renstra 2018 - 2023dbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2019/06/renstra.pdf · alur proses...

100
RENSTRA 2018 - 2023 PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG Jalan Asia Afrika No. 79 40111 Telp. 022-4231602-4214135 BANDUNG

Upload: others

Post on 10-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENSTRA

2018 - 2023

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Jalan Asia Afrika No. 79 40111 Telp. 022-4231602-4214135

BANDUNG

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….……………………………………….…. I-1

1.2 Landasan Hukum …………………………………………………………..…………………….…….……… I-4

1.3 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………..………….……..….. I-5

1.4 Sistematika Penulisan…………………………………………………………………………….…….….…. I-6

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang ............................................................................................................... II-1

Sumber Daya Manusia Dan Peralatan............................................................... II-6

2.2 Kinerja Pelayanan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

2.2.1 Sub Bidang Kebinamargaan ...................................................... II-10-14

2.2.2 Sub Bidang Jasa Konstruksi........................................................ II-14-15

2.2.3 Sub Bidang Penataan Ruang....................................................... II-15-19

2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang ……………………………………………………………………………………………………..II-19-20

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang ....................................................................................III-1-2

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Barat ...............................III-2-16

3.2.1 Visi dan Misi ................................................................................III-2-4

3.2.2 Tujuan dan Sasaran..................................................................... III-4-16

3.2.3 Program Rindu ..............................................................................III-17-18

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum .........................................III-19-22

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis III-23-28

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ....................................................................III-29-42

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang .......................................IV-1-3

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang.... IV-3-5

4.3 Strategi dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang........................ IV-5-15

BAB 5 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN

PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program dan Kegiatan .................................................................V-1-4

5.2 Pendanaan Indikatif................................................................................. V-4-5

BAB 6 INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN PADA RPJMD

6.1 Indikator Kinerja .....................................................................................VI-1-2

6.2 Penetapan Kinerja ...................................................................................VI-2-3

BAB 7 PENUTUP ...............................................................................................VII-1-2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Proses Penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Gambar 2.2 Grafik Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan

Gambar 2.3 Kebutuhan Alat Bulan Desember 2018

Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan

Gambar 3.1 Konsep Pembangunan Jawa Barat

Gambar 3.2 Rencana Wilayah Pengembangan (WP)

Gambar 3.3 Gambaran Proyeksi Jumlah Penduduk di Jawa Barat

Gambar 3.4 Tiga Koridor Lintas Jalan Jawa Barat

Gambar 3.5 Ilustrasi Disparitas Wilayah Utara vs Selatan

Gambar 3.6 Grafik Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan, Kemantapan Jalan Dan

Penanganan Jalan

Gambar 3.7 Ilustrasi Permasalahan Umur Jalan

Gambar 3.8 Hubungan Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Sumbu Muatan Terberat

Gambar 3.9 Ilustrasi Muatan Lebih

Gambar 3.10 Ilustras Permasalahan Kemacetan

DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan Bulan Desember 2018

Tabel II-2 Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan Bulan Desember 2018

Tabel II-3 Data Jumlah Peralatan Jalan Pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Tabel II-4 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Terhadap Sasaran Renstra Kabupaten/Kota dan Kementerian Pekerjaan Umum

Tahun 2018

Tabel II.5 Evaluasi Kinerja Sistem Kota – kota di Jawa Barat

Tabel II.6 Evaluasi Kinerja Kawasan Andalan Jawa Barat

Tabel II-7 Capaian Kinerja Bidang Tata Ruang Kawasan

Tabel III-1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang

Tabel III.2 Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

Tabel III-3 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan

Sasaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Beserta Faktor Penghambat dan

Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Tabel III-4 Sistem Perkotaan Provinsi

Tabel III-5 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan

Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya

Tabel III-6 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Berdasarkan

Analisis KLHS Berserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya

Tabel III-7 Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis

Tabel III-8 Nilai Skala Kriteria

Tabel III-9 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis

Tabel IV-1 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang

Tabel IV-2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Tabel V-1 Matrik Rencana Program Dan Kegiatan Serta Pendanaan Dinas Bina Marga Dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

Tabel VI-1 Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan

Sasaran RPJMD

I-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan,

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat harus terus menerus

melakukan perubahan menuju perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun

dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat

meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil

yang lebih baik. Untuk itu Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat perlu membuat suatu perencanaan yang dinamakan Rencana Strategis

(Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat). Rencana

Strategis ini merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar

yang dibuat oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka mencapai tujuan

yang diinginkan.

Rencana Strategis (Renstra) merupakan proses sistematis yang

berkelanjutan dari pembuatan keputusan, dengan memanfaatkan sebanyak-

banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis segala

usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut. Pada akhirnya keputusan tersebut

harus dapat dievaluasi dan diukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi

dan sistematis.

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat sebagai salah

satu unsur pelaksana Pemerintah Daerah melaksanakan urusan-urusan

pemerintahan yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya di bidang

kebinamargaan dengan tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan

bidang kebinamargaan, berdasarkan azas ekonomi, dekonsentrasi dan tugas

pembantuan. Dengan demikian maka Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan yang

I-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

terbaik dalam batas-batas kewenangan, untuk mengembangkan seluruh potensi

yang dimilikinya dalam mendukung kualitas pelayanan publik di bidang

kebinamargaan kepada masyarakat. Bentuk konkrit dari pelaksanaan perumusan

kebijakan operasional atas kewenangan desentralisasi dan pelimpahan

kewenangan adalah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.

Sesuai dengan paradigma baru pembangunan serta tuntutan bagi

penyelenggaraan pemerintahan yang makin efektif dan efisien, peran pemerintah

dalam penyelenggaraan pembangunan akan lebih berfungsi sebagai pengarah dan

fasilitator. Sedangkan fungsi–fungsi pelaksanaan akan lebih banyak dijalankan

oleh sektor swasta dan masyarakat. Untuk itu pemberdayaan dan tanggung jawab

sektor swasta dan masyarakat perlu ditingkatkan.

Rencana Strategis memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang

mungkin timbul, serta mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program

dan kegiatan yang realistis.

Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dibuat

oleh Kepala Dinas Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Nomor

6 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib membuat dokumen perencanaan lima

tahunan yaitu Rencana Strategis OPD yang berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Renstra ini merupakan perencanaan tindakan dan kegiatan mendasar

untuk diimplementasikan dan mengikat seluruh komponen/jajaran Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang, untuk dijadikan rujukan dan acuan dalam

merencanakan dan melaksanakan penyelenggaraan jalan.

Secara skematis, alur proses penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada skema Gambar 1.1.

I-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

GAMBAR 1.1

ALUR PROSES PENYUSUNAN RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

RPJMD Prov. Jawa Barat

2018 - 2023

Visi dan Misi Pemerntah Jawa

Barat

Kebijakan dan strategi

pembangunan

RTRWN

RTRWP

Kebijakan Penataan

Ruang

Renstra DBMPR

2018 - 2023

Analisis Lingkungan

Strategis (SWOT)

Kebijakan, program, kegiatan

Visi dan Misi Pemerintah Jawa Barat

Kebijakan visi, misim

isu strategis

dan arahan kebijakan

Peraturan perundang-undangan

Sekretariat

Bidang Teknik Jalan

Bidang PemeliharaanPem

bangunan Jalan

Bidang Jasa Konstruksi

Bidang Penataan Ruang

UPTD Pengelolaan Jalan & Jembatan

Wilayah Pelayanan 1 s/d 6

UPTD Laboratorium

Bahan Konstruksi

Rumusan strategi pembangunan: - Kebijakan - Prioritas

program dan kegiatan

- Prioritas strategis

Sinkronisasi Renstra DBMPR yang akomodatif terhadap: - Renstra dan kebijakan

pembangunan nasional - Visi, misi, RPJMD

Prov. Jabar - Renstra dan kebijakan

Kebijakan Kab/Kota - Kebijakan lainnya

yang terkait.

Renstra DBMPR Prov.

Jabar 2018-2023

Visi-Misi, Kebijakan, Program, Sasaran dan

Kegiatan

Isu stretgis nasional bidang kebinamargaan

dan penataan ruang

Renstra dan PJM Kementerian/lembaga

nasional

PeraturanPerudangan terkait

Review

I-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

1.2 Landasan Hukum

Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat disusun

berdasarkan beberapa landasan hukum (azas legalitas), sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Barat;

2. Undang – undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;

3. Undang – undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian,dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

7. Undang – undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

8. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

11. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

12. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah;

13. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan

Tol;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional;

I-5

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas

peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah;

19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Jasa Konstruksi;

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengendalian Kawasan Bandung Utara sebagai Kawasan Strategis Provinsi

Jawa Barat;

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 24 Tahun 2010 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat

Tahun 2005 – 2025;

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah, perlu diatur lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas

Unit dan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.

1.3 Maksud dan Tujuan

A. Maksud

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat adalah sebagai pedoman bagi

seluruh personil organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun mendatang sebagai

implementasi RPJMD Tahun 2018 – 2013.

I-6

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

B. Tujuan

Adapun penyusunan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat Tahun 2018 - 2023 ini ditujukan untuk :

1. Menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan

sesuai dengan prioritas serta kebutuhan daerah/lapangan;

2. Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama

lima tahun.

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya urusan

wajib yaitu sub urusan Bina Marga, sub urusan penataan ruang dan sub

urusan jasa konstruksi.

4. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja instansi (SKPD)

sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian Visi, Misi, tujuan,

sasaran dan kebijakan pembangunan daerah yang terdapat dalam

RPJMD.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang ini dibagi dalam

7 (tujuh) bab dengan perincian sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penyusunan Renstra, maksud dan tujuan,

landasan hukum penyusunan dan sistematika penulisan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN

RUANG

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi, capaian-capaian penting yang

telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra Perangkat Daerah

periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas

Perangkat Daerah yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD

I-7

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama

yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi Daerah ini.

BAB 3 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, permasalahan pelayanan

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya disampai-

kan telaahan visi, misi dan program Gubernur Jawa Barat, telaahan

Renstra Kementerian Pekerjaan Umum ditinjau dari sasaran jangka

menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat. Terakhir disampaikan penentuan isu-isu strategis.

BAB 4 TUJUAN DAN SASARAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan

sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat.

BAB 5 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah

kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat dalam lima tahun mendatang

BAB 6 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Berisi rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok

sasaran dan pendanaan indikatif.

BAB 7 KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KEBINAMARGAAN

DAN PENATAAN RUANG

Pada bagian ini dikemukakan kinerja Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang secara langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai sampai dengan tahun 2023

mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian

tujuan dan sasaran RPJMD.

I-8

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB 8 PENUTUP

Berisi ringkasan Renstra, langkah-langkah yang akan dilaksanakan

oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dalam

mengimplementasikan Renstra serta harapan-harapan yang

diharapkan guna tercapainya visi dan misi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Jawa Barat.

II-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS BINA MARGA DAN

PENATAAN RUANG

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang

Keberadaan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran

Daerah Tahun 2016 Nomor 196 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor).

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan bidang

pekerjaan umum dan penataan ruang, meliputi sub urusan jalan, jasa konstruksi,

dan penataan ruang yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas

dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil

Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas,

Dinas mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum dan

penataan ruang, sub bidang Bina Marga, Sub Bidang Penataan Ruang, dan Sub

Bidang Jasa Konstruksi yang menjadi kewenangan Provinsi;

b. penyelenggaraan pengelolaan pekerjaan umum dan penataan ruang, sub

bidang Bina Marga, Sub Bidang Penataan Ruang, dan Sub Bidang Jasa

Konstruksi yang menjadi kewenangan provinsi;

c. penyelenggaraan administrasi Dinas;

d. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

e. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

II-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, membina,

mengendalikan, dan menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan

umum dan penataan ruang, sub urusan jalan, jasa konstruksi, dan penataan ruang

yang menjadi kewenangan Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai

dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat serta

melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.

Susunan Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat, adalah :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi Dinas,

meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, kepegawaian dan

umum serta membantu Kepala Dinas mengkoordinasikan Bidang-Bidang.

Sekretariat membawahkan:

Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;

Subbagian Keuangan dan Aset; dan

Subbagian Kepegawaian dan Umum.

c. Bidang Teknik Jalan

Bidang Teknik Jalan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang aspek teknik jalan,

meliputi regulasi dan kerjasama, sistem jaringan dan leger jalan serta rekayasa

teknik.

Bidang Teknik Jalan membawahkan:

Seksi Rekayasa Teknik;

Seksi Sistem Jaringan dan Leger Jalan; dan

Seksi Regulasi dan Kerjasama.

d. Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan

Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan

penataan ruang aspek pemeliharaan dan pembangunan jalan, meliputi

pemeliharaan, pembangunan serta pengawasan dan pemanfaatan.

Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan membawahkan:

II-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Seksi Pemeliharaan;

Seksi Pembangunan; dan

Seksi Pengawasan dan Pemanfaatan.

e. Bidang Jasa Konstruksi

Bidang Jasa Konstruksi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan jasa

konstruksi, meliputi pengaturan jasa konstruksi, pemberdayaan jasa konstruksi

serta pengawasan, data dan informasi.

