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, yaitu:
III-21
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran
Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.
2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan
Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif.
3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis
Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan
Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah.
4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang
Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi
dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan
Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Perwujudan visi dan misi pembangunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan pada
nilai-nilai yang menjadi prinsip pembangunan. Tata nilai tersebut hidup dan menjadi
jiwa bagi masyarakat Jawa Barat. Nilai pembangunan Jawa Barat 2018-2023, meliputi:
Relijius – Bahagia – Adil – Inovatif – Kolaboratif
Jabar Juara dicapai dengan menerapkan konsep pembangunan yang terdiri
atas: Pro Perubahan; Pro Kesetaraan; Pro Ekonomi Umat dan Golongan Ekonomi
Lemah (Golekmah); Pro Lingkungan dan Tata Ruang; dan Pro Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan Jawa Barat 2018-2023 tersebut sejalan dengan
konsep pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017.
Pembangunan daerah diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan publik dan daya saing daerah serta kualitas lingkungan hidup.
III-22
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Gambar 3.1
Konsep Pembangunan Jawa Barat
3.2.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang
menunjukkan tingkat kinerja pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan
arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Bab ini memuat tujuan
dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa Barat yang dirumuskan berdasarkan
pendekatan teknokratik, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah berdasarkan data dan informasi yang telah digali dan
dianalisis pada bab-bab sebelumnya.
Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun. Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah Provinsi
Jawa Barat secara teknokratik ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan
sasaran pokok RPJPD Provinsi Jawa Barat, kebijakan pembangunan janga memengah
nasional dan isu-isu strategis pembangunan Jawa Barat yang telah ditetapkan pada
bab sebelumnya. Selanjutnya, tujuan tersebut dikolaborasi dengan visi dan misi
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih untuk menghasilkan rumusan tujuan
pembangunan Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023.
Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan ke sasaran.
Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa
hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program
perangkat daerah. Sasaran RPJMD selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi
III-23
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
kepala daerah terpilih, sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode
berkenaan. Hal ini dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah
Provinsi Jawa Barat merupakan sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya
untuk mewujudkan sasaran pembangunan jangka panjang Jawa Barat 2005-2025.
Perumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Jawa
Barat periode 2018-2023 selain sebagai penjabaran visi dan misi Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018-2023, juga dilakukan dalam upaya mencapaian arah kebijakan
dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-
2025 periode berkenaan.
Indikasi terwujudnya pencapaian visi pembangunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 sebagaimana termuat dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat, ditandai
dengan:
1. Provinsi termaju dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan yang bermutu,
akuntabel dan berbasis ilmu pengetahuan.
2. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan masyarakat yang cerdas,
produktif dan berdaya saing tinggi (society development).
3. Provinsi termaju dalam bidang pengelolaan pertanian dan kelautan.
4. Provinsi termaju dalam bidang energi baru dan terbaharukan.
5. Provinsi termaju dalam bidang industri manufaktur, industri jasa dan industri
kreatif.
6. Provinsi termaju dalam bidang infrastruktur yang handal dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berimbang untuk pembangunan berkelanjutan.
7. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan budaya lokal dan menjadi
destinasi wisata dunia.
Selain hal-hal yang disebutkan diatas, penyusunan tujuan dan sasaran
pembangunan jangka menengah Jawa Barat 5 (lima) tahun yang akan datang, juga
memperhatikan modal dasar Provinsi Jawa Barat, yaitu:
1. Karakteristik masyarakat Jawa Barat yang religius dan berbudaya adiluhung
mendorong terciptanya kondisi yang kondusif untuk pelaksanaan pembangunan;
2. Posisi geografis Jawa Barat yang berbatasan dengan ibukota negara menjadikan
jawa barat sebagai lintasan utama arus regional penumpang dan barang
Sumatera – Jawa – Bali;
III-24
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
3. Keanekaragaman sumber daya alam hayati dan sumber daya buatan serta sumber
daya manusia produktif menjadi potensi pembangunan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat;
4. Keragaman budaya Jawa Barat merupakan modal sosial yang akan mempercepat
proses pembangunan; dan
5. Keamanan dan ketertiban yang relatif stabil menjadi pendukung pelaksanaan
pembangunan.
Dalam proses perumusan tujuan dan sasaran pembangunan Jawa Barat,
digunakan pendekatan holistik-tematik dan integratif. Pendekatan holistik-tematik
dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek pembangunan serta
unsur penting dan strategik yang berperan dalam pencapaian visi dan misi. Sementara
pendekatan integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan untuk
merumuskan sasarn pembangunan yang fokus dan terukur dalam upaya pencapaian
tujuan pembangunan.
Tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023 dilengkapi dengan indikator kinerja yang terukur. Dengan demikian,
apa yang mau dicapai atau diubah dalam pembangunan lima tahun kedepan menjadi
semakin jelas dan dapat diukur pencapaiannya.
Berdasarkan hasil perumusan, maka penjabaran visi dan misi pembangunan
jangka menengah Jawa Barat 2018-2023 terdiri dari 7 (tujuh) tujuan dan 22 (dua
puluh dua) sasaran. Setiap tujuan dan sasaran pembangunan disertai dengan
indikator dan target pembangunan setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Beberapa
target pembangunan ditetapkan dengan nilai yang sama selama 2 atau 3 tahun
terturut-turut, sebab penghitungan indikator tersebut oleh pihak yang
mempublikasikannya dilakukan tidak setiap tahun. Adapun tujuan dan sasaran
pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Tabel III.2.
III-25
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel III.2
Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Jawa Barat 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN/SASARAN
SATUAN KONDISI AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI
Misi 1 : Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
1.1. Terwujudnya manusia yang berketuhanan, berdemokrasi, berkebangsaan dan berkeadilan sosial
Indeks Kerukunan Umat Beragama
Persen 68.7 68.6-69
69.1-69.5
69.6-70
70.1-70.5
70.6-71
70.6-71
1.1.1. Meningkatnya keimanan dan kerukunan umat beragama dalam kerangka demokrasi
a. Indeks Kerukunan Umat Beragama
Persen 68.7 68.6-69
69.1-69.5
69.6-70
70.1-70.5
70.6-71
70.6-71
b. Indeks Demokrasi Poin 73.91 68.79-70.78
70.79-71.78
71.79-72.78
72.79-79.78
73.79-74.78
73.79-74.78
III-26
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
TUJUAN/SASARAN SATUAN
KONDISI AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
2.1. Meningkatkan Kebahagiaan dan
Kesejahteraan Masyarakat
a Indeks
Pembangunan Manusia
Poin 70-71 70-71 70-71 71-73,5
71-73,5
73,6-76
73,6-76
2.1.1. Meningkatnya
kualitas dan taraf hidup masyarakat
b Indeks Kebahagiaan Poin 70-71 70-71 70-71 71-73,5
71-73,5
73,6-76
73,6-76
2.1.2
Meningkatnya Kualitas
Kesehatan Masyarakat dan
Jangkauan Pelayanan Kesehatan
a Usia Harapan Hidup (tahun)
Poin 72.76 73.69-74.87
74.87-76.07
76.07-77.27
77.27-78.47
78.47-79.67
78.47-79.67
2.1.3.
