Rendahnya asertivitas remaja saat ini ditunjukkan oleh fakta yaitu lima

remaja sebaya ; Oki, Ferry, Randi, Agus, dan Herry mengeroyok siswa SLTP N

8 Sidorejokidul, Salatiga, Anto Kristianto. Oki dan Ferri satu sekolah dengan

Anto, sedangkan tiga teman lainnya siswa dari SLTP lain. Polisi menyatakan

mereka menghajar Anto karena menilai Anto arogan. Peristiwa ini menunjukkan

bahwa dalam upaya penyelesaian konflik para remaja cenderung

mengembangkan perilaku destruktif tidak dengan asertif (Suara Merdeka, 2002)

Belasan pemuda berseragam putih abu-abu bersenjata tajam dengan

brutal mengamuk di dalam Bis Mayasari Bhakti. Akibatnya seorang siswa Smu,

Armen luka ditikam dan dibacok, serta dua siswa SMU lainnya dan sejumlah

penumpang memar disabet ikat pinggang. Belasan pemuda tersebut mengamuk

dengan sasaran Armen dan teman-temannya ( Pos Kota, 2002 ). Dalam penelitian

ini yang menjadi subjek penelitian adalah remaja siswa SMU

Peristiwa di atas menunjukkan rendahnya kemampuan remaja dalam

menyelesaikan masalah yang teijadi, kurang bertanggungjawabnya remaja

terhadap kepentingan umum, suka membuat keributan, suka merugikan

kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan kesemuanya itu merupakan

perilaku yang tidak asertif.

Perilaku asertif merupakan perilaku spontan yang mengarah langsung

kepada suatu tujuan, yaitu tujuan untuk memperoleh hak-haknya yang dinamakan

hak-hak asertif yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kejujuran, tanggung

jawab, kesadaran diri dan percaya diri (Rees dan Graham, 1991). Oleh karena itu,

seseorang yang asertif akan lebih mudah dalam mencapai tujuan itu disebabkan