Bidang Jasa Konstruksi membawahkan:

Seksi Pengaturan Jasa Konstruksi;

Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi; dan

Seksi Pengawasan, Data dan Informasi.

f. Bidang Penataan Ruang

Bidang Penataan Ruang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan

penataan ruang, meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

Bidang Penataan Ruang membawahkan:

Seksi Perencanaan Tata Ruang;

Seksi Pemanfaatan Ruang; dan

Seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Di samping itu, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

memiliki Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan Jalan dan Jembatan

Wilayah Pelayanan I sampai dengan VI yang tersebar di Cianjur, Sukabumi,

Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, dan Cirebon serta Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) Laboratorium Bahan Konstruksi.

Tugas pokok UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan yaitu melaksanakan

sebagian fungsi Dinas di bidang teknis operasional pelayanan pengelolaan jalan

dan jembatan serta kegiatan teknis penunjang dinas. Sedangkan fungsi UPTD

Pengelolaan Jalan dan Jembatan yaitu:

a. penyusunan petunjuk teknis pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan;

b. Penyelenggaraan pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan.

Susunan Organisasi UPTD Pengelolaan Jalan dan jembatan yaitu:

a. Kepala;

II-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi Pembangunan;

d. Seksi Pemeliharaan;

e. Kelompok Jabatan Fungsional;

f. Sub Unit Pelayanan.

Tugas pokok UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi yaitu melaksanakan

sebagian fungsi Dinas di bidang pengujian mutu konstruksi. Sedangkan fungsi

UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi yaitu:

a. penyelenggaraan pelayanan di bidang konstruksi, meliputi pelayanan jasa

pengujian mutu tanah, bangunan, dan jalan dan jembatan; dan

b. penyelenggaraan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan, meliputi

umum, keuangan, perlengkapan dan kepegawaian.

Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi, terdiri atas:

a. Kepala;

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Kelompok Jabatan Fungsional;

II-5

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

SEKRETARIAT

UPTD

SEKSI REKAYASA TEKNIK

SEKSI SISTEM JARINGAN DAN LEGER

JALAN

SEKSI REGULASI DAN KERJASAMA

SEKSI PEMELIHARAAN

SEKSI PEMBANGUNAN

SEKSI PENGAWASAN DAN PEMANFAATAN

SEKSI PENGATURAN JASA KONSTRUKSI

SEKSI PEMBERDAYAAN JASA KONSTRUKSI

PENGAWASAN

SEKSI PENGAWASAN, DATA DAN INFORMASI

SEKSI PERENCANAAN TATA RUANG

SEKSI PEMANFAATAN RUANG

SEKSI PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN

PELAPORAN

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN

DAN UMUM

SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG PENATAAN RUANG BIDANG TEKNIK JALAN BIDANG JASA KONSTRUKSI

KEPALA

BIDANG PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN JALAN

II-6

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan

pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

KEPALA

SEKSI PEMBANGUNAN

SEKSI PEMELIHARAAN

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JAFUNG

SUB UNIT PELAYANAN

II-7

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Balai Pengelolaan Jalan Bina Marga dan Penataan Ruang

SEKSI UJI TANAH DAN BANGUNAN

SEKSI UJI JALAN DAN JEMBATAN

SUB BAGIAN TATA USAHA

KELOMPOK JAFUNG

SUB UNIT PELAYANAN

KEPALA

II-8

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

2.2 Sumber Daya Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Berdasarkan Daftar Nominatif, Jumlah Sumber Daya Manusia yang ada di

Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat per

Desember 2018 sebanyak 696 orang, dengan penempatan sebagai berikut:

- Kantor pusat (Jalan Asia Afrika No. 79 Bandung) = 170 orang

- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP I = 89 orang

- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP II = 81 orang

- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP III = 127 orang

- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP IV = 54 orang

- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP V = 63 orang

- UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan WP VI = 91 orang

- UPTD Bahan Konstruksi = 21 orang

Jika diklasifikasikan berdasarkan golongan Sumber Daya Manusia di

Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat terdiri dari

: 31 orang menduduki golongan IV, 257 orang golongan III, 325 orang golongan

II, dan 81 orang golongan I. Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan latar

belakang pendidikan maka jumlah Sumber Daya Manusia yang berlatar belakang

pendidikan teknik sebanyak 187 orang dari 696 orang atau hanya 26,86% dari

jumlah seluruhnya.

Jumlah peralatan jalan dirasakan belum mencukupi dibandingkan dengan

panjang jalan yang ditangani. Jumlah peralatan jalan yang ada serta prediksi

kebutuhannya dapat dilihat pada tabel berikut:

II-9

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II-1

Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan Bulan Desember 2018

GOLONGAN JENIS KELAMIN

JUMLAH

NO. UNIT KERJA IV JML

III JML

II JML

I JML

KET a b c d e a b c d a b c d a b c d L W

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 =

(4+6+8+10) 14

I DINAS PUSAT

1 KEPALA DINAS 1 1 1 1

1 SEKRETARIAT 5 1 - - 6 12 5 15 6 38 6 1 20 1 28 1 - 2 1 4 54 23 76

2 BIDANG TEKNIK JALAN 1 2 - - 3 4 2 7 - 13 1 - 5 - 6 - - - - - 14 8 22

3 BIDANG JASA KONSTRUKSI 1 1 - - 2 2 2 3 4 11 1 - 1 - 2 - - - - - 13 3 15

4 BIDANG PEMELIHARAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN

3 1 - - 4 3 4 6 3 16 - 2 12 - 14 - - - - - 27 7 34

5 BIDANG PENATAAN RUANG 1 1 - - 2 1 3 7 3 14 2 - 4 - 6 - - 1 - 1 20 3 23

JUMLAH I 11 6 - - - 17 22 16 38 16 92 10 3 42 1 56 1 - 3 1 5 128 44 170

II UPTD WIL. PEL I S/D VI

1 UPTD WIL.PEL I 2 1 - - 3 4 5 13 4 26 12 4 26 2 44 5 7 - 4 16 78 11 89

2 UPTD WIL.PEL II 3 - - - 3 5 3 9 3 20 5 25 12 3 45 7 - 5 1 13 76 5 81

3 UPTD WIL.PEL III 3 - - - 3 16 7 13 7 43 16 20 28 - 64 1 7 7 2 17 109 18 127

4 UPTD WIL.PEL IV 1 - - - 1 8 5 8 1 22 1 4 16 1 22 2 3 1 3 9 50 4 54

5 UPTD WIL.PEL V 2 - - - 2 6 3 7 1 17 5 8 24 - 37 1 1 4 1 7 54 9 63

6 UPTD WIL.PEL VI 2 - - - 2 4 7 13 1 25 13 17 13 7 50 1 1 10 2 14 81 11 91

7 UPTD LAB. BAHAN KONSTRUKSI

- - - - - - 1 4 8 13 1 1 5 - 7 - 1 - - - 20 1 21

JUMLAH II 13 1 - - - 14 43 31 67 24 165 53 79 124 13 269 17 19 27 13 76 469 59 526

JUMLAH ( I +II ) 24 7 - - - 31 65 47 105 40 257 63 82 166 14 325 18 19 30 14 81 597 103 697

II-10

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II-2

Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan

Bulan Desember 2018

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1. SD 47

2. SMP 70

3. SMA

- Teknik 94

- Non Teknik 207

4. D3

- Teknik 12

- Non Teknik 15

5. D4

- Teknik 2

- Non Teknik 1

6. S1

- Teknik 51

- Non Teknik 110

7. S2

- Teknik 28

- Non Teknik 58

8. S3

- Teknik 0

- Non Teknik 1

Total 696

Gambar 2.4

Grafik Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan

0

50

100

150

200

250

300

350

SD-SMPSMA

D3D4

S1-S2-S3

NON TEKNIK

TEKNIK

II-11

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II-3 Data Jumlah Peralatan Jalan Pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

NO. NAMA ALAT JUMLAH

KEBUTUHAN JUMLAH

KETERSEDIAAN

JUMLAH KEKURANGAN

ALAT

1 Vibrator Roller 4 Ton Combinasi 71 53,00 18,00

2 Vibrator Rammer 71 56,00 15,00

3 Vibrator Plate Tamper 71 65,00 6,00

4 Jack Hammer 71 36,00 35,00

5 Motor Roda 3 355 41,00 314,00

6 Grass Cutter 355 129,00 226,00

7 Chain saw 71 32,00 39,00

8 Asphalt Sprayer 71 - 71,00

9 Pick Up 117 44,00 73,00

10 Concrete Mixer 45 1,00 44,00

11 Lampu Penerangan 1 Set 33 - 33,00

12 Rear Dump Truck 4 M3 104 62,00 42,00

13 Vibrator Roller < 2,5 Ton 33 26,00 7,00

14 Flatbed Truck w Crane 6 Ton 6 - 6,00

15 Trailler 8 -12 Ton 6 1,00 5,00

16 Vibrator Roller 6-10 Ton 6 5,00 1,00

17 Wheel Loader 12 8,00 4,00

18 Motor Grader 6 4,00 2,00

19 Excavator 6 - 6,00

20 Power Pack 35 - 35,00

II-12

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 2.5

Kebutuhan Alat Bulan Desember 2018

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat disajikan pada tabel 2.11 berikut ini. Sedangkan untuk

Anggaran dan Realisasi Pendanaan disajikan pada Tabel 2.11.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

KEKURANGAN ALAT

KETERSEDIAAN ALAT

II-13

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II.4

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

NO. INDIKATOR KENERJA SESUAI TUGAS DAN

FUNGSI SATUAN

TARGET RENSTRA TAHUN KE REALISASI CAPAIAN TAHUN KE - RASIO CAPAIAN PADA TAHUN KE

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1. Tingkat aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan yang dibangun

2. Tingkat kemantapan jalan

3. Terwujudnya penyelenggaran penataan ruang yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing

II-14

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel II.5

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

NO. Uraian

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke-

Rata-rata Pertumbuhan

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1. Sub Bidang Jalan

2. Sub Bidang Penataan Ruang

3. Sub Bidang Jasa Konstruksi

II-15

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang

2.4.1 Tantangan

Terdapat beberapa tantangan umum dalam pembangunan sub bidang Bina

Marga, Jasa Konstruksi, dan Penataan Ruang antara lain :

a. Tingkat urbanisasi yang relatif tinggi dan belum disertai oleh tingkat

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur.

b. Adanya disparitas regional secara ekonomi dan sangat terkait dengan tidak

meratanya ketersediaan infrastruktur. Hal ini disebabkan karena belum

optimalnya peran perencanaan tata ruang untuk dijadikan acuan

pembangunan berbasis kawasan.

c. Melaksanakan amanat global yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/

SDGs

d. Keterbatasan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur

khususnya di bidang pembiayaan. Belum optimalnya partisipasi swasta dalam

hal pembiayaan pembangunan infrastrukur.

2.4.2 Peluang

Adapun peluang pengembangan bidang pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang, sub bidang Bina Marga, Jasa Konstruksi, dan Penataan Ruang antara lain

antara lain sebagai berikut :

a. Amanat peraturan perundangan tentang penyelenggaraan pemerintahan

(Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-undang sektor Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang) yang

menguatkan kembali peran provinsi dalam otonomi daerah.

b. Adanya Peraturan Perundang-undangan tentang jalan.

II-16

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

c. Adanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor ... Tahun ..., yaitu

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat.

d. Potensi pendanaan dari berbagai sumber (APBN, CSR, Investasi Swasta).

e. Permen ATR nomor 1 tahun 2018 tentang Penyusunan RTRW Provinsi,

Kabupaten dan Kota.

f. Pendanaan melalui pembagian peran antara pusat, provinsi, kab/kota serta

tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan.

III-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas

Bina Marga dan Penataan Ruang

Berikut ini disampaikan identifikasi permasalahan yang ada berdasarkan

tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat,

sebagai berikut:

a) Peran Jaringan Jalan

Semakin meningkatnya mobilitas fisik dan sosial masyarakat, peranan jalan

juga semakin meningkat sehingga dewasa ini bukan hanya untuk mempermudah

arus transportasi, melainkan pula berkaitan dengan kehidupan sosial, ekonomi,

budaya dan pertahanan keamanan. Pengembangan jaringan jalan dilakukan

dengan pendekatan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan

pembangunan antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional

serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran

pembangunan.

Dalam Undang-Undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan pada bab III

pasal 5 dinyatakan bahwa:

1 Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam

bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan

keamanan, serta dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

2 Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi

kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

3 Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan

dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.