Meningkatnya Pengarusutamaan
Gender dan Perlindungan
Anak
a
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
(Poin)
Poin 70.14 70.34 71 72 72.3 73.25 73.25
b
Indeks PembanguGender
(IPG) (Persen)
Persen 89.52 89.32 89.82 90.5 91 92 92
2.1.4. Meningkatnya
Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan
a. Rata–Rata
lama sekolah (tahun
Poin 8.18 8.28 8.39 8.49 8.60 8.70 8.70
b. Harapan
Lama Sekolah (tahun))
Poin 12.88 13.15 13.39 13.64 13.89 14.14 14.14
2.1.5.
Meningkatnya Peran Pemuda
dalam Pembangunan,
Masyarakat Berolahraga dan
a. Indek Pembangunan
Pemuda Poin 49 53.63 56.31 59.13 62.09 65.19 65.19
III-27
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
TUJUAN/SASARAN SATUAN
KONDISI AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Prestasi Olahraga Jawa Barat di
Tingkat Nasional
2.2.
Terwujudnya kehidupan masyarakat
yang tertib dan tentram
berbasiskan kearifan lokal
dan seni budaya daerah
a
Persentase Pemajuan
Kebudayaan Jawa Barat
(Persen
persen N/A 16.63 18.65 20.72 21.83 22.16 22.16
2.2.1. Meningkatnya pelestarian
dan pengembangan kebudayaan lokal
a
Persentase Pemajuan
Kebudayaan Jawa Barat (Persen)
Persen N/A 16.63 18.65 20.72 21.83 22.16 22.16
2.2.2
TerwujudnyaKetertiban dan Ketentraman
Masyarakat dan Kenyamanan Lingkungan
Sosial
a
Indeks Ketentraman
dan Ketertiban
(poin)
Poin 69.61 70-71 70-71 71-73.5
71-73.5
73.6-76
73.6-76
III-28
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN/SASARAN
SATUAN KONDISI
AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Misi 3: Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah
3.1.
Terwujudnya percepat
pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan yang berkelanjutan
a
Tingkat Konektivitas
Antar Wilayah (Persen)
Persen 40.90-41 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 53-55
3.1.1.
Meningkatnya infrastruktur energi listrik yang
mendukung pertumbuhan ekonomi dan akses listrik terhadap rumah tangga
hingga ke pelosok
Konsumsi listrik per kapita
kWh 1.231 1.300 1.340 1.386 1.447 1.503 1.503
3.1.2.
Meningkatnya Aksesibilitas dan Mobilitas Transportasi
menuju pusat-pusat perekonomian
a.
Tingkat Konektivitas
Antar Wilayah (Persen)
Persen 40.9-41 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 53-55
3.1.3.
Meningkatnya pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa
Indeks Desa Membangun
poin 0.64 0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.69
3.1.4.
Terbentuknya Daerah Otonomi
Baru untuk Pemerataan
Pembangunan
a
Usulan pembentukan
Daerah persiapan
otonomi baru (Usulan)
DOB 0 0 1 1 2 1 2
3.2. Meningkatkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH)
Poin 49.54 49.76 49.98 50.20 50.42 50.64 50.64
III-29
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN/SASARAN
SATUAN KONDISI
AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
3.2.1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk
kesejahteraan masyarakat
a. Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH)
Poin 49.54 49.76 49.98 50.20 50.42 50.64 50.64
b.
Tingkat UpayPenurunan
Emisi Gas Rumah Kaca(%)
Persen 2.38 2.80 3.92 5.87 7.11 7.72 7.72
3.2.2.
Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang
produktifitas ekonomi dan domestik
Indeks
Penggunaan Air (Poin)
m3/ kapita/ tahun
N/A 1.1923 1.1910 1.1834 1.1822 1.1811 1.1811
3.2.3.
Meningkatnya ketangguhan terhadap
bencana
Indeks Risiko Bencana (IRB)
Poin 166 165 164 163 162 161 161
III-30
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN/SASARAN
SATUAN KONDISI
AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Misi 4: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan
4.1. Terwujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
berdaya saing serta mengurangi
disparitas ekonomi
a.
Produk Domestik Regional
Bruto (ADHB) (Rp. Triliun)
Persen 1.962,23 2.288,75 2.471,85 2.669,60 2.883,16 3.113,82 3.113,82
4.1.1.
Jawa Barat sebagai daerah
pertanian, Kehutanan,
Kelautan dan perikanan yang
mandiri
a. Skor Pola Pangan Harapan (SPPH)
poin 81.6 82.4 83.2 84 84.8 85.6 85.6
b. Nilai Tukar Petani
(NTP) poin 110.90 113.11 115.36 117.65 120.00 122.38 122.38
4.1.2.
Tercapainya pariwisata sebagai
sumber pertumbuhan
ekonomi inklusif
Kontribusi Pariwisata
terhadap PDRB Persen 2.85
2.30-3.00
3.01-3.15
3.16-3.30
3.31-3.45
3.46-3.50
3.46-3.50
4.1.3. Meningkatnya peran industri dan
perdagangan dalam stabilitas
perekonomian Jawa Barat
a.
Laju pertumbuhan
Sektor Industri (%)
Persen 6.49 2.63 2.70 2.77 2.85 2.94 2.94
b.
Laju pertumbuhan
Sektor Perdagangan
(%)
Persen 4.19 3 3 4 4 5 5
III-31
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA TUJUAN/SASARAN
SATUAN KONDISI
AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
4.1.4. Meningkatnya
kualitas iklim usaha dan investasi
a.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ADHB (Triliun
Rupiah)
Triliun Rupiah
473.00 495.40 520.17 546.18 573.48 602.15 602.15
b.