III-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan

khusus. Jalan umum diperuntukkan untuk lalu lintas umum dalam rangka distribusi

barang dan jasa yang dibutuhkan, dan dikelompokkan menurut sistem jaringan,

fungsi, status, dan kelas. Jalan khusus tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

Sistem jaringan jalan dapat dibagi menjadi sistem jaringan jalan primer dan

sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem

jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan

semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem jaringan

jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan

distibusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Jalan umum dikelompokkan menurut fungsinya menjadi jalan arteri,

kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri berfungsi melayani angkutan utama

dengan ciri-ciri pelayanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan

masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-

rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata

rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan berfungsi

melayani angkutan lingkungan dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat dan

kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum dikelompokkan menurut statusnya menjadi jalan nasional,

jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Jalan nasional

merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang

menghubungkan antar ibukota Provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan

tol. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

yang menghubungkan ibukota Provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau

antaribukota kabupaten/kota, dan jalan-jalan strategis Provinsi. Jalan kabupaten

merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk ke

dalam jalan nasional maupun jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota

kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota

kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, serta jalan strategis kabupaten. Jalan kota

adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan

III-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

antar pusat pelayanan dalam kota, pusat pelayanan dengan persil antar persil serta

antar pusat permukiman dalam kota.

Sistem jaringan jalan yang ada pada Provinsi Jawa Barat, berdasarkan

status jalan adalah :

1. Jaringan Jalan Nasional = 1.789,200 Km

(Kepmen PU PERA No. 290/KPTS/M/2015 Tanggal 25 Mei 2015)

2. Jaringan Jalan Provinsi = 2.360,580 Km

(Kepgub Jawa Barat Tanggal 14 Oktober 2016)

3. Jaringan Jalan Kabupaten/Kota = 43.570,184 Km

(Kep. Gub Jabar No. 620/Kep.1350-Rek/2016)

III-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan

III-5

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

b) Perkembangan kewilayahan perkotaan dan peningkatan jumlah

penduduk

Perkembangan kewilayahan perkotaan dan peningkatan jumlah penduduk

merupakan isu sentral dalam pembangunan sub bidang jalan, jasa konstruksi

dan penataan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah. Letak Jawa Barat

yang berbatasan langsung dengan Ibukota Jakarta, serta keanekaragaman dan

kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, menumbuhkan berbagai

aktivitas pembangunan seperti industrialisasi atau pembangunan permukiman,

dan disisi lain ternyata turut memicu naiknya tingkat urbanisasi di

berbagai pusat kegiatan nasional dan wilayah yang ada di Jawa Barat.

Penanganan kependudukan berkonsekuensi terhadap penataan ruang Jawa

Barat, khususnya terhadap guna lahan, kondisi iklim, ketahanan pangan,

kesempatan kerja, kecukupan energi dan air baku. Meningkatnya jumlah

penduduk yang berakibat pada kebutuhan ruang dan lahan untuk kegiatan

permukiman mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang cukup besar di

Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan tingkat urbanisasi di

Indonesia adalah 68% pada tahun 2025, naik dari sekitar 48% pada tahun

2005. Di kawasan perkotaan metropolitan seperti PKN Bodebek, Bandung dan

Cirebon, fenomena urbanisasi sudah mengemuka dimana persentase jumlah

keluarga perkotaan lebih besar dari keluarga perdesaan.

Menurut prediksi United Nation Development Program (UNDP) dan BPS seperti

tergambar pada Gambar 3.1 di atas, jumlah penduduk Jawa Barat diperkirakan

akan mencapai 54,16 juta jiwa pada tahun 2029, dan diperkirakan 81,4 %

penduduk akan tinggal di perkotaan.

III-6

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.1

Gambaran Proyeksi Jumlah Penduduk di Jawa Barat

Beberapa dampak negatif yang muncul dari intensifnya urbanisasi dan

pembangunan di Jawa Barat adalah terjadinya alih fungsi lahan, berbagai

persoalan perkotaan, menurunnya kualitas lingkungan, meningkatnya risiko

bencana alam, dan berkembang luas pada indikasi munculnya kesenjangan

antar wilayah.

Dampak kumulatif dari urbanisasi adalah kesenjangan pembangunan antar

wilayah khususnya antara perkotaan dan perdesaan sebagai akibat dari

perkembangan kota yang sangat cepat dan tidak terkendali, namun di sisi

lain justru muncul indikasi menurunnya produktivitas di kawasan perdesaan.

Bila fenomena tersebut terus berlangsung dikhawatirkan kesenjangan yang

terjadi antara perkotaan dan perdesaan akan bertambah besar. Perkembangan

perkotaan di wilayah tengah, barat, dan bagian utara atau kawasan Bodebek

dan Cekungan Bandung, khususnya pada koridor Bandung-Bekasi dan

Bandung-Bogor-Depok berjalan begitu cepat, sedangkan pembangunan di

bagian timur berjalan lambat, apalagi pembangunan di bagian selatan Jawa

Barat yang terkesan sangat lamban. Demikian pula kondisi pembangunan di

berbagai wilayah perbatasan, baik perbatasan dengan provinsi lain (Jateng,

Banten, DKI Jakarta) maupun antar kabupaten di Jawa Barat, khususnya

perbatasan kota dan kabupaten, yang sering tidak sinkron dan seimbang bila

dilihat dari sarana prasarana serta infrastruktur wilayah yang harus tersedia.

III-7

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Minimnya sarana prasarana dan infrastruktur merupakan salah satu faktor

yang menimbulkan kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan.

c) Disparitas Wilayah Utara vs Selatan

Konsep pola jaringan jalan raya di Jawa Barat terdiri dari tiga jaringan utama

yaitu :

1. Koridor Utara : DKI Jakarta - Cikampek - Cirebon.

2. Koridor Tengah : Jasinga - Bogor - Cianjur - Bandung - Banjar.

3. Koridor Selatan : Pelabuhanratu - Sagaranten - Sindangbarang -

Pameungpeuk - Cipatujah - Kalapagenep -

Pangandaran.

Di Kawasan Jabar Bagian Tengah dan Bagian Utara, akses dari satu tempat ke

tempat lain cukup mudah. Sebaliknya dengan Jabar Bagian Selatan, masih

aksesibilitas masih sulit sehingga untuk menjangkaunya perlu lama.

Wilayah Jabar Bagian Selatan merupakan suatu lajur dataran tinggi, yang

membentang luas dari Cibareno Kab. Sukabumi hingga ke sekitar perbatasan

pantai selatan Ciamis dengan Nusakambangan (timur). Jabar Selatan meliputi

beberapa Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dibatasi oleh punggung

bukit yang memisahkan aliran air permukaan ke utara dan ke selatan. Yang

dimaksud adalah DAS Cibareno, Cimandiri-Ciletuh, Cibuni-Cilaki dan DAS

Ciputra-Pinggan. Wilayah Jabar Bagian Tengah, relatif bergunung, berdataran

tinggi, dan memiliki karakter perkembangan yang pesat dibandingkan Jabar

Selatan. Sedangkan Daerah Jabar Utara memiliki karakteristik dinamis, agraris,

dan berkembang karena industri dan mobilitas yang tinggi.

Permasalahan yang paling penting di Jabar Selatan adalah aksesibilitas

jalannya yang rendah. Secara umum, kondisi jaringan jalan di Jabar Bagian

Utara dan Tengah relatif baik, terutama untuk sistem horizontal. Sebaliknya di

Jabar Selatan, baik sistem jaringan lintas vertikal maupun horizontal, keduanya

masih belum baik, termasuk koridor Pelabuhanratu – Tegalbuleud –

Sindangbarang – Pameungpeuk – Cipatujah – Kalapagenep - Pangandaran.

Panjang jalannya relatif pendek dengan indeks aksesibilitas terkecil bila

dibandingkan dengan Jabar Tengah dan Utara.

III-8

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.2

Ilustrasi Disparitas Wilayah Utara vs Selatan

Permasalahan

Disparitas Wilayah Utara

Kondisi Umum

Membutuhkan waktu lama untuk menjangkaunya.

Sistem jaringan lintas vertikal maupun horizontal, masih belum baik.

Masih terdapat lebar jalan yang di bawah standar.

Merupakan bagian dari Jalur Selatan Pulau Jawa.

Penghubung PKN dengan PKNP Pelabuhan Ratu dan PKNP Pangandaran dan PKN Cilacap.

Merupakan jalan.

Penghubung PKNP Pelabuhan Ratu dengan hinterland-nya.

Penghubung PKNP Pangandaran dengan hinterland-nya.

Jalur Wisata.

Pemecahan

Peningkatan struktur dan pelebaran jalur vertikal.

Peningkatan struktur dan pelebaran jalur horizontal.

III-9

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

d) Sebagian besar dari jalan Provinsi sudah habis umur rencananya

Habisnya umur rencana jalan ini menyebabkan kondisi struktur sebagian jalan

tersebut sangat labil dan sangat rentan terhadap penurunan kondisi akibat

kelebihan beban maupun gangguan seperti air, erosi dan lain-lain. Umur

rencana pelayanan jalan sudah jauh terlewati atau ada yang sudah berumur

antara 7 sampai dengan 15 tahun. Kalau dilihat dari grafik di bawah ini Nilai

Konstruksi/Serviceability Index Akhir sudah berada pada batas kemantapan.

Untuk itu perlu dilakukan peningkatan jalan agar kembali pada nilai

kontruksi/Serviceability Index Awal (Po).

Idealnya setiap ruas jalan dilakukan program peningkatan setiap 5 - 10 tahun

sekali (tergantung umur rencana). Oleh karena keterbatasan dana yang

tersedia, maka saat ini ruas-ruas jalan tersebut hanya dilakukan pemeliharaan

rutin saja, dan sebagian dilakukan pemeliharaan berkala.

Gambar 3.3

Grafik Pengertian Umum Tentang Kondisi Jalan,

Kemantapan Jalan Dan Penanganan Jalan

Pemel. Rutin Pemel. Berkala Peningkatan

kalau ada Pemeliharaan baikRutin maupun Berkala

Batas KemantapanKonstruksi Jalan M

anta

pT

idak

Man

tap

Masa Pelayanan Jalan

Po : Nilai Konstruksi / Serviceability Index Awal (Baru)

Pt : Nilai Konstruksi / Serviceability Index Akhir (terminal, batas kemantapan)

Nilai Po dan Pt tergantung pada klasifikasi jalan ( N, P dan K ) serta LHR ( < 1000; 3000 – 10.000; dan > 10.000)

Nil

ai

Ko

nst

ruk

si J

ala

n(S

ervi

cea

bil

ity

In

dex

)

Po

Pt

Batas Kritis

III-10

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.4

Ilustrasi Permasalahan Umur Jalan

e) Sebagian dari ruas jalan Provinsi berada pada jalur rawan bencana

Kondisi ini terutama terdapat pada ruas-ruas jalan yang berada di Jawa Barat

Bagian Selatan. Terjadinya banjir/bencana alam, hal ini salah satunya

disebabkan oleh penebangan pohon atau pembabatan hutan secara liar,

sehingga air permukaan tidak bisa ditampung pada saluran drainase yang ada.

f) Muatan Lebih

Untuk ruas-ruas jalan tertentu, terutama ruas jalan yang termasuk akses

terhadap lokasi sumber quarry (Galian C), beban lalu lintas yang ada sering

melebihi standar Muatan Sumbu Terberat (MST) dari 2 sampai 3 kalinya.

Semakin besar muatan sumbu maka tingkat penurunan kondisi jalan makin

cepat. Kelebihan muatan pada beban as maka mengakibatkan tingkat

kerusakan sebesar 16 kalinya.

Permasalahan

Umur teknis jalan dan jembatan sebagian besar sudah terlewati.

Kondisi Umum

Sebagian besar jaringan jalan belum pernah ditingkatkan selama 10 tahun.

Masih banyak dari jembatan sudah berumur di atas 50 tahun.

Keterbatasan anggaran pemerintah.

Pemecahan Masalah

Peningkatan jalan secara bertahap.

Perbaikan jalan pada lokasi yang rusak berat secara modul.

Penggantian jembatan secara bertahap.

Pemantauan secara rutin terhadap jembatan yang sudah berumur di atas 50 tahun.

Dilakukan pemeliharaan rutin secara khusus.

III-11

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.5

Hubungan Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Sumbu Muatan Terberat

Gambar 3.6

Ilustrasi Muatan Lebih

Permasalahan

Kerusakan Dini.

Kondisi Umum

Sebagian jalan berada pada daerah rawan bencana.

Muatan melebihi (MST).

Sistem drainase jalan juga dimanfaatkan untuk sistem drainase wilayah.

Penutupan saluran oleh sampah.

Pentupan saluran oleh kegiatan ekonomi (pedagang, akses jalan dll).

Pemecahan Masalah

Perbaikan badan jalan.

Melakukan sosialisasi.

Penerapan hukum yang lebih tegas.

Perbaikan dan pemeliharaan drainase.

Memisahkan sistem drainase jalan dengan sistem drainase wilayah/

III-12

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

g) Pemanfaatan Yang Tidak Sesuai

Masih kurangnya pengertian warga masyarakat akan pentingnya bagian-

bagian jalan sehingga sering ditemui masyarakat yang membuat bangunan di

atas saluran jalan, adanya tempat berjualan pada bahu jalan, pasar tumpah,

parkir dan lain-lain.

h) Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum memadai

Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum mencukupi dibandingkan dengan

panjang jalan yang harus dipelihara. (lihat pembahasan pada bab II).

i) Pertumbuhan kendaraan tidak diikuti dengan pertambahan jalan

Pertumbuhan jumlah kendaraan akibat meningkatnya tingkat perekonomian

dan aktivitas masyarakat belum dapat diikuti dengan pertambahan jaringan

jalan. Kondisi ini mengakibatkan banyak jalan yang nilai Volume Kapasitas

Rasio (VCR) –nya di atas 0,8.