Proporsi kredit UMKM
terhadap total kredit (%)
Persen 20.01 21 22 23 24 25 25
III-32
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
TUJUAN/SASARAN SATUAN
KONDISI AWAL (2018)
TARGET KONDISI AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif dan Kepemimpinan Yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
5.1. Mewujudkan good governance dan
whole of government
a
Indeks Reformasi Birokrasi (Kategori)
Poin B B A A A A A
5.1.1.
Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang
smart, bersih dan akuntabel
b.
Indeks Reformasi Birokrasi (Kategori)
Poin B B A A A A A
5.1.2
Terwujudnya kolaborasi antara
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota
dan pihak lainnya dalam
pembangunan yang sinergis dan
integratif.
a
Tingkat efektivitas kerjasama
Daerah (%)
Persen N/A 50 60 70 80 90 90
III-33
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
3.2.3 Program Unggulan RINDU
Program unggulan gubernur dan wakil gubernur terpilih Jawa Barat
merupakan hal-hal yang strategik dan untuk itu perlu dikedepankan dalam upaya
mencapai visi dan misi. Program unggulan RINDU, meliputi:
1. Akses pendidikan untuk semua, meliputi:
a. Kelas pintar untuk semua
b. 1 Universitas di setiap kabupaten/kota
2. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi:
a. Layat rawat
b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit
c. Posyandu Juara
3. Pertumbuhan ekonomi umat berbasis inovasi, meliputi:
a. Ekonomi digital
b. Inkubator bisnis
c. Creative/Start-up hub
d. Gudang tani dan ikan Juara
e. Kredit 0%
4. Pengembangan destinasi dan infrastrukur pariwisata, meliputi:
a. 1 kabupaten/kota 1 destinasi wisata unggul
b. Infrastruktur pariwisata
c. Pengembangam SDM pariwisata
5. Pesantren juara, meliputi:
a. Modernisasi dana umat
b. Tunjangan santri dan ulama
c. Modernisasi manajemen pesantren
d. 1 pesantren 1 produk (trenmarket)
6. Insfrastruktur konektivitas wilayah, meliputi:
a. 100% jalan mulus di Jawa Barat
b. Pembangunan dan perbaikan jalan kereta
7. Gerakan bangun desa (Gerbang desa), meliputi:
a. 1 desa 1 Bumdes (OVOP)
b. Tunjangan desa
c. Irigasi pertanian desa
d. Internet masuk desa
III-34
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
8. Subsidi gratis golekmah, meliputi:
a. Rumah gratis
b. Transportasi gratis
c. Layanan kesehatan gratis
d. Pendidikan gratis
e. Sembako gratis
9. Inovasi pelayanan publik dan penataan daerah, meliputi:
a. Provinsi pintar (E-planning budgeting, E-money, E-remunerasi kinerja, dll)
b. Kota/desa pintar
c. Pemekaran wilayah
3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum
Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka
mencapai visi jangka panjang :
“TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA
YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG”
Berdasarkan hal tersebut ditetapkan misi, yaitu :
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber
daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas
guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik
nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus
pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat
untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka
mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
‘infrastruktur untuk semua’;
III-35
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang
berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di
kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam
kerangka NKRI;
5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan
pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk
mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu,
pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang
ketat.
Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan 1 : Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri
konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah,
terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat
pemerintahan
b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan
penganggaran.
c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional.
2. Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan
kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi;
b. Meningkatnya ketahanan air.
3. Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan
III-36
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritim.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing;
b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional
4. Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak
guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip
“infrastruktur untuk semua”.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan
perumahan.
b. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman.
c. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan.
5. Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia,
pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan
pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan
akuntabel.
Sasaran strategis, yaitu:
a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan
b. Meningatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegrasi
c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas
d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum
dan perumahan rakyat.
e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi
publik, serta sarana dan prasarana
Permasalahan pelayanan Dinas Marga berdasarkan sasaran Renstra
Kementerian Pekerjaan Umum beserta faktor penghambat dan pendorong dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
III-37
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel III-3
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Sasaran Jangka
Menegah Renstra Kement PU
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
1 Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan
Kualitas dan kapasitas jaringan jalan belum sepenuhnya seragam antardaerah
Kemampuan antardaerah tidak seragam
Bantuan keuangan Pemerintah Daerah Kab/Kota.
2 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran.
Keterbatasan anggaran membuat kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
Masing-masing daerah mempunyai prioritas masing-masing sesuai dengan RPJM dan janji kampanye kepala pemerin-tahannya
Adanya forum musrenbang dan Konreg dan lain-lain.
3 Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional
Pertumbuhan jumlah penyedia jasa konstruksi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas.
Masih banyak penyedia jasa konstruksi yang kurang profesional
Meningkatkan pembinaan jasa konstruksi
4 Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing
Kualitas dan kapasitas jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung pengembangan wilayah
Sulitnya pembebasan lahan
Adanya kesepakatan antara hirarki pemerintah untuk pembebasan lahan
5 Meningkatnya kemantapan jalan nasional
Kualitas dan kapasitas jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung pengembangan wilayah
Ketersediaan anggaran belum sesuai dengan kebutuhan
Investasi di Jawa Barat semakin meningkat, sehingga perlu dukungan anggaran dari pemerintah pusat
III-38
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Jawa Barat
menetapkan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL, sesuai dengan konteks kebijakan
dan strategi pembangunan wilayah Provinsi Jawa Barat dan berdasarkan
pertimbangan teknis yang telah dilakukan dalam proses penyusunan RTRWP.
Rencana pengembangan sistem perkotaan bertujuan untuk :
1. Menata perkembangan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL yang mendukung
keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antarwilayah yang lebih
merata.
2. Mendorong perkembangan pusat-pusat kegiatan di kawasan-kawasan yang
belum berkembang sesuai dengan fungsi kota yang diharapkan.
3. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan di kawasan-kawasan
yang berkembang dengan cepat.
Rencana pengembangan sistem perkotaan provinsi sebagaimana tercantum
dalam tabel berikut ini.
Tabel III-4
Sistem Perkotaan Provinsi
NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp PKL PERKOTAAN
PKL PERDESAAN
1. Kota Bekasi
Kawasan Perkotaan Bodebek
2. Kab Bekasi
3. Kota Bogor
4. Kab Bogor
5. Kota Depok
6. Kota Sukabumi Sukabumi
7. Kab Sukabumi Palabuhanratu Palabuhanratu
Jampang kulon Sagaranten Jampang tengah
8. Kab Cianjur Cianjur Sindangbarang
Sukanagara
9. Kab Purwakarta Cikopo-Cikampek
Purwakarta
Wanayasa Plered
10. Kab Karawang
Karawang Rengasdengklok Cilamaya
11. Kota Bandung
Kawasan Perkotaan Bandung Raya
12. Kab Bandung Soreang
Ciwidey Banjaran Majalaya Ciparay Cicalengka Rancaekek Cilengkrang
13. Kab Bandung Barat
Ngamprah
Cililin Padalarang Cisarua Lembang
14. Kota Cimahi Cimahi
III-39
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp PKL PERKOTAAN
PKL PERDESAAN
15. Kab Sumedang Sumedang
Tanjungsari Wado Tomo Conggeang
16. Kab Subang Pamanukan Subang Jalan Jagak
Ciasem Pagaden Kalijati Pusakanagara
17. Kab Indramayu Indramayu Jatibarang
Karangampel Kandanghaur Patrol Gantar
18. Kota Cirebon
Cirebon
19. Kab Cirebon Sumber
Arjawinangun Palimanan Lemahabang Ciledug
20. Kab Majalengka Kadipaten Majalengka
Kertajati Jatiwangi Rajagaluh Cikijing Talaga
21. Kab Kuningan Kuningan
Cilimus Ciawigebang Luragung Kadugede
22. Kab Garut Rancabuaya Garut Pameungpeuk
Cikajang Bungbulang
23. Kota Tasikmalaya Tasikmalaya
24. Kab Tasikmalaya Singaparna Karangnunggal
25. Kab Ciamis Pangandaran Pangandaran Ciamis Banjarsari
Kawali Cijeungjing Cikoneng Rancah Panjalu Pamarican Cijulang
26. Kota Banjar Banjar
Wilayah Jawa Barat ditetapkan menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan
(WP) yang merupakan ruang dalam menempatkan rencana pembangunan antar
wilayah dan antar sektor yang akan dilakukan hingga tahun 2025. Sudut pandang
pengembangan WP, pada awalnya merujuk pada isu strategis kewilayahan yang
terbagi dalam 5 (lima) wilayah kerja koordinasi pembangunan di Jawa Barat, yang
terdiri dari Wilayah Priangan Timur, Wilayah Cekungan Bandung, Wilayah
Purwakarta, Wilayah Bogor dan Wilayah Cirebon. Secara garis besar isu strategis
kewilayahan ini menggambarkan kondisi kesenjangan kesejahteraan masyarakat
antar wilayah, dalam hal ini kesenjangan antarwilayah baik antar Kabupaten/Kota
maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Selanjutnya ditetapkan
kebijakan pembangunan kewilayahan, dalam hal ini salah satunya adalah
III-40
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
berdasarkan wilayah pengembangan yang ditentukan berdasarkan potensi
wilayah, aglomerasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan produksi
serta perkembangan daerah sekitarnya tetap dipertahankan. Wilayah
pengembangan juga mengacu pada skenario pengembangan wilayah sesuai target
pencapaian penataan ruang dan arah pengembangan ekonomi.
Wilayah Pengembangan (WP) ditetapkan dalam 6 (enam) wilayah, meliputi
WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Cekungan Bandung, WP Ciayumaja
kuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, serta WP Sukabumi dan sekitarnya.
Rencana WP dilaksanakan berdasarkan penetapan tema, sektor unggulan,
fokus pengembangan, serta pengembangan infrastruktur wilayah di setiap WP.
Rencana Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut.
Tabel III-5 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No RTRW Terkait tugas
dan fungsi OPD
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Faktor
Penghambat Pendorong
1 Pengembangan jaringan jalan primer yang melayani distribusi barang dan jasa yang menghubungkan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL
Kualitas jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung pengembangan wilayah dan pengembangan ekonomi
Lebar jalan rata-rata yang masih di bawah standar, terjadinya kerusakan jalan akibat umur teknis yang sudah habis, adanya muatan lebih, bencana alam dan lain-lain
Adanya kesadaran bahwa jaringan jalan merupakan urat nadi dari pembangunan yang perlu dikelola dengan baik
2 Pengembangan jaringan jalan tol dalam kota maupun antar kota sebagai penghubung antar pusat kegiatan utama
Terbatasnya wewenang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dalam pengelolaan jalan jaringan jalan tol
Sulitnya pembebasan lahan
Adanya kesepakatan antara pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota untuk pembebasan lahan
III-41
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
Gambar 3.2 Rencana Wilayah Pengembangan (WP)
III-42
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
Tabel III-6
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Berdasarkan Analisis KLHS Berserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No Hasil KLHS Terkait Tugas dan Fungsi
OPD
Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup, perlu dijaga keserasian antar berbagai usaha dan/atau kegiatan. Pada dasarnya pembangunan tersebut menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin
Kegiatan pembangunan dan pengadaan jaringan jalan umumnya berfungsi untuk melayani kepentingan masyarakat. Potensi konflik yang timbul sangat berkaitan dengan umumnya membutuhkan lahan yang luas dan seringkali mengubah tata guna lahan dan ekosistem yang ada
Kajian lingkungan hidup sering membutuhkan waktu yang lama sehingga konstruksi juga terhambat
Adanya peraturan pemerintah yang mengatur perlunya kajian lingkungan hidup
III-43
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dengan menggunakan
metoda pembobotan dirumuskan isu-isu strategis pada pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah, dengan memperhatikan
bahwa isu tersebut :
a) Memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L dan
Provinsi
b) Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD
c) Berdampak besar pada publik
d) Memiliki daya ungkit terhadap pembangunan daerah
e) Kemudahan untuk menangani, dan
f) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Berdasarkan pertimbangan pembobotan tersebut, diperoleh hasil isu-isu
strategis sebagai beriku :
Berdasarkan analisis tersebut di atas, isu-isu strategis yang akan ditangani melalui
Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yaitu:
1. Sebagian besar jaringan jalan sudah habis umur rencananya.
2. Disparitas perkembangan wilayah Utara vs Selatan.
3. Belum terhubungkan sistem kota-kota (PKN, PKW, dan PKL) dan Wilayah
Pengembangan (WP) dengan sistem jaringan jalan yang memadai.
Program yang perlu dilakukan adalah peningkatan jalan dan penggantian
jembatan penghubung antar sistem kota-kota di Jawa Barat.
4. Pertumbuhan kendaraan tidak diikuti dengan pertumbuhan panjang jalan
5. Sistem jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung terjadinya
pertumbuhan ekonomi.
6. Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum memadai.
7. Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat
8. Masih rendahnya Kinerja Jasa Konstruksi
9. Sebagian dari ruas jalan provinsi berada pada jalur rawan bencana.
Untuk isu-isu meningkatnya pertumbuhan jumlah penyedia jasa yang tidak
diikuti dengan sikap professional, pemanfaatan jalan yang tidak sesuai dan
III-44
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT
pengguna jalan melebihi Muatan Sumbu Terberat (MST) yang diizinkan, kegiatan
yang dilakukan yaitu koordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Perhubungan,
pemerintah Kabupaten/Kota, asosiasi penyedia jasa dan lain-lain.
10. Potensi terhambatnya pembangunan akibat terjadinya ketidakharmonisan
antar sektor serta kerusakan lingkungan hidup karena belum adanya Rencana
Tata Ruang sebagai dasar / pedoman pemanfaatan ruang;
11. Perwujudan RTR tidak sesuai dengan rencana pembanguan yang pada
akhirnya hasil pembangunan akan tidak sesuai dengan RTR;
12. Terjadinya pelanggaran tata ruang & belum tertangani dengan baik;
13. Ketaatan terhadap RTRW dan RDTR dalam hal struktur ruang, pola ruang, dan
indikasi program belum optimal; 16. Pelanggaran tata ruang yang diakibatkan
masyarakat dan stakeholders kurang memahami tentang Rencana Tata Ruang
IV-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang
Sebagaimana visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilannya
perlu ditetapkan tujuan, yang ditempuh melalui penetapan beberapa sasaran yang
satu dengan lainnya saling terkait. Sasaran yang dikemukakan dalam Renstra ini
yaitu sasaran dalam waktu 5 tahun (tahun 2018 - 2023). Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan mempertajam fokus
pelaksanaan misi. Tujuan meletakan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah
semua program dan aktivitas dalam melaksanakan misi. Tujuan adalah hasil akhir
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun. Tujuan harus konsisten dengan tugas dan fungsi, secara kolektif,
tujuan menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan–perbaikan yang
ingin diciptakan sesuai tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat. Tujuan merupakan jawaban dari prioritas atau permasalahan
yang teridentifikasi dalam kajian lingkungan internal dan eksternal serta
dikembangkan untuk menjawab isu–isu strategis.
Tujuan bersifat idealistik yang berarti mengandung nilai–nilai keluhuran
dan keinginan kuat untuk menjadi baik dan berhasil. Tujuan tidak bersifat
kuantitatif dalam arti hampir-hampir tidak tergambar dalam angka–angka. Dengan
karakteristik tersebut upaya pencapaian tujuan akhir berlangsung secara terus-
menerus. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai
melalui tindakan berupa kebijakan alokasi sumber daya, program dan kegiatan.
Penetapan tujuan dan sasaran Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci
keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan. Hal ini dimaksudkan agar dinas
mampu mencapai tujuan dan sasarannya, sehingga tidak ada suatu sasaran
ataupun aktivitas yang terbengkalai atau tidak tercapai, karena dengan
IV-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan berarti sudah mengetahui
kelebihan/kekuatan untuk melaksanakan suatu sasaran, aktivitas dan tidak
melakukan suatu kegiatan dimana ada kekurangan/kelemahan.
Tujuan jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat adalah:
1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian
masyarakat dan pemerataan pembangunan.
2. Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi.
3. Mewujudkan tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien,
berkelanjutan, dan berdaya saing.
4. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah
Sedangkan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat adalah:
1. Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah
2. Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada
ruas-ruas jalan Provinsi di Jawa Barat.
3. Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa
Konstruksi.
4. Terselenggaranya pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang.
5. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.
6. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat beserta indikator kinerjanya dapat dilihat
pada tabel 4.1 di bawah ini.
IV-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan pemerataan pembangunan
Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah
Tingkat aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan yang dibangun
88,91 89,11 89,31 89,50 89,70
Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan Provinsi di Jawa Barat
Tingkat kemantapan jalan
91,48 95,53 99,28 99,97 100
2 Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi
Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi
Tingkat kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi
34,75 56,25 74,00 87,00 100,00
Terwujudnya tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing
Terselenggaranya pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang
Persentase penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang
79,25 %
83,00 %
88,75 %
93,00 %
97,50 %
IV-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN
2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien
Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.
Nilai Kepuasan Masyarakat
80 81 83 84 85
Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah
Nilai Sakip PD 80 81 83 84 85
V-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB V
STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Strategi dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Untuk mencapai tujuan dan sasaran diperlukan suatu strategi. Strategi
dijabarkan dalam kebijaksanaan, program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun.
Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tertentu untuk mempertajam makna dari
strategi dan menjadi pedoman bagi keputusan-keputusan yang mendukung
strategi. Program merupakan penjabaran tentang langkah-langkah yang diambil
untuk menjabarkan kebijakan. Kegiatan adalah segala sesuatu yang harus
dilakukan dalam merealisasikan program. Kegiatan dilakukan secara bertahap per
tahun selama 5 (lima) tahun.
Tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang dihasilkan dari analisis lingkungan internal dan eksternal (analisis SWOT),
sebagaimana Tabel V-1.
V-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel V.1
Tujuan, Sasaran,Strategi, dan Kebijakan
Visi : Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi
Misi : Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatnya kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan pemerataan pembangunan
Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah
Meningkatkan aksesibilitas menuju kawasan strategis provinsi
Pembangunan jalan baru diprioritaskan pada wilayah-wilayah strategis dan memberi dampak siknifikan terhadap pengembangan wilayah.
Pembangunan jalan lingkar dan FO untuk memperlancar lalu lintas di pusat-pusat perekonomian.
Pelebaran jalan pada ruas-ruas jalan yang belum standar.
Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan provinsi di Jawa Barat
Meningkatkankondisi jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan provinsi untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan mengatasi kemacetan
Pemeliharaan rutin dan berkala dilakukan dengan seksama untuk mempertahankan umur rencana jalan.
Peningkatan jalan dilakukan untuk ruas-ruas jalan yang umur teknisnya sudah terlewati dengan prioritas pada ruas-ruas jalan strategis.
V-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi
Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi
Meningkatkan sinergitas pelaku dan pengguna jasa konstruksi
Pengembangan sistem jasa konstruksi
Pengembangan Sumber Daya Manusia Jasa Konstruksi
Terwujudnya tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing
Terselenggaranya penataan ruang kawasan strategis berbasis daya dukung lingkungan dan potensi lokal
Meningkatkan proses perencanaan penataan ruang
Menyiapkan pranata pelaksanaan penataan ruang kawasan
Menyiapkan perangkat dan pemantapan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang
Terselenggaranya tertib penataan ruang melalui penguatan perangkat dan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan ruang
Menyiapkan SDM yang berkualitas.