III-13

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.7

Ilustras Permasalahan Kemacetan

j) Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat

Aspek perencanaan tata ruang dipenuhi melalui penyusunan Rencana Tata

Ruang, baik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Rinci

Tata Ruang (RRTR). RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029

mengamanatkan penyusunan 24 RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Namun, progress penyusunan

masih berupa hasil kajian, dan belum satupun yang ditetapkan dalam

peraturan daerah. Salah satu kendala penyusunan KSP adalah belum

terbitnya pedoman penyusunan KSP. Setelah pedoman penyusunan KSP

terbit pada tahun 2016, kajian RTR KSP perlu disesuaikan dengan pedoman

Permasalahan

Kemacetan Jalan.

Kondisi

Perkembangan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan perkembangan jalan.

Terjadi kemacetan pada jalur jalan yang melintasi pusat kota dan persimpangan

Terdapat banyak persimpangan dengan kereta api.

Masih terdapat lebar jalan yang di bawah standar terutama pada jalur jalan di selatan jabar.

Pemecahan

Pelebaran jalan.

Melaksanakan perkerasan pada bahu untuk solusi jangka pendek.

Pembangunan jalan lingkar.

Pembangunan Fly Over.

III-14

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

tersebut, dan perlu menyesuaikan pula dengan perubahan KSP dalam

Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

Aspek pemanfaatan ruang ditinjau dari indikasi program utama

pemanfaatan ruang yang sudah terwujud atau dilaksanakan oleh pelaksana

program. Berdasarkan peninjauan kembali RTRW Provinsi Jawa Barat

Tahun 2009-2029 pada Tahun 2015, sebagian besar indikasi program

belum dilaksanakan, dan disamping itu terdapat pelaksanaan pemanfaatan

ruang (pembangunan) yang tidak tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa

Barat Tahun 2009-2029. Salah satu kendalanya adalah karena RTRW belum

menjadi acuan/ pedoman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 penyusunan

rencana pembangunan atau pelaksanaan pembangunan oleh seluruh

pemangku kepentingan.

Aspek pengendalian pemanfaatan ruang belum dipenuhi dari ketersediaan

perangkat pengendalian pemanfataan ruang sebagai acuan pelaksanaan

tertib tata ruang dan pengawasan penataan ruang. Perangkat

pengendalian terdiri dari Peraturan Zonasi, Arahan Perizinan, Pemberian

Insentif dan Disinsentif, dan Pengenaan Sanksi. Arahan perizinan telah

dipenuhi dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, sedangkan

perangkat lainnya belum secara khusus diatur dalam peraturan perundang-

undangan. Selain itu pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan

ruang belum dilaksanakan secara menyeluruh mengacu pada RTRW

Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

Tabel III-1 Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran

Pembangunan Daerah

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH 1. Umur Jalan tidak

terpenuhi Muatan Lebih

Untuk ruas-ruas jalan tertentu, terutama ruas jalan yang termasuk akses terhadap lokasi sumber quarry (Galian C), beban lalu lintas yang ada sering melebihi standar Muatan

III-15

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH Sumbu Terberat (MST) dari 2 sampai 3 kalinya. Semakin besar muatan sumbu maka tingkat penurunan kondisi jalan makin cepat. Kelebihan muatan pada beban as maka mengakibatkan tingkat kerusakan sebesar 16 kalinya.

Kurangnya kesadaran dari masyarakat.

Penegakan hukum yang masih lemah.

Sistem Drinase Suatu perkerasan jalan

sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah menurun kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan subgrade, lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari bahan pengikatnya.

Genangan air hujan akan melemahkan struktur perkerasan secara menyeluruh.

Retak rambut pada lapisan permukaan suatu perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan yang berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan menjadi kerusakan yang lebih besar.

Koefisien pengaliran yang dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah sudah jauh berubah,

Intensitas curah hujan meningkat

Luas daerah pengaliran juga semakin besar karena adanya perubahan guna

III-16

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH lahan sehingga air tang tidak terserap makin besar.

Masih kurangnya pengertian warga masyarakat akan pentingnya bagian-bagian jalan sehingga sering ditemui masyarakat yang membuat bangunan di atas saluran jalan, adanya tempat berjualan pada bahu jalan, pasar tumpah, parkir dan lain-lain.

Bencana Alam Kondisi ini terutama terdapat

pada ruas-ruas jalan yang berada di Jawa Barat Bagian Selatan. Terjadinya banjir/ bencana alam, hal ini salah satunya disebabkan oleh penebangan pohon atau pembabatan hutan secara liar, sehingga air permukaan tidak bisa ditampung pada saluran drainase yang ada.

Sebagian besar dari jalan Provinsi sudah habis umur rencananya

Habisnya umur rencana jalan ini menyebabkan kondisi struktur sebagian jalan tersebut sangat labil dan sangat rentan terhadap penurunan kondisi akibat kelebihan beban maupun gangguan seperti air, erosi dan lain-lain. Umur rencana pelayanan jalan sudah jauh terlewati atau ada yang sudah berumur antara 7 sampai dengan 15 tahun. Kalau dilihat dari grafik di bawah ini Nilai Konstruksi/Serviceability Index Akhir sudah berada pada batas kemantapan. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan jalan agar kembali pada nilai kontruksi/Serviceability Index Awal (Po).

Idealnya setiap ruas jalan dilakukan program peningkatan

III-17

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH setiap 5 - 10 tahun sekali (tergantung umur rencana). Oleh karena keterbatasan dana yang tersedia, maka saat ini ruas-ruas jalan tersebut hanya dilakukan pemeliharaan rutin saja, dan sebagian dilakukan pemeliharaan berkala.

2. Pengelolaan jaringan jalan belum optimal

Peralatan masih kurang

Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum mencukupi dibandingkan dengan panjang jalan yang harus dipelihara

Kapasitas SDM masih lemah

SDM yang ada di Dinas Bina Marga dan penataan ruang secara kualitas dan jumlah masih kurang.

Jumlah PNS yang pensiun lebih banyak dari penerimaan PNS.

Jumlah tenaga teknik lebih sedikit dari jumlah tenaga non teknis.

Lemahnya peran penyedia jasa

Sikap tanggungjawab dan profesionalisme penyedia jasa masih kurang.

Belum ada insentif dan disintensif bagi penyedia jasa.

Proses lelang yang ada belum sepenuhnya akan mendapatkan penyedia jasa yang baik.

Rentang kendali yang cukup luas

Cakupan luas wilayah Jawa Barat sebesar 3.710.061,32 hektar, dengan 27 kabupaten/kota serta panjang jalan yang dikelola 2.360,58 Km menyebabkan rentang kendali yang sangat luas dan besar. Renntang kendali ini akan mempengaruhi kelancaran dan percepatan penanganan serta efisiensi dan efektifitas proses pengelolaan jaringan jalan di Jawa Barat,

III-18

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH Saat ini terdapat 6 UPTD. Untuk memperkecil rentang kendali tersebut idealnya dibutuhkan 9 UPTD.

3. Sistem jaringan jalan belum optimal

Disparitas antara utara dan selatan

Di Kawasan Jabar Bagian Tengah dan Bagian Utara, akses dari satu tempat ke tempat lain cukup mudah. Sebaliknya dengan Jabar Bagian Selatan, masih aksesibilitas masih sulit sehingga untuk menjangkaunya perlu lama.

4. Jaringan jalan belum bisa menggerakkan ekonomi secara siknifikan

5. Peran jasa konstruksi belum optimal dalam mendukung pembangunan

Belum optimalnya sistem informasi jasa konstruksi.

Jumlah SDM jasa konstruksi lebih besar dari kemampuan untuk melakukan pelatihan dan sertifikasi jasa konstruksi.

Kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder belum berjalan dengan baik.

5. Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat

Sumber Daya Manusia dan kelembagaan

Kurangnya kapasitas SDM pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang di bidang penataan ruang.

Belum optimalnya fungsi kelembagaan dalam penataan ruang

Kurangnya pemahaman stakeholders terhadap penyelenggaraan penataan ruang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang

III-19

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH Aspek

perencanaan tata ruang, belum terpenuhinya penyusunan Rencana Tata Ruang, baik Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR).

RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 mengamanatkan penyusunan 24 RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Namun, progress penyusunan masih berupa hasil kajian, dan belum satupun yang ditetapkan dalam peraturan daerah. Salah satu kendala penyusunan KSP adalah belum terbitnya pedoman penyusunan KSP. Setelah pedoman penyusunan KSP terbit pada tahun 2016, kajian RTR KSP perlu disesuaikan dengan pedoman tersebut, dan perlu menyesuaikan pula dengan perubahan KSP dalam Revisi RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

Sebagian besar indikasi program belum dilaksanakan, dan disamping itu terdapat pelaksanaan pemanfaatan ruang (pembangunan) yang tidak tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

Kendalanya adalah karena RTRW belum menjadi acuan/ pedoman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 penyusunan rencana pembangunan atau pelaksanaan pembangunan oleh seluruh pemangku kepentingan.

Aspek pengendalian pemanfaatan ruang belum dipenuhi dari ketersediaan perangkat pengendalian pemanfataan ruang sebagai acuan

Perangkat pengendalian terdiri dari Peraturan Zonasi, Arahan Perizinan, Pemberian Insentif dan Disinsentif, dan Pengenaan Sanksi. Arahan perizinan telah dipenuhi dalam Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur, sedangkan perangkat lainnya belum secara khusus diatur dalam peraturan perundang-undangan. Selain

III-20

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH pelaksanaan tertib tata ruang dan pengawasan penataan ruang

itu pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan ruang belum dilaksanakan secara menyeluruh mengacu pada RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Barat

3.2.1 Visi dan Misi

Visi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023

merupakan penjabaran dari visi gubernur dan wakil gubernur terpilih serta menjadi

dasar perumusan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat. Pernyataan visi Provinsi

Jawa Barat periode 2018-2023 menjadi arah bagi pembangunan sampai dengan 5

(lima) tahun mendatang. Berbagai kebijakan pembangunan jangka menengah Jawa

Barat sampai dengan Tahun 2023 difokuskan untuk mewujudkan visi. Adapun visi

pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah:

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin

dengan Inovasi dan Kolaborasi”

Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna sebagai

berikut:

Jabar Juara Lahir Batin: pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat baik lahir maupun batin.

Inovasi: pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor dan wilayah didukung

dengan inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik, kualitas hidup,

dan pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi: perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi antartingkatan

pemerintahan, antarwilayah, dan antarpelaku pembangunan untuk memanfaatkan

potensi dan peluang serta menjawab permasalahan dan tantangan pembangunan.

Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan

beberapa misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, yaitu:

III-21

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran

Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.

2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan

Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif.

3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis

Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan

Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah.

4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang

Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi

dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan

Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

Perwujudan visi dan misi pembangunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan pada

nilai-nilai yang menjadi prinsip pembangunan. Tata nilai tersebut hidup dan menjadi

jiwa bagi masyarakat Jawa Barat. Nilai pembangunan Jawa Barat 2018-2023, meliputi:

Relijius – Bahagia – Adil – Inovatif – Kolaboratif

Jabar Juara dicapai dengan menerapkan konsep pembangunan yang terdiri

atas: Pro Perubahan; Pro Kesetaraan; Pro Ekonomi Umat dan Golongan Ekonomi

Lemah (Golekmah); Pro Lingkungan dan Tata Ruang; dan Pro Pembangunan

Berkelanjutan. Konsep pembangunan Jawa Barat 2018-2023 tersebut sejalan dengan

konsep pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017.

Pembangunan daerah diarahkan untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan

masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas

pelayanan publik dan daya saing daerah serta kualitas lingkungan hidup.

III-22

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Gambar 3.1

Konsep Pembangunan Jawa Barat

3.2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran merupakan hasil perumusan capaian strategis yang

menunjukkan tingkat kinerja pembangunan tertinggi sebagai dasar penyusunan

arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Bab ini memuat tujuan

dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa Barat yang dirumuskan berdasarkan

pendekatan teknokratik, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode dan

kerangka berpikir ilmiah berdasarkan data dan informasi yang telah digali dan

dianalisis pada bab-bab sebelumnya.

Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu 5 (lima) tahun. Perumusan tujuan pembangunan jangka menengah Provinsi

Jawa Barat secara teknokratik ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan

sasaran pokok RPJPD Provinsi Jawa Barat, kebijakan pembangunan janga memengah

nasional dan isu-isu strategis pembangunan Jawa Barat yang telah ditetapkan pada

bab sebelumnya. Selanjutnya, tujuan tersebut dikolaborasi dengan visi dan misi

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih untuk menghasilkan rumusan tujuan

pembangunan Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023.

Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan ke sasaran.

Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa

hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program

perangkat daerah. Sasaran RPJMD selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi

III-23

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

kepala daerah terpilih, sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok RPJPD periode

berkenaan. Hal ini dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah

Provinsi Jawa Barat merupakan sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya

untuk mewujudkan sasaran pembangunan jangka panjang Jawa Barat 2005-2025.

Perumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Jawa

Barat periode 2018-2023 selain sebagai penjabaran visi dan misi Provinsi Jawa

Barat Tahun 2018-2023, juga dilakukan dalam upaya mencapaian arah kebijakan

dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-

2025 periode berkenaan.

Indikasi terwujudnya pencapaian visi pembangunan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2005-2025 sebagaimana termuat dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat, ditandai

dengan:

1. Provinsi termaju dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan yang bermutu,

akuntabel dan berbasis ilmu pengetahuan.

2. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan masyarakat yang cerdas,

produktif dan berdaya saing tinggi (society development).

3. Provinsi termaju dalam bidang pengelolaan pertanian dan kelautan.

4. Provinsi termaju dalam bidang energi baru dan terbaharukan.

5. Provinsi termaju dalam bidang industri manufaktur, industri jasa dan industri

kreatif.

6. Provinsi termaju dalam bidang infrastruktur yang handal dan pengelolaan

lingkungan hidup yang berimbang untuk pembangunan berkelanjutan.

7. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan budaya lokal dan menjadi

destinasi wisata dunia.

Selain hal-hal yang disebutkan diatas, penyusunan tujuan dan sasaran

pembangunan jangka menengah Jawa Barat 5 (lima) tahun yang akan datang, juga

memperhatikan modal dasar Provinsi Jawa Barat, yaitu:

1. Karakteristik masyarakat Jawa Barat yang religius dan berbudaya adiluhung

mendorong terciptanya kondisi yang kondusif untuk pelaksanaan pembangunan;

2. Posisi geografis Jawa Barat yang berbatasan dengan ibukota negara menjadikan

jawa barat sebagai lintasan utama arus regional penumpang dan barang

Sumatera – Jawa – Bali;

III-24

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

3. Keanekaragaman sumber daya alam hayati dan sumber daya buatan serta sumber

daya manusia produktif menjadi potensi pembangunan yang dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat;

4. Keragaman budaya Jawa Barat merupakan modal sosial yang akan mempercepat

proses pembangunan; dan

5. Keamanan dan ketertiban yang relatif stabil menjadi pendukung pelaksanaan

pembangunan.

Dalam proses perumusan tujuan dan sasaran pembangunan Jawa Barat,

digunakan pendekatan holistik-tematik dan integratif. Pendekatan holistik-tematik

dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan aspek pembangunan serta

unsur penting dan strategik yang berperan dalam pencapaian visi dan misi. Sementara

pendekatan integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan untuk

merumuskan sasarn pembangunan yang fokus dan terukur dalam upaya pencapaian

tujuan pembangunan.

Tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018-2023 dilengkapi dengan indikator kinerja yang terukur. Dengan demikian,

apa yang mau dicapai atau diubah dalam pembangunan lima tahun kedepan menjadi

semakin jelas dan dapat diukur pencapaiannya.

Berdasarkan hasil perumusan, maka penjabaran visi dan misi pembangunan

jangka menengah Jawa Barat 2018-2023 terdiri dari 7 (tujuh) tujuan dan 22 (dua

puluh dua) sasaran. Setiap tujuan dan sasaran pembangunan disertai dengan

indikator dan target pembangunan setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Beberapa

target pembangunan ditetapkan dengan nilai yang sama selama 2 atau 3 tahun

terturut-turut, sebab penghitungan indikator tersebut oleh pihak yang

mempublikasikannya dilakukan tidak setiap tahun. Adapun tujuan dan sasaran

pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Tabel III.2.

III-25

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel III.2

Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Pembangunan Jangka Menengah

Provinsi Jawa Barat 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN/SASARAN

SATUAN KONDISI AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

VISI: TERWUJUDNYA JAWA BARAT JUARA LAHIR BATIN DENGAN INOVASI DAN KOLABORASI

Misi 1 : Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban

1.1. Terwujudnya manusia yang berketuhanan, berdemokrasi, berkebangsaan dan berkeadilan sosial

Indeks Kerukunan Umat Beragama

Persen 68.7 68.6-69

69.1-69.5

69.6-70

70.1-70.5

70.6-71

70.6-71

1.1.1. Meningkatnya keimanan dan kerukunan umat beragama dalam kerangka demokrasi

a. Indeks Kerukunan Umat Beragama

Persen 68.7 68.6-69

69.1-69.5

69.6-70

70.1-70.5

70.6-71

70.6-71

b. Indeks Demokrasi Poin 73.91 68.79-70.78

70.79-71.78

71.79-72.78

72.79-79.78

73.79-74.78

73.79-74.78

III-26

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TUJUAN/SASARAN SATUAN

KONDISI AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif

2.1. Meningkatkan Kebahagiaan dan

Kesejahteraan Masyarakat

a Indeks

Pembangunan Manusia

Poin 70-71 70-71 70-71 71-73,5

71-73,5

73,6-76

73,6-76

2.1.1. Meningkatnya

kualitas dan taraf hidup masyarakat

b Indeks Kebahagiaan Poin 70-71 70-71 70-71 71-73,5

71-73,5

73,6-76

73,6-76

2.1.2

Meningkatnya Kualitas

Kesehatan Masyarakat dan

Jangkauan Pelayanan Kesehatan

a Usia Harapan Hidup (tahun)

Poin 72.76 73.69-74.87

74.87-76.07

76.07-77.27

77.27-78.47

78.47-79.67

78.47-79.67

2.1.3.

Meningkatnya Pengarusutamaan

Gender dan Perlindungan

Anak

a

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

(Poin)

Poin 70.14 70.34 71 72 72.3 73.25 73.25

b

Indeks PembanguGender

(IPG) (Persen)

Persen 89.52 89.32 89.82 90.5 91 92 92

2.1.4. Meningkatnya

Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan

a. Rata–Rata

lama sekolah (tahun

Poin 8.18 8.28 8.39 8.49 8.60 8.70 8.70

b. Harapan

Lama Sekolah (tahun))

Poin 12.88 13.15 13.39 13.64 13.89 14.14 14.14

2.1.5.

Meningkatnya Peran Pemuda

dalam Pembangunan,

Masyarakat Berolahraga dan

a. Indek Pembangunan

Pemuda Poin 49 53.63 56.31 59.13 62.09 65.19 65.19

III-27

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TUJUAN/SASARAN SATUAN

KONDISI AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

Prestasi Olahraga Jawa Barat di

Tingkat Nasional

2.2.

Terwujudnya kehidupan masyarakat

yang tertib dan tentram

berbasiskan kearifan lokal

dan seni budaya daerah

a

Persentase Pemajuan

Kebudayaan Jawa Barat

(Persen

persen N/A 16.63 18.65 20.72 21.83 22.16 22.16

2.2.1. Meningkatnya pelestarian

dan pengembangan kebudayaan lokal

a

Persentase Pemajuan

Kebudayaan Jawa Barat (Persen)

Persen N/A 16.63 18.65 20.72 21.83 22.16 22.16

2.2.2

TerwujudnyaKetertiban dan Ketentraman

Masyarakat dan Kenyamanan Lingkungan

Sosial

a

Indeks Ketentraman

dan Ketertiban

(poin)

Poin 69.61 70-71 70-71 71-73.5

71-73.5

73.6-76

73.6-76

III-28

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA TUJUAN/SASARAN

SATUAN KONDISI

AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

Misi 3: Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah

3.1.

Terwujudnya percepat

pertumbuhan dan pemerataan

pembangunan yang berkelanjutan

a

Tingkat Konektivitas

Antar Wilayah (Persen)

Persen 40.90-41 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 53-55

3.1.1.

Meningkatnya infrastruktur energi listrik yang

mendukung pertumbuhan ekonomi dan akses listrik terhadap rumah tangga

hingga ke pelosok

Konsumsi listrik per kapita

kWh 1.231 1.300 1.340 1.386 1.447 1.503 1.503

3.1.2.

Meningkatnya Aksesibilitas dan Mobilitas Transportasi

menuju pusat-pusat perekonomian

a.

Tingkat Konektivitas

Antar Wilayah (Persen)

Persen 40.9-41 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 53-55

3.1.3.

Meningkatnya pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat desa

Indeks Desa Membangun

poin 0.64 0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.69

3.1.4.

Terbentuknya Daerah Otonomi

Baru untuk Pemerataan

Pembangunan

a

Usulan pembentukan

Daerah persiapan

otonomi baru (Usulan)

DOB 0 0 1 1 2 1 2

3.2. Meningkatkan daya dukung dan daya

tampung lingkungan

Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup (IKLH)

Poin 49.54 49.76 49.98 50.20 50.42 50.64 50.64

III-29

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA TUJUAN/SASARAN

SATUAN KONDISI

AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

3.2.1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan pengendalian dampak perubahan iklim untuk

kesejahteraan masyarakat

a. Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup (IKLH)

Poin 49.54 49.76 49.98 50.20 50.42 50.64 50.64

b.

Tingkat UpayPenurunan

Emisi Gas Rumah Kaca(%)

Persen 2.38 2.80 3.92 5.87 7.11 7.72 7.72

3.2.2.

Meningkatkan ketersedian air untuk menunjang

produktifitas ekonomi dan domestik

Indeks

Penggunaan Air (Poin)

m3/ kapita/ tahun

N/A 1.1923 1.1910 1.1834 1.1822 1.1811 1.1811

3.2.3.

Meningkatnya ketangguhan terhadap

bencana

Indeks Risiko Bencana (IRB)

Poin 166 165 164 163 162 161 161

III-30

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA TUJUAN/SASARAN

SATUAN KONDISI

AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

Misi 4: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan

4.1. Terwujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berdaya saing serta mengurangi

disparitas ekonomi

a.

Produk Domestik Regional

Bruto (ADHB) (Rp. Triliun)

Persen 1.962,23 2.288,75 2.471,85 2.669,60 2.883,16 3.113,82 3.113,82

4.1.1.

Jawa Barat sebagai daerah

pertanian, Kehutanan,

Kelautan dan perikanan yang

mandiri

a. Skor Pola Pangan Harapan (SPPH)

poin 81.6 82.4 83.2 84 84.8 85.6 85.6

b. Nilai Tukar Petani

(NTP) poin 110.90 113.11 115.36 117.65 120.00 122.38 122.38

4.1.2.

Tercapainya pariwisata sebagai

sumber pertumbuhan

ekonomi inklusif

Kontribusi Pariwisata

terhadap PDRB Persen 2.85

2.30-3.00

3.01-3.15

3.16-3.30

3.31-3.45

3.46-3.50

3.46-3.50

4.1.3. Meningkatnya peran industri dan

perdagangan dalam stabilitas

perekonomian Jawa Barat

a.

Laju pertumbuhan

Sektor Industri (%)

Persen 6.49 2.63 2.70 2.77 2.85 2.94 2.94

b.

Laju pertumbuhan

Sektor Perdagangan

(%)

Persen 4.19 3 3 4 4 5 5

III-31

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA TUJUAN/SASARAN

SATUAN KONDISI

AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

4.1.4. Meningkatnya

kualitas iklim usaha dan investasi

a.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ADHB (Triliun

Rupiah)

Triliun Rupiah

473.00 495.40 520.17 546.18 573.48 602.15 602.15

b.

Proporsi kredit UMKM

terhadap total kredit (%)

Persen 20.01 21 22 23 24 25 25

III-32

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TUJUAN/SASARAN SATUAN

KONDISI AWAL (2018)

TARGET KONDISI AKHIR

2019 2020 2021 2022 2023

Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Inovatif dan Kepemimpinan Yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota

5.1. Mewujudkan good governance dan

whole of government

a

Indeks Reformasi Birokrasi (Kategori)

Poin B B A A A A A

5.1.1.

Terwujudnya inovasi tata kelola pemerintahan yang

smart, bersih dan akuntabel

b.