Menyiapkan perangkat pemantapan pelaksanaan pengendali pemanfaatan ruang.
Meningkatkan penguatan pengawasan pemanfaatan ruang.
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien
Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan perkantoran, kepegawaian dan keuangan administrasi pelayanan
Meningkatkan kualitas pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah
Meningkatkan kualitas perencanaan dan evaluasi perangkat daerah
Meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
VI-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN
5.1 Rencana Program dan Kegiatan
Rencana Strategis Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa
Barat ini juga berisi Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
Provinsi Jawa Barat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Jawa
Barat Tahun 2018 – 2023 yang terdiri dari rencana program pembangunan daerah
yang menunjang secara langsung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan
program prioritas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk
pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang selanjutnya dijabarkan dalam Renstra Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan
untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah dari sisi penyelenggaraan pemerintahan
daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dengan akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. lndikator kinerja daerah secara
teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program
prioritas yang telah ditetapkan (outcome) atau kompositnya (impact). Suatu
indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari
satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan kegiatan prioritas
ditetapkan. Selanjutnya, indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek
yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, serta aspek daya
saing daerah.
Program prioritas untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan
daerah terbagi ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan. Dinas Bina Marga dan
VI-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat termasuk dalam urusan wajib Bidang
Pekerjaan Umum, sub bidang Bina Marga, Sub Bidang Jasa Konstruksi dan Sub
Bidang Penataan Ruang dengan Program yang dilaksanakan adalah :
1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.
Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya keterhubungan pada kawasan
potensial dan pusat-pusat kegiatan.
Indikatornya adalah presentase peningkatan aksesibilitas menuju sentra-
sentra ekonomi dan kawasan potensial
2) Program Peningkatan, Pemeliharaan Berkala dan Pemeliharaan Rutin Jalan dan
Jembatan.
Outcome yang akan dicapai yaitu kembalinya nilai struktur jalan dan jembatan
sesuai dengan umur rencana,kembalinya kondisi badan jalan yang rusak akibat
bencana dan teralirkannya air hujan dengan sistem drainase yang baik agar
tidak merusak jalan
Indikatornya adalah tingkat kemantapan jalan
3) Program Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan
Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya manajemen mutu konstruksi
jalan dan jembatan
Indikatornya adalah persentase ketersediaan dokumen perencanaan teknis
yang siap bangun
4) Program Pengawasan dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan
Outcome yang akan dicapai yaitu terciptanya efisiensi dan efektifitas
pengelolaan jaringan jalan dan jembatan
Indikatornya adalah persentase pengawasan teknis pelaksanaan
pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan
5) Program Pembinaan Jasa Konstruksi
Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi
dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi
VI-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Indikatornya adalah tingkat ketercapaian pengembangan sistem jasa
konstruksi dan pengembangan Sumber Daya Manusia Jasa Konstruksi
6) Program Penataan ruang
Outcome yang akan dicapai yaitu terwujudnya rencana tata ruang sebagai
acuan pembangunan daerah dan tertib pemanfaatan ruang
Indikatornya adalah persentase ketersediaan rencana tata ruang, rekomendasi
pemanfaatan ruang yang diberikan, rekomendasi gubernur yang diproses
terhadap rancangan perda rencana tata ruang kabupaten/kota, dan
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penataan ruang.
Selain program urusan wajib sub bidang jalan, sub bidang jasa konstruksi,
dan sub bidang penataan ruang, terdapat juga program-program pendukung,
yaitu:
1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang
2) Program Dukungan Manajemen Perkantoran Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang
5.2 Pendanaan Indikatif
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah
Tahun 2018 - 2023 disusun pendanaan indikatif dalam melaksanakan program dan
kegiatan di atas, dengan berorientasi pada pencapaian dari indikator kinerja yang
telah ditetapkan.
Sumber pendanaan pelaksanaan program kegiatan yang sudah
direncanakan di atas yaitu APBD Provinsi dan APBN. APBD Provinsi akan
menangani jalan provinsi yang sudah menjadi kewajibannya serta mendukung
kegiatan-kegiatan strategis seperti pembebasan lahan untuk kebutuhan
penanganan jalan, jasa konstruksi dan penataan ruang.
Di samping itu terdapat beberapa ruas jalan yang diusulkan untuk ditangani
dan dibiayai secara bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
pemerintah pusat sebagaimana dalam tabel berikut ini.