Indeks Reformasi Birokrasi (Kategori)

Poin B B A A A A A

5.1.2

Terwujudnya kolaborasi antara

pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota

dan pihak lainnya dalam

pembangunan yang sinergis dan

integratif.

a

Tingkat efektivitas kerjasama

Daerah (%)

Persen N/A 50 60 70 80 90 90

III-33

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

3.2.3 Program Unggulan RINDU

Program unggulan gubernur dan wakil gubernur terpilih Jawa Barat

merupakan hal-hal yang strategik dan untuk itu perlu dikedepankan dalam upaya

mencapai visi dan misi. Program unggulan RINDU, meliputi:

1. Akses pendidikan untuk semua, meliputi:

a. Kelas pintar untuk semua

b. 1 Universitas di setiap kabupaten/kota

2. Desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi:

a. Layat rawat

b. Pembangunan dan perbaikan rumah sakit

c. Posyandu Juara

3. Pertumbuhan ekonomi umat berbasis inovasi, meliputi:

a. Ekonomi digital

b. Inkubator bisnis

c. Creative/Start-up hub

d. Gudang tani dan ikan Juara

e. Kredit 0%

4. Pengembangan destinasi dan infrastrukur pariwisata, meliputi:

a. 1 kabupaten/kota 1 destinasi wisata unggul

b. Infrastruktur pariwisata

c. Pengembangam SDM pariwisata

5. Pesantren juara, meliputi:

a. Modernisasi dana umat

b. Tunjangan santri dan ulama

c. Modernisasi manajemen pesantren

d. 1 pesantren 1 produk (trenmarket)

6. Insfrastruktur konektivitas wilayah, meliputi:

a. 100% jalan mulus di Jawa Barat

b. Pembangunan dan perbaikan jalan kereta

7. Gerakan bangun desa (Gerbang desa), meliputi:

a. 1 desa 1 Bumdes (OVOP)

b. Tunjangan desa

c. Irigasi pertanian desa

d. Internet masuk desa

III-34

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

8. Subsidi gratis golekmah, meliputi:

a. Rumah gratis

b. Transportasi gratis

c. Layanan kesehatan gratis

d. Pendidikan gratis

e. Sembako gratis

9. Inovasi pelayanan publik dan penataan daerah, meliputi:

a. Provinsi pintar (E-planning budgeting, E-money, E-remunerasi kinerja, dll)

b. Kota/desa pintar

c. Pemekaran wilayah

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum

Pembangunan infrastrukur pekerjaan umum diselenggarakan dalam rangka

mencapai visi jangka panjang :

“TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA

YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN

GOTONG ROYONG”

Berdasarkan hal tersebut ditetapkan misi, yaitu :

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber

daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan

kedaulatan energy, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;

2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas

guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik

nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus

pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat

untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka

mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip

‘infrastruktur untuk semua’;

III-35

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan

rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang

berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di

kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam

kerangka NKRI;

5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan

pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan pengembangan untuk

mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu,

pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang

ketat.

Selanjutnya keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai

berikut:

1. Tujuan 1 : Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan

perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri

konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah,

terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan.

Sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum

dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat

pemerintahan

b. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan

penganggaran.

c. Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional.

2. Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan

kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.

Sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi;

b. Meningkatnya ketahanan air.

3. Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan

produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan

III-36

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan

konektivitas daratan dan maritim.

Sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing;

b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional

4. Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan

perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak

guna mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip

“infrastruktur untuk semua”.

Sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan

perumahan.

b. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman.

c. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan.

5. Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang

pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia,

pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta penelitian dan

pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang

pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan

akuntabel.

Sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan

b. Meningatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegrasi

c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas

d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum

dan perumahan rakyat.

e. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi

publik, serta sarana dan prasarana

Permasalahan pelayanan Dinas Marga berdasarkan sasaran Renstra

Kementerian Pekerjaan Umum beserta faktor penghambat dan pendorong dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

III-37

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel III-3

Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Beserta

Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No Sasaran Jangka

Menegah Renstra Kement PU

Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Sebagai Faktor

Penghambat Pendorong

1 Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan

Kualitas dan kapasitas jaringan jalan belum sepenuhnya seragam antardaerah

Kemampuan antardaerah tidak seragam

Bantuan keuangan Pemerintah Daerah Kab/Kota.

2 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran.

Keterbatasan anggaran membuat kesulitan dalam menentukan skala prioritas.

Masing-masing daerah mempunyai prioritas masing-masing sesuai dengan RPJM dan janji kampanye kepala pemerin-tahannya

Adanya forum musrenbang dan Konreg dan lain-lain.

3 Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional

Pertumbuhan jumlah penyedia jasa konstruksi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas.

Masih banyak penyedia jasa konstruksi yang kurang profesional

Meningkatkan pembinaan jasa konstruksi

4 Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing

Kualitas dan kapasitas jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung pengembangan wilayah

Sulitnya pembebasan lahan

Adanya kesepakatan antara hirarki pemerintah untuk pembebasan lahan

5 Meningkatnya kemantapan jalan nasional

Kualitas dan kapasitas jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung pengembangan wilayah

Ketersediaan anggaran belum sesuai dengan kebutuhan

Investasi di Jawa Barat semakin meningkat, sehingga perlu dukungan anggaran dari pemerintah pusat

III-38

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

Rencana pengembangan sistem perkotaan di Provinsi Jawa Barat

menetapkan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL, sesuai dengan konteks kebijakan

dan strategi pembangunan wilayah Provinsi Jawa Barat dan berdasarkan

pertimbangan teknis yang telah dilakukan dalam proses penyusunan RTRWP.

Rencana pengembangan sistem perkotaan bertujuan untuk :

1. Menata perkembangan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL yang mendukung

keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antarwilayah yang lebih

merata.

2. Mendorong perkembangan pusat-pusat kegiatan di kawasan-kawasan yang

belum berkembang sesuai dengan fungsi kota yang diharapkan.

3. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan di kawasan-kawasan

yang berkembang dengan cepat.

Rencana pengembangan sistem perkotaan provinsi sebagaimana tercantum

dalam tabel berikut ini.

Tabel III-4

Sistem Perkotaan Provinsi

NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp PKL PERKOTAAN

PKL PERDESAAN

1. Kota Bekasi

Kawasan Perkotaan Bodebek

2. Kab Bekasi

3. Kota Bogor

4. Kab Bogor

5. Kota Depok

6. Kota Sukabumi Sukabumi

7. Kab Sukabumi Palabuhanratu Palabuhanratu

Jampang kulon Sagaranten Jampang tengah

8. Kab Cianjur Cianjur Sindangbarang

Sukanagara

9. Kab Purwakarta Cikopo-Cikampek

Purwakarta

Wanayasa Plered

10. Kab Karawang

Karawang Rengasdengklok Cilamaya

11. Kota Bandung

Kawasan Perkotaan Bandung Raya

12. Kab Bandung Soreang

Ciwidey Banjaran Majalaya Ciparay Cicalengka Rancaekek Cilengkrang

13. Kab Bandung Barat

Ngamprah

Cililin Padalarang Cisarua Lembang

14. Kota Cimahi Cimahi

III-39

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp PKL PERKOTAAN

PKL PERDESAAN

15. Kab Sumedang Sumedang

Tanjungsari Wado Tomo Conggeang

16. Kab Subang Pamanukan Subang Jalan Jagak

Ciasem Pagaden Kalijati Pusakanagara

17. Kab Indramayu Indramayu Jatibarang

Karangampel Kandanghaur Patrol Gantar

18. Kota Cirebon

Cirebon

19. Kab Cirebon Sumber

Arjawinangun Palimanan Lemahabang Ciledug

20. Kab Majalengka Kadipaten Majalengka

Kertajati Jatiwangi Rajagaluh Cikijing Talaga

21. Kab Kuningan Kuningan

Cilimus Ciawigebang Luragung Kadugede

22. Kab Garut Rancabuaya Garut Pameungpeuk

Cikajang Bungbulang

23. Kota Tasikmalaya Tasikmalaya

24. Kab Tasikmalaya Singaparna Karangnunggal

25. Kab Ciamis Pangandaran Pangandaran Ciamis Banjarsari

Kawali Cijeungjing Cikoneng Rancah Panjalu Pamarican Cijulang

26. Kota Banjar Banjar

Wilayah Jawa Barat ditetapkan menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan

(WP) yang merupakan ruang dalam menempatkan rencana pembangunan antar

wilayah dan antar sektor yang akan dilakukan hingga tahun 2025. Sudut pandang

pengembangan WP, pada awalnya merujuk pada isu strategis kewilayahan yang

terbagi dalam 5 (lima) wilayah kerja koordinasi pembangunan di Jawa Barat, yang

terdiri dari Wilayah Priangan Timur, Wilayah Cekungan Bandung, Wilayah

Purwakarta, Wilayah Bogor dan Wilayah Cirebon. Secara garis besar isu strategis

kewilayahan ini menggambarkan kondisi kesenjangan kesejahteraan masyarakat

antar wilayah, dalam hal ini kesenjangan antarwilayah baik antar Kabupaten/Kota

maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Selanjutnya ditetapkan

kebijakan pembangunan kewilayahan, dalam hal ini salah satunya adalah

III-40

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

berdasarkan wilayah pengembangan yang ditentukan berdasarkan potensi

wilayah, aglomerasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan produksi

serta perkembangan daerah sekitarnya tetap dipertahankan. Wilayah

pengembangan juga mengacu pada skenario pengembangan wilayah sesuai target

pencapaian penataan ruang dan arah pengembangan ekonomi.

Wilayah Pengembangan (WP) ditetapkan dalam 6 (enam) wilayah, meliputi

WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Cekungan Bandung, WP Ciayumaja

kuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, serta WP Sukabumi dan sekitarnya.

Rencana WP dilaksanakan berdasarkan penetapan tema, sektor unggulan,

fokus pengembangan, serta pengembangan infrastruktur wilayah di setiap WP.

Rencana Wilayah Pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Tabel III-5 Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Berdasarkan Telaahan RTRW Beserta Faktor Penghambat dan

Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No RTRW Terkait tugas

dan fungsi OPD

Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Faktor

Penghambat Pendorong

1 Pengembangan jaringan jalan primer yang melayani distribusi barang dan jasa yang menghubungkan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL

Kualitas jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung pengembangan wilayah dan pengembangan ekonomi

Lebar jalan rata-rata yang masih di bawah standar, terjadinya kerusakan jalan akibat umur teknis yang sudah habis, adanya muatan lebih, bencana alam dan lain-lain

Adanya kesadaran bahwa jaringan jalan merupakan urat nadi dari pembangunan yang perlu dikelola dengan baik

2 Pengembangan jaringan jalan tol dalam kota maupun antar kota sebagai penghubung antar pusat kegiatan utama

Terbatasnya wewenang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dalam pengelolaan jalan jaringan jalan tol

Sulitnya pembebasan lahan

Adanya kesepakatan antara pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota untuk pembebasan lahan

III-41

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

Gambar 3.2 Rencana Wilayah Pengembangan (WP)

III-42

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

Tabel III-6

Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Berdasarkan Analisis KLHS Berserta Faktor Penghambat dan

Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No Hasil KLHS Terkait Tugas dan Fungsi

OPD

Permasalahan Pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Faktor

Penghambat Pendorong

1. Pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup, perlu dijaga keserasian antar berbagai usaha dan/atau kegiatan. Pada dasarnya pembangunan tersebut menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin

Kegiatan pembangunan dan pengadaan jaringan jalan umumnya berfungsi untuk melayani kepentingan masyarakat. Potensi konflik yang timbul sangat berkaitan dengan umumnya membutuhkan lahan yang luas dan seringkali mengubah tata guna lahan dan ekosistem yang ada

Kajian lingkungan hidup sering membutuhkan waktu yang lama sehingga konstruksi juga terhambat

Adanya peraturan pemerintah yang mengatur perlunya kajian lingkungan hidup

III-43

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dengan menggunakan

metoda pembobotan dirumuskan isu-isu strategis pada pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah, dengan memperhatikan

bahwa isu tersebut :

a) Memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L dan

Provinsi

b) Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD

c) Berdampak besar pada publik

d) Memiliki daya ungkit terhadap pembangunan daerah

e) Kemudahan untuk menangani, dan

f) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Berdasarkan pertimbangan pembobotan tersebut, diperoleh hasil isu-isu

strategis sebagai beriku :

Berdasarkan analisis tersebut di atas, isu-isu strategis yang akan ditangani melalui

Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yaitu:

1. Sebagian besar jaringan jalan sudah habis umur rencananya.

2. Disparitas perkembangan wilayah Utara vs Selatan.

3. Belum terhubungkan sistem kota-kota (PKN, PKW, dan PKL) dan Wilayah

Pengembangan (WP) dengan sistem jaringan jalan yang memadai.

Program yang perlu dilakukan adalah peningkatan jalan dan penggantian

jembatan penghubung antar sistem kota-kota di Jawa Barat.

4. Pertumbuhan kendaraan tidak diikuti dengan pertumbuhan panjang jalan

5. Sistem jaringan jalan belum sepenuhnya dapat mendukung terjadinya

pertumbuhan ekonomi.

6. Peralatan untuk pemeliharaan jalan belum memadai.

7. Belum Optimalnya Kinerja Penataan Ruang Jawa Barat

8. Masih rendahnya Kinerja Jasa Konstruksi

9. Sebagian dari ruas jalan provinsi berada pada jalur rawan bencana.

Untuk isu-isu meningkatnya pertumbuhan jumlah penyedia jasa yang tidak

diikuti dengan sikap professional, pemanfaatan jalan yang tidak sesuai dan

III-44

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT

pengguna jalan melebihi Muatan Sumbu Terberat (MST) yang diizinkan, kegiatan

yang dilakukan yaitu koordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Perhubungan,

pemerintah Kabupaten/Kota, asosiasi penyedia jasa dan lain-lain.