VI-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel VI-
Rencana Pembangunan Jalan dan Jembatan di Provinsi Jawa Barat
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM
RENCANA (KM)
ANGGARAN (RP) SUMBER DANA
a. Kawasan Agro Techno Park
1 Jalan Sp. Muara Cikadu - Sp. Pancuh Tilu dan Sp. Pancuh Tilu - Cikadu
Kab. Cianjur RPJMD 20,00 220.000.000.000 APBD
b. Kawasan Puspiptek
1 Jalan Bts. Tangerang/Bogor - Parung Kab. Bogor RPJMD 1,15 17.250.000.000 APBD
c. Solusi Kemacetan
1 FO Dewi Sartika, Depok Kota Depok RPJMD 0,50 110.000.000.000 APBD
2 FO Lembang Kab. Bandung Barat RPJMD 0,50 110.000.000.000 APBD
3 FO Jalan Supratman di Kota Bandung Kota Bandung RTRW, RPJMD 0,50 40.000.000.000 APBD
4 FO Laswi di Kota Bandung Kota Bandung RPJMD 0,50 40.000.000.000 APBD
5 FO Kadungora, Kab. Garut Kab. Garut RPJMD 0,50 62.500.000.000 APBD
6 FO Simpang Kadipaten, Kab. Majalengka Kab. Majalengka RPJMD, Rebana 0,50 62.500.000.000 APBD
7 FO Kopo Kota Bandung RTRW, RPJMD 1,30 500.400.000.000 APBN, APBD
8 FO Buah Batu - Kiaracondong Kota Bandung RTRW, RPJMD 1,96 665.900.000.000 APBN, APBD
9 FO Moh. Toha Kota Bandung RPJMD 1,00 384.923.000.000 APBN
10 FO Nurtanio di Kota Bandung Kota Bandung RPJMD 0,72 276.374.000.000 APBN
11 FO Cimareme – Batujajar Kab. Bandung Barat RTRW, RPJMD 0,50 192.461.000.000 APBN
12 FO Simpang Tiga Padalarang - Purwakarta Kab. Bandung Barat RTRW, RPJMD 1,50 577.384.000.000 APBN
VI-5
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM
RENCANA (KM)
ANGGARAN (RP) SUMBER DANA
13 FO Gedebage Kota Bandung RTRW APBN
14 FO Cileunyi Kota Bandung RTRW APBN
15 FO Ledeng Setiabudi Kota Bandung RTRW APBN
16 FO Cibitung Kab. Bekasi RTRW APBN
17 Jalan Lingkar Sukabumi Kab. Kota Sukabumi RPJMD 6,90 422.566.674.000 APBD
18 Jalan Lingkar Gentong Kab. Tasikmalaya RPJMD 10,40 218.400.000.000 APBD
19 Jalan Lingkar Cirebon Kota Cirebon RTRW, RPJMD, Rebana
20,00 420.000.000.000 APBD
20 Jalan Lingkar Kuningan (Ruas Jalan Sampora – Caracas – Panawuan -Kedungarum - Kertawangunan – Cipondok)
Kab. Kuningan RTRW, RPJMD 13,70 411.000.000.000 APBN
21 Jalan Lingkar Banjaran Kab. Bandung RTRW APBD
22 Jalan Lingkar Majalaya Kab. Bandung RTRW APBD
23 Jalan Lingkar Utara dan Selatan Kabupaten Cirebon
Kab. Cirebon RTRW, Rebana APBD
24 Jalan Lingkar Utara Bandung Raya Kab. Bandung, Kota Bandung, Kab. Bandung Barat
RTRW APBD
25 Jalan Lingkar Karawang Kab. Karawang RTRW APBD
26 Jalan Lingkar Palabuhanratu Kab. Sukabumi RTRW APBN
27 Jalan Lingkar ruas Ciseureuh – Arca, Kab. Cianjur
Kab. Cianjur RTRW APBD
28 Jalan Lingkar Kota Subang Kab. Subang RTRW APBD
29 Jalan Lintas Cepat Jalur Pantai Utara Subang - Karawang - Bekasi - Tanjung Priok
Kab. Subang, Kab. Karawang, Bekasi, DKI
RTRW, Rebana APBN
VI-6
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM
RENCANA (KM)
ANGGARAN (RP) SUMBER DANA
30 Lingkar Kadipaten Kab. Majalengka RTRW, Rebana APBD
31 Jalan Puncak II (Sentul – Sp. Sukamakmur – Kota Bunga – Cipanas (Cianjur)
Kab. Bogor dan Kab. Cianjur
RPJMD 67,65 1.014.750.000.000 APBN, APBD,
SWASTA
32 Jalan Alternatif Bandung – Lembang Kota Bandung, Kab. Bandung Barat
RTRW APBD
33 Jalan Sukasari – Lembang Kab. Sumedang, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat
RPJMD 22,00 462.000.000.000 APBD
34 Tol NS - Link Kota Bandung Kota Bandung RTRW 14,30 8.491.000.000.000 SWASTA
35 Jalan Poros Tengah - Purwakarta - Jonggol - Sukamakmur
Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta
RPJMD 89,64 APBD
d. Pengembangan Infrastuktur Wilayah Bodebekpunjur
1 Jalan Tol Bogor Ring Road Kota Bogor, Kab. Bogor
RTRW, PSN, RPJMD
11,00 2.049.000.000.000 SWASTA
2 Jalan Tol Depok - Antasari Kota Depok RTRW, PSN, RPJMD
21,54 2.990.000.000.000 SWASTA
3 Jalan Tol Cinere - Jagorawi Kab. Bogor RTRW, PSN, RPJMD
14,64 3.210.000.000.000 SWASTA
4 Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Kab. Bogor RTRW, PSN, RPJMD
25,40 4.520.000.000.000 SWASTA
5 Jalan Tol Cikarang - Tanjung Priok Kab. Bekasi RTRW 34,50 SWASTA
VI-7
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM
RENCANA (KM)
ANGGARAN (RP) SUMBER DANA
6 Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. Melayu Kab. Bekasi RTRW, PSN, RPJMD
21,04 8.540.000.000.000 SWASTA
7 Jalan Tol Serpong - Cinere Kota Depok, Banten RTRW, PSN, RPJMD
10,10 2.210.000.000.000 SWASTA
e. Cekungan Bandung
1 Jalan Tol Ciranjang - Padalarang Kab. Cianjur, Kab. Bandung Barat
PSN, Cekungan Bandung, RPJMD
33,00 3.247.000.000.000 SWASTA
2 Jalan Tol Cileunyi - Sumedang – Dawuan Kab. Bandung, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka
RTRW, PSN, Cekungan
Bandung, RPJMD, Rebana
59,00 8.410.000.000.000 APBN, SWASTA
3 Tol Padalarang – Nanjung – Cipatik - Soreang – Banjaran – Arjasari –Majalaya – Cicalengka – Nagreg
Kab. Bandung Barat, Kab. Bandung
RTRW, Cekungan Bandung
SWASTA
4 Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) Kota Bandung RTRW, Cekungan Bandung
27,30 3.363.000.000.000 APBN, APBD,
SWASTA
f. Mengatasi Disparitas Utara dan Selatan
1 Pembangungan dan peningkatan jalan jalur tengah tengah selatan Jawa Barat Selatan
Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalata, Kab. Ciamis
RPJMD APBD
2 Pembangunan Jembatan Benteng - Manonjaya (batas Kab. Ciamis dan Kab. Tasikmalaya)
Kab. Ciamis, Kab. Tasikmalaya
RTRW APBD
VI-8
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM
RENCANA (KM)
ANGGARAN (RP) SUMBER DANA
g. Alternatif Jalan Khusus dan Keselamatan
1 Jalan Tambang Parung Kab. Bogor RPJMD 15,00 292.500.000.000 APBD, SWASTA
2 Jalan Alternatif Bts. Bandung/Subang - Subang (Tanjakan Emen)
Kab. Subang RTRW, RPJMD 7,30 153.300.000.000 APBD
3 Jalan inspeksi di pinggir tanggul irigasi di Kab. Karawang (Bekasi-Curug-Purwakarta)
Kab. Bekasi, Kab. Purwakarta
RTRW APBD
h. Jalan Akses Bandara dan Pelabuhan
1 Akses Tol BIJB Kab. Majalengka RTRW, Rebana 1,80 456.000.000.000 APBD, SWASTA
2 Akses Tol Patimban Kab. Subang RTRW, Rebana 37,70 6.400.000.000.000 APBN, SWASTA
i. Rencana Umum Jaringan Jalan Tol
1 Jalan Tol Ciawi - Sukabumi Kab. Bogor, Kab. Sukabumi
RTRW, PSN, RPJMD
54,00 5.900.000.000.000 APBN, SWASTA
2 Jalan Tol Sukabumi - Ciranjang Kab. Skabumi, Kab. Cianjur
RTRW, PSN, RPJMD
28,00 1.855.000.000.000 APBN, SWASTA
3 Jalan Tol Cibitung - Cilincing Kab. Bekasi RTRW, PSN, RPJMD
34,00 4.220.000.000.000 SWASTA
4 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Sisi Selatan DKI, Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Purwakarta
RTRW, PSN, RPJMD
64,00 14.690.000.000.000 SWASTA
5 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated DKI, Kab. Bekasi, Kab. Karawang
RTRW, PSN, RPJMD
36,40 16.230.000.000.000 SWASTA
VI-9
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM
RENCANA (KM)
ANGGARAN (RP) SUMBER DANA
6 Jalan Tol Cikarang - Ciranjang Kab. Bekasi, Kab. Cianjur
RTRW 52,30 5.146.003.000.000 SWASTA
7 Jalan Tol Bojonggede - Balaraja Banten, Kab. Bogor RTRW SWASTA
8 Jalan Tol Subang - Patimban Kab. Subang RTRW, Rebana SWASTA
9 Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road III Ruas Cibinong - Tangerang
Kab. Bekasi, DKI, Banten
RTRW SWASTA
10 Jalan Tol Akses Sentul Selatan - Cipambuan Kab. Bogor RTRW SWASTA
11 Jalan Tol Jagorawi - Cinere Kab. Bogor RTRW SWASTA
12 Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Pangandaran
RTRW, Cekungan Bandung
184,00 46.600.000.000.000 APBN, SWASTA
VI-10
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Hitungan pendanaan indikatif dapat dilihat pada Tabel VI-1 berikut :
VII-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Dalam bab ini memuat indikator kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat, termasuk Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang merupakan indikator tujuan
dan/atau sasaran yang telah dirumuskan. Selain IKU Dinas Bina Marga dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat juga ditetapkan indikator kinerja
penyelenggaraan bidang urusan yang merujuk pada indikator program.
Indikator makro tidak hanya merupakan kinerja dari Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Barat, melainkan merupakan kinerja bersama antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kota, Pemerintah Pusat serta swasta
dan masyarakat. Rencana indikator kinerja dapat dilihat pada tebel berikut :
VII-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel VII-1
Indikator Kinerja Utama Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD
No. INDIKATOR
KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE
RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI
KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RPJMD TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1.
Persentase aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan yang dibangun
88,91% 89,11% 89,31% 89,50% 89,70% 89,70%
2. Tingkat kemantapan jalan 91,48% 95,53% 99,28% 99,97% 100,00% 100,00%
3. Tingkat kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi
34,75 56,25 74,00 87,00 100,00 100,00%
4.
Persentase penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang
79,25% 83,00% 88,75% 93,00% 97,50% 97,50%
5. Nilai Kepuasan Masyarakat 81 83 84 85 86 86
VII-3
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
No. INDIKATOR
KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE
RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI
KINERJA PADA AKHIR
PERIODE RPJMD TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6. Nilai Sakip Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
81 83 84 85 86 86
VII-4
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
Tabel VII-1
Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD
(AMBIL DARI TABEL SEBELUMNYA)
No. PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR SA TU AN
KONDISI KINERJA PADA AWAL
PERIODE RPJMD TAHUN 2018
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI KINERJA PADA
AKHIR PERIODE RPJMD
UNIT KERJA PENANGGUNG
JAWAB 2019 2020 2021 2022 2023
.
VIII-1
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
BAB VIII
PENUTUP
Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang
akan dioperasionalkan pada kurun waktu tahun 2018 sampai 2023, merupakan
komitmen aparat Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam
rangka ikut menentukan irama perubahan sesuai dengan tuntutan yang terus
berkembang serta sekaligus mengatur arah perkembangan guna meningkatkan
keberhasilan di masa datang.
Faktor–faktor penentu keberhasilan adalah unsur–unsur dari pemerintah,
masyarakat dan swasta yang menentukan keberhasilan dan kegagalan Dinas Bina
Marga dan Penatan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam mencapai target yang telah
ditentukan. Faktor–faktor penentu keberhasilan juga dapat diartikan sebagai
beberapa hal yang harus berjalan baik jika ingin meyakinkan keberhasilan
pembangunan.
Dalam kaitannya dengan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat, maka faktor–faktor penentu keberhasilan tersebut dapat dianalisis dari
faktor–faktor internal dan eksternal. Keberhasilan Dinas Bina Marga dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Barat ditentukan oleh faktor-faktor kunci keberhasilan yang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Tersedianya sumber daya aparatur yang beriman, bertaqwa, profesional dan
bertanggung jawab.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, teknologi dan
potensi alam yang ada.
3. Adanya komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan legislatif dalam
mengalokasikan penyediaan dana yang memadai bagi pemecahan masalah-
masalah kebinamargaan, serta optimasi penggunaan dana dan penajaman
prioritas penanganan jalan.
4. Tersedianya mitra kerja (penyedia jasa) yang memiliki kompetensi tinggi,
bertanggungjawab dan profesional.
.
VIII-2
RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023
5. Adanya koordinasi yang baik antar instansi di Provinsi Jawa Barat, Kemeterian
Pekerjaan Umum dan Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Barat serta
dunia usaha dan masyarakat.
6. Terciptanya partisipasi dan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan dan
pemanfaatan jalan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Renstra ini akan merupakan sarana operasional dalam mewujudkan tugas
pokok yang diembannya, yaitu dalam rangka perumusan kebijakan teknis,
pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kebinamargaan.
Oleh karenanya, Rencana Strategis ini merupakan perwujudan dari suatu
komitmen penuh seluruh jajaran Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi
Jawa Barat.
Dalam tahap implementasi, amanat yang digariskan dalam Renstra ini,
keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesungguhan dan dukungan dari semua
pihak yang berkepentingan, di samping sikap konsisten seluruh jajaran Dinas Bina
Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat terhadap komitmen tersebut di
atas.