10. Potensi terhambatnya pembangunan akibat terjadinya ketidakharmonisan

antar sektor serta kerusakan lingkungan hidup karena belum adanya Rencana

Tata Ruang sebagai dasar / pedoman pemanfaatan ruang;

11. Perwujudan RTR tidak sesuai dengan rencana pembanguan yang pada

akhirnya hasil pembangunan akan tidak sesuai dengan RTR;

12. Terjadinya pelanggaran tata ruang & belum tertangani dengan baik;

13. Ketaatan terhadap RTRW dan RDTR dalam hal struktur ruang, pola ruang, dan

indikasi program belum optimal; 16. Pelanggaran tata ruang yang diakibatkan

masyarakat dan stakeholders kurang memahami tentang Rencana Tata Ruang

IV-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang

Sebagaimana visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilannya

perlu ditetapkan tujuan, yang ditempuh melalui penetapan beberapa sasaran yang

satu dengan lainnya saling terkait. Sasaran yang dikemukakan dalam Renstra ini

yaitu sasaran dalam waktu 5 tahun (tahun 2018 - 2023). Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan mempertajam fokus

pelaksanaan misi. Tujuan meletakan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah

semua program dan aktivitas dalam melaksanakan misi. Tujuan adalah hasil akhir

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) tahun. Tujuan harus konsisten dengan tugas dan fungsi, secara kolektif,

tujuan menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan–perbaikan yang

ingin diciptakan sesuai tugas dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat. Tujuan merupakan jawaban dari prioritas atau permasalahan

yang teridentifikasi dalam kajian lingkungan internal dan eksternal serta

dikembangkan untuk menjawab isu–isu strategis.

Tujuan bersifat idealistik yang berarti mengandung nilai–nilai keluhuran

dan keinginan kuat untuk menjadi baik dan berhasil. Tujuan tidak bersifat

kuantitatif dalam arti hampir-hampir tidak tergambar dalam angka–angka. Dengan

karakteristik tersebut upaya pencapaian tujuan akhir berlangsung secara terus-

menerus. Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai

melalui tindakan berupa kebijakan alokasi sumber daya, program dan kegiatan.

Penetapan tujuan dan sasaran Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci

keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan. Hal ini dimaksudkan agar dinas

mampu mencapai tujuan dan sasarannya, sehingga tidak ada suatu sasaran

ataupun aktivitas yang terbengkalai atau tidak tercapai, karena dengan

IV-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

mengetahui faktor-faktor kunci keberhasilan berarti sudah mengetahui

kelebihan/kekuatan untuk melaksanakan suatu sasaran, aktivitas dan tidak

melakukan suatu kegiatan dimana ada kekurangan/kelemahan.

Tujuan jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat adalah:

1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian

masyarakat dan pemerataan pembangunan.

2. Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi.

3. Mewujudkan tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien,

berkelanjutan, dan berdaya saing.

4. Meningkatkan tata kelola organisasi perangkat daerah

Sedangkan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang Provinsi Jawa Barat adalah:

1. Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah

2. Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada

ruas-ruas jalan Provinsi di Jawa Barat.

3. Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa

Konstruksi.

4. Terselenggaranya pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan

penataan ruang.

5. Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.

6. Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah.

Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat beserta indikator kinerjanya dapat dilihat

pada tabel 4.1 di bawah ini.

IV-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Meningkatkan kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan pemerataan pembangunan

Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah

Tingkat aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan yang dibangun

88,91 89,11 89,31 89,50 89,70

Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan Provinsi di Jawa Barat

Tingkat kemantapan jalan

91,48 95,53 99,28 99,97 100

2 Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi

Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi

Tingkat kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi

34,75 56,25 74,00 87,00 100,00

Terwujudnya tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing

Terselenggaranya pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang

Persentase penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang

79,25 %

83,00 %

88,75 %

93,00 %

97,50 %

IV-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN

2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien

Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.

Nilai Kepuasan Masyarakat

80 81 83 84 85

Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

Nilai Sakip PD 80 81 83 84 85

V-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB V

STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Strategi dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Untuk mencapai tujuan dan sasaran diperlukan suatu strategi. Strategi

dijabarkan dalam kebijaksanaan, program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun.

Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tertentu untuk mempertajam makna dari

strategi dan menjadi pedoman bagi keputusan-keputusan yang mendukung

strategi. Program merupakan penjabaran tentang langkah-langkah yang diambil

untuk menjabarkan kebijakan. Kegiatan adalah segala sesuatu yang harus

dilakukan dalam merealisasikan program. Kegiatan dilakukan secara bertahap per

tahun selama 5 (lima) tahun.

Tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang dihasilkan dari analisis lingkungan internal dan eksternal (analisis SWOT),

sebagaimana Tabel V-1.

V-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel V.1

Tujuan, Sasaran,Strategi, dan Kebijakan

Visi : Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi

Misi : Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya kinerja jaringan jalan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan pemerataan pembangunan

Meningkatnya peran jalan dalam meningkatkan pengembangan wilayah

Meningkatkan aksesibilitas menuju kawasan strategis provinsi

Pembangunan jalan baru diprioritaskan pada wilayah-wilayah strategis dan memberi dampak siknifikan terhadap pengembangan wilayah.

Pembangunan jalan lingkar dan FO untuk memperlancar lalu lintas di pusat-pusat perekonomian.

Pelebaran jalan pada ruas-ruas jalan yang belum standar.

Meningkatnya kemampuan struktur dan kapasitas jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan provinsi di Jawa Barat

Meningkatkankondisi jalan dan jembatan pada ruas-ruas jalan provinsi untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan mengatasi kemacetan

Pemeliharaan rutin dan berkala dilakukan dengan seksama untuk mempertahankan umur rencana jalan.

Peningkatan jalan dilakukan untuk ruas-ruas jalan yang umur teknisnya sudah terlewati dengan prioritas pada ruas-ruas jalan strategis.

V-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan pelayanan jasa konstruksi

Meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi

Meningkatkan sinergitas pelaku dan pengguna jasa konstruksi

Pengembangan sistem jasa konstruksi

Pengembangan Sumber Daya Manusia Jasa Konstruksi

Terwujudnya tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing

Terselenggaranya penataan ruang kawasan strategis berbasis daya dukung lingkungan dan potensi lokal

Meningkatkan proses perencanaan penataan ruang

Menyiapkan pranata pelaksanaan penataan ruang kawasan

Menyiapkan perangkat dan pemantapan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang

Terselenggaranya tertib penataan ruang melalui penguatan perangkat dan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan penataan ruang

Menyiapkan SDM yang berkualitas.

Menyiapkan perangkat pemantapan pelaksanaan pengendali pemanfaatan ruang.

Meningkatkan penguatan pengawasan pemanfaatan ruang.

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif dan efisien

Meningkatnya kualitas pelayanan perangkat daerah.

Meningkatkan pemenuhan kebutuhan perkantoran, kepegawaian dan keuangan administrasi pelayanan

Meningkatkan kualitas pelayanan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

Meningkatnya akuntabilitas kinerja perangkat daerah

Meningkatkan kualitas perencanaan dan evaluasi perangkat daerah

Meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

V-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

V-5

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

VI-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB VI

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN

5.1 Rencana Program dan Kegiatan

Rencana Strategis Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa

Barat ini juga berisi Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

Provinsi Jawa Barat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Jawa

Barat Tahun 2018 – 2023 yang terdiri dari rencana program pembangunan daerah

yang menunjang secara langsung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan

program prioritas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah termasuk

pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan

Minimal (SPM) yang selanjutnya dijabarkan dalam Renstra Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan

untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi misi

kepala daerah dan wakil kepala daerah dari sisi penyelenggaraan pemerintahan

daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukkan dengan akumulasi

pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau

indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun, sehingga kondisi kinerja yang

diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. lndikator kinerja daerah secara

teknis pada dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program

prioritas yang telah ditetapkan (outcome) atau kompositnya (impact). Suatu

indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis pengaruh dari

satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat

capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan kegiatan prioritas

ditetapkan. Selanjutnya, indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek

yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, serta aspek daya

saing daerah.

Program prioritas untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan

daerah terbagi ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan. Dinas Bina Marga dan

VI-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat termasuk dalam urusan wajib Bidang

Pekerjaan Umum, sub bidang Bina Marga, Sub Bidang Jasa Konstruksi dan Sub

Bidang Penataan Ruang dengan Program yang dilaksanakan adalah :

1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.

Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya keterhubungan pada kawasan

potensial dan pusat-pusat kegiatan.

Indikatornya adalah presentase peningkatan aksesibilitas menuju sentra-

sentra ekonomi dan kawasan potensial

2) Program Peningkatan, Pemeliharaan Berkala dan Pemeliharaan Rutin Jalan dan

Jembatan.

Outcome yang akan dicapai yaitu kembalinya nilai struktur jalan dan jembatan

sesuai dengan umur rencana,kembalinya kondisi badan jalan yang rusak akibat

bencana dan teralirkannya air hujan dengan sistem drainase yang baik agar

tidak merusak jalan

Indikatornya adalah tingkat kemantapan jalan

3) Program Perencanaan Teknik Jalan dan Jembatan

Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya manajemen mutu konstruksi

jalan dan jembatan

Indikatornya adalah persentase ketersediaan dokumen perencanaan teknis

yang siap bangun

4) Program Pengawasan dan Pemanfaatan Jalan dan Jembatan

Outcome yang akan dicapai yaitu terciptanya efisiensi dan efektifitas

pengelolaan jaringan jalan dan jembatan

Indikatornya adalah persentase pengawasan teknis pelaksanaan

pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan

5) Program Pembinaan Jasa Konstruksi

Outcome yang akan dicapai yaitu meningkatnya kualitas sistem jasa konstruksi

dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi

VI-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Indikatornya adalah tingkat ketercapaian pengembangan sistem jasa

konstruksi dan pengembangan Sumber Daya Manusia Jasa Konstruksi

6) Program Penataan ruang

Outcome yang akan dicapai yaitu terwujudnya rencana tata ruang sebagai

acuan pembangunan daerah dan tertib pemanfaatan ruang

Indikatornya adalah persentase ketersediaan rencana tata ruang, rekomendasi

pemanfaatan ruang yang diberikan, rekomendasi gubernur yang diproses

terhadap rancangan perda rencana tata ruang kabupaten/kota, dan

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penataan ruang.

Selain program urusan wajib sub bidang jalan, sub bidang jasa konstruksi,

dan sub bidang penataan ruang, terdapat juga program-program pendukung,

yaitu:

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang

2) Program Dukungan Manajemen Perkantoran Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang

5.2 Pendanaan Indikatif

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah

Tahun 2018 - 2023 disusun pendanaan indikatif dalam melaksanakan program dan

kegiatan di atas, dengan berorientasi pada pencapaian dari indikator kinerja yang

telah ditetapkan.

Sumber pendanaan pelaksanaan program kegiatan yang sudah

direncanakan di atas yaitu APBD Provinsi dan APBN. APBD Provinsi akan

menangani jalan provinsi yang sudah menjadi kewajibannya serta mendukung

kegiatan-kegiatan strategis seperti pembebasan lahan untuk kebutuhan

penanganan jalan, jasa konstruksi dan penataan ruang.

Di samping itu terdapat beberapa ruas jalan yang diusulkan untuk ditangani

dan dibiayai secara bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan

pemerintah pusat sebagaimana dalam tabel berikut ini.

VI-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel VI-

Rencana Pembangunan Jalan dan Jembatan di Provinsi Jawa Barat

NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM

RENCANA (KM)

ANGGARAN (RP) SUMBER DANA

a. Kawasan Agro Techno Park

1 Jalan Sp. Muara Cikadu - Sp. Pancuh Tilu dan Sp. Pancuh Tilu - Cikadu

Kab. Cianjur RPJMD 20,00 220.000.000.000 APBD

b. Kawasan Puspiptek

1 Jalan Bts. Tangerang/Bogor - Parung Kab. Bogor RPJMD 1,15 17.250.000.000 APBD

c. Solusi Kemacetan

1 FO Dewi Sartika, Depok Kota Depok RPJMD 0,50 110.000.000.000 APBD

2 FO Lembang Kab. Bandung Barat RPJMD 0,50 110.000.000.000 APBD

3 FO Jalan Supratman di Kota Bandung Kota Bandung RTRW, RPJMD 0,50 40.000.000.000 APBD

4 FO Laswi di Kota Bandung Kota Bandung RPJMD 0,50 40.000.000.000 APBD

5 FO Kadungora, Kab. Garut Kab. Garut RPJMD 0,50 62.500.000.000 APBD

6 FO Simpang Kadipaten, Kab. Majalengka Kab. Majalengka RPJMD, Rebana 0,50 62.500.000.000 APBD

7 FO Kopo Kota Bandung RTRW, RPJMD 1,30 500.400.000.000 APBN, APBD

8 FO Buah Batu - Kiaracondong Kota Bandung RTRW, RPJMD 1,96 665.900.000.000 APBN, APBD

9 FO Moh. Toha Kota Bandung RPJMD 1,00 384.923.000.000 APBN

10 FO Nurtanio di Kota Bandung Kota Bandung RPJMD 0,72 276.374.000.000 APBN

11 FO Cimareme – Batujajar Kab. Bandung Barat RTRW, RPJMD 0,50 192.461.000.000 APBN

12 FO Simpang Tiga Padalarang - Purwakarta Kab. Bandung Barat RTRW, RPJMD 1,50 577.384.000.000 APBN

VI-5

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM

RENCANA (KM)

ANGGARAN (RP) SUMBER DANA

13 FO Gedebage Kota Bandung RTRW APBN

14 FO Cileunyi Kota Bandung RTRW APBN

15 FO Ledeng Setiabudi Kota Bandung RTRW APBN

16 FO Cibitung Kab. Bekasi RTRW APBN

17 Jalan Lingkar Sukabumi Kab. Kota Sukabumi RPJMD 6,90 422.566.674.000 APBD

18 Jalan Lingkar Gentong Kab. Tasikmalaya RPJMD 10,40 218.400.000.000 APBD

19 Jalan Lingkar Cirebon Kota Cirebon RTRW, RPJMD, Rebana

20,00 420.000.000.000 APBD

20 Jalan Lingkar Kuningan (Ruas Jalan Sampora – Caracas – Panawuan -Kedungarum - Kertawangunan – Cipondok)

Kab. Kuningan RTRW, RPJMD 13,70 411.000.000.000 APBN

21 Jalan Lingkar Banjaran Kab. Bandung RTRW APBD

22 Jalan Lingkar Majalaya Kab. Bandung RTRW APBD

23 Jalan Lingkar Utara dan Selatan Kabupaten Cirebon

Kab. Cirebon RTRW, Rebana APBD

24 Jalan Lingkar Utara Bandung Raya Kab. Bandung, Kota Bandung, Kab. Bandung Barat

RTRW APBD

25 Jalan Lingkar Karawang Kab. Karawang RTRW APBD

26 Jalan Lingkar Palabuhanratu Kab. Sukabumi RTRW APBN

27 Jalan Lingkar ruas Ciseureuh – Arca, Kab. Cianjur

Kab. Cianjur RTRW APBD

28 Jalan Lingkar Kota Subang Kab. Subang RTRW APBD

29 Jalan Lintas Cepat Jalur Pantai Utara Subang - Karawang - Bekasi - Tanjung Priok

Kab. Subang, Kab. Karawang, Bekasi, DKI

RTRW, Rebana APBN

VI-6

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM

RENCANA (KM)

ANGGARAN (RP) SUMBER DANA

30 Lingkar Kadipaten Kab. Majalengka RTRW, Rebana APBD

31 Jalan Puncak II (Sentul – Sp. Sukamakmur – Kota Bunga – Cipanas (Cianjur)

Kab. Bogor dan Kab. Cianjur

RPJMD 67,65 1.014.750.000.000 APBN, APBD,

SWASTA

32 Jalan Alternatif Bandung – Lembang Kota Bandung, Kab. Bandung Barat

RTRW APBD

33 Jalan Sukasari – Lembang Kab. Sumedang, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat

RPJMD 22,00 462.000.000.000 APBD

34 Tol NS - Link Kota Bandung Kota Bandung RTRW 14,30 8.491.000.000.000 SWASTA

35 Jalan Poros Tengah - Purwakarta - Jonggol - Sukamakmur

Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta

RPJMD 89,64 APBD

d. Pengembangan Infrastuktur Wilayah Bodebekpunjur

1 Jalan Tol Bogor Ring Road Kota Bogor, Kab. Bogor

RTRW, PSN, RPJMD

11,00 2.049.000.000.000 SWASTA

2 Jalan Tol Depok - Antasari Kota Depok RTRW, PSN, RPJMD

21,54 2.990.000.000.000 SWASTA

3 Jalan Tol Cinere - Jagorawi Kab. Bogor RTRW, PSN, RPJMD

14,64 3.210.000.000.000 SWASTA

4 Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Kab. Bogor RTRW, PSN, RPJMD

25,40 4.520.000.000.000 SWASTA

5 Jalan Tol Cikarang - Tanjung Priok Kab. Bekasi RTRW 34,50 SWASTA

VI-7

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM

RENCANA (KM)

ANGGARAN (RP) SUMBER DANA

6 Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. Melayu Kab. Bekasi RTRW, PSN, RPJMD

21,04 8.540.000.000.000 SWASTA

7 Jalan Tol Serpong - Cinere Kota Depok, Banten RTRW, PSN, RPJMD

10,10 2.210.000.000.000 SWASTA

e. Cekungan Bandung

1 Jalan Tol Ciranjang - Padalarang Kab. Cianjur, Kab. Bandung Barat

PSN, Cekungan Bandung, RPJMD

33,00 3.247.000.000.000 SWASTA

2 Jalan Tol Cileunyi - Sumedang – Dawuan Kab. Bandung, Kab. Sumedang, Kab. Majalengka

RTRW, PSN, Cekungan

Bandung, RPJMD, Rebana

59,00 8.410.000.000.000 APBN, SWASTA

3 Tol Padalarang – Nanjung – Cipatik - Soreang – Banjaran – Arjasari –Majalaya – Cicalengka – Nagreg

Kab. Bandung Barat, Kab. Bandung

RTRW, Cekungan Bandung

SWASTA

4 Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) Kota Bandung RTRW, Cekungan Bandung

27,30 3.363.000.000.000 APBN, APBD,

SWASTA

f. Mengatasi Disparitas Utara dan Selatan

1 Pembangungan dan peningkatan jalan jalur tengah tengah selatan Jawa Barat Selatan

Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalata, Kab. Ciamis

RPJMD APBD

2 Pembangunan Jembatan Benteng - Manonjaya (batas Kab. Ciamis dan Kab. Tasikmalaya)

Kab. Ciamis, Kab. Tasikmalaya

RTRW APBD

VI-8

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM

RENCANA (KM)

ANGGARAN (RP) SUMBER DANA

g. Alternatif Jalan Khusus dan Keselamatan

1 Jalan Tambang Parung Kab. Bogor RPJMD 15,00 292.500.000.000 APBD, SWASTA

2 Jalan Alternatif Bts. Bandung/Subang - Subang (Tanjakan Emen)

Kab. Subang RTRW, RPJMD 7,30 153.300.000.000 APBD

3 Jalan inspeksi di pinggir tanggul irigasi di Kab. Karawang (Bekasi-Curug-Purwakarta)

Kab. Bekasi, Kab. Purwakarta

RTRW APBD

h. Jalan Akses Bandara dan Pelabuhan

1 Akses Tol BIJB Kab. Majalengka RTRW, Rebana 1,80 456.000.000.000 APBD, SWASTA

2 Akses Tol Patimban Kab. Subang RTRW, Rebana 37,70 6.400.000.000.000 APBN, SWASTA

i. Rencana Umum Jaringan Jalan Tol

1 Jalan Tol Ciawi - Sukabumi Kab. Bogor, Kab. Sukabumi

RTRW, PSN, RPJMD

54,00 5.900.000.000.000 APBN, SWASTA

2 Jalan Tol Sukabumi - Ciranjang Kab. Skabumi, Kab. Cianjur

RTRW, PSN, RPJMD

28,00 1.855.000.000.000 APBN, SWASTA

3 Jalan Tol Cibitung - Cilincing Kab. Bekasi RTRW, PSN, RPJMD

34,00 4.220.000.000.000 SWASTA

4 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Sisi Selatan DKI, Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Purwakarta

RTRW, PSN, RPJMD

64,00 14.690.000.000.000 SWASTA

5 Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated DKI, Kab. Bekasi, Kab. Karawang

RTRW, PSN, RPJMD

36,40 16.230.000.000.000 SWASTA

VI-9

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

NO. KEGIATAN LOKASI DASAR HUKUM

RENCANA (KM)

ANGGARAN (RP) SUMBER DANA

6 Jalan Tol Cikarang - Ciranjang Kab. Bekasi, Kab. Cianjur

RTRW 52,30 5.146.003.000.000 SWASTA

7 Jalan Tol Bojonggede - Balaraja Banten, Kab. Bogor RTRW SWASTA

8 Jalan Tol Subang - Patimban Kab. Subang RTRW, Rebana SWASTA

9 Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road III Ruas Cibinong - Tangerang

Kab. Bekasi, DKI, Banten

RTRW SWASTA

10 Jalan Tol Akses Sentul Selatan - Cipambuan Kab. Bogor RTRW SWASTA

11 Jalan Tol Jagorawi - Cinere Kab. Bogor RTRW SWASTA

12 Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap Kab. Bandung, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kab. Pangandaran

RTRW, Cekungan Bandung

184,00 46.600.000.000.000 APBN, SWASTA

VI-10

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Hitungan pendanaan indikatif dapat dilihat pada Tabel VI-1 berikut :

VI-11

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

VII-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB VII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Dalam bab ini memuat indikator kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang Provinsi Jawa Barat, termasuk Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang merupakan indikator tujuan

dan/atau sasaran yang telah dirumuskan. Selain IKU Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat juga ditetapkan indikator kinerja

penyelenggaraan bidang urusan yang merujuk pada indikator program.

Indikator makro tidak hanya merupakan kinerja dari Dinas Bina Marga

Provinsi Jawa Barat, melainkan merupakan kinerja bersama antara Pemerintah

Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kota, Pemerintah Pusat serta swasta

dan masyarakat. Rencana indikator kinerja dapat dilihat pada tebel berikut :

VII-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel VII-1

Indikator Kinerja Utama Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD

No. INDIKATOR

KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE

RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI

KINERJA PADA AKHIR

PERIODE RPJMD TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

Persentase aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat-pusat kegiatan yang dibangun

88,91% 89,11% 89,31% 89,50% 89,70% 89,70%

2. Tingkat kemantapan jalan 91,48% 95,53% 99,28% 99,97% 100,00% 100,00%

3. Tingkat kualitas sistem jasa konstruksi dan sumber daya manusia Jasa Konstruksi

34,75 56,25 74,00 87,00 100,00 100,00%

4.

Persentase penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang

79,25% 83,00% 88,75% 93,00% 97,50% 97,50%

5. Nilai Kepuasan Masyarakat 81 83 84 85 86 86

VII-3

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

No. INDIKATOR

KONDISI KINERJA PADA AWAL PERIODE

RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI

KINERJA PADA AKHIR

PERIODE RPJMD TAHUN 2018 2019 2020 2021 2022 2023

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

6. Nilai Sakip Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

81 83 84 85 86 86

VII-4

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

Tabel VII-1

Indikator Kinerja Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD

(AMBIL DARI TABEL SEBELUMNYA)

No. PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR SA TU AN

KONDISI KINERJA PADA AWAL

PERIODE RPJMD TAHUN 2018

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN (%) KONDISI KINERJA PADA

AKHIR PERIODE RPJMD

UNIT KERJA PENANGGUNG

JAWAB 2019 2020 2021 2022 2023

.

VIII-1

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

BAB VIII

PENUTUP

Renstra Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat yang

akan dioperasionalkan pada kurun waktu tahun 2018 sampai 2023, merupakan

komitmen aparat Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam

rangka ikut menentukan irama perubahan sesuai dengan tuntutan yang terus

berkembang serta sekaligus mengatur arah perkembangan guna meningkatkan

keberhasilan di masa datang.

Faktor–faktor penentu keberhasilan adalah unsur–unsur dari pemerintah,

masyarakat dan swasta yang menentukan keberhasilan dan kegagalan Dinas Bina

Marga dan Penatan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam mencapai target yang telah

ditentukan. Faktor–faktor penentu keberhasilan juga dapat diartikan sebagai

beberapa hal yang harus berjalan baik jika ingin meyakinkan keberhasilan

pembangunan.

Dalam kaitannya dengan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat, maka faktor–faktor penentu keberhasilan tersebut dapat dianalisis dari

faktor–faktor internal dan eksternal. Keberhasilan Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang Provinsi Jawa Barat ditentukan oleh faktor-faktor kunci keberhasilan yang

dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Tersedianya sumber daya aparatur yang beriman, bertaqwa, profesional dan

bertanggung jawab.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, teknologi dan

potensi alam yang ada.

3. Adanya komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan legislatif dalam

mengalokasikan penyediaan dana yang memadai bagi pemecahan masalah-

masalah kebinamargaan, serta optimasi penggunaan dana dan penajaman

prioritas penanganan jalan.

4. Tersedianya mitra kerja (penyedia jasa) yang memiliki kompetensi tinggi,

bertanggungjawab dan profesional.

.

VIII-2

RENSTRA DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2018-2023

5. Adanya koordinasi yang baik antar instansi di Provinsi Jawa Barat, Kemeterian

Pekerjaan Umum dan Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Barat serta

dunia usaha dan masyarakat.

6. Terciptanya partisipasi dan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan dan

pemanfaatan jalan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Renstra ini akan merupakan sarana operasional dalam mewujudkan tugas

pokok yang diembannya, yaitu dalam rangka perumusan kebijakan teknis,

pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kebinamargaan.

Oleh karenanya, Rencana Strategis ini merupakan perwujudan dari suatu

komitmen penuh seluruh jajaran Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi

Jawa Barat.

Dalam tahap implementasi, amanat yang digariskan dalam Renstra ini,

keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesungguhan dan dukungan dari semua

pihak yang berkepentingan, di samping sikap konsisten seluruh jajaran Dinas Bina

Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat terhadap komitmen tersebut di

atas.